10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Stategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan 1. Pengertian Strategi Menyenangkan. Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai “perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”1. Di antara strategi pembelajaran yang mulai marak digunakan saat ini adalah strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan. Pengertian pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan, secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan secara singkat, ia merupakan singkatan dari pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan. pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan dimaksudkan sebagai suatu sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta adanya nuansa Islami dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai. Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu mewujudkan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan (pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan). Artinya, peserta didik diikutsertakan dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Kemandirian dan tanggung jawab dibina sejak awal. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h.126. 10 11 Kebersamaan dan bekerja sama untuk mengasah emosional. Persaingan yang sehat ditumbuhkan dengan saling menghargai satu sama lain serta menumbuhkan sikap kepemimpinan. Dan diharapkan mampu meningkatkan keterlibatan mental peserta didik dalam proses belajar mengajar. Berikut ini akan disajikan pengertian pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan secara lebih rinci. a. Pembelajaran aktif Istilah aktif maksudnya adalah “sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri”2. Dalam proses belajar, peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan dan informasi. Sebab belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi kedalam benak siswa. Akan tetapi, belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Pembelajaran aktif memiliki karakteristik, diantaranya: selalu mencoba, tidak ingin menjadi penonton, memanfaatkan modalitas belajar (visual, auditorial, kinestetik), serta penuh perhatian dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu agar pembelajaran lebih aktif, guru dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan, memproses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan baru. 2 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2002), h.46. 12 b. Pembelajaran inovatif “Istilah inovatif yang dimaksudkan dalam pembelajaran diharapkan muncul ideide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik”3. Idealnya aktivitas pembelajaran tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, senada dengan apa yang telah dikemukakan oleh made wena bahwa “melainkan juga bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari”4. Karena pada dasarnya tujuan akhir dari pembelajaran di antaranya adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Adapun karakteristik pembelajaran inovatif di antaranya, menginginkan adanya perubahan yang baru, daya pikir produktif, mampu memecahkan masalah, mampu menghadapi situasi baru. c. Pembelajaran kreatif Istilah kreatif, memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Pembelajaran kreatif memiliki karakteristik sebagai berikut: mempunyai banyak cara untuk melakukan sesuatu, tidak cepat putus asa, tidak mudah puas dengan hasil kerjanya dan selalu ingin berbuat terus, menumbuhkan motivasi, percaya diri, dan kritis. 3 Ibid. h. 46. 4 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.52. 13 Dengan demikian, guru dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat berkembang secara maksimal. d. Pembelajaran efektif Istilah efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.10 Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada diri peserta didik. Diantara karakteristik pembelajaran efektif adalah: memanfaatkan alat peraga yang ada di sekitar, diajak ke sumber belajar, melakukan observasi, memanfaatkan waktu yang ada, mengoptimalkan panca indera. e. Pembelajaran menyenangkan Istilah menyenangkan, dimaksudkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal, disamping itu pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya. Diantara karakteristik pembelajaran yang menyenangkan adalah: penampilan guru yang menarik, suasana belajar tidak searah, desain kelas yang tidak membosankan, 14 belajar sambil bermain, hasil belajar anak dipajang di kelas, ada penghargaan bagi yang berprestasi. 2. Prinsip Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru menerapkan strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan adalah sebagaimana dijelaskan abudinata berikut: 1. 2. 3. 4. Memahami sifat peserta didik Mengenal peserta didik secara perorangan. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan kreatif serta mampu memecahkan masalah. 5. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. 7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan. 8. Bedakan antara aktif fisik dan aktif mental. 9. Berpusat pada siswa. 10. Menerapkan asas fleksibilitas.5 1. Memahami sifat peserta didik. Pada dasarnya peserta didik memiliki sifat rasa ingin tahu atau berimajinasi.kedua sifat ini merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/ barpikir kritis. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi berkembangnya kedua sifat tersebut. 2. Mengenal peserta didik secara perorangan. Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Perbedaan individu harus diperhatikan dan harus tercermin dalam pembelajaran. Karena 5 Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), h. 225. 15 masing-masing memilik modalitas atau gaya belajar yang berbeda. Semua peserta didik dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). 3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar. Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian kelas. Dengan berkelompok akan memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. 4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan kreatif serta mampu memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk peserta didik perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisis masalah, serta inovatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. 5. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik 6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar. Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta didik. 7. Memberikan umpan balik. Memberikan umpan yang baik untuk meningkatkan kegiatan Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga tidak meremehkan dan menurunkan motivasi. 16 8. Bedakan antara aktif fisik dan aktif mental. Belajar aktif dapat dikatakan bermakna jika kegiatan belajar mengajar mengarah kepada kegiatan yang melatih anak berpikir secara aktif. 9. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung berorientasi pada aktifitas siswa. 10. Menerapkan asas fleksibilitas. Maksudnya lebih lentur dalam memahami kondisi yang akan dihadapi. Guru tidak boleh kaku dan keras dalam menyikapi kondisi pembelajaran.Untuk itu berbagai alternatif terutama berbagai metode harus disiapkan. 3. Metode Pembelajaran Berbasis Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran diantaranya adalah: 1. Metode Diskusi. yaitu suatu cara penyampaian pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran dan unsure-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. 2. Metode Tanya Jawab, yaitumetode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan siswa. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbale balik secara langsung anatara guru dan siswa. 17 Manfaatnya guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah dipelajari. 3. Metode Demonstrasi. yaitu suatu metode penyajian informasi dengan upaya peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. 4. Metode Bermain Peran. yaitu suatu metode pembelajaran dengan cara siswa berperan sebagai tokoh atau pribadi tertentu. 5. Metode Proyek. yaitu suatu metode pembelajaran yang diterapkan dengan cara siswa diminta untuk menghubungkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperolehnya dalam berbagai aspek kehidupan. 6. Metode Problem Solving. yaitu suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan persoalanpersoalan tertentu. 7. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi. yaitu suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan kepada guru. Metode ini merangsang siswa untuk aktif secara individual maupun secara kelompok. Beberapa metode di atas dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan, dan bisa 18 dikembangkan lagi dalam implementasi strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Everyone is a teacher here (setiap murid adalah guru) Metode ini peserta didik berperan sebagai guru bagi diri sendiri dan temannya. Bagi diri sendiri mereka berhak mencari dan membangun makna pengetahuan yang mereka pelajari dengan kemampuan yang mereka miliki. Sebagai guru bagi temannya, peserta didik dapat membantu kekurangan temannya melalui tukar pendapat. Dalam metode ini langkah-langkah yang dilakukan adalah: a) Peserta didik menulis pertanyaan di kertas tentang materi yang sedang dipelajari. b) Kertas dikumpulkan, dikocok lalu dibagikan kepada peserta didik. c) Masing-masing peserta didik membaca dan memahami pertanyaan yang mereka dapat. d) Guru meminta sukarelawan dari peserta didik untuk merespon pertanyaan (untuk menciptakan budaya bertanya, tanpa ditunjuk lebih dulu), dan minta peserta didik lainnya memberi pendapat atas jawaban temannya tersebut. e) Berikan apresiasi sebagai pujian dan tidak menyepelehkan peserta didik agar mereka tidak takut salah. f) Kegiatan