kontribusi aktivitas wisata terhadap sosial ekonomi masyarakat di

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pariwisata
2.1.1 Defenisi
Pariwisata berasal dari dua suku kata bahasa Sansekerta, ‘pari’ yang
berarti banyak atau berkali-kali dan ‘wisata’ yang berarti perjalanan atau
bepergian. Jadi, pari-wisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan
berkali-kali. Pengertian pariwisata berdasarkan Undang-Undang Kepariwisataan
Nomor 9 Tahun 1990 adalah perjalanan orang ke suatu tujuan; dan tersedianya
jasa pelayanan berbagai usaha yang diperlukan wisatawan. Jadi pengertian wisata
itu mengandung unsur yaitu; (1) kegiatan perjalanan, (2) dilakukan secara
sukarela, (3) bersifat sementara, (4) perjalanan itu seluruhnya atau sebagian
bertujuan untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (http://andysaiful.blogspot.com/2009/01/pengertian-pariwisata.html).
2.1.2 Dampak yang ditimbulkan
Pengembangan pariwisata dapat membawa dampak pada kehidupan
masyarakat. Hal ini yang dimaksimalkan adalah dampak positif yang dirangkum
menjadi lima, yaitu:
1. Pariwisata menyumbang kepada neraca pembayaran. Neraca pembayaran
merupakan perbandingan antara semua mata anggaran yang diterima oleh
negara dari negara-negara asing sebagai pemasukan dan semua anggaran
yang diharus dibayar kepada negara-negara asing sebagai pengeluaran
(Yoeti, 1996: 22).
Universitas Sumatera Utara
2. Pariwisata menyebabkan pembangunan ke daerah nonindustri. Daerahdaerah di mana terjadi atraksi wisata ialah daerah-daerah terpencil. Semua
boleh dikatakan tidak terjadi pembangunan. Hal itu dapat dikembangkan
menjadi kawasan wisata dan terjadilah pembangunan, seperti dibangunnya
hotel, tempat makan, toko-toko dan sebagainya.
3. Pariwisata menciptakan kesempatan kerja. Industri pariwisata dengan
produknya adalah merupakan usaha yang padat karya. Seperti hotel yang
membutuhkan
tenaga
kerja
dalam
pengoperasiannya.
Wisatawan
memerlukan makan dan minum, secara tak langsung menciptakan
lapangan kerja di bidang pertanian. Banyak tenaga kerja di bidang
pariwisata memerlukan pendidikan dan latihan khusus, sehingga
menimbulkan lapangan kerja di bidang pendidikan (Soekadijo, 1997: 272).
4. Dampak pergandaan (Multiplier Effect), uang baru yang masuk ke dalam
suatu perekonomian dalam bentuk apapun, investasi, pemberian atau
pembelanjaan pemerintah, kiriman uang dari pekerja-pekerja luar negeri,
atau pengeluaran wisatawan mendorong perekonomian, bukan hanya
sekali tetapi berkali-kali, karena ia dibelanjakan kembali (Lundberg, 1997:
217).
2.1.3 Aktivitas Wisata
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aktivitas adalah kegiatan, kerja
atau salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam
perusahaan.
Sedangkan
wisata
adalah
bepergian
bersama-sama
(untuk
memperluas pengetahuan, bersenang-senang, bertamasya, dan piknik).
Universitas Sumatera Utara
Kata wisata (tourism) pertama kali muncul dalam Oxford English
Dictionary tahun 1811, yang mendeskripsikan atau menerangkan tentang
perjalanan untuk mengisi waktu luang. Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9,
Bab I, Pasal I Tahun 1990 mengartikan wisata kegiatan perjalanan atau sebagian
dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara
untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Menurut World Association of
Travel Agent (WATA) wisata adalah perlawatan keliling yang memakan waktu
lebih dari tiga hari, yang diselenggarakakn oleg suatu agen perjalanan di suatu
kota dengan acara, antara lain mengunjungi beberapa tempat atau beberapa kota
baik di dalam negeri maupun di luar negeri (Mudra, 2001: 5).
