PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM

advertisement
PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM
PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN FIQIH
BAB SHALAT DI MTs. HASAN KAFRAWI
PANCUR MAYONG JEPARA
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
SRI WARSIDAH
NIM: 131310001148
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
2015
i
ABSTRAK
Sri Warsidah (131310001148) Pemanfaatan Multi Media Interaktif dalam
Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat di Madrasah Tsanawiyah Hasan
Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Program Strata 1
Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara, 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui
bagaimanakah pemanfaatan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran mata
pelajaran fiqih bab shalat di MTs Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara,dan (2)
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penggunaan multimedia dalam
pembelajaran fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran
2014/2015.
Penelitian ini menggunakah metode fiel research (penelitian lapangan). Lokasi
penelitian di Madrasah Tsanawiyah HasanKafrawi Pancur Mayong Jepara
khususnya kelas VII. Metode pengumpulan datanya diperoleh melalui wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi. Jenis penelitiannya, yaitu kualitatif, yakni
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis dianalisa dengan metode deskriptif analisis non statistik
dengan cara berfikir konduktif, metodenya bertumpu pada fakta peristiwa yang
bersifat umum yang selanjutnya dijadikan konklusi yang bersifat khusus.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa salah satu faktor keberhasilan
dalam pembelajaran adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang efektif tidak dapat
muncul dengan sendirinya, tetapi guru harus menciptakan pembelajaran yang
memungkinkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan secara
optimal. secara umum tugas guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai
fasilitator yang bertugas menciptakan sesuatu yang memungkinkan terjadinya
proses belajar pada diri siswa yang baik dan menyenangkan serta menghasilkan
pembelajaran yang bermakna. Salah satu upaya agar tercipta kondisi yang demikian
adalah guru mampu memanfaatkan media pembelajaran yang dikuasainya. Salah
satunya yaitu dengan memanfaatkan media pembelajaran multimedia interaktif.
Pemanfaatan media pembelajaran multimedia interaktif dalam proses pembelajaran
fikih Bab Shalat kelas VII.A yaitu dapat dilakukan oleh seorang guru dengan
memperhatikan beberapa tahapan pertama persiapan, yakni seorang guru fikih
harus menyiapkan alat dan bahan materi ajar dengan baik, dimana semua prosedur
operasionalnya telah dikuasai. tahap pelaksanaan, dimana pada saat menerapkan
media pembelajaran multimedia interaktif dipastikan semuanya telah siap untuk
disampaikan kepada siswa, dan tahap berikutnya adalah tahap tindak lanjut,
diamana apabila telah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media
multimedia interaktif dengan baik, maka seorang guru perlu melaksankan test
kepada siwa untuk mengetahui sejauhmana hasil pembelajaran tersebut. Apabila
seorang guru fikih
dalam memanfaat media pembelaaran multimedia
interaktifdapat dilakukan dengan baik dan benar, maka media pembelajaran
multimedia interaktif mampu memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
ii
sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Dan faktor yang
mendorong keinginan guru untuk memanfaatkan multi media interaktif dalam
proses pembelajaran, yaitu adanya kenginan dan tuntutan pembelajaran adanya
keinginan guru untuk menciptakan belajar efektif dan menyenangkan, karena
dengan media pembelajaran multimedia interaktif penyampaian materi pelajaran
dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga,
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, multimedia intektif memungkinkan
proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Prestasi belajar
siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
multimedia interaktif prestasi siwa kelas VII.A Madrasah Tsanawiyah Hasan
Kafrawi Pancur Mayong Jepara menunjukkan hasil yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi
dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua
pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah UNISNU Jepara.
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks.
Hal
: Naskah Skripsi
An. Sdr. Sri Warsidah
Assalamu’alaikum Wr, Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini
saya kirim naskah skripsi Saudara:
Nama
NIM
Judul
: Sri Warsidah
: 131310001148
: Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran
Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat di Madrasah Tsanawiyah
Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran
2014/2015.
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera
dimunaqosahkan.
Demikian harap menjadikan maklum.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
Jepara, 28 September 2015
Pembimbing
Drs. Maswan, M.M
iv
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Jepara, 28 September 2015
Deklarator,
Sri Warsidah
NIM.131310001148
v
MOTTO
(۱۱: ‫ )اﻟﻣﺟﺎ دﻟﮫ‬.        
Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang yang diberi ilmu
1
pengetahuan. ( Qs. Al-Mujadalah:11)
1
Depag RI, al-Quran dan Terjemahny, al-Mujadilah: 11, Toha Putra: Semarang.
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
 Kedua Orang tua, Bapak dan ibu yang telah mendukungku, memberiku
motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat
besar yang tak mungkin bisa terbalas dengan apapun.
 Keluargaku; pertama buat Suamiku dan anak-anakku tercinta, yang
senantiasa memberikan dorongan dan semangat sehingga skripsi ini dapat
tewujud dan perkulihan dapat saya tempuh sesuai dengan rencana.
 Teman-teman sekampus dan satu angkatan yang telah bersama-sama saling
memberikan support sehingga perkuliahan dapat berjalan baik dan lancar.
 Saudara-saudaraku dan pihak-pihak lain yang tidak dapat Aku sebut satu
persatu yang baik langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam
mendorong terselesainya kuliah dan selesainya dalam proes penyususnan
skripsi ini.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya bagi
penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan proses penyusunan skripsi yang
merupakan salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Pendidikan Agama
Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segenap
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak berikut.
1.
Bapak Prof. Dr. H. Muhtarom, H.M. Selaku Rektor Universitas Islam
Nahdlatul Ulama' (UNISNU) Jepara.
2.
Bapak Drs. H. Akhirin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama' (UNISNU) Jepara.
3.
Bapak Drs. Maswan,M.M selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan pemikirannya dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak H. Mufid, M.Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.
5.
Semua Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam UNISNU Jepara, terima kasih
atas semua jasa Bapak dan Ibu dosen.
6.
Kepada kedua orang tuaku dan suamiku tercinta yang telah membantu dalam
bentuk materi maupun non materi sehingga penulis dapat menyelesaikan
Program Srata Satu (S.I).
ix
7.
Bapak Miftahurrozaq, S.Pd.I Selaku Kepala MTs. Hasan Kafrawi Pancur
Mayong Jepara, yang telah berkenan memberikan ijin dan memberikan fasilitas
selama pelaksanaan penelitian.
8.
Bapak/ Ibu Guru
Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong
Jepara Khususnya Guru Mata Pelajaran Fikih, yang telah membantu dalam
proses pembelajaran di kelas, serta memberikan respons positif
terhadap
penelitian ini.
9.
Seluruh peserta didik Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur Mayong
Jepara Khususnya kelas VII, yang dengan semangat membantu proses
penelitian ini.
10. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
memberikan kontribusinya dalam membantu pelaksanaan penelitian ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalan
yang akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Di akhir kata, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amien.
Jepara, 15 September 2015
Penulis
SRI WARSIDAH
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................... iv
PERNYATAAN.................................................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...........................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Penegasan Istilah .................................................................................. 7
C. Perumusan Masalah.............................................................................. 9
D. Tujuan Penelitian.................................................................................. 10
E. Manfaat Penelitian................................................................................ 10
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan...................................................... 11
G. Hepotisis............................................................................................... 14
H. Metodologi Penulisan Skripsi .............................................................. 15
I.
Sistematika Penulisan........................................................................... 20
xi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Multimedia Interaktif ..................................................... 23
1. Pengertian Pembelajaran ................................................................. 23
2. Pengertian Multimedia Pembelajaran ............................................. 25
3. Manfaat Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran...................... 27
4. Karakteristik dan Fungsi Multimedia Interaktif ............................. 30
5. Multimedia Interaktif....................................................................... 32
6. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Proses Pembelajaran....36
B. Pembelajaran Fiqih Bab Shalat ............................................................. 40
1. Pengertian fiqih ............................................................................... 40
2. Ruang lingkup fiqih ........................................................................ 41
3. Tujuan Pembelajaran Fiqih di Madrasah ........................................ 42
4. Pegertian Shalat............................................................................... 43
5. Rukun Shalat ................................................................................... 49
C. Hikmah Shalat....................................................................................... 58
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gmbaran Umum MTs. Hasan Kafrawi Pancur.................................. 61
1. Sejaran Berdirinya ..................................................................... 61
2. Letak Geografis ......................................................................... 63
3. Sarana dan Prasarana ................................................................. 63
4. Keadaan guru, Karyawan dan Siswa ......................................... 66
xii
B. Tinjauan Tentang Bentuk Multimedia Interaktif yang Digunakan
dalam Pembelajaran Materi Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur ...68
C. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Meningkatkan
Penguasaan Materi Fiqih Bab Shalat ................................................. 82
D. Respon siswa tentang penerapan Multimedia Interaktif dalam
Meningkatkan Penguasaan Materi Fiqih ........................................... 87
BAB IV ANALISIS
A. Analisis Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Proses
Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat di MTs Hasan
Kafrawi Pancur Mayong Jepara......................................................... 91
B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Fiqih di MTs. Hasan
Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 .........103
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................112
B. Saran-Saran ......................................................................................113
C. Kata Penutup....................................................................................113
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRN-LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan dewasa ini telah menunjukkan perkembangan yang
pesat sekali, perubahan dan pembaruan bukan saja terjadi dalam bidang
kurikulum, metodologi pembelajaran, bidang administrasi, organisasi maupun
evaluasi, tetapi juga terjadi dalam bidang teknologi pendidikan. 1
Dengan demikian tujuan pendidikan tidak hanya rasional obyektif yang
materalis saja, tetapi juga intelektualis religius yang didasarkan kepada nilainilai keagamaan dan kemanusiaan yang universal. Untuk mencapai tujuantujuan tersebut dibutuhkan materi yang baik, tujuan yang baik, strategi,
pendekatan, metode, teknik belajar mengajar2 dan tentunya juga diperlukan
sumber belajar yang memadai.
Sumber belajar merupakan salah satu komponen dalam proses belajar
mengajar, yang saling berinteraksi dengan komponen-komponen yang lain.
Sunber belajar dalam pengertian yang sempit dapat diartikan sebagai semua
sarana pembelajaran yang dapat menyajikan kesan secara auditif maupun
visual saja, misalnya buku-buku, majalah, surat kabar, dan multimedia seperti
radio, tape recorder, rekaman, televisi, vidio, film, LCD, dan lain-lain. 3
1
Chabib Thoha, M.A., Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1996), hlm. 59.
2
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran , (Bandung: CV. Sinar Baru,
Bandung, 1989), hlm. 76.
3
Adi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: DIVA
Press,2013), hlm.263.
1
2
Belajar merupakan perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai
hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau
kecelakaan) dan bisa dilaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu
mengkomunikannya kepada orang lain.4
Pembelajaran adalah suatu sistem, yang terdiri dari sejumlah unsur atau
komponen-komponen yang tersusun secara teratur saling berhubungan dan
bergantung menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Komponen-komponen yang dimaksud di sini adalah antara lain, murid, guru,
kurikulum, sumber media dan gedung,5 sehingga komponen pembelajaran
tersebut diharapkan mampu untuk mendisain pembelajaran dan kegiatan
edukatif. Oleh karena itu guru di sini mempunyai peran utama dalam
memberikan pengetahuan (cognitif), sikap dan nilai (affective) dan
ketrampilan (psikomotor) kepada anak didik. Dengan kata lain tugas guru
yang utama terletak di lapangan pembelajaran. Pembelajaran merupakan alat
untuk mencapai tujuan pendidikan. 6
Sedangkan dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan utama
adalah metode dan media sarana pembelajaran yang sesuai dengan pokok
pembahasan mata pelajaran yang diangap efektif dan relevan dalam
penyampaian materi pembelajaran di kelas.7 Keberhasilan pembelajaran dapat
dilihat dari segi hasil. Asumsi dasar ialah proses pembelajaran yang optimal
4
197.
5
Made Pidarta, Landasan Kependidikan, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997), hlm.
Ibrahim Bafadal., Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasi dalam Pembinaan
Profesional Guru, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hlm.24
6
H. Zahara Idris., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta : Angkasa Raya I, 1987), hlm.50
7
Nana Sudjana, Dasar-dasar Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo,
1995), hlm. 29.
3
memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi antara proses
pembelajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk
menciptakan kondisi proses pembelajaran, makin tinggi pula hasil atau
produk dari pembelajaran itu.8
Berdasarkan hasil pengamatan dan survey langsung pelajaran fiqih pada
umumnya tidak dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sukar. Para siswa
tidak pernah mengategorikan sebagai momok seperti halnya Pelajaran
Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Tetapi pada kenyataannya
nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fekih tidak lebih baik dari mata
pelajaran yang dianggap sukar dan sebagai momok bagi siswa. Permasalahan
ini muncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi belajar siswa yang
kurang, tetapi juga faktor lingkungan belajar yang kurang mendukung. Dalam
hal ini kreativitas guru Fekih dalam mengelola pembelajaran mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 9
Pembelajaran yang dilakukan di Madrasah selama ini masih banyak yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru dalam
menyampaikan pembelajaran masih banyak terfokus pada penyampaian
materi yang bersifat informative disamapaikan dalam bentuk ceramah, dan
kadang-kadang dilakukan diskusi, akan tetapi hal tersebut di rasa tidak efektif
karena siswa belum begitu banyak memamhami akan makna diskusi yang
sebenarnya. Di era sekarang ini, yakni era teknologi dan komunikasi (TIK)
model dan media pembelajaran dengan menggunakan media teknologi sudah
8
Ibid., hlm. 37
Survey ; berdasarkan analisa dan Wawancara dengan Siswa, serta Guru Mapel Fiqih
Pada Tanggal, 6 Mei 2014.
9
4
banyak dan sangat bervariatif. Akan tetapi dengan adanya teknologi tersebut
belum begitu banyak yang dimanfaatkan oleh guru-guru di Madrasah, hal ini
disebabkan berbagai faktor, seperti kurangnya peralatan media berbasis
teknologi, dan masih rendahnya guru dalam menggunakan alat-alat teknologi.
MTs. Hasan Kafrawi merupakan lembaga pendidikan formal setingkat
SMP,yakni lembaga pada jenjang SLTP, yang dikelola oleh Yayasan Islam
Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara. Dimana sebagaian besar peserta
didiknya dari kalangan pedesaan dan kalangan kelas menengah ke bawah.
Sehingga dalam proses pembelajarannya masih menggunakan metode
pembalajaran konvensional. Berdasarkan hasil survey dan wawancara
terhadap guru mata pelajaran Fiqih Kelas VII hasil penilaian, yakni prestasi
belajaran siswa masih rendah, dimana mata pelajaran ini tergolong ringan dan
sangat mudah dipahami. Menurut Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I10, persoalan
yang dihadapi, yaitu siswa saat diberi penjelasan dengan bentuk ceramah
siswa kurang begitu konsentrasi, menghayati, yakni kurang sungguh-sungguh
dalam memperhatikan dan mendengar penjelasan guru. Hal ini disebabkan
karena dianggap kurang menarik dan membosankan karena siswa setiap hari
hanya
mendengarkan
ceramah
belaka,
kurangnya
variasai
dalam
pembelajaran.
Disamping melakukan wawancara dengan guru terkait, peneliti juga
melakukan wawancara dengan siswa dan juga melihat dokumentasi hasil
pembelajaran siswa, yaitu berupa nilai harian yang di himpun oleh guru mata
10
Wawancara dengan Zahrotul Mawaddah, Guru Mata Pelajaran Fiqih, Kelas VII-A,
pada Tanggal, 2 Mei 2014.
5
pelajaran tersebut. Hasil wawancara dengan sebagian siswa, dimana siswa
merasa jenuh karena dalam menerima pembelajaran setiap hari lebih banyak
ceramah.11
Dan
berdasarkan
nilai
harian
peneliti
mengetahui
dan
menyimpulkan nilai siswa rata-rata kurang memuaskan,yakni masih rendah,
yaitu pada kisaran 65-75, pada hal nilai yang ditentukan pada KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) oleh guru mapel fiqih sebesar 80-85, karena mapel fiqih
tergolong mudah.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, guru sebagai pengelola
pembelajaran harus mengemas pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi
siswa. Pembelajaran akan memiliki makna, jika pembelajaran yang dikemas
guru dapat dinikmati oleh siswa dan dapat memotivasi siswa. Mengajar
adalah menata lingkungan agar pembelajar termotivasi dalam menggali
makna serta menghargai ketidak seragaman. Pada saat ini di sekolah telah
mulai diperkenalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Dalam proses pembelajaran setidaknya TIK menempati tiga peranan, yakni
sebagai
konten
pembelajaran
(standar
kompetensi),
sebagai
media
pembelajaran, dan sebagai alat belajar.
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa penggunaan multimedia dalam
pembelajaran menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran.
Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Francis M. Drawer. Hasil
penelitian ini antar lain menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada
umumnya manusia dapat mengingat pesan yang disampaikan melalui lisan
11
Wawancara dengan Muhammad Arzaq, Denada Putri Ramadhani, dkk, Pada Tanggal
5 Mei 2014.
6
dan tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%, audio visual 50%,
dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80%.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka multimedia pembelajaran berbasis TIK
dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar
dalam membantu proses pembelajaran.
Multimedia telah mengalami perkembangan konsep sejalan dengan
perkembangan teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer belum
dikenal,
konsep
multi
multimedia
sudah
dikenal
yakni
dengan
mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak, kaset, audio, video,
dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk
menyampaikan suatu topik materi pelajaran tertentu. Pada konsep ini, setiap
unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah
satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat
pesat telah membawa perubahan besar pada segala bidang, termasuk bidang
pendidikan. Bila dimanfaatkan dengan tepat, maka TIK dapat meningkatkan
mutu pendidikan. Tulisan ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong
para warga sekolah dalam mengembangkan dan memanfaatkan TIK,
khususnya multimedia pembelajaran. Pada hakikatnya tujuan dasar perlunya
multimedia pembelajaran adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi
proses pembelajaran. Indikator yang harus dipenuhi, yakni mencakup aspek
desain pembelajaran, aspek rekayasa perangkat lunak, dan aspek komunikasi
visual. Berdasarkan hal tersebut sebagai upaya untuk memberikan
7
pemahaman baru, dan pengenalan penggunaan media pembelajaran berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dalam hal ini peneliti
mengangkat dalam sebuah judul penelitian skripsi, yaitu “Pemanfaatan
Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Bab
Shalat Di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran
2014/2015.
B. Penegasan Istilah
Untuk dapat mengerti dan memahami secara jelas tentang masalah yang
akan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis memandang perlu adanya
penjelasan istilah yang ada dalam judul skripsi ini. Hal tersebut agar tidak
menimbulkan interpretasi yang berbeda.
1.
Pemanfatan adalah proses, perbuatan, cara mempergunakan atau
pemakaian sesuatu,12 yang tentunya dalam hal ini adalah pemakaian
sumber belajar.
2.
Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut
langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya sesuai dengan hasil
yang diharapkan.13
3. Multimedia interaktif adalah media yang menggabungkan dua unsur
atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio,
video dan animasi secara terintegrasi .14 Multimedia yang memenuhi
syarat tertentu dan digunakan dalam proses belajar mengajar dapat
12
Ibid., hlm. 286
Nana Sudjana, Op. Cit., hlm. 36
14
Ariani, dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran
Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2010), hlm. 40
13
8
dikatakan sebagai multimedia pembelajaran.
Sehingga dapat
dikatakan bahwa multimedia pembelajaran adalah media yang
mampu melibatkan
indera dan organ tubuh selama proses
pembelajaran berlangsung. Interaktif adalah adanya hubungan timbal
balik antara stimulus dan respon. Maka multimedia interaktif
adalah sarana untuk menyampaikan sesuatu yang menggabungkan
beberapa unsur terdiri dari teks ,grafis,gambar,foto,audio,viio dan
animasi secara terintegrasi dan mampu memberikan respon terhadap
pengguna. Pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa
menurut langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya sesuai
dengan hasil yang diharapkan.15
4. Mata Pelajaran fiqih bab Shalat. Menurut istilah Syara’ fiqih ialah :
“Pengetahuan tentang hukum-hukum syariat Islam mengenai
perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalilnya secara rinci atau
dengan kata lain : Yurisprudensi atau kumpulan hukum-hukum
syari’at Islam mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalildalilnya secara rinci.16 Adapun penekanan dalam penelitian ini
terfokus kajian fiqih bab Shalat. Shalat menurut bahasa artinya
berdo’a. Sedangkan menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari
perkataan dan perbuatan dengan syarat dan rukun tertentu yang
dimulai dengan takbir da diakhiri dengan salam.
15
Nana Sudjana, Op. Cit., hlm. 36
Abdul Wahab Kholaf, , Kaidah-kaidah Hukum Islam,Terj. Nur Iskandar Al- Bansani,
Cet. I , (Jakarta : Rajawali Press, 1996), hlm. 5
16
9
5. Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi adalah lembaga Islam formal ,
yang dikelola oleh Yayasan Islam Hasan Kafrawi, yang bertempat di
Desa Pancur Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara . Adapun siswa
yang menjadi objek penelitian adalah siswa kelas VII Semester
Genap Pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud judul skripsi
ini adalah suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
pemanfaatan Multimedia Pembelajaran Interaktif terhadap keberhasilan
belajar siswa dalam pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih di MTs. Hasan
Kafrawi Pancur Mayong Jepara Pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
C. Rumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pemanfaatan multimedia interaktif dalam proses
pembelajaran mata pelajaran fiqih bab shalat di MTs Hasan Kafrawi
Pancur Mayong Jepara?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan multimedia dalam
pembelajaran fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara
Tahun Pelajaran 2014/2015.
10
D. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan pokok permasalahan di atas, maka penulis mempunyai
tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui bagaimanakah pemanfaatan multimedia interaktif
dalam proses pembelajaran mata pelajaran fiqih bab shalat di MTs
Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara
2.
Untuk
mengetahui
faktor
yang
mempengaruhi
multimedia dalam pembelajaran fiqih
penggunaan
di MTs. Hasan Kafrawi
Pancur Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dharapkan dapat memberi manfaat kepada ;
1.
Bagi siswa, dapat meningkatkan antusias dan semangat belajar,
meyenangkan, mudah dalam memahami serta dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
2.
Bagi guru, diperolehnya suatu kreatifitas variasi pembelajaran yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum terbaru, yakni dapat memberi
banyak keaktifan pada siswa dan guru sebagai fasilitator dalam
proses pembelajaran di kelas.
3.
Bagi
pengembangan
kurikulum,
diperolehnya
ketepatan
implementasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum
terbaru.
11
4.
Bagi peneliti, menambah pengalaman dan pengetahuan yang
nantinya juga akan terjun di bidang keguruan, yakni sebagai
pengajar ataupun sebagai bagian dari proses pembelajaran.
F. Penelitian Terdahulu yang Relefan
Dalam rangka mewujudkan penulisan skripsi yang professional dan
mencapai target yang maksimal, serta menghindari hal-hal yang tidak di
inginkan,dan sebagai bahan perbandingan. Maka perlu penulis uraikan
tentang kajian pustaka berkaitan dalam penelitian ini. Adapun beberapa
kajian penelitian yang dipadang relefan, diantaranya:
1.
