Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ISSN 2302-0156 PP. 142- 157 16 Pages KOMPETENSI GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA DALAMPROSES PEMBELAJARAN PADA SMP NEGERI 1 SYAMTALIRA BAYU KABUPATEN ACEH UTARA Maulinar”) Abstrak. Kompetensi guru yang memberikan memotivasi siswa dapat meningkatkan sikap, minat dan tabiat peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi guru dalam mempersiapkan perencanaan motivasi belajar siswa, kompetensi guru dalam meningkatkan minat belajar siswa dan kompetensi guru dalam mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil motivasi dalam meningktakan minat belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk Keabsahan data penelitian ini dilakukan uji kredibilitas. Teknik analisis data dilakukan dengan cara: reduksi, display dan verifikasi data. Subjek penelitian adalah guru SMPN 1 Syamtalira Bayu. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Menyusun perencanaan pembelajaran untuk membangun minat belajar siswa yang secara intrinsik dalam proses belajar mengajar,2) membangun minat belajar siswa yang dapat meningkatkan motivasi secara ekstrinsik siswa dalam proses belajar mengajar dan 3) hambatan guru dalam memotivasi belajar siswa karena guru ada yang tidak mampu dalam pengembangan diri serta masih menganggap siswa anak buah bukan sahabat sehingga ada kesenjangan pendekantan antara guru dangan siswanya. Kata Kunci : Profesional Guru dan Motivasi Siswa Belajar. *) Is a student Maulinar Masters courses Postgraduate Education Administration University of Shiite kuala ** ) Maulinar adalah mahsiswa program studi Magister Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala didik agar memahami konsep-konsep materi PENDAHULUAN Proses belajar mengajar seyogyanya pembelajaran, guru dituntut mampu tenaga pendidik dapat memahami kompetensi memberikan motivasi dalam membangkitkan sebagai suatu rancang bangun untuk peletakan minat secara intrinsik juga minat belajar secara dasar ilmu pengetahuan dalam meningkatkan ekstrinsik mutu pendidikan. Pandangan Arif (2005: 65), menyatakan bahwa: fungsinya “ dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional motivasi adalah sama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007, matlamat, tentang Standar Kualifikasi Akademik dan wawasan, aspiarasi, hasrat atau cita-cita yaitu impian Kompetensi Guru yaitu: keinginan atau keperluan untuk mendorong Standar bersama-sama dikembangkan secara utuh dari empat dalam menggerakkan suatu usaha”. Berdasarkan pernyataan di atas penulis kompetensi menyatakan pedagogik, bahwa: untuk menumbuh kembangkan bakat, minat dan tabiat peserta Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 142 profesional. kompetensi utama, guru ini yaitukompetensi kepribadian, Keempat sosial, dan kompetensi Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Standar kompetensi mencakup dari guru pada SMPN 1 Syamtalira Bayu yang kompetensi inti guru yang dikembangkan melaksanakan aktivitas pembelajaran dalam hal menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, kemampuan yaitu kegiatan belajar mengajar guru kelas SD/MI, dan guru mata dengan pelajaran pembelajaran. Output yang di berikan dalam pada guru Penulis akan menggali berbagai input SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pelaksanaan melaksanakan kriteria motivasi penelitian ini merupakan hasil dari proses pendidikan yang bembelajaran yang dilaksanakan oleh guru memposisikan guru sebagai peletakan batu SMPN pertama dalam merubah sikap, kemampuan dan pembelajaran ketrampilan peserta didik, guru diharapkan menghasilkan sumber daya manusia yang mampu memberdayakan diri sesuai kompetensi berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk yang fondasi menghadapi era globalisasi dalam teknologi pembelajaran di setiap jenjang pendidikan. Alat pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional ukur untuk merubah manusia dari yang tidak telah memposisikan profesional guru yang baik ke arah yang baik sehingga kompetensi dapat profesional guru menjadi suatu perangkat peningkatan mutu pendidikan. telah di jadikan sebagai 1 Syamtalira Bayu. tersebut memberikan perubahan dalam bidang pengajaran. Kebijakan Pelaksanaan diharapkan perubahan dapat dalam pemerintah dalam Penulis akan menggali berbagai input peningkatan kompetensi guru telah ditetapkan dari guru pada SMPN 1 Syamtalira Bayu yang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 melaksanakan aktivitas pembelajaran dalam hal tentang guru dan dosesn, yaitu: “Kompetensi kemampuan yaitu kegiatan belajar mengajar adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dengan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan melaksanakan pembelajaran, kriteria sedangkan output motivasi yang di dikuasai oleh guru atau dosen dalam keprofesionalnya”. berikan dalam penelitian ini merupakan hasil melaksanakan dari proses bembelajaran yang dilaksanakan Berdasarkan oleh merupakan suatu pedoman bagi tenaga pendidik guru SMPN 1 Syamtalira Bayu. tugas ketetapan atas dalam dapat menghasilkan sumber daya manusia yang kualitas berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk Kompetensi tenaga pendidik untuk memotivasi menghadapi era globalisasi dalam teknologi proses pembelajaran yang bermutu merupakan pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional suatu investasi yang mahal terhadap masyarakat telah memposisikan profesional guru yang industri modern. Menyadari hal ini akan dapat menanamkan perubahan peningkatan mutu pendidikan. dalam dirinya dan di Pelaksanaan pembelajaran tersebut diharapkan memberikan memberdayakan tersebut menjadi investasi yang meningkatkan seorang besar guru. untuk teknologi pendidikan. Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 143 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarja Universitas Syiah Kuala Kompetensi guru yang dianggap sangat permasalahan untuk guru maksud untuk menyusun pengetahuan dalam mereka sendiri, mengembangkan inkuiri memahami komptensi. Segala cara dan usaha dan keterampilan berfikir tingkat lebih dilakukan untuk dapat mewujudkan adanya tinggi mengembangkan kemandirian dan pemahaman belajar mengajar. Banyak usaha percaya diri. sulit, meskipun dimiliki ada oleh yang seorang menyenangi yang dilakukan oleh orang tua untuk membantu putra-putrinya agar autentik dengan Pernyataan di atas berkaitan dengan menguasai motivasi guru akan menjadi bahan analisis dan pelajaran. Tenaga pendidik juga merupakan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak tantangan bagi guru terutama dalam hal lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas penilaian siswa terhadap mata pelajaran yang dedikasi seringkali membuat paksa siswa mengalami Kompetensi profesional dalam memotivasi kegagalan saat Ujian Nasional berlangsung. minat belajar siswa yang dimaksud dalam Ibrahim (2005:1), menyatakan bahwa: tulisan ini yakni antara lain kemampuan Belajar mampu yang merupakan proses aktif pemahaman dan loyalitas tentang peserta pengabdiannya. didik secara merangkai pengalaman, menggunakan mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran. masalah di Penelitian dengan mengamati kompetensi guru berlatih dalam membangun minat, bakat dan tabiat ketrampilan-ketrampilan yang bersifat siswa baik secara intrinsik maupun secara khusus. belajar ekstrinsik. Penelitian ini memfokuskan pada tidaklah bersifat pasif. Proses belajar upaya guru dalam meningkatkan kemauan harus belajar, memotivasi minat belajar siswa dan nyata yang lingkungannya terdapat untuk Dengan berpusat demikian pada siswa melalui berbagai aktivitas fisik dan mental. Proses pembelajaran merupakan masalah siswa yang dilibatkan langsung pada kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada SMPN 1 Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara. pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik, siswa TINJAUAN TEORITIS dilatih untuk bekerja sama dengan siswa lain Kompetensi guru termasuk kompetensi dan dapat memperoleh informasi yang banyak profesional lebih jelas lagi ditetapkan dalam kegiatan siswa lebih baik lagi apabila di barengi (pasal: 3), Peraturan Pemerintah Nomor 74 dengan motivasi Arends (Trianto, 2009:92), tahun (2008),yaitu: menyatakan yaitu: Pengajaran Kompetensi dimaksud masalah dalam Pasal 2 merupakan seperangkat pendekatan pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku pembelajaran dimana siswa mengerjakan yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, merupakan berdasarkan sebagaimana suatu Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 144 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dan diaktualisasikan oleh Guru dalam tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru melaksanakan tugas keprofesionalan. (2) dapat membimbing anak melewati masa-masa Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu, pada kompetensi Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman kepribadian, terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga kompetensi dapat mengidentifikasi problem-problem yang ayat (1) meliputi pedagogik, kompetensi kompetensi sosial, profesional yang dan diperoleh melalui dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendidikan profesi. (3) Kompetensi Guru pendekatan yang tepat. Guru merencanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sistem bersifat holistik. sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran yang memamfaatkan Dalam Peraturan Pemerintah tersebut di atas pembelajaran dari awal sampai akhir dapat kompetensi guru dapat memberikan sebuah direncanakan konstribusi dalam pengembangan profesional antisipasi masalah yang kemungkinan dapat seorang guru lebih lanjut lagi pasal 3 ayat 7 timbul dari skenario yang direncanakan. menetapkan bahwa: Kompetensi secara strategis, termasuk Untuk menyatakan bahwa manajemen profesional sebagaimana kelas sebagai pengendalian suatu proses dimaksud pada ayat (2) merupakan pembelajaran Usman (2009:54), menyatakan kemampuan menguasai bahwa: “guru menciptakan situasi belajar bagi pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. teknologi, dan/atau seni dan budaya yang Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk diampunya sekurang-kurangnya dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya meliputi penguasaan: a) materi pelajaran sehingga dapat dilatih