Panduan Pendirian Usaha Pembuatan Film

advertisement
TIM PENYUSUN
Kristiandi
NARASUMBER
Ari Juliano Gema
Morten Tarigan
Sabartua Tampubolon
Rartmurti Mardika
Robinson Sinaga
Samaria Simanjuntak
Bambang Priwanto
Steve Pillar S.
Linda Suryani
Sumbo Tinarbuko
Eddy Triharyanto
Tri Giovani
Joko Sutrisno
Triyanto Hapsoro
Susantiningrum
Viky Arif
Tutik Susilowati
Zen Al-Anshory
Anggy Umbara
Arman Dewarti
Dody Budiatman
Enggar Adibroto
Farizal Famuji
Ketut Adhi Apriana
DITERBITKAN OLEH:
Gedung Kementerian BUMN Lt. 15
Jln. Medan Merdeka Selatan No. 13
Jakarta Pusat - 10110
email: [email protected]
www.bekraf.go.id
DAFTAR ISI
Sekilas Tentang Usaha Film
6
Peluang Usaha di Bidang Film
7
Lokasi Tepat Untuk Usaha Film
9
Permodalan
10
Manajemen Produksi
13
Manajemen Sumber Daya Manusia
25
Manajemen Keuangan
29
Manajemen Pemasaran
31
Legalitas Usaha
34
Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
36
Glosarium & Referensi
41
2
B
Buku Prosedur Pendirian Usaha Pembuatan Film disusun dengan
melibatkan unsur pemerintah, para sineas dan praktisi usaha bidang perfilman
di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan demikian, penyusunan buku ini
berdasarkan hukum dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia, informasi
dan kondisi yang ada di banyak wilayah di Indonesia, dan pengalaman para
praktisi usaha pembuatan film maupun sineas dari berbagai wilayah di
Indonesia.
Kami berharap buku ini dapat menyediakan informasi teknis dan praktis
yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam pendirian dan pengelolaan
usaha pembuatan film. Karena bersifat praktis, buku ini berisi informasiinformasi umum yang perlu diketahui oleh para calon wirausaha di bidang
usaha pembuatan film. Untuk melengkapi informasi yang disediakan, pembaca
perlu membaca dokumen-dokumen dan sumber-sumber terkait.
Surakarta, Desember 2016
Tim Penyusun
3
KATA PENGANTAR
uku Panduan Pendirian Usaha Pembuatan Film disusun atas kerja
sama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan Universitas Sebelas
Maret (UNS). Buku ini merupakan satu dari sepuluh buku prosedur
pendirian usaha yang disusun untuk memberi panduan dan informasi praktis
bagi para calon wirausaha dan start up usaha kreatif di Indonesia.
P
uji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusunan Buku Panduan Pendirian Usaha Bidang Ekonomi
Kreatif dapat diselesaikan dengan baik. Buku Panduan Pendirian 9
(sembilan) Bidang Usaha Ekonomi Kreatif merupakan kerja sama atara Badan
Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Universitas Sebelas Maret (UNS).
Buku Panduan ini dipersiapakan dalam 2 (dua) versi yaitu: Versi Cetak
dan Elektronik (E-Book). Penyiapan E-Book dimaksudkan untuk memudahkan
pembaca mengakses buku panduan ini.
KATA PENGANTAR
Pada prinsipnya sasaran buku panduan ini adalah para calon atau pelaku
usaha pemula yang tertarik untuk mendirikan dan mengembangkan usaha
ekonomi kreatif. Oleh karena itu, penulisan buku dibuat sesederhana mungkin
dengan harapan mudah dipahami dan diterapkan oleh para pembaca.
Penulisan buku panduan ini belum bisa dikatakan sempurna apalagi
sebagai referensi untuk pelaku usaha ekonomi kreatif yang sudah berkecimpung
lama dibidangnya. Untuk itu, kepada masyarakat sangat diharapkan
memeberikan saran dan masukkan dalam penyemburnaan buku panduan ini
di masa mendatang.
Akhir kata atas nama Badan Ekonomi Kreatif saya mengucapkan
terimaksih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam
penyusunan buku panduan ini. Semoga upaya dan kerja keras yang dilakukan
ini dapat mendorong pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Jakarta, Juli 2017
Kepala Badan Ekonomi Kreatif
Triawan Munaf
4
Sumber: pixabay.com
5
S
ebagai salah satu bidang usaha kreatif, usaha di bidang perfilman
memiliki peran penting untuk memicu usaha-usaha terkait, khususnya
di bidang pariwisata dan perdagangan. Pertumbuhan yang positif akan
memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan daerah. Menurut UU No. 33 Tahun 2009,
usaha di bidang perfilman meliputi usaha pembuatan film, jasa teknik film,
pengedaran film, pertunjukan film, penjualan/penyewaan film, pengarsipan film,
ekspor film, dan impor film.
Usaha pembuatan film adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi
produksi film, jasa, dan distribusi rekaman film. Usaha ini mencakup manajemen
produksi film, penulisan skrip, penyutradaraan, sinematografi, tata artistik, tata
suara dan penyuntingan suara, penyuntingan gambar, eksibisi, dan distribusi film.
SEKILAS TENTANG USAHA FILM
Tujuan penyusunan prosedur pendirian usaha bidang usaha pembuatan
film adalah untuk memberi panduan tentang langkah-langkah praktis, regulasi
dan prosedur perijinan bagi masyarakat umum dalam mendirikan dan
menjalankan usaha di sektor industri kreatif pembuatan film. Buku ini dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat yang akan memulai pendirian usaha pembuatan
film atau mereka yang sudah menjalankan usaha film sebagai startup. Dengan
berlandaskan informasi-informasi praktis, regulasi dan prosedur perijinan
pembuatan film yang disajikan di dalam buku ini, masyarakat yang merintis
usaha pembuatan film akan lebih mantap dalam menjalankan usahanya.
Panduan bidang usaha pembuatan film ini mencakupi proses produksi
film yang terdiri atas tahap pengembangan, tahap praproduksi, tahap produksi,
dan tahap pascaproduksi serta proses perijinan yang diperlukan untuk
menjalankan usaha pembuatan film. Panduan ini juga berisi informasi praktis
tentang cara-cara menangani hal-hal yang terkait dengan hak cipta pembuatan
film. Selain itu, disajikan pula panduan untuk memperoleh hak cipta atas produk
yang terkait dengan pembuatan film.
6
D
ilihat dari potensi dan peluang, usaha pembuatan film di Indonesia
dengan potensi jumlah penonton sebanyak 250 juta jiwa penduduk,
sangatlah menjanjikan. Minat besar para generasi muda untuk berkarya
dan bekerja di bidang pembuatan film juga merupakan daya dukung yang
potensial. Selain itu, keberagaman budaya dan kekayaan geografi di Indonesia
dapat dieksploitasi untuk sumber cerita film. Terbukanya peluang yang lebih
besar untuk mendistribusikan film ke seluruh dunia, khususnya ASEAN dengan
dimulainya pasar bebas ASEAN 2015, memperluas pasar untuk industri bidang
pembuatan film.
Data Penonton Film Indonesia tahun 2015-2016
No.
Judul
2016
Jumlah
Penonton
No.
Judul
Jumlah
Penonton
1.
Surga yang Tak
Dirindukan
1.523.617
1.
Ada Apa Dengan
Cinta 2
3.665.509
2.
Single
1.352.324
2.
My Stupid Boss
3.052.657
3.
Comic 8: Casino
Kings Part 1
1.211.820
3.
Rudy Habibie
2.007.597
4.
Bulan Terbelah di
Langit Amerika
917.865
4.
Koala Kumal
1.863.494
5.
Magic Hour
859.705
5.
Comic 8: Casino
Kings Part 2
1.835.644
6.
Ngenest
785.786
6.
ILY from 38.000 ft
1.574.206
7.
Di Balik 98
684.727
7.
London Love Story
1.124.876
8.
3 Dara
666.183
8.
Sabtu Bersama
Bapak
638.749
9.
Negeri Van Oranje
490.788
9.
Talak 3
567.917
10.
Air Mata Surga
425.179
10.
