BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC TRADING SYSTEM (JATS) A. Wanprestasi Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah memenuhi prestasinya masing-masing seperti yang telah diperjanjikan tanpa ada pihak yang dirugikan. Tetapi adakalanya perjanjian tersebut tidak terlaksana dengan baik karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak atau debitur. Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang artinya prestasi buruk yang timbul dari adanya perjanjian yang dibuat oleh satu orang atau lebih dengan satu orang atau lebih lainnya (obligatoire overeenkomst) 5. Adapun yang dimaksud dengan wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa. Tidak dipenuhinya kewajiban oleh debitur disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu : 1. Karena kesalahan debitur, baik dengan sengaja tidak dipenuhinya kewajiban maupun karena kelalaian, 2. Karena keadaan memaksa (overmacht), force majeure, jadi di luar kemampuan debitur, dalam arti bahwa debitur di sini dianggap tidak bersalah. Adanya kesalahan harus dipenuhi syarat-syarat : 5 Pasal 1313 KUHPerdata “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih” a) Perbuatan yang dilakukan harus dapat dihindarkan. b) Perbuatan tersebut dapat dipersalahkan kepada pembuat, yaitu bahwa orang tersebut dapat menduga tentang akibatnya. Apakah suatu akibat itu dapat diduga atau tidak, akan tetapi harus diukur secara objektif dan subjektif. Objektif yaitu apabila menurut manusia yang normal akibat tersebut dapat diduga dan subjektif jika akibat tersebut menurut keahlian seseorang dapat diduga. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kesalahan mempunyai pengertian yaitu dalam arti luas yang meliputi kesengajaan dan kelalaian, dan dalam arti sempit yang hanya meliputi kelalaian saja. Bentuk-bentuk dari wanprestasi yaitu: 1) Tidak memenuhi prestasi sama sekali; Sehubungan dengan dengan debitur yang tidak memenuhi prestasinya maka dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali. 2) Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya; Apabila prestasi debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya, maka debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya. 3) Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru. Debitur yang memenuhi prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali. Sedangkan menurut Subekti, bentuk wanprestasi ada empat macam yaitu: 6 1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan; 2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya; 3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat; 4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Akibat-akibat wansprestasi berupa hukuman atau akibat-akibat bagi debitur yang melakukan wansprestasi , dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yakni : 1) Membayar Kerugian yang Diderita oleh Kreditur (Ganti Rugi) Ganti rugi sering diperinci meliputi tiga unsur, yakni: a. Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak; b. Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang diakibat oleh kelalaian si debitur; c. Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditur. 2) Pembatalan Perjanjian atau Pemecahan Perjanjian Di dalam pembatasan tuntutan ganti rugi telah diatur dalam Pasal 1247 dan Pasal 1248 KUH Perdata. Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian bertujuan membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian diadakan. 6 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa,1985) hal.43 3) Peralihan Risiko Peralihan risiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa barang dan menjadi obyek perjanjian sesuai dengan Pasal 1237 KUH perdata. Jika debitur melakukan wanprestasi maka kreditur dapat menuntut salah satu dari lima kemungkinan sebagai berikut : 1. Dapat menuntut pembatalan atau pemutusan perjanjian. 2. Dapat menuntut pemenuhan perjanjian. 3. Dapat menuntut penggantian kerugian. 4. Dapat menuntut pembatalan dan penggantian kerugian. 5. Dapat menuntut pemenuhan dan pengganti kerugian. Kerugian yang bisa dimintakan penggantikan itu tidak hanya biaya-biaya yang sungguh-sungguh telah dikeluarkan (kosten), atau kerugian yang sungguhsungguh menimpa benda si berpiutang (schaden), tetapi juga berupa kehilangan keuntungan (interessen), yaitu keuntungan yang didapat seandainya siberhutang tidak lalai (winstderving). B. Ruang Lingkup Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan 1. Dasar Hukum Pasar Modal Pasar modal merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi negara, sebab itu negara selalu berkepentingan untuk turut mengatur jalannya pasar modal. Kegiatan pasar modal pada umumnya dilakukan oleh lembaga-lembaga, antara lain Pusat Perdagangan Sekuritas atau resminya disebut Bursa Efek (Stock Market), Lembaga Kliring dan lembagalembaga keuangan lainnya yang kegiatannya terkait satu dengan lainnya 7. Menjalankan kegiatan pasar modal harus berjalan dengan baik oleh karena itu para pelaku pasar modal harus mengetahui dasar hukum yang mengatur mengenai pasar modal, dasar hukum pasar modal tercantum dalam: Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, menyatakan bahwa : ”Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Pasar modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memperdagangkan efek. Masalah mengenai pengawasan pasar modal diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yang menyatakan bahwa : (1) Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan Pasar Modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal yang selanjutnya disebut Bapepam. 7 Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004) hal. 7. (2) Bapepam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pembangunan nasional, untuk itu kegiatan pasar modal perlu mendapatkan pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan efisien. Pelaksana pengawas pasar modal diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yang menyatakan bahwa : “Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat”. Pelaksana pengawas pasar modal seperti telah dijelaskan adalah Bapepam, dengan tujuan adalah untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undangundang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Bapepam berwenang untuk: 1. Memberi : a. Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan Efek, Penasiihat Investasi, dan Biro Adsministrasi Efek b. Izin orang perseorangan bagi wakil Penjamin Emisi Efek, wakil Perantara Pedagang Efek, dan wakil Manajer Investasi c. Persetujuan bagi Bank Kustodian 2. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat. 3. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru. 4. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran. 5. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan tiap pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap undangundang ini dan atau peraturan pelaksanaannya. 6. Mewujudkan pihak untuk : a. Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan pasar modal, atau b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud, 7. Melakukan pemeriksaan terhadap : a. Setiap emiten atau perusahaan publik yang telah atau diwajibkan menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam, atau b. Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan undang-undang ini. 8. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam angka 7. 9. Mengumumkan hasil pemeriksaan. 10. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek atau menghentikan transaksi bursa atas efek untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal 11. Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat. 12. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud. 13. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal. 14. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal. 15. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknik atas Undangundang ini atau peraturan pelaksaannya. 16. Menetapkan instrumen lain sebagai efek selain yang telah ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 17. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang ini. Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, kegiatan pasar modal perlu mendapat pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien. Bapepam diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur, dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan menempuh upaya-upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan dan pengarahan maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi. 2. Pengertian Pasar Modal Secara prinsip, pasar modal (capital market) tak ubahnya sama dengan pasar-pasar yang lain, yakni tempat orang melakukan transaksi jual beli. Di dalamnya terdapat orang yang berperan sebagai penjual, pembeli dan barang yang diperdagangkan. Mereka melaksanakan perannya masing-masing. Penjual menawarkan barang dagangannya sedangkan pembeli mencari barang kebutuhan. Mereka berinteraksi melakukan tawar menawar, dan biasanya disusul dengan transaksi jual beli. Pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa Efek adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun keatas. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya 8. Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai berikut: “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. 8 Ibid, hal. 13. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu ; 9 a. Sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. b. Pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masingmasing instrument. Pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam bentuk instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk modal (equity) dan utang. Istilah pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari capital market, yang berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dana untuk modal suatu perusahaan. Pasar modal merupakan tempat orang membeli atau menjual surat efek yang baru dikeluarkan. Pasar modal Indonesia memperdagangkan efek dalam wujud instrumen modal dan utang, instrumen derivatif seperti surat pengganti atau bukti sementara 9 M.Irsan Nasarudin, Indra Surya, dan Ivan, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) hal. 32. dari efek, bukti keuntungan dan surat-surat jaminan, hak-hak untuk memesan atau membeli saham atau obligasi,warrant, dan option. Instrumen pasar modal dapat dibedakan atas surat berharga yang bersifat utang (bond atau obligasi) dan surat berharga yang bersifat pemilikan (saham atau equity), perakteknya, saham maupun obligasi dapat diperbanyak ragamnya. Saham dan obligasi diderivasikan dalam beberapa jenis yang penggolongannya dapat ditentukan menurut kriteria yang melekat pada masing-masing instrumen. Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek bertindak sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan untuk memperdagangkan efek di antara mereka. Marak dan rumitnya kegiatan pasar modal, menuntut adanya perangkat hukum sehingga pasar lebih teratur, adil, dan sebagainya. Jadi hukum pasar modal mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Di Indonesia, terdapat Undang-Undang Pasar Modal, yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang mengatur tentang pasar modal. Menurut Undang-Undang ini, Bapepam diberi kewenangan sebagai pengawas dan memiliki otoritas penyelidikan serta penyidikan. 3. Instrumen Pasar Modal Instrumen atau produk yang diperdagangkan di pasar modal disebut dengan efek. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Derivatif dari Efek adalah turunan dari efek, baik efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atas sejumlah efek pada harga dan dalam waktu tertentu. Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud diterbitkan. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjam meminjam efek atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek. Saham (Stocks) Saham adalah salah satu intrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Dengan memiliki saham, berarti kita ikut memiliki perusahaan sehingga berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perusahaan-perusahaan yng ingin menambah modal usaha dapat menerbitkan saham, kemudian menjual saham tersebut melalui mekanisme penawaran umum (go public) dengan bantuan perusahaan efek selaku penjamin emisi efek dan selaku perantara pedagang efek. 10 Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali menabung, maka akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa nasabah telah menyetor sejumlah uang. Dan bila nasabah membeli saham, maka nasabah akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa nasabah memiliki perusahaan penerbit saham tersebut. Saham antara lain dibedakan dalam berapa jenis, yaitu : 11 Saham Biasa (Common Stocks) Saham biasa (common stock) paling dikenal masyarakat, Saham biasa juga merupakan saham yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Saham biasa paling menarik baik bagi pemodal maupun bagi emiten. Saham Preferen (Preferred Stocks) Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang 10 Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta: Visimedia, 2010) hal. 198. 11 Ibid, hal. 201. dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yang pertama mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar dividen. Persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu, ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham, memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible) dengan saham biasa. Saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham preferen. Dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham: 12 Dividen Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS, jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka 12 Ibid, hal. 199. pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode di mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen adalah salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-lain, dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai (cash dividend) dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham (stock dividend) yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Capital Gain. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder, misalnya seorang pemodal membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000,- kemudian menjualnya dengan harga per saham Rp 3.500,- yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500,- untuk setiap saham yang dijualnya. Pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. misalnya seorang pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk high return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital gain) dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Risiko-risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya: 13 Tidak Mendapat Dividen. Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan, dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Potensi 13 Ibid, hal.200. keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut. Capital Loss. Pemodal tidak selalu mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya dalam aktivitas perdagangan saham. Pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli, dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss, misalnya seorang pemodal memiliki saham Indosat (ISAT) dengan harga beli Rp 9.000,- namun beberapa waktu kemudian dijual dengan harga per saham Rp 8.000,- yang berarti pemodal tersebut mengalami capital loss Rp 1.000,- untuk setiap saham yang dijual. Untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham dalam jual beli saham, maka seorang investor rela menjual saham dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah cut loss. Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut, sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di-delist. Pemegang saham dalam kondisi perusahaan akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditur atau pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. Saham dihapus catatkan dari Bursa Efek (Delisting) Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan di Bursa Efek alias di-delist. Perusahaan didelist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan pencatatan Efek di Bursa. Saham yang telah didelist tentu saja tidak lagi diperdagangkan di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di Luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya. Obligasi (Bond) Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dialihkan. Obligasi berisi janji dari pihak penerbit obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi. Jadi, transaksi obligasi dapat berakibat hukum terjadinya utang-piutang. Perusahaan penerbit obligasi disebut pihak yang memiliki utang (berutang/debitur), sedangkan pembeli obligasi disebut pihak yang memiliki piutang (berpiutang/kreditur). 14 Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun, nilai obligasi naik, sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi turun. 14 Ibid, hal. 205. Perbedaan antara saham dan obligasi antara lain : 15 1. Saham adalah satu bukti pemilikan saham, dan obligasi merupakan bukti pengakuan utang. 2. Obligasi, walaupun jangka panjang, tetap ada jatuh temponya (kecuali perpectual bonds yang kini hampir musnah), sedangkan saham tidak memiliki jatuh tempo. 3. Perusahaan penerbit obligasi tetap wajib membayar bunga dan pokok utang meskipun merugi, sedangkan penerbit saham yang sedang merugi tidak wajib membagikan keuntungan (dividen). 4. Perusahaan penerbit obligasi yang tidak mampu membayar bunga dan pokok utang dapat dipailitkan, sedangkan perusahaan penerbit saham yang tidak dapat memberikan dividen tidak dapat dipailitkan. Jenis obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia ada tiga macam, yaitu sebagai berikut: 16 1. Corporate bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun badan usaha swasta. 2. Government bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintahan RI. 15 16 Ibid, hal. 206. Ibid, hal. 206. 