PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN FIQIH BAB SHALAT DI MTs. HASAN KAFRAWI PANCUR MAYONG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : SRI WARSIDAH NIM: 131310001148 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA 2015 i ABSTRAK Sri Warsidah (131310001148) Pemanfaatan Multi Media Interaktif dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat di Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Program Strata 1 Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui bagaimanakah pemanfaatan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran mata pelajaran fiqih bab shalat di MTs Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara,dan (2) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penggunaan multimedia dalam pembelajaran fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakah metode fiel research (penelitian lapangan). Lokasi penelitian di Madrasah Tsanawiyah HasanKafrawi Pancur Mayong Jepara khususnya kelas VII. Metode pengumpulan datanya diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Jenis penelitiannya, yaitu kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dianalisa dengan metode deskriptif analisis non statistik dengan cara berfikir konduktif, metodenya bertumpu pada fakta peristiwa yang bersifat umum yang selanjutnya dijadikan konklusi yang bersifat khusus. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa salah satu faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat muncul dengan sendirinya, tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara optimal. secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai fasilitator yang bertugas menciptakan sesuatu yang memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa yang baik dan menyenangkan serta menghasilkan pembelajaran yang bermakna. Salah satu upaya agar tercipta kondisi yang demikian adalah guru mampu memanfaatkan media pembelajaran yang dikuasainya. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan media pembelajaran multimedia interaktif. Pemanfaatan media pembelajaran multimedia interaktif dalam proses pembelajaran fikih Bab Shalat kelas VII.A yaitu dapat dilakukan oleh seorang guru dengan memperhatikan beberapa tahapan pertama persiapan, yakni seorang guru fikih harus menyiapkan alat dan bahan materi ajar dengan baik, dimana semua prosedur operasionalnya telah dikuasai. tahap pelaksanaan, dimana pada saat menerapkan media pembelajaran multimedia interaktif dipastikan semuanya telah siap untuk disampaikan kepada siswa, dan tahap berikutnya adalah tahap tindak lanjut, diamana apabila telah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media multimedia interaktif dengan baik, maka seorang guru perlu melaksankan test kepada siwa untuk mengetahui sejauhmana hasil pembelajaran tersebut. Apabila seorang guru fikih dalam memanfaat media pembelaaran multimedia interaktifdapat dilakukan dengan baik dan benar, maka media pembelajaran multimedia interaktif mampu memperlancar interaksi antara guru dengan siswa ii sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Dan faktor yang mendorong keinginan guru untuk memanfaatkan multi media interaktif dalam proses pembelajaran, yaitu adanya kenginan dan tuntutan pembelajaran adanya keinginan guru untuk menciptakan belajar efektif dan menyenangkan, karena dengan media pembelajaran multimedia interaktif penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, multimedia intektif memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Prestasi belajar siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif prestasi siwa kelas VII.A Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah UNISNU Jepara. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eks. Hal : Naskah Skripsi An. Sdr. Sri Warsidah Assalamu’alaikum Wr, Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara: Nama NIM Judul : Sri Warsidah : 131310001148 : Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat di Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr, Wb. Jepara, 28 September 2015 Pembimbing Drs. Maswan, M.M iv PERNYATAAN Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Jepara, 28 September 2015 Deklarator, Sri Warsidah NIM.131310001148 v MOTTO (۱۱: )اﻟﻣﺟﺎ دﻟﮫ. Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang diberi ilmu 1 pengetahuan. ( Qs. Al-Mujadalah:11) 1 Depag RI, al-Quran dan Terjemahny, al-Mujadilah: 11, Toha Putra: Semarang. vii PERSEMBAHAN Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk: Kedua Orang tua, Bapak dan ibu yang telah mendukungku, memberiku motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa terbalas dengan apapun. Keluargaku; pertama buat Suamiku dan anak-anakku tercinta, yang senantiasa memberikan dorongan dan semangat sehingga skripsi ini dapat tewujud dan perkulihan dapat saya tempuh sesuai dengan rencana. Teman-teman sekampus dan satu angkatan yang telah bersama-sama saling memberikan support sehingga perkuliahan dapat berjalan baik dan lancar. Saudara-saudaraku dan pihak-pihak lain yang tidak dapat Aku sebut satu persatu yang baik langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam mendorong terselesainya kuliah dan selesainya dalam proes penyususnan skripsi ini. viii KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya bagi penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan proses penyusunan skripsi yang merupakan salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Agama Islam. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut. 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom, H.M. Selaku Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama' (UNISNU) Jepara. 2. Bapak Drs. H. Akhirin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama' (UNISNU) Jepara. 3. Bapak Drs. Maswan,M.M selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak H. Mufid, M.Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam. 5. Semua Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara, terima kasih atas semua jasa Bapak dan Ibu dosen. 6. Kepada kedua orang tuaku dan suamiku tercinta yang telah membantu dalam bentuk materi maupun non materi sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Srata Satu (S.I). ix 7. Bapak Miftahurrozaq, S.Pd.I Selaku Kepala MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara, yang telah berkenan memberikan ijin dan memberikan fasilitas selama pelaksanaan penelitian. 8. Bapak/ Ibu Guru Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Khususnya Guru Mata Pelajaran Fikih, yang telah membantu dalam proses pembelajaran di kelas, serta memberikan respons positif terhadap penelitian ini. 9. Seluruh peserta didik Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Khususnya kelas VII, yang dengan semangat membantu proses penelitian ini. 10. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah memberikan kontribusinya dalam membantu pelaksanaan penelitian ini. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalan yang akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Di akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amien. Jepara, 15 September 2015 Penulis SRI WARSIDAH x DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i ABSTRAK ............................................................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iv PERNYATAAN.................................................................................................... v HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... vi HALAMAN MOTTO ...........................................................................................vii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1 B. Penegasan Istilah .................................................................................. 7 C. Perumusan Masalah.............................................................................. 9 D. Tujuan Penelitian.................................................................................. 10 E. Manfaat Penelitian................................................................................ 10 F. Penelitian Terdahulu yang Relevan...................................................... 11 G. Hepotisis............................................................................................... 14 H. Metodologi Penulisan Skripsi .............................................................. 15 I. Sistematika Penulisan........................................................................... 20 xi BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Multimedia Interaktif ..................................................... 23 1. Pengertian Pembelajaran ................................................................. 23 2. Pengertian Multimedia Pembelajaran ............................................. 25 3. Manfaat Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran...................... 27 4. Karakteristik dan Fungsi Multimedia Interaktif ............................. 30 5. Multimedia Interaktif....................................................................... 32 6. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Proses Pembelajaran....36 B. Pembelajaran Fiqih Bab Shalat ............................................................. 40 1. Pengertian fiqih ............................................................................... 40 2. Ruang lingkup fiqih ........................................................................ 41 3. Tujuan Pembelajaran Fiqih di Madrasah ........................................ 42 4. Pegertian Shalat............................................................................... 43 5. Rukun Shalat ................................................................................... 49 C. Hikmah Shalat....................................................................................... 58 BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gmbaran Umum MTs. Hasan Kafrawi Pancur.................................. 61 1. Sejaran Berdirinya ..................................................................... 61 2. Letak Geografis ......................................................................... 63 3. Sarana dan Prasarana ................................................................. 63 4. Keadaan guru, Karyawan dan Siswa ......................................... 66 xii B. Tinjauan Tentang Bentuk Multimedia Interaktif yang Digunakan dalam Pembelajaran Materi Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur ...68 C. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Meningkatkan Penguasaan Materi Fiqih Bab Shalat ................................................. 82 D. Respon siswa tentang penerapan Multimedia Interaktif dalam Meningkatkan Penguasaan Materi Fiqih ........................................... 87 BAB IV ANALISIS A. Analisis Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat di MTs Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara......................................................... 91 B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 .........103 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................112 B. Saran-Saran ......................................................................................113 C. Kata Penutup....................................................................................113 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRN-LAMPIRAN xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini telah menunjukkan perkembangan yang pesat sekali, perubahan dan pembaruan bukan saja terjadi dalam bidang kurikulum, metodologi pembelajaran, bidang administrasi, organisasi maupun evaluasi, tetapi juga terjadi dalam bidang teknologi pendidikan. 1 Dengan demikian tujuan pendidikan tidak hanya rasional obyektif yang materalis saja, tetapi juga intelektualis religius yang didasarkan kepada nilainilai keagamaan dan kemanusiaan yang universal. Untuk mencapai tujuantujuan tersebut dibutuhkan materi yang baik, tujuan yang baik, strategi, pendekatan, metode, teknik belajar mengajar2 dan tentunya juga diperlukan sumber belajar yang memadai. Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar, yang saling berinteraksi dengan komponen-komponen yang lain. Sunber belajar dalam pengertian yang sempit dapat diartikan sebagai semua sarana pembelajaran yang dapat menyajikan kesan secara auditif maupun visual saja, misalnya buku-buku, majalah, surat kabar, dan multimedia seperti radio, tape recorder, rekaman, televisi, vidio, film, LCD, dan lain-lain. 3 1 Chabib Thoha, M.A., Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 59. 2 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran , (Bandung: CV. Sinar Baru, Bandung, 1989), hlm. 76. 3 Adi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: DIVA Press,2013), hlm.263. 1 2 Belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa dilaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikannya kepada orang lain.4 Pembelajaran adalah suatu sistem, yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen-komponen yang tersusun secara teratur saling berhubungan dan bergantung menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Komponen-komponen yang dimaksud di sini adalah antara lain, murid, guru, kurikulum, sumber media dan gedung,5 sehingga komponen pembelajaran tersebut diharapkan mampu untuk mendisain pembelajaran dan kegiatan edukatif. Oleh karena itu guru di sini mempunyai peran utama dalam memberikan pengetahuan (cognitif), sikap dan nilai (affective) dan ketrampilan (psikomotor) kepada anak didik. Dengan kata lain tugas guru yang utama terletak di lapangan pembelajaran. Pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. 6 Sedangkan dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan utama adalah metode dan media sarana pembelajaran yang sesuai dengan pokok pembahasan mata pelajaran yang diangap efektif dan relevan dalam penyampaian materi pembelajaran di kelas.7 Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pembelajaran yang optimal 4 197. 5 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. Ibrahim Bafadal., Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasi dalam Pembinaan Profesional Guru, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm.24 6 H. Zahara Idris., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta : Angkasa Raya I, 1987), hlm.50 7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1995), hlm. 29. 3 memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses pembelajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pembelajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari pembelajaran itu.8 Berdasarkan hasil pengamatan dan survey langsung pelajaran fiqih pada umumnya tidak dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sukar. Para siswa tidak pernah mengategorikan sebagai momok seperti halnya Pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Tetapi pada kenyataannya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fekih tidak lebih baik dari mata pelajaran yang dianggap sukar dan sebagai momok bagi siswa. Permasalahan ini muncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi belajar siswa yang kurang, tetapi juga faktor lingkungan belajar yang kurang mendukung. Dalam hal ini kreativitas guru Fekih dalam mengelola pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 9 Pembelajaran yang dilakukan di Madrasah selama ini masih banyak yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru dalam menyampaikan pembelajaran masih banyak terfokus pada penyampaian materi yang bersifat informative disamapaikan dalam bentuk ceramah, dan kadang-kadang dilakukan diskusi, akan tetapi hal tersebut di rasa tidak efektif karena siswa belum begitu banyak memamhami akan makna diskusi yang sebenarnya. Di era sekarang ini, yakni era teknologi dan komunikasi (TIK) model dan media pembelajaran dengan menggunakan media teknologi sudah 8 Ibid., hlm. 37 Survey ; berdasarkan analisa dan Wawancara dengan Siswa, serta Guru Mapel Fiqih Pada Tanggal, 6 Mei 2014. 9 4 banyak dan sangat bervariatif. Akan tetapi dengan adanya teknologi tersebut belum begitu banyak yang dimanfaatkan oleh guru-guru di Madrasah, hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti kurangnya peralatan media berbasis teknologi, dan masih rendahnya guru dalam menggunakan alat-alat teknologi. MTs. Hasan Kafrawi merupakan lembaga pendidikan formal setingkat SMP,yakni lembaga pada jenjang SLTP, yang dikelola oleh Yayasan Islam Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara. Dimana sebagaian besar peserta didiknya dari kalangan pedesaan dan kalangan kelas menengah ke bawah. Sehingga dalam proses pembelajarannya masih menggunakan metode pembalajaran konvensional. Berdasarkan hasil survey dan wawancara terhadap guru mata pelajaran Fiqih Kelas VII hasil penilaian, yakni prestasi belajaran siswa masih rendah, dimana mata pelajaran ini tergolong ringan dan sangat mudah dipahami. Menurut Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I10, persoalan yang dihadapi, yaitu siswa saat diberi penjelasan dengan bentuk ceramah siswa kurang begitu konsentrasi, menghayati, yakni kurang sungguh-sungguh dalam memperhatikan dan mendengar penjelasan guru. Hal ini disebabkan karena dianggap kurang menarik dan membosankan karena siswa setiap hari hanya mendengarkan ceramah belaka, kurangnya variasai dalam pembelajaran. Disamping melakukan wawancara dengan guru terkait, peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa dan juga melihat dokumentasi hasil pembelajaran siswa, yaitu berupa nilai harian yang di himpun oleh guru mata 10 Wawancara dengan Zahrotul Mawaddah, Guru Mata Pelajaran Fiqih, Kelas VII-A, pada Tanggal, 2 Mei 2014. 5 pelajaran tersebut. Hasil wawancara dengan sebagian siswa, dimana siswa merasa jenuh karena dalam menerima pembelajaran setiap hari lebih banyak ceramah.11 Dan berdasarkan nilai harian peneliti mengetahui dan menyimpulkan nilai siswa rata-rata kurang memuaskan,yakni masih rendah, yaitu pada kisaran 65-75, pada hal nilai yang ditentukan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) oleh guru mapel fiqih sebesar 80-85, karena mapel fiqih tergolong mudah. Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mengemas pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran akan memiliki makna, jika pembelajaran yang dikemas guru dapat dinikmati oleh siswa dan dapat memotivasi siswa. Mengajar adalah menata lingkungan agar pembelajar termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidak seragaman. Pada saat ini di sekolah telah mulai diperkenalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dalam proses pembelajaran setidaknya TIK menempati tiga peranan, yakni sebagai konten pembelajaran (standar kompetensi), sebagai media pembelajaran, dan sebagai alat belajar. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam pembelajaran menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Francis M. Drawer. Hasil penelitian ini antar lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui lisan 11 Wawancara dengan Muhammad Arzaq, Denada Putri Ramadhani, dkk, Pada Tanggal 5 Mei 2014. 6 dan tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%, audio visual 50%, dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka multimedia pembelajaran berbasis TIK dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembelajaran. Multimedia telah mengalami perkembangan konsep sejalan dengan perkembangan teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer belum dikenal, konsep multi multimedia sudah dikenal yakni dengan mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, kaset, audio, video, dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik materi pelajaran tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat telah membawa perubahan besar pada segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Bila dimanfaatkan dengan tepat, maka TIK dapat meningkatkan mutu pendidikan. Tulisan ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong para warga sekolah dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK, khususnya multimedia pembelajaran. Pada hakikatnya tujuan dasar perlunya multimedia pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran. Indikator yang harus dipenuhi, yakni mencakup aspek desain pembelajaran, aspek rekayasa perangkat lunak, dan aspek komunikasi visual. Berdasarkan hal tersebut sebagai upaya untuk memberikan 7 pemahaman baru, dan pengenalan penggunaan media pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dalam hal ini peneliti mengangkat dalam sebuah judul penelitian skripsi, yaitu “Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat Di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Penegasan Istilah Untuk dapat mengerti dan memahami secara jelas tentang masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis memandang perlu adanya penjelasan istilah yang ada dalam judul skripsi ini. Hal tersebut agar tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda. 1. Pemanfatan adalah proses, perbuatan, cara mempergunakan atau pemakaian sesuatu,12 yang tentunya dalam hal ini adalah pemakaian sumber belajar. 2. Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya sesuai dengan hasil yang diharapkan.13 3. Multimedia interaktif adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi .14 Multimedia yang memenuhi syarat tertentu dan digunakan dalam proses belajar mengajar dapat 12 Ibid., hlm. 286 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm. 36 14 Ariani, dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2010), hlm. 40 13 8 dikatakan sebagai multimedia pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung. Interaktif adalah adanya hubungan timbal balik antara stimulus dan respon. Maka multimedia interaktif adalah sarana untuk menyampaikan sesuatu yang menggabungkan beberapa unsur terdiri dari teks ,grafis,gambar,foto,audio,viio dan animasi secara terintegrasi dan mampu memberikan respon terhadap pengguna. Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya sesuai dengan hasil yang diharapkan.15 4. Mata Pelajaran fiqih bab Shalat. Menurut istilah Syara’ fiqih ialah : “Pengetahuan tentang hukum-hukum syariat Islam mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalilnya secara rinci atau dengan kata lain : Yurisprudensi atau kumpulan hukum-hukum syari’at Islam mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalildalilnya secara rinci.16 Adapun penekanan dalam penelitian ini terfokus kajian fiqih bab Shalat. Shalat menurut bahasa artinya berdo’a. Sedangkan menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan dengan syarat dan rukun tertentu yang dimulai dengan takbir da diakhiri dengan salam. 15 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm. 36 Abdul Wahab Kholaf, , Kaidah-kaidah Hukum Islam,Terj. Nur Iskandar Al- Bansani, Cet. I , (Jakarta : Rajawali Press, 1996), hlm. 5 16 9 5. Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi adalah lembaga Islam formal , yang dikelola oleh Yayasan Islam Hasan Kafrawi, yang bertempat di Desa Pancur Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara . Adapun siswa yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas VII Semester Genap Pada Tahun Pelajaran 2014/2015. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud judul skripsi ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Interaktif terhadap keberhasilan belajar siswa dalam pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Pada Tahun Pelajaran 2014/2015. C. Rumusan Masalah Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah pemanfaatan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran mata pelajaran fiqih bab shalat di MTs Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara? 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. 10 D. Tujuan Penelitian Berkaitan dengan pokok permasalahan di atas, maka penulis mempunyai tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimanakah pemanfaatan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran mata pelajaran fiqih bab shalat di MTs Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi multimedia dalam pembelajaran fiqih penggunaan di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dharapkan dapat memberi manfaat kepada ; 1. Bagi siswa, dapat meningkatkan antusias dan semangat belajar, meyenangkan, mudah dalam memahami serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Bagi guru, diperolehnya suatu kreatifitas variasi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum terbaru, yakni dapat memberi banyak keaktifan pada siswa dan guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di kelas. 3. Bagi pengembangan kurikulum, diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum terbaru. 11 4. Bagi peneliti, menambah pengalaman dan pengetahuan yang nantinya juga akan terjun di bidang keguruan, yakni sebagai pengajar ataupun sebagai bagian dari proses pembelajaran. F. Penelitian Terdahulu yang Relefan Dalam rangka mewujudkan penulisan skripsi yang professional dan mencapai target yang maksimal, serta menghindari hal-hal yang tidak di inginkan,dan sebagai bahan perbandingan. Maka perlu penulis uraikan tentang kajian pustaka berkaitan dalam penelitian ini. Adapun beberapa kajian penelitian yang dipadang relefan, diantaranya: 1. Buku, Ariani, Multimedia di dan Haryanto, Sekolah dengan Pedoman Judul, Pembelajaran Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif, penerbit Prestasi Pustakarya tahun 2010. Dalam buku ini dijelaskan tentang efektifitas pembelajaran dengan menggunakan media multimedia, dimana dalam buku ini dijelaskan bahwa siswa lebih bisa interaktif pada saat pembelajaran, karena dengan adanya fariasi pembelajaran siswa tidak mengalami kejenuhan. Akan tetapi buku inibelum spisifik tentang penggunaan media sebagai media pembelajaran. Buku ini hanya memberikan waca pengetahuan tentang manfaat multimedia sebagai sarana dan media dalam pembelajaran di kelas. 2. Buku karya Andi Prastowo yang berjudul “Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif”, (Yogyakarta: Diva Press, 2013). Isi buku tersebut, yaitu menjelaskan tentang bagaimana cara membuat 12 dan menyusun bahan ajar dan juga bagaimana menfataatkan media pembelajaran berbasis multimedia, seperti audio, video, dan bahan ajar interaktif. Apabila guru apat menyususn menyusun bahan ajar dengan baik dan memanfaat media pembelajaran berbasis multimedia akan mampu menciptakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. 3. Buku karya Dr. Deni Darmawan yang berjudul ”Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet.ketiga, 2014). Isi buku tersebut memberikan penjelasan tentang bagaimana membuat inovasi pembelajaran dengan menfaatkan ilmu teknologi komputer. Dalam buku ini diuraikan secara jelas bagaimana membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia berbasis komputer. Buku ini juga disajikan tutorial pembuatan media pembelajaran interaktif, pemanfaat macromedia flash, membuat animasi pembelajaran dari adobe flash CS5, dan software-sofware lain yang dapat dimanfaat kan untuk menunjang pembelajaran. Dengan memanfaatka multimedia maka pembelajaran akan lebih menarik, menyenangkan, dan siswa lebih cepat untuk bisa memahami teori maupun praktek dari suatu mata pelajaran tertentuyang diajarkannya. 4. Skripsi Muh Fahrudi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (20012) dengan Judul “Upaya Meningkatkan Prestasi belajar Siswa dengan CD Pembelajaran, Siswa MI Miftahul 13 Ulum I Pancur TP, 2011-2012, UIN Syarif Hidayatullah Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut diketahui, bahwa dengan menggunakan CD pembelajaran, proses pembelajaran lebih mudah, menyenangkan, dan mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. 5. Nur Muhamamad Sudrajat; judul artikel “Efektifitas Penggunaan Media OHP dalam memotivasi belajar peserta didik pada Mapel PAI di Madrasah”, TAKLIM (Jurnal Pendidikan Agama Islam), Volume 12, FPIPS UPI Bandung, tahun 2010. Artikel tersebut adalah ingin mengetahui sejauh mana minat belajar siswa pada saat diterapkannya metode pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran OHP. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa pada saat pembelajaran berlangsung siswa sangat antusias dan siswa sangat termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Hal tersebut dibuktikan berkurngnya siswa bermain, ngobrol dan tidak serius pada saat mengikuti pembelajaran. Terkait dengan penelitian ini sejauh penelusuran peneliti, secara sepesifik skripsi ini belum ada yang membahasnya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang ada sebelumnya seperti telah disebutkan di atas. Dalam hal ini, belum ditemukan adanya penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh Pemanfaatan Pembelajaran Multimedia Interaktif Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat. Buku dan karya-karya ilmiah yang penulis ketahui hanya masih sebatas teoari dan wacana pengetahuan tentang media multimedia memiliki peranan penting sebagai sarana 14 pembelajaran. Sehinngga penelitian yang peneliti wujudkan dalam bentuk skripsi dapat dipertanggung jawabkan. G. Hepotesis Menurut Suiharsimi Arikunto, hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.17 Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah. Dia akan ditolak jika salah / palsu dan akan diterima jika fakta membenarkan.18 Sesuai dengan judul yang ada, maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut : “dengan menggunakan metode pembelajaran yang variatif, yaitu penggunaan media multimedia interaktif ada pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih bab Shalat” Karena hipotesis adalah merupakan jawaban yang masih bersifat sementara terhadap permasalahan sampai terbukti data yang terkumpul ,maka diadakan penelitian secara empiris pada analisis data untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan. 17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998), hlm. 6–7 18 Sutrisno Hadi., Metodologi Research I, ( Yogyakarta : YPF Psikologi UGM, 1983), hlm. 63 15 H. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis Field Research, yaitu terjun langsung ke lapangan guna mengadakan penelitian obyek, yang berkaitan dengan obyek yang dibahas.19 Dalam penelitian ini dilakukan di siswa kelas VII MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara. Penelitian yang penulis lakukan berupa penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.20 Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif analysis.21 Yaitu menggambarkan secara rinci keadaan atau status fenomena. Dalam hal ini menggambarkan secara detail bagaimana proses penentuan strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media pemelajaran multimedia interaktif. 2. Sumber Data a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.22 Dalam penelitian ini data primer berupa data-data yang diperoleh di lapanagan, baik dalam bentuk observasi, wawancara dan dokumentasi. 19 125. 20 Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. Lexy J Moloeng. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hlm.3 21 Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta:Rineka, cet ke-2 Cipta, hlm. 245 22 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kwantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijaksanaan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), Jakarta : Prenada Media, 2005, hlm. 122. 16 b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan.23 Dalam penelitian ini data sekunder berupa data-data yang relevan atau terkait dengan rumusan dan tujuan penelitian, seperti buku, jurnal, majalah, dan data-data yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.24 Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara TP. 2014/2015. Tabel Jumlah Siswa MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara.25 No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1 VII 73 77 150 2 VIII 92 90 182 3 IX 60 81 141 b. Sampel Menurut Arikunto sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam hubungannya dengan masalah sampel, menurut Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua 23 Ibid. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta, Edisi IV, 1998, hlm. 115. 25 Data Diperoleh Dari Doumen Kesiswaan MTs. Hasan Kafrawi, Pada Hari Senin, Tanggal, 20 Juni 2014. 24 17 sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.26 Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara, yang diambil dari beberapa kelas, masing-masing kelas diambil 10 siswa pada pemester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah sampelnya sebanyak 40 siswa. Adapun rincian jumlah siswa kelas VII dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel Jumlah Siswa Kelas VII MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara.27 No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1 VII.A 18 20 38 2 VII.B 19 19 38 3 VII.C 19 19 38 4 VII.D 18 18 36 Jumlah 150 4. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : a. Metode Wawancara (Interview) Metode interview yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara 26 (interviewer) untuk memperoleh informasi dari Ibid., 131 Data Diperoleh dari Doumen Kesiswaan MTs. Hasan Kafrawi, Pada Hari Senin, Tanggal, 20 Juni 2014. 27 18 terwawancara. 28 Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah, latar belakang dan lain-lain yang ada kaitannya dengan ipenelitian ini. b. Metode Quisioner Metode quisioner adalah suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden. 29 Metode Questionaire ini digunakan untuk memperoleh data tentang penggunaan sumber belajar oleh siswa yang menjadi objek penelitian, yaitu siwa kelas VII MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara. c. Metode Tes Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajr individu atau kelompok.30 Yang dimaksud Metode test disini adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh dan mengetahui data hasil belajar siswa atau ingin mengetahui prestasi belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif, khusunya siswa kelas VII MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara TP. 2014/2015 Semester Genap . 28 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 126. Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia,2003), hlm. 173. 30 Ign Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hlm. 38. 29 19 d. Metode Observasi Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.31 Dalam penelitian ini Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan lansung kepada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang memanfaatkan multimedia interaktif. e. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan-catataan, transkip, berkas, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya.32 Dengan metode ini dapat mengutip data dokumen yang ada hubungannya dengan MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara. 5. Metode Analisis Data Setelah mengumpulkan data maka penulis melakukan analisa data dengan metode deskriptif analitis, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk menganalisis keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan.33 Data yang sudah diperoleh, kemudian menelaah seluruh data yang sudah tersedia dari berbagai sumber baik melalui pengamatan, test, wawancara dan dokumentasi dengan mengadakan reduksi data, yaitu data-data yang diperoleh di lapangan 31 hlm. 70. 32 Cholid Narbuko., Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, Suharsimi Arikunto, loc. cit., hlm. 236. Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik, Edisi ke7, Bandung: Tarsito, 1994, hlm 140. 33 20 dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan. Operasionalisasi dalam penelitian ini adalah, penulis akan mendiskripsikan data-data yang ditemukan dari responden, yaitu siswa kelas VIIA MTs. Hasan Kafrawi Pancur, maupun data-data dari hasil wawancara, test, obeservasi, dan dokumentasi. Data-data yang telah didapat akan dianalisis dengan metode diskripsi kualitatif. Selanjutnya data yang sudah diperoleh kemudian dianalisa dengan metode deskriptif analisis non statistik yang meliputi cara berfikir induktif atau metode yang bertumpu pada fakta peristiwa yang dikata lebih khusus yang selanjutnya dijadikan konklusi yang bersifat umum.34 I. Sistematika Penulisan Skripsi. Secara garis besar penulisan skripsi ini mencakup tiga bagian yang masing-masing terdiri dari beberapa bab dan sub bab, yaitu : Bagian muka atau halaman depan meliputi : halaman sampul, halaman judul, nota pembimbin, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar Isi dan daftar pustaka. Bab I merupakan bab pendahuluan yang memuat beberapa sub bab pembahasan, meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, hipotesis, metodologi penelitian, dan sistematika penulisa skripsi. 34 Lexy J.M. Moleong, Op.Cit., hlm. 05. 21 Bab II merupakan landasan teori, pada bab ini memuat teori-teori yang menjadi landasan penulisan dalam kegiatan penelitian yang mencakup, sub bab pertama menjelaskan tentang pembelajaran multimedia interaktif, meliputi; pengertian pembelajaran, pengertia pembelajara multimedia interaktif, Penerapan multimedia dalam proses pembelajaran. Sub bab kedua menjelaskan tentang pembelajaran fiqih bab shalat, meliputi: pengertian fiqih, dasar-dasar sumber hukum fiqih, tujuan pembelajaran fiqih di Madrasah, pegertian shalat, dasar hukum shalat, tujuan pembelajara shalat Pada bab III ini sub bab pertama akan diuraikan mengenai gambaran umum MTs. Hasan Kafarwi Pancur Mayong Jepara, meliputi; Sejarah berdirinya, Letak Geografis,Struktur organisasi, Personalia dan Keadaan Guru, Keadaan siswa, Sarana dan Prasarana. Pada sub bab kedua akan diuraikan tinjauan tentang bentuk multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran materi fiqih di mts. hasan kafrawi pancur. dan sub bab ketiga akan diuraikan mengenai pemanfaatan multimedia interaktif dalam meningkatkan penguasaan materi Fiqih Bab Shalat, serta respon siswa tentang penerapan multimedia interaktif dalam meningkatkan penguasaan materi fiqih. Bab IV Pada bab ini merupakan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Pada bab ini terbagi menjadi dua sub bab: Sub bab pertama menguraikan secara mendalam mengani analisis faktor yang mempengaruhi penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif dalam pembelajaran mata pelajaran fiqih bab Shalat kelas VII MTs. Hasan Kafrawi Pancur 22 Mayong Jepara TP. 2014/2015, dan sub bab kedua menguraikan mengenai analisis pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran mata pelajaran terhadap peningkatan keberhasilan belajar fiqih Siswa Kelas VII MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara TP. 2014/2015 Bab V Penutup, pada bab ini berisi tentang simpulan dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka, daftar riiwayat hidup dan pendidikan penulis, dan terakir lampiran-lampiran. BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Multimedia Interaktif 1. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar”. Banyak pengertian tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Beberapa diantaranya mengatakan bahwa belajar adalah proses interaksi dengan lingkungan. Apabila kita mendengar kata pembelajaran, mungkin pikiran kita terbayang adanya siswa yang serius, mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang memberikan pelajaran yang ada di dalam kelas, atau seorang siswa yang membaca buku.1 Pembelajaran adalah suatu proses seseorang dalam belajar. Yang dimaksud dengan belajar menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku. Beberapa ahli memberikan pengertian belajar seperti diuraikan dibawah ini: 1 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 4 23 24 a. Sardiman A. M. bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju keperkembangan pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa.2 b. Drs. Slamet menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3 c. Morgan, dalam buku Intriduction to Psychology sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.4 d. Witherington, dalam buku Education Psychology, sebagaimana yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.5 Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh 2 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 21 3 Ibid., hlm. 22 4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 84 5 Ibid., hlm. 87 25 suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. 2. Pengertian Multimedia Pembelajaran Untuk memahami konsep multimedia pembelajaran, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu pengertian multimedia dan pembelajaran. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi. Sedangkan pembelajaran adalah aktualisasi kurikulum yang menuntut aktifitas, kreatifitas, dan kearifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan, secara efektif dan menyenangkan.6 Multimedia pembelajaran adalah media yang mampu melibatkan banyak indra dan organ tubuh selama proses pembelajaran berlangsung7. Media pembelajaran juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih kongkrit.8 Multimedia menurut Wikipedia adalah penggunaan computer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video dengan alat bantu (tool dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Menurut Jamaluddin 6 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 189 7 Yudhi Munadhi, Media Pemblajaran,. (Jakarta: Gaung persada press,2008), hlm .145 8 Sumiati & Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima,2007), hlm. 160 26 dan Zaidatun adalah sebagai proses berkomunikasi interaktif berasaskan teknologi computer yang menggabungkan penggunaan.9 Media pembelajaran dalam arti luas yaitu orang, material atau kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan pelajar dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang baru. Dalam pengertian ini guru, buku dan lingkungan sekolah termasuk media. Sedangkan dalam arti sempit yang dimaksudkan dengan media ialah grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik dan elektronik yang dipergunakan untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi visual dan verbal. Setiap medium adalah alat untuk mencapai suatu tujuan.10 Sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad dari pendapat Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan, bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku , tape recorder, kaset, vidio camera, vidio recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.11 Jadi Multimedia adalah seperangkat media yang merupakan kombinasi dari beberapa media yang relevan dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan intruksional.12 9 Multimedia-dalam-pembelajaran dalam http://www.slideshare.net/rakimypk/ -457196 diakses pada 22 mei 2010 10 Gerlach, V.S. Ely, D.P, Teaching and Media: A Syestematic Appraroach, (New Jersey: Prentice Hlml Inc), hlm.243 11 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 4 12 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989), hlm. 187 27 3. Manfaat Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Manfaat multimedia interaktif dapat diperoleh bahwa keunggulan dari sebuah multimedia interaktif adalah: a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron dan lain-lain. b. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung dan lain-lain. c. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju dan lain-lain. d. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, racun dan lain-lain. e. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.13 Kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Artinya, untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru-terutama-sebagai sumber belajar. Salah satu media yang dapat menjalankan fungsi demikian tersebut adalah program multimedia interaktif. Sedangkan penggunaan multimedia mengandung manfaat sebagai berikut, yaitu a. 13 dalam proses intruksional : Multimedia dapat membantu siswa mempelajari bahan pelajaran yang luas, yang memuat berbagai konsep, fakta, prinsip, sikap ketrampilan,di samping banyak macam ragamnya juga sangat http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimediapembelajaran/ diakses 20 April 2015 28 b. c. d. e. f. bervariasi, sehingga memerlukan berbagai media untuk penyampaiannya. Multimedia dapat menumbuhkan motivasi belajar, sikap, dan cara belajar yang lebih efektif serta menumbuhkan persepsi yang lebih tinggi terhadap hal yang dipelajari. Sebab Multimedia menggambungkan, gambar dan suara. Sehingga daya cerna pesrta didik terhadap materi ajar. Multimedia turut meningkatkan kepuasan dan keberhasilan sesuai dengan keinginan masing-masing guru. Multimedia membantu siswa dan guru dalam intruksional suatu bidang study, yang didukung secara multi disipliner, masingmasing disiplin itu mengandung banyak bahan yang harus dipelajari. Multimedia membantu siswa yang umumnya berkecenderungan mempelajari banyak hal dan sekaligus mendalaminya. Multimedia membantu siswa dan guru dalam proses intruksional untuk memenuhi tuntutan kurikulum, yang senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika masyarakat.14 Selain memiliki beberapa keunggulan tersendiri sebagai media pembelajaran, multimedia juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya: a. Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional. b. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama. c. Faktor komunikasi yang efektif d. Faktor biaya yang bertalian dengan masalah pengadaan dan pengoperasionalan media dalam proses belajar mengajar. e. Faktor hambatan-hambatan praktis.15 Konsep penggabungan untuk membuat sebuah multimedia dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya, 14 15 Oemar Hamalik, Media Pendidikan...., hlm. 189-190 Oemar Hamalik, Media Pendidikann,... hlm 191 29 dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan itu adalah computer, video, kamera, video cassette recorder (VCR), overhead projector, multivision (atau sejenisya), CD player, compact disc. CD player, yang sebelumnya merupakan peralatan tambahan (external peripheral) computer, sekarang sudah menjadi bagian unit computer tertentu. Kesemua peralatan itu haruslah kompak dan bekerja sama dalam menyampaikan informasi kepada pemakainya.16adapun jenis multimedia terdiri dari multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Sedangka multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan pengontrol yang dapat mengoperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game.17 Multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penggunaan multimedia interaktif cocok untuk mengajarkan suatu proses atau tahapan misalnya, 16 penyerbukan pada tumbuhan, pembelahan sel, proses Arsyad Azhar, Media..., hlm. 171 http://biologi-staincrb.web.id/blog/makalah-multimedia-multimedia-sebagai-media pembelajaran-dan-pengembangan-multimedia-pembelajar diakses 22 Mei 2015 17 30 pertumbuhan janin manusia, ilmu waris, pelaksanaan haji, dan lain sebagainya.18 Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan berbagai alat dan metode. Alat-alat pendidikan, lebih kongkrit dan lebih jelas pengaruhnya pada proses pelaksanaan pendidikan. Istilah lain dari alat pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalah media pendidikan Audio Visual Ads (AVA), alat peraga, sarana dan prasarana pendidikan dan sebagainya.19 Alat-alat pendidikan yang secara langsung dipergunakan dalam penyampaian materi pendidikan, hendaknya alat-alat pendidikan yang dapat lebih banyak melibatkan indra siswa. Hal ini dikemukakan, bahwa pendidikan yang hanya melibatkan indra pendengaran saja, maka materi pembelajaran yang dapat diserap hanya meliputi 15% saja. Sedangkan bilamana ditambah indra penglihatan, maka akan dapat menyerap materi pembelaran sebanyak 35-55%. Dan bilamana mempergunakan indra penglihatan, pendengaran ditambah indra penggerak dan menggunakan fikiran, maka materi yang dapat diserap akan lebih banyak lagi yakni antara 80-90%.20 4. Karakteristik dan Fungsi Multimedia Interaktif Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik 18 19 hlm. 46 20 Yudhi Munadhi, Media,...hlm. 152 Binti Maunah, Diktat Ilmu Pendidikan, (Tulung Agung: STAIN Tulung Agung, 2003), Ibid.,.hlm. 47 31 komponen lain, seperti tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi pembelajaran. Karakteristik multimedia pembelajaran adalah: a. Memiliki lebih dari satu media yang konvergensi, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual. b. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengkomodasi respon pengguna. c. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.21 Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut: a. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. b. Mampu memberi kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri. c. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheran dan terkendalikan. d. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.22 21 Ibid., hlm. 55 http:ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimediapembelajaran/ diakses 20 april 2015 22 32 5. Multimedia Interaktif Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Sedangkan media pembelajaran interkatif adalah sebuah metoda pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Media pembelajaran interaktif merupakan media penyampaian pesan antara tenaga pendidik kepada peserta didik yang memungkinkan komunikasi antara manusia dan teknologi melalui sistem dan infrastruktur berupa program aplikasi serta pemanfaatan media elektronik sebagai bagian dari metode edukasinya. Di dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal media pembelajaran, media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan. Kemudian istilah multimedia. Multimedia merupakan teknologi yang menggabungkan gambar, gerak, teks. Apabila dikaitkan antara multimedia dan pembelajaran maka pembelajaran itu dapat menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan multimedia sebagai media pembelajarannya. Dipilih multimedia karena kita harus ingat bahwa masa kanak-kanak terutama siswa sekolah dasar karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudian multimedia merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik yang 33 dapat menarik minat peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan. Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin, nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin) yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary (1991) juga diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone, 2005/2006). Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli diantaranya: a. Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar . b. Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. c. Multimedia dalam konteks komputer adalah: pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. d. Multimedia sebagai perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan pesan kepada public. e. Multimedia merupakan kombinasi dari data text, audio, gambar, animasi, video, dan interaksi. f. Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk menyimpan dan menampilkan data-data multimedia.23 23 Ibid 34 Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses-proses selanjutnya. Pengguna akan mendapatkan informasi atau umpan balik sesuai dengan aksi atau navigasi yang dipilih, informasi tersebut menggunakan berbagai bentuk format data seperti teks, gambar, audio, video, simulasi dan lain-lain. Indikator kelayakan bahan ajar multimedia interaktif dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek aspek materi, aspek pembelajaran, aspek Media.. Aspek media meliputi aspek interface, aspek navigasi, aspek daya tahan. a. Aspek interface meliputi: 1) Tampilan produk, 2) Penyajian 3) Teks 4) Video 5) Audio 6) Animasi 7) Kemudahan dipahami dan Fungsi sebagai media pembelajaran. 24 b. Aspek navigasi meliputi : 1) Navigasi aids (alat bantu / link). 2) Konsistensi navigasi. 3) Konsistensi tombol. 4) Index. 5) Previous. 6) Next.. 7) Exit. dan 8) User Control. 24 Ibid. 35 c. Aspek daya tahan meliputi : 1) Kemudahan mengakses. 2) Daya tahan untuk aktifitas formal. 3) Daya tahan untuk aktifitas mandiri. 4) Daya tahan dipakai pada computer lain. d. Indikator untuk aspek materi meliputi : 1) Kesesuaian materi dengan kompetensi 2) Ketepatan rutan penyajian materi 3) Kebermaknaan materi 4) Kemutakhiran materi 5) Kemutakhiran software aplikasi 6) Kemudahan untuk dipahami 7) Keterbacaan teks 8) Kejelasan aspek gambar / video 9) Kejelasan aspek suara / audio 10) Kejelasan uraian materi 11) Efektifitas contoh dalam menguasai kompetensi 12) Kedalaman materi 13) Relevansi soal terhadap indicator kompetensi 14) Pemberian referensi 25 e. Indikator kelayakan bahan ajar multimedia interaktif dilihat dari aspek pembelajaran meliputi: 1). Kejelasan rumusan Kompetensi Dasar. 2) Kejelasan indikator pencapaian kompetensi. 3) Relevansi antara KD, Indikator, Materi, dan Evaluasi. 4) Kejelasan petunjuk belajar. 5) Pemberian motivasi 6) Sistematika penyajian materi. 7) Kemenarikan sajian materi. 8) Kejelasan uraian materi. 25 Ibid, 36 9) Pemberian contoh. 10) Pemberian latihan untuk menguasai konsep. 11) Pemberian kesempatan berlatih secara mandiri 26 Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll. yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi), digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi power point, film, game, dll. 6. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Proses Pembelajaran Media pembelajaran interkatif berbasis multimedia adalah sebuah metoda pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Media pembelajaran interaktif merupakan media penyampaian pesan antara tenaga pendidik kepada peserta didik yang memungkinkan komunikasi antara manusia 26 Ibid. 37 dan teknologi melalui sistem dan infrastruktur berupa program aplikasi serta pemanfaatan media elektronik sebagai bagian dari metode edukasinya.27 Pemanfaatan multimedia interaktif sangatlah banyak diantaranya untuk: media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, iklan/promosi, dll. Bila pengguna mendapatkan keleluasaan dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut multimedia interaktif. Interaktivitas bukanlah medium, interaktivitas adalah rancangan dibalik suatu program multimedia. Interaktivitas mengijinkan seseorang untuk mengakses berbagai macam bentuk media atau jalur didalam suatu program multimedia sehingga program tersebut dapat lebih berarti dan lebih memberikan kepuasan bagi pengguna. Interaktivitas dapat disebut juga sebagai interface design atau human factor design.28 Interaktivitas dapat dibagi menjadi dua macam struktur, yakni struktur linear dan struktur non linear. Struktur linear menyediakan satu pilihan situasi saja kepada pengguna sedangkan struktur nonlinear terdiri dari berbagai macam pilihan kepada pengguna. Ada beberapa metode yang digunakan dalam menyajikan multimedia interaktif, yaitu: 27 28 a. Berbasis kertas (Paper-based), contoh: buku, majalah, brosur. b. Berbasis cahaya (Light-based), contoh: slide shows, transparasi. Yudhi Munadhi, Op. Cit., hlm. 56. Ibid., hlm. 66 38 c. Berbasis suara (Audio-based), contoh: CD Players, tape recorder, radio. d. Berbasis gambar bergerak (Moving-image-based), contoh: televisi, VCR (Video cassette recorder), film. e. Berbasiskan digital (Digitally-based), contoh: komputer. Dengan demikian dapat dipahami bahwa setiap guru dapat memanfaatkan Multimedia interaktif dalam proses pembelajaran, karena dengan pemanfaatan Multimedia tersebut, guru dapat lebih mudah dalam memberikan penjelasan materi kepada siswa-siswi. Dengan bantuan alat Multimedia pembelajaran siswa dapat fokus,dan segala daya dalam dirinya dapat berfungsi dengan baik, dan siswa akan lebih cepat memahami dan menguasai materi yang diterimanya. Ada beberapa manfaat penggunaan Multimedia interaktif dalam Pembelajaran, karena media memiliki peranan penting dalam mengarahkan proses pembelajaran dan hasil yang di inginkan dalam pembelajaran. Kelebihan dari media pembelajaran secara interaktif, antara lain : a. b. c. d. e. Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidaknyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata dapat dilihat, dirasakan, atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan organ-organ tubuh manusia pada mata pelajaran Sains. Membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga peserta didikpun mudah dipahami, lama diingat dan mudah diungkapkan kembali. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktifitas, dan kreatifitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik. 39 f. g. h. i. j. k. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali (playback). Misalnya menggunakan rekamana video, compact disk (cakram padat), tape recorderatau televisi. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terahadap suatu objek, namun dalam bentuk nyata menggunakan media pembelajaran. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya, sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung. Misalnya, peserta didik mempelajari tentang jenis-jenis tumbuhan. Mereka langsung melihat, memegang, atau merasakan tumbuhantersebut. Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif), meningkatkan keterampilan (psikomotor). Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat, dan bakatnya, baik secara individual, kelompok, atau klasikal. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya. 29 Jadi peran multimedia interaktif dalam prose pembelajaran sangatlah besar, karena dengan pemanfaatan media tersebut proses pembelajaran lebih mudah, mudah difahami, menghibur dan juga menjadi pembelajaran yang lebih bermakna. Selain memiliki beberapa keunggulan tersendiri sebagai media pembelajaran, multimedia interaktif juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya: a. Pengembangannya memerlukan adanya keahlian khusus. b. Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama. c. Faktor biaya yang bertalian dengan masalah pengadaan pengoperasionalan media dalam proses belajar mengajar. d. 29 30 Faktor hambatan-hambatan teknis.30 Oemar Hamalik, Media Pendidikan...., hlm. 189-190 Oemar Hamalik, Media Pendidikann,... hlm 191 dan 40 B. Pembelajaran Fiqih Bab Shalat 1. Pengertian fiqih Di dalam bahasa Arab, perkataan fiqh yang ditulis fiqih atau kadangkadang fakih setelah di Indonesia-kan, artinya paham atau pengertian. Kalau dihubungkan dengan perkataan ilmu di atas, dalam hubungan ini dapat juga dirumuskan (dengan kata lain), ilmu fiqih adalah ilmu yang bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang terdapat didalam Al-Qur’an dan ketentuan-ketentuan umum yang terdapat dalam sunnah Nabi yang direkam dalam kitab-kitab hadist.31 Arti fiqh secara terminology ada beberapa pendapat yang dikutip oleh Mohammad Daud Ali dan Zen Amirudin di buku Hukum islam dan Ushul Fqih adalah: a. Al Imam Muhammad Abu Zahro’, mendefinisikan fiqih dengan: ﻓﻬﻮ ا ﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻻ ﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮ ﻋﻴﺔ اﻟﻌﻤﻠﻴﺔ ﻣﻦ ادﻟﺘﻬﺎ اﻟﺘﻔﺼﻠﻴﺔ Fiqih adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum syara’ amaliyah dari dalil-dalilnya yang terinci. b. Abdul hamid Hakim mendefinisikan dengan: اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻻﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ اﻟﱵ ﻃﺮﻳﻘﻬﺎاﻹﺟﺘﻬﺎد Ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum syara’ yang hukumhukum itu didapatkan dengan cara berijtihad. c. Imam Abu Hanafiyah mendefinisikan: ﻋﻠﻢ ﻳﺒﲔ اﳊﻘﻮق واﻟﻮاﺟﺒﺎت Ilmu yang menerangkan perihal hak-hak dan kewajibankewajiban. 31 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 48 41 d. Para ulama kalangan mazhab Hanafi mendefinisikan: ﻋﻠﻢ ﻳﺒﲔ اﳊﻘﻮق واﻟﻮاﺟﺒﺎت اﻟﱴ ﺗﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎءﻓﻌﺎل اﳌﻜﻠﻔﲔ Ilmu yang menerangkan tentang hak-hak dan kewajibanSkewajiban yang berkaitan dengan amaliyah orang-orang mukalaf. e. Ulama’-ulama’ Syafiyah menerangkan: ﻫﻮاﻟﻌﻠﻢ اﻟﺬﻳﻲ ﻳﺒﲔ اﻻﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ اﻟﱴ ﺗﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﻓﻌﺎل اﳌﻜﻠﻔﲔ اﳌﺴﺘﻨﺒﻂ ﻣﻦ ادﻟﺘﻬﺎاﻟﺘﻔﺼﻴﻠﻴﺔ Fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum syara’ yang berkaitan dengan amaliyah orang mukalaf yang diistinbathkan dari dalil-dalil yang terperinci.32 Berdasarkan dari paparan kami di atas sebenarnya yang hendak kami teliti di sini adalah kasus tentang seberapa efisienkah pemakaian multimedia dalam peningkatan materi pelajaran fiqih. Sehingga berawal dari sana, dapat digunakan pendorong terhadap pemakaian multimedia itu sendiri untuk lebih meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi ajar akan lebih bermakna dan siswa akan termotivasi untuk belajar dan meningkatkan pengusaan materi yang diajarkan oleh bapak ibu guru di sekolah. 2. Ruang lingkup fiqih Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah terfokus pada aspek: a. 32 Fiqih ibadah 1) Melakukan Thoharoh 2) Melakukan sholat wajib 3) Melakukan sholat berjama’ah Zen Amirudin, Ushul Fiqh, (Surabaya: eLKAF, 2006), hlm. 3-4 42 4) Melakukan sholat jama’ dan qosor 5) Memahami tata cara sholat darurat 6) Melakukan sholat jenazah 7) Melakukan macam-macam sholat sunnat 8) Melakukan macam-macam sujud di luar sholat 9) Melakukan dzikir dan doa 10) Membelanjakan harta diluar zakat 11) Memahami ibadah haji dan umroh 12) Memahami ketentuan aqiqoh dan kurban 13) Memahami hukum Islam tentang makan dan minum 14) Melakukan sholat jenazah.33 b. Fiqih Muamalah meliputi: 1) Memahami macam-macam muamalah 2) Memahami muamalah diluar jual beli 3) Melaksanakan kewajiban terhadap orang sakit, jenazah, dan ziarah kubur 4) Melakukan pergaulan remaja sesuai dengan syariat Islam.34 c. Fiqih jinayah; Memahami jinayah, hudut dan sangsinya. d. Fiqih siyasah Meliputi: 1) Mematuhi undang-undang Negara dan syariat Islam 2) memahami kepemimpinan dalam Islam 3) Memelihara, mengelola lingkungan dan kesejahteraan sosial. 35 3. Tujuan Pembelajaran Fiqih di Madrasah Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyampaikan peserta didik untuk mengenal, memahami, 33 Ibid., hlm 76. Ibid.,hlm, 77 . 35 Departemen Agama RI, Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm. 48-49 34 43 menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, penggunaan, pengalaman, dan pembiasaan. Mata pelajaran fiqih di madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat 1). Mengetahui dan memahami pokokpokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.2). Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kekuatan menjalankan Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.36 4. Pegertian Shalat Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata shalat diartikan sebagai berikut: Pernyataan bhakti dan memuliakan Allah dengan gerakan-gerakan badan dan perkataan tertentu dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan taslim (Islam = shalat); Permohonan (doa) kepada Tuhan. 37 Di samping kata shalat digunakan pula kata sembahyang berasal dari bahasa sansekerta, berarti menyembah yang di pertuhan.38 Kata sembahyang dikenal dalam agama Islam dengan istilah shalat. Sehubungan itu Hasbi Ash-Shiddiqi mengatakan: 36 Ibid., hlm. 48 37 Tim Penyusun KBBI, DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdikbudd, 1988), hlm. 806. 38 Syamsuddin Abdullah, et al, Fenomenologi Agama, Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Di Jakart, (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1985), hlm.60. 