ii KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli DI KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG BAYANG DAN AKKARENA KOTA MAKASSAR SKRIPSI Oleh : Riska Adriana DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNVERSITAS HASANUDDN MAKASSAR 2017 ii ABSTRAK Riska Adriana. Keberadaan Bakteri Escherichia coli di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bayang dan Akkarena Kota Makassar. Di bawah Bimbingan Arniati Massinai sebagai Pembimbing Utama dan Shinta Werorilangi sebagai Pembimbing Anggota. Perairan laut terutama perairan pantai digunakan masyarakat umum sebagai tempat wisata bahari renang, snorkling dan menyelam. Namun sebagai tempat wisata perairan harus memenuhi syarat dari segi fisik, kimia khususnya mikrobiologis. Salah satu bakteri yang digunakan sebagai indikator kualitas perairan untuk wisata air adalah bakteri Escherichia coli. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberadaan bakteri Escherichia coli di permandian Kota Makassar yaitu Tanjung Bayang dan Akkarena. Inokulasi bakteri dilakukan dengan tiga medium pertumbuhan yaitu Uji pendugaan dengan menggunakan medium LB (Lactose broth), uji konfirmasi menggunakan meium BGLB (Briliant green lactose broth) dan uji penegasan menggunakan medium EMBA (Eosin methylen blue agar) inkubasi suhu 37 0C selama 48 jam. Perhitungan koloni jumlah bakteri dilakukan dengan metode MPN (Most Probability Number). Perbedaan antara jumlah E. coli pada saat musim kemarau dan musim hujan dimasing-masing lokasi penelitian dilakukan analisis uji (t). Hasil yang didapatkan 1).Terdapat bakteri E. coli pada dua lokasi permandian yang berada di Kota Makassar 2). Terdapat perbedaan yang signifikan dari jumlah bakteri pada saat musim kemarau dan musim hujan di Tanjung Bayang. Kata Kunci: Escherihia coli, musim kemarau dan musim hujan, Pantai Kota Makassar iii ABSTRACT Riska Adriana. The existence of Escherichia coli bacteria in tanjung bayang and akkarena coastal tourist area Makassar city. Guided by Arniati Massinai as the main adviser and Shinta Werorilangi as the member adviser. Marine waters, especially coastal waters are used by public as a marine tourism place such as swimming, snorkeling and diving. However, for being marine tourism area should be fulfilling some requirements such as physically and chemistry especially microbiology. One of the bacterias used as an indicator of water quality for tourism is the bacteria Escherichia coli. This study aims to see the presence of Escherichia coli bacteria in Makassar, Tanjung Bayang, and Akkarena. Bacterial inoculation was performed with three growth mediums. The LB (Lactose broth) assay test, confirmation test using BGLB (Briliant green lactose broth) medium and assay test using EMBA (Eosin methylen blue agar) medium incubated 37C for 48 hours. Calculation of colony bacterial count is done by using MPN (Most Probability Number) method. The difference between the number of E. coli during the dry season and the rainy season in each of the study site is using test analysis (t). Results obtained 1). An E. coli bacterium is founded at two sites in Makassar 2). There is a significant difference in the number of bacteria during the dry season and the rainy season in Tanjung Bayang. Key Words : Escherihia coli, dry season and rainy season, Makassar city iv KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli DI KAWASAN WISATA PANTAI TANJUNG BAYANG DAN AKKARENA KOTA MAKASSAR Oleh: RISKA ADRIANA Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 v HALAMAN PENGESAHAN Judul Skripsi : Keberadaan Bakteri Escherichia coli di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bayang dan Akkarena Kota Makassar. Nama Mahasiswa : Riska Adriana Nomor Pokok : L11113 507 Program Studi : Ilmu Kelautan Skripsi telah diperiksa dan disetujui oleh: Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota, Dr. Ir. Arniati Massinai, M.Si NIP. 19660614 199103 2 002 Dr.Ir. Shinta Werorilangi, M.Sc NIP.19670826 199103 2 001 Mengetahui, Dekan Ketua Departemen Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Ilmu Kelautan, Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc NIP. 19670308 199003 1 001 Tanggal Lulus: 03 Agustus 2017 Dr. Mahatma Lanuru, ST. M.Sc NIP. 19701029 199503 1 001 vi RIWAYAT HIDUP Penulis Riska Adriana lahir di Lemahabang, Kecamatan Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara pada tanggal 21 Juli 1996. Anak kedua dari 3 bersaudara. Lahir dari pasangan Bapak Arasidin dan Ibu Angriani. Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SDN 186 Lemahabang pada tahun 2007. Sekolah menengah pertama di SMPN 1 Bone-bone pada tahun 2010 & sekolah menengah atas di SMAN 1 Bone-bone pada tahun 2013. Pada tahun yang sama di tahun 2013 penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan & Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Selama berstatus mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan akademik diantaranya pernah menjadi asisten pada mata kuliah Mikrobiologi Laut (2017-2018) & Selain kegiatan Akademik Penulis juga aktif pada berbagai organisasi diantaranya Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan, Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Tingkat Universitas Bola Basket Universitas Hasanuddin (UKM BB-UH). Pada tahun 2016, penulis melaksanakan salah satu tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat dengan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) gelombang 93 di Desa Turatea, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Dan penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar (BBKIPM) dengan judul Mekanisme Uji Bakteri Escherichia Coli Pada Hasil vii Perikanan Di Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar. Akhirnya, sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi, penulis melakukan penelitian dengan judul “Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bayang Dan Akkarena Kota Makassar”. viii KATA PENGANTAR Segala puja dan puji serta kesyukuran kepada sang Maha mengetahui dan Maha bijaksana Allah SWT atas limpahan rahmat karunia dan izin-NYA sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Allah Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi seluruh umat manusia di jagat raya dan sebagai tauladan dalam menimba ilmu pengetahuan. Tulisan ini merupakan salah satu dalam penyelesaian studi di Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan Perikanan Universitas Hasanuddin “Keberadaan Bakteri Escherichia coli di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Bayang dan Akkarena Kota Makassar”. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan sumbangsihnya baik berupa ide, materil, doa serta dukungan, diantaranya : a) Terkhusus ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis bapak ARASIDIN dan ibu ANGRIANI atas doa dan dukungannya sehingga penulis mampu menyelesaikan studi pada jenjang strata 1 di jurusan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin. b) Kepada Dr. Ir. Arniati Massinasi, M.Si selaku pembimbing utama yang tidak henti-hentinya memberikan ide, nasehat, memberikan petunjuk, memberi bimbingan, saran, dan juga menjadi orang tua bagi penulis. c) Kepada Dr. Ir. Shinta Werorilangi, M.Sc selaku pembimbing anggota yang tetap memberikan ide dan ilmu yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. ix d) Kepada Prof. Dr. Ir. Rohani Ambo Rappe, M.Si dan bapak Drs. Sulaiman Gosalam, M.Si serta bapak Dr. Ahmad Bahar, ST.,M.Si selaku penguji atas kritik dan saran yang membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan studi. e) Kepada seluruh Dosen Departemen Ilmu Kelautan & staf pengajar FIKP atas segala ilmu dan keakraban yang telah diberikan. Semoga ilmu yang bapak/ ibu berikan bermanfaat bagi penulis. f) Kepada saudara & saudari “Suci Rahmadani Kartika, S.Kel, Huyyirnah, S.P., M.P, Fajaria Sari Sakaria, S.kel, Annisa Suriansyah, S.kel, Aswin Wardana, Permas Bagya Maulana, Prabowo Setiawan, Arfan Hamka, Dewi Sri Kurnia, Sheryl Alprianti, Ida Rachma dan Sesi yang memberikan semangat dan membantu dalam penelitian. g) Kepada saudara seperjuangan Kelautan Dua Ribu Tiga Belas (KERITIS) Angga