REFLEKSI GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SEBAGAI MISIONARIS DI DALAM PENDIDIKAN Sarah Andrianti1 Abstraksi Amanat Agung Tuhan Yesus merupakan tugas untuk memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia yang harus menjadi tanggung jawab setiap orang percaya. Perintah itu tidak hanya diberikan kepada para rasul dan para pengikut Yesus pada saat Dia memberikan amanat-Nya. Pada saat sekarang ini siapapun yang percaya Yesus adalah Tuhan dan mengakuiNya sebagai Juruselamat yang tunggal wajib turut andil dalam melaksanakan amanat ini. Terlebih lagi bagi guru Pendidikan Agama Kristen; mereka adalah ujung tombak dalam memberitakan Injil di dalam dunia pendidikan. Guru PAK tidak hanya melaksanakan tugas kewajiban akademis saja. Sebagai agen penginjilan guru harus mampu menjelaskan apakah Injil itu dan memotivasi peserta didik untuk percaya dan menerima berita Injil tersebut. Guru juga harus menyaksikan kebenaran kepada para muridnya dalam pimpinan Roh Kudus. Setelah murid menerima dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, guru harus tetap terlibat dan selalu mendampingi murid untuk bertumbuh. Karena guru harus menyadari bahwa tujuan PAK untuk memenuhi Amanat Agung Tuhan Yesus; tidak hanya meberitakan Injil saja melainkan juga menjadikan “murid” Yesus. Perlu bagi guru untuk mengajarkan dan mendorong anak untuk terlibat dalam penginjilan. Guru menanamkan prinsip ini pada siswanya bahwa Allah datang bukan hanya untuk dia saja tetapi juga untuk anak-anak yang lain. Kata kunci: Guru Pendidikan Agama Kristen, penginjilan, misi, misionaris Reflection of Christian Education Teacher as a missionary in Education Context Abstract The Great Comission which constitutes duty of preaching gospel to the whole world is burden for all believers. The command was not only given to the apostles and followers at time it was spoken by Jesus. At present time, whoever believe in Jesus as Lord and confess Him as only Savior would take this charge. Every teacher of Christian Education has 1 Dosen dan Puket II STT Intheos Surakarta special task as spearhead for preaching gospel in educational world. Christian Education teachers do not only do their academic duties. As evangelistic agent, a Chrisitian Education teacher has to be able to explain Gospel and motivate student to believe and accept that good news. Teacher must bear witness to the student by Holy Spirit’s leading. After students has received and believed Jesus as Lord and Savior, teacher has to self-involve and accompany them in growing up. Teacher must realize that Christian Education purpose is to fulfill Jesus’ Great Comission; not only to preach gospel but also make “disciple” of Jesus. It is neccesary for teacher to teach and motivate students to involve their-selves in evangelism. Teacher engraft this tenet to students, that God has come not only for them, but for others as well. Keyword: Christian Education Teachers, evangelism, mission, missionary Agama Kristen pun memiliki tugas PENDAHULUAN Sebelum Tuhan Yesus naik ke memberi kesaksian sorga, Ia memberi Amanat Agung memberitakan Injil kepada memenuhi murid-murid-Nya memberitakan Injil. untuk “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan di samping kewajiban sebagai seorang guru akademis. Seorang guru harus mengetahui mereka cara yang “benar” untuk memimpin dalam nama Bapa dan Anak dan Roh seorang anak kepada keselamatan Kudus, mereka melalui iman dalam Yesus Kristus. melakukan segala sesuatu yang telah Masa-masa anak-anak adalah masa Kuperintahkan Dan terbaik untuk menyampaikan rencana ketahuilah, Aku menyertai kamu penyelamatan Allah kepada mereka. senantiasa Guru dan baptislah dan ajarlah kepadamu. sampai kepada akhir harus memulai dengan zaman” (Matius 28: 19–20). Amanat pemahaman mereka sendiri tentang ini harus dilaksanakan oleh para proses dan dasarnya dalam Alkitab. murid sebagai pengikut Yesus. Lebih Seorang dari pada itu perintah ini juga menangkap diberikan orang-orang terdapat dalam keselamatan, namun ini belum tentu berarti anak memiliki percaya kepada pada saat