kompetensi guru dalam memotivasi siswa dalamproses

advertisement
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0156
PP. 142- 157
16 Pages
KOMPETENSI GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA
DALAMPROSES PEMBELAJARAN PADA
SMP NEGERI 1 SYAMTALIRA BAYU
KABUPATEN ACEH UTARA
Maulinar”)
Abstrak. Kompetensi guru yang memberikan memotivasi siswa dapat meningkatkan sikap, minat
dan tabiat peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kompetensi guru dalam mempersiapkan perencanaan motivasi belajar siswa, kompetensi guru
dalam meningkatkan minat belajar siswa dan kompetensi guru dalam mengevaluasi dan menindak
lanjuti hasil motivasi dalam meningktakan minat belajar siswa. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk Keabsahan data penelitian ini dilakukan uji
kredibilitas. Teknik analisis data dilakukan dengan cara: reduksi, display dan verifikasi data.
Subjek penelitian adalah guru SMPN 1 Syamtalira Bayu. Hasil penelitian menunjukkan: 1)
Menyusun perencanaan pembelajaran untuk membangun minat belajar siswa yang secara intrinsik
dalam proses belajar mengajar,2) membangun minat belajar siswa yang dapat meningkatkan
motivasi secara ekstrinsik siswa dalam proses belajar mengajar dan 3) hambatan guru dalam
memotivasi belajar siswa karena guru ada yang tidak mampu dalam pengembangan diri serta
masih menganggap siswa anak buah bukan sahabat sehingga ada kesenjangan pendekantan antara
guru dangan siswanya.
Kata Kunci : Profesional Guru dan Motivasi Siswa Belajar.
*) Is a student Maulinar Masters courses Postgraduate Education Administration University of
Shiite kuala
**
) Maulinar adalah mahsiswa program studi Magister Administrasi Pendidikan Pasca Sarjana
Universitas Syiah Kuala
didik agar memahami konsep-konsep materi
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar seyogyanya
pembelajaran,
guru
dituntut
mampu
tenaga pendidik dapat memahami kompetensi
memberikan motivasi dalam membangkitkan
sebagai suatu rancang bangun untuk peletakan
minat secara intrinsik juga minat belajar secara
dasar ilmu pengetahuan dalam meningkatkan
ekstrinsik
mutu pendidikan. Pandangan Arif (2005: 65),
menyatakan bahwa:
fungsinya
“
dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
motivasi adalah sama
Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007,
matlamat,
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
wawasan,
aspiarasi, hasrat atau cita-cita yaitu impian
Kompetensi Guru yaitu:
keinginan atau keperluan untuk mendorong
Standar
bersama-sama
dikembangkan secara utuh dari empat
dalam
menggerakkan
suatu
usaha”. Berdasarkan pernyataan di atas penulis
kompetensi
menyatakan
pedagogik,
bahwa:
untuk
menumbuh
kembangkan bakat, minat dan tabiat peserta
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 142
profesional.
kompetensi
utama,
guru
ini
yaitukompetensi
kepribadian,
Keempat
sosial,
dan
kompetensi
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Standar
kompetensi
mencakup
dari guru pada SMPN 1 Syamtalira Bayu yang
kompetensi inti guru yang dikembangkan
melaksanakan aktivitas pembelajaran dalam hal
menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA,
kemampuan yaitu kegiatan belajar mengajar
guru kelas SD/MI, dan guru mata
dengan
pelajaran
pembelajaran. Output yang di berikan dalam
pada
guru
Penulis akan menggali berbagai input
SD/MI,
SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK.
Pelaksanaan
melaksanakan
kriteria
motivasi
penelitian ini merupakan hasil dari proses
pendidikan
yang
bembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
memposisikan guru sebagai peletakan batu
SMPN
pertama dalam merubah sikap, kemampuan dan
pembelajaran
ketrampilan peserta didik, guru diharapkan
menghasilkan sumber daya manusia yang
mampu memberdayakan diri sesuai kompetensi
berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk
yang
fondasi
menghadapi era globalisasi dalam teknologi
pembelajaran di setiap jenjang pendidikan. Alat
pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional
ukur untuk merubah manusia dari yang tidak
telah memposisikan profesional guru yang
baik ke arah yang baik sehingga kompetensi
dapat
profesional guru menjadi suatu perangkat
peningkatan mutu pendidikan.
telah
di
jadikan
sebagai
1
Syamtalira
Bayu.
tersebut
memberikan
perubahan dalam bidang pengajaran.
Kebijakan
Pelaksanaan
diharapkan
perubahan
dapat
dalam
pemerintah
dalam
Penulis akan menggali berbagai input
peningkatan kompetensi guru telah ditetapkan
dari guru pada SMPN 1 Syamtalira Bayu yang
dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
melaksanakan aktivitas pembelajaran dalam hal
tentang guru dan dosesn, yaitu: “Kompetensi
kemampuan yaitu kegiatan belajar mengajar
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dengan
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
melaksanakan
pembelajaran,
kriteria
sedangkan
output
motivasi
yang
di
dikuasai
oleh
guru
atau
dosen
dalam
keprofesionalnya”.
berikan dalam penelitian ini merupakan hasil
melaksanakan
dari proses bembelajaran yang dilaksanakan
Berdasarkan
oleh
merupakan suatu pedoman bagi tenaga pendidik
guru
SMPN
1
Syamtalira
Bayu.
tugas
ketetapan
atas
dalam
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
kualitas
berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk
Kompetensi tenaga pendidik untuk memotivasi
menghadapi era globalisasi dalam teknologi
proses pembelajaran yang bermutu merupakan
pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional
suatu investasi yang mahal terhadap masyarakat
telah memposisikan profesional guru yang
industri modern. Menyadari hal ini akan
dapat
menanamkan
perubahan
peningkatan mutu pendidikan.
dalam
dirinya
dan
di
Pelaksanaan pembelajaran tersebut diharapkan
memberikan
memberdayakan
tersebut
menjadi
investasi
yang
meningkatkan
seorang
besar
guru.
untuk
teknologi pendidikan.
