universitas diponegoro perencanaan kolaboratif dalam

advertisement
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PERENCANAAN KOLABORATIF DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM PLP-BK DI DESA KUTOHARJO, KAB. KENDAL
TUGAS AKHIR
ATIKA SILMI RAHMAYANTI
L2D 008 010
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEMARANG
JULI 2012
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PERENCANAAN KOLABORATIF DALAM PELAKSANAAN
PROGRAM PLP-BK DI DESA KUTOHARJO, KAB. KENDAL
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
ATIKA SILMI RAHMAYANTI
L2D 008 010
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
SEMARANG
JULI 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Akhir yang berjudul, “Perencanaan Kolaboratif dalam Pelaksanaan Program PLP-BK
di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal” ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NAMA
: Atika Silmi Rahmayanti
NIM
: L2D 008 010
Tanda Tangan
: ......................................
Tanggal
: 20 Juni 2012
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini diajukan oleh :
Nama
: Atika Silmi Rahmayanti
NIM
: L2D 008 010
Jurusan
: Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas
: Teknik
Judul Tugas Akhir
: Perencanaan Kolaboratif dalam Pelaksanaan Program PLP-BK di
Desa Kutoharjo, Kab. Kendal
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang
diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota, Fakultas
Teknik, Universitas Diponegoro.
TIM PENGUJI
Pembimbing
: Dr.-Ing Asnawi, S.T.
( ……………………………)
Penguji I
: Dr. Mussadun, S.T., M. Si
( ……………………………)
Penguji II
: Mohammad Muktiali, S.E., M.Si, M.T.
( ……………………………)
Semarang, 21 Juni 2012
Mengetahui,
Ketua Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Dr.-Ing Asnawi, S.T.
NIP. 197107241997021001
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Universitas Diponegoro, saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama
: Atika Silmi Rahmayanti
NIM
: L2D 008 010
Jurusan
: Perenanaan Wilayah dan Kota
Fakultas
: Teknik
Jenis Karya
: Tugas Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas
Diponegoro Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
“Perencanaan Kolaboratif dalam Pelaksanaan Program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab.
Kendal”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/ Noneksklusif ini
Universitas Diponegoro berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Semarang
Pada Tanggal
: 20 Juni 2012
Yang menyatakan
Atika Silmi Rahmayanti
iv
“If we fail to plan, we plan to fail” (Nicholas White)
“The philosopher have only interpreted the world, in various ways;
the point, however, is to change it” (Karl Marx, 1844)
“Every exit is an entry somewhere else” (Tom Stoppard)
“Planners must rely on practical wisdom” (Sandercock, 2003)
“Never take it simple, but make it simple” (Me, 2012)
This is dedicated to …
…my beloved parents and siblings
…my supervisors
…all the generous respondents
…Kutoharjo village and villagers 
…my new little-equivocal-fancy-family ever on BIGTEAM:
mbak Ririd, Mega, abang Ridha, mbak Ang, Icha, Herlinda (Kokop)
…my dear besties: Mega, Dara, mbak Ririd, tante Fara, Idut
…all my colleagues
…Aris for just simply being there
BUNCH of ENDLESS thanks to all of them, I thank- YOU all ! 
v
ABSTRAK
Pendekatan perencanaan partisipatif dalam pelaksanaan program PLP-BK untuk
mengentaskan kemiskinan ternyata tidak berhasil menjamin keberhasilan program, sehingga
digunakan pendekatan lain berupa pendekatan perencanaan kolaboratif. Perencanaan kolaboratif
tergolong sebagai jenis perencanaan baru yang belum melekat dalam praktek pembangunan di
Indonesia, maka perlu diadakan suatu kajian mengenai peluang dan tantangan implementasi
perencanaan kolaboratif tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti memilih salah
satu lokasi pelaksanaan program PLP-BK di Kab. Kendal, yaitu Desa Kutoharjo sebagai lokasi
penelitian. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengeksplorasi (menggali) pemaknaan dan
pengimplementasian perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan Program PLP-BK di Desa
Kutoharjo.
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan post-positivistik, dengan dasar filosofis
fenomenologis, metode penelitian kualitatif, dan dengan teknik analisis data kualitatif deskriptif.
Untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan identifikasi terhadap aspek: karakteristik warga Desa
Kutoharjo, pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo, serta peluang dan tantangan
penerapan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo.
Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti melakukan wawancara secara semiterstruktur dan mendalam (depth interview) terhadap 19 orang pelaku yang berkaitan langsung
atau memiliki pengalaman terhadap fenomena pelaksanaan Program PLP-BK di Desa Kutoharjo,
Kab. Kendal. Pengumpulan data sekunder juga dilakukan untuk menunjang penelitian, yaitu
melalui survei instansi dan penelitian naskah/dokumentasi.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa penerapan perencanaan kolaboratif dalam
pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal belum terlaksana secara optimal.
Hal tersebut dibuktikan dengan kurang berhasilnya pencapaian unsur perencanaan kolaboratif itu
sendiri yang meliputi: transparansi, transfer pengetahuan, pemberdayaan masyarakat, inklusivitas
perencanaan, perpaduan antarstakeholder (informasi, pengetahuan, dan kemampuan), partisipasi
warga dalam perumusan visi (tujuan), pembelajaran bersama, perwujudan rasa memiliki,
komunikasi, pendekatan interdisipliner dalam perencanaan, komitmen stakeholder, kepercayaan
antarstakeholder, serta review perencanaan oleh pemerintah. Rekomendasi yang dapat diberikan
oleh peneliti yaitu: pengurangan peran Bappeda sebagai koordinator agar terjalin hubungan yang
bersifat kemitraan, pengadaan pertemuan informal untuk menjamin terjadinya pembelajaran
bersama dan inklusivitas perencanaan, penghapusan/revisi prosedur SPPN agar tercipta
perencanaan yang lebih bersifat fleksibel (tidak kaku), penjaringan aspirasi terhadap seluruh
anggota masyarakat desa lokasi pelaksanaan program PLP-BK, serta pengeliminiasian prosedur
pelaksanaan program PLP-BK yang sulit dipenuhi oleh warga (format LPJ yang rumit, prosentase
dana swadaya yang besar, dan penentuan pengadaan kawasan prioritas).
Kata Kunci : Kemiskinan, Perencanaan Kolaboratif, Program PLP-BK
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun
dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Perencanaan Kolaboratif dalam Pelaksanaan
Program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal”.
Dalam proses pengerjaan tugas akhir ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan,
dukungan serta dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua, kakak, dan adik yang selalu mendoakan dan memberi dukungan;
2. Dr.-Ing. Asnawi, S.T. selaku ketua jurusan perencanaan wilayah dan kota Universitas
Diponegoro sekaligus sebagai dosen pembimbing atas pemberian masukan, kritik, ide,
pengetahuan, dan motivasi dalam mendukung penyelesaian tugas akhir;
3. Dr. Mussadun, S.T., M. Si dan Mohammad Muktiali, S.E., M.Si, M.T. selaku dosen penguji
yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga sehingga membuat tugas akhir ini
menjadi lebih baik;
4. Dr. Sc. Agr. Iwan Rudiarto, ST, MT dan Anang Wahyu Sejati, S.T., M.T. selaku Panitia Tugas
Akhir;
5. Dara, Fara, Umrotul, Mala, Aulisa, dan Novy yang telah memberikan dukungan moril;
6. Aris Setya Bhakti atas kesediaan berbagi yang tidak surut walaupun terhalang jarak;
7. Teman-teman keluarga besar Big Team satu payung penelitian: Mega, Ririd, Ridha, Icha,
Anggi, dan Herlinda atas kebersamaan selama penelitian berlangsung;
8. Teman-teman Planologi angkatan 2008 atas dorongan dan kebersamaannya selama ini; serta
9. Semua pihak yang secara tidak langsung terkait dan membantu dalam penyelesaian tugas akhir
ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa draft tugas akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
masukan dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna penyusunan draft selanjutnya yang
lebih baik untuk ke depannya.
Semarang, 20 Juni 2012
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................................... i
Halaman Pernyataan Orisinalitas ............................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ................................................................................................................. iii
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Tugas Akhir Untuk Kepentingan Akademis ......... iv
Halaman Pribadi ........................................................................................................................ v
Abstrak ...................................................................................................................................... vi
Kata Pengantar .......................................................................................................................... vii
Daftar Isi .................................................................................................................................... viii
Daftar Tabel .............................................................................................................................. xi
Daftar Gambar ........................................................................................................................... xii
Daftar Lampiran ........................................................................................................................ xiii
Daftar Ringkasan Istilah ............................................................................................................ xiv
Bab I Pendahuluan ............................................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah dan Fokus Kajian Penelitian ................................................ 3
1.3
Tujuan Penelitian dan Sasaran Penelitian............................................................ 4
1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
1.3.2 Sasaran Penelitian ................................................................................... 4
1.4
Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 5
1.4.1 Ruang Lingkup Spasial .......................................................................... 5
1.4.2 Ruang Lingkup Substansi ...................................................................... 8
1.5
Manfaat Penelitian .............................................................................................. 8
1.6
Posisi Peneliti dalam Lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota ......................... 9
1.7
Keaslian Penelitian ............................................................................................. 9
1.8
Kerangka Pikir .................................................................................................... 12
1.9
Metodologi Penelitian ........................................................................................ 14
1.9.1 Metode Penelitian .................................................................................... 14
1.9.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 14
1.9.3 Teknik Sampling ...................................................................................... 16
1.9.4 Kompilasi dan Analisis Data ................................................................... 17
viii
1.10 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 22
Bab II Perspektif Teori dan Kajian Pustaka Perencanaan Kolaboratif dalam Pelaksanaan
Program PLP-BK ........................................................................................................ 23
2.1
Konsep Dasar Perencanaan ................................................................................ 23
2.1.1 Definisi Perencanaan .............................................................................. 23
2.1.2 Perencanaan dalam Konteks Pembangunan ............................................ 29
2.1.3 Perencanaan Lingkungan ........................................................................ 33
2.1.4 SPPN (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional) ............................. 37
2.2
Konsep Dasar Perencanaan Kolaboratif ............................................................. 41
2.2.1 Latar Belakang Munculnya Konsep Perencanaan Kolaboratif ............... 41
2.2.2 Definisi dan Hakekat Perencanaan Kolaboratif ...................................... 43
2.3
Program PLP-BK ............................................................................................... 46
2.4
Kajian Pustaka Penelitian Perencanaan Kolaboratif dan Program PLP-BK ...... 49
2.5
Sintesa Perspektif Teoritis .................................................................................. 50
Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................................ 52
3.1
Profil Kabupaten Kendal sebagai Lokasi Penelitian Makro ................................ 52
3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Kendal ..................................................... 52
3.1.2 Kondisi Pembangunan di Kabupaten Kendal ......................................... 53
3.1.3 Kebijakan Pembangunan Kabupaten Kendal Terkait Program PLP-BK
Desa Kutoharjo ....................................................................................... 55
3.2
Profil Desa Kutoharjo sebagai Lokasi Penelitian Mikro .................................... 60
3.2.1 Gambaran Umum Desa Kutoharjo .......................................................... 60
3.2.2 Kondisi Pembangunan di Desa Kutoharjo ............................................. 62
3.2.3 Kebijakan Pembangunan Desa Kutoharjo Terkait Program PLP-BK ... 64
Bab IV Perencanaan Kolaboratif dalam Pelaksanaan Program PLP-BK Desa Kutoharjo
Kab. Kendal ................................................................................................................. 75
4.1
Analisis Karakteristik Masyarakat Desa Kutoharjo ........................................... 76
4.1.1 Heterogenitas Warga ............................................................................... 76
4.1.2 Nilai dan Norma ...................................................................................... 79
4.2
Analisis Pelaksanaan Program PLP-BK dan Kebijakan Pembangunan Desa
Kutoharjo ........................................................................................................... 80
4.2.1 Proses Pelaksanaan Program PLP-BK Desa Kutoharjo .......................... 80
4.2.2 Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan Desa Kutoharjo .................. 82
ix
4.2.3 Peran Pemerintah Kabupaten Kendal Terkait Pelaksanaan Program
PLP-BK di Desa Kutoharjo ..................................................................... 85
4.2.4 Kendala dalam Pelaksanaan Program PLP-BK ...................................... 87
4.2.5 Manfaat Pelaksanaan Program PLP-BK ................................................. 92
4.3
Peluang dan Tantangan Perencanaan Kolaboratif .............................................. 93
4.4
Pembahasan Temuan Penelitian ......................................................................... 112
Bab V Penutup ....................................................................................................................... 116
5.1
Kesimpulan ........................................................................................................ 116
5.2
Rekomendasi ...................................................................................................... 117
5.2.1 Rekomendasi Terhadap Stakeholder Terkait Program PLP-BK .............. 117
5.2.2 Rekomendasi Penelitian .......................................................................... 119
5.3
Kelemahan Penelitian ........................................................................................ 120
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 120
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Keaslian Penelitian ................................................................................................ 11
Tabel I.2
Kebutuhan Data Penelitian .................................................................................... 15
Tabel I.3
Narasumber Penelitian ........................................................................................... 17
Tabel I.4
Kode Narasumber .................................................................................................. 18
Tabel I.5
Pengkodean Data ................................................................................................... 19
Tabel II.1 Tingkat Partisipasi Masyarakat ............................................................................. 35
Tabel II.2
Perbedaan Perencanaan Kolaboratif dan Perencanaan Partisipatif ....................... 44
Tabel II.3
Perencanaan Kolaboratif dalam Perspektif Perencanaan Komunikatif ................. 45
Tabel II.4
Tahapan PLP-BK .................................................................................................. 47
Tabel II.4
Sintesa Teori .......................................................................................................... 50
Tabel III.1 Jumlah Penduduk Miskin Kab. Kendal ................................................................. 53
Tabel III.2 Program Prioritas Dinas Ciptaru Terkait PLP-BK Desa Kutoharjo
Tahun 2011-2015 .................................................................................................... 60
Tabel III.3 Komposisi Latar Belakang dan Profesi ................................................................. 62
Tabel III.4 Rangkaian Kegiatan PLP-BK Desa Kutoharjo ..................................................... 68
Tabel III.5 Keputusan Prioritas Tindakan Pada Kawasan Penataan Lingkungan Permukiman 70
Tabel III.6 Rangkaian Kegiatan PLP-BK Desa Kutoharjo ..................................................... 72
Tabel IV.1 Peluang dan Tantangan Perencanaan Kolaboratif ................................................. 110
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Peta Administrasi Kab. Kendal ......................................................................... 6
Gambar 1.2
Peta Administrasi Desa Kutoharjo .................................................................... 7
Gambar 1.3
Posisi Peneliti dalam Lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota ........................ 10
Gambar 1.4
Kerangka Pikir ................................................................................................... 13
Gambar 1.5
Komponen dalam Analisis Data Kualitatif ........................................................ 17
Gambar 1.6
Kerangka Analisis .............................................................................................. 21
Gambar 2.1
Proses Perencanaan ........................................................................................... 26
Gambar 2.2
Model Perencanaan Pembangunan .................................................................... 29
Gambar 2.3
Keterkaitan Antara Perencanaan ....................................................................... 40
Gambar 2.4
Transformasi Kondisi Sosial Program PLP-BK ................................................ 48
Gambar 2.5
Kolaborasi Tim Perencana PLP-BK .................................................................. 48
Gambar 3.1
Piramida Penduduk Kab. Kendal Tahun 2008 .................................................. 52
Gambar 3.2
Piramida Penduduk Desa Kutoharjo ................................................................. 61
Gambar 3.3
Komposisi Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Kutoharjo .............................. 61
Gambar 3.4
Komposisi Agama Penduduk Kab. Kendal Tahun 2008 ................................... 61
Gambar 3.5
Komposisi Pekerjaan Penduduk Desa Kutoharjo .............................................. 62
Gambar 3.6
Potensi Desa Kutoharjo ..................................................................................... 63
Gambar 3.7
Permasalahan Lingkungan Permukiman Kumuh Desa Kutoharjo .................... 64
Gambar 3.8
Konsep Makro Pengembangan 9 Segmen Paket Wisata Religi ........................ 67
Gambar 3.9
Strategi Pemilahan Sampah Desa Kutoharjo ..................................................... 69
Gambar 3.10 Kawasan Makam Mbah Musyafak sebagai Kawasan Prioritas PLP-BK
Desa Kutoharjo ................................................................................................. 70
Gambar 4.1
Proses Perencanaan Program PLP-BK Desa Kutoharjo .................................... 82
Gambar 4.2
Proses Penyusunan Visi-Misi Kab. Kendal ....................................................... 110
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Form Wawancara
Lampiran B
Rekap Hasil Wawancara
Lampiran C
Berita Acara
Lampiran D
Lembar Asistensi
xiii
DAFTAR RINGKASAN ISTILAH