tersebut dilakukan berulang kali, agar setiap peserta didik memiliki kesempatan. g) Guru menklarifikasi jawaban, menyimpulkan dan memperkuat penjelasan.6 2) Active debate Penerapan metode ini bertujuan untuk melatih peserta didik agar mencari argumentasi yang kuat dalam memecahkan masalah controversial serta memiliki sikap saling menghormati perbedaan pendapat. Langkah-langkahnya adalah: a) Tetapkan topic permasalahan b) Bagi kelas dalam dua kelompok, ada kelompok “pro” ada yang “kontra” 6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Rosdakarya, 2004), h. 208. (Bandung: PT. Remaja 19 c) Masing-masing kelompok ada juru bicaranya. d) Awali debat dengan masing-masing kelompok mengemukakan pendapatnya. e) Masing-masing kelompok mempertahankan argumennya, dengan mengajukan argument yang lain sebagai penguat. f) Guru memberikan klrifikasi dan penjelasan di akhir pembelajaran.7 3) Information Search Metode ini bertujuan untuk memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan suatu pengetahuan dengan proses mencari sendiri. Langkah-langkahnya adalah: 1.Tentukan topic yang akan dipelajari sesuai dengan SK/KD. 2.Guru menyusun kompetensi dari topic tersebut dan membuat pertanyaan sesuai kompetensi yang akan dicapai. 3.Bagi kelas dalam kelompok kecil 4.Peserta didik ditugasi untuk mencari keterangan yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui beberapa referensi di perpustakaan atau sumber lain misal internet, dll. 5.Hasilnya didiskusikan bersama 6.Guru memeberi penjelasan dan kesimpulan dan tindak lanjut.8 4) Card Sort Metode ini bertujuan untuk mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok (cooperative learning) dalam belajar. Langkahlangkahnya adalah: 1. Guru menyiapkan kartu berisi materi pokok dan diacak 2. Bagikan kartu kepada masing-masing siswa 3. Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induk dengan mencocokkan dengan temannya. 4. Setelah ketemu jawabnnya, tempelkan di papan. Lakukan koreksi bersama. 5. Mintalah salah satu dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya. Lalu guru memberi reward. 7 Ibid. h. 208 8 Ibid. h. 217 20 6. Lakukan koreksi, klarifikasi terhadap topic tersebut.9 5) Ceramah plus Umumnya metode ceramah membuat siswa mudah bosan. Oleh karena itu berikut ini beberapa saran memaksimalkan metode ceramah: 1.Membangun minat siswa, dengan mengajukan masalah atau pertanyaan 2.Maksimalkan pemahaman dan ingatan/kesan siswa, dengan memberikan contoh dan analogi serta menggunakan media belajar. 3.Melibatkan siswa, dengan memberi kesempatan untuk bertanya, berpendapat, ada selingan aktifitas yang bersifat kondisional 4.Memperkuat pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran pada masalah, atau minta siswa mengkaji ulang materi yang sudah dipelajari.10 B. Deskripsi Hasil Belajar PAI 1. Pengertian Hasil Belajar PAI Sebelum membahas tentang hasil belajar siswa, ada baiknya terlebih dahulu penulis paparkan mengenai definisi hasil belajar itu sendiri. Belajar menurut pandangan orang awam adalah kegiatan seseorang yang tampak dalam wujud duduk dikelas, mendengarkan guru yang sedang menerangkan, menghafal atau mengerjakan kembali apa yang telah diperoleh di sekolah. Mereka memandang belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam materi pelajaran. Untuk menghindari kesalahan persepsi, beberapa ahli memberikan definisi yang tidak hanya sekedar memandang belajar sebagai proses transformasi pengetahuan dan siswa sebagai obyek pendidikan. Tapi belajar adalah “proses yang memungkinkan 9 Ibid. h. 218. 10 Ibid. h. 220. 21 berbagai potensi yang ada pada anak didik dalam berinteraksi dengan fakta-fakta yang muncul atau dengan lingkungan belajar sebagai satu kesatuan”11. Dalam hal ini anak didik adalah subyek pengetahuan, sehingga ia dituntut untuk selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Selanjutnya sebagai acuan pembanding Dalam bukunya "Educational Psychology": The teaching learning process, Skinner berpendapat yang kembali dikutip muhibin syah bahwa belajar adalah “suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung secara prgogresif”12. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan makna hasil sendiri adalah perolehan, atau tercapainya suatu maksud atau tujuan. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan belajar mengajar (KBM). Hasil belajar dapat juga dipandang sebagai ukuran seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai. Menurut Sutratinah Tirtonegoro dalam surya brata bahwa hasil belajar adalah “penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau symbol yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh siswa atau anak dalam periode tertentu”13. 