9 PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM - E

advertisement
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.III, No 1, Januari 2014
PENGARUH PENGGUNAAN BENZALKONIUM KLORIDA UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS SUSU SAPI
Saeful Hidayat, Rival Ferdiansyah, Akhmad Depi Juniarto
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
Abstrak
Telah diamati efektivitas penggunaan Benzalkonium Klorida untuk dipping pada susu sapi perah.
Pada penelitian ini digunakan 6 ekor sapi perah sehat dan desinfektan Benzalkonium Klorida dan
larutan Povidon Iodine 0,2% sebagai pembanding. Metode yang digunakan adalah TPC (total
plate count) dan penentuan nilai pH. Perlakuan yang diterapkan adalah kontrol (dipping dengan
air hangat), pembanding (dipping dengan larutan Povidon Iodine 0,2%), T1 (dipping dengan
larutan Benzalkonium Klorida 0,1%), T2 (dipping dengan larutan Benzalkonium Klorida 0,2%),
T3 (dipping dengan larutan Benzalkonium Klorida 0,3%) dan T4 (dipping dengan larutan
Benzalkonium Klorida 0,4%). Hasil analisis statistik one way Anova menunjukkan adanya
perbedaan signifikan antara kontrol terhadap semua perlakuan, rata-rata jumlah bakteri susu
berturut-turut untuk kontrol, pembanding, T1, T2, T3 dan T4 adalah 1.300.000 cfu/mL, 325.000
cfu/mL, 270.000 cfu/mL, 170.000 cfu/mL, 115.000 cfu/mL, dan 60.000 cfu/mL, sedangkan hasil
pengamatan terhadap pH susu tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan
yaitu kontrol (6,80), pembanding (6,82), T1 (6,69), T2 (6,73), T3 (6,76), dan T4 (6,91).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa Benzalkonium Klorida dapat
meningkatkan kualitas susu dengan cara meminimalisasi kontaminasi bakteri.
Kata kunci: Benzalkonium klorida, Bakteri, pH Susu, Dipping
Abstract
The effectiveness of using Benzalkonium Chloride for dipping in milk of dairy cows has been
observed. This study used six healthy cows and Benzalkonium Chloride as a disinfectant and
Povidone Iodine as a comparative agent. The method used was TPC (total plate count) and
determination of pH values. Experiments carried out by observing the use of dipping with a
solution of 0.1% Benzalkonium Chloride (T1), dipping with a solution of 0.2% Benzalkonium
Chloride (T2)), dipping with a solution of 0.3% Benzalkonium Chloride (T3) and dipping with a
solution of Benzalkonium Chloride 0.4% (T4), and compared to the control (dipping in warm
water), as well as against the comparator agent (povidone-Iodine dipping with a solution of
0.2%),Results of statistical analysis one way ANOVA showed a significant difference between
control over all treatments, the average number of bacteria in a row milk for control, comparison,
T1, T2, T3 and T4 were 1.300.000 cfu/mL, 325.000 cfu/mL, 270.000 cfu/mL, 170.000 cfu/mL,
115.000 cfu/mL, and 60.000 cfu/mL. While the observation of milk pH no significant differences
among all treatments: control (6.80), comparison (6.82), T1 (6.69), T2 (6.73), T3 (6.76) and T4
(6.91). Based on this research can be concluded that Benzalkonium Chloride can improve milk
quality by minimizing bacterial contamination of bacteria.
Keywords: Benzalkonium chloride, Bacteria, pH of milk, Dipping
9
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.III, No 1, Januari 2014
perlakuan dipping. Dipping adalah suatu
PENDAHULUAN
Susu merupakan minuman bergizi yang
tindakan dengan mencelupkan puting susu ke
dihasilkan oleh ternak perah menyusui, seperti
dalam desinfektan setelah pemerahan berakhir,
sapi, kambing, atau
yang
kerbau. Susu sangat
bertujuan
untuk
mencegah
mudah rusak dan tidak tahan lama di simpan,
terkontaminasinya susu oleh bakteri yang
kecuali setelah mengalami perlakuan khusus.
dapat merusak kualitas susu pada proses
Setelah proses pemerahan, susu segar yang
pemerahan. Zat yang diberikan pada proses
dibiarkan di kandang selama beberapa waktu
dipping
akan menggumpal di permukaan berbentuk
bakteri dengan cara merusak dinding sel
krim,
yang
bakteri bagian luar dan membran sel, akibatnya
bertebaran di udara akan masuk ke dalam susu
bakteri tidak dapat berkembang biak (Hidayat,
dan
2002).
kemudian
berkembang
bakteri
perusak
biak
dengan
cepat
dapat
menghambat
pertumbuhan
mengakibatkan susu berubah rasa menjadi
Desinfektan yang sering digunakan
asam dan lama-kelamaan menjadi rusak.
peternak susu sapi perah pada proses dipping
Kontaminasi bakteri pada susu dapat berasal
adalah Povidon iodine 0,2% yang bekerja
dari sapi, udara, lingkungan, manusia yang
dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri
bertugas, atau peralatan yang digunakan
dalam susu sapi. Akan tetapi, penggunaan
(Buckle, 2007).
