10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Stategi pembelajaran aktif

advertisement
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Stategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan
1.
Pengertian Strategi
Menyenangkan.
Pembelajaran
Aktif
Inovatif
Kreatif
Efektif
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai “perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”1. Di
antara strategi pembelajaran yang mulai marak digunakan saat ini adalah strategi
pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan.
Pengertian pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan, secara
bahasa dan istilah dapat dijelaskan secara singkat, ia merupakan singkatan dari
pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan. pembelajaran aktif inovatif
kreatif efektif menyenangkan dimaksudkan sebagai suatu sistem pembelajaran yang
diterapkan di sekolah untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan serta adanya nuansa Islami dalam kegiatan belajar
mengajar, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa
tercapai.
Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar harus mampu mewujudkan
pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan (pembelajaran aktif inovatif
kreatif efektif menyenangkan). Artinya, peserta didik diikutsertakan dalam berbagai
kegiatan pembelajaran. Kemandirian dan tanggung jawab dibina sejak awal.
1
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), h.126.
10
11
Kebersamaan dan bekerja sama untuk mengasah emosional. Persaingan yang
sehat ditumbuhkan dengan saling menghargai satu sama lain serta menumbuhkan sikap
kepemimpinan. Dan diharapkan mampu meningkatkan keterlibatan mental peserta didik
dalam proses belajar mengajar. Berikut ini akan disajikan pengertian pembelajaran aktif
inovatif kreatif efektif menyenangkan secara lebih rinci.
a. Pembelajaran aktif
Istilah aktif maksudnya adalah “sebuah proses aktif membangun makna dan
pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik
sendiri”2. Dalam proses belajar, peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti
bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang
ilmu pengetahuan dan informasi. Sebab belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari
penuangan informasi kedalam benak siswa. Akan tetapi, belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak
akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Pembelajaran aktif memiliki
karakteristik, diantaranya: selalu mencoba, tidak ingin menjadi penonton, memanfaatkan
modalitas belajar (visual, auditorial, kinestetik), serta penuh perhatian dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu agar pembelajaran lebih aktif, guru dituntut mampu
menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik secara aktif menemukan,
memproses dan mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan baru.
2
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis pembelajaran aktif inovatif kreatif
efektif menyenangkan, (Semarang: Rasail Media Group, 2002), h.46.
12
b. Pembelajaran inovatif
“Istilah inovatif yang dimaksudkan dalam pembelajaran diharapkan muncul ideide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik”3. Idealnya aktivitas pembelajaran
tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya,
senada dengan apa yang telah dikemukakan oleh made wena bahwa “melainkan juga
bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat untuk menghadapi situasi
baru atau memecahkan masalah-masalah khusus yang ada kaitannya dengan bidang
studi yang dipelajari”4. Karena pada dasarnya tujuan akhir dari pembelajaran di
antaranya adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan
memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat.
Adapun karakteristik pembelajaran inovatif di antaranya, menginginkan adanya
perubahan yang baru, daya pikir produktif, mampu memecahkan masalah, mampu
menghadapi situasi baru.
c. Pembelajaran kreatif
Istilah kreatif, memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses
mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki
imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Pembelajaran kreatif memiliki
karakteristik sebagai berikut: mempunyai banyak cara untuk melakukan sesuatu, tidak
cepat putus asa, tidak mudah puas dengan hasil kerjanya dan selalu ingin berbuat terus,
menumbuhkan motivasi, percaya diri, dan kritis.
3
Ibid. h. 46.
4
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.52.
13
Dengan demikian, guru dituntut mampu menciptakan kegiatan pembelajaran
yang beragam sehingga seluruh potensi dan daya imajinasi peserta didik dapat
berkembang secara maksimal.
d. Pembelajaran efektif
Istilah efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus
menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.10 Ini dapat
dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses
belajar mengajar berlangsung. Di akhir proses pembelajaran harus ada perubahan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada diri peserta didik. Diantara karakteristik
pembelajaran efektif adalah: memanfaatkan alat peraga yang ada di sekitar, diajak ke
sumber belajar, melakukan observasi, memanfaatkan waktu yang ada, mengoptimalkan
panca indera.
e. Pembelajaran menyenangkan
Istilah menyenangkan, dimaksudkan bahwa proses pembelajaran berlangsung
dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara
aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal, disamping itu
pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi
peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong motivasinya semakin aktif dan
berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya.
