PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIKA UNTUK PNEUMONIA PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA SKRIPSI Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Disusun oleh : Gregorius Dwi Krissantono 138114017 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PERESEPAN ANTIBIOTIKA UNTUK PNEUMONIA PADA PASIEN STROKE DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA SKRIPSI Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Disusun oleh : Gregorius Dwi Krissantono 138114017 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus sebagai sumber kehidupan, pengharapan, dan kekuatanku Kedua orang tuaku atas semangat, kasih sayang, dan doa untuk kesuksesanku Semua sahabat, teman, dan orang-orang terkasih yang selalu mendoakan dan memberikan semangat kepadaku Serta, untuk almamaterku tercinta Fakultas Farmasi Universutas Sanata Dharma Yogyakarta vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, rahmat, dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Peresepan Antibiotika untuk Pneumonia pada Pasien Stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis sungguh menyadari bahwa keberhasilan dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Dengan tulus dan rendah hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing akademik. 2. Dr. dr. Rizaldy Pinzon, M.Kes., Sp.S. selaku dosen pembimbing penelitian yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, dukungan, waktu, dan saran selama proses penyusunan skripsi ini hingga dapat terselesaikan dengan baik. 3. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. Dan bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama proses penyusunan skripsi ini. 4. Kepala Rumah Sakit Bethesda dan instalasi rekam medis yang memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan pengambilan data. 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian. 6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama proses perkuliahan. 7. Kedua orang tua dan kakak saya yang telah memberikan doa dan dukungan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Pendahuluan: Stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang terjadi mendadak akibat gangguan peredaran darah otak. Pasien stroke memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami komplikasi, salah satu yang paling umum terjadi adalah pneumonia. Stroke dengan komplikasi pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi dari semua komplikasi penyerta stroke, memperlama waktu inap di rumah sakit dan meningkatkan biaya pengobatan. Antibiotika merupakan terapi utama untuk pengobatan stroke dengan komplikasi pneumonia. Tujuan: mengevaluasi peresepan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan penelitan case series menggunakan data retrospektif. Metode antimicrobial therapy (AMT) digunakan untuk mengevaluasi ketepatan penggunaan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke pada periode 20102016. Hasil: Analisis 50 kasus didapatkan bahwa stroke dengan komplikasi pneumonia lebih tinggi terjadi pada laki-laki (62%), usia lanjut (70%), dan stroke iskemik (76%). Jenis antibiotika yang paling banyak diresepkan adalah seftriakson (18%). Evaluasi peresepan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta diperoleh 58% peresepan tidak sesuai. Peresepan yang tidak sesuai meliputi: pemilihan antibiotika tidak sesuai (16%) dan pemakaian antibiotika yang tidak sesuai (56%). Simpulan: Evaluasi peresepan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan metode antimicrobial therapy (AMT) diperoleh ketepatan sebesar 36%. Kata kunci : Antibiotika, Pneumonia, Metode antimicrobial therapy (AMT) ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Background: Stroke is a neurological function disorder that occurs due to sudden circulatory disorders of the brain. Stroke patients have a high risk of complications, one of the most common is pneumonia. Stroke-associated pneumonia has the highest attributable mortality of all medical complications after stroke, increases the length of hospital stay and medical cost. Antibiotics are a mainstay of therapy for stroke-associated pneumonia. Aim: to evaluate the priscribing antibiotics for pneumonia in stroke patients at Bethesda Hospital Yogyakarta. Methods: The research was observational descriptive with case series design and using retrospective data. Antimicrobial therapy (AMT) method was used to evaluate the precision of antibiotics used for stroke-associated pneumonia patients in the period of 2010-2016. Results: Analysis of 50 cases found that stroke-associated pneumonia is higher in men (62%), older age (70%), and ischemic stroke (76%). The most prescribed antibiotic is ceftriaxone (18%). Evaluation of prescribing antibiotics for pneumonia in stroke patients at Bethesda Hospital in Yogyakarta were found 58% prescriptions to be inappropriate. The inappropriate prescriptions included: inappropriate choice of antimicrobials (16%) and inappropriate application of antimicrobials (56%). Conclusions : Evaluation of prescribing antibiotics for pneumonia in stroke patients at Bethesda Hospital in Yogyakarta using antimicrobial therapy (AMT) method obtained 36% appropriate. Keywords: Antibiotics, Pneumonia, Antimicrobial therapy (AMT) method x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN PERSTUJUAN PEMBIMBING ........................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ...................v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi PRAKATA ............................................................................................................ vii ABSTRAK ............................................................................................................. ix ABSTRACT .............................................................................................................x DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv PENDAHULUAN ...................................................................................................1 METODE PENELITIAN .........................................................................................3 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................4 KESIMPULAN ......................................................................................................14 SARAN ..................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15 LAMPIRAN ...........................................................................................................17 BIOGRAFI PENULIS ...........................................................................................56 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel I. Karakteristik Pasien ..................................................................................5 Tabel II. Golongan dan Jenis Antibiotika ...............................................................6 Tabel III. Durasi Pemberian Antibiotika..................................................................7 Tabel IV. Ketepatan Peresepan Antibiotika Empiris dan Definitif..........................8 Tabel V. Hasil Evaluasi Peresepan Antibiotika dengan Metode antimicrobial therapy (AMT) ........................................................................................9 Tabel VI. Luaran Pasien Stroke dengan Komplikasi Pneumonia yang Menerima Terapi Antibiotika ................................................................................ 13 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar I. Rute Pemberian Antibiotika..................................................................7 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Pasien Stroke dengan Komplikasi Pneumonia yang Menerima Terapi Antibiotika Periode 2010-2016 .............................................17 Lampiran 2. Persentase Penggunaan Obat Lain Bersamaan dengan Antibiotika .37 Lampiran 3 Peta Kuman Penyebab Pneumonia pada Pasien Stroke....................41 Lampiran 4. Profil Faktor Risiko dan Komorbiditas ............................................42 Lampiran 5. Profil Terapi Antibiotika Bersamaan dengan Obat Lain ..................44 Lampiran 6. Interaksi Antibiotika Bersamaan dengan Obat Lain.........................46 Lampiran 7. Hasil Evaluasi Peresepan Antibiotika Per Kasus dengan Metode antimicrobial therapy (AMT) ...........................................................49 Lampiran 8. Alat atau Instrumen Pengambilan Data ............................................51 Lampiran 9. Ethical Clearance .............................................................................54 Lampiran 10.Surat Izin Penelitian..........................................................................55 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDAHULUAN Stroke merupakan masalah serius yang dihadapi di seluruh dunia. Hal tersebut dikarenakan stroke dapat mengakibatkan kecacatan dan kematian pada usia produktif maupun usia lanjut. Peningkatan angka kejadian dan kematian akibat stroke tampak nyata teramati di seluruh dunia. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung iskemik. Kejadian stroke meningkat tajam di negara-negara berkembang (WHO, 2014). Data dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (2013) menunjukkan bahwa stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh RS di Daerah Istimewa Yogyakarta (10,81%). Data tentang luaran stroke di RS Bethesda Yogyakarta menunjukkan bahwa persentase kematian stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta selama periode 2011-2015 adalah 9,75% (Pinzon et al., 2016). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia ≥ 75 tahun (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun (0,2%). Komplikasi merupakan hal umum yang dijumpai pada pasien stroke. Pencegahan dan manajemen dari komplikasi stroke merupakan aspek yang esensial dalam tata laksana terapi stroke, karena pasien stroke memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami komplikasi (Ingeman et al., 2011). Semua komplikasi yang dialami pasien stroke dapat memperpanjang length of stay, memperburuk luaran kondisi pasien (Tong et al., 2010), meningkatkan disabilitas dan mortalitas (Hong et al., 2010). Stroke dengan komplikasi pneumonia merupakan penyebab kematian tertinggi dari semua komplikasi penyerta stroke dan menyebabkan meningkatnya biaya pengobatan serta memperlama waktu inap di rumah sakit (Sui and Zhang, 2011; Hannawi et al., 2013). Pneumonia merupakan komplikasi medis paling umum pada pasien stroke, dengan perkiraan insidensi pada pasien stroke antara 5% sampai 26%. Stroke dengan komplikasi pneumonia sebagian besar terjadi selama rawat inap di rumah sakit sebanyak 571 kasus dari 587 kasus (97,3%) dan 16 kasus lainnya terjadi setelah keluar dari rumah sakit (2,7%). Kematian pasien stroke dengan komplikasi pneumonia didapatkan sebanyak 232 kasus dari 587 kasus (39,5%) (Finlayson et al., 2011). Data register penderita stroke di RS Bethesda Yogyakarta tahun 2011-2015 memperlihatkan bahwa pneumonia merupakan salah satu jenis komplikasi yang sering muncul pada pasien stroke (5,6%). 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pneumonia adalah peradangan yang terjadi pada sel parenkim paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Kebanyakan pasien akan merasakan demam, menggigil, dyspnea, batuk produktif, dahak bewarna cokelat kemerahan atau hemoptisis dan nyeri dada pleuritik (Dipiro, 2015). Gambaran klinis pneumonia berupa peningkatan sel darah putih (leukositosis), adanya pertumbuhan bakteri pada sputum, dan demam (suhu ≥ 380C) (Kalil et al, 2016; Yan et al., 2014; Rotstein et al., 2008). Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri adalah komplikasi utama pada pasien stroke akut (Kishore et al., 2015). Keparahan stroke, usia lanjut, jenis kelamin laki-laki, disfagia, penyakit paru obstruktif kronik, dan penyakit arteri koroner merupakan risiko tinggi untuk mengalami pneumonia pada pasien stroke (Finlayson et al., 2011). Antibiotika merupakan terapi utama untuk pengobatan stroke dengan komplikasi pneumonia. Antibiotika yang digunakan harus fast-acting, toksisitas rendah, dan kombinasi (Sui and Zhang, 2011). Jenis kuman yang berpotensi menjadi penyebab pneumonia diantaranya Streptococcus pneumoniae, Haemophillus influenzae, Staphylococcus aurus, gram-negative bacilli (contohnya: Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Enterobacter species, Serratia marcesens, Pseudomonas aeruginosa), Acinetobacter species, dan MRSA. Antibiotika empiris yang disarankan diantaranya sefalosporin generasi III (contohnya: seftriakson, seftazidim, dan sefoperazon), flurokuinolon (contohnya: levofloksasin), karbapenem (contohnya: meropenem) (Kalil et al, 2016). Penelitian Yan et al. (2014) yang dilakukan terhadap 372 pasien stroke dengan komplikasi pneumonia memperlihatkan bahwa bakteri gram positif kokus menyumbang sebesar 25,54% dan bakteri gram negatif basil menyumbang sebesar 59,95% terhadap terjadinya resistensi antibiotika. Bakteri gram positif kokus penyebab resistensi umumnya Staphylococcus aureus, Staphylococcus haemolyticus, dan Staphylococcus epidermidis. Bakteri gram negatif basil penyebab resistensi umumnya Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli dan Klebsiella pneumoniae. Resistensi antibiotika pada pasien stroke dengan komplikasi pneumonia merupakan bagian dari infeksi nosokomial sehingga diperlukan pemilihan antibotika yang tepat untuk menghindari resistensi dari penggunaan antibiotika yang tidak rasional. Penggunaan antibiotika masih banyak yang kurang tepat dan kurang optimal. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Antimicrobial Resistance in Indonesia (AMRIN) yang dilakukan di 2 rumah sakit pendidikan di Indonesia, peresepan antibiotika yang tepat hanya sebesar 21% dari total peresepan (Hadi et al., 2008). Penggunaan 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI antibiotika yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai kerugian antara lain semakin tingginya resistensi bakteri, pemborosan biaya, dan kemungkinan efek toksik bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peresepan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Metode antimicrobial therapy (AMT) digunakan untuk menentukan kualitas dan ketepatan peresepan antibiotika pada pasien yang bersangkutan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kualitas dan ketepatan peresepan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. METODE PENELITIAN Rancangan dan Sampel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan rancangan penelitian case series. Penelitian ini dilakukan di bangsal rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Subjek penelitian adalah pasien stroke dengan komplikasi pneumonia di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode tahun 2010-2016. Kriteria inklusi meliputi pasien dengan usia > 18 tahun, baik laki-laki ataupun perempuan yang terdiagnosis stroke dengan komplikasi pneumonia serta menerima terapi antibiotika. Kriteria eksklusi meliputi rekam medis pasien dengan data yang tidak lengkap dan pasien stroke dengan komplikasi pneumonia yang melanjutkan pengobatan di tempat lain atau pulang paksa. Jumlah sampel sebanyak 50 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non-random sampling dengan jenis consecutive sampling. Penelitian yang dilakukan telah mendapatkan ijin dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta berupa ethical clearance dan juga telah mendapatkan ijin dari Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta untuk melakukan penelitian di rumah sakit yang bersangkutan. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian antara lain lembaran catatan medis (medical record) pasien stroke dengan komplikasi pneumonia dan form pengambilan data yang digunakan untuk mencatat data obyektif dan pengobatan yang diterima pasien stroke dengan komplikasi pneumonia. 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan cara menguraikan data-data yang didapatkan dari rekam medis pasien untuk menggambarkan karakteristik pasien, pola peresepan antibiotika, dan ketepatan peresepan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke. Analisis deskriptif mengenai karakteristik mengelompokkan pasien-pasien dengan diagnosis pasien dilakukan stroke komplikasi dengan pneumonia berdasarkan distribusi umur, jenis kelamin dan jenis stroke. Analisis deskriptif mengenai pola peresepan antibiotika terdiri atas golongan dan jenis antibiotika, rute pemberian antibiotika serta durasi pemberian antibiotika. Analisis ketepatan peresepan antibiotika dilakukan dengan menggunakan metode antimicrobial therapy (AMT). Metode AMT merupakan modifikasi dari metode Gyssens yang dilakukan oleh Willemsen. Metode AMT mencakup beberapa kategori penting untuk evaluasi penggunaan antibiotika, seperti ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan antibiotika berdasarkan spektrum, efektifitas dan toksisitas, serta ketepatan pemakaian antibiotika yang meliputi dosis pemberian, waktu pemberian, rute pemberian dan durasi pemberian (Willemsen et al., 2007). Evaluasi yang dilakukan menggunakan literatur sebagai referensi, yaitu Management of Adults With Hospital-acquired and Ventilator-associated Pneumonia: 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society dan beberapa jurnal terkait. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai “Evaluasi Peresepan Antibiotika untuk Pneumonia pada Pasien Stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” dilakukan dengan cara menelusuri data rekam medis pasien yang didiagnosis stroke dengan komplikasi pneumonia dan menerima terapi antibiotika. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibahas menjadi beberapa bagian yaitu karakteristik pasien, pola peresepan antibiotika, dan ketepatan peresepan antibiotika. Karakteristik Pasien Karakteristik pasien stroke dengan komplikasi pneumonia dikelompokan menjadi distribusi umur, jenis kelamin, dan jenis stroke. Karakteristik pasien stroke dengan komplikasi pneumonia dapat dilihat pada Tabel I. 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel I. Karakteristik Pasien No Penggolongan Demografi 1. Usia 2. Jenis kelamin 3. Jenis stroke Parameter ≤ 65 tahun > 65 tahun Laki-laki Perempuan Iskemik Hemoragik Sampel n 16 34 31 19 38 12 % 32 64 62 38 76 24 Hasil analisis (Tabel I) menunjukkan bahwa demografi pasien sebagian besar berusia > 65 tahun (64%). Data-data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pasien stroke dengan komplikasi pneumonia adalah kelompok usia lanjut. Pasien stroke dengan komplikasi pneumonia dengan jenis kelamin laki-laki menyumbang angka prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan pasien dengan jenis kelamin perempuan, yaitu sebesar 62%. Hal ini sejalan dengan penelitian Sui and Zhang (2011) yang memperlihatkan bahwa pasien stroke dengan komplikasi pneumonia sebagian besar berumur > 65 tahun (62.02%) dan jenis kelamin laki-laki menyumbang angka prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan jenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 55.05%. Penelitian lain yang dilakukan Finlayson et al. (2011) dan Almeida et al. (2015) juga memperlihatkan bahwa usia lanjut dan pasien dengan jenis kelamin laki-laki memiliki prevalensi tinggi untuk mengalami pneumonia pada pasien stroke. Pasien stroke dengan komplikasi pneumonia dengan jenis stroke iskemik menyumbang angka prevalensi yang lebih tinggi daripada jenis stroke hemoragik. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Almeida et al. (2015) yang memperlihatkan bahwa stroke iskemik dengan pneumonia menyumbang angka prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan stroke hemoragik dengan pneumonia dengan persentase stroke iskemik sebesar 64.7% dan stroke hemoragik sebesar 35.3%. Pola Peresepan Antibiotika Pola peresepan antibiotika akan dijelaskan mengenai golongan, jenis, rute pemberian dan durasi pemakaian antibiotika yang diresepkan untuk pneumonia pada pasien stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel II. Golongan dan Jenis Antibiotika No. 1. 2. 3. 4. 5. Golongan dan Jenis Antibiotika Karbapenem Meropenem Imipenem Sefalosporin Seftriakson Seftazidim Sefoperazon Sefoperazon-sulbaktam Sefepim Quinolon Levofloksasin Siprofloksasin Aminoglikosida Amikasin Antibiotika lain Tigesiklin Total Jumlah Peresepan Persentase (%) 5 1 10 2 9 7 5 5 1 18 14 10 10 2 7 3 14 6 6 12 1 50 2 100 Tercatat 11 jenis antibiotika yang diresepkan dari 50 rekam medis yang digunakan. Pada tabel II menunjukkan antibiotika yang paling sering digunakan yaitu golongan sefalosporin sebanyak 27 peresepan (54%). Jenis antibiotika yang paling banyak diresepkan adalah seftriakson sebanyak 9 peresepan (18%). Peresepan antibiotika seftriakson banyak ditemukan pada penelitian ini terkait dengan distribusi pasien stroke dengan komplikasi pneumonia yang banyak menggunakan seftriakson sebagai salah satu terapi empiris untuk pneumonia. Hal tersebut sesuai dengan guideline ATS (2016) yang merekomendasikan terapi empiris untuk pneumonia salah satunya adalah seftriakson. Sefalosporin generasi ketiga (misalnya seftriakson dan seftazidim) memiliki spektrum yang luas dalam melawan bakteri aerob yang menjadi penyebab umum pada pneumonia (Rotstein et al., 2008). 