Buku,
Ariani,
Multimedia
di
dan
Haryanto,
Sekolah
dengan
Pedoman
Judul,
Pembelajaran
Pembelajaran
Inspiratif,
Konstruktif dan Prospektif, penerbit Prestasi Pustakarya tahun 2010.
Dalam buku ini dijelaskan tentang efektifitas pembelajaran dengan
menggunakan media multimedia, dimana dalam buku ini dijelaskan
bahwa siswa lebih bisa interaktif pada saat pembelajaran, karena
dengan adanya fariasi pembelajaran siswa tidak mengalami
kejenuhan. Akan tetapi buku inibelum spisifik tentang penggunaan
media sebagai media pembelajaran. Buku ini hanya memberikan
waca pengetahuan tentang manfaat multimedia sebagai sarana dan
media dalam pembelajaran di kelas.
2.
Buku karya Andi Prastowo yang berjudul “Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif”, (Yogyakarta: Diva Press, 2013). Isi
buku tersebut, yaitu menjelaskan tentang bagaimana cara membuat
12
dan menyusun bahan ajar dan juga bagaimana menfataatkan media
pembelajaran berbasis multimedia, seperti audio, video, dan bahan
ajar interaktif. Apabila guru apat menyususn menyusun bahan ajar
dengan
baik
dan
memanfaat
media
pembelajaran
berbasis
multimedia akan mampu menciptakan metode pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan.
3.
Buku karya Dr. Deni Darmawan yang berjudul ”Inovasi Pendidikan:
Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran
Online”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet.ketiga, 2014). Isi
buku tersebut memberikan penjelasan tentang bagaimana membuat
inovasi pembelajaran dengan menfaatkan ilmu teknologi komputer.
Dalam buku ini diuraikan secara jelas bagaimana membuat media
pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia berbasis komputer.
Buku ini juga disajikan tutorial pembuatan media pembelajaran
interaktif,
pemanfaat
macromedia
flash,
membuat
animasi
pembelajaran dari adobe flash CS5, dan software-sofware lain yang
dapat dimanfaat kan untuk menunjang pembelajaran. Dengan
memanfaatka multimedia maka pembelajaran akan lebih menarik,
menyenangkan, dan siswa lebih cepat untuk bisa memahami teori
maupun praktek dari suatu mata pelajaran tertentuyang diajarkannya.
4.
Skripsi Muh Fahrudi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta (20012) dengan Judul “Upaya Meningkatkan
Prestasi belajar Siswa dengan CD Pembelajaran, Siswa MI Miftahul
13
Ulum I Pancur TP, 2011-2012, UIN Syarif Hidayatullah Yogyakarta.
Dalam penelitian tersebut diketahui, bahwa dengan menggunakan
CD pembelajaran, proses pembelajaran lebih mudah, menyenangkan,
dan mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
5.
Nur Muhamamad Sudrajat; judul artikel “Efektifitas Penggunaan
Media OHP dalam memotivasi belajar peserta didik pada Mapel PAI
di Madrasah”, TAKLIM (Jurnal Pendidikan Agama Islam), Volume
12, FPIPS UPI Bandung, tahun 2010. Artikel tersebut adalah ingin
mengetahui sejauh mana minat belajar siswa pada saat diterapkannya
metode pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
OHP. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa pada saat
pembelajaran berlangsung siswa sangat antusias dan siswa sangat
termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Hal tersebut
dibuktikan berkurngnya siswa bermain, ngobrol dan tidak serius
pada saat mengikuti pembelajaran.
Terkait dengan penelitian ini sejauh penelusuran peneliti, secara sepesifik
skripsi ini belum ada yang membahasnya. Penelitian ini berbeda dengan
penelitian-penelitian yang ada sebelumnya seperti telah disebutkan di atas.
Dalam hal ini, belum ditemukan adanya penelitian yang berkaitan dengan
Pengaruh Pemanfaatan Pembelajaran Multimedia Interaktif Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih Bab Shalat. Buku dan karya-karya ilmiah
yang penulis ketahui hanya masih sebatas teoari dan wacana pengetahuan
tentang media multimedia memiliki peranan penting sebagai sarana
14
pembelajaran. Sehinngga penelitian yang peneliti wujudkan dalam bentuk
skripsi dapat dipertanggung jawabkan.
G. Hepotesis
Menurut Suiharsimi Arikunto, hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban
yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.17 Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar
atau salah. Dia akan ditolak jika salah / palsu dan akan diterima jika fakta
membenarkan.18
Sesuai dengan judul yang ada, maka hipotesis yang penulis kemukakan
adalah sebagai berikut : “dengan menggunakan metode pembelajaran yang
variatif, yaitu penggunaan media multimedia interaktif ada pengaruh positif
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih bab
Shalat”
Karena hipotesis adalah merupakan jawaban yang masih bersifat
sementara terhadap permasalahan sampai terbukti data yang terkumpul ,maka
diadakan penelitian secara empiris pada analisis data untuk mengetahui
diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan.
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Praktek, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta,
1998), hlm. 6–7
18
Sutrisno Hadi., Metodologi Research I, ( Yogyakarta : YPF Psikologi UGM, 1983),
hlm. 63
15
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Field Research, yaitu terjun langsung
ke lapangan guna mengadakan penelitian obyek, yang berkaitan dengan
obyek yang dibahas.19 Dalam penelitian ini dilakukan di siswa kelas VII
MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara. Penelitian yang penulis
lakukan berupa penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.20
Adapun dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
deskriptif analysis.21 Yaitu menggambarkan secara rinci keadaan atau
status fenomena. Dalam hal ini menggambarkan secara detail bagaimana
proses penentuan strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media
pemelajaran multimedia interaktif.
2. Sumber Data
a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama di
lokasi penelitian atau objek penelitian.22 Dalam penelitian ini data
primer berupa data-data yang diperoleh di lapanagan, baik dalam
bentuk observasi, wawancara dan dokumentasi.
19
125.
20
Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.
Lexy J Moloeng. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, hlm.3
21
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta:Rineka, cet ke-2 Cipta, hlm. 245
22
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kwantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijaksanaan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), Jakarta : Prenada Media, 2005, hlm. 122.
16
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data yang dibutuhkan.23 Dalam penelitian ini
data sekunder berupa data-data yang relevan atau terkait dengan
rumusan dan tujuan penelitian, seperti buku, jurnal, majalah, dan
data-data yang berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.24 Dalam
penelitian ini populasinya adalah siswa MTs. Hasan Kafrawi
Pancur Mayong Jepara TP. 2014/2015.
Tabel Jumlah Siswa MTs. Hasan Kafrawi
Pancur Mayong Jepara.25
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
VII
73
77
150
2
VIII
92
90
182
3
IX
60
81
141
b. Sampel
Menurut Arikunto sampel adalah sebagaian atau wakil populasi
yang diteliti. Dalam hubungannya dengan masalah sampel, menurut
Arikunto apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
23
Ibid.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT.
Rineka Cipta, Edisi IV, 1998, hlm. 115.
25
Data Diperoleh Dari Doumen Kesiswaan MTs. Hasan Kafrawi, Pada Hari Senin,
Tanggal, 20 Juni 2014.
24
17
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.26 Sedangkan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs.
Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara, yang diambil dari beberapa
kelas, masing-masing kelas diambil 10 siswa pada pemester genap
Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah sampelnya sebanyak 40
siswa. Adapun rincian jumlah siswa kelas VII dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel Jumlah Siswa Kelas VII MTs. Hasan Kafrawi
Pancur Mayong Jepara.27
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
VII.A
18
20
38
2
VII.B
19
19
38
3
VII.C
19
19
38
4
VII.D
18
18
36
Jumlah
150
4. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
ini adalah :
a. Metode Wawancara (Interview)
Metode interview yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara
26
(interviewer)
untuk
memperoleh
informasi
dari
Ibid., 131
Data Diperoleh dari Doumen Kesiswaan MTs. Hasan Kafrawi, Pada Hari Senin,
Tanggal, 20 Juni 2014.
27
18
terwawancara.
28
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang
sejarah, latar belakang dan lain-lain yang ada kaitannya dengan
ipenelitian ini.
b. Metode Quisioner
Metode quisioner adalah suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh
data berupa jawaban-jawaban dari responden.
29
Metode Questionaire ini
digunakan untuk memperoleh data tentang penggunaan sumber belajar oleh
siswa yang menjadi objek penelitian, yaitu siwa kelas VII MTs. Hasan
Kafrawi Pancur Mayong Jepara.
c. Metode Tes
Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan
yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan, dan
yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajr individu
atau kelompok.30 Yang dimaksud Metode test disini adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh dan mengetahui data hasil belajar siswa atau
ingin mengetahui prestasi belajar siswa setelah menggunakan media
pembelajaran multimedia interaktif, khusunya siswa kelas VII MTs. Hasan
Kafrawi Pancur Mayong Jepara TP. 2014/2015 Semester Genap .
28
Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hlm. 126.
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia,2003), hlm. 173.
30
Ign Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di sekolah, (Yogyakarta:
Kanisius, 2000), hlm. 38.
29
19
d. Metode Observasi
Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.31
Dalam penelitian ini Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan
lansung kepada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
metode pembelajaran yang memanfaatkan multimedia interaktif.
e. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa
catatan-catataan, transkip, berkas, surat kabar, majalah, dan lain
sebagainya.32 Dengan metode ini dapat mengutip data dokumen yang ada
hubungannya dengan MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara.
5. Metode Analisis Data
Setelah mengumpulkan data maka penulis melakukan analisa data
dengan metode deskriptif analitis, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula
disusun, dijelaskan kemudian dianalisis. Hal ini dimaksudkan untuk
menganalisis keadaan yang sebenarnya terjadi dilapangan.33 Data yang sudah
diperoleh, kemudian menelaah seluruh data yang sudah tersedia dari berbagai
sumber baik melalui pengamatan, test, wawancara dan dokumentasi dengan
mengadakan reduksi data, yaitu data-data yang diperoleh di lapangan
31
hlm. 70.
32
Cholid Narbuko., Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1999,
Suharsimi Arikunto, loc. cit., hlm. 236.
Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik, Edisi ke7, Bandung: Tarsito, 1994, hlm 140.
33
20
dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih sistematis
sehingga mudah dikendalikan.
Operasionalisasi
dalam
penelitian
ini
adalah,
penulis
akan
mendiskripsikan data-data yang ditemukan dari responden, yaitu siswa kelas
VIIA MTs. Hasan Kafrawi Pancur, maupun data-data dari hasil wawancara,
test, obeservasi, dan dokumentasi.
Data-data yang telah didapat akan
dianalisis dengan metode diskripsi kualitatif. Selanjutnya data yang sudah
diperoleh kemudian dianalisa dengan metode deskriptif analisis non statistik
yang meliputi cara berfikir induktif atau metode yang bertumpu pada fakta
peristiwa yang dikata lebih khusus yang selanjutnya dijadikan konklusi yang
bersifat umum.34
I. Sistematika Penulisan Skripsi.
Secara garis besar penulisan skripsi ini mencakup tiga bagian yang
masing-masing terdiri dari beberapa bab dan sub bab, yaitu :
Bagian muka atau halaman depan meliputi : halaman sampul, halaman
judul, nota pembimbin, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar Isi dan daftar pustaka.
Bab I merupakan bab pendahuluan yang memuat beberapa sub bab
pembahasan, meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, hipotesis,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisa skripsi.
34
Lexy J.M. Moleong, Op.Cit., hlm. 05.
21
Bab II merupakan landasan teori, pada bab ini memuat teori-teori yang
menjadi landasan penulisan dalam kegiatan penelitian yang mencakup, sub
bab pertama menjelaskan tentang pembelajaran multimedia interaktif,
meliputi; pengertian pembelajaran, pengertia pembelajara multimedia
interaktif, Penerapan multimedia dalam proses pembelajaran. Sub bab kedua
menjelaskan tentang pembelajaran fiqih bab shalat, meliputi: pengertian fiqih,
dasar-dasar sumber hukum fiqih, tujuan pembelajaran fiqih di Madrasah,
pegertian shalat, dasar hukum shalat, tujuan pembelajara shalat
Pada bab III ini sub bab pertama akan diuraikan mengenai gambaran
umum MTs. Hasan Kafarwi Pancur Mayong Jepara, meliputi; Sejarah
berdirinya, Letak Geografis,Struktur organisasi, Personalia dan Keadaan
Guru, Keadaan siswa, Sarana dan Prasarana.
Pada sub bab kedua akan diuraikan tinjauan tentang bentuk multimedia
interaktif yang digunakan dalam pembelajaran materi fiqih di mts. hasan
kafrawi pancur. dan sub bab ketiga akan diuraikan mengenai pemanfaatan
multimedia interaktif
dalam meningkatkan penguasaan materi Fiqih Bab
Shalat, serta respon siswa tentang penerapan multimedia interaktif dalam
meningkatkan penguasaan materi fiqih.
Bab IV Pada bab ini merupakan analisis dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Pada bab ini terbagi menjadi dua sub bab: Sub bab pertama
menguraikan secara mendalam mengani analisis faktor yang mempengaruhi
penggunaan media pembelajaran multimedia interaktif dalam pembelajaran
mata pelajaran fiqih bab Shalat kelas VII MTs. Hasan Kafrawi Pancur
22
Mayong Jepara TP. 2014/2015, dan sub bab kedua menguraikan mengenai
analisis pemanfaatan
multimedia dalam pembelajaran mata pelajaran
terhadap peningkatan keberhasilan belajar fiqih Siswa Kelas VII MTs. Hasan
Kafrawi Pancur Mayong Jepara TP. 2014/2015
Bab V Penutup, pada bab ini berisi tentang simpulan dan saran yang
berkaitan dengan hasil penelitian.
Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka, daftar riiwayat hidup dan
pendidikan penulis, dan terakir lampiran-lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran Multimedia Interaktif
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar”. Banyak pengertian
tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Beberapa
diantaranya
mengatakan
bahwa
belajar
adalah
proses
interaksi
dengan lingkungan. Apabila kita mendengar kata pembelajaran, mungkin
pikiran kita terbayang adanya siswa yang serius, mendengarkan dan
memperhatikan guru yang sedang memberikan pelajaran yang ada di
dalam kelas, atau seorang siswa yang membaca buku.1
Pembelajaran adalah suatu proses seseorang dalam belajar. Yang
dimaksud dengan belajar menurut pengertian secara psikologi, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam
seluruh aspek tingkah laku.
Beberapa ahli memberikan pengertian belajar seperti diuraikan
dibawah ini:
1
Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar , (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), hlm. 4
23
24
a.
Sardiman A. M. bahwa belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa
raga, psikofisik menuju keperkembangan pribadi manusia
seutuhnya yang menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa.2
b.
Drs. Slamet menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.3
c.
Morgan, dalam buku Intriduction to Psychology sebagaimana
yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi
Pendidikan,
mengemukakan
bahwa
belajar
adalah
setiap
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.4
d.
Witherington, dalam buku Education Psychology, sebagaimana
yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi
Pendidikan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau
suatu pengertian.5
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
2
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), hlm. 21
3
Ibid., hlm. 22
4
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 84
5
Ibid., hlm. 87
25
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungan.
2.
Pengertian Multimedia Pembelajaran
Untuk memahami konsep multimedia pembelajaran, ada baiknya kita
pahami
terlebih
dahulu
pengertian
multimedia
dan
pembelajaran.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media
yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, dan animasi secara
terintegrasi. Sedangkan pembelajaran adalah aktualisasi kurikulum yang
menuntut aktifitas, kreatifitas, dan kearifan guru dalam menciptakan dan
menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan, secara efektif dan menyenangkan.6 Multimedia pembelajaran
adalah media yang mampu melibatkan banyak indra dan organ tubuh selama
proses pembelajaran berlangsung7. Media pembelajaran juga diartikan
sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan pesan (message),
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong proses belajar. Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan
untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih kongkrit.8
Multimedia menurut Wikipedia adalah penggunaan computer untuk
menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, dan video
dengan alat bantu (tool dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat
bernavigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Menurut Jamaluddin
6
E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm. 189
7
Yudhi Munadhi, Media Pemblajaran,. (Jakarta: Gaung persada press,2008), hlm .145
8
Sumiati & Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima,2007), hlm. 160
26
dan Zaidatun adalah sebagai proses berkomunikasi interaktif berasaskan
teknologi
computer
yang
menggabungkan
penggunaan.9
Media
pembelajaran dalam arti luas yaitu orang, material atau kejadian yang dapat
menciptakan kondisi sehingga memungkinkan pelajar dapat memperoleh
pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang baru. Dalam pengertian ini guru,
buku dan lingkungan sekolah termasuk media. Sedangkan dalam arti sempit
yang dimaksudkan dengan media ialah grafik, potret, gambar, alat-alat
mekanik dan elektronik yang dipergunakan untuk menangkap, memproses
serta menyampaikan informasi visual dan verbal. Setiap medium adalah alat
untuk mencapai suatu tujuan.10
Sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad dari pendapat Gagne dan
Briggs secara implisit mengatakan, bahwa media pembelajaran meliputi alat
yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran,
yang terdiri dari antara lain buku , tape recorder, kaset, vidio camera, vidio
recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan
komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa
yang dapat merangsang
siswa untuk belajar.11 Jadi Multimedia adalah
seperangkat media yang merupakan kombinasi dari beberapa media yang
relevan dalam hubungannya dengan tujuan-tujuan intruksional.12
9
Multimedia-dalam-pembelajaran dalam http://www.slideshare.net/rakimypk/ -457196
diakses pada 22 mei 2010
10
Gerlach, V.S. Ely, D.P, Teaching and Media: A Syestematic Appraroach, (New Jersey:
Prentice Hlml Inc), hlm.243
11
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 4
12
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989), hlm. 187
27
3. Manfaat Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran
Manfaat multimedia interaktif dapat diperoleh bahwa keunggulan dari
sebuah multimedia interaktif adalah:
a.
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata,
seperti kuman, bakteri, elektron dan lain-lain.
b.
Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin
dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung dan lain-lain.
c.
Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang,
salju dan lain-lain.
d.
Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan
gunung berapi, harimau, racun dan lain-lain.
e.
Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.13
Kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola
bermedia). Artinya, untuk beberapa hal media pembelajaran dapat
menggantikan fungsi guru-terutama-sebagai sumber belajar. Salah satu
media yang dapat menjalankan fungsi demikian tersebut adalah program
multimedia interaktif.
Sedangkan
penggunaan
multimedia
mengandung manfaat sebagai berikut, yaitu
a.
13
dalam
proses
intruksional
:
Multimedia dapat membantu siswa mempelajari bahan pelajaran
yang luas, yang memuat berbagai konsep, fakta, prinsip, sikap
ketrampilan,di samping banyak macam ragamnya juga sangat
http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimediapembelajaran/ diakses 20 April 2015
28
b.
c.
d.
e.
f.
bervariasi, sehingga memerlukan berbagai media untuk
penyampaiannya.
Multimedia dapat menumbuhkan motivasi belajar, sikap, dan cara
belajar yang lebih efektif serta menumbuhkan persepsi yang lebih
tinggi terhadap hal yang dipelajari. Sebab Multimedia
menggambungkan, gambar dan suara. Sehingga daya cerna pesrta
didik terhadap materi ajar.
Multimedia turut meningkatkan kepuasan dan keberhasilan sesuai
dengan keinginan masing-masing guru.
Multimedia membantu siswa dan guru dalam intruksional suatu
bidang study, yang didukung secara multi disipliner, masingmasing disiplin itu mengandung banyak bahan yang harus
dipelajari.
Multimedia membantu siswa yang umumnya berkecenderungan
mempelajari banyak hal dan sekaligus mendalaminya.
Multimedia membantu siswa dan guru dalam proses intruksional
untuk memenuhi tuntutan kurikulum, yang senantiasa berkembang
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta dinamika masyarakat.14
Selain memiliki beberapa keunggulan tersendiri sebagai media
pembelajaran, multimedia juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.
Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional.
b.
Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.
c.
Faktor komunikasi yang efektif
d.
Faktor biaya yang bertalian dengan masalah pengadaan dan
pengoperasionalan media dalam proses belajar mengajar.
e.
Faktor hambatan-hambatan praktis.15
Konsep penggabungan untuk membuat sebuah multimedia dengan
sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang
masing-masing tetap menjalankan fungsi utamanya sebagaimana biasanya,
14
15
Oemar Hamalik, Media Pendidikan...., hlm. 189-190
Oemar Hamalik, Media Pendidikann,... hlm 191
29
dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan itu. Jenis peralatan
itu adalah computer, video, kamera, video cassette recorder (VCR),
overhead projector, multivision (atau sejenisya), CD player, compact disc.
CD player, yang sebelumnya merupakan peralatan
tambahan (external
peripheral) computer, sekarang sudah menjadi bagian unit computer
tertentu. Kesemua peralatan itu haruslah kompak dan bekerja sama dalam
menyampaikan informasi kepada pemakainya.16adapun jenis multimedia
terdiri dari multimedia linier dan multimedia interaktif.
Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi
dengan pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
Sedangka multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi
dengan pengontrol yang dapat mengoperasikan oleh pengguna, sehingga
pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.
Contoh multimedia interaktif adalah multimedia pembelajaran interaktif,
aplikasi game.17
Multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran
sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penggunaan
multimedia interaktif cocok untuk mengajarkan suatu proses atau tahapan
misalnya,
16
penyerbukan
pada
tumbuhan,
pembelahan
sel,
proses
Arsyad Azhar, Media..., hlm. 171
http://biologi-staincrb.web.id/blog/makalah-multimedia-multimedia-sebagai-media
pembelajaran-dan-pengembangan-multimedia-pembelajar diakses 22 Mei 2015
17
30
pertumbuhan janin manusia, ilmu waris, pelaksanaan haji, dan lain
sebagainya.18
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan memerlukan
berbagai alat dan metode. Alat-alat pendidikan, lebih kongkrit dan lebih
jelas pengaruhnya pada proses pelaksanaan pendidikan. Istilah lain dari alat
pendidikan yang dikenal hingga saat ini adalah media pendidikan Audio
Visual Ads (AVA), alat peraga, sarana dan prasarana pendidikan dan
sebagainya.19 Alat-alat pendidikan yang secara langsung dipergunakan
dalam penyampaian materi pendidikan, hendaknya alat-alat pendidikan yang
dapat lebih banyak melibatkan indra siswa. Hal ini dikemukakan, bahwa
pendidikan yang hanya melibatkan indra pendengaran saja, maka materi
pembelajaran yang dapat diserap hanya meliputi 15% saja. Sedangkan
bilamana ditambah indra penglihatan, maka akan dapat menyerap materi
pembelaran sebanyak 35-55%. Dan bilamana mempergunakan indra
penglihatan, pendengaran ditambah indra penggerak dan menggunakan
fikiran, maka materi yang dapat diserap akan lebih banyak lagi yakni antara
80-90%.20
4. Karakteristik dan Fungsi Multimedia Interaktif
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan
penggunaan multimedia pembelajaran harus memperhatikan karakteristik
18
19
hlm. 46
20
Yudhi Munadhi, Media,...hlm. 152
Binti Maunah, Diktat Ilmu Pendidikan, (Tulung Agung: STAIN Tulung Agung, 2003),
Ibid.,.hlm. 47
31
komponen lain, seperti tujuan, materi, strategi dan juga evaluasi
pembelajaran.