3. Retail bonds, yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik dalam bentuk corporate bonds maupun government bonds. Varian jenis-jenis obligasi nyaris tak terbatas, rumpun aktiva keuangan yang bernama obligasi bisa dikelompokkan berdasar tipe emiten, berdasar maturity atau masa jatuh temponya, berdasar agunan, berdasar ada atau tidaknya indeksasi pelunasan, berdasarkan variasi penetapan tingkat bunga, berdasarkan ada atau tidaknya hak penukaran atau konversi, dan seterusnya. Pasar modal Indonesia, saat ini, diperdagangkan dua jenis obligasi, yaitu obligasi biasa dan konversi, perbedaannya adalah dalam kelompok obligasi biasa terdapat variasi yang cukup kaya, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan swasta, obligasi yang memiliki tingkat bunga tetap dan mengambang, dan untuk kelompok obligasi konversi adalah obligasi tersebut memiliki waktu jatuh tempo. Obligasi konversi juga dapat ditukar dengan saham biasa, bahkan setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa, pada dasarnya obligasi memiliki beberapa jenis, berikut ini adalah penjelasan mengenai jenisjenis obligasi, yaitu: 17 1) Dilihat dari sisi penerbit a) Corporate Bonds 17 Ibid, hal. 208. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta. b) Government Bonds Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. c) Municipal Bond Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility). 2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga a) Zero Coupon Bonds Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. b) Coupon Bonds Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya. c) Fixed Coupon Bonds Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik. d) Floating Coupon Bonds Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. 3) Dilihat dari hak penukaran atau opsi a) Convertible Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya. b) Exchangeable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. c) Callable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. d) Putable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. 4) Dilihat dari segi jaminan a) Secured Bonds Obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah: 1) Guaranteed Bonds Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga 2) Mortgage Bonds Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap. 3) Collateral Trust Bonds Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya. b) Unsecured Bonds Obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum. 5) Dilihat dari segi nilai nominal a) Konvensional Bonds Obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot. b) Retail Bonds Obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. 6) Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil a) Convensional Bonds Obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga. b) Syariah Bonds Obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah. 1) Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten. 2) Obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui atau diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan. 7) Dilihat dari cara peralihannya a) Beared bond/aan toonder obligatie Obligasi yang tidak mencantumkan nama pemegangnya sehingga orang yang memegang Atas Unjuk obligasi merupakan tersebutlah obligasi yang dianggap sebagai pemiliknya. Dengan menunjukkan sertifikat Obligasi Atas Unjuk pada saat jatuh tempo si pemegangnya akan mendapatkan hak atas pelunasan pokok maupun bunga obligasi tersebut. b) Registered bond/naam obligatie Obligasi Atas Nama adalah obligasi yang mencantumkan nama pemegangnya. Obligasi Atas Nama dapat dibedakan sebagai berikut. Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman. Di obligasi ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi dank upon bunga dilekatkan padanya. Obligasi atas nama untuk bunga. Di obligasi ini, nama pemiliki tidak tercantum pada sertifikat obligasi, tetapi nama dan alamat pemilik dicatat di perusahaan penerbit obligasi untuk memudahkan penghitungan bunga. Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman dan bunga. Di obligasi ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi, tetapi tidak tercantum di kupon bunga. Pembayaran pokok dan bungan langsung disampaikan kepada pemilik obligasi yang namanya tercantum di perusahaan penerbit obligasi. Investasi dengan membeli obligasi, wajib mengerti dan menyadari benar mengenai risiko dan potensi keuntungannya yang terkandung dalam instrumen obligasi, dua hal yang perlu diperhatikan untuk pemodal, yaitu : 1) Manfaat Obligasi Obligasi dikenal sebagai fixed income securities atau surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap (misalnya sebesar 16% per tahun) pada waktu yang telah ditetapkan, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun sekali. Obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian. 2) Risiko Obligasi Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi adalah sulitnya memperkirakan perkembangan suku bunga, padahal harga obligasi sangat tergantung dari perkembangan suku bunga, bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian karena harga obligasi akan turun. c. Reksa Dana (Mutual Funds) Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas, selain itu Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Reksa Dana adalah wadah yang 18 dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dalam reksa dana, masyarakat pemodal tidak langsung menginvestasikan uangnya untuk membeli efek di pasar modal, melainkan mereka membeli produk reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi itulah yang akan mengelola dana-dana yang dihimoun dari masyaraat pemodal untuk membeli efek-efek yang dinilai menguntungkan. Kelak, jika investasi yang dilakukan oleh manajer investasi mendatangkan keuntungan, keuntungan tersebut akan dikembalikan kepada para pemodal sesuai kesepakatan. Sementara itu, manajer investasi akan mendapat uang jasa (fee) sesuai kesepakatan. 19 Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara lain: 20 18 Ibid, hal. 237. Ibid, hal. 236. 20 Ibid, hal. 237. 19 1) Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko, contohnya, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Reksa Dana mengumpulkan dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi. 2) Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal, menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. 3) Efisiensi waktu. Hal ini disebabkan karena jika melakukan investasi pada reksa dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasi karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut. Reksa Dana selalu mendatangkan keuntungan juga mengandung berbagai risiko, antara lain: 21 1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. 21 Ibid, hal. 238. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut. 2. Risiko Likuiditas Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut. 3. Risiko Wanprestasi Risiko ini merupakan risiko terburuk, di mana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi halhal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana. Dilihat dari bentuknya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi : 22 1) Reksa Dana Berbentuk Perseroan (Corporate Type) 22 Ibid, hal. 242. Bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut di investasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksa Dana bentuk Perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi Reksa Dana Perseroan yang tertutup dan Reksa Dana Perseroan yang terbuka. a) Reksa Dana Terbuka (open-end-fund) adalah reksa dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahammnta dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi, tetapi harus menjual saham tersebut melalui bursa efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan. b) Reksa Dana Tertutup (close-end-fund) adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Pemegang saham reksa dana jenis ini dapat menjual kembali sahamnya (atau unit penyertaannya) setiap saat melalui manajer investasi dan bank custodian dengan harga sesuai NAB per saham atau NAB per unit penyertaan yang berlaku saat itu. 2) Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual Type) Reksa Dana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan, di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan Reksa Dana yang berbentuk Perseroan. d. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (Indonesian Depository Receipt) Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek Utama yang dititipkan secara kolektif pada Bank Kustodian yang telah mendapat persetujuan Bapepam. Bapepam telah mengeluarkan peraturan tentang SPEI ini, namun sampai saat ini belum ada perusahaan yang menerbitkan Efek jenis ini di Indonesia. 4. Instrumen Efek Derivatif Efek-efek derivatif yang terdapat dalam pasar modal antara lain right, warrant, option. Efek-efek ini pada dasarnya merupakan kelanjuan dari efek yang telah terlebih dahulu dipasarkan Indonesian Depository Receipt. 23 a. Right Right adalah sama dengan HMETD (hak memesan efek terlebih dahulu) yang ditujukan bagi pemegang saham sebelumnya. Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan harga tertentu. Hak dalam right sering disebut preemtive right, yaitu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi 23 Ibid, hal. 217. pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru. 24 b. Option (Opsi) Adalah suatu suatu privelsa atau hak istimewa untuk membeli atau menjual, menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui dan biasanya dengan ganti rugi atau harga. Option mempunyai dua tipe, yaitu call option. Call option adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli tidak hanya saham, tetapi juga aset keuangan yang telah ditentukan jumlah, harga dan waktunya. Put option adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain sejumlah efek pada harga dan dalam waktu tertentu. 25 c. Warrant (Waran/Surat Saham) Adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu perusahaan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh penerbit waran/emiten. Harga pasar saham dapat berubah-ubah setelah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Letika harga saham naik lebih tinggi, pemilik waran akan mendapat keuntungan karena dapat membeli saham dengan harga awal. Sebaliknya, jika harga saham turun lebih rendah daripada harga awal, pemilik waran akan mengalami kerugian sesuai harga 24 25 Ibid, hal. 232. Ibid, hal. 218. waran karena waran tidak dapat digunakan untuk membeli saham dengan harga lebih rendah dari pada harga pasar. Umumnya, waran dapat diperdagangkan di bursa sehingga pemilik waran mendapat keuntungan (capital gain) jika bisa menjual waran lebih tinggi daripada harga beli. 26 5. Para Pihak dalam Pasar Modal Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitnya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Para pelaku yang terkait dalam pasar modal 27: a. Perusahaan Efek. Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi. 1) Penjamin Emisi Efek. Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. 26 Ibid, hal. 228. Marzuki Usman, Singgih Riphat, Syahrir, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, (Jakarta: Institut Bankir Indonesia dan Jurnal Keuangan & Moneter, 1997) hal. 33. 27 2) Perantara Pedagang Efek. Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain. 3) Manajer Investasi. Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usaha adalah mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Emiten Berdasarkan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Bila suatu perusahaan melakukan penawaran umum melalui pasar modal berarti dana yang diperoleh dari publik, baik individu maupun institusi. Pemanfaatan dana publik didorong oleh tiga hal, yaitu : 1) Perluasan Usaha atau Ekspansi Suatu perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya harus memperluas usaha (ekspansi) dan perluasan usaha membutuhkan manajemen yang profesional dan tambahan modal. 2) Perbaikan Struktur Modal Restrukturisasi modal (capital restructurization) yaitu merubah komposisi modal dimana modal saham menjadi lebih besar dan modal pinjaman menjadi lebih kecil. Hal ini dilakukan bila perusahaan mengalami kerugian karena dibebani oleh pembayaran bunga dan cicilan hutangnya. 3) Divestasi (divestment) Divestasi adalah tindakan mengalihkan saham dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru. c. Investor Investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai kelebihan dana dan menggunakannya untuk investasi 28. Banyak orang atau badan hukum yang memiliki kelebihan dana tetapi hanya sedikit yang mampu melakukan investasi yang lebih menguntungkan, hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat pendidikan, akses terhadap informasi dan berbagai kebijakan pemerintah yang mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan investasi. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing, membedakan antara investor asing dan domestik. 28 Ibid, hal 45. Investor adalah pihak yang berperan dalam kegiatan pasar modal, bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar modal adalah keberadaan investor. 1) Investor Asing diatur dalam, Pasal 1 butir 6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing menyatakan bahwa : “Investor asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia”. Kehadiran investor asing di pasar modal Indonesia sebenarnya membawa dampak yang baik bagi prekonomian Indonesia, namun dengan adanya permasalahan politik dan ekonomi yang terjadi di Indonesia, serta penegakan hukum yang lemah, tidak adanya jaminan keamanan yang memadai membuat banyak investor asing mundur dari pasar modal Indonesia. 2) Investor Domestik diatur dalam, Pasal 1 butir 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing menyatakan bahwa : “Investor domestik adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia”. Kehadiran investor domestik di pasar modal Indonesia sangatlah diharapkan, karena hanya dengan investor domestik yang kuat akan mendukung pasar modal yang stabil dan tidak mudah dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu, seperti investor asing yang dengan mudah memindahkan investasinya. Investor mempunyai dua kesempatan untuk melakukan investasi di pasar modal dengan tujuan yang berbeda, yaitu : 1) Kesempatan pertama pada pasar perdana (primary market), yaitu kesempatan antara saat ijin go public diberikan kepada perusahaan sampai waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara emiten dengan penjamin emisinya. 2) Kesempatan kedua pada pasar sekunder (secondary market), yaitu kesempatan setelah saham perusahaan terdaftar/listed di bursa. Investor berasal dari berbagai lapisan masyarakat karena itu tujuan modalnya pun berbeda-beda. Berdasarkan tujuan investasi maka investor dapat dibedakan dalam empat kelompok, yaitu : a) Investor yang tujuannya adalah untuk memperoleh dividen. Investor ini mengincar perusahaan yang sudah stabil yang menjamin keuntungan yang relatif stabil. b) Investor yang bertujuan berdagang. Harga saham seringkali mengalami perubahan tergantung kekuatan penawaran dan permintaan. Perubahan harga tersebut membuat beberapa pemodal mengambil posisi sebagai pedagang yang memperdagangkan saham-saham di bursa. Tujuan utama pembelian saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dari selisih positif harga beli dengan harga jual (capital gain). Mereka membeli saham pada waktu harganya turun dan menjualnya kembali pada saat harga saham meningkat. c) Kelompok yang berkepentingan dalam pemilikan perusahaan. Investasi dalam kelompok ini cenderung memilih saham perusahaan yang sudah memiliki nama dan reputasi yang baik, posisinya dalam perusahaan adalah sebagai pemilik perusahaan (owners). c) Kelompok spekulator. Yaitu sekelompok individu yang melakukan aksi jual beli saham berdasarkan factor-faktor spekulasi. 6. Lembaga Penunjang Pasar Modal Lembaga penunjang pasar modal merupakan lembaga yang memiliki peran strategis dalam mendorong perkembangan pasar modal dan berfungsi sebagai penunjang pasar modal. Beberapa aturan dan sifat yang berlaku di pasar modal membutuhkan lembaga penunjang khusus pasar modal. Lembaga penunjang harus memberikan jasa yang diperlukan oleh emiten atau investor. Posisi lembaga penunjang berada diantara emiten dan investor. Lembaga penunjang tersebut adalah : 29 a. Biro Administrasi Efek. Biro Administrasi Efek (BAE) adalah salah satu lembaga penunjang pasar modal yang memegang peranan penting dalam menyelenggarakan administrasi perdagangan efek, baik pada pasar perdana maupun pasar sekunder. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 8 Tahun1995 Tentang Pasar Modal, Biro Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan Emiten melaksanakan pencacatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan dengan efek. b. Kustodian (Tempat Penitipan Harta) Berdasarkan Pasal 1 angka 8 Undang-unang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Pihak yang dapat menjadi Kustodian adalah 29 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta: Visimedia, 2010) hal. 99-110. Perusahaan Efek atau bank umum yang telah mendapat persetujuan dari Bapepam. c. Wali Amanat (Trustee) Wali Amanat (trust agent) adalah lembaga yang dipercaya untuk mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas kredit. Menurut Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang. Peranan Wali Amanat diperlukan dalam emisi obligasi dan sebagai pemimpin dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO). Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI No. 696/KMK. 011/1985/, Wali Amanat mempunyai tugas pokok mewakili dan melindungi kepentingan para pemegang obligasi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian perwaliamanatan. Perwaliamanatan dalam suatu emisi obligasi dapat dilakukan secara bersama-sama dalam bentuk sindikat wali amanat. Wali amanat melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut : 1) Menganalisa kemampuan dan kredibilitas emiten. 2) Menilai sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang diterima olehnya sebagai penjamin. 