dan dikembangkan”. secara luas dan mendalam sesuai dengan Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru standar isi program satuan pendidikan, menggunakan mata pelajaran, dan/atau kelompok mata Menyediakan bahan belajar dan administrasi pelajaran yang akan diampu dan b) dengan menggunakan teknologi informasi. konsep dan metode disiplin keilmuan, Membiasakan anak teknologi, atau seni yang relevan, yang menggunakan teknologi. secara konseptual menaungi atau koheren kemampuan dengan program satuan pendidikan, mata menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali pelajaran, potensinya Guru yang dan/atau dalam kelompok mata pelajaran yang akan diampu. Guru psikologi memiliki perkembangan untuk dan sebagai berinteraksi Guru media. dengan memiliki membimbing melatih anak, untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. pemahaman anak, teknologi akan Guru mampu mengkomunikasikan sehingga perhatian dan bertukar gagasan pada rapat rutin mengetahui dengan benar pendekatan yang yang telah dijadwalkan dengan Kepala Sekolah. Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 145 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarja Universitas Syiah Kuala Hal ini bervariasi antara satu sekolah dengan sangat dituntut kemampuan dan komptensi sekolah yang lain, dari satu kali dalam yang efektif dan efisien, dalam meningkatkan seminggu sampai satu kali dalam satu semester. kemampuan Hamalik (2006: 55), menyatakan bahwa: “suatu pendidikan. kelompok orang yang melakukan kegiatan Kemampuan guru dalam menguasai kelas yang belajar bersama yang mendapat pengajaran dari disebut dengan manajemen kelas, guru harus guru merupakan suatu pemberian ilmu kepada mamahaminya sebagai suatu pola dalam dalam siswa”. Lebih lanjut lagi pandangan Ahmad proses pembelajaran. (1995:1), yaitu “kelas ialah ruangan belajar dan Pada prinsip di atas juga Nawawi (2005:76), atau rombongan belajar”. memandang kelas dari dua sudut, yaitu: peserta didik dilingkungan Guru mempunyai kebebasan untuk 1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan bertukar pandangan, termasuk juga pandangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat yang bertentangan dengan sudut pandang sejumlah kepala sekolah. Kepala sekolah yang mengkaji mengikuti proses belajar mengajar. Kelas ulang anggaran sekolah bersama-sama dengan dalam para guru, menemukan dukungan lebih untuk mengandung sifat statis karena sekadar pelaksanaan program, pandangan guru siswa berkumpul pengertian tradisional untuk ini khususnya apabila menunjuk pengelompokan siswa menurut diperhatikan dalam tingkat perkembangan yang antara lain penyusunan program. Guru merasa sebagai didasarkan pada batas umur kronologis mitra dalam pengembangan mutu sekolah, rasa masing-masing. turut memiliki menambah minat dan peran serta 2. Kelas dalam arti luas adalah suatu dalam program pembelajaran, Komunikasi yang masyarakat terbuka memberikan kesempatan kepada para merupakan bagian dari masyarakat sekolah guru untuk diperlakukan sebagai profesional yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi dan memperoleh penghormatan yang patut menjadi unit kerja yang secara dinamis diterima oleh para guru. menyelenggarakan Mulyasa bahwa: ditentukan ” (2005:151), keberhasilan oleh menyatakan pendidikan kemampuan sangat guru belajar kecil mengajar yang merupakan kegiatan-kegiatan yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan. dalam Berdasarkan pernyataan di atas penulis mengelolah materi pembelajaran, dalam hal ini dapat mampu pengembangan kelas bahwa kegiatan proses meningkatkan produktivitas dan memberikan gambaran prestasi belajar dan meningkatkan prilaku pembelajaran peserata didik di sekolah melalui aplikasi kelompok berbagai konsep dan teknik manajemen kelas”. mendapatkan bimbingan dari pembimbing yang Menurut pernyataan tersebut di atas maka, guru Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 146 merupakan penemu, kesatuan dalam pembaharuan atau yang Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala profesional dan mampu meningkatkan minat untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik- belajar siswa di dalam kelas. baiknya oleh guru. Ahmad (2007: 15), menyatakan bahwa Arikunto (2006:17), berpendapat bahwa “pengelolaan kelas adalah segala usaha yang “pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan mengajar yang efektif dan menyenangkan serta belajar mengajar atau yang membantu dengan dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga baik sesuai kemampuan”. Pandangan di atas dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti sangat erat kaitannya dengan pengelolaan kelas diharapkan”. Pengelolaan dapat dilihat dari dua merupakan segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa kegiatan usaha proses sadar, belajar untuk mengatur mengajar secara dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada pelajaran). persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan merupakan kesempatan yang sangat luas di alat peraga, mewujudkan pengaturan situasi/kondisi Pada sisi pengelolaan kelas ruang belajar, berikan kepada guru sebagaimana, Rosilawati proses belajar (2008:128), menyatakan