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 143
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarja Universitas Syiah Kuala
Kompetensi guru yang dianggap sangat
permasalahan
untuk
guru
maksud untuk menyusun pengetahuan
dalam
mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
memahami komptensi. Segala cara dan usaha
dan keterampilan berfikir tingkat lebih
dilakukan untuk dapat mewujudkan adanya
tinggi mengembangkan kemandirian dan
pemahaman belajar mengajar. Banyak usaha
percaya diri.
sulit,
meskipun
dimiliki
ada
oleh
yang
seorang
menyenangi
yang dilakukan oleh orang tua untuk membantu
putra-putrinya
agar
autentik
dengan
Pernyataan di atas berkaitan dengan
menguasai
motivasi guru akan menjadi bahan analisis dan
pelajaran. Tenaga pendidik juga merupakan
pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak
tantangan bagi guru terutama dalam hal
lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas
penilaian siswa terhadap mata pelajaran yang
dedikasi
seringkali membuat paksa siswa mengalami
Kompetensi profesional dalam memotivasi
kegagalan saat Ujian Nasional berlangsung.
minat belajar siswa yang dimaksud dalam
Ibrahim (2005:1), menyatakan bahwa:
tulisan ini yakni antara lain kemampuan
Belajar
mampu
yang
merupakan
proses
aktif
pemahaman
dan
loyalitas
tentang
peserta
pengabdiannya.
didik
secara
merangkai pengalaman, menggunakan
mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran.
masalah
di
Penelitian dengan mengamati kompetensi guru
berlatih
dalam membangun minat, bakat dan tabiat
ketrampilan-ketrampilan yang bersifat
siswa baik secara intrinsik maupun secara
khusus.
belajar
ekstrinsik. Penelitian ini memfokuskan pada
tidaklah bersifat pasif. Proses belajar
upaya guru dalam meningkatkan kemauan
harus
belajar, memotivasi minat belajar siswa dan
nyata
yang
lingkungannya
terdapat
untuk
Dengan
berpusat
demikian
pada
siswa
melalui
berbagai aktivitas fisik dan mental.
Proses
pembelajaran
merupakan
masalah siswa yang dilibatkan langsung pada
kegiatan
belajar
sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
SMPN 1 Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh
Utara.
pengetahuannya
benar-benar diserapnya dengan baik, siswa
TINJAUAN TEORITIS
dilatih untuk bekerja sama dengan siswa lain
Kompetensi guru termasuk kompetensi
dan dapat memperoleh informasi yang banyak
profesional lebih jelas lagi ditetapkan dalam
kegiatan siswa lebih baik lagi apabila di barengi
(pasal: 3), Peraturan Pemerintah Nomor 74
dengan motivasi Arends (Trianto, 2009:92),
tahun (2008),yaitu:
menyatakan yaitu:
Pengajaran
Kompetensi
dimaksud
masalah
dalam Pasal 2 merupakan seperangkat
pendekatan
pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku
pembelajaran dimana siswa mengerjakan
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai,
merupakan
berdasarkan
sebagaimana
suatu
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 144
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
dan diaktualisasikan oleh Guru dalam
tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru
melaksanakan tugas keprofesionalan. (2)
dapat membimbing anak melewati masa-masa
Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud
sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu,
pada
kompetensi
Guru memiliki pengetahuan dan pemahaman
kepribadian,
terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga
kompetensi
dapat mengidentifikasi problem-problem yang
ayat
(1)
meliputi
pedagogik,
kompetensi
kompetensi
sosial,
profesional
yang
dan
diperoleh
melalui
dihadapi anak serta menentukan solusi dan
pendidikan profesi. (3) Kompetensi Guru
pendekatan yang tepat. Guru merencanakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
sistem
bersifat holistik.
sumber daya yang ada. Semua aktivitas
pembelajaran
yang
memamfaatkan
Dalam Peraturan Pemerintah tersebut di atas
pembelajaran dari awal sampai akhir dapat
kompetensi guru dapat memberikan sebuah
direncanakan
konstribusi dalam pengembangan profesional
antisipasi masalah yang kemungkinan dapat
seorang guru lebih lanjut lagi pasal 3 ayat 7
timbul dari skenario yang direncanakan.
menetapkan bahwa:
Kompetensi
secara
strategis,
termasuk
Untuk menyatakan bahwa manajemen
profesional
sebagaimana
kelas
sebagai
pengendalian
suatu
proses
dimaksud pada ayat (2) merupakan
pembelajaran Usman (2009:54), menyatakan
kemampuan
menguasai
bahwa: “guru menciptakan situasi belajar bagi
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan,
anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan.
teknologi, dan/atau seni dan budaya yang
Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk
diampunya
sekurang-kurangnya
dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya
meliputi penguasaan: a) materi pelajaran
sehingga dapat dilatih dan dikembangkan”.
secara luas dan mendalam sesuai dengan
Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru
standar isi program satuan pendidikan,
menggunakan
mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
Menyediakan bahan belajar dan administrasi
pelajaran yang akan diampu dan b)
dengan menggunakan teknologi informasi.
konsep dan metode disiplin keilmuan,
Membiasakan
anak
teknologi, atau seni yang relevan, yang
menggunakan
teknologi.
secara konseptual menaungi atau koheren
kemampuan
dengan program satuan pendidikan, mata
menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali
pelajaran,
potensinya
Guru
yang
dan/atau
dalam
kelompok
mata
pelajaran yang akan diampu.
