BAB IV PENUTUP

advertisement
44
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan analisis fundamental dan penilaian terhadap kondisi
perusahaan yang dilakukan penulis terhadap PT Wijaya Karya, Tbk pada tahun
2010-2014 yang diukur dengan metode Discounted Cash Flow berdasarkan
rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan aktivitas, maka dapat ditarik
bebrapa kesimpulan yaitu, berdasarkan perhitungan rasio likuiditas PT Wijaya
Karya, Tbk yang dilihat dari aspek rasio lancar, perusahaan dikatakan tidak
likuid hal ini dibuktikan dari masing masing rasio lancar di tiap tahunnya yang
mencapai angka lebih dari 1, hal tersebut mengisyaratkan bahwa aset lancar
yang dimiliki PT Wijaya Karya, Tbk mampu membiayai kewajiban jangka
pendeknya. Rasio lancar memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham periode kedepan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan
memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Hal ini sangat berpengaruh
kepada
investor,
setelah
terjadinya
krisis
ekonomi
investor
mulai
memperhatikan manajemen kas, piutang, dan persediaan perusahaan sebelum
mengambil keputusan berinvestasi di pasar modal.
Menghadapi situasi perekonomian dan politik di Negara kita yang tidak
menentu, para investor harus tetap berhati-hati dan lebih teliti dalam memilih
saham-saham yang akan dibeli di pasar modal. Kriteria umum yang digunakan
45
adalah salah tersebut aktif diperdagangkan dan fundamentalnya bagus. Untuk
memproyeksikan harga saham selain dengan melihat laporan keuangan
perusahaan, juga analisis rasio keuangan perusahaan. Dari sudut pandang
investor salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan yang
akan datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas
perusahaan. Rasio profitabilitas memiliki pengaruh yang positif terhadap harga
saham, kenaikan rasio profitabilitas selalu diikuti dengan kenaikan harga
saham begitu pula sebaliknya. PT Wijaya Karya, Tbk menunjukkan nilai
kinerja yang baik, hal ini terlihat dari laba bersih yang didapatkan perusahaan
setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Hasil net profit margin yang
dimiliki PT Wijaya Karya, Tbk juga cukup tinggi yaitu berada diatas 0,05 hal
ini mengisyaratkan bahwa laba bersih yang didapatkan perusahaan dapat
menurunkan biaya operasional perusahaan secara bersamaan.
Perusahaan dikatakan solvable dapat dilihat berdasarkan rasio DAR (debt
to assets). Rasio DAR yang dimiliki PT Wijaya Karya, Tbk setiap tahunnya
cenderung mengalami peningkatan walaupun sempat mengalami penurunan di
tahun 2014. Penurunan tersebut menunjukkan keberhasilan di dalam
menurunkan kewajiban perusahaan, yang berarti aset yang dimiliki perusahaan
di biayai oleh hutang semakin kecil.
Perputaran total aset yang diukur dengan menggunakan rasio aktivitas,
perusahaan memiliki perputaran yang cukup baik walaupun fluktuatif. Rasio
TAT (Total Asset Turnover) PT Wijaya Karya, Tbk mencapai angka diatas 0,7,
yang berarti bahwa setiap
1 aset memiliki kontribusi diatas 0,7 terhadap
46
penjualan bersih perusahaan. Perputaran total aset berpengaruh siginifikan
terhadap return saham dan waktu perolehan aset perusahaan. Misalnya, aset
yang baru lebih efisien karena pengaruh teknologi dan jika keadaan inflasi, aset
bisa menjadi lebih mahal.
Rasio keuangan berhubungan dengan harga saham pasar sekunder
dengan kontribusi sebesar 88% dan rasio yang paling signifikan adalah
Earning Per Shares (EPS) dengan kontribusi sebesar 84,42% terhadap harga
saham. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa beberapa
rasio keuangan berhubungan dengan harga saham pasar sekunder dan rasio
yang paling signifikan atau dominan adalah rasio Earning Per Share (EPS).
Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) adalah dasar yang
digunakan dalam menghitung saham PT Wijaya Karya, Tbk 5 tahun kedepan
dengan menggunakan metode Discounted Cash Flows (DCF), karena Earning
Per Share (EPS) menunjukkan beberapa besar return yang akan diperoleh
investor maupun pemegang sahamper lembar saham dan Price Earning Ratio
(PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan PT Wijaya Karya,
Tbk menghasilkan profit. Sehingga kedua rasio tersebut sebagai acuan dalam
menghitung harga saham PT Wijaya Karya, Tbk dengan menggunakan metode
Discounted Cash Flows (DCF).