Ada berbagai macam perjalanan wisata bila ditinjau dari berbagai macam
segi:
a. Dari segi jumlahnya, wisata dibedakan atas:
1. Individual tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata
yang dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami istri.
2. Family group tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata
yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai
hubungan kekerabatan satu sama lain.
3. Group tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang
bertanggung-jawab
atas
keselamatan
dan
kebutuhan
seluruh
anggotanya. Biasanya paling sedikit 10 orang.
Universitas Sumatera Utara
b. Dari segi kepengaturannya, wisata dibedakan atas:
1. Pre-arranged tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata
yang jauh hari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik
transportasi, akomodasi maupun objek-objek yang akan dikunjungi.
2. PackageTour (wisata paket atau paket wisata), yaitu suatu produk
perjalanan wisata yang dijual oleh suatu perusahaan biro perjalanan
atau perusahaan transportasi.
3. Coach tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi
yang dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang
pemandu wisata dan merupakan perjalanan wisata dan merupakan
perjalanan wisata yang diselenggarakan secara rutin, dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan dan dengan rute perjalanan yang tertentu
pula.
4. Special arranged tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata
yang disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seorang
langganan atau lebih sesuai dengan kepentingannya.
5. Optional tour (wisata tambahan), yaitu suatu perjalanan wisata
tambahan di luar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan
pelaksanaannya, yang dilakukan atas permintaan pelanggan.
c. Dari segi maksud dan tujuannya, wisata dibedakan atas:
1. Holiday tour (wisata liburan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenangsenang dan menghibur diri.
Universitas Sumatera Utara
2. Familiarization tour (wisata pengenalan), yaitu suatu perjalanan wisata
yang diselenggarakan dan diikuti oleh anggotanya guna mengenal
lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan
pekerjaannya.
3. Educational tour (wisata pendidikan), yaitu suatu perjalanan wisata
yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran, studi perbandingan
ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang dikunjunginya.
4. Scientific tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang
tujuan pokoknya adalah untuk memperoleh pengetahuan atau
pendidikan terhadap suatu pengetahuan.
5. Pileimage tour (wisata keagamaan), yaitu perjalanan wisata yang
dimaksudkan guna melakukan ibadah keagamaan.
6. Special mission tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan
wisata yang dilakukan dengan suatu maksud khusus.
7. Special programe tour (wisata program khusus), yaitu suatu perjalanan
wisata yang dimaksudkan untuk mengisi kekosongan khusus.
8. Hunting tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang
dimaksudkan untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang
diijinkan oleh pengusaha setempat sebagai hiburan semata-mata.
d. Dari segi penyelenggaraannya, wisata dibedakan atas:
1. Excursion, yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang ditempuh
kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek wisata.
2. Safari tour, yaitu suatu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara
khusus dengan perlengkapan maupun peralatan khusus pula yang
Universitas Sumatera Utara
tujuan maupun objeknya bukan merupakan objek kunjungan wisata
pada umumnya.
3. Cruize tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar
mengunjungi objek-objek wisata bahari dan objek wisata di darat tetapi
menggunakan kapal pesiar sebagai basis pemberangkatannya.
4. Youth
tour
(wisata
remaja),
yaitu
kunjungan
wisata
yang
penyelenggaraannya khusus diperuntukkan bagi para remaja menurut
golongan umur yang ditetapkan oleh hukum negara masing-masing.
5. Marine tour (wisata bahari), yaitu suatu kunjungan ke objek wisata,
khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, wreck-diving
(menyelam) dengan perlengkapan selam lengkap (Suwantoro, 1997:
14).
The World Tourism Organization (WTO), sebuah lembaga kajian dan
pendukung usaha wisata antarpemerintahan yang bermarkas di Madrid,
mendefenisikan aktivitas wisata sebagai kegiatan manusia yang melakukan
perjalanan (keluar dari lingkungan asalnya) untuk tidak lebih dari satu tahun
berlibur, berdagang, atau urusan lainnya. Aktivitas wisata adalah apa yang
dikerjakan wisatawan, atau apa motivasi wisatawan datang ke destinasi, yaitu
keberadaan mereka di sana dalam waktu setengah hari sampai berminggu-minggu.