Karakteristik multimedia pembelajaran adalah:
a. Memiliki lebih dari satu media yang konvergensi, misalnya
menggabungkan unsur audio dan visual.
b. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk
mengkomodasi respon pengguna.
c. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan
kelengkapan
isi
sedemikian
rupa
sehingga
pengguna
bisa
menggunakan tanpa bimbingan orang lain.21
Selain
memenuhi
ketiga
karakteristik
tersebut,
multimedia
pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
a.
Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering
mungkin.
b.
Mampu memberi kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju
kecepatan belajarnya sendiri.
c.
Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang koheran
dan terkendalikan.
d.
Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna
dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan,
percobaan dan lain-lain.22
21
Ibid., hlm. 55
http:ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimediapembelajaran/ diakses 20 april 2015
22
32
5.
Multimedia Interaktif
Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau
pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Sedangkan media
pembelajaran interkatif adalah sebuah metoda pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi. Media pembelajaran interaktif
merupakan media penyampaian pesan antara tenaga pendidik kepada peserta
didik yang memungkinkan komunikasi antara manusia dan teknologi melalui
sistem dan infrastruktur berupa program aplikasi serta pemanfaatan media
elektronik sebagai bagian dari metode edukasinya.
Di dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal media pembelajaran,
media pembelajaran merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan
pembelajaran yang disampaikan oleh sumber pesan kepada penerima pesan.
Kemudian istilah multimedia. Multimedia merupakan teknologi yang
menggabungkan gambar, gerak, teks. Apabila dikaitkan antara multimedia
dan pembelajaran maka pembelajaran itu dapat menarik, efektif dan efesien
apabila menggunakan multimedia sebagai media pembelajarannya. Dipilih
multimedia karena kita harus ingat bahwa masa kanak-kanak terutama siswa
sekolah dasar karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru
utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka,
kemudian multimedia merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau
materi pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar,
teks, gerak dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik yang
33
dapat menarik minat peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran akan
menyenangkan dan tidak menjenuhkan.
Secara etimologis multimedia berasal dari kata multi (Bahasa Latin,
nouns) yang berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Bahasa Latin)
yang berarti sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa
sesuatu. Kata medium dalam American Heritage Electronic Dictionary
(1991)
juga
diartikan
sebagai
alat
untuk
mendistribusikan
dan
mempresentasikan informasi (Rachmat dan Alphone, 2005/2006).
Beberapa definisi multimedia menurut beberapa ahli diantaranya:
a.
Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini
dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan
gambar .
b.
Alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif
yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan video.
c.
Multimedia dalam konteks komputer adalah: pemanfaatan komputer
untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video,
dengan
menggunakan
tool
yang
memungkinkan
pemakai
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi.
d.
Multimedia sebagai perpaduan antara teks, grafik, sound, animasi,
dan video untuk menyampaikan pesan kepada public.
e.
Multimedia merupakan kombinasi dari data text, audio, gambar,
animasi, video, dan interaksi.
f.
Multimedia (sebagai kata sifat) adalah media elektronik untuk
menyimpan dan menampilkan data-data multimedia.23
23
Ibid
34
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan
alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna
dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses-proses selanjutnya.
Pengguna akan mendapatkan informasi atau umpan balik sesuai dengan aksi
atau navigasi yang dipilih, informasi tersebut menggunakan berbagai bentuk
format data seperti teks, gambar, audio, video, simulasi dan lain-lain. Indikator
kelayakan bahan ajar multimedia interaktif dapat dilihat dari beberapa aspek
yaitu aspek aspek materi, aspek pembelajaran, aspek Media.. Aspek media
meliputi aspek interface, aspek navigasi, aspek daya tahan.
a. Aspek interface meliputi:
1) Tampilan produk,
2) Penyajian
3) Teks
4) Video
5) Audio
6) Animasi
7) Kemudahan dipahami dan Fungsi sebagai media pembelajaran. 24
b. Aspek navigasi meliputi :
1) Navigasi aids (alat bantu / link).
2) Konsistensi navigasi.
3) Konsistensi tombol.
4) Index.
5) Previous.
6) Next..
7) Exit. dan
8) User Control.
24
Ibid.
35
c. Aspek daya tahan meliputi :
1) Kemudahan mengakses.
2) Daya tahan untuk aktifitas formal.
3) Daya tahan untuk aktifitas mandiri.
4) Daya tahan dipakai pada computer lain.
d. Indikator untuk aspek materi meliputi :
1) Kesesuaian materi dengan kompetensi
2) Ketepatan rutan penyajian materi
3) Kebermaknaan materi
4) Kemutakhiran materi
5) Kemutakhiran software aplikasi
6) Kemudahan untuk dipahami
7) Keterbacaan teks
8) Kejelasan aspek gambar / video
9) Kejelasan aspek suara / audio
10) Kejelasan uraian materi
11) Efektifitas contoh dalam menguasai kompetensi
12) Kedalaman materi
13) Relevansi soal terhadap indicator kompetensi
14) Pemberian referensi 25
e.
Indikator kelayakan bahan ajar multimedia interaktif dilihat dari
aspek pembelajaran meliputi:
1). Kejelasan rumusan Kompetensi Dasar.
2) Kejelasan indikator pencapaian kompetensi.
3) Relevansi antara KD, Indikator, Materi, dan Evaluasi.
4) Kejelasan petunjuk belajar.
5) Pemberian motivasi
6) Sistematika penyajian materi.
7) Kemenarikan sajian materi.
8) Kejelasan uraian materi.
25
Ibid,
36
9) Pemberian contoh.
10) Pemberian latihan untuk menguasai konsep.
11) Pemberian kesempatan berlatih secara mandiri 26
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
multimedia interaktif merupakan perpaduan antara berbagai media (format file)
yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap), grafik, sound, animasi, video,
interaksi, dll. yang telah dikemas menjadi file digital (komputerisasi),
digunakan untuk menyampaikan pesan kepada publik.
Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh
pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan
film. Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna,
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses
selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran
interaktif, aplikasi power point, film, game, dll.
6. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Proses Pembelajaran
Media pembelajaran interkatif berbasis multimedia adalah sebuah metoda
pembelajaran
berbasis
teknologi
informasi
dan
komunikasi.
Media
pembelajaran interaktif merupakan media penyampaian pesan antara tenaga
pendidik kepada peserta didik yang memungkinkan komunikasi antara manusia
26
Ibid.
37
dan teknologi melalui sistem dan infrastruktur berupa program aplikasi serta
pemanfaatan media elektronik sebagai bagian dari metode edukasinya.27
Pemanfaatan multimedia interaktif sangatlah banyak diantaranya untuk:
media pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur,
olahraga, hobi, iklan/promosi, dll. Bila pengguna mendapatkan keleluasaan
dalam mengontrol multimedia tersebut, maka hal ini disebut multimedia
interaktif.
Interaktivitas bukanlah medium, interaktivitas adalah rancangan dibalik
suatu program multimedia. Interaktivitas mengijinkan seseorang untuk
mengakses berbagai macam bentuk media atau jalur didalam suatu program
multimedia sehingga program tersebut dapat lebih berarti dan lebih
memberikan kepuasan bagi pengguna. Interaktivitas dapat disebut juga sebagai
interface design atau human factor design.28
Interaktivitas dapat dibagi menjadi dua macam struktur, yakni struktur
linear dan struktur non linear. Struktur linear menyediakan satu pilihan situasi
saja kepada pengguna sedangkan struktur nonlinear terdiri dari berbagai
macam pilihan kepada pengguna.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam menyajikan multimedia
interaktif, yaitu:
27
28
a.
Berbasis kertas (Paper-based), contoh: buku, majalah, brosur.
b.
Berbasis cahaya (Light-based), contoh: slide shows, transparasi.
Yudhi Munadhi, Op. Cit., hlm. 56.
Ibid., hlm. 66
38
c.
Berbasis suara (Audio-based), contoh: CD Players, tape recorder,
radio.
d.
Berbasis gambar bergerak (Moving-image-based), contoh: televisi,
VCR (Video cassette recorder), film.
e.
Berbasiskan digital (Digitally-based), contoh: komputer.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa setiap guru dapat memanfaatkan
Multimedia interaktif dalam proses pembelajaran, karena dengan pemanfaatan
Multimedia tersebut, guru dapat lebih mudah dalam memberikan penjelasan
materi kepada siswa-siswi. Dengan bantuan alat Multimedia pembelajaran
siswa dapat fokus,dan segala daya dalam dirinya dapat berfungsi dengan baik,
dan siswa akan lebih cepat memahami dan menguasai materi yang diterimanya.
Ada
beberapa
manfaat
penggunaan
Multimedia
interaktif
dalam
Pembelajaran, karena media memiliki peranan penting dalam mengarahkan
proses pembelajaran dan hasil yang di inginkan dalam pembelajaran. Kelebihan
dari media pembelajaran secara interaktif, antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi
pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan konsep
yang sulit atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana.
Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak
(tidaknyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata dapat
dilihat, dirasakan, atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan
organ-organ tubuh manusia pada mata pelajaran Sains.
Membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran menjadi lebih
mudah dan cepat, sehingga peserta didikpun mudah dipahami, lama
diingat dan mudah diungkapkan kembali.
Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktifitas, dan
kreatifitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik.
Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan
memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik.
39
f.
g.
h.
i.
j.
k.
Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali
(playback). Misalnya menggunakan rekamana video, compact disk
(cakram padat), tape recorderatau televisi.
Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar
terahadap suatu objek, namun dalam bentuk nyata menggunakan media
pembelajaran.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik
dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat
belajarnya, sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung.
Misalnya, peserta didik mempelajari tentang jenis-jenis tumbuhan.
Mereka
langsung
melihat,
memegang,
atau
merasakan
tumbuhantersebut.
Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif), meningkatkan
keterampilan (psikomotor).
Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat,
dan bakatnya, baik secara individual, kelompok, atau klasikal.
Menghemat waktu, tenaga, dan biaya. 29
Jadi peran multimedia interaktif dalam prose pembelajaran sangatlah besar,
karena dengan pemanfaatan media tersebut proses pembelajaran lebih mudah,
mudah difahami, menghibur dan juga menjadi pembelajaran yang lebih
bermakna.
Selain memiliki beberapa keunggulan tersendiri sebagai media pembelajaran,
multimedia interaktif juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a.
Pengembangannya memerlukan adanya keahlian khusus.
b.
Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.
c.
Faktor
biaya
yang
bertalian
dengan
masalah
pengadaan
pengoperasionalan media dalam proses belajar mengajar.
d.
29
30
Faktor hambatan-hambatan teknis.30
Oemar Hamalik, Media Pendidikan...., hlm. 189-190
Oemar Hamalik, Media Pendidikann,... hlm 191
dan
40
B. Pembelajaran Fiqih Bab Shalat
1. Pengertian fiqih
Di dalam bahasa Arab, perkataan fiqh yang ditulis fiqih atau kadangkadang fakih setelah di Indonesia-kan, artinya paham atau pengertian.
Kalau dihubungkan dengan perkataan ilmu di atas, dalam hubungan ini
dapat juga dirumuskan (dengan kata lain), ilmu fiqih adalah ilmu yang
bertugas menentukan dan menguraikan norma-norma hukum dasar yang
terdapat didalam Al-Qur’an dan ketentuan-ketentuan umum yang terdapat
dalam sunnah Nabi yang direkam dalam kitab-kitab hadist.31
Arti fiqh secara terminology ada beberapa pendapat yang dikutip oleh
Mohammad Daud Ali dan Zen Amirudin di buku Hukum islam dan Ushul
Fqih adalah:
a. Al Imam Muhammad Abu Zahro’, mendefinisikan fiqih dengan:
‫ﻓﻬﻮ ا ﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻻ ﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮ ﻋﻴﺔ اﻟﻌﻤﻠﻴﺔ ﻣﻦ ادﻟﺘﻬﺎ اﻟﺘﻔﺼﻠﻴﺔ‬
Fiqih adalah ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum syara’
amaliyah dari dalil-dalilnya yang terinci.
b. Abdul hamid Hakim mendefinisikan dengan:
‫اﻟﻌﻠﻢ ﺑﺎﻻﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ اﻟﱵ ﻃﺮﻳﻘﻬﺎاﻹﺟﺘﻬﺎد‬
Ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum syara’ yang hukumhukum itu didapatkan dengan cara berijtihad.
c. Imam Abu Hanafiyah mendefinisikan:
‫ﻋﻠﻢ ﻳﺒﲔ اﳊﻘﻮق واﻟﻮاﺟﺒﺎت‬
Ilmu yang menerangkan perihal hak-hak dan kewajibankewajiban.
31
Mohammad Daud Ali, Hukum Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 48
41
d. Para ulama kalangan mazhab Hanafi mendefinisikan:
‫ﻋﻠﻢ ﻳﺒﲔ اﳊﻘﻮق واﻟﻮاﺟﺒﺎت اﻟﱴ ﺗﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎءﻓﻌﺎل اﳌﻜﻠﻔﲔ‬
Ilmu yang menerangkan tentang hak-hak dan kewajibanSkewajiban yang berkaitan dengan amaliyah orang-orang
mukalaf.
e. Ulama’-ulama’ Syafiyah menerangkan:
‫ﻫﻮاﻟﻌﻠﻢ اﻟﺬﻳﻲ ﻳﺒﲔ اﻻﺣﻜﺎم اﻟﺸﺮﻋﻴﺔ اﻟﱴ ﺗﺘﻌﻠﻖ ﺑﺎﻓﻌﺎل اﳌﻜﻠﻔﲔ‬
‫اﳌﺴﺘﻨﺒﻂ ﻣﻦ ادﻟﺘﻬﺎاﻟﺘﻔﺼﻴﻠﻴﺔ‬
Fiqih adalah ilmu yang menerangkan segala hukum syara’ yang
berkaitan dengan amaliyah orang mukalaf yang diistinbathkan
dari dalil-dalil yang terperinci.32
Berdasarkan dari paparan kami di atas sebenarnya yang hendak kami
teliti di sini adalah kasus tentang seberapa efisienkah pemakaian
multimedia dalam peningkatan materi pelajaran fiqih. Sehingga berawal
dari sana, dapat digunakan pendorong terhadap pemakaian multimedia itu
sendiri untuk lebih meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi ajar
akan lebih bermakna dan siswa akan termotivasi untuk belajar dan
meningkatkan pengusaan materi yang diajarkan oleh bapak ibu guru di
sekolah.
2. Ruang lingkup fiqih
Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah
terfokus pada aspek:
a.
32
Fiqih ibadah
1) Melakukan Thoharoh
2) Melakukan sholat wajib
3) Melakukan sholat berjama’ah
Zen Amirudin, Ushul Fiqh, (Surabaya: eLKAF, 2006), hlm. 3-4
42
4) Melakukan sholat jama’ dan qosor
5) Memahami tata cara sholat darurat
6) Melakukan sholat jenazah
7) Melakukan macam-macam sholat sunnat
8) Melakukan macam-macam sujud di luar sholat
9) Melakukan dzikir dan doa
10) Membelanjakan harta diluar zakat
11) Memahami ibadah haji dan umroh
12) Memahami ketentuan aqiqoh dan kurban
13) Memahami hukum Islam tentang makan dan minum
14) Melakukan sholat jenazah.33
b. Fiqih Muamalah meliputi:
1) Memahami macam-macam muamalah
2) Memahami muamalah diluar jual beli
3) Melaksanakan kewajiban
terhadap orang sakit, jenazah, dan
ziarah kubur
4) Melakukan pergaulan remaja sesuai dengan syariat Islam.34
c.
Fiqih jinayah; Memahami jinayah, hudut dan sangsinya.
d. Fiqih siyasah Meliputi:
1) Mematuhi undang-undang Negara dan syariat Islam
2) memahami kepemimpinan dalam Islam
3) Memelihara, mengelola lingkungan dan kesejahteraan sosial. 35
3. Tujuan Pembelajaran Fiqih di Madrasah
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah tsanawiyah adalah
salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan
untuk menyampaikan peserta didik untuk mengenal, memahami,
33
Ibid., hlm 76.
Ibid.,hlm, 77 .
35
Departemen Agama RI, Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah,
(Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm. 48-49
34
43
menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi
dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
latihan, penggunaan, pengalaman, dan pembiasaan.
Mata pelajaran fiqih di madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat 1). Mengetahui dan memahami pokokpokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil
naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman tersebut diharapkan menjadi
pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.2). Melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengalaman tersebut
diharapkan dapat menumbuhkan kekuatan menjalankan Islam, disiplin dan
tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun
sosialnya.36
4. Pegertian Shalat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata shalat diartikan sebagai
berikut: Pernyataan bhakti dan memuliakan Allah dengan gerakan-gerakan
badan dan perkataan tertentu dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
taslim (Islam = shalat); Permohonan (doa) kepada Tuhan.
37
Di samping kata
shalat digunakan pula kata sembahyang berasal dari bahasa sansekerta, berarti
menyembah yang di pertuhan.38 Kata sembahyang dikenal dalam agama Islam
dengan istilah shalat. Sehubungan itu Hasbi Ash-Shiddiqi mengatakan:
36
Ibid., hlm. 48
37
Tim Penyusun KBBI, DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Depdikbudd, 1988), hlm. 806.
38
Syamsuddin Abdullah, et al, Fenomenologi Agama, Proyek Pembinaan Prasarana Dan
Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN Di Jakart, (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, 1985), hlm.60.
44
mengingat hal ini amat utamalah kita memakai kata shalat, jangan memakai
kata sembahyang, karena kata sembahyang itu berasal dari bahasa sansekerta
yang berarti menyembah dewa.39
Dari segi etimologi, shalat antara lain berarti “doa”, sedang “doa” adalah
keinginan yang ditujukan kepada Allah SWT, atau dalam arti yang lebih
umum yaitu permintaan yang diajukan oleh satu pihak kepada pihak yang
lebih tinggi.40
Hakikat shalat adalah hubungan vertikal antara manusia sebagai makhluk
dengan pencipta, atau dengan kata lain komunikasi antara manusia dengan
Tuhan. Sebagai hikmatnya, shalat dapat dirasakan sebagai amalan ibadah
yang bisa mendatangkan ketenangan jiwa dan rasa optimis dalam meniti
kehidupan.
Shalat dilihat dari aspek hubungan vertikal mempunyai kesamaan,
meskipun perbedaanya lebih nampak dengan sesaji, doa, perbantuan, makna
dan lain sebagainya. Hubungan tersebut dapat dilihat dari aspek tujuan yang
ingin dicapai yaitu untuk mengajukan permohonan kepada Tuhan, sehingga
keinginannya dapat dikabulkan. Sedangkan perbedaannya tampak antara lain
dalam hal tata cara melakukan dan waktunya.
Dari segi terminologi, TM Hasbi Ash shiddieqy, mengemukakan:
Sembahyang adalah berhadap hati, (jiwa) kepada Allah SWT, hadap yang
mendatangkan takut, menumbuhkan rasa kebesaran-Nya dan kekuasaan-Nya
dengan sepenuh khusu’ dan ikhlas di dalam beberapa perkataan dan perbuatan
hlm. 42.
39
TM.Hasbi Ash Shiddiqi, Pedoman Sholat, (Semarang: PT. Pustaka Rizqi Putra, 1997),
40
H.Zaini Dahlan,et al , Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), hlm 183
45
yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam.41 Syekh al-Gazi
menegaskan:
“Shalat menurut bahasa ialah berdo’a. Sedang menurut
pengertian syara sebagaimana kata Imam Rafi’i, shalat ialah ucapan-ucapan
dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan
salam disertai beberapa syarat yang sudah ditentukan”. 42 Adapun Sayyid
Sabiq dalam kitabnya menjelaskan,
shalat ialah ibadah yang terdiri dari
perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah
Ta’aladan disudahi dengan memberi salam. 43
Menurut Syekh Mahmud Syaltut, dalam shalat telah terhimpun segala
bentuk dan cara yang dikenal oleh umat manusia dalam menghadapkan
penghormatan dan pengagungan, tetapi mereka itu hanya menggunakan salah
satu cara seperti sekadar berdiri dengan penuh hormat atau sekadar tunduk,
atau sujud dan sebagainya, dan Allah menghimpun segala yang dikenal itu
dalam ibadah sembahyang untuk menggambarkan puncak pengagungan
kepada-Nya.44
Di antara ibadah, shalatlah yang membawa manusia terdekat kepada
Tuhan. Di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan dialog
berlaku antara dua pihak yang saling berhadapan.45 Shalat merupakan salah
satu dari tiang agama serta kewajiban pokok yang diletakkan Tuhan di atas
41
TM.Hasbi Ash Shiddiqi, Op Cit, hlm. 64
Syekh Muhammad Ibn Qasim al-Ghazzi, Fath al-Qarib, (Arabia: Maktabah al-lhya atKutub al-Arabiah, tt), hlm. 11.
43
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz I,(Kairo:Maktabah Dar al-Turas, Kairo, tt), hlm.
70.
42
44
45
hlm. 37
Mahmud Syaltut, Al Islam Aqidah Wa Syari’ah, (Mesir: Dar al Qalam,1966), hlm 93.
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1979),
46
pundak hamba-hamba-Nya. Dikatakan demikian karena :
a.
b.
Dari satu sisi yakni sisi kebesaran dan keagungan Tuhan, shalat
merupakan konsekuensi dari keyakinan-keyakinan tentang sifat-sifat
Allah SWT yang menguasai alam raya ini, termasuk manusia yang
dalam hidupnya sangat bergantung kepada Allah SWT. Keyakinan
tersebut memerlukan pembuktian dalam bentuk konkrit, karena
keyakinan tidak hanya terbatas dalam hati, tapi harus dibuktikan
dengan amal.
Dari sisi lain yakni sisi manusia, ia adalah makhluk yang memiliki
naluri antara lain cemas dan mengharap, sehingga yang
membutuhkan sandaran dan pegangan dalam hidupnya. Kenyataan
membuktikan bahwa bersandar kepada makhluk sesamanya
seringkali tidak membuahkan hasil, dan karena itu ia membutuhkan
sandaran yang mutlak yang dapat memberikan kepadanya bantuan
dan bimbingan, menghilangkan rasa cemas dan memenuhi
harapannya.46 Dan tidak ada yang mampu melakukan hal tersebut
kecuali Allah :
          
           
         
          
(۱۴-۱۳:‫ )اﻟﻔﱰ‬      
Yang kamu seru (sembah) selain Allah SWT tiada mempunyai apaapa walaupun setipis kulit ari, jika kamu menyeru mereka, mereka
tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka
tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di hari kiamat
mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat
memberikan keterangan kepadamu sebagai yang dia berikan oleh
yang Maha Mengetahui.(QS. Fathir:13-14)47
46
47
697-698.
H.Zaini Dahlan,et al, Op.Cit, hlm. 184
DEPAG RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), hlm.