Povidone iodine
Pada proses pemerahan terdapat tiga
tahap
pemerahan
pra
meninggalkan bekas warna di permukaan
pemerahan,
puting dan menimbulkan bau yang tidak
pelaksanaan pemerahan, dan pasca pemerahan.
menguntungkan, sehingga dapat mengubah
Metode pemerahan dengan tangan, antara lain
bau khas susu. Selain itu, Povidon iodine juga
whole hand milking, kneevelen, dan strippen.
dapat menimbulkan iritasi kulit, reaksi alergi,
Di antara ketiga metode tersebut yang terbaik
resistensi bakteri, dan keracunan yang dapat
adalah dengan menggunakan metode whole
merusak sistem kardiovaskular, menyebabkan
hand milking yakni menggunakan kelima jari
koma dan kematian (Pelczar dan Cahn, 2005).
tangan, dengan keuntungan puting tidak
Dengan demikian, perlu dicari alternatif
menjadi panjang, puting tidak mudah lecet,
desinfektan selain Povidon iodine yang
merangsang ternak untuk memproduksi susu
mempunyai sifat aman bagi manusia dan
lebih banyak, tidak perlu menggunakan pelicin
hewan ternak,
(vaselin)
mudah
dampak merugikan bagi produk susu yang
disterilkan dengan desinfektan dan penularan
dihasilkan. Benzalkonium klorida merupakan
penyakit dari ternak dapat dihindari (Syarief
salah satu zat yang mempunyai aktivitas
dan Sumopratowo, 1985).
penghambatan pertumbuhan bakteri yang
sehingga
yaitu
pada proses dipping akan
puting
lebih
serta tidak menimbulkan
Salah satu cara untuk menjaga kualitas
aman, mempunyai warna dan bau yang tidak
susu di antaranya adalah dengan melakukan
mengurangi kualitas produk yang dihasilkan.
10
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.III, No 1, Januari 2014
Oleh karena itulah, perlu dilakukan pengujian
hitungan cawan (plate count method) dengan
efektivitas
untuk
cara tuang (pour plate method). Sejumlah 1 mL
menghambat pertumbuhan bakteri pada proses
Sampel dimasukkan ke dalam 9 mL larutan
dipping.
buffered
Benzalkonium
Klorida
peptone
water
(BPW)
0,1%
(pengenceran 10-1), selanjutnya dilakukan
METODOLOGI
pengenceran hingga 10-5.Pengenceran 10-3, 10-
Alat
4
Alat yang digunakan dalam penelitian
, 10-5 masing-masing dituangkan sebanyak 1
mL pada cawan petri. Media plate count agar
ini adalah gelas ukur, cawan petri, tabung
(PCA)
yang
memiliki
suhu
44-46°C
reaksi, rak tabung, spatel, labu ukur, bunsen,
dituangkan sebanyak 12-15 mL untuk setiap
erlenmeyer, batang pengaduk, pipet volume,
cawan petri lalu dihomogenkan dengan cara
beaker glass, botol pencelup untuk dipping,
menggoyang cawan petri membentuk angka
botol sampel kapasitas 250 mL yang terbuat
delapan pada permukaan yang rata secara hati-
dari kaca, stop watch, termos kedap cahaya,
hati kemudian dibiarkan sampai memadat.
inkubator, kulkas, autoklaf, termometer, dan
Cawan Petri kemudian dimasukkan ke dalam
pH meter.
inkubator dan diletakkan dengan posisi terbalik
(untuk mencegah koloni yang menyebar) serta
Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah aquadest, Povidon Iodine 0,2%,
diinkubasikan pada suhu 35°C selama 48 jam.
Koloni yang tumbuh pada setiap cawan petri
kemudian dihitung.
Benzalkonium Klorida, BPW (buffered pepton
water), susu segar, es batu, PCA (plate count
agar) dan spiritus.
Uji pH
Uji pH ini menggunakan alat pH meter
skala 0-14 dengan kepekaan 0,01.
Survei
Survei dilakukan terhadap beberapa
peternakan di daerah Bandung dan sekitarnya
Analisis
Analisis pada hasil penelitian dilakukan
untuk mendapatkan data mengenai desinfektan
dengan menggunakan
one way Anova dan
yang digunakan dalam dipping pada tahapan
analisis lanjutan Tukey jika terdapat perbedaan
pemerahan susu sapi.
yang signifikan.