Guru
psikologi
memiliki
perkembangan
untuk
dan
sebagai
berinteraksi
Guru
media.
dengan
memiliki
membimbing
melatih
anak,
untuk
mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
pemahaman
anak,
teknologi
akan
Guru
mampu
mengkomunikasikan
sehingga
perhatian dan bertukar gagasan pada rapat rutin
mengetahui dengan benar pendekatan yang
yang telah dijadwalkan dengan Kepala Sekolah.
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 145
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarja Universitas Syiah Kuala
Hal ini bervariasi antara satu sekolah dengan
sangat dituntut kemampuan dan komptensi
sekolah yang lain, dari satu kali dalam
yang efektif dan efisien, dalam meningkatkan
seminggu sampai satu kali dalam satu semester.
kemampuan
Hamalik (2006: 55), menyatakan bahwa: “suatu
pendidikan.
kelompok orang yang melakukan kegiatan
Kemampuan guru dalam menguasai kelas yang
belajar bersama yang mendapat pengajaran dari
disebut dengan manajemen kelas, guru harus
guru merupakan suatu pemberian ilmu kepada
mamahaminya sebagai suatu pola dalam dalam
siswa”. Lebih lanjut lagi pandangan Ahmad
proses pembelajaran.
(1995:1), yaitu “kelas ialah ruangan belajar dan
Pada prinsip di atas juga Nawawi (2005:76),
atau rombongan belajar”.
memandang kelas dari dua sudut, yaitu:
peserta
didik
dilingkungan
Guru mempunyai kebebasan untuk
1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan
bertukar pandangan, termasuk juga pandangan
yang dibatasi oleh empat dinding, tempat
yang bertentangan dengan sudut pandang
sejumlah
kepala sekolah. Kepala sekolah yang mengkaji
mengikuti proses belajar mengajar. Kelas
ulang anggaran sekolah bersama-sama dengan
dalam
para guru, menemukan dukungan lebih untuk
mengandung sifat statis karena sekadar
pelaksanaan
program,
pandangan
guru
siswa
berkumpul
pengertian
tradisional
untuk
ini
khususnya
apabila
menunjuk pengelompokan siswa menurut
diperhatikan
dalam
tingkat perkembangan yang antara lain
penyusunan program. Guru merasa sebagai
didasarkan pada batas umur kronologis
mitra dalam pengembangan mutu sekolah, rasa
masing-masing.
turut memiliki menambah minat dan peran serta
2. Kelas dalam arti luas adalah suatu
dalam program pembelajaran, Komunikasi yang
masyarakat
terbuka memberikan kesempatan kepada para
merupakan bagian dari masyarakat sekolah
guru untuk diperlakukan sebagai profesional
yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi
dan memperoleh penghormatan yang patut
menjadi unit kerja yang secara dinamis
diterima oleh para guru.
menyelenggarakan
Mulyasa
bahwa:
ditentukan
”
(2005:151),
keberhasilan
oleh
menyatakan
pendidikan
kemampuan
sangat
guru
belajar
kecil
mengajar
yang
merupakan
kegiatan-kegiatan
yang
kreatif
untuk
mencapai suatu tujuan.
dalam
Berdasarkan pernyataan di atas penulis
mengelolah materi pembelajaran, dalam hal ini
dapat
mampu
pengembangan kelas bahwa kegiatan proses
meningkatkan
produktivitas
dan
memberikan
gambaran
prestasi belajar dan meningkatkan prilaku
pembelajaran
peserata didik di sekolah melalui aplikasi
kelompok
berbagai konsep dan teknik manajemen kelas”.
mendapatkan bimbingan dari pembimbing yang
Menurut pernyataan tersebut di atas maka, guru
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 146
merupakan
penemu,
kesatuan
dalam
pembaharuan
atau
yang
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
profesional dan mampu meningkatkan minat
untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-
belajar siswa di dalam kelas.
baiknya oleh guru.
Ahmad (2007: 15), menyatakan bahwa
Arikunto (2006:17), berpendapat bahwa
“pengelolaan kelas adalah segala usaha yang
“pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta
belajar mengajar atau yang membantu dengan
dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan
maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga
baik sesuai kemampuan”. Pandangan di atas
dapat terlaksana kegiatan belajar yang seperti
sangat erat kaitannya dengan pengelolaan kelas
diharapkan”. Pengelolaan dapat dilihat dari dua
merupakan
segi, yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa
kegiatan
usaha
proses
sadar,
belajar
untuk
mengatur
mengajar
secara
dan pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat
sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada
pelajaran).
persiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan
merupakan kesempatan yang sangat luas di
alat
peraga,
mewujudkan
pengaturan
situasi/kondisi
Pada
sisi
pengelolaan
kelas
ruang
belajar,
berikan kepada guru sebagaimana, Rosilawati
proses
belajar
(2008:128), menyatakan bahwa:
mengajar dan pengaturan, waktu, sehingga
pengelolaan kelas adalah kemampuan
proses belajar mengajar berjalan dengan baik
guru dalam mendayagunakan potensi
dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
kelas berupa pemberian kesempatan yang
Pidarta (2005:72), menyatakan bahwa:
”
seluas-luasnya pada setiap personal untuk
pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan
melakukan
penggunaan alat-alat yang tepat terhadap
kreatif dan terarah sehingga waktu dan
problem dan situasi kelas”. Guru profesional
dana yang tersedia dapat dimanfaatkan
bertugas
dan
secara efisien untuk melakukan kegiatan-
kelas.
kegiatan kelas yang berkaitan dengan
menciptakan,
memelihara
memperbaiki,
sistem atau organisasi
Sehingga anak didik dapat memanfaatkan
kemampuannya, bakat, dan energinya pada
tugas-tugas individual.
merupakan
bahwa:
upaya
yang
kurikulum dan perkembangan murid.
Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah
Lebih tegas lagi Sudirman (2006:17)
menyatakan
kegiatan-kegiatan
“pengelolaan
dalam
kelas
mendayagunakan
upaya mendayagunakan potensi kelas yang
dilakukan
oleh
kegiatan
belajar mengajar agar dicapai kondisi optimal
potensi kelas”. Kelas mempunyai peranan dan
sehingga
fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan
pembelajaran
proses interaksi edukatif, agar memberikan
diharapkan.
dorongan dan rangsangan terhadap anak didik
penanggungjawab
dapat
sesuai
terlaksana
dengan
kegiatan
tujuan
yang
Pengelolaan kelas merupakan usaha
sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 147
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarja Universitas Syiah Kuala
mengajar secara sistematis yang mengarah pada
hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya,
penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan
namun mampu melaksanakan hal-hal yang
ruang belajar, mewujudkan situasi atau kondisi
terkait
proses belajar mengajar berjalan dengan baik
tersebut.
dengan
keberhasilan
tugas
pokok
dan tujuan kurikuler dapat tercapai. Pengelolaan
Perbedaan sacara individual ini dilihat
kelas juga memiliki tujuan khusus dalam proses
dari segi aspek yaitu perbedaan biologis,
membangun berbagai minat belajar siswa
intelektual, dan psikologis. Faktor ekstern siswa
Setidaknya ada delapan langkah yang
terkait dengan masalah suasana lingkungan
harus dilakukan oleh guru agar mampu
belajar, penempatan siswa, pengelompokan
menguasai dan mengelola kelas dengan baik.
siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah
Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt
jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika
(Rosilawati, 2008:129), adalah:
kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas,
a.
Persiapan yang cermat
misalnya dua puluh orang ke atas akan
b.
Tetap
menjaga
dan
terus
cenderung
lebih
mudah
terjadi
konflik.
mengembangkan rutinitas
Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di
c.
Bersikap tenang dan terus percaya diri
kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
d.
Bertindak dan bersikap professional
e.
Mampu mengenali prilaku yang tidak
“dalam rangka memperkecil masalah gangguan
tepat
dalam pengelolaan kelas dapat dipergunakan.”
f.
Menghindari langkah mundur
Prinsip-prinsip
g.
Berkomunikasi dengan orang tua siswa
dikemukakan oleh Rosilawati (2008:134-135),
secara efektif
yaitu:
h.
Menjaga
kemungkinan
Djamarah
munculnya
tinggi,
mengendalikan
guru
kelas
2.
Tantangan
3.
Bervariasi
4.
Keluwesan
mampu
5.
Penekanan Pada hal-hal yang Positif
sehingga
6.
Penanaman Disiplin diri
akan
siswa-siswanya,
pengelolaan
Hangat dan Antusias
Dengan ketenangan dan kepercayaan
yang
menyebutkan
1.
masalah.
diri
(2006:185)
proses pembelajaran akan berjalan sesuai
yang
Kemampuan guru dalam menerapkan
dengan apa yang diharapkan, karena dengan
keterampilan
bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak
mengajar juga merupakan salah satu cara yang
akan
kehilangan
dapat digunakan untuk mencapai pengelolaan
keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika
kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
menghadapi
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah
mudah
panik
dan
siswa-siswanya.
Guru
harus
bertindak dan bersikap profesional yang tidak
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 148
strategi
mengadakan
mengajarnya
variasi
dapat
dalam
mencegah
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
kemungkinan munculnya gangguan siswa serta
peristiwa dan kejadian yang menjadi fokus
menciptakan iklim belajar mengajar yang
penelitian.
efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah
Penelitian ini di laksanakan pada
munculnya gangguan seperti keributan siswa,
SMPN 1 Syamtalira Bayu kabupaten Aceh
tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas
Utara. Sekolah di jadikan sebagai lokasi
dan sebagainya. Dalam mengajar dan mendidik,
penelitian ini merupakan sekolah yang di
guru harus menekankan pada hal-hal yang
jadikan
positif dan menghindari pemusatan perhatian
Internasional (SBI). Letak lembaga pendidikan
pada hal-hal yang negatif.
ini bagi peneliti mudah di jangkau oleh peneliti.
pilot
projek
Sekolah
Berstandar
Dengan keadaan lokasi penelitian ini maka,
penelitian ini di laksanakan pada SMPN 1
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
akan
mengungkap
Syamtalira Bayu.
kemampuan guru secara profesional dengan
subjek penelitian adalah bebarapa guru-
pendekatan
kualitatif.
Taylor
guru, wakil kepala sekolah bidang kurikulum
(Moleong,2007:3),
mengemukakan
bahwa:
dan kepala sekolah yang dapat memberikan
metodologi kualitatif merupakan prosedur
data dan informasi sesuai dengan fokus dan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
tujuan penelitian, yakni untuk mengetahui
berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
komptensi
”
orang-orang
dan
Berdasarkan
penelitian
keadaan
perilaku
pernyataan
kualitatif
alamiah
ini
dan
bahwa
guru dalam memotivasi minat belajar siswa dan
dalam
kompetensi guru dalam mengevalusi dan
penemuan
menindak lanjuti hasil belajar siswa pada
dilakukan
SMPN 1 Syamtalira Bayu.
langsung kepada subjek yang diteliti.