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8% Oral Intravena 92% Gambar I. Rute Pemberian Antibiotika Rute pemberian antibiotika pada pasien stroke dengan komplikasi pneumonia yang paling banyak adalah intravena dengan persentase sebesar 92%, sedangkan sisanya sebanyak 8% diberikan secara oral. Banyaknya peresepan antibiotika secara intravena ini berkaitan dengan kondisi klinis pasien yang sebagian besar mengalami gangguan menelan, mual, muntah, dan lemas. Selain itu, alasan lain banyaknya peresepan antibiotika secara intravena yaitu pertimbangan onset yang cepat dan bioavaibilitasnya lebih baik dibandingkan dengan rute per oral. Onset yang cepat dan bioavaibilitas yang baik ini akan berpengaruh pada aksi dan efek terapeutik obat yang akan lebih cepat tercapai. Tabel III. Durasi Pemberian Antibiotika Durasi Pemberian Antibiotika ≤ 7 hari > 7 hari Meropenem 2 3 Imipenem 1 Seftriakson 9 Seftazidim 5 2 Sefoperazon 2 3 Sefoperazon-sulbaktam 4 1 Sefepim 1 Levofloksasin 5 2 Siprofloksasin 3 Amikasin 5 1 Tigesiklin 1 37 13 Jumlah 74 26 Persentase (%) Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel III, didapatkan bahwa durasi pemberian antibiotika ≤ 7 hari sebanyak 37 peresepan (74%) dan durasi pemberian antibiotika > 7 hari 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebanyak 13 peresepan (26%). Banyaknya persepan antibiotika ≤ 7 hari sudah sesuai dengan guideline ATS (2016) dimana durasi terapi untuk penggunaan antibiotika secara empiris ataupun definitif pada kasus pneumonia adalah ≤ 7 hari. Penggunaan antibiotika selama ≤ 7 hari tidak mengurangi manfaat dari terapi antibiotika, namun dapat meminimalisir terjadinya efek samping yang merugikan, mencegah terjadinya resistensi dan mengurangi biaya. Penelitian lain yang dilakukan Pugh et al. (2015) juga menunjukkan bahwa terapi jangka pendek dan jangka panjang tidak memiliki perbedaan pada keterulangan pneumonia, kegagalan pengobatan, dan length of stay. Namun, terapi jangka pendek dapat mengurangi terjadinya resistensi antibiotika. Penelitian ini juga menemukan bahwa pemakaian antibiotika selama tiga hari pada pasien HAP dengan Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) rendah berkaitan dengan risiko rendah mengalami infeksi dan mengalami resistensi antibiotika. Evaluasi Peresepan Antibiotika dengan Metode antimicrobial therapy (AMT) Evaluasi peresepan antibiotika dengan metode AMT terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan antibiotika berdasarkan spektrum, efektifitas dan toksisitas, serta ketepatan pemakaian antibiotika yang meliputi dosis pemberian, waktu pemberian, rute pemberian dan durasi pemberian (Willemsen et al., 2007). Pada penelitian ini, evaluasi dilakukan untuk antibiotika empiris pada kasus tidak dilakukan kultur (20 kasus) dan antibiotika definitif peresepan terakhir pada kasus dilakukan kultur (30 kasus). Tabel IV. Ketepatan Peresepan Antibiotika Empiris dan Definitif Terapi Kasus Peresepan Tepat Peresepan antibiotika empiris 4, 5, 7, 10, 12, 13, 16, 20, 33, 34, 36, 42, (n=20) 43, 49 Peresepan antibiotika definitif 1, 9, 15, 24 (n=30) n (%) 14 (70) 4 (13,33) Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel IV, peresepan antibiotika empiris didapatkan ketepatan sebesar 70% dari 20 kasus dan peresepan antibiotika definitif didapatkan ketepatan sebesar 13,33% dari 30 kasus. 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel V. Hasil Evaluasi Peresepan Antibiotika dengan Metode antimicrobial therapy (AMT) Kategori Jenis Antibiotika Rekam Medis Kasus Sefoperazon Levofloksasin Amikasin Levofloksasin Amikasin 2, 19 11, 17 21 6, 31 25 Peresepan antibiotika Peresepan antibiotika tepat Peresepan antibiotika tidak sesuai Tidak ada indikasi Pemilihan antibiotika tidak sesuai* Ada antibiotika lain dengan spektrum lebih sempit Ada antibiotika lain yang lebih efektif Ada antibiotika lain yang lebih aman Total (%) 50 (100) 18 (36) 29 (58) 0 (0) 8 (16) 0 (0) 5 (10) 3 (6) 28 (56) Pemakaian antibiotika tidak sesuai* Dosis pemberian tidak sesuai Levofloksasin 3, 11, 27 8, 14, 23, 35, 40, 41 28 29 Seftazidim Sefepim Imipenem 11 (22) 0 (0) Waktu pemberian tidak sesuai Rute pemberian tidak sesuai Levofloksasin Siprofloksasin Levofloksasin Seftazidim Sefoperazon Meropenem Amikasin Tigesiklin Sefoperazonsulbaktam Durasi pemberian tidak sesuai Keterbatasan data untuk evaluasi ketepatan antibiotika Amikasin 3, 11 32, 38 17, 31 18, 41 19, 46, 48 22, 37, 50 30 44 4 (8) 13 (26) 45 21, 25, 26, 30, 39, 47 6 (12) *Satu peresepan antibiotika dapat termasuk lebih dari satu kategori tidak sesuai Hasil evaluasi peresepan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke ditunjukkan pada Tabel V. Tabel V menunjukkan bahwa terdapat 18 (36%) kasus peresepan antibiotika tepat dan 29 (58%) kasus peresepan antibiotika tidak sesuai dengan guideline yang digunakan dari total 36 ketidaksesuaian (lebih dari satu kategori tidak sesuai dapat ditemukan dalam satu peresepan antibiotika). Kategori-kategori ketidaksesuaian peresepan antibiotika meliputi pemilihan antibiotika tidak sesuai (16%) dan pemakaian antibiotika tidak sesuai (56%). Selain itu, ditemukan juga sebanyak 6 (12%) kasus peresepan antibiotika yang memiliki keterbatasan data untuk evaluasi ketepatan antibiotika yang 3 kasus diantaranya termasuk dalam kasus peresepan antibiotika tidak sesuai. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tidak ada indikasi Berdasarkan hasil evaluasi, tidak ditemukan peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori ini. Seluruh peresepan antibiotika sudah sesuai dengan kondisi klinis pasien. Pada pneumonia, gambaran klinisnya yaitu adanya peningkatan sel darah putih (leukositosis), adanya pertumbuhan bakteri pada sputum, dan demam (suhu ≥ 380C) (Kalil et al, 2016; Yan et al., 2014; Rotstein et al., 2008). Pemilihan Antibiotika Tidak Sesuai Ada antibiotika lain dengan spektrum lebih sempit Berdasarkan hasil evaluasi, tidak ditemukan peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori ini. Pemilihan antibiotika empiris untuk kasus yang tidak dilakukan kultur sudah sesuai dengan terapi empiris yang dianjurkan oleh guideline ATS (2016) diantaranya sefalosporin generasi III (contohnya: seftriakson, seftazidim, dan sefoperazon), flurokuinolon (contohnya: levofloksasin), karbapenem (contohnya: meropenem) dan pemilihan antibiotika definitif untuk kasus yang dilakukan kultur juga sudah sesuai dengan pola bakteri penyebab. Ada antibiotika lain yang lebih efektif Ada pilihan antibiotika lain yang lebih efektif dapat diartikan bahwa ada antibiotika lain yang lebih direkomendasikan untuk kondisi pasien karena dinilai akan memberikan outcome therapy yang lebih optimal. Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan sebanyak 5 (10%) kasus peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori ini, yaitu sefoperazon (kasus 2 dan 19), levofloksasin (kasus 11 dan 17), dan amikasin (kasus 21). Penggunaan antibiotika pada kasus tersebut kurang efektif dikarenakan ada antibiotika lain yang lebih banyak sensitif terhadap bakteri penyebab dari masing-masing kasus dan memiliki kesesuaian terhadap fungsi ginjal ataupun fungsi hati pasien. Pada kasus 2 didapatkan dari hasil kultur bahwa imipenem sensitif terhadap 4 bakteri penyebab dibandingkan dengan sefoperazon yang hanya sensitif terhadap 3 bakteri penyebab. Pada kasus 11 didapatkan dari hasil kultur bahwa tigesiklin sensitif terhadap 2 bakteri penyebab dibandingkan dengan levofloksasin yang hanya sensitif terhadap 1 bakteri penyebab. Pada kasus 17 didapatkan dari hasil kultur bahwa amikasin, tigesiklin, doripenem, piperasilin/tazobaktam, dan siprofloksasin sensitif terhadap 2 bakteri penyebab dibandingkan dengan levofloksasin yang hanya sensitif terhadap 1 bakteri penyebab. Pada kasus 19 didapatkan dari hasil kultur bahwa tigesiklin sensitif terhadap 3 bakteri penyebab 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dibandingkan dengan sefoperazon yang hanya sensitif terhadap 1 bakteri penyebab. Pada kasus 21 didapatkan dari hasil kultur bahwa tigesiklin sensitif terhadap 6 bakteri penyebab dibandingkan dengan amikasin yang hanya sensitif terhadap 4 bakteri penyebab. Ada antibiotika lain yang lebih aman Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan sebanyak 3 (6%) kasus peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori ini, yaitu levofloksasin (kasus 6 dan 31) dan amikasin (kasus 25). Pada peresepan levofloksasin (kasus 6 dan 31) ditemukan interaksi serius levofloksasin dengan cordarone yang diberikan bersamaan. Interaksi serius levofloksasin dengan cordarone dapat meningkatkan risiko aritmia ventrikel sehingga penggunaannya secara bersamaan perlu dihindari (Kemenkes, 2011). Pada peresepan amikasin (kasus 25) juga ditemukan interaksi serius amikasin dengan furosemide yang diberikan bersamaan. Interaksi serius amikasin dengan furosemide dapat meningkatkan toksisitas satu sama lain dan dapat meningkatkan risiko ototoksisitas dan nefrotoksisitas sehingga penggunaannya secara bersamaan perlu dihindari (Kemenkes, 2011). Pemilihan antibiotika tidak sesuai pada penelitian ini didapatkan sebesar 16% yang terdiri atas 10% kategori ada antibiotika lain yang lebih efektif dan 6% kategori ada antibiotika lain yang lebih aman. Pemakaian Antibiotika Tidak Sesuai Dosis pemberian tidak sesuai Dosis pemberian antibiotika tidak sesuai dapat dikarenakan dosis yang diberikan untuk pasien melebihi dari dosis yang disarankan atau dosis yang diberikan kurang dari dosis yang disarankan. Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan sebanyak 11 (22%) kasus peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori ini, yaitu levofloksasin (kasus 3, 11, dan 27), seftazidim (kasus 8, 14, 23, 35, 40, dan 41), sefepim (kasus 28), dan imipenem (kasus 29). Dosis kurang ditemukan pada antibiotika levofloksasin (kasus 3, 11, dan 27), seftazidim (kasus 8, 14, 23, 35, 40, dan 41), dan sefepim (kasus 28). Dosis tinggi ditemukan pada antibiotika imipenem (kasus 29). Dosis pada kasus yang diterima pasien adalah 500 mg untuk antibiotika levofloksasin, 1 g untuk antibiotika seftazidim, sefepim, dan imipenem. Dosis yang direkomendasikan guideline ATS (2016) adalah 750 mg untuk antibiotika levofloksasin, 2 g untuk antibiotika seftazidim dan sefepim, serta 500 mg untuk antibiotika imipenem. 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Rute pemberian tidak sesuai Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan sebanyak 4 (8%) kasus peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori ini, yaitu levofloksasin (kasus 3 dan 11) dan siprofloksasin (kasus 32 dan 38) yang diberikan secara per oral. Menurut guideline ATS (2016) rute pemberian levofloksasin dan siprofloksasin yang disarankan untuk pneumonia adalah secara intravena. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi pasien yang mengalami gangguan menelan, mual, muntah, dan lemas sehingga rute pemberian per oral tidak sesuai. Waktu pemberian tidak sesuai Waktu pemberian antibiotika merupakan hal yang sangat penting karena akan mempengaruhi ketersediaan obat di dalam sirkulasi sistemik yang berdampak pada efek terapeutik yang dihasilkan. Berdasarkan hasil evaluasi, tidak ditemukan kasus peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori ini. Durasi pemberian tidak sesuai Menurut guideline ATS (2016), durasi terapi untuk pemakaian antibiotika secara empiris ataupun definitif pada kasus pneumonia adalah ≤ 7 hari. Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan sebanyak 13 (26%) kasus peresepan yang masuk dalam kategori ini dimana durasi pemberiannya terlalu lama (> 7 hari) yaitu pada antibiotika levofloksasin (kasus 17 dan 31), Seftazidim (kasus 18 dan 41), sefoperazon (kasus 19, 46, dan 48), meropenem (kasus 22, 37, dan 50), Amikasin (kasus 30), Tigesiklin (kasus 44), dan sefoperazonsulbaktam (kasus 45). Pemberian antibiotika selama 8 hari ditemukan pada kasus 18, 19, 44, dan 48. Pemberian antibiotika selama 9 hari ditemukan pada kasus 37 dan 41. Pemberian antibiotika selama 10 hari ditemukan pada kasus 22, 30, 31, 45, 46, dan 50. Pemberian antibiotika selama 11 hari ditemukan pada kasus 17. Pemakaian antibiotika tidak sesuai pada penelitian ini didapatkan sebesar 56% yang terdiri atas 22% kategori dosis pemberian tidak sesuai, 8% kategori rute pemberian tidak sesuai, dan 26% kategori durasi pemberian tidak sesuai. Keterbatasan Data untuk Evaluasi Ketepatan Antibiotika Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan sebanyak 6 (12%) kasus peresepan antibiotika yang masuk dalam kategori ini, yaitu amikasin (kasus 21, 25, 26, 30, 39, dan 47). Pada masing-masing kasus tersebut, peneliti tidak dapat memperoleh data berat badan pasien. 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berat badan pasien menjadi penting untuk menilai ketepatan dosis harian dari penggunaan antibiotika amikasin yang dosis hariannya disesuaikan dengan berat badan pasien. Peresepan antibiotika tepat Peresepan antibiotika dikatakan tepat apabila telah memenuhi seluruh kategori, yaitu tepat indikasi, tepat pemilihan antibiotika berdasarkan spektrum, efektifitas dan toksisitas, serta tepat pemakaian antibiotika yang meliputi dosis pemberian, waktu pemberian, rute pemberian dan durasi pemberian (Willemsen et al, 2007). Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan sebanyak 18 (36%) kasus peresepan antibiotika yang tergolong tepat. Antibiotika yang tergolong tepat antara lain, meropenem (kasus 1 dan 16), seftriakson (kasus 4, 5, 9, 10, 13, 20, 33, 34, dan 36), levofloksasin (kasus 43), siprofloksasin (kasus 24), sepoferazonsulbaktam (kasus 7, 12, 15, dan 42), dan sepoferazon (kasus 49). Luaran pasien stroke dengan komplikasi pneumonia Luaran pasien stroke dengan komplikasi pneumonia yang menerima terapi antibiotika dapat dilihat pada Tabel VI. Tabel VI. Luaran Pasien Stroke dengan Komplikasi Pneumonia yang Menerima Terapi Antibiotika Luaran Mandiri tanpa gejala sisa Dengan sedikit bantuan Dengan banyak bantuan Tergantung penuh Program home care Meninggal dunia Jumlah Kasus Peresepan Tepat 10, 12, 16, 42 9, 13, 24, 33 1, 5, 15, 20 7, 34, 36, 43 4, 49 18 Kasus Peresepan Tidak Sesuai 17 2, 3, 14, 21, 22 11, 19, 23, 28, 31, 32, 44 25, 27, 29, 30, 46, 50 18, 35, 37, 38, 40, 41, 45, 48 6, 8 29 Luaran pasien stroke dengan komplikasi pneumonia dengan kasus peresepan antibiotika tepat didapatkan 4 kasus dengan sedikit bantuan, 4 kasus dengan banyak bantuan, 4 kasus tergantung penuh, 4 kasus program home care, dan 2 kasus meninggal dunia. Luaran pasien stroke dengan komplikasi pneumonia dengan kasus peresepan antibiotika tidak sesuai dengan guideline didapatkan 1 kasus mandiri tanpa gejala sisa, 5 kasus dengan sedikit bantuan, 7 kasus dengan banyak bantuan, 6 kasus tergantung penuh, 8 kasus program home care, dan 2 kasus meninggal dunia. 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kelebihan penelitian ini adalah menggunakan rancangan penelitian case series, yang mana evaluasi peresepan antibiotika dilakukan satu per satu kasus. Selain itu, Metode antimicrobial therapy (AMT) yang digunakan memungkinkan untuk mengevaluasi keseluruhan kategori peresepan antibiotika. Penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan dimana ada data atau kelengkapan penelitian yang dapat menunjang hasil penelitian namun tidak dapat diakses oleh peneliti, seperti data berat badan pasien. Berat badan pasien menjadi penting untuk menilai ketepatan dosis harian dari penggunaan antibiotika tertentu yang dosis hariannya disesuaikan dengan berat badan pasien. Selain itu, ditemukan juga beberapa kasus yang tidak dilakukan kultur. Data yang bersifat retrospektif sehingga peneliti tidak dapat mengikuti perkembangan kondisi pasien. KESIMPULAN Evaluasi peresepan antibiotika untuk pneumonia pada pasien stroke di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta dengan metode antimicrobial therapy (AMT) diperoleh ketepatan sebesar 36%. SARAN Perlunya pemantauan dalam penggunaan antibiotika oleh tenaga medis di rumah sakit yang bersangkutan untuk menjaga dan meningkatkan ketepatan penggunaan antibiotika. Perlu juga adanya penelitian lebih lanjut dengan pendekatan prospektif dengan memonitoring perkembangan kondisi pasien setiap harinya sehingga dapat melakukan wawancara yang lebih mendalam kepada dokter, perawat, dan apoteker terkait pemilihan antibiotika yang digunakan. 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Almeida, S.R.M., Bahia, M.M., Lima, F.O., Paschoal, I.A., Cardoso, T.A.M.O., and Li, L.M., 2015, Predictors of pneumonia in acute stroke in patients in an emergency unit, Arq Neuropsiquiatr, 73 (5), 415-419. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 93. Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013, Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, hal. 46. Dipiro, J.T., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L., and Dipiro, C.V., 2015, Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edition, McGraw-Hill, United States, p. 412. Finlayson, O., Kapral, M., Hall, R., Asllani, E., Selchen, D., and Saposnik, G., 2011, Risk factors, inpatient care, and outcomes of pneumonia after ischemic stroke, Neurology, 77 (14), 1338–1345. Hadi, U., Duerink, D.O., Lestari, E.S., Nagelkerke, N.J., Keuter, M., Huis In’t Veld, D., et al., 2008, Audit of antibiotic prescribing in two governmental teaching hospitals in Indonesia, Clinical Microbiology and Infection, 14 (7), 698–707. Hannawi, Y., Hannawi, B., Rao, C.P.V., Suarez, J.I., and Bershad, E.M., 2013, StrokeAssociated Pneumonia: Major Advances and Obstacles, Cerebrovascular Diseases, 35 (5), 430–443. Hong, K., Saver, J.L., Kang, D., Bae, H., Yu, K., Koo, J., et al., 2010, Years of Optimum Health Lost Due to Complications After Acute Ischemic Stroke Disability-Adjusted Life-Years Analysis, Stroke, 1758-1765. Ingeman, A., Andersen, G., Hundborg, H.H., Svendsen, M.L., and Johnsen, S.P., 2011, Processes of Care and Medical Complications in Patients with Stroke, Stroke, 42 (11), 167-172. Kalil, A.C., Metersky, M.L., Klompas, M., Muscedere, J., Sweeney, D.A., Palmer, L.B., et al, 2016, Management of Adults With Hospital-acquired and Ventilator-associated Pneumonia: 2016 Clinical Practice Guidelines by the Infectious Diseases Society of America and the American Thoracic Society, Clinical Infectious Diseases, 1-51. Kishore, A.K., Vail, A., Chamorro, A., Garau, J., Hopkins, S.J., Di Napoli, M., et al., 2015, How Is Pneumonia Diagnosed in Clinical Stroke Research? A Systematic Review and Meta-Analysis, Stroke, 46 (5), 1202–1209. 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia, 2011, Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Menteri Kesehatan Indonesia, Jakarta. Pinzon, R.T., Adnyana, K.S.G., dan Sanyasi, R.D.L.R., 2016, Profil Epidemiologi Stroke: Gambaran Tentang Pola Demografi, Faktor Risiko, Gejala Klinik, dan Luaran Klinis Pasien Stroke, Betha Grafika, Yogyakarta, pp. 37-38, 42-43. Pugh, R., Grant, C., Cooke, R.P.D., and Dempsey, G., 2015, Short-course versus prolongedcourse antibiotic therapy for hospital-acquired pneumonia in critically ill adults, Cochrane Database of Systematic Reviews, 8, 5-61. Rotstein, C., Evan, G., Born, A., Grossman, R., Light, R.B., Magder, S., et al., 2008, Clinical practice guidelines for hospital-acquired pneumonia and ventilator-associated pneumonia in adults, Can J Infect Dis Med Microbiol, 19 (1), 19-53. Sui, R., and Zhang, L., 2011, Risk factors of stroke-associated pneumonia in Chinese patients. Neurological research, 33 (5), 508–513. Tong, X., Kuklina, E.V., Gillespie, C., and George, M.G., 2010, Medical Complications Among Hospitalizations for Ischemic Stroke in the United States From 1998 to 2007, Stroke, 41, 980-986. Willemsen, I., Groenhuijzen, A., Bogaers, D., Stuurman, A., Keulen, P.V., and Kluytmans, J., 2007, Appropriateness of Antimicrobial Therapy Measured by Repeated Prevalence Surveys, 51 (3), 864–867. World Health Organization, 2014, Global Health Estimates: Death by Cause, Age, Sex, and Country, 2000-2012, WHO, Geneva. Yan, L., Qing, Y., Xingyi, J., and Hongbo, Q., 2014, Etiologic Diagnosis and Clinical Treatment of Multiple Drug-Resistant Bacteria Infection in Elderly Patients with Stroke-Associated Pneumonia After Neurosurgery, Cell Biochemistry and Biophysics, 71 (2), 731–734. 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1. Data Pasien Stroke dengan Komplikasi Pneumonia yang Menerima Terapi Antibiotika Periode 2010-2016 No. 1 2 3 No. RM 01991106 01966938 01992741 Inisial TR S FM Usia (tahun) 70 75 48 Jenis kelamin P L L Lama rawat (hari) 15 14 16 Jenis stroke Iskemik Iskemik Iskemik Anamnesis Sering kesemutan ± 10 hari lalu, sejak 3 hari lalu tidak bisa bicara, dan akhirnya tidak sadarkan diri Pasien tiba-tiba jatuh dan pingsan saat berada di sawah Hemiparese (tangan kanan dan kaki kanan lemah), sulit berjalan, dan sulit menelan 17 Tekanan darah (mmHg) 140/70 150/80 120/80 Hasil laboratorium Leukosit 20.01 H (10/01) Ureum 45.2 Kreatinin 0.60 SGOT 17.4 SGPT 12.0 Leukosit 9.79 (22/01) Leukosit 17.59 H (17/05) Ureum 35.4 Kreatinin 1.0 SGOT 20.5 SGPT 10.0 Leukosit 19.84 H (03/08) Ureum 25 Kreatinin 1.74 H Leukosit 17.80 H (13/08) Peresepan antibiotika PARENTERAL Manitol 125 cc 3x1 Seftazidim 2 g 2x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Citicoline 250 mg/2 ml 3x1 Novorapid 6-8 ui 3x1 Meropenem 1 g 3x1 Lantus 10-14 ui 1x1 Omeprazole 40 mg 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Simvastatin 10 mg 1x1 PARENTERAL Seftriakson 1 g 2x1 Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Lovenox 0.4 cc 1x1 Citicoline 250 mg/2 ml 3x1 Manitol 100 cc 2x1 Omeprazole 40 mg 2x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Sefoperazon 1 g 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Simvastatin 10 mg 1x1 Pletaal 50 mg 1x1 Serolin 20 mg 3x1 Lansoprazole 30 mg 2x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Seftazidim 1 g 3x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pantoprazole 40 mg 1x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Cedantron 4 mg//2 ml 1x1 4 5 6 01995477 01990002 00979983 SW AS HMD 72 85 54 L L P 7 7 15 Iskemik Iskemik Iskemik Pasien tirah baring lama ± 6 bulan, sesak, tidak mau makan ± 2 hari, dan kesadaran menurun Hemiparese (anggota gerak kanan lemas), sesak nafas, tidak bisa bicara, gelisah Bicara pelo dan badan lemas 18 110/70 130/80 110/80 Leukosit 13.10 H (16/04) Ureum 152.5 H Kreatinin 1.34 H SGOT 12.5 SGPT 7.0 Leukosit 8.14 (18/04) Leukosit 5.28 (21/04) Leukosit 15.29 H (19/12) Ureum 37 Kreatinin 1.01 SGOT 36.2 SGPT 33.0 Leukosit 6.20 (26/12) Leukosit 14.81 H (13/03) Ureum 29.6 Kreatinin 0.60 SGOT 13.9 SGPT 12.8 Leukosit 15.52 H (22/03) NON PARENTERAL Betaserc 24 mg 2x1 Ikalep 300 mg 2x1 Mucopect syr 15 mg/5 ml 2-3x1 cth Tromboaspilet 80 mg 1x1 Diovan 40 mg 1x1 Q-ten 100 mg 1x1 Levofloksasin 500 mg 1x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Domperidone 10 mg 2-3x1 Bisoprolol 2.5 mg 1x1 PARENTERAL Seftriakson 1 g 2x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Pamol 500 mg 2x1 Vestein 300 mg 2x1 PARENTERAL Seftriakson 1 g 2x1 Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Citicoline 250 mg/2 ml 2x1 Omeprazole 40 mg 1x1 NON PARENTERAL PCT 500 mg 3x1 Farmasal 100 mg 1x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Citicoline 250 mg/2 ml Novorapid 8-12 ui Lavemir 10-12 ui Seftazidim 1 g IV 2x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Leukosit 9.18 (27/03) 7 8 9 01987046 01976881 01023638 HS DS M 76 79 54 L P L 6 4 6 Iskemik Iskemik Iskemik Bicara pelo, badan lemas, dan kesadaran menurun ± sulit menelan makanan dan badan lemas Nafas ngorok dan kesadaran menurun 19 180/90 120/80 160/80 Leukosit 18.47 H (11/10) Ureum 50.1 H Kreatinin 0.86 SGOT 35.5 SGPT 41.3 Leukosit 36.68 H (20/01) Ureum 136.9 H Kreatinin 0.9 SGOT 25.8 SGPT 25.2 Leukosit 16.44 H (12/05) Ureum 23.5 Kreatinin 0.78 Novorapid+50 cc Nacl 50 u 1x1 Lasix+50 cc Nacl 1x1 Levofloksasin 750 mg IV 1x1 Farmadol 1 g/100 ml NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Simvastatin 10 mg 1x1 Lipitor 20 mg 1x1 Trizedon MR 35 mg 2x1 Triatec 2.5 mg 1x1 Vectrine 300 mg 3x1 Lasix 40 mg 1-1-0 Aspar K 300 mg 1x1 Cordarone 200 mg 2x½ PARENTERAL Sulperazon 1 g 2x1 Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 PCT 500 mg 3x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 Citicoline 250 mg/2 ml 2x1 Seftazidim 1 g 2x1 NON PARENTERAL Pamol 500 mg 3x1 Forneuro 2x1 PARENTERAL Seftriakson 1 g 2x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Nacl 3% 100 cc 3x1 NON PARENTERAL Pamol 