Diantara karakteristik pembelajaran yang menyenangkan adalah: penampilan
guru yang menarik, suasana belajar tidak searah, desain kelas yang tidak membosankan,
14
belajar sambil bermain, hasil belajar anak dipajang di kelas, ada penghargaan bagi yang
berprestasi.
2. Prinsip Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika guru menerapkan strategi
pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan adalah sebagaimana dijelaskan
abudinata berikut:
1.
2.
3.
4.
Memahami sifat peserta didik
Mengenal peserta didik secara perorangan.
Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan kreatif serta mampu
memecahkan masalah.
5. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan.
8. Bedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
9. Berpusat pada siswa.
10. Menerapkan asas fleksibilitas.5
1. Memahami sifat peserta didik.
Pada
dasarnya
peserta
didik
memiliki
sifat
rasa
ingin
tahu
atau
berimajinasi.kedua sifat ini merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/ barpikir
kritis. Untuk itu kegiatan pembelajaran harus dirancang menjadi lahan yang subur bagi
berkembangnya kedua sifat tersebut.
2. Mengenal peserta didik secara perorangan.
Peserta didik berasal dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda.
Perbedaan individu harus diperhatikan dan harus tercermin dalam pembelajaran. Karena
5
Abudin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), h. 225.
15
masing-masing memilik modalitas atau gaya belajar yang berbeda. Semua peserta didik
dalam kelas tidak harus selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
3. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar.
Peserta didik secara alami bermain secara berpasangan atau kelompok. Perilaku
yang demikian dapat dimanfaatkan oleh guru dalam pengorganisasian kelas. Dengan
berkelompok akan memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan kreatif serta mampu
memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup adalah memecahkan masalah, untuk peserta didik perlu
dibekali kemampuan berpikir kritis dan kreatif untuk menganalisis masalah, serta
inovatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
5. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar.
Lingkungan dapat berfungsi sebagai media belajar serta objek belajar peserta
didik.
7. Memberikan umpan balik.
Memberikan umpan yang baik untuk meningkatkan kegiatan Umpan balik
hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan dan kelebihan peserta didik dari pada
kelemahannya. Umpan balik juga harus dilakukan secara santun dan elegan sehingga
tidak meremehkan dan menurunkan motivasi.
16
8. Bedakan antara aktif fisik dan aktif mental.
Belajar aktif dapat dikatakan bermakna jika kegiatan belajar mengajar mengarah
kepada kegiatan yang melatih anak berpikir secara aktif.
9. Berpusat pada siswa.
Proses pembelajaran yang berlangsung berorientasi pada aktifitas siswa.
10. Menerapkan asas fleksibilitas.
Maksudnya lebih lentur dalam memahami kondisi yang akan dihadapi. Guru
tidak boleh kaku dan keras dalam menyikapi kondisi pembelajaran.Untuk itu berbagai
alternatif terutama berbagai metode harus disiapkan.
3. Metode Pembelajaran Berbasis Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif
efektif menyenangkan
Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran
diantaranya adalah:
1. Metode Diskusi.
yaitu suatu cara penyampaian pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran dan
unsure-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian
bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan
merampungkan keputusan bersama.
2. Metode Tanya Jawab, yaitumetode pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya komunikasi langsung antara guru dan siswa. Dalam komunikasi ini
terlihat adanya hubungan timbale balik secara langsung anatara guru dan siswa.
17
Manfaatnya guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana siswa dapat mengerti dan
dapat mengungkapkan apa yang telah dipelajari.
3. Metode Demonstrasi.
yaitu suatu metode penyajian informasi dengan upaya peragaan atau pertunjukan
tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu.
4. Metode Bermain Peran.
yaitu suatu metode pembelajaran dengan cara siswa berperan sebagai tokoh atau
pribadi tertentu.
5. Metode Proyek.
yaitu suatu metode pembelajaran yang diterapkan dengan cara siswa diminta
untuk menghubungkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperolehnya dalam
berbagai aspek kehidupan.
6. Metode Problem Solving.
yaitu suatu metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk mencari dan
memecahkan persoalanpersoalan tertentu.
7. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi.
yaitu suatu cara dalam proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas
tertentu dan siswa mengerjakannya kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan
kepada guru. Metode ini merangsang siswa untuk aktif secara individual maupun secara
kelompok.
Beberapa metode di atas dapat diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan, dan bisa
18
dikembangkan lagi dalam implementasi strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif
efektif menyenangkan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Everyone is a teacher here (setiap murid adalah guru)
Metode ini peserta didik berperan sebagai guru bagi diri sendiri dan temannya.
