r32 H:alr-t Hil.t ';*, - Desember 2011 Jurnal llmu Sejarah' Vol' 1 No' 2' Juli 133 H^,A*t Hilt^t, Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 2011 Terdapat dua istilah bahasa Arab yang biasanya dan al-habs yang digunakan dalam kajian wakaf, al-waqf Secara istilahi memiliki makna yang sama, yaitu menahan' memiliki wakaf sangat beragam, para ulama sepertinya tetapnya wakaf dalam kepemilikin si pemberinya meski hanya definisi lebih memilih pengertian wakaf sebagaimana Hadits Nabi Beberapa pengertian sendiri-sendiri ketika membahasnya' s.a.w. kepada Umar bin Khatab, bahwa wakaf suatu pembanding' definisi tersebut perlu dimunculkan sebagai "menahan asal dan mengalirkan hasilnya". Untukdefinisiwakafmenurutulamaklasikkamikutipkandari (2004: 63): disertasi Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi Definisi wakaf menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf, bab I pasal I ayat Imam Nawawi mendefinisikan wakaf dengan' bukan untuk "menahan harta yang dapat diambi manfaatnya digunakan dirinya, sementara benda itu tetap ada dan manfaatnya untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada perkiraan (pengandaian)". Setelah mencermati sekian banyak definisi, Al-Kabisi (1) adalah adalah "perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah". Allah". Syaikh Syihabuddin Al-Qalyubi mendefinisikannya Dalam pasal 5 UU No. 4112004 dijelaskan bahwa dalam hal yang dengan, "menahan harta untuk dimanfaatkan harta tersebut"' dibolehkan dengan menjaga keuntungan mendefinisikan wakaf dengan' 'wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk pemberian 'menahan harta di bawah tangan pemiliknya disertai menyebutkan bahwa 'wakaf dilaksanakan dengan memenuhi manfaat sebagai sedekah". unsur wakaf sebagai berikut: a. Wakif; b. Nazir, Harta benda Al-Murghinany Ibnu Arafah mendefiniskan akaf adalah "memberikan bersamaan manfaat sesuatu Pada batas waktu keberadaannYa memajukan kesejahteraan umum'. Pasal 6 UU No. 4ll20}4 Wakaf; d. Ikrar Wakaf; e. peruntukan harta benda wakaf; jangka waktu wakaf . f LJ4t H:ar*Htbit,Jurnd - Desember 201'l llrnu Sejarah' Vol' 1 No' 2' Juli ini pokok dalam usaha dan melebar antara golongan kaya Kesenjangan yang semakin kecenderungan meningkatnya golongan miskin di satu sisi, dan kepada pemilik modal dan ketergantungan kaum miskin negara maju di sisi yang lain' ketergantungan Indonesia kepada sedikitnya ada empat Adi Sasono (1985: 72) menambahkan' dakwah Islam' Pertama' permasalahan dasar pergerakan baik dari sisi ekonomi permasalahan kemiskinan umat adalah ketentuan dan rencana Tuhan. dua tantangan bangsa Indonesia menghadapi menjalankan roda pembangunan' masalah kemiskinan Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 20'l'l Dalam penglihatan kaum tradisionalis, PemberdaYaan Ekonomi Umat 1. Islam dan masalah kemiskinan Saat 135 H;n 't Hil.tl, maupun Kemiskinan dipandang sebagai ujian atas keimanan. lain, pemikiran modernis menilai bahwa Di sisi permasalah kemiskinan dan keterbelakangan pada dasarnya berakar pada persodlah karena ada yang salah dari sikap mental, budaya atau teologi mereka. Oleh karena itu, agar keluar dari lembah kemiskinan umat Islam harus mengubah pemikiran dan sikap keagamaan sesuai dengan semangat modernitas. Bagi penganut paham revivalis kemiskinan terjadi disebabkan karena semakin banyak umat Islam yang justru fisik yang pada urutannya keterbatasan sarana dan kebutuhan Kedua' sebagai akibat dari melahirkan "budaya kemiskinan"' munculnya gejala memakai ideologi atau "isme" sikap eksklusif dan keterbelakangan. Ketiga, munculnya kelembagaan penampung belenggu ideologi pada landasan Islam, A-Qur'an dan Sunnah Nabi. Sedangkan mekanisme kerjasama untuk pemikiran transformatif percaya