Jurnal Sosial Humaniora [2017], Volume 10, Ed. 1 ISSN Online: 2443-3527 ISSN Print: 1979-5521 Risiko Dehumanisasi pada Crowdfunding sebagai Akses Pendanaan Berbasis Teknologi di Indonesia Gita Widi Bhawika Departemen Manajemen Teknologi, Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 60264 [email protected] Subject Areas: Management of Technology, Dehumanization Abstract Diterima: 30 Mei 2017 Direview: 14 Juni 2017 Diterbitkan: 30 Juni 2017 Crowdfunding is the novel phenomenon. This fundraising based technology has increased its popularity since a decade ago. Crowdfunding can help people to funding their initiatives without boundaries because it only need internet connection to ask and give money. It is not necessary to gain relationship between initiator and funder. Yet, from the conventional fundraising point of view, it is important to build relationship to increase the loyal funder who can easily fund the future initiator’s initiatives. Thus, crowdfunding has potential dehumanization risks. This descriptive research will discuss about crowdfunding in Indonesia, and its dehumanization risks. Moreover, this paper will describe crowdfunding phenomenon in Indonesia and also propose the model of crowdfunding’s donor relationship management to minimize the dehumanization risks. Hak Cipta © 2017 oleh Penulis (dkk) dan Jurnal Sosial Humaniora (JSH) *This work is licensed under the Creative Commons Attribution International License (CC BY 4.0). http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/ Open Access Keywords: Crowdfunding; Technology; Crowdfunding’s Donor Relationship Management; Dehumanization. dasarnya, penggalang dana hanya mempublikasikan Pendahuluan Sedikit yang mengetahui crowdfunding, yang aktivitasnya yang butuh didanai dalam bentuk merupakan sebuah fenomena baru di dunia, yakni proposal penggalangan untuk mencantumkan jumlah dana yang dibutuhkan. membantu pendanaan pada berbagai aktivitas, baik Untuk mempermudah, biasanya pemohon dana bisnis maupun aktivitas sosial. Crowdfunding mempublikasikannya melalui pihak ketiga, yaitu diyakini mampu mendanai berbagai aktivitas yang penyedia layanan atau platform crowdsourcing, sulit dilakukan oleh akses pendanaan konvensional, meskipun seperti mempublikasikannya secara mandiri. Lalu crowd bank dana dan berbasis investor teknologi yang prosesnya secara beberapa daring (online) pemohon (donatur birokrasi yang panjang. mengakses laman website dengan konten proposal pengaksesan dananya sangatlah mudah. Pada dana), dapat memerlukan berbagai persyaratan dan melalui Kelebihan dari crowdfunding, yaitu proses potensial/penyandang dana dengan yang tersebut, jika tertarik mendanai, mereka akan menyumbangkan atau meminjamkan dananya sesuai 47 - JSH Gita Widi Bhawika dengan klausul proposal daring yang telah dipublikasikan. salah satunya adalah keterasingan manusia satu dengan yang lain (Nugroho, 2011). Kesuksesan besar terjadi pada beberapa Seperti halnya perkembangan teknologi pada inisiasi aktivitas crowdfunding di luar negeri, seperti umumnya, crowdfunding berbasis teknologi ini proyek riset, pengembangan, dan penjualan jam berpotensi menimbulkan risiko dehumanisasi. Tidak tangan cerdas Pebble dan produk Opal oleh seperti FirstBuild melalui platform crowdfuding Kickstarter crowdsourcing tidak memerlukan interaksi secara (Brown, Boon, & Pitt, 2016). Proyek jam tangan langsung. Kedua belah pihak, yaitu penggalang dana cerdas Pebble diinisiasi dengan tujuan untuk dan penyandang dana hanya perlu berhadapan mengakses modal. Proyek ini berhasil mencapai dengan target pendanaan dalam waktu 2 jam oleh 70.000 mengajukan proposal dan menerima dana bagi pendana individual (Brown et al., 2016). Selain itu, penggalang dana, serta memilih proposal dan tenarnya platform crowdfunding di luar negeri, mendanainya bagi penyandang dana. Tidak ada seperti Kickstarter, IndieGogo, dan Crowdfunder interaksi humanis selama proses crowdfunding UK, menggerakkan semangat crowdfunding di berlangsung. Dikhawatirkan, penyandang