Bagi diri sendiri mereka berhak mencari dan membangun makna pengetahuan yang
mereka pelajari dengan kemampuan yang mereka miliki. Sebagai guru bagi temannya,
peserta didik dapat membantu kekurangan temannya melalui tukar pendapat. Dalam
metode ini langkah-langkah yang dilakukan adalah:
a) Peserta didik menulis pertanyaan di kertas tentang materi yang sedang dipelajari.
b) Kertas dikumpulkan, dikocok lalu dibagikan kepada peserta didik.
c) Masing-masing peserta didik membaca dan memahami pertanyaan yang mereka
dapat.
d) Guru meminta sukarelawan dari peserta didik untuk merespon pertanyaan (untuk
menciptakan budaya bertanya, tanpa ditunjuk lebih dulu), dan minta peserta didik
lainnya memberi pendapat atas jawaban temannya tersebut.
e) Berikan apresiasi sebagai pujian dan tidak menyepelehkan peserta didik agar
mereka tidak takut salah.
f) Kegiatan tersebut dilakukan berulang kali, agar setiap peserta didik memiliki
kesempatan.
g) Guru menklarifikasi jawaban, menyimpulkan dan memperkuat penjelasan.6
2) Active debate
Penerapan metode ini bertujuan untuk melatih peserta didik agar mencari
argumentasi yang kuat dalam memecahkan masalah controversial serta memiliki sikap
saling menghormati perbedaan pendapat. Langkah-langkahnya adalah:
a) Tetapkan topic permasalahan
b) Bagi kelas dalam dua kelompok, ada kelompok “pro” ada yang “kontra”
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,
Rosdakarya, 2004), h. 208.
(Bandung: PT. Remaja
19
c) Masing-masing kelompok ada juru bicaranya.
d) Awali debat dengan masing-masing kelompok mengemukakan pendapatnya.
e) Masing-masing kelompok mempertahankan argumennya, dengan mengajukan
argument yang lain sebagai penguat.
f) Guru memberikan klrifikasi dan penjelasan di akhir pembelajaran.7
3) Information Search
Metode ini bertujuan untuk memberi kesempatan peserta didik untuk
menemukan suatu pengetahuan dengan proses mencari sendiri. Langkah-langkahnya
adalah:
1.Tentukan topic yang akan dipelajari sesuai dengan SK/KD.
2.Guru menyusun kompetensi dari topic tersebut dan membuat pertanyaan sesuai
kompetensi yang akan dicapai.
3.Bagi kelas dalam kelompok kecil
4.Peserta didik ditugasi untuk mencari keterangan yang merupakan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan melalui beberapa referensi di perpustakaan atau sumber
lain misal internet, dll.
5.Hasilnya didiskusikan bersama
6.Guru memeberi penjelasan dan kesimpulan dan tindak lanjut.8
4) Card Sort
Metode ini bertujuan untuk mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok
(cooperative learning) dalam belajar. Langkahlangkahnya adalah:
1. Guru menyiapkan kartu berisi materi pokok dan diacak
2. Bagikan kartu kepada masing-masing siswa
3. Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induk dengan mencocokkan
dengan temannya.
4. Setelah ketemu jawabnnya, tempelkan di papan. Lakukan koreksi bersama.
5. Mintalah salah satu dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan hasil
sortir kartunya. Lalu guru memberi reward.
7
Ibid. h. 208
8
Ibid. h. 217
20
6. Lakukan koreksi, klarifikasi terhadap topic tersebut.9
5) Ceramah plus
Umumnya metode ceramah membuat siswa mudah bosan. Oleh karena itu
berikut ini beberapa saran memaksimalkan metode ceramah:
1.Membangun minat siswa, dengan mengajukan masalah atau pertanyaan
2.Maksimalkan pemahaman dan ingatan/kesan siswa, dengan memberikan contoh
dan analogi serta menggunakan media belajar.
3.Melibatkan siswa, dengan memberi kesempatan untuk bertanya, berpendapat,
ada selingan aktifitas yang bersifat kondisional
4.Memperkuat pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran pada masalah,
atau minta siswa mengkaji ulang materi yang sudah dipelajari.10
B. Deskripsi Hasil Belajar PAI
1. Pengertian Hasil Belajar PAI
Sebelum membahas tentang hasil belajar siswa, ada baiknya terlebih dahulu
penulis paparkan mengenai definisi hasil belajar itu sendiri. Belajar menurut pandangan
orang awam adalah kegiatan seseorang yang tampak dalam wujud duduk dikelas,
mendengarkan guru yang sedang menerangkan, menghafal atau mengerjakan kembali
apa yang telah diperoleh di sekolah. Mereka memandang belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam materi pelajaran.