500 mg 2-3x1 Nacl pulv 500 mg 3x1 Metformin 500 mg 1-0-0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PARENTERAL Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Manitol 125 cc 2-3x1 Nimotop 10 mg/50 ml 1-2x1 Seftriakson 1 g 2x1 10 11 12 01951298 01981569 01997062 S S B 53 59 71 L L L 12 13 13 Iskemik Kesadaran menurun, anggota gerak kanan lemas, dan diartria Iskemik Kelemahan anggota gerak, sesak nafas, pusing, mual, muntah Iskemik Saat mandi pagi tibatiba anggota gerak kiri lemas dan merasa pusing 20 210/110 Leukosit 11.51 H (11/03) Ureum 28.8 Kreatinin 0.86 SGOT 16.1 SGPT 12.5 Leukosit 8.27 (19/03) 190/110 Leukosit 19.02 H (11/03) Ureum 28.2 Kreatinin 1.2 SGOT 20.6 SGPT 26.7 140/90 Leukosit 5.36 (23/05) Ureum 26.3 Kreatinin 1.2 SGOT 16.9 SGPT 13.2 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Norvask 5 mg 1x1 Neulin PS 2-3x1 Nimotop 30 mg 2-3x1 Risperidon 2 mg 1x1 Candecartan 8 mg 1x1 Simvastatin 10 mg 1x1 As. Folat 1 mg 2-3x1 Amlodipine 10 mg 1x1 Pletaal 50 mg 1-2x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Citicoline 250 mg/2 ml 3x1 Lovenox 0.4 cc 1x1 Piracetam 1.2 g 1x1 Manitol 125 cc 3-4x1 Primperan 10 mg/2 ml Ranitidine 50 mg/2 ml Seftazidim 1 g IV 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Simvastatin 10 mg 1x1 Pamol 500 mg 1-3x1 Yekalgin 3x1 Furosemide 40 mg 1x1 Aspar K 300 mg 1x1 Citicoline 500 mg 2x1 Ranitidine 150 mg 2x1 Levofloksasin 500 mg 1x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Arixtra 2.5 mg/0.5 ml Sefoperazon-sulbaktam 1 g 2x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Leukosit 11.6 H (28/05) 13 14 15 01998950 00348660 02009132 SH S SAH 75 73 69 L P L 6 3 28 Hemoragik Iskemik Iskemik Hemiparese (anggota gerak kanan lemas), sesak nafas, dan kesadaran menurun Batuk, pusing, mual + muntah, tangan kanan kesemutan, gelisah Tangan dan kaki kanan lemas dan tidak bisa bicara 21 140/80 110/60 120/80 Leukosit 11.85 H (07/07) SGOT 84.1 H SGPT 38.8 Leukosit 14.30 H (21/04) Ureum 33.2 Kreatinin 0.67 SGOT 19.3 SGPT 12.1 Leukosit 18.48 H (17/03) Ureum 26.0 Kreatinin 0.82 SGOT 20.8 SGPT 15.0 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Lipitor 10 mg 1x1 Kalxetin 10 mg 1x1 Aricept 5 mg 1x1 Vectrine 300 mg 3x1 Brainact 500 mg 3x1 PARENTERAL Seftriakson 1 g 2x1 Citicoline 250 mg/2 ml 2x1 As. Traneksamat 500 mg 3x1 Ketorolac 30 mg/1 ml 2x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 Fenitoin 100 mg 2x1 Vit K 10 mg/ml 3x1 NON PARENTERAL Pamol 500 mg 3x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/ 5 ml 1x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 Seftazidim 1 g 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Metformin 500 mg 2x1 Betaserc 24 mg 3x1 PARENTERAL Lasix+50 cc Nacl 1x1 Kalmetasone 4 mg/ml 1x1 Dobutamine 250 mg/10 ml 1x1 Seftriakson 1 g 2x1 Sulperazon 1 g 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Plavix 75 mg 1x1 Aspar K 300 mg 1-2x1 Atorvastatin 20 mg 1x½ Interhistin 50 mg 2x1 Neulin PS 2x1 Lasix 40 mg 1x½ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 17 18 02030220 00695331 02011750 TK KAH S 70 70 36 L L L 17 10 12 Iskemik Iskemik Hemoragik Kesadaran menurun Kelemahan anggota gerak Pasien mengeluh pusing, keringat dingin, dan kesadaran menurun 22 80/50 130/80 110/80 Leukosit 15.31 H (30/09) Ureum 21.2 Kreatinin 0.84 SGOT 28.0 SGPT 16.8 Leukosit 7.45 (07/10) Leukosit 7.67 (08/10) Leukosit 18.24 H (10/10) Ureum 12.5 Kreatinin 0.70 SGOT 13.7 SGPT 15.1 Leukosit 13.70 H (22/05) Ureum 20.1 Kreatinin 0.81 Ureum 23.2 (26/05) Theragran-M 1x1 Q-ten 100 mg 1x1 PARENTERAL Tamoliv 1 g/100 ml Pantoprazole 40 mg 1-2x1 Narfoz 4 mg/2 ml 2x1 Meropenem 1 g 3x1 Dobutamine 250 mg/4 ml 1x1 Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Lovenox 0.4 cc 1x1 Cedantron 8 mg 1x1 Albumin 20% 100 cc 1x1 NON PARENTERAL Pamol 500 mg B/P VIP Albumin 500 mg 3x2 Pradaksa 110 mg 2x1 Domperidone 10 mg 2-3x1 Levazide 2-3x1 Vectrine 300 mg 3x1 Furosemide 40 mg 1x1 Aspar K 300 mg 1x1 Lansoprazole 30 mg 1x1 PARENTERAL Cravit (levofloksasin) 750 mg 1x1 Nicholin 250 mg/2 ml 3x1 Methycobal 500 mcg/1 ml 3x1 Primperan 100 mg/2 ml 3x1 Omeprazole 20 mg 1x1 NON PARENTERAL Ascardia 80 mg 1x1 Glisodin 250 iu 1x1 Zyloric 300 mg 1x1 Memoran 100 mg 3x1 Enercore 8 g 1x1 Fluimucil 200 mg 3x1 PARENTERAL Kalnex 500 mg 3x1 Vit K 10 mg/ml 2x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kreatinin 0.70 Leukosit 10.10 (30/05) 19 20 01973950 02010154 KS R 85 44 L L 15 5 Iskemik Hemoragik Badan sebelah kanan lemas, bicara tidak jelas dan tidak nyambung dan pendengaran kurang Pasien mendadak muntah-muntah, kesadaran menurun, dan nafas ngorok 120/80 200/110 Leukosit 19.32 H (11/11) Ureum 79.3 H Kreatinin 1.30 H SGOT 23.0 SGPT 8.8 Leukosit 11.90 H (17/11) Ureum 44.5 Kreatinin 0.80 Leukosit 20.15 H (12/04) Ureum 27.4 Kreatinin 1.36 H SGOT 18.1 SGPT 11.4 Fenitoin 100 mg 2x1 Seftazidim 2 g 3x1 Torasic 30 mg/ml 2x1 Lasix 20 mg/2ml 1x1 Omeprazole 20 mg 2x1 NON PARENTERAL Aspar K 300 mg 2x1 Nutriflam 3x1 Imunos 1x1 Loratadine 10 mg 1x1 Fenitoin 100 mg 2x1 Prohiper 10 mg 1x½ Aldactone 25 mg 1x1 Nonflamin 50 mg 2-3x1 Lansoprazole 30 mg 1x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Sefoperazon 1 g 2x1 Citicoline 250 mg/2 ml 3x1 Renxamin 1x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Pamol 500 mg 3x1 Memoran 100 mg 3x1 Allopurinol 100 mg 2x1 PARENTERAL Kalnex 500 mg 3x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 Vit K 10 mg/ml 2x1 Furosemide 20 mg/2 ml 1x1 Blistra+50 cc Nacl 10 mg 1x1 Novorapid+50 cc Nacl 50 u 1x1 Seftriakson 1 g 2x1 Omeprazole 20 mg 2x1 Farmadol 1 g/100 ml 2-3x1 NON PARENTERAL Antasida syr 100 cc 3x1 Aspar K 300 mg 2x1 23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 22 23 01003921 01950501 02011229 S SHW IRS 73 78 48 L P P 26 14 12 Iskemik Iskemik Hemoragik 2 hari yang lalu pasien tidak bisa bicara, bibir perot, badan lemes Kesadaran menurun Sejak 2 hari yang lalu pasien mengeluh pusing dan kesadaran menurun 150/80 Leukosit 6.08 (28/02) Ureum 45.7 Kreatinin 1.48 H SGOT 16.0 SGPT 14.3 Leukosit 16.79 H (14/03) Ureum 68.8 H Kreatinin 1.37 H Leukosit 10.70 H (19/03) Ureum 49.1 Kreatinin 0.93 Leukosit 8.24 (23/03) 110/70 Leukosit 12.00 H (25/07) Ureum 70.2 H Kreatinin 1.33 H SGOT 56.1 H SGPT 20.5 Leukosit 13.3 H (01/08) Ureum 25.5 Kreatinin 0.44 L 180/100 Leukosit 12.99 H (09/05) Ureum 32.7 Kreatinin 0.57 SGOT 28.5 (10/05) SGPT 28.9 Leukosit 7.87 (14/05) Atrovastatin 20 mg 1x1 Nimotop 30 mg 2-4x1 Metformin 500 mg 3x1 PARENTERAL Lasix+50 cc Nacl 1x1 Sefoperazon 1 g IV 2x1 Farmadol 1 g/100 ml B/P Amikasin 500 mg IV 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Plavix 75 mg 1x1 Aspar K 300 mg 2x1 Lasix 40 mg 1-0-0 Neulin PS 2-3x1 Theragran-M 1x1 Pamol 500 mg B/P PARENTERAL Ondansentron 4 mg/2 ml 2x1 Cernevit 1x1 Sulperazon 1 g 2x1 Brainact 500 mg/4 ml 2x1 Dicynon 250 mg 3x1 Meropenem 1 g 2x1 NON PARENTERAL Madopar 2x1 Fluimucil syr 15 mg/5 ml 3x1 cth Inpepsa syr 500 mg/5 ml 3x1 cth PARENTERAL Ceremax 10 mg/50 ml 1x1 Lasix+50 cc Nacl 1x1 Kalnex 500 mg 3x1 Vit K 10 mg/ml Seftazidim 1 g 2x1 Manitol 250 cc 1x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Herbesser 50 ml+50 cc Nacl 1x1 NON PARENTERAL Pamol 500 mg 3x1 Lipitor 20 mg 1x1 24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 25 26 02001325 02006861 00705241 TG SA LT 68 74 70 L P L 11 12 14 Iskemik Badan lemas ± 1 minggu, sesak nafas, dan kesadaran menurun Iskemik Pasien mengeluh pusing, muntahmuntah, tidak bisa bicara, dan kesadaran menuurn Iskemik Kepala berat, tiba-tiba mau jatuh, badan lemas, nafas ngorok, tidak bisa diajak 25 Ikalep 250 mg 2x1 Amlodipine 10 mg 1x1 Candecasartan 16 mg 1x1 Cataflam fast 50 mg 2x1 Noperten 5 mg 1x1 Lasix 40 mg 1-1-0 Aspar K 300 mg 1-1-0 Q-ten 100 mg 1x1 PARENTERAL Seftriakson 1 g 2x1 Nacl 3% 100 cc 1x1 Siprofloksasin 400 mg 1x1 120/70 Leukosit 11.73 H (25/12) Leukosit 9.21 (29/12) Leukosit 10.30 (03/01) 160/90 Leukosit 11.97 H (18/01) Ureum 33.1 Kreatinin 0.63 SGOT 17.9 SGPT 11.2 110/70 Leukosit 13.19 H (11/01) Ureum 50.9 H Kreatinin 0.91 SGOT 18.7 NON PARENTERAL Hemobion 1x1 Pronicy 4 mg 2x1 Farmasal 100 mg 1x1 Rifampicin 300 mg 1x1 Pehadoxin 1x1 PARENTERAL Sulperazon 1 g 2x1 Lasix 20 mg/2 ml 1x1 Nacl 3% 100 cc 2x1 Ivelip 1x1 Carnevit+Nacl 100 cc 1x1 Omeprazole 40 mg 1-2x1 Citicoline 500 mg 3x1 Amikasin 500 mg 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Lipitor 10 mg 1x1 Aspar K 300 mg 2x1 Nacl 500 mg 3x1 Lasix 40 mg 1x1 Prohiper 10 mg 2x1 Omeprazole 20 mg 1x1 Fluimucil 15 mg/5 ml 3x1 cth PARENTERAL Lasix+50 cc Nacl 1x1 Manitol 125 cc 3-4x1 Seftriakson 1 g 2x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI komunikasi, dan kesadaran menurun 27 01720545 HS 67 P 10 Hemoragik Pasien jatih di sawah kemudian kaki dan tangan kanan tidak bisa digerakkan dan tidak bisa bicara 26 SGPT 10.8 150/70 Leukosit 9.41 (12/07) Ureum 19.4 Kereatinin 0.97 Leukosit 15.00 H (14/07) Leukosit 10.45 (21/07) Pantoprazole 40 mg 1x1 Farmadol 1 g/100 ml 3x1 Kalmetasone 4 mg/ml 1x1 Novorapid 4-12 ui 2-3x1 Vit K 10 mg/ml 2x1 Dobutamine 250 mg/10 ml 1x1 Ivelip 1x1 Amikasin 500 mg 2x1 Omeprazole 20 mg 1-2x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 Ondansentron 4 mg/2 ml 2x1 NON PARENTERAL Trozedon MR 35 mg 2x1 Sporacid 100 mg 1x1 Citicoline 500 mg 3x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Pamol 500 mg 3x1 Aspar K 300 mg 2x1 Metformin 500 mg 1x1 CTM 4 mg 1x1 Nacl pulv. 500 mg 3x1 Glaucon 250 mg 3x1 PARENTERAL As. Traneksamat 500 mg 3x1 Vit K 10 mg/ml 2x1 Lasix+50 cc Nacl 1x1 Vit C 200 mg/2 ml 2x1 Levofloksasin 500 mg 1x1 Nacl 3% 100 cc 1x1 Alinamin F 25 mg/10 ml 1x1 NON PARENTERAL Aspar K 300 mg 2-3x1 Pamol 500 mg B/P Aldactone 25 mg 1x1 Irbesartan 300 mg 1x1 Neulin PS 2x1 Kalnex 500 mg 3x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 29 30 02015456 02011223 02005624 S RH W 55 78 63 L P L 16 18 15 Iskemik Iskemik Iskemik Pasien mengalami kelemahan anggota gerak dan afasia Pasien tidak mau makan, susah bicara, dan afasia Pasien sulit menelan, batuk-batuk, demam, sputum banyak, pusing 27 160/90 130/80 160/90 Leukosit 25.07 H (26/08) Ureum 21.7 Kereatinin 0.86 SGOT 21.3 SGPT 23.3 Leukosit 16.7 H (04/09) Leukosit 10.50 (08/09) Leukosit 18.30 H (25/12) SGOT 15.8 SGPT 7.1 Leukosit 10.90 (01/01) Ureum 33.9 (02/01) Kereatinin 0.47 Leukosit 14.10 H (06/01) Leukosit 20.85 H (07/01) Leukosit 10.50 (10/01) Leukosit 14.11 H (14/11) Ureum 30.4 (15/11) Kreatinin 0.85 Leukosit 16.20 H (21/11) Leukosit 10.30 (25/11) Ureum 42.7 (26/11) Kreatinin 0.84 PARENTERAL Seftazidim 1 g 3x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Sefepim 1 g 2x1 PCT inf 1 g/100 ml NON PARENTERAL Simvastatin 10 mg 1x1 Kalxetin 10 mg 1x1 Aricept 5 mg 1x1 Vectrine syr 175 mg/5 ml 2-3x2 cth PARENTERAL Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Citicoline 250 mg/2 ml 1x1 Brainact 500 mg/4 ml 2x1 Seftazidim 1 g 2x1 Lasix 20 mg/2 ml 1x1 Meropenem 2 g 2x1 Albumin 20% 100 cc 1x1 Imipenem 1 g 3x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Lipitor 40 mg 1x1 Trizedon MR 35 mg 2x1 CPG 75 mg 1x1 Pamol 500 mg 3x1 Levazide 3x1 Aricept 5 mg 1x1 Lasix 40 mg 1-1-0 VIP Albumin 500 mg 3x2 Brainact 500 mg 3x1 PARENTERAL Seftazidim 1 g 2x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 Dobutamine 250 mg/10 ml 1x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Amikasin 500 mg 2x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Spironolactone 25 mg 1x1 Ambroxol 30 mg 2-3x1 Pamol 500 mg 3x1 Cetirizine 10 mg 1x1 Dramamine 50 mg 2x1 Glucobay 50 mg 1x1 