11 Atang Kusdianar, Pendekatan dalam proses belajar mengajar, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1994), h, 21 12 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Perada, 2006), h, 64 13 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan , (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1998), h, 232 22 Jadi hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh individu berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga ia mengalami perubahanperubahan tingkah laku yang baru dan memiliki kemampuan-kemampuan yang baru pula. Dengan kata lain hasil belajar siswa dapat diartikan sebagai “kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”14 2. Jenis Hasil Belajar Dalam sistem pendidikan nasional, klasifikasi hasil belajar didasarkan pada teori Benyamin Bloom yang membaginya menjadi 3 ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik. Jenis Hasil Belajar pada bidang Kognitif, jenis ini dibagi menjadi 6, yaitu: 1) Mengetahui, Yaitu kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu obyek, ide prosedur, prinsip atau teori yang sudah dipelajari. 2) Memahami Yaitu kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. 3) Menerapkan Yaitu kemampuan menerapkan suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru (konkrit). 4) Menganalisa Yaitu kemampuan untuk menguraikan suatu bahan kedalam unsurunsurnya agar struktur organisasinya dapat dimengerti. 5) Mensintesis Yaitu kemampuan untuk mengumpulkan suatu bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan yang baru. 6) Mengevaluasi Yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan (menentukan nilai) sesuatu yang dipelajari untuk tujuan tertentu. 15 Sedangkan Jenis Hasil Belajar pada bidang afektif/Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai sebagai hasil belajar, kategori ranah afektif meliputi: 1) Menerima (receiving) Yaitu suatu keadaan sadar, kemauan untuk memperhatikan. Dalam menerima siswa diminta untuk menunjukkan kesadaran, kesediaan untuk menerima dan perhatian terkontrol atau terpilih. 14 Nana Sudjana, Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung, CV. Sinar Baru, 1987), h, 31 15 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,( Jakarta, Bumi Aksara, 2001), h, 77 23 2) Menanggapi (Responding) Yaitu suatu sikap terbuka ke arah kemauan untuk merespon stimulasi yang dating dari luar. 3) Menilai (Valuing) Yaitu penerimaan terhadap nilai-nilai. 4) Mengorganisasi (Organization) Yaitu mengembangkan nilai keadaan sistem organisasi, menyatukan nilai-nilai yang berbeda. 5) Berpribadi (Characterization) Yaitu kemampuan untuk menghayati atau mempribadikan sistem nilai yang dimiliki. Berpengaruh terhadap tingkah lakunya.16 Jenis Hasil Belajar pada bidang psikomotorik. Hasil belajar ranah ini merupakan tingkah laku nyata dan dapat diamati. Hasil belajar ranah ini meliputi: 1) Persepsi, Penggunaan lima panca indra untuk memperoleh kesadaran dalam menerjemahkan menjadi tindakan. 2) Kesiapan Keadaan siap untuk merespon secara mental, fisik dan emosional. 3) Respon Terbimbing Mengembangkan kemampuan dalam aktivitas mencatat dan membuat laporan. 4) Mekanisme Respon fisik yang telah dipelajari menjadi kebiasaan. 5) Respon yang unik Tindakan motorik yang rumit dipertunjukkan dengan terampil dan efisien. 6) Adaptasi Mengubah respon dalam situasi yang baru. 7) Organisasi Menciptakan tindakan-tindakan baru17 3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Pada dasarnya hasil belajar juga sangat ditentukan oleh beberapa faktor, secara umum faktro-faktor tersebut diklasifikasaikan menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : a. Faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu meliputi : kemampuan, motivasi, minat, perhatian, sikap serta kebiasaan, ketekunan, soisal, ekonomi, dan sebagainya. 16 Ibid, h, 79 17 Ibid, h, 83 24 b. Faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, dapat mencakup beberapa aspek diantaranya sekolah, masyarakat dan kurikulum itu sendiri. 1) Sekolah :Lingkungan belajar yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah kualitas pengajaran meliputi: kompetensi guru, karakteristik kelas dan karakteristik sekolah. 2) Masyarakat : Lingkungan masyarakat yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah keluarga dan teman bergaul serta bentuk kehidupan masyarakat sekitar. 3) Kurikulum : Kurikulum merupakan suatu program yang disusun secara terinci dengan menggambarkan kegiatan siswa di sekolah dengan bimbingan guru. Penyusunan kurikulum yang ditetapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena itu dalam penyusunan kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan zaman dan teknologi, selain itu juga lingkungan dan kondisi siswa, karena kebutuhan siswa dimasa yang akan datang tidak akan sama dengan kebutuhan siswa pada masa sekarang.18 Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar mengklarifikasikan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain sebagai berikut: “a. Faktor stimulasi belajar, b. Faktor-faktor metode belajar c. Faktor-faktor individual” 19 hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: a. Faktor stimulasi belajar Faktor stimulasi belajar adalah segala hal diluar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimulasi belajar yaitu: 1) Panjangnya bahan pelajaran. 