untuk melaksanakannya. Guru Pendidikan anak mungkin bisa konsep-konsep yang keinginan untuk melakukannya di dengan dalam tindakan. mentransfer ilmu pengetahuan dan Guru memiliki didik untuk untuk teknologi sekaligus mendidik dengan menyampaikan kasih Allah kepada nilai-nilai positif melalui bimbingan setiap anak sesuai dengan tingkat dan pemahaman segala-galanya,” terhadap peran peserta mereka kesiapan dan peka anak untuk keteladanan. diungkapkan “Guru demikian adalah yang Pullias dan Young, menanggapi kasih itu dan menerima yang dikutip oleh Sidjabat2 dalam berita Injil. Tugas selanjutnya adalah bukunya guru perlu mampu membimbing dan Profesional. Artinya guru sangat mendorong anak dalam pertumbuhan memegang peranan penting dalam imannya. setiap dalam pembentukan dan peningkatan pelayanannya sebagai guru harus kualitas peserta didiknya dan guru berada yang berkualitas sangat menentukan Namun, dibawah Kudus dalam pimpinan karena mengarahkan Roh keberhasilan hati anak kepada Tuhan menjadi bagian Roh Kudus. Dan melalui makalah dijelaskan lebih bagaimana refleksi ini lanjut peran akan tentang guru bagi Mengajar Secara pengembangan kualitas pendidikan dan pengajaran. Setiap guru memandang Kristen tugasnya perlu sehari-hari dengan kacamata profesionalisme. Istilah ”profesional” menurutnya sebagai missionaris dalam dunia tidak saja diartikan berkaitan dengan pendidikan yang menjadi wilayah ”pekerjaan” tetapi juga dari segi ”ciri perkerjaannya. khas” (karakteristik). Istilah profesional berasal dari kata to profess GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (Inggris) mengakui, Guru dalam konteks pendidikan yang menyatakan artinya dan memiliki. Maka guru Kristen secara mempunyai peranan yang besar dan khusus strategis. Hal ini disebabkan gurulah Kristen, guru bila Pendidikan Agama hendak dinilai yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan 2 Pullias dan Young dalam B.S.Sidjabat, Mengajar Secara Profesional Mewujudkan Visi Guru Profesional (Bandung:Yayasan Kalam Hidup, 2009), 68. profesional dalam tugasnya, nilai kehidupan sebagai hendaklah tahu soal bagaimana dan Yesus; mengapa dari pekerjaannya (profess berbagai to know). Motivasi kerjanya (his peningkatan visi dan kemampuan primary pengembangan metodologi dalam motivation) adalah Mampu murid hasil menggunakan penelitian demi pelayanan kasih terhadap sesama. Ia mengajar; punya otoritas untuk bertindak (he or prinsip-prinsip she has the authority to act) sesuai Mampu membangun karakter dan dengan pengetahuan yang Allah integritas 3 Ciri khas guru PAK profesional : Memiliki sejumlah menguasai evaluasi yang profesionalitas berikan kepadanya. antara lain Mampu belajar; baik.4 Jadi seorang guru Pendidikan Agama Kristen sangat menentukan di dalam pendidikan. kompetensi yaitu mampu memahami Selain guru Agama Kristen harus isi Alkitab secara baik dan benar; profesional, ada tuntutan yang lain Mampu antara yang harus dimiliki seorang guru persoalan seharihari yang dihadapi Pendidikan Agama Kristen. Dalam oleh peserta didik dengan berita Peraturan Pemerintah Nomor 19 Alkitab; Tahun menjembatani Menguasai Menguasai pendidikan; bahan ajar; prinsip-prinsip Mampu 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pada pasal 28, mengelola ayat 3 disebutkan bahwa kompetensi program belajar-mengajar; Mampu yang harus dimiliki guru sebagai menggunakan beragam media dan agen pembelajaran pada jenjang sumber rangka pendidikan dasar dan menengah serta belajar- pendidikan anak usia dini meliputi; belajar keberhasilan dalam proses mengajar; Mampu mengelola kelas; (1) Mampu membangun interaksi positif kompetensi antara pengajar dengan peserta didik; kompetensi kepribadian, dan, (4) Mampu kompetensi sosial.5 Namun sebagai membimbing dan kompetensi pedagogik, profesional, (2) (3) mendampingi peserta didik dalam proses mencapai transformasi nilai3 Norman De Jong, Educational In The Truth (Phillipsburg: Presbiterian and Reformed Publishing Company, 1979), 195. 4 Janse Balandina Non Serrano, Profesionalisme Guru & Bingkai Materi PAK SD,SMP,SMA (Bandung. Bina Media Informasi, 2009), 47-56. 