penyelesaian wanprestasi di pasar modal dalam sistem jats

advertisement
BAB II
ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM
PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC
TRADING SYSTEM (JATS)
A. Wanprestasi
Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah
memenuhi prestasinya masing-masing seperti yang telah diperjanjikan tanpa ada
pihak yang dirugikan. Tetapi adakalanya perjanjian tersebut tidak terlaksana
dengan baik karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak atau
debitur.
Perkataan wanprestasi berasal dari bahasa Belanda, yang artinya prestasi
buruk yang timbul dari adanya perjanjian yang dibuat oleh satu orang atau lebih
dengan satu orang atau lebih lainnya (obligatoire overeenkomst) 5. Adapun yang
dimaksud dengan wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian
atau kesalahannya, debitur tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah
ditentukan dalam perjanjian dan bukan dalam keadaan memaksa. Tidak
dipenuhinya kewajiban oleh debitur disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu :
1. Karena kesalahan debitur, baik dengan sengaja tidak dipenuhinya
kewajiban maupun karena kelalaian,
2. Karena keadaan memaksa (overmacht), force majeure, jadi di luar
kemampuan debitur, dalam arti bahwa debitur di sini dianggap tidak
bersalah. Adanya kesalahan harus dipenuhi syarat-syarat :
5
Pasal 1313 KUHPerdata “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”
a) Perbuatan yang dilakukan harus dapat dihindarkan.
b) Perbuatan tersebut dapat dipersalahkan kepada pembuat, yaitu bahwa
orang tersebut dapat menduga tentang akibatnya.
Apakah suatu akibat itu dapat diduga atau tidak, akan tetapi harus diukur
secara objektif dan subjektif. Objektif yaitu apabila menurut manusia yang normal
akibat tersebut dapat diduga dan subjektif jika akibat tersebut menurut keahlian
seseorang dapat diduga. Berdasarkan penjelasan di atas bahwa kesalahan
mempunyai pengertian yaitu dalam arti luas yang meliputi kesengajaan dan
kelalaian, dan dalam arti sempit yang hanya meliputi kelalaian saja.
Bentuk-bentuk dari wanprestasi yaitu:
1) Tidak memenuhi prestasi sama sekali;
Sehubungan dengan dengan debitur yang tidak memenuhi prestasinya
maka dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali.
2) Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya;
Apabila prestasi debitur masih dapat diharapkan pemenuhannya, maka
debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya.
3) Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru.
Debitur yang memenuhi prestasi tapi keliru, apabila prestasi yang keliru
tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak memenuhi
prestasi sama sekali.
Sedangkan menurut Subekti, bentuk wanprestasi ada empat macam yaitu: 6
1) Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan;
2) Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya;
3) Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat;
4) Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
Akibat-akibat wansprestasi berupa hukuman atau akibat-akibat bagi
debitur yang melakukan wansprestasi , dapat digolongkan menjadi tiga kategori,
yakni :
1) Membayar Kerugian yang Diderita oleh Kreditur (Ganti Rugi)
Ganti rugi sering diperinci meliputi tiga unsur, yakni:
a. Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata
sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak;
b. Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan
kreditur yang diakibat oleh kelalaian si debitur;
c. Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah
dibayangkan atau dihitung oleh kreditur.
2) Pembatalan Perjanjian atau Pemecahan Perjanjian
Di dalam pembatasan tuntutan ganti rugi telah diatur dalam Pasal 1247 dan
Pasal 1248 KUH Perdata. Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian
bertujuan membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum perjanjian
diadakan.
6
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: Intermasa,1985) hal.43
3) Peralihan Risiko
Peralihan risiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi
suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak yang menimpa barang dan
menjadi obyek perjanjian sesuai dengan Pasal 1237 KUH perdata.
Jika debitur melakukan wanprestasi maka kreditur dapat menuntut salah
satu dari lima kemungkinan sebagai berikut :
1. Dapat menuntut pembatalan atau pemutusan perjanjian.
2. Dapat menuntut pemenuhan perjanjian.
3. Dapat menuntut penggantian kerugian.
4. Dapat menuntut pembatalan dan penggantian kerugian.
5. Dapat menuntut pemenuhan dan pengganti kerugian.
Kerugian yang bisa dimintakan penggantikan itu tidak hanya biaya-biaya
yang sungguh-sungguh telah dikeluarkan (kosten), atau kerugian yang sungguhsungguh menimpa benda si berpiutang (schaden), tetapi juga berupa kehilangan
keuntungan (interessen), yaitu keuntungan yang didapat seandainya siberhutang
tidak lalai (winstderving).
B. Ruang Lingkup Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan
1. Dasar Hukum Pasar Modal
Pasar modal merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi
perkembangan ekonomi negara, sebab itu negara selalu berkepentingan untuk
turut mengatur jalannya pasar modal. Kegiatan pasar modal pada umumnya
dilakukan oleh lembaga-lembaga, antara lain Pusat Perdagangan Sekuritas atau
resminya disebut Bursa Efek (Stock Market), Lembaga Kliring dan lembagalembaga keuangan lainnya yang kegiatannya terkait satu dengan lainnya 7.
Menjalankan kegiatan pasar modal harus berjalan dengan baik oleh karena
itu para pelaku pasar modal harus mengetahui dasar hukum yang mengatur
mengenai pasar modal, dasar hukum pasar modal tercantum dalam:
Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal, menyatakan bahwa :
”Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek”.
Pasar modal bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memperdagangkan
efek.
Masalah mengenai pengawasan pasar modal diatur dalam Pasal 3
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yang menyatakan
bahwa :
(1) Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari kegiatan
Pasar
Modal dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal
yang selanjutnya disebut Bapepam.
7
Asril Sitompul, Pasar Modal Penawaran Umum dan Permasalahannya, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2004) hal. 7.
(2) Bapepam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri.
Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai
wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk
menunjang pembangunan nasional, untuk itu kegiatan pasar modal perlu
mendapatkan pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar dan
efisien.
Pelaksana pengawas pasar modal diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yang menyatakan bahwa :
“Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 dilaksanakan oleh Bapepam dengan tujuan mewujudkan
terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat”.
Pelaksana pengawas pasar modal seperti telah dijelaskan adalah
Bapepam, dengan tujuan adalah untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang
teratur.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Undangundang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, Bapepam berwenang untuk:
1. Memberi :
a. Izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan
Efek, Penasiihat Investasi, dan Biro Adsministrasi Efek
b. Izin orang perseorangan bagi wakil Penjamin Emisi Efek, wakil
Perantara Pedagang Efek, dan wakil Manajer Investasi
c. Persetujuan bagi Bank Kustodian
2. Mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali
Amanat.
3. Menetapkan
persyaratan
dan
tata
cara
pencalonan
dan
memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan atau direktur
serta menunjuk manajemen sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring
dan Penjaminan, serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau direktur yang baru.
4. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta
menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya pernyataan
pendaftaran.
5. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan tiap pihak dalam hal terjadi
peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap undangundang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.
6. Mewujudkan pihak untuk :
a. Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang
berhubungan dengan kegiatan pasar modal, atau
b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi
akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud,
7. Melakukan pemeriksaan terhadap :
a. Setiap emiten atau perusahaan publik yang telah atau diwajibkan
menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam, atau
b. Pihak yang dipersyaratkan memiliki izin usaha, izin orang
perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan
undang-undang ini.
8. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam
rangka pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud
dalam angka 7.
9. Mengumumkan hasil pemeriksaan.
10. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek
atau menghentikan transaksi bursa atas efek untuk jangka waktu
tertentu guna melindungi kepentingan pemodal
11. Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka waktu
tertentu dalam hal keadaan darurat.
12. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi
oleh Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, atau Lembaga
Penyimpanan
dan
Penyelesaian
serta
memberikan
keputusan
membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud.
13. Menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan
dan penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal.
14. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian
masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar
modal.
15. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknik atas Undangundang ini atau peraturan pelaksaannya.
16. Menetapkan instrumen lain sebagai efek selain yang telah ditentukan
dalam Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang
Pasar Modal.
17. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang
ini.
Pasar modal merupakan sumber pembiayaan dunia usaha dan sebagai
wahana investasi bagi para pemodal yang memiliki peranan yang strategis untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, kegiatan pasar modal perlu
mendapat pengawasan agar dapat dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien.
Bapepam diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur, dan
mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal. Pengawasan
tersebut dapat dilakukan dengan menempuh upaya-upaya, baik yang bersifat
preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan dan pengarahan maupun
secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi.
2. Pengertian Pasar Modal
Secara prinsip, pasar modal (capital market) tak ubahnya sama dengan
pasar-pasar yang lain, yakni tempat orang melakukan transaksi jual beli. Di
dalamnya terdapat orang yang berperan sebagai penjual, pembeli dan barang
yang diperdagangkan. Mereka melaksanakan perannya masing-masing. Penjual
menawarkan barang dagangannya sedangkan pembeli mencari barang kebutuhan.
Mereka berinteraksi melakukan tawar menawar, dan biasanya disusul dengan
transaksi jual beli.
Pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi dimana efek-efek
diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek (stock exchange) adalah
suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek
yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya. Fungsi
Bursa Efek adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang
wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Definisi pasar modal
menurut Kamus Pasar Uang dan Modal adalah pasar konkret atau abstrak yang
mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka
panjang, yaitu jangka satu tahun keatas. Pasar modal merupakan sarana
pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan
sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pasar modal memfasilitasi berbagai
sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya 8.