dana tidak Indonesia beberapa tahun belakangan ini, ditandai menjadi loyal, atau penyandang dana yang loyal dengan berdirinya berbagai platform crowdfunding akan lokal, interpersonal antara kedua belah pihak. seperti KitaBisa, Wujudkan, dan GandengTangan serta tumbuhnya inisiasi melalui platform tersebut. penggalangan gawai (gadget) berkurang, Oleh sebab dana masing-masing karena itu, konvensional, lemahnya penelitian untuk hubungan ini akan mengenalkan crowdfunding, membahas fenomena Di lain pihak, mulai tumbuhnya crowdfunding crowdfunding di Indonesia, dan menganalisis di Indonesia memicu suatu pemikiran mengenai potensi risiko dari crowdfunding yang mengerucut potensi risiko crowdfunding, terutama pada sisi yang pada risiko dehumanisasi. Selanjutnya, solusi untuk belum pernah dibahas pada penelitian-penelitian meminimalisasi sebelumnya, yaitu risiko dehumanisasi. ditampilkan dalam suatu model manajemen donatur Dehumanisasi merupakan penyangkalan risiko dehumanisasi juga crowdfunding (Donor Relationship Management). esensi kemanusiaan yang meliputi atribut khas dan kodrat manusiawi menurut Nick Haslam dalam Kajian Literatur Terdahulu Nugroho (Nugroho, 2011). Penyangkalan terhadap Crowdfunding merupakan fenomena yang atribut khas manusiawi menyebabkan satu pihak baru, memandang pihak lain seperti binatang. Sementara sebelumnya sangat terbatas (Belleflamme, Lambert, penyangkalan & Schwienbacher, 2013). terhadap kodrat manusiawi menyebabkan manusia diperlakukan seperti mesin (Nugroho, 2011). tidak mengherankan bahwa literatur Belleflame, dkk. (Belleflamme et al., 2013) meneliti mengenai pilihan entrepreneur sebagai Perubahan dan kemajuan jaman dengan penggalang dana dan investor sebagai penyandang perkembangan teknologi dan inovasinya serta dana pada skema crowdfunding yang paling banyak masuknya era globalisasi ternyata dibarengi dengan dipakai saat ini, yaitu pre-ordering dan profit48 - JSH Gita Widi Bhawika sharing. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa proyek, enterpreneur dengan modal terbatas lebih menyukai penggalang dana dapat menentukan platform skema pre-ordering dan sebaliknya, entrepreneur mana yang akan dipilih, dalam hal ini platform dengan modal besar lebih menyukai skema profit- crowdfunding skala global dan nasional (di sharing. Belleflame, dkk. memberikan wawasan Britania Raya) seperti Kickstarter, IndieGoGo, tentang kapan sumbangan bisa menjadi bentuk atau Crowdfunder UK. crowdfunding yang layak (Belleflamme et al., 2013). Belleflame dkk. nilai risiko proyek, maka 2. Menentukan target pendanaan yang tepat. menekankan Disarankan untuk tidak mematok target terlalu pentingnya membangun komunitas penggalang dan tinggi dikarenakan kegagalan pencapaian target penyandang dana menguntungkan juga dan agar crowdfunding lebih akan daripada penggalangan dana perusahaan. tradisional (Belleflamme et al., 2013). berdampak pada turunnya reputasi 3. Pilihan penghargaan (reward) Brown, dkk. (Brown et al., 2016) meneliti Hambatan utama investasi adalah harga, sehingga sejauh mana platform crowdfunding dapat diakses mengurangi organisasi penghargaan paling populer untuk meningkatkan (penggalang dana) sebagai media pemasaran serta peranan yang dilakukan oleh organisasi tersebut dengan cara mempertimbangkan jumlah inisiatif/kampanye yang dilakukan oleh organisasi, menentukan motivasi organisasi dan cara mereka melakukan inisiasi melalui crowdfunding. Selain itu, Brown, dkk. (Brown et al., 2016) menyusun diagram keputusan untuk membantu para manajer pemasaran dalam menentukan pilihan skema crowdfunding yang akan diimplementasikan saat bekerja sama dengan platform crowdfunding. Forbes pengembangan dkk. meneliti pada tahap proyek (inisiatif) crowdfunding dengan menyusun suatu panduan agar proyek crowdfunding berhasil. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara dengan responden yang memiliki pengalaman sebagai pemberi dana pada proyek crowdfunding sebelumnya. Crowdfunding Success Tool yang disusun (Forbes & Schaefer, 2017) antara lain: 1. Memilih platform crowdfunding yang tepat. Berdasarkan nilai investasi sosial, besaran komunitas yang mendapatkan manfaat dari marjin keuntungan pada pilihan jumlah pemberi dana. 4. Video Proyek/Inisiatif Aspek yang perlu diperhatikan adalah konten video yang berisi informasi penting yang dapat dipahami pemberi dana, presenter video, dan struktur, dimana informasi diberikan pada awal video lalu dilanjutkan dengan motivasi dan inspirasi untuk proyek. Hal ini disebabkan umumnya responden kehilangan ketertarikan terhadap tayangan video setelah 30 detik penayangan. Literature gap Hampir mengenai semua dampak crowdfunding, literatur positif terutama dari untuk membahas pelaksanaan inisiatif/proyek berbasis keuntungan (profit oriented). Pembahasan mengenai fenomena crowdfunding di Indonesia masih terbatas. Selain itu, penelitian terkait risiko dari crowdfunding sangatlah minim. Pembahasan mengenai risiko crowdfunding berfokus pada aspek ekonomi. Terlebih lagi, belum pernah ada literatur 49 - JSH Gita Widi Bhawika ilmiah sebelumnya yang membahas mengenai risiko Hasil Penelitian dan Pembahasan dari aspek dehumanisasi pada crowdfunding. Sebagai fenomena yang tergolong baru, definisi Tujuan Penelitian masih terbuka untuk dirumuskan lebih lanjut (Forbes & Schaefer, 2017). Sebagaimana yang telah tercantum pada pendahuluan, crowdfunding penelitian untuk proses inisiasi proyek yang membutuhkan investasi mengenalkan crowdfunding, membahas fenomena dan meminta dana kepada sekelompok besar orang crowdfunding di Indonesia, menganalisis potensi (crowd) dan koneksinya (Risdahl, 2011) sebagai risiko, pada penyandang dana untuk membiayainya (Forbes & untuk Schaefer, 2017). Crowdfunding menjadi alternatif meminimalisasi risiko dehumanisasi dalam model sumber pendanaan eksternal bagi penggalang dana manajemen donatur crowdfunding (Crowdfunding’s (Belleflamme et al., 2013) yang baru (Henry, 2016) Donor Relationship Management). jika kesulitan mendapatkan dana dari sumber terutama crowdfunding, ini risiko dan bertujuan Pada umumnya, crowdfunding didefinisikan sebagai dehumanisasi menemukan solusi tradisional seperti bank, angel investor, dan pasar Metode Penelitian saham (Brown et al., 2016). Penelitian empiris Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, menggambarkan hubungan yaitu situasi, secara kondisi (Rahayu, sosial, besar yang dikumpulkan melalui crowdfunding atau (Belleflamme et al., 2013). Crowdfunding membantu penggalang dana tanpa mengadopsi pendekatan baru dalam menjalankan memanipulasi fenomena tersebut serta tidak menguji inisiatif/kampanye dan mengelola usaha, serta hipotesis ataupun prediksi (Savitri, Nuswantara, & pengembangan bisnis baru (Belleflamme et al., Zahrok, 2016). Penelitian ini dilakukan dengan 2013). fenomena yang 2013) yang dan memaparkan detail penelitian melaporkan pertumbuhan jumlah dana yang sangat ada kajian literatur ilmiah terkait crowdfunding yang Crowdfunding merupakan konsep yang lebih jumlahnya masih terbatas dan riset secara daring spesifik dari crowdsourcing, dimana crowdsourcing untuk adalah pelibatan crowd (kerumunan/sekelompok meninjau fenomena crowdfunding di Indonesia. individu) untuk mendapatkan ide, umpan balik, dan Data yang didapatkan dari riset tersebut solusi untuk mengembangkan aktivitas perusahaan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Sifat data (Belleflamme et al., 2013) maupun suatu inisiatif adalah melalui publikasi atau pengumuman terbuka di data sekunder, dimana penulis mendapatkannya dari riset daring. Analisis data dilakukan dengan mengamati internet. Publikasi ini efisien bagi crowdsourcing pada umumnya, tetapi akan sensitif pada fenomena crowdfunding di Indonesia. Hasil dari crowdfunding (Belleflamme et al., 2013) karena analisa data adalah penyusunan suatu model terkait dengan pendanaan. Oleh karena itu, sebagian manajemen donatur crowdfunding. besar inisiatif tidak menawarkan saham namun memberikan jenis penghargaan lainnya, seperti