Accountable autonomy: merupakan hasil dari kegiatan pemberdayaan masyarakat, yaitu
adanya kemampuan (kapasitas) masyarakat dalam bidang perencanaan.

Askot: asisten koordinator kota

CBO (Community Based Organization): kelompok masyarakat.

Community base development: pembangunan berbasis komunitas.

Covering program: mengaitkan suatu usulan program pembangunan dengan visi-misi daerah,
sehingga usulan tersebut dapat diimplementasikan dengan menggunakan dana APBD.

CSO (Civil Society Organization): organisasi masyarakat.

Fasilitator: tenaga terlatih/berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu diskusi
kelompok ataupun konsultasi publik. Seorang fasilitator harus memenuhi kualifikasi
kompetensi teknis/substansi dan memiliki keterampilan dalam penerapan berbagai teknik dan
instrumen untuk menunjang efektivitas dan partisipasi dalam kegiatan.

Faskel: fasilitator kelurahan.

Hasil (outcome): segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatankegiatan dalam satu program.

Holistic: menyeluruh; terkolaborasi, terkoordinasi, dan terkomunikasikan dengan baik.

Inklusi: suatu sifat keterbukaan, kedekatan, dan partisipatif.

KDH: kepala daerah terpilih.

Kebijakan pembangunan: arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mencapai
tujuan.

Keluaran (output): barang/jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.

Misi: rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

Musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan): forum antar pelaku dalam rangka
menyusun rencana pembangunan nasional dan daerah.

