Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations

advertisement
Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations
Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
( S1 ) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
Nama
:
Visca Dwi Rachmawati
Nim
:
04203-046
Jurusan
:
Ilmu Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2008
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama
: Visca Dwi Rachmawati
Nim
: 04203-046
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations
Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
Jakarta, September 2008
Mengetahui,
Pembimbing I
Pembimbing II
(Drs.Tri Heru Raharjanto, Msc )
(Dra. Winny Kresnowiaty, M.si)
i
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations
Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
Jakarta, September 2008
1. Ketua Sidang
Marhaeni F. Kurniawan, S.sos, M.Si
(…………….……..)
2. Penguji Ahli
Farid Hamid, M.Si
(..………………….)
3. Pembimbing I
Drs.Tri Heru Raharjanto, Msc
(……………………)
4. Pembimbing II
Dra. Winny Kresnowiaty, M.si
(…………………….)
ii
UNIVERSITAS MERCU BUANA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
BIDANG STUDI PUBLIC RELATIONS
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Program Studi
: Public Relations
Judul Skripsi
: Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations
Pimpinan Di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
Jakarta, September 2008
5. Dekan Fikom
Dra. Diah Wardhani, M.Si
(…………….……..)
6. Ketua Jurusan PR
Marhaeni F. Kurniawan, S.sos, M.Si
(..………………….)
7. Pembimbing I
Drs.Tri Heru Raharjanto, Msc
(……………………)
8. Pembimbing II
Dra. Winny Kresnowiaty, M.si
(…………………….)
iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
ABSTRAKSI
Visca Dwi Rachmawati (04203-046)
Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Human Relations Pimpinan Di PT. Radio
Mustang Utama Jakarta
xi+ 117 halaman; 37 tabel; 8 lampiran
Biografi – Daftar Pustaka (1957 - 2005)
Kata Kunci : Persepsi Karyawan dan Human Relations
Human Relations merupakan salah satu unsur keberhasilan komunikasi,
baik komunikasi organisasi maupun antarpribadi. Kegiatan human relations
sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way
communications), antar organisasi-organisasi dengan pihak yang bertujuan untuk
menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan
tertentu, kebijakan, kegiatan atau pelayanan jasa dan sebagainya, demi kemajuan
suatu organisasi atau citra positif bagi organisasi yang bersangkutan.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui persepsi karyawan terhadap
penerapan human relations pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
Konsep penelitian ini adalah human relations, berdasarkan teori Onong Uchayana
Effendy, dalam bukunya Human Relations dan Public Relations. Dia mengartikan,
Human Relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani yang tertuju
kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, kepribadian, sikap, tingkah laku dan
lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang
bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau
berbagai variabel yang timbul di masyarakat. Metode yang digunakan adalah
survei, yaitu pengamatan atau penyelidikan yang kritis terhadap suatu persoalan
tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu, atau suatu studi ekstensif yang
dipolakan untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Jumlah
populasinya adalah 33 orang, dengan sampel yang sama berjumlah 33 orang.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis,
bahwa persepsi karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan PT.
Radio Mustang Utama Jakarta, melalui kegiatan-kegiatan yang positif, jalinan
komunikasi antar karyawan dengan pimpinan dan juga sesuai dengan prinsipprinsip human relations yaitu, pentingnya individu, saling menerima, kepentingan
bersama, komunikasi terbuka, partisipasi karyawan, identitas setempat dan
keputusan setempat, menunjukan hasil yang positif. Dengan demikian human
relations yang diterapkan oleh pimpinan PT. Radio Mustang sudah baik.
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ………………...…….......…. i
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ………………….....…. ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ………………….………………..…… iii
ABSTRAKSI ……………………………………………….……….......……… iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
DAFTAR TABEL ……………………………………………..……….......… xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ……..….…..………………....................... 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………..…….......................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
1.4 Signifikansi
1.4.1 Signifikansi Teoritis ................................................................. 7
1.4.2 Signifikansi Praktis .................................................................. 7
BAB II KERANGKA TEORI
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi ............................................................ 8
2.1.2 Komunikasi Organisasi ........................................................... 9
2.13 Komunikasi Antarpribadi ........................................................ 12
2.2 Public Relations
2.2.1 Pengertian Public Relations ................................................... 15
2.2.2 Fungsi Public Relations …………………………………….. 16
2.2.3 Tujuan Public Relations ……………………………............. 17
2.3 Persepsi
2.3.1 Pengertian Persepsi ……………………………………........ 18
2.3.2 Tahapan Persepsi ………………………………..………….. 22
2.3.3 Faktor Persepsi ……………………………………………... 23
vii
2.4 Publik Internal (Karyawan)
2.4.1 Pengertian Publik Internal (Karyawan) .................................. 25
2.5 Human Relations
2.5.1 Pengertian Human Relations ……………………………..… 26
2.5.2 Tujuan Human Relations ………….…………….……..…… 27
2.5.3 Fungsi Human Relations ……………..………….……….… 28
2.5.4 Program-Program Human Relations ..………………….…. 29
2.5.5 Prinsip-Prinsip Human Relations ………………….........… 30
2.5.6 Faktor Manusia Dalam Human Relations …………..….......31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian ....................………………................................... 33
3.2 Metode Penelitian .......................................................................... 34
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi ............................................................................... 35
3.3.2 Sampel ................................................................................ 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Pengumpulan Data Primer ..................................................... 36
3.4.2 Pengumpulan Data Sekunder ................................................. 36
3.5 Definisi Konsep & Operasionalisasi Konsep
3.5.1 Definisi Konsep ...................................................................... 38
3.5.2 Operasionalisasi Konsep .. .................................................... 38
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data...............….…………........ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah PT. Radio Mustang Utama Jakarta …………………......... 45
4.2 Visi dan Misi PT. Radio Mustang Utama Jakarta ........................... 46
4.3 Struktur Organisasi .......................................................................... 47
4.4 Hasil Penelitian ............................................................................... 63
4.4.1 Identitas Responden ............................................................... 64
4.1.2 Human Relations ................................................................... 68
4.5 Hasil Pembahasan ……………………………….……………… 103
viii
BAB V PENUTUP
5.1 K esimpulan …………………………….……....……….............. 115
5.2 Saran
5.2.1 Saran Akademis .................................................................... 117
5.2.2 Saran Praktis ......................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA
viiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Keterangan Selesai Riset dari PT. Radio Mustang
Utama Jakarta
Lampiran 2
Company Profile
Lampiran 3
Struktur Organisasi PT. Radio Mustang Utama Jakarta
Lampiran 4
Kuesioner
Lampiran 5
Wawancara
Lampiran 6
Draf Hasil Wawancara
Lampiran 7
Curriculum Vitae
Lampiran 8
Surat Pernyataan
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jenis Kelamin …………………………………………… …….. 64
Tabel 2
Usia Responden ………………………………………… ……. 65
Tabel 3
Pendidikan Terakhir …………………………………… ……... 66
Tabel 4
Masa Kerja ……………………………………………….……. 67
Tabel 5
Pimpinan menyapa karyawannya ............................................... 68
Tabel 6
Pimpinan mengamati tugas yang telah diselesaikan oleh
Karyawan ..................................................................................... 69
Tabel 7
Pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh
karyawan ...................................................................................... 70
Tabel 8
Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi
Karyawannya ............................................................................... 71
Tabel 9
Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik ................. 72
Tabel 10
Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan .........73
Tabel 11
Pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya ..................... 74
Tabel 12
Pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap
karyawannya ................................................................................. 75
Tabel 13
Pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap
karyawannya ................................................................................. 76
Tabel 14
Kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan
karyawan ...................................................................................... 77
Tabel 15
Keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan
karyawan ...................................................................................... 78
Tabel 16
Untuk memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih
disukai oleh karyawan dan pimpinan .......................................... 79
Tabel 17
Komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan karyawan
berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik .................. 80
Tabel 18
Kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa
ada tekanan ................................................................................... 81
Tabel 19
Pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui
telepon dan internet ...................................................................... 82
Tabel 20
Pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya ..... 83
xi
Tabel 21
Setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan
pendapat ....................................................................................... 84
Tabel 22
Karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau
pendapatnya .................................................................................. 85
Tabel 23
Pimpinan tidak mengintervensi hak karyawannya untuk
mengungkapkan pendapatnya ...................................................... 86
Tabel 24
Setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan
masalah ........................................................................................ 87
Tabel 25
Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi ........................................ 88
Tabel 26
Pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila
mengerjakan tugas dengan baik ................................................... 89
Tabel 27
Pimpinan menaikkan jabatan karyawannya ................................. 90
Tabel 28
Pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya .................. 91
Tabel 29
Pekerjaan yang menantang bagi karyawannya ............................ 92
Tabel 30
Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi
karyawannya ................................................................................. 93
Tabel 31
Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya ........................... 94
Tabel 32
Pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya ........... 95
Tabel 33
Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya ......... 96
Tabel 34
Pimpinan menyadari kemampuan karyawannya .......................... 97
Tabel 35
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya
untuk menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing ..... 98
Tabel 36
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya
untuk menyelesaikan tugas ......................................................... 99
Tabel 37
Rekapitulasi hasil penelitian penelitian kuantitatif .................... 100
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kita telah menyadari bahwa sebagai makhluk sosial yang berakal dan
berbudi pekerti membutuhkan adanya orang lain, yang berarti manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain. Selain itu manusia juga membutuhkan
penghargaan dari sesama dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk
melakukan sesuatu atau memiliki persepsi yang sama dalam masalah tertentu.
Untuk itu di dalam organisasi sangat memerlukan orang-orang, dan orangorang membutuhkan organisasi. Karena organisasi memiliki tujuan manusiawi,
organisasi juga dibentuk dan di pertahankan atas dasar kebersamaan kepentingan
di kalangan anggotanya. Orang-orang memandang organisasi sebagai sarana
untuk membantu pencapaian tujuan organisasi. Apabila tidak ada kebersamaan,
tidak masuk akal mencoba membentuk kelompok dan membina kerja sama,
karena tidak ada landasan yang sama untuk membangun.1
Organisasi bukan hanya struktur formal dimana bawahan melaporkan
kepada atasan pekerjaannya. Organisasi adalah jaringan sosial dimana pekerja
berinteraksi, mencari penerimaan dari lingkungannya dan menerima persetujuan
dari pekerja lainnya, menemukan kesenangan dalam pekerjaan dan interaksi sosial
selama melakukan pekerjaannya.
Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh
pimpinan. Kepemimpinan memegang peran sangat penting, dalam mengarahkan,
1
Keith Davis & John, W. Newstrom, Human Behavior at Work: Organizational Behavior,
McGraw-Hill, Inc, 1985, Hal. 12
1
2
mengajak, serta mempengaruhi orang di dalam mencapai tujuan kepemimpinan,
juga merupakan bagian penting organisasi dan itu dijadikan untuk kepentingan
manusia dalam organisasi itu secara luas.
Adanya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari pimpinannya. Hal ini
berlaku bagi organisasi disetiap bidang yang ada, karena kepemimpinan
merupakan aspek yang sangat penting untuk mencapai tujuan, maka seorang
pemimpin harus mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya yaitu dengan
menggunakan kekuasaan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi dan
perusahaan. Untuk mencapai suatu tujuan itu, maka seorang pimpinan perlu
adanya komunikasi secara timbal balik dengan bawahannya. Karena komunikasi
sangat penting dalam kehidupan manusia, juga bagi suatu organisasi. Dengan
adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar dan
berhasil, begitu pula sebaliknya. Komunikasi dalam suatu organisasi merupakan
suatu proses penyampaian gagasan, harapan, pesan yang disampaikan dan
memiliki makna dengan maksud mencapai tujuan bersama.
Oleh karena peran komunikasi di dalam perusahaan dirasakan penting
bagi seorang pimpinan, karena setiap terjadi pertemuan selalu terjadi komunikasi
yang menimbulkan adanya keakraban dalam suasana kerjanya, sehingga terjadi
kondisi kerjasama yang baik, dari komunikasi yang timbul tersebut setiap tugas
akan jelas informasinya. Oleh karena itu tidak menimbulkan kesalah pahaman
yang mengakibatkan konflik atau pertengkaran antar karyawan.
PT. Radio Mustang Utama merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang penyiaran radio swasta di Jakarta yang tepatnya berada di Wisma
Nusantara Lt. 25, Jl. M.H Thamrin No. 59, Jakarta Pusat. Yang memiliki segmen
3
pendengar berjiwa muda berkelas sosial menengah ke atas serta berusia antara 15
sampai 30 tahun. Motto Radio Mustang adalah “Ryhthm of The City” dan Sejak
saat itu Radio Mustang menjadi salah satu radio unggulan di Jakarta dengan
acara-acara yang kreatif melalui on-air. Salah satu acara off-airnya yang khas
adalah “ Mustang Rendezvous” berupa Fun Rally Otomotif.
Perusahaan ini merupakan salah satu dari gabungan perusahaan PT.
Ramako group yang termasuk di dalamnya selain Radio Mustang yaitu Radio
Ramako Jakarta, Radio KIS FM Jakarta, Radio Ju FM Batam dan Salon Green
Twenty Jakarta dengan pemilik Ibu Adiyanti B.N. Rahmadi.
Pada tahun 2004 lalu dikarenakan akan ditempatkannya peraturan
perundang-undangan mengenai penyiaran untuk seluruh wilayah di Indonesia
tanpa terkecuali maka terjadilah perombakan susunan frekuensi pada hampir
seluruh frekuensi radio di Indonesia termasuk di Jakarta, sehingga menyebabkan
Radio Mustang kembali pindah frekuensi mulai tanggal 1 Agustus 2004 dari
100,55 FM menjadi frekuensi 88 FM dengan lokasi dan motto yang sama.2
Kedudukan public relations di PT. Radio Mustang Utama Jakarta berada
sejajar dengan staff produksi, Trainner, Music Director, Penyiaran, Redaksi, OFF
AIR, Traffic, Operator dan Front Office. Job Deskripsi Public Relations yaitu
Bertanggung jawab untuk menjaga citra diri yang baik dan profesional sebagai
image station yang positif baik itu ke pendengar, klien ataupun masyarakat luas
pada umumnya. Mempromosikan Radio Mustang melalui media cetak, maupun
pendekatan secara personal dengan orang-orang yang berkompeten dalam hal ini,
menjalin hubungan baik dengan relasi dan para sponsor.
2
Company Profil Radio Mustang 88 FM
4
Kaitan public relations dengan human relations adalah public relations
yang menjalankan dari suatu kegiatan, sedangkan human relations merupakan
kegiatan yang berkesinambungan.
Tapi dalam melaksanakan kegiatan human relations dengan karyawan
maupun pimpinan perusahaan, peran public relations disini kurang berperan aktif
dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Karena peran public relations di PT.
Radio Mustang Utama Jakarta lebih memfokuskan kepada kegiatan eksternal
perusahaan. Untuk itu dalam melaksanakan kegiatan human relations perusahaan,
yang berperan aktif dalam melaksanakan human relations dengan karyawan
adalah Pimpinan.
Dalam hal ini PT. Radio Mustang Utama Jakarta menyadari bahwa
keberhasilan organisasi tidak terlepas dari membina hubungan yang harmonis, dan
kerja keras, sehingga karyawan dapat bekerja dengan giat. Oleh sebab itu penulis
tertarik dengan PT. Radio Mustang Utama Jakarta karena memiliki banyak
berbagai kegiatan internal yang positif, seperti: familly gathering, employee
gathering, kegiatan olahraga, dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut dapat
menjalin rasa kekeluargaan bagi sesama karyawannya, dan keramahan antar
sesama karyawan, pimpinan dengan karyawan. Juga dengan didukung dengan
komunikasi yang lancar sehingga suasana yang ada di dalam perusahaan tersebut
dapat tercipta dengan harmonis.
Komunikasi dapat memberikan input bagi seseorang yang pada akhirnya
mengarah pada perilaku yang ditampilkan. Komunikasi dapat menjadi saluran
yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan untuk melahirkan
sebuah persepsi. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
5
hubungan-hubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan
informasi,
menafsirkan pesan dan persepsi merupakan kegiatan yang memberikan makna
pada stimuli inderawi yang melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan
memori.3
Oleh
karena
itu,
penting
bagi
pimpinan untuk
mengetahui
perkembangan persepsi karyawan terhadap human relations pimpinannya.
Dengan begitu, perusahaan dapat mengetahui kinerja karyawannya selama bekerja
di perusahaan tersebut.
Untuk itu penulis mengangkat masalah penelitian mengenai persepsi
karyawan terhadap penerapan human relations yang dilakukan oleh pimpinan PT.
Radio Mustang Utama Jakarta, periode 2007 dan untuk menelaah serta meneliti
lebih dalam kegiatan human relations di dalam melakukan hubungan dengan
karyawan.
Di negara-negara yang sudah maju human relations semakin dapat
perhatian para pimpinan dalam organisasi apapun, karena semakin dirasakan
pentingnya dalam rangka memecahkan berbagai masalah menyangkut faktor
manusia dalam manajemen.
Benturan-benturan psikologis dan konflik-konflik antar kepentingan
pribadi dengan kepentingan organisasi sering terjadi bukan antar pimpinan dengan
karyawan, tetapi juga antar karyawan dengan karyawan, yang benar-benar
menggangu jalannya roda organisasi dalam mencapai tujuannya.
Human Relations juga dirasakan penting oleh pimpinan PT. Radio
Mustang Utama Jakarta karena untuk menghilangkan “luka-luka” akibat salah
komunikasi (mis-communication) dan salah interpretasi (mis-interpretation) yang
3
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 48
6
terjadi antara pimpinan beserta karyawannya. Dan juga tercipta hubungan yang
harmonis di dalam perusahaan, adanya saling membantu dalam menyelesaikan
masalah ataupun tugas-tugas perusahaan, yang dapat menimbulkan komunikasi di
dalam perusahaan ( publik internal ).