produk, keanggotaan, mekanisme pembagian 50 - JSH Gita Widi Bhawika keuntungan di mana orang banyak menerima sebagian keuntungan yang telah ditentukan 4. Komunitas dan crowd daring dapat dengan mudah bersama-sama bertemu secara daring sebelumnya dari penjualan produk untuk investasi untuk mereka (Belleflamme et al., 2013). tertentu. Crowdfunding melibatkan pengumuman menginisiasi 5. Semakin banyak terbuka, sebagian besar melalui Internet, untuk proyek/inisiatif penyediaan sumber keuangan baik dalam bentuk crowdfunding. suatu proyek.inisiasi kisah yang sukses terkait didanai dengan sumbangan atau dengan imbalan produk di masa Crowdfunding terkait dengan pengalaman depan atau beberapa bentuk penghargaan untuk komunitas yang memberikan manfaat bersama bagi mendukung tertentu partisipannya. Keuntungan lain yang didapat oleh (Belleflamme et al., 2013). Aktor utama dari penyandang dana adalah privasi (Belleflamme et al., crowdfunding yaitu penggalang dana (peminik 2013) inisiatif insiatif/proyek), untuk platform tujuan crowdfunding, dan donatur (Rahayu, 2013). Crowdfunding Skema Crowdfunding bertujuan untuk Skema crowdfunding antara lain, yaitu mengumpulkan uang untuk investasi yang biasanya penggalang dana meminta dana untuk memesan menggunakan jejaring sosial (Belleflamme et al., produknya sebelum produk dibuat (pre-ordering) 2013). Crowdfunding membantu organisasi dan (Belleflamme et al., 2013). Skema lain yaitu individu (Brown et al., 2016) mendapatkan dana pemberi dana secara kolektif memberi dana dari alih-alih dari sekelompok investor dengan dana mendapatkan besar, melainkan dari khalayak luas dengan dana finansial seperti ekuitas, saham mirip ekuitas, atau kecil dari masing-masing individu (Belleflamme et deviden (equity-based) (Forbes & Schaefer, 2017; al., 2013). Tidak hanya untuk menggalang dana, Bretschneider, Knaub, & Wieck, 2014) atau untuk crowdfunding juga dapat bertujuan sebagai sarana berbagi keuntungan di masa mendatang (profit- pemasaran organisasinya (Brown et al., 2016). sharing) (Belleflamme et al., 2013). Skema lain Konsep crowdfunding dapat diimplemen- kompensasi yaitu pengembalian yakni investasi dengan imbalan hadiah atau produk tasikan di masa kini karena beberapa faktor (reward-based) dan (Risdahl, 2011), yaitu (lending-based) (Forbes 1. Semakin banyak orang mempercayai metode Bretschneider et al., 2014) serta pemberian donasi pembayaran secara daring. peminjaman & peer-to-peer Schaefer, 2017; (donation-based) (Forbes & Schaefer, 2017). 2. Jaringan sosial semakin memungkinkan orang Skema pre-ordering yaitu penggalang dana untuk saling berkomunikasi kepada koneksinya mengundang penyandang dana untuk memesan dengan mudah. produk di awal, dengan tujuan untuk mengumpulkan 3. Teknologi yang ada sekarang ini modal untuk memproduksi Hal tersebut produk yang memungkinkan pembayaran daring dilakukan bersangkutan. memungkinkan dengan aman terjadinya perbedaan harga pre-order untuk pemberi dana dengan harga normal (harga untuk produk 51 - JSH Gita Widi Bhawika yang sudah dipasarkan) bagi konsumen biasa Manfaat Crowdfunding (Belleflamme et al., 2013). Pemberi dana mau Bagi penggalang dana, selain mendapatkan membayar harga lebih demi mendapatkan produk dana, juga mendapatkan manfaat lainnya. Untuk lebih awal daripada konsumen regular. Namun, penggalang dana sebagai pengusaha, mereka dapat seiring meningkatnya kebutuhan modal, penggalang umpan balik dari pemberi dana mengenai produk dana terpaksa mengubah skema penetapan harga yang akan diluncurkan (Forbes & Schaefer, 2017). optimal untuk menarik lebih banyak pre-order, Selain itu, dapat menjadi alat pemasaran dan sehingga branding produk (Brown et al., 2016). profitabilitas inisiatif crowdfunding menurun secara signifikan berdasarkan model derivatif (Belleflamme et al., 2013). Penyandang dana juga dapat leluasa memilih inisiatif yang akan didanai melalui platform Sedangkan skema profit-sharing, penggalang crowdfunding (Rahayu, 2013). dana meminta pemberi dana untuk menyediakan