Bab V Kesimpulan dan Saran

advertisement
99
Bab V
Kesimpulan dan Saran
V.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan atas
pembangunan Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen, yaitu:
1.
Dari pengkajian terhadap beberapa teori, didapatkan sejumlah kompetensi
yang seharusnya dimiliki seorang dosen untuk mendukung pelaksanaan
tugasnya dalam menjalankan Tri Dharma. Daftar kompetensi dosen termuat
dalam model kompetensi dosen, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
khusus
lingkungan
tempat
diterapkan.
Dalam
model,
kompetensi
dikelompokkan menjadi core competency dan functional competency.
Perinciannya adalah core competency yang terdiri dari (pedagogik,
profesional) hard competency dan soft competency (sosial, individu), serta
functional competency yang terdiri dari hard competency (profesional
khusus untuk pengetahuan yang perlu dimiliki dosen sesuai rumpun
ilmunya).
2.
Dari pengkajian terhadap bentuk manajemen sumber daya manusia,
ditemukan bahwa ternyata pengelolaan aktivitas-aktivitas manajemen
sumber daya manusia, terdapat beberapa aktivitas yang berpengaruh secara
langsung maupun secara tidak langsung pada peningkatan kompetensi
dosen. Aktivitas yang berpengaruh langsung adalah penilaian dan
pengembangan, dimana pengembangannya dapat berupa pelatihan, seminar,
studi lanjut, dan lain sebagainya. Aktivitas penilaian dan pengembangan
kemudian ditetapkan sebagai aktivitas untuk pengelolaan kompetensi dosen.
3.
Dalam Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen yang
dibangun, didefinisikan ada 3 perspektif yaitu top manajemen, divisi SDM,
dan wadah dosen serumpun ilmu. Sedangkan Enterprise Architecture
Framework dari Zachman terdiri dari 6 perspektif. Tapi walaupun terdapat
perbedaan jumlah perspektif, dapat ditunjukkan kesesuaian antar setiap
perspektif pada masing-masing framework. Sedangkan untuk pendefinisian
kolom pada framework yang dibangun hampir sama dengan kolom pada
Enterprise Architecture Framework dari Zachman. Perbedaannya hanya
100
pada framework yang dibangun, kolom lokasi dihilangkan karena dianggap
sudah dapat terwakili oleh kolom orang.
4.
Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen dapat dijadikan
kerangka kerja bagi pihak perguruan tinggi untuk keperluan pengelolaan
kompetensi dosen. Framework ini dapat membantu pihak perguruan tinggi
untuk mengontrol kondisi kompetensi dosennya agar dapat selalu relevan
dengan kebutuhan kompetensi saat ini. Pihak program studi juga dapat
terbantu untuk memenuhi kebutuhan akan kompetensi dosen pada bidangbidang pekerjaan tertentu.
5.
Dari hasil evaluasi, dapat dinyatakan bahwa model yang dibangun yaitu
Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen dapat relevan
diterapkan dalam dunia nyata yaitu pada perguruan tinggi. Framework yang
dibangun juga dapat menggambarkan secara menyeluruh mengenai faktorfaktor yang terkait dalam pengelolaan kompetensi dosen.
6.
Dalam tahap evaluasi, tidak dilakukan proses uji coba pada model
kompetensi dosen. Karena pada penerapannya, kebutuhan yang berbedabeda antar setiap perguruan tinggi harus dapat terakomodasi dalam model
ini. Sehingga model kompetensi dosen terlebih dahulu perlu disesuaikan
dengan kebutuhan kompetensi dari perguruan tinggi, baru kemudian bisa
diuji. Pada penelitian ini sendiri, tidak dibahas secara detail mengenai
penyesuaian secara spesifik antara model kompetensi dosen dengan
kebutuhan kompetensi pihak perguruan tinggi.
V.2 Saran
Untuk kedepannya saran atas pengembangan yang dapat dilakukan terhadap pihak
perguruan tinggi adalah:
1.
Karena pada model yang dibangun belum membahas mengenai role
competency, maka pendefinisian bentuk role competency untuk kompetensi
dosen dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
2.
Dalam model juga belum mencakup integritas pengelolaan kompetensi
dosen dengan aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya manusia lainnya.
Pembangunan model yang mengintegrasikan pengelolaan kompetensi dosen
101
dengan aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya manusia juga dapat
dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
3.
Berdasarkan model yang dibangun, dapat dirancang sebuah sistem
informasi untuk membantu pengelolaan data kompetensi dosen. Untuk user,
akses ke sistem dapat dibatasi sesuai dengan informasi yang perlu
didapatkan dari sistem.
Download