Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada era globalisasi, Indonesia dipaksa untuk mampu bersaing dengan
negara-negara maju dan berkembang lainnya dari seluruh dunia. Hal ini
menyebabkan perusahaan dalam negeri harus mampu bertahan walaupun
banyaknya persaingan yang muncul. Pengembangan pasar modal sangat diperlukan
dalam perekonomian Indonesia saat ini. Pasar modal merupakan sarana bagi pihak
yang mempunyai kelebihan dana untuk melakukan investasi dalam jangka
menengah ataupun jangka panjang. Investasi pasar modal perlu memiliki sejumlah
informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil
keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Di dalam pasar
modal, investor dapat membeli dan menjual saham atau efek lainnya. Harga saham
mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang
baik, maka saham perusahaan tersebut akan banyak diminati oleh para investor.
Tingkat harga saham merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan akibat
dari kinerja profitabilitas perusahaan. Harga saham mencerminkan nilai suatu
perusahaan. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan
tersebut dan sebaliknya semakin rendah harga saham maka semakin rendah pula
nilai perusahaan. Oleh karena itu menentukan harga saham harus benar-benar
diperhatikan ketika suatu perusahaan menerbitkan saham. Harga saham yang terlalu
rendah diartikan oleh pasar dengan perusahaan yang memiliki kinerja yang kurang
baik. Tetapi jika harga saham terlalu tinggi juga dapat menimbulkan dampak yang
tidak baik. Harga saham yang terlalu tinggi akan mengurangi kemampuan para
investor untuk membeli saham yang bersangkutan. Hal ini tentu saja
mengakibatkan kurang aktifnya perdagangan saham tersebut.
Saat ini industri rokok merupakan salah satu industri yang berperan penting
bagi perekonomian Indonesia. Karena cukai rokok berperan sebagai salah satu
sumber pendapatan yang besar di Indonesia yang digunakan untuk pembangunan
negara dalam berbagai bidang. Maka dari itu saat ini pemerintah Indonesia masih
membutuhkan perusahaan-perusahaan rokok untuk beroperasi di Indonesia.
Disamping itu konsumsi rokok di dalam kalangan masyarakat sangat tinggi
sehingga menguntungkan bagi para perusahaan rokok. Bagi beberapa kalangan
masyarakat Indonesia rokok sudah merupakan kebutuhan wajib sehari hari yang
sering mereka konsumsi. Di lain pihak pemerintah juga terus melakukan
pembatasan pada industri rokok. Contohnya rokok yang dahulu selalu menjadi
sponsor utama acara olahraga, kini tidak boleh lagi beriklan di kegiatan olahraga.
Selain itu pemerintah juga berkomitmen menaikkan cukai rokok setiap tahun dan
membatasi
volume
penjualan.
(http://investasi.kontan.co.id/news/mengisap-
kepulan-laba-dari-saham-rokok-pilihan-sa (10/9/2015))
Perusahaan rokok terbesar di lantai bursa saham Indonesia, PT Handala
Manjaya Sampoerna Tbk. Mencatatkan pelemahan kinerja dengan menurunnya
laba bersih perseroan sebesar 5,83 persen menjadi Rp 10,18 triliun dari perolehan
2013
mencapai
Rp
10,81
triliun
karena
beban
pita
cukai
naik.
(http://www.britama.com/index.php/2015/11/gudang-garam-tbk-ggrm-caripinjaman-untuk-bayar-cukai-rokok/ (11/9/2015))
Hal itu menyebabkan laba bersih perusahaan rokok yang melantai di pasar
modal pada paruh pertama tahun ini rontok 4,1% menjadi Rp7,47 triliun dari
sebelumnya Rp7,79 triliun.
Tabel 1.1
Rincian Laba dan Rugi 4 Emiten Rokok pada Semester I/2015
No.