3) Memberikan nasehat yang diperlukan emiten. 4) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan bersama emiten dan penjamin emisi efek. 5) Mengawasi pelunasan pinjaman pokok serta bunganya yang harus dipenuhi emiten tepat pada waktunya. 6) Bertindak sebagai agen utama pembayaran. 7) Terus-menerus mengikuti perkembangan pengelolaan perusahaan emiten dan lain-lainnya. 8) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh suatu wali amanat. Anggota direksi dan atau komisarisnya harus mempunyai kedudukan yang bebas, dalam arti tidak mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak dengan emiten. 7. Profesi Penunjang Pasar Modal Eksistensi Profesi Penunjang Pasar Modal diatur dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan berbagai peraturan pelaksanaannya. Tanggung jawab utama Profesi Penunjang Pasar Modal adalah membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan keterbukaan, berkaitan dengan prinsip keterbukaan, maka Profesi Penunjang Pasar Modal harus membantu emiten dalam mempersiapkan prospektus dan laporan tahunan. Profesi Penunjang Pasar Modal harus memahami Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya serta ikut bertanggung jawab terhadap kepatuhan dan ketaatan emiten, karena itu, independensi Profesi Penunjang Pasar Modal merupakan hal yang sangat penting. Profesi Penunjang Pasar Modal meliputi : a. Akuntan Publik Akuntan publik adalah profesi penunjang pasar modal yang memegang peranan kunci dalam menjamin kewajaran penyajian informasi keuangan yang merupakan informasi yang kepentingan yang harus dimuat dalam setiap pernyataaan pendaftaran efek. Akuntan publik adalah pihak pertama yang akan dihubungi oleh perusahaan jika mereka akan melakukan penawaran umum. Akuntan publik juga bertindak sebagai konsultan bisnis dan keuangan perusahaan dalam proses penawaran umum. Perusahaan yang mempunyai rencana untuk melakukan penawaran umum sebaiknya telah mempunyai hubungan baik dengan akuntan publik dan bila proses penawaran umum telah selesai sebaiknya manajemen perusahaan tetap mempunyai hubungan dengan akuntan publik yang dapat memberi nasihat dalam waktu yang panjang, sebab perusahaan yang telah menjadi perusahaan publik harus diaudit oleh akuntan yang telah ditunjuk pada waktu penawaran umum. Akuntan publik bertanggung jawab terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan peraturan Bapepam. Standar Pemeriksaan merupakan patokan bagi para pemeriksa dalam melakukan tugas pemeriksaannya. b. Notaris Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Notaris diperlukan dalam emisi saham untuk membuat akta Perubahan Anggaran Dasar Emiten, Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, Perjanjian antar Penjamin Emisi Efek dan Perjanjian Agen Penjual, sedangkan dalam emisi obligasi, Notaris diperlukan untuk membuat Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian Penanggungan. Notaris bertanggung jawab atas semua perjanjian yang dibuatnya dan terdapat profesinya kepada organisasi profesinya. Notaris harus independen dan memahami peraturan pasar modal agar dapat menjalankan peranannya dengan baik. c. Konsultan Hukum Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang ditunjuk oleh emiten untuk memberikan dan menandatangani pendapat hukum mengenai emisi. Konsultan Hukum diperlukan dalam setiap emisi efek untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion) mengenai : 1) Anggaran Dasar emiten serta perubahannya 2) Izin usaha emiten 3) Bukti pemilikan/penguasaan harta kekayaan emiten 4) Perikatan oleh emiten dengan pihak lain 5) Perkara perdata dan pidana yang menyangkut emiten dan pribadi pengurus Tanggung jawab Konsultan Hukum hanya sebatas pada nilai kebenaran atas dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan dari segi hukum termasuk yang berhubungan dengan peranan Akuntan Publik. Konsultan Hukum hanya menilai dari segi hukum atas laporan keuangan yang dibuat oleh Akuntan Publik. Profesi sebagai Konsultan Publik diperlukan syarat-syarat tertentu seperti mengikuti pendidikan khusus tentang pasar modal yang diadakan oleh BPLK (Badan Pengawas Lembaga Keuangan), sanggup memeriksa sesuai dengan Standar Pemeriksaan Hukum dan Standar Pendapat Hukum, Kode Etik Profesi serta bersikap independen. d. Perusahaan Penilai (Appraiser) Perusahaan Penilai adalah salah satu lembaga profesi yang berperan dalam menentukan nilai wajar dari harta perusahaan. Perusahaan Penilai diperlukan untuk mengetahui nilai harta tetap suatu perusahaan yang merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai keadaan perusahaan yang go public. Nilai merupakan informasi bagi investor dalam mengambil keputusan investasi, dalam melakukan penilaian harta kekayaan suatu perusahaan dalam rangka go public, Perusahaan Penilai harus memperhatikan beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi fisik, penyusutan, tingkat teknologi yang digunakan dan letak dari harta yang dinilai, agar investor dapat membacanya dengan mudah maka isi laporan harus jelas,singkat, padat, sistematis dan dalam bentuk yang standar. Penilaian dimaksudkan untuk go public maka Perusahaan Penilai harus menyadari bahwa laporan penilainya bersifat terbuka dan merupakan salah satu informasi yang sangat diperlukan oleh investor untuk mengambil keputusan investasi. Perusahaan Penilai juga harus menyadari konsekuensi dari laporan yang menyesatkan dan tidak ditunjang oleh data yang akurat. Investor dapat menuntut Perusahaan Publik untuk bertanggung jawab atas kerugian yang dideritanya akibat laporan menyesatkan yang dibuat oleh Perusahaan Publik. 8. Prinsip Keterbukaan Apabila diperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum pasar modal, maka pengaturannya sangat banyak mengenai ketentuan kewajiban keterbukaan (mandatory disclosure) bagi emiten atau perusahaan publik. Oleh karena itu terdapat pendapat bahwa fokus sentral dari hukum pasar modal ini adalah prinsip keterbukaan (disclosure principle), oleh karena perannya membuat investor atau pemegang saham dan pelaku-pelaku bursa mempunyai informasi yang cukup dan akurat dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Dengan informasi ini dapat diantisipasi terjadinya perbuatan curang (fraudulent acts) atau misleading statement berupa misrepresentasion atau omission dan misstatement serta insider trading di pasar modal. 30 Dalam Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) disebutkan bahwa, “Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dan efek tersebut”. Namun, UUPM yang mengatur kewajiban keterbukaan belum cukup mengatur pelaksanaan keterbukaan tersebut. Terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban keterbukaan tersebut. Misalnya, terdapat kejadian yang wajib diungkapkan oleh emiten, tetapi ketentuan standar fakta material atas kejadian tersebut tidak tegas atau tidak cukup penetuan standarnya. Sedangkan fakta material adalah napas berjalannya UUPM yang mengatur kewajiban keterbukaan tersebut. Apabila penentuan standar fakta material tidak tegas atau tidak cukup, maka jalannya kewajiban keterbukaan akan terhambat. Di samping itu, batas waktu penyampaian fakta material masih perlu ditekankan penerapannya. 31 Pelaksanaan sistem keterbukaan merupakan upaya meminimalisasi risiko dari informasi yang tidak akurat, agar risiko yang dihadapi investor dapat dibatasi 30 Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008) hal. 51. 31 Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal mengenai Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008) hal. 1. sebab risiko itu inherent dalam instrument investasinya. Di samping itu, prinsip keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi disebabkan melalui keterbukaan akan terbentuk suatu penilaian (judgement) terhadap investasi, yang dapat menentukan pilihan secara optimal terhadap portofolio mereka. Makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi akan makin tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya akan menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalu pasar modal. Apabila dirinci tujuan prinsip keterbukaan di pasar modal oleh Emiten atau perusahaan publik kepada investor, maka rinciannya adalah pertama untuk menciptakan mekanisme pasar efisien. Pasar efisien sering didefinisikan sebagai pasar dimana harga saham dipengaruhi semua informasi yang tersedia secara langsung. Menurut John C. Coffee, Jr, bahwa pasar yang efisien tersebut berkaitan dengan sistem keterbukaan, karena pada dasarnya sistem keterbukaan berusaha menyediakan informasi teknis (technical information) bagi analis saham dan professional pasar, dimana secara dalil yang wajar mereka merupakan daya penggerak yang pada dasarnya mempertahankan pasar efisien. Untuk memahami esensi keterbukaan wajib dalam rangka menciptakan pasar efisien tersebut, akan lebih dipahami dengan memperhatikan apa yang telah diamati oleh Brad M. Barber, Paul A. Griffin dan Baruch Lev. Mereka mengatakan, bahwa dalam suatu pasar efisien seluruh informasi publik disampaikan secara cepat dan penuh dicerminkan kepada harga saham. 