E-Commerce Finansial : Membeli Produk Keuangan

advertisement
“E-Commerce Finansial : Membeli Produk Keuangan Semudah Membeli Barang”
oleh Fajrin Rasyid
Anggota Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH)
dan Co-Founder dan CFO Bukalapak
E-commerce mengasosiasikan pikiran kita dengan kegiatan berbelanja barang secara online.
Namun, sejak satu tahun terakhir, e-commerce di Indonesia telah merambah ke berbagai bidang
termasuk kegiatan finansial. Mengajukan pinjaman, berinvestasi di reksadana, membeli asuransi
dan sebagainya kini juga dapat dilakukan secara online melalui platform tersebut.
Tren ini seperti ditunjukkan oleh e-commerce terkemuka dunia, Alibaba. Per Mei 2017, Yuebao,
platform reksadana pasar uang milik Alibaba, menjadi platform terbesar di dunia dengan aset
senilai 170 miliar dolar atau sekitar 2.210 triliun rupiah. Hal ini dipicu oleh penggunaan intensif
Alipay (salah satu platform pembayaran yang juga dimiliki Alibaba) oleh masyarakat Tiongkok,
dimana banyak warga menyimpan dana di sana untuk memudahkan transaksi pembayaran
mereka. Selanjutnya, produk-produk finansial termasuk Yuebao ditawarkan kepada mereka.
Didukung proyeksi return yang lebih tinggi daripada bunga bank di Tiongkok pada umumnya,
menjadikan Yuebao sangat digandrungi masyarakat.
Naiknya Tren Belanja Produk Keuangan Secara Online di Indonesia
Di Indonesia, fenomena ini terhitung baru, namun telah mendapat sambutan positif dari
masyarakat. Contohnya Bukareksa, platform reksadana yang diluncurkan oleh e-commerce
Bukalapak pada awal tahun ini, sudah menjaring lebih dari 30 ribu investor baru. Hal ini sangat
signifikan dibandingkan total investor reksadana di Indonesia yang pada tahun lalu baru
berjumlah 400 ribu orang.
Kebanyakan pembeli produk finansial di e-commerce adalah kelompok young adults, yaitu
mereka yang berusia antara 20-35 tahun, kebanyakan juga merupakan karyawan pemula atau
keluarga muda, yang melek digital. Kelompok masyarakat ini merupakan salah satu segmen
terbesar masyarakat Indonesia, ditambah bonus demografi yang akan dijelang Indonesia,
kelompok masyarakat ini akan terus bertumbuh, sehingga pemasaran produk-produk finansial
melalui e-commerce memiliki proyeksi yang sangat positif ke depannya.
Perubahan Model Bisnis dan Perilaku Konsumen yang Dipicu Tekfin
Salah satu hal yang mendorong kesuksesan e-commerce finansial adalah faktor kemudahannya
yang didukung teknologi finansial (tekfin). Tidak sama dengan proses pendaftaran untuk
berinvestasi di reksadana beberapa tahun lalu, dimana nasabah harus datang secara langsung ke
bank dan mengisi formulir hardcopy berlembar-lembar, kini, tergantikan dengan formulir online
yang perlu diisi beberapa baris saja. Aktivitas KYC (know-your-customer) pun dilakukan secara
online dengan cara mengunggah KTP dan membubuhkan tanda tangan digital. Proses
pendaftaran yang mudah dan cepat inilah yang mendorong semakin banyak pengguna tertarik
untuk mendaftar.
Contoh lain dalam proses pengajuan pinjaman; apabila pihak yang mengajukan pinjaman adalah
pelapak yang tergabung dalam platform e-commerce tersebut, maka platform e-commerce dapat
menggunakan data historis transaksi penjualan si peminjam sebagai salah satu acuan penilaian.
Dengan demikian, proses analisis risiko pemberian pinjaman dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Eksperimen Pasar terhadap Inovasi Produk-Produk Keuangan
Evaluasi profil para pembeli produk-produk keuangan secara online sementara ini menunjukkan
mereka umumnya adalah pengguna pemula. Pada kasus penjualan produk asuransi melalui ecommerce, masyarakat secara umum tampak memilih produk asuransi yang murah, yakni dengan
nilai premi puluhan ribu rupiah per bulan. Padahal, profil orang yang sama mungkin dapat
berbelanja jutaan rupiah di platform e-commerce yang sama. Artinya, terjadi eksperimen atau uji
coba konsumen sebagai calon nasabah asuransi, sebelum ia menginvestasikan dananya di produk
asuransi dengan premi yang lebih mahal.
Fenomena yang sama tampak pada kegiatan investasi reksadana, di mana nilai investasi yang
ditanam per orang masih berkisar puluhan ribu rupiah. Hal ini sangat kecil jika dibandingkan
dengan nilai rata-rata transaksi belanja online yang mencapai 200-300 ribu rupiah. Meski
nilainya kecil, upaya calon nasabah untuk memahami apa itu reksadana dan manfaat yang dapat
mereka nikmati, patut dihargai. Nasabah-nasabah pemula ini berpotensi menjadi investor yang
lebih piawai, dengan nilai investasi yang lebih tinggi di kemudian hari, serta menarik lebih banyak
peminat ke dalam sistem keuangan ini.
Tantangan dan Peluang E-Commerce Finansial
Kondisi di atas merupakan peluang sekaligus tantangan. Menjadi peluang bagi para penyedia jasa
keuangan dan perusahaan tekfin, karena begitu besar kelompok masyarakat yang masih belum
memahami produk-produk investasi, namun menyisakan tantangan akan mendesaknya edukasi
yang lebih luas untuk menarik minat masyarakat menginvestasikan dananya melalui cara-cara
yang non-konvensional.
Kunci dari kepercayaan masyarakat adalah apabila seluruh proses transaksi online tersebut sah
secara hukum, dapat dipertanggungjawabkan, aman, nyaman, menghasilkan manfaat, dan
kepentingan mereka senantiasa terlindungi. Standar prosedur operasional, sistem pengelolaan
data dan manajemen resiko yang baik perlu terus diperkuat untuk menghindari nasabah dari
praktik investasi fiktif yang menipu mereka.
Masyarakat pun perlu diajak lebih cerdas dalam memilah mana produk keuangan yang baik,
sesuai, riil dan bermanfaat bagi masa depan. Salah satu peran e-commerce finansial adalah untuk
turut membantu mensosialisasikan produk keuangan yang terbaik bagi setiap segmen, sesuai
kebutuhan masing-masing, sehingga terwujud masyarakat yang cerdas secara finansial.
Download