Analisis dan interpretasi data merujuk
Secara sistematis, faktual dan akurat
tentang
huhungan
yang
kepada landasan teoritis yang berhubungan
diselidiki dan berdasarkan fokus permasalahan
dengan masalah yang diteliti. dalam pendekatan
penelitian
kualitatif
ini
antara
dalam
merencanakan proses pembelajaran, kompetensi
atas
bersifat
guru
diamati”.
yang
di
profesional
berusaha
fenomena
mengkaji
secara
pada
penelitian
ini.
Sugiono
“
mendalam tentang kompetensi profesional guru
(2007:305), menyatakan: penelitian kualitatif
dalam memotivasi siswa, dengan pendekatan
yang bertindak sebagai instrument penelitian
kualitatif. Permasalahan dari perspekti subjek
adalah peneliti itu sendiri, sebab peneliti yang
dan partisipan
terjun langsung ke lapangan”. Peneliti dapat
dengan cara mengkonstruksi semua
memaknai bahwa dalam penelitian kualitatif
data dan informasi secara holistik, serta
yakni
mendeskripsikan
keberhasilan penelitian (key instrument), karena
segala
sesuatu
gejala,
peran
peneliti
sangat
menentukan
peneliti secara langsung terlibat di lapangan
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 149
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarja Universitas Syiah Kuala
untuk
mengumpulkan
informasi
berbagai
data
kegiatan
melalui
dan
dalam menggali data dan informasi untuk
kepentingan penelitian.
observasi,
Pengumpulan data dan informasi dalam
wawancara dan studi dokumentasi.
Peneliti dalam pelaksanaan penelitian
menggunakan
instrument
beberapa
yang
penelitian ini bertitik tolak dari pendapat
Moleong
(2007:21),
yang
menyatakan
dijadikan sebagai alat pengumpul data sebagai
“Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif
berikut:
menggunakan teknik observasi, wawancara, dan
1.
Pedoman observasi berupa lembaran
kajian dokumentasi”. Sesuai pendapat tersebut,
memuat daftar item berbagai aspek
peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data
tentang data dan informasi yang akan
dan informasi dengan langkah dan kegiatan
digali berkaitan dengan kompetensi Guru
sebagai
dalam memotivasi minat belajar siswa
(2005:145, yaitu sebagai berikut:
pada SMPN 1 Syamtalira Bayu.
1)
2.
disarankan
kegiatan
Mulyana
dilakukan
berisi daftar pertanyaan berstruktur yang
sinkronisasi antara data dan informasi yang
telah
sebelumnya,
diperoleh melalui kegiatan wawancara dan
responden
studi dokumentasi dengan kenyataan hasil
memberikan jawaban sesuai dengan isi
pengamatan di lapangan. Observasi ini
pertanyaan. Adapun data dan informasi
dimaksudkan
yang dikumpulkan, berkaitan dengan
melengkapi kegiatan wawancara dan studi
kompetensi
dokumentasi.
dipersiapkan
subjek
atau
profesional
Guru
dan
adanya
keterkaitan
untuk
memastikan
untuk
mendukung
Peneliti
berupaya
dan
dan
untuk
kemampuan memotivasi peserta didik
dapat mengamati dan merekam semua
dalam
aspek dan aktifitas yang berkaitan dengan
penyelenggaraan
pembelajaran
kinerja Gurudalam pelaksanaan motivasi
serta dampaknya terhadap peningkatan
2)
mutu pendidikan.
4.
Observasi,
yang
Pedoman wawancara, yakni format yang
sedangkan
3.
mana
Wawancara, dilaksanakan untuk menggali,
Pedoman studi dokumentasi yaitu format
menemukan dan mengetahui persepsi para
yang berisi item-item tentang data jumlah
subjek dan responden penelitian tentang
dan kualifikasi guru, program kerja
kemampuan, motivasi dan kendala-kendala
program
para
perencanaan
pembelajaran,
Gurudalam
melaksanakan
laporan pelaksanaan program dokumen 2
sebagai
serta berbagai data dan informasi lainnya
dalam kegiatan akademik, manajerial,
pada SMPN 1 Syamtalira Bayu.
kepemimpinan,
Penggunaan alat bantu berupa kamera
KTSP di sekolah serta upaya-upaya yang
digital,
dilakukan
tape
recorder
dan
catatan
lapangan akan sangat membantu peneliti
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 150
pelaksana
motivasi,
tugas
termasuk
pihak
terutama
pelaksanaan
berwenang
untuk
meningkatkan kompetensi Kepala Sekolah.
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Kegiatan wawancara dilakukan dengan
menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah
menggunakan pedoman wawancara yang
jenuh”.
telah disusun sebelumnya berdasarkan kisi-
2.
kisi penelitian. Untuk mendapatkan data
3)
4)
Penyajian Data
Penyajian
data
(display
data)
maka dilakukan pendekatan komunikasi
dimasudkan dalam penelitian ini, agar lebih
dengan pihak-pihak yang di wawancarai
mempermudah
yaitu: Gurudan guru yang perna di
melihat gambaran secara keseluruhan atau
motivasi .
bagian-bagian tertentu dari data penelitian.