5 Presiden Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia guru yang bersifat khusus dalam Tuhan yang menjadi bagian hidup kelompok mata pelajaran agama dan dari manusia. Sebab manusia juga akhlak mulia, maka selain keempat makhluk komponen PAK sekaligus padanya terdapat substansi sebagai pribadi yang utuh harus juga non-material yakni roh atau jiwa, memiliki pikiran dan hati nurani. tersebut, guru kompetensi spiritual, mengingat bahwa spiritual tersebut material (fisik), yang Pandangan yang lain menurut senantiasa melingkupi dan melekat Nainggolan pada setiap komponen kompetensi adalah gaya hidup seseorang sebagai yang guru hasil dari kedalaman pemahamannya Jadi tentang Allah secara utuh. Allah Guru Agama Kristen harus memiliki dipahami sebagai yang transenden lima kompetensi yaitu: kompetensi sekaligus sebagai yang imanen.8 pedagogik, kompetensi profesional, Pengertian kompetensi kepribadian, kompetensi bahwa pola hidup seseorang dalam sosial dan kompetensi spriritual. dunia menunjang profesi Pendidikan Agama Kristen. Kata spiritualitas 6 menurut bahwa di atas kehidupan spiritualitas menjelaskan sehari-harinya merupakan buah dari hubungannya Sidjabat, berasal dari akar kata dengan spiritus (Latin) atau spirit (Inggris), keakraban hubungan manusia dengan menunjuk non Yesus secara transenden tampak material atau makhluk (being) yang dalam sikap hidup terhadap orang- substansinya orang yang adalah imanensi/ wujud kepada substansi tidak material. Yesus. Substansi tidak berwujud material kehadiran Yesus. adalah Tuhan Allah. Allah itu Roh Kedekatan 7 Kedekatan hubungan atau dengan Jadi, istilah Yesus adalah satu hal yang tidak bisa spiritualitas berkaitan dengan hal-hal dipisahkan dari Guru Pendidikan yang berasal atau bersumber dari Agama Kristen. Menurut Stephen adanya (Yoh.4:24). Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Hal.21. 6 Lidya Yulianti, Profesionalisme, Standar Kompetensi, Dan Pengembangan Profesi Guru PAK (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 38. 7 B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1996), 138. Tong dalam buku Arsitek Jiwa II menjelaskan bahwa guru Pendidikan Agama Kristen harus dibedakan dari 8 John M. Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen (Bandung: Generasi Info Media, 2007), 2. guru bukan agama. Ia adalah seorang menjadi sumber cahaya dan mampu yang dalam dirinya sendiri memiliki membakar semangat 10 para Spiritualitas seorang keyakinan, kepercayaan yang teguh, muridnya. ibadah yang baik, memiliki sifat guru akan memberikan dampak bagi moral yang baik dan hidup dalam para murid. Bukan hanya materi kesucian, memiliki kebajikan yang yang bisa diberikan kepada para sesuai dengan agamanya sehingga murid, mengerjakan segala sesuatu dengan sehari-hari dengan spiritualitas yang bertanggung cukup juga menjadi teladan. 9 jawab untuk tetapi pengalaman hidup Berdasarkan pendapat Di samping hidup spiritual maka tersebut guru Pendidikan Agama guru Pendidikan Agama Kristen Kristen memiliki perbedaan khusus harus menyadari bahwa menjadi dengan guru mata pelajaran yang Guru lain. Peran guru Pendidikan Agama panggilan Kristen adalah membimbing anak Jansen H.Sinamo11, panggilan adalah didiknya mengenal Allah di dalam suara Sang Pemanggil Agung yang Yesus bertumbuh mengundang atau menugaskan kita dalam iman juga dalam karakter untuk mengemban dan melaksanakan Kristus. tugas, misi, atau pekerjaan tertentu. kekekalan. Kristus, serta Seorang guru yang memiliki Agama Kristen Allah yang adalah istimewa. Guru yang profesional adalah guru spiritualitas, bukan hanya mereka yang yang taat memeluk agama tertentu kewajiban saja, namun mereka yang memahami kesempatan, bukan sebagai mata bahwa pencaharian tujuan beragama adalah mengajar bukan sebagai melainkan sebagai melainkan sebagai menemukan siapa dirinya, dan peran panggilan apa yang harus dimainkannya di setengah hati melainkan dengan alam spenuh semesta memahami ini, bahwa karena ia yang memiliki spiritualitas cukup, ibarat api yang mampu 9 hati, bukan bukan dengan asal jadi kehidupannya kelak akan berakhir dimana seorang guru hidup, Stephen Tong, Arsitek Jiwa II (Surabaya: Momentum, 2008), 9. 