Suatu pusat aktivitas misalnya suatu museum, yang dapat menarik wisatawan
untuk berkunjung dalam setengah hari di antara lama waktu kunjungan wisatanya.
Aktivitas wisata suatu digerakkan oleh adanya atraksi wisata, terutama
yang unik seperti: pantai, taman, bangunan bersejarah, topografi khas, ciri khas
budaya, peristiwa lokal unik, dan lain-lain. Aktivitas wisata merupakan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
yang dapat menghasilkan devisa dan sering menyebabkan (banyak) dampak besar
pada lingkungan dan pada cara hidup masyarakat setempat, berupa:
a. Aktivitas rekreasi biasa (menikmati pemandangan indah, singgah di
tempat kerabat atau kawan).
b. Kunjungan pesta budaya, upacara rakyat.
c. Belanja cenderamata.
d. Kunjungan kawasan alam.
e. Kunjungan situs sejarah purbakala.
f. Kunjungan pada lembaga-lembaga khusus (Hadinoto, 1996:31).
Menurut Lucman H, aktivitas wisata meliputi:
1. Jalan kaki (hiking),
2. Berakit (rafting),
3. Bersepeda (biking),
4. Menyelam (diving),
5. Berlayar (sailing),
6. Camping, dan
7. Panjat tebing
Faktor- faktor yang mempengaruhi aktivitas wisata:
a. Resensi Ekonomi, ketika harga minyak mentah meningkat, kegiatan
dunia usaha menurun yang juga mempengaruhi aktivitas wisata.
b. Keamanan, baik selama dalam perjalanan maupun di daerah objek
wisata.
c. Penyakit, sehingga wisatawan dapat membatalkan kepergiannya karena
tidak ingin terjangkit penyakit (Kaslany, 1997: 39).
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Produk Wisata
Pada umumnya yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang
dihasilkan melalui proses produksi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari
berbagai jasa yang terkait, yaitu jasa yang dihasilkan
berbagai perusahan
perusahaan, jasa masyarakat dan jasa alam.
a. Jasa yang disediakan perusahaan antara lain jasa angkutan, penginapan,
pelayanan makan minum, jasa tour, dan sebagainya.
b. Jasa yang disediakan masyarakat dan pemerintah antara lain berbagai
prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat-istiadat,
seni budaya, dan sebagainya.
c. Jasa yang disediakan alam antara lain pemandangan alam, pegunungan,
pantai, gua alam, taman laut, dan sebagainya (Suwantoro, 1997: 48).
Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk wisata yaitu:
a. Objek wisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata.
b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi,
catering, hiburan, dan rekreasi.
c. Transportasi (Yoeti, 1996: 13).
Jadi pada hakikatnya defenisi produk wisata adalah keseluruhan bentuk
pelayanan yang dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat
kediamannya,selama di daerah tempat wisata, hingga ia kembali ke tempat semula
( Yoeti, 2006: 55). Ciri-ciri produk wisata adalah sebagai berikut:
a. Tidak dapat dipindahkan, karena dalam penjualannya tidak mungkin
pelayanan itu sendiri dibawa kepada konsumen, sebaliknya konsumen
(wisatawan) yang harus datang ke tempat produk dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan.
c. Hasil atau produk tidak dapat ditimbun.
d. Hasil atau produk tidak mempunyai standar atau ukuran objektif.
e. Permintaan terhadap hasil atau produk wisata tidak tetap.
f. Hasil atau produk wisata banyak tergantung dari tenaga manusia (Yoeti,
1996: 18).
2.2 Sosial Ekonomi Masyarakat
Perkataan sosial berasal dari bahasa latin yaitu socius yanng berarti
kawan, yang dimaksud dengan kawan disini adalah orang-orang yang ada di
sekitar kita yaitu yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai
sifat saling memengaruhi satu sama yang lainnya. Kata sosial menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya segala sesuatu yang berkenaan dengan
masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologis, manusia sering disebut sebagai
mahluk sosial yang artinya manusia itu tidak dapat hidup dengan wajar tanpa
orang lain disekitarnya. Pengertian sosial dalam
ilmu sosial menunjuk pada
objeknya, yaitu masyarakat. Pada departemen sosial, menunjuk pada kegiatankegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan
atau kesejahteraan sosial.