Dwiyanto, Ida Rachma, Syeiqido Sora Datu, Mutmainnah, Megawati Samad, Ratna Sari, Reny Anggraeny serta teman-teman yang lain yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu atas dukungan dan kerjasamanya selama kita menimba ilmu di kelautan. h) Seluruh mahasiswa Ilmu Kelautan, penulis banyak belajar tentang rasa persaudaraan, susah, senang, canda dan tawa di Koridor Ilmu Kelautan bersama kalian dan teman-teman Posko KKN UNHAS GEL. 94 Desa Turatea Kecematan Tamalatea Kabupaten Jeneponto. i) Kepada sahabat-sahabatku Lisdayani, Iin Indriani, Neneng Sari, Sheryl Alprianti, Agita Nur Aprilia, Salma Nisriah, Alfyanti Cahya Utami dan Astri Sultan yang memberikan support selama penulis melakukan penelitian. x j) Kepada teman-teman UKM-BB Unhas atas kerjasamanya dalam latihan maupun dalam pertandingan sehingga penulis menyadari bahwa hidup tanpa kerjasama akan sulit dilakukan. Penulis menyadari bahwa keterbatasan yang tuhan berikan kepada penulis karena hanya tuhanlah yang memiliki kesempurnaan menyebabkan skripsi ini masih akan memiliki kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan dari segenap pembaca demi melengkapi kekurangan penyususnan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengharapkan skripsi ini memberikan manfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa depan amin ya rabbal alamin. Makassar, Juli 2017 RISKA ADRIANA xi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv I. PENDAHULUAN .............................................................................................1 A. Latar Belakang ................................................................................................1 B. Rumusan Masalah ...........................................................................................3 C. Tujuan dan Manfaat .........................................................................................4 D. Ruang Lingkup ................................................................................................4 II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................5 A. Permandian Kota Makassar.............................................................................5 1. Tanjung Bayang ..........................................................................................5 2. Akkarena .....................................................................................................5 B. Indikator Mikrobiologis Untuk Wisata Perairan .................................................6 C. Karakteristik Bakteri Escherichia Coli ..............................................................7 1. Suhu .......................................................................................................... 10 2. Salinitas ..................................................................................................... 10 3. Senyawa Organik ...................................................................................... 11 4. Limbah Pemukiman ................................................................................... 11 5. pH.............................................................................................................. 11 D. Perhitungan Bakteri ....................................................................................... 12 III. METODOLOGI PENELITIAN......................................................................... 15 A. Waktu dan Tempat ........................................................................................ 15 B. Alat dan Bahan .............................................................................................. 16 C. Prosedur Kerja............................................................................................... 17 1. Stasiun Pengambilan Sampel .................................................................... 17 2. Pengambilan Sampel Air Untuk E. coli ...................................................... 17 3. Pengukuran Parameter Kualitas Perairan .................................................. 17 4. Pengambilan Sampel Air dan Analisis BOT ............................................... 18 5. Isolasi Bakteri ............................................................................................ 19 xii a. Pembuatan Medium ............................................................................... 19 b. Pengenceran.......................................................................................... 20 1) Inokulasi ............................................................................................. 20 2) Uji Pendugaan .................................................................................... 20 3) Uji Konfirmasi ..................................................................................... 22 4) Uji Penguat ......................................................................................... 23 c. Perhitungan Bakteri................................................................................ 23 d. pewarnaan Gram dan Pengamatan Morfologi Sel E. coli ....................... 24 D. Analisis Data ................................................................................................. 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 26 A. Gambaran Umum Lokasi Permandian Pantai Makassar ................................ 26 B. Parameter Kualitas Perairan .......................................................................... 26 C. Morfologi Koloni dan Sel E. coli di Permandian Pantai Tanjung Bayang dan Akkarena Kota Makassar ........................................................................ 29 D. Jumlah E. coli Pada Permandian Pantai Kota Makassar ............................... 31 V. SIMPULAN .................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 36 LAMPIRAN .............................................................................................................. 40 xiii DAFTAR TABEL Tabel 1. Kriteria Kualitas Air Baku Mutu Untuk Wisata Bahari ...................................7 Tabel 2. Tabel Most probability Number desain tiga tabung reaksi replikasi dari manual FDA bakteri................................................................................... 14 Tabel 3. Data parameter kualitas air yang terukur pada lokasi permandian di Kota Makassar saat musim kemarau dan musim hujan. ............................ 27 Tabel 4. Hasil Analisis uji T Hasil jumlah bakteri Escheichia coli pada saat musim kemarau dan musim hujan diperairan Akkarena ............................ 33 Tabel 5. Hasil Analisis uji T Hasil jumlah bakteri Escheichia coli pada saat musim kemarau dan musim hujan diperairan Tanjung Bayang.................. 33 xiv DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Morfologi sel E.coli (Sumber: Kunkel 2009) ..............................................9 Gambar 2. Hasil pengenceran 3 seri tabung sebelum dan sesudah inkubasi (a) sebelum inkubasi (b) sesudah inkubasi (Sutton, 2010). .......................... 13 Gambar 3. Peta lokasi penelitian ............................................................................. 15 Gambar 4. Pengenceran dan inokulasi pada metode MPN (sumber:http://www.sas.upenn.edu/LabManuals/biol275/Table_of_Co ntents_files/14-Enumeration.pdf) ............................................................ 21 Gambar 5. Hasil uji duga Lactose broth (a) Positif (b) Negatif .................................. 21 Gambar 6. Hasil uji Briliant Green Bile Lactose Broth (a) positif............................... 22 Gambar 7. Koloni E.coli di atas medium Eosin methylene blue agar (EMBA) .......... 23 Gambar 8. Hasil pengenceran 3 seri tabung sebelum dan sesudah inkubasi (a) sebelum inkubasi (b) sesudah inkubasi (Sutton, 2010). .......................... 24 Gambar 9. Morfologi koloni bakteri Escherichia coli yang diinokulasi pada medium pertumbuhan EMBA yang berasal dari permandian pantai (a) Tanjung Bayang (b) Akkarena Kota Makassar........................................ 29 Gambar 10. Pengamatan bentuk sel bakteri Esherichia coli (a) Tanjung Akkarena an (a) Tanjung Bayang dibawah mikroskop pembesaran 100x dari hasil pewarnaan Gram. .......................................................................... 