Wawancara ini dilakukan peneliti terhadap
Sugiyono (2007: 341), menyatakan bahwa
subjek penelitian yang berbeda. Selain itu,
melakukan display data selain dengan teks
untuk
penelitian,
naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik,
wawancara juga dilakukan terhadap guru-
network, jaringan kerja dan chart”. Untuk
guru yang di motivasi .
mengecek apakah peneliti telah memahami apa
Studi dokumentasi kegiatan ini dilakukan
yang telah didisplaykan, maka perlu dijawab
untuk melengkapi data dan informasi yang
pertanyaan penelitian.
diperoleh melalui kegiatan observasi dan
3.
melengkapi
data
wawancara. Studi dokumentasi ditujukan
terhadap
surat
dan
dokumen
resmi,
bagi
peneliti
untuk
dapat
”
Mengambil Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini peneliti
terlebih dahulu menganalisis pendekatan dalam
termasuk file dan catatan harian tentang
penelitian
data pribadi kepala sekolah, program kerja,
verifikasi data dilakukan secara terus menerus
instrument
instrument
sepanjang proses penelitian dilakukan. Peneliti
manajerial dan laporan kegiatan kepala
sejak pertama memasuki lapangan dan selama
sekolah. Termasuk upaya pembinaan dan
proses pengumpulan data, peneliti berusaha
pengembangan kompetensi kepala sekolah.
untuk menganalisis dan mencari makna dari
Dengan hasil penelitian yang telah
data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola
dikumpulkan maka penulis dapat menganalisis
tema, hubungan persamaan, hipotesis dan
kembali
selanjutnya
supaya
akademik,
dimana
kekurangan
data
penulis berupaya kembali melakukan reduksi
yaitu
secara
dituangkan
kualitatif
dalam
dimana
bentuk
kesimpulan yang masih bersifat tentatif.
data yang telah diurutkan sesuai pertanyaan
penelitian yang telah dipersiapkan peneliti.
1.
Reduksi Data
HASIL PENELITIAN
Data informasi yang dihimpun tentang
Laporan lapangan kemudian direduksi,
kompetensi profesional guru dalam memotivasi
Huberman (Sugiyono, 2007:337) menyatakan
belajar siswa pada SMPN 1 Syamtalira Bayu
bahwa: ” aktivitas dalam analisis data kualitatif
kabupaten Aceh Utara. Adapun visi, misi dan
dilakukan secara intraktif dilakukan terus
tujuan SMPN 1 Syamtalira Bayu kabupaten
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 151
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarja Universitas Syiah Kuala
Aceh Utara berdasarkan hasil dokumentesi
yang dikumpulkan peneliti sebaga berikut:
profesional guru pada
SMPN 1 Syamtalira Bayu telah menunjukkan
“
a.
Kompetensi
Visi : Menjadi SMPN yang unggul
bahwa: guru mengetahui kurikulum walaupun
dalam meraih prestasi akademis dan non
tidak dapat menyatakan proses pembelajaran
akademis di tingkat provisnsi Aceh yang
sangat memerlukan kurikulum, pada sisi lainya
berlandasan pada IMTAQ, berakhlak mulia dan
guru telah mampu memberikan motivasi baik
cerdas
b.
”
sebagai pengantar dalam proses pembelajaran
Misi
SMPN
1Syamtalira
Bayu
maupun dalam kegiatan ektrakurikuler lainnya,
meliputi:
guru
sudah
1)
Mengupayakan peserta didik menguasai
pembelajaran, menguasai teknik mengajar yang
IMTAQ dan IPTEKS secara seimbang,
sesuai
mencapai hasil belajar minimal sesuai
kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran.
dengan
dengan stándar kompetensi lulusan.
2)
3)
4)
6)
menyusun
standar
perangkat
kompetensi
dan
Guru mengelola kelas dengan efektif
Melaksanakan proses belajar mengajar
tanpa
sesuai dengan stándar pendidikan yang
kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta
ditetapkan secara nasional
dapat termanfaatkan secara produktif, mampu
Meningkatkan pengetahuan keterampilan,
audio‐visual (termasuk tik) untuk meningkatkan
kepribadian peserta didik di bidang imtaq
motivasi belajar peserta didik dalam mencapai
da ipteks melalui proses permbelajaran
tujuan pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas
Menerapkan metode pembelajaran yang
pembelajaran yang dirancang dengan kondisi
bervariasi
kelas, guru memberikan banyak kesempatan
sehingga
memungkinkan
mendominasi
atau
sibuk
dengan
terciptanya suasana pembelajaran yang
kepada
aktif,
mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta
kreatif
inovatif,
efektif
dan
menyenangkan
5)
mampu
peserta
didik
untuk
bertanya,
didik lain.
Memberikan kesempatan kepada peserta
Upaya guru dalam memotivasi siswa
didik untuk mengembangkan diri sesuai
pada SMPN 1 Syamtalira Bayu terlihat setiap
dengan bakat, minat dan sesuai dengan
pagi
kebutuhan dengan bimbingan guru tenaga
diwajibkan membaca ayat-ayat pendek dalam
kependidikan.
kitab suci Al Qur’an. Setelah itu siswa baru
Meningkatkan kepribadian peserta didik
memulai proses pembelajaran, kegiatan ini di
melalui keteladanan guru dan warga
utarakan oleh salah satu guru (GR.2 Agama)
sekolah
yang penulis temukan dalam penelitian ini.
dalam
memahami
dan
melaksnakan peraturan sekolah yangb
berlandasan iman dan taqwa.
sebelum
proses
pembelajaran
siswa
Program sekolah yang kaitanya dengan
motivasi intrinsik berupa pembinaan mengajak
siswa dalam berkomunikasi, mengajarkan tutur
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 152
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
kata yang baik dan juga memberikan motivasi
secara langsung proses motivasi di SMPN 1
untuk
Syamtalira Bayu telah terlaksana dengan baik.
masa
menyarankan
depan
supaya
siswa
dapat
yaitu
guru
melajutkan
Hambatan lainya yang penulis temukan
keperguruan tinggi dan juga mengarah kan
terhadap siswa yang kurang perhatian orang
kepada pekerjaan.
