gembalakanlah domba-dombaku

advertisement
RECI SydnEy nEwSlEttER Vol 86, MAR - APR 2014
I
EDIS S
SU
U
H
K
B
a
c
k
t
o
GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBAKU
B
a
s
i
c
(JOHN 21: 15-19)
Pdt. Dr. Peter Wongso
Nama saya adalah Peter, maka ayat-ayat ini
ada hubungannya dengan diri saya. Puji
Tuhan! Saya bersyukur di hadapan Tuhan
karena saya dilahirkan dari sebuah keluarga
yang melayani Tuhan. Papa saya adalah seorang pendeta, mama saya juga seorang penginjil muda. Pada saat saya masih berada di
dalam kandungan ibuku, orang tua saya
berdoa supaya kelak anak ini akan menjadi seorang hamba Tuhan juga. Pada
waktu saya berusia 1 tahun 3 bulan, papa
saya kembali ke surga. Saya lalu
dibesarkan oleh mama di dalam Tuhan.
Mama saya selalu berkata, “Yesus mengasihimu.” Saya bertumbuh besar, saya
melihat sendiri kehidupan seorang yang
melayani Tuhan sangatlah susah dan dak
menderita, maka saya mengatakan
kepada mama, saya tidak mau menjadi
hamba Tuhan. Saya akan bekerja dan
mengumpulkan banyak uang, setelah itu
saya akan berikan untuk menunjang kehidupan hamba-hamba Tuhan. Maka selama kira-kira 3 tahun saya ke Indonesia
untuk bekerja dan berbisnis. Boleh
dikatakan setiap hari saya tidur tidak
lebih dari 3 jam, karena saya selalu
berpikir bagaimana mencari dan mendapatkan uang lebih banyak. Tetapi puji
syukur kepada Tuhan pada tahun 1951
Tuhan memanggil saya untuk menjadi
hambaNya. Maka saya mempersembahkan hidup saya untuk menjadi seorang hamba Tuhan.
Yesus bertanya kepada Petrus, “Apakah
engkau mengasihi Aku?” Petrus sudah
mengikut Tuhan selama 3 tahun lebih. Ini
adalah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh
Tuhan Yesus sesudah Ia bangkit. Petrus sendiri
tahu bahwa Yesus tahu apa yang ada di dalam
hati Petrus. Ada seorang pengamat Alkitab yang mengatakan pada waktu Yesus bertanya kepada
Petrus, Petrus menjawab yang pertama meng-
gunakan kata “agape,” dan yang kedua menggunakan kata “philia.” Tuhan menuntut Petrus
mengasihiNya dengan kasih agape.
Namun Injil Yohanes menggunakan dua kata
ini secara sejajar, maka bagi saya Tuhan tidak
menuntut kita untuk mengasihiNya dengan
Pdt. Dr. Peter Wongso
kasih agape belaka. Tuhan ingin kita mengasihiNya dengan kasih yang menggunakan rasio,
namun sekaligus kita juga mengasihi Tuhan
dengan kasih yang didorong oleh luapan
emosi. Kalau kasih kita didasarkan kepada dua
aspek ini maka bukan saja kita dapat mengasihi Tuhan Yesus, kita juga mengasihi
orang-orang yang Tuhan kasihi. Karena Tuhan
Yesus sendiri juga menggunakan dua macam
kasih ini. Kalau kasih kita adalah kasih yang
hanya bersifat rasio maka kasih kita adalah
kasih yang sangat kaku dan dingin. Kasih yang
berdasarkan rasio adalah kasih yang selalu
menganalisa apakah sesuatu ini layak dikasihi
maka kasih itu adalah kasih yang sangat kaku
dan dingin.
Namun kalau kasih kita adalah kasih
yang hanya bersifat emosi saja, karena
emosi seseorang sangat mudah berubahubah, maka kasihnya adalah kasih yang
mudah berubah. Pada waktu dia melihat
seseorang itu sangat menarik, maka dia
akan mengasihinya, namun pada waktu
orang itu sudah tidak ada daya tarik lagi,
maka dia tidak lagi mengasihinya.
Pada waktu kita menempatkan dua aspek
ini di dalam kasih kita, kita memakai
rasio kita untuk mengasihi, kita juga
mengekspresikan kasih kita dengan emosi
kita. Tetapi kalau kita hanya menggunakan emosi kita, maka rasio akan memberi keseimbangan supaya kita tidak
hanya mengasihi dengan emosi belaka.
