24 BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Kerangka Teori II.1.1. Komunikasi dan Komunikasi Efektif Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok lain untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain baik secara langsung, yakni secara lisan, maupun secara tidak langsung melalui media. Ditinjau dari segi penyampaian pernyataan, komunikasi bertujuan bersifat informative dan persuasive.Komunikasi persuasive (persuasive communication) lebih sulit dari komunikasi informative (informative communication), karena memang tidak mudah untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang atau sejumlah orang. (Effendy, 2000: 5) Menurut Carl L Hovland dalam karyanya “Social Communication”, menjelaskan komunikasi adalah proses seseorang menyampaikan rangsangan (biasanya dengan lambing, kata/gambar) guna merubah sikap dan tingkah laku orang lain (Lubis, 2005: 9). Sifat komunikasi ada dua, yaitu : a. Komunikasi tatap muka (face to face communication) Komunikasi tatap muka dipakai apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku dari komunikan secara langsung. Dengan saling berpandangan, komunikator dapat melihat dan menilai proses komunikasi, apakah komunikan memperhatikan dan mengerti akan informasi yang disampaikan oleh komunikator atau malah sebaliknya. b. Komunikasi bermedia (mediated communication) Komunikasi bermedia pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informative karena tidak begitu ampuh dalam merubah tingkah laku Universitas Sumatera Utara 25 orang lain. Namun, tergantung pada situasi, kondisi dan efek yang diharapkan. Media mana yang dipakai, apakah surat kabar, majalah, tv, radio, film, siapa sasaran yang dituju, efek apa yang diharapkan, isi yang dikomunikasikan dan sebagainya (Carl L. Hovland (dalam Lubis, 2005: 9)). Sebagai model verbal dalam komunikasi dikemukakan oleh Harold D. Laswell formula ini umumnya digunakan untuk mengkaji masalah atau menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi. Formula ini mengindikasikan bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan dan memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi. Meskipun sangat sederhana, formula ini telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. II.1.2. Promosi Pariwisata dan Wisatawan Promosi merupakan salah satu metode dari komunikasi pemasaran dalam upaya untuk menginformasikan atau menawarkan suatu produk pariwisata. Dengan proses komunikasi maka, promosi yang dilakukan dapat berjalan secara efektif serta dapat mendorong calon wisatawan agar mengunjungi tempat tujuan wisata yang dikehendakinya. Dengan kata lain, promosi merupakan kegiatan dalam memasarkan. Menurut Basu Swastha dalam (Marius, 1999:240-241) “promosi dipandang sebagai arus informasi/persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang/organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertahanan dalam pemasaran”. Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa promosi merupakan cara berkomunikasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong atau menarik calon konsumen agar membeli produk atau jasa yang dipasarkan. Dalam hal ini biasanya upaya promosi pariwisata dikemas dengan sangat menarik agar Universitas Sumatera Utara 26 menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam mengunjungi daerah tujuan wisata.Kegiatan promosi ini juga merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam waktu yang relatif singkat, namun memberikan dampak yang sangat baik agar khalayak tertuju untuk melakukan kunjungan wisatawan. Untuk mengadakan promosi yang tepat harus disadari bahwa yang didistribusikan ke pasar itu sering bukan produk yang sudah jadi, akan tetapi sering hanya komponen-komponennya saja, seperti hotel, aktraksi wisata, dan angkutannya. Pada dasarnya tujuan dari promosi pariwisata tidak lain adalah : a. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan oleh suatu industri pariwisata. b. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar wisatawan datang untuk berkunjung. c. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan harapan-harapan yang tinggi. Oleh sebab itu, pariwisata tidak akan berkembang apabila orang lain enggan berkunjung kearena buta dengan informasi-informasi mengenai pariwisata tersebut. Sehingga, pada prinsipnya untuk mendukung kegiatan promosi itu sendiri dibutuhkan beberapa elemen-elemen promosi diantaranya meliputi : 1. Iklan (advertising) Segala bentuk pesan maupun informasi mengenai suatu produk yang disampaikan melalui media, baik melalui media cetak, ataupun melalui media elektronik , ditujukan kepada sebahagian kelompok individu atau seluruh masyarakat luas. 2. Penjualan pribadi (personal selling) Interaksi yang dilakukan oleh individu (perseorangan) yang saling bertemu muka ataupun berhadapan secara langsung dengan para calon konsumen, tujuannya untuk mempromosikan suatu produk atau jasa. Universitas Sumatera Utara 27 3. Promosi penjualan (sales promotion) Suatu kegiatan yang merangsang pembelian atau penjualan suatu produk maupun jasa, yang biasanya dilakukan dengan menyelenggarakan pameran atau pertunjukan. 4. Publisitas (publicity) Sejumlah informasi mengenai individu, produk, jasa, organisasi maupun lainnya, yang akan disebarluaskan kepada masyarakat melalui media publikasi tanpa dipungut biaya. Menurut Soekadijo (2000:241) promosi objek wisata dapat dibedakan atas dua, yaitu: 1. Promosi langsung adalah promosi yang diajukan langsung kepada mereka wisatawan yang dianggap actual dan potensial. 2. Promosi tidak langsung adalah promosi yang ditujukan kepada orangorang yang dianggap berpengaruh atas pengambilan keputusan calon wisatawan dan juga pada biro perjalanan yang ada di luar negeri. Jadi dalam hal ini seperti joint promotion. Komunikasi pariwisata menjadi sebuah cara untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan pariwisata kepada masyarakat luas, terutama para wisatawan yang menjadi target utamanya. Objek dan abtraksi wisata yang menarik, tersedianya pelayanan yang bermutu, bagusnya fasilitas rekreasi dan hiburan yang tersedia perlu dipromosikan sedemikian rupa sehingga dikenal oleh masyarakat luas. Dengan kata lain wisatawan sebagai konsumen yang hendak ditarik harus diberi tahu, objek dan abtraksi yang ada harus diperkenalkan, keinginan calon wisatawan harus didorong agar mereka mengunjungi suatu daerah tujuan wisata tertentu (Yoeti, 1983:333). Definisi wisatawan menurut Norval (dalam Yoeti, 1995:112) adalah setiap orang yang datang dari suatu negara yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara dimana dia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat. Universitas Sumatera Utara 28 Menurut IUOTO (International Union of Travel Organizations) (Nyoman, 2003:36) adapun seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan adalah : perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam, perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu, orang yang melakukannya tidak mencari nafkah ditempat atau di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Yang digolongkan sebagai wisatawan adalah sebagai berikut : 1. Orang yang mengadakan perjalanan untuk keperluan liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olah raga. 2. Mereka yang mengadakan hubungan dagang (business), kunjungan konferensi, keluarga dan sesuatu keperluan tertentu lainnya. 3. Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar (seacruise). II.1.3 Teori AIDDA Usaha mempengaruhi atau mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku pada umumnya lebih mungkin dapat terlaksana apabila kita melakukannya dengan jalan menyesuaikan pada hal-hal yang sudah ada, pada orang-orang yang hendak kita pengaruhi.Sehingga hal ini juga memungkinkan kita agar pandai-pandai mempergunakan pola perilaku yang sudah ada, atau harapan yang dapat memanfaatkan pola perilaku itu ke arah yang kita harapkan. Adapun model komunikasi yang sesuai dengan penelitian ini adalah Teori AIDDA. Effendi (2005 :304), menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya merupakan penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA yang merupakan akronim dari A Attention : Perhatian I Interest : Minat D Desire D Decision : Keputusan : Hasrat Universitas Sumatera Utara 29 A Action : Tindakan Hal ini berarti bahwa komunikator dalam melakukan kegiatan harus dimulai dengan menumbuhkan perhatian. Berdasarkan formula AIDDA tersebut, komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian, dapat dilakukan dengan gaya bicara dan kata-kata yang merangsang khalayak. Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kemudian menyusul upaya menumbuhkan minat, dalam hal ini komunikator harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya. Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat kepada komunikan untuk melakukan ajakan, bujukan, atau rayuan komunikator.Disini imbauan emosional perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan. Dalam penelitian ini dapat digambarkan bahwa informasi pariwisata mengenai Jungle Lodge Guest House dan Tangkahan diharapkan dapat memunculkan minat, hasrat atau keinginan, keputusan serta tindakan langsung untuk mengunjungi Jungle Lodge Guest House Tangkahan. Penerimaan pesan-pesan oleh masyarakat adalah melalui tahap-tahap sebagai berikut: Perhatian (Attention) : Informasi pariwisata yang dirancang melalui website, business card, travel agent, majalah, brosur, serta dari mulut ke mulut harus mampu menimbulkan atensi atau menarik perhatian khalayak terhadap objek wisata sehingga dapat menimbulkan banyak kemudahan dan daya tarik bagi khalayak mengenai Jungle Lodge Guest House, Tangkahan. Minat (Interest) : Dengan adanya perhatian khalayak tersebut maka diharapkan perhatian tersebut akan memunculkan minat atau ketertarikan terhadap Jungle Lodge Guest House, Tangkahan. Universitas Sumatera Utara 30 Keinginan (Desire) : Keinginan untuk merasakan, menikmati, memakai dan menyaksikan langsung harus dapat dibangkitkan yaitu dengan menimbulkan ketertarikan terhadap Jungle Lodge Guest House, Tangkahan, untuk menjadikannya kebutuhan khalayak. Keputusan (Decision) : Pada tahap ini ketertarikan itu telah berhasil diciptakan menjadi sebuah kebutuhan. Khalayak harus dapat diyakinkan agar dapat mengambil keputusan untuk dapat langsung menikmati dan mengunjungi Jungle Lodge Guest House, Tangkahan. Kegiatan (Action) : Tahapan ini merupakan tahapan akhir yang akan dilakukan oleh khalayak setelah tahap perhatian, minat, keinginan, dan keputusan, yaitu dengan mengunjungi Jungle Lodge Guest House, Tangkahan, untuk melihat, menikmati, dan menyaksikan langsung objek tersebut. II.2 Kerangka Konsep Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun, 1995:49). Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam menentukan hipotesis (Nawawi, 1995:40). Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X) Adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lain Universitas Sumatera Utara 31 (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi promosi pariwisata yang dilakukan oleh Jungle Lodge Guest House. 2. Variabel Terikat (Y) Adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kunjungan turis asing. 3. Variabel Antara (Z) Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1995:58). Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan diantara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karateristik responden. II.3 Variabel Penelitian Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep di atas, maka dapat dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut: No. Variabel Teoritis 1. Variabel Bebas (X) Variabel Operasional 1. Advertising (iklan) : Strategi Promosi Pariwisata a. Peta wisata (tourist map) oleh Jungle Lodge Guest b. Internet House 2. Personal Selling (penjualan pribadi) : a. Travel agent (biro perjalanan) Universitas Sumatera Utara 32 3. Publicity (publisitas) : a. Majalah b. Business Card 2. Variabel Terikat (Y) 1. Perhatian Kunjungan Turis Asing 2. Minat 3. Hasrat 4. Keputusan 5. Tindakan 3. Variabel Antara (Z) 1. Usia Karakteristik Responden 2. Jenis Kelamin 3. Pekerjaan 4. Jenis media yang digunakan 5. Asal negara II.4 Definisi Operasional Menurut Singarimbun (1995: 46), definisi variabel operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X) Strategi Promosi Pariwisata oleh Jungle Lodge Guest House a. Advertising (iklan), adalah media promosi atau sarana informasi untuk memperkenalkan Jungle Lodge Guest House yang diperoleh turis asing melalui : 1. Peta wisata (tourist map), yaitu serangkaian informasi, didalamnya terdapat letak geografis objek wisata yang dapat mengarahkan turis asing sampai ke lokasi Jungle Lodge di Tangkahan. 