Modus
382.342
8.250.811
Penonton/Tiket Bioskop
PELUANG USAHA FILM
2015
16.712.841
Penonton/Tiket Bioskop
(Data per Agustus 2016)
Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2, misalnya. Per bulan Agustus
2016 mampu menarik 3.665.509 penonton. Dengan asumsi pendapatan Rp
15.000 per penonton, maka omzet penjualan film AADC 2 adalah sebesar Rp
54.982.635.000. Sedangkan omzet yang diperoleh film Modus sampai bulan
Agustus 2016 adalah sebesar Rp 5.735.130.000.
7
Jika pembuat film dapat menciptakan film dengan positioning dan
branding yang baik, niscaya omzet yang diperoleh akan semakin tinggi. Selain
keuntungan yang dapat diperoleh dari penjualan film, pembuat film dapat pula
memperoleh keuntungan dari produk turunan film yang berupa desain logo film,
hak cipta karakter, soundtrack, novel, dan merchandise. Dengan manajemen
pemasaran yang baik, tidak tertutup kemungkinan akan diperoleh keuntungan
yang banyak, bahkan lebih banyak dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan
film. Oleh karena itu, usaha di bidang pembuatan film pantas dilirik sebagai
usaha kreatif yang sangat menjanjikan.
PELUANG USAHA FILM
8
L
Pilihan lokasi di dunia nyata biasanya dipilih berdasarkan kedekatan
dengan pusat uang, yaitu di kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi pesat.
Ada juga pilihan yang berdasarkan harga karena diukur dari strategis dan
tidaknya lokasi yang dipilih. Letak lokasi dan pilihan lokasi sangat tergantung
pada kebutuhan usaha para pelakunya. Izin lokasi diperlukan untuk keamanan
dan kenyamanan usaha beserta izin lain yang mendukung pengesahan lokasi
usaha.
Lokasi di dunia maya membutuhkan alamat web maupun alamat media
sosial lain yang digunakan. Lokasi usaha di dunia maya yang berupa alamat
web merupakan lokasi yang murah karena hanya membutuhkan biaya kecil
untuk membeli domain web. Bahkan, bagi para pemula tersedia juga web yang
gratis. Namun demikian, pemilihan lokasi usaha baik yang berada di dunia nyata
(berupa kantor dan/atau studio film) maupun yang terletak di dunia maya perlu
mempertimbangkan aspek strategis bisnis.
Lokasi di dunia nyata yang strategis dan lokasi di dunia maya yang
meyakinkan akan memberikan dampak psikologis yang positif bagi calon
mitra usaha, investor dan konsumen. Calon mitra usaha dan investor tidak
akan merasa ragu untuk bermitra atau menanamkan investasi pada proyek
pembuatan film dengan perusahaan pembuatan film yang mempunyai alamat
kantor yang meyakinkan.
9
LOKASI TEPAT UNTUK USAHA FILM
okasi usaha memberi kontribusi yang cukup penting bagi pengembangan
usaha. Lokasi usaha bisa dibedakan sebagai berikut:
J
enis modal untuk usaha pembuatan film tidak hanya berupa uang, tetapi
juga berupa tempat produksi film (studio) dan peralatan, pengetahuan
dan keterampilan serta kantor yang memiliki kepastian lokasi dan
alamat. Sebagian besar modal yang membutuhkan biaya besar, seperti studio
dan kamera profesional, dapat disewa di perusahaan penyewa peralatan
pembuatan film dan studio.
Biaya yang diperlukan untuk membuat film sangat bervariasi. Mulai
dari film yang paling murah dengan waktu pembuatan yang pendek dengan
melibatkan sedikit awak dan pemain. Lalu ada film kolosal yang membutuhkan
waktu yang panjang serta awak film dan pemain yang banyak. Biaya pembuatan
film harus disesuaikan dengan target penjualan film atau biaya yang ditentukan.
Modal yang diperlukan dalam pembuatan film dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
PERMODALAN
Untuk rintisan usaha pembuatan film kategori pemula, biaya produksi
disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki dengan memaksimalkan peran
personil yang terlibat. Alat-alat yang digunakan cukup peralatan yang paling
sederhana, seperti kamera DSLR dengan fitur HD, Full HD atau UHD, mikrofon
clip on, lampu sederhana, dan komputer yang dilengkapi dengan program
(software) pendukung.
Berikut contoh kebutuhan modal usaha pembuatan film bagi pemula,
dengan skema bagi keuntungan (honorarium diperhitungkan setelah diperoleh
keuntungan dalam jangka waktu tertentu).
10
Daftar Kebutuhan Modal Pembuatan Film Pemula
Nama Alat/Kebutuhan
Jenis & Spesifikasi
Perkiraan Harga
Clip on
Rp 300.000
Boom mic
Rp 750.000
Rp 500.000
1
Microphone
2
Tripod
3
Stabilizer (Glidecam)
4
Lighting
Daylight, Tungsten
Rp 1.000.000
5
Sound recorder
Rp 1.700.000
6
Komputer
Rp 10.000.000
7
Kamera DSLR
Kamera dengan fitur line in untuk
external microphone, full HD
video 1080/2K/4K, dilengkapi
fixed lens dengan aperture besar.
Rp 50.000.000
8
Media penyimpan
(external hardisk)
1 TerraByte
Rp 1000.000
9
DVD
1 GigaByte 100 keping
Rp 100.000
Sub Total
Rp 66.350.000
10
Logistik
11
Make up & Wardrobe
-
12
Sewa alat & properti
-
13
Perizinan & lain-lain
-
Rp 1000.000
Konsumsi & transportasi
-
Biaya yang diperlukan untuk kebutuhan honorarium awak film dan
aktor, logistik, make up & wardrobe, sewa peralatan, properti, perizinan dan
biaya lain-lain sangat bervariasi. Tergantung durasi dan kesepakatan tentang
besarnya honorarium awak film dan aktor yang dibutuhkan. Dengan demikian,
pengusaha pembuatan film pemula harus mampu memperkirakan skala film
yang akan dibuat, kebutuhan modal yang diperlukan dan yang dapat dipenuhi,
serta proyeksi penjualan film.
11
PERMODALAN
No.
PERMODALAN
12
13
Peralatan, Jenis, dan Fungsinya
No.
1.
2.
MANAJEMEN PRODUKSI
3.
4.
Microphone
Tripod
Slider/Dolly
Rig
Jenis
Fungsi
Clip on
Untuk menangkap suara subjek
yang jauh dari kamera (khusus
subjek)
Boom mic
Untuk menangkap suara subjek
dan suara sekitar
Shotgun mic
Untuk menangkap suara subjek
dan suara sekitar yang lebih
luas cakupannya daripada
shotgun mic
Untuk merekam gambar
dengan stabil
Motorized, slider
U-shape, panther
Membantu pergerakan kamera
untuk memperoleh gambar
yang dinamis.
Alat ini bisa digantikan dengan
steady cam/stabilizer.
Bisa menggunakan ex-pabrikan,
bisa pula membuat sendiri
dengan ukuran slider 1-2 meter
Alat ini jarang diperlukan.
Alat pendukung untuk
mentransformasi bentuk
kamera DSLR menjadi kamera
video. Alat ini jarang diperlukan.
5.
Lighting
Daylight
Tungsten
Pencahayaan, sangat penting
untuk menghasilkan gambar
video yang tajam. Bisa
menggunakan ex-pabrikan
dan menggunakan lampu
sederhana
6.
Sound
recorder
Untuk merekam suara
Untuk mengolah hasil rekaman
video rendering, dan mastering
Komputer yang digunakan
harus berkemampuan tinggi
dan memiliki kapasitas
penyimpanan data yang besar,
memori (RAM) besar dan video
card yang baik.
7.
14
Nama Alat
Komputer
9.
Kamera dengan
resolusi 2K (HD)
atau 4K (UHD)
Kamera yang digunakan untuk
akuisisi film elektronik dengan
fitur yang lengkap dan kualitas
sangat bagus.
Kamera
DSLR
Kamera dengan
fitur line in
untuk external
microphone,
full HD video
1080/2K/4k dan
dilengkapi fixed
lens dengan
aperture besar.
Untuk video atau film yang
membutuhkan kualitas gambar
yang tajam namun dengan fitur
terbatas.
LCD (view
finder)
Sebagai media untuk
menampilkan citra yang
ditangkap oleh lensa sehingga
gambar yang direkam (proses
shooting) bisa dimonitor
dengan baik.