Untuk menghindari kesalahan persepsi, beberapa ahli memberikan definisi yang
tidak hanya sekedar memandang belajar sebagai proses transformasi pengetahuan dan
siswa sebagai obyek pendidikan. Tapi belajar adalah “proses yang memungkinkan
9
Ibid. h. 218.
10
Ibid. h. 220.
21
berbagai potensi yang ada pada anak didik dalam berinteraksi dengan fakta-fakta yang
muncul atau dengan lingkungan belajar sebagai satu kesatuan”11. Dalam hal ini anak
didik adalah subyek pengetahuan, sehingga ia dituntut untuk selalu aktif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Selanjutnya
sebagai
acuan
pembanding
Dalam
bukunya
"Educational
Psychology": The teaching learning process, Skinner berpendapat yang kembali dikutip
muhibin syah bahwa belajar adalah “suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku)
yang berlangsung secara prgogresif”12.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Sedangkan makna hasil sendiri adalah perolehan, atau tercapainya suatu maksud
atau tujuan. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan belajar
mengajar (KBM). Hasil belajar dapat juga dipandang sebagai ukuran seberapa jauh
tujuan pembelajaran telah tercapai. Menurut Sutratinah Tirtonegoro dalam surya brata
bahwa hasil belajar adalah “penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam
bentuk angka, huruf atau symbol yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh
siswa atau anak dalam periode tertentu”13.
11
Atang Kusdianar, Pendekatan dalam proses belajar mengajar, (Bandung, Remaja Rosdakarya,
1994), h, 21
12
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Perada, 2006), h, 64
13
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan , (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1998), h, 232
22
Jadi hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh individu berdasarkan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga ia mengalami perubahanperubahan tingkah laku yang baru dan memiliki kemampuan-kemampuan yang baru
pula. Dengan kata lain hasil belajar siswa dapat diartikan sebagai “kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”14
2. Jenis Hasil Belajar
Dalam sistem pendidikan nasional, klasifikasi hasil belajar didasarkan pada teori
Benyamin Bloom yang membaginya menjadi 3 ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah
afektif, ranah psikomotorik.
Jenis Hasil Belajar pada bidang Kognitif, jenis ini dibagi menjadi 6, yaitu:
1) Mengetahui, Yaitu kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu
obyek, ide prosedur, prinsip atau teori yang sudah dipelajari.
2) Memahami Yaitu kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep.
3) Menerapkan Yaitu kemampuan menerapkan suatu konsep, ide, rumus, hukum
dalam situasi yang baru (konkrit).
4) Menganalisa Yaitu kemampuan untuk menguraikan suatu bahan kedalam unsurunsurnya agar struktur organisasinya dapat dimengerti.
5) Mensintesis Yaitu kemampuan untuk mengumpulkan suatu bagian-bagian untuk
membentuk suatu kesatuan yang baru.
6) Mengevaluasi Yaitu kemampuan untuk mengambil keputusan (menentukan
nilai) sesuatu yang dipelajari untuk tujuan tertentu. 15
Sedangkan Jenis Hasil Belajar pada bidang afektif/Ranah afektif berkenaan
dengan sikap dan nilai sebagai hasil belajar, kategori ranah afektif meliputi:
1) Menerima (receiving) Yaitu suatu keadaan sadar, kemauan untuk
memperhatikan. Dalam menerima siswa diminta untuk menunjukkan kesadaran,
kesediaan untuk menerima dan perhatian terkontrol atau terpilih.
14
Nana Sudjana, Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung, CV. Sinar Baru, 1987), h, 31
15
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,( Jakarta, Bumi Aksara, 2001), h, 77
23
2) Menanggapi (Responding) Yaitu suatu sikap terbuka ke arah kemauan untuk
merespon stimulasi yang dating dari luar.
3) Menilai (Valuing) Yaitu penerimaan terhadap nilai-nilai.
4) Mengorganisasi (Organization) Yaitu mengembangkan nilai keadaan sistem
organisasi, menyatukan nilai-nilai yang berbeda.
5) Berpribadi (Characterization) Yaitu kemampuan untuk menghayati atau
mempribadikan sistem nilai yang dimiliki. Berpengaruh terhadap tingkah
lakunya.16
Jenis Hasil Belajar pada bidang psikomotorik. Hasil belajar ranah ini merupakan
tingkah laku nyata dan dapat diamati. Hasil belajar ranah ini meliputi:
1) Persepsi, Penggunaan lima panca indra untuk memperoleh kesadaran dalam
menerjemahkan menjadi tindakan.