Pasal 1 butir 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar
Modal mendefinisikan pasar modal sebagai berikut:
“Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
8
Ibid, hal. 13.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu ; 9
a. Sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal
(investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan
untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain.
b. Pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada
instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masingmasing instrument.
Pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan efek dalam bentuk
instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk modal (equity) dan utang.
Istilah pasar modal dipakai sebagai terjemahan dari capital market, yang berarti
suatu tempat atau sistem bagaimana caranya memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dana untuk modal suatu perusahaan. Pasar modal merupakan tempat orang
membeli atau menjual surat efek yang baru dikeluarkan.
Pasar modal Indonesia memperdagangkan efek dalam wujud instrumen
modal dan utang, instrumen derivatif seperti surat pengganti atau bukti sementara
9
M.Irsan Nasarudin, Indra Surya, dan Ivan, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) hal. 32.
dari efek, bukti keuntungan dan surat-surat jaminan, hak-hak untuk memesan atau
membeli saham atau obligasi,warrant, dan option.
Instrumen pasar modal dapat dibedakan atas surat berharga yang bersifat
utang (bond atau obligasi) dan surat berharga yang bersifat pemilikan (saham atau
equity), perakteknya, saham maupun obligasi dapat diperbanyak ragamnya.
Saham dan obligasi diderivasikan dalam beberapa jenis yang penggolongannya
dapat ditentukan menurut kriteria yang melekat pada masing-masing instrumen.
Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan
yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan
pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek
bertindak sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau
sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan
tujuan untuk memperdagangkan efek di antara mereka. Marak dan rumitnya
kegiatan pasar modal, menuntut adanya perangkat hukum sehingga pasar lebih
teratur, adil, dan sebagainya. Jadi hukum pasar modal mengatur segala segi yang
berkenaan dengan pasar modal. Di Indonesia, terdapat Undang-Undang Pasar
Modal, yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang mengatur tentang pasar
modal. Menurut Undang-Undang ini, Bapepam diberi kewenangan sebagai
pengawas dan memiliki otoritas penyelidikan serta penyidikan.
3. Instrumen Pasar Modal
Instrumen atau produk yang diperdagangkan di pasar modal disebut
dengan efek. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Derivatif dari Efek adalah turunan dari efek, baik efek yang bersifat utang
maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Opsi adalah hak yang
dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atas sejumlah
efek pada harga dan dalam waktu tertentu. Waran adalah efek yang diterbitkan
oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan
saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau
lebih sejak efek dimaksud diterbitkan. Transaksi Bursa adalah kontrak yang
dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh
Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjam meminjam efek atau kontrak lain
mengenai efek atau harga efek.
Saham (Stocks)
Saham adalah salah satu intrumen pasar modal yang paling
umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat
keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari
seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan
terbatas. Dengan memiliki saham, berarti kita ikut memiliki perusahaan
sehingga berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Perusahaan-perusahaan yng ingin menambah modal usaha dapat
menerbitkan saham, kemudian menjual saham tersebut melalui
mekanisme penawaran umum (go public) dengan bantuan perusahaan
efek selaku penjamin emisi efek dan selaku perantara pedagang efek. 10
Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali
menabung, maka akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa nasabah
telah menyetor sejumlah uang. Dan bila nasabah membeli saham, maka
nasabah akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa nasabah
memiliki perusahaan penerbit saham tersebut.
Saham antara lain dibedakan dalam berapa jenis, yaitu : 11
Saham Biasa (Common Stocks)
Saham biasa (common stock) paling dikenal masyarakat,
Saham biasa juga merupakan saham yang paling banyak
digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Saham biasa
paling menarik baik bagi pemodal maupun bagi emiten.
Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham
preferen
merupakan
saham
yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena
bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi),
tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
10
Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta:
Visimedia, 2010) hal. 198.
11
Ibid, hal. 201.
dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham
biasa karena dua hal, yang pertama mewakili kepemilikan
ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis
di atas lembaran saham tersebut, dan membayar dividen.
Persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada
tiga hal yaitu, ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya,
dividennya tetap selama masa berlaku (hidup) dari saham,
memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan (convertible)
dengan
saham
biasa.
Saham
preferen
diperdagangkan
berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara
praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan
pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi
di pasar. Obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih
senior dibanding dengan saham preferen.
Dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau
memiliki saham: 12
Dividen
Yaitu
pembagian
keuntungan
yang
diberikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang
dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS, jika
seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka
12
Ibid, hal. 199.
pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam
kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan
saham tersebut berada dalam periode di mana diakui
sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. Dividen adalah salah satu daya tarik bagi
pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti
misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-lain,
dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen
tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen berupa uang tunai (cash dividend) dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa
dividen saham (stock dividend) yang berarti kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham
sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal
akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham
tersebut.
Capital Gain.
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan
harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas
perdagangan saham di pasar sekunder, misalnya seorang
pemodal membeli saham ABC dengan harga per saham Rp
3.000,- kemudian menjualnya dengan harga per saham Rp
3.500,- yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital
gain sebesar Rp 500,- untuk setiap saham yang dijualnya.
Pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar
keuntungan melalui capital gain. misalnya seorang
pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian
menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami
kenaikan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk high return, artinya saham merupakan surat berharga yang
memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga
berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal
untuk mendapatkan return atau keuntungan (capital gain)
dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun seiring
dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga
dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam
waktu singkat.
Risiko-risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan
sahamnya: 13
Tidak Mendapat Dividen.
Perusahaan akan membagikan dividen jika
operasi perusahaan menghasilkan keuntungan, dengan
demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen
jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Potensi
13
Ibid, hal.200.
keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen
ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
Capital Loss.
Pemodal tidak selalu mendapatkan capital
gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya dalam
aktivitas perdagangan saham. Pemodal harus menjual
saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli,
dengan demikian seorang pemodal mengalami capital
loss, misalnya seorang pemodal memiliki saham
Indosat (ISAT) dengan harga beli Rp 9.000,- namun
beberapa waktu kemudian dijual dengan harga per
saham Rp 8.000,- yang berarti pemodal tersebut
mengalami capital loss Rp 1.000,- untuk setiap saham
yang dijual. Untuk menghindari potensi kerugian yang
makin besar seiring dengan terus menurunnya harga
saham dalam jual beli saham, maka seorang investor
rela menjual saham dengan harga rendah. Istilah ini
dikenal dengan istilah cut loss. Disamping risiko di
atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan
dengan potensi risiko lainnya.
Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu
saja akan berdampak secara langsung kepada saham
perusahaan
tersebut,
sesuai
dengan
peraturan
pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu
perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara
otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan
dari Bursa atau di-delist. Pemegang saham dalam
kondisi perusahaan akan menempati posisi lebih rendah
dibanding kreditur atau pemegang obligasi, artinya
setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih
dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang
obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan
kepada para pemegang saham.
Saham dihapus catatkan dari Bursa Efek (Delisting)
Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal
adalah
jika saham
perusahaan
dikeluarkan
dari
pencatatan di Bursa Efek alias di-delist. Perusahaan didelist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk,
misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun,
tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama
beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai
dengan Peraturan pencatatan Efek di Bursa. Saham
yang telah didelist tentu saja tidak lagi diperdagangkan
di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di Luar
bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga
yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang
jauh dari harga sebelumnya.
Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan jangka
panjang yang dapat dialihkan. Obligasi berisi janji dari pihak penerbit
obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu
dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada
pihak pembeli obligasi. Jadi, transaksi obligasi dapat berakibat hukum
terjadinya utang-piutang. Perusahaan penerbit obligasi disebut pihak
yang memiliki utang (berutang/debitur), sedangkan pembeli obligasi
disebut pihak yang memiliki piutang (berpiutang/kreditur). 14 Penerbit
membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah
ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang
tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok
pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini
memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem
ekonomi menurun, nilai obligasi naik, sebaliknya jika bunga meningkat,
nilai obligasi turun.
14
Ibid, hal. 205.
Perbedaan antara saham dan obligasi antara lain : 15
1. Saham adalah satu bukti pemilikan saham, dan obligasi merupakan
bukti pengakuan utang.
2. Obligasi, walaupun jangka panjang, tetap ada jatuh temponya
(kecuali perpectual bonds yang kini hampir musnah), sedangkan
saham tidak memiliki jatuh tempo.
3. Perusahaan penerbit obligasi tetap wajib membayar bunga dan
pokok utang meskipun merugi, sedangkan penerbit saham yang
sedang merugi tidak wajib membagikan keuntungan (dividen).
4. Perusahaan penerbit obligasi yang tidak mampu membayar bunga
dan pokok utang dapat dipailitkan, sedangkan perusahaan penerbit
saham yang tidak dapat memberikan dividen tidak dapat
dipailitkan.
Jenis obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia ada
tiga macam, yaitu sebagai berikut: 16
1. Corporate bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh
perusahaan, baik perusahaan berbentuk Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) maupun badan usaha swasta.
2. Government bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh
Pemerintahan RI.
15
16
Ibid, hal. 206.
Ibid, hal. 206.
3. Retail bonds, yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam
satuan nilai nominal yang kecil, baik dalam bentuk
corporate bonds maupun government bonds.