Mutual learning: pembelajaran bersama yang dilakukan oleh seluruh stakeholder terlibat
(pemerintah, masyarakat, fasilitator, TAPP, dan SKPD) melalui pertemuan yang diadakan
secara informal sehingga tercipta inklusivitas perencanaan.

NGO (Non Governmental Organization): Lembaga Swadaya Masyarakat.

Pemaknaan: interpretasi/pemahaman seseorang/pihak tertentu terhadap suatu isu.

Pembangunan: upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan pembangunan meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.
xiv

Pemda: pemerintah daerah.

PLP-BK: upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan, kualitas kehidupan, serta
penghidupan masyarakat melalui pendekatan TRIDAYA (keterpaduan pembangunan sosial,
ekonomi, dan lingkungan) untuk membentuk masyarakat mandiri dan madani.

Power over (power for people): pemerintah sebagai subjek pembangunan (merencanakan dan
mengatur segala kegiatan pembangunan), sedangkan masyarakat sebagai objek pembangunan
(penerima program pembangunan). Kekuasaan berada sepenuhnya di tangan pemerintah.

Power with (people): masyarakat bersama dengan pemerintah dan stakeholder lain yang
terlibat sebagai subje pembangunan. Kekuasaan dipegang bersama oleh seluruh pihak yang
terlibat dalam perencanaan dan program pembangunan.

Program pembangunan: instrumen kebijakan yang berisi satu/lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah.

Renja SKPD: dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 tahun, memuat kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemda maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Renstra SKPD: dokumen perencanaan SKPD (periode 5 tahun); memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan
fungsi SKPD; berpedoman kepada RPJMD; dan bersifat indikatif.

RKPD: dokumen perencanaan pemda untuk periode 1 tahun yang merupakan penjabaran dari
RPJMD dan mengacu pada RKP Nasional, memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan
langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

RPJMD: dokumen perencanaan pemda untuk periode 5 tahun yang memuat penjabaran visi,
misi, dan program kepala daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi
pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD, dan program
kewilayahan disertai dengan rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang bersifat indikatif. Penyusunan RPJMD dilakukan oleh Tim Inti dan Pokja (Kelompok
Kerja), yang terdiri dari: perwakilan unsur Bappeda, unsur SKPD dan unsur NGS (Perguruan
Tinggi, LSM, dan unsur perwakilan kelompok masyarakat).

RPJPD: dokumen perencanaan pemda untuk periode 20 tahun, memuat visi, misi, dan arah
pembangunan daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.

Sasaran (target): hasil (keluaran) yang diharapkan dari suatu program (kegiatan).

Sense of belonging: rasa memiliki terhadap sesuatu, merupakan salah satu sasaran dalam
program PLP-BK.

SKPD: perangkat daerah pada pemda selaku pengguna anggaran.
xv

Social learning: suatu proses pemberdayaan masyarakat, yaitu untuk meningkatkan kapasitas
masyarakat dalam bidang perencanaan.

Strategi pembangunan: tahapan berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi.

Stakeholder (pemangku kepentingan): kelompok, organisasi, dan individu yang memiliki
kepentingan/pengaruh dalam proses pengambilan keputusan/pelaksanaan pembangunan, yang
langsung/tidak langsung mendapatkan manfaat/dampak dari pelaksanaan pembangunan.

Transfer knowledge: penyaluran pengetahuan.