tuanya terjadi hambatan kepada guru tidak ada
Selama proses penelitian berlangsung
penulis
memilah-milah
sebagai
kompetensi
yang
dinyatakan
siswa yang malas kesekolah. Penulis temukan
dalam
berbagai kendala lagi siswa yang memang tidak
memotivasi siswa. Penulis telah berusaha
patuh dalam bimbingan guru sering membuat
memahami bagaimana yang termasuk motivasi
gadu dalam lingkungan sekolah. Pernyataan
intrinsik
Hasil
guru kepada penulis fungsi bimpen telah
penelitian menunjukan kegiatan pembelajaran
dilaksanakan tetapi hubungan antara orang tua
maupun diluar proses pembelajaran guru selalu
dengan sekolah sulit, alasan tersebut adalah
memberikan dorongan kepada siswanya. Hasil
tempat tingga jauh, pekerjaan orang tua, sebgai
pengamatan penulis pernyataan guru (GR.4
pelaut, sebagai petani dan sebgai pedagang
Olah Raga), menyatakan pembinaan siswa pada
sehingga orang tua murid tidak dapat di
SMPN 1 Syamtaliara Bayu juga melalui
laksanakan dengan baik.
dan
motivasi
profesional
hubungan komunikasi dengan guru, kemudian
ekstrinsik.
kegiatan olahraga, Pramuka, PMR dan UKS.
Hambatan lainya yang penulis temukan
Siswa dibina dengan memberikan bimbingan
yaitu program bimbingan konseling belum
tentang tujuan menuntut ilmu pengetahuan,
mengarah pada peningkatan bakat dan minat
kesehatan, pendidikan dan pembinaan tentang
belajar siswa, penulis temukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler yang di bimbing oleh
dokumen BP hanya bimbingan dilakukan
guru yang ditugaskan pada kegiatan tersebut.
sewaktu ada siswa yang bermasalah, kalau
Pemberdayaan guru pada SMPN 1
Syamtalira Bayu sebagai mana di utarakan oleh
kepala sekolah sebagai berikut: pemberdayaan
siswa tidak bermasalah dengan lingkungan
sekolah siswa tidak diberikan bimbingan.
Selama
peneliti
pada
SMPN
1
guru pada SMPN 1 Syamtalira Bayu mengarah
Syamtalira Bayu penulis tidak begitu banyak
pada 5 pilar yaitu:1) pembinaan tentang skil
menemukan
tenik mengajar di kelas, 2) teknik mendesain
tentang kerja sama baik antar sekolah maupun
materi ajar yang disusun dalam silbaus mandiri
terhadap donator pendidikan. Faktor ini lah
dan juga RPP mandiri, 3) desain evaluasi
masih jauh dari yang di inginkan berdasarkan
pembelajaran, 4) desain motivasi pembelajaran
kebutuhan pendidikan.
hambatan
dalam
peningkatan
dan 5) desain program tidak lanjut hasil
pembelajaran. Dari ke 5 pilar tersebut dengan
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 153
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarja Universitas Syiah Kuala
menyatakan bahwa: “administrasi pendidikan
PEMBAHASAN
Kompetensi
profesional guru pada
adalah
sebagai
suatu
proses
SMPN 1 Syamtalira Bayu menunjukkan nilai
kegiatan
positif seperti pelaksanaan bimbingan khusus
pendidikan
yaitu bimbingan konseling yang dilakukan oleh
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
guru
bimbingan,
dalam
pertemuan
khusus
seperti
bersama–sama
keseluruhan
yang
dalam
meliputi
bidang
prosedur
pengkoordinasian,
bimbingan agama dalam tatanan aqidah dan
pengkomunikasian, pengawasan dan evaluasi,
akhlak kepada siswa
dengan menggunakan fasilitas yang tersedia,
Sanjaya.
(2007:
132),
menyatakan
baik personal, material ataupun spiritual guna
bahwa: “Jika anda berhubungan dengan murid
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan
terlebih dahulu memulai merancang pangajaran,
efisien.
menyusun pelatihan, merancang hubungan
intraksi
dengan
siswa
yang
memebrikan
bantuan kemauan untuk pembelajaran”.
Hal
ini
senada
dengan
pendapat
Slameto (2005:2), yang mengemukakan:
Belajar adalah suatu proses usaha yang
Seharusnya guru memberikan cara-cara
dilakukan seseorang untuk meperoleh
yang berkesan dan ada pula cara-cara yang
suatu perubahan tingkah laku yang baik
tidak berkesan dalam memberikan penghargaan
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
untuk meningkatkan kegiatan belajar, sikap
sendiri
terhadap belajar dan sikap terhadap diri sendiri
lingkungannya. Ciri perubahan tingkah
murid, tetapi jangan lupa untuk pelajar-pelajar
laku dalam pengertian disini meliputi
tertentu mungkin dapat merusak motivasi
enam aspek yaitu 1) Perubahan yang
belajar mereka. Oleh kerana itub sebagai guru
terjadi secara sadar, 2) Perubahan dalam
harus berhati-hati dalam melaksanakan ujian
belajar bersifat kontinu dan fungsional,
dan memberikan angka atau markah kepada
3) Perubahan dalam belajar bersifat
siswa.
melupakan
positif dan aktif, 4) Perubahan dalam
pembekalan kepada siswa dari dalam diri siswa
belajar bukan bersifat sementara, 5)
tersebut yaitu memberikan dorongan supaya
Perubahan dalam belajar bertujuan dan
mengerti pembinaan mental siswa. Program
terarah, 6) Perubahan mencakup seluruh
pengembangan kurikulum merupakan suatu
aspek tingkah laku.
Pelaksanaan
tersebut
program motivasi pihak sekolah yang dapat
dalam
interaksi
dengan
Kelima pilar tersebut di atas pihak
memberikan gambaran kepada guru dalam
sekolah
melaksanakan proses pembelajaran.
dilaksanakan dalam meningkatkan kualitas.