10 http://bloggerbekasi.com/2009/10/22/menja di-guru-yang-konstruktif-%E2%80%93bagian-1.html. Diunduh Tgl. 1 April 2011 11 Jansen H.Sinamo, www.lrckesehatan.net/evenpenting/rakon/20 10/Etos-Depkes, Diakses tgl 15 September 2013. melainkan dengan kesungguhan, James R. Estep Jr, bukan hanya dengan otak melainkan mengemukakan tentang panggilan juga dengan hati sanubari. Bagi guru keguruan yang profesional mengajar adalah Theology for Christian Education. bagian dari dirinya, bahkan mengajar Menurut Estep, menjadi guru bukan adalah dirinya.12 Sebagai seorang hanya guru terutama guru Kristen tidak sesungguhnya ada banyak peran boleh seenaknya memandang dan yang dilakukan guru sehubungan melaksanakan pekerjaannya sebagai dengan suatu hal yang biasa-biasa saja, terutama sebagai guru Kristen. Pada hanya dasarnya guru Kristen, memiliki sekedar imbalan untuk darinya, mendapat tetapi harus peran dalam sekedar karyanya mengajar panggilan yang tidak A tetapi keguruannya, hanya untuk dipahami bahwa profesinya sebagai mengajar tetapi guru juga merupakan guru adalah panggilan yang berasal instrumen Allah. Artinya bahwa guru dari dalam melaksanakan pekerjaannya Allah, karena itu harus dipertanggung jawabkan juga kepada harus Allah. benar-benar karena otoritas mereka, pesan, posisi, memahami arti panggilannya tidak dan panggilan untuk melayani semua akan merasa pekerjannya sebagai datang dari Allah.13 Guru yang sebuah beban, dan melaksanakannya dengan kerendahan hati, Melalui panggilan keguruan yang dengan terpaksa sekalipun banyak Allah masalah yang dihadapi. Guru akan Pendidikan merasa senang jika melihat anak diharapkan didiknya bertumbuh, sangat Pendidikan Agama Kristen yaitu berbahagia jika anak membawa anak agar percaya dan didiknya berhasil kelak, dan akan menerima Yesus Kristus sebagai juru merasa bangga bahkan meneteskan selamat pribadi, dan tugas ini dikenal air dengan istilah penginjilan. Meskipun mata bila melihat melihat mantan muridnya menjadi orang berguna. 12 Andar Ismail, Selamat Menabur 33 Renungan tentang Didik Mendidik (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 58. tetapkan untuk Agama salah guru Kristen, satu tugas ruang kerjanya di sekolah, seorang 13 James R.Estep Jr, Michael J.Anthony &Gregg R.Allison, A Theology for Christian Education (Tennesse: B&H Nashville, 2008), 269-272. guru Pendidikan Agama Kristen juga diperbuat Allah di dalam dan melalui harus Yesus Kristus, bagi kepentingan mengambil peran sebagai penginjil atau misionaris. pengampunan dosa-dosa manusia serta penebusannya. Kabar baik ini Tugas Misioner khususnya adalah seperti yang telah David J. Bosch memberikan beberapa definisi misi, antara lain; misi Kristen mengungkapkan hubungan yang dinamis antara Allah dan dunia, yang digambarkan dalam sejarah Israel yang kemudian puncaknya pada diri Yesus Kristus.14 Misi adalah mencakup penginjilan sebagai salah satu dimensinya yang esensial. Penginjilan adalah pemberitaan keselamatan di dalam Kristus kepada mereka yang tidak percaya mereka kepada-Nya, untuk memanggil bertobat dan meninggalkan hidup yang lama, memberitakan pengampunan dosa dan mengundang mereka untuk menjadi anggota-anggota yang hidup dari komunitas Kristus di bumi dan untuk memulai kehidupan pelayanan kepada orang lain di dalam kuasa Roh Kudus.15 Penginjilan adalah penyampaian kabar baik bagi orang, atas apa yang disampaikan Paulus, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Kor 15:3-4). Kabar baik ini biasanya diringkas menjadi empat konsep yaitu: dosa, kematian rohani atau keterpisahan dengan Allah, tiga penebusan oleh Allah dan empat kebangkitan. Tidak ada seorangpun, termasuk pengkhotbah besar yang memiliki hak untuk mengubah berita yang Allah telah berikan kepada kita. “Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” (Galatia 1:9). 14 David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000), 13. 