2) Kesulitan bahan pelajaran. 3) Berartinya bahan pelajaran. 4) Berat ringannya tugas. 18 Nana sudjana, Op.Cit, h, 22 – 24 19 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar , (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada), 2006, h, 130-134 25 5) Suasana lingkungan eksternal.20 Faktor-faktor stimulus diatas untuk lebih jelasnya penulis paparkan sebagai berikut: 1. Panjangnya bahan pelajaran. Semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan untuk mempelajarinya. Panjangnya waktu belajar dapat menimbulkan kejemuan dan kelelahan sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa. 2. Kesulitan bahan pelajaran. Makin sulit suatu bahan pelajaran, makin lambat umtuk mempelajarinya. Sebaliknya, makin mudah bahan pelajaran semakin cepat untuk mempelajarinya. 3. Berartinya bahan pelajaran. Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali, dan bahan yang berarti memungkinkan individu untuk belajar karena individu dapat mengenalnya. 4. Berat ringannya tugas. Tugas-tugas yang terlalu ringan atau mudah dapat mengurangi tantangan belajar, sedangkan tugas-tugas yang terlalu berat atau sukar dapat membuat individu jera untuk belajar. Berat ringannya tugas sangat berhubungan erat dengan tingkat kemampuan individu yang berbeda dan tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. 5. Suasana lingkungan eksternal. Suasana lingkungan eksternal meliputi cuaca, waktu, kondisi tempat, dan sebagainya. Faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya. Sebab individu yang belajar adalah berinteraksi dengan lingkungannya. 20 Ibid, h, 13. 26 b. Faktor-faktor metode belajar Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, akan berpengaruh terhadap metode yang dipakai oleh si pelajar. Misalnya penggunaan metode drill siswa dapat memantapkan pemahamannya melalui latihan dan praktek-praktek. Hal ini akan meningkatkan keterampilan belajar siswa. c. Faktor-faktor individual Adapun faktor-faktor individual siswa meliputi: 1) Kematangan 2) Faktor usia 3) Kesehatan jasmani 4) Kondisi kesehatan rohani 5) Motivasi21 1. Kematangan Kematangan memberikan kondisi dimana sistem syaraf dan otak menjadi berkembang dan akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang. Dan kapasitas mental seseorang akan mempengaruhi hasil belajar. 2. Faktor usia Usia merupakan faktor penentu dari pada tingkat kemampuan belajar individu. Anak yang lebih tua adalah lebih kuat, lebih sanggup untuk melakukan aktivitas dalam waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak yang berusia lebih muda. 3. Kesehatan jasmani Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Kondisi yang tidak sehat misalnya sakit atau lelah akan mengganggu keefektifan belajar seseorang. 21 Ibid, h, 132. 27 4. Kondisi kesehatan rohani Selain kondisi fisik, keadaan psikis seseorang juga akan mempengaruhi belajarnya.anak yang dalam keadaan frustasi, tidak akan dapat menangkap pelajaran dengan baik, sebaliknya anak akan lebih mudah berkosentrasi jika ia senang dengan kegiatan pembelajaran yang ia lakukan. 5. Motivasi Motivasi sangat penting dalam proses belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, motivasi dapat meningkatkan hasil belajar karena motivasi adalah semangat. Tanpa adanya semangat untuk belajar kegiatan belajar tidak akan menyenangkan dan siswa akan cepat jenuh. Semakin tinggi tingkat kejenuhan, semakin rendah hasil belajar yang dicapai siswa. Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam: a. Faktor internal siswa Faktor internal siswa mencakup dua aspek yaitu fisiologi (yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). 1. Aspek Fisiologi Aspek Fisiologi adalah segala keadaan yang tampak pada fisik atau jasmani seseorang. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2. Aspek Psikologi Banyak faktor yang termasuk Aspek Psikologi yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Namun dipandang lebih esensial lagi adalah sebagai berikut: 28 a) Intelegensi, yaitu kecenderungan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. b) Sikap, yaitu kecenderungan untuk mereaksi atau merespon balik secara positif maupun negatif. c) Bakat, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang. d) Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi terhadap sesuatu. e) Motivasi, yaitu pemasok daya yang mendorong individu untuk berbuat sesuatu. b. Faktor eksternal siswa Yaitu faktor dari luar siswa meliputi kondisi lingkungan yang ada disekitar siswa, baik lingkungan sosial maupun non sosial. 