uang sebagai imbalan atas keuntungan masa depan Crowdfunding di Indonesia atau sekuritas ekuitas. Dalam skema ini, para Crowdfunding di Indonesia mulai pemberi dana memutuskan untuk membeli atau berkembang sejak awal tahun 2012 (Rahayu, 2013), tidak membeli produk jika sudah dipasarkan ditandai dengan berdirinya platform crowdfunding (Belleflamme et al., 2013). Skema ini menjadi lebih lokal menguntungkan dengan jumlah yang lebih besar. Potensi berkembangnya crowdfunding di Indonesia Hal ini karena jumlah yang lebih besar mendorong sangatlah penggalang dana meminta lebih banyak individu perkembangan crowdfunding di Indonesia antara untuk berpartisipasi dalam pembiayaan, dengan lain filantropi masyarakat di bidang sosial yang sedikit pengaruh pada sebagian kecil keuntungan tinggi yang internet di Indonesia (Rahayu, 2013). Sedangkan harus diberikan untuk mendapatkan pembiayaan (Belleflamme et al., 2013). keuntungan menyerupai sumbangan, pembiayaan yang biasa. besar. dan dan Wujudkan.com. Faktor-faktor meningkatnya dari jumlah potensi penggunaan Ketika bentuk para adalah mekanisme yang mudah, tidak bermodalkan modal besar, manfaat bagi dan bisa untuk semua jenis inisiatif/proyek (Rahayu, 2013). penyandang dana berharap untuk menjadi konsumen di masa depan dan memberi Patungan.net hal-hal yang membuat crowdfunding ini menarik Skema donasi yaitu mekanisme pembagian tidak yaitu Selain itu, ada beberapa organisasi penggalang dana yang memilih untuk memiliki situs masyarakat, mereka dapat mendukung sebuah web proyek dengan menyumbangkan dana sehingga platform crowdfunding, seperti Aksi Cepat Tanggap pengusaha proyeknya. (www.act.or.id) dan Badan Amil Zakat Nasional Penyandang dana menyumbang karena mereka (www.pusat.baznas.go.id). Walaupun dikemudian mengharapkan konsumen atau menikmati manfaat hari ternyata beberapa organisasi yang memiliki masyarakat yang memadai (Belleflamme et al., situs web crowdfunding-nya sendiri juga turut 2013). menjadi dapat meneruskan crowdfunding-nya penggalang sendiri, dana tanpa melalui melalui platform crowdfunding lain. 52 - JSH Gita Widi Bhawika Platform Crowdfunding Lokal di Indonesia Sejak 2011, platform itu, anggota penyandang dana yang tergabung pada crowdfunding yang didirikan oleh orang Indonesia platform ini sebesar 315.998 orang (“Kitabisa.com,” antara 2017). lain beberapa Rp113.320.437.639,00 dana yang terkumpul. Selain gagas.web.id, Mari Membantu, Linimas(s)a, Patungan.net, Wujudkan (Rahayu, GandengTangan.org adalah platform 2013), modal.in, BursaIde.com, Kitabisa.com, Ayo crowdfunding yang ditujukan untuk memberikan Peduli, dan Gandeng Tangan. Selain itu, juga berdiri akses pembiayaan kepada usaha kecil menengah. platform crowdfunding berbasis website yang dapat Penyandang dana akan mendapatkan imbal balik diakses melalui aplikasi Facebook, yaitu GoFund karena ini crowdfunding ini berskema crowd- (Rosalina, Handojo, & Wibowo, 2012) lending, sehingga dana yang dipinjamkan adalah Sebagai salah satu platform bentuk suatu investasi. Imbal hasil yang diberikan crowdfunding di Indonesia, Patungan.net berupaya sebesar 12% per tahun tanpa dikenakan biaya mempromosikan inisiatif/proyek dari penggalang apapun dana dengan cara merangkul penyandang dana Rp50.000,00 dan deposit sebesar Rp500.000,00. dengan Untuk penggalang dana, dana maksimal yang dapat mengombinasikan pionir antara daring dan dengan minimal konvensional (Rahayu, 2013). Hal ini dilakukan diajukan mengingat metode crowdfunding belum familiar (“gandengtangan,” 2017). pada saat itu. mempresentasikan Penggalang proyeknya dana secara adalah pembiayaan sebesar sebesar Rp25.000.000,00 akan langsung kepada calon penyandang dana difasilitasi oleh Kegagalan Beberapa Platform Crowdfunding Lokal di Indonesia Patungan.net dan Patungan.net mengambil komisi 5% dari nilai proyek yang berhasil (Rahayu, 2013). Beberapa platform crowdfunding lokal mengalami masalah. Salah satu studi kasus pada Salah satu platform crowdfunding lokal platform crowdfunding Patungan.net