30 Gambar 11. Rata-rata jumlah koloni bakteri Escherichia coli (MPN/100 mL) di permandian Kota Makassar (huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang pada α = 0.05 .............................................................. 31 xv DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kriteria Kualitas Air dengan indikator mikrobiologi untuk wisata air .... 41 Lampiran 2. Nilai rata-rata kecepatan arus dan arah arus musim kemarau............ 42 Lampiran 3. Nilai rata-rata kecepatan arus dan arah arus musim hujan................. 43 Lampiran 4. Rata-rata jumlah bakteri Escherichia coli pada dua lokasi penelitian .. 44 Lampiran 5. Titik lokasi pengambilan sampel air di permandian pantai Kota Makassar. .......................................................................................... 45 Lampiran 6. Lokasi pengambilan sampel di permandian pantai Kota Makassar. ... 46 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perairan laut terutama perairan pantai digunakan masyarakat umum sebagai tempat wisata bahari renang, snorkling dan menyelam. Namun perairan pantai juga menerima limbah organik dan anorganik baik berasal dari aktivitas masyarakat sekitarnya maupun limpasan dari daratan utama. Kehadiran limbah organik dalam perairan laut akan memicu terjadinya pencemaran, eutrofikasi, ragmentasi habitat dan introduksi bakteri patogen (Aebyet al.,2008). Wisata pantai adalah jenis wisata yang memanfaatkan pantai dan perairan tepi pantai sebagai obyek dan daya tarik wisata dan kepentingan rekreasi (Sarwono, 2000). Pengembangan wisata pantai adalah upaya perlindungan dan pelestarian dalam pengelolaan wisata yang memanfaatkan potensi dan jasa lingkungan (Sastrayuda, 2010) Sebagai tempat wisata perairan harus memenuhi syarat dari segi fisik, kimia dan mikrobiologis. Indikator mikrobiologis untuk daerah wisata air coliform fecal enterococcus dan untuk sanitasi lingkungan Salmonella dan Clostridium. Salah satu bakteri yang digunakan sebagai indikator kualitas perairan untuk wisata air adalah bakteri E. coli (Karyadi, 2010). Bakteri E.coli selain sebagai indikator kualitas perairan perairan juga merupakan indikator kehadiran bakteri patogen yang lainnya (Feliatra, 2002), hasil penelitian Menon (1985) dalam The Minister of National Health and Walfare (1992) melaporkan bahwa sungai pasang surut di Nova Scotia terdeteksi Salmonella spp. ketika tingkat coliform fecal lebih besar dari 2000/100 mL, bahkan pada tingkat 2 coliform fecal lebih besar dari 200/100 mL pernah ditemukan Salmonella spp. Hal ini sejalan dengan pernyataan Payment et al., (1982) bahwa secara umum sampel yang mengandung konsentrasi tinggi dari bakteri fecal coliform akan kemungkinan juga mengandung Salmonella. E.coli adalah bakteri termasuk dalam golongan fecal coliform yang mendiami saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas dan merupakan patogen opurtunistik pada manusia dan dapat menyebabkan penyakit diare (Pelczar et al. 1988); Gaman dan Sherrington, 1992). Bakteri ini terikut pada feses kemudian masuk ke lingkungan perairan. Penelitian tentang bakteri sebagai indikator kualitas perairan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumya, Noble, et al., (2003) melihat perbandingan respon antara total bakteri coliform, fekal coliform dan Enterococcus sebagai indikator kualitas perairan untuk keperluan rekreasi di California dan United States-Mexico. Kunarso (2011) menggunakan coliform dan bakteri patogen lainnya (Citrobacterspp., Edwardsiella spp., Proteus spp., Providencia spp., Pseudomonas, Shigella spp. Dan Vibrio spp. ) untuk menilai kualitas perairan di Selat Makassar. Namun penelitian tentang bakteri E.coli di wisata pantai kota makassar belum dilakukan. Di Kota Makassar terdapat beberapa perairan pantai, namun yang paling sering dan ramai dikunjungi adalah Pantai Akkarena dan Pantai Tanjung Bayang yang menjadi lokasi wisata pantai yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun non lokal, dan Tanjung Bayang yang merupakan tujuan wisata relatif murah yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat setempat. Wisata Pantai Akkarena dan Tanjung Bayang merupakan tempat wisata yang ramai dikunjungi masyarakat Kota Makassar dikarenakan lokasi dari kedua tempat wisata pantai relatif dekat dan biaya relatif murah serta dapat dijangkau oleh berbagai kalangan. 3 Pantai Tanjung Bayang dan Pantai Akkarena masih dekat dengan Kota Makassar, sehingga limbah akhir seperti masyarakat sekitar yang masih membuang hajat bukan pada tempatnya, limbah bangunan perkantoran, perniagaan atau rumah tangga di sekitar wisata pantai tersebut mengalir memasuki wilayah perairan yang akan berkonsekuensi terdapatnya pencemaran tinja di perairan pada lokasi-lokasi wisata pantai tersebut. Keberadaan pencemaran tinja di perairan wisata pantai dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia, karena mengandung mikroba patogen seperti E. coli yang menyebabkan diare. Keberadaan bakteri E.coli di lingkungan perairan dalam jumlah tertentu akan menjadi bahan pencemar dan menjadi indikator kehadiran patogen lainnya pada saat melakukan aktifitas di lingkungan perairan, bakteri tersebut dapat mengkontaminasi manusia yang akan mengakibatkan diare atau infeksi lain. Untuk itu penelitian tentang keberadaan dan jumlah E.coli di wisata Pantai Kota Makassar penting untuk dilakukan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka muncul pertanyan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat bakteri E.coli. pada dua lokasi wisata pantai di Kota Makassar?, 2. Berapa jumlah kandungan bakteri E.coli. pada saat musim kemarau dan musim hujan pada dua lokasi wisata Pantai di Kota Makassar?. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan bakteri E.coli di perairan Tanjung Bayang dan Akkarena sedangkan manfaat dari penelitian ini sebagai bahan informasi kepada Pemerintah mengenai keberadaan dan jumlah bakteri E.coli yang terdapat di perairanTanjung Bayang dan Akkarena. D. Ruang Lingkup Penelitian ini melingkupi: Perhitungan jumlah koloni bakteri E.coli pada musim kemarau dan musim hujan serta pengamatan paremeter lingkungan seperti salinitas, suhu, pH,BOT, arah dan kecepatan arus. 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Permandian Kota Makassar Kota Makassar Sulawesi Selatan memiliki beberapa wisata pantai seperti Pantai Layar Putih, Perairan Popsa dan Perairan Paotere namun yang paling sering dan banyak dikunjungi adalah Pantai Tanjung Bayang dan Akkarena. 1. Tanjung Bayang Pantai Tanjung Bayang adalah salah satu pantai favorit masyarakat Kota Makassar. Pantai Tanjung Bayang terletak di kelurahan Barombong, kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan. Jarak pusat kota ke Pantai Tanjung Bayang hanya berjarak sekitar 4 km. Kelebihan utama Pantai Tanjung Bayang karena lokasinya yang menghadap ufuk barat di selat Makassar. Hal itu membuat pengunjung bisa memandangi keindahan sunset, ombak pantai Tanjung Bayang sangat landai, pengunjung bisa memanfaatkan pantai ini untuk bermain dan berenang sepuasnya. Bibir Pantai Tanjung Bayang dan musim liburan selalu dipadati warga dan wisatawan yang ingin memanfaatkan waktu luang untuk bersenda gurau dengan keluarga ataupun melalukan photo session. Setiap pengunjung hanya dikenai Rp 5.000/motor, sedangkan untuk mobil Rp 10.000 Sementara fasilitas penginapan dapat disewa dengan harga Rp 30.000 sampai Rp 150.000 per malam (Lampiran 6) (http://travel.detik.com, 2013). 