1) Faktor sosial Yang dimaksud faktor sosial adalah faktor manusia (sesama manusia), baik manusia itu hadir ataupun kehadirannya tidak secara langsung. Kehadiran orang lain pada waktu belajar akan mempengaruhi belajar seseorang dan akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, keadaan keluarga dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 2) Faktor Non sosial 29 Adapun yang dimaksud faktor non sosial dalam hal ini adalah diantaranya gedung sekolah, tempat tinggal siswa, alat -alat belajar, cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor tersebut turut menentukan hasil belajar siswa. c. Faktor Pendekatan belajar Faktor pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu17. Karena itu faktor pendekatan belajar juga turut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 4. Indikator, Tingkat, dan Penilaian Hasil Belajar 1) Indikator Hasil Belajar Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan kurikulum yang disempurnakan, dan yang saat ini digunakkan adalah : a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok. b. Prilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau intruksional khusus (TIK) telah dicapai siswa baik secara individu maupun secara kelompok.22 2) Tingkat Keberhasilan Belajar Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, masalah yang dihadapi ialah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai, sehubungan dengan hal inilah keberhasilan belajar dibagi menjadi beberapa tingkatan atau taraf, antara lain sebagai berikut : 22 Muhammad Uzer Ustman, Upaya Optimamlisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung, Remaja Rosydakarya, 1993), h. 3 30 a. Istimewa/maksimal b. Baik sekali/optimal c. Baik/minimal d. Kurang : Apabila seluruh bahan pelajaran yang telah diajarkan dapat dikuasai siswa. apabila sebagian besar (76% sd 99%) bahan pelajaran yang telah dipelajari dapat dikuasai siswa apabila bahan pelajaran yang telah diajarkan hanya (60% sd 75%) dikuasai siswa. apabila bahan pelajaran yang telah diajarkakn kurang dari 60% yang dikuasai siswa.23 Dengan melihat data yang terdapat dalam daya serap siswa dalam pelajaran dan presentasi keberhasilan siswa dalam mencapai TIK tersebut, dapat diketahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru. 3) Penilaian Penilaian merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkkan data tentang proses dan hasil belajar siswa, kegiatan penilaian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa setiap waktu. Oleh sebab itu benar apa yang telah dikatakan farida rahim “penilaian harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan”24. Hasil proses penilaian itu dijadikakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru apakah siswa perlu diberikan pengayaan atau remedial, kalau seseorang mengidentifikasikan kemampuan yang lebih maka bisa diberikan pengayaan, sedangkkan seorang siswa yang belum menunjukkan hasil belajar seperti yang 23 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta, Rieneka Cipta, 1996), h. 121 24 Farida Rahim, Pengajaran Membaca Disekolah Dasar, (Jakarta, Bumi Aksara,2005), h.74 31 diharapkan maka perlu diberikan remedial, pemberian remidial diberikan untuk indicator hasil belajar yang dikuasai siswa. Dalam penilaian ada beberapa kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain : a. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. b. Penilaian menggunakan berbagai cara, misalnya : observasi, wawancarra, konferensi (pertemuan), portofolio, tes dan mengajukan pertanyaan. c. Tujuan penilalian terutama dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada siswa, memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat kemajuan (keberhasilan) belajarnya, dan memberikan laporan kepada orang tuanya. d. Alat penilaian harus mendorong siswa untuk menggunakan penalaran dan membangkitkan keaktifan siswa. e. Penilalian harus dilalukan berkelanjutan, agar kemajuan belajar siswa bisa dimonitor terus menerus. f. Penilaian harus bersifat adil,setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk meningkatkan kemampuannya. C. Hasil Penelitian Relevan. Pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. 