11.
Jimmy Jibb/
Portal Jibb
Alat semacam portal, berfungsi
sebagai perpanjangan lengan
tangan, agar kamera dapat
mengambil gambar dari
suatu ketinggian dan dapat
mengayun.
12.
Aerial
camera
Aerial camera yang umumnya
digunakan untuk drone bisa
menggantikan Jimmy Jibb.
Steady Cam/
Camera
stabilizer
Dipasang pada kamera dan
dihubungkan dengan tubuh
cameraman, agar dapat
melakukan pengambilan
gambar sambil berjalan
atau berlari, namun tidak
menimbulkan guncangan pada
kamera.
10.
13.
15
MANAJEMEN PRODUKSI
8.
Kamera
Profesional
Alur teknik produksi film dibagi menjadi praproduksi, produksi, dan
pascaproduksi, seperti yang digambarkan digambarkan dalam diagram alur
berikut.
a
Praproduksi
Creative & production
meeting
a
a
Perekrutan aktor
(casting, audisi,
kontrak, persiapan:
latihan & peralatan)
a
Perekrutan awak film,
menentukan tugas
awak film, & prosedur
kerja
a
Screenwriting
(target pasar, genre,
SARA, sensor)
Desain Produksi:
Identifikasi
kebutuhan (biaya,
alat, awak film, aktor)
Menyusun jadwal,
hunting, survei, &
perizinan lokasi
shooting
MANAJEMEN PRODUKSI
Produksi
Shooting
Pascaproduksi
Editing
(offline, online,
picture lock), &
sensor
a
Produk final,
pemasaran, dan/atau
distribusi
Tahap Pengembangan (development)
a. Rencana dan tujuan (film strategy)
Untuk menghasilkan produksi film yang baik, butuh perencanaan matang
sebelumnya. Membaca literatur, diskusi dengan para sineas, dan membangun
kolaborasi dengan produser film akan memberi banyak informasi. Setelah
diperoleh pemahaman yang cukup, rencana disusun berdasarkan jenis film
yang akan diproduksi, durasi film, lokasi film, peralatan yang diperlukan,
personil yang akan dilibatkan, dan perijinan. Rencanakan pula bagaimana
film yang diproduksi didanai dan dipasarkan. Apabila film yang diproduksi
akan diikutkan dalam festival atau ditawarkan kepada penyandang dana,
maka perlu direncanakan strategi promosi atau cara untuk meyakinkan
penyandang dana agar tertarik untuk mendanai produksi dan distribusi film.
b. Screenwriting
Plot cerita film disusun dalam bentuk screenplay. Bisa ditulis sendiri atau
menggunakan jasa seorang penulis yang sudah ahli. Produk film yang
bertujuan untuk entertainment harus selaras dengan strategi pemasarannya.
Artinya, film yang dibuat harus mampu menarik banyak penonton. Selama
16
proses penulisan screenplay perlu dilakukan peninjauan ulang mengenai
aspek entertainment sehingga potensial menarik penonton. Cerita dalam
film harus memiliki tema kunci yang dapat dipahami oleh penonton dan
menarik bagi penonton. Tentukan genre film yang akan dibuat misalnya
action, comedy, horror, thriller, drama, romance, romantic comedy, dan
comedy.
c. Isu SARA dan pesan budaya
Sebuah film tidak boleh mengandung unsur diskriminasi suku, agama, ras.
Untuk itu, proses penulisan screenplay, proses shooting, proses casting
harus memperhatikan Undang-Undang No. 40 Tahun 2008 tentang
penghapusan diskriminasi ras dan etnis.
Naskah film perlu dikonsultasikan pada pihak yang memiliki otoritas di
bidang sensor film dan bahasa agar naskah yang akan dijadikan film bebas
dari unsur-unsur negatif tersebut. Hal ini akan membuat proses produksi
lebih efisien karena babak-babak yang tidak perlu/ berpotensi untuk
disensor tidak perlu diproduksi. Nilai positif lainnya adalah screenplay yang
sudah disensor bisa diselaraskan lagi untuk memperbaiki plot akibat sensor
yang dilakukan.
e. Target pasar
Penentapan target pasar diselaraskan dengan tren film untuk masingmasing target pasar. Selain alasan keuntungan, penentuan target pasar
ini juga penting untuk menyusun screenplay. Untuk pasar di Indonesia
misalnya, ada acuan target pasar yang dikategorikan menjadi semua umur,
anak-anak, remaja 13+, dewasa 18+.
f. Identifikasi kebutuhan dana dan sumber dana
Lakukan inventarisasi kebutuhan dana yang sesuai dengan jenis film
yang akan dibuat. Film dengan durasi yang panjang dan dengan aktor
yang terkenal memerlukan biaya tinggi, namun dapat dibuat prototypenya dengan tujuan untuk mendapatkan sponsor. Dengan demikian, perlu
disusun rencana anggaran belanja untuk pembuatan prototype film dan
rencana anggaran belanja untuk pembuatan film secara utuh.
17
MANAJEMEN PRODUKSI
d. Konsultasi dengan Badan Sensor Film dan Lembaga Bahasa
g. Menyusun tugas sutradara
MANAJEMEN PRODUKSI
Sebuah screenplay yang disusun berdasarkan cerita yang bagus harus
diterjemahkan ke dalam adegan film dengan arahan dari sutradara Seorang
sutradara berperan sebagai penerjemah cerita ke dalam visualisasi film
dan sekaligus sebagai orang yang harus mampu mengarahkan visi dan
pemahaman setiap aktor sehingga selaras dengah nafas dan jiwa film yang
akan diproduksi.
Prosedur operasional standar seorang sutradara sebagai berikut:
»»
Membaca skrip cerita film
»»
Menuliskan gagasan pemikiran untuk menerjemahkan cerita ke dalam
visualisasi film
»»
Menentukan aliran emosi film serta sifat masing-masing karakter dan
menggunakannya untuk memproduksi film yang mampu mempengaruhi
emosi penonton
»»
Konsultasi dengan penulis cerita, membentuk tim kreatif, melakukan
casting aktor dan memimpin latihan akting sebelum shooting
h. Menyusun jadwal
Semakin efektif jadwal yang disusun, semakin sedikit biaya produksi yang
diperlukan. Secara umum jadwal ini disusun berdasarkan jenis dan jumlah
adegan shooting serta waktu (hari) yang diperlukan untuk melakukan
shooting adegan-adegan tersebut. Dengan jadwal yang rinci, biaya yang
diperlukan untuk akomodasi dan konsumsi aktor dan awak film serta
18
kebutuhan untuk pengeluaran lain-lain akan lebih efisien. Untuk produksi
film dengan awak film yang minimal, jadwal disusun oleh produser, dan
biasanya untuk film layar lebar dengan awak film lengkap, jadwal disusun
oleh asisten sutradara bidang jadwal.
Untuk itu, perlu dibuat daftar urutan tempat yang akan digunakan
berdasarkan screenplay yang telah disusun. Penyusunan daftar tempat
ini penting, untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan
penggunaan tempat shooting misalnya kebutuhan perizinan, peralatan
khusus seperti katrol (crane), alat pencahayaan khusus, alat pengaman
(safety apparatus), dan bangunan penunjang yang perlu dibangun secara
semi permanen di lokasi tersebut. Bisa dipertimbangkan penggunaan
studio yang dapat menampilkan special effect yang mirip dengan lokasi
yang sebenarnya.
j. Memilih awak film (film crew)
Agar proses shooting bisa efektif dan biaya produksi bisa ditekan, perlu
dipilih awak film yang sesuai dan perlu disusun job description masingmasing awak sesuai dengan keahlian mereka terkait dengan kebutuhan
shooting pada masing-masing babak.
k. Persiapan peralatan
Daftar kebutuhan disesuaikan dengan jadwal shooting sehingga biaya
yang dibutuhkan untuk operasional dan/atau sewa alat-alat tersebut bisa
diminimalkan. Dengan adanya daftar kebutuhan alat, bisa ditentukan alat
mana yang diperlukan dan kapan harus disewa.
l. Casting dan audisi aktor
Casting aktor yang baik sama dengan 80 persen proses pengarahan
peran, ketika aktor sudah memahami peran utamanya. Setelah dilakukan
casting, perlu dilakukan audisi untuk memastikan bahwa aktor yang diberi
peran mampu memerankan tokoh yang diperankannya. Selain itu perlu
dipertimbangkan apakah aktor yang dipilih dapat menarik banyak penonton.
m. Kontrak dengan aktor
Perlu dibuat kesepakatan dengan aktor mengenai hak cipta dan hak terkait
atas produk film dan unsur-unsur yang terkait dengan produksi film seperti
aktor, musik, sumber daya fisik (bangunan), dan film itu sendiri. Kontrak ini
19
MANAJEMEN PRODUKSI
i. Menentukan lokasi shooting
sangat penting karena dengan adanya kontrak maka hak atas produk film
dan untur-unsur yang terkait secara hukum telah sah menjadi hak pembuat
film. Kontrak harus menjelaskan tentang hak cipta dan hak terkait atas
produk yang diciptakan serta konsekuensinya.
n. Latihan
Agar pelaksanaan shooting lebih efisien, aktor perlu berlatih di bawah
bimbingan sutradara dan pengarah bahasa. Selama proses ini, sutradara
mengevaluasi screenplay apabila diperlukan.