Human Relations merupakan salah satu unsur keberhasilan komunikasi,
baik komunikasi organisasi maupun antarpribadi. Kegiatan human relations
sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way
communications), antar organisasi-organisasi dengan pihak yang bertujuan untuk
menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan
tertentu, kebijakan, kegiatan atau pelayanan jasa dan sebagainya, demi kemajuan
suatu organisasi atau citra positif bagi organisasi yang bersangkutan.
Tujuan dari kegiatan human relations adalah sebagai komunikasi persuasif
bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja, melainkan suatu aktivitas dan
suatu kegiatan untuk mengembangkan hasil yang lebih baik, produktif dan
memuaskan.
7
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas penulis akan memfokuskan penelitian pada human
relations pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana
persepsi karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan di PT.
Radio Mustang Utama Jakarta ?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka penulis
ingin mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan human relations
pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
1.4 Signifikansi Penelitian
1.4.1 Signifikansi Teori
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi fakultas ilmu komunikasi
khususnya, serta dapat menambah pengetahuan dalam bidang PR. Secara umum
penelitian ini untuk melihat penerapan human relations yang dilakukan oleh
Pimpinan di dalam suatu perusahaan.
1.4.2 Signifikansi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pimpinan PT. Radio
Mustang Utama Jakarta, dalam mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan
human relations. Dan dapat memberikan manfaat dari hasil kegiatan human
relation, khususnya pimpinan dengan karyawannya yang bekerja di PT. Radio
Mustang Utama Jakarta.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara umum adalah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan, dimana komunikasi merupakan aktivitas dasar
setiap manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan dengan
manusia lainnya. Komunikasi di definisikan dari berbagai sisi pandang dan
berbagai dibidang ilmu. Dari sekian banyak definisi komunikasi, berikut ini akan
diuraikan beberapa pengertian komunikasi.
Komunikasi merupakan landasan dalam hidup manusia, dalam proses ini
berarti bahwa tanpa komunikasi manusia sukar diterima di masyarakat, karena
komunikasi penting, sebab manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan
masyarakat.
Ahli komunikasi Astrid A. Susanto mengatakan bahwa komunikasi
merupakan landasan dalam hidup manusia. Dalam proses ini berarti bahwa tanpa
komunikasi manusia sukar diterima dalam masyarakat, karena komunikasi itu
penting, sebab manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan masyarakat.
Komunikasi penting artinya bagi manusia, sebab tanpa komunikasi tidak akan
terjadi interaksi dan tidak akan terjadi saling tukar pengetahuan dan pengalaman.4
Menurut Gode, komunikasi merupakan suatu proses yang membuat
adanya kebersamaan bagi dua orang atau lebih yang semula dimonopoli oleh satu
atau beberapa orang.5 Maksud dari pengertian tersebut adalah komunikasi yang
4
5
Astrid A. Susanto, Filsafat Komunikasi, Bina Cipta, Bandung, 1980, Hal. 80
Anwar, Arifin, Ilmu Komunikasi, CV. Rajawali, Jakarta, 1987, Hal. 25
8
9
baik atau efektif adalah komunikasi yang mampu menciptakan kebersamaan arti
bagi orang-orang yang terlibat tanpa persamaan arti sukar di pikirkan adanya
komunikasi.
Menurut Bernard Berelson dan Garry A. Stainer dalam karyanya “Human
Behavior” yaitu, komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau katakata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaianlah
yang biasanya dinamakan komunikasi.6
Akan tetapi pengertian dasariah adalah komunikasi itu terlibat minimal
harus mengandung kesamaan makna antara dua belah pihak yang terlibat.
Dikatakan demikian karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif yakni
agar orang mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu kegiatan atau perbuatan.
Dilihat dari definisi diatas maka komunikasi
sangat penting dan
dibutuhkan di dalam perusahaan, karena dengan adanya komunikasi akan terjadi
interaksi antar semua anggota perusahaan yang akan menimbulkan pertukaran
pengalaman dan informasi dan juga dapat terjalin komunikasi dua arah sehingga
proses penyampaian pesannya dapat diterima dengan baik.
2.1.2 Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, yang bersifat formal
dan informal dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada
komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga
6
Rosady, Ruslan, Kiat dan Strategi Public Relations, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002,
Hal. 17
10
komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi
formal adalah komunikasi kebawah, komunikasi keatas dan komunikasi
horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak tergantung pada struktur
organisasi, seperti komunikasi.7
Komunikasi organisasi yang diungkapkan oleh Daniel Katz dan Khan,
adalah pertukaran informasi dan penyampain makna yang merupakan hal utama
dari suatu sistem sosial atau organisasi yang merupakan proses penyampaian
informasi dan dari satu orang ke orang lain yang merupakan satu–satunya cara
manajemen aktivitas dalam suatu organisasi melalui proses komunikasi.8
Daniel Khan dan Katz juga mengatakan sebagai suatu sistem sosial, orang
memiliki keunikan di dalam kebutuhannya guna memelihara berbagai masukan
untuk menjaga perilaku di dalam organisasi tersebut tetap dalam keadaan
terkendali.9 Komunikasi organisasi sangat penting dan layak untuk dipelajari,
karena sekarang ini banyak orang yang tertarik dan memberi perhatian kepadanya
guna mengetahui prinsip dan keahlian komunikasi yang dapat dimanfaatkan
untuk mewujudkan tujuan organisasi, baik itu organisasi
komersial seperti
kelembagaan bisnis dan industri ataupun organisasi-organisasi sosial seperti
rumah sakit maupun institusi pendidikan.
Dengan adanya komunikasi suasana di dalam perusahaan akan terjalin
hubungan yang harmonis antara pegawai
dengan pimpinan, humas dengan
pegawai, pada diri mereka juga ditanamkan rasa tanggung jawab dan kewajiban
terhadap perusahaan pada
7
tiap anggota perusahaan diberikan tanggungjawab
Onong, Uchyana, Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2005, Hal. 11-16
8
Rosady, Ruslan, Manajemen Humas, Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Hal. 92
9
Rhenald, Kasali, Manajemen Humas, Grafiti, Jakarta, 1994, Hal. 32
11
pekerjaan dan mereka diberikan gambaran, bahwa keberadaan atau maju
mundurnya perusahaan tergantung dari cara kerja para anggotanya. dan mereka
juga harus menyadari bahwa kesan positif maupun negatif publik luar tergantung
dari sikap, tingkah laku, dan cara mereka menyelesaikannya.
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial,
tindakan komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan
empat fungsi, yaitu :
1. Fungsi Informatif
Fungsi informatif adalah organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemprosesan informasi. Maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif adalah berkaitan dengan peraturan-peraturan yang belaku
dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, yaitu orangorang yang berada di dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki
kewenangan utnuk mengendalikan informasi yang disampaikan.
3. Fungsi Persuasif
Fungsi persuasif adalah dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan
diharapkan.
4. Fungsi Integratif
selalu membawa hasil
sesuai dengan yang
12
Fungsi integratif adalah setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik.10
Berdasarkan definisi di atas komunikasi organisasi sangat dibutuhkan dan
penting
karena komunikasi
organisasi merupakan
sebagian penciptaan makna, dimana proses
penafsiran
pesan dan
komunikasi ini saling berkaitan
dengan semua anggota dalam organisasi, sehingga terjadi pertukaran informasi
dan rasa saling membantu dalam setiap unit-unit yang merupakan bagian dari
organisasi yang dapat meningkatkan produktifitas kerja dan menghasilkan suatu
karya yang dapat membanggakan organisasinya.
2.1.3 Komunikasi Antarpribadi
Sebagai makhluk sosial, kita memerlukan komunikasi dengan orang lain,
entah secara pribadi antara dua orang, beberapa orang, kelompok kecil, kelompok
besar, atau dengan massa. Komunikasi pribadi yang dilakukan dengan orang lain,
antar kita dengan orang lain disebut sebagai Komunikasi Interpersonal atau
komunikasi Antarpribadi.
Komunikasi antarpribadi adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan
secara langsung antara seseorang dengan orang lain. Komunikasinya lebih bersifat
pribadi, dalam arti pesan atau informasi yang disampaikan hanya ditunjukkan
untuk kepentingan pribadi para pelaku komunikasi yang terlibat. Dalam
komunikasi antarpribadi, jumlah pelaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari
dua orang, selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.11
10
11
Sendjaja, S. Djuarsa , Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002, Hal. 4.8-4.9
Ibid., Hal. 2.12
13
Melalui komunikasi
maksud agar komunikan
berusaha menyampaikan gagasan, ide-ide dengan
menerima dan menyetujui
pesan-pesan
yang
disampaikan, sehingga dalam komunikasi antarpribadi terdapat empat sisi yakni
dari isi pesan yang disampaikan, komunikasi mengungkapkan sesuatu mengenai
pembicaraan diri, tentang relasinya dengan penerima pesan dan tujuan dari
komunikasi.12
Ketika seseorang berkomunikasi, isi pesan yang disampaikan dapat
mempengaruhi kadar hubungan diantaranya. Pengaruh yang ditampilkan ialah
hubungan yang rendah atau tinggi. Hubungan yang rendah dapat disebabkan
antara individu sebelumnya tidak memiliki keterlibatan, sehingga informasi yang
dipertukarkan merupakan informasi yang bersifat umum.
Hubungan yang tinggi dapat disebabkan daya tarik yang tinggi terhadap
individu tersebut. Ini berarti dalam setiap komunikasi terutama dalam komunikasi
antarpribadi tidak hanya melihat isi pesan dalam setiap komunikasi, tetapi
menentukan hubungan atau relationship diantara individu.
Komunikasi
antarpribadi
mempunyai
berbagai
manfaat,
melalui
komunikasi antarpribadi kita dapat mengenal diri kita sendiri dan orang lain,
mengetahui dunia luar, menjalin hubungan yang lebih bermakna, melepaskan
ketegangan, dapat mengubah nilai-nilai dan sikap hidup seseorang, memperoleh
hiburan dan menghibur orang lain, dan sebagainya.
Ada tiga perspektif yang dapat digunakan untuk menjelaskan definisi
komunikasi antarpribadi, yaitu
12
Franz Josep Eilers, Berkomunikasi dalam Masyaraka, Nusa Indah, NTT, 2001, Hal. 12
14
1. Perspektif Komponensial, adalah proses mengirim dan menerima
pesan-pesan di antara dua orang atau di antara sekelompok kecil
orang, dengan berbagai umpan balik dan efek.
2.
Perspektif Pengembangan, adalah proses yang berkembang, yakni
dari hubungan yang bersifat impersonal meningkat menjadi
hubungan interpersonal.
3.
Perspektif
Relasional, adalah komunikasi antarpribadi yang
dilihat dari hubungan di antara dua orang.13
Ciri-ciri pendekatan komunikasi antarpribadi yang dikemukakan Astrid
Susanto, yaitu :
1. Jumlah orang yang terlibat sangat sedikit (berkisar 2 atau 3 orang).
2. Tingkat kedekatan fisik pada waktu berkomunikasi intim sampai
pribadi.
3. Sifat umpan baliknya segera.
4. Peran komunikasinya informal.
5. Penyesuaian pesan bersifat khusus.
6. Tujuan dan maksud komunikasi tidak berstruktur namun sangat
sosial.14
Komunikasi antarpribadi pada umumnya terbentuk verbal, tetapi terkadang
disertai dengan ungkapan-ungkapan non verbal. Menurut Devito dalam bukunya
”The Interpersonal Communication Book”
komunikasi antarpribadi adalah
sebagai proses pengiriman pesan dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang
atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa umpan balik
seketika.15
13
Sendjaja, S. Djuasa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, Hal. 109110
14
Astrid, A. Susanto, Komunikasi Dalam Praktek dan Teori, PT. Bina Cipta, Bandung, 1997,
Hal.34
15
Onong, Uchyana, Effendy, Teori dan Filsafat Komunikasi cetakan ke-3, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2003, Hal. 59
15
Berdasarkan definisi di atas komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi
yang sifatnya dialogis, dan prosesnya berlangsung secara timbal balik. Dengan
demikian dalam konteks kegiatan komunikasi antarpribadi, seorang komunikator
lebih mengenal komunikannya secara pribadi (ada ikatan ‘psikologis’); yaitu
mengenal kepribadiannya yang dapat membedakan dengan komunikasi lainnya.
Artinya, makin besar para pelaku komunikasi saling mengenal secara individu
satu sama lain, maka komunikasi tersebut makin bersifat ‘pribadi’. Sebaliknya,
semakin kecil tingkat pengetahuan individu satu sama lain, maka komunikasi itu
semakin ‘impersonal’.16
2.2 Public Relations
2.2.1 Pengertian Public Relations
Public Relations menurut British Institute Of Public Relations (IPR) bahwa
Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana
dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan
saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khlayaknya yang
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara saling pengertian.17
Dalam definisi itu, menjelaskan
bahwa upaya
yang terencana
dan
berkesinambungan ini berarti Public Relations adalah suatu rangkaian kegiatan
yang di organisasikan sebagai rangkaian kampanye atau program terpadu, dan
semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan dan teratur. Public Relations
bukanlah kegiatan yang sifatnya sembarangan atau dadakan. Karena Public
16
17
Budiyatna, Komunikasi Antarpribadi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1994, Hal. 21
Frank, Jefkins, Public Relations Edisi ke empat, PT. Erlangga, Jakarta, 1996, Hal. 8
16
Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu organisasi yang
bersifat komersil maupun yang non komersil.
Menurut Rex Harlow public relations adalah fungsi manajemen yang khas
mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya mengenai komunikasi, penerimaan, pengertian dan kerjasama yang
melibatkan
manajemen
dalam
permasalahan
atau
persoalan,
membantu
manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap terhadap opini public,
menetapkan dan menekankan tanggungjawab manajemen untuk melayani
kepentingan publik.18
Public Relations juga merupakan fungsi manajemen dari budi atau perilaku
yang dijalankan secara berkesinambungan dan berencana, dimana organisaiorganisasi yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina
pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka guna mencapai kerjasama yang
lebih produktif dan untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih efisien
dengan melancarkan informasi yang berencana dan tersebar luas.19
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Public Relations
merupakan fungsi manajemen yang kegiatannya bertujuan untuk memperoleh
good will, kepercayaan, saling pengertian yang baik dari masyarakat.
2.2.2 Fungsi Public Relations
Setelah mengetahui beberapa definisi public relations selanjutnya akan
di bahas tujuan kegiatan Public Relations sebagai fungsi manajemen dalam
perusahaan.
18
Onong, Uchayana, Effendy, Human Relations dan Public Relations, CV. Mandar Maju,
Bandung, 1993, Hal. 117-118
19
Bachtiar, Aly, Teknik Humas, Universitas Terbuka, Jakarta, 1995, Hal. 8
17
Menurut Cultip dan Center serta Canfield maka fungsi Public Relations
adalah:
20
1. Menunjang manajemen dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik
publik internal maupun publik eksternal
3. Menciptakan dua arah timbal-balik dengan menyebarkan informasi
dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik
kepada organisasi.
4. Melayani publik dan menasehati pimpinan demi kepentingan umum.
2.2.3 Tujuan Public Relations
Tujuan dari Public Relations adalah sebagai berikut21:
1. Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian
Tujuan sentral public relations yang akan dicapai adalah tujuan
organisasi, sebab public relations dibentuk guna menunjang
manajemen yang berupaya mencapai tujuan organisasi. Tujuan
organisasi diperjuangkan manajemen dan yang ingin ditunjang oleh
public relations itu sendiri adalah kerangka kegiatan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
2. Menjaga dan membentuk saling percaya
Tujuan public relations pada akhirnya adalah membuat publik
dan organisasi/lembaga saling mengenal. Baik mengenal kebutuhan,
kepentingan, harapan, maupun budaya masing-masing. Dengan
20
21
Farida, Kusumastuti, Dasar-dasar Humas, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, Hal. 24
Ibid., Hal. 25
18
demikian, aktivitas kehumasan haruslah menunjukkan adanya usaha
komunikasi untuk mencapai saling kendala dan mengerti tersebut.
3. Memelihara dan menciptakan kerjasama
Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi diharapkan akan
terbentuknya bantuan dan kerjasama nyata. Artinya, bantuan dan
kerjasama ini sebuah dalam bentuk perilaku atau termanifestasikan
dalam bentuk tindakan tertentu.
2.3 Persepsi
2.3.1 Pengertian Persepsi
Komunikasi dapat memberikan input bagi seseorang yang pada akhirnya
mengarah pada perilaku yang ditampilkan. Komunikasi dapat menjadi saluran
yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan untuk melahirkan
sebuah persepsi. Pada hakekatnya, persepsi adalah suatu proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya
kemudian diinterpretasikan sehingga memperoleh makna tertentu.22
Persepsi menurut David K. Berlo persepsi seseorang dalam melihat objek
atau pesan yang belum tentu sama dengan yang lain. Hal itu disebabkan dalam
proses komunikasi tidak terjadi transmisi makna.23
Dalam proses komunikasi hanya pesan yang ditransmisi dan bukan makna,
hanya orang yang berkomunikasi langsung yang dapat memberikan makna pada
symbol atau pesan tersebut. Oleh karena itu seseorang dapat memberikan makna
yang berbeda terhadap symbol yang sama.
22
Sendjaja, S. Djuarsa, Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta, 2002,
Hal. 2.13
23
Davit, K. Berlo, The Procces of Communication The Theory & Practice, New York : Holt
Rinechart and Wiston inc, 1960, Hal. 175
19
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi, menafsirkan pesan
dan persepsi merupakan kegiatan yang memberikan makna pada stimuli inderawi
yang melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori. 24
Dalam teori kognitif proses pembentukan persepsi dinyatakan bahwa
ketika individu menginterpretasi dan mengerti informasi atau pesan yang diproses
dalam bentuk perhatian oleh sistem inderawi maka timbul suatu pengetahuan
(kognisi). Proses perhatian menghasilkan perbedaan persepsi sehingga tiap
individu memberi makna yang berlainan terhadap obyek yang sama.