Varian jenis-jenis obligasi nyaris tak terbatas, rumpun aktiva
keuangan yang bernama obligasi bisa dikelompokkan berdasar tipe
emiten, berdasar maturity atau masa jatuh temponya, berdasar agunan,
berdasar ada atau tidaknya indeksasi pelunasan, berdasarkan variasi
penetapan tingkat bunga, berdasarkan ada atau tidaknya hak penukaran
atau konversi, dan seterusnya. Pasar modal Indonesia, saat ini,
diperdagangkan dua jenis obligasi, yaitu obligasi biasa dan konversi,
perbedaannya adalah dalam kelompok obligasi biasa terdapat variasi
yang cukup kaya, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha
Milik Negara dan perusahaan swasta, obligasi yang memiliki tingkat
bunga tetap dan mengambang, dan untuk kelompok obligasi konversi
adalah obligasi tersebut memiliki waktu jatuh tempo. Obligasi konversi
juga dapat ditukar dengan saham biasa, bahkan setiap obligasi konversi
bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa, pada dasarnya obligasi
memiliki beberapa jenis, berikut ini adalah penjelasan mengenai jenisjenis obligasi, yaitu:
17
1) Dilihat dari sisi penerbit
a) Corporate Bonds
17
Ibid, hal. 208.
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b) Government Bonds
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c) Municipal Bond
Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan
publik (public utility).
2) Dilihat dari sistem pembayaran bunga
a) Zero Coupon Bonds
Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada
saat jatuh tempo.
b) Coupon Bonds
Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c) Fixed Coupon Bonds
Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan
secara periodik.
d) Floating Coupon Bonds
Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum
jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark)
tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata
tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan
swasta.
3) Dilihat dari hak penukaran atau opsi
a) Convertible Bonds
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham
milik penerbitnya.
b) Exchangeable Bonds
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan
afiliasi milik penerbitnya.
c) Callable Bonds
Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
d) Putable Bonds
Obligasi
yang
memberikan
hak
kepada
investor
yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada
harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4) Dilihat dari segi jaminan
a) Secured Bonds
Obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Kelompok ini,
termasuk di dalamnya adalah:
1) Guaranteed Bonds
Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan
penangguangan dari pihak ketiga
2) Mortgage Bonds
Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
3) Collateral Trust Bonds
Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit
dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan
yang dimilikinya.
b) Unsecured Bonds
Obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5) Dilihat dari segi nilai nominal
a) Konvensional Bonds
Obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1
miliar per satu lot.
b) Retail Bonds
Obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang
kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6) Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil
a) Convensional Bonds
Obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon
bunga.
b) Syariah Bonds
Obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam
obligasi syariah.
1) Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah
yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga
pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut
diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
2) Obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee
ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui atau diperhitungkan
sejak awal obligasi diterbitkan.
7) Dilihat dari cara peralihannya
a) Beared bond/aan toonder obligatie
Obligasi
yang
tidak
mencantumkan nama pemegangnya sehingga orang
yang
memegang
Atas
Unjuk
obligasi
merupakan
tersebutlah
obligasi
yang
dianggap
sebagai
pemiliknya. Dengan menunjukkan sertifikat Obligasi Atas Unjuk
pada saat jatuh tempo si pemegangnya akan mendapatkan hak
atas pelunasan pokok maupun bunga obligasi tersebut.
b) Registered bond/naam obligatie
Obligasi Atas Nama adalah obligasi yang mencantumkan nama
pemegangnya. Obligasi Atas Nama dapat dibedakan sebagai
berikut.
Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman. Di obligasi ini, nama
pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi dank upon bunga
dilekatkan padanya.
Obligasi atas nama untuk bunga. Di obligasi ini, nama pemiliki
tidak tercantum pada sertifikat obligasi, tetapi nama dan alamat
pemilik dicatat di perusahaan penerbit obligasi untuk
memudahkan penghitungan bunga.
Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman dan bunga. Di obligasi
ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi, tetapi
tidak tercantum di kupon bunga. Pembayaran pokok dan
bungan langsung disampaikan kepada pemilik obligasi yang
namanya tercantum di perusahaan penerbit obligasi.
Investasi dengan
membeli obligasi, wajib mengerti dan
menyadari benar mengenai risiko dan potensi keuntungannya yang
terkandung dalam instrumen obligasi, dua hal yang perlu diperhatikan
untuk pemodal, yaitu :
1) Manfaat Obligasi
Obligasi dikenal sebagai fixed income securities atau
surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, yaitu
berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan jumlah
yang tetap (misalnya sebesar 16% per tahun) pada waktu
yang telah ditetapkan, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan atau
satu tahun sekali. Obligasi juga mengenal penghasilan dari
capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan
harga pembelian.
2) Risiko Obligasi
Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi
adalah sulitnya memperkirakan perkembangan suku
bunga, padahal harga obligasi sangat tergantung dari
perkembangan suku bunga, bila suku bunga bank
menunjukkan
kecenderungan
meningkat,
pemegang
obligasi akan menderita kerugian karena harga obligasi
akan turun.
c. Reksa Dana (Mutual Funds)
Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang
tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko
atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun
dana
dari
masyarakat
yang
memiliki
modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya
memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas, selain itu Reksa
Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal
untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Reksa
Dana
adalah
wadah
yang
18
dipergunakan
untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dalam
reksa dana, masyarakat pemodal tidak langsung menginvestasikan
uangnya untuk membeli efek di pasar modal, melainkan mereka
membeli produk reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi.
Manajer investasi itulah yang akan mengelola dana-dana yang
dihimoun dari masyaraat pemodal untuk membeli efek-efek yang
dinilai menguntungkan. Kelak, jika investasi yang dilakukan oleh
manajer investasi mendatangkan keuntungan, keuntungan tersebut
akan dikembalikan kepada para pemodal sesuai kesepakatan.
Sementara itu, manajer investasi akan mendapat uang jasa (fee)
sesuai kesepakatan. 19
Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi
dalam Reksa Dana, antara lain: 20
18
Ibid, hal. 237.
Ibid, hal. 236.
20
Ibid, hal. 237.
19
1) Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat
melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat
memperkecil risiko, contohnya, seorang pemodal dengan dana
terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin
dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Reksa Dana
mengumpulkan dana dalam jumlah yang besar sehingga akan
memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal
maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai
jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
2) Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi
di pasar modal, menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli
bukanlah
pekerjaan
yang
mudah,
namun
memerlukan
pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua
pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
3) Efisiensi waktu. Hal ini disebabkan karena jika melakukan
investasi pada reksa dana dimana dana tersebut dikelola oleh
manajer investasi profesional, pemodal tidak perlu repot-repot
untuk memantau kinerja investasi karena hal tersebut telah
dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
Reksa Dana selalu mendatangkan keuntungan juga mengandung
berbagai risiko, antara lain: 21
1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
21
Ibid, hal. 238.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham,
obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio
Reksa Dana tersebut.
2. Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer
Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan
kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer
Investasi
kesulitan
dalam
menyediakan
uang tunai
atas
redemption tersebut.
3. Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, di mana risiko ini dapat
timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan
kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau
membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi halhal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak
yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen
pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan
penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
Dilihat dari bentuknya, Reksa Dana dapat dibedakan
menjadi : 22
1) Reksa Dana Berbentuk Perseroan (Corporate Type)
22
Ibid, hal. 242.
Bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana
menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana
dari hasil penjualan tersebut di investasikan pada berbagai jenis
Efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang.
Reksa Dana bentuk Perseroan dibedakan lagi berdasarkan
sifatnya menjadi Reksa Dana Perseroan yang tertutup dan Reksa
Dana Perseroan yang terbuka.
a) Reksa Dana Terbuka (open-end-fund) adalah reksa dana yang
dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahammnta
dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah
dikeluarkan. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual
kembali sahamnya kepada manajer investasi, tetapi harus
menjual saham tersebut melalui bursa efek tempat saham
reksa dana tersebut dicatatkan.
b) Reksa Dana Tertutup (close-end-fund) adalah reksa dana
yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah
dijual kepada pemodal. Pemegang saham reksa dana jenis ini
dapat menjual kembali sahamnya (atau unit penyertaannya)
setiap saat melalui manajer investasi dan bank custodian
dengan harga sesuai NAB per saham atau NAB per unit
penyertaan yang berlaku saat itu.
2) Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Contractual
Type)
Reksa Dana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit
Penyertaan, di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian
diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk
inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah
dibandingkan dengan Reksa Dana yang berbentuk Perseroan.
d. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (Indonesian Depository Receipt)
Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) adalah Efek yang memberikan hak kepada
pemegangnya atas Efek Utama yang dititipkan secara kolektif pada Bank Kustodian yang telah
mendapat persetujuan Bapepam. Bapepam telah mengeluarkan peraturan tentang SPEI ini, namun
sampai saat ini belum ada perusahaan yang menerbitkan Efek jenis ini di Indonesia.
4. Instrumen Efek Derivatif
Efek-efek derivatif yang terdapat dalam pasar modal antara lain right,
warrant, option. Efek-efek ini pada dasarnya merupakan kelanjuan dari efek
yang telah terlebih dahulu dipasarkan Indonesian Depository Receipt. 23
a. Right
Right adalah sama dengan HMETD (hak memesan efek terlebih
dahulu) yang ditujukan bagi pemegang saham sebelumnya.
Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang
memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli
saham baru yang akan dikeluarkan oleh emiten pada proporsi dan
harga tertentu. Hak dalam right sering disebut preemtive right,
yaitu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi
23
Ibid, hal. 217.
pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan dengan
pengeluaran saham baru. 24
b. Option (Opsi)
Adalah suatu suatu privelsa atau hak istimewa untuk membeli atau
menjual, menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan
sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui dan biasanya
dengan ganti rugi atau harga. Option mempunyai dua tipe, yaitu
call option. Call option adalah opsi yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli tidak hanya saham, tetapi juga aset
keuangan yang telah ditentukan jumlah, harga dan waktunya. Put
option adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau
menjual kepada pihak lain sejumlah efek pada harga dan dalam
waktu tertentu. 25
c. Warrant (Waran/Surat Saham)
Adalah hak untuk membeli saham atau obligasi dari satu
perusahaan dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya oleh
penerbit waran/emiten. Harga pasar saham dapat berubah-ubah
setelah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Letika harga saham naik lebih tinggi, pemilik waran akan
mendapat keuntungan karena dapat membeli saham dengan harga
awal. Sebaliknya, jika harga saham turun lebih rendah daripada
harga awal, pemilik waran akan mengalami kerugian sesuai harga
24
25
Ibid, hal. 232.
Ibid, hal. 218.
waran karena waran tidak dapat digunakan untuk membeli saham
dengan harga lebih rendah dari pada harga pasar. Umumnya, waran
dapat diperdagangkan di bursa sehingga pemilik waran mendapat
keuntungan (capital gain) jika bisa menjual waran lebih tinggi
daripada harga beli. 26
5. Para Pihak dalam Pasar Modal
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitnya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Para pelaku yang terkait dalam pasar modal 27:
a. Perusahaan Efek.
Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha
sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan atau
Manajer Investasi.
1) Penjamin Emisi Efek.
Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak
dengan Emiten untuk melakukan Penawaran Umum bagi
kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk
membeli sisa efek yang tidak terjual.
26
Ibid, hal. 228.
Marzuki Usman, Singgih Riphat, Syahrir, Pengetahuan Dasar Pasar Modal, (Jakarta:
Institut Bankir Indonesia dan Jurnal Keuangan & Moneter, 1997) hal. 33.
27
2) Perantara Pedagang Efek.
Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan
kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau
pihak lain.
3) Manajer Investasi.
Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatan usaha adalah
mengelola Portofolio Efek untuk para nasabah atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok
nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank
yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Emiten
Berdasarkan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal, emiten adalah pihak yang melakukan
penawaran umum. Bila suatu perusahaan melakukan penawaran
umum melalui pasar modal berarti dana yang diperoleh dari publik,
baik individu maupun institusi. Pemanfaatan dana publik didorong
oleh tiga hal, yaitu :
1) Perluasan Usaha atau Ekspansi
Suatu perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya harus
memperluas
usaha
(ekspansi)
dan
perluasan
usaha
membutuhkan manajemen yang profesional dan tambahan
modal.
2) Perbaikan Struktur Modal
Restrukturisasi modal (capital restructurization) yaitu merubah
komposisi modal dimana modal saham menjadi lebih besar dan
modal pinjaman menjadi lebih kecil. Hal ini dilakukan bila
perusahaan
mengalami
kerugian
karena
dibebani
oleh
pembayaran bunga dan cicilan hutangnya.
3) Divestasi (divestment)
Divestasi adalah tindakan mengalihkan saham dari pemegang
saham lama kepada pemegang saham baru.
c. Investor
Investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai
kelebihan dana dan menggunakannya untuk investasi 28. Banyak
orang atau badan hukum yang memiliki kelebihan dana tetapi
hanya sedikit yang mampu melakukan investasi yang lebih
menguntungkan, hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat
pendidikan, akses terhadap informasi dan berbagai kebijakan
pemerintah yang mengatur masalah-masalah yang berhubungan
dengan investasi. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang
Penanaman Modal Asing, membedakan antara investor asing dan
domestik.
28
Ibid, hal 45.
Investor adalah pihak yang berperan dalam kegiatan pasar
modal, bisa dikatakan salah satu indikator terpenting dalam pasar
modal adalah keberadaan investor.
1) Investor Asing diatur dalam, Pasal 1 butir 6 Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing
menyatakan bahwa :
“Investor asing adalah perseorangan warga negara asing, badan
usaha asing, atau pemerintah asing yang melakukan penanaman
modal di wilayah negara Republik Indonesia”.
Kehadiran investor asing di pasar modal Indonesia
sebenarnya membawa dampak yang baik bagi prekonomian
Indonesia, namun dengan adanya permasalahan politik dan
ekonomi yang terjadi di Indonesia, serta penegakan hukum yang
lemah, tidak adanya jaminan keamanan yang memadai membuat
banyak investor asing mundur dari pasar modal Indonesia.
2) Investor Domestik diatur dalam, Pasal 1 butir 5 Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Asing
menyatakan bahwa :
“Investor
domestik
adalah
perseorangan
warga
negara
Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia,
atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah
negara Republik Indonesia”.
Kehadiran investor domestik di pasar modal Indonesia
sangatlah diharapkan, karena hanya dengan investor domestik
yang kuat akan mendukung pasar modal yang stabil dan tidak
mudah dipermainkan oleh pihak-pihak tertentu, seperti investor
asing yang dengan mudah memindahkan investasinya.
Investor mempunyai dua kesempatan untuk melakukan
investasi di pasar modal dengan tujuan yang berbeda, yaitu :
1) Kesempatan pertama pada pasar perdana (primary market),
yaitu kesempatan antara saat ijin go public diberikan kepada
perusahaan sampai waktu tertentu sesuai dengan perjanjian
antara emiten dengan penjamin emisinya.
2) Kesempatan kedua pada pasar sekunder (secondary market),
yaitu kesempatan setelah saham perusahaan terdaftar/listed di
bursa.
Investor berasal dari berbagai lapisan masyarakat karena itu
tujuan
modalnya pun berbeda-beda. Berdasarkan tujuan
investasi maka investor dapat dibedakan dalam empat
kelompok, yaitu :
a) Investor yang tujuannya adalah untuk memperoleh
dividen.
Investor ini mengincar perusahaan yang sudah stabil yang
menjamin keuntungan yang relatif stabil.
b) Investor yang bertujuan berdagang.
Harga saham seringkali mengalami perubahan tergantung
kekuatan penawaran dan permintaan. Perubahan harga
tersebut membuat beberapa pemodal mengambil posisi
sebagai pedagang yang memperdagangkan saham-saham
di bursa. Tujuan utama pembelian saham adalah untuk
mendapatkan keuntungan dari selisih positif harga beli
dengan harga jual (capital gain). Mereka membeli saham
pada waktu harganya turun dan menjualnya kembali pada
saat harga saham meningkat.
c) Kelompok
yang
berkepentingan
dalam
pemilikan
perusahaan.
Investasi dalam kelompok ini cenderung memilih saham
perusahaan yang sudah memiliki nama dan reputasi yang
baik, posisinya dalam perusahaan adalah sebagai pemilik
perusahaan (owners).
c) Kelompok spekulator.
Yaitu sekelompok individu yang melakukan aksi jual beli
saham berdasarkan factor-faktor spekulasi.
6. Lembaga Penunjang Pasar Modal
Lembaga penunjang pasar modal merupakan lembaga yang memiliki
peran strategis dalam mendorong perkembangan pasar modal dan berfungsi
sebagai penunjang pasar modal. Beberapa aturan dan sifat yang berlaku di
pasar modal membutuhkan lembaga penunjang khusus pasar modal.
Lembaga penunjang harus memberikan jasa yang diperlukan oleh
emiten atau investor. Posisi lembaga penunjang berada diantara emiten dan
investor. Lembaga penunjang tersebut adalah : 29
a. Biro Administrasi Efek.
Biro Administrasi Efek (BAE) adalah salah satu lembaga
penunjang pasar modal yang memegang peranan penting dalam
menyelenggarakan administrasi perdagangan efek, baik pada pasar
perdana maupun pasar sekunder. Berdasarkan Pasal 1 angka 3
Undang-undang Nomor 8 Tahun1995 Tentang Pasar Modal, Biro
Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan
Emiten melaksanakan pencacatan pemilikan efek dan pembagian
hak yang berkaitan dengan efek.
b. Kustodian (Tempat Penitipan Harta)
Berdasarkan Pasal 1 angka 8 Undang-unang Nomor 8 Tahun 1995
Tentang Pasar Modal, Kustodian adalah pihak yang memberikan
jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta
jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga dan hak-hak lain,
menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening
yang menjadi nasabahnya. Pihak yang dapat menjadi Kustodian
adalah
29
Lembaga
Penyimpanan
dan
Penyelesaian
(LPP),
Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta:
Visimedia, 2010) hal. 99-110.
Perusahaan Efek atau bank umum yang telah mendapat persetujuan
dari Bapepam.
c. Wali Amanat (Trustee)
Wali Amanat (trust agent) adalah lembaga yang dipercaya untuk
mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas
kredit. Menurut Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal, Wali Amanat adalah pihak yang
mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat utang. Peranan
Wali Amanat diperlukan dalam emisi obligasi dan sebagai
pemimpin dalam Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI No. 696/KMK. 011/1985/,
Wali Amanat mempunyai tugas pokok mewakili dan melindungi
kepentingan para pemegang obligasi sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam perjanjian perwaliamanatan. Perwaliamanatan
dalam suatu emisi obligasi dapat dilakukan secara bersama-sama
dalam bentuk sindikat wali amanat.
Wali amanat melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
1) Menganalisa kemampuan dan kredibilitas emiten.
2) Menilai sebagian atau seluruh harta kekayaan emiten yang
diterima olehnya sebagai penjamin.
3) Memberikan nasehat yang diperlukan emiten.
4) Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan bersama
emiten dan penjamin emisi efek.
5) Mengawasi pelunasan pinjaman pokok serta bunganya yang
harus dipenuhi emiten tepat pada waktunya.