Visi: rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai pendahuluan akan dijelaskan mengenai: latar belakang, rumusan masalah dan fokus
kajian penelitian, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, posisi
peneliti, keaslian penelitian, kerangka pikir, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
1.1
Latar Belakang
Realitas kemiskinan adalah bukti nyata gagalnya sebuah pembangunan yang sulit dibantah
(Adiyoso, 2009: 2). Meskipun dalam tiga dekade terakhir Indonesia telah berhasil mengurangi
angka kemiskinan, namun jumlah penduduk miskin masih tetap tinggi. Karena itu kemiskinan
masih menjadi isu utama dalam kebijakan sosial dan budaya (Bappenas, 2000). Dimana jumlah
penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan)
di Indonesia pada bulan Maret 2011 mencapai 30,02 juta orang atau 12,49 % dari jumlah
total penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2011). Besarnya prosentase kemiskinan tersebut
kemudian menjadi agenda pembangunan tersendiri bagi pemerintah untuk segera menangani
kemiskinan yang dianggap sebagai faktor pendorong timbulnya berbagai permasalahan lain.
Penyebab utama kegagalan pembangunan di Indonesia yaitu pasca disahkannya UU no. 5
tahun 1974 tentang Pemerintah Daerah yang diberlakukan oleh pemerintah selama kurang lebih 25
tahun dalam pembangunan di segala bidang dengan sistem sentralisasi (top down). Pembangunan
pada masa itu dinilai tidak aplikatif karena perencanaan pembangunan tidak melibatkan
masyarakat. Disamping itu, kurangnya sosialisasi mengenai penataan ruang mengakibatkan
rendahnya pemahaman masyarakat terhadap tata ruang, kesadaran, dan pengetahuan masyarakat
dalam mengelola dan meningkatkan kualitas lingkungan permukimannya. Hal tersebut juga
menjadi faktor pendorong munculnya permukiman kumuh yang menghambat pembangunan daerah
hampir di seluruh wilayah kabupaten/kota di Indonesia.
Kemiskinan tidak selalu identik dengan aspek-aspek ekonomi. Karena itu definisi dan
konsep kemiskinan selalu berubah. Pada tahun 2001, pemerintah mendefinisikan indikator
kemiskinan sebagai kerentanan, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan untuk menyatakan
aspirasi (Surat Edaran Presiden No. 124 Tahun 2001). Menurut World Bank (2002), kemiskinan
mempunyai banyak dimensi: termasuk dimensi pendapatan atau tingkat pendapatan dan konsumsi,
dimensi yang tidak termasuk pendapatan atau tingkat pendapatan dan konsumsi, dimensi yang
tidak termasuk pendapatan atau indikator sosial seperti pendidikan, kesehatan, akses kepada
11
2
pelayanan dan infrastruktur, dan dimensi lain termasuk resiko, ketersisihan, dan akses ke modal
sosial.
Kemiskinan kemudian didefinisikan kembali oleh pemerintah melalui BPS (2006), yaitu
penduduk miskin adalah individu atau keluarga dengan sumber pendapatan yang tidak cukup untuk
menganggung kehidupan yang layak. Ciri-cirinya yaitu pendapatan rendah atau dibawah garis
kemiskinan. Garis kemiskinan diukur oleh jumlah dari pengeluaran kebutuhan dasar makanan
seperti: beras, gula, garam, minyak goreng, dan kebutuhan non makanan seperti: perumahan,
pendidikan dasar, dan kesehatan.
Untuk mengatasi berbagai dampak permasalahan pembangunan, pemerintah melakukan
perubahan struktur pemerintahan dengan mengesahkan UU no. 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah dan UU no. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. Yang kemudian keduanya direvisi menjadi UU no. 32 tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah dan UU no. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Kedua UU tersebut secara otomatis mengubah sistem
pemerintahan Indonesia dari sentralisasi (top-down) menjadi desentralisasi (bottom-up). Kedua UU
tersebut mengusung isu otonomi daerah, sehingga mengubah peranan dan fungsi-fungsi pemerintah
daerah, serta pengalokasian dana kepada daerah.
Penyelenggaraan otonomi daerah merupakan salah satu upaya strategis bagi daerah
untuk dapat mengembangkan kreativitas daerah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
berdasarkan aspirasi masyarakat yang dinamis, sehingga tuntutan dan kebutuhan masyarakat
akan mudah dipenuhi. Pengesahan UU otonomi daerah yang baru juga bertujuan untuk mendorong
pemerintah daerah agar lebih memahami dan berkonsentrasi dalam membangun wilayahnya tanpa
harus bergantung secara penuh kepada pemerintah pusat. Pelaksanaan otonomi daerah akan
meningkatkan keleluasaan daerah didalam menggunakan anggaran dan pada gilirannya
membutuhkan modifikasi di dalam jenis perencanaan pembangunan daerah. Perubahan pendekatan
perencanaan ini dianggap sebagai suatu keharusan dalam rangka menjamin pelaksanaan otonomi
daerah dan keberhasilan pembangunan (pengentasan kemiskinan).
Dalam merespon masalah kemiskinan sebagai dampak kegagalan pembangunan, pemerintah
pada akhirnya menyadari bahwa:
“Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada penampungan aspirasi
masyarakat miskin dan adanya penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak
dasar rakyat secara bertahap, yaitu hak sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Tantangan
yang dihadapi antara lain: kurangnya pemahaman terhadap hak-hak dasar masyarakat
miskin, kurangnya keberpihakan dalam perencanaan dan penganggaran, lemahnya sinergi
dan koordinasi kebijakan pada semua pemangku kepentingan dalam berbagai upaya
penanggulangan kemiskinan, rendahnya partisipasi dan terbatasnya akses masyarakat
miskin dalam
pengambilan
keputusan, serta keterbatasan pemahaman
dalam
mengembangkan potensi daerah berpenduduk miskin. Padahal investasi daerah miskin di
2
3
pedesaan dan daerah kumuh perkotaan dalam bukti empiris dapat menghasilkan atau
mengembangkan potensi bagi sentra kegiatan ekonomi” (Penjelasan Perda Kab. Kendal no.
2 tahun 2008: 38).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya penanggulangan kemiskinan secara
berkelanjutan dalam membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah, salah satunya
yaitu dengan pencetusan program PLP-BK (Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas) pada tahun 2008 oleh Direktorat Jenderal PU Cipta Karya. Program PLP-BK
merupakan kelanjutan dari Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang biasanya
disebut dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM-Mandiri). Dalam
pelaksanaannya, program PLP-BK menggunakan konsep TRIDAYA (keterpaduan pembangunan
sosial, ekonomi, dan lingkungan) (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2008).
Di provinsi Jawa Tengah PLP-BK baru dilaksanakan pada beberapa daerah, salah satunya
yaitu Kabupaten Kendal. Penelitian yang akan dilakukan mengambil lokasi pelaksanaan program
PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal. Desa Kutoharjo
merupakan salah satu desa yang memiliki potensi wisata alam, religi, dan kuliner. Namun dengan
adanya lingkungan permukiman kumuh sebagai dampak kemiskinan warga di sekitar kawasan,
menyebabkan pembangunan dan pengoptimalan kawasan wisata desa menjadi terhambat.
1.2
Rumusan Masalah dan Fokus Kajian Penelitian
Sejauh ini PLP-BK dianggap sebagai program yang komprehensif dan terintegrasi dalam
upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia, sebab melalui program tersebut masyarakat dapat
menentukan dan menggunakan dana sesuai dengan kebutuhan secara mandiri. Program PLP-BK
tidak hanya ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan penduduk, tetapi juga untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan. Namun ternyata dalam prakteknya, partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan program PLP-BK kerapkali dipertanyakan dan dianggap belum
mencapai tingkat efektivitas program. Hal ini menimbulkan kritik terhadap pendekatan
perencanaan partisipatif yang diterapkan dalam pelaksanaan program PLP-BK selama ini.
Selain itu efektivitas program PLP-BK ternyata dinilai belum optimal dalam implementasi
karena kurangnya koordinasi pusat-daerah dalam perencanaan tata ruang, rencana tata ruang dalam
pembangunan daerah belum dapat saling bersinergi dengan rencana pembangunan lainnya,
Sehingga terjadi fenomena gap (kesenjangan) antara perencanaan skala kabupaten/kota (citywide)
dengan perencanaan pada skala lingkungan (desa/kelurahan). Perumusan tujuan perencanaan
selama ini dilakukan oleh perencana, bukan oleh masyarakat sebagai user (pengguna) rencana,
sehingga terkadang tidak sesuai dengan kenyataan dan menghasilkan ketimpangan antara
perencanaan dengan implementasi.
3
4
Keberagaman karakteristik lokal lokasi pelaksanaan program PLP-BK memaksa pemerintah
untuk menerima suatu jenis perencanaan yang lebih fleksibel dan dapat disesuaikan secara lokal.
Healey (2006: 241) mengatakan bahwa kunci keberhasilan reformasi perencanaan pembangunan
suatu daerah terdiri dari: empowerment (pemberdayaan masyarakat), consensus-building
(penjalinan kemitraan), stakeholders (pemangku kepentingan), consumer responsiveness (responsif
terhadap masyarakat), dan collaboration (kolaborasi). Hal tersebutlah yang kemudian menjadi
pertimbangan untuk diterapkannya model pendekatan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan
program PLP-BK.
Namun karena jenis perencanaan kolaboratif itu sendiri tergolong sebagai jenis perencanaan
baru dan belum terlalu melekat dalam praktek implementasi pembangunan di Indonesia, maka
dianggap penting untuk diadakan suatu kajian mengenai peluang dan tantangan penerapan model
pendekatan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan program PLP-BK. Kajian tersebut
bermaksud untuk melihat apakah jenis pendekatan perencanaan kolaboratif mampu menjamin
keberhasilan program PLP-BK dan apakah sudah sesuai dengan karakteristik lokal wilayah di
Indonesia. Untuk melakukan kajian terhadap pendekatan perencanaan kolaboratif dalam
pelaksanaan program PLP-BK, maka dilakukan penelitian dengan mengambil lokasi pelaksanaan
program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal sebagai wilayah studi penelitian.
Pertanyaan penelitian (research question) yang menjadi dasar studi dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana perencanaan kolaboratif dimaknai dalam pelaksanaan Program PLP-BK
di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal?”. Kemudian muncul beberapa pertanyaan pendukung yang
menjadi fokus penelitian, yaitu:
a) Bagaimana karakteristik masyarakat Desa Kutoharjo?
b) Bagaimana proses pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal?
c) Bagaimana karakteristik perencanaan dan kebijakan pembangunan skala kabupaten (Kab.
Kendal) yang berhubungan dengan pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo?
d) Apakah peluang dan tantangan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan program PLP-BK
di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal?
1.3
Tujuan dan Sasaran Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengeksplorasi (menggali) sejauh mana
perencanaan kolaboratif dimaknai dan diimplementasikan dalam pelaksanaan program PLP-BK di
Desa Kutoharjo, Kab. Kendal.
1.3.2 Sasaran Penelitian
Adapun sasaran yang menjadi fokus dalam penelitian ini meliputi:
4
5
a) Menganalisis karakteristik masyarakat Desa Kutoharjo;
b) Menganalisis proses pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal;
c) Menganalisis karakteristik perencanaan dan kebijakan pembangunan skala Kabupaten Kendal
yang berhubungan dengan pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo; dan
d) Menganalisis peluang dan tantangan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan program PLPBK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal.
1.4
Ruang Lingkup Penelitian
1.4.1 Ruang Lingkup Spasial
Pada akhir tahun 2008 Kabupaten Kendal dipercaya menjadi salah satu lokasi pilot project
program PLP-BK dari 18 lokasi pilot di Indonesia, tepatnya di Kel. Kebondalem (Kec. Kota), atas
dasar kinerja BKM PNPM Mandiri Perkotaan yang dinilai baik. Pada tahun 2009 Kab. Kendal
mendapat tiga lokasi baru, yaitu: Desa Kutoharjo (Kec. Kaliwungu), Desa Plantaran (Kec.
Kaliwungu Selatan), dan Desa Sidorejo (Kec. Brangsong). Justifikasi pemilihan Kab. Kendal
sebagai wilayah studi makro penelitian didasarkan pada pertimbangan di antaranya:

Kab. Kendal merupakan salah satu kabupaten lokasi pelaksanaan program PLP-BK di Jawa
Tengah sekaligus lokasi pilot project terdekat dengan Kota Semarang.

Karena pertimbangan efisiensi dan efektivitas waktu, biaya, serta tenaga peneliti, maka
penelitian dikerucutkan dengan memilih wilayah studi yang lebih dekat, dengan pertimbangan
agar data dan informasi dapat tergali maksimal.
Kemudian lokasi penelitian difokuskan pada Desa Kutoharjo sebagai wilayah studi mikro
dengan justifikasi lokasi sebagai berikut:

Pemilihan wilayah studi mikro berupa unit desa memudahkan peneliti karena cukup sederhana
untuk diamati, berkaitan dengan alasan: keterbatasan peneliti dalam mengamati situasi sosial
yang sangat kompleks dan bermobilitas tinggi, situasi sosial yang relatif mudah untuk dimasuki
(accessibility) dan memudahkan peneliti untuk ikut berpartisipasi, serta situasi sosial desa
tergolong tidak menimbulkan gangguan situasi apabila diobservasi, hal ini perlu diamati agar
proses pengamatan berjalan lancar serta alamiah; dan