bahwa kemiskinan rakyat lilitan kemikinan mendorong involutif. Terakhir, lemahnya partisipasi dan lemahnya s' melancarkan perjuangan sistemati kemiskinan Sikap umat Islam dalam melihat"persoalan Ultmul Quran (1997 6) dalam empat sudut pandang' yakni beragam. Mansour Fakih dalam memetakannya ke revivalis dan transformatif' perspektif tradisionalis, modernis' lain sebagai dasar pijakan tinimbang menggunakan Al-Qur'an. Untuk menanggulangi kemiskinan, menurut mereka adalah dengan cara keluar dari di luar Islam (baca: sekuler) dan kembali disebabkan oleh ketidakadilan sistem dan strukn-rr ekonomi, politik dan kultur yang tidak adil. Oleh sebab itu, agenda mereka adalah melakukan transformasi terhadap struktur melalui penciptaan relasi yang secara fundamental baru dan lebih adil dalam bidang ekonomi, sosial-politk dan budaya. li6 H:"Ar;t H*b*, - Desember 2011 Jurnal llmu Selarah, Vol' 1 No' 2' Juli 137 Hl,alr;t H*lo;t, Jurnal llmu Sejarah' Vol' 1 No 2' Juli - Desember 2011 paling Menurut Sajogyo (1977 ' 52) garis kemiskinan atau "penghasilan senilai tepat diukur dari kecukupan pangan' 240 Untuk rumah tangga daerah pedesaan senilai terpelihara' dan terjamin dan terjangkau, kesehatan yang dan memberikan pekerjaan yang halal dan terhormat harga beras". pendapatan Yang memadai' beras per orang setahun kg beras per orang setahun, dan 360 kg harga beras saat ini rumah tangga perkotaan' Jadi kalau untuk sudah Dakwah lewat pemenuhan kebutuhan pokok 'ikan' kepada tentu tidak dengan cara langsung memberikan pedesaan) diperoleh 3.300,- per 1 kg, di kalikan 240 (untuk per-kepalanya angka 7\2.OOO,'- Penduduk yang penghasilan menambah ketergantungan' kaum miskin, karena akan semakin 'kail' sekaligus 'sungai'/'lautan' Tetapi dengan cara membuat tidak mencapai itu bisa dikategorikan sebagai penduduk miskin. 2. Dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat Melihat peta bumi masalah kemiskinan sebagaimana digambarkan di yang atas, perlu dipikirkan media dakwah paling relevan untuk mengentaskannya' Dalam situasi medium dakwah yang demikian, menurut Ace Partadiredja ' pokok efektif adalah dengan pendekatan enam kebutuhan permukiman' (basic need) manusia: makanan' pakaian' lewat pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan' Dakwah sistemekonomiberkeadilansehinggamemungkinkanmereka mandiri dan bermartabat' dapat mengais nafkah hidup secara AdiSasono(1985:3?)menawarkanorientasistrategi sebagai pengembangan masyarakat melalui tahap-tahap kebutuhan berikut. Pertama, dimulai dengan mencari memang memerlukan masyarakat, baik yang secara obyektif masyarakat setempat perlu pemenuhan maupun yang dirasakan terpadu' berbagai aspek mendapat perhatian. Kedua, bersifat kebutuhanmasyarakattersebutdapatterjangkauolehprogram Ketiga' dan melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat' memakaipendekatanpartisipatifdaribawah'sehinggaideyang program dakwah pemenuhan kebutuhan pokok adalah suatu makan sehat dan berg\zi' dengan jalan pemenuhan kebutuhan menutupi aurat' perumahan beserta lahirbenar.benarhasilkesepakatanmasyarakatsendiri. pemecahan masalah' Keempat, melalui proses sistematika yang Keenam,programdilaksanakanmelaluitenagalapanganyang pakaian yang pendidikan lingkungannya yang bersih dan sehat' dan tepat guna' Kelima, menggunakan teknologi yang sesuai IJU H;,a.