pentingnya penerapan eco industrial park (eip) di

advertisement
J. Tek. Ling
Edisi Khusus
Hal. 09 - 14
Jakarta Juli 2008
ISSN 1441-318X
PENTINGNYA PENERAPAN ECO INDUSTRIAL PARK
(EIP) DI INDONESIA
Lestario Widodo
Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Abstrak
Industrial manufacture is one of economical pillar that continuously develop the
nationality economic development which is spread out in Indonesian region in
industrial estate or in industrial zone. Industrial estate as a place of industrial estate
is managed by industrial estate and also completely by infrastructure and supporting
structure. By the developing of global trading issue and environmental requirement,
climate change and emission reduction, also the role of national industry become
more important, then through Eco Industrial Park, it is integrated between social
economic and environment in consistently therefore it is able to make an
sustainability industrial estate and it will give important meaning to implement Eco
Industrial Park.
Keywords: Industrial estate as a place of industrial estate
1. LATAR BELAKANG
Sejak mengalami krisis tahun 1997
perkembangan industri mengalami pasang
surut, namun mulai tahun 2003 industri
nasional terus berkembang baik sektor
industri yang mengandalkan sumber daya
alam (SDA), maupun industri yang berbasis
teknologi seperti industri alat angkut,
mesin, dan peralatannya. Industri nasional
tersebut berkembang diwilayah atau zona
industri yang telah disediakan oleh
pemerintah daerah atau di kawasan industri
yang khusus mengelola kawasan industri.
Menurut Keputusan Presiden No. 41 Tahun
1996, Kawasan Industri adalah kawasan
tempat pemusatan kegiatan industri yang
di lengkapi dengan prasarana dan sarana
penunjang yang dikembangkan dan dikelola
oleh Perusahaan Kawasan Industri yang
telah memiliki Izin Usaha Kawasan
Industri.Sedangkan Zona Industri yang juga
merupakan pemusatan industri tetapi tanpa
dilengkapi dengan prasarana dan sarana
yang memadai, karena tidak ada pengelola
yang secara khusus mengatur zona industri
tersebut.
Saat ini kawasan-kawasan industri yang
dikelola oleh pihak swasta di pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi regional telah
berkembang dengan pesat. Hingga tahun
2007 di Indonesia menurut data dari
Departemen Perindustrian kawasan industri
yang sudah operasional berjumlah 81
perusahaan pengelola dengan luas total
kawasannya adalah 23.349 ha, sedangkan
yang belum operasional 120 perusahaan
dengan luas kawasan 40.097 ha.1)
Namun demikian masih ada kawasan
industri yang
pengelolanya tidak
menyediakan prasarana dan sarana
penunjang, bahkan ada pengembang yang
membiarkan atau bahkan meninggalkan
Pentingnya Penerapan ECO ... J. Tek. Ling. Edisi Khusus 9 -14
9
kawasan industri tersebut setelah seluruh
lahannya terjual. Kondisi ini menjadikan
industri-industri tidak terkontrol dan
cenderung mencemari lingkungan sekitar
kawasan, disamping itu kawasan menjadi
tidak tertata dengan baik. Dengan
pendekatan konsep Eco Industrial Park
(EIP) yang mengintegrasikan kegiatan
bisnis dengan pengelolaan lingkungan dan
pengembangan masyarakat sekitar
kawasan, diharapkan mampu meningkatkan
kinerja kawasan industri dari aspek
lingkungan, sosial dan ekonomi. Penerapan
konsep EIP menjadi sangat penting
mengingat bahwa adanya isu perdagangan
bebas dan persyaratan lingkungan bagi
produk-produk yang berorientasi ekspor,
serta isu pemanasan global atau perubahan
iklim yang menuntut untuk setiap pelaku
industri agar semakin efisien dalam
mengkonsumsi energinya sehingga emisi
2.2 Komponen Eco Industrial Park
(EIP)
Manajemen Lingkungan
(Environmental Management)
2. ECO INDUSTRIAL PARK (EIP)
Eco Industrial Park (EIP) sebagai
entitas industri dalam pelaksanaannya
mencakup managemen lingkungan baik
bagi pengelola kawasan maupun bagi
industri-industri yang berada di kawasan
tersebut. Dengan adanya manajemen
lingkungan maka akan diperoleh kebijakan
lingkungan, identifikasi aspek dan dampak
lingkungan, serta pengelolaan dampak
lingkungannya. Selain itu manajemen
lingkungan mempunyai manfaat yang besar
pada masing-masing industri karena selain
dapat meminimasi dampak lingkungan,
dapat juga menghasilkan penghematan
pengeluaran melalui program daur ulang,
penggunaan kembali, reduksi sumber dan
lain-lain.