2. Akkarena Akkarena terletak di depan Mall GTC (Global Trade Center) Makassar, hanya sekitar 10 menit dari pusat kota dengan menggunakan kendaraan pribadi. Pantai Akkarena menawarkan berbagai sarana untuk bersantai, bermain serta berolahraga bagi seluruh keluarga. Pantai Akkarena menawarkan berbagai fasilitas, antara lain 6 sarana bermain, restoran serta taman, dengan tarif sebesar Rp 15.000 untuk masuk dan Rp 10.000 untuk parkir mobil sedangkan untuk tarif parkir motor yaitu Rp 5000. Harga yang terjangkau menjadikan pantai ini sebagai pilihan yang tepat untuk rekreasi bersama keluarga (Lampiran 6) (http://Utiket, 2013.) B. Indikator Mikrobiologis Untuk Wisata Perairan Bakteri yang sering digunakan sebagai indikator pencemaran atau kontaminan perairan yaitu E. coli, Enterococcus, Salmonella, Shigella dan Clostridium. Bakteri E. coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi (Suriawiria, 1996) sehingga dikategorikan sebagai bakteri opurtunistik yang berpotensi patogen karena pada keadaan tertentu dapat menyebabkan diare karena hidup pada usus manusia dan hewan berdarah panas maka disebut fecal coliform. Penggunaannya di lingkungan perairan selain sebagai indikator pencemaran juga berperan sebagai indikator keberadaan patogen lainnya karena keberadaannya disuatu perairan berdasarkan jumlah koloninya berkolerasi positif dengan keberadaan patogen lainnya (Dwidjoseputro, 1994). Beberapa peneliti telah menggunakan bakteri coliform untuk menilai kualitas suatu perairan seperti yang telah dilakukan oleh Meliala (2014) mendapatkan rata-rata jumlah bakteri di muara Sungai Deli 188 x 105 Cfu/mL. Tururaja and Moge (2010) mendapatkan jumlah bakteri E. coli di perairan teluk Doreri berkisar 460 MPN/100 mL dan coliform 2400/100 mL baik pada saat pasang maupun surut. Jumlah kedua lokasi telah melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh peraturan Menteri Lingkungan Hidup tahun 2004 untuk Wisata Bahari. 7 Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.179 Tahun 2004 tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari, standar untuk kandungan bakteri E.coli dalam air laut adalah 200 Most Propable Number (MPN)/100 mL (Tabel 1). Jadi apabila kandungannya sudah melebihi batas yang diperbolehkan maka mengindikasikan telah adanya pencemaran laut. Sedangkan menurut Environmental Protection Division (2001) Kriteria Kualitas Air dengan indikator mikrobiologis untuk wisata laut tertera pada (Lampiran 2). Tabel 1. Kriteria Kualitas Air Baku Mutu Untuk Wisata Bahari C. Karakteristik Bakteri Escherichia Coli E. coli merupakan bakteri yang berasal dari family Enterobacteriaceae. Bakteri E.coli merupakan spesies dengan habitat alami dalam saluran pencernaan manusia maupun hewan. E. coli pertama kali diisolasi oleh Theodor Escherich dari tinja seorang anak kecil pada tahun 1885 (Carter & Wise 2004). Nama Escherichia diberikan diberikan pada tahun 1920 sebagai penghargaan terhadap Theodor Escherich (Berg, 2004). 8 Klasifikasi Eschericia coli menurut Brooks (2001) adalah sebagai berikut : Kerajaan : Bacteria Filum : Proteobakteria Kelas : Gamma Proteobakteria Ordo : Enterobakteriales Famili : Enterobakteriaceae Genus : Escherichia Spesies : Escherichia coli E. coli tidak memiliki nukleus, organel terbungkus membran maupun sitoskeleton. E. coli memiliki organel eksternal yaitu vili yang merupakan filament tipis untuk menangkap substrat spesifik dan flagella yang merupakan filament tipis dan lebih panjang untuk berenang (Berg, 2004). E. coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling banyak di bawah keadaan anaerob. Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37 ºC pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. coli berbentuk circular, konveks dan koloni tidak berpigmen pada media darah (Anonim, 2012). E.coli tidak tahan terhadap keadaan kering atau desinfektan biasa dan bakteri ini dapat mati pada suhu 60 ºC selama 30 menit (Fardiaz, 1992). dan Lindquist (2004) mengatakan koloni E. coli pada media EMBA menunjukkan pertumbuhan yang baik dari koloni biru-hitam gelap dengan kemilau hijau metalik ditunjukkan pada EMBA adalah media selektif dan media diferensial. E. coli memiliki ukuran sel dengan panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1-1,5 μm serta berat sel E. coli 2 x 10-12 gram. Bakteri ini berbentuk batang, lurus, tunggal, berpasangan atau rantai pendek, termasuk Gram (-) dapat hidup soliter 9 maupun berkelompok, umumnya motil, tidak membentuk spora, serta fakultatif anaerob (Carter dan Wise 2004). Morfologi sel E.coli dapat dilihat pada (Gambar 1) berikut ini : Gambar 1. Morfologi sel E.coli (Sumber: Kunkel 2009) Menurut Wang et al., (1996) bahwa E. coli dapat hidup berbulan-bulan di dalam air serta di tanah yang secara optimal dapat berkembang pada tinja hewan maupun manusia. Hal tersebut juga dijelaskan oleh Maule (1997) bahwa Ruminansia atau sapi dianggap sebagai reservoir E. coli yang mampu menginfeksi bakteri tersebut dan mudah menginfeksi ternak sapi, sehingga fases yang ditemukan di dalam tanah juga terindikasi mengandung bakteri E. coli. Bakteri E. coli merupakan bakteri yang termasuk dalam golongan fecal coliform yang mendiami saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas sehingga dapat keluar bersama dengan tinja dan masuk ke lingkungan perairan (Ator dan Starzyk 1976) Beberapa sifat E. coli di lingkungan laut antara lain pertumbuhan optimum pada suhu 37 °C, dapat tumbuh baik pada suhu 15 °C - 45 °C, tumbuh baik pada pH 7,0 tapi tumbuh juga pada pH yang lebih tinggi (Merchant dan Parker, 1961). Meskipun bakteri E. coli secara normal hidup di saluran pencernaan, banyak kasus diare yang disebabkan oleh bakteri tersebut (Brooks, 2001). Selain di saluran pencernaan manusia, keberadaanya di lingkungan laut juga berasal dari daratan 10 melalui limbah rumah tangga seperti tinja, sisa makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E. coli masuk lewat kanal, aliran sungai dan menuju ke laut. Banyaknya E. coli di lingkungan laut itu dikarenakan sumber pertumbuhannya seperti bahan organik melimpah di lingkungan (Sutiknowati, 2014). Dan seperti yang dikatakan oleh peneliti sebelumnya bahwa diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus dan parasit. Penyebab diare terbanyak kedua setelah rotavirus adalah infeksi karena bakteri E. coli. Pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri di perairan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Berikut faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri (Sidharta, 2000) : 1. Suhu Suhu air laut berkisar antara -2 hingga 40 oC, mulai dari suhu air laut daerah kutub sampai air laut daerah tropis (perairan dangkal). Suhu air permukaan memerlihatkan kisaran yang sangat luas, sedangkan air laut dalam lebih stabil. Bakteri di perairan mempunyai suhu optimum 18 – 22 oC, meskipun beberapa jenis mampu berkembangbiak tetapi secara lambat dan aktif secara fisiologis pada suhu 0 – 4 oC. tetapi suhu 4 oC menunjukkan pengurangan secara nyata, baik jumlah maupun kecepatan pertumbuhan bakteri. 2. Salinitas Konsentrasi seluruh bahan padat terlarut dalam air laut disebut sebagai salinitas dengan satuan part per thousand (ppt, bagian perseribu) atau permille (%). Salinitas air laut permukaan biasanya sekitar 33 - 37%o. 11 3. Senyawa Organik Ketersediaan dan pemanfaatan bahan organik terlarut (BOT) maupun pertikel (BOP) dalam laut, menurut Putter (1980) bahwa hewan laut dapat memanfaatkan karbon organic terlarut. Jumlah BOT diwakili 1,2 -1,0 mg C organik dan 0,2 mg N 23 organik per liter, atau 1,5 kg BOT per m2 luas permukaan. Sedang C pertikel sebesar 0,3 dari angka tersebut pada kolom air yang lebih dalam. 4. Limbah Pemukiman Limbah pemukiman yang menghasilkan limbah, misalnya sampah dan air buangan. air buangan dari permukiman biasanya mempunyai komposisi yang terdiri dari eksreta (tinja dan urin). Limbah pemukiman dapat mencemari perairan (Aliya, 2008). 5. pH Batas pH untuk pertumbuhan bakteri merupakan gambaran dari batas pH bagi kegiatan enzim. Bakteri memerlukan nilai pH antara 6,5-7,5 dan E. coli mampu bertahan hidup di pH kisaran 4,4-9,0 dan pertumbuhan optimum berada pada kisaran 6,0-7,0. 