47
Jadi shalat dalam pengertian etimologi dan terminologi merupakan
pengejawantahan dari hakekat tersebut, dan karena itu ia dibutuhkan oleh
makhluk yang meyakini kekuasaan Tuhan serta makhluk yang memiliki
naluri cemas dan mengharap itu. William James sebagaimana dikutip Zaini
Dahlan, et al menulis: hampir dapat dipastikan bahwa manusia terus
menerus akan sembahyang sampai akhir zaman (walaupun seandainya ilmu
pengetahuan membuktikan lawan dari hal tersebut), kecuali apabila naluri
kemanusiaan mereka, berubah kepada suatu keadaan yang kita tidak ketahui
atau mampu menduganya.48 Mukti Ali menyatakan, sebagaimana dikutip oleh
Syamsudin
Abdullah
et.al:
Shalat
adalah
sebagai
tangga
yang
menghubungkan bumi dengan langit, orang yang sembahyang memandang
pada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dari dirinya sendiri, menyebabkan
orang itu akan lebih baik.49 Memang shalat adalah keinginan jiwa yang
sebenarnya baik dilahirkan maupun tidak, gerak dari sekam api yang tertutup
dan mendidih dalam dada, tanggungan dari keluh kesah dan jatuhnya air
mata, penengadahan mata ke atas dengan sikap penuh pasrah sewaktu tidak
ada sesuatu melainkan ia itulah yang paling dekat. Shalat merupakan ibadah
yang ditujukan kepada Tuhan baik berupa perkataan, nyanyian, atau
perbuatan yang berwujud pujian terhadap keagungan-Nya.
48
H. Zaini Dahlan, et al, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), hlm.
185. Abdul Karim Alkhatib, Qodhiyat al-Uluhiyat Baina Aldin wa Al-filsafat, (Arabia: Dar Alfikr
Al-Araby, 1962), hlm. 6.
49
Syamsudin Abdullah, et al, Fenomenologi Agama, Proyek Pembinaan Prasarana Dan
Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, (Jakarta: Departemen Agama, 1985), hlm. 60.
48
Shalat merupakan perhubungan yang teratur antara manusia dengan
Tuhan, sebagai suatu tempat berlindung dengan Tuhan, yaitu suatu keadaan
tempat orang untuk lebih banyak dapat mengumpulkan tenaga sesudah
keributan dan kegelisahan hidup sehari-hari, sehingga ia lebih tabah untuk
meneruskan perjuangan hidupnya lebih lanjut untuk mengangkat derajat jiwa
dan mempertinggi susila,
50
Adapun dasar hukum shalat sebagai berikut: shalat mempunyai
kedudukan yang penting dalam Islam dan merupakan pondasi yang kokoh
bagi tegaknya agama Islam. Hal ini sebagaimana tercantum dalam al-Qur'an,
antara lain :
Allah SWT berfirman:
(۴۳:‫ )اﻟﺒﻘﺮﻩ‬      
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersamasama orang-orang yang ruku (QS. al-Baqarah:43). 51
           
           
(۴۳:‫)اﻟﻌﻨﻜﺒﻮت‬
Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya halat itu mencegah dari
(perbuatanperbuatan) keji dan munkar.”(QS. al-Ankabut: 45) 52
.        
(۴۵:‫)اﻟﺒﻘﺮﻩ‬
50
Muhammad Natsir, Marilah Sembahyang, (Jakarta: PT. Sinar Hudaya, 1972), hlm. 38.
DEPAG RI, Op Cit, hlm 16
52
Ibid, hlm 635
51
49
Peliharalah shalat (mu) dan peliharalah shalat wustha, berdirilah
karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusu’.QS. Al-Baqarah
:238)53
         
         
(۱۰۳ :‫ )اﻟﻨﺴﺎء‬ 
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat ingatlah Allah di
waktu berdiri, di waktu duduk,dan di waktu berbaring.kemudian
apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban
yang di tentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS.
An Nisa’ .103)54
Ayat-ayat tersebut memerintahkan kita mendirikan shalat, mengerjakan
shalat bersama-sama, juga menyatakan bahwa shalat itu dapat menghalangi
dari fakhsya dan mungkar (perbuatan jahat dan buruk).
5. Rukun Shalat
Shalat itu meliputi beberapa perbuatan dan perkataan, sebagian rukun
dan sebagian lagi adalah sunnah. Jadi kajian tentang cara melakukan shalat
meliputi rukun dan sunnah-sunnah sembahyang.55 Adapun rukun shalat, yaitu
segala ucapan dan perbuatan yang mutlak harus dilakukan oleh orang yang
sedang melakukan shalat.56
Setelah syarat-syaratnya dipenuhi, segera shalat dapat dimulai
53
Ibid, hlm,58
Ibid, hlm,138
55
Lahmuddin Nasution, Fiqh 1, tp, tt, hlm. 65.
56
Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang Duta Grafika bekerja sama dengan
Yayasan Studi Iqra, 1993), hlm. 92.
54
50
(dikerjakan) dengan harus memenuhi rukun-rukunnya. Dengan kata lain,
apabila salah satu rukun saja ada yang ketinggalan, tidak sah shalat yang
dilakukan itu.
Rukun shalat tersebut ada sembilan yaitu: niat, berdiri, takbiratul ihram,
membaca al-Fatihah, rukuk, bangun dari rukuk dan berdiri tegak lurus dengan
tuma’ninah, sujud, duduk yang akhir sambil membaca tasyahud, dan
mengucapkan salam.57
a. Niat
Jumhur ulama menjadikan niat sebagai suatu rukun dari shalat dan
suatu rukun dari segala rupa amalan taat. Hakekatnya ialah irodat yang
berhadap ke arah pekerjaan untuk mencari keridhaan Allah dan
mengikuti hukum-Nya.58
Banyak ayat al-Qur'an yang menuntut keharusan adanya niat dalam
beribadah yang semata-mata adalah karena taat kepada Allah seperti
yang terdapat dalam surat (39) az-Zumar, ayat 2; dan surat (98) alBayyinah, ayat 5.
b. Berdiri
Berdiri dalam sembahyang adalah wajib, bagi orang yang mampu
berdiri, berdasarkan firman Allah dalam al-Qur'an Surat (2) al-Baqarah,
ayat 238.
57
DEPAG RI, Ilmu Fiqh, jilid I, Cet. 2, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana
Perguruan Tinggi Agama/ IAIN di Jakarta, 1982, hlm. 131. lihat juga Sayid Abi Bakr Muhammad
Syatho ad-Dimyathi, I Anat Tholibin Fath al-Muin Bi Syarah Qurat al-Uyun, (Semarang:
Maktabah al-Alawiyah, tt), hlm. 20-21.
58
TM. Hasbi As Shiddieqy, Op. Cit, hlm. 148.
51

      
(۲۳۸:‫)اﻟﺒﻘﺮﻩ‬
Peliharalah shalat (mu) dan peliharalah shalat wustha,
berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusu’.QS.
Al-Baqarah :238)59
Adapun orang yanvg tidak kuasa berdiri ia boleh shalat dengan cara
duduk, kalau tidak kuasa duduk, ia boleh berbaring, dan kalau tidak
kuasa berbaring, boleh menelentang, kalau juga tidak kuasa demikian,
shalatlah sekuasanya, sekalipun dengan isyarat.60
Mengenai shalat sunnat, maka boleh kita mengerjakannya sambil
duduk walaupun kita sanggup berdiri. Untuk itu, pahala orang yang
berdiri, lebih sempurna dari pahala orang yang duduk.61
c. Takbiratul Ihram
Takbiratul ihram ialah ucapan takbir untuk memulai shalat.62
Adapun ucapan takbir hanyalah lafadh “Allahu Akbar” sesuai dengan
63
hadits :
59
Ibid, hlm,58
H. Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm, 84
61
Hasbi Ash-shiddieqy, Op Cit, hlm. 150
62
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta
Dirbin Pertais, Ilmu Fiqh, Jilid I, (Jakarta: IAIN Pess,1983), hlm. 133.
63
Al-Imam Abu abdillah Muhammad ibn Yazid ibnu Majah al-Qazwini, Sunan Ibnu
Majah, (Kairo: Tijariyah Kubra, tth),hlm.52.
60
52
Bahwa Nabi SAW bila berdiri hendak mengerjakan shalat, ia tegak
lurus dan mengangkatkan kedua belah tangannya lalu
mengucapkan “Allahu Akbar”. (HR. Ibnu Majjah dan dintakan sah
oleh Ibnu dari Abu Humaid as-Sa’idi dan disahkan oleh Ibnu
Khuzaimah dan Ibnu Hibban)
Hal-hal yang disunnatkan ketika takbiratul ihram atau sesudahnya
adalah:
1) Mengangkat kedua tangan bersamaan dengan takbiratul ihram,
sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Abu Humaid yang
diriwayatkan Ibnu Majjah di atas, atau mendahului takbiratul ihram,
sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Ibnu Umar
64
Rasulullah SAW apabila berdiri akan mengerjakan shalat,
mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan
bahunya, kemudian bertakbir.(H.R Muslim dari Ibnu umar)
Dari keterangan di atas dapat dipahami pula bahwa cara
mengangkat kedua tangan adalah sampai sejajar dengan bahu. Akan
tetapi dalam hadits lain, diterangkan bahwa cara mengangkat tangan
adalah sampai sejajar dengan telinga. Hadits yang dikeluarkan oleh
Bazzar dengan isnad yang sah dan atas syarat Muslim, yang diterima
dari Ali, sebagai berikut : “Bahwa Nabi SAW, bila berdiri hendak
mengerjakan shalat, mengucapkan Allahu Akbar”
64
65
Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Sahih Muslim,
juz 1, (Mesir: Tijariah Kubra, tth), hlm. 73
65
Ibid, hlm. 79.
53
Demikian pula pada hadits “Al-Musi Fi Shalatih” yang
diriwayatkan oleh Thabrani terdapat: “kemudian diucapkannya
“Allahu akbar”
2) Tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri dan diletakkan
di atas dada. Setelah kedua tangan diangkat kemudian diturunkan
lagi, dan diletakkan
di
atas dada, dengan tangan kanan
menggenggam pergelangan tangan kiri, mengingat hadits dari Wa’il
bin Hujr yang menerangkan bahwa:
Saya shalat bersama Nabi SAW, maka beliau meletakkan tangan
66
kanannya di atas tangan kirinya di atas dadanya”
3) Membaca Do’a Iftitah
Setelah takbiratul ihram hendaklah membaca salah satu do’a
iftitah di antara do’a-do’a iftitah yang pernah dibaca oleh Rasulullah
SAW adalah: hadits dari Abu Hurairah sebagai berikut:
66
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta
Dirbin Pertais, OP. Cit, hlm. 136.
54
Adalah Rasulullah SAW diam sebentar antara takbir dan membaca alFatihah. Maka saya bertanya (kepada beliau): dengan nama ayah dan
ibuku, wahai Rasulullah, selama engkau diam antara takbir dan membaca
(al-Fatihah) apa yang dibaca? Beliau bersabda saya membaca: (allahuma
baaid baini wa baina…). Ya Allah jauhkanlah antara diriku dengan
kesalahanku seperti engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah
bersihkanlah diriku dari kesalahan seperti bersihnya kain putih dari
segala kotoran. Ya Allah cucilah kesalahanku dengan air, salju dan
embun. (HR. al-Jama’ah kecuali at-Tirmdzi dari Abu Hurairah). 67
d. Membaca al-Fatihah
Membaca al-Fatihah wajib pada setiap rakaat dari shalat fardhu dan
sunnat. Telah diterima dari beberapa buah hadits shahih menyatakan
fardhunya membaca fatihah pada tiap rakaat. Karena hadits-hadits itu
merupakan hadits-hadits shahih lagi tegas, maka tak ada dalil atau alasan
untuk bertikai faham. Adapun hadits-hadits tersebut antara lain:
68
Dari Ubadah bin Shamit ra bahwa Nabi SAW bersabda :
Dari Ali bin Abdullah, ia berkata : Sufyan menceritakan kepada
kami, ia berkata : Az-Zuhry menceritakan kepada kami dari Mahmud
bin Ar-Rabi’ dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit bahwa Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada shalat bagi
67
68
Ibid, hlm. 134 – 137.
Al-Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi,, op,cit, hlm 99
55
orang yang tidak membaca Fatihatul-Kitab (Al-Fatihah) (HR. Al69
Bukhary)Dari Abu Hurairah bahwa Nabi telah bersabda
e. Ruku’
‫َﺎل أَ ْﺧﺒَـﺮَِﱐ اﳊَْ َﻜ ُﻢ َﻋ ْﻦ اﺑْ ِﻦ أَِﰊ ﻟَْﻴـﻠَﻰ َﻋ ْﻦ‬
َ ‫َﺎل َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ ُﺷ ْﻌﺒَﺔُ ﻗ‬
َ ‫َﱪ ﻗ‬
ِ‫َل ﺑْ ُﻦ اﻟْ ُﻤﺤ ﱠ‬
ُ ‫َﺣ ﱠﺪﺛـَﻨَﺎ ﺑَﺪ‬
‫َﲔ َوإِذَا َرﻓَ َﻊ‬
ِ ْ ‫َﲔ اﻟ ﱠﺴ ْﺠ َﺪﺗـ‬
َ ْ ‫ﺻﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ َو ُﺳﺠُﻮُدﻩُ َوﺑـ‬
َ ‫ﱠﱯ‬
‫َﺎل ﻛَﺎ َن ُرﻛُﻮعُ اﻟﻨِ ﱢ‬
َ ‫اﻟْﺒَـﺮَا ِء ﻗ‬
(‫َﻼ اﻟْ ِﻘﻴَﺎ َم وَاﻟْ ُﻘﻌُﻮَد ﻗَﺮِﻳﺒًﺎ ِﻣ ْﻦ اﻟ ﱠﺴﻮَا ِء )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬
َ ‫ُﻮع ﻣَﺎ ﺧ‬
ِ ‫َرأْ َﺳﻪُ ِﻣ ْﻦ اﻟﱡﺮﻛ‬
Telah menceritakan kepada kami [Badal bin Al Muhabbar] berkata,
telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] berkata, telah mengabarkan
kepadaku [Al Hakam] dari [Ibnu Abu Laila] dari [Al Bara’] berkata :
“Rukuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sujudnya, (duduk) antara dua
sujud, dan ketika mengangkat kepala dari rukuk, tidaklah berbeda
antara berdiri (i’tidal) dan duduknya melainkan semuanya sama (dalam
thu’maninah).” (HR. Bukhari/750.)
Adapun rukuk sekurang-kurangnya bagi orang yang shalat berdiri,
menunduk kira-kira dua tapak tangannya sampai ke lutut, sebaiknya
hendaklah menunduk betul-betul sampai datar (lurus) tulang punggung
dengan lehernya (90 derajat), serta meletakkan dua tapak tangan ke lutut.
Sekurang-kurangnya ruku’ untuk orang yang shalat duduk, hendaklah
sampai setentang muka dengan lututnya, sebaiknya setentang antara
mukanya dengan tempat sujud.70
f. Bangun dari ruku’ dan berdiri tegak lurus dengan thuma’ninah.
Setelah selesai membaca tasbih atau dzikir ruku’, kemudian bangun dari
ruku’ dan berdiri tegak lurus dengan thuma’ninah.71
Banyak hadits yang menunjukkan adanya rukun ini, antara lain
69
Al-Imam Abu Abdillah Ahmad Ibn Muhammad Ibn Hambal Asy-Syaibani al-Marwazi,
Musnad Ahmad, juz 1, Dar al-Ma’arif, Mesir, 1382 H/1953M, hlm 102
70
H. Sulaiman Rasyid, Op. Cit, hlm. 89.
71
Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Ilmu Fiqh, Cet II, 1983, hlm 150.
56
72
sabda Rasulullah SAW sebagai berikut :
‫ى ﻗَﺎﺋِﻤًﺎ‬
َ ‫َﱴ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻮ‬
‫ُﻮع َﱂْ ﻳَ ْﺴ ُﺠ ْﺪ ﺣ ﱠ‬
ِ ‫ﻓﻜﺎن َوﻛَﺎ َن إِذَا َرﻓَ َﻊ َرأْ َﺳﻪُ ِﻣ َﻦ اﻟﱡﺮﻛ‬
Maka bila ia mengangkatkan kepala dari ruku’ ia tidak sujud sebelum
berdiri lurus lebih dahulu. (HR. Muslim)
g. Sujud dengan thuma’ninah
Sujud ini ditunjukan oleh al-Qur’an (QS. al-Hajj Ayat:77):
       
(۷۷:‫ )اﳍﺞ‬  
Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan. (QS. al-Hajj: 77)73
74
Sabda Rasulullah SAW :
‫ ﰒ‬،‫ ﻓﺪﺧﻞ رﺟ ٌﻞ ﻓﺼﻠﻰ‬،‫ دﺧﻞ اﳌﺴﺠﺪ‬- ‫ ﺻﻠﱠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ‬- ‫أ ﱠن رﺳﻮل اﷲ‬
‫ ﺻﻠﱠﻰ اﷲ‬- ‫رﺳﻮل اﷲ‬
ُ ‫ ﻓﺮﱠد‬- ‫ ﺻﻠﱠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ‬- ‫رﺳﻮل اﷲ‬
ِ ‫ﺟﺎء ﻓﺴﻠﱠﻢ ﻋﻠﻰ‬
‫ ﻓﺮﺟﻊ اﻟﺮﺟ ُﻞ ﻓﺼﻠﻰ‬،((‫ ﻓﺈﻧﱠﻚ ﱂ ﺗﺼﻞ‬،‫ ))ارﺟﻊ ﻓﺼﻞ‬:‫ اﻟﺴﻼم ﻗﺎل‬- ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ‬
‫ ﻓﻘﺎل‬،‫ ﻓﺴﻠﻢ ﻋﻠﻴﻪ‬- ‫ ﺻﻠﱠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ‬- ‫ ﰒ ﺟﺎء إﱃ اﻟﻨﱯ‬،‫ﻛﻤﺎ ﻛﺎن ﺻﻠﻰ‬
‫ ))ارﺟﻊ‬:‫ ﰒ ﻗﺎل‬،((‫ ))وﻋﻠﻴﻚ اﻟﺴﻼم‬: - ‫ ﺻﻠﱠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﱠﻢ‬- ‫رﺳﻮل اﷲ‬
ُ
‫ واﻟﺬي‬:‫ ﻓﻘﺎل اﻟﺮﺟ ُﻞ‬،‫ات‬
ٍ ‫ﺛﻼث ﻣﺮ‬
َ ‫ ﺣﱴ ﻓﻌﻞ ذﻟﻚ‬،((‫ ﻓﺈﻧﱠﻚ ﱂ ﺗﺼﻞ‬،‫ﻓﺼﻞ‬
‫ ﰒ‬،‫ﻗﻤﺖ إﱃ اﻟﺼﻼة ﻓﻜﱪ‬
َ ‫ ))إذا‬:‫ ﻗﺎل‬،‫ﺑﻌﺜﻚ ﺑﺎﳊ ﱢﻖ ﻣﺎ أﺣﺴﻦ ﻏﲑ ﻫﺬا ﻓﻌﻠﱢﻤﲏ‬
‫ ﰒ ارﻓﻊ ﺣﱴ ﺗﻌﺘﺪل‬،‫ ﰒ ارﻛﻊ ﺣﱴ ﺗﻄﻤﺌ ﱠﻦ راﻛﻌًﺎ‬،‫اﻗﺮأ ﻣﺎ ﺗﻴﺴﺮ ﻣﻌﻚ ﻣﻦ اﻟﻘﺮآن‬
72
73
523.
74
Al-Bukhari, Op.Cit., hlm. 76.
DEPAG RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993), hlm.
Al-Bukhari, Op.Cit., hlm. 76.
57
‫ ﰒ اﻓﻌﻞ ذﻟﻚ‬،‫ ﰒ ارﻓﻊ ﺣﱴ ﺗﻄﻤﺌﻦ ﺟﺎﻟﺴًﺎ‬،‫ ﰒ اﺳﺠﺪ ﺣﱴ ﺗﻄﻤﺌﻦ ﺳﺎﺟﺪًا‬،‫ﻗﺎﺋﻤًﺎ‬
.((‫ﰲ ﺻﻼﺗِﻚ ﻛﻠﱢﻬﺎ‬
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk Masjid,
lalu ada seorang laki-laki masuk kemudian ia shalat. Kemudian orang
itu datang dan memberi salam kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab
salamnya dan bersabda:“ Kembali dan ulangilah shalatmu, karena
kamu belum shalat (dengan shalat yang sah)!” Lalu orang itu kembali
dan mengulangi shalat seperti semula. Kemudian ia datang menghadap
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil memberi salam
kepada beliau. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:" Wa'alaikas Salaam" Kemudian beliau bersabda:“ Kembali
dan ulangilah shalatmu karena kamu belum shalat!” Sehingga ia
mengulang sampai tiga kali. Maka laki-laki itu berkata:“ Demi Dzat
yang mengutus anda dengan kebenaran, aku tidak bisa melakukan yang
lebih baik dari shalat seperti ini, maka ajarilah aku.” Beliau pun
bersabda:“Jika kamu berdiri untuk shalat maka bertakbirlah, lalu
bacalah ayat yang mudah dari Al Qur’an. Kemudian ruku'-lah hingga
benar-benar thuma'ninah (tenang/mapan) dalam ruku', lalu bangkitlah
(dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak (lurus), kemudian sujudlah
sampai engkau thuma'ninah dalam sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk
duduk hingga thuma'ninah dalam keadaan dudukmu. Kemudian
lakukanlah semua itu di seluruh shalat (rakaat) mu.” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim)
Anggota-anggota sujud, ialah muka, dua telapak tangan, dan dua
telapak kaki.75
h. Duduk akhir sambil membaca tahiyyat (tasyahud)
Pada rakaat yang terakhir setelah sujud yang kedua, diwajibkan duduk
sambil membaca tasyahud. Hadits yang menunjukkan kewajiban ini, antara
76
lain hadits dari Ibnu Mas’ud, sebagai berikut :
75
TM Hasbi Ash Shiddieqy, Op Cit, hlm. 153.
Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Op.Cit hlm. 162.
76
58
Sebelum diwajibkan membaca tasyahud, kami membaca:
Assalamu’alallah ‘ala jibriila wamikaaiila (Keselamatan dan
kesejahteraan kepada Allah, jibril dan mikail). Maka Rasulullah
SAW bersabda: janganlah kamu katakan seperti itu, tetapi
katakanlah: Attahiyyaatul lillahi (segala kehormatan adalah milik
Allah ). (HR. Ad Daruquthni dan Al Baihaqi dari Ibnu Mas’ud).
i. Mengucapkan salam
Kewajiban mengucapkan salam dalam mengakhiri shalat di dasarkan
77
pada hadits dari Ali bin Abi Thalib yang menerangkan bahwa :
Kunci Shalat adalah bersuci pembukanya adalah mengucapkan
takbir dan penutupnya adalah mengucapkan salam (HR Ahmad,
Abu Dawud, Ibnu Majjah, dan Ath thirmidzi dari ali bin Abi
Thalib.)
Menurut Hasbi Ash Shieddiqy para ulama telah berijma’
mewajibkan satu salam saja. Salam yang kedua hanya di sunnahkan.78
C. Hikmah Shalat
Dalam shalat manusia memang berhadapan dengan Tuhan. Dalam shalat
seseorang melakukan hal-hal berikut : memuja ke-Maha Sucian Tuhan,
menyerahkan diri kepada Tuhan, memohon semoga dilindungi dari godaan
77
78
Ahmad bin Hambal, Op.Cit., hlm. 106.