Dalam Yohanes 13:1 dikatakan, “Sama
seperti Yesus senantiasa mengasihi
murid-muridNya demikianlah sekarang Ia
mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya…” Yesus mengasihi murid-murid
sampai kepada akhirnya. Kasih Yesus
adalah kasih yang mempunyai keseimbangan antara rasio dan emosiNya.
Pada waktu Tuhan Yesus bertanya kepada
Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku
lebih daripada semua ini?” Petrus menjawab, “Benar, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku
mengasihi engkau.” Jawaban Petrus ini sangatlah tepat karena pertama-tama Petrus harus
mengasihi Tuhan Yesus sebelum Petrus bisa
mengasihi domba-dombaNya.
Saya bersyukur kepada Tuhan saya boleh
menerima panggilanNya dan masuk ke sekolah teologi. Pada waktu saya menerima
Bersambung ke halaman 2....
1
.....GEMbAlAkAnlAh doMbA-doMbAku...dARI hAl 1
anugerah keselamatan, hari itu saya
mengabarkan Injil kepada rekan bisnisku. Saya
heran tidak kurang dari setengah jam, orang ini
mau menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, tetapi saya tidak tahu bagaimana
membimbing orang ini. Maka saya membawanya kepada pendeta saya, dan kemudian
pendeta saya menjelaskan kepadanya
bagaimana Tuhan Yesus
menyelamatkan dan
mengampuni dosadosanya. Saya mendengarkan dan mempelajari
cara pendeta saya menjelaskan. Namun pada
waktu saya mengabarkan
Injil kepada ornag-orang
yang lain, banyak pertanyaan diajukan kepada
saya dan saya tidak tahu
bagaimana menjawabnya. Saya kurang menguasai Alkitab. Maka
saya menghabiskan
waktu 1 bulan untuk
membaca Alkitab sampai
tuntas, namun banyak
sekali hal yang saya kurang mengerti. Maka
saya berdoa supaya
Tuhan membukakan
jalan supaya saya dapat
ke sekolah teologi. Pada
tahun 1952 Tuhan memimpin saya masuk ke
SAAT.
Kita yang menjadi mahasiswa didorong untuk
mengabarkan Injil, maka setiap akhir semester
saya pergi mengabarkan Injil. Itulah yang dilakukan SAAT selama 62 tahun ini, dimana
banyak sekali murid-murid dipakai oleh
Tuhan. Boleh dikatakan lulusan SAAT sudah
membuka sekolah teologi dan banyak sekali
murid-murid yang dilatih dan dididik. Maka
murid sudah punya murid, bagaimana mereka
memanggil saya? Akong. Puji Tuhan.
Saya juga melihat mereka generasi demi generasi boleh melayani Tuhan, saya bersyukur
kepada Tuhan. Kita sudah mendengarkan kesaksian pelayanan Pdt. Nico yang diceritakan
oleh Bp. Allen, puji Tuhan. Saya sangat
bersyukur kepada Tuhan. Kiranya kita boleh
lebih banyak berdoa bagi para pendeta dan
hamba Tuhan. Kita juga banyak berdoa supaya
anak-anak kita boleh mempersembahkan diri
menjadi hamba-hamba Tuhan. Apakah sdr rela
kalau anak sdr menjadi hamba Tuhan? Berdoa
itu gampang, tetapi pada saat anak kita terpanggil menjadi hamba Tuhan kita bilang biar
anak orang lain saja yang menjadi hamba
Tuhan. Doa saya dan isteri didengar Tuhan. Kami
memiliki tiga anak laki-laki, puji Tuhan, kalau
saya punya anak perempuan kepala pasti pusing. Tuhan memanggil dua anak saya untuk
mempersembahkan diri menjadi hamba Tuhan
dan melayani. Kita perlu generasi lanjut yang
siap melayani dan mengasihi jiwa-jiwa, dengan demikian kabar Injil bisa diberitakan sampai ke tempat-tempat yang jauh. Kita harus
memikirkan generasi penerus. SAAT selalu berdoa untuk generasi penerus.
Banyak alumni 1400 orang kita tambahkan
dengan murid-murid yang mereka hasilkan
untuk mengabarkan Injil Yesus Kristus, berapa
jumlhnya kita tidak dapat hitung. Kita juga
melihat di hadapan kita ada beberapa hamba
Tuhan, terlalu sedikit.