* Hil**,Jurnal 2' Juli 'Desember 2011 lknu Sejarah' Vol' 1 No' Terakhir' azas swadaya dan motivator' sebagai bertindak 139 H.ato"t l4rJ$;1, Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 201 I a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku baik yang kerjasama masyarakat' sudah maupun yang belum terdaftar; Ekonomi Umat Wakaf (Uang) untuk Pemberdayaan Dimukatelahdisinggungsekilasperkembangan perundang-undangan di konteks dalam wakaf pemikiran No'28 tahun 1977 tentang Indonesia. Peraturan Pemerintah sebatas Milik masih memahami wakaf b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a; c. d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; Penvakafan Tanah dijelaskan' pasal 1 ayat (1) PP tersebut tanah milik' Di dalam hukum seseorang atau badan 'wakaf adalah perbuatan hukum berupa dari harta kekayaan yang yang memisahkan sebagian untuk kepentingan tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah; e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku'. Dalam ayat (3) dijelaskan bahwa 'benda bergerak tanah milik dan melembagakannya ajaran umum lainnya sesuai dengan peribadatan atau keperluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adalah harta benda agama Islam'' yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi. Wakaf No' 41 tahun Sedangkan dalam Undang-undang menjadi dua' benda tidak digolongkan 2(O4,harta benda wakaf milik' tidak terbatas pada tanah bergerak dan benda bergerak' bahwa 'harta benda wakaf Pasal 16 ayat (1) menandaskan bergerak;. dan benda bergerak'' terdiri dari: a' benda tidak tidak diterangkan bahwa 'benda (2) ayat dalam Selanjutnya (1) huruf a meliputi: dimaksud pada ayat bergerak sebagaimana a. uang; b. logam mulia; (,. surat berharga; d. kendaraan; e. hak atas kekayaan intelektual f. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 140 H;A** Hilt'fu,Jurnal 2' Juli 'Desember 20'11 llrnu Selarah' Vol' 1 No' uang dan surat berharga Wakaf benda bergerak seperti besar (keluwesan) dan kemaslahatan memiliki fleksibilitas harta pada wakaf tanah, yang dapat menikmati pendistribusian. di hanya rakyat yang berdomisili wakaf tanah dan bangunan luas di lain' rakyat miskin sudah tersebar sekitarnya. Di sebelah dibutuhkan sumber sehingga seluruh pelosok Indonesia' terikat ruang dan waktu' Wakaf pendanaan baru yang tidak lain' adalah salah satu alternatifnya' uang atau harta bergerak masalah wakaf uang Mengingat demikian pentingnya tanggal ekonomi umat' MUI pada dalam konteks keberdayaan masalah tersebut' mengeluarkan fatwa tentang Mei 2002 Ada lima butir kePutusan 1. 2. MUI' Yaitu: al-Niqud) adalah Wakaf Uang (cash wakaf/waqf kelompok orang' wakaf yang dilakukan seseorang' dalam bentuk uang tunai' lembaga atau badan hukum uang adalah surat-surat Termasuk ke dalam pengertian berharga. 3. 4. H;** Halz;t , Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 201 1 5. Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan. yangtidakdimitikiolehbendalain'sertatidakmengenalbatas 11 141 jawas (Boleh)' Wakaf Uang hukumnya dan digunakan Uang hanya boleh disalurkan Wakaf secara syar'iy' untuk hal-hal yang dibolehkan Sepintas wakaf uang itu sama dengan lembaga penghimpun keuangan lain semacam zakat, infak dan sedekah (ZIS). Titik perbedaan wakaf uang dengan lembaga keuangan Islam lain adalah pada uang pokoknya yang akan diinvestasikan terus-menerus, baru kemudian keuntungan investasi itu dipakai untuk mendanai kebutuhan rakyat miskin. Sedangkan pada ZIS uangnya bisa saja langsung dibagi- bagikan kepada pihak-pihak yang berhak. Salah satu keunggulan wakaf uang ialah bersifat fleksibel dan tidak mengenal batas pendistribusian. Di luar itu, wakaf uang juga memiliki beberapa manfaat dan keunggulan, yaitu: (1) jumlah wakaf bisa bervariasi memungkinkan lebih banyak orang berwakaf; (2) aset-aset wakaf berupa tanah-tanah kdsong bisa dimanfaatkan, baik dengan mendirikan bangunan maupun diolah menjadi lahan pertanian; (3) bisa dimanfaatkan untuk membantu lembaga pendidikan yang kekurangan dana; dan (4) umat Islam bisa mandiri dalam lembaga pendidikannya. mengembangkan 142 HUI-"t l4aL;*, Jurnal llrnu Sejarah, Vol. 