12 D. Perhitungan Bakteri Beberapa macam perhitungan bakteri mikroorganisme yaitu metode hitungan (McFarland) dan metode Most Probable Number (MPN). Beberapa perhitungan tersebut digunakan sesuai dengan jenis bakteri dan tujuan masing-masing perhitungan seperti perhitungan bakteri E.coli yang menggunakan metode perhitungan MPN (Kusuma, 2012dalam Sarah, 2013). Metode MPN (angka yang sering muncul) merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui keberadaan bakteri coliform seperti E. coli. Metode perhitungan ini dilakukan dengan menghitung bakteri hidup (Kusuma, 2012 dalam Sarah, 2013). Perhitungan MPN menurut (Waluyo, 2008) dilakukan dengan mengambil 3 seri tabung pada setiap pengenceran yang dimana dihitung tabung positif, lihat (gambar.2) pada pengenceran pertama 3 tabung yang mengasilkan pertumbuhan positif, pengenceran kedua 2 tabung positif dan pengenceran ketiga 1 tabung positif. Setelah itu dikombinasi menjadi 3,2,1. Angka kombinasi tersebut kemudian dicocokkan dengan tabel MPN seperti pada (Tabel 2) dan menghitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 13 A B Gambar 2. Hasil pengenceran 3 seri tabung sebelum dan sesudah inkubasi (a) sebelum inkubasi (b) sesudah inkubasi (Sutton, 2010). 14 Tabel 2. Tabel Most probability Number desain tiga tabung reaksi replikasi dari manual FDA bakteri 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 – Januari 2017 pada dua lokasi wisata pantai Kota Makassar yaitu Pantai Akkarena dan Pantai Tanjung Bayang (Gambar 4). Analisis bakteri E. coli dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Pengukuran parameter kualitas air seperti pH, salinitas, suhu, arus, dan oksigen terlarut dilakukan langsung di lapangan, Sedangkan bahan organik total dilakukan di Laboratorium Oseanografi Kimia, Departemen Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin. Gambar 3. Peta lokasi penelitian 16 B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel untuk mengambil sampel air, cool box untuk penyimpanan sampel, GPS (Global Positioning System) untuk mengambil titik sampling, kompas untuk menentukan arah arus, layang-layang arus untuk mengukur kecepatan arus, sabak untuk media menulis, alat tulis menulis untuk menulis data, stopwatch untuk pengamatan waktu, kamera underwater untuk pengambilan gambar pada saat di lapangan dan di laboratorium, kertas whatman ukuran 42 digunakan untuk menyaring, tissue untuk membersihkan kotoran, pipet tetes untuk meneteskan atau mengambil larutan, buret untuk titrasi dan mengukur volume suatu larutan, tabung reaksi sebagai wadah dalam peremajaan bakteri, hendrafractometer digunakan untuk mengukur salinitas, dengan bantuan cahaya, oven untuk mensterilkan peralatan kaca/kering, autoklaf digunakan untuk sterilisasi basah, timbangan analitik untuk menimbang medium,cawan petri sebagai wadah untuk menumbuhkan bakteri, Laminary Air Flow (LAF) sebagai tempat kerja yang steril, inkubator digunakan untuk membiakkan bakteri, ose bulat dan ose lurus untuk mengambil dan memindahkan bakteri dari medium lama ke medium yang baru, labu Erlenmeyer sebagai wadah sampel, beaker glass untuk penyimpanan wadah, gelas piala untuk wadah sampel, refrigerator untuk menyimpan sampel, spoid untuk memindahkan bakteri, gloves dan masker sebagai pengaman yang aseptic. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air laut, untuk medium pertumbuhan E.coli: Lactose Broth (LB),Briliant Green Bile Lactose Broth (BGBLB), Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), alkohol sebagai bahan untuk mensterilkan, spiritus sebagai bahan bakar bunsen, kertas label sebagai penanda sampel, aluminium foil sebagai alat penutup agar sampel tetap steril, kapas 17 sebagai penutup tabung reaksi, es batu kristal untuk mengawetkan sampel, KMnO4 berfungsi sebagai larutan pengoksidasi atau larutan indikator kandungan bahan organik, Asam sulfat (H2SO4) berfungsi sebagai larutan pengasam, natrium Oksalat (Na2C2O4) berfungsi untuk mengubah warna larutan menjadi bening, larutan Iodine, kristal violet, larutan safranin dan alkohol 96 % digunakan untuk pewarnaan Gram. C. Prosedur Kerja 1. Stasiun Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan pada dua lokasi yaitu Pantai Akkarena dan Pantai Tanjung Bayang. 2. Pengambilan Sampel Air Untuk E. coli Pengambilan sampel pada setiap lokasi dibagi menjadi 3 titik lokasi sampling dan masing-masing titik sampling dilakukan 3 kali ulangan. Sampel air diambil dengan memasukkan botol sampel steril kedalam air 10 cm di bawah permukaan air laut. Pada saat pengambilan air botol sampel dimiringkan 45 0C, setelah botol terisi 100 mL angkat kepermukaan kemudian dilakukan pemberian label dan memasukkan dalam cool box berisi es batu Kristal. 3. Pengukuran Parameter Kualitas Perairan Pengukuran pH dilakukan dengan mencelupkan kertas indikator pH universal skala 0-14 kedalam perairan selama beberapa detik kemudian mencocokkan warna indikator. Pengukuran suhu perairan dilakukan dengan mencelupkan thermometer kedalam perairan kemudian tunggu beberapa menit angkat dan mencatat hasil yang tertera pada thermometer 10-100 0C. Pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menurunkan layang-layang arus kepermukaan air laut dan mencatat waktu, setelah tali layang-layang sepanjang 5 meter meregang lurus, mencatat waktu. Kecepatan 18 arus dihitung dengan cara menghitung selang waktu (Δt) yang dibutuhkan pelampung untuk menempuh suatu jarak tertentu dengan rumus (Saribun,2007) Rumus : V = Kecepatan Arus (m/detik) S = Panjang lintasan layang-layang arus (m) t = Waktu tempuh layang-layang arus (detik) 4. Pengambilan Sampel Air dan Analisis BOT Metode pengukuran BOT menggunakan SNI (Standar Nasional Indonesia). Pengambilan sampel dilakukan dengan memasukkan botol sampel 150 mL Kedalam air (sama dengan pengambilan sampel bakteri). Setelah terisi 50 mL ditutup lalu diangkat kepermukaan dan memberikan label kemudian memasukkan kedalam cool box. Pengukuran konsentrasi dilakukan dengan mengambil sampel air sebanyak 50 mL kemudian masukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian menambahkan 9.5 mL KMnO4 dengan menggunakan buret setelah itu menambahkan 10 mL H2SO4 menggunakan pipet tetes dan memanaskan sampel air sampai suhu 70-800C, setelah itu menambahkan natrium oksalat 0.01 N sampai suhu sampel air menjadi 70 0C secara perlahan sampai berwarna bening lalu titrasi dengan KMnO4 0.01 N sampai warna sampel menjadi merah muda dan mencatat berapa mL KMnO4 yang digunakan untuk titrasi. 19 Perhitungan Bahan Organik Total menggunakan formula sebagai berikut: BOT= (x-y) x 0.1 x 31.6 x 1000 50 Dimana x = mL larutan baku kalium permanganat yang digunakan dalam titrasi y = Larutan blankon 0,1 = Larutan Na oxalat 10 = Volume larutan baku KMnO4 0,01 N 50 =volume sampel 1000 mL = Konversi 1 liter air laut 31.6 = Seperlima dari BM KMnO4 karena tiap mol KMnO4 melepaskan 5 oksigen dalam reaksi ini (Haryadi,1992) 5. Isolasi Bakteri a. Pembuatan Medium Medium pertumbuhan untuk analisis E.coli menggunakan tiga medium yaitu Lactose Broth (uji duga) Briliant Green Lactose Broth (uji konfirmasi) Eosin Methylene Blue Agar (uji penguat). Pembuatan medium untuk uji duga dilakukan dengan melarutkan Lactose broth 1,3 gram kedalam 1 liter aquades. Untuk pembuatan uji konfirmasi dilakukan dengan melarutkan 6 gram Briliant Green Lactose Broth dengan 1 liter aquades. Pembuatan medium uji penguat dilakukan dengan melarutkan Eosin Methylene Blue Agar (3,6 gram dan 1 liter air. Semua medium dilarutkan dengan hot plate with stirrer. Setelah medium Lactose Broth dan Briliant Green Lactose Broth larut 20 selanjutnya memasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham (peletakan tabung durham dalam keadaan terbalik) dan ditutup dengan kapas, sedangkan Medium Eosin Methylene Blue Agar dimasukkan dalam gelas piala ditutup kapas kemudian disterilkan di dalam autoclave pada suhu 121oC dengan tekanan 2 atm selama 15 menit. b. Pengenceran Pengenceran sampel dilakukan dengan mengambil air sampel sebanyak 10 mL kedalam tabung reaksi yang berisi larutan 90 mL NaCl 0.9% untuk pengenceran 10-1. Selanjutnya ambil 1 mL sampel dari tabung pengenceran 10-1 lalu masukkan ke dalam tabung reaksi berisi larutan 9 mL NaCl 0.9% kemudian menghomogenkan dengan menggunakan vortex untuk pengenceran10-2. dan mengambil kembali 1 mL dari tabung pengenceran 10-2 lalu memasukkan kedalam tabung reaksi berisi larutan 9 mL NaCl 0.9% untuk pengenceran 10-3. masing-masing dari setiap pengenceran dipindahkan 1 mL ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham. Pengenceran dilakukan secara aseptik di dalam LAF (Laminary Air Flow). 