32 Kedua, perlindungan terhadap investor, khususnya investor biasa (unsophisticated investors) dari penipuan. Karena tujuan prinsip keterbukaan tersebut dilakukan dengan cara menyamakan akses terhadap informasi diantara para pelaku pasar. Cara penyamaan akses tersebut diantara investor akan dapat menjaga kepercayaan investor dan dapat mencegah terjadinya penipuan. Apabila hukum yang mewajibkan prinsip keterbukaan ditegaskan secara fair dan mengandung unsur creditability serta accountability, maka kejahatan dalam bentuk misstatement atau misrepresentation dan omission yang mengakibatkan pernyataan menyesatkan (misleading statement) akan dapat diatasi. Sebab dengan prinsip keterbukaan itu membuat kegiatan yang dilakukan manajemen sangat mudah dideteksi. 33 Dengan demikian unsophisticated investors, yang pada umumnya kurang dapat mengakses informasi dibandingkan dengan investor potensial yang profesional, dapat terlindung dari eksploitasi. Karena terdapat pendapat, bahwa “investor yang tidak mengetahui informasi adalah termasuk sebagai investor tereksploitasi.” Dalam perkataan lain, “barang siapa yang mengetahui sedikit informasi akan memperoleh suatu deal yang merugikan.” Di pihak lain, eksploitasi akan membuat rasa ketakutan dan ketakutan eksploitasi ini akan merusak kepercayaan. Meskipun investor tersebut terbukti mengalami kerugian ataupun tidak dirugikan. Investor yang tereksploitasi dari informasi ini sangat 32 33 Ibid, hal. 3. Ibid, hal.4. dirugikan, dibandingkan dengan investor lain yang memiliki informasi, yang karena informasi tersebut ia berada dalam posisi yang diuntungkan (informational advantage). Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa fungsi keterbukaan tersebut melindungi investor dari ketakutan eksploitasi. 34 Dalam mencapai tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor tersebut hanya dapat diharapkan terpenuhi adalah sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan informasi lainnya yang mengandung fakta material. Dengan penyampaian informasi yang demikian kepada investor akan dapat menghindari investor dari bentuk-bentuk penipuan (fraud) atau manipulasi (deceit) serta hal-hal lainnya yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang (fraudulent acts), seperti melalui misrepresentation atau omission yang pada akhirnya mengakibatkan pernyataan menyesatkan. 35 Tujuan keterbuakaan yang kedua tersebut mendasari pengaturan ketentuan keterbuakaan supaya dilakukan secara akurat dan penuh dan dalam melakukan keterbukaan tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh ketentuan keterbukaan yang diatur dalam hukum pasar modal, agar tidak menimbulkan pernyataan yang menyesatkan bagi investor, seperti informasi yang salah. Karena 34 Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001) hal. 61. 35 Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: PT. Tatanusa, 2006) hal. 187. menurut Fraud-on-the-Market-Theory informasi yang salah, yang masuk ke pasar secara cepat akan merubah harga suatu saham. 36 Ketiga, membantu menetapkan harga yang akurat. Sebab dengan prinsip keterbukaan akan mudah diperoleh informasi. Hal ini didasarkan pengamatan sebagaimana yang diuraikan Saul Levmore, yang menguraikan bahwa apabila informasi secara relative mudah untuk diperoleh para pelaku pasar modal, maka informasi tersebut akan masuk kepasar dengan nilai kebenaran yang sangat akurat. 37 Tujuan-tujuan ini saling terikat satu sama lain, dengan diterapkannya kewajiban keterbukaan dapat menghindarkan atau meminimalisir kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi investor. Sebab pelaksanaan atas kewajiban keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi atau fakta material. Tanpa kewajiban keterbukaan ini mustahil terciptanya pasar yang efisien, bahkan sebaliknya tanpa kewajiban keterbukaan bisa terjadi kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau terdapat suatu informasi atau fakta material yang belum tersedia untuk publik, tetapi telah di-disclose kepada orang-orang tertentu, seperti seseorang atau kelompok investor lainnya diantara para investor di pasar modal. Oleh karena yang wajib di-disclose hanyalah informasi yang mengandung fakta material, perlu digarisbawahi apa yang dimaksud dengan informasi atau 36 Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal mengenai Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008) hal. 5. 37 Ibid. fakta material sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Pasar Modal. Menurut ketentuan ini informasi atau fakta material adalah “informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi efek pada Bursa Efek dan keputusan pemodal, calon pemodal serta pihak lain berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”. Ketentuan mengenai informasi atau fakta material tersebut relevan dengan ketentuan yang terdapat dalam Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep86/PM/1996 yang terlampir dalam Peraturan Nomor X.K.1, yang menyatakan, bahwa “setiap perusahaan publik atau emiten yang Pernyataan Pendaftaran telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terdapatnya informasi atau fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal”. 38 Undang-Undang Pasar Modal dan Keputusan Ketua BAPEPAM telah merinci mengenai peristiwa material, yang harus dilaporkan emiten dan perusahaan publik, yaitu sebagai berikut: 39 1. Merger, konsolidasi; pembelian saham atau pembentukan usaha patungan; 2. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham; 3. Pendapatan dan dividen yang luar biasa sifatnya; 4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5. Produk atau penemuan baru yang berarti; 6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; 38 Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008) hal. 52. 39 Ibid. 7. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang; 8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya; 9. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material; 10. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; 11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan komisaris perusahaan; 12. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain; 13. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan; 14. Penggantian wali amanat; 15. Perubahan tahun fiskal perusahaan. C. Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal Sesuai dengan definisi dan tujuan bursa efek yang menginginkan tercapainya perdagangan efek yang teratur, efisien dan wajar, perdagangan/transaksi efek di lantai bursa dilakukan dengan sistem tertentu, tidak seperti jual beli di pasar pada umumnya. Walaupun ada istilah “mekanisme pasar” tetapi istilah ini semata-mata menunjukkan bahwa harga/kurs efek yang terbentuk di lantai bursa dilakukan oleh kekuatan supply dan demand, sehingga upayaupaya curang atau manipulasi dan bentuk-bentuk manuver yang sedemikian rupa mempengaruhi perdagangan bursa sehingga timbul image atau keadaan/rush atas efek-efek tertentu sehingga berakibat aksi jual beli yang tidak wajar adalah perbuatan kriminal. Sistem jual beli saham di bursa efek ada dua, yaitu : a. Call/Lelang Perdagangan saham dengan cara ini sama dengan lelang yang kita kenal. Perdagangan dilakukan oleh pimpinan call sebagai juru lelang. Para peminat melakukan penawaran melalui pimpinan call. Dalam hal ini dapat terjadi bahwa Pimpinan Call memprioritaskan kepada penawar yang lebih dulu menawar. Sistem ini diberlakukan untuk saham-saham yang baru listing di bursa, 2 hari pertama diperdagangkan, tetapi sistem ini telah ditinggalkan dan tak dipakai lagi. b. Continues/terus-menerus Hari ke 3 setelah listing barulah efek diperdagangkan selama jam kerja bursa berlangsung. Penawaran jual maupun beli berlangsung terusmenerus. Perdagangan hanya dilakukan oleh anggota bursa yang menjalankan order dari investor. Hukum pasar akan mengatur kurs saham, kekuatan penawar dan permintaanlah yang akan menentukan harga. Transaksi efek berbeda sesuai tingkat pasarnya, pasar perdana dan pasar sekunder, tetapi yang pasti transaksi yang dilakukan investor didahului dengan order kepada perantara perdagangan efek. Lain halnya jika perusahaan efek juga sekaligus berkualifikasi sebagai dealer, karena sebagai dealer Perusahaan Efek juga melakukan transaksi atas namanya sendiri/tanpa order investor. a. Transaksi Efek Pasar Perdana Pasar perdana adalah tumpuan bagi emiten untuk memperoleh dana segar dari masyarakat, tetapi disini juga merupakan media penilaian masyarakat atas kinerja perusahaan. Jika masyarakat beranggapan bahwa perusahaan tersebut unjuk kerjanya bagus maka sahamnya akan diminati masyarakat banyak. Emisi efek pertama pertama dilakukan selama 6 hari bursa saja. Harus diingat saham yang ditawarkan di pasar perdana ini belum dicatatkan di bursa. Setelah izin emisi efek dikeluarkan oleh BAPEPAM make Emiten mengadakan limited hearing yang umumnya diikuti lembaga-lembaga investasi atau pihak-pihak tertentu yang dianggap sebagai calon investor potensial. Langkah berikutnya adalah menyebarkan prospektus kepada masyarakat sebagai calon investor untuk menarik minat mereka. Harga efek yang ditawarkan telah ditetapkan oleh Emiten dan Penjamin Emisi. Harga efek dalam pasar perdana ditetapkan lebih tinggi daripada harga nominalnya. Proses transaksi efek pasar perdana bisa dilakukan setelah persyaratan Emisi Efek telah dipenuhi oleh Emiten. Adapun proses transaksi efek pasar perdana adalah sebagai berikut: 1) Emiten dan Penjamin Emisi membuka Masa Penawaran Umum/Terbuka yang diumumkan melalui masa. Masa Penawaran Umum hanya terbatas 6 hari bursa saja. 2) Calon investor menghubungi alamat-alamat tertentu untuk mendapatkan formulir pemesanan. 