Nama Perusahaan
1
2
3
4
PT Gudang Garam Tbk
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
PT Bentoel Internasional InvestamaTbk
PT Wismilak Inti Makmur Tbk
Perubahan
(dalam miliar rupiah)
2015
2014
%
2.402
2.712
(11,43)
5.011
5.031
(0,40)
(755)
(823)
(8,26)
57
53
7,55
Sumber: Laporan Keuangan Perseroan
(http://market.bisnis.com/read/20150821/192/464281/semester-i2015-laba-4emiten-rokok-ini-menguap-41 (13/9/2015)). Informasi tentang harga saham sangat
penting bagi investor untuk dijadikan pertimbangan dalam penelitian ini pada
perusahaan pertambangan minyak. Berikut ini dapat dilihat data harga per lembar
saham tahunan perusahaan rokok:
2
Tabel 1.2
Data Harga Per Lembar Saham Sub Sektor Rokok
No.
1
2
3
4
2010
37.250
Periode Tahun
(dalam rupiah)
2011
2012
2013
62.050
56.300
42.000
2014
60.700
25.500
39.000
59.900
62.400
68.650
700
790
580
570
520
-
-
760
670
625
Nama Perusahaan
PT Gudang Garam Tbk
PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk
PT Bentoel Internasional
InvestamaTbk
PT Wismilak Inti
Makmur Tbk
Sumber:http://www.idx.co.id/idid/beranda/publikasi/ringkasankinerjaperusahaantercatat.a
spx (10/9/2015)
Harga saham PT. Gudang Garam Tbk pada tahun 2010 senilai 37.250 pada
tahun berikutnya mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 62.050 pada tahun
2011. Pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 56.300 namun menurun lagi
pada tahun 2013 menjadi 42.000 dan tahun berikutnya berangsur meningkat sebesar
60.700. Harga saham PT. H.M. Sampoerna Tbk pada tahun 2010 senilai 25.500
empat tahun berangsur – angsur meningkat tahun 2011 menjadi 39.000 dan tahun
2014 menjadi 68.650. Harga saham PT. Bentoel Internasional Investama Tbk pada
tahun 2010 sebesar 700 meningkat menjadi 790 pada tahun 2011, namun pada tahun
2012 mengalami penurunan menjadi 580 dua tahun berikutnya berangsur – angsur
menurun dari 670 pada tahun 2013 menjadi 625 pada tahun 2014. Sedangkan harga
saham PT. Wismilak Inti Makmur Tbk pada tahun 2010 dan 2011 belum terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2012 PT. Wismilak Inti Makmur Tbk terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan pada tahun 2012 harga sahamnya 760 mengalami
penurunan menjadi 670 pada tahun 2013. Pada tahun 2014 mengalami penurunan
lagi menjadi 625.
Dari data yang diperoleh penulis mengenai harga saham masing – masing
perusahaan, harga saham perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia juga mengalami perubahan setiap tahunnya untuk masing –
masing periode 2010 sampai dengan 2014. Hal ini menunjukkan adanya harga
saham pada beberapa perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia cenderung berfluktuasi. Oleh karena itu, perubahan saham
3
menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh para pelaku dalam pasar saham
baik dari para modal atau emiten dan harga pasar saham baik dari para modal atau
emiten dan harga pasar saham terbentuk dari adanya kekuatan permintaan serta
penawaran di pasar modal.
Faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah analisis
fundamental. Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham dengan
menggunakan data historis, terutama data laporan keuangan untuk menilai jenis
saham tertentu dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun tidak
langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu (Kasmir, 2010:66).
Kinerja keuangan mempunyai arti yang penting bagi pengambilan
keputusan baik bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan. Laporan keungan
merupakan alat yang dijadikan acuan penilaian untuk meramalkan kondisi
keuangan, operasi dan hasil usaha perusahaan. Menurut Kasmir (2010:123), jenisjenis rasio keuangan yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan untuk
menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio analisa tentang kemampun perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban hutang jangka pendeknya.
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya atau aktivanya.
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan.