Ikalep 250 mg 2x1 PARENTERAL Bralin 1000 mg 2x1 Stabaktam 1 g 2x1 Neulin 500 mg 3x½ Cravit (levofloksasin) 750 mg 1x1 Pantoprazole 40 mg 2x1 31 02025862 S 74 L 31 Iskemik ± 1 minggu tidak bisa jalan, bicara pelo, sesak nafas, dan kesadaran menurun 32 02021620 AAH 71 L 6 Iskemik Pasien mengalami kejang dan kesadaran menurun 28 150/90 140/80 Leukosit 10.42 (30/05) Ureum 56.8 H Kereatinin 1.39 H Leukosit 18.10 H (05/06) Leukosit 4.73 (13/06) Leukosit 13.26 H (06/09) Ureum 29.8 Kreatinin 0.31 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Vaclo 75 mg 1x1 Pamol 500 mg 3x1 Cordarone 200 mg 3x½ dan 2x1 Trizedon MR 35 mg 2x1 Tonicard 1-2x1 Plavix 75 mg 1x1 Claritin 10 mg 1x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Neulin PS 3x1 Mucopect syr 15 mg/5 ml 2-3x1 Ambroxol 30 mg/5 ml 3x5 cc PARENTERAL Pantoprazole 40 mg 2x1 Ondansentron 4 mg/2 ml 2x1 Fenitoin 100 mg 2x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Seftazidim 1 g 2x1 NON PARENTERAL Antasida syr 3x1 cth Ambroxol 30 mg/5 ml 3x5 cc Siprofloksasin 400 mg 2x1 Ikalep 300 mg 2x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 34 35 02032248 02033040 02026810 D A B 71 52 70 P P P 8 15 4 Leukosit 14.9 H (24/11) Ureum 159 H Kreatinin 2.79 H SGOT 62.7 H SGPT 45.1 H Leukosit 18.06 H (25/11) Kelemahan anggorta gerak kanan dan kesadaran menurun 110/80 Hemoragik Pasien muntahmuntah dan kesadaran menurun 170/90 Leukosit 14.63 H (15/12) Ureum 21.9 Kreatini 0.59 Hemoragik Kelemahan anggota gerak kiri dan kesadaran menurun 190/120 Leukosit 16.66 H (26/06) Ureum 27.3 Kreatini 0.62 SGOT 30.2 SGPT 15.4 Iskemik 29 Levazide 3x1 Lansoprazole 30 mg 1x1 PARENTERAL Novorapid 10-14 ui 3x1 Pantoprazole 40 mg 1-2x1 Seftriakson 1 g 2x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Novorapid+50 cc Nacl 50 u 1x1 Rantin ekstra 50 mg/2 ml 1x1 NON PARENTERAL Antasida syr 3x1 cth Amlodipine 5 mg 1x1 PCT 500 mg 3x1 Metformin 500 mg 3x1 Lansoprazole 30 mg 1x1 PARENTERAL Fenitoin 100 mg 2x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Vit K 10 mg/ml 2x1 As. Traneksamat 500 mg 3x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Furosemide 20 mg/2 ml Seftriakson 1 g 2x1 NON PARENTERAL Antasida syr 3x1 cth Amlodipine 10 mg 1x1 Irbesartan 300 mg 1x1 Fenitoin 100 mg 2x1 Venosmil 200 mg 3x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Clonidine 150 mcg 1x1 PCT 500 mg B/P PARENTERAL Lasix 20 mg/2 ml 1x1 Pantoprazole 40 mg 2x1 Vit K 10 mg/ml 2x1 As. Traneksamat 500 mg 3x1 Seftazidim 1 g 2x1 PCT inf 1 g/100 ml PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI NON PARENTERAL Antasida syr 3x1 cth PCT 500 mg 1x1 Amlodipine 10 mg 1x1 PARENTERAL Seftriakson 1 g 2x1 Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 36 37 38 02034411 02027030 02027764 MS S WR 78 72 87 L P L 10 18 11 Iskemik Kelemahan anggota gerak kiri dan kesadaran menurun Iskemik Hemoragik 130/70 Leukosit 11.61 H (17/01) Leukosit 8.29 (25/01) Pasien mengalami diare ± 3 hari, nyeri perut kiri, sesak nafas, badan lemas, dan muntah 130/80 Leukosit 6.33 (30/01) Ureum 30.0 Kreatinin 0.96 Leukosit 15.16 H (04/02) Leukosit 13.55 H (05/02) Leukosit 15.42 H (06/02) Leukosit 10.90 (13/02) Pasien merasakan pusing dan tidak mau makan 180/90 30 Leukosit 14.85 H (25/07) Ureum 49.9 Kreatinin 1.36 H Leukosit 9.62 (03/08) NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Atorvastatin 20 mg 1x1 Vit B12 100 mcg Vit B6 25 mg 1x1 Vit B1 100 mg 1x1 Miniaspi 100 mg 1x1 Piracetam 1.2 g 2x1 PARENTERAL Citicoline 250 mg/2 ml 2x1 Ondansentron 4 mg/2 ml 2x1 Seftazidim 1 g 2x1 Metilprednisolon 125 mg 1-2x1 Meropenem 1 g 3x1 Omeprazole 40 mg 2x1 Primperan 10 mg/2 ml 1x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Salbutamol 2 mg 3x½ Fluimuicil syr 15 mg/5 ml 3x1 cth Trolit 3x1 Digoxin 0.25 mg 1-3x½ Bronsolvan 150 mg 3x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Seftazidim 1 g 3x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Lasix 20 mg/2 ml 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 40 41 01100696 02002086 01912746 K SH S 76 75 68 P L L 13 6 14 Iskemik Pasien mengeluh tangan kanan kaku, bibir merot ke kanan Iskemik Pasien sulit bicara, badan lemas, demam, dan batuk Iskemik Pasien sulit bicara, anggota gerak kanan lemas sejak 5 hari yang lalu, dan bicara pelo 31 140/80 180/100 150/90 Leukosit 14.53 H (13/08) Ureum 39.6 Kreatinin 0.48 Leukosit 16.00 H (22/08) Ureum 53.7 H Kreatinin 0.57 Leukosit 10.80 (25/08) Ureum 67.2 H Kreatinin 0.66 Leukosit 11.61 H (15/04) Ureum 64.0 H Kreatinin 1.26 H Leukosit 10.90 (20/04) Leukosit 6.67 (12/08) Ureum 20.1 Kreatinin 0.90 SGOT 14.8 SGPT 18.1 Leukosit 11.50 H (15/08) Leukosit 10.77 (22/08) NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Simvastatin 10 mg 1x1 Ambroxol 30 mg/5 ml 3x5 cc Amlodipine 10 mg 1x1 Levazide 3x1 Pamol 500 mg B/P Lasix 40 mg 1-1-0 Siprofloksasin 400 mg 2x1 Aspar K 300 mg 1x1 PARENTERAL Seftazidim 1 g 2x1 Lasix 20 mg/2 ml 1x1 Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Nacl 3% 100 cc 3x1 Amikasin 500 mg 2x1 Pantoprazole 40 mg 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Aspar K 300 mg 3x1 Amlodipine 5 mg 1x1 Pamol 500 mg B/P Lipitor 40 mg 1x1 Vectrine 300 mg 2-3x1 PARENTERAL Seftazidim 1 g 2x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 NON PARENTERAL Ambroxol 30 mg 3x1 PCT 500 mg 3x1 Amlodipine 10 mg 1x1 Valsartan 160 mg 1x1 Furosemide 40 mg ½-0-0 PARENTERAL Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Seftazidim 1 g 2x1 Pantoprazole 40 mg 2x1 Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Primperan 10 mg/2 ml PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 43 44 02027896 02025914 01984538 NS P AS 55 62 53 P L L 6 10 37 Iskemik Pasien mengalami pusing, mual, muntah, dan mengalami penurunan kesadaran Iskemik Pasien batuk, dahak sulit dikeluarkan, mengalami kelemahan anggota gerak, dan afasia Hemoragik Pasien sulit bicara dan anggota gerak lemas 32 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Lipitor 40 mg 1x1 Levazide 3x1 Polycrol 3x1 cth Ambroxol 30 mg/ 5ml 3-4x1 cth Lansoprazole 30 mg 1x1 Brainact 500 mg 3x1 PARENTERAL Manitol 125 cc 3x1 Nacl 3% 100 cc 3x1 Sulperazon 1 g 2x1 Novorapid 8-12 ui 1x1 140/80 Leukosit 22.32 H (27/07) Ureum 29.5 Kreatinin 1 H 130/90 Leukosit 35.99 H (14/06) Leukosit 10.39 (20/06) Ureum 29.5 Kreatinin 0.76 SGOT 17.5 SGPT 17.9 Leukosit 8.59 (22/06) 150/90 Leukosit 8.33 (17/04) Ureum 19.6 Kreatinin 0.95 Leukosit 14.40 H (20/04) Ureum 41.3 (24/04) Kreatinin 1.08 Leukosit 10.80 (26/04) Ureum 60.1 H (27/04) Kreatinin 1.04 Leukosit 9.24 (30/04) NON PARENTERAL Aspar K 300 mg 3x1 Nacl pulv. 500 mg 3x1 Theragran-M 1x1 Diflucan 150 mg 1x1 Vectrine 300 mg 3x1 Metformin 500 mg 2x1 PARENTERAL Levofloksasin 750 mg 1x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 NON PARENTERAL Pamol 500 mg 4x1 Curcuma 200 mg 3x1 Irbesartan 300 mg 1x1 Antasida syr 3x1 cth Lansoprazole 30 mg 1x1 PARENTERAL Lasix+50 cc Nacl 1x1 Kalnex 500 mg 3x1 Vit K 10 mg/ml 2x1 Seftriakson 1 g 2x1 Primperan 10 mg 3x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Tygacil (Tigesiklin) 100 mg (loading dose) dilanjutkan 50 mg 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ureum 50.1 Kreatinin 0.92 45 02037632 NK 88 P 25 Iskemik Pasien mengalami kelemahan anggota gerak, komunikasi terganggu, dan disartria 33 130/80 Leukosit 9.00 (08/04) Ureum 44.7 Kreatinin 0.95 SGOT 12.3 SGPT 24.1 Leukosit 10.53 (14/04) Leukosit 10.40 (19/04) Leukosit 18.32 H (21/04) Leukosit 10.50 (26/04) Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Ondansentron 4 mg/2 ml NON PARENTERAL Aspar K 300 mg 1x1 Valesco 80 mg 1x1 / 40 mg 1x½ Ambroxol 30 mg/5 ml 3x5 cc ISDN 5 mg 3x1 Rillus 3x1 Lasix 40 mg 1-1-0/ 1-0-0 Itraconazole 100 mg 1x1 Brainact 500 mg 3x1 PARENTERAL Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Vit K 10 mg/ml Seftriakson 2 g 2x1 Sefoperazon-sulbaktam 1 g 2x1 Plasbumin 20% 100 cc 1x1 Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Nacl 3% 100 cc 1-3x1 Lasix 20 mg/2 ml 1x1 Zemic 200 mg/100 ml 1x1 NON PARENTERAL Aspar K 300 mg 3x1 Farmasal 100 mg 1x1 Atorvastatin 20 mg 1x1 Lipitor 40 mg 1x1 Pamol 500 mg B/P Fargoxin 0.25 mg 1x½ Pradaxa 75 mg 2x1 VIP Albumin 500 mg 3x2 Lasix 40 mg 1x1 Brainact 500 mg 3x1 Itraconazole 100 mg 1x1 Tarontal 400 mg 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 47 02039692 00630636 R PS 56 79 P P 29 21 Hemoragik Iskemik Pasien sulit bicara, anggota gerak lemas, dan kesadaran menurun Pasien merasa lemas, badan panas, dan mual 34 140/90 140/90 Leukosit 12.68 (27/05) Leukosit 12.70 (03/06) Ureum 105.5 H (04/06) Kreatinin 1.08 H Leukosit 10.90 (08/06) Ureum 106.5 H Kreatinin 0.95 Leukosit 12.41 (12/06) Ureum 216.3 H Kreatinin 1.70 H Leukosit 17.30 H (17/06) Ureum 389.7 H Kreatinin 2.70 H Leukosit 10.50 (22/06) Leukosit 13.80 H (24/01) SGOT 25.8 SGPT 27.3 Leukosit 9.73 (30/01) Leukosit 5.76 (04/02) Ureum 57.3 H (05/02) Kreatinin 1 Leukosit 8.37 (10/02) PARENTERAL Lasix+50 cc Nacl 1x1 As. Traneksamat 500 mg 3x1 Renxamin 1x1 Seftazidim 1 g 2x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Pantoprazole 40 mg 1x1 Sefoperazon 1 g 2x1 Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Kalmetasone 4 mg/ml 1x1 Aminofluid 1x1 Dobutamine+50 cc Nacl 1x1 Vascon+50 cc Nacl 1x1 Novorapid 10 ui Dilantin 250 mg 3x1 Novorapid+50 cc Nacl 1x1 Ceremax 10 mg/50 ml 1x1 NON PARENTERAL Aspar K 300 mg 1x1 Amlodipine 10 mg 1x1 Concor 2.5 mg 1x1 Levazide 3x1 Fluimucil syr 15 mg/5 ml 3x1 cth Furosemide 40 mg 1-0-0 Itraconazole 100 mg 1x1 Trizedon MR 35 mg 2x1 Pamol 500 mg B/P Ikalep 250 mg 2x1 PARENTERAL Citicoline 250 mg/2 ml 3x1 Seftazidim 1 g 2x1 Actrapid 8 ui 3x1 Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Amikasin 500 mg IV 2x1 NON PARENTERAL Pamol 500 mg 3x1 Amxidal 5 mg 1x1 Glucobay 50 mg 3x1 Depakote 250 mg 2x1 Pletaal 50 mg 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 01974827 S 67 P 41 Hemoragik Pasien terjatuh di kamar mandi, tangan dan kaki kiri lemas, dan afasia 35 150/90 Leukosit 9.06 (10/01) Ureum 44.1 Kreatinin 2.70 H SGOT 18.3 SGPT 13.3 Leukosit 11.80 H (16/01) Ureum 114.6 H (25/01) Kreatinin 1.90 H Leukosit 15.60 (30/01) Ureum 167.2 H Kreatinin 2.0 H Leukosit 17.91 H (06/02) Vectrine 300 mg 3x1 Fluimucil 200 mg 3x1 Valsartan 160 mg 1x1 Lanamol 500 mg B/P Gludepatic 500 mg 2x1 Zemyc 150 mg 1x1 Aldactone 25 mg 1x1 Lasix 40 mg 1x½ PARENTERAL Piracetam 1.2 g 1x1 Lovenox 0.4 cc 2x1 Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Fenitoin 100 mg 2x1 Mantol 125 cc 3x1 Citicoline 250 mg/2 ml 2x1 Seftriakson 1 g 2x1 Kalnex 500 mg 3x1 Fluimucil 300 mg/3 ml 3x1 Renxamin 1x1 Albumin 20% 100 cc 1x1 Farmadol 1 g/100 ml 1x1 Levofloksasin 750 mg 1x1 Zemyc 200 mg/100 ml 1x1 Furosemide+50 cc Nacl 1x1 Sefoperazon 1 g 2x1 Plasbumin 20% 100 cc 1x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Cordarone 200 mg 2x½ Trizedon MR 35 mg 2x1 Fenitoin 100 mg 2x1 Arcapec 3x1 Piracetam 400 mg 2x1 Tarontal 400 mg 2x1 Digoxin 0.25 mg 1x½ Pamol 500 mg 3x1 Bioprexum 5 mg 1x1 Lasix 40 mg 1-0-0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 50 01970747 02005624 M W 68 62 L L 4 25 Hemoragik Iskemik Pasien terjatuh, mengalami kelemahan anggota gerak, dan afasia Pasien mengalami penurunan kesadaran, lemas, sulit makan, dan 2 hari yang lalu baru diopname dengan hemiparese sinistra (selama 10 hari) 36 130/80 70/40 Leukosit 11.98 H (25/08) Ureum 46.0 Kreatinin 0.80 SGOT 25.6 SGPT 39.9 Leukosit 16.60 H (21/12) Ureum 193.5 H Kreatinin 3.67 H SGOT 28.6 SGPT 23.8 Leukosit 18.80 H (26/12) Ureum 