Berdasarkan metode Discounted Cash Flows (DCF) yang dihitung
dengan memperhatikan Dividen Per Share, Earning Per Share dan Dividen
Payout Ratio dan Price Earning Ratio yang dimiliki PT Wijaya Karya, Tbk
selama 5 tahun yang lalu. Karena rasio-rasio tersebut yang digunakan sebagai
47
dasar perhitungan harga saham 5 tahun kedepan dengan menggunakan metode
Discounted Cash Flow yang digunakan sebagai acuan di dalam memprediksi
harga saham selama 5 tahun kedepan agar dapat diketahui prediksi atas nilai
saham PT Wijaya Karya, Tbk untuk 5 tahun ke depan. Harga saham PT Wijaya
Karya, Tbk 5 tahun ke depan di prediksi berada di harga Rp 3.285,00. Apabila
di bandingkan dengan harga saham PT Wijaya Karya, Tbk per tanggal 1 April
2016 yang hanya mencapai Rp 2.640,00. Maka dapat disimpulkan bahwa harga
saham saat ini masih murah (Undervalue). Apabila investor atau pemegang
saham ingin melakukan investasi dana berupa saham, PT Wijaya Karya, Tbk
merupakan pilihan yang tepat untuk investasi jangka panjang. Hal ini juga
didukung dengan Price Earning Ratio dan Earning Per Share PT Wijaya
Karya, Tbk, karena keduanya sangat berpengaruh positif terhadap harga saham
karena semakin tinggi Earning Per Share maka semakin tinggi pula profit yang
disediakan bagi pemegang saham maupun investor. Artinya Earning Per Share
merupakan ukuran tingkat kesejahteraan para pemegang saham. Oleh karena
itu, investor lebih memilih berinvestasi pada perusahaan yang menawarkan
saham dengan nialai Earning Per Share yang tinggi.
48
B. SARAN
Perusahaan diharapkan mampu menurunkan pembiayaan aset oleh
hutang lebih rendah yaitu di bawah 0.5 hal tersebut dapat mencerminkan agar
perusahaan lebih solvable. Sebaiknya perusahaan terus melakukan peningkatan
agar dapat mempertahankan likuiditas yang dimiliki perusahaan walaupun
rasio likuiditas PT Wijaya Karya, Tbk sudah berada diatas 1, namun alangkah
lebih baiknya apabila rasio tersebut berada diatas 2, sehingga hutang lancar
perusahaan dapat dibiayai aset lancar dengan mudah.
Investor sebaiknya harus memperhatikan kinerja perusahaan dan
membandingkan harga wajar saham perusahaan dipasar tersebut dengan harga
saham perusahaan lain di sektor yang sama atau perusahaan dengan ukuran
setara. Untuk menentukan apakah harga sahamnya mahal atau tidak
berdasarkan Price Earning Ratio dan Price Book Value maka sebelumnya
investor harus menilai apakah kinerja perusahaannya bagus atau tidak.
Terkadang sebuah saham memiliki Price Earning Ratio yang rendah karena
laba bersihnya besar, sehingga bisa dikatakan harga sahamnya murah. Akan
tetapi investor harus tetap memperhatikan laporan keuangan perusahaan dan
membandingkannya dengan harga saham perusahaan dipasar sehingga lebih
akurat dalam menentukan keputusan untuk menginvestasikan dananya dalam
berupa saham.
Penulis selanjutnya sebaiknya menambahkan analisis teknikal di dalam
menilai analisis harga saham PT Wijaya Karya, Tbk 5 tahun mendatang. Hal
tersebut dikarenakan pasar modal cenderung sensitif terhadap ekonomi global
49
dan kebijakan pasar, yang mana analisis teknikal mampu menggambarkan
keadaan pasar dengan respon secara langsung.
50
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi Offset.
Asri, Marwan. (1991). Marketing. Edisi Pertama. Penerbit UPP-AMP YKPN.
Yogyakarta.
Brigham dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Chariri dan Ghozali, Achmad (2007). Teori Akuntansi, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Copeland, Weston, J Fred. 1992. Financial Theory and Corporate Policy. 2th Ed
By Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Damodar N. Gujarati and Dawn C. Porter. 2012. Dasar–dasar Ekonometrika.
Jakarta: Salemba Empat.
Darmaji, Tjiptono dan Fakhruddin Hendy M. 2011. Pasar Modal di Indonesia.
Jakarta: Salemba Empat.
Freeman, Roger L. 1998. “Telecommunication Transmission Handbook”. Fourth
Edition-John Wiley .
Muhardi, Werner.R, 2013. Pengaruh Indiosyncratic Risk dan Likuiditas Saham
Terhadap Return Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 15
No. 1, Maret 2013.
Porman, Tumbuan Andi. 2008. Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Rahardja, Pratham dan Manurung, Mandala. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi dan Makroekonomi). Edisi Revisi. Jakarta : Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Sulistiawan, D.& Liliana. (2007). Analisis teknikal modern modern pada
perdagangan sekuritas. Yogyakarta : penerbit ANDI.
Triyono. 2008. “Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika”.
Jurnal Ekonomi Pembangunan.
Zainul, Agus. 2008. Penilaian Saham. http://pksm.mercubuana.ac.id.
Download