Dewasa ini, konsep pengembangan pariwisata dipercaya sebagai salah satu metode
pengembangan wilayah dan pemberdayaan komunitas. Konsep pengembangan pariwisata
seutuhnya berpotensi menyediakan pendekatan yang berkelanjutan bagi pembangunan wilayah
(Okech, 2009: 001). Dimana unsur pembangunan berkelanjutan serta pengembangan kondisi
fisik, sosial, dan ekonomi tersebut sangat mendukung pelaksanaan program PLP-BK dan
menjadi salah satu aspek penting dalam perencanaan kolaboratif. Diantara ketiga desa
penerima program PLP-BK pada tahun 2009 (Plantaran, Sidorejo, dan Kutoharjo), Desa
5
6
Kutoharjo merupakan satu-satunya desa yang memiliki potensi pengembangan sektor
pariwisata, sehingga Desa Kutoharjo dianggap tepat dijadikan sebagai lokasi penelitian.
380000
390000
400000
410000
420000
9240000
9240000
JURUSAN PE RENCANAAN
FAKULTAS T
UNIVE RSITAS DIP
S EMARA
20 12
LAUT JAW A
PROPOS
TU GAS A
PETA ADMINIS
KABU PATEN K
9230000
9230000
LEGEN D
Sungai
Jalan
Batas K
KABUPATEN BATANG
9220000
9220000
Kabupat
KOTA SEMARANG
KABUPATEN KENDAL
410000
420000
JURUSAN PE RENCANAAN WILAYAH DAN KO TA
FAKULTAS TE KNIK
UNIVE RSITAS DIPONE GO RO
S EMARANG
20 12
9240000
P ROP OS AL
TU GAS AKH IR
P E TA ADM INIS TR ASI
KABU PATE N KE ND AL
9230000
LAUT JAW A
JURUSAN PE RENCANAAN WILAYAH DAN KO TA
FAKULTAS TE KNIK
UNIVE RSITAS DIPONE GO RO
S EMARANG
20 12
IN SE
KABUPATEN TEMANGGUNG
9200000
Jalan
PETA ADMINISTR ASI
KABU PATEN KEND AL
Batas Kecamatan
KOTA SEMARANG
9230000
9220000
Kabupaten Kendal
LEGEN DA
Kab. Jepara
Sungai
Kab. Kudus
Kab. Pati
Kab. Rembang
Kab. Demak
Kab. Brebes
9210000
380000
Kab. Batang
Kota Semarang
Jalan
400000
390000
Kab. Kendal
Kab. Pekalongan
Kab. Tegal
Kab. Pemalang
410000
Kab. Cilacap
ORIEN TASI
SK ALA
Kab. Purbalingga
Kota Salatiga
Kab. Sragen
Kab. Boyolali
Kab. Banyumas
Kab. Wonosobo
Kab. Magelang
Kab. Kebumen
100 0100 200M
Kab. Purworejo
9220000
Kabupaten Kendal
9200000
Sumber: BPN, 2008 dengan Modifikasi Penyusun, 2012
KOTA SEMARANG
GAMBAR 1.1
PETA ADMINISTRASI KAB. KENDAL
S UM BE R :
BADAN P E RTANAHAN N ASION AL
200 8
420000
KABUPATEN KENDAL
9210000
ORIEN TASI
SK ALA
N
100 0100 200M
IN SET
TEMANGGUNG
9200000
400000
410000
420000
6
SUMBER :
BADAN PERTANAHAN N ASION AL
200 8
420000
Kab. Grobogan
Kab. Temanggung Kab. Semarang
Kab. Banjarnegara
Batas Kecamatan
N
IN SE T
SK ALA
100 0100 200M
PROPOSAL
TU GAS AKH IR
LE GE N DA
Sungai
9200000
9210000
400000
9240000
9210000
420000
Kota Surakarta
Kab. Karanganyar
Kab. Klaten
Kab. Sukoharjo
Kab. Wonogiri
Kab. Blora
SUMBE
BADAN PERTANAH
200 8
7
Kab. Batang
Kota Semarang
Kab. Temanggung
Sumber: Penyusun, 2012
GAMBAR 1.2
PETA ADMINISTRASI DESA KUTOHARJO
7
8
1.4.2 Ruang Lingkup Substansi
Batasan mengenai substansi dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan yang terkait
dengan beberapa hal, diantaranya yaitu:
1. Konsep Dasar Perencanaan
Teori perencanaan dianggap penting sebagai dasar dalam filosofis dalam melakukan tindakan
perencanaan, sebagai dasar untuk menjelaskan fenomena permasalahan pembangunan, serta
sebagai landasan mempertimbangkan pendekatan perencanaan yang sesuai dengan suatu
wilayah tertentu. Materi yang dibahas dalam teori perencanaan meliputi: definisi perencanaan
dan siklus perencanaan, perencanaan dalam konteks pembangunan, perencanaan lingkungan,
dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
2. Perencanaan Kolaboratif
Perencanaan kolaboratif merupakan alternatif pendekatan perencanaan yang akan diteliti dan
dimaknai dalam pelaksanaan program PLP-BK. Materi yang dibahas meliputi: latar belakang
munculnya konsep perencanaan kolaboratif, definisi dan hakekat perencanaan kolaboratif, serta
karakteristik perencanaan kolaboratif.
3. Program PLP-BK
Dalam substansi ini materi yang dibahas meliputi: pengertian, tahapan, transformasi, dan
kolaborasi dalam Program PLP-BK sebagai program yang dicanangkan pemerintah dalam
upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain:
1.
Manfaat Teoritis, yaitu kegunaan hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Hasil penelitian diharapkan dapat menyumbang wawasan keilmuan mengenai peluang dan
tantangan pendekatan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan Program PLP-BK yang
sesuai dengan karakteristik Indonesia (dengan melihat hasil penelitian di Desa Kutoharjo,
Kab. Kendal).
2.
Manfaat Praktis, yaitu kegunaan hasil penelitian bagi beberapa pihak.
a. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai referensi dalam mempertimbangkan penerapan
perencanaan kolaboratif (dengan melihat tantangan dan peluang) dalam perencanaan
pembangunan pada periode perencanaan berikutnya. Hasil penelitian juga diharapkan
dapat menjadi motivasi bagi pemerintah daerah untuk lebih optimis dan arif dalam
pengembangan wilayahnya.
b. Bagi perencana daerah, dapat menambah wawasan mengenai pendekatan perencanaan
kolaboratif yang dapat diaplikasikan untuk menangani permasalahan pembangunan
8
9
sesuai dengan karakteristik suatu wilayah tertentu. Selain itu memberi pelajaran kepada
para perencana daerah akan pentingnya kolaborasi dalam suatu perencanaan demi
menjamin keberhasilan implementasi rencana.
c. Stakeholder dan masyarakat, dapat memberi manfaat dalam:

menambah wawasan dan kapasitas mengenai perencanaan tata ruang dengan cara
transfer pengetahuan melalui diskusi grup, melalui proses pembelajaran bersama
(mutual-learning), dan pembelajaran sosial (social-learning);

menumbuhkembangkan kesadaran, kesediaan, serta inisiatif dalam ikut aktif
berperan serta dalam pengembangan lingkungan;