'l No. 2, Juli ' Desember Penggalakan wakaf uang di 201 kalangan umat Islam Melengkapi perbankan Islam dengan produk wakaf uang Membantu penggalangan tabungan sosial melalui Meningkatkan investasi sosial dan mentransformasinya menjadi modal sosial untuk membantu pengembangan Menggugah kesadaran orang kaya untuk berbagi kepada sesama yang kurang mampu b sarana dan kegiatan pendidikan yatim piatu, dan beasiswa; d. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat Islam; dan e. kemajuan dan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan. Pada pasar modal. 4. sarana dan kegiatan ibadah; a. dan kesehatan; c. bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, Sertifikat Wakaf Tunai. 3. Sesuai dengan ketentuan UU wakaf No.4ll2004, pasal 22, Hana benda wakaf hanya bisa diperuntukkan bagi: berupa sertifikat berdenominasi. 2. Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 2011 1 bertujuan untuk: 1. 143 HUlo* Hilai*, titik ini posisi nazhir, pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai peruntukannya, amat menentukan. Idealnya nazhir . bukan hanya orang atau badan hukum yang memiliki Menurut Achmad Tohirin, sebagaimana dikutip Abdul kemampuan agama, tetapi juga punya keahlian dalam melihat Ghofur Anshori (2005: 29) dalam mempraktekan wakaf uang peluang-peluang usaha produktif sehingga harta benda wakaf harus diperhatikan tiga hal. Pertama, bagaimana metode benar-benar berkembang secara optimal..Di luar itu, strategi penghimpunan dana yang efektif sehingga dana umat dapat pendistribusian hasil wakaf juga dapat dialokasikan untuk termobilisasi, model sertifikasi adalah alternatif yang paling mgningkatkan kualitas umat Islam baik secara spiritual maupun memadai. Kedua, pengelolaan dana yang terhimpun secara material. baik sehingga memberi hasil yang optimal, yakni dengan cara Sasaran pendistribusian hasil harta benda wakaf, diinvestasikan pada usaha-usaha protluktif. Ketiga, hasil termasuk wakaf uang, adalah untuk kaum miskin, dan kaum investasi wakaf uang dapat didistribusikan untuk program pinggiran lainnya. Merujuk pada pembagian yang dilakukan penyantunan (charity), pemberdayaan (enpowerment), investasi Kuntowijoyo, sebagaimana dikutip Amir Fanzuri sumber daya insani, dan investasi infrastrulctur. , mereka 145 H;,rt * t44 HalUt, Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 201 ini terdiri atas: 1) yang tidak dapat memiliki produktif yaitu mereka yang tidak memiliki pekerjaan, dan dengan demikian tidak memiliki pendapatan;2) yang tidak memiliki kapasitas distributif, yakni mereka yang memiliki pekerjaan, tanah ataupun modal, yang luas tentang kewirausahaan secara aktual dan soirit berwirausaha. 2. Pemagangan. Setelah memiliki pemahaman dan motivasi kewirausahaan, maka dibutuhkan keterampilan. tetapi Distribusi hasil wakaf uang memang bisa diarahkan pada program penyantunan (charity) kaum miskin, tapi sebaiknya itu dilakukan bila keadaannya benar-benar mendesak. Sebab, itu sekali pakai modal akan habis. Sebisa mungkin keuntungan investasi wakaf uang dipakai untuk program pemberdayaan (enpowerment) rakyat miskin sehingga distributif ataupun sebagai modal awal untuk memulai sebuah usaha (kapasitas produktif). Strategi pemberdayaan ekonomi bagi umat yang tidak memiliki kapasitas produktif, tidak mempunyai keahlian (skill), modal dan tanah sehingga mereka belum memiliki usaha, dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut: bisa akan diterjuninya. Learning by doing. 