Ibid, hlm 153
59
syaitan, memohon semoga diberi ampun dan dibersihkan dari dosa, memohon
supaya diberi petunjuk kepada jalan yang benar dan dijauhkan dari kesesatan
dan
perbuatan-perbuatan
tidak
baik,
perbuatan-perbuatan
jahat
dan
sebagainya. Pendek kata dalam dialog dengan Tuhan itu seseorang meminta
supaya ruhnya disucikan. Dialog ini wajib diadakan lima kali sekali, dan
kalau seseorang lima kali sehari dengan sadar memohon pensucian ruh, dan ia
memang berusaha ke arah yang demikian, ruhnya akan dapat menjadi bersih
dan ia akan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan tidak baik, atau dari
perbuatan-perbuatan jahat.79
Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan shalat yang dilaksanakan dengan
hati yang penuh taqwa dan mengharap keridhaan Allah SWT akan
mempunyai pengaruh yang mendalam dalam jiwa dan menopang manusia
untuk berakhlak mulia. Dengan demikian shalat dapat berperan sebagai alat
penangkal yang dapat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar
(QS. 29: 45).
80
TM. Hasbi Ash Shiddieqy menyebutkan manfaat shalat di
antaranya (1) menciptakan jiwa yang jernih; (2) membesarkan Tuhan yang
disembah; (3) menjauhkan diri dari fahsya dan mungkar. Selanjutkan ia
mengatakan, esensi yang tertentu sembahyang fardhu: (1) memperbaiki
keadaan hamba dan menolongnya untuk menyelesaikan segala kewajiban dan
79
Harun Nasution, Loc. Cit
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van
Hoeve, 1994), hlm. 208.
80
60
menjauhkan diri dari segala keharaman; (2) memperoleh ampunan dosa dan
mendapat kelembutan rahmat Tuhan.
81
Shalat dapat mendatangkan sukses dan kemenangan bagi orang yang
mengerjakan. Sukses dan kemenangan itu dirumuskan dalam al-Qur’an
dengan perkataan “Falah” dan kata-kata lainnya yang berasal dari pokok
kata “falaha”. Perkataan falah yang berasal dari pokok kata falaha itu,
menurut lughat berarti sukses atau keberuntungan yang diinginkan. Shalat itu
dilaksanakan dengan tiga alat badani, yaitu lisan, badan dan hati. Ketigatiganya berpadu menuju satu titik pemusatan (konsentrasi), yaitu menghadap
kepada Illahi.
81
82
TM. Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2000),
hlm. 191 – 193.
82
M. Yunan Nasution, Pegangan Hidup Bagian 3, (Solo: Ramadhani, tt), hlm. 8-10.
BAB III
GAMBARAN UMUM PELAKSANAAN PENELITIAN
DI MADRASAH TSANAWIYAH HASAN KAFRAWI
PANCUR MAYONG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur
Mayong Jepara
1. Sejarah Berdirinya
Proses pendirian lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Hasan
Kafrawi
di
dasarkan
pada
kebutuhan
masyarakat
Pancur
yang
membutuhkan pendidikan lanjutan menengah, maka ada seorang tokoh
(Masrukhan) yang mempunyai inisiatif untuk mendirikan lembaga
pendidikan menengah, sehingga pada waktu itu beliau mengadakan
pertemuan dari 2 (dua) desa, yaitu : Desa Pancur dan desa Rajekwesi yang
diikuti oleh 4 (empat) orang yaitu :
a.
Bapak Masrukhan
b.
Bapak Faidloni
c.
Bapak H. Badawi
d.
Bapk H. Muzahid
Dalam
pertemuan itu
menghasilkan dan
memutuskan untuk
mendirikan sekolah lanjutan menengah di desa pancur dengan nama MMP
(Madrasah Menengah Pertama) Hasan Kafrawi pada tahun 1976, pada
tahun itu juga disosialisasikan kepada masyarakat bahwa, MMP Hasan
Kafrawi membuka pendaftaran siswa baru yang akhirnya mendapatkan
siswa sebanyak 49 orang siswa dengan rincian L: 34 dan P: 15 yang
61
62
bertempatkan di MI Al-Huda Pancur, pada waktu itu yang menjadi kepala
MMP Hasan Kafrawi adalah Bapak H. Faidloni.
Pada tahun 1981 MMP Hasan Kafrawi baru diajukan pendaftaran ke
Departemen Agama Kabupaten Jepara dengan nama MTs. Hasan Kafrawi
dan pada tanggal 11 bulan Mei tahun 1996 baru mendapatkan status
Diakui oleh Departemen Agama Kabupaten Jepara.
Beliau berempat adalah merupakan pelopor pendirian Madrasah
Tsanawiyah Hasan Kafrawi, beliau yang sampai pada saat ini masih aktif
di MTs. Hasan kafrawi tinggal 1 yaitu : Bpk H. Muzahid, A.Ma yang pada
saaat ini menjabat sebagi Ketua Komite sekolah di MTs. Hasan Kafrawi
Pancur Mayang Jepara.1
Pada tahun 1992 para pengurus madrasah mengadakan musyawarah
untuk membentuk yayasan dengan mengajukan untuk mendirikan yayasan,
kemudian H. Badawi, H. Masykuri dan H. Tahrir Nawawi, mereka
menghadap Notaris di Jepara dan terbentuklah Yayasan Islam Hasan
Kafrawi dengan No. 21/YAY/1992/PN/JPR tertanggal 23 September 1992
yang menaungi empat jenjang pendidikan yaitu: 2 Taman Kanak-kank, 3
Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah dan
pada tahun 2006 bertambah SMK Hasan kafrawi.2
1
Miftahurrozaq, S.Pd.I, Kepala MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong
Wawancara, Tanggal . 12 Mei 2015.
2
Ibid.
Jepara,
63
2. Letak Geografis
MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara terletak di pedesaan
yang jauh dari pusat kota, yaitu ada pada Jln. Raya Mayong-Pancur Km.
08, jarak dari ibu kota kecamatan Mayong sekitar  8 km. dan jarak dari
dari Ibu Kota Kabupaten  25 Km, adapun batas-batas wilayahnya sebagai
berikut:
a. Sebelah utara
: Desa Ragu Klampitan Kecamatan Batealit
b. Sebelah timur
: Desa Bungu Kecamatan Mayong
c. Sebelah barat
: Desa Rajekwesi Kecamatan Mayong
d. Sebelah selatan
: Desa Datar Kecamatan Mayong3
Lokasi madrasah jika ditempuh dari Pusat Kota Kecamatan Mayong
“Perempatan Mayong” Naik Angkot Jurusan Pancur dengan biaya sekitar
Rp. 2500 s/d 3000,3. Sarana dan Prasarana
Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar jika didukung
adanya sarana dan prasarana yang memadai. Adapun sarana dan prasara
yang telah dimiliki MTs. Hasan Kafrawi Pancur adalah sebagai berikut:
3
Dokumentasi, Data Monografi MTs. Hasan Kafrawi Tahun 2012
64
Tabel 1
Keadaan Sarana dan Prasarana
Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi
Pancur Mayong Jepara
Kondisi
No
Nama Ruangan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Ruang kelas
Ruang kepala
sekolah
Ruang TU
Ruang Guru
Ruang Tamu
Ruang OSIS
Ruang UKS
Ruang WC
Ruang BP
Gudang
Tempat parkir
12
1
1
1
1
4
1
1
Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
6
1
1
2
1
1
3
1
1
1
1
2
1
1
-
3
4
Tabel 2
Inventaris Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi
Pancur Mayong Jepara5
Kondisi
Nama Barang
Jumlah
Rusak
Baik
Ringan
Mebeller
a. Almari
7
4
2
b. Meja guru/karyawan
15
12
3
c. Kursi guru/karyawan
20
15
4
d. Meja / kursi tamu
1 set
1
e. Meja kursi siswa
240 set
150
75
Perlengkapan kantor
a. Mesin komputer
5 Unit
3
1
b. Printer
3
1
1
c. Scanner
1
1
d. Mesin ketik
1
1
e. Kalkulator
3
2
1
f. Stampel
4
3
1
g. Stemped
5
2
2
No
1
02
4
5
Dokumentasi, Statistik MTs. Hasan Kafrawi Tahun Pelajaran 2014/2015
Ibid.
Rusak
Berat
1
1
15
1
1
1
65
03
04
05
06
07
08
Perlengkapan KBM
a. Lab. Bahasa
b. Microskop
c. Papan tulis
d. Tempat kapur
e. Penghapus
f. Jangka
g. Mistar busur
h. Mistar segitiga
i. Penggaris
j. Peta dinding
k. Papan data kelas
l. Bel
m. Globe
n. Gambar dua dimensi
Alat olah raga
a. Bola sepak
b. Bola volly
c. Net bola volly
d. Meja tenis meja
e. Lembing
f. Peluru
g. Cakram
Alat kesenian
a. Tape recorder
b. Rebana/terbang
Perlengkapan UKS
a. Kotak UKS
b. Termometer
c. Obat-obatan
d. Meteran
Perlengkapan pramuka
a. Tenda
b. Bendera cikal
c. Bendera semaphore
d. Bendera regu
Alat-alat kebersihan
a. Sapu
b. Tempat sampah
c. Sulak
1
1
24
12
12
3
3
3
3
3
12
6
1
1
1
1
12
12
12
3
3
3
2
2
12
6
1
1
12
1
1
-
-
4
2
1
1
2
5
3
3
2
1
1
2
5
2
1
1
-
1
1 Unit
1
1
-
-
2
2
2 Paket
2
2
2
2
2
-
-
7
2
1
12
7
2
1
12
-
-
15
14
12
15
14
12
-
-
66
4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan guru dan karyawan
Dalam lembaga tertentu tiada lepas adanya tenaga pengajar sebagai
guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada anak didik. Dalam hal ini
MTs. Hasan Kafrawi mempunyai tenaga pendidik dan kependidikan
sebanyak 32 orang. Untuk lebih jelasnya dapat diihat dalam tabel berikut
ini :
Tabel 3
Keadaan Dewan Guru Dan Karyawan
MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 6
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
NAMA GURU
H. Muzahid, A.Ma
H.M. Maslam, S.Ag
Miftahur Rozaq, S.Pd.I
H. M. Tahrir Nawawi
Hamdi
Muhri
Ali Safi’I, S.Pd
Nur Yadi, A.Md
Sri Warsidah
Drs. Kanif
Mawardi, S.Pd.I
Zainul Arifin
Kholidah, S.Ag
Qudsiyah, S.Ag
Islahi, S.Ag
Ah. Saifuddin Zuhri
Nur Azizah, S.Ag
Hidayah, S.Pdi
Khoiriyah, S.Ag
Zaimatus Sholihah, S.Ag
Irsyad, S.Ag
6
PENDI
KAN
TMT
GURU MAPEL
D-2
S.1
S-1
Pon Pes
SLTA
SLTA
S1
D-3
SLTA
S-1
S-1
SLTA
S1
S-1
S-1
SLTA
S-1
S-1
S-1
S1
S-1
01 Juli 1976
01 Juli 1983
19 Juli 2001
07 Juli 1984
17 Juli 1985
17 Juli 1985
14 Juli 1986
16 Juli 1988
17 Juli 1991
08 Juli 1992
10 Juli 1993
19 Juli 1993
10 Juli 1993
10 Nov 1995
19 Juli 1997
19 Juli 1998
19 Juli 1999
19 Juli 1999
17 Juli 2002
15 Juli 2003
19 Juli 2004
SKI
Bhs. Jawa
TIK
Mulok dan Akidah
Bhs. Arab
Mulok
IPA
Matematika
IPA
Alq Hadits
Mulok
Mulok
SKI
Aqidah Akhlaq
IPS
Bhs. Arab
Fiqih
Bhs. Indo
PPKN
Al-Quran Hadits
PKN
TUGAS LAIN
Komite
Kepala
Bendahara
Waka Sarpras
Ka. Perpustakkan
Dokumentasi, Nama-Nama Guru Dan Karyawan MTs. Hasan Kafrawi Tahun Pelajaran
2014/2015
67
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Asyrofi, S.Sos.I
Siti Zaro'ah, S.Pd
Zahrotul Mawaddah, S.H.I
Sri Widayati
Nihlatun Jannah, S.Pd
Mimbaruddin, S.Pd.I
Muh. Fahrudi, S.Psi.I
Drs. Abd. Ghofar, M.SI
Hadi Nurrohman
Winda Dwi Lestari, S.Pd
Uslikha Aprisia Utami, S.Pd
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S-1
S2
SMK
S-1
S-1
19 Juli 2005
19 Juli 2005
10 Juli 2005
10 Juli 2005
17 Juli 2007
10 Juli 2007
17 Juli 2008
10 Juli 2012
15 Juli 2012
11Juli 2013
10 Juli 2013
PJK
IPS
Fiqih
Bhs. Inggris
Bhs. Inggris
SBK
SKI
Bhs. Arab
Staf
BP/BK
Matematika
Wak. Kesiswaan
Ka.TU
Ka. Laboratorium
Waka Kurikulum
TU
Tabel 4
Guru Pembimbing Kegiatan Siswa
MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara 7
No
1
2
3
4
5
6
Kegiatan
Guru Pembimbing
Nihlatun Jannah, S.Pd
Hadi Nurrohman
Islahi, S.Ag
Winda Dwi Lestari, S.Pd
Asyrofi, S.Sos,I
Ahmad Yuwafi
Pramuka
OSIS dan PMR
Kesenian/ kali Grafi
Mading
Olah Raga
Rebana
b. Keadaan siswa
Siswa Madrasah Tsanawiyah Hasan Kafrawi Pancur adalah sejumlah siswa
yang diterima setelah seleksi/penyaringan dan mampu menunjukkan pernyataan
baik lulusan MI maupun SD.
Tabel 5
Keadaan Siswa
MTs. Hasan Kafrawi Tahun Pelajaran 2014/2015
No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
VII
73
77
150
2
VIII
92
90
182
3
IX
60
81
1418
7
Dokumentasi, Nama-Nama Guru Pengasuh Kegiatan Ekstra Siswa MTs. Hasan Kafrawi
Pancur Tahun 2015
68
B. Tinjauan Tentang Bentuk Multimedia Interaktif yang Digunakan dalam
Pembelajaran Materi Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur
Dalam proses pembelajaran fiqih di MTs. Hasan Kafrawi dengan
pemanfaatan multimedia interaktif, yaitu dengan memanfaat seperangkat alat
elektronik, sebagaimana pengamatan peneliti dan wawancara dengan guru
mata pelajaran fiqih Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I, diantaranya:
1. Komputer dan LCD Proyektor
Pengertian laptop (dikenal juga dengan istilah notebook/powerbook)
adalah komputer portabel (kecil dan dapat dibawa kemana-mana dengan
mudah). Laptop kebanyakan menggunakan layar LCD (liquit crystal
display) berukuran 10 inci hingga 17 inci bergantung dari ukuran laptop
itu sendiri.9
Komputer dan LCD proyektor merupakan media rancangan yaitu
satu unit komputer lengkap yang dikoneksikan dengan LCD proyektor.
Untuk memahami tentang komputer dan LCD proyektor, perlu mengetahui
pengertian komputer dan LCD proyektor.10
Komputer berasal dari bahasa latin “computare” atau dalam bahasa
Inggris “to compute” yang artinya menghitung.11
Berikut beberapa definisi komputer oleh para pakar:
8
Dokumentasi, Tabel Perkembangan Siswa MTs. Hasan Kafrawi Pancur TP. 2014/ 2015
http://Abdurrozaq.wordpress.com/category/daftar-artikel/media-pembelajaran/ diakses 1
April 2015
10
http:elink.sinau.web.id diakses 12 April 2015
11
http://Abdurrozaq.wordpress.com/category/daftar-artikel/media-pembelajaran/ diakses
1 April 2015
9
69
a.
Komputer adalah alat elektronik yang termasuk pada kategori
multimedia.12
b.
Komputer adalah hasil teknologi
kemungkinan-kemungkinan
yang
modern yang membuka
besar
sebagai
alat
pendidikan.13
c.
Komputer adalah mesin
yang dirancang khusus untuk
memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik
yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana
dan rumit.14
Sedangkan LCD (liquit crystal display) saat ini banyak dipakai
sebagai layar komputer maupun nootbook atau laptop. Laptop yang
padukan dengan proyektor dapat dijadikan media pembelajaran yang
cukup menarik. Tampilan yang dihasilkan pada layar yang cukup lebar
antara 2x2 meter, sangat cocok digunakan untuk kelompok besar atau
kelas yang siswanya banyak. Perpaduan antara antara laptop dengan LCD
proyektor dapat menyajikan pesan atau materi pembelajaran sesuai desain
atau rancangan yang telah disiapkan. Desain pesan dapat berwujud audio,
visual diam, visual gerak, atau audio visual gerak. Laptop dan LCD
proyektor dapat dipakai sebagai media pembelajaran untuk semua bidang
studi sesuai dengan karakteristik materi masing-masing.15
12
Yudhi Munadhi, Media,...hal. 148
Nasution, Teknologi Pembelajaran, (Bandung: Jemmars, 1987), hal 127
14
Azhar Arsyad, Media,...hal. 53
15
http:// Haryono stikip.blogspot.com/2009/01/liquit-crystal-display-lcd.html diakses 28
April 2015
13
70
Jadi antara komputer, laptop, dan LCD merupakan bagian terpisah
namun saling memberikan kontribusi dalam proses pembelajaran sehingga
menjadi efektif.16
Dari pengertian kompeter dan LCD dapat dipahami perlengkapan
elektronik
(hardware) dan program (perangkat lunak/ software) telah
menjadikan sebuah komputer menjadi benda yang berguna, seperti halnya
digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Dan proyektor yang
berbasis LCD yang dapat menampilkan data-data komputer yang ingin
disampaikan karena telah dikoneksikan dengan komputer, yang mampu
mengatasi batas ruang kelas.
2. Pemanfaatan Multimedia Interaktif Berbasis Komputer Variasi LCD
dalam Pembelajaran Fiqih.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa media pembelajaran
mempunyai pengaruh besar ketika kegiatan belajar mengajar. Melalui
media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa lebih menjadi kongkrit.
Beberapa bentuk pemanfaatan multimedia berbasis komputer dan
LCD yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran meliputi
multimedia presentasi dan vidio pembelajaran.
16
http:// Haryono stikip.blogspot.com/2009/01/liquit-crystal-display-lcd.html diakses 28
April 2015.
71
a. Multimedia Interaktif dalam Bentuk Presentasi
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materimateri yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal,
baik untuk kelompok kecil maupun besar. Media ini cukup efektif
sebab menggunakan menggunakan multimedia projector (LCD) yang
memiliki jangkauan pancar cukup besar.
Menurut Guru Feqih, media di atas memeliki kelebihan:
1) Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur
media seperti teks, vidio, animasi, image, grafik dan sound
menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.
2) Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik
sesuai dengan modalitas belajarnya.
3) Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama
membaca dan mendengarkan secara mudah.17
Kehadiran sarana multimedia Interaktf dengan memanfaatkan
komputer, laptop, dan LCD Proyektor telah memberi warna tersendiri
pada proses pembelajaran dikelas. Seorang
guru hendaknya
berpandangan, bahwa multimedia sebagai sarana pokok dalam
pembelajaran dan kehadirannya tetap diperlukan. Siswa sangat
memerlukan arahan dan bimbingan guru. Sehebat apapun alat peraga
yang paling canggih, peran guru tetep yang menentukan.
17
April 205.
Wawancara dengan Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I Guru Mapel Feqih, pada tanggal 23
72
LCD
mempunyai
banyak
keunggulan
dan
kelebihan
di
bandingkan media pembelajaran yang lainnya, yaitu:
a. Tipe projektor paling kuat
b. Menghasilkan warna yang sangat baik, dan panel warna dapat
kita tentukan sendiri.
c. Intensitas cahaya tinggi (lumens )
Akan tetapi dibalik keunggulan alat tersebut juga memiliki
elemahan maupun kekurangan LCD sebagai media pembelajaran
adalah:
a. Penggantian light bulb yang cukup mahal
b. Lebih mudah panas, membutuhkan ekstra pendingin untuk
menghindari gangguan pada projector akibat panas
c. Warna menjadi kekuningan setelah 1000 jam pemakainya.
Adapun kelebihan komputer sendiri sebagai berikut :
a. Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan
dan informasi yang ditayangkan.
b. Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh
memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk menentukan
kecepatan belajar dan memilih urutan kegiatan belajar sesuai
dengan kebutuhan.
c. Media komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif
bagi siswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat
memacu efektivitas belajar bagi siswa yang lebih cepat (fast
learner).
d. Komputer dapat diprogram agar mampu memberikan umpan
balik terhadap hasil belajar dan memberikan pengukuhan
(reinforcement) terhadap prestasi belajar siswa. Dengan
kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar
pemakainya (record keeping)
e. Komputer juga dapat dirancang agar dapat memberikan
preskripsi atau saran bagi siswa untuk melakukan kegiatan
belajar tertentu. Kemampuan ini mengakibatkan komputer
73
dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembelajaran yang
bersifat individual (individual learning).
f. Media komputer kemampuan dalam mengintegrasikan
komponen warna, musik dan animasi grafik (graphic
animation). Hal ini menyebabkan komputer mampu
menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat
realisme yang tinggi. Hal ini menyebabkan program komputer
sering dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan
belajar yang bersifat simulasi.
g. Komputer dalam proses belajar dapat meningkatkan hasil
belajar dengan penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil.
Sedangkan kelemahan komputer sendiri sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Kelemahan pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan
pengembangan program komputer, terutama yang dirancang
khusus untuk maksud pembelajaran.
Pengadaan pemeliharaan, dan perawatan komputer yang
meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat keras.
Pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer yang
meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software) memerlukan biaya yang relatif tinggi.
compatability dan incompability antara hardware dan software.
Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan
perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai. Perangkat
lunak sebuah komputer seringkali tidak dapat digunakan pada
komputer yang spesifikasinya tidak sama.
Memproduksi program komputer merupakan kegiatan intensif
yang memerlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus.18
Dari uraian tentang komputer dan LCD dapat dipahami bahwa,
kedua peralatan yang termasuk sebagai sarana multimedia
interaktif
tersebut saling berkaitan. Tiada memiliki manfaat yang lebih baik jika
hanya digunakan satu persatu. Komputer dan LCD dimanfaatkan sebagai
multimedia pembelajaran yang diharapkan mampu membawa peserta didik
kepada pemahaman yang lebih baik. Adapun kelemahan maupun
kelebihan
18
masing-masing
harus
disikapi
oleh
pendidik
dengan
Hasil Wawancara dengan Wakil Kepala bidang Kurikulum dan guru Mapel Feqih Pada
Tanggal 25 April 2015.
74
mempertimbangkan faktor pertimbangan yang menyangkut proses
pembelajaran. Demikianlah peran komputer dan LCD serta kelemahan dan
kelebihan sebagai multimedia pembelajaran.
3. Pemanfaatan
Multimedia
Interaktif
Berbasis
VCD
dalam
Pembelajaran.
Disamping pemanfaatan media komputer dan LCD proyektor dalam
pembelajaran siswa dengan media multimedia interaktif, guru fiqih di
MTs. Hasan Kafrawi Pancur juga memanfaatkan VCD Player dan TV.
VCD, merupakan salah satu media pembelajaran yang juga berbasis
audio visual, VCD tidak bisa digunakan secara individual karena masih
bergantung dengan alat lain, seperti komputer, TV dan juga proyektor
maupun LCD. Dengan demikian secara tidak langsung VCD adalah bagian
dari komputer dan LCD sebagai alat multimedia yang bertujuan untuj
meningkatkan pemahaman anak atau siswa dalam proses pembelajaran.