meminimalisasi dampak kemiskinan berupa kecenderungan
berkembangnya
lingkungan permukiman kumuh maupun pola perilaku kehidupan yang dapat
membuat lingkungan permukiman terasa kumuh dengan meningkatkan rasa peduli
lingkungan dengan ikut berpartisipasi dalam perencanaan lingkungan, sehingga
diharapkan dapat menghilangkan adanya lingkungan permukiman kumuh maupun
pola perilaku kehidupan yang dapat membuat lingkungan permukiman terasa kumuh.
1.6
Posisi Peneliti dalam Lingkup Perencanaan Wilayah dan Kota
Perencanaan kolaboratif yang dicetuskan sekitar tahun 1990-an, masih terbilang sebagai
suatu jenis perencanaan baru dalam lingkup perencanaan wilayah dan kota, sehingga masih banyak
pelaku pembangunan yang belum mengerti bahkan belum memahami tipe perencanaan tersebut.
Lain halnya dengan Program Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK), istilah tersebut sudah tidak asing lagi dalam lingkup perencanaan wilayah dan kota. Penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk melihat peluang dan tantangan penerapan teori perencanaan
kolaboratif dalam pelaksanaan Program PLP-BK sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Secara
tidak langsung penerapan teori perencanaan kolaboratif dalam lingkup bidang perencanaan wilayah
dan kota bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kumuh sebagai salah satu
dampak kemiskinan. Untuk lebih jelasnya, kedudukan atau posisi penelitian dalam lingkup
perencanaan wilayah dan kota dapat dilihat pada GAMBAR 1.3 berikut.
1.7
Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian adalah penjelasan perbedaan antara penelitian yang dilakukan saat ini
oleh peneliti, dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh pihak lain. Penelitian
mengenai perencanaan kolaboratif sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Carmen Sirriani,
seorang profesor sosiologi dan kebijakan publik Universitas Brandeis. Sirriani mengambil studi
kasus negara bagian Seattle (USA), yang telah sukses menerapkan pendekatan kolaboratif dalam
9
10
perencanaan pembangunan negaranya. Seattle memiliki problematika kegagalan pembangunan
yang mirip dengan Indonesia, yaitu kegagalan pembangunan akibat pendekatan perencanaan
komprehensif. Sehingga kesuksesan Seattle tersebut mendorong perencana Indonesia untuk
mengadopsi pendekatan yang sama. Namun karena karakteristik Seattle sebagai negara maju yang
sangat berbeda dengan Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, menyebabkan
kesuksesan pendekatan perencanaan kolaboratif di Seattle tersebut tidak dapat diadopsi seutuhnya,
dan harus menyesuaikan dengan karakteristik/kondisi lokal di Indonesia. Hal tersebut mendorong
peneliti untuk melakukan penelitian mengenai tantangan dan peluang penerapan perencanaan
kolaboratif di Indonesia, untuk menemukan rumusan pendekatan perencanaan yang mampu
menjamin keberhasilan perencanaan pembangunan di Indonesia. Yaitu dengan mengambil studi
fenomena pelaksanaan Program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal.
Perencanaan Wilayah dan Kota
Dasar Teori Perencanaan
Wilayah dan Kota
Perumahan dan
Permukiman
Teori
Perencanaan
Penanganan
Lingkungan
Permukiman
Kumuh
Overview
Perencanaan
dan Konsep
Kolaborasi
Perencanaan
Praktek Penyelenggaraan
Perencanaan Wilayah dan Kota
Pemberdayaan
Masyarakat
Perencanaan
Ruang
Partisipasi Masyarakat
Pemanfaatan
Ruang
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
Perencanaan Tata Ruang Kota
Perencanaan Lingkungan
Perencanaan
Kolaboratif
PLP-BK
Perencanaan Kolaboratif dalam Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh
Sumber : Analisis Penyusun, 2012
GAMBAR 1.3
POSISI PENELITI DALAM LINGKUP PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Sedangkan penelitian mengenai Program PLP-BK sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh
Yohanes Herry Santosa, mahasiswa Program S-1 Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro. Penelitian tersebut lebih menekankan pada: “Bagaimana proses
10
11
perencanaan partisipatif dilakukan dalam program PLP-BK”. Namun ternyata masih terdapat
banyak kritik terhadap pelaksanaan perencanaan partisipatif dalam pelaksanaan Program PLP-BK
tersebut. Sehingga hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan kajian terhadap
pelaksanaan Program PLP-BK dilihat dari sisi penerapan perencanaan kolaboratif pada penelitian
yang akan dilakukan. Sehingga melalui hasil penelitian tersebut dapat dilihat tantangan dan
peluang penerapan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan Program PLP-BK.
TABEL I.1
KEASLIAN PENELITIAN
Yohanes Herry Santosa
Proses Perencanaan Partisipatif
pada Tahap Proses
Perencanaan dalam
Pelaksanaan Program PLP-BK
2010
Kelurahan Pringapus,
Kab. Semarang
Mengevaluasi proses
perencanaan partisipasi pada
tahapan proses perencanaan
dalam pelaksanaan kegiatan
program PLP-BK
PENELITIAN YANG
DILAKUKAN
Atika Silmi Rahmayanti
Perencanaan Kolaboratif
dalam Pelaksanaan
Program PLP-BK di Desa
Kutoharjo, Kab. Kendal
2012
Desa Kutoharjo, Kab.
Kendal
Menggali pemaknaan dan
implementasi perencanaan
kolaboratif dalam
pelaksanaan Program
PLP-BK
Kualitatif
Kualitatif deskriptif
 Komponen esensial
desain perencanaan
kolaboratif Seattle
yang berhasil
memberdayakan
warga dan
mewujudkan
akuntabilitas resiprok
(timbal-balik)
 Konsep penting yang
diutamakan dalam
perencanaan
lingkungan kolaboratif
Seattle
 Karakteristik masyarakat yang
terlibat dalam PLP-BK
 Proses perencanaan
partisipasi berdasarkan
pedoman normatif dalam PLPBK
 Proses perencanaan
partisipasi berdasarkan yang
terjadi di lapangan yang dilihat
dari aspek-aspek partisipasi
masyarakat serta
permasalahan dan manfaat
dalam pelaksanaannya
 Proses perencanaan
partisipasi berdasarkan logic
model
 Terindikasinya lima
komponen esensial
 Terindikasinya proses
perencanaan partisipasi dalam
 Karakteristik masyarakat
Desa Kutoharjo
 Karakteristik proses
pelaksanaan program
PLP-BK dan kebijakan
pembangunan skala
lingkungan Desa
Kutoharjo
 Karakteristik perencanaan
dan kebijakan
pembangunan skala
Kabupaten Kendal
Karakteristik pelaku
pembangunan yang
terlibat program PLP-BK
 Peluang dan tantangan
perencanaan kolaboratif
dalam pelaksanaan
program PLP-BK di Desa
Kutoharjo
 Gambaran proses,
kelebihan, dan
KETERANGAN
PENELITIAN SEBELUMNYA
Peneliti
Judul
Carmen Sirianni
Neighborhood Planning
as Collaborative
Democratic Design
Tahun
Lokasi
Penelitian
Tujuan
Penelitian
2007
Seattle, USA
Metode
Penelitian
Fokus
Penelitian
Output
Penelitian
Mendeskripsikan dan
menganalisa bagaimana
pemerintah lokal dapat
membangun kapasitas
serta memungkinkan
peran seluruh
stakeholder lingkungan
dan pemerintah kota
untuk mencapai
perencanaan kolaboratif
dan akuntabel
Kualitatif
11
12
desain perencanaan
lingkungan kolaboratif
Seattle yang berhasil
memberdayakan
warga dan
mewujudkan
akuntabilitas resiprok
(timbal-balik)
 Terindikasinya tiga
konsep penting yang
diutamakan dalam
perencanaan
lingkungan kolaboratif
Seattle
Sumber : Analisis Penyusun, 2012
1.8
pelaksanaan program PLP-BK
pada tahapan proses
perencanaan
 Aspek partisipasi masyarakat
dalam proses perencanaan
partisipasi dalam pelaksanaan
program PLP-BK
 Manfaat dan permasalahan
yang dialami dalam proses
perencanaan partisipasi dalam
pelaksanaan PLP-BK
 Rekomendasi
kelemahan pelaksanaan
program PLP-BK dan
kebijakan pembangunan
Desa Kutoharjo
 Gambaran proses,
kelebihan, dan
kelemahan perencanaan
dan kebijakan
pembangunan
 Gambaran peluang dan
tantangan penerapan
perencanaan kolaboratif
dalam PLP-BK di Desa
Kutoharjo, Kab. Kendal
Kerangka Pikir
Kerangka pikir dimulai dari latar belakang penelitian berupa kegagalan pembangunan akibat
kelemahan pendekatan sistem pembangunan top-down. Kegagalan pembangunan tersebut
terindikasi melalui angka kemiskinan Indonesia yang sedang ditangani oleh pemerintah. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk menangani permasalahan kegagalan pembangunan yaitu dengan
pelaksanaan program PLP-BK sebagai program pengentasan kemiskinan, dan penerapan
perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan program PLP-BK.
Perencanaan kolaboratif yang tergolong sebagai jenis perencanaan baru belum diketahui
apakah mampu menjamin keberhasilan program PLP-BK dan apakah sudah sesuai dengan
karakteristik lokal wilayah di Indonesia atau tidak. Selain itu perencanaan kolaboratif belum terlalu
melekat dalam praktek implementasi pembangunan di Indonesia, terutama dalam pelaksanaan
program PLP-BK. Sehingga muncul pertanyaan: “Bagaimana perencanaan kolaboratif dimaknai
dan diimplementasikan dalam pelaksanaan Program PLP-BK?”. Berangkat dari pertanyaan
tersebut, peneliti memilih salah satu lokasi pelaksanaan program PLP-BK di Kab. Kendal, yaitu
Desa Kutoharjo, sebagai lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
pemaknaan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan Program PLP-BK di Desa Kutoharjo.
Untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan identifikasi terhadap: karakteristik masyarakat
Desa Kutoharjo, karakteristik perencanaan program PLP-BK dan kebijakan pembangunan skala
lingkungan Desa Kutoharjo), karakteristik perencanaan dan kebijakan pembangunan skala Kab.
Kendal, serta peluang dan tantangan penerapan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan
program PLP-BK Desa Kutoharjo. Penelitian akan menghasilkan evaluasi keseluruhan hasil
analisis yang telah disebutkan sebelumnya yang akan digunakan dalam penyusunan rekomendasi
penerapan perencanaan kolaboratif dalam program PLP-BK yang lebih baik pada periode
selanjutnya.
12
13
Kegagalan pembangunan
Sistem pembangunan top-down
Pemerintah sebagai subjek pembangunan
Perencanaan penataan ruang tidak efektif
Reformasi pembangunan
Otonomi daerah (bottom up)
Kemiskinan
Masyarakat sebagai objek pembangunan
Ekonomi rendah
Kurangnya sosialisasi
penataan ruang
kepada masyarakat
Tidak melibatkan
masyarakat dalam
perencanaan
Ketidakberdayaan
Kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap
penataan ruang
Kurangnya kepedulian
masyarakat akan
penataan ruang
Ketidakmampuan
menyatakan
aspirasi
Munculnya lingkungan permukiman kumuh
(Lokasi penelitian: Desa Kutoharjo, Kab. Kendal)
Upaya penanganan melalui Program PLP-BK
Konteks Penelitian
(Latar belakang)
Partisipasi masyarakat dalam Program PLP-BK dipertanyakan
Gap perencanaan
Kritik terhadap perencanaan partisipatif
Perencanaan Kolaboratif
Belum diketahui apakah perencanaan kolaboratif mampu menjamin keberhasilan PLP-BK dan
apakah sesuai dengan karakteristik lokal wilayah di Indonesia atau tidak
Bagaimana perencanaan kolaboratif dimaknai dan diimplementasikan
dalam pelaksanaan Program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal ?
Masalah
Research
Question
Menggali pemaknaan dan pengimplementasian perencanaan kolaboratif dalam
pelaksanaan Program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal
Analisis
karakteristik
masyarakat
Desa Kutoharjo
Analisis karakteristik proses
pelaksanaan program PLP-BK dan
kebijakan pembangunan skala
lingkungan (Desa Kutoharjo)
Analisis karakteristik
perencanaan dan
kebijakan pembangunan
skala Kab. Kendal
Tujuan
Analisis peluang dan tantangan
perencanaan kolaboratif dalam
pelaksanaan program PLP-BK di
Desa Kutoharjo, Kab. Kendal
Analisis
Evaluasi pemaknaan dan pengimplementasian perencanaan kolaboratif dalam
pelaksanaan Program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal
Kesimpulan
Rekomendasi
13
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
GAMBAR 1.4
KERANGKA PIKIR
Output
14
1.9
Metodologi Penelitian
Menurut Sugiyono, (1997: 2), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan memperhatikan empat akta kunci, yakni cara
ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Lokasi penelitian adalah di Desa Kutoharjo, Kec. Kaliwungu,
Kab. Kendal. Penelitian dilakukan selama 2 bulan, yaitu dimulai bulan April hingga bulan Mei
2012.
1.9.1 Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan dasar filosofis fenomenologis, yaitu kebenaran
diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti
(Afifuddin dan Beni, 2009: 59). Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan “how” yaitu
bagaimana perencanaan kolaboratif dimaknai dalam pelaksanaan program PLP-BK di Desa
Kutoharjo, Kab. Kendal. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan problematika baru, sehingga
disebut sebagai penelitian eksploratif (Yin, 1996; Bungin, 2010b). Penggunaan dasar filosofis
fenomenologis diharapkan dapat membantu peneliti dalam hal: pengamatan, imajinasi, berpikir
secara abstrak, serta dapat merasakan atau menghayati fenomena di lapangan.
Sedangkan untuk mencapai tujuan penelitian, maka pendekatan yang dipilih adalah
pendekatan post-positivistik. Pendekatan post-positivistik yaitu memandang realitas sosial sebagai
sesuatu holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh makna (Afifuddin dan Beni, 2009: 57).
Sehingga dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk
menangkap fenomena yang terjadi di lokasi penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dengan harapan
temuan-temuan empiris dapat dideskripsikan secara lebih rinci, lebih jelas, dan lebih akurat.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek
yang alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi (Afifuddin dan Beni, 2009: 58).
1.9.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua cara, yaitu primer dan
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara secara semi-terstruktur dan
mendalam (depth interview) kepada 19 orang pelaku yang berkaitan langsung atau memiliki
pengalaman terhadap fenomena pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal.
Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui survei instansi dan penelitian
naskah/dokumentasi. Survei instansi dilakukan untuk mendapatkan data berupa dokumen
perencanaan melalui instansi yang terkait dalam kegiatan PLP-BK Desa Kutoharjo dan kegiatan
perencanaan Kab. Kendal, meliputi dokumen: peraturan desa, RPJPD, RPJMD, RKPD, Renja
14
15
SKPD, dan Renstra SKPD dengan masing-masing dokumen tahun terbaru. Sedangkan penelitian
naskah/dokumentasi diperoleh melalui dokumentasi pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
Program PLP-BK Desa Kutoharjo, berupa catatan kegiatan, jadwal kegiatan, dan hasil diskusi.
Selanjutnya kebutuhan data dapat dilihat pada TABEL I.2
No
1
2
3
Sasaran
Penelitian
Gambaran
karakteristik
warga Desa
Kutoharjo
Gambaran
karakteristik
pelaksanaan
program
PLP-BK Desa
Kutoharjo
Gambaran
karakteristik
perencanaan
dan kebijakan
pembangunan
skala
Kabupaten
Kendal Kendal
terkait
pelaksanaan
PLP-BK Desa
Kutoharjo
TABEL I.2
KEBUTUHAN DATA PENELITIAN
Data yang
Jenis
Pengumpulan
Bentuk
DIbutuhkan
Data
Data
Data
Data
 Modal sosial
 Wawancara
 Deskripsi
primer
 Profesi
 Nilai/norma
Sumber Data