Menurut David A. Aaker dan John G. Myers :
“Persepsi merupakan suatu proses dimana seseorang menerima stimuli
melalui panca inderanya, kemudian menginterpretasikannya. Mereka
mengemukakan bahwa persepsi terdiri dari dua tahap, yaitu atensi dan
interpretasi, hasilnya adalah kognisi yang merupakan pengetahuan terhadap
stimuli itu”.25
Pada dasarnya, letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsi, bukan
pada suatu ungkapan ataupun objek. Persepsi terjadi di dalam benak individu yang
mempersepsi, bukan di dalam objek, dan selalu merupakan pengetahuan. Maka
apa yang mudah bagi kita, boleh jadi sulit bagi orang lain. Untuk itu, penting bagi
kita memahami sifat persepsi itu sendiri. Adapun sifat-sifat persepsi adalah
sebagai berikut:26
1. Persepsi adalah pengalaman
Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek, atau peristiwa, kita harus
memiliki dasar atau basis untuk melakukan interpretasi. Dasar ini biasanya
kita temukan pada pengalaman masa lalu kita dengan orang, objek atau
24
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, 2001, Hal. 48
Philip Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, Edisi kedua, CV. Intermedia, Jakarta, 1985, Hal. 113
26
Sendjaja, S. Djuarsa, Ibid. Hal. 2.15
25
20
peristiwa tersebut, atau dengan hal-hal yang menyerupainya. Tanpa
landasan pengalaman sebagai pembanding, tidak mungkin kita dapat
mempersepsikna suatu makna. Sebab hal ini akan membawa kita kepada
suatu kebingungan.
2. Persepsi adalah selektif
Ketika mempersepsikan sesuatu, kita melakukan seleksi hanya pada
karakteristik tertentu dari suatu objek. Biasanya kita mempersepsikan apa
yang kita “inginkan” atas dasar sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam
diri kita. Bahkan, terkadang mengabaikan karakteristik yang telah relevan
atau berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut. Keterbatasan otak
menyebabkan kita hanya dapat mempersespsi sebagian karakteristik dari
objek.
3. Persepsi adalah penyimpulan
Proses psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui
suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui
persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang tidak
lengkap. Melalui penyimpulan, kita berusaha untuk mendapatkan
gambaran yang lebih lengkap mengenai objek yang kita persepsikan atas
dasar sebagian karakteristik yang kita tangkap dari objek tersebut.
4. Persepsi adalah tidak akurat
Setiap persepsi yang kita lakukan akan mengandung kesalahan dalam
kadar tertentu. Hal ini bisa disebabkan pengaruh pengalaman masa lalu,
selektivitas, dan penyimpulan. Biasanya ketidakakuratan ini terjadi karena
penyimpulan yang terlalu mudah untuk menyamaratakan sesuatu. Ada
21
kalanya persepsi tidak akurat karena orang menganggap sama, sesuatu
yang sebenarnya hanya mirip. Semakin jauh jarak antara orang yang
mempersepsi dengan objeknya, semakin tidak akurat persepsinya.
5. Persepsi adalah evaluatif
Persepsi merupakan proses kognitif psikologis yang ada di dalam diri kita.
Karenanya, persepsi bersifat subjektif. Suatu hal yang tidak terpisahkan
dari interpretasi subjektif adalah evaluasi. Sangat langka kita dapat
mempersepsikan sesuatu dengan netral. Kita cenderung untuk mengingat
hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi diri kita dan sesuatu yang sifatnya
sangat baik maupun buruk. Jika hal-hal yang bersifat subjektif (misalnya:
pengalaman) tersebut muncul mendasari persepsi yang kita buat, tidak
dapat dihindari proses evaluasi harus dilakukan.
Persepsi berbeda dengan penginderaan. Penginderaan adalah gambaran
yang sebenarnya tentang lingkungan atau situasi yaitu ketika seseorang
menangkap sesuatu melalui inderanya. Dengan kata lain, persepsi seseorang
mengenai lingkungan atau situasi adalah hasil dari proses interpretasi yang khas,
yang bisa saja berbeda dengan penggambaran yang sebenarnya. 27
Dengan demikian dapat disimpulkan, hasil penginderaan tidak sepenuhnya
dapat ditarik menjadi sebuah persepsi. Informasi yang ditangkap oleh indera,
menempuh tahap penyeleksian, penerimaan, pengorganisasian, yang akhirnya
menimbulkan makna-makna tertentu (penginterpretasian).
Persepsi setiap orang bisa berbeda-beda meskipun objek yang
diinterpretasikan sama. Dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses dari
27
Ibid. Hal. 2.1654
22
segala peristiwa atau pengalaman tentang satu obyek yang dirangsang oleh alat
indera yang kemudian dirumuskan atau ditafsirkan sebagai informasi dimana
proses ini melibatkan unsur-unsur sensasi, atensi (perhatian), ekspektasi
(harapan), motivasi dan memori.
2.3.2 Tahapan Persepsi
Proses persepsi menempuh berbagai tahapan sebelum akhirnya
memunculkan interpretasi tertentu. Lebih lanjut David A. Aeker
menyebutkan adanya 3 tahapan dalam proses pembentukan persepsi yaitu :28
Tahap Stimuli, Tahap Atensi, Tahap Interpretasi.
Tahap Stimuli, adalah suatu tahapan dimana suatu pesan atau
informasi ditangkap oleh indera manusia. Penangkapan pesan tersebut
dipengaruhi oleh intensitas penyerapan, ukuran, kebauran, posisi serta
konteks. Penerapan dilakukan dengan cara melihat, mendengar, mencium
atau merasakan sesuatu dalam alam sadar.
Tahap Atensi, adalah suatu tahapan dimana seseorang setelah
terkena stimuli lalu memperhatikan stimuli yang muncul dalam alam sadar
sementara stmuli lainnya mulai melemah. Pemunculan suatu stimuli melalui
proses penyaringan perhatian atau attention filter. Dalam proses penyaringan
ini seseorang ada yang melakukannya secara aktif (active search) dan ada
yang secara pasif (passive search). Penyaringan perhatian tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: kemanfaatan (informasi yang
dianggap bermanfaat akan diperhatikan secara seksama), sifat menghibur
(jika penjelasan dapat menghibur akan diperhatikan lebih) dan mempunyai
28
Philip Kotler, Ibid., Hal. 113
23
karakteristik tertentu (bahwa informasi yang memiliki sifat-sifat khusus atau
lain dari yang lain).
Tahap Interpretasi, adalah suatu tahapan dimana seseorang
memberi makna pada stimuli yang diterimanya. Pemaknaan ini dilakukan
melalui proses penyederhanaan (simplify), pengolahan (distort) dan
penyusunan (organize) rangsangan yang ia perhatikan. Dikarenakan
terbatasnya kemampuan indera manusia, maka hanya sebagian kecil dari
semua rangsangan yang masuk yang diinterpretasikan dan hanya yang sesuai
dengan kepentingan dirinya atau rangsangan-rangsangan yang berulangulang menempa dirinya yang diberi makna.
2.3.3 Faktor Persepsi
Menurut Rhenald Kasali, persepsi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:29
1) Latar belakang budaya.
Menyangkut tradisi, cara pandang, kebiasaan yang dimiliki
oleh lingkup masyarakat tertentu. Budaya ini tentu saja berbeda
satu sama lain. Masing-masing daerah memiliki latar belakang
budaya sendiri. Misalnya persepsi terhadap warna. Di Malaysia,
warna hijau melambangkan kematian. Sementara di Cina, hitam
merupakan warna yang merepresentasikan suasana berkabung dan
kesedihan.
2) Pengalaman masa lalu.
29
Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations, Konsep, dan Aplikasinya di Indonesia, Grafiti,
Jakarta, 1994. Hal. 23.
24
Khalayak umumnya memiliki suatu pengalaman tertentu
atas objek yang dibicarakan. Makin intensif hubungan antara objek
tersebut dengan mereka, semakin banyak pengalaman yang
dimiliki khalayak.
Selama khalayak menjalin hubungan dengan objek, ia akan
melakukan penilaian. Pada produk-produk tertentu, biasanya
pengalaman dan relasi itu tidak hanya dialami oleh satu orang saja,
melainkan oleh sekelompok orang sekaligus.
Pengalaman masa lalu ini biasanya diperkuat oleh
informasi lain, seperti berita di koran, kejadian yang melanda
objek, dan lain-lain.
3) Nilai-nilai yang dianut.
Adalah anggapan yang sifatnya telah meluas. Dimulai dari
suatu kelompok segmen yang paling kecil, kemudian berkembang
menjadi sebuah nilai yang dianut oleh kelompok yang lebih luas.
4) Berita-berita yang berkembang.
Isu berkembang semakin pesat dengan adanya peran media
massa. Suatu kejadian akan berkembang lebih pesat apabila
diekspos oleh media massa. Perkembangan berita bisa dipengaruhi
oleh informasi lain lintas aspek. Misalnya: kecelakaan pesawat
yang diwarnai isu terorisme (unsur politik).
Faktor-faktor di atas sepertinya memberikan suatu rekaman di
benak seseorang dan siap diputar kelak di kemudian hari jika ia
25
berhadapan dengan stimuli tertentu. Stimuli yang masuk akan dicocokkan
dengan rekaman yang ada untuk memberikan suatu interpretasi.
2.4 Publik Internal (Karyawan)
2.4.1 Pengertian Publik Internal (Karyawan)
Publik internal adalah kelompok yang berada di dalam suatu badan
instansi atau perusahaan yang mempunbyai peran dalam menentukan keberhasilan
perusahaan atau instansi, yaitu seluruh karyawan dari staff sampai dengan
karyawan terbawah.
Karyawan merupakan bagian dari khalayak internal perusahaan yang
memiliki kedudukan penting bagi kelangsungan instansi, sehingga dapat
dikatakan bahwa roda perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar terletak
pada karyawan. tanpa adanya kedudukan karyawan, instansi di jadikan sebagai
komunikator atau mediator dalam mempertemukan kepentingan instansi dengan
karyawan.
Karyawan adalah orang-orang di dalam perusahaan yang tidak memegang
jabatan struktur, ia adalah karyawan biasa di bawah komando supervisor/ kepala
seksi/ kepala subseksi.30
Karyawan adalah suatu bagian terpenting bagi keberhasilan manajemen
perusahaan hendaknya turut mendapat perhatian ekstra. Walaupun demikian pada
kenyataannya
di lapangan tidak semua perusahaan menyadari kepentingan
karyawan sebagai tenaga kerja yang berpotensi.
30
Onong Uchyana, Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung, 1993, Hal. 54
26
Menurut Cultip dan Center, pengertian publik internal adalah orang atau
karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi baik sebagai pimpinan dan
karyawan yang bekerja dalam perusahaan.31
Dari definisi tentang karyawan di atas penulis mencoba menarik kesimpulan
bahwa dalam menjalankan kewajiban-kewajiban, tugas-tugasnya, termasuk
memberikan laporan hasil pekerjaan. Perintah-perintah tersebut datanya dari pihak
atasan (pimpinan).
2.5 Human Relations
2.5.1 Pengertian Human Relations
Human Relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani yang
tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, kepribadian, sikap, tingkah
laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia.36 Sukses atau
tidaknya pendekatan human relations dalam suatu organisasi salah satunya
tergantung kepada kemampuan pimpinan dalam belajar dan beradaptasi di dalam
suatu perusahaan atau organisasi tersebut.
Human relations dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala
situasi dan dalam semua bidang kehidupan. Sehingga menimbulkan kebahagiaan
dan kepuasan hati pada kedua belah pihak.32
Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja
31
Rosady, Ruslan, Manajemen Humas Dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi & Aplikasi),
Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 1999, Hal. 20
36
Onong, Uchyana, Effendy,Op.Cit, Hal. 40-41
32
Op Cit., Hal. 48-49
27
( work situation ) dan dalam organisasi kekaryaan ( work organization ) dengan
tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat
kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas hati.33
Istilah Human relations secara harfiah “ mencakup semua hubungan
interaksi itu, khususnya terjadi antara orang-orang dalam suatu organisasi
kekaryaan atau organisasi ( resmi ).”34
Human relations dalam organisasi kekaryaan adalah komunikasi persuasif
antara orang-orang yang berada dalam struktur formal untuk mencapai suatu
tujuan.
Human relations adalah keseluruhan rangkaian hubungan, baik yang
bersifat formal antara atasan dengan bawahan, atasan dengan atasan, serta
bawahan dengan bawahan lain harus dibina dan harus dipelihara sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu team work dari suasana yang intim dan harmonis dalam
mencapai tujuan.
2.5.2 Tujuan Human Relations
Tujuan Human relations dalam bentuk tatap muka menurut Onong sebagai
suatu komunikasi persuasif bukan hanya sekedar relasi atau hubungan saja,
melainkan suatu aktivitas untuk orang-orang dalam organisasi agar supaya bekerja
dengan semangat kerja sama secara produktif dan dengan hati yang puas serta
bergairah.35Dan tujuan human relations dalam organisasi itu wadah besar atau
33
Op. Cit., Hal. 50
Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Balai Aksara, Jakarta, Hal. 86
35
Suratno, Human Relations dan Semangat Kerja Karyawan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Departemen Kehakiman Dan Ham, Jakarta, 2003, Hal. 59
34
28
kecil, di dalam mana sekelompok manusia berkumpul dalam bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama
Menurut Elton Mayo, tujuan human relations dalam organisasi adalah :
1. Organisasi merupakan sistem sosial dan karyawan merupakan unsur
yang paling penting di dalamnya.
2. Karyawan bukan sekedar alat dalam fungsi kerja, tapi suatu
personalitas yang rumit yang berinteraksi dalam situasi kelompok kerja
yang acap kali sulit untuk dipahami.36
Teori
Elton
Mayo
ini
menyarankan
strategi
peningkatan
dan
penyempurnaan organisasi dengan meningkatkan kepuasan anggota organisasi
dan menciptakan organisasi yang dapat membantu individu menembangkan
potensinya. Dengan meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi
diri pekerja akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga akan dapat
meningkatkan produksi organisasi.
2.5.3 Fungsi Human Relations
Fungsi human relations dalam industri/perusahaan menurut Norman R.F
Waker, adalah berfungsi untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi,
mencegah salah satu pengertian dan mengembangkan aspek kontruktif dari sifat
dan tabiat manusia.37
Menurut keith Davis, fungsi human relations adalah untuk mengintegrasikan
orang-orang kedalam situasi kerja dan menggiatkan mereka untuk bekerja
36
37
Sendjaja, S. Djuarsa, Komunikasi Organisasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2001, Hal.114-115
Norman, R.F. Manier, Princiles of Human Relations, John Wiley & Sons, Inc. New York,
London, 1963, Hal. 7
29
bersama-sama secara produktif, dengan semangat kerjasama yang disertai dengan
perasaan puas, baik kepuasan ekonomi, psikologis maupun kepuasan sosial.38
Fungsi human relations adalah memotivasi ( kegiatan yang memberikan
dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk menngambil suatu tindakan
yang dikehendaki ), sedangkan membangkitkan motivasi karyawan ( daya gerak
yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan )
mereka, menggugah daya gerak untuk lebih berprestasi.
2.5.4 Program-Program Human Relations
Program yang dapat dilaksanakan dalam rangka kegiatan hubungan manusia
dapat dibagi ke dalam program yang formal dan yang informal, yaitu:
a. Program-Program Formal
1. Pembuatan buku petunjuk pegawai (manual, job descripion)
2. Pendidikan dan latihan
3. Diskusi/seminar/pertemuan staf
4. Bimbingan dan nasehat ( conselling )
5. Kotak saran
6. Analisa keluhan
7. Pemberian penghargaan
8. Dana bantuan/koperasi pegawai
9. Exit interview
10. Open house program39
38
Oemi, Abdurrahman, Dasar-dasar Public Relations,PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001,
Hal. 81
39
Munawardi, Hubungan manusia dalam Organisasi, Universitas Moestopo (Beragama), Jakarta,
1983,Hal. 19
30
b. Program-program Informal
1. Olahraga dan rekreasi
2. Kunjungan
3. Perhimpunan isteri pegawai
4. Beasiswa terhadap anak-anak
5. Pertemuan silaturahmi40
2.5.5 Prinsip-Prinsip Human Relations
Dalam melaksanakan human relations harus diperhatikan prinsip-prinsip
yang ada dalam human relations yang dikutip oleh Keith Davis, prinsip-prinsip
human relations adalah:41
1. Importance of individual ( Pentingnya Individu )
Dalam aksi bisnis sebaiknya mengenal perasaan-perasaan manusia dan
kepentingan individu, dan harus meyakinkan setiap perlakuan perseorangan
secara individu.
2. Mutual acceptance ( Saling Menerima )
Karyawan, serikat pekerja dan manajemen perlu untuk menerima satu dan lain
sebagai individu dan sebagai kelompok-kelompok dan perlu menghormati
setiap fungsi.
3. Common interest ( Kepentingan Bersama )
Karyawan-karyawan, manajemen terikat oleh kepentingan bersama, kemapuan
satuan kerja mereka untuk beroperasi secara sukses, dan bahwa kesempatan
dan keamanan untuk setiap individu tergantung pada kesuksesan pada bagian
ini.
4. Open Communication ( Komunikasi Terbuka )
Berbagi ide, informasi dan perasaan-perasaan adalah penting cara berekspresi
dan sebagai jalan menuju pemahaman yang lebih baik dan pengambilan
keputusan yang lebih tepat.
5. Employee Participation ( Partisipasi Karyawan )
Hasil-hasil yang lebih baik akan diperoleh melalui pencarian keseimbangan
pandangan-pandangan dan saling berbagi dan menyelesaikan permasalahanpermasalah oleh orang yang terkait.