VCD merupakan kepanjangan dari kata Video Compact Disc. Video
Compact Disc adalah sistem penyimpanan dan rekaman video dimana
signal audio visual direkam pada disk plastik, bukan pada pita magnetik.
Sehingga dalam pemanfaatannya memerlukan perangkat untuk merekam
suara dan gambar.
Media VCD (Video Compact Disk) berasal dari kata video yang
berarti penayangan ide atau gagasan pada layar TV. Sistem video dalam
penggunaannya sebagai alat penayangan ulang (play back) dari suatu
program (rekaman) yang paling tidak memiliki tiga komponen yaitu:
perangkat lunak video, perangkat lunak yang berupa video cassette
75
recorder (video tape recorder) serta monitor televisi.19 Video bersifat
interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah
materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti
kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.20 Kelebihan
video antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat
dari rangsangan luar lainnya;
Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat
memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis;
Demontrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa
memusatkan perhatian pada penyajinya;
Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang;
Kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang
bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau;
Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila
akan disisipi komentar yang akan didengar;
Gambar proyeksi biasa dibekukan untuk diamati dengan
seksama
Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikan
Sebagaimana keterangan dari guru fiqih Ibu Zahrotul Mawaddah,
S.H.I Beliau lebih senang menggunakan media ini karena lebih simpel dan
lebih mudah operasionalnya, sebagaimana pada saat beliau mengajar
materi tentang Shalat ia hanya tinggal menyalakan TV dan menyalakan
VCD Player kemudian memutar vidio tatacara sholat. Dari tanyangan
tersebut semua siswa bisa mengamati tanpa guru memberikan penjelasan
secara rinci dengan cara berceramah:.21
19
Ibrahim, Modul Pengantar Teknologi pendidikan, (Malang: Jurusan Teknologi Fakultas
Ilmu Pendidikan IKIP Malang, 1991), hal. 12
20
Yudhi munadhi,media...hal.154
21
Wawancara dengan Zahrotul Mawaddah, S.H.I Guru Mapel Fiqih Kelas VII Pada
Tanggal 25 April 2015
76
Adapaun kelemahan yang dirasakan guru feqih pada saat mengajar
dengan media tersebuat diantaraya:
a.
Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang
dipraktikan;
b.
Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi
dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain;
c.
Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan
secara sempurna;
d.
Memerlukan peralatan yang mahal.22
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa VCD
pembelajaran adalah salah satu media pembelajaran berbentuk multi media
interaktif yang dapat mengirimkan pesan berupa suara dan gambar yang
bergerak, dan berwarna. Gambar tersebut ditampilkan ke dalam frameframe yang diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, yaitu
TV monitor atau bisa juga dengan LCD (Liquid Crystal Display). Video
pembelajaran dapat dirancang dan dikembangkan secara sistematis yang
berpedoman pada kurikulum yang berlaku.
Dalam fungsinya sebagai media pembelajaran, VCD memiliki
beberapa kelebihan, dan kelebihan itu tidak dimiliki oleh media lain,
sehingga pemanfaatan media VCD pembelajaran di sekolah dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan dalam kegiatan belajar
mengajar untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
22
Ibid,
77
VCD sebagai media pembelajaran dipandang sebagai media yang
memiliki banyak kelebihan dibanding lainnya diantaranya yaitu: 1)
Mampu memberikan rangsangan visual dan audio secara serempak serta
dapat menjangkau sasaran luas, 2) Mampu menampilkan gambar yang
mendekati dengan objek yang sebenarnya, 3) Memberikan unsur warna,
bunyi, gerakan, suara dan suatu proses yang sangat jelas dan 4) Dapat
mengkoordinasikan penggunaan berbagai media yang lain baik seperti
film, foto, slide dan gambar. Dapat disimpulkan bahwa VCD sebagai
media pembelajaran mampu menyajikan gambar yang inovatif, kreatif dan
menarik bagi penonton khususnya siswa. Video juga dapat melukiskan
gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri. Video dapat
menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep
yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang
waktu.
Beberapa keuntungan pemanfaatan film dan video pembelajaran,
yaitu: (1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar
dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain;
(2) Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang
dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu; (3)
Disamping dapat mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video
menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya; (4) Film dan video yang
mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang pembahasan dalam
kelompok siswa, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa
dunia ke dalam kelas; (5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang
78
berbahaya bila dilihat secara langsung seperti peristiwa demonstrasi; (6)
Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok
kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
Sedangkan VCD
sebagai media dalam pembelajaran juga tidak
lepas dari beberapa kekurangan (keterbatasan), diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal
dan waktu yang banyak.
b. Pada saat film dipertunjukan, gambar-gambar bergerak terus
sehingga tidak semua mampu mengikuti informasi yang ingin kita
sampaikan melalui film tersebut.
c. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan
video itu dirancang dan diproduksi untuk kebutuhan sendiri.23
4. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran di Kelas
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fiqih dan
hasil pengamatan peneliti, ada beberapa pola pemanfaatan media
pembelajaran
berupa
multimediainteraktif
diantaranya
adalah,
pemanfaatan media dalam situasi di kelas (classroom setting). Dalam
tatanan setting ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang
tercapainya tujuan tertentu. Pemanfaatanya pun dipadukan dengan proses
belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan
media itu guru harus melihat tujuan yang harus dicapai, materi
23
Ibid.
79
pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar
mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran
yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan,
materi, dan strategi pembelajarannya. Ada beberapa cara memanfatkan
video pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik materi
dari masing-masing program, misalnya: (a) Program diputar dari awal
hingga akhir dan diikuti dengan diskusi atau tanya jawab, kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi. (b) Program diputar bagian perbagian,
kemudian dapat diselingi dengan diskusi, penjelasan atau bermain peran
dan diakhiri dengan evalusi. (c) Dengan cara lain yang disesuaikan dengan
kebutuhan pembelajaran. Dan media ini sangat cocok untuk materi fiqih
bab Shalat.24
Sebagaimana yang dikemukakan Ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I,
menjelaskan bahwa terdapat
beberapa tahap pemanfaatan media
pembelajaran dengan Multimedia Interaktif dalam pembelajaran, adalah
sebagai berikut:25
a. Persiapan
Penggunaan
multimedia
interaktif
pembelajaran
dapat
menghasilkan pembelajaran yang efektif bila ada persiapan yang
matang. Untuk itu, guru perlu mengikuti langkah-langkah berikut:
1) Menyusun jadwal pemanfaatan disesuaikan dengan topik dan
program yang dibuat.
24
Hasil Wawancara dan Observasi atau Pengamatan Pada saat pembelajaran di Kelas
VIIA MTs. Hasan Kafrawi, Pada Tanggal 27 April 2015
25
Ibid
80
2) Memeriksa kelengkapan peralatan termasuk menyesuaikan
tegangan peralatan dengan tegangan listrik yang tersedia di
sekolah.
3) Mempelajari bahan penyerta.
4) Mempelajari isi program sekaligus menandai bagian-bagian
yang perlu atau tidak perlu disajikan dalam kegiatan
pembelajaran.
5) Memeriksa kesesuaian isi program slide/ video dengan judul
yang tertera.
6) Meminta siswa agar mempersiapkan buku, alat tulis dan
peralatan lain yang diperlukan.
7) Mengatur tempat duduk siswa agar semua siswa dapat
melihat dan mendengar dengan baik.
b. Pelaksanaan
Selama memanfaatkan program video pembelajaran, guru
hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Sebelum memulai atau menghidupkan program multi media
interaktif pembelajaran mengajak siswa agar memeperhatikan
materi yang akan dipelajari dengan baik.
2) Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan.
3) Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari program yang
akan dimanfaatkan.
4) Memberikan prasyarat/ apersepsi pengetahuan atau pelajaran
sebelumnya.
81
5) Mengoperasikan
program
sesuai
dengan
petunjuk
pemanfaatan/ petunjuk teknis dan bahan penyerta.
6) Mengamati/memantau kegiatan siswa selama mengikuti
program.
Selama program diputar guru tidak perlu maju kedepan menunjuk
gambar dilayar atau mondar mandir di kelas, lebih baik guru
mengerjakan hal- hal sebagai berikut:
1) Menjaga agar suasana kelas tetap tertib
2) Usahakan agar volume suara (narasi) jelas terdengar oleh
seluruh siswa yang ada di ruangan.
3) Mengatur kekontrasan dan kecerahan gambar pada pesawat
TV, sehingga gambar terlihat jelas oleh siswa.
c. Tindak Lanjut
1) Memberikan tugas kepada siswa
2) Memberikan pertanyaan (umpan balik)
3) Bagi mata pelajaran yang memerlukan praktikum guru kemudian
mengajak siswa untuk mengadakan praktek di laboratorium.
4) Bagi mata pelajaran yang memerlukan referensi yang lebih
lengkap, guru mengajak siswa untuk belajar di perpustakaan.
5) Menginformasikan
tentang
pentingnya
memperhatikan/
mendengarkan program video pembelajaran berikutnya.
6) Mengajak siswa untuk memperkaya materi melalui sumber belajar
lain yang relevan dengan materi yang dipelajari
82
Dengan beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh guru pada saat
melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran
multimedia interaktif, maka pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan
harapan, sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik dan
pada saat dievaluasi siswa dapat memberikan jawaban dengan baik pula.
C. Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Meningkatkan Penguasaan
Materi Fiqih Bab Shalat
Dalam
penilitian
ini,
akan
mencoba
mengetahui
Penerapan
Multimedia interaktif dalam meningkatkan penguasaan materi Fiqih Bab
Shalat. Penerapan tersebut akan terfokus pada kelas VII A yang berada pada
lembaga pendidikan MTs. Hasan Kafrawi Pancur. Penerapan yang dimaksud
adalah penggunaan Multimedia interaktif dalam pengajaran. Adapun
pemaparan data ini akan dimulai dengan hasil wawancara yang peneliti
lakukan dengan Zahrotul Mawaddah, S.H.I sebagai guru materi fiqih.
Penyusunan laporan dimulai dari informasi yang peneliti dapatkan dari kajian
teori yang menyangkut tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan seorang
guru sebelum melakukan pembelajaran dengan multimedia. Sehingga ada
kaitan antara kajian teori dengan penelitian.
Penggunaan multimedia komputer dan LCD di sekolah ini belum begitu
lama. Selama ini hanya ada beberapa mata pelajaran yang menggunakan
multimedia ini. Diantaranya adalah mata pelajaran Biologi dan Fiqih. Ini
dikarenakan keberadaan CD yang berkaiatan dengan materi masih sangat
terbatas dan belum adanya kesiapan dari guru untuk menyajikan materi
dengan menggunakan power point.
83
Dengan informasi sebagai data yang peneliti peroleh mengenai
penggunaan multimedia yang berupa LCD dan CD, diketahui jika
penggunaanya belum berlangsung lama, seperti hasil wawancara yang peniliti
lakukan dengan salah satu guru yang berada di MTs Hasan Kafrawi tersebut
yaitu Ibu Nur Azizah, S.Ag (22 April 2015).
Sebenarnya peralatan yang mendukung pembelajaran dengan media
interaktif dengan menggunakan LCD dan CD sudah ada, akan tetapi
belum ada yang bisa menggunakannya. Saya juga kurang tahu
penyebabnya, mungkin karena diantara guru yang ada belum bisa
memenfaatkannya dan belum diadakan pelatihan agar para guru terlatih
menggunakaannya. Sehingga baru-baru ini peralatan tersebut
digunakan, alasannya adalah adanya masukan dari beberapa guru
termasuk saya, sehingga peralatan yang sudah tersedia, dapat tepat
guna.
Dari hasil wawancara tersebut, menggambarkan bahwa penerapan
multimedia yang berupa laptop, LCD, TV dan CD belum berlangsung lama,
hal ini karena beberapa alasan sebagaimana tersebut di atas. Dengan demikian
peralatan tersebut bukanlah hal yang baru bagi lembaga tersebut, akan tetapi
masih baru bagi para siswa dalam hal pembelajaran. Dan untuk menerapkan
multimedia secara sistematis, maka langkah-langkah seperti yang akan
dijelaskan di bawah ini perlu untuk dilaksanakan, adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan dilakukan sebelum semua yang diinginkan dimulai. Ada
banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika seseorang berada pada
tahap persiapan ini. Begitu juga dengan penggunaan multimedia
interaktif dalam pembelajaran materi fiqih. Adapun data yang peneliti
peroleh adalah dengan metode wawancara yang peneliti gunakan, sumber
84
data adalah Zahrotul Mawaddah, S.H.Isebagai guru fiqih. Adapun hasil
wawancara tersebut dilakukan pada tanggal (25 April 2015)
Saya menggunakan LCD pada materi-materi tertentu yang memang
membutuhkan melihat secara langsung prakteknya. Kemarin saya
sudah memakai alat LCD dikelas VII.A pada mata pelajaran fiqih
dengan materi sahalat, karena materi sahalat lebih sempurna kalau
diputarkan video tentang sahalat , biar siswa itu tahu bagaimana
tata cara sahalat dan mengetahui larangan-larangan orang yang
sedang melaksanakan ibadah sahalat . Sebelum menggunakan alat
ini, saya biasanya mempersiapkan dahulu peralatan yang
dibutuhkan, seperti CD sesuai materi, laptop, layar, kabel, dan lainlain. Supaya proses pembelajaran ini tercapai tujuan dan
penguasaan siswa akan lebih luas dalam memahami materi. Selain
beberapa hal diatas, saya juga harus mempelajari beberapa bahan
yang berkaitan dengan materi ataupun multimedia tersebut. Yang
tidak kalah penting adalah mencari kesesuaian antara materi
dengan peralatan multimedia yang ada. Tahap persiapan terakhir
adalah memberikan instruksi pada siswa untuk bersiap-siap
mengikuti pembelajaran yang berlangsung.
Data yang peneliti peroleh, dapat peneliti simpulkan bahwa ada
beberapa hal yang menjadi wilayah persiapan sebelum menggunakan
multimedia interaktif tersebut, yaitu: Pemilihan materi, menyiapkan
peralatan yang yang dibutuhkan seperti CD yang berkaitan, laptop, layar,
dan lain-lain. Guru mempelajari bahan-bahan terlebih dahulu, mencari
kesesuaian materi dengan CD. Tahapan ini bertujuan untuk lebih
memberi
kelancaran
dalam
pembelajaran
dan
meminimalisir
tersendatnya hal-hal yang kurang diinginkan.
Hasil wawancara dengan ibu Zahrotul Mawaddah, S.H.I berkaitan
dengan persiapan Pemilihan materi (25 April 2015)
Banyak hal yang menjadi pertimbangan saya ketika memilih
materi, khususnya yang akan saya kaitkan dengan penggunaan
multimedia. Diantara hal yang menjadi pertimbangan saya adalah,
tujuan dari materi tersebut. Apakah hanya sampai pada tahap
kognitif saja, atau mencakup aspek afektif dan psikomotor. Jika
mencakup ketiga-tiganya, maka untuk efisiensi waktu dalam
pencapaian tujuan yaitu memahamkan siswa, maka saya memilih
85
untuk
menggunakan
multimedia
sebagai
perantaranya.
Pertimbangan selanjutnya adalah apakah materi tersebut memang
bisa
untuk
mendapatkan
bantuan
multimedia
dalam
penyampaiannya.
Wawancara tersebut lebih memperjelas tahap persiapan yang
berkaitan dengan pemilihan materi, beliau menjelaskan, jika hal yang
paling utama dalam penggunaan multimedia adalah mempertimbangkan
tujuan yang akan dicapai oleh pembelajaran materi tersebut. Yaitu
memperhatikan ranah yang akan dicapai, apakah kognitif afektif atau
psikomotorik, atau bahkan ketiga-tiganya.
b. Pelaksanaan
Tahap yang selanjutnya adalah berkenaan dengan tahap inti, yaitu
pelaksanaan. Pelaksanaan adalah tahap kelanjutan dari persiapan. Dengan
tahap ini akan diketahui kelancaran dan hambatan yang ada dalam
pembelajaran menggunakan multimedia.
Hasi wawancara dengan Zahrotul Mawaddah, S.H.I adalah sebagai
berikut
Setelah persiapan selesai dilakukan, maka pelaksanaanpun segera
dimulai. Pada pelaksanaan ini Guru berusaha mengajak siswa
untuk memperhatikan baik-baik segala apa yang dijelaskan
berkaitan dengan materi juga mengarahkan siswa untuk secara
seksama memperhatikan apa yang disampaikan oleh multimedia
tersebut. Saya juga harus mampu mengopersaikan program yang
berkaitan dengan materi, saya juga berusaha untuk tidak melakukan
banyak kesalahan dalam mengoperasikannya. Saya juga harus
mengamati siswa dan mengontrolnya selama dalam pembelajaran,
hal ini saya lakukan agar para siswa tidak main-main dalam
pembelajaran yang berlangsung, tetap konsentrasi dengan perasaan
senang, karena mereka disuguhi dengan aneka suara dan gambar.
Setelah multimedia membantu peran saya untuk menjelaskan
materi, perbuatan lain yang dapat saya lakukan adalah menjaga
ketenangan kelas dan mengatur kontras gambar maupun warna,
agar perhatian siswa tidak terganggu.
86
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang telah ditunggu-tunggu oleh
para siswa, terlebih ketika mereka belum pernah merasakan pembelajaran
dengan multimedia. Tahap pelaksanaan yang diterapkan oleh guru, bisa
mencakup beberapa hal, tergantung pada tahap persiapan yang telah
dirancang sebelumnya. Dan pada data yang peneliti dapatkan tahap
pelaksanaan
meliputi
adanya
ajakan
guru
pada
siswa
untuk
memperhatikan dengan baik segala apa yang berlangsung dalam
pembelajaran. Dengan pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
multimedia, akan diketahui secara jelas manfaat yang terkandung, hanya
dengan setelah terlaksananya tahap ini.
c.
Tindak Lanjut
Tahap selanjutnya adalah tindak lanjut. Tindak lanjut akan menjadi
bahan umpan balik yang kemudian akan kembali pada tahapan
perencanaan lagi. Untuk lebih jelasnya, akan peneliti bahas dan paparkan
melalui hasil wawancara sebagai berikut.
Hasil wawancara dengan Zahrotul Mawaddah, S.H.I sebagai
berikut:
Jika ada perencanaan dan pelaksanaan maka tidak dilupakan tahap
evaluasi, atau bisa disebut juga menindak lanjuti apa-apa yang telah
didapatkan. Hal yang saya lakukan tidak jauh berbeda dengan
pembelajaran yang lain. Setelah pembelajaran menggunakan
multimedia telah berlangsung, maka saya memberikan tugas pada
para siswa baik secara kelompok maupun indiviual. Tugas ini
masih berkaitan dengan materi yang telah saya ajarkan
sebelumnya. Tugas baik berupa tugas rumah maupun tugas yang
bisa dikerjakan di sekolah. Dan jika pembelajaran sebelumnya
berkaitan dengan praktikum, maka tugas yang saya berikan adalah
berkaitan dengan praktek.
Hasil wawancara tersebut, menggambarkan bahwa tindak lanjut
dalam pelaksanaan adalah hal yang juga sangat penting. Tugas,
87
pertanyaan maupun tes yang diberikan, akan memudahkan guru dalam
merancang kembali pembelajaran dengan telah dilakukan dengan
multimedia. Adapun penanganan bagi siswa yang belum mencapai
pemahaman, maka remidi adalah solusinya.
Penjelasan
tentang
beberapa
hal
yang
berkaitan
dengan
pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran adalah untuk mengetahui
bagaimana penerapan multimedia tersebut dalam materi fiqih agar siswa
mencapai taraf penguasaan. Perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut
adalah bagian dari pemanfaatan tersebut. Dalam lembaga ini multimedia
telah terimplementasi, meskipun belum secara keseluruhan guru
memanfaatkannya.
D. Respon siswa tentang penerapan Multimedia Interaktif
dalam
Meningkatkan Penguasaan Materi Fiqih.
Dalam melakukan apapun atau ketika memproses suatu hal, maka
yang ditunggu-tunggu adalah hasil dari usaha yang telah dilakukan, begitu
juga dengan penerapan multimedia dalam pembelajaran, Hasil yang ingin
dicapai adalah siswa mampu mencapai tahap penguasaan dalam
pembelajaran. Hasil yang telah dicapai selama pembelajaran peneliti
dapatkan dari wawancara dengan beberapa siswa kelas VII A.
Hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas VII-A yang bernama
Milati Azka adalah sebagai berikut:
Saya suka ketika guru menggunakan multi media interaktif dalam
pembelajaran. Hal ini karena menurut saya, akan memudahkan
pemahaman terhadap materi. Selain itu saya akan melihat langsung
materi, karena biasanya kalau hanya di terangkan, saya hanya bisa
membayangkan saja sehingga kadang masih binggung, apalagi
88
materinya berhubungan dengan praktek. Akan tetapi jika bisa
melihat langsung, tentunya saya lebih faham karena telah melihat
langsuang materi yang sedang di bahas. Selain itu saya menjadi lebih
semangat dalam belajar karena materinya menjadi menarik untuk
dipelajari
Hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas VII.A yang bernama
Baharuddin adalah sebagai berikut:
Saya lebih suka pembelajaran dengan menggunakan multi media
interakitif, karena menurut saya lebih menarik dari pada hanya
dengan metode ceramah. Biasanya kalau dengan ceramah saya jadi
bosan dan kurang semangat dalam belajar. Jika saya semangat
belajar, maka saya lebih bisa memahami materi shalat yang sedang
disampaiakan.
Hasil wawancara peneliti dengan siswa kelas VII.A yang bernama
Shofwatur Rohmaniah adalah sebagai berikut:
Saya suka kalau pelajaran menggunakan multimedia interaktif
karena lebih menarik. Sebagaimana guru fiqih menggunakan media
pembelajaran tersebut, ketika menerangkan pelajaran shalat. Saya
menjadi semangat untuk belajar. Selain menarik minat belajar saya,
penggunaan multimedia interaktif dengan menggunakan alat
berupa LCD maupunVCD akan membekas dalam pikiran karena
kita tidak hanya mendengar, akan tetapi kita juga melihat langsung
matrei yang sedangdisampaiakan.sehingga saya lebih faham dan
ingatan saya menjadi lebih kuat.
Dengan beberapa wawancara yang peneliti lakukan dengan beberapa
informan dari siswa kelas VII.A, proses penerapan multimedia interaktif
dalam pembelajaran fiqih bab shalat telah diketahui, para siswa mayoritas
tertarik dan merasa senang dengan pembelajaran yang menggunakan
multimedia. Banyak diantara mereka yang mengaku mudah memahami
materi yang diajarkan, khususnya materi sahalat yang sebagian siswa
menganggap pelaksanaan sahalat agak membingungkan dan ribet. Tapi
setelah diajarkan menggunakan multimedia interakitf, mereka berpendapat
89
lain.Rasa senang yang telah dimiliki siswa, mampu mengantarkan siswa
pada perasaan optimis, sehingga tidak sulit untuk mengantarkan pada taraf
pemahaman pengusaan materi.