Dalam penelitian ini analisis rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan adalah rasio profitabilitas karena rasio ini menunjukan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Dari sekian banyak rasio keuangan, diambil
4
beberapa rasio yang dinilai berkaitan secara signifikan dengan harga saham, yaitu
rasio profitabilitas yang diwakili oleh Return on Assets (ROA), Return on Equity
(ROE) dan Net Profit Margin (NPM).
Menurut Irham Fahmi (2012:98) : “Return on asset sering juga disebut
sebagai return on investment, karena ROA ini melihat sejauh mana investasi yang
telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan
yang diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan
yang ditanamkan atau ditempatkan”.
Menurut Irham Fahmi (2012:98) Return On Equity ROE adalah rasio yang
digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber
daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Menurut Sutrisno
(2012:222), Net Profit Margin (NPM) mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dari setiap penjualanya. Menurut Silaen (2011),
di dalam menilai profitabilitas perusahaan, Return on Assets (ROA), Return on
Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio profitabilitas yang
sudah cukup mewakili rasio lain di dalam menilai profitabilitas perusahaan, karena
di dalam mengukur profitabilitas suatu perusahaan ketiga rasio ini telah
memperhitungkan asset, ekuitas dan penjualan. Semakin baik rasio-rasio
profitabilitas sebuah perusahaan, maka akan semakin mendorong minat investor
untuk membeli saham perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas penulis
tertarik untuk melakukan penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH
RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN NET
PROFIT
MARGIN
PERUSAHAAN
(NPM)
TERHADAP
MANUFAKTUR
SUB
HARGA
SEKTOR
SAHAM
PADA
ROKOK
YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE (2010-2014)”
5
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
2. Apakah terdapat pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
3. Apakah terdapat pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
4. Apakah ada pengaruh variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity
(ROE) dan
Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham, secara
simultan terhadap perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk mengetahui atau
memperoleh informasi dana data yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang
merupakan syarat untuk menempuh gelar Program Sarjana Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama Bandung. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham
pada perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap harga
saham pada perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
6
4. Untuk mengetahui variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity
(ROE) dan
Net Profit Margin (NPM) terhadap harga saham, secara
simultan terhadap perusahaan manufaktur sub sektor rokok yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014.
1.4
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis diharapkan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat diantaranya:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan pengetahuan baru yang
berhubungan dengan Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan
Net Profit Margin (NPM) dan harga saham. Selain itu dapat dijadikan suatu
perbandingan antara teori dalam penelitian dengan penelitian yang
sebenarnya.
2. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk
penelitian selanjutnya mengenai pengaruh profitabilitas terhadap harga
saham pada sub sektor rokok pada periode selanjutnya.
3. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dan
pertimbangan untuk membuat keputusan keuangan dimasa yang akan
datang agar dapat meningkatkan harga saham.
4. Bagi Investor
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
membantu
investor
untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan
sahamnya pada perusahaan manufaktur sub sektor rokok mana yang
kemungkinan dapat menguntungkan bagi investor.
7
1.5
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dekriptif-
verifikatif. Metode deskriptif menurut Nazir (2011:54) :
“Metode deskriftif adalah suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Metode verifikatif menurut Nazir (2011:74):
“Memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu
cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat
lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Metode analisis data yang digunakan adalah analisi regresi berganda dan
analisis korelasi. Metode analisis statistik yang digunakan adalah metode analisis
statistik secara bersamaan (simultan) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara
uji statistik F yang berujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X1, X2,
X3 secara simultan terhadap variabel Y. Sedangkan analisis statistik secara sendiri
(parsial) yaitu uji hipotesis yang dilakukan dengan cara uji statistik t dari masingmasing variabel.
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sub sektor rokok
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Namun karena
keterbatasan jarak, waktu, serta ketersediaan informasi yang lebih mudah, maka
pengambilan data didasarkan pada data sekunder yaitu berupa laporan keuangan
perusahaan yang didapat dari cabang Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di
Jln. Veteran No.10 Bandung dan Pojok Bursa Universitas Widyatama yang
berlokasi di Jln. Cikutra No. 204A Bandung. Adapun waktu penelitian ini dimulai
pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Januari 2016.
8
Download