Praproduksi
a. Bedah naskah (script conference)
MANAJEMEN PRODUKSI
Setelah skenario disusun dan kontrak dengan aktor & awak film telah
dilaksanakan, sutradara memimpin bedah naskah tanpa mengikutsertakan
pemain.
b. Recce
Recce merupakan tahap persiapan berupa peninjauan lokasi yang sudah
dibidik oleh location manager. Personel yang mengunjungi lapangan antara
lain sutradara dan asisten sutradara, production manager, art director, serta
location manager. Mereka menilai apakah lokasi yang dibidik sesuai dengan
skenario yang telah ditulis dan kemudian menentukan hal-hal teknis yang
akan dilaksanakan dalam shooting.
c. Membaca naskah
Semua pemain yang terlibat bersama-sama dengan sutradara dan tim
terkait, membaca naskah dengan tujuan untuk memahami dan menjiwai
peran masing-masing.
d. Workshop/ latihan teknis
Semua awak departemen terkait dengan hal teknis melakukan latihan
memeragakan adegan-adegan khusus seperti adegan ketika terjadi ledakan,
tembakan, perkelahian, dan lain-lain.
e. Rapat produksi
Dihadiri sutradara dan semua awak film untuk memastikan bahwa semua
kebutuhan produksi film telah sesuai dan siap mendukung produksi film:
peralatan (gear), set, artistic, dressing, wardrobe, make up, budget.
20
f. Technical Recce
Setelah semua persiapan produksi film matang, sutradara, asisten sutradara,
production manager, art director, dan location manager melakukan tinjauan
final ke lokasi yang sudah disetujui tim untuk melakukan shoot blocking dan
diskusi teknis.
Produksi film
a. Prosedur kerja (On the Set)
Agar shooting berjalan lancar dan efektif perlu disusun prosedur kerja
masing-masing awak film. Prosedur kerja disusun berdasarkan job
description masing-masing awak film dan urutan kerja berdasarkan
kebutuhan masing-masing shooting.
Dilakukan sutradara berdasarkan screenplay dan skenario yang telah ditulis
sutradara. Pengarahan peran ini sama dengan pengarahan peran yang
dilakukan ketika latihan dan dimungkinkan pula untuk mengarahkan aktor
terkait dengan kondisi riil lokasi shooting.
c. Acting
Dalam acting ini, penjiwaan tokoh dan pengungkapan ekspresi kebahasaan
harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh agar tidak terjadi kesalahan
ekspresi sikap maupun ekspresi kebahasaan.
d. Teknik pencahayaan dan peralatan yang dibutuhkan
Dukungan pencahayaan diperlukan untuk dapat menghasilkan gambar
yang jelas ketika shooting dilaksanakan di tempat yang kurang cahaya.
Untuk itu, diperlukan pula alat dan teknik khusus yang mampu menutupi
kekurangan cahaya di suatu lokasi. Sutradara dan tim melakukan tinjauan ke
lapangan dengan melakukan pre lighting (oleh Director of Photography dan
tim lighting) sehari sebelum setiap set shooting. Selain itu, pemain dengan
arahan sutradara, Director of Photography dan Art Director melakukan
blocking di lokasi yang dilanjutkan dengan pembuatan camera angle dan
camera lighting.
e. Principal photography: Cinematography
Cinematography memegang peran penting karena banyak aspek dalam
pembuatan film yang dilaksanakan dan/atau dimanipulasi dengan
21
MANAJEMEN PRODUKSI
b. Directing
menggunakan teknik cinematography. Cinematography tergantung
pada kepiawaian cameramen dalam menangkap ide cerita dan
menerjemahkannya ke dalam video shooting.
f. Film sound
Untuk dapat menyajikan suara yang mirip dengan kondisi yang sebenarnya,
proses pembuatan film harus mempertimbangkan kemampuan alat
perekam suara dan pengaturan alat perekam suara. Selain untuk membuat
suara yang baik, aspek audio dalam perekaman film juga diselaraskan
dengan format film dan media putarnya.
g. Break and overtime
Agar hasil shooting bisa maksimal dengan biaya produksi efisien, perlu
disusun manajemen shooting yang baik, diantaranya adalah dengan
menyusun jadwal untuk break setiap hari dan dalam satu minggu.
MANAJEMEN PRODUKSI
Pascaproduksi
a. Film editing
Merupakan tahap terakhir untuk memastikan film yang dibuat telah
memvisualisasikan cerita yang disusun dalam screenplay. Dengan
menggunakan program film editor, bagian-bagian dari film yang kurang
maksimal dapat diperbaiki, misalnya pencahayaan yang kurang baik,
background yang tidak diinginkan, atau transisi yang kurang pas.
b. Sound editing
Selain kejelasan suara yang tergantung pada pengaturan alat perekam
selama proses shooting, perlu pula diperhatikan keselarasan suara dengan
situasi yang digambarkan dalam adegan-adegan film. Pengaturan sound
effect harus mempertimbangkan dialog yang sedang terjadi atau unsur
suara lain seperti musik.
c. Film music
Jenis musik harus disesuaikan dengan genre film dan situasi masingmasing adegan. Penggunaan musik yang salah akan merusak estetika.
Sebaliknya penonton akan hanyut dalam cerita film apabila background
music yang digunakan sesuai dengan tema dan genre film.
22
d. Dialog editing/ADR
Masalah yang terkait dengan kegagalan dialog atau masalah artikulasi oleh
aktor dapat diatasi dengan menggunakan Automatic Dialog Replacement
(ADR). Aktor melakukan rekaman percakapan yang kemudian secara
otomatis digabungkan dalam film.
e. Foley: Sound effect
Sound effect ini ditambahkan setelah film selesai dibuat (setelah film
editing). Unsur suara lain yaitu dialog dalam film, harus terpisah dengan
sound effect. Tujuan dari pemisahan ini adalah agar sound effect tidak
hilang ketika dialog disulih suara (dubbing).
Distribusi
Merupakan ajang bagi para sineas/pembuat film untuk memamerkan
hasil karyanya untuk mendapat pengakuan publik melalui pengakuan oleh
lembaga atau asosiasi penyelenggara festival. Pembuat film yang filmnya
mendapat penghargaan dalam festifal film akan mendapat berbagai
keuntungan, di antaranya adalah hadiah uang, pengakuan publik, dan
sponsor. Ketika sponsor tertarik untuk mendanai produksi film secara
massal, film akan dipasarkan melalui pertunjukan film (bioskop), penjualan/
penyewaan film, dan ekspor film.
b. Pemasaran film
Dapat dilaksanakan sendiri melalui komunitas-komunitas atau dengan
menggandeng pihak lain seperti Production Agency.
c. Distribusi film
Agar keuntungan film bisa maksimal, penjualan film harus menjangkau
banyak daerah dan penjualan film baik melalui pemutaran film di bioskop
maupun di televisi harus dikontrol.