2) Kesiapan Keadaan siap untuk merespon secara mental, fisik dan emosional.
3) Respon Terbimbing Mengembangkan kemampuan dalam aktivitas mencatat dan
membuat laporan.
4) Mekanisme Respon fisik yang telah dipelajari menjadi kebiasaan.
5) Respon yang unik Tindakan motorik yang rumit dipertunjukkan dengan terampil
dan efisien.
6) Adaptasi Mengubah respon dalam situasi yang baru.
7) Organisasi Menciptakan tindakan-tindakan baru17
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Pada dasarnya hasil belajar juga sangat ditentukan oleh beberapa faktor, secara
umum faktro-faktor tersebut diklasifikasaikan menjadi beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu :
a. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu
meliputi : kemampuan, motivasi, minat, perhatian, sikap serta kebiasaan, ketekunan,
soisal, ekonomi, dan sebagainya.
16
Ibid, h, 79
17
Ibid, h, 83
24
b. Faktor eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, dapat mencakup
beberapa aspek diantaranya sekolah, masyarakat dan kurikulum itu sendiri.
1) Sekolah :Lingkungan belajar yang mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah
kualitas pengajaran meliputi: kompetensi guru, karakteristik kelas dan
karakteristik sekolah.
2) Masyarakat : Lingkungan masyarakat yang mempengaruhi hasil belajar siswa
diantaranya adalah keluarga dan teman bergaul serta bentuk kehidupan
masyarakat sekitar.
3) Kurikulum : Kurikulum merupakan suatu program yang disusun secara terinci
dengan menggambarkan kegiatan siswa di sekolah dengan bimbingan guru.
Penyusunan kurikulum yang ditetapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa,
karena itu dalam penyusunan kurikulum harus disesuaikan dengan
perkembangan zaman dan teknologi, selain itu juga lingkungan dan kondisi
siswa, karena kebutuhan siswa dimasa yang akan datang tidak akan sama dengan
kebutuhan siswa pada masa sekarang.18
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi belajar mengklarifikasikan faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain sebagai berikut: “a. Faktor stimulasi
belajar, b. Faktor-faktor metode belajar c. Faktor-faktor individual”
19
hal tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
a. Faktor stimulasi belajar
Faktor stimulasi belajar adalah segala hal diluar individu itu untuk mengadakan
reaksi atau perbuatan belajar. Beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor
stimulasi belajar yaitu:
1) Panjangnya bahan pelajaran.
2) Kesulitan bahan pelajaran.
3) Berartinya bahan pelajaran.
4) Berat ringannya tugas.
18
Nana sudjana, Op.Cit, h, 22 – 24
19
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar , (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada), 2006, h, 130-134
25
5) Suasana lingkungan eksternal.20
Faktor-faktor stimulus diatas untuk lebih jelasnya penulis paparkan sebagai
berikut:
1. Panjangnya bahan pelajaran.
Semakin panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan
untuk mempelajarinya. Panjangnya waktu belajar dapat menimbulkan kejemuan dan
kelelahan sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
2. Kesulitan bahan pelajaran.
Makin sulit suatu bahan pelajaran, makin lambat umtuk mempelajarinya.
Sebaliknya, makin mudah bahan pelajaran semakin cepat untuk mempelajarinya.
3. Berartinya bahan pelajaran.
Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali, dan bahan yang berarti
memungkinkan individu untuk belajar karena individu dapat mengenalnya.
4. Berat ringannya tugas.
Tugas-tugas yang terlalu ringan atau mudah dapat mengurangi tantangan belajar,
sedangkan tugas-tugas yang terlalu berat atau sukar dapat membuat individu jera untuk
belajar. Berat ringannya tugas sangat berhubungan erat dengan tingkat kemampuan
individu yang berbeda dan tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
5. Suasana lingkungan eksternal.
Suasana lingkungan eksternal meliputi cuaca, waktu, kondisi tempat, dan
sebagainya. Faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas
belajarnya. Sebab individu yang belajar adalah berinteraksi dengan lingkungannya.
20
Ibid, h, 13.