2.1 Pengertian Eco Industrial Park
Produksi Bersih (Cleaner Production)
Konsep EIP
diintrodusir oleh
President’s Council on Sustainable
Development Amerika Serikat tahun 1996
yang kemudian dipublikasikan oleh Ernest
Lowe, 2) yaitu komunitas bisnis yang
bekerjasama antar perusahaan serta
masyarakat yang secara efisien saling
berbagi sumberdaya untuk memperoleh
keuntungan ekonomi, kualitas lingkungan
dan untuk kepentingan dunia usaha secara
lebih luas termasuk masyarakat lokal. Atau
secara umum konsep EIP adalah mengelola
kawasan industri dengan mengikutsertakan
komunitas industri yang berada didalam
kawasan industri tersebut, serta
menfasilitasi terwujudnya interaksi antar
industri dalam upaya minimalisasi
pengeluaran limbah, efisiensi pemanfaatan
material, lahan, air dan energi,
meningkatkan kualitas lingkungan dan
visual kawasan, meningkatkan keuntungan
bisnis, serta meningkatkan manfaat sosial
ekonomi bagi masyarakat di sekitar
kawasan industri.
Persaingan global baik di bidang
produk maupun jasa mendorong semua
pelaku untuk meningkatkan efisiensi bahan
baku, energi dan sumber daya lainnya
menuju produktivitas yang berwawasan
lingkungan. Kajian daur hidup produk mulai
dari desain, produksi, distribusi, pemasaran
sampai penggunaan oleh konsumen dan
pembuangannya setelah tidak terpakai lagi
(disposal) selalu dikaitkan dengan dampak
suatu produk terhadap lingkungan.
Penerapan Konsep Produksi Bersih
ditekankan pada aspek bahan baku dan
proses produksi maupun pelayanan bidang
jasa dengan fokus pada peningkatan
efisiensi dan penurunan timbulan limbah.
Dengan demikian tujuan perusahaan yaitu
laba (profit), pertumbuhan (growth) dan
keberlanjutan usaha (sustainable business)
akan tercapai. Pengelolaan lingkungan
dengan pendekatan end-of-pipe lebih
banyak menambah biaya produksi dan
belum dapat menyelesaikan permasalahan
buangan. Produksi Bersih merupakan
atau gas buangnya semakin menurun.
10
Widodo, L. 2008
strategi pengelolaan lingkungan yang
bersifat preventif dan terpadu yang dapat
diterapkan oleh setiap industri karena
menggunakan pendekatan saling
menguntungkan antara ekonomi dan
lingkungan.
Pertukaran Limbah (Waste Exchange)
Pengelolaan limbah pada dasarnya
bertujuan untuk mengendalikan pencemaran
yang disebabkan oleh kegiatan industri.
Dalam EIP salah satu upaya pengendalian
limbah adalah dengan cara waste-toproduct, yaitu penggunaan atau pengolahan
kembali limbah-limbah yang masih memiliki
nilai ekonomi menjadi produk yang lebih
berguna melalui pendekatan reuse dan
recycle. Untuk keperluan tersebut maka
perlu informasi tentang pertukaran limbah
dan mempertemukan suatu industri yang
menghasilkan limbah dan industri lain
pemakai yang membutuhkan limbah
tersebut .
Penghematan Sumberdaya (Resource
Efficiency)
Didalam EIP pengelolaan kawasan
serta pengeloaan masing-masing industri
difokuskan pada peningkatan efisiensi dan
efektifitas penggunaan buhan baku, energi
dan sumber daya lainnya serta mengganti
atau mengurangi penggunaan B3 (Bahan
Beracun dan Berbahaya) sehinggga
mengurangi jumlah dan toksisitas seluruh
emisi dan limbah sebelum keluar dari
proses.
Desain dan Konstruksi Berwawasan
Lingkungan (Eco Design & Cunstruction)
Konsep
pembangunan
EIP
mendasarkan pada pembangunan arsitektur
dengan desain dan konstruksi yang
berwawasan lingkungan adalah dengan cara
menekankan peningkatan efisiensi dalam
penggunaan air, energi, dan material
bangunan, mulai dari desain, pembangunan,
hingga pemeliharaan bangunan itu ke
depan. Desain rancang bangunan harus
memerhatikan lebih banyak unsur yang
terbuka untuk memaksimalkan sirkulasi
udara dan cahaya secara alami, serta
sesedikit mungkin menggunakan
penerangan lampu dan pengondisi udara
pada siang hari. Desain bangunan hemat
energi, membatasi lahan terbangun, layout
sederhana, ruang mengalir, kualitas
bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan
material ramah lingkungan.3) Penggunaan
material bahan bangunan yang tepat
berperan besar dalam menghasilkan
bangunan berkualitas yang ramah
lingkungan. Desain dan bangunan juga
harus menciptakan sistem pengurangan
pemakaian air (reduce), penggunaan
kembali air untuk berbagai keperluan
sekaligus (reuse), mendaur ulang buangan
air bersih (recycle), dan pengisian kembali
air tanah (recharge).
