BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa datang merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak orang. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan melakukan Investasi. Investasi merupakan cara lain dalam persiapan keuangan di masa depan, sebab investasi mampu memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah yang diinvestasikan. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010:2). Penanaman sejumlah dana pada aset real seperti tanah, emas, bangunan, mesin dan aset real lainnya atau pada aset finansial seperti: deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya dapat dikaitkan dengan investasi. Investasi pada aset real membutuhkan jumlah dana yang cukup besar serta proses jual kembali memakan waktu yang cukup lama. Sedangkan aset finansial merupakan sekuritas yang bisa diperdagangkan dengan mudah dan dengan biaya transaksi yang murah pada pasar yang terorganisir. Tempat terjadinya perdagangan sekuritas adalah bursa efek. Bursa efek merupakan arti pasar modal secara fisik. Pasar modal dapat diartikan sebagai 1 2 pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Di Indonesia terdapat satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Keberadaan pasar modal membuat para investor dapat mengambil keputusan investasi yang dianggap paling menguntungkan. Pada dasarnya investasi di pasar modal memiliki potensi keuntungan, yaitu capital gain dan dividen yang diharapkan oleh investor. Harapan keuntungan dalam investasi merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Dalam konteks investasi, harapan keuntungan tersebut sering disebut sebagai return. Selain return, dalam investasi juga dapat menimbulkan risiko bagi para investor. Semakin besar potensi return yang akan diterima maka semakin besar pula potensi risiko. Risiko investasi bisa diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Konsep ini, risiko maupun return bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, dalam berinvestasi disamping menghitung return yang diharapkan, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Oleh karena itu, investor harus pandai-pandai mencari alternatif investasi yang menawarkan tingkat return yang diharapkan yang paling tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah. 3 Jogiyanto (2010) menekankan bahwa risiko investasi ini dibedakan menjadi dua yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko non sistematis (unsystematic risk). Risiko investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal adalah risiko non sistematis sedangkan risiko sistematis tidak dapat dihindari. Portofolio didefinisikan sebagai sekumpulan investasi dimana pemodal dapat berinvestasi pada macam-macam saham dengan maksud untuk mengurangi risiko. Hakikat pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif. Dalam teori portofolio adalah bagaimana melakukan pemilihan portofolio dari sekian banyak aset, untuk memaksimalkan return yang diharapkan pada tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggung investor. Dalam pembentukkan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Penentuan portofolio yang optimal merupakan suatu yang sangat penting bagi kalangan investor institusional maupun investor individual. Portofolio yang optimal akan menghasilkan return yang optimal dengan risiko moderat yang dapat dipertanggungjawabkan. Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan 4 dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Seorang investor yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal. Untuk menentukan mana portofolio yang optimal, dibutuhkan suatu model. Dimana portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan model indeks tunggal (Jogiyanto, 2010:309). Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba untuk menerapkan analisis portofolio model Markowitz. Pendekatan Markowitz mengatasi kelemahan diversifikasi secara naïf, karena dengan menggunakan model Markowitz investor bisa memanfaatkan semua informasi yang tersedia sebagai dasar pembentukan portofolio yang optimal (Tandelilin, 2010:160). Perusahaan food and beverage dipilih karena merupakan pasar Fast Moving Consumer Goods (FMCG) yaitu produk-produk barang konsumen yang dapat terjual dengan cepat dan harganya relatif murah serta mampu bertahan dalam berbagai kondisi sehingga seburuk apapun kebijakan yang dibuat hampir pasti produk perusahaan ini tetap di beli dan diminati oleh konsumen, sehingga dapat menguntungkan di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Atas dasar latar belakang permasalahan yang timbul tersebut maka penulis menyusun skripsi dengan judul ”Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Markowitz Pada Perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia”. 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana membentuk portofolio saham yang optimal dengan menggunakan model Markowitz pada perusahaan food and beverage di Bursa Efek Indonesia”. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio saham yang optimal dengan menggunakan model Markowitz pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah sebagai berikut : 1. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui secara pasti analisis portofolio sebagai dasar pengambilan keputusan pada pembelian saham di bursa efek, serta sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pengetahuan dalam hal portofolio saham, dividen, harga saham dan return saham bagi para pelaku bisnis dan para pelaku pasar modal serta semua pihak yang ingin terjun dalam pasar modal. 6 2. Kontribusi Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk memadukan dan menerapkan ilmu, teori, pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh diperkuliahan ke dalam praktek lapangan, khususnya mengenai investasi dan portofolio. 3. Kontribusi Kebijakan Merupakan media untuk bahan pertimbangan bagi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dalam mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal agar dapat mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien, serta melindungi kepentingan pemodalan dan masyarakat. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari meluasnya pembahasan dan lebih mengarah pada permasalahan yang dihadapi, maka penulis membatasi pada masalah analisis portofolio dengan menggunakan model Markowitz. Serta penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014.