KOMUNIKASI DALAM PELESTARIAN MODAL SOSIAL MASYARALAT JAWA DI DESA ALEBO KECAMARTAN KONDA KAMBUPATEN KONAWE SELATAN * Yuswo Safaat ** Siti Harmin ** Marsia Sumule* Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo, 0853 1111 0160 [email protected] ABSTRAK YUSWO SAFAAT, C1D1 12 075. Komunikasi Dalam Pelestarian Modal Sosial Masyaralat Jawa Di Desa Alebo Kecamartan Konda Kambupaten Konawe Selatan. Dengan pembimbing utama Dr. Hj. Siti Harmin, M.Si, M.Si dan Marsia Sumule, S.Sos., M. I.Kom selaku pembimbing kedua. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana modal sosial masyarakat Jawa di Desa Alebo serta bagaimana pelestarian modal sosial masyarakat yang ada di Desa Alebo. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara interaksi terhadap modal sosial yang ada pada masyarakat Jawa di Desa Alebo serta untuk mengetahui pelestarian modal sosial masyarakat Jawa di Desa Alebo. Manfaat penelitian ini adalah secara teoritis; hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat minoritas untuk semua kelompok masyarakat agar mampu melestarikan modal sosialnya, manfaat Praktis; Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menunjang ilmu pengetahuan, maupun sebagai bahan acuan atau bahan masukan bagi yang tertarik mengkaji masalah pelestarian modal sosial masyarakat Jawa. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam terjun ke masyarakat sehingga penelitian ini dapat dijadikan bekal untuk melakukan penelitian. Bagi masyarakat hasil dari penelitian ini diharapkan member nilai tambah selanjutnya dapat dikomparasikan dengan penelitian-penelitian ilmiah lainnya khususnya yang mengkaji masalah pelestarian modal sosial masyarakat Jawa Alebo. Manfaat metodologi sebagai bahan informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya dalam rangka memperkaya literature hasil penelitian khususnya yang berkaitan dengan modal sosial masyarakat Jawa. Lokasi penelitian ini adalah di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Teori yang digunakan adalah teori interaksi sosial menurut Johnson. Teknik penentuan informannya dilakukan dengan cara purposive sampling (penentuan informan secara sengaja). Dengan jumlah informan sebanyak 6 orang. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk modal sosial dalam interaksi sosial masyarkaat jawa sangatlah dilestarikan hal ini dilakukan karena kesadaran bahwa sebagai warga pendatang modal sosial yang telah menjadi bawaan budaya harus tetap dijaga yaitu sopan santun dan tata krama, kesadaran ini menjadikan warga Jawa Alebo dapat hidup rukun bersama warga lainnya. Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 1 A. PENDAHULUAN Masyarakat Jawa adalah salah satu masyarakat migrasi yang berada Desa Alebo, dalam keseharian masyarakat Jawa mampu berinteraksi dengan baik dengan masyarakat suku Tolaki. Kehidupan mereka berjalan dinamis dalam kesehariannya, mereka bercocok tanam, wiraswasta, dan kegiatan usaha lainnya. Dalam hal komunikasi proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain dan juga komunikasi merupakan hal penting dalam keseharian. Dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa memiliki modal sosial yang dipegang dalam melakukan aktifitas kesehariannya, yang paling mencolok yaitu sopan santunnya yang membedakan dan menjadi ciri khas masyarakat Jawa yang berada di Desa Alebo secara khusus. Masyarakat Jawa khususnya yang berada pada Desa Alebo memiliki modal sosial yang khas yaitu bagaimana sopan santun masyarakat Jawa Alebo sangat kental dalam kesehariannya. Terlihat bahwa dalam keseharian baik dalam aktifitas sehari-hari antara interaksi dengan masyarakat dimana sopan santun khas Jawa tetap terpelihara dengan baik sebagai modal sosial yang dilestarikan sejak turun temurun. Pemenuhan kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi.Sedangkan kebutuhan berkomunikasi secara publik dipenuhi secara kelompok. Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan aktivitas komunikasi sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin suatu manusia hidup dilingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain. Secara sejarah masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang menjadi program transmigrasi pemerintah untuk disebar di beberapa wilayah timur Indonesia dengan tujuan agar ada perkembangan ekonomi dan pemerataan penduduk dari daerah padat penduduk menuju daerah dengan penduduk yang masih kurang dengan di tunjang lahan garapan pertanian yang memadai, seperti pula pada desa Alebo yang merupakan tujuan transmigrasi masyarakat Jawa dimana menurut Heeren (1979), “transmigrasi ialah perpindahan, dalam hal ini memindahkan orang dari daerah yang padat ke daerah yang jarang penduduknya dalam batas Negara dalam rangka kebijaksanaan nasional untuk tercapainya penyebaran penduduk yang lebih seimbang”. Masyarakat Jawa di daerah yang bukan daerah asal mereka merupakan sebuah permasalahan yang harus dipecahkan oleh masyarakat itu sendiri, komunikasi masyarakat Jawa pada Desa Alebo dimana pudarnya komunikasi antara warga yang disebabkan oleh faktor media, Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 2 baik media cetak maupun elektronik dan juga meningkatnya perkembangan teknologi sehingga mempengaruhi modal sosial masyarakat Jawa. Pada masyarakat Jawa di Desa Alebo terlihat bahwa ada kecenderungan terjadi permasalahan tersebut. Rentetan sejarah serta konsep masyarakat Jawa, mereka memiliki konsep pertahanan sosal yaitu modal sosial yang baik yang tetap terpelihara dengan baik yaitu sopan santun masyarakat Jawa yang sangat kental yang mampu di lihat oleh semua kalangan masyarakat. Suku jawa diidentikkan dengan berbagai sikap sopan, segan, menyembunyikan perasaan alias tidak suka langsung-langsung, menjaga etika berbicara baik secara konten isi dan bahasa perkataan maupun objek yang diajak berbicara. Dalam keseharian sifat Andap Asor terhadap yang lebih tua akan lebih di utamakan, Bahasa Jawa adalah bahasa berstrata, memiliki berbagai tingkatan yang disesuaikan dengan objek yang diajak bicara. Suku Jawa umumnya mereka lebih suka menyembunyikan perasaan. Menampik tawaran dengan halus demi sebuah etika dan sopan santun sikap yang dijaga. Misalnya saat bertamu dan disuguhi hidangan. Karakter khas seorang yang bersuku Jawa adalah menunggu dipersilahkan untuk mencicipi, bahkan terkadang sikap sungkan mampu melawan kehendak atau keinginan hati. Suku Jawa memang sangat menjunjung tinggi etika. Baik secara sikap maupun berbicara. Untuk berbicara, seorang yang lebih muda hendaknya menggunakan bahasa Jawa halus yang terkesan lebih sopan. Berbeda dengan bahasa yang digunakan untuk rekan sebaya maupun yang usianya di bawah. Demikian juga dengan sikap, orang yang lebih muda hendaknya betul-betul mampu menjaga sikap etika yang baik terhadap orang yang usianya lebih tua dari dirinya, dalam bahasa Jawa Ngajeni. Ciri khas Narimo ing pandum adalah salah satu konsep hidup yang dianut oleh Orang Jawa. Pola ini menggambarkan sikap hidup yang serba pasrah dengan segala keputusan yang ditentukan oleh Tuhan. Orang Jawa memang menyakini bahwa kehidupan ini ada yang mengatur dan tidak dapat ditentang begitu saja. Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan ini adalah sesuai dengan kehendak sang pengatur hidup. Kita tidak dapat mengelak, apalagi melawan semua itu. Inilah yang dikatakan sebagai nasib kehidupan. Dan nasib kehidupan adalah rahasia Tuhan, kita sebagai makhluk hidup tidak dapat mengelak. Orang Jawa memahami betul kondisi tersebut sehingga mereka yakin bahwa Tuhan telah mengatur segalanya. Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 3 Pola kehidupan orang Jawa memang unik. Jika kita mencoba untuk menelusuri pola hidup orang Jawa, maka ada banyak nilai positif yang kita dapatkan bagi orang Jawa, Tuhan telah mengatur jatah penghidupan bagi semua makhluk hidupnya, termasuk manusia. Setiap hari kita melihat banyak orang yang keluar rumah, seperti juga, banyak burung yang keluar sarang untuk mencari penghidupan. Pagi mereka keluar rumah dan sore pulang dengan kondisi yang lebih baik. Dari hal-hal yang terkait di atas maka peneliti tertarik dalam melakukan penelitian pada masyarakat Jawa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan yang berjudul “Komunikasi Dalam Pelestarian Modal Sosial Masyarakat Jawa Di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan’’ 1. Teori Interaksi Sosial Teori interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar orang perorangan, antar kelompok-kelompok manusia dan antar orang dengan kelompok-kelompok masyarakat.Interaksi terjadi apabila dua orang atau kelompok saling bertemu dan pertemuan antara individu dengan kelompok dimana komunikasi terjadi diantara kedua belah pihak (Yulianti, 2003: 91). Modal sosial masyarakat Jawa di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe selatan terhadap sopan santun masyarakatnya akan di kaji dengan menggunakan teori interaksi sosial yang di kembangkan oleh Johnson yaitu suatu hubungan timbal balik antara masyarakat Jawa dengan masyarakat di desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe selatan terhadap pelestarian modal sosialnya. Dari bentuk interaksi sosial Asosiatif terdiri dari kerjasama (cooperation), akomodasi (accomodation). Kerjasama disini di maksudkan sebagai suatu usaha bersama antara masyarakat jawa dan masyarakat pribumi di desa Alebo dalam hal melestarikan modal sosial masyarakatnya. B. METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Adapun subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat Jawa yang berada di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. 2. Teknik Pengumpulan Data • Observasi yaitu pengamatan juga pencatatan secara sistematik yang terdiri dari unsurunsur yang muncul dalam suatu gejala-gejala yang dalam objek penelitian. Hasilnya akan dilaporkan dalam sebuah laporan yang disusun secara sistematis sesuai dengan aturannya. Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 4 • Wawancara yaitu mengumpulkan data dengan cara berdialog secara langsung dengan responden guna mengetahui dan memperoleh data serta informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. • Studi Pustaka yaitu mencari atau menggali informasi atau pengetahuan yang berhubungan dengan penelitian ini melalui sumber-sumber ilmiah, literatur, brosur-brosur dan bacaan lain yang berhubungan dengan penelitian. • Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pencatatan terhadap dokumen-dokumen, arsip, buku serta dokumen lainnya yang ada pada subjek penelitian. 3. Teknik Analisis Data Analisis dilakukan dengan cara mengevaluasi bentuk pelestarian modal sosial melalui konsep komunikasi kelompok dan personal yang di optimalisasi masyarakat Jawa sehingga masyarakat Jawa mampu bersaing dan hidup berdampingan dengan tradisi dan budaya yang berbeda pula dengan hubungan norma dan kepercayaan. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Hasil penelitian ini melihat Simbol yang Digunakan dalam Proses Komunikasi Mahasiswa dan Dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar dengan mengambil 8 orang informan yang terdiri dari 3 orang dosen dan 5 mahasiswa. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan. Komunikator adalah pengirim pesan dan komunikan adalah penerima pesan. Pesan dalam hal ini adalah informasi yang disampaikan oleh komunikator untuk mengubah perilaku dan pola pikir komunikan. Pesan disampaikan melalui penyandian pesan dalam bentuk simbol sebab simbol merupakan gagasan/isi pikiran yang berupa lambang dan lambang adalah tanda yang menyatakan sesuatu hal yang mengandung maksud tertentu. Simbol itu sendiri terbagi menjadi dua, yakni simbol verbal dan non verbal. Setelah melakukan observasi secara mendalam, peneliti menemukan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, kedua simbol tersebut berpengaruh dalam prosesnya utamanya feedback yang akan diberikan oleh mahasiswa setelah men-decoding (menafsirkan) simbol yang diberikan dosennya. Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 5 Komunikator dalam kegiatan belajar mengajar adalah dosen dan komunikannya adalah mahasiswa. Simbol verbal yang disampaikan oleh dosen berupa materi perkuliahan disampaikan secara lisan menggunakan bahasa. Jadi, setiap simbol verbal dan non verbal yang diberikan oleh dosen akan di-decoding (menafsirkan dan memaknai sandi) oleh mahasiswa kemudian mahasiswa menyandi balik pesan. Peneliti akan membahas simbol verbal pada poin ini. Simbol verbal yang peneliti maksud adalah pesan yang disampaikan menggunakan bahasa melalui anggota tubuh yakni bibir atau lisan komunikator. 1.1.Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial (Sopan Santun) yang ada di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti dengan informan penelitian, sopan santun yang ada di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Norma sopan santun sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam bermasyarakat, karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja ada pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanksi dari masyarakat, semisal cemoohan. kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama. Ada norma yang harus dipenuhi supaya diterima secara sosial. Sopan santun ialah suatu tingkah laku yang amat populis dan nilai yang natural. Sopan santun sebagai sebuah konsep nilai tetapi bukan dipahami. Sopan santun sebuah ideologi yang memerlukan konseptualisasi. Itulah pengertian umum dari sopan santun. Menurut saya pribadi sopan santun itu adalah sikap seseorang terhadap apa yang ia lihat, ia rasakan, dan dalam situasi, kondisi apapun. Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum, dan taat kepada suatu peraturan. Sikap sopan santun yang benar ialah lebih menonjolkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Dari tutur bicara pun orang bisa melihat kesopanan kita. Baik/buruk, misalnya lagi dalam situasi yang ramai dimana kita akan melewati jalan itu, jika kita sopan pasti kita akan mengucapkan kata permisi pak, dalam berteman pun seperti itu lebih menghargai pendapat teman walaupun pendapat itu berbeda, sebenarnya pengertian sopan santun ini sudah umum. Dan mungkin semua orang sudah mengerti apa itu sopan santun, karna sifat ini telah ditanamkan sejak kecil pada diri individu tersebut. Dan bagaimana kita mengembangkannya saja. Dalam kehidupan kita dan disekitar kita. Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 6 Terkadang sopan santun itu hilang pada diri kita, ketika kita sedang berhadapan dengan orang lain yang menyebalkan, contoh kecilnya saja, ketika kita berbelanja di suatu mall, kita bertanya pada si pelayan dengan baik-baik, tapi si pelayan ini malah menjawabnya dengan ketus, apalagi kalau kita menawar-nawat, dan hanya lihat-lihat tapi akhirnya tidak jadi membeli pasti si pelayan itu akan memasang muka ketus dan perkataan tidak enak, padahal pembeli itu kan raja. Sopan santun dapat dipengaruhi oleh apapun dan hal apa saja. Misalnya sopan santun yang buruk disebabkan oleh lingkungan yang tidak ada tata tertibnya, individu