23
MANAJEMEN PRODUKSI
a. Festival film
Standar Produk
Standar produk film sangat tergantung pada dana yang disediakan dan
tujuan atau target. Ketika pembuat film ingin mengikuti festival, maka film akan
diproduksi sesuai dengan standar yang ditentukan penyelenggara festival. Film
yang dibuat untuk kepentingan kepuasan penonton akan dibuat dengan standar
kepuasan penonton. Akan tetapi jika film itu dipesan suatu lembaga maka
standar yang digunakan adalah standar dari lembaga pemesan.
Produk film yang ditujukan untuk diputar di bioskop layar lebar harus
memenuhi standar umum yang ditentukan. Standar ini terkait dengan aspek
teknis, yaitu ukuran layar dan teknologi sound system yang digunakan di bioskop,
serta aspek hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MANAJEMEN PRODUKSI
24
Daftar Awak Film
Praproduksi
Penulis naskah
Pengarah dialog
Manajer Lokasi
Set Designer/
Desainer Setting
Art Director/ Pengarah
artistik
Costume Designer
Memilih dan merekomendasikan cerita yang akan
diangkat ke dalam film
Menyusun screenplay
Memberikan arahan/ bimbingan kepada aktor
dalam hal aksen dan dialog kebahasaan.
Mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan
lokasi berdasarkan screenplay
Menyusun konstruksi/ setting latar/ lokasi
Mendesain dan mengoordinasi setting film
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Story Editor
Membuat semua kostum yang diperlukan untuk
setiap karakter tokoh
Awak Produksi
Manajer Produksi
Membuat kesepakatan kerja dengan awak film
dan mengatur kebutuhan teknis produksi. Ini
mencakup berbagai hal tentang kebutuhan teknis
produksi mulai dari penyediaan peralatan teknis
yang tepat sampai penyediaan akomodasi untuk
aktor dan awak film.
Sutradara
Bertanggung jawab atas semua aspek kreatif
dan estetika dari film yang dibuat. Sutradara juga
berperan dalam pemilihan aktor, penentuan lokasi
shooting, dan perencanaan pengambilan gambar.
Selama shooting, sutradara bertanggung jawab
untuk mengarahkan aktor dan awak film.
Asisten Sutradara
Astrada membantu sutradara mengarahkan
aktor dan awak film dalam proses shooting.
Astrada membantu sutradara secara teknis dalam
memecah script menjadi babak-babak adegan
untuk pengambilan gambar (shooting) dalam sehari,
sehingga shooting bisa efektif dan efisien biaya.
Pengarah Kamera
(Director of
Photography/DoP)
Berperan menciptakan tampilan gambar film yang
baik. Pengarah kamera memastikan pencahayaan
yang baik untuk setiap adegan, mengarahkan
pemilihan kamera dan lensa yang tepat untuk
memastikan hasil pengambilan gambar sesuai
keinginan sutradara.
25
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Gaffer
Teknisi listrik yang bertanggung jawab
mendukung pencahayaan selama shooting
berlangsung dan bekerja menurut instruksi
Pengarah Kamera (DoP).
Juru Kamera
Mengoperasikan kamera dalam pengambilan
gambar atas instruksi dari sutradara dan Pengarah
Kamera (DoP). Juru kamera bertanggung
jawab mengambil gambar dari setiap adegan
dan mengoperasikan kamera dengan teknik
sinematografi yang baik.
Asisten Juru Kamera
Bertanggung jawab merawat dan menyiapkan
kamera agar selalu siap ketika dibutuhkan. Selain
itu juga bertugas menandai fokus dalam proses
pengambilan gambar dengan memberi tanda
posisi aktor dalam setiap adegan.
Operator Sound Mixer
Merekam suara selama pengambilan gambar dan
menggabungkan berbagai efek suara/soundtrack
ketika gambar dan suara disatukan dalam satu
film utuh
Operator Microphone
Bertugas mengarahkan Boom Microphone
mengikuti pergerakan aktor selama proses
pengambilan gambar.
Koordinator pemeran
pengganti
Menyiapkan aktor pengganti (stuntman) yang
akan menggantikan peran aktor utama dalam
adegan-adegan yang mengandung resiko tinggi.
Ia memastikan prosedur keselamatan dipatuhi
oleh stuntman dan semua peralatan pendukung
keselamatan berfungsi.
Pengarah visual effect
Secara umum, pengarah visual effect
mengarahkan awak film yang terlibat dalam visual
effect sebuah film.
Koordinator special
effect (FX)
Tugasnya berbeda dalam film satu ke film yang
lain, dari menciptakan efek animasi komputer
khusus (orang yang terbang) sampai menciptakan
efek sederhana seperti efek aliran air pada shower.
Penanggung jawab
properti
Bertugas menyediakan dan menyiapkan semua
perlengkapan shooting di lokasi shooting.
Set Dresser
Bertanggung jawab atas dekorasi latar sehingga
menyerupai kondisi nyata.
26
Penata Make Up &
rambut
Asisten Produksi
Menyediakan kostum yang sesuai dengan konteks
cerita.
Bertanggung jawab atas tata rias aktor.
Berperan membantu awak film selama shooting.
Koordinator konsumsi
Bertanggung jawab atas konsumsi (nutrisi dan
kesehatan makanan) awak film dan aktor yang
terlibat dalam shooting.
Koordinator
transportasi
Menyediakan transportasi awak film, aktor, dan
alat-alat dari base camp sampai tempat shooting.
Aktor Figuran (Kontrak
Harian)
Diperlukan untuk mengisi adegan latar yang
menunjukkan aktivitas sosial seperti orang-orang
di pasar atau di tempat umum.
Awak Film Pascaproduksi
Supervisor Pasca
Produksi
Mengawasi finishing film setelah semua kegiatan
shooting selesai. Dia harus ada dalam setiap sesi
editing untuk memastikan kualitas film.
Film Editor
Melaksanakan film editing dengan arahan
sutradara
Ahli Foley
Ahli foley bertugas menciptakan efek suara yang
tidak dapat direkam selama shooting seperti suara
langkah kaki, petir, suara pintu dll.
Editor ADR
Bertugas menyesuaikan memperbaiki suara aktor
yang direkam selama shooting dengan suara aktor
yang direkam tersendiri.
Editor Musik
Editor musik menyelaraskan suara soundtrack
dengan dialog yang terjadi bersamaan.
Ahli Matte
Membantu menyiapkan lokasi atau latar yang tidak
ada di dunia nyata saat shooting dilaksanakan.
Sebagian besar awak film tersebut dapat direkrut atau disewa untuk
keperluan produksi satu film saja. Perekrutan sebagian besar awak film
tersebut dapat dilakukan oleh pembuat film secara langsung maupun dengan
menggunakan jasa penyedia awak film. Beberapa peran awak film dapat
dirangkap oleh satu orang jika film yang dibuat masih berskala kecil.
27
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Penata Kostum
Yang perlu diperhatikan oleh pemilik usaha pembuat film dalam
perekrutan awak film tersebut adalah kemampuan untuk membayar awak
film dan kebutuhan awak film untuk membuat suatu film. Selain itu, pemilik
usaha perlu memastikan hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan
menggunakan kontrak kerja dalam perekrutan awak film. Selain kontrak kerja,
perlu juga dibuat kontrak pelepasan hak intelektual atas film yang dibuat agar
sepenuhnya menjadi hak pemilik usaha pembuat film.
Secara hierarkis, hubungan antara awak film terhadap pembuat film
(Produser Eksekutif) dapat dilihat pada diagram berikut.
Struktur Awak Film
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Courtesy: Anggy Umbara
Kedua belah pihak sebaiknya melakukan kontrak kerja sebelum melakukan
kerjasama. Kontrak kerja dibuat berdasarkan kriteria awak film, kapasitas dan
tanggung jawab, serta beban kerja. Kontrak kerja dengan sutradara akan sangat
berbeda dengan kontrak kerja dengan penata rias. Kontrak kerja dengan aktor
utama akan berbeda dengan kontrak kerja dengan aktor figuran, dan sebagainya.
28
S
ecara umum, manajemen keuangan berlandaskan pada prinsip
akuntabilitas keuangan yang baik. Berikut adalah langkah-langkah
praktis agar tercapai akuntabilitas keuangan yang baik.
»» Pisahkan uang pribadi dan uang usaha secara fisik. Jika perlu siapkan dua
kotak penyimpanan uang yang berbeda atau gunakan jasa perbankan.