15 Ibid., 16. Mengabarkan Injil adalah upaya orang Kristen melayankan kabar kesukaan ihwal Yesus Kristus menerima kabar ini; Kedua, Para kepada seseorang, sedemikian rupa, misionaris mengenalkan cara hidup sehingga ia berpaling dari dosa- baru yang menggantikan, paling dosanya dan percaya kepada Allah tidak sebagian, norma sosial dan pola melalui Anak-Nya – Yesus Kristus, tingkah dengan kuasa Roh Kudus. Dengan orang yang baru percaya telah demikian ia dapat menerima Yesus bertobat.dan Ketiga, Para misionaris Kristus sebagai Juruselamatnya, lalu menyatukan orang yang baru percaya taat melayani Dia sebagai Raja-nya ke dalam komunitas baru. Hal itu dalam persekutuan gereja. 16 Jadi untuk laku masyarakat menyatakan realitas tempat yang usaha mengubahkan yang menghubungkan orang percaya yang menyampaikan semua orang sebagai “anak-anak Injil kasih karunia Allah kepada Allah” seseorang yang belum percaya. mereka menyembah Allah dan Yesus mengabarkan Seorang Injil adalah misionaris adalah dalam komunitas tempat Kristus. seorang yang tidak pernah merasa Dari sini dapat dimengerti bahwa tenang mendengar suara langkah tugas misionaris adalah menjalin kaki orang yang belum percaya yang hubungan dengan orang non-Kristen, sedang dalam perjalanan menuju memberitakan kabar tentang Yesus, kekekalan tanpa Kristus. jawatan realitas 17 Ada tiga pekerjaan misi Sang Mesias (pemberitaan, dan Juruselamat khotbah, ajaran, sebagaimana pada model rasul-rasul instruksi), menuntun orang kepada di gereja mula-mula.18 Pertama, Para Yesus Kristus (pertobatan, baptisan), misionaris memberitakan kabar baik dan menyatukan orang-orang yang tentang dan baru percaya ke dalam komunitas orang-orang lokal pengikut Yesus (Perjamuan Yesus Juruselamat yang belum Mesias kepada mendengar atau Tuhan, transformasi sikap sosial dan moral, beramal). 16 D.W. Ellis, Metode Penginjilan (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999), 117. 17 M. David Sills. Panggilan Misi (Surabaya: t.p., 2011), 15. 18 Eckhard J. Schnabel, RasulPaulus Sang Misionaris (Yogyakarta: ANDI, 2010), 10. Tugas misionaris adalah tugas semua orang percaya. Kristus menugaskan sendiri kepada gerejaNya, orang-orang percaya, untuk mengabarkan Injil “sampai ke ujung anggota biasa dapat dipakai juga oleh bumi” Kristus. “semua bangsa” “akhir zaman” LeRoy Eims mengatakan bahwa dengan kuat kuasa dari kehadiran orang percaya harus memberitakan Kristus yang disalibkan dan bangkit Injil, dalam Roh dalam kehidupan dunia adalah dan gereja-Nya (Mrk 1:17; 3:14; membawa berita mengenai kuasa 16:15-16; Kis 1:8; 1 Kor 1:17, 23). Allah Dengan demikian, panggilan dan memberontak tanggung jawab untuk mengabarkan bahwa Injil diterima dan dipikul oleh semua termasuk warga gereja, setiap orang percaya, pendidikan Agama Kristen memiliki sebagai pembawa amanat kesukaan tugas sebagai seorang misionaris yang membebaskan. atau penginjil. sampai kepada kepada “Kita bagaimanapun orang-orang kepada yang di harus dunia ini.”19 semua juga Itu orang yang berarti percaya dalamnya guru disebutkan Hal yang sama juga diungkapkan ketika perjalanan ke Yerusalem itu Sidjabat20 bahwa sebagai seorang Yesus guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Lukas 10 menentukan tujuh puluh murid “yang lain” (jadi kedua belas maka rasul itu tidak turut) ke tiap-tiap berbagai peran yang melekat pada negeri dan tempat, yang hendak dirinya yaitu: disinggahi-Nya pelatih, Dengan (ay. 1-12, demikian mengajarkan, bahwa 16). Yesus tugas harus mengembangkan Sebagai pengajar, penginjil, motivator, fasilitator, pemimpin, komentator, evaluator, komunikator, agen mengabarkan Injil memang terutama sosialiasasi. pelajar, imam, nabi, diserahkan kepada rasul-rasul dan konselor pejabat-pejabat, tetapi di samping itu Agama Kristen sebagai teolog. tiap orang percaya dapat dipanggil Mengingat sewaktu-waktu untuk mengabarkan satunya adalah sebagai penginjil Injil. Bukan hanya pendeta atau penatua yang dipanggil untuk menyiarkan berita Injil, tetapi tiap dan Guru peran Pendidikan guru salah 19 LeRoy Eims, Penuai yang Diperlengkapi (Malang: Gandum Mas, 1988), 65. 