63.3 H Kreatinin 1.52 H Leukosit 17.00 H (30/12) Ureum 70.4 H Kreatinin 1.03 Leukosit 10.97 (06/01) Ureum 68.2 H Kreatinin 1.02 PARENTERAL Sefoperazon 1 g 2x1 Lasix 20 mg/2 ml 2x1 Kalnex 250 mg 2x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 NON PARENTERAL Nimotop 30 mg 1-3x1 Glucobay 50 mg 2x1 Fluimucil 600 mg 2x1 PARENTERAL Brainact 500 mg/4 ml 3x1 Seftazidim 1 g 2x1 Dobutamine 250 mg/10 ml 1x1 Ranitidine 50 mg/2 ml 2x1 Renxamin 1x1 Novorapid 4-12 ui 3x1 Meropenem 1 g 3x1 Lavemir 10-16 ui 1x1 Tarontal 100 mg/5 ml 1x1 Alinamin F 25 mg/10 ml 2x1 NON PARENTERAL Farmasal 100 mg 1x1 Simvastatin 10 mg 1x1 Pamol 500 mg B/P Vestein syr 175 mg/5 ml 3x5 cc Trizedon MR 35 mg 2x1 Cordarone 200 mg 3x½ Primperan 10 mg/2 ml 3x1 Lasix 40 mg 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2. Persentase Penggunaan Obat Lain Bersamaan dengan Antibiotika Kelompok obat Diuretik : Mannitol infus Lasix 20 mg/2 ml injeksi Lasix 40 mg tab Aldactone 25 mg tab Glaucon 250 mg tab Spironolactone 25 mg tab Antasida dan antiulcer : Pantoprazole 40 mg injeksi Pantoprazole 40 mg tab Omeprazole 20 mg injeksi Omeprazole 20 mg tab Lansoprazole 30 mg cap Ranitidine 50 mg/2 ml injeksi Ranitidine 150 mg tab Inpepsa syr 500 mg/5 ml Polycrol syr Haemorgologicals Tarontal 100 mg/ 5 ml injeksi Tarontal 400 mg tab Pheriperal Vasodilator & Cerebral Activators Citicoline 250 mg/ 2ml injeksi Serolin 10 mg tab Brainact 500 mg/4 ml injeksi Citicoline 500 mg tab Brainact 500 mg tab Nicholin 250 mg/2 ml injeksi Neulin 500 mg injeksi Insulin Novorapid Lantus Lavemir Anti Diabetik Oral Metformin 500 mg tab Glucobay 50 mg tab Gludepatic 500 mg tab Antikoagulan, Antitrombolitik & Fibrinolitik Farmasal 100 mg tab Pletaal 50 mg tab Lovenox 0.4 ml injeksi Tromboaspilet 80 mg Arixtra 2.5 mg/0.5 ml injeksi Plavix 75 mg tab Pradaxa 110 mg cap Ascardia 80 mg tab CPG 75 mg tab Vaclo 75 mg tab Miniaspi 100 mg tab Pradaxa 75 mg cap Anti Hiperlipidemik Simvastatin 10 mg tab Lipitor 40 mg tab Lipitor 20 mg tab Lipitor 10 mg tab Atorvastatin 20 mg tab Komposisi obat Mannitol Furosemide Furosemide Spironolactone Acetazolamide Spironolactone Pantoprazole Pantoprazole Omeprazole Omeprazole Lansoprazole Ranitidine Ranitidine Sucralfate Activated methylpolysiloxane + Mg.hidroxide + Al.hidroxide colloidal Pentoxifylline Pentoxifylline Citicoline Nicergoline Citicoline Citicoline Citicoline Citicoline Citicoline Insulin Aspart Insulin Glargine Insulin Detemir Metformin HCl Acarbose Metformin HCl Asam asetilsalisilat Cilostazol Enoxaparine Na Asam asetilsalisilat Fondaparinux Na Clopidogrel Dabigatran Asam asetilsalisilat Clopidogrel Clopidogrel Asam asetilsalisilat Dabigatran Simvastatin Atorvastatin Ca. Atorvastatin Ca. Atorvastatin Ca. Atorvastatin Ca. 37 Jumlah 49 8 20 16 3 1 1 61 24 4 9 1 7 13 1 1 1 23 21 2 34 13 1 12 1 5 1 1 11 8 1 2 10 6 3 1 44 26 3 4 1 1 3 1 1 1 1 1 1 20 8 4 2 2 4 % 8.75 10.89 4.11 6.07 1.96 1.79 7.86 3.57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Anti Emetik Primperan 10 mg/2 ml injeksi Cedantron 8 mg/2 ml injeksi Domperidone 10 mg tab Narfoz 4 mg/2 ml injeksi Ondansetron 4 mg/2 ml injeksi Anti Histamin & Anti Alergi Interhistin 50 mg tab Loratadine 10 mg tab Pronicy 4 mg tab CTM 4 mg tab Cetirizine 10 mg tab Claritin 10 mg tab Hemostatik Asam traneksamat 500 mg injeksi Vit K 10 mg/ml injeksi Kalnex 500 mg injeksi Kalnex 250 mg injeksi Kalnex 500 mg tab Dicynone 250 mg injeksi Antirematik, Analgesik Anti Inflamasi (NSAID) Ketorolac 30 mg/1 ml injeksi Torasic 30 mg/1 ml injeksi Nonflamin 50 mg cap Cataflam fast 50 mg sachet Anti Vertigo Betaserc 24 mg tab Dramamine 50 mg tab Anti Parkinson Levazide tab Madopar tab Antikonvulsan : Ikalep 300 mg tab Ikalep 250 mg Fenitoin 100 mg injeksi Fenitoin 100 mg cap Dilantin 250 mg injeksi Depakote 250 mg tab Anti asma & persediaan COPD Salbutamol 2 mg tab Bronsolvan Stimulan CNS dan ADHD Agent Prohiper 10 mg tab Antidepresan Kalxetin 10 mg cap Obat untuk Penyakit Neurodegeneratif Aricept 5 mg tab Anti Angina Trizedon MR 35 mg tab ISDN 5 mg tab Anti Fungi Sporacid 100 mg cap Diflucan150 mg cap Itraconazole 100 mg cap Zemyc 200 mg/100 ml infus Zemyc 150 mg cap Obat batuk & Demam/Influenza Mucopect 15 mg/5 ml Vestein 300 mg cap Vectrine 300 mg cap Metoclopramide HCl Ondansetron HCl Domperidone Ondansetron HCl Ondansetron HCl Mebhydrolin Napadisylate Loratadine Cyproheptadine Chlorphenyramine maleat Cetirizine diHCl Loratadine Asam traneksamat Phytomenadione Asam traneksamat Asam traneksamat Asam traneksamat Ethamsylate Ketorolac tromethamine Ketorolac tromethamine Tinaridine HCl Diklofenak K 27 17 2 2 1 5 6 1 1 1 1 1 1 23 5 10 5 1 1 1 4 Salbutamol sulfate Theophyline 1 1 1 1 3 2 1 7 6 1 14 2 3 6 1 1 1 2 1 1 Methylphenidate 2 Fluoxetine HCl 2 Betahistin di HCl Dimenhydrinate L.Dopa + Benzeradine L.Dopa + Benzeradine Asam valproac Asam valproac Fenitoin Fenitoin Fenitoin Na H-divalproa 4.82 1.07 4.11 0.71 0.53 1.25 2.5 0.36 0.36 0.36 0.53 Donepezil HCl Trimetazidine Dihydrochloride Isosorbid dinitrat Itraconazole Fluconazole Itraconazole Fluconazole Fluconazole Ambroxol HCl Erdosteine Erdosteine 38 3 8 7 1 8 1 1 3 2 1 26 2 1 6 1.43 1.43 4.64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Vectrine syr 175 mg/5 ml Fluimucil 200 mg cap Fluimucil syr 15 mg/5 ml Fluimucik 300 mg/3 ml injeksi Fluimucil 600 mg tab eff Ambroxol 30 mg tab Ambroxol syr 30 mg/5 ml Calcium Channel Blockers Norvask 5 mg tab Amlodipine 5 mg tab Amlodipine 10 mg tab Blistra 10 mg injeksi Herbesser 25 mg/5 ml injeksi Amdixal 5 mg tab ACE Inhibitors Triatec 2.5 mg Noperten 5 mg tab Bioprexum 5 mg tab Angiotensin II Inhibitors Diovan 40 mg tab Valsartan 160 mg tab Candecartan 8 mg tab Candecartan 16 mg tab Irbesartan 300 mg tab Valesco tab Beta-Blockers Bisoprolol 2.5 mg tab Cocor 2.5 mg tab Anti Hipertensi Lain Clonidine 150 mcg tab Analgetik-Antipiretik (nonnarkotik) Pamol 500 mg tab Parasetamol 500 mg tab Farmadol 1 g/100 ml Yekalgin Tamoliv 1 gr/100 ml infus PCT 1 g/100 ml infus Suplemen dan Terapi Penunjang Q-ten 100 mg cap Neulin PS cap Vip albumin 500 mg cap Glisodin 250 iu cap Memoran 100 mg tab Enercore 8 gr sachet Nutriflam cap Imunos tab Memoran 100 mg tab Venosmil 200 mg cap Trolit Curcuma 200 mg tab Rillus tab Elektrolit dan Mineral Aspar K 300 mg tab Nacl 3% infus Erdosteine N-Acetylcysteine N-Acetylcysteine N-Acetylcysteine N-Acetylcysteine Ambroxol HCl Ambroxol HCl Amlodipine besylate Amlodipine besylate Amlodipine besylate Nicardipine HCl Diltiazem HCl Amlodipine besylate Ramipril Lisinopril dihydrat Perindopril Valsartan Valsartan Candecartan Candecartan Irbesartan Valsartan Bisoprolol Bisoprolol 2 2 4 1 1 2 5 13 1 3 6 1 1 1 3 1 1 1 9 1 2 1 1 3 1 2 1 1 2.32 0.53 1.61 0.36 0.18 Clonidine HCl Parasetamol Parasetamol Parasetamol Metampiron + B1 + B6 + B12 + coffein + klordiazepoxide Parasetamol Parasetamol Coenzyme Q1 Choline citrate + cytidine monophosphate + phosphatydilserine 20% Ekstrak Ophiocephalus striatus Superoksida dismutase dari extr. Melon dengan gliadin Phospatide serine D-ribose + L-carnitine fumarate + coenzym Q10 + Mg Serratiopeptidase + pancreatin + lecithin Echinacea + zinc picolinate selenium + ascorbic acid Phospatide serine Hydrosmin Angkak, ekstrak psidifolium, Nacl, Kcl, sodium sitrat, dextrose, vit B1, vit B12, sodium fosfat, vit B6, vit B12, zinc gluconate Pulveresed curcuma roots Lactobacillus reuterii protectis KI-aspartate Nacl 39 1 37 6.61 26 2 5 1 1 2 23 3 7 4.11 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 17 7 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nacl pulv 500 mg Obat-obat Jantung Cordarone 200 mg tab Dobutamine 250 mg/10 ml injeksi Digoxin 0.25 mg tab Fargoxin 0.25 mg tab Antituberkulosis Rifampicin 300 mb tab Pehadoxin tab Vitamin & Mineral Forneuro tab Asam folat 1 mg tab Theragran-M tab Cernevit injeksi Hemobion cap Vit C 200 mg/2 ml injeksi Alinamin F 25 mg/10 ml injeksi Vit B12 100 mcg tab Vit B6 25 mg tab Vit B1 100 mg tab Nootropik & Neurotonik Niomotop 10 mg/50 ml infus Piracetam 1.2 gr tab Piracetam 400 mg tab Methycobal 500 mcg/1 ml injeksi Nimotop 30 mg tab Ceremax 10 mg/50 ml infus Antipsikotik Risperidone 2 mg tab Hormon Kotikosteroid Kalmethasone 4 mg/1 ml injeksi Metilprednisolon 125 mg injeksi Hiperurisemia & Anti Pirai Zyloric 300 mg tab Allopurinol 100 mg tab Lar. Intravena & Steril Lain Albumin 20% infus Plasbumin 20% infus Nutrisi Parenteral Renxamin Aminofluid Vasokontriktor Vascon 4 mg/4 ml Nacl Amiodarone HCl Dobutamine HCl Digoxin Digoxin Rifampicin Isoniazid + Vit B6 Vit B1, Vit B6, Vit B12, natural Vit E, asam folat Asam folat Vit A + Vit B1 + Vit B2 + Vit B6 + Vit B12 + Vit C+ Vit D + Ca.pantothenate + K.iodide + Fe + Mg + Mn + copper + Zn Vit A, D3, E, C, B1, B2, B3, B5, B6, B12, as.folat, as. Pantothenic, biotin, glycin, as.glycocolic, soybbean lechitin Fe.fumarate + asam folat + Vit C + Vit B12+ Ca.carbonate + Cholecalciferol Vit C Fursultiamin + Vit B2 Coenzym B12 Pyridoxine HCl Thiamine HCl Nimodipine Piracetam Piracetam Mecobalamin Nimodipine Nimodipine 4 13 4 6 2 1 2 1 1 14 1 1 3 2.32 0.36 2.5 2 1 1 2 1 1 1 10 1 3 1 1 2 2 1.79 0.18 Risperidone Dexamethasone Metilprednisolon Allopurinol Allopurinol Human albumin Human albumin Asam amino Glucose + as,amino bebas + nitrogen + as.amino esensial non asensial + branched chain amino acid + energi 1 4 3 1 2 1 1 5 3 2 5 4 1 0.71 0.36 0.89 0.89 0.18 Norepinephrine bitartrate Keterangan : tab = tablet, cap = kapsul, syr = sirup, eff = effervescent 40 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3. Peta Kuman Penyebab Pneumonia pada Pasien Stroke Jenis Kuman Rekam Medis Kasus 1, 25, 31, 37, 38, 39, 46, Staphylococcus epidermidis 47 2, 17, 18, 19, 24, 25, 28, Cedecea neteri 39 n (%) 8 (10.81) 8 (10.81) MRSE 2, 11, 29, 32, 47 5 (6.76) Serratia plymuticha 2, 21, 22, 26, 28 5 (6.76) Streptococcus alpha non pneumococcus 2, 3, 19, 21, 27, 28, 29, 30, 31, 37, 38, 47 3, 9, 18, 21, 27, 29, 30, Staphylococcus aureus 41, 46, 50 12 (16.22) 10 (13.51) 6, 21, 26, 31, 47, 48, 50 7 (9.46) 9, 15, 32 3 (4.06) Serratia rubidaea 11, 44 2 (2.70) Pseudomonas sp 17, 19, 21, 24, 29, 47 6 (8.11) Enterococcus sp 21 1 (1.35) 21, 44 2 (2.70) Citrobacter freundii 24 1 (1.35) Actinobacter sp. 29 1 (1.35) Enterobacter agglomerans grup 38 1 (1.35) 44, 48 2 (2.70) Klebsiella pneumoniae Pseudomonas aeruginosa MRSA Providencia alcalifaciem Total 74 (100) 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4. Profil Faktor Risiko dan Komorbiditas Keterangan : 0 = Ya; 1 = tidak No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Diabetes 0 = 16 (32%) 1 = 34 (68%) 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 Hipertensi 0 = 24 (48%) 1 = 26 (52%) 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 Dislipidemia 0 = 6 (12%) 1 = 44 (88%) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 42 IHD 0 = 4 (8%) 1 = 46 (92%) 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 AF 0 = 4 (8%) 1 = 46 (92%) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 43 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5. Profil Terapi Antibiotika Bersamaan dengan Obat Lain Keterangan : 0 = Ya; 1 = tidak No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Antiplatelet 0 = 28 (56%) 1 = 22 (44%) 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 Antikoagulan 0=6 (12%) 1 = 44 (88%) 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Statin 0 = 18 (36%) 1 = 32 (64%) 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 Antihipertensi 0 = 17 (34%) 1 = 33 (66%) 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 44 Antidiabetik 0 = 13 (26%) 1 = 37 (74%) 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 Multivitamin 0 = 28 (56%) 1 = 22 (44%) 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 Neuroprotektor 0 = 26 (52%) 1 = 24 (48%) 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 45 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 6. Interaksi Antibiotika Bersamaan dengan Obat Lain Keterangan : Interaksi antibiotika dengan obat lain menggunakan Medscape Drug Interaction Checker (http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker) Interaksi obat : 0 = bila terdapat interaksi obat dengan kategori minor, signifikan, serius 1 = bila tidak terdapat interaksi obat. Minor = 7 rekam medis Signifikan = 2 rekam medis Serius = 2 rekam medis Minor dan signifikan = 3 rekam medis Signifikan dan serius = 1 rekam medis No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Interaksi obat 0 = 15 (30%) 1 = 35 (70%) 1 1 1 1 1 Kategori interaksi obat Antibiotika Obat lain - - - Levofloksasin Cordarone Serius Levofloksasin Novorapid (Insulin aspart) Signifikan 0 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 1 1 1 1 1 1 1 - - - 14. 