6) Bertindak sebagai agen utama pembayaran.
7) Terus-menerus mengikuti perkembangan pengelolaan
perusahaan emiten dan lain-lainnya.
8) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh suatu wali
amanat.
Anggota direksi dan atau komisarisnya harus mempunyai
kedudukan yang bebas, dalam arti tidak mempunyai kepentingan
baik langsung maupun tidak dengan emiten.
7. Profesi Penunjang Pasar Modal
Eksistensi Profesi Penunjang Pasar Modal diatur dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan berbagai peraturan
pelaksanaannya. Tanggung jawab utama Profesi Penunjang Pasar Modal
adalah membantu emiten dalam proses go public dan memenuhi persyaratan
keterbukaan, berkaitan dengan prinsip keterbukaan, maka Profesi Penunjang
Pasar Modal harus membantu emiten dalam mempersiapkan prospektus dan
laporan tahunan.
Profesi Penunjang Pasar Modal harus memahami Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya
serta ikut bertanggung jawab terhadap kepatuhan dan ketaatan emiten,
karena itu, independensi Profesi Penunjang Pasar Modal merupakan hal
yang sangat penting. Profesi Penunjang Pasar Modal meliputi :
a. Akuntan Publik
Akuntan publik adalah profesi penunjang pasar modal yang
memegang peranan kunci dalam menjamin kewajaran penyajian
informasi keuangan yang merupakan informasi yang kepentingan
yang harus dimuat dalam setiap pernyataaan pendaftaran efek.
Akuntan publik adalah pihak pertama yang akan dihubungi
oleh perusahaan jika mereka akan melakukan penawaran umum.
Akuntan publik juga bertindak sebagai konsultan bisnis dan
keuangan perusahaan dalam proses penawaran umum.
Perusahaan yang mempunyai rencana untuk melakukan
penawaran umum sebaiknya telah mempunyai hubungan baik
dengan akuntan publik dan bila proses penawaran umum telah
selesai sebaiknya manajemen perusahaan tetap mempunyai
hubungan dengan akuntan publik yang dapat memberi nasihat
dalam waktu yang panjang, sebab perusahaan yang telah menjadi
perusahaan publik harus diaudit oleh akuntan yang telah ditunjuk
pada waktu penawaran umum.
Akuntan publik bertanggung
jawab terhadap kewajaran
laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan peraturan Bapepam. Standar Pemeriksaan
merupakan patokan bagi para pemeriksa dalam melakukan tugas
pemeriksaannya.
b. Notaris
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta
otentik seperti yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Notaris diperlukan dalam
emisi saham untuk membuat akta Perubahan Anggaran Dasar
Emiten, Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, Perjanjian antar
Penjamin Emisi Efek dan Perjanjian Agen Penjual, sedangkan
dalam emisi obligasi, Notaris diperlukan untuk membuat Perjanjian
Perwaliamanatan
dan
Perjanjian
Penanggungan.
Notaris
bertanggung jawab atas semua perjanjian yang dibuatnya dan
terdapat profesinya kepada organisasi profesinya. Notaris harus
independen dan memahami peraturan pasar modal agar dapat
menjalankan peranannya dengan baik.
c. Konsultan Hukum
Konsultan Hukum adalah ahli hukum yang ditunjuk oleh
emiten untuk memberikan dan menandatangani pendapat hukum
mengenai emisi. Konsultan Hukum diperlukan dalam setiap emisi
efek untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion)
mengenai :
1) Anggaran Dasar emiten serta perubahannya
2) Izin usaha emiten
3) Bukti pemilikan/penguasaan harta kekayaan emiten
4) Perikatan oleh emiten dengan pihak lain
5) Perkara perdata dan pidana yang menyangkut emiten dan
pribadi pengurus
Tanggung jawab Konsultan Hukum hanya sebatas pada nilai
kebenaran atas dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan dari
segi hukum termasuk yang berhubungan dengan peranan Akuntan
Publik. Konsultan Hukum hanya menilai dari segi hukum atas
laporan keuangan yang dibuat oleh Akuntan Publik. Profesi
sebagai Konsultan Publik diperlukan syarat-syarat tertentu seperti
mengikuti pendidikan khusus tentang pasar modal yang diadakan
oleh BPLK (Badan Pengawas Lembaga Keuangan), sanggup
memeriksa sesuai dengan Standar Pemeriksaan Hukum dan
Standar Pendapat Hukum, Kode Etik Profesi serta bersikap
independen.
d. Perusahaan Penilai (Appraiser)
Perusahaan Penilai adalah salah satu lembaga profesi yang
berperan dalam menentukan nilai wajar dari harta perusahaan.
Perusahaan Penilai diperlukan untuk mengetahui nilai harta tetap
suatu perusahaan yang merupakan salah satu tolok ukur untuk
menilai keadaan perusahaan yang go public. Nilai merupakan
informasi bagi investor dalam mengambil keputusan investasi,
dalam melakukan penilaian harta kekayaan suatu perusahaan
dalam rangka go public, Perusahaan Penilai harus memperhatikan
beberapa faktor, diantaranya adalah kondisi fisik, penyusutan,
tingkat teknologi yang digunakan dan letak dari harta yang dinilai,
agar investor dapat membacanya dengan mudah maka isi laporan
harus jelas,singkat, padat, sistematis dan dalam bentuk yang
standar. Penilaian dimaksudkan untuk go public maka Perusahaan
Penilai harus menyadari bahwa laporan penilainya bersifat terbuka
dan merupakan salah satu informasi yang sangat diperlukan oleh
investor untuk mengambil keputusan investasi. Perusahaan Penilai
juga harus menyadari konsekuensi dari laporan yang menyesatkan
dan tidak ditunjang oleh data yang akurat. Investor dapat menuntut
Perusahaan Publik untuk bertanggung jawab atas kerugian yang
dideritanya akibat laporan menyesatkan yang dibuat oleh
Perusahaan Publik.
8. Prinsip Keterbukaan
Apabila diperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum pasar
modal, maka pengaturannya sangat banyak mengenai ketentuan kewajiban
keterbukaan (mandatory disclosure) bagi emiten atau perusahaan publik.
Oleh karena itu terdapat pendapat bahwa fokus sentral dari hukum pasar modal ini
adalah prinsip keterbukaan (disclosure principle), oleh karena perannya membuat
investor atau pemegang saham dan pelaku-pelaku bursa mempunyai informasi
yang cukup dan akurat dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Dengan
informasi ini dapat diantisipasi terjadinya perbuatan curang (fraudulent acts) atau
misleading statement berupa misrepresentasion atau omission dan misstatement
serta insider trading di pasar modal. 30
Dalam Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Pasar Modal (UUPM)
disebutkan bahwa, “Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang
mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada
undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu
yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang
dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan
atau harga dan efek tersebut”.
Namun, UUPM yang mengatur kewajiban keterbukaan belum cukup
mengatur pelaksanaan keterbukaan tersebut. Terdapat beberapa masalah yang
berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban keterbukaan tersebut. Misalnya, terdapat
kejadian yang wajib diungkapkan oleh emiten, tetapi ketentuan standar fakta
material atas kejadian tersebut tidak tegas atau tidak cukup penetuan standarnya.
Sedangkan fakta material adalah napas berjalannya UUPM yang mengatur
kewajiban keterbukaan tersebut. Apabila penentuan standar fakta material tidak
tegas atau tidak cukup, maka jalannya kewajiban keterbukaan akan terhambat. Di
samping itu, batas waktu penyampaian fakta material masih perlu ditekankan
penerapannya. 31
Pelaksanaan sistem keterbukaan merupakan upaya meminimalisasi risiko
dari informasi yang tidak akurat, agar risiko yang dihadapi investor dapat dibatasi
30
Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Medan, 2008) hal. 51.
31
Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal mengenai Keterbukaan Dalam
Perdagangan Saham di Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Medan, 2008) hal. 1.
sebab risiko itu inherent dalam instrument investasinya. Di samping itu, prinsip
keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil
keputusan untuk melakukan investasi disebabkan melalui keterbukaan akan
terbentuk suatu penilaian (judgement) terhadap investasi, yang dapat menentukan
pilihan secara optimal terhadap portofolio mereka. Makin jelas informasi
perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi akan makin
tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi akan
menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya akan menimbulkan
ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalu pasar modal.
Apabila dirinci tujuan prinsip keterbukaan di pasar modal oleh Emiten
atau perusahaan publik kepada investor, maka rinciannya adalah pertama untuk
menciptakan mekanisme pasar efisien. Pasar efisien sering didefinisikan sebagai
pasar dimana harga saham dipengaruhi semua informasi yang tersedia secara
langsung. Menurut John C. Coffee, Jr, bahwa pasar yang efisien tersebut berkaitan
dengan sistem keterbukaan, karena pada dasarnya sistem keterbukaan berusaha
menyediakan informasi teknis (technical information) bagi analis saham dan
professional pasar, dimana secara dalil yang wajar mereka merupakan daya
penggerak yang pada dasarnya mempertahankan pasar efisien. Untuk memahami
esensi keterbukaan wajib dalam rangka menciptakan pasar efisien tersebut, akan
lebih dipahami dengan memperhatikan apa yang telah diamati oleh Brad M.