20 Samuel B.Sidjabat, Mengajar Secara Profesional Mewujudkan Visi Guru Profeional (Bandung: Kalam Hidup, 2009), 101-131. maka tugas sebagai seorang sebagaimana diungkapkan oleh misionaris haruslah terus disadari Hombrighaunsen dan pendidikan Agama Kristen haruslah dikembangkan oleh guru Pendidikan Agama Kristen. Refleksi Guru Pendidikan Agama Kristen Sebagai Misionaris Berdasarkan pemahaman tentang guru dalam dunia sebagai pencipta dan pemerintah seluruh alam semesta ini, dan Yesus Kristus sebagai penebus, pemimpin dan penolong mereka”21 Guru Pendidikan Agama Kristen pendidikan dan panggilan misi bagi harus semua orang percaya, maka salah Alkitab satu peran dan kompetensi yang manusia harus dikembangkan oleh seorang terhukum, guru memberitahukan mengenai itu sebagai seorang diperbudak misionaris. Walaupun dalam mengalami kurikulum Pendidikan Agama adalah Tujuan “membawa anak didik mengenal Allah pentingnya bahwa Dosa kesaksian fakta berdosa bahwa sehingga berada dalam maut, hawa nafsu, serta penyimpangan membuat hidup moral. mereka Kristen tahun 2003 di kemukakan menyimpang dari ukuran (standar) bahwa Pendidikan Agama Kristen Allah yang kudus. Namun, kasih bukan sarana penginjilan, namun Allah telah menyatakan anugerah menurut guru besar kepada manusia, yaitu melalui Pendidikan Agama Kristen ialah kematian Yesus di salib dan oleh memberitakan injil. kebangkitan-Nya dari kematian, pada Alkitab tugas Peran guru Pendidikan Agama hari ketiga. Untuk selamat dari dosa Kristen sebagai misionaris dapat dan hukuman kekal, orang harus me- terlihat: nerima karya Kristus itu, percaya Pertama, sebagai misionaris guru dalam hati, dan mengaku dengan Pendidikan Agama Kristen dapat mulut (Rm. 10:9-10). Itulah tindakan menjelaskan apakah Injil itu. Pada berpaling kepada Kristus. Itu pula saat guru Pendidikan Agama Kristen yang disebut tindakan iman. Akibat menyampaikan percaya kepada Yesus Juruselamat, materi pelajaran, maka guru dapat menjelaskan siapa 21 Yesus juru selamat orang berdosa, Hombrighounsen dan Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK, 1985), 138. kepastian hidup kekal menjadi milik dengan Yesus Kristus, Juru Selamat orang percaya. Walaupun kematian dan Penebus dosa pribadinya. Guru menjemput, mereka diyakinkan oleh Pendidikan Roh Allah bahwa mereka akan mempunyai tugas membantu anak bersama-sama dengan Kristus di untuk mengenal Allah dan percaya rumah Bapa atau di surga yang kepada-Nya. Artinya, mereka nyaman dan damai (1 Yoh. 5:11-13, membimbing anak untuk Yoh. 5:24; 14:1-3). mengembangkan hubungan pribadi Anak memiliki potensi untuk mengerti dan memahami sesuai Agama Kristen dengan Dia. Mildred Proctor dalam tulisannya Pendidikan Agama dengan tingkat kematangannya, oleh Kristen untuk Anak-Anak, memberi sebab itu guru Pendidikan Agama pemahaman yang jelas mengenai Kristen memiliki peran yang penting pentingnya mengenal secara pribadi. untuk menjelaskan injil kepada anak. Menurut pendapatnya sebagaimana Anak penjelasan dikutip Sidjabat, “Kita juga berusaha tentang Injil dengan pemahaman dan membantu si anak mengenal Tuhan bahasa dengan Yesus, bukan saja tentang Tuhan perkembangannya, Guru Pendidikan Yesus, tetapi juga mengenal Tuhan Agama Yesus membutuhkan yang Kristen sesuai dapat memilih berdasarkan 22 suatu Dengan metode dan cakupan materi tentang perhubungan berita Injil sehingga anak mengerti demikian sangatlah penting peran akan kebenaran berita Injil. guru Kedua, Sebagai misionaris, guru dalam pribadi. memotivasi dan membimbing peserta didiknya untuk Pendidikan Agama Kristen dapat mempercayai memotifasi sungguh-sungguh menerima Yesus peserta didik untuk percaya dan menerima berita Injil, berita Injil dan sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. yaitu karya Yesus disalib untuk Ketiga , Sebagai misionaris, guru penebusan dosa (bd. 1 Kor 15: 3,4; 1 Pendidikan Agama Kristen dapat Ptr 2:24, (Rom 10:9,10). Upaya menyaksikan kebenaran kepada para mengenal erat dengan muridnya hubungan pribadi Kudus. Pengetahuan berita Injil bagi berkaitan pembentukkan dalam pimpinan yang akrab di antara peserta didik 22 Sidjabat, Op.Cit, 93. Roh seorang guru diperlukan memang dalam sangat memampukan