bahwa: mengajar dan pengaturan, waktu, sehingga pengelolaan kelas adalah kemampuan proses belajar mengajar berjalan dengan baik guru dalam mendayagunakan potensi dan tujuan kurikuler dapat tercapai. kelas berupa pemberian kesempatan yang Pidarta (2005:72), menyatakan bahwa: ” seluas-luasnya pada setiap personal untuk pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan melakukan penggunaan alat-alat yang tepat terhadap kreatif dan terarah sehingga waktu dan problem dan situasi kelas”. Guru profesional dana yang tersedia dapat dimanfaatkan bertugas dan secara efisien untuk melakukan kegiatan- kelas. kegiatan kelas yang berkaitan dengan menciptakan, memelihara memperbaiki, sistem atau organisasi Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas-tugas individual. merupakan bahwa: upaya yang kurikulum dan perkembangan murid. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah Lebih tegas lagi Sudirman (2006:17) menyatakan kegiatan-kegiatan “pengelolaan dalam kelas mendayagunakan upaya mendayagunakan potensi kelas yang dilakukan oleh kegiatan belajar mengajar agar dicapai kondisi optimal potensi kelas”. Kelas mempunyai peranan dan sehingga fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan pembelajaran proses interaksi edukatif, agar memberikan diharapkan. dorongan dan rangsangan terhadap anak didik penanggungjawab dapat sesuai terlaksana dengan kegiatan tujuan yang Pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 147 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarja Universitas Syiah Kuala mengajar secara sistematis yang mengarah pada hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan namun mampu melaksanakan hal-hal yang ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi terkait proses belajar mengajar berjalan dengan baik tersebut. dengan keberhasilan tugas pokok dan tujuan kurikuler dapat tercapai. Pengelolaan Perbedaan sacara individual ini dilihat kelas juga memiliki tujuan khusus dalam proses dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, membangun berbagai minat belajar siswa intelektual, dan psikologis. Faktor ekstern siswa Setidaknya ada delapan langkah yang terkait dengan masalah suasana lingkungan harus dilakukan oleh guru agar mampu belajar, penempatan siswa, pengelompokan menguasai dan mengelola kelas dengan baik. siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika (Rosilawati, 2008:129), adalah: kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, a. Persiapan yang cermat misalnya dua puluh orang ke atas akan b. Tetap menjaga dan terus cenderung lebih mudah terjadi konflik. mengembangkan rutinitas Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di c. Bersikap tenang dan terus percaya diri kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik. d. Bertindak dan bersikap professional e. Mampu mengenali prilaku yang tidak “dalam rangka memperkecil masalah gangguan tepat dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.” f. Menghindari langkah mundur Prinsip-prinsip g. Berkomunikasi dengan orang tua siswa dikemukakan oleh Rosilawati (2008:134-135), secara efektif yaitu: h. Menjaga kemungkinan Djamarah munculnya tinggi, mengendalikan guru kelas 2. Tantangan 3. Bervariasi 4. Keluwesan mampu 5. Penekanan Pada hal-hal yang Positif sehingga 6. Penanaman Disiplin diri akan siswa-siswanya, pengelolaan Hangat dan Antusias Dengan ketenangan dan kepercayaan yang menyebutkan 1. masalah. diri (2006:185) proses pembelajaran akan berjalan sesuai yang Kemampuan guru dalam menerapkan dengan apa yang diharapkan, karena dengan keterampilan bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak mengajar juga merupakan salah satu cara yang akan kehilangan dapat digunakan untuk mencapai pengelolaan keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan. menghadapi Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah mudah panik dan siswa-siswanya. Guru harus bertindak dan bersikap profesional yang tidak Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 148 strategi mengadakan mengajarnya variasi dapat dalam mencegah Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kemungkinan munculnya gangguan siswa serta peristiwa dan kejadian yang menjadi fokus menciptakan iklim belajar mengajar yang penelitian. efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah Penelitian ini di laksanakan pada munculnya gangguan seperti keributan siswa, SMPN 1 Syamtalira Bayu kabupaten Aceh tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas Utara. Sekolah di jadikan sebagai lokasi dan sebagainya. Dalam mengajar dan mendidik, penelitian ini merupakan sekolah yang di guru harus menekankan pada hal-hal yang jadikan positif dan menghindari pemusatan perhatian Internasional (SBI). Letak lembaga pendidikan pada hal-hal yang negatif. ini bagi peneliti mudah di jangkau oleh peneliti. pilot projek Sekolah Berstandar Dengan keadaan lokasi penelitian ini maka, penelitian ini di laksanakan pada SMPN 1 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian akan mengungkap Syamtalira Bayu. kemampuan guru secara profesional dengan subjek penelitian adalah bebarapa guru- pendekatan kualitatif. Taylor guru, wakil kepala sekolah