0 Seftazidime Farmasal (Asam asetilsalisilat) Minor 15 16. 17. 1 1 1 - - - 18 0 Seftazidime Lasix (Furosemide) Minor 19 1 - - - 20 0 Seftriakson Furosemide Minor 46 Keterangan Keduanya meningkatkan risiko aritmia ventrikel Levofloksasin meningkatkan efek dari insulin aspart dengan sinergisme farmakodinamik. Penggunaan antibiotika kuinolon dapat menyebabkan hiperglikemia atau hipoglikemia Seftazidime akan meningkatkan efek dari asam asetilsalisilat dengan kompetisi obat pada klirens tubular ginjal Seftazidime meningkatkan toksisitas furosemide dengan sinergisme farmakodinamik. Dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas Seftriakson meningkatkan toksisitas furosemide dengan sinergisme farmakodinamik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 22. 1 1 - - - 23. 0 Seftazidime Lasix (Furosemide) Minor 24. 1 - - - 25. 0 Amikasin Lasix (Furosemide) Serius Amikasin Sporacid (Itraconazole) Signifikan Amikasin Sporacid (Itraconazole) Minor - - - Amikasin Spironolactone Signifikan Amikasin Farmasal (Asam asetilsalisilat) Minor 26. 27. 28. 29. 30. 0 1 1 1 0 31. 0 Levofloksasin Cordarone Serius 32. 33. 1 1 - - - 34. 0 Seftriakson Furosemide Minor 35. 0 Seftazidime Lasix (Furosemide) Minor 36. 1 - - - 37. 0 Meropenem Digoxin Signifikan 38. 0 Siprofloksasin Farmasal (Asam asetilsalisilat) Signifikan 39. 1 - - - 47 Dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas Seftazidime meningkatkan toksisitas furosemide dengan sinergisme farmakodinamik. Dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas Keduanya meningkatkan toksisitas satu sama lain dengan sinergisme farmakodinamik, dapat meningkatkan risiko ototoksisitas dan nefrotoksisitas Keduanya meningkatkan toksisitas satu sama lain dengan sinergisme farmakodinamik, dapat meningkatkan risiko ototoksisitas dan nefrotoksisitas Itraconazole akan meningkatkan efek dari amikasin dengan efluks transporter P-glikoprotein Spironolactone akan meningkatkan efek dari amikasin dengan efluks transporter Pglikoprotein Asam asetilsalisilat meningkatkan efek dari amikasin dengan mengurangi klirens ginjal Keduanya meningkatkan risiko aritmia ventrikel Seftriakson meningkatkan toksisitas furosemide dengan sinergisme farmakodinamik. Dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas Seftazidime meningkatkan toksisitas furosemide dengan sinergisme farmakodinamik. Dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas Meropenem akan meningkatkan efek digoxin dengan mengubah flora intestinal. Hanya berlaku untuk bentuk oral dari kedua agen. Aspirin menurunkan efek siprofloksasin dengan menurunkan penyerapan kuinolon. - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. 0 Seftazidime Furosemide Minor 41. 42. 43. 44. 45. 46. 1 1 1 1 1 1 - - - Amikasin Aldactone (Spironolactone) Signifikan Amikasin Zemyc (Fluconazole) Minor - - - 47. 48. 49. 50. 0 1 1 1 48 Seftazidime meningkatkan toksisitas furosemide dengan sinergisme farmakodinamik. Dapat meningkatkan risiko nefrotoksisitas Spironolactone akan meningkatkan efek dari amikasin dengan efluks transporter Pglikoprotein Fluconazole menurunkan efek amikasin dengan mekanisme yang belum diketahui - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 7. Hasil evaluasi peresepan antibiotika per kasus dengan Metode antimicrobial therapy (AMT) No. Hasil evaluasi 1 Penggunaan antibiotika meropenem sudah tepat 2 Ada antibiotika lain yang lebih efektif daripada sefoperazon Dosis penggunaan antibiotika levofloksasin kurang 3 Rute pemberian antibiotika levofloksasin kurang tepat 4 Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat 5 Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat 6 Ada antibiotika yang lebih aman daripada levofloksasin 7 Penggunaan antibiotika sulperazon sudah tepat 8 Dosis pemberian antibiotika seftazidim kurang 9 Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat 10 Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat Ada antibiotika lain yang lebih efektif daripada levofloksasin 11 Dosis pemberian antibiotika levofloksasin kurang Rute pemberian antibiotika levofloksasin kurang tepat 12 Penggunaan antibiotika sefoperazon-sulbaktam sudah tepat 13 Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat 14 Dosis pemberian antibiotika seftazidim kurang 15 Penggunaan antibiotika sulperazon sudah tepat 16 Penggunaan antibiotika meropenem sudah tepat Ada antibiotika lain yang lebih efektif daripada levofloksasin 17 Durasi penggunaan antibiotika levofloksasin terlalu lama 18 Durasi penggunaan antibiotika seftazidim terlalu lama Ada antibiotika lain yang lebih efektif daripada sefoperazon 19 Durasi penggunaan antibiotika sefoperazon terlalu lama 20 Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat Ada antibiotika lain yang lebih efektif daripada amikasin Dosis pemberian antibiotika amikasin tidak bisa dievaluasi dikarenakan adanya 21 keterbatasan data pada rekam medis yaitu tidak tercantumnya berat badan pasien yang digunakan untuk individualisasi dosis 22 Durasi penggunaan antibiotika meropenem terlalu lama 23 Dosis pemberian antibiotika seftazidim kurang 24 Penggunaan antibiotika siprofloksasin sudah tepat Ada antibiotika lain yang lebih aman daripada amikasin Dosis pemberian antibiotika amikasin tidak bisa dievaluasi dikarenakan adanya 25 keterbatasan data pada rekam medis yaitu tidak tercantumnya berat badan pasien yang digunakan untuk individualisasi dosis 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Dosis pemberian antibiotika amikasin tidak bisa dievaluasi dikarenakan adanya keterbatasan data pada rekam medis yaitu tidak tercantumnya berat badan pasien yang digunakan untuk individualisasi dosis Dosis penggunaan antibiotika levofloksasin kurang Dosis pemberian antibiotika sefepim kurang Dosis pemberian antibiotika imipenem tinggi Dosis pemberian antibiotika amikasin tidak bisa dievaluasi dikarenakan adanya keterbatasan data pada rekam medis yaitu tidak tercantumnya berat badan pasien yang digunakan untuk individualisasi dosis Durasi penggunaan antibiotika amikasin terlalu lama Ada antibiotika lain yang lebih aman daripada levofloksasin Durasi penggunaan antibiotika levofloksasin terlalu lama Rute pemberian antibiotika sifrofloksasin kurang tepat Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat Dosis pemberian antibiotika seftazidim kurang Penggunaan antibiotika seftriakson sudah tepat Durasi pemberian antibiotika meropenem terlalu lama Rute pemberian antibiotika siprofloksasin kurang tepat Dosis pemberian antibiotika amikasin tidak bisa dievaluasi dikarenakan adanya keterbatasan data pada rekam medis yaitu tidak tercantumnya berat badan pasien yang digunakan untuk individualisasi dosis Dosis pemberian antibiotika seftazidim kurang Dosis pemberian antibiotika seftazidim kurang Durasi pemberian antibiotika seftazidim terlalu lama Penggunaan antibiotika sulperazon sudah tepat Penggunaan antibiotika levofloksasin sudah tepat Durasi pemberian antibiotika tigesiklin terlalu lama Durasi penggunaan antibiotika sefoperazon-sulbaktam terlalu lama Durasi penggunaan antibiotika sefoperazon-sulbaktam terlalu lama Dosis pemberian antibiotika amikasin tidak bisa dievaluasi dikarenakan adanya keterbatasan data pada rekam medis yaitu tidak tercantumnya berat badan pasien yang digunakan untuk individualisasi dosis Ada antibiotika lain yang lebih efektif daripada sefoperazon Durasi penggunaan antibiotika sefoperazon terlalu lama Penggunaan antibiotika sefoperazon sudah tepat Durasi penggunaan antibiotika meropenem terlalu lama 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 8. Alat atau Instrumen Pengambilan Data NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. NO 9. 10. 11. VARIABEL Nomor rekam medis Inisial pasien Usia Diagnosa utama Riwayat Jenis stroke Komplikasi Lama rawat VARIABEL Jenis kelamin : - Laki – laki - Perempuan Komorbiditas : - Diabetes melitus - Hipertensi - Dislipidemia - IHD - AF Obat lain : - Antiplatelet - Antikoagulan - Statin - Antihipertensi - Antidiabetik - Multivitamin - Neuroprotektor JAWABAN JAWABAN KODING 0=Laki-laki 1=Perempuan 0 = Ya 0 = Ya 0 = Ya 0 = Ya 0 = Ya 1 = Tidak 1 = Tidak 1 = Tidak 1 = Tidak 1 = Tidak 0 = Ya 0 = Ya 0 = Ya 0 = Ya 0 = Ya 0 = Ya 0 = Ya 1 = Tidak 1 = Tidak 1 = Tidak 1 = Tidak 1 = Tidak 1 = Tidak 1 = Tidak HASIL PEMERIKSAAN Tanggal o T ( C) Tanda vital TD (mmHg) RR (x/menit) 51 HR (x/menit) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PEMERIKSAAN LABORATORIUM Tanggal : Hasil pemeriksaan Nilai rujukan Jawaban Koding 1=T 0=N 0=N 0=N 0=N 0=N Tanggal : Hasil pemeriksaan Nilai rujukan Jawaban 1=T 1=T 1=T 1=T Koding 0=N 1=T 0=N 1=T 0=N 1=T 0=N 1=T 0=N 1=T TERAPI YANG DIBERIKAN No Nama obat Dosis Frekuensi Obat Parenteral Obat Non Parenteral 52 Tanggal Waktu pemberian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ANALISIS ANTIBIOTIKA DENGAN METODE AMT Kategori yang Jawaban Koding dievaluasi Kelengkapan data (lembar rekam medis memuat informasi 0 = Ya 1 = Tidak yang dibutuhkan dalam penelitian) Ketepatan indikasi (pasien menunjukkan 0 = Ya 1 = Tidak tanda-tanda mengalami infeksi) Kategori yang Jawaban dievaluasi Ketepatan pemilihan antibiotika (spektrum, efektivitas, toksisitas) Ketepatan penggunaan antibiotika (dosis pemberian, waktu pemberian, rute pemberian, dan durasi pemberian) Kesimpulan 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 9. Ethical Clearance 54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 10. Surat Izin Penelitian 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BIOGRAFI PENULIS Penulis bernama Gregorius Dwi Krissantono merupakan anak kedua dari pasangan Petrus Sumarsono dan Emiliana Sulianti, lahir di Curup pada tanggal 5 Januari 1995. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari TK Xaverius Curup (2000-2001), SD Xaverius Curup (2001-2007), SMP Xaverius Curup (2007-2010), SMA Xaverius Curup (2010-2013) dan pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis cukup aktif terlibat dalam berbagai kepanitian di dalam kampus, antara lain menjadi koordinator seksi table and operator Farmasi 3 on 3 2015, koordinator seksi perlengkapan Donor Darah JMKI 2014, anggota seksi perlengkapan Pharmacy Performance Road to School (2014), dan anggota seksi perlengkapan Pharmacy Performance Road to School (2013). 56