Kata ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni oikos
yang artinya rumah tangga dan nomos yang artinya mengatur. Jadi, ekonomi
berarti cara mengatur rumah tangga. Ekonomi sering juga diartikan sebagai cara
manusia memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi,
Universitas Sumatera Utara
distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti perdagangan, hal
keuangan dan perindustrian). Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi berkaitan
dengan proses pemenuhan keperluan hidupnya sehari-hari.
Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin,
socius yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri barasal dari akar kata Arab,
syaraka yang berarti ikut serta/berpartisipasi. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling berinteraksi, menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang
bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama
(Koentjaraningrat, 2007: 143). Menurut JL. Gillin dan JP. Gillin, masyarakat
adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi,
sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Menurut Selo Sumarjan, masyarakat
adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Pelly,
1997: 29).
Sosial ekonomi masyarakat adalah suatu keadaan atau kedudukan yang
diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam
struktur sosial masyarakat, beberapa faktor yang sering diikut sertakan oleh
beberapa ahli dalam melihat kondisi sosial ekonomi, yakni antara lain perumahan,
kesehatan, dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat. Banyak aspek yang
dapat mengambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya pedesaan,
seperti pendapatan yang rendah sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan pokok
sehari-hari, Pendidikan yang rendah, sehingga tidak dapat mengangkat martabat
dan perumahan yang tidak sesuai dengan standar kesehatan. Menurut Melly G.
Tan menyatakan bahwa kedudukan sosial ekonomi meliputi tiga faktor, pekerjaan,
Universitas Sumatera Utara
pendidikan, dan penghasilan.
Dalam hal ini dapat dikategorikan mengenai
kedudukan sosial ekonomi adalah tinggi, sedang, dan rendah (Soekanto, 1990:35).
Salah satu kebutuhan pokok adalah perumahan. Perumahan dalam arti
luas meliputi rumah dan segala perlengkapannya. Fasilitas lingkungan perumahan
mencakup aneka ragam, antara lain air minum, saluran pembuangan, jalan dan
sebagainya yang bermanfaat bagi pemeliharaan lingkungan (Suparlan, 1993: 221).
Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia melalui
lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan
adalah usaha untuk membina kepribadian dan kemampuan manusia agar dapat
mempertahankan dan mengembangkan hidup serta kelangsungan hidup
bermasyarakat.
Sejak
lingkungannyadan
kecil
mempunyai
setiap
orang
keterkaitan
terbiasa
dengan
bergaul
lingkungan
dengan
sosialnya.
Keterkaitan manusia dengan lingkungan sosialnya senantiasa berubah sejak kecil
sampai akhir hidupnya. Dalam kaitannya menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya, seorang individu harus dapat melakukan komunikasi dengan berbagai
macam tipe kepribadian dan peranan
interaksi sosial untuk melakukan
penyesuaian diri agar dapat diterima oleh masyarakatnya yang merupakan
peranan penting dalam kehidupan seseorang (Rukminto, 1994: 196).
2.3 Kerangka Pemikiran
Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini
sedang digalakkan oleh pemerintah dan mempunyai peran yang sangat penting
dalam pembangunan Indonesia, salah satunya adalah membuka lapangan kerja,
khususnya bagi masyarakat setempat. Pariwisata merupakan suatu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain untuk sementara waktu
dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah. Jadi, tujuan utama
perjalanan itu adalah berhubungan dengan pertamasyaan. Di samping itu, dari
pengertian itu juga diketahui bahwa orang yang melakukan perjalanan akan
melakukan aktivitas wisata dan memerlukan berbagai barang dan jasa sejak
mereka pergi dari tempat asalnya sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke
tempat asalnya.