26
b. Faktor-faktor metode belajar
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, akan berpengaruh terhadap
metode yang dipakai oleh si pelajar. Misalnya penggunaan metode drill siswa dapat
memantapkan pemahamannya melalui latihan dan praktek-praktek. Hal ini akan
meningkatkan keterampilan belajar siswa.
c. Faktor-faktor individual
Adapun faktor-faktor individual siswa meliputi:
1) Kematangan
2) Faktor usia
3) Kesehatan jasmani
4) Kondisi kesehatan rohani
5) Motivasi21
1. Kematangan
Kematangan memberikan kondisi dimana sistem syaraf dan otak menjadi
berkembang dan akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang. Dan kapasitas mental
seseorang akan mempengaruhi hasil belajar.
2. Faktor usia
Usia merupakan faktor penentu dari pada tingkat kemampuan belajar individu.
Anak yang lebih tua adalah lebih kuat, lebih sanggup untuk melakukan aktivitas dalam
waktu yang lebih lama dibandingkan dengan anak yang berusia lebih muda.
3. Kesehatan jasmani
Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat. Kondisi yang tidak
sehat misalnya sakit atau lelah akan mengganggu keefektifan belajar seseorang.
21
Ibid, h, 132.
27
4. Kondisi kesehatan rohani
Selain kondisi fisik, keadaan psikis seseorang juga akan mempengaruhi
belajarnya.anak yang dalam keadaan frustasi, tidak akan dapat menangkap pelajaran
dengan baik, sebaliknya anak akan lebih mudah berkosentrasi jika ia senang dengan
kegiatan pembelajaran yang ia lakukan.
5. Motivasi
Motivasi sangat penting dalam proses belajar, karena motivasi menggerakkan
organisme, motivasi dapat meningkatkan hasil belajar karena motivasi adalah semangat.
Tanpa adanya semangat untuk belajar kegiatan belajar tidak akan menyenangkan dan
siswa akan cepat jenuh. Semakin tinggi tingkat kejenuhan, semakin rendah hasil belajar
yang dicapai siswa.
Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam:
a. Faktor internal siswa
Faktor internal siswa mencakup dua aspek yaitu fisiologi (yang bersifat
jasmaniah) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah).
1. Aspek Fisiologi
Aspek Fisiologi adalah segala keadaan yang tampak pada fisik atau jasmani
seseorang. Misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.
2. Aspek Psikologi
Banyak faktor yang termasuk Aspek Psikologi yang dapat mempengaruhi
kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Namun dipandang lebih esensial
lagi adalah sebagai berikut:
28
a) Intelegensi, yaitu kecenderungan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan
atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
b) Sikap, yaitu kecenderungan untuk mereaksi atau merespon balik secara
positif maupun negatif.
c) Bakat, yaitu kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan dimasa yang akan datang.
d) Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi terhadap sesuatu.
e) Motivasi, yaitu pemasok daya yang mendorong individu untuk berbuat
sesuatu.
b. Faktor eksternal siswa
Yaitu faktor dari luar siswa meliputi kondisi lingkungan yang ada disekitar
siswa, baik lingkungan sosial maupun non sosial.
1) Faktor sosial
Yang dimaksud faktor sosial adalah faktor manusia (sesama manusia), baik
manusia itu hadir ataupun kehadirannya tidak secara langsung. Kehadiran orang lain
pada waktu belajar akan mempengaruhi belajar seseorang dan akhirnya akan
berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah
orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, keadaan keluarga dapat
memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa.
2) Faktor Non sosial
29
Adapun yang dimaksud faktor non sosial dalam hal ini adalah diantaranya gedung
sekolah, tempat tinggal siswa, alat -alat belajar, cuaca dan waktu belajar yang digunakan
siswa. Faktor-faktor tersebut turut menentukan hasil belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa
untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu17.
Karena itu faktor pendekatan belajar juga turut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
4. Indikator, Tingkat, dan Penilaian Hasil Belajar
1) Indikator Hasil Belajar
Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses
belajar
mengajar
dikatakan
berhasil,
berdasarkan
ketentuan
kurikulum
yang
disempurnakan, dan yang saat ini digunakkan adalah :
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
b. Prilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau intruksional khusus (TIK)
telah dicapai siswa baik secara individu maupun secara kelompok.22
2) Tingkat Keberhasilan Belajar
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, masalah yang
dihadapi ialah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai,
sehubungan dengan hal inilah keberhasilan belajar dibagi menjadi beberapa tingkatan
atau taraf, antara lain sebagai berikut :
22
Muhammad Uzer Ustman, Upaya Optimamlisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung,
Remaja Rosydakarya, 1993), h. 3
30
a. Istimewa/maksimal
b. Baik sekali/optimal
c. Baik/minimal
d. Kurang :
 Apabila seluruh bahan pelajaran yang telah
diajarkan dapat dikuasai siswa.