32 Membaca dengan variabel dependen (terikat) yang sama atau pun berbeda yang sangat penting artinya berkaitan dengan penelitian ini, penelitian yang pernah pernah di lakukan oleh saudara “Agung Widodo NIM, 06 01 01 01 176’’menulis skripsi berjudul pengaruh starategi belajar jigsaw terhadap prestasi belajar mata pelajaran al-qur’an hadits siswa.” Yang mengambil lokasi penelitian pada MAS Pesri Kota Kendari”,25. Studi yang dilakukan oleh saudara Agung Widodo dijadikan sebagai salah satu rujukan oleh penulis yang di peroleh melalui layanan jasa perpustakaan di kampus STAIN Kendari. Walau pun demikian kajian skripsi saudara Agung Widodo mengorientasikan pada titik masalah pengaruh strategi belajar jigsaw terhadap prestasi belajar mata pelajaran al-qur’an hadits dengan hasil pengujian hipotesis ditemukan r hitung > r (0,406 > 0,355) hal ini menunjukan menerima hipotesis kerja yang berarti tabel terdapat hubungan variable X terhadap variabel Y, sedangkan uji signifikan menunjukan F hitung > F tabel (6,149 > 4,16) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Sedangkan penelitian penulis menitik beratkan permasalahan pada Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan, dan peningkatan hasil belajar PAI yang diperoleh siswa pada tiga ranah penilaian kognitif afektif dan psikomotorik pada kurun waktu tertentu. Namun demikian hasil penelitian saudara Agung Widodo penulis jadikan salah 25 Agung widodo, Pengaruh Starategi Belajar Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Siswa.” Yang mengambil lokasi penelitian pada mas pesri kota kendari, (STAIN Kendari, April 2012). 33 satu rujukan dalam melengkapi khasanah keilmuwan penulis, sekaligus melihat posisi dan kedudukan saudara Agung Widodo dengan hasil penelitian penulis nanti. Kajian yang tidak kalah pentingnya dalam rangka melakukan penelitian ini, ditulis oleh sodari Nur Faridah. Nur Faridah d31304002 dalam sebuah tesisnya berjudul, efektifitas strategi matrix ingatan dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang study fiqih di mi darul faizin assalafiyah catak gayam jombang (eksperimen di sekolah dasar kecamatan gatak sukoharjo). skripsi institut agama islam negeri sunan ampel fakultas tarbiyah jurusan pendidikan agama islam surabaya 2009. 26 Setelah membaca beberapa hasil penelitian saudara- saudara yang tersebutkan di atas, penulis menganggap bahwa penelitian tersebut telah mengakaji spesifik judul tertentu dan variabel dependen sebagai variabel keduanya sedikit banyak telah turut melengkapi khasanah keilmuwan dan referensi penelitian penulis. Penelusuran terhadap karya dan hasil penelitian mengenai pendekatan tertenu dan hasil belajar PAI penulis menemukan beberapa kajian seacara spesifik. Namun, ada beberapa titik-titik sentral yang menjadi perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang pada umumnya penelitian itu banyak dilakukan pada ruang lingkup skala dan jenjang pendidikan tertentu. Untuk itulah penelitian ini di anggap perlu dilakukan di SD Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Meskipun demikian, dalam melakukan penelitian, hasi penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya menjadi bahan yang amat berharga bagi penulis, terutama untuk memberikan gambaran Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD 26 . Lihat Digital library IAIN Walisongo, ttp://library.walisongo.ac.id/digilib/index.php.jtptiaingdl-s1-2004-rudiyanto3-703-Skripsi. Diakses, 24-04-2012 diakses, 14-12-2011. 34 Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan sekaligus menjadi bahan yang sangat berguna sehingga penulis memberikan apresiasi yang setingi-tingginya. D. Kerangka Berpikir. Kerangka pikir penelitian adalah kerangka yang mendasari operasional penelitian yang merupakan sejumlah asumsi, konsep, dan yang telah di yakini kebenarannya sehingga dapat mengarahkan alur fikir dalam pelaksanaan penelitian. Secara teoritik, penulis memandang bahwa probelematik pendidikan yang ada saat ini menjadikan tuntutan bagi pendidik untuk senantiasa aktif mengembangkan kemampuanya guna mengatasi masalah tersebut. Gejala masalah yang sering ditemuai dalam proses pembelajaran adalah kurang idealnya pendekatan mengakibatkan gagalnya pentranferan seperangkat kompetensi tertentu, kecenderungan kedua adalah rendahnya hasil belajar siswa hal ini dibuktkikan dengan adanya siswa memperoleh nilai dibawah keriteria ketuntasan belakjar maksimal (KKM sekolah). strategi yang kini diharapkan dan ditawarkn adalah pendekatan yang mmpu mendongkrak delematis yang menjadi problem pendidikan, hal ini mulai terus digagas oleh para praktisi pendidikan hingga muncullah pendekatan tertentu yang diharapkan mampu memaksimalkan hasil belajar siswa, termasuk yang dimaksud para praktisi pendidikan adalah Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan. Untuk melihat Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD Negeri 2 Puosu 35 Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan dapat di gambarkan dalam bagan sebagai berikut: Bagan 2.1 Kerangka Konseptual Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan. Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan Pendidik (Guru) Strategi PAIKEM Peserta Didik Media dan Sarana Penunjang 1. Langkah Persiapan 2. Langkah Pelaksanaan 1) Menciptakan suasana belajar yang aktif 2) Pembelajaran diformulasi sesuai kebutuhan 3) Formulasi pembelajaran menumbuhkan kreativitas 4) Pembelajaran efektif dalam menyampaikan pesan materi 5) Pembelajaran dibentuk menyenangkan Hasil belajar pendidikan Agama Islam (PAI)