Jejaring Industri (Eco Industrial
Network)
Upaya dalam mengembangkan
efisiensi penggunaan sumber daya oleh
pengelola kawasan industri serta anggota
industri (tenant) dalam EIP, dituntut adanya
jejaring antar industri yang saling
berinteraksi, serta saling melengkapi
(komplementer) satu sama lain.
Pengembangan jejaring industri dilakukan
dalam rangka mengatasi persoalan
bersama, memperoleh efisiensi pemasaran
bersama secara kolektif.
Pengembangan/Pemberdayaan
Masyarakat (Community Development)
Sebagai suatu unit usaha, industri
pada hakekatnya tidak dapat lepas dari
kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Masyarakat akan serta merta mendukung
kegiatan industri dilingkungannya, apabila
kegiatan tersebut dirasakan manfaatannya.
Namun apabila kegiatan industri tersebut
mengganggu kehidupannya tentu saja
masyarakat sekitar akan melakukan
perlawanan yang pada akhirnya akan
merugikan kelangsungan kegiatan usaha.
Pentingnya Penerapan ECO ... J. Tek. Ling. Edisi Khusus 9 -14
11
Adanya beberapa kegiatan industri di
suatu kawasan industri yang oleh
pemerintah memang sudah direncanakan
peruntukannya sebagai kawasan industri,
tentu saja terjadi interaksi dengan
masyarakat yang spektrumnya semakin
beragam dan luas.
Sebagai salah satu fungsi managemen
pengelolaan EIP yaitu mendukung program
pemberdayaan masyarakat sekitar maka
dalam rangka upaya integrasi dengan
masyarakat sekitar agar dapat berjalan
secara optimal, pengelola kawasan harus
mampu menumbuhkan peluang usaha bagi
masyarakat sekitar.
Gambar 1. Eco Industrial Network (EIN)4)
3. PENTINGNYA PENERAPAN EIP
3.1 Semakin Berkembangnya Peran
Industri Nasional
Industri
manufaktur
dalam
perkembangannya semakin menjadi salah
satu komponen utama dalam pembangunan
ekonomi nasional. Sektor industri telah
mampu memberikan kontribusi ekonomi
yang cukup besar melalui proses nilai
tambah, penciptaan lapangan kerja dan
penghasil devisa (ekspor produk
manufaktur). Disamping itu industri nasional
juga mampu memberikan kontribusi yang
besar dalam transformasi kultural bangsa
ke arah modernisasi kehidupan masyarakat
yang menunjang pembentukan daya saing
nasional. Menurut data dari BPS 5)
sumbangan industri nonmigas terhadap
PDB nasional pada tahun 1996 atau setahun
12
sebelum krisis adalah sebesar 22,1%,
sedangkan pada tahun 2004 sebesar 24,6%
dan pada tahun 2003 sebesar 25,0%.
Laju pertumbuhan industri nonmigas pada
tahun 2003 dan 2004 berturut-turut adalah
5,57% dan 7,7%. Sektor industri nonmigas
selama tahun 2000–2004 mengalami
pertumbuhan rata-rata sebesar 6% per
tahun. Angka pertumbuhan ini lebih tinggi
bila dibandingkan dengan pertumbuhan
sektor ekonomi yaitu sekitar 4,6% per tahun.
Peran sektor industri terhadap
perekonomian nasional meningkat yaitu dari
23,8% pada tahun 2000 menjadi sebesar
24,6 % pada tahun 2004. Hampir sekitar
60% output sektor industri ternyata
didominasi oleh industri padat tenaga kerja,
Widodo, L. 2008
dimana mata rantainya relatif pendek,
sehingga penciptaan nilai tambah juga relatif
kecil. Akan tetapi karena besarnya populasi
unit usaha maka kontribusinya terhadap
perekonomian menjadi sangat penting.