Adapun data yang peniliti peroleh dari guru adalah sebagai berikut:
Hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran fiqih yaitu Zahrotul
Mawaddah, adalah sebagai berikut:
Hasil yang positif dari multimedia interaktif baik komputer dan LCD
maupun VCD yaitu siswa jadi semangat untuk menyimak pelajaran
karena tentunya lebih menarik, karena ada gambar, ada suara dan
lebih moderen. Akan tetapi penggunaan multimedia jika tidak di
kontrol dengan benar maka akan memberikan pengaruh yang negatif.
Misalnya jika video terlalu panjang siswa menjadi bosan, siswa
menjadi pasif, dan lain-lain. Akan tetapi hal itu bisa disiasati kalau
guru memang kreatif terhadap keadaan.
Hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran fiqih yaitu
Zahrotul Mawaddah, S.H.I adalah sebagai berikut:
Respon siswa berbeda-beda ketika saya menggunakan multimedia
interaktif dalam menyampaikan materi pelajaran. 80% siswa senang
ketika guru menggunakan LCD waktu pembelajaran berlangsung,
karena mereka akan mudah memahami tentang materi. Ini terbukti
antusias mereka yang sangat responsif terhadap materi yang di
sampaikan ketika menggunakan multimedia interaktif dengan
bantuan alat LCD dalam pembelajaran.
Hasil wawancara peneliti dengan guru fiqih yang bernama Zahrotul
Mawaddah, S.H adalah sebagai berikut:
Pemanfaatan multimedia interaktif komputer variasi LCD dan VCD
dalam pembelajaran memang lebih menarik para siswa untuk
mengikutinya dan lebih mudah untuk difahami. Sebelum program
video diputarkan saya biasanya menerangkan materi yang akan
diajarkan dan tujuan dari pembelajaran ini. Ketika program video
diputarkan, saya juga harus selalu mengontrol siswa tiap bangku
karena jika tidak dikontrol siswa biasanya main sendiri atau
melakukan hal lain yang sebenarnya mengganggu pembelajaran
90
Penjelasan-penjelasan
yang telah dipaparkan di
atas, lebih
menguatkan pendapat sebelumnya jika para siswa sangat antusias dengan
pembelajaran yang menggunakan komputer. Respon mereka sangat positif.
Hasil pembelajaranpun juga sangat menggembirakan.
BAB IV
ANALISIS
A. Analisis Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Proses Pembelajaran
Mata Pelajaran
Fiqih Bab Shalat di MTs Hasan Kafrawi Pancur
Mayong Jepara.
Sebagaiamana telah kita ketahui bersama, bahwa motivasi seseorang
terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan
baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat
memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran.
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul
membawa siswanya
kepada tujuan yang ingin dicapai. Sebagaiamana telah kita ketahui bersama,
bahwa motivasi seseorang terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan
siswa dapat belajar dengan baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan
baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran
tersebut
Dalam mentukan tujuan pembelajaran hendaknya diarahkan pada
pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan yang seklama
ini menjadi acuan adalah yang dikeluarkan oleh Bloom yang Sebagaiamana
telah kita ketahui bersama, bahwa motivasi seseorang terhadap satu mata
pelajaran akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan baik. Materi
pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat memusatkan
perhatiannya terhadap pelajaran.
91
92
Dalam mentukan tujuan pembelajaran hendaknya diarahkan pada
pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan yang seklama
ini menjadi acuan adalah yang dikeluarkan oleh Bloom yang berada pada tiga
ranah domain, yaitu kognitf, afektif dan psikomotorik. Tiga ranah ini pula
yang menjadi acuan guru fiqih dalam tujuannya menggunakan multimedia
dalam pembelajaran, yaitu mencapai penguasaan pada ketiga ranah tersebut.
Berada pada tiga ranah domain, yaitu kognitf, afektif dan psikomotorik. Tiga
ranah ini pula yang menjadi acuan guru fiqih dalam tujuannya menggunakan
multimedia interaktif dalam pembelajaran, yaitu mencapai penguasaan pada
ketiga ranah tersebut.
Sebuah proses belajar mengajar dalam pelaksanaannya membutuhkan
metode pengajaran yang tepat untuk mengantarkan kegiatan pembelajaran ke
arah yang dicita-citakan. Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara
praktis akan menghambat proses belajar mengajar yang akan berakibat
membuang waktu dan tenaga secara percuma.
Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran diantaranya adalah,
pemanfaatan media dalam situasi di kelas (classroom setting). Dalam tatanan
setting ini, media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya
tujuan tertentu. Pemanfaatanya pun dipadukan dengan proses belajar
mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media itu
guru harus melihat tujuan yang harus dicapai, materi pembelajaran yang
mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai
93
dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi, dan strategi
pembelajarannya.
Penerapan multimedia interaktif yang dilaksanakan oleh guru bukan
tanpa manfaat, manfaat yang terkandung adalah mencari keefektifan dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Pencapaian tersebut dapat dimulai dengan
pemahaman materi secara baik, okleh karena itu multimedia mampu
membawa obyek yang berkaitan dengan materi tersebut ke dalam kelas.
Obyek yang pada awalnya tidak memungkinkan unyuk dihadirkan ke dalam
kelas dengan alasan terlalalu kecil ataupun besar, menjadi mungkin dan dapat
dilihat oleh para siswa.
Mempertimbangkan
manfaat
tersebut,
maka
peneliti
dapat
menyimpulkan, bahwa guru materi fiqih lebih memilih menggunakan
multimedia interaktif yang berupa LCD dan komputer adalah untuk
menghadirkan obyek yang berkaitan dengan materi Fiqih yaitu tentang shalat,
kehadapan para siswa. Obyek tersebut adalah suasana kota Makkah, bentuk
nyata Ka’bah, aktivitas yang dilakukan para jama’ah shalat dan tata cara
ibadah shalat. Obyek tersebut secara rasional tidak mungkin dihadirkan
kehadapan para siswa, menjadi mungkin untuk dihadirkan, yaitu dengan
pemanfaatan multimedia tersebut yang meliputi audio dan visual. Dengan
melihat langsung tata cara ibadah shalat, maka para siswa juga akan memiliki
pemahaman yang berbeda dibandingkan hanya mendapatkan informasi tata
cara shalat melalui ceramah.
94
Pemilihan komputer dan LCD dalam penelitian ini adalah kedua media
tersebut dapat saling dikombinasikan, sehingga memunculkan multimedia.
Media-media tersebut memiliki keunikan karena menghasilkan obyek-obyek
yang dikelola sedemikian rupa sehingga memudahkan para siswa untuk
memahaminya. Multimedia yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
presentasi, karena menjelaskan beberapa teori yang dijelaskan pada kelompok
baik berkapasitas besar maupun kecil.
Dalam pemanfaatan multimedia akan melalui beberapa tahap, hal ini
dijelaskan dalam teori yang telah dibahas di depan. Tahapan-tahapan tersebut
adalah dimulai dari persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Dari landasan
teori tersebut peneliti mencari sumber data yang berkaitan untuk menggali
data-data yang dibutuhkan. Sumber data tersebut adalah guru materi pelajaran
fiqih. Menurut data yang telah peneliti peroleh, bahwa guru tersebut
melakukan persiapan sebelum memulai untuk menggunakan multimedia
interaktif.
Persiapan tersebut dapat mencakup pemilihan materi, perumusan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai juga strategi yang akan dilakukan.
Sedangkan tahap pelaksanaan adalah tahapan inti yang berkaitan dengan
penerapan atau penggunaan multimedia interaktif yang dipilihnya. Guru
mengoperasikan alat-alat yang tergabung dalam multimedia tersebut dalam
pembelajaran. Tahap terakhir yaitu tindak lanjut. Tahap ini lebih cenderung
pada evaluasi, guru melakukan evaluasi dengan memberikan beberapa tes
ataupun soal untuk mengetahui seberapa besar tingkat emahaman siswa
95
terhadap materi yang telah diajarkan. Dan untuk lebih membuktikan bahwa
siswa benar-bena paham, maka guru bisa melakukan tes praktek, hal ini
karena materi yang dibahas oleh guru pada penelitian ini adalah berkaitan
dengan shalat. Penggabungan hasil tes ataupun soal dengan ketrampilan siswa
dalam mempraktekkan ibadah shalat akan mampu menunjukkan apakah siswa
tersebut menguasai materi tersebut atau tidak. Tindak lanjut juga bisa
dijadikan bahan untuk menyusun kembali penggunaan multimedia.
Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwa teori apapun yang
berkaitan dengan multimedia pembelajaran bertujuan untuk efektifitas dalam
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Penemuan peneliti
setelah melakukan penelitian ini adalah dibutuhkan kesinambungan dalam
penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran terutama pada materimateri yang obyek pembahasannya sulit dimengerti oleh para siswa. Guru
sebagai tonggak dalam penerapan multimedia harus benar-benar memahami
sasaran yang akan dituju.
Pelajaran fiqih merupakan suatu pembelajaran yang dilkukan oleh guru
dan siswa dengan menggunakan media atau alat-alat yang audible artinya bisa
didengar dan alat visible artinya bisa dilihat. Tujuan menggunakan media
adalah menggunakan multimedia interaktif dalam mata pelajaran fiqih sangat
mendukung siswa untuk lebih giat belajar dan dapat mempermudah
mempelajari pesan atau pelajaran, membangkitkan semangat siswa, dan
mempermudah guru dalam menyampaikan pesan atau pelajaran dan
meningkatkan motivasi siswa serta menciptakan siswa yang berintelektual
96
dalam menggunakan teknologi. Begitu juga dengan tujuan guru menggunakan
media multimedia interaktif adalah guru harus memandang media pendidikan
sebagai alat bantu utama untuk menunjang keberhasilan belajar dan
memperkembangkan metode-metode yang dipakainya dengan memanfaatkan
media tersebut yaitu multimedia interaktif yang merupakan bentuk media
pengajaran yang terjangkau. Tugas guru di sini adalah mengajar, mendidik,
melatih, dan mengevaluasi. Karena pengajaran agama lebih bersasaran
”abstrak” maka
menggunaan media harus dilakukan secara bijaksana,
artinya, jangan siswa malah menjadi bingung dan kacau pengertian dan
pemahaman setelah mendapat pembelajaran.
Agar dapat menggunakan atau memanfaatkan media pengajaran secara
bijaksana guru hendaknya dapat ; pertama memahami dengan baik fungsi
media dari media pendidikan. Kedua, dapat mempergunakan alat pelajaran
secara tepat dan efisien, dapat memilih dan mengembangkan alat pelajaran
sesuai dengan tujuan pengajaran dan hasil belajar yang diharapkan. Ketiga,
dapat memelihara dan mengelola alat pelajaran denganbaik. Sebagaimana
yang dikemukakan guru fikih ”tujuan saya menggunakan media ini untuk
menngkatkan kualitas anak dalam proses belajar mengajar, memudahkan
siswa untuk belajar, memotivasi siswa supaya lebih giat lagi untuk belajar,
dan dapat menghasilkan prestasi yang lebih baik. Karena dengan
menggunakan media seperti multimedia interaktif guru lebih mudah
menjelaskan tentang isi materi pelajaran fiqih seperti bab shalat. Sebab
dengan memanfaatkan media pembelajaran seperti multimedia interaktif
97
siswa mengamati dan mendengar secara langsung, dan pada saat siswa tidak
lupa dan ada yang kurang difahami, siswa dapat memutar kembali, dan ini
jelas jauh berbeda dengan model ceramah, dimana jika ada materi yang
belum difahami siswa dan guru kesulitan untuk mereview kembali.
Dari
analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa multimedia
interaktif dalam pembelajaran, segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, membangkitkan
semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses pembelajaran pada diri siswa. Ada beberapa manfaat pada saat
pembelajaran menggunakan multimedia interaktif antara lain menarik
perhatian siswa, bahan
lebih jelas maknanya, metode mengajar akan lebih
bervariasi, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Adapun penerapan multimedia interaktif sebagai alat untuk membantu
pencapaian proses pembelajaran sebagaimana dimaksud, yaitu memerlukan
beberapa tahapan dengan cara sebagai berikut:
a. Persiapan
Persiapan dalam penerapan multimedia interaktif adalah bertujuan
untuk menyiapkan materi yang diajarkan, Pemilihan materi, menyiapkan
peralatan yang yang dibutuhkan seperti CD yang berkaitan, laptop, layar,
dan lain-lain. Guru mempelajari bahan-bahan terlebih dahulu, mencari
kesesuaian materi dengan CD, film, power point yang akan ditampilkan.
98
Tahapan ini bertujuan untuk lebih memberi kelancaran dalam
pembelajaran dan meminimalisir tersendatnya hal-hal yang kurang
diinginkan.
b. Pelaksanaan
Sedangkan pada tahap pelaksanaan penerapan multimedia interaktif
dapat pula disebut dengan tahap inti, beberapa hal yang dilakukan pada
tahap ini adalah; Guru berusaha mengajak siswa untuk memperhatikan
baik-baik segala apa yang dijelaskan berkaitan dengan materi juga
mengarahkan siswa untuk secara seksama memperhatikan apa yang
disampaikan oleh multimedia tersebut. Guru juga mengoperasikan
program yang berkaitan dengan materi, dan tidak melakukan banyak
kesalahan
dalam
mengoperasikannya,
mengamati
siswa
dan
mengontrolnya selama dalam pembelajaran, menjaga ketenangan kelas
dan mengatur kontras gambar maupun warna, agar perhatian siswa tidak
terganggu.
c. Tindak Lanjut
Tahap terakhir adalah tindak lanjut. Tahap tindak lanjut adalah tahap
terakhir dari penerapan multimedia interaktif, dengan demikian hal-hal
yang mencakup tindak lanjut adalah; Memberikan tes ataupun tugas
untuk mengetahui seberapa jauh tujuan telah dicapai. Guru juga
menyuruh siswa untuk mencoba mempraktekkan materi-materi yang
berkenaan dengan praktekum.
99
Untuk menghasilakn belajar siswa dengan baik, setelah memahami
materi pelajaran bab shalat dengan menggunakan multimedia interaktif,
guru menyuruh siswa untuk merangkum atau menyimpulkan materi
tersebut, supaya guru mengetahui menggunakan multimedia interaktif
dalam pembelajaran harus ada persiapan, pelaksanaan dan kegiatan
lanjutan supaya guru dan siswa dapat berinteraksi dengan baik. Misalnya,
dalam mata pelajaran fiqih guru harus mepersiapkan tema-tema yang
disampaikan kepada siswa seperti, Thaharah, sholat, puasa, shalat dan
sebagainya.
Dengan
menggunakan
media
pembelajaran
seperti
multimedia interaktif tersebut dengan harapan pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif, tidak menjemukan, membuat siswa lebih tertarik
dan termotivasi, sehingga siswa dapat dengan mudah mengusai materi
pelajaran yang diajarkan seperti materi fikih bab shalat, dimana siswa
dapat melihat tanyangan mengenai shalat, dan siswa dapat menirukannya
dengan mudah.
Secara umum dalam memnggunakan media pengajaran seperti
multimedia interaktif, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsipprinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik.
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai dengan prinsipprinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut :
100
a.
Objektivitas. Metode dipilih bukan atas kesenangan atau
kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem belajar. Karena itu
perlu masukan dari siswa.
b.
Program
Pengajaran.
Program
pengajaran
yang
akan
disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum
yang
berlaku,
baik
menyangkut
isi,
struktur
maupun
kedalamannya.
c.
Sasaran Program. Media yang digunakan harus dilihat
kesesuaiananya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik
dari segi bahasa, sombol-simbol yang digunakan, cara dan
kecepatan penyajian maupun waktu penggunaannya.
d.
Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi sekolah atau
tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, baik ukuran,
perlengkapan, maupun ventilasinya, situasi serta kondisi anak
didik yang akan mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi, dan
kegairahannya.
e. Kualitas teknik. Terkait pengecekan keadaan media sebelum
digunakan.
Selanjutnya dalam menggunakan media pembelajaran multimedia
interaktif, hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip
tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsipprinsip yang dimaksudkan:
101
1) Menetukan jenis materi dengan tepat;
2) Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat;
3) Menyajikan media dengan tepat;
4) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan
situasi yang tepat.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpukan bahwa dalam
pemilihan metode pembelajaran tentunya membutuhkan suatu media
pembelajaran yang dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan
pesan bisa lebih jelas dan dipahami oleh siswa. Selain itu media pembelajaran
dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar yang baru dalam diri siswa.
Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah media
pembelajaan berupa multimedia interaktif. Media ini mempunyai kemampuan
yang baik, karena media ini mengandalkan dua indera sekaligus, yaitu indera
pendengaran dan indera penglihatan. Dengan media tersebut diharapkan bisa
membangkitkan motivasai dalam belajar dan memperjelas materi yang
disampaikan.
Setelah
menerapkan multimedia interaktif dengan menggunakan
perangkat komputer dan LCD siswa lebih termotivasi dalam belajar. Dan
penguasaan dalam memahami materi diketahui berbeda dengan sebelum
menggunakan media tersebut.
Dengan melihat beberapa manfaat dan fungsi hasil belajar tersebut,
betapa pentingnya kita mengetahui hasil belajar siswa, baik secara individu
maupun kelompok. Hal ini disebabkan fungsi hasil belajar tidak hanya
102
sebagai indiktaor kualitas instuisi proses pembelajaran tertentu, akan tetapi
juga sebagai bahan evaluasi dalam rangka mendiagnosis, membimbing, dan
penempatan anak didik pada fungsi yang sebenarnya.
Guru berusaha untuk menyajikan materi semenarik mungkin dengan
menerapkan multimedia interaktif dalam pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan penguasaan materi dan memotivasi belajar siswa untuk
mengikuti pelajaran fiqh denagan hati yang senang. Dari hasil pengamatan
penulis, selama kegiatan pembelajaran dengan multimedia interaktif, awalnya
siswa memang mengikuti pelajaran sfiqih dengan sikap yang malas dan tidak
bersemangat, mereka pun cenderung suka mengganggu temennya waktu
pelajaran berlangsung. Keadaan tersebut dapat dihilangkan sedikit demi
sedikit dengan strategi dan cara guru mengelola kelas.
Kemampuan guru selama ini hanya sebatas pada kemampuan
bagaiamana menyelesaikan materi tepat pada waktunya. Dengan penerapan
multimedia interaktif dalam pembelajaran mengarahkan guru untuk menjadi
fasilitator atau partner siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa antusias
untuk belajar dan juga siswa memiliki kesan yang baik dan tidak
membosankan.
103
B. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Multimedia
Interaktif dalam Pembelajaran Fiqih di MTs. Hasan Kafrawi Pancur
Mayong Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.
Perkembangan
dan
penggunaan
multimedia,
khususnya
dalam
pendidikan bukan lagi merupakan sesuatu yang asing di Indonesia.
Pendidikan di Negara-negara maju sekarang makin mencabar selaras dengan
perkembangan teknologi yang pesat. Sebagai sebuah negara yang
berwawasan maka bidang pendidikan merupakan aset penting untuk
melahirkan pakar-pakar dalam sesuatu bidang dalam menuju ke arah sebuah
negara berteknologi yang tinggi. Dewasa ini, negara yang menguasai
teknologi akan menjadi sebuah negara yang maju. Untuk merintis ke era
dunia cayber dan agar tercapainya Wawasan 2020 adalah menjadi
tanggungjawab Kementerian Pendidikan untuk melahirkan pakar-pakar dalam
bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan institusi
pendidikan juga menyambut seruan negara dengan penggunaan komputer di
semua pusat pengajian bermula di tingkat rendah hingga ke tingkat yang lebih
tinggi. Salah satu perkembangan terbaru dalam bidang ini ialah teknologi
multimedia. Teknologi multimedia mampu memberi kesan yang besar dan
mendalam dalam bidang komunikasi dan pendidikan. Teknologi multimedia
dapat mempercepatkan dan mampu memberi kefahaman tentang sesuatu
dengan tepat, menarik dan dengan efektif dan efisien.
104
Belajar merupakan upaya sadar yang dilakukan individu untuk
memperoleh berbagai macam kemampuan (competencies), ketrampilan
(skills), dan sikap (attitudes) melalui serangkaian proses belajar yang pada
akhirnya akan menghasilkan perubahan tingkah laku pada individu tersebut.
Perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui proses belajar secara
keseluruhan meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun dalam
prakteknya, proses pembelajaran di sekolah lebih cenderung menekankan
pada pencapaian perubahan aspek kognitif (intelektual) yang dilaksanakan
melalui berbagai bentuk pendekatan, strategi, dan model pembelajaran
tertentu. Sebagaiamana telah kita ketahui bersama, bahwa motivasi seseorang
terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan
baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila siswa dapat
memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran.
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar
siswa belajar. Sedangkan yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah
proses perbahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat
berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pembelajaran
yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Oleh karena itu media yang
digunakan dalam proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang
baik.
Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, guru harus betul-betul
membawa siswanya
kepada tujuan yang ingin dicapai. Sebagaiamana telah kita ketahui bersama,
105
bahwa motivasi seseorang terhadap satu mata pelajaran akan menyebabkan
siswa dapat belajar dengan baik. Materi pelajaran dapat dipelajari dengan
baik apabila siswa dapat memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran
tersebut
Dalam mentukan tujuan pembelajaran hendaknya diarahkan pada
pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan yang seklama
ini menjadi acuan adalah yang dikeluarkan oleh Bloom yang berada pada tiga
ranah domain, yaitu kognitf, afektif dan psikomotorik. Tiga ranah ini pula
yang menjadi acuan guru fiqih dalam tujuannya menggunakan multimedia
dalam pembelajaran, yaitu mencapai penguasaan pada ketiga ranah tersebut.
Setelah menerapkan media komputer dan LCD siswa lebih termotivasi
dalam belajar. Dan penguasaan dalam memahami materi berbeda dengan
sebelum menggunakan media tersebut.
Dengan melihat beberapa manfaat dan fungsi hasil belajar tersebut,
betapa pentingnya kita mengetahui hasil belajar siswa, baik secara individu
maupun kelompok. Hal ini disebabkan fungsi hasil belajar tidak hanya
sebagai indiktaor kualitas instuisi proses pembelajaran tertentu, akan tetapi
juga sebagai bahan evaluasi dalam rangka mendiagnosis, membimbing, dan
penempatan anak didik pada fungsi yang sebenarnya.
Guru berusaha untuk menyajikan materi semenarik mungkin dengan
menerapkan media pembelajaran seperti multimedia interaktif diharapkan
dapat meningkatkan penguasaan materi dan memotivasi belajar siswa untuk
mengikuti pelajaran fiqh denagan hati yang senang. Dari hasil pengamatan
106
penulis, selama kegiatan pemberian tindakan, awalnya siswa memang
mengikuti pelajaran fiqih dengan sikap yang malas dan tidak bersemangat,
mereka pun cenderung suka mengganggu temennya waktu pelajaran
berlangsung. Keadaan tersebut dapat dihilangkan sedikit demi sedikit dengan
strategi dan cara guru mengelola kelas.