juga hiatus lainnya adalah Kitabisa.com. Platform yang berdiri sejak 5 Agustus 2015. Dalam rilisnya, Patungan.net pada tahun 2013 ini menerapkan kebijakan open sedang menggodok mekanisme crowdfunding baru. platform, dimana setiap orang bebas membuat Hingga tahun 2017, belum ada tanda-tanda bahwa proposal Patungan.net inisiatif penggalangan dana selama akan melengkapi syarat verifikasi identitas dan tidak (www.patungan.net). melanggar hokum di Indonesia. Kitabisa.com adalah Hal yang kembali serupa juga beroperasi terjadi pada platform berbasis sosial, dimana kampanye yang Wujudkan.com. Platform crowdfunding ini harus masuk murni bertujuan untuk kepentingan sosial. berhenti beroperasi pada 31 Maret 2017. Dalam Seperti Patungan.com, Kitabisa.com menetapkan press biaya administrasi sebesar 5% dari jumlah donasi, beroperasi dikarenakan jumlah inisiatif yang sukses kecuali inisiatif tentang bencana alam dan zakat. Per tidak sampai 12% serta biaya operasional yang 22 Juni 2017, manajemen Kitabisa.com mengklaim terlalu besar (https://wujudkanid.wordpress.com bahwa, melalui platform-nya, sebanyak 5.505 /2017/02/01/sebuah-pengumuman-penting/). kampanye telah berhasil didanai release-nya, Wujudkan.com berhenti dengan 53 - JSH Gita Widi Bhawika Risiko Crowdfunding dana pada suatu inisiatif. Faktor lainnya yaitu Sebagian besar inisiatif crowdfunding secara membangun hubungan (relationship building). dramatis gagal dengan 81% inisiatif yang gagal Pentingnya mengem-bangkan hubungan yang sudah mencapai kurang dari 20% dari target pendanaan ada dan membangun hubungan baru dengan mereka (Forbes & Schaefer, 2017). penyandang dana (Rahayu, 2013). risiko crowdfunding dari sudut pandang Intinya, semua pihak yang terlibat penggalang dana antara lain adalah memerlukan (penggalang dana, penyandang dana, dan platform) usaha yang lebih besar, tidak hanya membuat pada inisiasi untuk mencari penggalang dana, tetapi juga kepentingan, dan komitmen yang sama untuk harus melayani penggalang dana dengan produk mewujudkan suatu inisiatif. Salah satu contoh hasil inisiasi dan perkembangan dari produk tersebut dehumanisasi pada faktor-faktor tersebut adalah (Brown et al., 2016). Selain itu ada juga kurangnya usaha penggalang dana untuk akuisisi reputational inisiatif calon penyandang dana yang sesuai dengan jenis yang inisiatifnya. Setiap platform memiliki ciri khas terlambat/gagal diselesaikan, maupun tidak sesuai masing-masing. Sebagai contoh Kitabisa.com untuk dengan harapan pemberi dana (Brown et al., 2016). kegiatan sosial dan GandengTangan.org untuk mencapai risks, target seperti kegagalan pendanaan, produk Selain itu, masuknya perusahaan besar untuk crowdfunding harus memiliki nilai, pendanaan UKM. ikut membuat inisiatif pada platform crowdfunding Kemudian, kurangnya komunikasi antar juga memiliki risiko. Ia harus bersaing dengan penggalang dan penyandang dana. Dikarenakan perusahaan kecil, start-up, organisasi non-profit, teknologi crowdfunding sangat praktis, sehingga maupun individu yang hanya bergantung pada penggalang crowdfunding untuk mendanai inisiatifnya (Brown proposalnya secara daring. Lalu setelah dana et al., 2016). Sedangkan platform crowdfunding tercukupi, tidak memiliki pengelompokan inisiator, sehingga Penggalang dana tidak berkomunikasi dengan semua inisiator bersaing di tempat yang sama. penyandang Sedangkan lebih penyandang dana untuk tidak berminat mendanai dari inisiatif-inisiatif lainnya, terutama yang diinisiasikan perusahaan kecil, start-up, organisasi non-profit, oleh penggalang dana tersebut. Hal ini dapat maupun individu (Brown et al., 2016). berdampak buruk baik pada penggalang dana pihak mempertimbangkan pemberi mendukung dana inisiatif maupun Risiko Dehumanisasi dana dan inisiatif dana. pada hanya Hal mempublikasikan selesai ini begitu saja. memungkinkan platformcrowdfunding yang bersangkutan. risiko dehumanisasi berpotensi terjadi pada crowdfunding. Beberapa prinsip penggalangan dana Model Manajemen Donatur Crowdfunding seperti