Munculnya produk barang dan
jasa ini disebabkan adanya aktivitas
wisata yang dilakukan oleh wisatawan yang jauh dari tempat tinggalnya. Dalam
hal ini mereka membutuhkan pelayanan transportasi, akomodasi, catering,
hiburan, dan pelayanan lainnya. Dalam penyediaan pelayanan yang dibutuhkan
wisatawan, masyarakat setempat juga berperan. Hal ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan standar hidup
mereka sehingga kontribusi dari aktivitas wisata berpengaruh terhadap
peningkatan sosial ekonomi, khususnya yang berada di lingkungan pariwisata
tersebut.
Bukit Lawang merupakan salah satu objek wisata yang dapat menarik
perhatian wisatawan baik dalam ataupun luar negeri. Keindahan Bukit Lawang
tidak terlepas dari posisinya yang merupakan bagian dari kawasan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL). Debit airnya yang deras dengan bebatuan
alami, menempatkan sungai ini cocok untuk aktifitas wisata sungai seperti arung
jeram. Selain itu di objek wisata ini terdapat rehabilitasi orang utan dan memiliki
daya tarik alami yang lain seperti hutan, sungai, air terjun dan beberapa gua yang
Universitas Sumatera Utara
sangat sesuai untuk aktivitas hiking (mendaki), rafting (berakit), tubbing, cross
country (lintas alam) dan camping.
Dengan adanya aktivitas membuat masyarakat terlibat seperti dalam
penyedian kebutuhan wisatawan. Sehingga masyarakat menjadikan hal ini sebagai
pekerjaan. Adapun jasa pelayanan yang mendukung aktivitas wisata yaitu berupa
jasa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour, berbagai
prasarana utilitas umum dan keramahtamahan.
Kerangka pemikiran dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau
batasan-batasan tentang teori yang digunakan sebagai landasan penelitian yang
dilakukan (Singarimbun, 1989:37).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1
Bagan Alur Pikir
-
Aktivitas Wisata
Treaking/Hiking
Rafting
Tubbing
Cross country
Camping
Membeli Cenderamata
Melihat orang utan
Rekreasi biasa
-
Produk Wisata
Jasa penginapan
Jasa makanan dan minuman
Jasa Souvenir Shop
Jasa pemandu
Jasa lainnya
-
Kontribusi Sosial Ekonomi
Pekerjaan
Pendidikan
Pendapatan
Kesehatan
Hubungan sosial masyarakat
Universitas Sumatera Utara
2.4 Defenisi Konsep
Konsep merupakan suatu abstraksi mengenai suatu fenomena yang
dirumuskan atau dasar generalisasi dari sejumlah kejadian, keadaan, kelompok
atau individu tertentu (Singarimbun, 1989:34).
Adapun yang menjadi konsep dalam penelitian ini adalah:
1. Kontribusi adalah sumbangan yang diberikan aktivitas wisata di objek
wisata Bukit Lawang dalam membantu tingkat sosial ekonomi masyarakat
setempat.
2. Aktivitas Wisata adalah apa yang dikerjakan wisatawan, atau apa motivasi
wisatawan datang ke objek wisata Bukit Lawang.
3. Produk Wisata adalah rangkaian dari berbagai jasa yang terkait, yaitu
jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan di objek wisata, seperti jasa
angkutan, akomodasi, makan/minum, souvenir shop, pemandu dan
lainnya.
4. Sosial Ekonomi Masyarakat dalam suatu keadaan atau kedudukan yang
diatur secara sosial dan menempatkan seseorang
pada posisi tertentu
dalam struktur sosial masyarakat.
2.5 Defenisi Operasional
Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana
cara mengukur variabel (Singarimbun, 1989: 49). Bertujuan untuk memudahkan
penulis dalam melaksanakan penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi operasional adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Aktivitas ekonomi masyarakat pada sektor pariwisata:
a. Penginapan
b. Rumah makan
c. Pemandu wisata
d. Dagang souvenir,
e. Penyedia/sewa sarana penunjang.
2. Kontribusi pariwisata terhadap sosial ekonomi masyarakat:
1. Pendapatan
2. Pendidikan
3. Perumahan
4. Kesempatan menabung.
Universitas Sumatera Utara
Download