 apabila sebagian besar (76% sd 99%) bahan
pelajaran yang telah dipelajari dapat dikuasai
siswa
 apabila bahan pelajaran yang telah diajarkan
hanya (60% sd 75%) dikuasai siswa.
 apabila bahan pelajaran yang telah diajarkakn
kurang dari 60% yang dikuasai siswa.23
Dengan melihat data yang terdapat dalam daya serap siswa dalam pelajaran dan
presentasi keberhasilan siswa dalam mencapai TIK tersebut, dapat diketahui tingkat
keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.
3) Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkkan data tentang proses dan hasil belajar siswa, kegiatan penilaian tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan belajar siswa setiap waktu. Oleh sebab itu
benar apa yang telah dikatakan farida rahim “penilaian harus dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan”24.
Hasil proses penilaian itu dijadikakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru
apakah
siswa
perlu
diberikan
pengayaan
atau
remedial,
kalau
seseorang
mengidentifikasikan kemampuan yang lebih maka bisa diberikan pengayaan,
sedangkkan seorang siswa yang belum menunjukkan hasil belajar seperti yang
23
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta, Rieneka Cipta, 1996), h. 121
24
Farida Rahim, Pengajaran Membaca Disekolah Dasar, (Jakarta, Bumi Aksara,2005), h.74
31
diharapkan maka perlu diberikan remedial, pemberian remidial diberikan untuk indicator
hasil belajar yang dikuasai siswa.
Dalam penilaian ada beberapa kriteria atau hal-hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
a. Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
b. Penilaian menggunakan berbagai cara, misalnya : observasi, wawancarra,
konferensi (pertemuan), portofolio, tes dan mengajukan pertanyaan.
c. Tujuan penilalian terutama dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada
siswa, memberikan informasi kepada siswa tentang tingkat kemajuan
(keberhasilan) belajarnya, dan memberikan laporan kepada orang tuanya.
d. Alat penilaian harus mendorong siswa untuk menggunakan penalaran dan
membangkitkan keaktifan siswa.
e. Penilalian harus dilalukan berkelanjutan, agar kemajuan belajar siswa bisa
dimonitor terus menerus.
f. Penilaian harus bersifat adil,setiap siswa mendapatkan kesempatan yang sama
untuk meningkatkan kemampuannya.
C. Hasil Penelitian Relevan.
Pokok masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Implementasi Strategi
pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil
belajar PAI siswa kelas V SD Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe
Selatan.
32
Membaca dengan variabel dependen (terikat) yang sama atau pun berbeda yang
sangat penting artinya berkaitan dengan penelitian ini, penelitian yang pernah pernah di
lakukan oleh saudara “Agung Widodo NIM, 06 01 01 01 176’’menulis skripsi berjudul
pengaruh starategi belajar jigsaw terhadap prestasi belajar mata pelajaran al-qur’an hadits
siswa.” Yang mengambil lokasi penelitian pada MAS Pesri Kota Kendari”,25.
Studi yang dilakukan oleh saudara Agung Widodo dijadikan sebagai salah satu
rujukan oleh penulis yang di peroleh melalui layanan jasa perpustakaan di kampus
STAIN Kendari. Walau pun demikian kajian skripsi saudara Agung Widodo
mengorientasikan pada titik masalah pengaruh strategi belajar jigsaw terhadap prestasi
belajar mata pelajaran al-qur’an hadits dengan hasil pengujian hipotesis ditemukan r hitung
> r
(0,406 > 0,355) hal ini menunjukan menerima hipotesis kerja yang berarti
tabel
terdapat hubungan variable X terhadap variabel Y, sedangkan uji signifikan menunjukan
F
hitung
> F
tabel
(6,149 > 4,16) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan. Sedangkan penelitian penulis menitik beratkan permasalahan
pada Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan
dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD Negeri 2 Puosu Kecamatan
Konda Kabupaten Konawe Selatan, dan peningkatan hasil belajar PAI yang diperoleh
siswa pada tiga ranah penilaian kognitif afektif dan psikomotorik pada kurun waktu
tertentu. Namun demikian hasil penelitian saudara Agung Widodo penulis jadikan salah
25
Agung widodo, Pengaruh Starategi Belajar Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Al-Qur’an Hadits Siswa.” Yang mengambil lokasi penelitian pada mas pesri kota kendari, (STAIN
Kendari, April 2012).