»» Buka rekening yang khusus digunakan untuk bisnis, dan bersikaplah disiplin
dalam menerapkan pemisahan ini dengan kata kunci ‘disiplin’dan ‘komitmen’
»» Rencanakan penggunaan uang sebaik mungkin, bahkan saat modal lebih
banyak dari yang jumlah yang diperkirakan.
»» Sesuaikan rencana pengeluaran dengan target-target produksi, penjualan
dan penerimaan kas. Jangan tergesa-gesa berbelanja modal jika tidak
memberi manfaat dalam meningkatkan penjualan atau menurunkan biaya
produksi
»» Buat buku catatan keuangan, minimal dalam Buku Kas Masuk (BKM) dan
Buku Kas Keluar (BKK), untuk mencatat keluar masuknya uang.
»» Cocokkan setiap hari saldo uang secara fisik dengan catatan.
»» Saldo-saldo hutang, piutang, persediaan dan aset-aset tetap juga perlu
dicatat.
»» Hitung keuntungan dengan benar. Menghitung keuntungan dengan tepat
sama pentingnya dengan menghasilkan keuntungan itu sendiri.
»» Putar arus kas, jangan hanya berpusat pada keuntungan. Manajemen
keuangan juga meliputi pengelolaan hutang, piutang dan persediaan. Awasi
harta, hutang dan modal secara berkala.
»» Sisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha. Keuntungan usaha perlu
dinikmati, tapi bukan berarti boleh dihabiskan begitu saja.
»» Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga
kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi
ke bidang-bidang lain yang juga menguntungkan.
29
MANAJEMEN KEUANGAN
»» Hindari penggunaan uang untuk hal-hal yang tidak perlu meskipun saldo
kas dalam posisi berlebih.
Pajak Usaha
Ada tiga pengelompokan tarif pajak yang berlaku untuk kegiatan usaha
baik usaha perorangan maupun badan usaha. Tarif tersebut didasarkan atas
penghasilan bruto (peredaran bruto) yaitu:
MANAJEMEN KEUANGAN
30
P
Target pasar film yang diproduksi terkait erat dengan segmen pasar yang
telah ditentukan ketika film direncanakan untuk dibuat dan jalur distribusi yang
dapat diakses. Pemilihan target pasar dan jalur distribusi film merupakan faktor
yang penting untuk menjual film yang diproduksi. Target pasar yang terkait
dengan jalur distribusi film mencakupi bioskop dan TV. Selain pemasaran dengan
jalur distribusi yang umumnya membutuhkan biaya besar dan persaingan yang
ketat, produk film juga dapat dipasarkan secara mandiri dengan jalur internet,
individu, festival, komunitas, dan lembaga.
Penentuan segmen pasar dan jalur distribusi penjualan film terkait erat
dengan modal yang tersedia atau modal yang potensial untuk dapat diperoleh
dari penyandang dana. Film indie (biasanya berdurasi pendek) dipasarkan
melalui komunitas-komunitas film. Biaya yang diperlukan untuk pemasaran
melalui komunitas film biasanya tidak terlalu besar, bahkan bisa tanpa biaya jika
ada sponsor dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR).
Ruang putar yang digunakan biasanya menggunakan gedung yang
disediakan dengan sewa yang murah seperti taman budaya, auditorium atau
studio. Promosi untuk pemutaran film ini bisa dalam bentuk selebaran ataupun
poster yang disebar di lokasi sekitar. Penggunaan website komunitas untuk
promosi film ini juga sering dilakukan. Pemasaran film dalam skala besar
biasanya dikelola oleh perusahaan profesional seperti jalur distribusi Cinema
XXI atau production agency seperti MD Entertainment.
31
MANAJEMEN PEMASARAN
emasaran film dilakukan dengan mempertimbangkan segmen dan target
pasar, jalur distribusi, dan modal yang tersedia atau yang ditawarkan
oleh penyandang dana. Segmen pasar film sebagai hiburan biasanya
ditentukan berdasarkan usia, musim, dan kelompok masyarakat. Segmen
pasar untuk produk film sebagai ide, biasanya ditentukan berdasarkan tema,
perspektif, dan kepentingan.
MANAJEMEN PEMASARAN
Branding sangat diperlukan dalam pemasaran film untuk menjadikan
sebuah produk terasa penting untuk dibeli atau ditonton. Ada film-film yang
telah ter-branding dengan sendirinya lewat nama besar aktor/aktrisnya.
Ada juga karena novel yang telah beredar lebih dahulu. Bagi film yang murni
lahir dari ide yang bagus tetapi tidak memiliki aktor yang menonjol maupun
kepopuleran novel yang mendahuluinya perlu dilakukan branding. Caranya
adalah dapat membuat ulasan film, film essai, pendapat pakar film, pendapat
tokoh masyarakat, yang semuanya digunakan sebagai bahan promosi.
Promosi dan Strategi Pemasaran
»» Promosi dapat dilakukan melalui berbagai media
»» Promosi paling sederhana yaitu dari mulut ke mulut
»» Dibuat selebaran dan media radio
»» Menggunakan TV, YouTube atau media sosial seperti Facebook dan
Whatsapp
Strategi pemasaran juga sangat diperlukan untuk mendapatkan pasar
yang lebih luas. Berbagai upaya dilakukan untuk memasarkan sebuah produk,
tak terkecuali produk film. Strategi pemasaran produk film adalah sebagai
berikut:
32
»» Eksploitasi tema menggunakan kedekatan isu film yang diangkat
dengan penonton
»» Menggunakan nama besar aktor
»» Menggunakan nama besar sutradara
»» Menggunakan kepopuleran novel yang mendahului film
Produk-produk turunan tersebut dapat memberi keuntungan yang
besar, bahkan dapat melebihi keuntungan penjualan film. Merchandise berupa
kaos dan produk garment dengan gambar karakter film atau logo film dapat
memberikan keuntungan yang besar. Karena itu, pembuat film perlu menyusun
sebuah model bisnis sebagai kerangka bisnis pembuatan film agar keuntungan
yang diperoleh dapat maksimal. Berikut contoh model bisnis pembuatan film.
33
MANAJEMEN PEMASARAN
Agar film yang diproduksi dapat memberi keuntungan yang maksimal,
pembuat film perlu memikirkan langkah-langkah strategi pemasaran dari awal
penulisan skenario sampai pada distribusi film dan pascadistribusi film. Karena
film merupakan hasil karya cipta intelektual, semua hasil karya cipta yang
ada dalam film yang sudah mendapatkan sertifikat hak cipta harus dikelola
dan dipasarkan sebagai produk utama (film) dan produk turunan (tema/logo,
karakter, soundtrack, novel, dll.).
D
alam hal dukungan hukum yang berupa ijin usaha, aspek-aspek berikut
perlu diperhatikan dalam mendirikan usaha pembuatan film:
»» Akta Pendirian Perusahaan (PT) dari notaris dan disahkan oleh
Kemenkumham
»» Pengukuhan NPWP perusahaan oleh Dirjen Pajak Departemen Keuangan
»» Izin Usaha Perfilman (IUP) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
»» Surat Keterangan Domisili kantor dari Kelurahan.
Perijinan Produksi Film dan Etika Hukum Pembuatan film
1. Pengajuan izin lokasi shooting ( pemerintah setempat/Pemkot/Pemda)
LEGALITAS USAHA
Sebelum penandatanganan kontrak dengan aktor, izin lokasi shooting
disiapkan terlebih dahulu. Setiap pemerintah daerah memiliki perda
berbeda terkait izin penggunaan tempat untuk shooting. Apabila tidak
mendapat izin, sebagai alternatif digunakan special effect.
2. Pernyataan dukungan dari pemerintah setempat
Dengan adanya dukungan dari pemerintah setempat, pembuat film tidak
akan menemui kendala yang berarti apabila harus terjadi perubahan
skenario proses shooting di lokasi.
3. Pemberitahuan kepada masyarakat sekitar (sejalan dengan izin HO)
Proses shooting di lokasi bisa membawa dampak semisal gangguan
lalu lintas. Pembuat film perlu memberitahu masyarakat tentang jadwal
shooting di suatu lokasi sehingga bisa diminimalisir kemungkinan
terjadinya friksi.