Tim Teknis ND
BKM Mulia
Fasilitator Kelurahan
Ketua Dusun
Ketua RT
Masyarakat Basis
Perangkat Desa
TAPP
Fasilitator Kelurahan
TAPP
Tim Teknis ND
BKM Mulia
Fasilitator Kelurahan
Ketua Dusun
Ketua RT
Masyarakat Basis
Perangkat Desa
Pedoman teknis
pelaksanaan PLP-BK:
 Peta swadaya
 RPLP
 RTPLP
 Aturan Bersama
Data
sekunder
 Dokumentasi
 Tabel
 Deskripsi
 Dokumen
Proses pelaksanaan
program PLP-BK Desa
Kutoharjo:
 Perencanaan
 Implementasi
(pembangunan)
 Partisipasi
masyarakat
 Hambatan
pelaksanaan
 Manfaat program
 Efisiensi program
 Efektivitas program
 Sinergisitas program
skala kab dengan
skala lingkungan
(desa)
 Alokasi sumberdaya
 Sarana
pemberdayaan
komunitas
 Inklusivitas
perencanaan
Data
primer
 Wawancara
 Tabel
 Deskripsi
 Dokumen
Data
sekunder
 Penelitian
naskah/
dokumentasi








Data
primer
 Wawancara
 Tabel
 Deskripsi
 Dokumen
Data
sekunder
 Survei
instansi
 Penelitian
naskah/
dokumentasi
 Bappeda
 Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kab. Kendal
 Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kab. Kendal
 Askot PNPM
 BKM Mulia
 POKJA Kec.
 Tim Teknis ND
 Fasilitator Kelurahan
 Perangkat Desa
15
16
No
4
Sasaran
Penelitian
Gambaran
peluang dan
tantangan
penerapan
perencanaan
kolaboratif
dalam
pelaksanaan
program
PLP-BK di
Desa Kutoharjo
Data yang
DIbutuhkan
Karakteristik
perencanaan
kolaboratif:
 Transparansi
 Transfer
pengetahuan
 Pemberdayaan
masyarakat
 Kombinasi
informasi,
pengetahuan, dan
kemampuan
berbagai
stakeholder terlibat
 Inklusivitas
perencanaan
 Keterkaitan
perumusan tujuan
(visi) dengan
partisipasi warga
 Pembelajaran
bersama
 Sense of belonging
 Komunikasi
 Pendekatan disiplin
bidang
 Komitmen
stakeholder
 Kepercayaan
 Review
perencanaan
pemda
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
Jenis
Data
Data
primer
Pengumpulan
Data
 Wawancara
Data
sekunder
 Survei
instansi
 Penelitian
naskah/
dokumentasi