yang dikemukakan Quebral, Terol, dan Model Manajemen Donatur Crowdfunding Roman dalam Rahayu (Rahayu, 2013) adalah diperlukan untuk menjalin hubungan yang lebih komunikasi dan prospek. Hal ini penting untuk humanis antara pemonon dana dengan donatur. memastikan akuisisi dan keberlanjutan penyandang 54 - JSH Gita Widi Bhawika Model Manajemen Donatur Crowdfunding terstandar dan monoton) tetapi juga memiliki memperhatikan modus-modus esensial manusia peran pada suatu peristiwa (kejadian unik, tidak menurut Herschel dalam Nugroho (Nugroho, 2011), terulang, membutuhkan suatu pengambilan karena jika modus-modus tersebut ditinggalkan, keputusan tertentu). Bukan hanya sebuah objek maka akan menyebabkan manusia berhenti menjadi yang menjalani hidup dengan statis. manusia yang humanis. Modus-modus esensial 6. Keheningan (solitude) dan solidaritas kemanusiaan tersebut antara lain (Nugroho, 2011): (solidarity) 1. Keberhargaan (preciousness) Keheningan diperlukan manusia sebagai fase Keberhargaan terkait dengan kita sebagai pemulihan dan pencarian akan solidaritas sejati. manusia lain bukan Sedangkan untuk solidaritas, manusia akan sekedar makhluk, tetapi dipandang sebagai merasa dirinya bermakna jika memiliki sesuatu sesama manusia yang dihargai, diperhatikan, yang dan disayangi. sesamanya. memandang manusia 2. Keunikan (uniqueness) ia bagikan ataupun terkait dengan 7. Ketimbalbalikan (reciprocity) Setiap manusia unik, berbeda dengan yang lain. Martabat manusia ada pada kekuatan timbal Memiliki mengambil balik. Menerima dan memberi adalah esensi dari keputusan dalam setia fase kehidupannya. kemanusiaan itu sendiri. Kepekaan sosial Setiap pribadi mempunyai jalan hidup yang terhadap sesama dan hasrat untuk memberi tidak akan identic dengan manusia lainnya. adalah salah satu contoh humanisasi dari sisi kebebasan untuk 3. Kesempatan (opportunity) ketimbalbalikan. Setiap manusia memiliki kesempatan untuk mengembangkan Humanisasi kepasitasnya berpedoman tanpa pada batas. Manusia pada hakikatnya memiliki kepekaan mengakui akan suatu kesakralan. Merasa bahwa kehidupan potensi-potensi manusia tersebut dan mengaktualisasikannya. manusia ada yang menciptakannya. Model Manajemen Donatur Crowdfunding 4. Tidak pernah final (nonfinality) pada dasarnya mencakup hal-hal berikut ini. Manusia pada hakikatnya berada pada dua kutub ketidakpastian 8. Kekudusan (sanctity) indeterminasi melawan determinasi. Manusia Untuk dapat mengakuisi penyandang dana, memiliki dua sisi, misalnya mengikuti sekaligus penggalang dana harus dapat mengetahui melawan arus, tunduk sekaligus memberontak dimana posisi crowd yang sesuai dengan (Nugroho, 2011). Humanisasi adalah mengakui inisiatifnya dengan cara memilih platform hal tersebut. crowdfunding yang tepat. kutub finalitas dan 1. Pra Crowdfunding dan 5. Proses dan peristiwa (events) a. Riset pemasaran b. Proposal inisiatif yang menarik Humanisasi pada modus ini adalah saat manusia Sebagaimana proposal pada umumnya, menyadari bahwa ia memiliki peran penting penting bukan semenarik mungkin untuk dapat dilirik oleh hanya pada proses (sesuatu yang untuk membuat proposal ini 55 - JSH Gita Widi Bhawika penyandang dana. Proses pembuatan proposal ini menantang penggalang dana untuk mengembangkan potensinya dan mengaktualisasikannya, sesuai dengan modus esensial manusia, yaitu kesempatan. 2. Saat Crowdfunding berlangsung a. Daftar informasi komunikasi, penyandang dana akan merasa dihargai. b. Penawaran imbal balik Selain model crowdlending yang memang mengharuskan memberi detail mengenai penggalang imbal kesepakatan balik kepada dana untuk sesuai dengan penyandang dana penggalang dana setelah inisiatifnya berhasil dijalankan, pada Pihak penggalang dana maupun platform social crowdfunding juga dimungkinkan crowdfunding memberikan harus memiliki data imbal balik kepada penggalang dana, yang bisa digunakan penyandang dana. Penawaran imbal balik untuk ini sesuai dengan modul esensial manusia, komunikasi selama proses crowdfunding berlangsung hingga