bidang kurikulum (Moleong,2007:3), mengemukakan bahwa: dan kepala sekolah yang dapat memberikan metodologi kualitatif merupakan prosedur data dan informasi sesuai dengan fokus dan penelitian yang menghasilkan data deskriptif tujuan penelitian, yakni untuk mengetahui berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari komptensi ” orang-orang dan Berdasarkan penelitian keadaan perilaku pernyataan kualitatif alamiah ini dan bahwa guru dalam memotivasi minat belajar siswa dan dalam kompetensi guru dalam mengevalusi dan penemuan menindak lanjuti hasil belajar siswa pada dilakukan SMPN 1 Syamtalira Bayu. langsung kepada subjek yang diteliti. Analisis dan interpretasi data merujuk Secara sistematis, faktual dan akurat tentang huhungan yang kepada landasan teoritis yang berhubungan diselidiki dan berdasarkan fokus permasalahan dengan masalah yang diteliti. dalam pendekatan penelitian kualitatif ini antara dalam merencanakan proses pembelajaran, kompetensi atas bersifat guru diamati”. yang di profesional berusaha fenomena mengkaji secara pada penelitian ini. Sugiono “ mendalam tentang kompetensi profesional guru (2007:305), menyatakan: penelitian kualitatif dalam memotivasi siswa, dengan pendekatan yang bertindak sebagai instrument penelitian kualitatif. Permasalahan dari perspekti subjek adalah peneliti itu sendiri, sebab peneliti yang dan partisipan terjun langsung ke lapangan”. Peneliti dapat dengan cara mengkonstruksi semua memaknai bahwa dalam penelitian kualitatif data dan informasi secara holistik, serta yakni mendeskripsikan keberhasilan penelitian (key instrument), karena segala sesuatu gejala, peran peneliti sangat menentukan peneliti secara langsung terlibat di lapangan Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 149 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarja Universitas Syiah Kuala untuk mengumpulkan informasi berbagai data kegiatan melalui dan dalam menggali data dan informasi untuk kepentingan penelitian. observasi, Pengumpulan data dan informasi dalam wawancara dan studi dokumentasi. Peneliti dalam pelaksanaan penelitian menggunakan instrument beberapa yang penelitian ini bertitik tolak dari pendapat Moleong (2007:21), yang menyatakan dijadikan sebagai alat pengumpul data sebagai “Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif berikut: menggunakan teknik observasi, wawancara, dan 1. Pedoman observasi berupa lembaran kajian dokumentasi”. Sesuai pendapat tersebut, memuat daftar item berbagai aspek peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data tentang data dan informasi yang akan dan informasi dengan langkah dan kegiatan digali berkaitan dengan kompetensi Guru sebagai dalam memotivasi minat belajar siswa (2005:145, yaitu sebagai berikut: pada SMPN 1 Syamtalira Bayu. 1) 2. disarankan kegiatan Mulyana dilakukan berisi daftar pertanyaan berstruktur yang sinkronisasi antara data dan informasi yang telah sebelumnya, diperoleh melalui kegiatan wawancara dan responden studi dokumentasi dengan kenyataan hasil memberikan jawaban sesuai dengan isi pengamatan di lapangan. Observasi ini pertanyaan. Adapun data dan informasi dimaksudkan yang dikumpulkan, berkaitan dengan melengkapi kegiatan wawancara dan studi kompetensi dokumentasi. dipersiapkan subjek atau profesional Guru dan adanya keterkaitan untuk memastikan untuk mendukung Peneliti berupaya dan dan untuk kemampuan memotivasi peserta didik dapat mengamati dan merekam semua dalam aspek dan aktifitas yang berkaitan dengan penyelenggaraan pembelajaran kinerja Gurudalam pelaksanaan motivasi serta dampaknya terhadap peningkatan 2) mutu pendidikan. 4. Observasi, yang Pedoman wawancara, yakni format yang sedangkan 3. mana Wawancara, dilaksanakan untuk menggali, Pedoman studi dokumentasi yaitu format menemukan dan mengetahui persepsi para yang berisi item-item tentang data jumlah subjek dan responden penelitian tentang dan kualifikasi guru, program kerja kemampuan, motivasi dan kendala-kendala program para perencanaan pembelajaran, Gurudalam melaksanakan laporan pelaksanaan program dokumen 2 sebagai serta berbagai data dan informasi lainnya dalam kegiatan akademik, manajerial, pada SMPN 1 Syamtalira Bayu. kepemimpinan, Penggunaan alat bantu berupa kamera KTSP di sekolah serta upaya-upaya yang digital, dilakukan tape recorder dan catatan lapangan akan sangat membantu peneliti Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 150 pelaksana motivasi, tugas termasuk pihak terutama pelaksanaan berwenang untuk meningkatkan kompetensi Kepala Sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kegiatan wawancara dilakukan dengan menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah menggunakan pedoman wawancara yang jenuh”. telah disusun sebelumnya berdasarkan kisi- 2. kisi penelitian. Untuk mendapatkan data 3) 4) Penyajian Data Penyajian data (display data) maka dilakukan pendekatan komunikasi dimasudkan dalam penelitian ini, agar lebih dengan pihak-pihak yang di wawancarai mempermudah yaitu: Gurudan guru yang perna di melihat gambaran secara keseluruhan atau motivasi . bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Wawancara ini dilakukan peneliti terhadap Sugiyono (2007: 341), menyatakan bahwa subjek penelitian yang berbeda. Selain itu, melakukan display data selain dengan teks untuk penelitian, naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, wawancara juga dilakukan terhadap guru- network, jaringan kerja dan chart”. Untuk guru yang di motivasi . mengecek apakah peneliti telah memahami apa Studi dokumentasi kegiatan ini dilakukan yang telah didisplaykan, maka perlu dijawab untuk melengkapi data dan informasi yang pertanyaan penelitian. diperoleh melalui kegiatan observasi dan 3. melengkapi data wawancara. Studi dokumentasi ditujukan terhadap surat dan dokumen resmi, bagi peneliti untuk dapat ” Mengambil Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini peneliti terlebih dahulu menganalisis pendekatan dalam termasuk file dan catatan harian tentang penelitian data pribadi kepala sekolah, program kerja, verifikasi data dilakukan secara terus menerus instrument instrument sepanjang proses penelitian dilakukan. Peneliti manajerial dan laporan kegiatan kepala sejak pertama memasuki lapangan dan selama sekolah. Termasuk upaya pembinaan dan proses pengumpulan data, peneliti berusaha pengembangan kompetensi kepala sekolah. untuk menganalisis dan mencari makna dari Dengan hasil penelitian yang telah data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola dikumpulkan maka penulis dapat menganalisis tema, hubungan persamaan, hipotesis dan kembali selanjutnya supaya akademik, dimana kekurangan data penulis berupaya kembali melakukan reduksi yaitu secara dituangkan kualitatif dalam dimana bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif. data yang telah diurutkan sesuai pertanyaan penelitian yang telah dipersiapkan peneliti. 1. Reduksi Data HASIL PENELITIAN Data informasi yang dihimpun tentang Laporan lapangan kemudian direduksi, kompetensi profesional guru dalam memotivasi Huberman (Sugiyono, 2007:337) menyatakan belajar siswa pada SMPN 1 Syamtalira Bayu bahwa: ” aktivitas dalam analisis data kualitatif kabupaten Aceh Utara. Adapun visi, misi dan dilakukan secara intraktif dilakukan terus tujuan SMPN 1 Syamtalira Bayu kabupaten Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 151 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarja Universitas Syiah Kuala Aceh Utara berdasarkan hasil dokumentesi yang dikumpulkan peneliti sebaga berikut: profesional guru pada SMPN 1 Syamtalira Bayu telah menunjukkan “ a. Kompetensi Visi : Menjadi SMPN yang unggul bahwa: guru mengetahui kurikulum walaupun dalam meraih prestasi akademis dan non tidak dapat menyatakan proses pembelajaran akademis di tingkat provisnsi Aceh yang sangat memerlukan kurikulum, pada sisi lainya berlandasan pada IMTAQ, berakhlak mulia dan guru telah mampu memberikan motivasi baik cerdas b. ” sebagai pengantar dalam proses pembelajaran Misi SMPN 1Syamtalira Bayu maupun dalam kegiatan ektrakurikuler lainnya, meliputi: guru sudah 1) Mengupayakan peserta didik menguasai pembelajaran, menguasai teknik mengajar yang IMTAQ dan IPTEKS secara seimbang, sesuai mencapai hasil belajar minimal sesuai kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. dengan dengan stándar kompetensi lulusan. 2) 3) 4) 6) menyusun standar perangkat kompetensi dan Guru mengelola kelas dengan efektif Melaksanakan proses belajar mengajar tanpa sesuai dengan stándar pendidikan yang kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta ditetapkan secara nasional dapat termanfaatkan secara produktif, mampu Meningkatkan pengetahuan keterampilan, audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan kepribadian peserta didik di bidang imtaq motivasi belajar peserta didik dalam mencapai da ipteks melalui proses permbelajaran tujuan pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas Menerapkan metode pembelajaran yang pembelajaran yang dirancang dengan kondisi bervariasi kelas, guru memberikan banyak kesempatan sehingga memungkinkan mendominasi atau sibuk dengan terciptanya suasana pembelajaran yang kepada aktif, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta kreatif inovatif, efektif dan menyenangkan 5) mampu peserta didik untuk bertanya, didik lain. Memberikan kesempatan kepada peserta Upaya guru dalam memotivasi siswa didik untuk mengembangkan diri sesuai pada SMPN 1 Syamtalira Bayu terlihat setiap dengan bakat, minat dan sesuai dengan pagi kebutuhan dengan bimbingan guru tenaga diwajibkan membaca ayat-ayat pendek dalam kependidikan. kitab suci Al Qur’an. Setelah itu siswa baru Meningkatkan kepribadian peserta didik memulai proses pembelajaran, kegiatan ini di melalui keteladanan guru dan warga utarakan oleh salah satu guru (GR.2 Agama) sekolah yang penulis temukan dalam penelitian ini. dalam memahami dan melaksnakan peraturan sekolah yangb berlandasan iman dan taqwa. sebelum proses pembelajaran siswa Program sekolah yang kaitanya dengan motivasi intrinsik berupa pembinaan mengajak siswa dalam berkomunikasi, mengajarkan tutur Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 152 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala kata yang baik dan juga memberikan motivasi secara langsung proses motivasi di SMPN 1 untuk Syamtalira Bayu telah terlaksana dengan