6. Local Identity ( Identitas Setempat )
40
41
Op.Cit, Hal. 23
Keith Davis, Human Relations at Work, McGraw-Hill, New York -Toronto, 1957, Hal. 64-65
31
Setiap individu menerima kesempatan terbesar untuk pengenalan kebanggan,
kepuasan bekerja melalui identifikasi yang mendalam dengan satuan tugas
lokalnya.
7. Local decision ( Keputusan Setempat )
Setiap orang yang mengetahui persoalan-persoalan yang mempengaruhi
mereka mengembangkan solusi yang paling memuaskan, apabila diberikan
kewenangan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut pada titik dimana
persoalan-persoalan itu muncul.
2.5.6 Faktor Manusia Dalam Human Relations
Titik sentral human relations adalah manusia dengan segala kepelikan
sikap perilaku dan kepelikan rohaniahnya. Keanekaragaman dalam sikap,
perilaku, status sosial, agama, kepercayaan, pendidikan, cita-cita dan lain-lain.
Tidak lepas dalam hubungan dan berinteraksi dengan manusia lain.
Hubungan antar manusia itu sudah tentu mempunyai tujuan tertentu yaitu
memelihara hubungan yang harmonis, saling pengaruh mempengaruhi, mengubah
sikap dan perilaku dan sebagainya. Human relations bersifat “action oriented”,
bukan hanya hubungan yang pasif yang dituju adalah kepuasan batin, karena itu
human relations banyak diterapkan dalam manajemen.42
Antara seorang manajer dengan bawahannya terdapat struktur formal yang
memimpin dan yang dipimpin. Karena itu human relations dalam kekaryaan ini
sering dinamakan “ organizational human relations ”. Para manajer seharusnya
melakukan human relations, baik kepada khalayak atau publik dalam organisasi
(internal public ), maupun khlayak diluar internal ( eksternal public ). Selain
hubungan dengan tugas pekerjaan juga diluar tugas pekerjaan.
Jelas bahwa ciri khas dari hubungan manusiawi adalah interaksi atau
komunikasi antarpersona yang sifatnya manusiawi karena manusiawi yang
42
Thomas J. Actison and Wiston, Management Today, Harcourt Brace Jovanovich, New yorkAtlanta, 1978, Hal. 43
32
berinteraksi itu terdiri atas jasmani dan rohani yang berakal budi yang selain
mahluk sosial. Jika seseorang ingin sukses dalam hidupnya, human relations
adalah salah satu cara untuk dapat dipergunakan, lebih-lebih bagi seseorang
pimpinan, baik dalam organisasi apapun dan bidang apapun.
Pendekatan human relations dapat dilakukan dalam berbagai situasi baik
formal maupun non formal. Peranan human relations sangatlah penting, terutama
dalam mengelola suatu yang salah satu aspeknya akan kegiatanya adalah fungsi
keberhasilan tenaga kerja.
Human relations sangat perlu dilakukan dalam suatu organisasi atau
perusahaan untuk meredakan gangguan sebagai akibat salah berkomunikasi dan
salah interprestasi, lebih-lebih untuk menghilangkan frustasi serta menggugah
kedisiplinan serta kegiatan. Berdasarkan definisi di atas dapat dilihat bahwa
human relations dengan menggunakan pendekatan komunikasi organisasi
berfungsi untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang dalam
perusahaan atau lembaga melalui komunikasi yang terencana dengan baik demi
visi perusahaan.
Oleh karena itu kegiatan human relations harus terus dilakukan untuk
membina hubungan dengan publik baik itu publik internal maupun publik
eksternal. Pembinaan hubungan dengan publik internal dalam hal ini karyawan
adalah dengan melakukan berbagai kegiatan yang dapat membuat karyawan
merasa memiliki dan juga merasa dihargai. Sedangkan dengan publik eksternal
adalah melakukan komunikasi untuk menumbuhkan sikap positif publik terhadap
perusahaan.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau
fenomena yang ada. Adapun penelitian deskriptif ditunjukan untuk:
1) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci dengan melukiskan gejala yang
ada.
2) Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek
yang berlaku.
3) Membuat evaluasi.
4) Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana
dan keputusan pada waktu yang akan datang.43
Penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai variabel
yang timbul di masyarakat. Kemudian, mengangkat ke permukaan karakter atau
gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.44Jenis penelitian
yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kuantitatif yaitu
mengumpulkan data dengan cara mencacah pengumpulan data yang dikumpulkan.
Penelitian kuantitatif menguji datanya dengan cara menggunakan hitungan
statistik.
43
44
Jalaludin, Rakmat, Metode Penelitian Komunikasi, CV. Remaja Karya, Bandung, 1994, Hal.25
Burhan, Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Edisi Pertama, Prenada Media, Jakarta, 2005,
Hal. 36
33
34
3.2 Metode Penelitian
Pada metode ini penulis menggunakan metode survei. Survei adalah
pengamatan atau penyelidikan yang kritis terhadap suatu persoalan tertentu di
dalam daerah atau lokasi tertentu, atau suatu studi ekstensif yang dipolakan untuk
memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan.45Tujuan survei ini untuk
mendapatkan gambaran yang mewakili daerah itu dengan benar.
Dalam
survei,
informasi
dikumpulkan
dari
responden
dengan
menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survei dibatasi pada penelitian
yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili seluruh
populasi. Dengan demikian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari
satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok.
Mutu survei antara lain bergantung pada :
1. Jumlah orang yang dijadikan sampel.
2. Taraf hingga mana sampel itu representatif, artinya mewakili kelompok
yang diselidiki.
3. Tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari survei itu.
45
Moehar, Daniel, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Bumi Aksara, Jakarta, 2001, Hal. 44
35
3.3 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Monase Malo, populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen
yang menjadi objek penelitian.46 Populasi adalah “Jumlah keseluruhan unit
analisis, yaitu daerah yang akan diteliti”.47
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Radio Mustang
Utama Jakarta yang berjumlah 33 orang.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah mewakili (dari populasi). Jika jumlah sampel sama dengan
jumlah populasi, maka penelitian itu disebut sensus. Ukuran sampel dan teknik
sampling tergantung pada sifat populasi. Semakin homogen populasi, semakin
kecil sampel.
Pada penelitian ini penulis menggunakan Total Sampling, dimana menurut
I Gusti Ngurah Agung, semua anggota populasi dijadikan sampel.48 Jumlah
sample dalam penelitian 33 orang. Berdasarkan teknik pengambilan sampel
tersebut, maka penulis menetapkan seluruh karyawan PT. Radio Mustang Utama
Jakarta sebagai responden dalam penelitian ini.
46
Monase, Malo, Metode Penelitian Sosial, Jakarta, 1994, Hal. 23
Kartini, Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandar Maju, Bandung, 1996, Hal. 31
48
I Gusti Ngurah Agung, Metode Penelitian Sosial Pengertian, Perencanaan dan Praktek I, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, Hal. 2
47
36
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode
mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah
mempengaruhi metode pengumpulan data.49
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang didapat langsung dari nara sumber,
ada pun teknik pengumpulan data dengan : 50
a. Kuesioner
Kuesioner
merupakan
teknik
pengumpulan
data
yang
dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan atau peryataan tertulis
kepada responden yang harus diisi dan dikembangkan oleh responden.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
penelitian tahu pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan dari responden.51
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dan digunakan untuk
melengkapi seluruh data primer seperti :
Wawancara Mendalam
49
Mohammad, Nasir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, Hal. 211
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktekum, Edisi Revisi II, Rineka
Cipta, Jakarta, Hal. 120
51
Onong ,Uchayana, Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Ibid., Hal. 174
50
37
“Interview yang dilakukan oleh pewawancara adalah
dengan membawa sederetan pertanyaaan lengkap dan terperinci
seperti yang dimaksud dalam interview terstruktur.
Instrumen
data-data yang digunakan adalah pedoman wawancara atau
interview guide.”52
Guna melengkapi data penelitian, selain menyebarkan
kuesioner, peneliti juga memilih untuk melakukan wawancara
mendalam sebagai teknik pengumpulan data primer. Peneliti
berharap, melalui wawancara dapat diketahui hal-hal yang melatar
belakangi hasil temuan kuantitatif.
Peneliti mewawancarai beberapa pihak, seperti:
a. Program Director, Bapak Bagus Lazuardi.
b. Creative Leader, Jarot
c. Penyiar Part Time, Vari.
d. Front Office, Mbak Dewi.
a. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan, dijadikan sebagai pedoman dasar dalam
melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan teori-teori yang
berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapi.
Dalam pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan,
penulis mencari informasi atau bahan-bahan penelitian melalui
buku-buku yang ada hubungannya dengan human relations serta
52
Op.Cit. Hal. 45
38
bahan-bahan lain untuk memperoleh data-data yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
Selain itu studi kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan
data yang dapat menunjang penelitian dan penulisan yanng
dilakukan penulis.
3.5 Definisi Konsep & Operasionalisasi Konsep
3.5.1 Definisi Konsep
1. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan
informasi,
menafsirkan pesan dan persepsi merupakan kegiatan yang memberikan
makna pada stimuli inderawi yang melibatkan sensasi, atensi,
ekspektasi, motivasi dan memori.
2.
Human Relations adalah hubungan manusiawi atau hubungan insani
yang tertuju kepada kebahagiaan berdasarkan watak, sifat, kepribadian,
sikap, tingkah laku dan lain-lain aspek kejiwaan yang terdapat pada
diri manusia.
3.5.2 Operasionalisasi Konsep
Operasionalisasi
konsep
adalah
unsur
penelitian
yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan
kata lain, operasionalisasi variabel adalah semacam petunjuk pelaksanaan
tentang bagaimana caranya mengukur suatu variabel penelitian.53
53
Singaribun, Masri, & Sofian, Effendy, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1982, Hal.46
39
Operasionalisasi konsep penelitian yang digambarkan dalam bentuk tabel:
Tabel 1.1
Operasionalisasi Konsep Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan
Human Relations Pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
Variabel
Subvariabel
Dimensi
Indikator
1. Importance
Human
menyapa
Mengenal perasaan- a) Pimpinan
Relations
of individual
karyawannya.
perasaan
manusia
( Pentingnya
dan
kepentingan b) Pimpinan mengamati
Individu )
tugas yang dikerjakan
individu,
dan
oleh karyawan.
perlakuan
perseorangan secara c) Pimpinan memeriksa
kembali tugas yang
individu.
telah diselesaikan oleh
karyawan.
d) Pimpinan mengetahui
masalah yang dihadapi
karyawannya.
e) Pimpinan
memperlakukan
karyawannya dengan
baik.
f) Pimpinan
mendengarkan masalah
yang
dihadapi
karyawan.
g) Pimpinan
mendengarkan kritikan
dari karyawanya.
2. Mutual
Menerima pendapat a) Pimpinan menerima
Acceptance
ide, saran dan kritikan
yang berbeda dari
( Saling
dari
setiap
setiap individu dan
Menerima )
karyawannya.
menghormati.
b) Pimpinan
menghormati pendapat
yang diberikan dari
setiap karyawannya di
dalam rapat.
3. Common
Karyawan
dan a) Kemajuan perusahaan
Interest
sangat penting bagi
pimpinan terikat oleh
( Kepentingan kepentingan bersama
pimpinan
dan
Bersama )
karyawan.
untuk
mencapai
b) Keberhasilan
sukses.
perusahaan
berkat
kerjasama
antara
pimpinan
dan
karyawan.
c) Untuk
memperoleh
40
4. Open
Communicati
on
( Komunikasi
Terbuka)
Terbuka
dalam
memberikan
ide,
informasi, perasaan
dan
segala
pengambilan
keputusan.
a)
b)
c)
d)
5. Employee
Participation
( Partisipasi
karyawan )
Seimbang
dalam
memberikan
pendapat
dan
menyelesaikan
permasalahan yang
dihadapi.
a)
b)
c)
d)
e)
hasil
kerja
yang
optimal kerjasama tim
lebih disukai oleh
karyawan
dan
pimpinan.
Komunikasi
yang
dilakukan
pimpinan
dengan
karyawan
berlangsung
secara
dua arah dan terjadi
timbal balik.
Kedua belah pihak
bisa mengungkapkan
pendapat tanpa ada
tekanan.
Pimpinan memberikan
fasilitas
dalam
berkomunikasi melalui
telepon dan internet.
Pimpinan mengingat
informasi
yang
diberikan
karyawannya.
Setiap
karyawan
memiliki hak yang
sama
dalam
mengeluarkan
pendapat.
Karyawan diberikan
kesempatan
dalam
mengungkapkan ide
atau pendapatnya.
Pimpinan
tidak
mengintervensi
hak
karyawannya
untuk
mengungkapkan
pendapatnya.
Setiap
individu
memiliki kepedulian
dalam
memecahkan
masalah.
Setiap
karyawan
memiliki
tanggungjawab yang
sama
untuk
menyelesaikan
masalah
yang
dihadapi.
41
6. Local
Identity
( Identitas
Setempat )
Setiap
individu
menerima
kesempatan
untuk
pengenalan
kebanggan,
dan
kepuasan bekerja.
7. Local
Decision
( Keputusan
Setempat )
Setiap
orang
diberikan wewenang
untuk menyelesaikan
masalahnya dimana
persoalan itu muncul.
a) Pimpinan memberikan
upah/gaji
kepada
karyawannya
bila
mengerjakan
tugas
dengan baik.
b) Pimpinan menaikkan
jabatan karyawannya.
c) Pimpinan memberikan
liburan
kepada
karyawannya.
d) Pekerjaan
yang
menantang
bagi
karyawannya.
e) Suasana kerja yang
nyaman, aman dan
tenang
bagi
karyawanya.
f) Pimpinan menyadari
keberadaan
karyawannya.
g) Pimpinan menyadari
prestasi yang dimiliki
karyawannya.
h) Pimpinan menyadari
keahlian yang dimiliki
karyawannya.
i) Pimpinan menyadari
kemampuan
karyawannya.
a) Pimpinan memberikan
kepercayaan kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan
masalah disetiap divisi
masing-masing.
b) Pimpinan memberikan
kepercayaan kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan tugas.
3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih
mudah untuk di baca dan diinterpretasikan. Pengolahan data dan analisa data
dilakukan melalui editing, koding dan tabulasi. Penjelasan sebagai berikut:
42
a) Pengeditan (editing), dilakukan terhadap daftar pernyataan yang
tersusun secara struktur melalui wawancara (kuesioner) dan terdapat
jawaban yang telah diisi oleh responden.
b) Pemberian kode (coding)
Data yang telah diedit, diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu
pada saat dianalisis sehingga jawaban pada poin tertentu memiliki
bobot atau arti tertentu.
c) Tabulasi (tabulating), yaitu proses penyusunan data ke dalam bentuk
tabel-tabel. Data yang didapatkan akan diolah ke dalam jumlah atau
frekuensi dan kemudian dihitung menjadi persentase.
Pada penelitian ini penulis menggunakan skala jumlahan yaitu skala yang
terdiri dari sejumlah pertanyaan yang meminta reaksi dari responden. Setiap
responden diberi bilangan. Responden positif diberi nilai tertinggi, dan responden
negatif diberi nilai paling rendah. Nilai sikap responden adalah jumlah nilai
seluruh pertanyaan atau pernyataan. Untuk itu peneliti menggunakan Skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau tentang suatu fenomena. Sementara itu, fenomena sosial yang telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dan dikenal dengan istilah variabel
penelitian.
Dengan menggunakan Skala likert, variabel dapat diukur dan dijabarkan
menjadi indikator. Indikator tersebut yang nantinya diukur. Komponen yang
diukur kemudian menjadi titik tolak untuk menyusun item instrument berupa
pertanyaan untuk dijawab oleh responden. Jawaban setiap instrument yang
43
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif.
Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban itu diberi skor.
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju.
:5
:4
:3
:2
: 144
Kategori jawaban akan diajukan kepada responden untuk dipilih guna
mengetahui penilaian karyawan terhadap penerapan human relations pimpinan di
PT. Radio Mustang Utama Jakarta. Untuk mengetahui persentase responden yang
memilih kategori tertentu, peneliti menggunakan rumus umum berikut:
Jumlah Pemilih (F) X 100%
Jumlah Responden
Skor akan membantu peneliti untuk menghitung persentase penilaian
responden terhadap setiap butir pernyataan yang terkait dengan human relations
pimpinan.
Berikut ini rumus yang digunakan:45
Total Skor
Jumlah Skor Tertinggi
X 100%
Di mana untuk mengetahui jumlah skor ideal atau tertinggi adalah:
Jumlah Seluruh Responden X Skor Tertinggi
44
45
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta, Bandung, Hal. 74
Riduan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua, Ikatan Penerbit
Indonesia, Bandung, 2003, Hal. 28
44
Adapun range persepsi karyawan terhadap penerapan human relations PT.
Radio Mustang Utama Jakarta, adalah sebagai berikut:46
5 = Sangat Positif
4 = Positif
3 = Netral
2 = Negatif
1 = Sangat Negatif
:
:
:
:
:
81% – 100%
61% – 80%
41% – 60%
21% - 40%
0 – 20%
Data yang diperoleh nantinya akan dianalisa secara kuantitatif dengan tipe
deskriptif. Dengan demikian, akan diketahui persepsi responden dari setiap
pernyataan yang diberikan terkait dengan human relations yang dilakukan oleh
pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
Untuk mengetahui hasil dari jumlah pernyataan rekapitulasi kuantitatif
persepsi karyawan terhadap penerapan human relations PT. Radio Mustang
Utama Jakarta, adalah sebagai berikut:
Sangat Negatif
Negatif
Netral
Positif
Sangat Positif
46
Ibid., Hal. 29
:
:
:
:
:
0 -20%
21-40%
41-60%
61-80%
81-100%
:
:
:
:
:
1
2
3
4
5
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah PT. Radio Mustang Utama Jakarta
PT. Radio Mustang Utama didirikan pada tanggal 17 Januari 1981 di jalan
Dewi Sartika Bogor, pada saat itu pula Radio Mustang pertama kali mengudara
pada frekuensi AM 1350.