Barber, Paul A. Griffin dan Baruch Lev. Mereka mengatakan, bahwa dalam suatu
pasar efisien seluruh informasi publik disampaikan secara cepat dan penuh
dicerminkan kepada harga saham. 32
Kedua, perlindungan terhadap investor, khususnya investor biasa
(unsophisticated investors) dari penipuan. Karena tujuan prinsip keterbukaan
tersebut dilakukan dengan cara menyamakan akses terhadap informasi diantara
para pelaku pasar. Cara penyamaan akses tersebut diantara investor akan dapat
menjaga kepercayaan investor dan dapat mencegah terjadinya penipuan. Apabila
hukum yang mewajibkan prinsip keterbukaan ditegaskan secara fair dan
mengandung unsur creditability serta accountability, maka kejahatan dalam
bentuk misstatement atau misrepresentation dan omission yang mengakibatkan
pernyataan menyesatkan (misleading statement) akan dapat diatasi. Sebab dengan
prinsip keterbukaan itu membuat kegiatan yang dilakukan manajemen sangat
mudah dideteksi. 33
Dengan demikian unsophisticated investors, yang pada umumnya kurang
dapat mengakses informasi dibandingkan dengan investor potensial yang
profesional, dapat terlindung dari eksploitasi. Karena terdapat pendapat, bahwa
“investor yang tidak mengetahui informasi adalah termasuk sebagai investor
tereksploitasi.” Dalam perkataan lain, “barang siapa yang mengetahui sedikit
informasi akan memperoleh suatu deal yang merugikan.” Di pihak lain,
eksploitasi akan membuat rasa ketakutan dan ketakutan eksploitasi ini akan
merusak kepercayaan. Meskipun investor tersebut terbukti mengalami kerugian
ataupun tidak dirugikan. Investor yang tereksploitasi dari informasi ini sangat
32
33
Ibid, hal. 3.
Ibid, hal.4.
dirugikan, dibandingkan dengan investor lain yang memiliki informasi, yang
karena informasi tersebut ia berada dalam posisi yang diuntungkan (informational
advantage). Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa fungsi keterbukaan tersebut
melindungi investor dari ketakutan eksploitasi. 34
Dalam mencapai tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor
tersebut hanya dapat diharapkan terpenuhi adalah sepanjang informasi yang
disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan
informasi lainnya yang mengandung fakta material. Dengan penyampaian
informasi yang demikian kepada investor akan dapat menghindari investor dari
bentuk-bentuk penipuan (fraud) atau manipulasi (deceit) serta hal-hal lainnya
yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang (fraudulent acts), seperti melalui
misrepresentation atau omission yang pada akhirnya mengakibatkan pernyataan
menyesatkan. 35
Tujuan keterbuakaan yang kedua tersebut mendasari pengaturan ketentuan
keterbuakaan supaya dilakukan secara akurat dan penuh dan dalam melakukan
keterbukaan tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh ketentuan
keterbukaan yang diatur dalam hukum pasar modal, agar tidak menimbulkan
pernyataan yang menyesatkan bagi investor, seperti informasi yang salah. Karena
34
Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, (Jakarta: Fakultas Hukum
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001) hal. 61.
35
Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: PT. Tatanusa, 2006) hal.
187.
menurut Fraud-on-the-Market-Theory informasi yang salah, yang masuk ke pasar
secara cepat akan merubah harga suatu saham. 36
Ketiga, membantu menetapkan harga yang akurat. Sebab dengan prinsip
keterbukaan akan mudah diperoleh informasi. Hal ini didasarkan pengamatan
sebagaimana yang diuraikan Saul Levmore, yang menguraikan bahwa apabila
informasi secara relative mudah untuk diperoleh para pelaku pasar modal, maka
informasi tersebut akan masuk kepasar dengan nilai kebenaran yang sangat
akurat. 37
Tujuan-tujuan ini saling terikat satu sama lain, dengan diterapkannya
kewajiban keterbukaan dapat menghindarkan atau meminimalisir kejadian yang
dapat menimbulkan akibat buruk bagi investor. Sebab pelaksanaan atas kewajiban
keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi atau fakta
material. Tanpa kewajiban keterbukaan ini mustahil terciptanya pasar yang
efisien, bahkan sebaliknya tanpa kewajiban keterbukaan bisa terjadi kemungkinan
investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya
informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau
terdapat suatu informasi atau fakta material yang belum tersedia untuk publik,
tetapi telah di-disclose kepada orang-orang tertentu, seperti seseorang atau
kelompok investor lainnya diantara para investor di pasar modal.
Oleh karena yang wajib di-disclose hanyalah informasi yang mengandung
fakta material, perlu digarisbawahi apa yang dimaksud dengan informasi atau
36
Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal mengenai Keterbukaan Dalam
Perdagangan Saham di Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Medan, 2008) hal. 5.
37
Ibid.
fakta material sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang
Pasar Modal. Menurut ketentuan ini informasi atau fakta material adalah
“informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta
yang dapat mempengaruhi efek pada Bursa Efek dan keputusan pemodal, calon
pemodal serta pihak lain berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”.
Ketentuan mengenai informasi atau fakta material tersebut relevan dengan
ketentuan yang terdapat dalam Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep86/PM/1996 yang terlampir dalam Peraturan Nomor X.K.1, yang menyatakan,
bahwa “setiap perusahaan publik atau emiten yang Pernyataan Pendaftaran telah
menjadi efektif, harus menyampaikan kepada BAPEPAM dan mengumumkan
kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua)
setelah keputusan atau terdapatnya informasi atau fakta material yang mungkin
dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal”. 38
Undang-Undang Pasar Modal dan Keputusan Ketua BAPEPAM telah
merinci mengenai peristiwa material, yang harus dilaporkan emiten dan
perusahaan publik, yaitu sebagai berikut: 39
1. Merger, konsolidasi; pembelian saham atau pembentukan usaha patungan;
2. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham;
3. Pendapatan dan dividen yang luar biasa sifatnya;
4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting;
5. Produk atau penemuan baru yang berarti;
6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen;
38
Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, (Medan: Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara Medan, 2008) hal. 52.
39
Ibid.
7. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat
utang;
8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang
material jumlahnya;
9. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material;
10. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting;
11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan
komisaris perusahaan;
12. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain;
13. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
14. Penggantian wali amanat;
15. Perubahan tahun fiskal perusahaan.
C. Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal
Sesuai
dengan
definisi
dan
tujuan
bursa
efek
yang
menginginkan tercapainya perdagangan efek yang teratur, efisien dan wajar,
perdagangan/transaksi efek di lantai bursa dilakukan dengan sistem tertentu, tidak
seperti jual beli di pasar pada umumnya. Walaupun ada istilah “mekanisme pasar”
tetapi istilah ini semata-mata menunjukkan bahwa harga/kurs efek yang terbentuk
di lantai bursa dilakukan oleh kekuatan supply dan demand, sehingga upayaupaya curang atau manipulasi dan bentuk-bentuk manuver yang sedemikian rupa
mempengaruhi perdagangan bursa sehingga timbul image atau keadaan/rush atas
efek-efek tertentu sehingga berakibat aksi jual beli yang tidak wajar adalah
perbuatan kriminal.
Sistem jual beli saham di bursa efek ada dua, yaitu :
a. Call/Lelang
Perdagangan saham dengan cara ini sama dengan lelang yang kita kenal.
Perdagangan dilakukan oleh pimpinan call sebagai juru lelang. Para peminat
melakukan penawaran melalui pimpinan call. Dalam hal ini dapat terjadi bahwa
Pimpinan Call memprioritaskan kepada penawar yang lebih dulu menawar.
Sistem ini diberlakukan untuk saham-saham yang baru listing di bursa, 2 hari
pertama diperdagangkan, tetapi sistem ini telah ditinggalkan dan tak dipakai lagi.
b. Continues/terus-menerus
Hari ke 3 setelah listing barulah efek diperdagangkan selama
jam kerja bursa berlangsung. Penawaran jual maupun beli berlangsung terusmenerus. Perdagangan hanya dilakukan oleh anggota bursa yang menjalankan
order dari investor. Hukum pasar akan mengatur kurs saham, kekuatan penawar
dan permintaanlah yang akan menentukan harga.
Transaksi efek berbeda sesuai tingkat pasarnya, pasar perdana dan pasar
sekunder, tetapi yang pasti transaksi yang dilakukan investor didahului dengan
order kepada perantara perdagangan efek. Lain halnya jika perusahaan efek juga
sekaligus berkualifikasi sebagai dealer, karena sebagai dealer Perusahaan Efek
juga melakukan transaksi atas namanya sendiri/tanpa order investor.
a.
Transaksi Efek Pasar Perdana
Pasar perdana adalah tumpuan bagi emiten untuk memperoleh dana segar
dari masyarakat, tetapi disini juga merupakan media penilaian masyarakat atas
kinerja perusahaan. Jika masyarakat beranggapan bahwa perusahaan tersebut
unjuk kerjanya bagus maka sahamnya akan diminati masyarakat banyak. Emisi
efek pertama pertama dilakukan selama 6 hari bursa saja. Harus diingat saham
yang ditawarkan di pasar perdana ini belum dicatatkan di bursa.
Setelah izin emisi efek dikeluarkan oleh BAPEPAM make Emiten
mengadakan limited hearing yang umumnya diikuti lembaga-lembaga investasi
atau pihak-pihak tertentu yang dianggap sebagai calon investor potensial.
Langkah berikutnya adalah menyebarkan prospektus kepada masyarakat sebagai
calon investor untuk menarik minat mereka. Harga efek yang ditawarkan telah
ditetapkan oleh Emiten dan Penjamin Emisi. Harga efek dalam pasar perdana
ditetapkan lebih tinggi daripada harga nominalnya.
