1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang telah
mengalami banyak perkembangan, majunya ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut juga dipengaruhi oleh adanya sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu cara meningkatkan sumber daya manusia yaitu melalui aktivitas
pembelajaran. Kegiatan belajar merupakan hal yang pokok dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah. Kegiatan belajar sangat penting bagi setiap siswa,
baik siswa normal maupun anak berkebutuhan khusus. Sebab dengan belajar anak
dapat mengembangkan potensinya sampai batas kemampuan yang dimilikinya.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah yang menandakan
adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik
yang berbeda antara satu dan lainnya. Kelainan khusus yang terdapat pada ABK
tersebut bisa berupa keterbatasan baik secara fisik, mental, ataupun sosialnya.
Dimana anak-anak tersebut sangat memerlukan kegiatan belajar untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam UU No. 4 tahun 1997 pasal 5
tentang penyandang cacat disebutkan bahwa “Setiap penyandang cacat
mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan”. Selain itu dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 5 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa “Setiap warga negara mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Warga negara yang
memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus”. Oleh karena itu setiap anak berkebutuhan
khusus mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang berkualitas.
Salah satu anak berkebutuhan khusus yaitu anak tunagrahita. Pada
umumnya anak tunagrahita mengalami hambatan dalam hal kognitif, interaksi
sosial dan perilaku adaptif. Selain itu anak tunagrahita memiliki keterbatasan
dalam hal berpikir, daya ingatnya yang rendah, sukar berpikir abstrak, dan daya
fantasinya rendah, sehingga mereka sering mengalami kesulitan belajar.
1
2
Dibandingkan dengan siswa lain, siswa dengan gangguan intelektual atau
tunagrahita akan lebih lambat untuk belajar pengetahuan dan keterampilan baru
karena kesulitan dalam salah satu bidang berikut, yaitu perhatian, persepsi,
pengolahan pemikiran, memori ataupun generalisasi pembelajaran (Wijaya,
2013). Kesulitan belajar yang dialami anak tunagrahita salah satunya yaitu dalam
bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS. Dimana Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah salah satu bidang studi yang rumit, karena ruang lingkupnya sangat
luas dan merupakan gabungan dari ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, ekonomi,
sejarah, sosiologi, dan antropologi. Selain itu dalam pelajaran IPS materi biasanya
banyak berbentuk bacaan sehingga menuntut anak untuk mengoptimalkan daya
ingatnya.
Seperti yang terjadi pada anak tunagrahita di SLB-A YKAB Surakarta
kelas IX, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas diketahui bahwa dalam
pelajaran IPS memang terdapat banyak bacaan yang harus diingat oleh siswa,
namun karena kemampuannya yang kurang dibandingkan dengan siswa normal
pada umumnya, mereka sering lupa terhadap materi sehingga membutuhkan
pengulangan berkali-kali untuk suatu materi tertentu yang memungkinkan
berdampak pada prestasi belajar IPS yang rendah. Selain itu dalam proses
pembelajaran IPS guru jarang menggunakan media pembelajaran untuk
membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Penyampaian materi
IPS didominasi oleh penggunaan metode ceramah, tanya jawab serta dengan
mengerjakan soal saja, sehingga kurang adanya variasi penggunaan media
pembelajaran dalam pelajaran IPS.
Pencapaian prestasi belajar IPS yang rendah pada anak tunagrahita kelas
IX di SLB-A YKAB Surakarta tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
salah satunya yaitu karena lingkungan yang kurang mendukung dalam kegiatan
pembelajaran. Lingkungan yang kurang mendukung seperti halnya dalam belajar
belum memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana dalam proses kegiatan
pembelajaran. Ketepatan guru dalam menggunakan mediator dalam penyampaian
informasi terkait dengan materi pembelajaran akan mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa. Proses penyampaian materi pembelajaran IPS selain bermakna juga
3
harus
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
aktif,
kondusif,
dan
menyenangkan. Oleh karena itu guru dituntut untuk kreatif memanfaatkan media
pembelajaran serta perlu melibatkan anak untuk berpartisipsi aktif dalam
pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar anak tunagrahita dalam
pelajaran IPS.