Uji Mikrobiologi
Pengujian jumlah total mikroorganisme
(total plate count) dilakukan dengan metode
11
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.III, No 1, Januari 2014
Desinfektan yang digunakan pada dipping
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses adaptasi dilakukan terlebi dahulu
akan melapisi puting sehingga bakteri yang ada
pada minggu pertama sampai dengan minggu
di luar tidak dapat masuk meskipun lubang
keempat
puting terbuka karena terhalang oleh lapisan
dan
baru
kemudian
dilakukan
pengujian terhadap jumlah bakteri dan pH
desinfektan.
Dengan
susu. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh
kerusakan susu akibat bakteri yang dapat
data bahwa jumlah bakteri susu sapi perah di
menurunkan
peternakan SNAKMA Cikole pada perlakuan
(Buckle et al. 1987; Hidayat et al. 2002).
kualitas
kondisi
dapat
tersebut,
terhindarkan
sampel kontrol (dipping dengan air hangat)
Menurut Standar Nasional Indonesia
menunjukkan jumlah bakteri susu paling
(SNI, 2000) bahwa jumlah bakteri susu segar
banyak,
(dipping
maksimal 1 x 106 cfu/mL, maka apabila dilihat
dengan larutan povidon iodine 0,2%) memiliki
dari tabel 1, rata-rata jumlah bakteri pada
jumlah bakteri lebih rendah dari kontrol, dan
masing-masing perlakuan kecuali kontrol
T1 (dipping dengan larutan Benzalkonium
memenuhi syarat SNI karena menunjukkan
klorida 0,1%)
sampai T4 (dipping dengan
angka yang lebih kecil yaitu pembanding
larutan Benzalkonium klorida 0,4%) memiliki
(325.000 cfu/mL), T1 (270.000 cfu/mL), T2
jumlah bakteri yang semakin rendah (Gambar
(170.000 cfu/mL), T3 (115.000 cfu/mL) dan
1). Penurunan jumlah bakteri diduga oleh efek
T4
penggunaan
dipping.
desinfektan yang paling baik ditunjukkan oleh
menghambat
T4 dengan angka jumlah bakteri paling sedikit
sedangkan pembanding
Perlakuan
desinfektan
dipping
pada
akan
perkembangan bakteri, akibatnya bakteri tidak
(60.000
cfu/mL),
sehingga
aktivitas
yaitu 60.000 cfu/mL.
dapat berkembang biak dan akhirnya mati.
1400000
1200000
1000000
minggu ke-4
800000
minggu ke-5
600000
400000
200000
0
K
P
T1
T2
T3
T4
Gambar 1. Pengaruh Perlakuan Dipping Terhadap Jumlah Bakteri Susu
Keterangan:
K (Kontrol)
P (Pembanding)
T1
T2
T3
T4
= dipping dengan air hangat
= dipping dengan larutan povidon iodine 0,02%
= dipping dengan larutan benzalkonium klorida 0,01%
= dipping dengan larutan benzalkonium klorida 0,02%
= dipping dengan larutan benzalkonium klorida 0,03%
= dipping dengan larutan benzalkonium klorida 0,04%
12
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.III, No 1, Januari 2014
Tabel 1. Hasil Perlakuan Dipping Terhadap Jumlah Bakteri Susu
Jumlah Mikroba pada Susu (cfu/mL)
minggu ke-4
minggu ke-5
rata-rata
1.300.000
1.300.000
1.300.000
50.000
600.000
325.000
40.000
500.000
270.000
40.000
300.000
170.000
30.000
200.000
115.000
20.000
100.000
60.000
Perlakuan
Kontrol
Pembanding
T1
T2
T3
T4
Benzalkonium
klorida
mempunyai
diminimalisasi. Hal ini sesuai pendapat Pelczar
sifat bakterisidal, yakni mematikan bentuk-
dan Chan (1988). Dimana larutan desinfektan
bentuk vegetatif bakteri dan mikroorganisme.
masuk ke dalam sitoplasma yang berperan
Dalam dipping, Benzalkonium klorida akan
sebagai
melapisi dinding lubang puting, kemudian
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel
bakteri yang masuk ke dalam puting akan
dan matinya sel.
terhambat pertumbuhannya. Sama halnya
metabolisme
Berdasarkan
sel,
hasil
sehingga
pengamatan,
dengan Benzalkonium klorida, Povidon iodine
penggunaan desinfektan dalam dipping tidak
melapisi lubang puting, sehingga bakteri atau
berpengaruh nyata dalam mempertahankan pH
mikroorganisme terhambat pertumbuhannya
susu yang berada antara 6,9 – 6,9). Hal ini
akibat
dari
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
mikroorganisme, dan selanjutnya menembus
(SNI) (2000) derajat asam atau pH susu sapi
sitoplasma sampai ke inti sel. Pada akhirnya
sebesar 6,0-7,0.