Selanjutnya
penulis
mencoba
menyatakan
pemberdayaan
guru
Sutrisno (2010:172), menyatakan bahwa:
memberikan pengertian administrasi pendidikan
Kinerja adalah kuantitas, kualitas, dan
dalam buku kurikulum Purwanto (2006:4,
waktu
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 154
yang
digunakan
dalam
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
menjalankan tugas. Kuantitas adalah
kegiatan yang dapat menjadikan peserta
hasil yang dapat dihitung sejauh mana
didik lebih menjadi percaya diri dalam
seseorang dapat berhasil mencapai tujuan
menghadapi
yang telah ditetapkan. Kualitas adalah
Kreativitas guru memberikan bimbingan
bagaimana seseorang dalam menjalankan
khusus berupa kegiatan pengajian yang
tugasnya, yaitu mengenai banyaknya
merupakan bimbingan motivasi secara
kesalahan yang dibuat, kedisiplinan, dan
intrinsik dari dalam diri anak bentuk usaha
ketepatan.
ini merupakan proses pendidikan yang
Motivasi secara ekstrinsik dapat juga
berkumpul
bersama,
melakukan
pembelajaran.
dijadikan suatu program sekolah dalam
dilakukan di waktu siswa bersama guru dalam
keadaan
proses
membina.
2.
Kompetensi guru dalam memotivasi siswa
wisata, pelaksanakan kegiatan PMR, Pramuka
secara ekstrinsik pelaksanaannya lebih
dan kegiatan keagamaan. Upaya ini merupakan
mengarah pada kemampuan siswa dalam
kompetensi
profesional
dalam
memahami konsep materi ajar termasuk
memberikan
motivasi
dalam
kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Motivasi
guru
ekstrinsik
meningkatkan minat belajar.
ekstrinsik tercapai pada siswa apabila guru
Motivasi sangat terkait dalam belajar,
banyak mengetahui teknik mengajar atau
dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun
penguasaan kelas dimana, siswa menjadi
dalam proses belajar, dengan motivasi juga
menarik dalam memahami materi yang
kualitas hasil belajar siswa kemungkinan dapat
disajikan oleh guru.
diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar
bidang
studi
pendidikan
agama
Islam
mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti
Saran
1.
Dalam proses pembelajaran guru dalam
akan tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu
memotivasi secara intrinsik bagi guru
disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi
dituntut memiliki berbagai pengetahuan
yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan
dan pemahaman yang bermanfaat untuk
melakukan
menimbulkan dan meningkatkan motivasi
aktivitas,
menentukan
arah
perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya.
siswa dalam belajar, sehingga proses
belajar yang dilaksanakan berjalan secara
PENUTUP
optimal. Oleh kerana itu, guru perlu
Kesimpulan
memahami
1.
Upaya yang dilakukan oleh guru dalam
menerapkan prinsip dan teknik-teknik
pertemuan
untuk membangkitkan dan meningkatkan
khusus
seperti
bimbingan
agama dalam tatanan aqidah dan akhlak
dan
menghayati
serta
motivasi siswa dalam pembelajaran.
kepada siswa kegiatan ini merupakan suatu
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 155
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarja Universitas Syiah Kuala
2.
Guru yang memberi semangat kepada
Damin,
Sudarwan,
2006.
Visi
Baru
pelajar dengan menekankan bahawa semua
Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi
pelajar dapat berhasil dalam belajar, asal
Aksara
berusaha keras, rajin, tekun dan tidak
mengenal putus asa, akan menimbulkan
Furchan, Arif, 2005. Pengantar Penelitian
dalam
semangat siswa untuk belajar. Mereka
Moleong, Lexy J., 2007. Metodologi Penelitian
boleh berusaha lagi untuk memperoleh
Kualitatif
yang
Remaja Rosdakarya.
benar.
mengembangkan
Guru
seperti
standard
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset
tidak takut untuk salah dalam belajar,
kerana mereka yakin jika salah, mereka
Pendidikan.
ini
edisi
revisi,
Bandung:
(tingkat
disebut
Purwanto, N., 2006. Ilmu Pendidikan Teoritis
"Multidimensional Classroom". Berbeda
dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
dengan gaya guru yang mengembangkan
Rosdakarya
kualitas)
standar
kesuksesan
kesuksesan
yang
"Unidimensional
Classroom", yang menekankan bahwa
kesuksesan hanya dapat diraih oleh siswa
yang mempunyai potensi inteligensi tinggi
Surya,
Muhammad,
2005. Psikologi
Pembelajaran
dan
Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti
Winaya.
atau siswa yang cerdas.
Slameto, 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arikunto,
Suharsimi,
2005.
Mempengaruhinya.
Manajemen
Jakarta:
Rineka
Cipta.
Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.
Suriati, 2009. Penerapan Model Pembelajaran
Arikunto, Suharsmi, 2006. Prosedur penelitian
Berdasarkan Masalah (Problem Based
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Instruction) pada Materi Phytagoras di
Rineka Cipta.
SMP Negeri 3 Banda Aceh Tenggara.
Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Belajar.
Semarang: UPT UNNES Press.
Sutrisno, E., 2010. Budaya Organisasi. Jakarta:
Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Volume 3, No. 1, Februari 2015
Skripsi Universitas Syiah Kuala.
Kencana Prenada Media Group
Sugiyono,
2007.
Metode
Penelitian
Administrasi. Bandung: Alfabet.
- 156
Jurnal Administrasi Pendidikan
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Sudjana, Nana, 2006. Dasar-dasar Proses
Belajar
Mengajar.
Jakarta:
Bina
Aksara.
Wina, Sanjaya, 2007. Strategi Pembelajaran
Berorientasi
Standar
Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Volume 3, No. 1, Februari 2015
- 157
Download