Media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru bermacam-macam
diantaranya yaitu media visual, media audio, dan media audio visual. Salah satu
contoh media visual adalah gambar, dimana gambar memiliki kelebihan dapat
membantu anak dalam mengingat materi pembelajaran, karena mengingat
karakteristik anak tunagrahita diantaranya yaitu lemah dalam memori atau mudah
lupa. Agar membuat pelajaran IPS menyenangkan dan menarik serta mudah untuk
anak tunagrahita, menurut peneliti bisa dilakukan melalui penggunaan media
pembelajaran yang berupa permainan kartu bergambar.
Seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suharti (2009) mengenai
penggunaan media kartu bergambar menunjukkan bahwa ada peningkatan prestasi
belajar siswa tunagrahita sedang dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Penggunaan media kartu bergambar membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti
proses pembelajaran. Selain itu anak juga menjadi aktif selama kegiatan
pembelajaran di kelas. Sedangkan dalam penelitian ini media kartu bergambar
berupa kartu dengan gambar yang sesuai dengan materi pelajaran IPS untuk anak
tunagrahita kelas IX semester II di SLB A YKAB Surakarta, yaitu materi jenisjenis usaha perekonomian dalam masyarakat. Kartu bergambar berjumlah 24
dengan ukuran 10 cm x7 cm, selain itu kartu bergambar dikemas dalam bentuk
permainan. Permainan yang diterapkan yaitu seperti halnya permainan kartu remi
yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran agar anak semakin tertarik dan
aktif selama proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis mengadakan penelitian
dengan judul “Efektivitas Penggunaan Permainan Kartu Bergambar
terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Anak
Tunagrahita Kelas IX di SLB-A YKAB Surakarta Tahun 2015/2016”.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka masalahmasalah yang terkait dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam hal kognitif, interaksi sosial dan
perilaku adaptif, padahal mereka juga dituntut untuk dapat memenuhi standar
kompetensi dasar yang terdapat dalam setiap pembelajaran, serta dapat
bersosialisasi dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah maupun
lingkungan rumah.
2. Pelajaran IPS sering dianggap pelajaran yang membosankan dan sulit bagi
anak tunagrahita karena banyaknya materi berbentuk bacaan dan pembelajaran
kebanyakan menggunakan metode ceramah, tanya jawab serta pemberian tugas
yang berakibat kurangnya penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak tunagrahita.
3. Prestasi belajar anak tunagrahita dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) rendah walaupun guru telah memaksimalkan kegiatan belajar mengajar.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini fokus permasalahan yang akan diteliti yaitu:
1. Tempat penelitian di SLB-A YKAB Surakarta.
2. Subjek penelitian adalah anak tunagrahita kelas IX yang ada di SLB-A YKAB
Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
3. Fokus penelitian yaitu prestasi belajar anak tunagrahita kelas IX semester II di
SLB-A YKAB Surakarta tahun 2015/2016 dalam pelajaran IPS materi jenisjenis usaha perekonomian dalam masyarakat.
4. Adaptasi pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan menggunakan media
pembelajaran berupa media permainan kartu bergambar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut “Apakah penggunaan media
pembelajaran permainan kartu bergambar efektif untuk meningkatkan prestasi
5
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada anak tunagrahita kelas IX di SLB-A
YKAB Surakarta tahun 2015/2016 ?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran permainan
kartu bergambar terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada
anak tunagrahita kelas IX di SLB-A YKAB Surakarta tahun 2015/2016.
F. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah keilmuan
dalam
bidang
pendidikan,
khususnya
mengenai
penggunaan
media
pembelajaran berupa permainan kartu bergambar pada pelajaran IPS untuk
anak tunagrahita.
2.
Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Menambah pengalaman siswa dalam pelajaran IPS materi jenisjenis usaha perekonomian dalam masyarakat dengan memanfaatkan media
pembelajaran permainan kartu bergambar.
b. Bagi Guru
Menambah variasi guru dalam melakukan pembelajaran IPS materi
jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat dengan memanfaatkan
media pembelajaran permainan kartu bergambar pada anak tunagrahita.
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti mengenai media pembelajaran
permainan kartu bergambar yang digunakan untuk mengajar IPS materi
jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat pada anak tunagrahita.
Download