rusaknya
membran
sel
kontaminasi mikroorganisme dalam susu dapat
Tabel 2. Hasil Perlakuan Dipping Terhadap pH Susu
Perlakuan
Kontrol
Pembanding
T1
T2
T3
T4
Minggu ke-4
6,87
6,77
6,70
6,70
6,78
6,82
pH Susu
Minggu ke-5
6,73
6,87
6,69
6,76
6,75
6,99
Total
13,60
13,64
13,39
13,46
13,53
13,81
Rata-rata
6,80
6,82
6,69
6,73
6,76
6,91
13
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.III, No 1, Januari 2014
Analisis Statistik Jumlah Bakteri Susu
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis statistik one
Dari
hasil
penelitian
way anova menggunakan SPSS, diketahui
penggunaan
bahwa F hitung > F tabel (8,366 > 4,387), dan Nilai
dipping yang dilihat dari jumlah bakteri dan pH
signifikan 0,011 < 0,05, artinya ada perbedaan
susu, didapatkan data rata-rata jumlah bakteri
jumlah bakteri pada perlakuan sampel kontrol,
berturut-turut untuk kontrol, pembanding, T1,
pembanding, T1, T2, T3 dan T4. Hasil analisis
T2, T3 dan T4 adalah 1.300.000 cfu/mL,
statistik menunjukkan suatu pengaruh yang
325.000 cfu/mL, 270.000 cfu/mL, 170.000
nyata pada perlakuan yang dilakukan, maka H0
cfu/mL, 115.000 cfu/mL, dan 60.000 cfu/mL,
ditolak sehingga perlu dilakukan uji lanjutan
sedangkan data rata-rata pH susu, yaitu kontrol
menggunakan
Tujuan
(6,80), pembanding (6,82), T1 (6,69), T2
dilakukan analisis statistik metode Tukey ini
(6,73), T3 (6,76) dan T4 (6,91). Dari hasil
untuk membandingkan antara satu perlakuan
analisis statistik menggunakan one way Anova,
dengan perlakuan lain yang memberikan
pada a= 0,05 dan uji lanjutan Tukey, pada a=
pengaruh yang berbeda. Hasil analisis Tukey
0,05
menunjukkan bahwa sampel pembanding, T1,
jumlah bakteri yang terkandung dalam susu
T2, T3 dan T4 memberikan perbedaan
kelompok kontrol terhadap pembanding, T1,
pengaruh yang signifikan terhadap kontrol.
T2, T3 dan T4, sedangkan hasil pengamatan
Perbedaan pengaruh yang paling besar berada
terhadap pH susu tidak ada perbedaan
pada benzalkonium klorida 0,4%, sedangkan
signifikan pada semua perlakuan.
metode
Tukey.
Benzalkonium
efektivitas
menunjukkan
klorida
perbedaan
pada
signifikan
perbedaan pengaruh paling rendah ditunjukkan
oleh pembanding terhadap kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., and
Analisis Statistik pH susu
Wooton, M.. 2007. Ilmu Pangan,
Berdasarkan hasil analisis one way
(Diterjemahkan oleh: H. Purnomo dan
anova menggunakan program SPSS diketahui
Adiono). Universitas Indonesia Press.
F
Jakarta.
hitung
< F
tabel
(2,082 < 4,387) dan nilai
signifikan (0,199 > 0,05) artinya tidak ada
Dewan Standarisasi Nasional. 2000. Standar
perbedaan signifikan terhadap nilai pH susu
Nasional Indonesia (SNI) No. 01-
maka H0 diterima, sehingga tidak perlu
6366-2000.
dilakukan uji lanjutan untuk mengetahui
Nasional. Jakarta.
pengaruh perbedaan antara perlakuan sampel
kontrol, pembanding, T1, T2, T3 dan T4.
Dewan
Standarisasi
Hidayat. A., dkk. 2002. Buku Petunjuk
Teknologi Sapi Perah Si Indonesia:
Kesehatan
Pemerahan.
Dairy
Technologi Improvement Project. PT.
Sonysugema Presindo. Bandung.
14
JSTFI
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology
Vol.III, No 1, Januari 2014
Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S. 1988. Dasardasar Mikrobiologi, (Diterjemahkan
oleh Ratna Siri Hadioetomo, Teja
Imas, S.
Sutarm
Tjitrosomo
dan Sri Lestari Angka). Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Syarief, Z. M dan Sumoprastomo, R. M. 1985.
Ternak Perah. CV Yasaguna.
15
Download