1) Inokulasi Inokulasi untuk E.coli dilakukan tiga tahapan, tahap pertama uji pendugaan, kedua uji konfirmasi dan ketiga uji penguat (Bartram and Pedley,1996). 2) Uji Pendugaan Uji pendugaan dilakukan dengan menggunakan 3 serial tabung. Mengambil 1 mL larutan sampel masing-masing pengenceran dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi medium Lactose broth sebanyak 9 mL dan tabung Durham (Gambar 4). Selanjutnya inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37 °C ± 0,5. Apabila selama 24 jam tidak terjadi perubahan pada medium dan tidak ada gas yang 21 timbul maka inkubasi dilanjutkan 48 jam. Jika dalam waktu 48 jam tidak terbentuk gas dalam tabung Durham maka dihitung sebagai hasil negatif. Gambar 4. Pengenceran dan inokulasi pada metode MPN (sumber:http://www.sas.upenn.edu/LabManuals/biol275/Table_of_Contents_files/14 -Enumeration.pdf) Gambar 5. Hasil uji duga Lactose broth (a) Positif (b) Negatif 22 3) Uji Konfirmasi Uji konfirmasi dilakukan dengan mengambil 1 ose dari masing-masing kultur yang menunjukkan hasil positif kemudian diinokulasi ke dalam media baru, yaitu (BGBLB) Briliant Green Lactose Broth (Gambar 6). Sebelum dilakukan inokulasi biakan, semua tabung yang berisi Briliant Green Lactose Broth kemudian diberi tabung durham untuk mengetahui adanya gas yang dihasilkan oleh bakteri yang ada dalam sampel air. selanjutnya inkubasi suhu 37 °C ± 0,5 selama 24 jam. A B Gambar 6. Hasil uji Briliant Green Bile Lactose Broth (a) positif (b) negatif 23 4) Uji Penguat Uji penguat dilakukan dengan mengambil tabung yang menunjukkan reaksi positif (timbul gas pada tabung durham) kemudian menginokulasi biakan kemedia (EMBA) Eosine Methylene Blue Agar, dengan mengambil 1 ose dari masing-masing kultur yang positif kemudian digores secara perlahan lahan dimedia (EMBA) Eosine Methylene Blue Agar. Setelah itu inkubasi selama 24 jam pada suhu 35oC. Bila hasil goresan berwarna hijau metalik, berinti dan mengkilap seperti logam maka sampel uji positif mengandung E.coli. Gambar 7. Koloni E.coli di atas medium Eosin methylene blue agar (EMBA) (Sumber: Cheeptham 2012) c. Perhitungan Bakteri Perhitungan MPN menurut (Waluyo, 2008) dila kukan dengan mengambil 3 seri tabung pada setiap pengenceran yang dimana dihitung tabung positif, lihat (gambar.8) pada pengenceran pertama 3 tabung yang mengasilkan pertumbuhan positif, pengenceran kedua 2 tabung positif dan pengenceran ketiga 1 tabung positif. Setelah itu dikombinasi menjadi 3,2,1. Angka kombinasi tersebut kemudian 24 dicocokkan dengan tabel MPN seperti pada (Tabel 2) dan menghitung dengan menggunakan Rumus : A B Gambar 8. Hasil pengenceran 3 seri tabung sebelum dan sesudah inkubasi (a) sebelum inkubasi (b) sesudah inkubasi (Sutton, 2010). d. Pewarnaan Gram dan Pengamatan Morfologi Sel E. coli Pewarnaan Gram dilakukan denganmensterilkan glass objek (preparat) dan penutup glass objek menggunakan alkohol dan tissue untuk mengeringkan, setelah glass objek steril menetesi aquades menggunakan pipet tetes, kemudian ose disterilkan dengan membakarnya menggunakan bunsen hingga berwarna merah lalu ambil sampel bakteri yang telah dibiakkan dengan menggunakan ose bulat 25 (medianya jangan sampai terambil), selanjutnya letakkan di atas glass objek yang telah ditetesi aquades, mengaduk secara perlahan-lahan hingga merata,Glass objek yang telah terisi sampel kemudian dikeringkan (Difiksasi) diatas api kecil (pengeringan jangan terlalu lama, agar sel bakteri tidak rusak). Pewarnaan Gram menggunakan empat reagensia yaitu crystal violet, lugol atau gram’s iodine, alhokol 96%, dan safranin. Koloni bakteri di kaca objek diteteskan crystal violet sebanyak 3 tetes, didiamkan selama 1 menit dan dibilas aquades. Diteteskan iodine 3 tetes, lalu didiamkan selama 1 menit dan dibilas dengan alkohol. Diteteskan safranin 3 tetes selama 30 detik dan dibilas aquades. Sedangkan pengamatan morfologi sel bakteri E.coli dilkukan dengan megambil kaca preparat yang telah ditetesi dengan larutan Kristal violet, larutan iodine dan safranin yang telah dicuci dan dikeringkan dengan menggunakan kertas serap hingga benar-benar kering, kemudian kaca preparat diletakkan di bawah mikroskop untuk diamati morfologi sel bakteri selanjutnya foto menggunakan kamera digital. D. Analisis Data Perbedaan jumlah koloni bakteri E. coli pada setiap lokasi dianalisis dengan Uji (T) dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16.0. 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Permandian Pantai Makassar Perairan pantai di Kota Makassar yang banyak dikunjungi adalah Pantai Akkarena dan Tanjung Bayang. Yang dimana Pantai Akkarena terletak di Kelurahan Tanjung Merdeka, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Pantai ini merupakan pantai yang dikelola oleh perusahaan swasta. Pantai ini digunakan sebagai tempat mandi dan renang. Pengunjung mencapai 47.872 per bulan, untuk keamanan pengunjung telah dibuat penghalang ombak breakwater. Breakwater ini berfungsi untuk meminimalkan arus kencang yang datang ke arah pantai sehingga jumlah sampah yang terbawa arus untuk masuk ke Pantai Akkarena ini menjadi berkurang. Tanjung Bayang terletak di Kelurahan Barombong, kecamatan Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan, jarak pusat kota dengan pantai ini hanya berjarak sekitar 4 km (http://travel.detik.com, 2013). Berdasarkan laporan pengelola pantai tersebut setiap bulannya memiliki sekitar 6000 pengunjung/wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri(Wawancara pribadi, 2017). B. Parameter Kualitas Perairan Pengukuran parameter kualitas air dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Parameter kualitas air yang diukur adalah salinitas, suhu, dan bahan organik total, data rata-rata parameter kualitas air disajikan pada Tabel 3. 27 Tabel 3. Data rata-rata parameter kualitas air yang terukur pada dua lokasi penelitianPantai Akkarena dan Pantai Tanjung Bayang Kota Makassar saat musim kemarau dan musim hujan. Lokasi Pengambilan Sampel Parameter Kualitas Air Akkarena Tanjung Bayang kemarau hujan Kemarau Hujan Salinitas (ppt) 33 9 33 4 Suhu (˚C) 34 27 31 27 BOT (mg/Ltr) 79 37 78 45 pH 5 6 5 6 0.01 0.02 0.03 0.06 Arus (m/dtk) Tabel 3 menunjukkan rata-rata nilai salinitas pada 2 lokasi permandian Kota Makassar pada lokasi Akkarena di musim kemarau (33 ppt) dan musim hujan (9 ppt). Salinitas yang didapatkan di Tanjung Bayang pada saat musim kemarau (33 ppt) dan pada saat musim hujan (4 ppt). Salinitas pada musim kemarau lebih tinggi dibanding dengan pada musim hujan baik di Tanjung Bayang maupun di Akkarena kemungkinan terjadi karena pada saat musim hujan terjadi pengenceran. Dari hasil pengukuran nilai salinitas yang didapatkan pada kedua lokasi tersebut dapat mendukung kehidupan bakteri yang ada laut ( Sidharta, 2000). Dan seperti yang kita ketahui bahwa di perairan laut memiliki kadar NaCl 3%, jika dikaitkan dengan penelitiaan How et al., (2013) E.coli ATCC 8739 pada kadar NaCl 3% mengalami pertumbuhan lebih dari 80%, dan dapat menyesuaikan diri dengan peningkatan NaCl 1% setiap bulan hingga mencapai kadar 11%.) Hasil pengukuran suhu perairan di Akkarena pada saat musim kemarau 31˚C dan pada saat musim hujan 27˚C. Untuk Tanjung Bayang pada saat musim kemarau 28 31˚C dan musim hujan 27 oC. Informasi Merchant dan Parker (1961) bahwa E. Coli akan tumbuh baik di suhu kisaran 15 – 45 oC dan pertumbuhan optimum di suhu 37 o C. Dari hasil yang didapatkan dapat mendukung pertumbuhan bakteri dilaut. Hasil pengukuran pH di Akkarena dan Tanjung Bayang pada saat musim kemarau diperoleh nilai 5 dan pada saat musim hujan 6. Berdasar pada nilai pH yang diperoleh tersebut, nilai pH pada lokasi sampling dikategorikan sebagai perairan yang bersifat asam karena berada pada pH<7. (Sidharta, 2000). Meskipun berada pada perairan yang bersifat asam, bakteri E. coli masih memungkinkan untuk tumbuh. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan International Comission on Microbiological Specification for foods (2004) bahwa bakteri E. coli mampu bertahan hidup di pH kisaran 4,4-9,0 dan pertumbuhan optimum berada pada kisaran 6,0-7,0. Berdasarkan hal tersebut jika dikaitkan dengan jumlah bakteri yang diperoleh berdasarkan musim, jumlah bakteri yang diperoleh pada musim hujan lebih banyak dibandingkan musim kemarau, hal tersebut dikarenakan karena pH perairan berada pada kisaran optimum. Nilai BOT (bahan organik total) yang di peroleh di Akkarena pada musim kemarau 79 mg/L dan pada saat musim hujan 37 mg/L. Tanjung Bayang nilai yang di peroleh 78 mg/L dan pada saat musim hujan 45 mg/L. Dengan banyaknya BOT (bahan organik total) di perairan dapat memberikan sumber pertumbuhan bagi bakteri E.coli dan memungkinkan keberadaan jumlah bakteri E.coli di lingkungan perairan akan ikut melimpah (Sutiknowati, 2014). 29 C. Morfologi Koloni dan Sel E. coli di Pantai Tanjung Bayang dan Akkarena Kota Makassar Hasil pengamatan koloni yang tumbuh dimedia EMBA setelah diinkubasi suhu 37 oC selama 24 jam memiiki ciri-ciri morfologi berwarna hijau metalik, bentuk bulat, elevasi mencembung dan pinggiran bulat utuh (Gambar 8). A B Gambar 9. Morfologi koloni bakteri Escherichia coli yang diinokulasi pada medium pertumbuhan EMBA yang berasal dari permandian pantai (a) Tanjung Bayang (b) Akkarena Kota Makassar. Ciri-ciri morfologi bakteri E. coli yg didapatkan pada 2 lokasi penelitian sama dengan yang diaporkan oleh (Atlas, 1993; Cheepthan, 2012; Lindquist, 2014; ) bahwa bakteri E. coli yg tumbuh pada medium EMBA memiliki warna koloni hijau berinti mengkilat metalik dan bentuk bulat, elevasi mencembung, pinggiran bulat utuh. Hasil pewarnaan Gram memperlihatkan bahwa E. coli mampu menyerap warna merah. Menurut Cappuccino dan Sherman (1987), bakteri yang mampu menyerap warna merah pada pewarnaan Gram termasuk golongan bakteri Gram negatif. Bentuk sel yang didapatkan batang lurus, tunggal dan rantai panjang dan termasuk bakteri gram negatif (Gambar 5). Hal ini sesuai dengan pernyataan Carter and wise (2004) Bakteri E. coli berbentuk batang, lurus, tunggal, berpasangan atau 30 rantai pendekdan termasuk Gram (-) dan Anggraeni (2015) hasil yang didapatkan sel bakteri menunjukkan warna merah dengan koloni berbentuk basil (batang pendek) maupun rantai memanjang. A B Gambar 10. Pengamatan bentuk sel bakteri Esherichia coli (a) Tanjung Akkarena an (a) Tanjung Bayang dibawah mikroskop pembesaran 100x dari hasil pewarnaan Gram. 31 D. Jumlah E. coli Pada Permandian Pantai Kota Makassar Perhitungan bakteri E. coli dengan metode MPN : bahwa jumlah E. coli pada Perairan Akkarena lebih rendah yaitu 0,2254 x 102 MPN/mL dimusim kemarau dibanding pada waktu musim hujan yaitu 0,3394 x 102 MPN /mL. Hal yang sama juga didapatkan pada perairan Tanjung Bayang dengan jumlah E. coli pada saat musim kemarau lebih rendah yaitu 0,5465 x 102 MPN/mL dibanding musim hujan yaitu 13,5292 x 102 MPN/mL. (Gambar 6. dan Lampiran 3) 1600 b 1352.92 Jumlah Bakteri (MPN/mL) 1400 1200 1000 800 Kemarau 600 Hujan 400 Standar Baku Mutu 200 a 22.54 a 33.94 a 54.65 0 Akkarena Tanjung Bayang Lokasi Sampling Gambar 11. Rata-rata jumlah koloni bakteri E. coli (MPN/100 mL) di lokasi penelitian Kota Makassar (huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan yang pada α = 0.05 Gambar 6 menunjukkan bahwa pada dua lokasi sampling Pantai Akkarena ketika musim kemarau dan musim hujan tidak berbeda nyata (tabel 4) karena disekitar lokasi sampling memiliki barrier (penghalang) sehingga arus yang datang tidak dapat menjangkau daratan dan Pantai Akkarena sendiri tidak memiliki penduduk karena dikelola langsung oleh pemerintah sehingga terjaga kebersihan. 32 Sedangkan pada Pantai Tanjung Bayang sangat berbeda nyata (Tabel 5) karena tidak ada barrier sehingga ketika musim kemarau dan musim hujan air laut dapat merembes ke daratan dan kemungkinan membawa limbah masuk ke laut dan terdapatnya penduduk yang padat dilokasi sampling. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata jumlah bakteri E .coli di perairan Akkarena pada saat musim kemarau didapatkan hasil 0,2254 x 102 dan pada saat musim hujan 0,3394 x 102. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena kurangnya penduduk sebagai sumber penghasil bakteri E. coli dalam bentuk feses di Pantai Akkarena dan kurangnya hewan berdarah panas sehingga jumlah bakteri yang didapatkan lebih sedikit dibandingkan dengan Pantai Tanjung Bayang. Dan seperti yang dinyatakan Ator dan Starzyk (1976) bahwa bakteri E. coli merupakan bakteri yang termasuk dalam golongan fecal coliform yang mendiami saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas sehingga dapat keluar bersama dengan tinja dan masuk ke lingkungan perairan. Dan dipertegas dengan yang didapatkan Musdalifah (2013) Rata-rata jumlah bakteri Enterococcus spp. paling tinggi di perairan P. Barranglompo hal itu karena dipengaruhi oleh padatnya penduduk dan dekatnya dari pemukiman dan masih membuang tinja diperairan. Jumlah E. coli yang didapatkan cukup banyak di peraiaran Tanjung Bayang pada saat musim hujan 13,5292 x 102. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena padatnya penduduk di Tanjung Bayang dan juga terdapat rembesan air dari daratan (pipa pembuangan penduduk setempat) yang mengarah ke laut. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kusnoputranto (2000) bahwa pemusatan penduduk di wilayah pesisir merupakan penghasil limbah rumah tangga (limbah domestik). Limbah domestik umumnya terdiri dari tinja/feses, air seni buangan air limbah lain (kamar mandi, cucian, dan dapur). Widajanti (2007) mendapatkan bahwa rembesan 33 air (limbah masyarakat) dari darat ke laut dapat mempengaruhi jumlah E. coli. Selain itu juga karena bakteri E. coli adalah bakteri yang memang berasal dari daratan (Gaman dan Sherrington, 1992) dan masuk ke perairan laut melalui pembuangan limbah masyarakat pesisir (Kusnoputranto 2000). Tabel 4. Hasil Analisis uji T Hasil jumlah bakteri Escheichia coli pada saat musim kemarau dan musim hujan diperairan Akkarena Levene's Test for Equality of Variances Jumlahe Equal coli variances assumed t-test for Equality of Means F Sig. .610 .446 -.652 Equal variances not assumed T Sig. (2tailed) Df Mean Difference Std. 95% Confidence Interval of the Error Difference Differe nce Lower Upper 16 .524 -1318.77778 2022. 62580 -5606.55294 2968.99738 -.652 15.875 .524 -1318.77778 2022. 62580 -5609.30261 2971.74706 Tabel 5. Hasil Analisis uji T Hasil jumlah bakteri Escheichia coli pada saat musim kemarau dan musim hujan diperairan Tanjung Bayang Levene's Test for Equality of Variances F Jumlah Equal E. Coli variances assumed Equal variances not assumed 33. 325 Sig. .000 t-test for Equality of Means T Df Std. Mean Error Sig. (2- Differenc Differen tailed) e ce 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 16 55421. .031 131069.3 004 78 -248556.659 13582. 097 - 8.08 2.365 3 55421. .045 131069.3 004 78 -258643.263 3495.4 92 2.365 Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia No.179 Tahun 2004 perairan Akkarena baik pada saat musim kemarau 0,2254 x 102 34 maupun musim hujan 0,3394 x 102 masih tergolong bisa dipakai untuk berekreasi (mandi dan renang). Hal tersebut karena jumlah E. coli pada perairan Akkarena tidak melewati ambang batas baku mutu (200 MPN/100 mL) berdasarkan indikator mikrobiologi untuk wisata perairan. Sedangkan pada perairan Tanjung Bayang masih bisa dipakai untuk berekreasi (mandi dan renang) hanya ketika musim kemarau 0,5465 x 102 Sedangkan pada musim hujan perairan Tanjung Bayang tidak layak dipakai untuk berekreasi (mandi dan renang) karena jumlah kandungan E. coli pada perairan tersebut 0,135229 x 102. melebihi ambang baku mutu (200 MPN/100 mL) berdasarkan indikator mikrobiologi untuk wisata perairan (KEPMENLH, 2004). 35 V. A. SIMPULAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat bakteri Escherichia coli pada dua lokasi penelitian yang berada di Kota Makassar. 2. Jumlah Escherichia coli di Perairan Pantai Akkarena tidak berbeda nyata pada saat musim kemarau dan musim hujan, Sedangkan di Tanjung Bayang sangat berbeda nyata karena jumlahnya lebih tinggi pada saat musim hujan dibandingkan pada saat musim kemarau B. Saran - Sebaiknya pemerintah dan Stakeholder melakukan monitoring lebih lanjut tentang keberadaan bakteri E. coli diperairan Tanjung Bayang dan Akkarena. - Pemerintah sebaiknya menginformasikan kepada masayarakat Makassar agar tidak membuang sampah dan tinja diperairan. 