yang tak pernah mengenal pentingnya kepribadian, kurangnya pengenal sopan santun yang diajarkan oleh orang tua sejak dini, pembawaan diri individu itu sendiri. Kemudian sopan santun yang baik dapat dipengaruhi oleh latar belakang individu itu sendiri. Pendidikan yang cukup, pembawaan diri yang baik terhadap situasi apapun, tutur kata yang dijaga, terkadang faktor gen juga dapat mempengaruhi individu tersebut. Sopan santun bisa dilakukan dimana saja dan kapan pun itu. Seperti didalam kelas dalam situasi dosen sedang menjelaskan materi lalu kita harus memperhatikan seseorang yang ada didepan kita. Dengan menunjukan sikap yang memperhatikan, mendengarkan dengan baik, dan bila bertanya pun harus dengan yang baik, kekurangan individu seseorang secara fisik, akan tertutup rapi dan tidak terlihat jika di bungkus dengan sikap dan inerbeuty yang ada. Mungkin sifatnya yang begitu berhati emas yang mampu menutupi kekurangannya. Lalu dalam perjamuan makan di meja makan semua nasi harus bersih dari apapun. Tidak boleh bunyi, dan harus menggunakan sendok dan garpu, setelah selesai makan sendok dan garpu diletakan secara silang dengan posisi sendok diatas dan garpu dibawah. Masih banyak lagi dengan pengertian sopan santun yang lebih spesifik dan mudah dimengerti, ini hanya bagian penglihatan saja secara kasat mata. Dan menurut pendapat saya belajarlah sopan santun sejak dini karna itu bisa membawa mu ketempat yang benar dan baik. 1.2.Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial (Tata Krama) yang ada di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Pandangan mata menunjukan kepribadian, tata krama juga menunjukan wibawa seorang pembicara. Modal-modal sosial komunikasi masyarakat Jawa migrant di Desa Alebo salah satunya adalah melalui tata krama. Menurut Wiji salah satu masyarakat transmigran di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 7 2. Pembahasan 2.1.Komunikasi Dalam Pelestarian Modal Sosial Masyarakat Jawa di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Dari berbagai penjelasan tentang masyarakat sebagai suatu sistem, ciri-ciri masyarakat aktif dan agen perubahan yang dapat menggerakkan masyarakat mencapai kemajuan diperoleh gambaran yang lebih lengkap dan ideal mengenai sasaran pemberdayaan, kondisi yang ingin dicapai, cara-cara yang harus dilakukan dan aktor-aktor yang berperan dalam pemberdayaan. Di samping faktor-faktor yang terkait dengan kelompok sasaran dan agen perubahan, faktor yang sangat penting dalam pemberdayaan adalah modal yang digunakan untuk memberdayakan masyarakat. Dalam pembahasan mengenai pemberdayaan telah disinggung mengenai beberapa jenis modal, seperti modal fisik, modal alam, modal finansial, modal manusia dan modal sosial. Seluruh modal tersebut mempunyai peranan penting dalam pemberdayaan tetapi sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan mengenai pengembangan masyarakat yang terpadu diketahui bahwa kegiatan-kegiatan pemberdayaan tidak selalu bisa dilakukan secara serentak. Rangkaian kegiatan pemberdayaan perlu dilakukan secara sistematis dan saling melengkapi. Tujuan pemberdayaan harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pada semua aspek. Namun ada aspek-aspek tertentu yang dipandang harus lebih dulu dikuatkan agar masyarakat dapat mengembangkan aspek-aspek lainnya. Dari telaahan mengenai kelemahan modal fisik sebagai pintu masuk program pemberdayaan dan telaahan mengenai dampak-dampak negatif bantuan modal ekonomi maka kedua jenis modal tersebut kurang tepat untuk digunakan sebagai modal dasar dalam pemberdayaan. Selain kedua jenis modal tersebut, masih ada modal alam, modal manusia dan modal sosial. Modal manusia dan modal sosial adalah bagian yang tidak terpisahkan walaupun keluaran yang dihasilkan berbeda. Modal manusia dapat dilihat dari keluaran berbentuk pengetahuan, keterampilan dan kemampuan bertindak. Modal sosial merupakan modal yang sangat abstrak dan keluarannya hanya dapat dilihat dalam bentuk aksi -reaksi antar manusia. Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 8 2.2.Komunikasi Personal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang (diadik) secara tatap muka, ataupun melalui alat medio seperti telegraf dan telepon. Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008). Komunikasi interpersonal memiliki tujuan untuk relasi, keintiman, keakraban dan menciptakan persepsi yang sama. Biasanya, komunikasi interpersonal lebih epektif dalam menyampaikan pesan, karena umpan balik secara langsung akan keluar antara komunikator dan komunikan. Uniknya, komunikasi interpersonal ini memiliki simbol-simbol khusus dan hanya dimengerti oleh kedua anggota komunikasi, sehingga orang lain tidak mengerti dengan bahasa atau simbol-simbol tersebut. contoh komunikasi interpersonal, dua sahabat, suami-istri, majikan dan pembantu, Guru dan Pelajar. Komunikasi impersonal adalah komunikasi yang dilakukan secara massif kepada khalayak dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk menyampaikan pesan secara menyeluruh. Pesan yang disampaikan kurang memiliki umpan balik, sehingga pesan hanya bersifat satu arah. Manfaat dari komunikasi impersonal adalah pesan tersampaikan keseluruh pihak atau lapisan masyarakat secara singkat, berbeda dengan komunikasi antar pribadi pemberian pesan dapat tersampaiakan hanya pada sedikit orang atau orang tertentu. Kampanye pada media massa, penyebaran iklan pada media cetak merupakan salah satu dari berbagai macam contoh komunikasi impersonal. Dikaitkan dengan teori perbandingan sosial yaitu Menurut Brigham (1991), pada umumnya yang dijadikan perbandingan adalah orang yang dinilai mempunyai kasamaan atribut dengannya, misalnya sama dalam hal usia, jenis kelamin, sikap, emosi, pendapat, kemampuan atau pengalaman. Melalui perbandingan tersebut, seseorang akan memperoleh persamaan dan keunikan diri. Oleh karena itu, melalui perbandingan sosial, orang tidak hanya mendapatkan penilaian diri saja tetapi juga dapat mengembangkan pribadinya. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa melalui teori interaksi sosial masyarakat jawa secara komunikasi personal sangat menyadari bahwa modal sosial mereka adalah sopan santun Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 9 dan tata krama mempengaruhi hubungan mereka dengan lingkungannnya. Oleh karena itu masyarakat Jawa begitu melestarikan modal sosial mereka terhadap hubungannya dengan masyarakat suku lain. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan Hasil Pembahasan Pada bab sebelumnya maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: • Bentuk modal sosial masyarakat Jawa di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan adalah sopan santun dan tata krama yang telah menjadi sebagai landasan bagi masyarakat Jawa, hal ini di buktikan dengan tidaklah menjadi Jawa kalau masyarakat Jawa tidak sopan dan santun. Hal ini yang membuat masyarakat Jawa sangat mampu hidup berdampingan dengan masyarakat lokal lainnya. • Konteks komunikasi masyarakat transmigran Jawa dalam pembentukan atau pelestarian modal sosialnya adalah bagaimana komunikasi personal maupun kelompok masyarakat Jawa sangat di pengaruhi atas kesadaran bahwa sebagai transmigrant mereka harus menanamkan kebaikan melalui proses pelestarian modal sosial. 2. Saran Kepada masyarakat Jawa Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan untuk tetap melestariakan modal sosialnya dalam interaksi komunikasi dengan masyarakat lain karena hal ini bukan sekedar untuk kelangsungan hidup masyarakat Jawa namun juga sebagai kearifan lokal. Kepada seluruh masyarakat lokal di Desa Alebo Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan untuk tetap menjaga keharmonisan dalam kehidupan sosial sebagai sebuah kearifan lokal. Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 10 DAFTAR PUSTAKA Ayatrohaedi, dkk. 1989. Tata Krama di Beberapa Daerah di Indonesia. Jakarta: DepartemenPendidikandanKebudayaan. Arifin, Anwar. 1984. StrategiKomunikasiSebuahPengantarRingkas. Bandung: Armico Arifin, Anwar. 2002. Membaca saham. Yogyakarta Agus Supriyono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta : Putaka Pelajar Coleman, James. 2009. Dasar-Dasar Teori Sosial. Nusa Media Bandung Endang Lestari G.Sh MM & Drs. MA. Maliki M. Ed. 2009. Komunikasi Yang Efektif. Jakarta Effendi, Onong Uchjana.2001.IlmuKomunikasidanPraktek.Bandung: Remaja Rosdakarya Effendi, OnongUchjana. 1989. Kamuskomunikasi .Bandung. PT. MandarMaju Fukuyama. F. 2001. Sosial Capital Civil Sosialy And Development. Third World Quarterly Hall,Edward T.1976. Beyond Culture. New York: Anchor Books Doubleday Hall,Edward T. 1984. The Dance of Life: The Other Dimension of Time. Garden City, N.Y:Anchor Press Ife.J & Tesoriero. F. 2008. Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi : Comunnity Development. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Liliweri,Alo. 2001. Gatra-GatraKomunikasiAntarBudaya. Yogyakarta: Pustaka Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial Pelajar 11 Liliweri, Alo. 2016. KonfigurasiDasarTeori-TeoriKomunikasiAntarBudaya. Bandung: Nusa Media Liliweri,Alo.2005. PrasangkadanKonflik: KomunikasiLintasBudaya MasyarakatKultural. Yogyakarta: Lkis Milton, Bannet J.1998. Basic Concept of Intercultural Communiction Selected Reading. Maine: Intercultural Press,Inc. Mulyana, Deddy. 2005.IlmuKomunikasi: suatupengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya Mulyadi,dkk.1989. Tata KelakuanDilingkunganPergaulanKeluarga Dan Masyarakat Istimewa Yogyakarta. Daerah Yogyakarta.:Departemen PendidikandanKebudayaanDirektoratSejarahdanNilaiTradisional ProyekInvestasiPembinaanNilai-NilaiBudaya Mulyana, Deddy. 2005. PresepsiMasyarakat Modal Sosial.Bandung :Remaja Rosdakarya Magnis-Soseno, Fran2. Dkk. 1984 Etika Sosial. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling Dan Pendidikan Konseling. Jakarta : Depdibud Dirjen Dikti PPLPTK Purwasito, Andrik. 2003. Komunikasi Multikultural. Cetakan ke-1 Surakarta Muhammadiyah University Press Rakhmat, J.1994. PhisikologiKomunikasi. EdisiRevisi. Bandung: Remaja Rosdakarya Rakhmat, J. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Setiadi, M Elly.2007. Ilmusosial Dan BudayaDasar. Jakarta: KencanaPrenada Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial Medua Group 12 Samovar, Larry A and Porter E. Richard.1994.Interculural Communication A Reader.7th Edition.Belmot,CA: Wadsworth Publishing Company Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Syahyuti. 2008. Peran Modal Sosial (Sosial Capital) Dalam Perdagangan Hasil Pertanian. Forum Penelitian Agro EkonomiVolume 26 No.1, Juli 2008. Siahaan. S.M. 1991. Komunikasi Pemahaman Dan Penerapan. Jakarta : BPK Gunung Mulia Sastropoetro, Santoso R. 1998. Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, & Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Alumni Bandung. Sunarwinadi, Ilya. 1993. Komunikasi Antar Budaya. Pusat Antar Universitas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Indonesia. Jakarta. Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta ; Gramedia Wiasarana Indonesia Wen Sayling. 2002. Future Of The Media. Lucky Publishor. Batam Yayuk Yulianti. 2003. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta Lappera Pustaka Utama Komunikasi dalam Pelestarian Modal Sosial 13