Pada tahun 1984 Radio Mustang mengalami pergantian pemilik yang
sekaligus berlokasi ke Jl. Kavling Pertamina No. Gandul Cinere, Jakarta selatan.
Frekuensinya juga mengalami perubahan menjadi AM 720 dan sukses merebut
pendengar lebih banyak dikalangan anak muda.
PT. Radio Mustang Utama merupakan salah satu dari gabungan
perusahaan PT. Ramako group yang termasuk di dalamnya selain Radio Mustang
yaitu Radio Ramako Jakarta, Radio KIS FM Jakarta, Radio Ju FM Batam dan
Salon Green Twenty Jakarta dengan pemilik Ibu Adiyanti B.N. Rahmadi.
Pada tahun 1985 Radio Ramako Magic yang merupakan group dari PT.
Radio Mustang Utama berpindah frekuensi dari AM 738 ke jalur FM. Kemudian
frekuensi AM 738 peninggalan Radio Ramako Magic tersebut diambil alih
menjadi frekuensi Radio Mustang dengan sasaran pendengar berjiwa muda
berkelas sosial menengah ke atas serta berusia antara 15 sampai 30 tahun.
Guna meningkatkan kualitas dan agar lebih memuaskan pendengar, tepat
pada tanggal 1 mei 1988, Radio Mustang kembali berpindah frekuensi menjadi
FM 100,55 dengan motto ‘Tune of The City”. Musik yang disajikan berformat
CHR ( Contemporary Hit Radio ). Sejak saat itu Radio Mustang menjadi salah
satu radio unggulan di Jakarta dengan acara-acara yang kreatif melalui on-air.
45
46
Salah satu acara off-airnya yang khas adalah “ Mustang Rendezvous” berupa Fun
Rally Otomotif.
Pada tanggal 16 Mei 2001 Radio Mustang berpindah lokasi ke gedung
Wisma Nusantara Lantai 25 jalan M. H Thamrin No. 59 Jakarta Pusat. Sekarang
motto Radio Mustang sudah berubah menjadi “Ryhthm of The City”. Sasaran
pendenngarnya lebih dipertajam pada usia anak muda 15 sampai 25 tahun
denngan usia bisanya 26 sampai 30 tahun. Sementara visinya dari dulu sampai
sekarang belum berubah yakni membangun generasi muda yang kreatif, cerdas,
sportif, dinamis dan berprilaku baik.
Pada tahun 2004 lalu dikarenakan akan ditempatkannya peraturan
perundang-undangan mengenai penyiaran untuk seluruh wilayah di Indonesia
tanpa terkecuali maka terjadilah perombakan susunan frekuensi pada hampir
seluruh frekuensi radio di Indonesia termasuk di Jakarta, sehingga menyebabkan
Radio Mustang kembali pindah frekuensi mulai tanggal 1 Agustus 2004 dari
100,55 FM menjadi frekuensi 88 FM dengan lokasi dan motto yang sama.47
4.2 Visi Dan Misi PT. Radio Mustang Utama Jakarta
“ Membangun generasi muda yang kreatif, cerdas, sportif, dinamis dan
berprilaku baik. ”
Radio Mustang membangun generasi muda yang kreatif, agar generasi yang
akan datang dapat lebih berkembang dan maju dalam menciptakan ide-ide yang
baru, kreatif, cerdas, sportif, dinamis dan dapat berperilaku baik. Sehingga
perkembangan dan kemajuan bidang penyiaran ini dapat lebih berkembang lagi.
47
Company Profil Radio Mustang 88 FM
47
4.3 Stuktur Organisasi
Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi merupakan suatu kerangka
dasar yang penting sebagai keterangan pembagian kerja masing-masing divisi.
Struktur organisasi menunjukkan hubungan antara suatu bagian divisi dengan
bagian divisi lainnya serta tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masingmasing divisi tersebut.
Susunan organisasi dan jabatan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
sebagai berikut:
A. Program Director
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager atas semua jalannya
Program (On Air & Off Air) di Mustang 88 FM.
b. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Station Manager.
2. Tugas
a. Memastikan Program On Air & Off Air berjalan dengan baik
b. Membuat Proposal Program baik itu yang diminta klien ataupun
keperluan program.
3. Bekerja sama dengan:
3.1. Music Director
- Merancang Format Musik Mustang 88 FM
- Merancang Time Clock Siaran
- Mencari, menyeleksi dan menyusun lagu menjadi sebuah list
(Harian/Mingguan) untuk bahan acuan penyiar memainkan lagu.
48
3.2. Koordinator Penyiar
- Mengarahkan Format Program, Format Siaran, Format Kata,
Format Mixing kepada para Penyiar.
- Pembuatan Jadwal Siaran
3.3. Traffic
- Penjadwalan Log Iklan
- Pengaturan penempatan produk iklan
3.4. Koordinator Redaksi
- Membuat Format Kata baik untuk Naskah On Air, Off Air maupun
untuk merancang sebuah program, proposal, juga untuk suratmenyurat (intern & ekstern).
3.5. Koordinator Produski
- Mengarahkan pembuatan paket sponsor/special programme
3.6. Koordinator Off Air
- Merencanakan dan membuat Program Off Air
3.7. Humas / Public Relation
- Merencanakan dan membuat kerjasama promosi
3.8. Team Programme
- Merencanakan dan membuat Program (On Air & Off Air)
- Membuat Format Mustang 88 FM
- Mengevaluasi Format dan Program secara reguler (per tiga
bulan) atau bila diperlukan.
- Membuat Rencana Kerja per tahun dengan para Koordinator atau
Full Timer.
49
4. Lain-lain
- Berhak untuk menunjuk Full Timer dan Part Timer untuk memproduseri
sebuah Program Sponsor atau Program Mustang 88 FM
- Membuat Meeting Reguler dengan para Koordinator, Full Timer dan
Part Timer untuk evaluasi dan kelancaran sistem kerja
- Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager atau Tim Marketing (Bila diperlukan)
- Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila
diperlukan)
- Secara aktif mengikuti perkembangan dunia radio, baik di dalam
maupun di luar negeri.
B. Music Director
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Programme Director
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director
2. Tugas
a. Bekerjasama dengan Program Director merancang Format Musik
Mustang 88 FM
b. Bekerjasama dengan Program Director merancang Time Clock Siaran
Mustang 88 FM
50
c. Mencari dan memilih lagu/musik yang berkualitas yang sesuai dengan
Format Musik Mustang 88 FM.
d. Menambah materi lagu pada Library Mustang 88 FM
e. Mencari, menyeleksi dan menyusun List Lagu (Harian/Mingguan) untuk
siaran.
f. Menyusun Chart / Tangga Lagu (Asing atau Indonesia)
g. Mendata/memberi label semua lagu/musik yang ada di Mustang 88 FM,
baik berupa CD, Kaset, Pita Reel, DAT, MP3 dan lain-lain.
h. Menjaga keutuhan CD, Kaset dan lain-lain yang berhubungan dengan
library Mustang 88 FM.
3. Lain-lain
a. Bekerjasama (Profit & Non Profit) dan menjaga hubungan baik dengan
Label Company, Industri Musik atau penyelenggara event musik untuk
kepentingan Mustang 88 FM.
b. Membuat Meeting Reguler Divisi Musik untuk evaluasi dan kelancaran
sistem kerja
c. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director, Tim Marketing atau Produser (Bila diperlukan)
d. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila diperlukan)
e. Secara aktif mengikuti perkembangan musik baik di dalam maupun diluar
negeri
C. Redaksi
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
51
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Programme Director.
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director.
2. Tugas
a. Bekerja sama dengan Program Director untuk membuat Format Kata baik
untuk Naskah On Air, Off Air maupun untuk merancang sebuah program,
proposal, juga untuk surat-menyurat (intern & ekstern).
b. Membuat Script/Naskah Siaran yang disesuaikan dengan Format Kata dan
Format Siaran Mustang FM 88 FM.
c. Membuat Naskah Program Sponsor atau Program Reguler
d. Membuat Redaksional untuk Iklan (Spot dan Adlibs Iklan/Promo) dan
Smash/Bridges.
e. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan wawancara atau interview
dengan Klien, Tokoh atau Bintang Tamu yang akan diwawancarai.
f. Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan Liputan Langsung atas
Kejadian atau Event Program.
g. Mengikuti/mewakili Program untuk undangan Press Conference, Seminar
atau Event, baik yang berhubungan dengan klien atau untuk dijadikan
sumber berita.
3. Lain-lain
a. Membuat Meeting Reguler Produksi untuk evaluasi dan kelancaran sistem
kerja.
52
b. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing, (Bila diperlukan).
c. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila diperlukan)
d. Secara aktif mengikuti perkembangan berita / trend anak muda baik
didalam maupun di luar negeri.
D. Produksi
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Programme Director
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director
2. Tugas
a. Membuat Spot Iklan, Spot Promo, Adlibs Recorded, Insert dan lainlain yang berkaitan dengan kelancaran program siaran baik yang
disponsori maupun Program Harian/Mingguan Mustang 88 FM.
b. Bekerjasama dengan Program Director, Redaksi, Produser dan pihak
terkait lainnya dalam pembuatan paket Special Program, baik yang
disponsori maupun Program Harian/Mingguan Mustang 88 FM.
c. Merencanakan, menyiapkan dan membuat opening & closing Program
atau Kuis.
d. Menyediakan Bukti Siar (Bila diperlukan)
e. Menyimpan Bukti Siar dengan baik
53
f. Membuat Smash atau Bridge siaran secara berkala dalam waktu
tertentu sesuai dengan kebutuhan program.
g. Menyiapkan keperluan serta perlengkapan yang diperlukan untuk
kebutuhan interview di studio, bekerjasama dengan teknisi.
h. Membuat kreatif-kreatif baru dalam pembuatan semua jenis produksi
sesuai dengan Format Siaran Mustang 88 FM.
i. Menjaga serta merawat peralatan di Studio Produksi.
3. Lain-lain
a. Membuat Meeting Reguler Redaksi untuk evaluasi dan kelancaran sistem
kerja.
b. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing, (Bila diperlukan).
c. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila diperlukan).
d. Secara aktif mengikuti perkembangan style produksi radio dunia sebagai
perbandingan.
E. Traffic
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan seharihari)
kepada Programme Director.
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director.
54
2. Tugas
a. Melakukan inventarisasi / pendataan client dan iklan (Loose Spot,
Adlips, Program Sponsor).
b. Menerima order placement iklan dan materi iklan baik itu dalam
bentuk kaset, CD, DAT, dll.
c. Penjadwalan Log Iklan.
d. Mengatur penempatan Produk Iklan yang terdiri dari:
- Penempatan iklan sesuai dengan jam siarnya yang bekerjasama
dengan marketing untuk dimasukan pada log iklan baik itu di
Prime Time atau Reguler Time.
- Penempatan iklan yang sama tidak terlalu banyak agar satu sama
lainnya tidak saling berdekatan.
- Penempatan iklan kompetitor sebisa mungkin tidak berdekatan
e. Melakukan pengawasan dan melaporkan iklan / spot promo / iklan
barter / paket program / Adlips yang telah habis masa siarnya.
f. Bertanggung jawab terhadap kaset / CD / DAT iklan ataupun paket
Special Programme yang diberikan kepada klien.
g. Membuat laporan bukti siar iklan / special program yang ada, baik
dalam durasi detik, menit, jam, hari, tanggal, bulan dan tahun.
3. Lain-lain
a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing (Bila diperlukan).
b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (Bila
diperlukan).
55
F. Humas / Public Relations
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Programme Director.
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director
2. Tugas
a. Mengetahui semua tentang Mustang 88 FM (selalu berkomunikasi
dengan Programme Director).
b. Menjadi juru bicara Mustang baik untuk ekstern maupun intern.
c. Bekerjasama dengan Program Director dan Marketing dalam hal
kerjasama Full Barter ataupun Semi Barter promosi baik itu dengan
media cetak ataupun elektronik, hotel, cafe, tempat gaul, tempat
wisata, kampus, sekolah-sekolah, dll.
d. Bekerjasama dengan Program Director dan Marketing dalam
merencanakan dan membuat kontrak kerjasama promosi ataupun
penawaran kerjasama.
e. Bersama-sama dengan Team Program, merancang dan menyiapkan
materi untuk Promotion Tools (Company profile baik itu dalam bentuk
cetak ataupun audio, sticker, leaflet, banner, spanduk, umbul-umbul,
stereofon, neonsign, billboard, tv com, dll).
f. Menjadi duta/wakil dari Mustang 88 FM untuk urusan ekstern ke
media, Instansi/institusi ataupun masyarakat umum.
56
g. Menjaga citra diri yang baik dan profesional sebagai image station
yang positif, baik itu ke pendengar, klien ataupun masyarakat luas
pada umumnya.
h. Menjaga citra baik station, baik ekstern (pendengar, klien, label record
company) ataupun intern (sesama rekan kerja di Mustang 88 FM)
i. Mengkoordinir kegiatan/aktifitas (hang out, olah raga, jalan-jalan, dll)
karyawan Mustang 88 FM.
j. Menerima, menjadwal dan mengkoordinir pelajar/mahasiswa yang
melakukan PKL/ Kunjungan/ Observasi
3. Lain-lain
a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan).
b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila diperlukan)
c. Membuat Rencana Kerja per tahun dengan Programme Director, Team
Koordinator Off Air dan Marketing.
G. Administrasi/Sekretaris
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Programme Director
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director
57
2. Tugas
a. Mencatat dan mendata hal-hal yang berkaitan dengan program On air,
Off air, Daftar Tamu, Keperluan Umum, dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan radio.
b. Membuat laporan internal dan external dalam hal-hal yang berhubungan
dengan program seperti: Laporan Bulanan, Memo Intern (Inter Office
Memorandum), surat menyurat, izin, absensi, kontrak kerja part-timer
atas arahan Station Manager, dan lain-lain.
c. Mendata surat-surat yang masuk atau keluar dari bagian program dengan
diketahui oleh Station Manager.
d. Mengikuti pertemuan-pertemuan program dan membuat notulen
e. Membuat dan mengajukan anggaran bagian program yang sudah
disetujui oleh Station Manager
f. Menangani serta mendata administrasi program siaran
3. Lain-lain
a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing (membuat notulen).
b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila
diperlukan)
F. Data Entry
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Programme Director
58
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director
d. Memberikan Laporan Berkala (tiga bulan sekali) kepada Marketing
2. Tugas
a. Mendata semua identitas pendengar MUSTANG FM dari mulai nama
lengkap, alamat rumah ataupun kantor, nomor telephone rumah /
handphone atau kantor, E-mail, pekerjaan, usia, jenis kelamin dan
status pernikahan
b. Mengelompokan semua data pendengar berdasarkan, usia, jenis
kelamin, tempat tinggal / domisili, waktu mendengarkan, acara yang
didengarkan.
c. Membuat tabel dan prosentase dari semua kelompok data pendengar
secara berkala sesuai kebutuhan program.
d. Bertanggung jawab terhadap semua data atau berkas pendengar
(sms,fax, e-mail) yang masuk ke MUSTANG FM baik itu Program
Sponsor ataupun Program Reguler.
3. Lain-lain
a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan)
b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila
diperlukan)
59
G. Website
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Programme Director
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director
2. Tugas
a. Bertanggung jawab atas konten website Mustang 88 FM
b. Bertanggung jawab atas pergantian Design Website (bila diperlukan)
c. Mengkoordinir milis Mustang 88 FM
d. Bekerjasama dengan Music Director dalam merancang dan mengisi
chart di website
e. Bekerjasama dengan Koordinator Redaksi dalam pemberitaan di
website
f. Bekerjasama dengan Team Programme
g. Secara berkala (sebulan sekali) membuat laporan kerja kepada
koordinator Redaksi sebagai bahan laporan bulanan yang ditujukan
untuk Program Director
3. Lain-lain
a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan)
b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila
diperlukan)
60
H. Koordinator Penyiar
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Programme Director
c. Memberikan Laporan berkala (sebulan sekali) kepada Programme
Director
2. Tugas
a. Membuat Jadwal Penyiar
b. Memonitor kegiatan siaran
c. Mengarahkan Format Program, Format Siaran, Format Musik, Format
Redaksi, Format Produksi, Format Mixing, Format Kuis untuk
dijabarkan kepada penyiar sebagai pelaksana akhir dari sebuah
program.
d. Mengkoordinir
hubungan
para
penyiar
berkaitan
dengan
menyelaraskan
kerja antara para penyiar dengan full timer
e. Membuat Meeting Reguler Penyiar untuk evaluasi dan kelancaran
sistem
kerja serta hubungan kerja
f. Lain-lain
g. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan).
h. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila
diperlukan)
61
I. Penyiar
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Koordinator Penyiar
2. Tugas
a. Melakukan perencanaan, persiapan dan melaksanakan siaran sesuai
dengan schedule. Persiapan minimal 30 menit sebelum siaran
dilaksanakan
b. Bekerjasama dengan Divisi musik untuk menyiapkan/ memeriksa lagulagu yang akan di-on air-kan
c. Bekerjasama dengan Redaksi untuk menyiapkan/ memeriksa naskah/
berita/informasi yang akan di-on air-kan
d. Bekerjasama dengan Traffic untuk menyiapkan/memeriksa iklan, spot
promo, ad lips, special program yang akan di on airkan
e. Bekerjasama dengan Produksi untuk pembuatan special program, iklan,
spot promo, adlips, smash, dan semua kebutuhan program
f. Wajib mengikuti Time Clock Siar MUSTANG FM
g. Wajib mengikuti Play List yang telah dibuat oleh Music Director
h. Wajib memutar dan mengisi log iklan dan log siaran selama bertugas
i. Mengikuti dan mentaati Jadwal Siaran yang ditentukan oleh Koordinator
Penyiar
62
j. Mengikuti pertemuan-pertemuan penyiar / program secara reguler yang
waktunya ditentukan oleh Koordinator Penyiar / Program Director /
Station Manager
k. Mengisi suara untuk keperluan program MUSTANG FM baik itu special
program, adlips pre-record, iklan, spot promo, smash / bridge
l. Mentaati tata tertib siaran seperti :
-
Tidak merokok, minum dan makan di dalam ruang siaran / produksi /
library
-
Tidak mengenakan alas kaki di ruang siaran / produksi / library
-
Tidak menerima tamu selama bertugas di ruang siaran / produksi /
library kecuali untuk keperluan program yang sudah dijadwalkan
-
Tidak menerima telephone selama bertugas kecuali untuk keperluan
program yang telah dijadwalkan. Terkecuali keadaan darurat
3. Lain-lain
a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan)
b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila
diperlukan)
J. Koordinator OFF AIR
1. Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab penuh kepada Station Manager
b. Bertanggung jawab langsung (berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari)
kepada Koordinator Penyiar
63
2. Tugas
a. Mengkoordinir semua acara Off Air
b. Merencanakan dan Membuat Proposal Program Off Air baik itu yang
diminta klien ataupun keperluan program
c. Bersama-sama dengan Team Program secara reguler mengadakan
pertemuan untuk kemajuan station (evaluasi program)
d. Berhak untuk mendelegasikan kepada Full Timer dan Part Timer untuk
menjabat PO (Project Officer) sebuah acara Off Air, baik itu
disponsori ataupun tidak
3. Lain-lain
a. Menghadiri dan mengikuti pertemuan yang diadakan oleh Station
Manager, Program Director atau Tim Marketing (bila diperlukan)
b. Wajib ikut serta dalam sebuah kegiatan Mustang FM 88 (bila
diperlukan)
4.4 Hasil Penelitian
Penelitian ini berjudul “Persepsi Karyawan terhadap Penerapan Human
Relations Pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta”. Data berikut ini
peneliti peroleh berdasarkan survei dan wawancara yang telah dilakukan mulai
Januari 2008 di PT. Radio Mustang Utama Jakarta. Dengan jumlah populasi
sebanyak 33 orang, melihat jumlah populasi dalam penelitian ini tidak terlalu
banyak maka penulis memutuskan untuk menggunakan jumlah populasi tersebut
dijadikan sampel dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang positif.