2. Internet, yaitu media online yang jaringan komputer yang dapat diakses oleh para turis asing diseluruh dunia untuk memperoleh Universitas Sumatera Utara 33 informasi, dimana dalam memberikan informasi pihak Jungle Lodge juga telah mendirikan situs resminya untuk mempermudah dan memperkenalkan Jungle Lodge dan Tangkahan kepada para turis asing. b. Personal selling (penjualan pribadi), yaitu bentuk promosi maupun sebagai penyedia informasi mengenai Jungle Lodge dan Tangkahan yang dapat diperoleh wisatawan secara langsung dilapangan, seperti melalui : 1. Travel agent (biro perjalanan), yaitu sebagai perantara dalam memberikan informasi, menyediakan transportasi, asuransi, dan mengatur perencanaan perjalanan (tour) yang akan dilakukan oleh turis asing di Tangkahan. Jungle Lodge Guest House pada saat ini sudah bekerjasama dengan beberapa travel agent untuk memperluas jaringan dan meningkatkan pengunjung. c. Publicity (publisitas), adalah bentuk promosi ataupun sebagai penyedia informasi yang dapat diperoleh wisatawan melalui alat publikasi, seperti: 1. Majalah, yaitu salah satu media cetak yang menjadi bagian masyarakat dalam mengetahui dan mencari informasi yang ada didalam majalah, mengenai aktivitas pariwisata di Tangkahan dan Jungle Lodge Guest House. 2. Business Card, yaitu kartu identitas Jungle Lodge Guest House yang diberikan kepada para pengunjung yang datang. 3. Variabel Terikat (Y) Peningkatan Kunjungan Turis Asing a. Perhatian, yaitu atensi yang diberikan oleh responden terhadap promosi pariwisata yang dilakukan Jungle Lodge Tangkahan, sehingga mereka merasa tertarik untuk berkunjung. b. Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap promosi pariwisata yang dilakukan Jungle Lodge Tangkahan dalam berbagai cara yang muncul dalam diri responden setelah melihat Universitas Sumatera Utara 34 promosi-promosi tersebut. Dalam diri responden akan terdapat suatu pengertian tersendiri akan makna program tersebut. c. Hasrat, yaitu suatu keinginan atau dorongan untuk lebih dapat menyaksikan, menikmati, dan memakai secara langsung objek yang dilihat, ditampilkan, dan disaksikan dalam promosi yang dilakukan Jungle Lodge tersebut. Keinginan yang kuat untuk melihat dan berkunjung ke Jungle Lodge dan Tangkahan dinyatakan dalam hasrat untuk berkunjung langsung ke Jungle Lodge di Tangkahan. d. Keputusan, yaitu suatu keinginan yang telah ditetapkan oleh responden untuk berkunjung atau tidak ke Jungle Lodge Guest House di Tangkahan, karena sesuai dengan yang disaksikan oleh responden. e. Tindakan, yaitu suatu perbuatan atau respon berupa tindakan langsung yaitu dengan berkunjung ke Jungle Lodge di Tangkahan. 4. Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden a. Usia, yaitu tingkatan umur dari responden. b. Jenis kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan responden. c. Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan yang menjadi sumber kehidupan responden. d. Jenis media yang digunakan, yaitu sumber informasi yang digunakan responden untuk mengetahui keberadaan dan informasi mengenai Jungle Lodge Guest House di Tangkahan. e. Asal negara, yaitu identitas kebangsaan yang menjadi unsur pembeda dan pengenal di dunia pergaulan internasional. II.5 Hipotesis Hipotesis adalah generalisasi atau kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara), yang hanya akan berlaku apabila sudah terbukti kebenarannya (Nawawi, 2001:161). Universitas Sumatera Utara 35 Berdasarkan pengertian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ha : Terdapat hubungan antara Strategi Promosi Pariwisata yang dilakukan oleh Jungle Lodge Guest House di Tangkahan terhadap Kunjungan Turis Asing Ho : Tidak terdapat hubungan antara Strategi Promosi Pariwisata yang dilakukan oleh Jungle Lodge Guest House di Tangkahan terhadap Kunjungan Turis Asing. Universitas Sumatera Utara