baik. masa menyarankan depan supaya siswa dapat yaitu guru melajutkan Hambatan lainya yang penulis temukan keperguruan tinggi dan juga mengarah kan terhadap siswa yang kurang perhatian orang kepada pekerjaan. tuanya terjadi hambatan kepada guru tidak ada Selama proses penelitian berlangsung penulis memilah-milah sebagai kompetensi yang dinyatakan siswa yang malas kesekolah. Penulis temukan dalam berbagai kendala lagi siswa yang memang tidak memotivasi siswa. Penulis telah berusaha patuh dalam bimbingan guru sering membuat memahami bagaimana yang termasuk motivasi gadu dalam lingkungan sekolah. Pernyataan intrinsik Hasil guru kepada penulis fungsi bimpen telah penelitian menunjukan kegiatan pembelajaran dilaksanakan tetapi hubungan antara orang tua maupun diluar proses pembelajaran guru selalu dengan sekolah sulit, alasan tersebut adalah memberikan dorongan kepada siswanya. Hasil tempat tingga jauh, pekerjaan orang tua, sebgai pengamatan penulis pernyataan guru (GR.4 pelaut, sebagai petani dan sebgai pedagang Olah Raga), menyatakan pembinaan siswa pada sehingga orang tua murid tidak dapat di SMPN 1 Syamtaliara Bayu juga melalui laksanakan dengan baik. dan motivasi profesional hubungan komunikasi dengan guru, kemudian ekstrinsik. kegiatan olahraga, Pramuka, PMR dan UKS. Hambatan lainya yang penulis temukan Siswa dibina dengan memberikan bimbingan yaitu program bimbingan konseling belum tentang tujuan menuntut ilmu pengetahuan, mengarah pada peningkatan bakat dan minat kesehatan, pendidikan dan pembinaan tentang belajar siswa, penulis temukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang di bimbing oleh dokumen BP hanya bimbingan dilakukan guru yang ditugaskan pada kegiatan tersebut. sewaktu ada siswa yang bermasalah, kalau Pemberdayaan guru pada SMPN 1 Syamtalira Bayu sebagai mana di utarakan oleh kepala sekolah sebagai berikut: pemberdayaan siswa tidak bermasalah dengan lingkungan sekolah siswa tidak diberikan bimbingan. Selama peneliti pada SMPN 1 guru pada SMPN 1 Syamtalira Bayu mengarah Syamtalira Bayu penulis tidak begitu banyak pada 5 pilar yaitu:1) pembinaan tentang skil menemukan tenik mengajar di kelas, 2) teknik mendesain tentang kerja sama baik antar sekolah maupun materi ajar yang disusun dalam silbaus mandiri terhadap donator pendidikan. Faktor ini lah dan juga RPP mandiri, 3) desain evaluasi masih jauh dari yang di inginkan berdasarkan pembelajaran, 4) desain motivasi pembelajaran kebutuhan pendidikan. hambatan dalam peningkatan dan 5) desain program tidak lanjut hasil pembelajaran. Dari ke 5 pilar tersebut dengan Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 153 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarja Universitas Syiah Kuala menyatakan bahwa: “administrasi pendidikan PEMBAHASAN Kompetensi profesional guru pada adalah sebagai suatu proses SMPN 1 Syamtalira Bayu menunjukkan nilai kegiatan positif seperti pelaksanaan bimbingan khusus pendidikan yaitu bimbingan konseling yang dilakukan oleh perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan guru bimbingan, dalam pertemuan khusus seperti bersama–sama keseluruhan yang dalam meliputi bidang prosedur pengkoordinasian, bimbingan agama dalam tatanan aqidah dan pengkomunikasian, pengawasan dan evaluasi, akhlak kepada siswa dengan menggunakan fasilitas yang tersedia, Sanjaya. (2007: 132), menyatakan baik personal, material ataupun spiritual guna bahwa: “Jika anda berhubungan dengan murid mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan terlebih dahulu memulai merancang pangajaran, efisien. menyusun pelatihan, merancang hubungan intraksi dengan siswa yang memebrikan bantuan kemauan untuk pembelajaran”. Hal ini senada dengan pendapat Slameto (2005:2), yang mengemukakan: Belajar adalah suatu proses usaha yang Seharusnya guru memberikan cara-cara dilakukan seseorang untuk meperoleh yang berkesan dan ada pula cara-cara yang suatu perubahan tingkah laku yang baik tidak berkesan dalam memberikan penghargaan keseluruhan, sebagai hasil pengalaman untuk meningkatkan kegiatan belajar, sikap sendiri terhadap belajar dan sikap terhadap diri sendiri lingkungannya. Ciri perubahan tingkah murid, tetapi jangan lupa untuk pelajar-pelajar laku dalam pengertian disini meliputi tertentu mungkin dapat merusak motivasi enam aspek yaitu 1) Perubahan yang belajar mereka. Oleh kerana itub sebagai guru terjadi secara sadar, 2) Perubahan dalam harus berhati-hati dalam melaksanakan ujian belajar bersifat kontinu dan fungsional, dan memberikan angka atau markah kepada 3) Perubahan dalam belajar bersifat siswa. melupakan positif dan aktif, 4) Perubahan dalam pembekalan kepada siswa dari dalam diri siswa belajar bukan bersifat sementara, 5) tersebut yaitu memberikan dorongan supaya Perubahan dalam belajar bertujuan dan mengerti pembinaan mental siswa. Program terarah, 6) Perubahan mencakup seluruh pengembangan kurikulum merupakan suatu aspek tingkah laku. Pelaksanaan tersebut program motivasi pihak sekolah yang dapat dalam interaksi dengan Kelima pilar tersebut di atas pihak memberikan gambaran kepada guru dalam sekolah melaksanakan proses pembelajaran. dilaksanakan dalam meningkatkan kualitas. Selanjutnya