3. Penyusunan proposal. Menyusun proposal secara realistis berdasarkan pengalaman empiris perlu dimiliki untuk mengindari penyimpangan sehingga bisa meminimalisir kerugian. untuk memulai dan Dalam hal ini harus dicari 4. Permodalan sangat penting mengembangkan usaha. lembaga keuangan yang dapat meminjami uang dengan memungkinkan modal itu bisa diputar ke orang lain yang juga kapasitas Itu diperoleh melalui kegiatan magang di dunia usaha yang modal dapat. digunakan secara berkelanjutan, bahkan kalau baik dalam rangka memperkuat dan komprehensif sehingga mampu memunculkan motivasi pendapatannya tidak mencukupi untuk hidup secara layak. membutuhkan, 1 1. Pelatihan usaha, bertujuan untuk memberikan wawasan keahlian, modal dan tanah sehingga mereka tidak memiliki dengan program 201 1 yang miskin kapasitas H;a** Hal*^t, Jurnal llmu Se,iarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember bunga/bagi hasil seringan mungkin. Jangan sampai ' keuntungan yang diperoleh habis untuk membayar utang' 5. Pendampingan, berfungsi sebagai pengarah dalam melaksanakan kegiatan usahanya sehingga mampu menguasai dan mengembangkan usahanya dengan mantap' 6. Membangun jaringan bisnis. Tahapan ini sangat berguna untuk memperluas pasar sehingga produk-produknya dapat 146 HUlo;t H*/*;t, dipasarkan Jurnal lknu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember ke daerah-daerah 201 r47 H:alaa^t 1 lain. Dengan jaringan ini Hr.L,t;1, Jurnal llrnu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 20'l 1 J. Memperbaiki manajemen usaha. Meski usahanya masih akan melahirkan net-working bisnis umat Islam yang kecil, jumlah karyawan sedikit, dan tangguh. pemasaran masih lokal, namun harus dikelola dengan Demikianlah langkah-langkah pemberdayaan ekonomi untuk umat yang belum memiliki usaha permanen, benar-benar jangkauan manajemen yang sehat. 4. Memperluas pemasaran. Pemasaran menjadi kendala dimulai dari titik nol. Ini berbeda dengan model pemberdayaan yang serius bagi usaha kecil dan menengah dalam ekonomi bagi umat yang telah memiliki kapasitas distributif, melempar produk-produknya telah memiliki usaha. Strategi pemberdayaan ekonomi umat tidak tersedia dana iklan. Oleh karena itu ethos kerja yang telah memiliki rintisan usaha, menurut Musa Asy'ari harus senantiasa dipompa, informasi tentang peluang- dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut , dari pembimbingan penyusunan proposal yang memadai sehingga mampu meyakinkan pihak lembaga keuangan 5. Masalah dan Teknis produksi, maksudnya kualitas produk harus dijaga terus-menerus seirama dengan tuntutan pasar. Kualitas produk harus benar-benar dijaga meskipun administrasi adalah titik lemah para pelaku usaha kecil dan menengah; tidak ada catatan transaksi jual-beli, dan menengah. untuk mengucurkan dananya. 2. Menbrtibkan administrasi keuangan. masyarakat, karena peluang pasar baru harus di sediakan, pengembangan jejaring sesama usaha kecil : 1. Membantu akses permodalan, diawali ke sudah laku di pasar. 6. Teknologi, baik teknologi produksi maupun teknologi campur aduk keuangan usaha dengan rumah tangga dan informasi harus dimanfaatkan secara optimal sehingga lain-lain. Harus ada bimbingan* untuk menertibkan dapat menstimulasi peningkatan kualitas produksi. administrasi keuangan sehingga bisa diaudit sesuai Kerja-kerja pemberdayaan ekonomi umat, sebagaimana dengan prinsip-prinsip akuntansi modern. dijelaskan di muka, tidak dilakukan dalam ruang sosial- ekonomi-politik yang hampa. Pengelola harta benda 148 H-A";* Hile*t, Jurnal lhnu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 20'l 149 H:ql-"a Halt*;t, 1 wakaf di samping menguasai langkah-langkah pemberdayaan ekonomi umat, jugu dituntut kemampuannya dalam mentbaca realitas sosial budaya- kelembagaan Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 201 ini 1 berhasil akan menghasilkan perbeiakan masyarakat. Kelompok Revolusioner berpikiran bahwa kemiskinan, ekonomi-politik yang melatari umat