peserta didik pelayanan memahami kebenaran rohani (bd 1 penginjillannya kepada anak-anak. Kor 2:14). Tidak semata-mata karena Namun, hal tersebut tidaklah cukup guru jika seorang siswa menerima tanpa pimpinan Roh Kudus. Les dan Carter menegaskan bahwa orang Kudus-lah yang paling berperan percaya harus mempersilakan Roh dalam keberhasilan penginjilan. Kudus bekerja di dalam kehidupan, Dengan demikian diharapkan Guru sehingga Pendidikan Agama Kristen tidak ada orang lain merasakan 23 meyakini Injil, tetapi Roh kehadiran Kristus di dalam dirinya. yang Guru Pendidikan Agama Kristen pembelajaran sebagai tugas saja dan memiliki tanggung jawab khusus bukan sebagai pelayanan jiwa-jiwa juga yang dalam pelayanannya, yaitu melakukan kegiatan seharusnya memberikan menyaksikan kebenaran kepada para makanan rohani secara cukup kepada muridnya anak didiknya. dalam pimpinan Roh Kudus. Keempat, Syarat yang jauh lebih penting Sebagai misionaris, guru Pendidikan Agama Kristen untuk pelayanan pekabaran Injil dari dapat seorang guru, adalah peranan Roh bertumbuh. Kudus sebagai "orang tua kedua" bagi para dalam hidupnya. Tanpa mendampingi murid untuk Peran seorang guru peranan Roh Kudus, maka seorang siswa guru yang profesional pun akan diperlukan. menjadi lemah. Akan tetapi, dengan berkesempatan peranan Roh Kudus, guru PAK dapat pengetahuan kepada anak didiknya, menjadi mampu, dan membuat murid tetapi juga menjadi konselor atau lebih bersedia menerima pengajaran "sahabat" yang mendampingi dan firman Tuhan dan kebenaran Alkitab. membimbing mereka. Apalagi untuk Roh guru PAK ia juga harus mampu Kudus membantu anak membuka diri untuk belajar. Roh itu di medampingi sekolah Ia sangatlah tidak hanya mengajarkan ilmu dan membimbing mereka menurut iman Kristen dalam 23 Les Carter, Pembentukan Karakter: Bagaimana Mencerminkan Sifat-Sifat Kristus? (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1998), 22. pengenalan akan Allah. Dalam kesempatannya yang guru sebagai misionaris bagi anak didiknya, ia menyadari bahwa tujuan Pendidikan tidak hanya sekedar memberitakan Agama Kristen adalah memenuhi Injil, memberi Amanat Agung Tuhan Yesus (Mat pendampingan kepada mereka dalam 28:19-20). Dilihat dari ajaran kitab pengenalan akan Allah dalam bentuk Injil, transformasi menjadikan tetapi holistik, juga kehidupan termasuk secara pembaruan spiritual (2 Kor 5:17). Dalam Tuhan PAK peserta Yesus, seharusnya didik mengenal murid Dia, memiliki relasi dengan Dia. Up Dalam Amanat Agung terdapat Spiritual Champions", peneliti serta perintah “Pergi dan jadikan murid”. penulis George Barna menunjukkan Menjadi murid bahwa hampir semua kepercayaan mengikut guru permanen orang dewasa ditentukan kehendaknya. saat mereka berusia 13 tahun! Tugas kehendak sang Guru, diharapkan kita untuk membantu anak-anak adanya buah yang ditunjukkan lewat mengenal Yesus dan prinsip-prinsip- perilaku sehari-hari, sehingga orang Nya sejak usia muda sangat vital lain yang melihatnya akan tertarik bagi rohani dan mau menjadi murid Yesus. mereka di masa depan. Anak-anak Pertobatan adalah karya Roh Kudus, akan Allah pemuridan adalah tanggung jawab ketika firman itu membantu dalam murid Kristus. Guru Pendidikan pembentukan muda Agama Kristen di dalam tugasnya mereka.24 Oleh sebab itu sangat hendaknya setia pada tujuannya yaitu penting guru Pendidikan Agama menjadikan Kristen dapat mendampingi murid Kristus”. sistem buku tujuan "Raising kepercayaan memercayai firman karakter untuk memiliki keyakinan yang kuat di sini berarti dan melakukan Dengan melakukan murudnya “murid Keenam, Sebagai misionaris guru di dalam iman kepada Tuhan Yesus Pendidikan Agama Kristen agar di masa pertumbuhannya. mengajarkan anak untuk terlibat Kelima, Sebagai misionaris, guru dalam penginjilan. Sangat penting Pendidikan Agama Kristen harus anak mengerti mengapa kita harus menginjili. Ini kesempatan emas merupakan 24 http://pepak.sabda.org/mengapa_mem uridkan_anakanak. Diakses tgl. 20 Januari 2014. bagi guru Pendidikan Agama Kristen untuk Guru Pendidikan Agama Kristen kembali mengingatkan kepada murid untuk membangkitkan