Sehingga teknik pengambilan sampel yang sesuai dalam penelitian adalah total
sampling atau sampel jenuh.
64
Kemudian untuk memperoleh hasil data penelitian, penulis menggunakan
teknik pengumpulan data berupa instrumen kuesioner yang dibagikan kepada
seluruh karyawan. Tentunya dengan menggunakan skala likert yang berfungsi
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi dari seseorang tersebut.
Setelah data terkumpul dari lapangan, selanjutnya penulis melakukan editing
dan mentabulasikan dalam bentuk table tunggal untuk mengetahui hasil penelitian
yang penulis lakukan.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam bentuk tabel-tabel dibawah ini:
4.4.1 Identitas Responden
Identitas responden yang dapat diperoleh meliputi jenis kelamin, usia,
pendidikan terakhir dan masa kerja seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1
Jenis Kelamin
N = 33
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persen (%)
1
Laki-laki
22
66,7
2
Perempuan
11
33,3
Jumlah
33
100
Sumber : kuesioner no. 1
Dari data yang terkumpul pada tabel 1, dapat diketahui jelas hasil
penelitian, dimana karyawan yang berjenis kelamin laki-laki ternyata lebih
banyak sebesar 66,7%, dibandingkan karyawan yang berjenis kelamin
perempuan hanya sebesar 33,3% . dengan mengacu data yang terkumpul
pada tabel diatas, maka hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa ternyata
karyawan yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 66,7%.
65
Hal ini dikarenakan karyawan yang berjenis kelamin laki-laki memang
banyak dibutuhkan untuk menghadapi tugas yang padat.
Tabel 2
Usia responden
N = 33
No
Usia
Frekuensi
Persen (%)
1
20-25 tahun
17
51,5
2
26-30 tahun
10
30,3
3
31-35 tahun
6
18,2
4
36-40 tahun
0
0
5
40 tahun keatas
0
0
Jumlah
33
100
Sumber : Kuesioner no. 2
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa karyawan yang bekerja
usia 20-25 tahun sebanyak 51,1%, usia 26-30 tahun sebanyak 30,3% dan 3135 tahun sebanyak 18,2%. Dapat dilihat dengan jelas bahwa karyawan yang
bekerja hampir keseluruhannya berusia muda. Hal ini mencerminkan bahwa
usia muda adalah usia yang relatif matang dan lebih kreatif.
66
Tabel 3
Pendidikan Terakhir
N = 33
No
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Persen (%)
1
SMP
0
0
2
SMEA / SMU
3
9,1
3
D1 – D3
9
27,3
4
S1/S2
21
63,6
Jumlah
33
100
Sumber : kuesioner no. 3
Terlihat dengan jelas, data yang terkumpul mengenai tingkat
pendidikan terakhir pada tabel 3, dimana responden yang memiliki tingkat
pendidikan S1/ S2 lebih dominan sebesar 63,6%, sedangkan responden yang
berpendidikan akhir D1-D3 sebesar 27,3%, selanjutnya responden yang
berpendidikan akhir SMEA/SMU sebesar 9,1%.
Jadi, dari data yang terkumpul pada tabel diatas, dapat diketahui
dengan jelas hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa responden yang
berpendidikan akhir S1/S2 lebih didominasi yaitu sebesar 63,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan PT. Radio Mustang Utama merupakan
karyawan yang berpendidikan tinggi.
67
Tabel 4
Masa Kerja
N = 33
No
Masa Kerja
Frekuensi
Persen (%)
1
2 - 6 bulan
3
9,1
2
6 - 10 bulan
3
9,1
3
1 - 4 tahun
8
24,2
4
5 - 10 tahun
16
48,5
5
> 12 tahun
3
9,1
Jumlah
33
100
Sumber : kuesioner no. 4
Dapat diketahui dengan jelas data penelitian yang terkumpul pada
tabel 4, mengenai masa kerja responden, dimana karyawan PT. Radio
Mustang Utama Jakarta masa kerjanya yang paling banyak berada pada 5-10
tahun sebesar 48,5%, sedangkan masa kerja 1-4 tahun sebesar 24,2%,
kemudian masa kerja 12 tahun keatas sebesar 9,1%, kemudian masa kerja 610 tahun sebesar 9,1%, dan yang masa kerja 2-6% sebesar 9,1%.
Dengan demikian, hasil akhir penelitian pada tabel diatas, dapat
diketahui dengan jelas dimana masa kerja responden antara 5-10 tahun
sebesar 48,5% yang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar karyawan PT. Radio Mustang Utama telah berpengalaman kerja pada
bidang masing-masing.
68
4.1.2 Human Relations
1. Importance of Individual ( Pentingnya Individu )
Human Relations bertujuan untuk mendorong seluruh organisasi atau
perusahaan untuk bekerja lebih baik untuk mencapai tujuan dari
perusahaan. Dalam hal ini pimpinan memegang peran yang penting untuk
berlangsungnya human relations kepada anggota organisasi atau
perusahaan.
Untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan human
relations Pimpinan di PT. Radio Mustang Utama Jakarta maka dapat
dilihat secara rinci pada tabel-tabel dibawah ini:
Tabel 5
Pimpinan menyapa karyawannya
N = 33
No
Pernyataan
Frekuensi
Skor
1
Sangat setuju
6
30
2
Setuju
19
76
3
Kurang setuju
6
18
4
Tidak setuju
0
0
5
Sangat tidak setuju
2
2
Jumlah
33
126
Sumber : kuesioner no. 5
Persentase (%)
18,2
57,6
18,2
0
6,1
100
Dari tabel 5 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 57,6% menyatakan setuju bila
pimpinan menyapa karyawannya, 18,2% responden menjawab sangat
setuju sama banyaknya dengan responden yang menjawab kurang setuju,
6,1% menjawab sangat tidak setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan
bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju.
69
Kemudian untuk mengetahui persepsi karyawan bila pimpinan
menyapa karyawannya, peneliti menggunakan rumus:
=
Total Skor
X 100%
Jumlah Skor Tertinggi
Di mana, Jumlah Skor Tertinggi = Jumlah Responden x Skor Tertinggi
= 33 x 5
= 165
Maka, 126
X 100% = 76,4 %
165
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, persepsi responden setuju
pimpinan menyapa karyawannya memperoleh persentase 76,4%. dengan
kata lain berada pada range POSITIF.
Tabel 6
Pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
12
60
36,4
2
Setuju
13
52
39,4
3
Kurang setuju
8
24
24,2
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
136
100
Sumber : kuesioner no. 6
Dari tabel 6 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 39,4% menyatakan setuju bila
pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawan, 36,4%
responden menjawab sangat setuju, 24,2% responden menjawab kurang
setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden
yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
70
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawan yaitu dengan
cara 136/165 x 100% = 82,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
Tabel 7
Pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh
karyawan
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
14
56
42,4
3
Kurang setuju
3
9
9,1
4
Tidak setuju
10
20
30,3
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
115
100
Sumber : kuesioner no. 7
Dari tabel 7 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila
pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh
karyawan, 30,3% responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab
sangat setuju, 9,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat
keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah diselesaikan oleh karyawan
yaitu dengan cara 115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
71
Tabel 8
Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
3
15
9,1
2
Setuju
26
104
78,8
3
Kurang setuju
4
12
12,1
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 8
Dari tabel 8 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila
pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya, 9,1%
responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari
tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang
menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya yaitu dengan
cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa persepsi responden adalah POSITIF
72
Tabel 9
Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
3
15
9,1
2
Setuju
26
104
78,8
3
Kurang setuju
4
12
12,1
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 9
Dari tabel 9 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila
pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik, 9,1% responden
menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini
juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak
setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan memperlakukan karyawannya dengan baik yaitu dengan cara
131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
persepsi responden adalah POSITIF.
73
Tabel 10
Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
8
40
24,2
2
Setuju
25
100
75,8
3
Kurang setuju
0
0
0
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
140
100
Sumber : kuesioner no. 10
Dari tabel 10 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 75,8% menyatakan setuju bila
pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan, 24,2%
responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan
bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju
ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawan yaitu dengan
cara 140/165 x 100% = 84,8%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
74
Tabel 11
Pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
3
15
9,1
2
Setuju
26
104
78,8
3
Kurang setuju
4
12
12,1
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 11
Dari tabel 11 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila
pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya, 9,1% responden
menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini
juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak
setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap setiap
pimpinan mendengarkan kritikan dari karyawanya yaitu dengan cara
131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
persepsi responden adalah POSITIF.
75
2. Mutual Acceptance ( Saling Menerima )
Tabel 12
Pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
3
15
9,1
2
Setuju
30
120
90,9
3
Kurang setuju
0
0
0
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
135
100
Sumber : kuesioner no. 12
Dari tabel 12 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 90,9% menyatakan setuju
bahwa pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap
karyawannya, 9,1% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga
di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang
setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawanya yaitu
dengan cara 135/165 x 100% = 81,8%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
76
Tabel 13
Pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap
karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
16
64
48,5
3
Kurang setuju
6
18
18,2
4
Tidak setuju
5
10
15,2
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
122
100
Sumber : kuesioner no. 13
Dari tabel 13 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 48,5% menyatakan setuju
bahwa pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap
karyawannya, 15,2% responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab
sangat setuju, 18,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat
keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya
yaitu dengan cara 122/165 x 100% = 73,9%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
77
3. Common Interest ( Kepentingan Bersama )
Tabel 14
Kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
14
56
42,4
3
Kurang setuju
3
9
9,1
4
Tidak setuju
10
20
30,3
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
115
100
Sumber : kuesioner no. 14
Dari tabel 14 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila
kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan, 30,3%
responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1%
menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa
tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan yaitu
dengan cara 115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
78
Tabel 15
Keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan
karyawan
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
12
60
36,4
2
Setuju
21
84
63,6
3
Kurang setuju
0
0
0
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
144
100
Sumber : kuesioner no. 15
Dari tabel 15 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 63,6% menyatakan setuju bila
keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan,
36,4% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat
keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju,
tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
keberhasilan perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan
yaitu dengan cara 144/165 x 100% = 87,3%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
79
Tabel 16
Untuk memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih
disukai oleh karyawan dan pimpinan
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
3
15
9,1
2
Setuju
26
104
78,8
3
Kurang setuju
4
12
12,1
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 16
Dari tabel 16 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju
bahwa untuk memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih
disukai oleh karyawan dan pimpinan, 9,1% responden menjawab sangat
setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat
keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab, tidak setuju
ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap untuk
memperoleh hasil kerja yang optimal kerjasama tim lebih disukai oleh
karyawan dan pimpinan yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah
POSITIF.
80
4. Open Communications ( Komunikasi Terbuka )
Tabel 17
Komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan karyawan berlangsung
secara dua arah dan terjadi timbal balik
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
10
50
30,3
2
Setuju
23
92
69,7
3
Kurang setuju
0
0
0
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
142
100
Sumber : kuesioner no. 17
Dari tabel 17 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 69,7% menyatakan setuju
bahwa
komunikasi
yang
dilakukan
pimpinan
dengan
karyawan
berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik, 30,3% responden
menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa
tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju ataupun
sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan karyawan berlangsung
secara dua arah dan terjadi timbal balik yaitu dengan cara 142/165 x 100%
= 86,1%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden
adalah SANGAT POSITIF.
81
Tabel 18
Kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
7
35
21,2
2
Setuju
18
72
54,5
3
Kurang setuju
8
24
24,2
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 18
Dari tabel 18 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju
bahwa kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada
tekanan, 21,2% responden menjawab sangat setuju, 24,2% menjawab
kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada
responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan yaitu
dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
82
Tabel 19
Pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon
dan internet
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
15
75
45,5
2
Setuju
18
72
54,5
3
Kurang setuju
0
0
0
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
147
100
Sumber : kuesioner no. 19
Dari tabel 19 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju
pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan
internet, 45,5% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di
dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang
setuju , tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan memberikan fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan
internet yaitu dengan cara 147/165 x 100% = 89,1%. Dari hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
83
Tabel 20
Pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
3
15
9,1
2
Setuju
26
104
78,8
3
Kurang setuju
4
12
12,1
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 20
Dari tabel 20 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju
bahwa pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya, 9,1%
responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari
tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang
menjawab, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya yaitu dengan
cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
84
5
Employee Participation ( Partisipasi Karyawan )
Tabel 21
Setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan
pendapat
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
8
40
24,2
2
Setuju
25
100
75,8
3
Kurang setuju
0
0
0
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
140
100
Sumber : kuesioner no. 21
Dari tabel 21 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 75,8% menyatakan setuju
bahwa setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan
pendapat, 24,2% responden menjawab sangat setuju. Dari tabel ini juga di
dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang
setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap setiap
karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat, yaitu
dengan cara 140/165 x 100% = 84,4%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
85
Tabel 22
Karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau
pendapatnya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
22
88
66,7
3
Kurang setuju
5
15
15,2
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
133
100
Sumber : kuesioner no. 22
Dari tabel 22 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 66,7% menyatakan setuju
bahwa karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau
pendapatnya, 18,2% responden menjawab sangat setuju, 15,2% menjawab
kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada
responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau
pendapatnya yaitu dengan cara 133/165 x 100% = 80,6%. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT
POSITIF.
86
Tabel 23
Pimpinan tidak mengintervensi hak karyawannya untuk
mengungkapkan pendapatnya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
12
60
36,4
2
Setuju
21
84
63,6
3
Kurang setuju
0
0
0
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
144
100
Sumber : kuesioner no. 23
Dari tabel 23 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 63,6% menyatakan setuju
bahwa
pimpinan
tidak
mengintervensi
hak
karyawannya
untuk
mengungkapkan pendapatnya, 36,4% responden menjawab sangat setuju.
Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang
menjawab kurang setuju, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan tidak mengintervensi hak karyawannya untuk mengungkapkan
pendapatnya yaitu dengan cara 144/165 x 100% = 87,3%. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT
POSITIF.
87
Tabel 24
Setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
3
15
9,1
2
Setuju
26
104
78,8
3
Kurang setuju
4
12
12,1
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 24
Dari tabel 24 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila
setiap individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah, 9,1%
responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari
tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang
menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap setiap
individu memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah yaitu dengan
cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
88
Tabel 25
Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
7
35
21,2
2
Setuju
18
72
54,5
3
Kurang setuju
8
24
24,2
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 25
Dari tabel 25 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju
bahwa setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi, 21,2% responden menjawab sangat
setuju, 24,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat
keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju
ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah
POSITIF.
89
6. Local Identity ( Identitas Setempat )
Tabel 26
Pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila
mengerjakan tugas dengan baik
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
23
92
69,7
3
Kurang setuju
4
12
12,1
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
134
100
Sumber : kuesioner no. 26
Dari tabel 26 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 69,7% menyatakan setuju
bahwa pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila
mengerjakan tugas dengan baik, 18,2% responden menjawab sangat
setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat
keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak setuju
ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan memberikan upah/gaji kepada karyawannya bila mengerjakan
tugas dengan baik yaitu dengan cara 134/165 x 100% = 81,2%. Dari hasil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah SANGAT
POSITIF.
90
Tabel 27
Pimpinan menaikkan jabatan karyawannya
N= 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
7
35
21,2
2
Setuju
18
72
54,5
3
Kurang setuju
8
24
24,2
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 27
Dari tabel 27 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju
bahwa pimpinan menaikkan jabatan karyawannya, 21,2% responden
menjawab sangat setuju, 24,2% menjawab kurang setuju. Dari tabel ini
juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak
setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan menaikkan jabatan karyawannya yaitu dengan cara 131/165 x
100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi
responden adalah POSITIF.