44 mengingat hal ini amat utamalah kita memakai kata shalat, jangan memakai kata sembahyang, karena kata sembahyang itu berasal dari bahasa sansekerta yang berarti menyembah dewa.39 Dari segi etimologi, shalat antara lain berarti “doa”, sedang “doa” adalah keinginan yang ditujukan kepada Allah SWT, atau dalam arti yang lebih umum yaitu permintaan yang diajukan oleh satu pihak kepada pihak yang lebih tinggi.40 Hakikat shalat adalah hubungan vertikal antara manusia sebagai makhluk dengan pencipta, atau dengan kata lain komunikasi antara manusia dengan Tuhan. Sebagai hikmatnya, shalat dapat dirasakan sebagai amalan ibadah yang bisa mendatangkan ketenangan jiwa dan rasa optimis dalam meniti kehidupan. Shalat dilihat dari aspek hubungan vertikal mempunyai kesamaan, meskipun perbedaanya lebih nampak dengan sesaji, doa, perbantuan, makna dan lain sebagainya. Hubungan tersebut dapat dilihat dari aspek tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengajukan permohonan kepada Tuhan, sehingga keinginannya dapat dikabulkan. Sedangkan perbedaannya tampak antara lain dalam hal tata cara melakukan dan waktunya. Dari segi terminologi, TM Hasbi Ash shiddieqy, mengemukakan: Sembahyang adalah berhadap hati, (jiwa) kepada Allah SWT, hadap yang mendatangkan takut, menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya dengan sepenuh khusu’ dan ikhlas di dalam beberapa perkataan dan perbuatan hlm. 42. 39 TM.Hasbi Ash Shiddiqi, Pedoman Sholat, (Semarang: PT. Pustaka Rizqi Putra, 1997), 40 H.Zaini Dahlan,et al , Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm 183 45 yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam.41 Syekh al-Gazi menegaskan: “Shalat menurut bahasa ialah berdo’a. Sedang menurut pengertian syara sebagaimana kata Imam Rafi’i, shalat ialah ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam disertai beberapa syarat yang sudah ditentukan”. 42 Adapun Sayyid Sabiq dalam kitabnya menjelaskan, shalat ialah ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Ta’aladan disudahi dengan memberi salam. 43 Menurut Syekh Mahmud Syaltut, dalam shalat telah terhimpun segala bentuk dan cara yang dikenal oleh umat manusia dalam menghadapkan penghormatan dan pengagungan, tetapi mereka itu hanya menggunakan salah satu cara seperti sekadar berdiri dengan penuh hormat atau sekadar tunduk, atau sujud dan sebagainya, dan Allah menghimpun segala yang dikenal itu dalam ibadah sembahyang untuk menggambarkan puncak pengagungan kepada-Nya.44 Di antara ibadah, shalatlah yang membawa manusia terdekat kepada Tuhan. Di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan dialog berlaku antara dua pihak yang saling berhadapan.45 Shalat merupakan salah satu dari tiang agama serta kewajiban pokok yang diletakkan Tuhan di atas 41 TM.Hasbi Ash Shiddiqi, Op Cit, hlm. 64 Syekh Muhammad Ibn Qasim al-Ghazzi, Fath al-Qarib, (Arabia: Maktabah al-lhya atKutub al-Arabiah, tt), hlm. 11. 43 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz I,(Kairo:Maktabah Dar al-Turas, Kairo, tt), hlm. 70. 42 44 45 hlm. 37 Mahmud Syaltut, Al Islam Aqidah Wa Syari’ah, (Mesir: Dar al Qalam,1966), hlm 93. Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1979), 46 pundak hamba-hamba-Nya. Dikatakan demikian karena : a. b. Dari satu sisi yakni sisi kebesaran dan keagungan Tuhan, shalat merupakan konsekuensi dari keyakinan-keyakinan tentang sifat-sifat Allah SWT yang menguasai alam raya ini, termasuk manusia yang dalam hidupnya sangat bergantung kepada Allah SWT. Keyakinan tersebut memerlukan pembuktian dalam bentuk konkrit, karena keyakinan tidak hanya terbatas dalam hati, tapi harus dibuktikan dengan amal. Dari sisi lain yakni sisi manusia, ia adalah makhluk yang memiliki naluri antara lain cemas dan mengharap, sehingga yang membutuhkan sandaran dan pegangan dalam hidupnya. Kenyataan membuktikan bahwa bersandar kepada makhluk sesamanya seringkali tidak membuahkan hasil, dan karena itu ia membutuhkan sandaran yang mutlak yang dapat memberikan kepadanya bantuan dan bimbingan, menghilangkan rasa cemas dan memenuhi harapannya.46 Dan tidak ada yang mampu melakukan hal tersebut kecuali Allah : (۱۴-۱۳: )اﻟﻔﱰ Yang kamu seru (sembah) selain Allah SWT tiada mempunyai apaapa walaupun setipis kulit ari, jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagai yang dia berikan oleh yang Maha Mengetahui.(QS. Fathir:13-14)47 46 47 697-698. H.Zaini Dahlan,et al, Op.Cit, hlm. 184 DEPAG RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. 47 Jadi shalat dalam pengertian etimologi dan terminologi merupakan pengejawantahan dari hakekat tersebut, dan karena itu ia dibutuhkan oleh makhluk yang meyakini kekuasaan Tuhan serta makhluk yang memiliki naluri cemas dan mengharap itu. William James sebagaimana dikutip Zaini Dahlan, et al menulis: hampir dapat dipastikan bahwa manusia terus menerus akan sembahyang sampai akhir zaman (walaupun seandainya ilmu pengetahuan membuktikan lawan dari hal tersebut), kecuali apabila naluri kemanusiaan mereka, berubah kepada suatu keadaan yang kita tidak ketahui atau mampu menduganya.48 Mukti Ali menyatakan, sebagaimana dikutip oleh Syamsudin Abdullah et.al: Shalat adalah sebagai tangga yang menghubungkan bumi dengan langit, orang yang sembahyang memandang pada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dari dirinya sendiri, menyebabkan orang itu akan lebih baik.49 Memang shalat adalah keinginan jiwa yang sebenarnya baik dilahirkan maupun tidak, gerak dari sekam api yang tertutup dan mendidih dalam dada, tanggungan dari keluh kesah dan jatuhnya air mata, penengadahan mata ke atas dengan sikap penuh pasrah sewaktu tidak ada sesuatu melainkan ia itulah yang paling dekat. Shalat merupakan ibadah yang ditujukan kepada Tuhan baik berupa perkataan, nyanyian, atau perbuatan yang berwujud pujian terhadap keagungan-Nya. 48 H. Zaini Dahlan, et al, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), hlm. 185. Abdul Karim Alkhatib, Qodhiyat al-Uluhiyat Baina Aldin wa Al-filsafat, (Arabia: Dar Alfikr Al-Araby, 1962), hlm. 6. 49 Syamsudin Abdullah, et al, Fenomenologi Agama, Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama, 1985), hlm. 60. 48 Shalat merupakan perhubungan yang teratur antara manusia dengan Tuhan, sebagai suatu tempat berlindung dengan Tuhan, yaitu suatu keadaan tempat orang untuk lebih banyak dapat mengumpulkan tenaga sesudah keributan dan kegelisahan hidup sehari-hari, sehingga ia lebih tabah untuk meneruskan perjuangan hidupnya lebih lanjut untuk mengangkat derajat jiwa dan mempertinggi susila, 50 Adapun dasar hukum shalat sebagai berikut: shalat mempunyai kedudukan yang penting dalam Islam dan merupakan pondasi yang kokoh bagi tegaknya agama Islam. Hal ini sebagaimana tercantum dalam al-Qur'an, antara lain : Allah SWT berfirman: (۴۳: )اﻟﺒﻘﺮﻩ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersamasama orang-orang yang ruku (QS. al-Baqarah:43). 51 (۴۳:)اﻟﻌﻨﻜﺒﻮت Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya halat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan munkar.”(QS. al-Ankabut: 45) 52 . (۴۵:)اﻟﺒﻘﺮﻩ 50 Muhammad Natsir, Marilah Sembahyang, (Jakarta: PT. Sinar Hudaya, 1972), hlm. 38. DEPAG RI, Op Cit, hlm 16 52 Ibid, hlm 635 51 49 Peliharalah shalat (mu) dan peliharalah shalat wustha, berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusu’.QS. Al-Baqarah :238)53 (۱۰۳ : )اﻟﻨﺴﺎء Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk,dan di waktu berbaring.kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang di tentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An Nisa’ .103)54 Ayat-ayat tersebut memerintahkan kita mendirikan shalat, mengerjakan shalat bersama-sama, juga menyatakan bahwa shalat itu dapat menghalangi dari fakhsya dan mungkar (perbuatan jahat dan buruk). 5. Rukun Shalat Shalat itu meliputi beberapa perbuatan dan perkataan, sebagian rukun dan sebagian lagi adalah sunnah. Jadi kajian tentang cara melakukan shalat meliputi rukun dan sunnah-sunnah sembahyang.55 Adapun rukun shalat, yaitu segala ucapan dan perbuatan yang mutlak harus dilakukan oleh orang yang sedang melakukan shalat.56 Setelah syarat-syaratnya dipenuhi, segera shalat dapat dimulai 53 Ibid, hlm,58 Ibid, hlm,138 55 Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, tp, tt, hlm. 65. 56 Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang Duta Grafika bekerja sama dengan Yayasan Studi Iqra, 1993), hlm. 92. 54 50 (dikerjakan) dengan harus memenuhi rukun-rukunnya. Dengan kata lain, apabila salah satu rukun saja ada yang ketinggalan, tidak sah shalat yang dilakukan itu. Rukun shalat tersebut ada sembilan yaitu: niat, berdiri, takbiratul ihram, membaca al-Fatihah, rukuk, bangun dari rukuk dan berdiri tegak lurus dengan tuma’ninah, sujud, duduk yang akhir sambil membaca tasyahud, dan mengucapkan salam.57 a. Niat Jumhur ulama menjadikan niat sebagai suatu rukun dari shalat dan suatu rukun dari segala rupa amalan taat. Hakekatnya ialah irodat yang berhadap ke arah pekerjaan untuk mencari keridhaan Allah dan mengikuti hukum-Nya.58 Banyak ayat al-Qur'an yang menuntut keharusan adanya niat dalam beribadah yang semata-mata adalah karena taat kepada Allah seperti yang terdapat dalam surat (39) az-Zumar, ayat 2; dan surat (98) alBayyinah, ayat 5. b. Berdiri Berdiri dalam sembahyang adalah wajib, bagi orang yang mampu berdiri, berdasarkan firman Allah dalam al-Qur'an Surat (2) al-Baqarah, ayat 238. 57 DEPAG RI, Ilmu Fiqh, jilid I, Cet. 2, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN di Jakarta, 1982, hlm. 131. lihat juga Sayid Abi Bakr Muhammad Syatho ad-Dimyathi, I Anat Tholibin Fath al-Muin Bi Syarah Qurat al-Uyun, (Semarang: Maktabah al-Alawiyah, tt), hlm. 20-21. 58 TM. Hasbi As Shiddieqy, Op. Cit, hlm. 148. 51 (۲۳۸:)اﻟﺒﻘﺮﻩ Peliharalah shalat (mu) dan peliharalah shalat wustha, berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusu’.QS. Al-Baqarah :238)59 Adapun orang yanvg tidak kuasa berdiri ia boleh shalat dengan cara duduk, kalau tidak kuasa duduk, ia boleh berbaring, dan kalau tidak kuasa berbaring, boleh menelentang, kalau juga tidak kuasa demikian, shalatlah sekuasanya, sekalipun dengan isyarat.60 Mengenai shalat sunnat, maka boleh kita mengerjakannya sambil duduk walaupun kita sanggup berdiri. Untuk itu, pahala orang yang berdiri, lebih sempurna dari pahala orang yang duduk.61 c. Takbiratul Ihram Takbiratul ihram ialah ucapan takbir untuk memulai shalat.62 Adapun ucapan takbir hanyalah lafadh “Allahu Akbar” sesuai dengan 63 hadits : 59 Ibid, hlm,58 H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm, 84 61 Hasbi Ash-shiddieqy, Op Cit, hlm. 150 62 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Dirbin Pertais, Ilmu Fiqh, Jilid I, (Jakarta: IAIN Pess,1983), hlm. 133. 63 Al-Imam Abu abdillah Muhammad ibn Yazid ibnu Majah al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah, (Kairo: Tijariyah Kubra, tth),hlm.52. 60 52 Bahwa Nabi SAW bila berdiri hendak mengerjakan shalat, ia tegak lurus dan mengangkatkan kedua belah tangannya lalu mengucapkan “Allahu Akbar”. (HR. Ibnu Majjah dan dintakan sah oleh Ibnu dari Abu Humaid as-Sa’idi dan disahkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban) Hal-hal yang disunnatkan ketika takbiratul ihram atau sesudahnya adalah: 1) Mengangkat kedua tangan bersamaan dengan takbiratul ihram, sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Abu Humaid yang diriwayatkan Ibnu Majjah di atas, atau mendahului takbiratul ihram, sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Ibnu Umar 64 Rasulullah SAW apabila berdiri akan mengerjakan shalat, mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan bahunya, kemudian bertakbir.(H.R Muslim dari Ibnu umar) Dari keterangan di atas dapat dipahami pula bahwa cara mengangkat kedua tangan adalah sampai sejajar dengan bahu. Akan tetapi dalam hadits lain, diterangkan bahwa cara mengangkat tangan adalah sampai sejajar dengan telinga. Hadits yang dikeluarkan oleh Bazzar dengan isnad yang sah dan atas syarat Muslim, yang diterima dari Ali, sebagai berikut : “Bahwa Nabi SAW, bila berdiri hendak mengerjakan shalat, mengucapkan Allahu Akbar” 64 65 Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Sahih Muslim, juz 1, (Mesir: Tijariah Kubra, tth), hlm. 73 65 Ibid, hlm. 79. 53 Demikian pula pada hadits “Al-Musi Fi Shalatih” yang diriwayatkan oleh Thabrani terdapat: “kemudian diucapkannya “Allahu akbar” 2) Tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri dan diletakkan di atas dada. Setelah kedua tangan diangkat kemudian diturunkan lagi, dan diletakkan di atas dada, dengan tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri, mengingat hadits dari Wa’il bin Hujr yang menerangkan bahwa: Saya shalat bersama Nabi SAW, maka beliau meletakkan tangan 66 kanannya di atas tangan kirinya di atas dadanya” 3) Membaca Do’a Iftitah Setelah takbiratul ihram hendaklah membaca salah satu do’a iftitah di antara do’a-do’a iftitah yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW adalah: hadits dari Abu Hurairah sebagai berikut: 66 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Dirbin Pertais, OP. Cit, hlm. 136. 54 Adalah Rasulullah SAW diam sebentar antara takbir dan membaca alFatihah. Maka saya bertanya (kepada beliau): dengan nama ayah dan ibuku, wahai Rasulullah, selama engkau diam antara takbir dan membaca (al-Fatihah) apa yang dibaca? Beliau bersabda saya membaca: (allahuma baaid baini wa baina…). Ya Allah jauhkanlah antara diriku dengan kesalahanku seperti engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah bersihkanlah diriku dari kesalahan seperti bersihnya kain putih dari segala kotoran. Ya Allah cucilah kesalahanku dengan air, salju dan embun. (HR. al-Jama’ah kecuali at-Tirmdzi dari Abu Hurairah). 67 d. Membaca al-Fatihah Membaca al-Fatihah wajib pada setiap rakaat dari shalat fardhu dan sunnat. Telah diterima dari beberapa buah hadits shahih menyatakan fardhunya membaca fatihah pada tiap rakaat. Karena hadits-hadits itu merupakan hadits-hadits shahih lagi tegas, maka tak ada dalil atau alasan untuk bertikai faham. Adapun hadits-hadits tersebut antara lain: 68 Dari Ubadah bin Shamit ra bahwa Nabi SAW bersabda : Dari Ali bin Abdullah, ia berkata : Sufyan menceritakan kepada kami, ia berkata : Az-Zuhry menceritakan kepada kami dari Mahmud bin Ar-Rabi’ dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada shalat bagi 67 68 Ibid, hlm. 134 – 137. Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi,, op,cit, hlm 99 55 orang yang tidak membaca Fatihatul-Kitab (Al-Fatihah) (HR. Al69 Bukhary)Dari Abu Hurairah bahwa Nabi telah bersabda e. Ruku’ َﺎل أَ ْﺧﺒَـﺮَِﱐ اﳊَْ َﻜ ُﻢ َﻋ ْﻦ اﺑْ ِﻦ أَِﰊ ﻟَْﻴـﻠَﻰ َﻋ ْﻦ َ َﺎل َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ ُﺷ ْﻌﺒَﺔُ ﻗ َ َﱪ ﻗ َِل ﺑْ ُﻦ اﻟْ ُﻤﺤ ﱠ ُ َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ ﺑَﺪ َﲔ َوإِذَا َرﻓَ َﻊ ِ ْ َﲔ اﻟ ﱠﺴ ْﺠ َﺪﺗـ َ ْ ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َو ُﺳﺠُﻮُدﻩُ َوﺑـ َ ﱠﱯ َﺎل ﻛَﺎ َن ُرﻛُﻮعُ اﻟﻨِ ﱢ َ اﻟْﺒَـﺮَا ِء ﻗ (َﻼ اﻟْ ِﻘﻴَﺎ َم وَاﻟْ ُﻘﻌُﻮَد ﻗَﺮِﻳﺒًﺎ ِﻣ ْﻦ اﻟ ﱠﺴﻮَا ِء )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري َ ُﻮع ﻣَﺎ ﺧ ِ َرأْ َﺳﻪُ ِﻣ ْﻦ اﻟﱡﺮﻛ Telah menceritakan kepada kami [Badal bin Al Muhabbar] berkata, telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] berkata, telah mengabarkan kepadaku [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Al Bara’] berkata : “Rukuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sujudnya, (duduk) antara dua sujud, dan ketika mengangkat kepala dari rukuk, tidaklah berbeda antara berdiri (i’tidal) dan duduknya melainkan semuanya sama (dalam thu’maninah).” (HR. Bukhari/750.) Adapun rukuk sekurang-kurangnya bagi orang yang shalat berdiri, menunduk kira-kira dua tapak tangannya sampai ke lutut, sebaiknya hendaklah menunduk betul-betul sampai datar (lurus) tulang punggung dengan lehernya (90 derajat), serta meletakkan dua tapak tangan ke lutut. Sekurang-kurangnya ruku’ untuk orang yang shalat duduk, hendaklah sampai setentang muka dengan lututnya, sebaiknya setentang antara mukanya dengan tempat sujud.70 f. Bangun dari ruku’ dan berdiri tegak lurus dengan thuma’ninah. Setelah selesai membaca tasbih atau dzikir ruku’, kemudian bangun dari ruku’ dan berdiri tegak lurus dengan thuma’ninah.71 Banyak hadits yang menunjukkan adanya rukun ini, antara lain 69 Al-Imam Abu Abdillah Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hambal Asy-Syaibani al-Marwazi, Musnad Ahmad, juz 1, Dar al-Ma’arif, Mesir, 1382 H/1953M, hlm 102 70 H. Sulaiman Rasyid, Op. Cit, hlm. 89. 71 Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Ilmu Fiqh, Cet II, 1983, hlm 150. 56 72 sabda Rasulullah SAW sebagai berikut : ى ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ َ َﱴ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻮ ُﻮع َﱂْ ﻳَ ْﺴ ُﺠ ْﺪ ﺣ ﱠ ِ ﻓﻜﺎن َوﻛَﺎ َن إِذَا َرﻓَ َﻊ َرأْ َﺳﻪُ ِﻣ َﻦ اﻟﱡﺮﻛ Maka bila ia mengangkatkan kepala dari ruku’ ia tidak sujud sebelum berdiri lurus lebih dahulu. (HR. Muslim) g. Sujud dengan thuma’ninah Sujud ini ditunjukan oleh al-Qur’an (QS. al-Hajj Ayat:77): (۷۷: )اﳍﺞ Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (QS. al-Hajj: 77)73 74 Sabda Rasulullah SAW : ﰒ، ﻓﺪﺧﻞ رﺟ ٌﻞ ﻓﺼﻠﻰ، دﺧﻞ اﳌﺴﺠﺪ- ﺻﻠﱠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ- أ ﱠن رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﱠﻰ اﷲ- رﺳﻮل اﷲ ُ ﻓﺮﱠد- ﺻﻠﱠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ- رﺳﻮل اﷲ ِ ﺟﺎء ﻓﺴﻠﱠﻢ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺟﻊ اﻟﺮﺟ ُﻞ ﻓﺼﻠﻰ،(( ﻓﺈﻧﱠﻚ ﱂ ﺗﺼﻞ، ))ارﺟﻊ ﻓﺼﻞ: اﻟﺴﻼم ﻗﺎل- ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ ﻓﻘﺎل، ﻓﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ- ﺻﻠﱠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ- ﰒ ﺟﺎء إﱃ اﻟﻨﱯ،ﻛﻤﺎ ﻛﺎن ﺻﻠﻰ ))ارﺟﻊ: ﰒ ﻗﺎل،(( ))وﻋﻠﻴﻚ اﻟﺴﻼم: - ﺻﻠﱠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ- رﺳﻮل اﷲ ُ واﻟﺬي: ﻓﻘﺎل اﻟﺮﺟ ُﻞ،ات ٍ ﺛﻼث ﻣﺮ َ ﺣﱴ ﻓﻌﻞ ذﻟﻚ،(( ﻓﺈﻧﱠﻚ ﱂ ﺗﺼﻞ،ﻓﺼﻞ ﰒ،ﻗﻤﺖ إﱃ اﻟﺼﻼة ﻓﻜﱪ َ ))إذا: ﻗﺎل،ﺑﻌﺜﻚ ﺑﺎﳊ ﱢﻖ ﻣﺎ أﺣﺴﻦ ﻏﲑ ﻫﺬا ﻓﻌﻠﱢﻤﲏ ﰒ ارﻓﻊ ﺣﱴ ﺗﻌﺘﺪل، ﰒ ارﻛﻊ ﺣﱴ ﺗﻄﻤﺌ ﱠﻦ راﻛﻌًﺎ،اﻗﺮأ ﻣﺎ ﺗﻴﺴﺮ ﻣﻌﻚ ﻣﻦ اﻟﻘﺮآن 72 73 523. 74 Al-Bukhari, Op.Cit., hlm. 76. DEPAG RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), hlm. Al-Bukhari, Op.Cit., hlm. 76. 57 ﰒ اﻓﻌﻞ ذﻟﻚ، ﰒ ارﻓﻊ ﺣﱴ ﺗﻄﻤﺌﻦ ﺟﺎﻟﺴًﺎ، ﰒ اﺳﺠﺪ ﺣﱴ ﺗﻄﻤﺌﻦ ﺳﺎﺟﺪًا،ﻗﺎﺋﻤًﺎ .((ﰲ ﺻﻼﺗِﻚ ﻛﻠﱢﻬﺎ Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk Masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk kemudian ia shalat. Kemudian orang itu datang dan memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab salamnya dan bersabda:“ Kembali dan ulangilah shalatmu, karena kamu belum shalat (dengan shalat yang sah)!” Lalu orang itu kembali dan mengulangi shalat seperti semula. Kemudian ia datang menghadap kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil memberi salam kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:" Wa'alaikas Salaam" Kemudian beliau bersabda:“ Kembali dan ulangilah shalatmu karena kamu belum shalat!” Sehingga ia mengulang sampai tiga kali. Maka laki-laki itu berkata:“ Demi Dzat yang mengutus anda dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang lebih baik dari shalat seperti ini, maka ajarilah aku.” Beliau pun bersabda:“Jika kamu berdiri untuk shalat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al Qur’an. Kemudian ruku'-lah hingga benar-benar thuma'ninah (tenang/mapan) dalam ruku', lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak (lurus), kemudian sujudlah sampai engkau thuma'ninah dalam sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga thuma'ninah dalam keadaan dudukmu. Kemudian lakukanlah semua itu di seluruh shalat (rakaat) mu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Anggota-anggota sujud, ialah muka, dua telapak tangan, dan dua telapak kaki.75 h. Duduk akhir sambil membaca tahiyyat (tasyahud) Pada rakaat yang terakhir setelah sujud yang kedua, diwajibkan duduk sambil membaca tasyahud. Hadits yang menunjukkan kewajiban ini, antara 76 lain hadits dari Ibnu Mas’ud, sebagai berikut : 75 TM Hasbi Ash Shiddieqy, Op Cit, hlm. 153. Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Op.Cit hlm. 162. 76 58 Sebelum diwajibkan membaca tasyahud, kami membaca: Assalamu’alallah ‘ala jibriila wamikaaiila (Keselamatan dan kesejahteraan kepada Allah, jibril dan mikail). Maka Rasulullah SAW bersabda: janganlah kamu katakan seperti itu, tetapi katakanlah: Attahiyyaatul lillahi (segala kehormatan adalah milik Allah ). (HR. Ad Daruquthni dan Al Baihaqi dari Ibnu Mas’ud). i. Mengucapkan salam Kewajiban mengucapkan salam dalam mengakhiri shalat di dasarkan 77 pada hadits dari Ali bin Abi Thalib yang menerangkan bahwa : Kunci Shalat adalah bersuci pembukanya adalah mengucapkan takbir dan penutupnya adalah mengucapkan salam (HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majjah, dan Ath thirmidzi dari ali bin Abi Thalib.) Menurut Hasbi Ash Shieddiqy para ulama telah berijma’ mewajibkan satu salam saja. Salam yang kedua hanya di sunnahkan.78 C. Hikmah Shalat Dalam shalat manusia memang berhadapan dengan Tuhan. Dalam shalat seseorang melakukan hal-hal berikut : memuja ke-Maha Sucian Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, memohon semoga dilindungi dari godaan 77 78 Ahmad bin Hambal, Op.Cit., hlm. 106. Ibid, hlm 153 59 syaitan, memohon semoga diberi ampun dan dibersihkan dari dosa, memohon supaya diberi petunjuk kepada jalan yang benar dan dijauhkan dari kesesatan dan perbuatan-perbuatan tidak baik, perbuatan-perbuatan jahat dan sebagainya. Pendek kata dalam dialog dengan Tuhan itu seseorang meminta supaya ruhnya disucikan. Dialog ini wajib diadakan lima kali sekali, dan kalau seseorang lima kali sehari dengan sadar memohon pensucian ruh, dan ia memang berusaha ke arah yang demikian, ruhnya akan dapat menjadi bersih dan ia akan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan tidak baik, atau dari perbuatan-perbuatan jahat.79 Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan shalat yang dilaksanakan dengan hati yang penuh taqwa dan mengharap keridhaan Allah SWT akan mempunyai pengaruh yang mendalam dalam jiwa dan menopang manusia untuk berakhlak mulia. Dengan demikian shalat dapat berperan sebagai alat penangkal yang dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar (QS. 29: 45). 