4. Penggunaan fasilitas umum milik pemerintah
Perlu disiapkan izin penggunaan fasilitas umum dan antisipasinya,
sehingga proses shooting tidak mengganggu layanan masyarakat.
5. Izin akses properti pribadi
Bila shooting dilakukan di tempat yang merupakan properti pribadi,
pembuat film harus mendapatkan izin tertulis dan bertanggung jawab
atas akibat yang ditimbulkan.
6. Tanggung jawab lingkungan: kebersihan, perbaikan atas kerusakan
lingkungan
34
Pembuat film bertanggung jawab atas kebersihan dan kerusakan
lingkungan yang timbul akibat proses pembuatan film.
7. Izin pendirian properti/bangunan pendukung
Bilamana diperlukan bangunan pendukung di suatu lokasi, pembuat
film perlu mendapat izin pendirian dari pemerintah setempat.
8. Izin penggunaan special effects (misalnya: pengunaan bahan peledak
ringan)
Misalnya, ketika diperlukan special effect bahan peledak atau api maka
pembuat film perlu mendapatkan izin dari kepolisian dan pemadam
kebakaran
Sesuai dengan undang-undang tentang keselamatan kerja, pihak pemilik
usaha pembuatan film harus mendaftarkan semua awak film untuk mengikuti
program asuransi yang mencakupi asuransi kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja merupakan sarana dan tujuan dalam setiap aktivitas
pekerjaan. Antisipasi maksimal terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja akan berimplikasi pada kelancaran pekerjaan yang pada akhirnya bermuara
pada efisiensi biaya produksi dan keberhasilan proses pembuatan film. Jika
salah satu aktor utama mengalami kecelakaan kerja, akan sulit bagi sutradara
untuk mencari pengganti yang sesuai dengan karakter tokoh yang diperankan
sehingga berakibat pada terhambatnya proses pembuatan film.
35
LEGALITAS USAHA
Kecelakaan Kerja
K
ekayaan Intelektual (KI) atau lebih dikenal sebagai hak kekayaan intelektual
merupakan hak yang timbul atau lahir sebagai hasil dari karya-karya
yang diciptakan dengan kemampuan intelektual manusia. Karya-karya
intelektual tersebut dapat berupa karya-karya di bidang ilmu pengetahuan, seni,
sastra ataupun teknologi. Untuk dapat menciptakan karya-karya intelektual
tersebut diperlukan pengorbanan tenaga, waktu dan bahkan biaya. Adanya
pengorbanan tersebut menjadikan karya yang dihasilkan memiliki nilai. Apabila
ditambah dengan manfaat ekonomi yang dapat dinikmati, maka nilai ekonomi
yang melekat pada karya-karya tersebut menumbuhkan konsepsi kekayaan
(property) terhadap karya-karya intelektual. Bagi dunia usaha, karya-karya itu
dikatakan sebagai aset perusahaan
HKI
Bidang KI yang sangat terkait dengan usaha pembuatan film yaitu hak
cipta, merek dan desain industri. Sebuah film yang merupakan produk kreatif
merupakan ciptaan pembuat film. Oleh karena itu pembuat film memiliki dan
perlu mencatatkan hak cipta dan/atau mengusulkan permohonan hak atas
merek dan desain industri atas produk film yang dibuat. Judul dan logo yang
biasanya merupakan ikon sebuat film dapat didaftarkan sebagai merek yang bisa
mendatangkan keuntungan ekonomi. Apabila pembuat film membuat produk
merchandise yang terkait dengan film yang dibuatnya, maka produk tersebut
dapat pula didaftarkan untuk mendapat sertifikat desain industri. Terkait dengan
KI, Bekraf memiliki aplikasi KI yang dapat diakses online dengan nama BIIMA.
Sebelum produk film dipasarkan (bisa ketika film dalam proses sensor),
pembuat film perlu mencatatkan produk film untuk mendapat hak cipta dan
hak terkait (misalnya: karakter/tokoh yang diciptakan, logo film, soundtrack film,
dll.) bahwa produk tersebut merupakan hasil karya intelektual pembuat film.
Di dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta disebutkan
bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan. Dengan pengakuan atas hak cipta dan hak-hak lain yang terkait
yang berupa produk film, maka pembuat film memiliki hak eksklusif atas segala
keuntungan yang timbul dari film yang diciptakan.
Prosedur permohonan hak atas kekayaan intelektual sebenarnya cukup
mudah dan secara administratif tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun,
karena lembaga yang berwenang menerbitkan sertifikat hak atas kekayaan
intelektual hanya Kementerian Hukum dan HAM, pengusul dari daerah yang
36
jauh dari Jakarta akan membutuhkan lebih banyak biaya untuk perjalanan.
Berikut adalah gambaran biaya dan dan proses pengusulan sertifikat hak atas
kekayaan intelektual.
»» Mengusulkan hak atas KI ke Kementerian Hukum dan HAM
Apabila lokasi pengusul dekat dengan kantor Kementerian Hukum dan HAM,
dapat langsung datang dengan membawa bukti-bukti yang diperlukan.
Dengan mengurus sendiri, tidak ada biaya lain yang harus dibayar selain
biaya administrasi yang sudah ditentukan. Selain itu, pengusul akan
mendapat kepastian waktu karena dokumen diserahkan langsung kepada
lembaga yang langsung menangani penerbitan sertifikat hak atas kekayaan
intelektual.
»» Mengusulkan HKI melalui Kanwil Departemen Hukum & HAM di provinsi
»» Mengusulkan hak atas KI menggunakan jasa biro konsultan
Bagi pengusul yang tidak memiliki banyak waktu dan tinggal jauh dari
kantor Kementerian Hukum dan HAM, dapat menggunakan biro konsultan.
Pengusul akan mendapat kepastian waktu karena biro konsultan bekerja
secara profesional. Biro akan mengirim dokumen langsung ke kantor
Kementerian Hukum dan HAM sehingga waktu yang diperlukan akan lebih
singkat dan dapat diprediksi jika dibanding dengan cara yang kedua di atas.
Sebagai konsekuensinya, pengusul harus membayar jasa biro konsultan
yang disepakati.
Setelah produk film dan unsur-unsur yang ada di dalamnya didaftarkan
untuk mendapat sertifikat hak atas kekayaan intelektual yang ada dalam film
yang dibuat, pembuat film memiliki hak penuh atas produk film yang dibuat.
Dalam hal pendirian usaha baru di bidang pembuatan film, aspek hukum
yang perlu diperhatikan adalah merk usaha jasa film. Untuk itu pelaku usaha
pembuatan film perlu mendaftarkan merk usahanya yang berupa jasa dalam
bentuk merek jasa. Di dalam UU No. 15 Tahun 2001 Tentang Merek, disebutkan
bahwa merek jasa adalah merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan
oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum
37
HKI
Dengan cara ini, pengusul hanya membutuhkan biaya administrasi yang
sudah ditentukan. Namun, pengusul tidak dapat memastikan waktu yang
dibutuhkan karena pengusul tidak tahu kapan dokumen yang diserahkan ke
Kanwil ditindaklanjuti dan dikirim ke kantor Kementerian Hukum dan HAM.
untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya. Dengan terdaftarnya
merek jasa atas usaha pembuatan film yang dimiliki, pemilik usaha pembuatan
film memiliki hak atas keuntungan atas produk jasa yang diciptakan.
Selain harus melindungi hak cipta atas produk film, pemilik usaha
pembuatan film juga harus melindungi kekayaan intelektual lain yang terdapat
dalam film dan/atau yang dapat diciptakan dengan mengambil sebagian dari
unsur film. Kekayaan intelektual tersebut dapat meliputi merek dan desain
industri sebagaimana dijelaskan di atas.
1. Merek
Merek adalah suatu ‘tanda’ berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angkaangka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.
Fungsi mendaftarkan merek:
»» Alat bukti bagi pemilik yang berhak atas merek yang didaftarkan
HKI
»» Dasar penolakan terhadap merek yang sama keseluruhan atau
sama pada pokoknya yang dimohonkan pendaftaran oleh orang
lain untuk barang/jasa sejenis
»» Dasar untuk mencegah orang lain memakai merek yang sama
keseluruhan atau sama pada pokoknya dalam peredaran untuk
barang/jasa sejenis.