kerinduan tentang misi Allah mengirimkan murid untuk di Yesus pekabaran Injil. Kristus ke dunia untuk terlibat dalam menyelamatkan manusia dari kuasa dosa, inilah arti Injil. Untuk dapat menginjili dan sungguh-sungguh mengerti dan bersaksi dengan murid harus menyadari akan keselamatannya di dalam Yesus KESIMPULAN Tugas pendidikan penginjilan dan tidaklah dapat dipisahkan. Guru Pendidikan Agama Kristen yang misioner adalah guru Pendidikan Agama Kristen yang Kristus, Ketujuh, Sebagai misionaris guru Pendidikan Agama Kristen dapat menuntun anak untuk menyadari bahwa Allah datang bukan hanya untuk dia saja tetapi juga untuk anakanak yang lain. Ada banyak perintah dalam Alkitab bahwa kita harus bersaksi tentang kasihNya (Yoh 15:27). Guru Pendidikan Agama Kristen dapat mendorong murid untuk bersaksi melalui perkataan (dengan cara bercerita kepada orang lain baik itu teman, orang tua, atau memiliki kesaksian yang baik bagi Kristus. Menjadi saksi Kristus berarti guru Pendidikan Agama Kristen menjalankan fungsi garam dan terang dalam lingkungan komunitas yang ada. Guru harus mampu mengabarkan dan menjelaskan apakah Dia juga Injil. perlu memotivasi peserta didiknya untuk percaya dan menerima berita Injil tersebut. Guru pun memperhatikan bahwa menyaksikan kebenaran kepada para muridnya harus dengan pimpinan Roh Kudus. Setiap murid yang telah saudara tentang Kristus). Anak juga menerima dan percaya kepada Yesus dapat sebagai Tuhan dan Juruselamat, harus bersaksi melalui sikap, tindakan dan perilaku kepada orang dalam lain. Disamping itu guru dapat pertumbuhannya. Karena guru harus mendorong murid untuk berdoa bagi menyadari bahwa tujuan PAK untuk pekerjaan dan memenuhi Amanat Agung Tuhan mengunjungi pos perintisan gereja. Yesus, tidak hanya meberitakan Injil Ada banyak cara yang bisa dilakukan saja melainkan juga menjadikan penginjilan pendampingan dalam “murid” meneriman Yesus. Setelah murid bahwa Allah datang bukan hanya untuk Injil, guru dia saja tetapi juga untuk anak-anak berita mengajarkan dan mendorong anak untuk yang lain juga. terlibat dalam penginjilan. Guru harus menanamkan prinsip ini pada siswanya DAFTAR PUSTAKA Bosch, David J. Transformasi Misi Kristen Sejarah Teologi Misi yang Mengubah dan Berubah . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000. D. Ellis, W. Metode Penginjilan. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1999. De Jong, Norman Educational In The Truth. Phillipsburg NY: Presbiterian and Reformed Publishing Company, 1979. Eims, LeRoy. Penuai yang Diperlengkapi. Malang: Gandum Mas, 1988. Estep Jr, James R. Michael J.Anthony &Gregg R.Allison, A Theology for Christian Education. B&H Nashville:Tennesse, 2008. Hombrighounsen dan Enklaar, Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK, 1985. Ismail, Andar. Selamat Menabur 33 Renungan tentang Didik Mendidik, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009. Les Carter, Pembentukan Karakter: Bagaimana Mencerminkan Sifat-Sifat Kristus? Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1998. Nainggolan, John M. Menjadi Guru Agama Kristen. Bandung: Generasi Info Media 2007. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Schnabel, Eckhard J. RasulPaulus Sang Misionaris . Yogyakarta: ANDI, 2010. Serrano, Janse Balandina Non. Profesionalisme Guru & Bingkai Materi PAK SD,SMP,SMA. Bandung. Bina Media Informasi. 2009. Sidjabat, B. Samuel Strategi Pendidikan Kristen, Yogyakarta: Yayasan Andi, 1996. Sidjabat, B.S. Mengajar Secara Profesional Mewujudkan Visi Guru Profesional . Bandung:Yayasan Kalam Hidup, 2009. Sills, M. David. Panggilan Misi. Surabaya. 2011. Stephen Tong, Arsitek Jiwa II. Surabaya: Momentum, 2008. Yulianti, Lidya. Profesionalisme, Standar Kompetensi, Dan Pengembangan Profesi Guru PAK. Bandung: Bina Media Informasi. 2009. http://bloggerbekasi.com/2009/10/22/menjadi-guru-yang-konstruktif%E2%80%93-bagian-1.html. Diakses Tgl. 1 April 2011 http://www.lrckesehatan.net/evenpenting/rakon/2010/Etos-Depkes, Diakses tgl 15 September 2013. http://pepak.sabda.org/mengapa_memuridkan_anakanak. Diakses tgl. 20 Januari 2014.