Bila ditinjau dari jumlah perusahaan dan
skala usaha industri sebagian besar adalah
unit usaha dengan skala industri kecil
menengah. Faktor ini mencerminkan bahwa
sektor industri cukup berperan dalam
penciptaan lapangan kerja yaitu mampu
menciptakan kesempatan kerja sebesar
15,1 juta. Sayangnya, bila dikaitkan dengan
latar belakang pendidikan formal tenaga
kerja yang terserap tersebut, data tahun
2002 menunjukkan bahwa kurang lebih 37%
diantaranya berpendidikan sekolah dasar
dan 34% berpendidikan SMP danSMA.
3.2 Isu Lingkungan dan Perdagangan
Global
Perdagangan bebas di satu pihak dapat
memberikan keuntungan-keuntungan
secara ekonomi apabila suatu negara dapat
memanfaatkan peluangnya. Namun bagi
negara yang sebagian besar ekonominya
masih bergantung pada sumberdaya alam,
permasalahan lingkungan dapat menjadi
penghambat. Permasalahan lingkungan
merupakan issue yang belum dapat
diselesaikan secara tuntas terutama dalam
hubungannya dengan perdagangan bebas
internasional. Dalam realitanya negara
berkembang justru banyak ditekan dan
didikte mengenai masalah perdagangannya
yang berkaitan dengan penggunaan sumber
daya alam dalam hal ini berhubungan
dengan aspek lingkungan hidup bagi
pembangunan ekonomi oleh sekelompok
negara maju yang merasa telah
mengembangkan pembangunan dalam
teknologi indutri ramah lingkungan dengan
standarisasi yang diterapkan secara
sepihak melalui institusi internasional.
Kondisi semacam ini membuat negara
berkembang kesulitan dalam menaikkan
ekspornya, sebagaimana diakui negara
maju, ekspor merupakan salah satu kunci
pemulihan ekonomi. Demikian juga hal yang
terjadi pada Indonesia sebagai salah satu
negara berkembang, menjadi kesulitan
dalam menjual produk ke negara maju
karena belum terpenuhinya beberapa
standar lingkungan yang diterapkan.
3.3 Isu Pemanasan Global dan
Perubahan Iklim
Salah satu persetujuan dalam KTT
Bumi di Rio de Janeiro, Brasil, 1992, ialah
Kerangka Konvensi Perubahan Iklim
(Framework Convention on Climate
Change). Indonesia adalah salah satu
negara telah meratifikasi konvensi ini
sehingga mempunyai kewajiban untuk
melaksanakannya. Pada dasarnya ada
kebebasan untuk menggunakan teknologi
yang paling sesuai dan efektif untuk
mengurangi limbah dan meningkatkan
efisiensi penggunaan energi. Jika
perusahaan mematuhinya, efisiensinya
akan naik sehingga keuntungannya akan
naik. Kawasan industri di Cilegon, Bekasi,
Tanggerang dan lkawasan lainnya
mempunyai peluang untuk mereduksi emisi
CO2 dengan mengembangkan teknologi
industri yang hemat energi.
4.
PENUTUP
Penerapan konsep Eco Industrial Park
mempunyai prospek yang cerah mengingat
semakin berkembangnya industri nasional,
adanya isu pemanasan global, serta
tuntutan global terhadap konsep industri
yang berwawasan lingkungan. Penerapan
EIP secara konsisten diharapkan dapat
mewujudkan Kawasan Industri yang
mampu bekerjasama antar industri serta
masyarakat yang secara efisien saling
berbagi sumberdaya untuk memperoleh
keuntungan ekonomi, kualitas lingkungan
dan untuk kepentingan dunia usaha secara
lebih luas termasuk masyarakat lokal, dan
sekaligus mampu memberikan kontribusi
yang
berarti
bagi
kepentingan
pembangunan yang berkelanjutan.
Pentingnya Penerapan ECO ... J. Tek. Ling. Edisi Khusus 9 -14
13
DAFTAR PUSTAKA
1.
Departemen Perindustrian Republik
Indonesia, Daftar Kawasan Industri,
Bahan
Rencana
Induk
Pengembangan Kawasan industri,
Tahun 2007.
2.
Lowe, Ernest.Eco-Industrial Park
Handbook, 2001.
3.
Timoticin Kwanda, Pengembangan
Kawasan Industri Di Indonesia,
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol.
28, No. 1, Juli 2000 Jurusan Teknik
Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan - Universitas Kristen
Petra.
14
4.
Lowe, Ernest A.
Prospects for
Eco-Industrial Development in
Thailand. Report of short-term expert
on eco-industrial development to
GTZ., Bangkok. 2000.
5.
Produk Domestik Bruto, Badan
Pusat Statistik 2007.
Widodo, L. 2008
Download