Jangka waktu perlindungan hukum atas merek terdaftar yaitu selama
10 tahun sejak tanggal penerimaan. Atas permohonan pemilik merek, jangka
waktu perlindungan merek dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu
yang sama. Permohonan perpanjangan dapat diajukan paling cepat 12 bulan
sebelum batas waktu berakhir.
Cara mendaftarkan merek yaitu:
»» Mengajukan permohonan pendaftaran rangkap 4 diketik dalam blanko yang
telah disediakan, yang berisi: tanggal-bulan-tahun permohonan, namakewarganegaraan-alamat, bila dikuasakan nama-alamat kuasa, contoh
merek/etiket merek, warna etiket merek, arti bahasa/huruf/angka dan cara
pengucapannya, kelas barang/jasa, jenis barang/jasa
38
»» Surat permohonan dilampiri: fotokopi KTP, fotokopi akta pendirian usaha
(jika ada), surat kuasa, tanda pembayaran biaya, 20 helai etiket merek, dan
surat pernyataan kepemilikan merek.
2. Desain Industri
Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya
yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis
dan dapat diwujudkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan
tangan. Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara
Republik Indonesia kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama
waktu tertentu (10 tahun) sejak penerimaan untuk melaksanakan sendiri, atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
HKI
Pemegang hak desain industri juga memiliki hak untuk melarang orang
lain yang tanpa persetujuannya membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor, dan atau mengedarkan barang yang diberi hak desain industri.
Hak desain industri yang terkait dengan produk film adalah desain logo film.
Cara mendaftarkan desain industri:
»» Mengajukan permohonan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual (DJHKI).
»» Mengisi formulir yang telah disediakan
»» Melampirkan contoh fisik atau gambar atau foto serta uraian dari
desain industri yang dimohonkan pendaftarannya, surat pernyataan
bahwa desain industri yang dimohonkan adalah milik pemohon
»» Membayar biaya permohonan sebesar Rp 300.000 untuk Usaha
Kecil Menengah (UKM), dan Rp 600.000 untuk non-UKM untuk
setiap permohonan.
3. Hak Cipta
Hak cipta film adalah hak eksklusif bagi pencipta film untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud pencipta film adalah
39
seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya
melahirkan suatu ciptaan film berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang
khas dan bersifat pribadi. Hak cipta yang dapat terkandung dalam film antara
lain film itu sendiri, soundtrack, karakter film, dan novel.
Perlindungan ciptaan film timbul secara otomatis sejak ciptaan film itu
diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Pendaftaran ciptaan film tidak merupakan
suatu kewajiban untuk mendapatkan hak cipta. Namun demikian, pencipta
film maupun pemegang hak cipta film yang mendaftarkan ciptaannya akan
mendapatkan surat pendaftaran ciptaan yang dapat dijadikan sebagai alat bukti
awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaan
tersebut. Jangka waktu perlindungan hak cipta yaitu selama hidup pencipta
ditambah 50 tahun. Sedangkan apabila hak dimiliki oleh dua orang atau lebih,
maka perlindungannya selama hidup pencipta yang meninggal paling akhir dan
ditambah 50 tahun.
Permohonan pendaftaran ciptaan diajukan dengan cara mengisi formulir
yang disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap tiga.
HKI
Persyaratan yang harus disiapkan:
»» Surat kuasa khusus, apabila permohonan diajukan melalui kuasa;
»» Contoh ciptaan dengan ketentuan sebagai berikut: seni lukis, seni
motif, seni batik, seni kaligrafi, logo dan gambar: masing masing 10
(sepuluh) lembar berupa foto;
»» Salinan resmi serta pendirian badan hukum atau fotokopi yang
dilegalisir notaris, apabila pemohon badan hukum
»» Fotokopi kartu tanda penduduk
»» Bukti pembayaran biaya permohonan sebesar Rp 75.000 dan
khusus untuk permohonan pendaftaran ciptaan program komputer
sebesar Rp 150.000
Dalam hal permohonan pendaftaran ciptaan yang pemegang hak ciptanya
bukan si pencipta sendiri, maka pemohon wajib melampirkan bukti pengalihan
hak cipta tersebut.
40
ADR (Automatic
Dialog Replacement)
Program sulih suara otomatis
Bokeh
Efek kabur (blur) latar objek foto yang diperoleh dengan
lensa yang berkualitas bagus
Build in microphone
Mikrofon yang dipasang di dalam kamera
Casting
Proses pemilihan aktor yang mampu berakting sesuai
dengan karakter tokoh yang ada di dalam cerita
Cinematography
Seni dan teknik membual gambar bergerak (film)
Crowd Funding
Penggalangan dana proyek dari masyarakat, biasanya
melalui media internet
CSR (Corporate
Social
Responsibility)
Program perusahaan besar untuk ikut menyejahterakan
masyarakat sekitar dengan memberi alokasi dana
pembangunan
DSLR
Digital Single Lens Reflex (Camera)
Produksi
External microphone
Proses penciptaan film
Pemutaran film, termasuk di dalamnya unsur-unsur
penunjang pemutaran film seperti bioskop, projector,
sound system
Mikrofon tambahan yang dihubungkan dengan kamera
Fee
Sejumlah uang yang diberikan untuk jasa atau representasi
Film rendering
Proses penyatuan semua babak adegan gambar bergerak
beserta suara yang direkam dengan kamera
Fix Lens
Lensa dengan fokal tetap (tidak dapat di-zoom)
Footage
Istilah untuk beberapa adegan gambar bergerak yang
menyusun satu babak
Founder
Pengusaha besar
Full HD
Kualitas gambar dengan resolusi layar yang dihasilkan
dengan jumlah pixel horisontal 1920 dan pixel vertikal 1080
Genre
Jenis film: komedi, horor, action
HD
Kualitas gambar dengan resolusi layar yang dihasilkan
dengan jumlah pixel horisontal 1280 dan pixel vertikal 720
Line in
Lubang konektor pada kamera untuk menyambungkan
kabel audio/video dengan alat lain (recorder, mikrofon)
Mikrofon clip on
Mikrofon yang dipasang pada baju aktor (biasanya
nirkabel/wireless)
Networking
Jaringan usaha
Noise
Suara yang tidak diinginkan yang terekam selama shooting
(suara angin, suara hujan, suara kendaraan, dll)
Eksibisi
41
GLOSARIUM & REFERENSI
Glosarium
Penyuntingan
Proses editing
Pitching
Presentasi di depan calon penyandang dana
Prototype
Purwarupa (film)
Recce
Proses pengenalan lokasi shooting untuk merasakan
nuansa lokasi yang dibutuhkan untuk membual film
Screen writing
Prose penulisan naskah cerita film
Screenplay
Naskah cerita film yang lengkap dengan instruksi akting
dan arahan tiap babak
Technical Recce
Koordinasi untuk menentukan langkah shooting
berdasarkan hasil pengenalan lokasi shooting
UHD
Kualitas gambar dengan resolusi layar yang dihasilkan
dengan jumlah pixel horisontal 3840 dan pixel vertikal 2160
Visual effect
Efek visual yang diciptakan dengan program komputer
GLOSSARIUM & REFERENSI
Referensi
Middaugh, L., McNamara, A. 2014. A Guidebook for Film and Television
Production. Ontario: Town of Perry Sound.
Brooklyn College Department of Film. 2012. Production Handbook (Fifth
Edition).
China-International Film Co-Production Handbook. Motion Picture Association.
China Film Co- Production Company.
Clack, C. 2008. The Production Assistant’s Pocket Handbook (Third Edition).
www.lulu.com. Retrieved December 17th, 2016.
Anderson, J. 2011. Complete Filmmaking Reference (Expanded Edition).
4filmmaking.com.
How to Start an Independent Movie Production Company. http://www.
wikihow.com/Start-an-Independent-Movie-Production-Company. Retrieved
July 16th, 2016
Honthaner, E. L. 2010. The Complete Film Production Handbook (Fouth
Edition). Elsevier INC.
Barry, N. Making Film and TV in Ireland. Irish Film Board
Littlefield, J., Wood, J. 2011. Video Production Handbook For Short
Educational Videos. Colorado State University: Extention
42
Download