3) Selanjutnya calon investor mengisi formulir untuk menentukan banyaknya efek yang diinginkan dan mengembalikan formulir sekaligus menyerahkan uang/dana sesuai dengan permintaan jumlah saham yang akan dibeli. 4) Selesainya masa Penawaran Umum/Terbuka maka Emiten akan menghitung banyaknya permintaan. Jika terjadi oversubcrized maka Emiten dan Penjamin Emisi akan mengadakan allotment/penjatahan yang mengutamakan investor kecil. Sebaliknya jika terjadi undersubcrized maka Penjamin Emisi yang bertanggungjawab sesuai dengan kontrak yang telah disepakati 5) Saham akan diserahkan kepada investor dalam bentuk SKS (Surat Kolektif Saham). Saham disimpan di kustodian yang telah dikontrak dan pengembalian dana/refund jika terjadi oversubscrized. Ini dilakukan maksimum 12 hari bursa. 6) Saham yang telah berpindah tangan dicatatkan Emiten di Bursa Efek Reguler untuk dapat diperdagangkan di bursa sekunder. Setelah selesai Pasar Perdana berarti Emiten tidak akan memperoleh apaapa lagi atas setiap transaksi efek di Pasar Sekunder, tetapi kinerja perusahaan akan ikut mempengaruhi pergerakan harga saham di lantai bursa. Hubungan Emiten dan Penjamin Emisi bisa dibilang telah selesai, namun adakalanya underwriter besar biasanya berupaya agar harga efek tidak terlalu merosot beberapa saat setelah Pasar Perdana. b. Transaksi Efek Pasar Sekunder Perdagangan di bursa efek regular yang dilakukan oleh investor baik dalam posisi jual maupun beli tidak bisa dilakukan langsung oleh investor yang bersangkutan. Perdagangan di lantai bursa dilaksanakan oleh perantara perdangan efek yang diberi mandat oleh pihak yang akan membeli atau menjual saham (Pasal 1 angka 18). Prosedur jual atau beli saham yang dilakukan pelaku pasar modal secara umum dapat digambarkan sebagai sebagai berikut: 40 1) Investor Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau perusahaan efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah, investor dapat melakukan kegiatan transaksi. 2) Broker Menerima Order dari Nasabah Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan secara langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon atau sarana komunikasi lainnya. 3) Order dari Broker Diteruskan kepada Floor Trader Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang disebut floor trader. 40 Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta: Visimedia, 2010) hal.342. 4) Memasukkan Order ke JATS (Jakarta Automatic Trading System) Floor Trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke dalam system komputer JATS. Di lantai bursa efek, ada ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry order-order dari nasabah. Seluruh order yang masuk ke system JATS dapat dipantau, baik oleh floor trader, petugas di kantor broker, dan investor. Dalam tahap ini, ada komunikasi antara pihak broker dan investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa perubahan order seperti perubahan harga penawaran dan beberapa perubahan lainnya. 5) Transaksi Telah Terjadi Pada tahap ini, order yang dimasukkan ke JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan tercatat di JATS sebagai transaksi yang telah terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap ini, floor trader atau petugas di kantor broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa order yang disampaikan terlah terpenuhi. 6) Penyelesaian Transaksi (Settlement) T+3 Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi adalah penyelesaian transaksi atau sering disebut settlement. Investor tidak otomatis mendapatkan hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan beberapa proses seperti kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain. Pada akhirnya, hak-hak investor terpenuhi, seperti investor yang menjual saham akan mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian saham akan mendapatkan saham. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), proses penyelesaian transaksi berlangsung selama tiga hari bursa. Artinya, jika kita melakukan transaksi hari ini (T), hak-hak kita akan dipenuhi paling lama tiga hari bursa berikutnya, atau dikenal dengan istilah T+3. Dengan berpindahnya efek dari investor jual ke investor beli tidak secara otomatis memindahkan hak dan kewajiban yang melekat pada efek tersebut kepada investor beli. Jika saham itu telah dibalik-nama/cessi (Pasal 42 KUHD) barulah hak dan kewajiban yang ada pada efek tersebut beralih. Mekanisme transaksi di lantai bursa bisa diikuti setiap saat (real time) melalui perangkat sistem komputer yang berhubungan dengan lantai bursa (JATS). Monitoring ini bisa diikuti oleh investor di galeri efek. Hasil pantauan para investor ini akan mempengaruhi keputusan jual atau beli. Jenis order dapat dibedakan atas dasar batasan waktu dan harga : a. Menurut batasan harga: 1) Pesanan Terbatas/Limited Price Order Nasabah menetapkan harga tertentu. 2) Pesanan Pasar/Market Price Order Nasabah menetapkan harga sesuai kurs pasar. 3) Pesanan Terbatas/Best Price Order Nasabah menyerahkan kepada pialang untuk mendapatkan harga terbaik. b. Menurut batasan waktu: Pesanan Biasa/Regular Order Berlaku untuk satu hari bursa/pada saat order dikeluarkan saja. GTC (Good Till Cancel) Berlaku otomatis sampai hari bursa kelima atau dibatalkan oleh investor/klien. D. Sistem Jakata Automatic Trading System di Pasar Modal Pasar Modal merupakan instrumen ekonomi yang berperan besar dalam memajukan perekonomian Indonesia di masa datang, karena berdasarkan Undangundang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasar Modal Indonesia memiliki posisi strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Oleh sebab itu maka, usaha pengembangan pasar modal menjadi salah satu titik sentral untuk mendukung lajunya pertumbuhan perekonomian nasional. PT Bursa Efek Indonesia sebagai penyelenggara kegiatan di bursa efek menerapkan sistem perdagangan bersifat otomatisasi yang disebut dengan Jakarta Automatic Trading System (JATS). Jakarta Automatic Trading System (JATS), adalah sistem perdagangan efek terpadu yang berbasis komputer. 41 Sistem yang terdapat pada Jakarta Automatic Trading System (JATS) didukung oleh beberapa sub sistem, yaitu sistem pengawasan (surveillance and compliance), 41 hal. 65. Vonny Dwiynti, Wawasan Bursa Saham, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1999) sistem keanggotaan, sistem pencatatan, dan sistem pengelolaan data statistik dan historikal. Jakarta Automatic Trading System (JATS) terdiri dari komponen perangkat keras dan komponen perangkat lunak, yang dirancang untuk menjadikan sistem yang mempunyai kemampuan yang tinggi dan dapat memberikan waktu respon yang sangat cepat. Sistem ini juga mudah untuk dikembangkan dan diperbaharui. Komponen utama dari Jakarta Automatic Trading System (JATS) 42 adalah : a. Trading Engine Adalah komputer yang berfungsi untuk melaksanakan proses perdagangan yaitu komputer yang menampung order yang dimasukkan oleh pialang, mengirimkan informasi pasar ke pialang workstation dan melakukan perjumpaan order jual dan order beli untuk dialokasi. b. Gateway Adalah komputer untuk menghubungkan pialang workstation dan trading engine dengan tujuan untuk meratakan distribusi lalu lintas data dari pialang workstation ke trading engine dan sebaliknya. c. Pialang workstation Adalah sarana bagi Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) untuk: 1) Memasukkan order jual atau order beli 2) Melihat status transaksi yang terjadi dan melihat status order 3) Melaporkan hasil deal/kesepakatan yang terjadi kepapan negosiasi. 42 Marzuki Usman Singgih Riphat dan Syahrir Ika, Pengetahuan Pasar Modal, (Jakarta: Jurnal Keuangan dan Moneter, 1997) hal. 190. Jakarta Automatic Trading System (JATS) dibuat untuk menggantikan sistem perdagangan manual.Perdagangan yang dilakukan sebelumnya secara manual menyebabkan perubahan hal-hal berikut: 43 a. Lantai bursa penuh dengan papan tulis tempat para pialang menuliskan transaksi. b. Jumlah maksimal transaksi yang dapat diangani oleh bursa hanya sekitar 5000 transaksi. c. Terbukanya kesempatan yang tidak sama bagi para pialang. d. Biaya per unit transaksi menjadi tinggi. e. Memungkinkan terjadinya kolusi antar pialang dalam mengatur bunga efek. f. Informasi pasar tidak dapat di informasikan kepada investor secara tepat waktu dengan tingkat akurasi tinggi. Mengatasi kondisi tersebut, diperlukan suatu sistem perdagangan yang computerized, cepat, efisien, dan memberikan pelayanan yang sama kepada para pemakainya. JATS merupakan pilihan yang tepat untuk itu, pemakaian JATS bertujuan untuk: a. Meningkatkan Integritas dan likuiditas pasar. b. Mengakomodasi perdagangan dari pasar domestik dan pasar internasional. 