Kemampuan guru selama ini hanya sebatas pada kemampuan
bagaiamana menyelesaikan materi tepat pada waktunya. Dengan penerapan
multimedia interaktif mengarahkan guru untuk menjadi fasilitator atau partner
siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa antusias untuk belajar.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalm menggunakan
multimedia interaktif dalam pembelajaran, diantaranya:
a. Kesiapan Guru. Guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih
dahulu, kemudian menyiapkan yang tepat untuk mencapai tujuan
pengajaran yang diharapkan.
b. Guru juga harus mengetahui durasi / waktu pembelajaran, misalnya
dalam bentuk film ataupun video, dimana keduanya yang harus
disesuaikan dengan jam pelajaran
c. Mempersiapkan kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan
memberikan penjelasan global tentang isi film, video atau televisi
yang akan diputar dan persiapan peralatan yang akan digunakan
demi kelancaran pembelajaran.
d. Aktivitas lanjutan, setelah pemutaran film atau video selesai,
sebaiknya guru melakukan refleksi dan tanya jawab dengan siswa
107
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi
tersebut.
Teknologi multimedia adalah salah satu teknologi baru dalam bidang
komputer yang memiliki kebolehan untuk menjadikan media pembelajaran
lebih lengkap. Multimedia merangkum media dalam satu perisian sehingga
memudahkan guru untuk menyampaikan bahan pembelajaran dan pelajar
terasa terlibat dalam proses pembelajaran karena teknologi multimedia
memperbolehkan berlakunya interaktiviti.
Multimedia ialah gabungan lebih dari satu media dalam suatu bentuk
komunikasi. Menurut Lancien (1998:7), multimedia pada masa kini merujuk
pada penggabungan dan pengintegrasian media, seperti teks, animasi, grafik,
suara, video kedalam sistem komputer. Akhir-akhir ini konsep multimedia
semakin populer dengan munculnya monitor komputer bersolusi tinggi,
teknologi video dan suara serta usaha peningkatan memproses komputer
pribadi. Sebagai contoh sekarang sudah terdapat komputer dekstop yang bisa
merekam suara dan video, memanipulasi suara serta gambar untuk
mendapatkan efek khusus, memadukan dan menghasilkan suara serta video,
menghasilkan berbagai jenis grafik termasuk animasi, dan mengintegrasikan
semua ini kedalam satu bentuk multimedia. Multimedia merupakan gabungan
data, suara, video, audio, animasi, grafik, teks dan bunyi-bunyian yang mana
gabungan elemen-elemen tersebut mampu dipaparkan melalui komputer.
Perlu diketahui bersama multimedia ialah satu sistem hubungan
komunikasi interaktif melalui komputer yang mampu mencipta, menyimpan ,
108
memindahkan, dan mencapai kembali data dan maklumat dalam bentuk teks,
grafik, animasi, dan sistem audio.” Jeffcoate (1995) mendifinisikan Sistem
Maklumat Multimedia sebagai suatu sistem yang menggunakan pelbagai
kaedah berkomunikasi (atau media). Menurut Phelps (1995) pula, multimedia
adalah kombinasi teks, video, suara dan animasi dalam sesebuah perisian
komputer yang interaktif. Schurman (1995) mendefinisikan multimedia
sebagai kombinasi grafik, animasi, teks, video dan bunyi dalam satu perisian
yang direka bentuk yang mementingkan interaksi antara pengguna dan
komputer.
Komputer
yang mempunyai
perkakasan
berupaya
untuk
melaksanakan perisian multimedia atau disebut juga sebagai komputer
multimedia. Multimedia diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang
berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk
text, audio, grafik, animasi, dan video. Hal inilah yang menjadi landasan
pokok dalam multimedia interaktif pembelajaran.
Multi media interaktif digunakan sebagai upaya untuk menciptakan
proses belajar mengajar yang efektif. Dengan melihat fungsinya diharapkan
penggunaan media ini dalam proses belajar mengajar akan berpengaruh
terhadap pencapaian kompetensi siswa. Bila kita memperhatikan kompetensi
yang begitu luas menyangkut berbagai aspek, jelas kiranya tidak ada satu pun
metode belajar yang dapat digunakan untuk mencapai semua tujuan tersebut.
Pembelajaran dengan meggunakan multimedi interaktif ini diharapkan
mampu memberikan dampak terhadap kemampuan siswa untuk mata
pelajaran fikih terutama pada bab shalat. Penggunana multimedia interaktif
109
dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk menjelaskan
pesan yang disampaikan sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang
disampaikan guru.
Faktor-faktor yang mampu mempengaruhi keefektifan penyajian
pelajaran menggunakan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran
tersebut antara lain:
1.
Penyajian konsep-konsep dan gagasan-gagasan harus satu per satu.
Pesan yang disajikan lebih dari satu akan membagi perhatian siswa
sehingga dapat membuat tidak semua pesan atau materi dapat
dimengerti peserta didik atau siswa.
2.
Penggunaan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu
untuk menyampaikan pesan materi pelajaran. Satu gambar yang
ditayangkan di layar mungkin perlu tetap ditayangkan selama
diperlukan dan mendapat penekanan sehingga siswa mampu
memahami arti sebenarnya dari apa yang disajikan.
3.
Penyusunan dan pengaturan unsur-unsur dan hubungan antar unsur
pada media dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di
tengah-tengah layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi
ruangan.
4.
Pemilihan interaktif yang berkualitas baik menurut teknis dan estetis.
5.
Penggunaan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme
dalam penyajian.
110
6.
Jangan terlalu banyak narasi dan biarkan gambar pada tiap interaktif
yang menyajikan informasi dan pesan.
Faktor-faktor yang sudah disebutkan diatas sangat perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif. Secara
teknis faktor-faktor tersebut merupakan hal-hal dasar yang perlu dilakukan
agar mampu menciptakan dan mengembangkan media pembelajaran
multimedia kombinasi interaktif dan suara yang efektif serta tepat digunakan
dalam pembelajaran. Faktor-faktor ini sudah harus dipertimbangkan mulai
dari perencanaan pembuatan hingga penggunaan media pembelajaran ini,
sehingga pada saat penyusunan tidak perlu lagi memperhatikan faktor-faktor
yang krusial yang dapat membuat penyusunan harus diulangi dari awal. Dan
tidak kalah pentingnya agar pembelajaran dengan multimedia interaktif dapat
berjalan dengan baik perlu dalam menentukan media pembelajaran yang akan
dipakai dalam proses belajar mengajar, pertama-tama seorang guru harus
mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan yang
ada dengan mengingat kemampuan dan karakteristik media yang akan
dipilihnya. Maka dalam dalam penerapan multimedia interaktif dalam
pembelajaran guru harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan bahan
dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Selain dari itu, dapat
dikemukakan pula bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas
pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran antara lain adalah :
(1) kesesuaian bahan dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai, (2)
karakteristik siswa, (3) jenis rangsangan belajar yang diinginkan (4)
111
keterssediaan sumber di sekolah, (5) tingkat kemudaan media yang akan
digunakan, (6) kepraktisan dan ketahanan media yang digunakan, (7)
kemampuan dan ketrampilan guru dalam menggunakan, dan (8) efektifitas
biaya dalam jangka waktu panjang.
Dari hasil analisa dapat diketahui, bahwa dengan media pembelajaran
multimedia interaktif, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Tenaga pendidik
tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan
sekali sajian menggunakan media pembelajaran, peserta didik akan lebih
mudah memahami pelajaran. Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor
yang mempengaruhi pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran
fikih bab shalat adalah adanya keinginan guru untuk menciptakan belajar
efektif dan menyenangkan, hal ini perlu didukung adanya kemampuan guru
dalam mengoperasionalkan multimedia interaktif dan juga perlu adanya
kemampuan guru dalam membuat desain dan materi yang akan disampaikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Pemanfaatn Multimedia interaktif pada pembelajaran fikih pokok
bahasan bab Shalat yang dikembangkan pada penelitian ini dikategorikan
efektif dan praktis untuk digunakan sebagai media pembelajaran dalam
proses pembelajaran di kelas. Fokus yang divalidasi meliputi desain
pembelajaran, materi, hasil evaluasi dan respon siswa terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif. Dari hasil
pengamatan dan analisa diketahui bahwa dengan desain pembelajaran,
dengan materi yang disampaikan berkesesuaian maka hasil yang
diperoleh akan sesuai dengan yang diharapkan. Disamping hal tersebut
siswa juga merasa lebih mudah dalam memahami materi yang diterima
dan pada saat dilakukan evaluasi mengalami peningkatan hasil nilai yang
sangat baik, dan dapat diketahui bahwa respon siswa terhadap media
pembelajaran multimedia interaktif siswa merasa senang pada saat
pembelajaran dan siswa meras tidak jenuh dan terasa variatif dalam
proses pembelajaran.
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Multimedia interaktif
dalam Pembelajaran Fiqih
di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong
Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah adanya keinginan guru untuk
menciptakan belajar efektif dan menyenangkan, hal ini perlu didukung
adanya kemampuan guru dalam mengoperasionalkan multimedia
interaktif dan juga perlu adanya kemampuan guru dalam membuat desain
dan materi yang akan disampaikan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
112
113
guru fikih Ibu Zahrotul Mawaddah, bahwa untuk mencapai suatau
pembelajaran yang baik dan efektif serta menyenangkan, sebagai upaya
tersebut guru harus mampu berinovasi sendiri untuk mengembangkan
model-model pembelajaran, salah satunya seperti dengan memanfaatkan
multimedia interaktifdalam proses pembelajaran di kelas.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka saran-saran
yang dapat diberikan adalah:
1. Guru dapat menjadikan contoh untuk memakai media pembelajaran
dalam bentuk multimedia interaktif dan memanfaatkannya dalam
pembelajaran.
2. Siswa dapat menggunakan multimedia interaktif ini untuk menambah
pemahaman terhadap konsep materi pelajaran fikih bab Shalat yang
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar fikih.
3. Sekolah/madrasah, dapat menjadi inspirasi dan rujukan dalam rangka
perbaikan
pembelajaran
dan
peningkatan
mutu
pembelajaran
khususnya mata pelajaran fikih ataupun mata pelajaran lain.
C. Kata Penutup
Al-Hamdulilah berkat Rahmat dan Taufiq-Nya skripsi ini dapat penulis
selesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana dan jauh dari sempurna.
hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, karena
itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan dan kelengkapan skripsi ini.
Akhirnya penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. semoga mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi sederhana ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amien.
114
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim Alkhatib, Qodhiyat al-Uluhiyat Baina Aldin wa Al-filsafat, Arabia:
Dar Alfikr Al-Araby, 1962.
Abdullah, Syamsudin, et.al, Fenomenologi Agama, Proyek Pembinaan Prasarana
Dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta Direktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: Departemen Agama,
1985.
Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid ibnu Majah al-Qazwini, Al-Imam., Sunan
Ibnu Majah, Kairo: Tijariyah Kubra, tth.
Amirudin, Zen., Ushul Fiqh, Surabaya: eLKAF, 2006.
Ariani, dan Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman
Pembelajaran Inspiratif, Konstruktif dan Prospektif, Jakarta : Prestasi
Pustakarya, 2010.
Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :
PT. Rineka Cipta, 1998.
Arsyad, Azhar., Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997.
Ash Shiddieqy, TM. Hasbi., Kuliah Ibadah, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,
2000.
……………………………… ., Pedoman Sholat, Semarang: PT. Pustaka Rizqi
Putra, 1997.
Bafadal, Ibrahim., Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasi dalam Pembinaan
Profesional Guru, Jakarta : Bumi Aksara, 1992
Bahri Djamarah, Syaiful., Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:
Usaha Nasional, 1994.
Bungin, Burhan., Metodologi Penelitian Kwantitatif (Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijaksanaan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya), Jakarta : Prenada
Media, 2005.
Dahlan, Zaini., et al, Filsafat Hukum Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999, hlm.
185.
Daud Ali, Mohammad., Hukum Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.
Darmawan., Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia
dan Pembelajaran Online, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014
DEPAG RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Surya Cipta Aksara, 1993.
……………..I, Ilmu Fiqh, jilid I, Cet. 2, Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana
Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, Jakarta: 1982
……………………., Kurikulum 2004, Standar Kompetensi Madrasah
Tsanawiyah, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru
van Hoeve, 1994.
Hadi, Sutrisno., Metodologi Research I, Yogyakarta : YPF Psikologi UGM, 1983.
Hamalik, Oemar., Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1989.
http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduanpengembanganmultimedia-pembelajaran/diakses 20 April 2015.
http://biologi-staincrb.web.id/blog/makalah-multimedia-multimedia-sebagaimedia pembelajaran-dan-pengembangan-multimedia-pembelajar diakses
22 Mei 2015
http:ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembanganmultimedia- pembelajaran/ diakses 20 april 2015
Idris, Zahara., Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta : Angkasa Raya I, 1987.
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 2003.
Masidjo, Ign., Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di sekolah, Yogyakarta:
Kanisius, 2000.
Maunah, Binti., Diktat Ilmu Pendidikan, Tulung Agung: STAIN Tulung Agung,
2003.
Moloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.
Muhammad Ibn Qasim al-Ghazzi, Syekh., Fath al-Qarib, Arabia: Maktabah allhya at-Kutub al-Arabiah, tt.
Multimedia-dalam-pembelajaran-dalam ttp://www.slideshare.net/rakimypk/ 457196 diakses pada 22 mei 2010
Mulyasa, E., Kurikulum Yang Disempurnakan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006.
Munadhi, Yudhi., Media Pemblajaran,. Jakarta: Gaung persada press,2008.
Narbuko, Cholid., Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,
1999.
Nasution, Harun., Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press,
1979.
Nasution, Yunan., Pegangan Hidup Bagian 3, Solo: Ramadhani, tt.
Nata, Abuddin., Metodologi Study Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003.
Natsir, Muhammad., Marilah Sembahyang, Jakarta: PT. Sinar Hudaya, 1972.
Pidarta, Made., Landasan Kependidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1997.
Prastowo, Adi, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta:
DIVA Press, 2013.
Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN di
Jakarta Dirbin Pertais, Ilmu Fiqh, Jilid I, Jakarta: IAIN Pess,1983.
Purwanto, Ngalim., Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Rasyid, Sulaiman., Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm, 84
Sabiq, Sayyid ., Fiqh al-Sunnah, Juz I,Kairo:Maktabah Dar al-Turas, Kairo, tt.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: CV. Sinar
Baru, Bandung, 1989.
………………………………., Dasar-dasar Belajar Mengajar, Bandung : Sinar
Baru Algesindo, 1995.
………………………………..., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar ,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992.
Surahmad, Winarno., Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode dan Teknik,
Bandung: Tarsito, 1994.
Syaltut, Mahmud., Al Islam Aqidah Wa Syari’ah, Mesir: Dar al Qalam,1966.
Syukur, Amin., Pengantar Studi Islam, Semarang: Duta Grafika bekerja sama
dengan Yayasan Studi Iqra, 1993.
Thoha, Chabib., M.A., Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996.
Tim Penyusun KBBI, DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Depdikbudd, 1988), hlm. 806.
Sumiati & Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2007.
Wahab Kholaf, Abdul., Kaidah-kaidah Hukum Islam,Terj. Nur Iskandar AlBansani,Jakarta : Rajawali Press, 1996.
INSTRUMEN PENELITIAN
PEDOMAN WAWANCARA
Dalam melaksanakan wawancara penulis menggunakan pertanyaanpertanyaan yang telah disusun secara terarah dan sistematis sebagai upaya
memperoleh informasi dan data yang obyektif. Penulis melakukan wawancara
kepada Pimpinan Madrasah, tenaga Pendidik dan siswa tentang metode
pembelajaran yang digunakan para guru MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong
Jepara.
Adapun Pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan dalam wawancara
adalah sebagai berikut:
PETUNJUK :
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang akan kami ajukan di bawah ini
2. Kejujuran dan kesungguhan bapak/ibu/saudara sangat kami harapkan
3. Atas kesediaan dan bantuan bapak/ibu/saudara kami sampaikan
terimakasih
A. Wawancara terhadap Kepala Madrasah
1. Bagaimana perencanaan, palaksanaan dan pengaturan proses belajar
mengajar di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara?
2. Bagaimana pengembangan profesionalisme guru dan staf karyawan di
MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara?
3. Apakah para guru selalu membawa dan meminta persetujuan RPP dan
Silabusnya yang akan digunakan untuk mengajar?
4. Apakah ada kontrol dan tegurun apabila ada guru yang tidak
menggunakan RPP pada saat akan mengajar?
5. Apakah bapak pernah menghibau kepada guru pada saat mengajar
menggunakan media pemnbelajaran?
B. Wawancara terhadap Guru
1. Bagaimana pendekatan yang dikembangan dalam proses belajar
mengajar?
2. Apa yang bapak/ibu pahami tentang media pembelajaran?
3. Apakah bpak/ibu selalu menggunakan media saat mengajar?
4. Apakah pada saat mengajar selalu menggunakan RPP?
5. Metode dan media apa saja yang digunakan dalam proses belajar
mengajar selama ini?
6. Apakah bapak senang pembelajaran dengan mnggunakan metode media
pengajaran berbasis komputer?
7. Kendala apa saja yang bapa/ibu hadapi saat membuat media
pembelajaran?
8. Bagaimana usaha yang dilakukan bapak/ibu dalam mengatasi kendalakendala saat pembelajaran dengan memanfaatkan media pembelajaran?
9. Sejauh mana intensitas komunikasi guru dengan siswa untuk
memberikan motivasi terhadap perkembangan belajar siswa?
10. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan multimedia interaktif pada saat
mengajar?
11. Bagaimana dalam melakukan inovasi pembelajaran yang efektif,
sehingga mudah diterima oleh siswa?
12. Apakah dalam mengajar selalu menggunakan metode yang bervariatif?
13. Menurut bapa/ibu apa kelebihan dan kelaman metode yang bapak
gunakan?
C. Wawancara Terhadap Siswa
1. Apakah pada saat belajar di kelas saudara selalu merasa senang dan
nyaman?
2. Pada saat belajar di kelas apa yang membuat saudara senang atau tidak
senang, dan nyaman atau tidak nyaman?
3. Pada saat belajar dikelas pernah disuruh bapak guru untuk bertanya?
4. Bagaimana cara bapak/dan ibu guru mengajar?
5. Apakah saudara pernah merasakan monoton atau bosan dengan cara
mengajar bapak dan ibu guru pada saat mengajar?
6. Apakah bapak dan ibu mengajarnya selalu dengan cara yang berbedabeda (bervariasi)?
7. Apakah anda merasa senang jika bapak/ibu guru saat mengajar
menggunakan media pembelajaran, seperti multimedia interaktif?
8. Apakah anda merasa senang dan nyaman ketika bapak dan ibu guru
menggunakan cara (metode) pengajaran tidak seperti biasanya?
9. Apa saran anda terhadan bapak dan ibu guru terkait masalah cara
mengajar anda di kelas?
10. Apakah anda lembih mudah memahami materi pelajaran jika bapak/ibu
guru mengajar dengan menggunakan media pembelajaran, seperti
multimedia interaktif?
11. Bagaimanakah
hasil
belajar
anda
pada
saat
bapak/ibu
guru
menggunakan media pembelajaran multimedia interaktif disbanding
dengan cara ceramah?
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam melaksanakan observasi atau pengamatan, penulis mengamati baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap materi yang akan digali.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang valid dan lengkap sehingga
keabsahannya dapat dipertanggung jawabkan. Adapun pelaksanaan obsevasi
sebagai berikut :
1. Mengamati letak geografis dan kondisi MTs. Hasan Kafrawi Pancur
Mayong Jepara
2. Mengamati ruang belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran di
MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara
3. Mengamati sarana dan prasarana yang tersedia dan pemanfaatanya dalam
proses belajar mengajar di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara
4. Mengamati media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di MTs.
Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara
5. Mengamati interaksi-edukatif antara guru dan murid dalam proses belajar
mengajar di MTs. Hasan Kafrawi Pancur Mayong Jepara
diterapkannya multimedia interaktif dalam proses pembelajaran.
pada saat
PEDOMAN DOKUMENTASI
Dokumentasi
digunakan
untuk
mengumpulkan
data
berupa
dokumenter. Bentuk data tersebut dapat berupa; surat-surat, buku harian,
naskah, atau dokument lainya. Dalam prosedur pengumpulan data ini
memanfaatkan tiga tahap:
1. Tahap orientasi atau penjajagan yang bersifat menyeluruh. Pada tahap ini
diperoleh informasi secara umum mengenai seting-seting penelitian yang
ditentukan peneliti mengenai keadaan lokasi penelitian. Kemudian
dilanjutkan dengan menggali informasi umum mengenai masalah
penelitian.
2. Tahap pencarian data secara terfokus pada permasalahan penelitian. Pada
tahap ini diperoleh sejumlah informasi secara lebih rinci sesuai dengan
fokus yang ditetapkan peneliti.
3. Tahap pengecekan keabsahan data dan mengkonfirmasi hasil temuan dari
penelitian dilapangan dengan subyek yang berhasil diwawancarai.
Dokumen-dokumen yang dibutuhkan:
1. Sejarah dan letak geografis Madrasah
2. Struktur Organisasi Madrasah
3. Keadaan sisw, guru dan staf
4. Program kerja sekolah dan uraian tugas
5. Daftar kegiatan pembelajaran dan dokumen kurikulum
LEMBAR OBSERVASI
METODE PENGAJARAN SISWA
NO
ASPEK YANG DIAMATI DARI SISWA
1
Menulis dan mencatat materi yang
diajarkan
2
Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru
4
Mengajukan pertanyaan
5
Menjawab pertanyaan Guru
6
Berani menyampaikan pendapat
7
Berani mempertahankan pendapat
8
Kreativitas dalam menjawab
pertanyaan
Keterangan:
ST : Sangat tinggi
T
: Tinggi
K
: Kurang
ST
T
K
KETERANGAN
LEMBAR OBSERVASI GURU
NO
ASPEK YANG DIAMATI DARI
GURU
1
Menarik perhatian siswa dalam membuka
pelajaran
2
Menyampaikan tujuan pengajaran dan
relevansinya bagi siswa
3
Menggunakan strategi/ metode pengajaran
tampak dengan jelas
4
Memberi penjelasan materi dengan jelas
5
Merangsang siswa untuk berpikir
6
Memberi tanggapan atas jawaban siswa
7
Memunculkan rasa ingin tahu pada siswa
8
Mampu mengoperasionalkan media yang
di gunakan
9
Mampu mengatasi masalah saat terjadi
trobel pada saat memanfaatkan multimedia
interaktif pada saat pembelajaran.
Keterangan:
ST : Sangat tinggi
T
: Tinggi
K
: Kurang
ST
T
K
KETER
LEMBAR ISIAN UNTUK SISWA
Petunjuk
1. Berikan tan da contreng (v) atau tanda (X) pada kolom penilaian
2. Berikan jawaban sesuai dengan apa yang anda rasakan dengan jujur
3. Terimaksih atas kerjasamanya
No
PERTANYAAN
1
Apakah cara (metode) mengajar yang digunakan guru
menyenangkan?
2
Apakah media pengajaran yang digunakan guru bisa
memudahkan bagi pemahaman materi?
4
Apakah strategi pengajaran yang digunakan guru
merangsang kreativitas anda untuk belajar?
5
Apakah anda merasa dilibatkan secara aktif dalam
kegiatan pengajaran?
6
Apakah pemahaman anda semakin meningkat setelah
mengikuti kegiatan pengajaran dengan diterapkannya
multimedia interaktif pada saar pembelajaran?
Keterangan:
ST : Sangat tinggi
T
: Tinggi
K
: Kurang
ST
T
K
Download