penulis mencoba menyatakan pemberdayaan guru Sutrisno (2010:172), menyatakan bahwa: memberikan pengertian administrasi pendidikan Kinerja adalah kuantitas, kualitas, dan dalam buku kurikulum Purwanto (2006:4, waktu Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 154 yang digunakan dalam Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menjalankan tugas. Kuantitas adalah kegiatan yang dapat menjadikan peserta hasil yang dapat dihitung sejauh mana didik lebih menjadi percaya diri dalam seseorang dapat berhasil mencapai tujuan menghadapi yang telah ditetapkan. Kualitas adalah Kreativitas guru memberikan bimbingan bagaimana seseorang dalam menjalankan khusus berupa kegiatan pengajian yang tugasnya, yaitu mengenai banyaknya merupakan bimbingan motivasi secara kesalahan yang dibuat, kedisiplinan, dan intrinsik dari dalam diri anak bentuk usaha ketepatan. ini merupakan proses pendidikan yang Motivasi secara ekstrinsik dapat juga berkumpul bersama, melakukan pembelajaran. dijadikan suatu program sekolah dalam dilakukan di waktu siswa bersama guru dalam keadaan proses membina. 2. Kompetensi guru dalam memotivasi siswa wisata, pelaksanakan kegiatan PMR, Pramuka secara ekstrinsik pelaksanaannya lebih dan kegiatan keagamaan. Upaya ini merupakan mengarah pada kemampuan siswa dalam kompetensi profesional dalam memahami konsep materi ajar termasuk memberikan motivasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Motivasi guru ekstrinsik meningkatkan minat belajar. ekstrinsik tercapai pada siswa apabila guru Motivasi sangat terkait dalam belajar, banyak mengetahui teknik mengajar atau dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun penguasaan kelas dimana, siswa menjadi dalam proses belajar, dengan motivasi juga menarik dalam memahami materi yang kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat disajikan oleh guru. diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang studi pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti Saran 1. Dalam proses pembelajaran guru dalam akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu memotivasi secara intrinsik bagi guru disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi dituntut memiliki berbagai pengetahuan yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan dan pemahaman yang bermanfaat untuk melakukan menimbulkan dan meningkatkan motivasi aktivitas, menentukan arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. siswa dalam belajar, sehingga proses belajar yang dilaksanakan berjalan secara PENUTUP optimal. Oleh kerana itu, guru perlu Kesimpulan memahami 1. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan prinsip dan teknik-teknik pertemuan untuk membangkitkan dan meningkatkan khusus seperti bimbingan agama dalam tatanan aqidah dan akhlak dan menghayati serta motivasi siswa dalam pembelajaran. kepada siswa kegiatan ini merupakan suatu Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 155 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarja Universitas Syiah Kuala 2. Guru yang memberi semangat kepada Damin, Sudarwan, 2006. Visi Baru pelajar dengan menekankan bahawa semua Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi pelajar dapat berhasil dalam belajar, asal Aksara berusaha keras, rajin, tekun dan tidak mengenal putus asa, akan menimbulkan Furchan, Arif, 2005. Pengantar Penelitian dalam semangat siswa untuk belajar. Mereka Moleong, Lexy J., 2007. Metodologi Penelitian boleh berusaha lagi untuk memperoleh Kualitatif yang Remaja Rosdakarya. benar. mengembangkan Guru seperti standard Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset tidak takut untuk salah dalam belajar, kerana mereka yakin jika salah, mereka Pendidikan. ini edisi revisi, Bandung: (tingkat disebut Purwanto, N., 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis "Multidimensional Classroom". Berbeda dan Praktis. Bandung: PT. Remaja dengan gaya guru yang mengembangkan Rosdakarya kualitas) standar kesuksesan kesuksesan yang "Unidimensional Classroom", yang menekankan bahwa kesuksesan hanya dapat diraih oleh siswa yang mempunyai potensi inteligensi tinggi Surya, Muhammad, 2005. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti Winaya. atau siswa yang cerdas. Slameto, 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi, 2005. Mempengaruhinya. Manajemen Jakarta: Rineka Cipta. Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Suriati, 2009. Penerapan Model Pembelajaran Arikunto, Suharsmi, 2006. Prosedur penelitian Berdasarkan Masalah (Problem Based Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Instruction) pada Materi Phytagoras di Rineka Cipta. SMP Negeri 3 Banda Aceh Tenggara. Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press. Sutrisno, E., 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Volume 3, No. 1, Februari 2015 Skripsi Universitas Syiah Kuala. Kencana Prenada Media Group Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabet. - 156 Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Sudjana, Nana, 2006. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Wina, Sanjaya, 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Volume 3, No. 1, Februari 2015 - 157