33
satu rujukan dalam melengkapi khasanah keilmuwan penulis, sekaligus melihat posisi
dan kedudukan saudara Agung Widodo dengan hasil penelitian penulis nanti.
Kajian yang tidak kalah pentingnya dalam rangka melakukan penelitian ini,
ditulis oleh sodari Nur Faridah.
Nur Faridah d31304002 dalam sebuah tesisnya berjudul, efektifitas strategi matrix
ingatan dalam meningkatkan pemahaman siswa pada bidang study fiqih di mi
darul faizin assalafiyah catak gayam jombang (eksperimen di sekolah dasar
kecamatan gatak sukoharjo). skripsi institut agama islam negeri sunan ampel
fakultas tarbiyah jurusan pendidikan agama islam surabaya 2009. 26
Setelah membaca beberapa hasil penelitian saudara- saudara yang tersebutkan di
atas, penulis menganggap bahwa penelitian tersebut telah mengakaji spesifik judul
tertentu dan variabel dependen sebagai variabel keduanya sedikit banyak telah turut
melengkapi khasanah keilmuwan dan referensi penelitian penulis. Penelusuran terhadap
karya dan hasil penelitian mengenai pendekatan tertenu dan hasil belajar PAI penulis
menemukan beberapa kajian seacara spesifik. Namun, ada beberapa titik-titik sentral
yang menjadi perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang pada umumnya penelitian
itu banyak dilakukan pada ruang lingkup skala dan jenjang pendidikan tertentu. Untuk
itulah penelitian ini di anggap perlu dilakukan di SD Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda
Kabupaten Konawe Selatan.
Meskipun demikian, dalam melakukan penelitian, hasi penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya menjadi bahan yang amat berharga bagi penulis,
terutama untuk memberikan gambaran Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif
kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD
26
. Lihat Digital library IAIN Walisongo, ttp://library.walisongo.ac.id/digilib/index.php.jtptiaingdl-s1-2004-rudiyanto3-703-Skripsi. Diakses, 24-04-2012 diakses, 14-12-2011.
34
Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan sekaligus menjadi bahan
yang sangat berguna sehingga penulis memberikan apresiasi yang setingi-tingginya.
D. Kerangka Berpikir.
Kerangka pikir penelitian adalah kerangka yang mendasari operasional penelitian
yang merupakan sejumlah asumsi, konsep, dan yang telah di yakini kebenarannya
sehingga dapat mengarahkan alur fikir dalam pelaksanaan penelitian.
Secara teoritik, penulis memandang bahwa probelematik pendidikan yang ada
saat ini menjadikan tuntutan bagi pendidik untuk senantiasa aktif mengembangkan
kemampuanya guna mengatasi masalah tersebut. Gejala masalah yang sering ditemuai
dalam proses pembelajaran adalah kurang idealnya pendekatan mengakibatkan gagalnya
pentranferan seperangkat kompetensi tertentu, kecenderungan kedua adalah rendahnya
hasil belajar siswa hal ini dibuktkikan dengan adanya siswa memperoleh nilai dibawah
keriteria ketuntasan belakjar maksimal (KKM sekolah).
strategi yang kini diharapkan dan ditawarkn adalah pendekatan yang mmpu
mendongkrak delematis yang menjadi problem pendidikan, hal ini mulai terus digagas
oleh para praktisi pendidikan hingga muncullah pendekatan tertentu yang diharapkan
mampu memaksimalkan hasil belajar siswa, termasuk yang dimaksud para praktisi
pendidikan adalah Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif
menyenangkan.
Untuk melihat Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif
menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD Negeri 2 Puosu
35
Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan dapat di gambarkan dalam bagan sebagai
berikut:
Bagan 2.1
Kerangka Konseptual Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif
kreatif efektif menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V SD
Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan.
Implementasi Strategi pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif
menyenangkan dalam meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V
SD Negeri 2 Puosu Kecamatan Konda Kabupaten Konawe Selatan
Pendidik (Guru)
Strategi
PAIKEM
Peserta Didik
Media dan Sarana Penunjang
1. Langkah Persiapan
2. Langkah Pelaksanaan
1) Menciptakan suasana belajar yang aktif
2) Pembelajaran diformulasi sesuai kebutuhan
3) Formulasi pembelajaran menumbuhkan
kreativitas
4) Pembelajaran efektif dalam menyampaikan
pesan materi
5) Pembelajaran dibentuk menyenangkan
Hasil belajar pendidikan Agama
Islam (PAI)
Download