Islam. keterbelakangan dan kebodohan rakyat secara fundamental M. Habib Chirzin (1995: 23) menengarai sedikitnya ada merupakan akibat dari sistem sosial yang ada dan tiga model pembacaan atas realitas sosial yang pada urutannya kelembagaannya, yang merupakan alat untuk melestarikan melahirkan paradigma pengembangan masyarakat yang keterbelakangan. Kelompok berbeda pula, yaitu: filantropis, reformis, dan revolusioner. perubahan secara radikal terhadap struktur sosial ekonomi Kelompok Filantropis berkeyakinan bahwa posisi dan situasi masyarakat yang miskin dan terbelakang diubah lewat upaya kemanusiaan, tanpa itu dapat mengubah kelembagaan dan struktur masyarakat. Upaya kemanusiaan ini berupaya melakukan rakyat. Paradigma pemikiran demikian menjadi acuan sebagaian besar aktivis-aktivis muslim yang berada pada jaringan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Ketiga model pengembangan masyarakat sebagai upaya ini secara evolutif akan meningkatkan kondisi sosial, ekonomi dan pencerahan sosial ekonomi umat budaya masyarakat. Asumsi dasar kelompok ini adalah bahwa upaya untuk meningkatkan kondisi masyarakat itu berada di harus dilakukan sesuai dengan kondisi obyektif dan karakteristik sosio-kultural dan ekonomi yang akan dalam matriks dalam kelembagaan dan struktur masyarakat ditransformasikan. Dengan pembacaan atas realitas sosial yang yang ada, dengan cara upaya semata-mata humanitarian murni. akurat, maka hasil harta benda wakaf sebagai instrumen Kelompok Reformis berpendirian bahwa keterbelakangan dan pemberdayaan ekonomi umat akan tepat sasaran sehingga kemiskinan rakyat karena karena tidak ada, ataupun tidak prinsip ekonomi Islam untuk membangun berfungsinya, sistem sosial yang ada berikut kelembagaannya. ekonomi umat benar-benar dapat terealisasikan. Oleh karen itu, mereka berupaya menyehatkan fungsi dari sitem sosial dan kelembagaannya. Jika usaha reformasi dalam pelaksanaanya keseimbangan tsl 150 H:alo'.t H.,L4^;1, Jurnal lknu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 201 Hul";t Hb*, 1 Jurnal lhnu sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli- Desember fil1 konsep, fungsi, ataupun pengelolannya. Kesadaran umat pada Penutup urutannya akan melahirkan partisipasi dalam bentuk akumulasi Baik secara normatif maupun hukum, wakaf uang atau modal wakaf. benda bergerak lain memiliki landasan yang kuat. Secara Kedua, pelatihan nazhir sebagai pengelola harta wakaf normatif, MUI sebagai pemegang otoritas tertinggi keagamaan sehingga bisa bekerja secara profesional disamping landasan di Indonsia keikhlasan. sudah mengeluarkan fatwa yang membolehkan praktek tersebut. Hal ini kemudian ditindaklanjuti dan diperkuat dengan diundangkannya Undang-undang Wakaf No.4ll2004. Wakaf benda bergerak penggunaannya amat fleksibel dan tidak mengenal batas pendistribusian sehingga dapat digunakan kapan pun dan dimana pun selagi sesuai dengan kaidah.kaidah syariah dan perundang-undangan yang DAFTAR PUSTAKA Ace Partadiredja, "Dakwah Islam Melalui Kebutuhan Pokok Manusia" dalam Amrullah Achmad (ed.), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial (Yogyakarta: PLP2M,1985). Adi Sasono, "Peta Permasalahan Sosial Umat Islam dan Pokok-pokok Pikiran Usaha Pengembangannya" dalam Amrullah Achmad (ed.), Dakwah Islam dan berlaku. Salah satu fungsi yang amat strategis dari hasil harta Transformasi (Yogyakarta:PlP2M, wakaf berlerak adalah untuk mengentaskan kemiskinan dengan strategi pemberdayaan ekonomi umat. Dalam usaha ini, ada dua agenda yang harus dikerjakan. mensosialisasikan fatwa Pertama, MUI dan UU wakaf ke umat Islam melalui saluran yang langsung menyentuh umat seperti: khutbah, pengajian, ataupun pertemuan kampung. Cara demikian akan efektif untuk memahamkan umat tentang pemahaman baru atas harta benda wakaf, baik menyangkut _r . Sosial 1 Budaya 985). "Keadilan Sosial tema Abadi" dalam Muntaha Azhari & Abdul Mun'im Saleh (ed.), Islam Indonesia Menatap Masa Depan (Jakarta: P3M1989). "Dakwah Pembangunan: Permasalahan dan Alternatif' dalam Amrullah Achmad (ed.), Dakwah Islam dan Transformasi Sosial Budaya (Yogyakarta:PLP2M, I 985). Abdul Ghofur Anshori, Hukum dan Praktek Perwakafan di Indonesia (Yogyakarta:Pilar Media, 2005). 