80 TM. Hasbi Ash Shiddieqy menyebutkan manfaat shalat di antaranya (1) menciptakan jiwa yang jernih; (2) membesarkan Tuhan yang disembah; (3) menjauhkan diri dari fahsya dan mungkar. Selanjutkan ia mengatakan, esensi yang tertentu sembahyang fardhu: (1) memperbaiki keadaan hamba dan menolongnya untuk menyelesaikan segala kewajiban dan 79 Harun Nasution, Loc. Cit Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1994), hlm. 208. 80 60 menjauhkan diri dari segala keharaman; (2) memperoleh ampunan dosa dan mendapat kelembutan rahmat Tuhan. 81 Shalat dapat mendatangkan sukses dan kemenangan bagi orang yang mengerjakan. Sukses dan kemenangan itu dirumuskan dalam al-Qur’an dengan perkataan “Falah” dan kata-kata lainnya yang berasal dari pokok kata “falaha”. Perkataan falah yang berasal dari pokok kata falaha itu, menurut lughat berarti sukses atau keberuntungan yang diinginkan. Shalat itu dilaksanakan dengan tiga alat badani, yaitu lisan, badan dan hati. Ketigatiganya berpadu menuju satu titik pemusatan (konsentrasi), yaitu menghadap kepada Illahi. 81 82 TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2000), hlm. 191 – 193. 82 M. Yunan Nasution, Pegangan Hidup Bagian 3, (Solo: Ramadhani, tt), hlm. 8-10. BAB III GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PENELITIAN DI MADRASAH TSANAWIYAH HASAN KAFRAWI PANCUR MAYONG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 1. Sejarah Berdirinya Proses pendirian lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi di dasarkan pada kebutuhan masyarakat Pancur yang membutuhkan pendidikan lanjutan menengah, maka ada seorang tokoh (Masrukhan) yang mempunyai inisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan menengah, sehingga pada waktu itu beliau mengadakan pertemuan dari 2 (dua) desa, yaitu : Desa Pancur dan desa Rajekwesi yang diikuti oleh 4 (empat) orang yaitu : a. Bapak Masrukhan b. Bapak Faidloni c. Bapak H. Badawi d. Bapk H. Muzahid Dalam pertemuan itu menghasilkan dan memutuskan untuk mendirikan sekolah lanjutan menengah di desa pancur dengan nama MMP (Madrasah Menengah Pertama) Hasan Kafrawi pada tahun 1976, pada tahun itu juga disosialisasikan kepada masyarakat bahwa, MMP Hasan Kafrawi membuka pendaftaran siswa baru yang akhirnya mendapatkan siswa sebanyak 49 orang siswa dengan rincian L: 34 dan P: 15 yang 61 62 bertempatkan di MI Al-Huda Pancur, pada waktu itu yang menjadi kepala MMP Hasan Kafrawi adalah Bapak H. Faidloni. Pada tahun 1981 MMP Hasan Kafrawi baru diajukan pendaftaran ke Departemen Agama Kabupaten Jepara dengan nama MTs. Hasan Kafrawi dan pada tanggal 11 bulan Mei tahun 1996 baru mendapatkan status Diakui oleh Departemen Agama Kabupaten Jepara. Beliau berempat adalah merupakan pelopor pendirian Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi, beliau yang sampai pada saat ini masih aktif di MTs. Hasan kafrawi tinggal 1 yaitu : Bpk H. Muzahid, A.Ma yang pada saaat ini menjabat sebagi Ketua Komite sekolah di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayang Jepara.1 Pada tahun 1992 para pengurus madrasah mengadakan musyawarah untuk membentuk yayasan dengan mengajukan untuk mendirikan yayasan, kemudian H. Badawi, H. Masykuri dan H. Tahrir Nawawi, mereka menghadap Notaris di Jepara dan terbentuklah Yayasan Islam Hasan Kafrawi dengan No. 21/YAY/1992/PN/JPR tertanggal 23 September 1992 yang menaungi empat jenjang pendidikan yaitu: 2 Taman Kanak-kank, 3 Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dan pada tahun 2006 bertambah SMK Hasan kafrawi.2 1 Miftahurrozaq, S.Pd.I, Kepala MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Wawancara, Tanggal . 12 Mei 2015. 2 Ibid. Jepara, 63 2. Letak Geografis MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara terletak di pedesaan yang jauh dari pusat kota, yaitu ada pada Jln. Raya Mayong-Pancur Km. 08, jarak dari ibu kota kecamatan Mayong sekitar 8 km. dan jarak dari dari Ibu Kota Kabupaten 25 Km, adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut: a. Sebelah utara : Desa Ragu Klampitan Kecamatan Batealit b. Sebelah timur : Desa Bungu Kecamatan Mayong c. Sebelah barat : Desa Rajekwesi Kecamatan Mayong d. Sebelah selatan : Desa Datar Kecamatan Mayong3 Lokasi madrasah jika ditempuh dari Pusat Kota Kecamatan Mayong “Perempatan Mayong” Naik Angkot Jurusan Pancur dengan biaya sekitar Rp. 2500 s/d 3000,3. Sarana dan Prasarana Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar jika didukung adanya sarana dan prasarana yang memadai. Adapun sarana dan prasara yang telah dimiliki MTs. Hasan Kafrawi Pancur adalah sebagai berikut: 3 Dokumentasi, Data Monografi MTs. Hasan Kafrawi Tahun 2012 64 Tabel 1 Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Kondisi No Nama Ruangan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ruang kelas Ruang kepala sekolah Ruang TU Ruang Guru Ruang Tamu Ruang OSIS Ruang UKS Ruang WC Ruang BP Gudang Tempat parkir 12 1 1 1 1 4 1 1 Baik Rusak Ringan Rusak Berat 6 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 - 3 4 Tabel 2 Inventaris Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara5 Kondisi Nama Barang Jumlah Rusak Baik Ringan Mebeller a. Almari 7 4 2 b. Meja guru/karyawan 15 12 3 c. Kursi guru/karyawan 20 15 4 d. Meja / kursi tamu 1 set 1 e. Meja kursi siswa 240 set 150 75 Perlengkapan kantor a. Mesin komputer 5 Unit 3 1 b. Printer 3 1 1 c. Scanner 1 1 d. Mesin ketik 1 1 e. Kalkulator 3 2 1 f. Stampel 4 3 1 g. Stemped 5 2 2 No 1 02 4 5 Dokumentasi, Statistik MTs. Hasan Kafrawi Tahun Pelajaran 2014/2015 Ibid. Rusak Berat 1 1 15 1 1 1 65 03 04 05 06 07 08 Perlengkapan KBM a. Lab. Bahasa b. Microskop c. Papan tulis d. Tempat kapur e. Penghapus f. Jangka g. Mistar busur h. Mistar segitiga i. Penggaris j. Peta dinding k. Papan data kelas l. Bel m. Globe n. Gambar dua dimensi Alat olah raga a. Bola sepak b. Bola volly c. Net bola volly d. Meja tenis meja e. Lembing f. Peluru g. Cakram Alat kesenian a. Tape recorder b. Rebana/terbang Perlengkapan UKS a. Kotak UKS b. Termometer c. Obat-obatan d. Meteran Perlengkapan pramuka a. Tenda b. Bendera cikal c. Bendera semaphore d. Bendera regu Alat-alat kebersihan a. Sapu b. Tempat sampah c. Sulak 1 1 24 12 12 3 3 3 3 3 12 6 1 1 1 1 12 12 12 3 3 3 2 2 12 6 1 1 12 1 1 - - 4 2 1 1 2 5 3 3 2 1 1 2 5 2 1 1 - 1 1 Unit 1 1 - - 2 2 2 Paket 2 2 2 2 2 - - 7 2 1 12 7 2 1 12 - - 15 14 12 15 14 12 - - 66 4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Keadaan guru dan karyawan Dalam lembaga tertentu tiada lepas adanya tenaga pengajar sebagai guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada anak didik. Dalam hal ini MTs. Hasan Kafrawi mempunyai tenaga pendidik dan kependidikan sebanyak 32 orang. Untuk lebih jelasnya dapat diihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3 Keadaan Dewan Guru Dan Karyawan MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 6 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 NAMA GURU H. Muzahid, A.Ma H.M. Maslam, S.Ag Miftahur Rozaq, S.Pd.I H. M. Tahrir Nawawi Hamdi Muhri Ali Safi’I, S.Pd Nur Yadi, A.Md Sri Warsidah Drs. Kanif Mawardi, S.Pd.I Zainul Arifin Kholidah, S.Ag Qudsiyah, S.Ag Islahi, S.Ag Ah. Saifuddin Zuhri Nur Azizah, S.Ag Hidayah, S.Pdi Khoiriyah, S.Ag Zaimatus Sholihah, S.Ag Irsyad, S.Ag 6 PENDI KAN TMT GURU MAPEL D-2 S.1 S-1 Pon Pes SLTA SLTA S1 D-3 SLTA S-1 S-1 SLTA S1 S-1 S-1 SLTA S-1 S-1 S-1 S1 S-1 01 Juli 1976 01 Juli 1983 19 Juli 2001 07 Juli 1984 17 Juli 1985 17 Juli 1985 14 Juli 1986 16 Juli 1988 17 Juli 1991 08 Juli 1992 10 Juli 1993 19 Juli 1993 10 Juli 1993 10 Nov 1995 19 Juli 1997 19 Juli 1998 19 Juli 1999 19 Juli 1999 17 Juli 2002 15 Juli 2003 19 Juli 2004 SKI Bhs. Jawa TIK Mulok dan Akidah Bhs. Arab Mulok IPA Matematika IPA Alq Hadits Mulok Mulok SKI Aqidah Akhlaq IPS Bhs. Arab Fiqih Bhs. Indo PPKN Al-Quran Hadits PKN TUGAS LAIN Komite Kepala Bendahara Waka Sarpras Ka. Perpustakkan Dokumentasi, Nama-Nama Guru Dan Karyawan MTs. Hasan Kafrawi Tahun Pelajaran 2014/2015 67 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Asyrofi, S.Sos.I Siti Zaro'ah, S.Pd Zahrotul Mawaddah, S.H.I Sri Widayati Nihlatun Jannah, S.Pd Mimbaruddin, S.Pd.I Muh. Fahrudi, S.Psi.I Drs. Abd. Ghofar, M.SI Hadi Nurrohman Winda Dwi Lestari, S.Pd Uslikha Aprisia Utami, S.Pd S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S2 SMK S-1 S-1 19 Juli 2005 19 Juli 2005 10 Juli 2005 10 Juli 2005 17 Juli 2007 10 Juli 2007 17 Juli 2008 10 Juli 2012 15 Juli 2012 11Juli 2013 10 Juli 2013 PJK IPS Fiqih Bhs. Inggris Bhs. Inggris SBK SKI Bhs. Arab Staf BP/BK Matematika Wak. Kesiswaan Ka.TU Ka. Laboratorium Waka Kurikulum TU Tabel 4 Guru Pembimbing Kegiatan Siswa MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 7 No 1 2 3 4 5 6 Kegiatan Guru Pembimbing Nihlatun Jannah, S.Pd Hadi Nurrohman Islahi, S.Ag Winda Dwi Lestari, S.Pd Asyrofi, S.Sos,I Ahmad Yuwafi Pramuka OSIS dan PMR Kesenian/ kali Grafi Mading Olah Raga Rebana b. Keadaan siswa Siswa Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur adalah sejumlah siswa yang diterima setelah seleksi/penyaringan dan mampu menunjukkan pernyataan baik lulusan MI maupun SD. Tabel 5 Keadaan Siswa MTs. Hasan Kafrawi Tahun Pelajaran 2014/2015 No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah 1 VII 73 77 150 2 VIII 92 90 182 3 IX 60 81 1418 7 Dokumentasi, Nama-Nama Guru Pengasuh Kegiatan Ekstra Siswa MTs. Hasan Kafrawi Pancur Tahun 2015 68 B. Tinjauan Tentang Bentuk Multimedia Interaktif yang Digunakan dalam Pembelajaran Materi Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Dalam proses pembelajaran fiqih di MTs. Hasan Kafrawi dengan pemanfaatan multimedia interaktif, yaitu dengan memanfaat seperangkat alat elektronik, sebagaimana pengamatan peneliti dan wawancara dengan guru mata pelajaran fiqih Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I, diantaranya: 1. Komputer dan LCD Proyektor Pengertian laptop (dikenal juga dengan istilah notebook/powerbook) adalah komputer portabel (kecil dan dapat dibawa kemana-mana dengan mudah). Laptop kebanyakan menggunakan layar LCD (liquit crystal display) berukuran 10 inci hingga 17 inci bergantung dari ukuran laptop itu sendiri.9 Komputer dan LCD proyektor merupakan media rancangan yaitu satu unit komputer lengkap yang dikoneksikan dengan LCD proyektor. Untuk memahami tentang komputer dan LCD proyektor, perlu mengetahui pengertian komputer dan LCD proyektor.10 Komputer berasal dari bahasa latin “computare” atau dalam bahasa Inggris “to compute” yang artinya menghitung.11 Berikut beberapa definisi komputer oleh para pakar: 8 Dokumentasi, Tabel Perkembangan Siswa MTs. Hasan Kafrawi Pancur TP. 2014/ 2015 http://Abdurrozaq.wordpress.com/category/daftar-artikel/media-pembelajaran/ diakses 1 April 2015 10 http:elink.sinau.web.id diakses 12 April 2015 11 http://Abdurrozaq.wordpress.com/category/daftar-artikel/media-pembelajaran/ diakses 1 April 2015 9 69 a. Komputer adalah alat elektronik yang termasuk pada kategori multimedia.12 b. Komputer adalah hasil teknologi kemungkinan-kemungkinan yang modern yang membuka besar sebagai alat pendidikan.13 c. Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit.14 Sedangkan LCD (liquit crystal display) saat ini banyak dipakai sebagai layar komputer maupun nootbook atau laptop. Laptop yang padukan dengan proyektor dapat dijadikan media pembelajaran yang cukup menarik. Tampilan yang dihasilkan pada layar yang cukup lebar antara 2x2 meter, sangat cocok digunakan untuk kelompok besar atau kelas yang siswanya banyak. Perpaduan antara antara laptop dengan LCD proyektor dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain atau rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud audio, visual diam, visual gerak, atau audio visual gerak. Laptop dan LCD proyektor dapat dipakai sebagai media pembelajaran untuk semua bidang studi sesuai dengan karakteristik materi masing-masing.15 12 Yudhi Munadhi, Media,...hal. 148 Nasution, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: Jemmars, 1987), hal 127 14 Azhar Arsyad, Media,...hal. 53 15 http:// Haryono stikip.blogspot.com/2009/01/liquit-crystal-display-lcd.html diakses 28 April 2015 13 70 Jadi antara komputer, laptop, dan LCD merupakan bagian terpisah namun saling memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran sehingga menjadi efektif.16 Dari pengertian kompeter dan LCD dapat dipahami perlengkapan elektronik (hardware) dan program (perangkat lunak/ software) telah menjadikan sebuah komputer menjadi benda yang berguna, seperti halnya digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Dan proyektor yang berbasis LCD yang dapat menampilkan data-data komputer yang ingin disampaikan karena telah dikoneksikan dengan komputer, yang mampu mengatasi batas ruang kelas. 2. Pemanfaatan Multimedia Interaktif Berbasis Komputer Variasi LCD dalam Pembelajaran Fiqih. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Dengan demikian dapat dipahami bahwa media pembelajaran mempunyai pengaruh besar ketika kegiatan belajar mengajar. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi kongkrit. Beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis komputer dan LCD yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran meliputi multimedia presentasi dan vidio pembelajaran. 16 http:// Haryono stikip.blogspot.com/2009/01/liquit-crystal-display-lcd.html diakses 28 April 2015. 71 a. Multimedia Interaktif dalam Bentuk Presentasi Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materimateri yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar. Media ini cukup efektif sebab menggunakan menggunakan multimedia projector (LCD) yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Menurut Guru Feqih, media di atas memeliki kelebihan: 1) Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, vidio, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi. 2) Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarnya. 3) Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah.17 Kehadiran sarana multimedia Interaktf dengan memanfaatkan komputer, laptop, dan LCD Proyektor telah memberi warna tersendiri pada proses pembelajaran dikelas. Seorang guru hendaknya berpandangan, bahwa multimedia sebagai sarana pokok dalam pembelajaran dan kehadirannya tetap diperlukan. Siswa sangat memerlukan arahan dan bimbingan guru. Sehebat apapun alat peraga yang paling canggih, peran guru tetep yang menentukan. 17 April 205. Wawancara dengan Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I Guru Mapel Feqih, pada tanggal 23 72 LCD mempunyai banyak keunggulan dan kelebihan di bandingkan media pembelajaran yang lainnya, yaitu: a. Tipe projektor paling kuat b. Menghasilkan warna yang sangat baik, dan panel warna dapat kita tentukan sendiri. c. Intensitas cahaya tinggi (lumens ) Akan tetapi dibalik keunggulan alat tersebut juga memiliki elemahan maupun kekurangan LCD sebagai media pembelajaran adalah: a. Penggantian light bulb yang cukup mahal b. Lebih mudah panas, membutuhkan ekstra pendingin untuk menghindari gangguan pada projector akibat panas c. Warna menjadi kekuningan setelah 1000 jam pemakainya. Adapun kelebihan komputer sendiri sebagai berikut : a. Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. b. Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan. c. Media komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi siswa yang lebih cepat (fast learner). d. Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan (reinforcement) terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar pemakainya (record keeping) e. Komputer juga dapat dirancang agar dapat memberikan preskripsi atau saran bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar tertentu. Kemampuan ini mengakibatkan komputer 73 dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang bersifat individual (individual learning). f. Media komputer kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic animation). Hal ini menyebabkan komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi. Hal ini menyebabkan program komputer sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar yang bersifat simulasi. g. Komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Sedangkan kelemahan komputer sendiri sebagai berikut : a. b. c. d. Kelemahan pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran. Pengadaan pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat keras. Pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi. compatability dan incompability antara hardware dan software. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada komputer yang spesifikasinya tidak sama. Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus.18 Dari uraian tentang komputer dan LCD dapat dipahami bahwa, kedua peralatan yang termasuk sebagai sarana multimedia interaktif tersebut saling berkaitan. Tiada memiliki manfaat yang lebih baik jika hanya digunakan satu persatu. Komputer dan LCD dimanfaatkan sebagai multimedia pembelajaran yang diharapkan mampu membawa peserta didik kepada pemahaman yang lebih baik. Adapun kelemahan maupun kelebihan 18 masing-masing harus disikapi oleh pendidik dengan Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum dan guru Mapel Feqih Pada Tanggal 25 April 2015. 74 mempertimbangkan faktor pertimbangan yang menyangkut proses pembelajaran. Demikianlah peran komputer dan LCD serta kelemahan dan kelebihan sebagai multimedia pembelajaran. 3. Pemanfaatan Multimedia Interaktif Berbasis VCD dalam Pembelajaran. Disamping pemanfaatan media komputer dan LCD proyektor dalam pembelajaran siswa dengan media multimedia interaktif, guru fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur juga memanfaatkan VCD Player dan TV. VCD, merupakan salah satu media pembelajaran yang juga berbasis audio visual, VCD tidak bisa digunakan secara individual karena masih bergantung dengan alat lain, seperti komputer, TV dan juga proyektor maupun LCD. Dengan demikian secara tidak langsung VCD adalah bagian dari komputer dan LCD sebagai alat multimedia yang bertujuan untuj meningkatkan pemahaman anak atau siswa dalam proses pembelajaran. VCD merupakan kepanjangan dari kata Video Compact Disc. Video Compact Disc adalah sistem penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio visual direkam pada disk plastik, bukan pada pita magnetik. Sehingga dalam pemanfaatannya memerlukan perangkat untuk merekam suara dan gambar. Media VCD (Video Compact Disk) berasal dari kata video yang berarti penayangan ide atau gagasan pada layar TV. Sistem video dalam penggunaannya sebagai alat penayangan ulang (play back) dari suatu program (rekaman) yang paling tidak memiliki tiga komponen yaitu: perangkat lunak video, perangkat lunak yang berupa video cassette 75 recorder (video tape recorder) serta monitor televisi.19 Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.20 Kelebihan video antara lain: a. b. c. d. e. f. g. h. Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya; Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis; Demontrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajinya; Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang; Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau; Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar; Gambar proyeksi biasa dibekukan untuk diamati dengan seksama Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikan Sebagaimana keterangan dari guru fiqih Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I Beliau lebih senang menggunakan media ini karena lebih simpel dan lebih mudah operasionalnya, sebagaimana pada saat beliau mengajar materi tentang Shalat ia hanya tinggal menyalakan TV dan menyalakan VCD Player kemudian memutar vidio tatacara sholat. Dari tanyangan tersebut semua siswa bisa mengamati tanpa guru memberikan penjelasan secara rinci dengan cara berceramah:.21 19 Ibrahim, Modul Pengantar Teknologi pendidikan, (Malang: Jurusan Teknologi Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Malang, 1991), hal. 12 20 Yudhi munadhi,media...hal.154 21 Wawancara dengan Zahrotul Mawaddah, S.H.I Guru Mapel Fiqih Kelas VII Pada Tanggal 25 April 2015 76 Adapaun kelemahan yang dirasakan guru feqih pada saat mengajar dengan media tersebuat diantaraya: a. Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktikan; b. Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain; c. Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna; d. Memerlukan peralatan yang mahal.22 Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa VCD pembelajaran adalah salah satu media pembelajaran berbentuk multi media interaktif yang dapat mengirimkan pesan berupa suara dan gambar yang bergerak, dan berwarna. Gambar tersebut ditampilkan ke dalam frameframe yang diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, yaitu TV monitor atau bisa juga dengan LCD (Liquid Crystal Display). Video pembelajaran dapat dirancang dan dikembangkan secara sistematis yang berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Dalam fungsinya sebagai media pembelajaran, VCD memiliki beberapa kelebihan, dan kelebihan itu tidak dimiliki oleh media lain, sehingga pemanfaatan media VCD pembelajaran di sekolah dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. 22 Ibid, 77 VCD sebagai media pembelajaran dipandang sebagai media yang memiliki banyak kelebihan dibanding lainnya diantaranya yaitu: 1) Mampu memberikan rangsangan visual dan audio secara serempak serta dapat menjangkau sasaran luas, 2) Mampu menampilkan gambar yang mendekati dengan objek yang sebenarnya, 3) Memberikan unsur warna, bunyi, gerakan, suara dan suatu proses yang sangat jelas dan 4) Dapat mengkoordinasikan penggunaan berbagai media yang lain baik seperti film, foto, slide dan gambar. Dapat disimpulkan bahwa VCD sebagai media pembelajaran mampu menyajikan gambar yang inovatif, kreatif dan menarik bagi penonton khususnya siswa. Video juga dapat melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu. Beberapa keuntungan pemanfaatan film dan video pembelajaran, yaitu: (1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain; (2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu; (3) Disamping dapat mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya; (4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pembahasan dalam kelompok siswa, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam kelas; (5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang 78 berbahaya bila dilihat secara langsung seperti peristiwa demonstrasi; (6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan. Sedangkan VCD sebagai media dalam pembelajaran juga tidak lepas dari beberapa kekurangan (keterbatasan), diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak. b. Pada saat film dipertunjukan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua mampu mengikuti informasi yang ingin kita sampaikan melalui film tersebut. c. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi untuk kebutuhan sendiri.23 4. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran di Kelas Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fiqih dan hasil pengamatan peneliti, ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran berupa multimediainteraktif diantaranya adalah, pemanfaatan media dalam situasi di kelas (classroom setting). Dalam tatanan setting ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatanya pun dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang harus dicapai, materi 23 Ibid. 79 pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi, dan strategi pembelajarannya. Ada beberapa cara memanfatkan video pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik materi dari masing-masing program, misalnya: (a) Program diputar dari awal hingga akhir dan diikuti dengan diskusi atau tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi. (b) Program diputar bagian perbagian, kemudian dapat diselingi dengan diskusi, penjelasan atau bermain peran dan diakhiri dengan evalusi. (c) Dengan cara lain yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Dan media ini sangat cocok untuk materi fiqih bab Shalat.24 Sebagaimana yang dikemukakan Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I, menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahap pemanfaatan media pembelajaran dengan Multimedia Interaktif dalam pembelajaran, adalah sebagai berikut:25 a. Persiapan Penggunaan multimedia interaktif pembelajaran dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif bila ada persiapan yang matang. Untuk itu, guru perlu mengikuti langkah-langkah berikut: 1) Menyusun jadwal pemanfaatan disesuaikan dengan topik dan program yang dibuat. 24 Hasil Wawancara dan Observasi atau Pengamatan Pada saat pembelajaran di Kelas VIIA MTs. Hasan Kafrawi, Pada Tanggal 27 April 2015 25 Ibid 80 2) Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan tegangan peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di sekolah. 3) Mempelajari bahan penyerta. 4) Mempelajari isi program sekaligus menandai bagian-bagian yang perlu atau tidak perlu disajikan dalam kegiatan pembelajaran. 5) Memeriksa kesesuaian isi program slide/ video dengan judul yang tertera. 6) Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis dan peralatan lain yang diperlukan. 7) Mengatur tempat duduk siswa agar semua siswa dapat melihat dan mendengar dengan baik. b. Pelaksanaan Selama memanfaatkan program video pembelajaran, guru hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Sebelum memulai atau menghidupkan program multi media interaktif pembelajaran mengajak siswa agar memeperhatikan materi yang akan dipelajari dengan baik. 2) Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan. 3) Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari program yang akan dimanfaatkan. 4) Memberikan prasyarat/ apersepsi pengetahuan atau pelajaran sebelumnya. 81 5) Mengoperasikan program sesuai dengan petunjuk pemanfaatan/ petunjuk teknis dan bahan penyerta. 6) Mengamati/memantau kegiatan siswa selama mengikuti program. Selama program diputar guru tidak perlu maju kedepan menunjuk gambar dilayar atau mondar mandir di kelas, lebih baik guru mengerjakan hal- hal sebagai berikut: 1) Menjaga agar suasana kelas tetap tertib 2) Usahakan agar volume suara (narasi) jelas terdengar oleh seluruh siswa yang ada di ruangan. 3) Mengatur kekontrasan dan kecerahan gambar pada pesawat TV, sehingga gambar terlihat jelas oleh siswa. c. Tindak Lanjut 1) Memberikan tugas kepada siswa 2) Memberikan pertanyaan (umpan balik) 3) Bagi mata pelajaran yang memerlukan praktikum guru kemudian mengajak siswa untuk mengadakan praktek di laboratorium. 4) Bagi mata pelajaran yang memerlukan referensi yang lebih lengkap, guru mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan. 5) Menginformasikan tentang pentingnya memperhatikan/ mendengarkan program video pembelajaran berikutnya. 6) Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar lain yang relevan dengan materi yang dipelajari 82 Dengan beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru pada saat melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran multimedia interaktif, maka pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan harapan, sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan pada saat dievaluasi siswa dapat memberikan jawaban dengan baik pula. C. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Meningkatkan Penguasaan Materi Fiqih Bab Shalat Dalam penilitian ini, akan mencoba mengetahui Penerapan Multimedia interaktif dalam meningkatkan penguasaan materi Fiqih Bab Shalat. Penerapan tersebut akan terfokus pada kelas VII A yang berada pada lembaga pendidikan MTs. Hasan Kafrawi Pancur. Penerapan yang dimaksud adalah penggunaan Multimedia interaktif dalam pengajaran. Adapun pemaparan data ini akan dimulai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Zahrotul Mawaddah, S.H.I sebagai guru materi fiqih. Penyusunan laporan dimulai dari informasi yang peneliti dapatkan dari kajian teori yang menyangkut tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan seorang guru sebelum melakukan pembelajaran dengan multimedia. Sehingga ada kaitan antara kajian teori dengan penelitian. Penggunaan multimedia komputer dan LCD di sekolah ini belum begitu lama. Selama ini hanya ada beberapa mata pelajaran yang menggunakan multimedia ini. Diantaranya adalah mata pelajaran Biologi dan Fiqih. Ini dikarenakan keberadaan CD yang berkaiatan dengan materi masih sangat terbatas dan belum adanya kesiapan dari guru untuk menyajikan materi dengan menggunakan power point. 83 Dengan informasi sebagai data yang peneliti peroleh mengenai penggunaan multimedia yang berupa LCD dan CD, diketahui jika penggunaanya belum berlangsung lama, seperti hasil wawancara yang peniliti lakukan dengan salah satu guru yang berada di MTs Hasan Kafrawi tersebut yaitu Ibu Nur Azizah, S.Ag (22 April 2015). Sebenarnya peralatan yang mendukung pembelajaran dengan media interaktif dengan menggunakan LCD dan CD sudah ada, akan tetapi belum ada yang bisa menggunakannya. Saya juga kurang tahu penyebabnya, mungkin karena diantara guru yang ada belum bisa memenfaatkannya dan belum diadakan pelatihan agar para guru terlatih menggunakaannya. Sehingga baru-baru ini peralatan tersebut digunakan, alasannya adalah adanya masukan dari beberapa guru termasuk saya, sehingga peralatan yang sudah tersedia, dapat tepat guna. Dari hasil wawancara tersebut, menggambarkan bahwa penerapan multimedia yang berupa laptop, LCD, TV dan CD belum berlangsung lama, hal ini karena beberapa alasan sebagaimana tersebut di atas. Dengan demikian peralatan tersebut bukanlah hal yang baru bagi lembaga tersebut, akan tetapi masih baru bagi para siswa dalam hal pembelajaran. Dan untuk menerapkan multimedia secara sistematis, maka langkah-langkah seperti yang akan dijelaskan di bawah ini perlu untuk dilaksanakan, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Persiapan Persiapan dilakukan sebelum semua yang diinginkan dimulai. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika seseorang berada pada tahap persiapan ini. Begitu juga dengan penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran materi fiqih. Adapun data yang peneliti peroleh adalah dengan metode wawancara yang peneliti gunakan, sumber 84 data adalah Zahrotul Mawaddah, S.H.Isebagai guru fiqih. Adapun hasil wawancara tersebut dilakukan pada tanggal (25 April 2015) Saya menggunakan LCD pada materi-materi tertentu yang memang membutuhkan melihat secara langsung prakteknya. Kemarin saya sudah memakai alat LCD dikelas VII.A pada mata pelajaran fiqih dengan materi sahalat, karena materi sahalat lebih sempurna kalau diputarkan video tentang sahalat , biar siswa itu tahu bagaimana tata cara sahalat dan mengetahui larangan-larangan orang yang sedang melaksanakan ibadah sahalat . Sebelum menggunakan alat ini, saya biasanya mempersiapkan dahulu peralatan yang dibutuhkan, seperti CD sesuai materi, laptop, layar, kabel, dan lainlain. Supaya proses pembelajaran ini tercapai tujuan dan penguasaan siswa akan lebih luas dalam memahami materi. Selain beberapa hal diatas, saya juga harus mempelajari beberapa bahan yang berkaitan dengan materi ataupun multimedia tersebut. Yang tidak kalah penting adalah mencari kesesuaian antara materi dengan peralatan multimedia yang ada. Tahap persiapan terakhir adalah memberikan instruksi pada siswa untuk bersiap-siap mengikuti pembelajaran yang berlangsung. Data yang peneliti peroleh, dapat peneliti simpulkan bahwa ada beberapa hal yang menjadi wilayah persiapan sebelum menggunakan multimedia interaktif tersebut, yaitu: Pemilihan materi, menyiapkan peralatan yang yang dibutuhkan seperti CD yang berkaitan, laptop, layar, dan lain-lain. Guru mempelajari bahan-bahan terlebih dahulu, mencari kesesuaian materi dengan CD. Tahapan ini bertujuan untuk lebih memberi kelancaran dalam pembelajaran dan meminimalisir tersendatnya hal-hal yang kurang diinginkan. Hasil wawancara dengan ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I berkaitan dengan persiapan Pemilihan materi (25 April 2015) Banyak hal yang menjadi pertimbangan saya ketika memilih materi, khususnya yang akan saya kaitkan dengan penggunaan multimedia. Diantara hal yang menjadi pertimbangan saya adalah, tujuan dari materi tersebut. Apakah hanya sampai pada tahap kognitif saja, atau mencakup aspek afektif dan psikomotor. Jika mencakup ketiga-tiganya, maka untuk efisiensi waktu dalam pencapaian tujuan yaitu memahamkan siswa, maka saya memilih 85 untuk menggunakan multimedia sebagai perantaranya. Pertimbangan selanjutnya adalah apakah materi tersebut memang bisa untuk mendapatkan bantuan multimedia dalam penyampaiannya. Wawancara tersebut lebih memperjelas tahap persiapan yang berkaitan dengan pemilihan materi, beliau menjelaskan, jika hal yang paling utama dalam penggunaan multimedia adalah mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai oleh pembelajaran materi tersebut. Yaitu memperhatikan ranah yang akan dicapai, apakah kognitif afektif atau psikomotorik, atau bahkan ketiga-tiganya. b. Pelaksanaan Tahap yang selanjutnya adalah berkenaan dengan tahap inti, yaitu pelaksanaan. Pelaksanaan adalah tahap kelanjutan dari persiapan. Dengan tahap ini akan diketahui kelancaran dan hambatan yang ada dalam pembelajaran menggunakan multimedia. Hasi wawancara dengan Zahrotul Mawaddah, S.H.I adalah sebagai berikut Setelah persiapan selesai dilakukan, maka pelaksanaanpun segera dimulai. Pada pelaksanaan ini Guru berusaha mengajak siswa untuk memperhatikan baik-baik segala apa yang dijelaskan berkaitan dengan materi juga mengarahkan siswa untuk secara seksama memperhatikan apa yang disampaikan oleh multimedia tersebut. Saya juga harus mampu mengopersaikan program yang berkaitan dengan materi, saya juga berusaha untuk tidak melakukan banyak kesalahan dalam mengoperasikannya. Saya juga harus mengamati siswa dan mengontrolnya selama dalam pembelajaran, hal ini saya lakukan agar para siswa tidak main-main dalam pembelajaran yang berlangsung, tetap konsentrasi dengan perasaan senang, karena mereka disuguhi dengan aneka suara dan gambar. Setelah multimedia membantu peran saya untuk menjelaskan materi, perbuatan lain yang dapat saya lakukan adalah menjaga ketenangan kelas dan mengatur kontras gambar maupun warna, agar perhatian siswa tidak terganggu. 86 Tahap pelaksanaan adalah tahap yang telah ditunggu-tunggu oleh para siswa, terlebih ketika mereka belum pernah merasakan pembelajaran dengan multimedia. Tahap pelaksanaan yang diterapkan oleh guru, bisa mencakup beberapa hal, tergantung pada tahap persiapan yang telah dirancang sebelumnya. Dan pada data yang peneliti dapatkan tahap pelaksanaan meliputi adanya ajakan guru pada siswa untuk memperhatikan dengan baik segala apa yang berlangsung dalam pembelajaran. Dengan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan multimedia, akan diketahui secara jelas manfaat yang terkandung, hanya dengan setelah terlaksananya tahap ini. c. Tindak Lanjut Tahap selanjutnya adalah tindak lanjut. Tindak lanjut akan menjadi bahan umpan balik yang kemudian akan kembali pada tahapan perencanaan lagi. Untuk lebih jelasnya, akan peneliti bahas dan paparkan melalui hasil wawancara sebagai berikut. Hasil wawancara dengan Zahrotul Mawaddah, S.H.I sebagai berikut: Jika ada perencanaan dan pelaksanaan maka tidak dilupakan tahap evaluasi, atau bisa disebut juga menindak lanjuti apa-apa yang telah didapatkan. Hal yang saya lakukan tidak jauh berbeda dengan pembelajaran yang lain. Setelah pembelajaran menggunakan multimedia telah berlangsung, maka saya memberikan tugas pada para siswa baik secara kelompok maupun indiviual. Tugas ini masih berkaitan dengan materi yang telah saya ajarkan sebelumnya. Tugas baik berupa tugas rumah maupun tugas yang bisa dikerjakan di sekolah. Dan jika pembelajaran sebelumnya berkaitan dengan praktikum, maka tugas yang saya berikan adalah berkaitan dengan praktek. Hasil wawancara tersebut, menggambarkan bahwa tindak lanjut dalam pelaksanaan adalah hal yang juga sangat penting. Tugas, 87 pertanyaan maupun tes yang diberikan, akan memudahkan guru dalam merancang kembali pembelajaran dengan telah dilakukan dengan multimedia. Adapun penanganan bagi siswa yang belum mencapai pemahaman, maka remidi adalah solusinya. Penjelasan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan multimedia tersebut dalam materi fiqih agar siswa mencapai taraf penguasaan. Perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut adalah bagian dari pemanfaatan tersebut. Dalam lembaga ini multimedia telah terimplementasi, meskipun belum secara keseluruhan guru memanfaatkannya. D. Respon siswa tentang penerapan Multimedia Interaktif dalam Meningkatkan Penguasaan Materi Fiqih. Dalam melakukan apapun atau ketika memproses suatu hal, maka yang ditunggu-tunggu adalah hasil dari usaha yang telah dilakukan, begitu juga dengan penerapan multimedia dalam pembelajaran, Hasil yang ingin dicapai adalah siswa mampu mencapai tahap penguasaan dalam pembelajaran. Hasil yang telah dicapai selama pembelajaran peneliti dapatkan dari wawancara dengan beberapa siswa kelas VII A. Hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas VII-A yang bernama Milati Azka adalah sebagai berikut: Saya suka ketika guru menggunakan multi media interaktif dalam pembelajaran. Hal ini karena menurut saya, akan memudahkan pemahaman terhadap materi. Selain itu saya akan melihat langsung materi, karena biasanya kalau hanya di terangkan, saya hanya bisa membayangkan saja sehingga kadang masih binggung, apalagi 88 materinya berhubungan dengan praktek. Akan tetapi jika bisa melihat langsung, tentunya saya lebih faham karena telah melihat langsuang materi yang sedang di bahas. Selain itu saya menjadi lebih semangat dalam belajar karena materinya menjadi menarik untuk dipelajari Hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas VII.A yang bernama Baharuddin adalah sebagai berikut: Saya lebih suka pembelajaran dengan menggunakan multi media interakitif, karena menurut saya lebih menarik dari pada hanya dengan metode ceramah. Biasanya kalau dengan ceramah saya jadi bosan dan kurang semangat dalam belajar. Jika saya semangat belajar, maka saya lebih bisa memahami materi shalat yang sedang disampaiakan. Hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas VII.A yang bernama Shofwatur Rohmaniah adalah sebagai berikut: Saya suka kalau pelajaran menggunakan multimedia interaktif karena lebih menarik. Sebagaimana guru fiqih menggunakan media pembelajaran tersebut, ketika menerangkan pelajaran shalat. Saya menjadi semangat untuk belajar. Selain menarik minat belajar saya, penggunaan multimedia interaktif dengan menggunakan alat berupa LCD maupunVCD akan membekas dalam pikiran karena kita tidak hanya mendengar, akan tetapi kita juga melihat langsung matrei yang sedangdisampaiakan.sehingga saya lebih faham dan ingatan saya menjadi lebih kuat. Dengan beberapa wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa informan dari siswa kelas VII.A, proses penerapan multimedia interaktif dalam pembelajaran fiqih bab shalat telah diketahui, para siswa mayoritas tertarik dan merasa senang dengan pembelajaran yang menggunakan multimedia. Banyak diantara mereka yang mengaku mudah memahami materi yang diajarkan, khususnya materi sahalat yang sebagian siswa menganggap pelaksanaan sahalat agak membingungkan dan ribet. Tapi setelah diajarkan menggunakan multimedia interakitf, mereka berpendapat 89 lain.Rasa senang yang telah dimiliki siswa, mampu mengantarkan siswa pada perasaan optimis, sehingga tidak sulit untuk mengantarkan pada taraf pemahaman pengusaan materi. Adapun data yang peniliti peroleh dari guru adalah sebagai berikut: Hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran fiqih yaitu Zahrotul Mawaddah, adalah sebagai berikut: Hasil yang positif dari multimedia interaktif baik komputer dan LCD maupun VCD yaitu siswa jadi semangat untuk menyimak pelajaran karena tentunya lebih menarik, karena ada gambar, ada suara dan lebih moderen. Akan tetapi penggunaan multimedia jika tidak di kontrol dengan benar maka akan memberikan pengaruh yang negatif. Misalnya jika video terlalu panjang siswa menjadi bosan, siswa menjadi pasif, dan lain-lain. Akan tetapi hal itu bisa disiasati kalau guru memang kreatif terhadap keadaan. Hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran fiqih yaitu Zahrotul Mawaddah, S.H.I adalah sebagai berikut: Respon siswa berbeda-beda ketika saya menggunakan multimedia interaktif dalam menyampaikan materi pelajaran. 80% siswa senang ketika guru menggunakan LCD waktu pembelajaran berlangsung, karena mereka akan mudah memahami tentang materi. Ini terbukti antusias mereka yang sangat responsif terhadap materi yang di sampaikan ketika menggunakan multimedia interaktif dengan bantuan alat LCD dalam pembelajaran. Hasil wawancara peneliti dengan guru fiqih yang bernama Zahrotul Mawaddah, S.H adalah sebagai berikut: Pemanfaatan multimedia interaktif komputer variasi LCD dan VCD dalam pembelajaran memang lebih menarik para siswa untuk mengikutinya dan lebih mudah untuk difahami. Sebelum program video diputarkan saya biasanya menerangkan materi yang akan diajarkan dan tujuan dari pembelajaran ini. Ketika program video diputarkan, saya juga harus selalu mengontrol siswa tiap bangku karena jika tidak dikontrol siswa biasanya main sendiri atau melakukan hal lain yang sebenarnya mengganggu pembelajaran 90 Penjelasan-penjelasan yang telah dipaparkan di atas, lebih menguatkan pendapat sebelumnya jika para siswa sangat antusias dengan pembelajaran yang menggunakan komputer. Respon mereka sangat positif. Hasil pembelajaranpun juga sangat menggembirakan. BAB IV ANALISIS A. Analisis Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat di MTs Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara. Sebagaiamana telah kita ketahui bersama, bahwa motivasi seseorang terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran. Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Sebagaiamana telah kita ketahui bersama, bahwa motivasi seseorang terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran tersebut Dalam mentukan tujuan pembelajaran hendaknya diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan yang seklama ini menjadi acuan adalah yang dikeluarkan oleh Bloom yang Sebagaiamana telah kita ketahui bersama, bahwa motivasi seseorang terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran. 91 92 Dalam mentukan tujuan pembelajaran hendaknya diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan yang seklama ini menjadi acuan adalah yang dikeluarkan oleh Bloom yang berada pada tiga ranah domain, yaitu kognitf, afektif dan psikomotorik. Tiga ranah ini pula yang menjadi acuan guru fiqih dalam tujuannya menggunakan multimedia dalam pembelajaran, yaitu mencapai penguasaan pada ketiga ranah tersebut. Berada pada tiga ranah domain, yaitu kognitf, afektif dan psikomotorik. Tiga ranah ini pula yang menjadi acuan guru fiqih dalam tujuannya menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran, yaitu mencapai penguasaan pada ketiga ranah tersebut. Sebuah proses belajar mengajar dalam pelaksanaannya membutuhkan metode pengajaran yang tepat untuk mengantarkan kegiatan pembelajaran ke arah yang dicita-citakan. Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga secara percuma. Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran diantaranya adalah, pemanfaatan media dalam situasi di kelas (classroom setting). Dalam tatanan setting ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatanya pun dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang harus dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai 93 dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi, dan strategi pembelajarannya. Penerapan multimedia interaktif yang dilaksanakan oleh guru bukan tanpa manfaat, manfaat yang terkandung adalah mencari keefektifan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pencapaian tersebut dapat dimulai dengan pemahaman materi secara baik, okleh karena itu multimedia mampu membawa obyek yang berkaitan dengan materi tersebut ke dalam kelas. Obyek yang pada awalnya tidak memungkinkan unyuk dihadirkan ke dalam kelas dengan alasan terlalalu kecil ataupun besar, menjadi mungkin dan dapat dilihat oleh para siswa. Mempertimbangkan manfaat tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan, bahwa guru materi fiqih lebih memilih menggunakan multimedia interaktif yang berupa LCD dan komputer adalah untuk menghadirkan obyek yang berkaitan dengan materi Fiqih yaitu tentang shalat, kehadapan para siswa. Obyek tersebut adalah suasana kota Makkah, bentuk nyata Ka’bah, aktivitas yang dilakukan para jama’ah shalat dan tata cara ibadah shalat. Obyek tersebut secara rasional tidak mungkin dihadirkan kehadapan para siswa, menjadi mungkin untuk dihadirkan, yaitu dengan pemanfaatan multimedia tersebut yang meliputi audio dan visual. Dengan melihat langsung tata cara ibadah shalat, maka para siswa juga akan memiliki pemahaman yang berbeda dibandingkan hanya mendapatkan informasi tata cara shalat melalui ceramah. 94 Pemilihan komputer dan LCD dalam penelitian ini adalah kedua media tersebut dapat saling dikombinasikan, sehingga memunculkan multimedia. Media-media tersebut memiliki keunikan karena menghasilkan obyek-obyek yang dikelola sedemikian rupa sehingga memudahkan para siswa untuk memahaminya. Multimedia yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis presentasi, karena menjelaskan beberapa teori yang dijelaskan pada kelompok baik berkapasitas besar maupun kecil. Dalam pemanfaatan multimedia akan melalui beberapa tahap, hal ini dijelaskan dalam teori yang telah dibahas di depan. Tahapan-tahapan tersebut adalah dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Dari landasan teori tersebut peneliti mencari sumber data yang berkaitan untuk menggali data-data yang dibutuhkan. Sumber data tersebut adalah guru materi pelajaran fiqih. Menurut data yang telah peneliti peroleh, bahwa guru tersebut melakukan persiapan sebelum memulai untuk menggunakan multimedia interaktif. Persiapan tersebut dapat mencakup pemilihan materi, perumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai juga strategi yang akan dilakukan. Sedangkan tahap pelaksanaan adalah tahapan inti yang berkaitan dengan penerapan atau penggunaan multimedia interaktif yang dipilihnya. Guru mengoperasikan alat-alat yang tergabung dalam multimedia tersebut dalam pembelajaran. Tahap terakhir yaitu tindak lanjut. Tahap ini lebih cenderung pada evaluasi, guru melakukan evaluasi dengan memberikan beberapa tes ataupun soal untuk mengetahui seberapa besar tingkat emahaman siswa 95 terhadap materi yang telah diajarkan. Dan untuk lebih membuktikan bahwa siswa benar-bena paham, maka guru bisa melakukan tes praktek, hal ini karena materi yang dibahas oleh guru pada penelitian ini adalah berkaitan dengan shalat. Penggabungan hasil tes ataupun soal dengan ketrampilan siswa dalam mempraktekkan ibadah shalat akan mampu menunjukkan apakah siswa tersebut menguasai materi tersebut atau tidak. Tindak lanjut juga bisa dijadikan bahan untuk menyusun kembali penggunaan multimedia. Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwa teori apapun yang berkaitan dengan multimedia pembelajaran bertujuan untuk efektifitas dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Penemuan peneliti setelah melakukan penelitian ini adalah dibutuhkan kesinambungan dalam penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran terutama pada materimateri yang obyek pembahasannya sulit dimengerti oleh para siswa. Guru sebagai tonggak dalam penerapan multimedia harus benar-benar memahami sasaran yang akan dituju. Pelajaran fiqih merupakan suatu pembelajaran yang dilkukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan media atau alat-alat yang audible artinya bisa didengar dan alat visible artinya bisa dilihat. Tujuan menggunakan media adalah menggunakan multimedia interaktif dalam mata pelajaran fiqih sangat mendukung siswa untuk lebih giat belajar dan dapat mempermudah mempelajari pesan atau pelajaran, membangkitkan semangat siswa, dan mempermudah guru dalam menyampaikan pesan atau pelajaran dan meningkatkan motivasi siswa serta menciptakan siswa yang berintelektual 96 dalam menggunakan teknologi. Begitu juga dengan tujuan guru menggunakan media multimedia interaktif adalah guru harus memandang media pendidikan sebagai alat bantu utama untuk menunjang keberhasilan belajar dan memperkembangkan metode-metode yang dipakainya dengan memanfaatkan media tersebut yaitu multimedia interaktif yang merupakan bentuk media pengajaran yang terjangkau. Tugas guru di sini adalah mengajar, mendidik, melatih, dan mengevaluasi. Karena pengajaran agama lebih bersasaran ”abstrak” maka menggunaan media harus dilakukan secara bijaksana, artinya, jangan siswa malah menjadi bingung dan kacau pengertian dan pemahaman setelah mendapat pembelajaran. Agar dapat menggunakan atau memanfaatkan media pengajaran secara bijaksana guru hendaknya dapat ; pertama memahami dengan baik fungsi media dari media pendidikan. Kedua, dapat mempergunakan alat pelajaran secara tepat dan efisien, dapat memilih dan mengembangkan alat pelajaran sesuai dengan tujuan pengajaran dan hasil belajar yang diharapkan. Ketiga, dapat memelihara dan mengelola alat pelajaran denganbaik. Sebagaimana yang dikemukakan guru fikih ”tujuan saya menggunakan media ini untuk menngkatkan kualitas anak dalam proses belajar mengajar, memudahkan siswa untuk belajar, memotivasi siswa supaya lebih giat lagi untuk belajar, dan dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik. Karena dengan menggunakan media seperti multimedia interaktif guru lebih mudah menjelaskan tentang isi materi pelajaran fiqih seperti bab shalat. Sebab dengan memanfaatkan media pembelajaran seperti multimedia interaktif 97 siswa mengamati dan mendengar secara langsung, dan pada saat siswa tidak lupa dan ada yang kurang difahami, siswa dapat memutar kembali, dan ini jelas jauh berbeda dengan model ceramah, dimana jika ada materi yang belum difahami siswa dan guru kesulitan untuk mereview kembali. Dari analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif dalam pembelajaran, segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Ada beberapa manfaat pada saat pembelajaran menggunakan multimedia interaktif antara lain menarik perhatian siswa, bahan lebih jelas maknanya, metode mengajar akan lebih bervariasi, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Adapun penerapan multimedia interaktif sebagai alat untuk membantu pencapaian proses pembelajaran sebagaimana dimaksud, yaitu memerlukan beberapa tahapan dengan cara sebagai berikut: a. Persiapan Persiapan dalam penerapan multimedia interaktif adalah bertujuan untuk menyiapkan materi yang diajarkan, Pemilihan materi, menyiapkan peralatan yang yang dibutuhkan seperti CD yang berkaitan, laptop, layar, dan lain-lain. Guru mempelajari bahan-bahan terlebih dahulu, mencari kesesuaian materi dengan CD, film, power point yang akan ditampilkan. 98 Tahapan ini bertujuan untuk lebih memberi kelancaran dalam pembelajaran dan meminimalisir tersendatnya hal-hal yang kurang diinginkan. b. Pelaksanaan Sedangkan pada tahap pelaksanaan penerapan multimedia interaktif dapat pula disebut dengan tahap inti, beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini adalah; Guru berusaha mengajak siswa untuk memperhatikan baik-baik segala apa yang dijelaskan berkaitan dengan materi juga mengarahkan siswa untuk secara seksama memperhatikan apa yang disampaikan oleh multimedia tersebut. Guru juga mengoperasikan program yang berkaitan dengan materi, dan tidak melakukan banyak kesalahan dalam mengoperasikannya, mengamati siswa dan mengontrolnya selama dalam pembelajaran, menjaga ketenangan kelas dan mengatur kontras gambar maupun warna, agar perhatian siswa tidak terganggu. c. Tindak Lanjut Tahap terakhir adalah tindak lanjut. Tahap tindak lanjut adalah tahap terakhir dari penerapan multimedia interaktif, dengan demikian hal-hal yang mencakup tindak lanjut adalah; Memberikan tes ataupun tugas untuk mengetahui seberapa jauh tujuan telah dicapai. Guru juga menyuruh siswa untuk mencoba mempraktekkan materi-materi yang berkenaan dengan praktekum. 99 Untuk menghasilakn belajar siswa dengan baik, setelah memahami materi pelajaran bab shalat dengan menggunakan multimedia interaktif, guru menyuruh siswa untuk merangkum atau menyimpulkan materi tersebut, supaya guru mengetahui menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran harus ada persiapan, pelaksanaan dan kegiatan lanjutan supaya guru dan siswa dapat berinteraksi dengan baik. Misalnya, dalam mata pelajaran fiqih guru harus mepersiapkan tema-tema yang disampaikan kepada siswa seperti, Thaharah, sholat, puasa, shalat dan sebagainya. Dengan menggunakan media pembelajaran seperti multimedia interaktif tersebut dengan harapan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif, tidak menjemukan, membuat siswa lebih tertarik dan termotivasi, sehingga siswa dapat dengan mudah mengusai materi pelajaran yang diajarkan seperti materi fikih bab shalat, dimana siswa dapat melihat tanyangan mengenai shalat, dan siswa dapat menirukannya dengan mudah. Secara umum dalam memnggunakan media pengajaran seperti multimedia interaktif, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsipprinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai dengan prinsipprinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut : 100 a. Objektivitas. Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu perlu masukan dari siswa. b. Program Pengajaran. Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik menyangkut isi, struktur maupun kedalamannya. c. Sasaran Program. Media yang digunakan harus dilihat kesesuaiananya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, sombol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penggunaannya. d. Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, baik ukuran, perlengkapan, maupun ventilasinya, situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi, dan kegairahannya. e. Kualitas teknik. Terkait pengecekan keadaan media sebelum digunakan. Selanjutnya dalam menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsipprinsip yang dimaksudkan: 101 1) Menetukan jenis materi dengan tepat; 2) Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat; 3) Menyajikan media dengan tepat; 4) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpukan bahwa dalam pemilihan metode pembelajaran tentunya membutuhkan suatu media pembelajaran yang dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan pesan bisa lebih jelas dan dipahami oleh siswa. Selain itu media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar yang baru dalam diri siswa. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media pembelajaan berupa multimedia interaktif. Media ini mempunyai kemampuan yang baik, karena media ini mengandalkan dua indera sekaligus, yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan. Dengan media tersebut diharapkan bisa membangkitkan motivasai dalam belajar dan memperjelas materi yang disampaikan. Setelah menerapkan multimedia interaktif dengan menggunakan perangkat komputer dan LCD siswa lebih termotivasi dalam belajar. Dan penguasaan dalam memahami materi diketahui berbeda dengan sebelum menggunakan media tersebut. Dengan melihat beberapa manfaat dan fungsi hasil belajar tersebut, betapa pentingnya kita mengetahui hasil belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan fungsi hasil belajar tidak hanya 102 sebagai indiktaor kualitas instuisi proses pembelajaran tertentu, akan tetapi juga sebagai bahan evaluasi dalam rangka mendiagnosis, membimbing, dan penempatan anak didik pada fungsi yang sebenarnya. Guru berusaha untuk menyajikan materi semenarik mungkin dengan menerapkan multimedia interaktif dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan penguasaan materi dan memotivasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran fiqh denagan hati yang senang. Dari hasil pengamatan penulis, selama kegiatan pembelajaran dengan multimedia interaktif, awalnya siswa memang mengikuti pelajaran sfiqih dengan sikap yang malas dan tidak bersemangat, mereka pun cenderung suka mengganggu temennya waktu pelajaran berlangsung. Keadaan tersebut dapat dihilangkan sedikit demi sedikit dengan strategi dan cara guru mengelola kelas. Kemampuan guru selama ini hanya sebatas pada kemampuan bagaiamana menyelesaikan materi tepat pada waktunya. Dengan penerapan multimedia interaktif dalam pembelajaran mengarahkan guru untuk menjadi fasilitator atau partner siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa antusias untuk belajar dan juga siswa memiliki kesan yang baik dan tidak membosankan. 103 B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Perkembangan dan penggunaan multimedia, khususnya dalam pendidikan bukan lagi merupakan sesuatu yang asing di Indonesia. Pendidikan di Negara-negara maju sekarang makin mencabar selaras dengan perkembangan teknologi yang pesat. Sebagai sebuah negara yang berwawasan maka bidang pendidikan merupakan aset penting untuk melahirkan pakar-pakar dalam sesuatu bidang dalam menuju ke arah sebuah negara berteknologi yang tinggi. Dewasa ini, negara yang menguasai teknologi akan menjadi sebuah negara yang maju. Untuk merintis ke era dunia cayber dan agar tercapainya Wawasan 2020 adalah menjadi tanggungjawab Kementerian Pendidikan untuk melahirkan pakar-pakar dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan institusi pendidikan juga menyambut seruan negara dengan penggunaan komputer di semua pusat pengajian bermula di tingkat rendah hingga ke tingkat yang lebih tinggi. Salah satu perkembangan terbaru dalam bidang ini ialah teknologi multimedia. Teknologi multimedia mampu memberi kesan yang besar dan mendalam dalam bidang komunikasi dan pendidikan. Teknologi multimedia dapat mempercepatkan dan mampu memberi kefahaman tentang sesuatu dengan tepat, menarik dan dengan efektif dan efisien. 104 Belajar merupakan upaya sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh berbagai macam kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap (attitudes) melalui serangkaian proses belajar yang pada akhirnya akan menghasilkan perubahan tingkah laku pada individu tersebut. Perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui proses belajar secara keseluruhan meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun dalam prakteknya, proses pembelajaran di sekolah lebih cenderung menekankan pada pencapaian perubahan aspek kognitif (intelektual) yang dilaksanakan melalui berbagai bentuk pendekatan, strategi, dan model pembelajaran tertentu. Sebagaiamana telah kita ketahui bersama, bahwa motivasi seseorang terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran. Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perbahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Oleh karena itu media yang digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik. Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul membawa siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai. Sebagaiamana telah kita ketahui bersama, 105 bahwa motivasi seseorang terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran tersebut Dalam mentukan tujuan pembelajaran hendaknya diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan yang seklama ini menjadi acuan adalah yang dikeluarkan oleh Bloom yang berada pada tiga ranah domain, yaitu kognitf, afektif dan psikomotorik. Tiga ranah ini pula yang menjadi acuan guru fiqih dalam tujuannya menggunakan multimedia dalam pembelajaran, yaitu mencapai penguasaan pada ketiga ranah tersebut. Setelah menerapkan media komputer dan LCD siswa lebih termotivasi dalam belajar. Dan penguasaan dalam memahami materi berbeda dengan sebelum menggunakan media tersebut. Dengan melihat beberapa manfaat dan fungsi hasil belajar tersebut, betapa pentingnya kita mengetahui hasil belajar siswa, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan fungsi hasil belajar tidak hanya sebagai indiktaor kualitas instuisi proses pembelajaran tertentu, akan tetapi juga sebagai bahan evaluasi dalam rangka mendiagnosis, membimbing, dan penempatan anak didik pada fungsi yang sebenarnya. Guru berusaha untuk menyajikan materi semenarik mungkin dengan menerapkan media pembelajaran seperti multimedia interaktif diharapkan dapat meningkatkan penguasaan materi dan memotivasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran fiqh denagan hati yang senang. Dari hasil pengamatan 106 penulis, selama kegiatan pemberian tindakan, awalnya siswa memang mengikuti pelajaran fiqih dengan sikap yang malas dan tidak bersemangat, mereka pun cenderung suka mengganggu temennya waktu pelajaran berlangsung. Keadaan tersebut dapat dihilangkan sedikit demi sedikit dengan strategi dan cara guru mengelola kelas. Kemampuan guru selama ini hanya sebatas pada kemampuan bagaiamana menyelesaikan materi tepat pada waktunya. Dengan penerapan multimedia interaktif mengarahkan guru untuk menjadi fasilitator atau partner siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa antusias untuk belajar. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalm menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran, diantaranya: a. Kesiapan Guru. Guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian menyiapkan yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. b. Guru juga harus mengetahui durasi / waktu pembelajaran, misalnya dalam bentuk film ataupun video, dimana keduanya yang harus disesuaikan dengan jam pelajaran c. Mempersiapkan kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan memberikan penjelasan global tentang isi film, video atau televisi yang akan diputar dan persiapan peralatan yang akan digunakan demi kelancaran pembelajaran. d. Aktivitas lanjutan, setelah pemutaran film atau video selesai, sebaiknya guru melakukan refleksi dan tanya jawab dengan siswa 107 untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Teknologi multimedia adalah salah satu teknologi baru dalam bidang komputer yang memiliki kebolehan untuk menjadikan media pembelajaran lebih lengkap. Multimedia merangkum media dalam satu perisian sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan bahan pembelajaran dan pelajar terasa terlibat dalam proses pembelajaran karena teknologi multimedia memperbolehkan berlakunya interaktiviti. Multimedia ialah gabungan lebih dari satu media dalam suatu bentuk komunikasi. Menurut Lancien (1998:7), multimedia pada masa kini merujuk pada penggabungan dan pengintegrasian media, seperti teks, animasi, grafik, suara, video kedalam sistem komputer. Akhir-akhir ini konsep multimedia semakin populer dengan munculnya monitor komputer bersolusi tinggi, teknologi video dan suara serta usaha peningkatan memproses komputer pribadi. Sebagai contoh sekarang sudah terdapat komputer dekstop yang bisa merekam suara dan video, memanipulasi suara serta gambar untuk mendapatkan efek khusus, memadukan dan menghasilkan suara serta video, menghasilkan berbagai jenis grafik termasuk animasi, dan mengintegrasikan semua ini kedalam satu bentuk multimedia. Multimedia merupakan gabungan data, suara, video, audio, animasi, grafik, teks dan bunyi-bunyian yang mana gabungan elemen-elemen tersebut mampu dipaparkan melalui komputer. Perlu diketahui bersama multimedia ialah satu sistem hubungan komunikasi interaktif melalui komputer yang mampu mencipta, menyimpan , 108 memindahkan, dan mencapai kembali data dan maklumat dalam bentuk teks, grafik, animasi, dan sistem audio.” Jeffcoate (1995) mendifinisikan Sistem Maklumat Multimedia sebagai suatu sistem yang menggunakan pelbagai kaedah berkomunikasi (atau media). Menurut Phelps (1995) pula, multimedia adalah kombinasi teks, video, suara dan animasi dalam sesebuah perisian komputer yang interaktif. Schurman (1995) mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi grafik, animasi, teks, video dan bunyi dalam satu perisian yang direka bentuk yang mementingkan interaksi antara pengguna dan komputer. Komputer yang mempunyai perkakasan berupaya untuk melaksanakan perisian multimedia atau disebut juga sebagai komputer multimedia. Multimedia diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, grafik, animasi, dan video. Hal inilah yang menjadi landasan pokok dalam multimedia interaktif pembelajaran. Multi media interaktif digunakan sebagai upaya untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Dengan melihat fungsinya diharapkan penggunaan media ini dalam proses belajar mengajar akan berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa. Bila kita memperhatikan kompetensi yang begitu luas menyangkut berbagai aspek, jelas kiranya tidak ada satu pun metode belajar yang dapat digunakan untuk mencapai semua tujuan tersebut. Pembelajaran dengan meggunakan multimedi interaktif ini diharapkan mampu memberikan dampak terhadap kemampuan siswa untuk mata pelajaran fikih terutama pada bab shalat. Penggunana multimedia interaktif 109 dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk menjelaskan pesan yang disampaikan sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Faktor-faktor yang mampu mempengaruhi keefektifan penyajian pelajaran menggunakan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran tersebut antara lain: 1. Penyajian konsep-konsep dan gagasan-gagasan harus satu per satu. Pesan yang disajikan lebih dari satu akan membagi perhatian siswa sehingga dapat membuat tidak semua pesan atau materi dapat dimengerti peserta didik atau siswa. 2. Penggunaan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pelajaran. Satu gambar yang ditayangkan di layar mungkin perlu tetap ditayangkan selama diperlukan dan mendapat penekanan sehingga siswa mampu memahami arti sebenarnya dari apa yang disajikan. 3. Penyusunan dan pengaturan unsur-unsur dan hubungan antar unsur pada media dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi ruangan. 4. Pemilihan interaktif yang berkualitas baik menurut teknis dan estetis. 5. Penggunaan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam penyajian. 110 6. Jangan terlalu banyak narasi dan biarkan gambar pada tiap interaktif yang menyajikan informasi dan pesan. Faktor-faktor yang sudah disebutkan diatas sangat perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif. Secara teknis faktor-faktor tersebut merupakan hal-hal dasar yang perlu dilakukan agar mampu menciptakan dan mengembangkan media pembelajaran multimedia kombinasi interaktif dan suara yang efektif serta tepat digunakan dalam pembelajaran. Faktor-faktor ini sudah harus dipertimbangkan mulai dari perencanaan pembuatan hingga penggunaan media pembelajaran ini, sehingga pada saat penyusunan tidak perlu lagi memperhatikan faktor-faktor yang krusial yang dapat membuat penyusunan harus diulangi dari awal. Dan tidak kalah pentingnya agar pembelajaran dengan multimedia interaktif dapat berjalan dengan baik perlu dalam menentukan media pembelajaran yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar, pertama-tama seorang guru harus mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang ada dengan mengingat kemampuan dan karakteristik media yang akan dipilihnya. Maka dalam dalam penerapan multimedia interaktif dalam pembelajaran guru harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan bahan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Selain dari itu, dapat dikemukakan pula bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran antara lain adalah : (1) kesesuaian bahan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai, (2) karakteristik siswa, (3) jenis rangsangan belajar yang diinginkan (4) 111 keterssediaan sumber di sekolah, (5) tingkat kemudaan media yang akan digunakan, (6) kepraktisan dan ketahanan media yang digunakan, (7) kemampuan dan ketrampilan guru dalam menggunakan, dan (8) efektifitas biaya dalam jangka waktu panjang. Dari hasil analisa dapat diketahui, bahwa dengan media pembelajaran multimedia interaktif, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Tenaga pendidik tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media pembelajaran, peserta didik akan lebih mudah memahami pelajaran. Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran fikih bab shalat adalah adanya keinginan guru untuk menciptakan belajar efektif dan menyenangkan, hal ini perlu didukung adanya kemampuan guru dalam mengoperasionalkan multimedia interaktif dan juga perlu adanya kemampuan guru dalam membuat desain dan materi yang akan disampaikan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pemanfaatn Multimedia interaktif pada pembelajaran fikih pokok bahasan bab Shalat yang dikembangkan pada penelitian ini dikategorikan efektif dan praktis untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas. Fokus yang divalidasi meliputi desain pembelajaran, materi, hasil evaluasi dan respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Dari hasil pengamatan dan analisa diketahui bahwa dengan desain pembelajaran, dengan materi yang disampaikan berkesesuaian maka hasil yang diperoleh akan sesuai dengan yang diharapkan. Disamping hal tersebut siswa juga merasa lebih mudah dalam memahami materi yang diterima dan pada saat dilakukan evaluasi mengalami peningkatan hasil nilai yang sangat baik, dan dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap media pembelajaran multimedia interaktif siswa merasa senang pada saat pembelajaran dan siswa meras tidak jenuh dan terasa variatif dalam proses pembelajaran. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Multimedia interaktif dalam Pembelajaran Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah adanya keinginan guru untuk menciptakan belajar efektif dan menyenangkan, hal ini perlu didukung adanya kemampuan guru dalam mengoperasionalkan multimedia interaktif dan juga perlu adanya kemampuan guru dalam membuat desain dan materi yang akan disampaikan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh 112 113 guru fikih Ibu Zahrotul Mawaddah, bahwa untuk mencapai suatau pembelajaran yang baik dan efektif serta menyenangkan, sebagai upaya tersebut guru harus mampu berinovasi sendiri untuk mengembangkan model-model pembelajaran, salah satunya seperti dengan memanfaatkan multimedia interaktifdalam proses pembelajaran di kelas. B. Saran-Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah: 1. Guru dapat menjadikan contoh untuk memakai media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif dan memanfaatkannya dalam pembelajaran. 2. Siswa dapat menggunakan multimedia interaktif ini untuk menambah pemahaman terhadap konsep materi pelajaran fikih bab Shalat yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar fikih. 3. Sekolah/madrasah, dapat menjadi inspirasi dan rujukan dalam rangka perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu pembelajaran khususnya mata pelajaran fikih ataupun mata pelajaran lain. C. Kata Penutup Al-Hamdulilah berkat Rahmat dan Taufiq-Nya skripsi ini dapat penulis selesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana dan jauh dari sempurna. hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan dan kelengkapan skripsi ini. Akhirnya penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amien. 114 DAFTAR PUSTAKA Abdul Karim Alkhatib, Qodhiyat al-Uluhiyat Baina Aldin wa Al-filsafat, Arabia: Dar Alfikr Al-Araby, 1962. Abdullah, Syamsudin, et.al, Fenomenologi Agama, Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: Departemen Agama, 1985. Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid ibnu Majah al-Qazwini, Al-Imam., Sunan Ibnu Majah, Kairo: Tijariyah Kubra, tth. Amirudin, Zen., Ushul Fiqh, Surabaya: eLKAF, 2006. Ariani, dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif, Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2010. Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1998. Arsyad, Azhar., Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Ash Shiddieqy, TM. Hasbi., Kuliah Ibadah, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2000. ……………………………… ., Pedoman Sholat, Semarang: PT. Pustaka Rizqi Putra, 1997. Bafadal, Ibrahim., Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasi dalam Pembinaan Profesional Guru, Jakarta : Bumi Aksara, 1992 Bahri Djamarah, Syaiful., Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 1994. Bungin, Burhan., Metodologi Penelitian Kwantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijaksanaan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), Jakarta : Prenada Media, 2005. Dahlan, Zaini., et al, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999, hlm. 185. Daud Ali, Mohammad., Hukum Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Darmawan., Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014 DEPAG RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993. ……………..I, Ilmu Fiqh, jilid I, Cet. 2, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Jakarta: 1982 ……………………., Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004. Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1994. Hadi, Sutrisno., Metodologi Research I, Yogyakarta : YPF Psikologi UGM, 1983. Hamalik, Oemar., Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989. http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduanpengembanganmultimedia-pembelajaran/diakses 20 April 2015. http://biologi-staincrb.web.id/blog/makalah-multimedia-multimedia-sebagaimedia pembelajaran-dan-pengembangan-multimedia-pembelajar diakses 22 Mei 2015 http:ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembanganmultimedia- pembelajaran/ diakses 20 april 2015 Idris, Zahara., Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Angkasa Raya I, 1987. Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 2003. Masidjo, Ign., Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di sekolah, Yogyakarta: Kanisius, 2000. Maunah, Binti., Diktat Ilmu Pendidikan, Tulung Agung: STAIN Tulung Agung, 2003. Moloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Muhammad Ibn Qasim al-Ghazzi, Syekh., Fath al-Qarib, Arabia: Maktabah allhya at-Kutub al-Arabiah, tt. Multimedia-dalam-pembelajaran-dalam ttp://www.slideshare.net/rakimypk/ 457196 diakses pada 22 mei 2010 Mulyasa, E., Kurikulum Yang Disempurnakan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Munadhi, Yudhi., Media Pemblajaran,. Jakarta: Gaung persada press,2008. Narbuko, Cholid., Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1999. Nasution, Harun., Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1979. Nasution, Yunan., Pegangan Hidup Bagian 3, Solo: Ramadhani, tt. Nata, Abuddin., Metodologi Study Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003. Natsir, Muhammad., Marilah Sembahyang, Jakarta: PT. Sinar Hudaya, 1972. Pidarta, Made., Landasan Kependidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997. Prastowo, Adi, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: DIVA Press, 2013. Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Dirbin Pertais, Ilmu Fiqh, Jilid I, Jakarta: IAIN Pess,1983. Purwanto, Ngalim., Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000. Rasyid, Sulaiman., Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm, 84 Sabiq, Sayyid ., Fiqh al-Sunnah, Juz I,Kairo:Maktabah Dar al-Turas, Kairo, tt. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: CV. Sinar Baru, Bandung, 1989. ………………………………., Dasar-dasar Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 1995. ………………………………..., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992. Surahmad, Winarno., Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik, Bandung: Tarsito, 1994. Syaltut, Mahmud., Al Islam Aqidah Wa Syari’ah, Mesir: Dar al Qalam,1966. Syukur, Amin., Pengantar Studi Islam, Semarang: Duta Grafika bekerja sama dengan Yayasan Studi Iqra, 1993. Thoha, Chabib., M.A., Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996. Tim Penyusun KBBI, DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdikbudd, 1988), hlm. 806. Sumiati & Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2007. Wahab Kholaf, Abdul., Kaidah-kaidah Hukum Islam,Terj. Nur Iskandar AlBansani,Jakarta : Rajawali Press, 1996. INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA Dalam melaksanakan wawancara penulis menggunakan pertanyaanpertanyaan yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya memperoleh informasi dan data yang obyektif. Penulis melakukan wawancara kepada Pimpinan Madrasah, tenaga Pendidik dan siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan para guru MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara. Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan dalam wawancara adalah sebagai berikut: PETUNJUK : 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang akan kami ajukan di bawah ini 2. Kejujuran dan kesungguhan bapak/ibu/saudara sangat kami harapkan 3. Atas kesediaan dan bantuan bapak/ibu/saudara kami sampaikan terimakasih A. Wawancara terhadap Kepala Madrasah 1. Bagaimana perencanaan, palaksanaan dan pengaturan proses belajar mengajar di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara? 2. Bagaimana pengembangan profesionalisme guru dan staf karyawan di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara? 3. Apakah para guru selalu membawa dan meminta persetujuan RPP dan Silabusnya yang akan digunakan untuk mengajar? 4. Apakah ada kontrol dan tegurun apabila ada guru yang tidak menggunakan RPP pada saat akan mengajar? 5. Apakah bapak pernah menghibau kepada guru pada saat mengajar menggunakan media pemnbelajaran? B. Wawancara terhadap Guru 1. Bagaimana pendekatan yang dikembangan dalam proses belajar mengajar? 2. Apa yang bapak/ibu pahami tentang media pembelajaran? 3. Apakah bpak/ibu selalu menggunakan media saat mengajar? 4. Apakah pada saat mengajar selalu menggunakan RPP? 5. Metode dan media apa saja yang digunakan dalam proses belajar mengajar selama ini? 6. Apakah bapak senang pembelajaran dengan mnggunakan metode media pengajaran berbasis komputer? 7. Kendala apa saja yang bapa/ibu hadapi saat membuat media pembelajaran? 8. Bagaimana usaha yang dilakukan bapak/ibu dalam mengatasi kendalakendala saat pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran? 9. Sejauh mana intensitas komunikasi guru dengan siswa untuk memberikan motivasi terhadap perkembangan belajar siswa? 10. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan multimedia interaktif pada saat mengajar? 11. Bagaimana dalam melakukan inovasi pembelajaran yang efektif, sehingga mudah diterima oleh siswa? 12. Apakah dalam mengajar selalu menggunakan metode yang bervariatif? 13. Menurut bapa/ibu apa kelebihan dan kelaman metode yang bapak gunakan? C. Wawancara Terhadap Siswa 1. Apakah pada saat belajar di kelas saudara selalu merasa senang dan nyaman? 2. Pada saat belajar di kelas apa yang membuat saudara senang atau tidak senang, dan nyaman atau tidak nyaman? 3. Pada saat belajar dikelas pernah disuruh bapak guru untuk bertanya? 4. Bagaimana cara bapak/dan ibu guru mengajar? 5. Apakah saudara pernah merasakan monoton atau bosan dengan cara mengajar bapak dan ibu guru pada saat mengajar? 6. Apakah bapak dan ibu mengajarnya selalu dengan cara yang berbedabeda (bervariasi)? 7. Apakah anda merasa senang jika bapak/ibu guru saat mengajar menggunakan media pembelajaran, seperti multimedia interaktif? 8. Apakah anda merasa senang dan nyaman ketika bapak dan ibu guru menggunakan cara (metode) pengajaran tidak seperti biasanya? 9. Apa saran anda terhadan bapak dan ibu guru terkait masalah cara mengajar anda di kelas? 10. Apakah anda lembih mudah memahami materi pelajaran jika bapak/ibu guru mengajar dengan menggunakan media pembelajaran, seperti multimedia interaktif? 11. Bagaimanakah hasil belajar anda pada saat bapak/ibu guru menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif disbanding dengan cara ceramah? PEDOMAN OBSERVASI Dalam melaksanakan observasi atau pengamatan, penulis mengamati baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap materi yang akan digali. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang valid dan lengkap sehingga keabsahannya dapat dipertanggung jawabkan. Adapun pelaksanaan obsevasi sebagai berikut : 1. Mengamati letak geografis dan kondisi MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 2. Mengamati ruang belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 3. Mengamati sarana dan prasarana yang tersedia dan pemanfaatanya dalam proses belajar mengajar di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 4. Mengamati media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 5. Mengamati interaksi-edukatif antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara diterapkannya multimedia interaktif dalam proses pembelajaran. pada saat PEDOMAN DOKUMENTASI Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa dokumenter. Bentuk data tersebut dapat berupa; surat-surat, buku harian, naskah, atau dokument lainya. Dalam prosedur pengumpulan data ini memanfaatkan tiga tahap: 1. Tahap orientasi atau penjajagan yang bersifat menyeluruh. Pada tahap ini diperoleh informasi secara umum mengenai seting-seting penelitian yang ditentukan peneliti mengenai keadaan lokasi penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan menggali informasi umum mengenai masalah penelitian. 2. Tahap pencarian data secara terfokus pada permasalahan penelitian. Pada tahap ini diperoleh sejumlah informasi secara lebih rinci sesuai dengan fokus yang ditetapkan peneliti. 3. Tahap pengecekan keabsahan data dan mengkonfirmasi hasil temuan dari penelitian dilapangan dengan subyek yang berhasil diwawancarai. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan: 1. Sejarah dan letak geografis Madrasah 2. Struktur Organisasi Madrasah 3. Keadaan sisw, guru dan staf 4. Program kerja sekolah dan uraian tugas 5. Daftar kegiatan pembelajaran dan dokumen kurikulum LEMBAR OBSERVASI METODE PENGAJARAN SISWA NO ASPEK YANG DIAMATI DARI SISWA 1 Menulis dan mencatat materi yang diajarkan 2 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 4 Mengajukan pertanyaan 5 Menjawab pertanyaan Guru 6 Berani menyampaikan pendapat 7 Berani mempertahankan pendapat 8 Kreativitas dalam menjawab pertanyaan Keterangan: ST : Sangat tinggi T : Tinggi K : Kurang ST T K KETERANGAN LEMBAR OBSERVASI GURU NO ASPEK YANG DIAMATI DARI GURU 1 Menarik perhatian siswa dalam membuka pelajaran 2 Menyampaikan tujuan pengajaran dan relevansinya bagi siswa 3 Menggunakan strategi/ metode pengajaran tampak dengan jelas 4 Memberi penjelasan materi dengan jelas 5 Merangsang siswa untuk berpikir 6 Memberi tanggapan atas jawaban siswa 7 Memunculkan rasa ingin tahu pada siswa 8 Mampu mengoperasionalkan media yang di gunakan 9 Mampu mengatasi masalah saat terjadi trobel pada saat memanfaatkan multimedia interaktif pada saat pembelajaran. Keterangan: ST : Sangat tinggi T : Tinggi K : Kurang ST T K KETER LEMBAR ISIAN UNTUK SISWA Petunjuk 1. Berikan tan da contreng (v) atau tanda (X) pada kolom penilaian 2. Berikan jawaban sesuai dengan apa yang anda rasakan dengan jujur 3. Terimaksih atas kerjasamanya No PERTANYAAN 1 Apakah cara (metode) mengajar yang digunakan guru menyenangkan? 2 Apakah media pengajaran yang digunakan guru bisa memudahkan bagi pemahaman materi? 4 Apakah strategi pengajaran yang digunakan guru merangsang kreativitas anda untuk belajar? 5 Apakah anda merasa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pengajaran? 6 Apakah pemahaman anda semakin meningkat setelah mengikuti kegiatan pengajaran dengan diterapkannya multimedia interaktif pada saar pembelajaran? Keterangan: ST : Sangat tinggi T : Tinggi K : Kurang ST T K