Proses transaksi efek pasar perdana bisa dilakukan setelah persyaratan
Emisi Efek telah dipenuhi oleh Emiten. Adapun proses transaksi efek pasar
perdana adalah sebagai berikut:
1)
Emiten
dan
Penjamin
Emisi
membuka
Masa
Penawaran
Umum/Terbuka yang diumumkan melalui masa. Masa Penawaran Umum hanya
terbatas 6 hari bursa saja.
2) Calon investor menghubungi alamat-alamat tertentu untuk mendapatkan
formulir pemesanan.
3) Selanjutnya calon investor mengisi formulir untuk menentukan
banyaknya efek yang diinginkan dan mengembalikan formulir sekaligus
menyerahkan uang/dana sesuai dengan permintaan jumlah saham yang akan
dibeli.
4) Selesainya masa Penawaran Umum/Terbuka maka Emiten akan
menghitung banyaknya permintaan. Jika terjadi oversubcrized maka Emiten dan
Penjamin Emisi akan mengadakan allotment/penjatahan yang mengutamakan
investor kecil. Sebaliknya jika terjadi undersubcrized maka Penjamin Emisi yang
bertanggungjawab sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
5) Saham akan diserahkan kepada investor dalam bentuk SKS (Surat
Kolektif Saham). Saham disimpan di kustodian yang telah dikontrak dan
pengembalian dana/refund jika terjadi oversubscrized. Ini dilakukan maksimum
12 hari bursa.
6) Saham yang telah berpindah tangan dicatatkan Emiten di Bursa Efek
Reguler untuk dapat diperdagangkan di bursa sekunder.
Setelah selesai Pasar Perdana berarti Emiten tidak akan memperoleh apaapa lagi atas setiap transaksi efek di Pasar Sekunder, tetapi kinerja perusahaan
akan ikut mempengaruhi pergerakan harga saham di lantai bursa. Hubungan
Emiten dan Penjamin Emisi bisa dibilang telah selesai, namun adakalanya
underwriter besar biasanya berupaya agar harga efek tidak terlalu merosot
beberapa saat setelah Pasar Perdana.
b. Transaksi Efek Pasar Sekunder
Perdagangan di bursa efek regular yang dilakukan oleh investor baik
dalam posisi jual maupun beli tidak bisa dilakukan langsung oleh investor yang
bersangkutan. Perdagangan di lantai bursa dilaksanakan oleh perantara perdangan
efek yang diberi mandat oleh pihak yang akan membeli atau menjual saham
(Pasal 1 angka 18). Prosedur jual atau beli saham yang dilakukan pelaku pasar
modal secara umum dapat digambarkan sebagai sebagai berikut: 40
1) Investor Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek
Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu
menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau
perusahaan efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah, investor
dapat melakukan kegiatan transaksi.
2) Broker Menerima Order dari Nasabah
Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan
investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat
dilakukan secara langsung dimana investor datang ke kantor broker
atau order disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon atau
sarana komunikasi lainnya.
3) Order dari Broker Diteruskan kepada Floor Trader
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke
petugas broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang disebut
floor trader.
40
Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta:
Visimedia, 2010) hal.342.
4) Memasukkan Order ke JATS (Jakarta Automatic Trading System) Floor
Trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke
dalam system komputer JATS. Di lantai bursa efek, ada ratusan
terminal JATS yang menjadi sarana entry order-order dari nasabah.
Seluruh order yang masuk ke system JATS dapat dipantau, baik oleh
floor trader, petugas di kantor broker, dan investor. Dalam tahap ini,
ada komunikasi antara pihak broker dan investor agar dapat terpenuhi
tujuan order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual.
Termasuk pada tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader
melakukan beberapa perubahan order seperti perubahan harga
penawaran dan beberapa perubahan lainnya.
5) Transaksi Telah Terjadi
Pada tahap ini, order yang dimasukkan ke JATS bertemu dengan harga
yang sesuai dan tercatat di JATS sebagai transaksi yang telah terjadi
(done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan
harga yang cocok. Pada tahap ini, floor trader atau petugas di kantor
broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa order yang
disampaikan terlah terpenuhi.
6) Penyelesaian Transaksi (Settlement) T+3
Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi adalah penyelesaian transaksi
atau sering disebut settlement. Investor tidak otomatis mendapatkan
hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan beberapa proses seperti
kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain. Pada akhirnya, hak-hak
investor terpenuhi, seperti investor yang menjual saham akan
mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian
saham akan mendapatkan saham. Di Bursa Efek Indonesia (BEI),
proses penyelesaian transaksi berlangsung selama tiga hari bursa.
Artinya, jika kita melakukan transaksi hari ini (T), hak-hak kita akan
dipenuhi paling lama tiga hari bursa berikutnya, atau dikenal dengan
istilah T+3.
Dengan berpindahnya efek dari investor jual ke investor beli tidak secara
otomatis memindahkan hak dan kewajiban yang melekat pada efek tersebut
kepada investor beli. Jika saham itu telah dibalik-nama/cessi (Pasal 42 KUHD)
barulah hak dan kewajiban yang ada pada efek tersebut beralih.
Mekanisme transaksi di lantai bursa bisa diikuti setiap saat (real time)
melalui perangkat sistem komputer yang berhubungan
dengan lantai bursa
(JATS). Monitoring ini bisa diikuti oleh investor di galeri efek. Hasil pantauan
para investor ini akan mempengaruhi keputusan jual atau beli.
Jenis order dapat dibedakan atas dasar batasan waktu dan harga :
a.
Menurut batasan harga:
1) Pesanan Terbatas/Limited Price Order
Nasabah menetapkan harga tertentu.
2) Pesanan Pasar/Market Price Order
Nasabah menetapkan harga sesuai kurs pasar.
3) Pesanan Terbatas/Best Price Order
Nasabah menyerahkan kepada pialang untuk mendapatkan harga
terbaik.
b.
Menurut batasan waktu:
Pesanan Biasa/Regular Order
Berlaku untuk satu hari bursa/pada saat order dikeluarkan saja.
GTC (Good Till Cancel)
Berlaku otomatis sampai hari bursa kelima atau dibatalkan oleh
investor/klien.
D. Sistem Jakata Automatic Trading System di Pasar Modal
Pasar Modal merupakan instrumen ekonomi yang berperan besar dalam
memajukan perekonomian Indonesia di masa datang, karena berdasarkan Undangundang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasar Modal Indonesia
memiliki posisi strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha
dan wahana investasi bagi masyarakat. Oleh sebab itu maka, usaha pengembangan
pasar modal menjadi salah satu titik sentral untuk mendukung lajunya
pertumbuhan perekonomian nasional.
PT Bursa Efek Indonesia sebagai penyelenggara kegiatan di bursa efek
menerapkan sistem perdagangan bersifat otomatisasi yang disebut dengan Jakarta
Automatic Trading System (JATS). Jakarta Automatic Trading System (JATS),
adalah sistem perdagangan efek terpadu yang berbasis komputer. 41 Sistem yang
terdapat
pada
Jakarta Automatic Trading System (JATS) didukung oleh
beberapa sub sistem, yaitu sistem pengawasan (surveillance and compliance),
41
hal. 65.
Vonny Dwiynti, Wawasan Bursa Saham, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 1999)
sistem keanggotaan, sistem pencatatan, dan sistem pengelolaan data statistik dan
historikal.
Jakarta Automatic Trading System (JATS) terdiri dari komponen
perangkat keras dan komponen perangkat lunak, yang dirancang untuk
menjadikan sistem yang mempunyai kemampuan yang tinggi dan dapat
memberikan waktu respon yang sangat cepat. Sistem ini juga mudah untuk
dikembangkan
dan diperbaharui. Komponen utama dari Jakarta Automatic
Trading System (JATS) 42 adalah :
a. Trading Engine
Adalah komputer yang berfungsi untuk melaksanakan proses perdagangan
yaitu komputer yang menampung order yang dimasukkan oleh pialang,
mengirimkan informasi pasar ke pialang workstation dan melakukan perjumpaan
order jual dan order beli untuk dialokasi.
b. Gateway
Adalah komputer untuk menghubungkan pialang workstation dan trading
engine dengan tujuan untuk meratakan distribusi lalu lintas data dari pialang
workstation ke trading engine dan sebaliknya.
c. Pialang workstation
Adalah sarana bagi Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) untuk:
1) Memasukkan order jual atau order beli
2) Melihat status transaksi yang terjadi dan melihat status order
3) Melaporkan hasil deal/kesepakatan yang terjadi kepapan negosiasi.
42
Marzuki Usman Singgih Riphat dan Syahrir Ika, Pengetahuan Pasar Modal, (Jakarta:
Jurnal Keuangan dan Moneter, 1997) hal. 190.
Jakarta Automatic Trading System (JATS) dibuat untuk menggantikan
sistem perdagangan manual.Perdagangan yang dilakukan sebelumnya secara
manual menyebabkan perubahan hal-hal berikut: 43
a. Lantai bursa penuh dengan papan tulis tempat para pialang
menuliskan transaksi.
b. Jumlah maksimal transaksi yang dapat diangani oleh bursa hanya
sekitar 5000 transaksi.
c. Terbukanya kesempatan yang tidak sama bagi para pialang.
d. Biaya per unit transaksi menjadi tinggi.
e. Memungkinkan terjadinya kolusi antar pialang dalam mengatur bunga
efek.
f. Informasi pasar tidak dapat di informasikan kepada investor secara
tepat waktu dengan tingkat akurasi tinggi.
Mengatasi kondisi tersebut, diperlukan suatu sistem perdagangan yang
computerized, cepat, efisien, dan memberikan pelayanan yang sama kepada para
pemakainya. JATS merupakan pilihan yang tepat untuk itu, pemakaian JATS
bertujuan untuk:
a. Meningkatkan Integritas dan likuiditas pasar.
b. Mengakomodasi perdagangan dari pasar domestik dan pasar
internasional.