152 HUlr-* H*/a;e, Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 20'l Amir Fanzuri, "Gerakan Tabungan Sosial Masyarakat: Pengalaman Mengimplementasikan Konsep dan Mekanisme Zakat dalam Kegiatan Pengembangan Misyarakat" dlm. Ade Ma'ruf WS & Zulfan Heri [Ed.] Muhammadiyah dan Pemberdayaan Rakyat (Yogyakarta:Pustaka Pelaj ar, 1 995). Ahmad Azhar Basyir, Hukum Islam tentang Wakaf, Ijarah dan Syirkah (Bandung: Al-Maarif, 1 987). Asas-asas Hukum Muamalat [Hukum Perdata Islaml (Yogyakarta:Ull Press, 2000). Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf [terjemahan] (Jakarta:trman,2004). Bryan S Turner, "Islam, Kapitalisme dan Tesis Weber" dalam Taufik Abullah [ed.] Agama, Etos kerja dan Perkembangan Ekonomi [terjemahan] (Jakarta: LP3ES,1993). Abdul Hai Farooqi, "Ekonomi dalam Kerangka Islam" dalam Hakim Abdul Hameed [ed.] Aspek-Aspek Pokok Ajaran Islam [terjemahan] (Jakarta: Pustaka Jaya, 1e82). Bryan S Turner, "Islam, Kapitalisme dan Tesis Weber" dalam Taufik Abullah [ed.] Agama, Etos kerja dan Perkembangan Ekonomi [terjemahan] (Jakarta: LP3ES,1993). Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia 153 HUl"*t Hilt+:*, 1 (Jakarta: Djambatan,l99l). Chaidar S Bamualim & Irfan Abubaliar (Ed.), Revitalisasi Filantropi Islam, Studi Kasus Lembaga Zakat dan Wakaf di Indonesia (Jakarta: Pusat bahasa dan Budaya UIN Jakarta, 2005. Jurnal llmu Sejarah, Vol. 1 No. 2, Juli - Desember 201 1 di Indoenesia 0 [terj emahan] (Jakarta:Ul Press, 1992). Harun Nasution, Islam di Tinjau dari Berbagai Aspeknya (Jilid II) (Jakarta:Ul Press, 1986). G.F. Pijper, Penelitian tentang Agama Islam I 93 0- I 95 L.,ry, Reuben, Susunan Mayarakat Islam Jilid II [terjemahan] (Jakarta: YOI, i989). M. Habib Chirzin, "Pengembangan Masyarakat: Upaya Pencerahan Sosial" dlm. Ade Ma'ruf WS & Zulfan Heri [Ed.] Muhammadiyah dan Pemberdayaan Rakyat (Yogyakarta:Pustaka Pelaj ar, 1 995). Mohammad Daud Ali, "Kedudukan Hukum Islam dalam Sistem Hukum Indonesia" dalam Taufik Abdullah & Sharon Siddique [ed.] Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara (Jakarta: LP3ES, 1989). Mansour Fakih, "fslam, Globalisasi dan Nasib Kaum Marjinal" dalam Ulumul Qur'an 6N11197. Musa Asy'ari, Islam Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat (Yogyakarta:Lesfi , 1997). Rifyal Ka'bah, "Wakaf dalam Perspektif Hukum Nasional" Makalah yang disampaiakan dalam Seminar Sehari menyongsong RUU Wakaf di Jakarta 29 Maret 2003. Sajogyo, "Golongan Miskin . dan Partisipasi dalam Pembangunan Desa" dalam Prisma No.3 Maret 1977. Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat (Bandung: Angkasa, 1986). Taufiq Hamami, Perwakafan Tanah dalam Hukum Agraria (Jakarta: Tatanusa,2003 ). Keputusan Fatwa l\/IlJU2002 tentang Wakaf Uang Inpres Islam. No I tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum rssN 2088-2289 g t.t' , Volume 1, No. 2,2011 Juli - Desember 2011 it:;::'ri; i:! ,,,1j .* ' -;: .!! ..g.i:' ".j.f,-"i . - w :. llmu Sejarah $. P. _. ffi r'S.W f. :Y --.,*q . ;..: f;\-t #.[ ''s-ta*-' -, - * ffir& ffi IHtf w a t,'1:: }1 t ,.te, l:rttijJ.: l _t 1.,:, ; :!::1lr:;ii.1'r;in: . '':rl!":;.r'' . '.::rn, i t' !. -:-.'!i:1:il t:: F4 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SUNAN CUNUNC DJATI BANDUNC 20LL