Bentuk
Data
Tabel
Deskripsi
Gambar/
foto
Dokumen
Sumber Data
 Bappeda
 Dinas Cipta Karya dan
Tata Ruang Kab. Kendal
 Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kab. Kendal
 Askot PNPM
 BKM Mulia
 POKJA Kec.
 TAPP
 Tim Teknis ND
 Fasilitator Kelurahan
 Ketua Dusun
 Ketua RT
 Perangkat Desa
Masyarakat Basis
1.9.3 Teknik Sampling
Dalam penelitian ini sampling ditentukan dengan metode non-probabilitas sampling, yaitu
tidak bermaksud menarik generalisasi dari hasil, tetapi menelusuri secara mendalam (Arikunto
dalam Afifuddin dan Beni, 2009: 66). Sedangkan teknik sampling yang digunakan, yaitu purposive
sampling dan snow-ball sampling. Melalui purposive sampling, peneliti memilih beberapa key
informan berupa pelaku yang berkaitan langsung atau memiliki pengalaman terhadap fenomena
pelaksanaan Program PLP-BK di Desa Kutoharjo, Kab. Kendal. Kemudian melalui teknik snowball
sampling key informan menunjuk beberapa pihak yang dapat dijadikan sebagai narasumber lain
yang dipandang mampu memebrikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Daftar
narasumber penelitian dapat dilihat pada TABEL I.3
16
17
TABEL I.3 NARASUMBER PENELITIAN
Key Informan (Purposive Sampling)
Bappeda Kab Kendal
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kab. Kendal
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kab. Kendal
Askot PNPM Kab. Kendal
TAPP (Tenaga Ahli Perencanaan
Partisipatif) Desa Kutoharjo
Fasilitator Kelurahan (Faskel)
Desa Kutoharjo
BKM Mulia Desa Kutoharjo
Masyarakat Basis
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
Narasumber Tambahan (Snowball Sampling)
Bappeda Bidang Fisik Prasarana
Bappeda Bidang Ekonomi
Faskel Bidang
Pemberdayaan
Perangkat Desa
Ketua RT
Tim teknis ND
POKJA Kec. Kaliwungu
Ketua Dusun
1.9.4 Kompilasi dan Analisis Data
Tahapan analisis data kualitatif secara umum dikelompokkan ke dalam: pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Satu jalur dengan jalur yang lain
bukan hal yang terpisah-pisah.
Sumber: Miles dan
Huberman,1994 (dalam
Asnawi, 2012)
GAMBAR 1.5
KOMPONEN DALAM
ANALISIS DATA
KUALITATIF
1. Masa Pengumpulan Data
Dalam masa pengumpulan data, peneliti berusaha membangun trustee (kepercayaan) dan
rapport (hubungan) dengan narasumber agar diperoleh informasi yang mendalam dan
komprehensif. Sedangkan dalam penyajian hasil wawancara penelitian, peneliti tidak menyebutkan
identitas narasumber demi menjaga kerahasiaan informasi. Untuk membedakan antara narasumber
satu dengan yang lain, serta untuk mempermudah pengelompokan data yang berasal dari hasil
wawancara, maka pada tahap ini dibantu dengan metode pengkodean. Pengkodean data dilakukan
untuk mempermudah dalam tahap analisis selanjutnya, dimana dari hasil pengelompokan akan
diperoleh suatu kesimpulan. Format pengkodean data penelitian sebagai berikut:
17
18
a.n …/b…/ c.../ d…
Keterangan
a : jenis informasi yang diberikan; n: sumber pengumpulan data
b : narasumber
c : nomor urut responden
d : paragraf ke-
Untuk sumber pengumpulan data, kode yang digunakan adalah W (Wawancara). Sedangkan
jenis informasi diberi kode yang diperjelas dengan keterangan sebagai berikut:
KMD : Karakteristik Masyarakat Desa Kutoharjo
PPP
: Proses Pelaksanaan Program PLP-BK Desa Kutoharjo
PKP
: Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan Desa Kutoharjo
PTP
: Perencanaan Terkait Program PLP-BK Desa Kutoharjo
KPS
: Kolaborasi Perencanaan Kab. Kendal dengan Desa Kutoharjo
PPK
: Peluang Penerapan Perencanaan Kolaboratif
TPK
: Tantangan Penerapan Perencanaan Kolaboratif
Adapun inisial narasumber diperjelas dengan keterangan sebagai berikut:
TABEL I.4
KODE NARASUMBER
Narasumber
Askot PNPM Kab. Kendal
Bappeda Kab Kendal bidang Ekonomi
Bappeda Kab Kendal bidang Fispra
BKM Mulia Desa Kutoharjo
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Kendal
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Kendal
Fasilitator Kelurahan (Faskel) Desa Kutoharjo
bidang Urban Planner (UP)
Fasilitator Kelurahan (Faskel) Desa Kutoharjo
bidang Pemberdayaan
Ketua Dusun
Ketua RT
Masyarakat Basis
Perangkat Desa
POKJA Kecamatan
TAPP (Tenaga Ahli Perencanaan Partisipatif) Desa Kutoharjo
Tim Teknis ND
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
18
KODE
AP
BE
BF
BKM
DPU
DKP
FKU
FKP
KD
KR
MB
PD
PK
TA
TT
19
Contoh pemberian kode dapat dilihat dalam TABEL I.5. Dimana pengkodean data tersebut
berarti bahwa data yang dikumpulkan yaitu mengenai kolaborasi perencanaan antara Kab. Kendal
dengan Desa Kutoharjo, yang diperoleh melalui hasil wawancara narasumber Askot PNPM Kab.
Kendal dengan nomor urut responden 1, dan terdapat dalam paragraf ke-3.
TABEL I.5
PENGKODEAN DATA
Kode
No Urut
Wawancara
1
KPS.W/AP/1/3
…
…………………………
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
Informasi
……………………………………
……………………………………
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang lebih penting (pokok),
memfokuskan hal-hal yang lebih penting, serta mencari tema dan pola yang sesuai dengan pokok
bahasan penelitian. Reduksi data juga dapat dikatakan sebagai suatu proses bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir. Reduksi data
berlangsung secara terus-menerus selama kegiatan penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi
akan kegiatan reduksi data dilakukan sebelum data terkumpul, antisipasi ini sudah nampak saat
peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan
pendekatan pengumpulan data yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah
reduksi data selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema atau pokok bahasan).
3. Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif deskriptif, dengan cara berpikir deduktif dan induktif, dimana peneliti bertujuan untuk
menggambarkan, meringkaskan kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial pelaksanaan
Program PLP-BK yang ada di masyarakat Desa Kutoharjo, dan berupaya menarik realitas itu ke
permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, atau gambaran tentang kondisi, situasi,
ataupun fenomena Program PLP-BK di Desa Kutoharjo. Kerangka analisis dalam penelitian
berfungsi untuk membantu mempermudah peneliti dalam melakukan analisis berdasarkan fokus
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Kerangka analisis dapat dilihat pada Gambar 1.6
19
20
4. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi Data
Kegiatan akhir dalam tahap kompilasi dan analisis data kualitatif adalah kegiatan penarikan
kesimpulan dan verifikasi data. Kesimpulan yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan dan
berikutnya. Menguji keabsahan hasil penelitian dengan melakukan triangulasi. Uji keabsahan
melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif untuk menguji keabsahan informasi
tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik (Bungin, 2010a: 60). Dalam penelitian yang
dilakukan, triangulasi penelitian untuk menguji keabsahan data berupa triangulasi metode
pengumpulan data dan triangulasi sumber data.
Triangulasi metode pengumpulan data adalah menggunakan berbagai macam metode untuk
mengumpulkan satu macam data, yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan data primer
(wawancara) dan metode pengumpulan data sekunder (survey instansi dan penelitian
naskah/dokumentasi). Sedangkan triangulasi sumber data adalah menggunakan berbagai macam
narasumber untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
20
21
INPUT
Karakteristik warga Desa Kutoharjo:
 Modal sosial
 Profesi
 Nilai/norma
Pedoman teknis pelaksanaan PLPBK:
 Peta swadaya
 RPLP
 RTPLP
 Aturan Bersama
Proses pelaksanaan program PLPBK Desa Kutoharjo:
 Perencanaan
 Implementasi (pembangunan)
 Partisipasi masyarakat
 Hambatan pelaksanaan
 Manfaat program
 Efisiensi program
 Efektivitas program
Perencanaan dan kebijakan
pembangunan Kab. Kendal terkait
pelaksanaan PLP-BK Desa
Kutoharjo:
 Sinergisitas program skala kab
dengan skala lingkungan (desa)
 Alokasi sumberdaya
 Sarana pemberdayaan komunitas
 Inklusivitas perencanaan
Karakteristik perencanaan
kolaboratif:
 transparansi
 transfer knowledge
 kepercayaan
 komitmen berkelanjutan
stakeholder terlibat
 pembelajaran bersama
 pemberdayaan masyarakat
 inklusivitas perencanaan
 sense of belonging sebagai
dampak
 komunikasi
 pendekatan interdisipliner
 kombinasi informasi,
pengetahuan, dan kemampuan
berbagai stakeholder terlibat
PROSES
OUTPUT
Analisis karakteristik warga
Desa Kutoharjo
(Kualitatif deskriptif)
Gambaran modal
sosial serta
nilai/norma warga
Desa Kutoharjo
Analisis karakteristik
perencanaan program
PLP-BK dan kebijakan
pembangunan skala
lingkungan Desa Kutoharjo
(Kualitatif deskriptif)
Gambaran proses,
kelebihan, dan
kelemahan
perencanaan
program PLP-BK
dan kebijakan
pembangunan Desa
Kutoharjo
Analisis karakteristik
perencanaan dan
kebijakan pembangunan
skala Kabupaten Kendal
(Kualitatif deskriptif)
Gambaran proses,
kelebihan, dan
kelemahan
perencanaan dan
kebijakan
pembangunan
Kabupaten Kendal
Analisis peluang dan
tantangan penerapan
perencanaan kolaboratif
dalam PLP-BK di Desa
Kutoharjo
(Kualitatif deskriptif)
Gambaran peluang dan
tantangan penerapan
perencanaan
kolaboratif
dalam PLP-BK
Kesimpulan
Sumber: Analisis Penyusun, 2012
GAMBAR 1.6
KERANGKA ANALISIS
21
REKOMENDASI
22
1.10
Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam penelitian ini terangkum dalam sistem penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah dan fokus kajian
penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, manfaat penelitian, posisi peneliti
dalam lingkup perencanaan wilayah dan kota, keaslian penelitian, kerangka pikir, dan
sistematika penulisan dalam penggarapan penelitian yang dilakukan.
BAB II PERSPEKTIF TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA PERENCANAAN
KOLABORATIF DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PLP-BK
Bab ini menjelaskan mengenai perspektif teori dan kajian pustaka pendukung penelitian.
Perspektif teori meliputi kajian mengenai: konsep dasar perencanaan, konsep dasar
perencanaan kolaboratif, dan Program PLP-BK. Kajian literatur tersebut membingkai
penelitian, sekaligus dapat memperkuat pemahaman mengenai jalannya penelitian yang
dilakukan. Dari kajian teoritis ini kemudian diperoleh sintesis literatur yang akan menjadi
intisari materi yang akan diteliti selama proses penelitian berlangsung. Sedangkan kajian
pustaka dilakukan untuk mengetahui penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan yang
hampir mirip atau berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai profil Kabupaten Kendal sebagai lokasi penelitian makro
dan profil Desa Kutoharjo sebagai lokasi penelitian mikro. Masing-masing profil terdiri
dari: gambaran umum kondisi pembangunan, dan kebijakan pembangunan yang terkait
Program PLP-BK Desa Kutoharjo.
BAB IV PERENCANAAN KOLABORATIF DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
PLP-BK DESA KUTOHARJO, KAB.KENDAL
Bab ini menjelaskan mengenai hasil analisis terhadap aspek: karakteristik masyarakat
Desa Kutoharjo, proses pelaksanaan program PLP-BK di Desa Kutoharjo, peluang dan
tantangan penerapan perencanaan kolaboratif dalam pelaksanaan program PLP-BK Desa
Kutoharjo, serta pembahasan temuan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian,
rekomendasi yang ditujukan kepada pihak-pihak (stakeholder) terkait, rekomendasi
penelitian, serta kelemahan penelitian.
22
Download