43
M.Irsan Nasarudin, Indra Suryadan Ivan, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Jakarta 2004) hal. 138.
c. Menjadikan Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa di dunia.
Aplikasi JATS ini mampu memproses hingga 50.000 transaksi per hari
dan dapat ditingkatkan sampai 75.000 transaksi per hari. Bila optimalisasi
pengguna aplikasi ini rampung, maka JATS dapat memproses transaksi hingga
500.000 transaksi per hari. Sehingga para pihak yang berkepentingan bisa
memantau melalui aplikasi JATS ini informasi mengenai:
a. Harga, porsi asing, (perintah jual dan perintah beli di pasar modal).
b. Data dari informasi yang telah dilakukan.
Selain itu juga JATS bisa memberikan fasilitas seperti:
a. Menempatkan informasi (perintah jual dan perintah beli dipasar
nonreguler).
b. Memasukkan hasil akhir dari negosiasi yang telah disepakati di papan
negoisasi.
c. Menerima Informasi yang berhubungan dengan corporate action.
d. Menerima pesan-pesan atau pengumuman dari bursa efek.
Dengan diterapkannya sistem perdagangan melaui JATS, PT Bursa Efek
Indonesia telah mampu menjalankan perdagangan di bursa secara maksimal,
maksudnya perdagangan telah dilakukan dengan cepat dan otomatis serta efisien.
E. Transaksi dan Proses terjadinya Wanprestasi Sistem Jakarta Automatic
Trading System (JATS)
Hubungan pertama dalam melakukan investasi di Pasar Saham di BEI
adalah hubungan antara Investor dengan Perusahaan Efek atau lebih dikenal
dengan Perusahaan Sekuritas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan transaksi antara
Investor dengan PerusahaanEfek/Perusahan Sekuritas:
1. Pembukaan Rekening
Seseorang yang akan menginvestasikan (Investor) uangnya di pasar modal
dalam bentuk pembelian saham, tentunya tidak bisa langsung membeli di Bursa
Efek Indonesia. Ia wajib menempuh prosedur-prosedur yang sekaligus merupakan
mekanisme jual/beli dalam Bursa Efek Indonesia. Dalam hal ini, Perusahaan Efek
adalah gerbang utama daripada investor.
Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara
mengisi dokumen-dokumen yang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek
biasanya mewajibkan investor untuk menyetorkan Deposit atau sejumlah dana
tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi yang mulai dari Rp.
50.000.000,- . Perusahaan Efek merupakan suatu lembaga yang dapat melakukan
kegiatan sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, manajer investasi,
penasihat investasi serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh BAPEPAM. Perusahaan Efek sebagai lembaga kepercayaan masyarakat
mempunyai peran strategis dalam menjaga kelangsungan Pasar Modal. Oleh
karena itu, otoritas pasar modal yaitu BAPEPAM telah menetapkan berbagai
ketentuan operasional dalam melakukan kegiatan Perusahaan Efek.
Perusahaan efek dituntut untuk memelihara likuiditas yang cukup sehingga
mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Sebagai contoh, apabila Perusahaan
Efek melakukan transaksi pembelian efek untuk nasabah dan nasabah tersebut
tidak dapat menyerahkan dana pada waktu yang ditentukan, maka Perusahaan
Efek wajib melakukan pembayaran atas transaksi efek untuk nasabahnya tersebut.
Perusahaan Efek yang dimaksud diatas adalah perusahaan efek yang telah menjadi
Anggota Bursa Efek dan telah memperoleh izin dari BAPEPAM.
2. Perintah Jual Beli dengan menggunakan JATS
Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual dan/atau perintah beli
ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan lewat telepon atau perintah
secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang akan
dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan.
Perintah
tersebut
selanjutnya
akan
diverifikasi
oleh
Perusahaan
Efek
bersangkutan. Semua transaksi akan dikirim ke system computer Jakarta
Automatic Trading System yang disingkat dengan JATS.
3. Netting,pemindahbukuan antar rekening, dan hasil penyelesaian transaksi
-
Netting
Pada proses ini akan terjadi Netting. Netting adalah kegiatan Kliring yang
dilakukan oleh KPEI yang menimbulkan hak dan kewajiban setiap Anggota
Kliring untuk menyerahkan atau menerima sejumlah Efek tertentu yang
ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh
Efek yang ditransaksikan.
-
Pemindahbukuan Antar Rekening & Hasil Penyelesaian Transaksi
Setelah netting akan dilakukan pemindah bukuan antar rekening. Setelah
itu, Hasil penyelesaian transaksi disampaikan kepada masing-masing perusahaan
efek. Proses penyelesaian transaksi biasanya membutuhkan waktu tiga hari.
Hubungan kedua yang dilakukan oleh investor dalam melakukan investasi
adalah hubungan antara investor dengan Bursa Efek Indonesia. Hubungan ini
terjadi bila investor sudah melaksanakan hubungan awal yang telah dijelaskan
diatas yaitu hubungan antara investor dengan Perusahaan Efek atau Perusahaan
Sekuritas. Sebelum memasuki penjelasan mengenai hubungan Investor dengan
BEI, perlulah memahami secara singkat mengenai Harga Saham, Pemantauan atas
harga saham oleh investor serta jenis-jenis Index di BEI. Harga Saham Harga
sebuah saham dapat berubah naik turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat.
Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimaksukkan ke system
JATS. Order yang terjadi pada JATS dapat berupa:
a. Penawaran Pasar
b. Permintaan Pasar
Perlu diingat bahwa BEI, anggota bursa ataupun emiten tidak
mempengaruhi atau tidak terlibat dalam pembentukan harga. Di lantai
perdagangan BEI terdapat lebih dari 400 terminal komputer di mana para pialang
dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order-order
tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga
tertentu.
Para Investor dapat memantau pergerakan atau posisi harga saham melalui
beberapa cara, antara lain:
a. Memantau pergerakan harga saham melalui monitor yang terdapat di
kantor Perusahaan Efek
b. Melihat pergerakan saham melalui situs web bursa atau fasilitas internet
lainnya
c. Melihat perubahan saham di harian atau surat kabar
d. Memantau melalui radio
Terdapat tiga segmen Pasar di Bursa Efek Indoneksia yaitu:
a. Pasar Reguler : Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di
Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang
berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota Bursa Efek melalui
JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya
Transaksi Bursa (T+3).
b. Pasar Negosiasi : Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek
di Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan
tidak secara lelang yang berkesinambungan (Non Continuous Auction Market)
dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa
Efek.
c. Pasar Tunai : Pasar Reguler Tunai (Pasar Tunai) adalah pasar dimana
perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar
secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh Anggota
Bursa Efek melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang
sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0).
Bursa Efek memasuki era perdagangan yang sepenuhnya elektronik,
sehingga terjadi peningkatan kegiatan transaksi yang sangat pesat, hal ini tentu
harus diimbangi dan diiringi dengan tuntutan penyelesaian transaksi yang cepat
demi menjaga keselamatan dan keamanan transaksi, serta perlindungan hukum
kepada semua pihak, terutama bagi investor.
Mengingat transaksi yang dilakukan di BEI mayoritas dalam bentuk
saham, sebagai barang berharga saham harus memiliki tingkat keamanan yang
tinggi agar terhindar dari berbagai jenis risiko yang mungkin timbul, seperti risiko
hilang, rusak, dipalsukan, dicuri bahkan terjadi gagal serah dan gagal bayar yang
merugikan investor. Tingkat risiko akan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah saham yang beredar di BEI, dan proses penyelesaian
transaksi akan berjalan lamban sehingga menimbulkan bahaya bagi sistem
perdagangan saham, yaitu pasar menjadi tidak efisien.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam mengantisipasi peningkatan
transaksi saham dan demi mewujudkan kegiatan pasar modal yang lebih teratur,
efisien dan aman berdasarkan amanat Undang-undang Pasar Modal adalah dengan
terlaksananya sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading system) dengan
penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan (book entry settlement), sehingga
tidak ada lagi pergerakan saham secara fisik. Pelaksanaan scripless trading system
ini juga merupakan tuntutan kebutuhan pasar agar lebih kompetitif dan berdaya
saing global dalam menuju pasar modal yang modem sesuai dengan rekomendasi
IOSCO (Organisasi Bapepam se Dunia).
Dalam pelaksanaan scripless trading, BEI sebagai penyelenggara transaksi
yang berperan sebagai front office harus didukung penuh oleh suatu lembaga yang
mem-back up penyelesaian transaksi perdagangan di bursa. Lembaga tersebut
adalah Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian (LPP). Kedua lembaga tersebut yaitu PT Kliring dan Penjaminan
Efek Indonesia (KPEI) yang menjalankan fungsi LKP dan PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia (KSEI) yang menjalankan fungsi LPP berperan sebagai back
office yang menyelenggarakan penyelesaian transaksi.
Mekanisme pelaksanaan scripless trading sarat dengan teknologi canggih,
dan untuk mencapai tujuan menuju scripless trading tentu banyak kendala yang
dihadapi baik oleh KPEI maupun KSEI yang bersifat internal yakni SDM maupun
ekstemal yaitu teknologi dan para pelaku bursa, juga kendala yang bersifat
yuridis. Terhadap risiko yang mungkin timbul, KPEI telah mengantisipasinya
dengan pengendalian risiko dan KSEI dengan melakukan pengamanan
operasional.
Download