pasca crowdfunding. Dengan selalu yaitu ketimbalbalikan. menjaga Gambar 1 Pra Crowdfunding -Pelaksanaan riset pemasaran -Penyusunan proposal menarik Proses Crowdfunding -Penyimpanan Database crowdfunder -Penawaran imbal balik Pasca Crowdfunding -Pelaporan kemajuan inisiatif -Pelaporan penggunaan dana -Realisasi imbal balik Keberlanjutan Tetap menjalin komunikasi dengan crowdfunder (Ket.: Model Manajemen Donatur Crowdfunding) 3. Pasca Crowdfunding Laporan keuangan wajib dilaporkan untuk a. Laporan kemajuan Penggalang dana menjamin transparansi dan akuntabilitas wajib melaporkan kemajuan/perkembangan inisiatifnya untuk membangun kepercayaan penyandang dana. b. Laporan penggunaan dana terhadap suatu inisiatif . c. Ucapan terima kasih Untuk menghargai penyandang dana, maka pesan-pesan semacam ucapan terima kasih sangatlah penting dilakukan. 56 - JSH Gita Widi Bhawika d. Realisasi pemberian imbal balik sesuai dengan kesepakatan Hal ini merupakan komitmen yang harus dipenuhi untuk menjaga rasa saling percaya antara kedua belah pihak 4. Keberlanjutan a. Tetap menjalin komunikasi dengan donatur Sebaiknya platform crowdfunding menyediakan sarana komunikasi antara penggalang dan pemberi dana, misalnya surat elektronik, maupun aplikasi pesan yang mudah untuk dioperasikan. Kesimpulan Pemanfaatan teknologi dalam penggalangan dana, baik untuk pendanaan berbasis profit maupun untuk kegiatan sosial sangatlah penting karena mempermudah proses pendanaan tersebut. Namun, sebagai manusia, esensi kemanusiaan tidak benar jika ditinggalkan hanya karena terlena dengan kemudahan teknologi. Pada crowdfunding, beberapa kasus kegagalan pendanaan terjadi karena rendahnya hubungan interpersonal yang kurang kuat antara pemohon dana dengan donatur. Oleh sebab itu, diharapkan model manajemen donatur crowdfunding dapat membantu meminimalisasi risiko dehumanisasi sekaligus meningkatkan potensi keberhasilan penggalangan dana untuk mencapai targetnya, dan meningkatnya donatur loyal, yang dapat membantu penggalang dana untuk kegiatan penggalangan dana di masa mendatang. Tapping the right crowd. Journal of Business Venturing. http://doi.org/10.1016/j.jbusvent.2013.07.0 03 Bretschneider, U., Knaub, K., & Wieck, E. (2014). Motivations for Crowdfunding: What Drives the Crowd to Invest in Startups? In European Conference on Information Systems (ECIS) (accepted for publication). Te Aviv, Israel. Brown, T. E., Boon, E., & Pitt, L. F. (2016). Seeking funding in order to sell: Crowdfunding as a marketing tool. Business Horizons. http://doi.org/10.1016/j.bushor.2016.11.00 4 Forbes, H., & Schaefer, D. (2017). Guidelines for Successful Crowdfunding. In Procedia CIRP (Vol. 60, pp. 398–403). Elsevier B.V. http://doi.org/10.1016/j.procir.2017.02.021 gandengtangan. (2017). Retrieved https://gandengtangan.org from Henry, G. F. (2016). Funding innovation: Moving the business forward. Surgery, 160(5), 1135–1138. http://doi.org/10.1016/j.surg.2016.06.056 Kitabisa.com. (2017). Retrieved https://kitabisa.com/#_=_ from Nugroho, E. C. (2011). Menghargai ModusModus Esensial Manusia sebagai Upaya Mengatasi Problem Dehumanisasi di Indonesia. HUMANIKA, 14. Retrieved from http://download.portalgaruda.org/article.ph p?article=23223&val=1313&title=Mengha rgai Modus-Modus Esensial Manusia sebagai Upaya Mengatasi Problem Dehumanisasi di Indonesia Rahayu, C. C. (2013). Penggalangan Dana Model Crowdfunding di Indonesia. Universitas Indonesia. Referensi Belleflamme, P., Lambert, T., & Schwienbacher, A. (2013). Crowdfunding: Risdahl, A. S. (2011). The Complete Idiot’s Guide to Crowdsourcing. New York: Alpha Books. Rosalina, Handojo, A., & Wibowo, A. (2012). Aplikasi Crowdfunding Sebagai Perantara 57 - JSH Gita Widi Bhawika Penggalangan Dana Berbasis Website dan Facebook Application. Komputer, 2(Jaringan Komputer), 1–5. Savitri, E. D., Nuswantara, K., & Zahrok, S. (2016). Sikap Pilihan Bahasa Pelaku Ekonomi Berdasarkan Tinjauan UndangUndang dan Peraturan Pemerintah. Jurnal Sosial Humaniora, 9, 156–169. 58 - JSH