36 DAFTAR PUSTAKA APHA. 1992. Standard Methods for the Eximination of Water and Wastewater. 18th edition, American Public Health Association (APHA), American Water Works Association (AWWA) and Water Pollution Control Federation (WPCF), Washington, D.C. Anggraeny, R. 2015. ANALISIS CEMARAN BAKTERI Escherichia coli (E. coli) ) 0157:H7 ADA DAGING SAPI DI KOTA MAKASSAR. Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin: Makassar Aliya, D.R. 2006. MengenaL Teknik Penjernihan Air. Semarang: Aneka Ilmu. Bartram, J and S. Pedley, S. 2011. Environmental Protection Division (EPD). 2001. Water Quality Criteria for Microbiologycal Indicators in J. Bartram and R. Ballance (edt) Water Quality Monitoring - A Practical Guide to the Design and Implementation of Freshwater Quality Studies and Monitoring . UNEP/WHO. ISBN 0 419 22320 7(Hbk) 0 419 21730 4 (Pbk) Berg, Howard C. 2004. E.coli in Motion, Biological, and Medical Physics Biomedical Engineering. New York:Springer Verlag AIP Press. Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., Wootton M. 1987. Ilmu Pangan Edis kedua. Purnomo, H dan Adiono (penerjemah). Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Food Science. Brooks, I. 2001. Recovery of anaerobic bacteria from four children with postthoracotomy sternal wound infection. Pediatrics. Carter, G., D.J. Wise. 2004. Esentials of Veterinary Bacteriology and Mycology.Iowa Atate Press. 137-139. Cappuccino, J.G., & Sherman, N. 1987. Microbiology : A Laboratory Manual. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc : California. Cheeptham N. 2012. Eosin Methylene blue agar. Thompson Rivers University, Canada.http://www.microbelibrary.org/library/laboratory-test/2871eosinmethylene-blue (diakses pada tanggal 09 juni 2017 14:32) Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta. Feliatra. 2002. Sebaran Bakteri Escherichia coli di Perairan Muara Sungai Bantan Tengah Bengkalis Riau, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau , Pekanbaru. 37 Gaman, P. M. and Sherington, K. B. 1992. Ilmu Pangan: Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta Hariady, S. 1992. Metode Analisa Kualitas Air. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Perikanan. Bogor. Hideshi Michino et al. 1999. Massive Outbreak of Escherichia coli O157:H7 Infection in Schoolchildren in Sakai City, Japan, Associated with Consumption of White Radish Sprouts Environmental Health Bureau.Ministry of Health and Welfare, Tokyo, Japan. http://travel.detik.com, 2013. Tanjung Bayang, Pantai Sederhana Tapi Luar Biasa di Makassar. (Diakses pada tanggal 20 januari 2017) Hubbert W.T., dan H.V. Hagstad. 1991. Food Safety and Quality Assurance. Food of Animal Original. Iowa State University Press, Ames Iowa 50010. Karyadi, L. 2010. Partisipasi Masyarakat Dalam Program instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal di RT 30 RW 07 Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri. Ketjulan, R., 2011. Daya Dukung Perairan Pulau Hari sebagai Obyek Ekowisata Bahari. Jurnal Aqua Hayati, 7 (3): 183-188. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.179, 2004. Baku Mutu Air Laut Pada Wisata Bahari. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup. Merchant, I. A. and Parker, R. A. 1961. Veterinary Bacteriology and VirologyThe Iowa State University Press, Ames, Iowa, United States of America. Pp306-308 Meliala. S.E., Suryanto. D dan Desrita. 2004. Identifikasi Bakteri Potensial Pathogen Sebagi Indikator Pencemaran Air di Muara Sungai Deli. Universitas Sumatera Utara. Monem MA., Mohamed EA., Awad ET., Ramadan AHM.and Mahmoud HA.(2014). Multiplex PCR as emerging technique for diagnosis of enterotoxigenic E. coli isolates from pediatric watery diarrhea. Journal of American Science, Vol 10 No (10). Noble.R.T., Moore, D.F, Leecaster, M.K, Mcgee, C.D dan Weisberg, S.B.2003. Comparision of total coliform, fecal coliform, and enterococcus bacterial indicator response for ocean recretional water quality testing. Water Research 37 : 1637-1643 38 Pelczar, M. J., and Reid J. R. 1972. Dasar-dasar mikrobiologi. Alih bahasa: R.S. Hadioetomo, T. Imas, S. S, Tjitrosomo dan S. L. Angka. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Payment, P., Affrayon, F. And Trudel, M.1988. Detection of Animal and human Enteric Viruses in Water from The Assomption River and Its Tributaris. Can.J. Microbiol 34 :967-973. Sidharta, B.R. 2000. Pengantar Mikrobiologi Kelautan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hal 42-47 Sutton, S. 2010. The Most Probable Number Method and its uses in Enumeration, Qualification and Validation. 15 (3):36-37 Sudhanandh, V.S, udayakumar, P, Faisal, A.K, Potty, V.P, Ouseph, P.P, Prasanthan, V dan Narendra B, K. 2012. Distribusion Of Potentially Pathogenic Enteric Bakteria In Coastal Sea Waters Along The Sounthern Kerala Coast, India. J. Environ. Biol. 33:61-66 Sutiknowati, L.I. 2014. Kualitas Perairan Tambak Udang Berdasar Parameter Mikrobiologi. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.6 (1) : 157-170 Suriawiria, U. 1995. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Air Buangan Secara Biologis. Penerbit Alumni, Bandung. Slamet, J.S.1996. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press. p 85. Yogyakarta. Tortora, G. J and B. Derrickson. 2006. Principles of anatomy and physiology.11th edition. USA: Wiley. The Minister of National Health and Walfare.1992.Guidelines for Canadian Recreational Water Quality. The Minister of National Health and Walfare. Canada. 101 halaman. SBN 0-660-14239-2 Triadmodjo,B., 1999, Teknik Pantai, Beta Offset, Yokyakarta. Yulianda, F., 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumber daya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Disampaikan pada Seminar Sains 21 Februari 2007. Departemen MSP. FPIK. IPB. Wawancara Pribadi, 2017. Suvei Lokasi penelitian. Kecamatan Tamalate, Kota Makassar. Tanjung Merdeka, Wang G, Zhao T, Doyle MP. 1996. Fate of Enterohemorrhagic Escherichia coli O157:H7 in Bovine Feses. App Environ Microbial 62(7): 2567-2570. 39 Widiyanto, A,F., Yuniarno, S., Kuswanto. 2015. Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri dan Limbah Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10 (2) ; 250 Widajanti, W.,Rizka R., Melviana. 2007. Studi Pengolahan Air Sirkulasi Proses Painting dengan Menggunakan Lumpur Aktif. Departemen Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia Kampus Depok. 40 LAMPIRAN L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Kriteria Kualitas Air dengan indikator mikrobiologi untuk wisata air Water Use Eschrichia coli Enterococci Recreation Les than or Enteroless than equal to 77/100 or equal 20/100 Primary mL geometric mL geometric contact mean mean Pseudomonas Fecal aeruginosa coliforms Less than or Less than or equal equal to to 2/100 mL 75th 200/100 mL percentile geometric mean 42 Lampiran 2. Nilai rata-rata kecepatan arus dan arah arus musim kemarau Lokasi Tanjung Bayang Akkarena Sub Stasiun TB1 TB2 TB3 TA1 TA2 TA3 Arah Arus 347˚U 347˚U 347˚U 135˚T 90˚T 180˚S Waktu (detik) 218 187 124 547 552 455 Kecepatan (m/detik) 0.0229 0.0267 0.0403 0.0091 0.0091 0.0110 Rata-Rata (m/detik) 0.0300 0.0097 43 Lampiran 3. Nilai rata-rata kecepatan arus dan arah arus musim hujan Lokasi Tanjung Bayang Akkarena Sub Stasiun TB1 TB2 TB3 TA1 TA2 TA3 Arah Arus 250˚U 210˚U 240˚U 80˚S 40˚S 50˚S Waktu (detik) 75 83 64 144 246 205 Kecepatan (m/detik) 0.0667 0.0602 0.0781 0.0347 0.0203 0.0244 Rata-Rata (m/detik) 0.0683 0.0265 44 Lampiran 4. Rata-rata jumlah bakteri Escherichia coli pada dua lokasi penelitian Lokasi Pantai Akkarena Tanjung Bayang Titik sampling Musim kemarau musim hujan 1 5.4 31.2 2 31.02 38.07 3 31.2 32.56 1 41.4 1631 2 0.032 832.43 3 122.51 159533 45 Lampiran 5. Titik lokasi pengambilan sampel air di permandian pantai Kota Makassar. Lokasi pengambilan sampel di Pantai Akkarena Lokasi pengambilan sampel di Tanjung Bayang 46 Lampiran 6. Lokasi pengambilan sampel di permandian pantai Kota Makassar. Tanjung Bayang (sumber, http://beritadaerah.co.id) Pantai Akkarena (Sumber, http://Utiket, 2013.)