91
Tabel 28
Pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
4
20
12,1
2
Setuju
24
96
72,7
3
Kurang setuju
5
15
15,2
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 28
Dari tabel 28 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 72,7% menyatakan setuju
bahwa pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya, 12,1%
responden menjawab sangat setuju, 15,2% menjawab kurang setuju. Dari
tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang
menjawab, tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya yaitu dengan cara
131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
persepsi responden adalah POSITIF.
92
Tabel 29
Pekerjaan yang menantang bagi karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
7
35
21,2
2
Setuju
18
72
54,5
3
Kurang setuju
5
15
15,2
4
Tidak setuju
3
6
9,1
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
128
100
Sumber : kuesioner no. 29
Dari tabel 29 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju
bahwa pekerjaan yang menantang bagi karyawannya, 21,2% responden
menjawab sangat setuju, 15,2% menjawab kurang setuju, 9,1% menjawab
tidak setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pekerjaan yang menantang bagi karyawannya yaitu dengan cara 128/165 x
100% = 77,6%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi
responden adalah POSITIF.
93
Tabel 30
Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
14
56
42,4
3
Kurang setuju
3
9
9,1
4
Tidak setuju
10
20
30,3
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
115
100
Sumber : kuesioner no. 30
Dari tabel 30 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila
suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya, 30,3%
responden menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1%
menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa
tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya yaitu
dengan cara 115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
94
Tabel 31
Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
14
56
42,4
3
Kurang setuju
3
9
9,1
4
Tidak setuju
10
20
30,3
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
115
100
Sumber : kuesioner no. 31
Dari tabel 31 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila
pimpinan
menyadari
keberadaan
karyawannya,
30,3%
responden
menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1% menjawab
kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan menyadari keberadaan karyawannya yaitu dengan cara 115/165
x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi
responden adalah POSITIF.
.
95
Tabel 32
Pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
24
120
72,7
2
Setuju
9
36
27,3
3
Kurang setuju
0
0
0
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
156
100
Sumber : kuesioner no. 32
Dari tabel 32 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 72,7% menyatakan sangat
setuju bila pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya,
27,3% responden menjawab setuju, Dari tabel ini juga di dapat keterangan
bahwa tidak ada responden yang menjawab kurang setuju, tidak setuju
maupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki karyawannya, yaitu dengan
cara 156/165 x 100% = 95,5%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
bahwa persepsi responden adalah SANGAT POSITIF.
96
Tabel 33
Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya.
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
3
15
9,1
2
Setuju
26
104
78,8
3
Kurang setuju
4
12
12,1
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 33
Dari tabel 33 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 78,8% menyatakan setuju bila
Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya, 9,1%
responden menjawab sangat setuju, 12,1% menjawab kurang setuju. Dari
tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang
menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya mereka yaitu
dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa persepsi responden adalah POSITIF.
97
Tabel 34
Pimpinan menyadari kemampuan karyawannya.
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
16
64
48,5
3
Kurang setuju
6
18
18,2
4
Tidak setuju
5
10
15,2
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
122
100
Sumber : kuesioner no. 34
Dari tabel 34 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 48,5% menyatakan setuju
bahwa pimpinan menyadari kemampuan karyawannya, 15,2% responden
menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 18,2% menjawab
kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan menyadari kemampuan karyawannya yaitu dengan cara 122/165
x 100% = 73,9%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi
responden adalah POSITIF.
98
7. Local Decision ( Keputusan Setempat )
Tabel 35
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk
menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing
N = 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
6
30
18,2
2
Setuju
14
56
42,4
3
Kurang setuju
3
9
9,1
4
Tidak setuju
10
20
30,3
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
115
100
Sumber : kuesioner no. 35
Dari tabel 35 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 42,4% menyatakan setuju bila
pimpinan
memberikan
kepercayaan
kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing, 30,3% responden
menjawab tidak setuju, 18,2% menjawab sangat setuju, 9,1% menjawab
kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan
memberikan
kepercayaan
kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing yaitu dengan cara
115/165 x 100% = 69,7%. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
persepsi responden adalah POSITIF.
99
Tabel 36
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk
menyelesaikan tugas.
N= 33
No.
Pernyataan
Frekuensi
Skor
Persentase (%)
1
Sangat setuju
7
35
21,2
2
Setuju
18
72
54,5
3
Kurang setuju
8
24
24,2
4
Tidak setuju
0
0
0
5
Sangat tidak setuju
0
0
0
Jumlah
33
131
100
Sumber : kuesioner no. 36
Dari tabel 36 diperoleh keterangan bahwa dari 33 responden
diperoleh nilai persentase tertinggi sebesar 54,5% menyatakan setuju
bahwa pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya untuk
menyelesaikan tugas, 21,2% responden menjawab sangat setuju, 24,2%
menjawab kurang setuju. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa
tidak ada responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak
setuju.
Selanjutnya untuk mengetahui persepsi responden terhadap
pimpinan
memberikan
kepercayaan
kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan tugas yaitu dengan cara 131/165 x 100% = 79,4%. Dari
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi responden adalah
POSITIF.
100
TABEL 37
REKAPITULASI HASIL PENELITIAN KUANTITATIF
PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PENERAPAN
HUMAN RELATIONS PIMPINAN DI PT. RADIO MUSTANG UTAMA
JAKARTA
NO
PERNYATAAN
NO.
SKOR
TABEL
1.
Pimpinan menyapa karyawannya.
5
4
2.
Pimpinan
telah
6
5
Pimpinan memeriksa kembali tugas yang telah
7
4
8
4
9
4
10
5
dari
11
4
Pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari
12
5
yang
13
4
Kemajuan perusahaan sangat penting bagi
14
4
kerjasama
15
5
Untuk memperoleh hasil kerja yang optimal
16
4
mengamati
tugas
yang
diselesaikan oleh karyawan.
3.
diselesaikan oleh karyawan.
4.
Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi
karyawannya.
5.
Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan
baik.
6.
Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi
karyawan.
7.
Pimpinan
mendengarkan
kritikan
karyawanya.
8.
setiap karyawannya.
9.
Pimpinan
menghormati
pendapat
diberikan dari setiap karyawannya.
10.
pimpinan dan karyawan.
11.
Keberhasilan
perusahaan
berkat
antara pimpinan dan karyawan.
12.
kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan
pimpinan.
101
13.
Komunikasi yang dilakukan pimpinan dengan
17
5
18
4
19
5
20
4
21
5
dalam
22
5
hak
23
5
24
4
25
4
26
5
karyawan berlangsung secara dua arah dan
terjadi timbal balik.
14.
Kedua
belah
pihak
bisa
mengungkapkan
pendapat tanpa ada tekanan.
15.
Pimpinan
memberikan
fasilitas
dalam
berkomunikasi melalui telepon dan internet
16.
Pimpinan mengingat informasi yang diberikan
karyawannya.
17.
Setiap karyawan memiliki hak yang sama dalam
mengeluarkan pendapat.
18.
Karyawan
diberikan
kesempatan
mengungkapkan ide atau pendapatnya.
19.
Pimpinan
tidak
karyawannya
mengintervensi
untuk
mengungkapkan
pendapatnya.
20.
Setiap individu memiliki kepedulian dalam
memecahkan masalah.
21.
Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang
sama untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
22.
Pimpinan
memberikan
upah/gaji
kepada
karyawannya bila mengerjakan tugas dengan
baik.
23.
Pimpinan menaikkan jabatan karyawannya.
27
4
24.
Pimpinan
28
4
memberikan
liburan
kepada
karyawannya.
25.
Pekerjaan yang menantang bagi karyawannya.
29
4
26.
Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang
30
4
bagi karyawannya.
102
27.
Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya.
31
4
28.
Pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki
32
5
33
4
karyawannya.
29.
Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki
karyawannya.
30.
Pimpinan menyadari kemampuan karyawannya.
34
4
31.
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada
35
4
36
4
karyawannya untuk menyelesaikan masalah
disetiap divisi masing-masing.
32.
Pimpinan memberikan kepercayaan kepada
karyawannya untuk menyelesaikan tugas.
TOTAL
139
Kemudian, untuk mengetahui letak range skor persepsi berdasarkan
keseluruhan item pertanyaan di atas maka perhitungan yang digunakan adalah:
=
Total Skor
Jumlah Pertanyaan
= 139
32
= 4,3
=4
Berdasarkan hasil tersebut, keseluruhan persepsi karyawan terhadap
penerapan human relations pimpinan di PT. Radio Mustang Utama berada pada
range skor empat. Skor tersebut sejajar dengan persepsi setuju. Dengan kata lain,
persepsi yang diperoleh berdasarkan keseluruhan pernyataan adalah POSITIF.
103
4.5 Hasil Pembahasan
Dari hasil rekapitulasi penelitian kuantitatif persepsi karyawan terhadap
penerapan human relations pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta berada
pada range empat. Skor tersebut sejajar dengan persepsi setuju. Dengan kata lain,
persepsi yan diperoleh berdasarkan keseluruhan pernyataan adalah positif. Dari
hasil yang di peroleh, berdasarkan identitas responden sebanyak 66,7%
menyatakan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki. Hal ini dikarenakan
karyawan yang berjenis kelamin laki-laki memang banyak dibutuhkan untuk
menghadapi tugas yang padat. Mengenai usia responden sebanyak 51,5%
menunjukan bahwa mayoritas usia responden berusia 20-25tahun. Hal ini
mencerminkan bahwa usia muda adalah usia yang relatif matang dan lebih kreatif.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jenjang pendidikan akhir responden
memiliki jenjang pendidikan S1/S2. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT.
Radio Mustang Utama merupakan karyawan yang berpendidikan tinggi. Dapat
diketahui dengan jelas dimana masa kerja responden antara 5-10 tahun sebesar
48,5% yang lebih banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan
PT. Radio Mustang Utama telah berpengalaman kerja pada bidang masingmasing.
Pimpinan menyapa karyawannya saat bertemu merupakan bentuk
perhatian dari pimpinan, dan hal ini perlu dilakukan oleh pimpinan agar terjalin
komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan. Pernyataan mengenai
pimpinan menyapa karyawannya, responden yang memilih sebesar 76,4% artinya
setuju bila pimpinan menyapa karyawannya saat bertemu atau dalam bekerja. Dan
berada pada range positif.
104
Pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh karyawannya, agar tugas
yang dikerjakan oleh karyawannya tidak lalai dan harus dikerjakan dengan baik
dalam mengerjakan tugas pekerjaanya tersebut. Responden yang memilih sebesar
82,4% artinya sangat setuju bila pimpinan mengamati tugas yang dikerjakan oleh
karyawannya. Mengamati tugas karyawannya ternyata tidak hanya diperlukan
oleh karyawannya pada saat mengerjakan tugas akan tetapi setelah menyelesaikan
tugas. Bentuk dari perhatian pimpinan bisa saja dengan memeriksa kembali tugas
yang telah diselesaikan oleh karyawannya. Responden banyak memilih sebesar
69,7% dan berada pada range positif artinya setuju bila pimpinan memeriksa
kembali tugas yang telah diselesaikan oleh karyawannya.
Pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawanya itu perlu, karena
dengan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya maka pimpinan peduli
akan masalah karyawannya tersebut. Responden banyak memilih sebesar 79,4%
dan berada pada range positif. Pimpinan memperlakukan karyawannya dengan
baik dalam berkerja sangat diperlukan. Karena dengan perlakuan baik dari
pimpinan maka karyawan akan merasa nyaman dan betah dalam bekerja
menyelesaikan tugas pekerjaannya. Responden banyak memilih sebesar 79,4%
dan berada pada range positif. Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara
dengan peneliti berikut :
“Ya, sangat memperlakukan dengan baik, kita sudah dianggap seperti
keluarga sendiri.Dan saya maupun karyawan lainnya sangat merasa nyaman.”48
48
Hasil Wawancara dengan Program Director Radio Mustang, Bagus Lazuardi, di PT. Radio
Mustang Utama Jakarta
105
Pimpinan mendengarkan masalah yang dihadapi karyawannya, sangat
perlu agar pimpinan mengetahui masalah yang dihadapi karyawannya, baik
masalah intern atau eksternal karyawannya tersebut. Sehingga pimpinan dapat
memberikan masukan atau pendapat bagi karyawannya dan responden memilih
sebesar 84,8%, berada pada range sangat positif. Mendengarkan masalah yang
dihadapi karywan memang sangat diperlukan oleh pimpinan, begitu pula dengan
mendengarkan kritikan dari karyawannya. Karena dengan begitu pimpinan akan
lebih peka terhadap semua masalah dan kritikan yang dihadapi karyawannya, dan
komunikasi antara pimpinan dan karyawan lebih lancar dan terbuka. Responden
memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas mengenai dimensi Importance of
Individual ( Pentingnya Individu ), yang di dalamnya terdapat beberapa indikator
yaitu : mengenai pimpinan menyapa karyawan, mengamati tugas, memeriksa
kembali tugas, mengetahui masalah, memperlakukan karyawannya dengan baik,
mendengarkan masalah dan kritikan dari karyawannya. Dan dari hasil pernyataan
mengenai dimensi Importance of Individual ( Pentingnya Individu ) ketujuh
indikator tersebut berada pada range positif, hal ini dikarenakan pimpinan lebih
memperhatikan kepentingan karyawannya dengan baik sehingga karyawan dapat
merasakan perhatian dan kepedulian yang diberikan oleh pimpinannya.
Pimpinan menerima ide, saran, dan kritikan dari setiap karyawannya
dalam rapat atau bekerja merupakan salah satu bukti bahwa pimpinan menerima
semua ide, saran dan kritikan demi kemajuan perusahaan dan bersama. Responden
memilih 81,8% dan berada pada range sangat positif. Untuk memperoleh arus
komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan maka sebagai pimpinan
106
harus dapat menghormati pendapat yang diberikan dari setiap karyawannya
sehingga diperoleh keterbukaan dan saling pengertian. Responden memilih
sebesar 73,9% bahwa pimpinan menghormati pendapat yang diberikan dari setiap
karyawannya dan berada pada range positif.
Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut :
”Ya, sangat. Cara dia berpikirnya cepat dan jauh kedepan. Kalo ada
pendapat yang baik, dia cerna lalu memodifikasi sesuai dengan yang dia mau.”49
Penjelasan mengenai dimensi Mutual Acceptance ( Saling Menerima ),
yang di dalamnya terdapat beberapa indikator yaitu : pimpinan menerima ide,
saran, dan kritikan dari setiap karyawannya, dan menghormati pendapat dari
setiap karyawannya. Dan berdasarkan hasil pernyataan mengenai Mutual
Acceptance ( Saling Menerima ) kedua indikator tersebut berada pada range
positif, hal ini dikarenakan adanya keterbukaan komunikasi seorang pimpinan
dalam menerima ide atau gagasan maupun kritik yang disampaikan oleh
karyawan.
Kemajuan perusahaan sangat penting bagi pimpinan dan karyawan,
responden banyak memilih 69,7% dan berada pada range positif. Apabila
pimpinan dan karyawan dapat bekerja dengan baik dalam mengerjakan tugas atau
pun menyelesaikan masalah yang dihadapi, maka akan menambah semangat bagi
karyawan dan pimpinan. Untuk itu kemajuan perusahaan dapat diciptakan oleh
pimpinan dan karyawan.
Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut :
49
Hasil Wawancara dengan Creative Leader Radio Mustang, Jarot, di PT. Radio Mustang Utama
Jakarta.
107
”Ya, tentu saja dengan adanya kerjasama antara pimpinan dan karyawan
akan menciptakan suatu keberhasilan. Karena apabila kita mengerjakan suatu
tugas yang sangat sulit, kita membutuhkan orang-orang yang mengerti dan
paham akan tugas itu”.50
Kemajuan perusahaan sangat penting, begitu pula dengan keberhasilan
perusahaan. Keberhasilan perusahaan berkat kerja sama antara pimpinan dan
karyawan, artinya keberhasilan perusahaan tidak terlepas dari adanya kerjasama
yang baik dengan pimpinan dan karyawan. responden banyak memilih sebesar
87,3% dan berada pada range sangat positif.
Pernyataan mengenai kerja tim lebih disukai karyawan dan pimpinan,
dikarenakan selain adanya kerjasama yang baik dari pimpinan, maka dalam
organisasi atau perusahaan antar karyawan pun perlu terjalinnya hubungan yang
baik sehingga satu sama lain dapat saling tukar informasi untuk kelancaran
pekerjaan dan diperoleh hasil kerja yang optimal. Untuk memperoleh hasil kerja
yang optimal kerjasama tim lebih disukai oleh karyawan dan pimpinan, responden
memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif.
Dimensi Common Interest ( Kepentingan Bersama ), yang di dalamnya
terdapat indikator yaitu kemajuan perusahaan sangat penting, keberhasilan
perusahaan berkat kerjasama antara pimpinan dan karyawan dan hasil kerja yang
optimal kerjasama tim. Dan hasil dari pernyataan mengenai dimensi Common
Interest ( Kepentingan Bersama ) indikator tersebut berada pada range positif, hal
ini dikarenakan adanya kerjasama tim yang baik antara pimpinan dengan
karyawannya, sehingga dapat menciptakan kemajuan dan keberhasilan bagi
perusahaan.
50
Hasil Wawancara dengan Penyiar Radio Mustang, Vari, di PT. Radio Mustang Utama Jakarta
108
Berdasarkan pernyataan mengenai komunikasi yang dilakukan pimpinan
dan karyawan berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik, responden
banyak memilih sebesar 86,1% dan berada pada range sangat positif. Hal ini
dimaksudkan agar kedua belah pihak dapat mengerti dan memahami pesan yang
disampaikan. Komunikasi yang dilakukan antara karyawan dan pimpinan
berlangsung secara dua arah.
Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut :
”Ya, berhadapan langsung, karena Pak Baba itu bukan orang yang hanya
bisa duduk diam. Tapi dia orangnya cukup membaur terhadap karyawannya dan
timbal baliknya dapat diterima lebih mudah oleh semua karyawannya”.51
Dari pernyataan kedua belah pihak bisa mengungkapkan pendapat tanpa
ada tekanan responden banyak memilih sebesar 79,4% dan berada pada range
positif. Hal ini dikarenakan apabila kedua belah pihak mengungkapkan pendapat
dengan adanya tekanan, maka kedua belah pihak tersebut merasa kurang nyaman
dan terbuka di dalam mengungkapkan pendapatnya itu. Pimpinan memberikan
fasilitas dalam berkomunikasi melalui telepon dan internet, sangat diperlukan bagi
karyawan agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dalam bekerja dan tidak
terjadi hambatan di dalamnya. Dan responden memilih sebesar 89,1% dan berada
pada range sangat positif.
Seperti yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut :
51
Op. Cit, Hasil Wawancara dengan Penyiar Radio Mustang, Vari
109
”Ya, memberikan. Karena saya kerjanya dibagian luar, saya diberikan
fasilitas internet dan telepon. Itu merupakan salah satu solusi bagus, biar saya
tidak bosan”.53
Pimpinan mengingat informasi yang diberikan karyawannya itu perlu
karena dengan pimpinan mengingat informasi tersebut, maka pimpinan akan lebih
mudah mengetahui informasi mengenai perusahaan. Baik di dalam maupun diluar
perusahaan tersebut. Responden banyak memilih sebesar 79,4% dan berada pada
range positif.
Penjelasan mengenai dimensi Open Communication ( Komunikasi
Terbuka ), yang di dalamnya terdapat indikator yaitu komunikasi yang dilakukan
berlangsung secara dua arah dan terjadi timbal balik, kedua belah pihak
mengungkapkan pendapat tanpa ada tekanan, fasilitas dalam berkomunikasi dan
pimpinan mengingat informasi. Dan hasil dari pernyataan mengenai dimensi Open
Communication ( Komunikasi Terbuka ) indikator tersebut berada pada range
positif, hal ini dikarenakan komunikasi yang terjadi antara karyawan dan
pimpinan berlangsung secara timbal balik sehingga informasi yang disampaikan
dapat dimengerti dan dipahami oleh kedua belah pihak.
Karyawan memiliki hak yang sama dalam mengeluarkan pendapat agar
tidak terjadi konflik dan kesalah pahaman antar karyawan. Responden memilih
sebesar 84,4% dan berada pada range sangat positif. Berdasarkan pernyataan
karyawan diberikan kesempatan dalam mengungkapkan ide atau pendapatn
dikarenakan dalam berkomunikasi merupakan kegiatan yang mudah, namun
53
Hasil Wawancara dengan Front Office Radio Mustang, Wulan, di PT. Radio Mustang Utama
Jakarta
110
melakukan kegiatan komunikasi untuk dapat dimengerti dan dipahami tidak
semua orang dapat melakukannya.
Untuk menyampaikan ide atau memberikan pendapat kepada perusahaan
ataupun
sesama
rekan
kerja
sesorang
karyawan
harus
mampu
mengkomunikasikan pesan dengan baik sehingga dapat dimengerti dan dipahami.
Responden memilih sebesar 80,6% dan berada pada range sangat positif. Seperti
yang terangkum dalam hasil wawan cara dengan peneliti berikut :
”Ya, diberikan kesempatan. Tergantung topiknya, biasanya seperti
program really. Siapa artisnya?, hadiahnya apa?. Itu harus benar-benar
diperhatikan. Pada saat diskusi pimpinan sangat terbuka dengan karyawannya
dalam memberikan ide tersebut. Ya...selama itu bagus, ide itu akan diterima oleh
pimpinan”.54
Pernyataan
pimpinan
tidak
mengintervensi
hak
karyawan
untuk
mengungkapkan pendapat agar karyawan lebih bebas dalam mengungkapkan
pendapatnya di dalam suatu rapat. Dan apabila haknya sudah di intervensikan oleh
pimpinan maka akan mengurangi kreativitas dari karyawan tersebut. Responden
banyak memilih 87,3% dan berada pada range sangat positif. Setiap individu
memiliki kepedulian dalam memecahkan masalah agar dapat meringankan
masalah yang dimiliki setiap individu tersebut. responden memilih sebesar 79,4%
dan berada pada range positif.
Setiap karyawan memiliki tanggungjawab yang sama untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi, dikarenakan agar dalam melaksanakan aktivitas kerja,
54
Hasil Wawancara dengan Program Director Radio Mustang, Bagus Lazuardi, di PT. Radio
Mustang Utama Jakarta
111
permasalahan selalu ada dan perlu di mengerti oleh seorang karyawan sehingga
dapat diselesaikan dengan baik untuk menghindari terjadinya komunikasi yang
tidak di inginkan, sehingga menggangu aktivitas kerja, responden yang
menyatakan sangat setuju sebesar 79,4% dan berada pada range positif.
Mengenai dimensi Employee Participation ( Partisipasi Karyawan ), yang
di dalamnya terdapat beberapa indikator yaitu : setiap karyawan memiliki hak
yang sama dalam mengeluarkan pendapat, Karyawan diberikan kesempatan dalam
mengungkapakan ide atau pendapatnya, pimpinan tidak mengintervensi hak
karyawannya untuk mengungkapkan pendapatnya, setiap individu memiliki
kepedulian dalam memecahkan masalah, dan karyawan memiliki tanggung jawab
yang sama. Hasil dari kelima pernyataan mengenai dimensi Employee
Participation ( Partisipasi Karyawan ) tersebut berada pada range sangat positif,
hal ini dikarenakan pimpinan mengakui atau tidak membeda-bedakan antara
karyawan satu dengan yang lainnya.
Dari pernyataan pimpinan memberikan
upah atau gaji
kepada
karyawannya bila mengerjakan tugas dengan baik berada pada range sangat
positif dan responden memilih sebesar 81,2%. Dikarenakan agar karyawan dapat
termotivasi dan bekerja lebih giat lagi dalam mengerjakan tugas pekerjaannya.
Begitu pula dengan pimpinan menaikkan jabatan karyawannya, agar karyawan
mempunyai tujuan dalam bekerja sesuai dengan kemampuan yang didapatnya
dan dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Responden memilih sebesar 79,4%
dan berada pada range positif.
Pernyataan pimpinan memberikan liburan kepada karyawannya agar
karyawan tidak merasa jenuh dalam bekerja dan bila kembali bekerja karyawan
112
akan merasa lebih semangat lagi dalam mengerjakan tugas pekerjaannya.
Responden memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif. Dari
pernyataan pekerjaan yang menantang bagi karyawannya sangat diperlukan,
karena dengan begitu karyawan akan lebih termotivasi lagi dalam bekerja, dan
dapat menciptakan ide-ide baru yang lebih baik. Responden banyak memilih
77,6% dan berada pada range positif.
Suasana kerja yang nyaman, aman dan tenang bagi karyawannya dapat
meninngkatkan semangat kerja karyawannya. Hal ini dikarenakan dengan suasana
kerja yang nyaman, aman,dan tenang maka karyawan akan merasa betah di tempat
kerja untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Responden memilih sebesar 69,7% dan berada pada range positif.
Pimpinan menyadari keberadaan karyawannya karena apabila pimpinan
menyadari keberadaan karyawannya akan merasa lebih dianggap keberadaanya
dan karyawan tersebut memiliki identitas diperusahaan itu. Responden memilih
sebesar 69,7% dan berada pada range positif.
Berdasarkan pernyatan pimpinan menyadari prestasi yang dimiliki
karyawannya, membuat karyawan menjadi lebih bersemangat lagi dalam bekerja,
responden memilih sebesar 95,5%. Hal ini dimaksudkan prestasi yang diperoleh
dalam bekerja selain memberikan kebangaan dan kepuasan karyawan ternyata
juga dapat memberikan semangat bekerja. Dari hasil wawancara dengan peneliti :
“Ya, memberikan. Prestasi yang bisa kamu liat, Bayu musisi, Rico
presenter. Dan itu semua prestasi yang cukup baik ya, untuk di luar kantor.
Ya...Pak Baba sendiri menyadarinya kalo mereka memiliki prestasi itu.
113
Ya..,pernah memberikan penghargaan itu, biasannya hang-out, naik gaji dan
jabatan”.55
Pimpinan menyadari keahlian yang dimiliki karyawannya sangat
diperlukan, karena dengan keahlian tersebut karyawan akan menciptakan
kreatifitas-kreatifitas yang baru dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan
kemajuan bagi perusahaan dan meningkatkan semangat dalam bekerja. Responden
memilih sebesar 79, 4% dan berada pada range positif.
Menyadari kemampuan yang dimiliki karyawannya merupakan sikap
pimpinan yang positif, karena dengan adanya kemampuan ini karyawan merasa
memiliki identitas diri dalam perusahaan yang merupakan salah satu kebutuhan
dari seorang karyawan, sehingga akan meningkatkan motivasi. Responden yang
memilih pimpinan menyadari kemampuan karyawannya sebesar 73,9% dan
berada pada range positif, hal ini dikarenakan pimpinan telah menyadari dan
memberikan semua kebutuhan yang diperlukan oleh setiap karyawannya, baik itu
kebutuhan rohani maupun jasmani.
Dimensi Local Identity ( Identitas Setempat ), yang di dalamnya terdapat
indikator yaitu: memberikan upah atau gaji kepada karyawan, menaikkan jabatan,
memberikan liburan, pekerjaan yang menantang, suasana kerja yang nyaman,
menyadari keberadaan karyawannya, menyadari keahlian dan menyadari
kemampuan yang dimiliki karyawannya. berada pada range positif. Dan hasil dari
pernyataan mengenai dimensi Local Identity ( Identitas Setempat ) indikator
tersebut berada pada range positif. Hal ini dikarenakan perusahaan memberikan
atau memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan internal maupun eksternal karyawan.
55
Hasil Wawancara dengan Creative Leader Radio Mustang, Jarot, di PT. Radio Mustang Utama
Jakarta
114
Berdasarkan pernyataan mengenai pimpinan memberikan kepercayaan
kepada karyawannya untuk menyelesaikan disetiap divisi masing-masing,
reponden memilih sebesar 69,7%. Dan hasil wawancara peneliti sebagai berikut :
“Ya, justru diawal-awal Pak Baba memberikan kepercayaan tersebut.
Selama masih bisa diselesaikan sendiri. Tapi kalo udah mentok, ya...langsung ke
Pak Baba. Misalnya, divisi program ada masalah yang harus dirubah oleh tim
kreatif, tapi selama masih bisa diselesaikan sendri, ya dikerjakan. Tapi kalo Pak
Baba engga ok, ya...otomatis harus dirubah.”56
Pimpinan
memberikan
kepercayaan
kepada
karyawannya
untuk
menyelesaikan tugas sangat diperlukan agar karyawan dapat menyelesaikan
tugasnya lebih fokus lagi, sehingga pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik.
Responden memilih sebesar 79,4% dan berada pada range positif.
Dimensi Local Decision ( Keputusan Setempat ) yang di dalamnya
terdapat indikator yaitu pimpinan memberikan kepercayaan kepada karyawannya
untuk menyelesaikan masalah disetiap divisi masing-masing dan memberikan
kepercayaan kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas. Dan hasil dari
pernyataan mengenai dimensi Local Decision ( Keputusan Setempat ) indikator
tersebut berada pada range positif, hal ini dikarenakan pimpinan memberikan
wewenang atau tanggungjawab kepada karyawan untuk melakukan atau
memutuskan segala permasalahan selama dalam proses pekerjaan berlangsung.
56
Hasil Wawancara dengan Program Director Radio Mustang, Bagus Lazuardi, di PT. Radio
Mustang Utama Jakarta
115
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa yang telah diuraikan serta mengacu pada tujuan
penelitian maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :
Kegiatan human relations pimpinan PT. Radio Mustang Utama Jakarta,
sudah berjalan dengan baik sehingga persepsi karyawan terhadap human relations
memperoleh hasil yang positif, hal ini dikarenakan pimpinan lebih memperhatikan
kepentingan karyawannya, adanya keterbukaan komunikasi pimpinan dalam
menerima ide atau gagasan maupun kritik yang disampaikan oleh karyawanya,
adanya kerjasama tim yang baik antara pimpinan dengan karyawan, komunikasi
yang terjadi antara karyawan dengan pimpinan berlangsung secara timbal balik,
perusahaan memberikan atau memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan internal
maupun eksternal karyawan dan pimpinan memberikan wewenang atau
tanggungjawab kepada karyawan.
Untuk itu jika dilihat dari teori di atas secara keseluruhan pimpinan PT.
Radio Mustang Utama Jakarta telah berhasil dalam menjalankan human relations.
Karena dengan dilakukannya hubungan manusiawi di dalam perusahaan dapat
menumbuhkan rasa kekeluargaan yang saling memiliki diantara semua anggota
karyawan PT. Radio Mustang Utama Jakarta, yang nantinya dapat menumbuhkan
rasa kerjasama yang saling mendukung antar sesama karyawan yang dapat
memajukan PT. Radio Mustang Utama Jakarta.
115
116
5.2 Saran
5.2.1 Saran Akademis
Penelitian ini adalah upaya bagi mahasiswa komunikasi khususnnya
Public Relations untuk melihat penerapan human relations pimpinan di PT.
Radio Mustang Utama Jakarta.
Diharapkan, jurusan public relations akan lebih banyak menggali
berbagai hal yang terkait dengan bidang human relations pada penelitian
selanjutnya. Hal ini dimaksud agar penelitian tentang human relations baik
di dalam atau di luar perusahaan.
5.2.2 Saran Praktis
Dari hasil temuan penelitian yang telah penulis simpulkan, meskipun
human relations PT. Radio Mustang Utama Jakarta saat ini dapat dikatakan
baik,
namun
untuk
terus
meningkatkan
human
relations
dan
mempertahankan kinerja saat ini, penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Pimpinan
hendaknya
lebih
meningkatkan
dan
memperhatikan
hubungan yang baik dengan karyawanya, agar karyawan tidak merasa
segan dalam memberikan informasi kepada pimpinan, mengenai halhal yang berkaitan dengan tugas.
2. Pimpinan hendaknya lebih memberikan kepercayaan kepada karyawan
dalam melaksanakan tugas, sehingga karyawan memperoleh hasil yang
baik. Dengan adanya kepercayaan pimpinan ini karyawan merasa lebih
dihargai dalam bekerja di perusahaan.
117
3. Jalinan komunikasi yang telah berjalan dengan baik antara atasan dan
bawahan agar tetap dijaga dan dipertahankan agar menjadi lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Oemi, Dasar-dasar Public Relations, Bandung: PT. Citra Aditya
Bakti, 2001
Agung, I. Gusti, Ngurah, Metode Penelitian Sosial Pengertian, Perencanaan dan
Praktek I, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992
Aly, Bachtiar, Teknik Humas, Jakarta: Universitas Terbuka, 1995
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineke Cipta
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi, Jakarta: CV. Rajawali, 1987
Budiyatna, Komunikasi Antarpribadi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
1994,
Bungin, Burhan, Metode Penelitian Kuantitatif, Edisi Pertama, Jakarta: Prenada
Media, 2005
Davis, Keith, Human Relations at Work, New York–Toronto: McGraw-Hill, 1957
Daniel, Moehar, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Jakarta: Bumi Aksara, 2001
Djuarsa, S. Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka
2003
, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001
, Teori Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2002
Eilers, Franz, Josep, Berkomunikasi dalam Masyarakat, Nusa Indah: NTT, 2001
Flippo, Edwin B., Manajemen Personalia, Edisi Keenam, Jilid 2, Jakarta: PT.
Erlangga, 1994
John, W. Newstrom & Keith, Davis, McGraw-Hill, Inc, Human Behavior at
Work: Organizational Behavior, 1985
Jefkins, Frank, Public Relations Edisi Keempat, Jakarta: PT. Erlangga, 1996
Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju,
1996
Kusumastuti, Farida, Dasar-dasar Humas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2004
Kasali, Rhenald, Manajemen Humas, Jakarta: Grafiti, 1994
, Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasi di Indonesi, Jakarta:
Grafiti
Kasim, Nurleina, Basier, Kamus Pelajar, Jakarta: Dian Utama, 1989
Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Kedua, Jakarta: CV. Intermedia, 1985
Malo, Monase, Metode Penelitian Sosial, Jakarta,1994
Manier, Norman, R.F., Princiles of Human Relations, Inc. New York, London,
John Wiley & Sons, 1963
Munawardi,
Hubungan manusia dalam Organisasi, Jakarta: Universitas
Moestopo (Beragama), 1983
Nasir, Mohammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Balai Aksara
Rakmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: CV. Remaja Karya,
1994
, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, 2001
Ruslan, Rosady, Manajemen Humas, Jakarta: Grafindo Persada, 2000
, Kiat dan Strategi Public Relations, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2002
Riduan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua,
Bandung: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), 2003
Sofian, Effendy & Singaribun, Masri, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES,
1982
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfabeta: Bandung
Susanto, Astrid, A, Komunikasi Dalam Praktek dan Teori, Bandung: PT. Bina
Cipta, 1997
, Filsafat Komunikasi, Bandung: Bina Cipta, 1980
Suratno,
Human Relations dan Semangat Kerja Karyawan, Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Kehakiman Dan Ham,
2003
Uchyana, Effendy, Onong, Human Relations dan Public Relations dalam
management, Bandung: CV. Mandar Maju, 1993
, Bandung, Teori dan Filsafat Komunikasi cetakan ke-3, PT. Citra
Aditya Bakti, 2003
, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Rosdakarya, 2005
, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung, 1993
Wiston, and Thomas, J. Actison, New York–Atlanta: Management Today,
Harcourt Brace Jovanovich, 1978
Sumber lain – lain :
Company Profil PT. Radio Mustang Utama Jakarta
Jod Deskripsi PT. Radio Mustang Utama Jakarta
Download