43 M.Irsan Nasarudin, Indra Suryadan Ivan, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2004) hal. 138. c. Menjadikan Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa di dunia. Aplikasi JATS ini mampu memproses hingga 50.000 transaksi per hari dan dapat ditingkatkan sampai 75.000 transaksi per hari. Bila optimalisasi pengguna aplikasi ini rampung, maka JATS dapat memproses transaksi hingga 500.000 transaksi per hari. Sehingga para pihak yang berkepentingan bisa memantau melalui aplikasi JATS ini informasi mengenai: a. Harga, porsi asing, (perintah jual dan perintah beli di pasar modal). b. Data dari informasi yang telah dilakukan. Selain itu juga JATS bisa memberikan fasilitas seperti: a. Menempatkan informasi (perintah jual dan perintah beli dipasar nonreguler). b. Memasukkan hasil akhir dari negosiasi yang telah disepakati di papan negoisasi. c. Menerima Informasi yang berhubungan dengan corporate action. d. Menerima pesan-pesan atau pengumuman dari bursa efek. Dengan diterapkannya sistem perdagangan melaui JATS, PT Bursa Efek Indonesia telah mampu menjalankan perdagangan di bursa secara maksimal, maksudnya perdagangan telah dilakukan dengan cepat dan otomatis serta efisien. E. Transaksi dan Proses terjadinya Wanprestasi Sistem Jakarta Automatic Trading System (JATS) Hubungan pertama dalam melakukan investasi di Pasar Saham di BEI adalah hubungan antara Investor dengan Perusahaan Efek atau lebih dikenal dengan Perusahaan Sekuritas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan transaksi antara Investor dengan PerusahaanEfek/Perusahan Sekuritas: 1. Pembukaan Rekening Seseorang yang akan menginvestasikan (Investor) uangnya di pasar modal dalam bentuk pembelian saham, tentunya tidak bisa langsung membeli di Bursa Efek Indonesia. Ia wajib menempuh prosedur-prosedur yang sekaligus merupakan mekanisme jual/beli dalam Bursa Efek Indonesia. Dalam hal ini, Perusahaan Efek adalah gerbang utama daripada investor. Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-dokumen yang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor untuk menyetorkan Deposit atau sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi yang mulai dari Rp. 50.000.000,- . Perusahaan Efek merupakan suatu lembaga yang dapat melakukan kegiatan sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, manajer investasi, penasihat investasi serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Perusahaan Efek sebagai lembaga kepercayaan masyarakat mempunyai peran strategis dalam menjaga kelangsungan Pasar Modal. Oleh karena itu, otoritas pasar modal yaitu BAPEPAM telah menetapkan berbagai ketentuan operasional dalam melakukan kegiatan Perusahaan Efek. Perusahaan efek dituntut untuk memelihara likuiditas yang cukup sehingga mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Sebagai contoh, apabila Perusahaan Efek melakukan transaksi pembelian efek untuk nasabah dan nasabah tersebut tidak dapat menyerahkan dana pada waktu yang ditentukan, maka Perusahaan Efek wajib melakukan pembayaran atas transaksi efek untuk nasabahnya tersebut. Perusahaan Efek yang dimaksud diatas adalah perusahaan efek yang telah menjadi Anggota Bursa Efek dan telah memperoleh izin dari BAPEPAM. 2. Perintah Jual Beli dengan menggunakan JATS Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan. Perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek bersangkutan. Semua transaksi akan dikirim ke system computer Jakarta Automatic Trading System yang disingkat dengan JATS. 3. Netting,pemindahbukuan antar rekening, dan hasil penyelesaian transaksi - Netting Pada proses ini akan terjadi Netting. Netting adalah kegiatan Kliring yang dilakukan oleh KPEI yang menimbulkan hak dan kewajiban setiap Anggota Kliring untuk menyerahkan atau menerima sejumlah Efek tertentu yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh Efek yang ditransaksikan. - Pemindahbukuan Antar Rekening & Hasil Penyelesaian Transaksi Setelah netting akan dilakukan pemindah bukuan antar rekening. Setelah itu, Hasil penyelesaian transaksi disampaikan kepada masing-masing perusahaan efek. Proses penyelesaian transaksi biasanya membutuhkan waktu tiga hari. Hubungan kedua yang dilakukan oleh investor dalam melakukan investasi adalah hubungan antara investor dengan Bursa Efek Indonesia. Hubungan ini terjadi bila investor sudah melaksanakan hubungan awal yang telah dijelaskan diatas yaitu hubungan antara investor dengan Perusahaan Efek atau Perusahaan Sekuritas. Sebelum memasuki penjelasan mengenai hubungan Investor dengan BEI, perlulah memahami secara singkat mengenai Harga Saham, Pemantauan atas harga saham oleh investor serta jenis-jenis Index di BEI. Harga Saham Harga sebuah saham dapat berubah naik turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimaksukkan ke system JATS. Order yang terjadi pada JATS dapat berupa: a. Penawaran Pasar b. Permintaan Pasar Perlu diingat bahwa BEI, anggota bursa ataupun emiten tidak mempengaruhi atau tidak terlibat dalam pembentukan harga. Di lantai perdagangan BEI terdapat lebih dari 400 terminal komputer di mana para pialang dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order-order tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu. Para Investor dapat memantau pergerakan atau posisi harga saham melalui beberapa cara, antara lain: a. Memantau pergerakan harga saham melalui monitor yang terdapat di kantor Perusahaan Efek b. Melihat pergerakan saham melalui situs web bursa atau fasilitas internet lainnya c. Melihat perubahan saham di harian atau surat kabar d. Memantau melalui radio Terdapat tiga segmen Pasar di Bursa Efek Indoneksia yaitu: a. Pasar Reguler : Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3). b. Pasar Negosiasi : Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan tidak secara lelang yang berkesinambungan (Non Continuous Auction Market) dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa Efek. c. Pasar Tunai : Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0). Bursa Efek memasuki era perdagangan yang sepenuhnya elektronik, sehingga terjadi peningkatan kegiatan transaksi yang sangat pesat, hal ini tentu harus diimbangi dan diiringi dengan tuntutan penyelesaian transaksi yang cepat demi menjaga keselamatan dan keamanan transaksi, serta perlindungan hukum kepada semua pihak, terutama bagi investor. Mengingat transaksi yang dilakukan di BEI mayoritas dalam bentuk saham, sebagai barang berharga saham harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi agar terhindar dari berbagai jenis risiko yang mungkin timbul, seperti risiko hilang, rusak, dipalsukan, dicuri bahkan terjadi gagal serah dan gagal bayar yang merugikan investor. Tingkat risiko akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar di BEI, dan proses penyelesaian transaksi akan berjalan lamban sehingga menimbulkan bahaya bagi sistem perdagangan saham, yaitu pasar menjadi tidak efisien. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam mengantisipasi peningkatan transaksi saham dan demi mewujudkan kegiatan pasar modal yang lebih teratur, efisien dan aman berdasarkan amanat Undang-undang Pasar Modal adalah dengan terlaksananya sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading system) dengan penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan (book entry settlement), sehingga tidak ada lagi pergerakan saham secara fisik. Pelaksanaan scripless trading system ini juga merupakan tuntutan kebutuhan pasar agar lebih kompetitif dan berdaya saing global dalam menuju pasar modal yang modem sesuai dengan rekomendasi IOSCO (Organisasi Bapepam se Dunia). Dalam pelaksanaan scripless trading, BEI sebagai penyelenggara transaksi yang berperan sebagai front office harus didukung penuh oleh suatu lembaga yang mem-back up penyelesaian transaksi perdagangan di bursa. Lembaga tersebut adalah Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Kedua lembaga tersebut yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang menjalankan fungsi LKP dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menjalankan fungsi LPP berperan sebagai back office yang menyelenggarakan penyelesaian transaksi. Mekanisme pelaksanaan scripless trading sarat dengan teknologi canggih, dan untuk mencapai tujuan menuju scripless trading tentu banyak kendala yang dihadapi baik oleh KPEI maupun KSEI yang bersifat internal yakni SDM maupun ekstemal yaitu teknologi dan para pelaku bursa, juga kendala yang bersifat yuridis. Terhadap risiko yang mungkin timbul, KPEI telah mengantisipasinya dengan pengendalian risiko dan KSEI dengan melakukan pengamanan operasional.