Dunia ini sudah 7.2 billion manusia, berapa
hamba Tuhan yang dibutuhkan? Kurang lebih
10 juta orang, dimana mereka? Pada waktu kita bersama-sama menikmati
acara peneguhan dan pentahbisan ini dan
berdoa, ada satu hal lagi. Yang saya alami, sebagai seorang hamba Tuhan pada waktu menghadapi penderitaan ingatlah kita tidak seorang
diri menghadapinya. Dalam Wahyu 1:9 rasul
Yohanes mengatakan, “Aku, Yohanes, saudara
dan sekutumu dalam
kesusahan…” companion in the suffering in
Jesus. Kristus samasama menyertai kita di
dalam penderitaan kita.
Yesus melihat, Yesus
mengetahui, Yesus
sama dengan kita
menderita. Ini adalah
pengalaman saya selama puluhan tahun,
banyak orang tidak
tahu apa yang saya
alami, tetapi Yesus
tahu.
Selama puluhan tahun
melayani saya tidak
bersandar kepada belas
kasihan orang kepada
saya. Perasaan orang
kadang-kadang sangat
berbahaya. Bagi orang
yang ingin berbagian
saya katakan terima
kasih, tidak usah. Saya
tidak memmperhatikan
belas kasihan dari orang lain. Yesus tahu, itu
sudah cukup bagiku. Segala yang kita kerjakan
orang lain mungkin tidak tahu tetapi Yesus
tahu, Yesus melihat, Puji Tuhan.
Kita mengasihi Tuhan dan kita mengasihi
domba-dombanya. Segala kemuliaan hanya
bagi Tuhan!
-----
2
RESTU DAN NASIHAT Dari Mr. Allen Chen
Chairman of Reformed Evangelical Ministry (REM) Hong Kong
Saya percaya kepada TUHAN, Allah yang menciptakan langit dan bumi. Allah Pencipta langit
dan bumi ini adalah Allah yang sudah mengorbankan diriNya, Allah yang inkarnasi menjadi
manusia dan tinggal di dalam hati setiap kita. Ini
merupakan suatu hal yang tidak mampu kita
mengerti, selain kita tahu ini semua terjadi oleh
karena kasih karunia dan anugerah Allah yang
telah memanggil kita semua.
Saudara-saudara yang hadir di tempat ini, kita
semua terpanggil di dalam pan-ggilan yang
sama, kita keluar dari dunia ini bukan
karena kita adalah orang yang baik, bukan
karena panggilan orang-orang di sekitar
kita, bukan karena gereja ini yang memanggil kita. Tetapi karena Tuhan Allah Pencipta
langit dan bumi ini yang memanggil kita
dari kegelapan kepada terangNya yang
ajaib, untuk masuk ke dalam Kerajaan
Allah selama di dunia ini, untuk berjalan di
dalam jalan kekekalan. Oleh karena karya
keselamatan yang besar itu kita boleh
bersyukur di hadapan Tuhan. Ini adalah
anugerah yang begitu besar yang tidak
dapat dilukiskan dengan kata-kata, suatu
anugerah yang begitu luar biasa.
Oleh karena dosa dan kesalahan kita, Yesus
Kristus disalibkan bukan karena dosa dan
kesalahan-Nya sendiri, melainkan oleh
karena dosamu dan dosaku. Oleh karena
anugerah penebusan-Nya kita boleh ada sebagaimana adanya.
Hari ini saya melihat begitu banyak hamba Tuhan
datang dan duduk di ruangan ini, khususnya Pdt.
Peter Wongso hadir di tengah-tengah kita.
Mereka sudah terpanggil, mereka sudah mempersembahkan diri sebagai hamba Tuhan
sepenuhnya mengerjakan pekerjaan Tuhan seumur hidup mereka. Mereka ini adalah orangorang yang patut kita hormati dan hargai. Ini
merupakan suatu pekerjaan yang mendapatkan
pahala yang begitu besar di surga, suatu pekerjaan yang memiliki arti kekekalan. Kita, orangorang yang bekerja di kantor, orang-orang yang
menjadi businessman, orang-orang yang berprofesi sebagai guru, pada usia tua kita harus pensiun
dan berhenti dari pekerjaan kita. Namun menjadi
seorang hamba Tuhan tidak pernah pensiun dan
berhenti. Karena di hadapan Tuhan, semua hamba
Tuhan dipanggil untuk menjaga dan memelihara
domba-domba yang dipercayakan kepada mereka
seumur hidup mereka. Pdt. Nico Ong sudah menerima panggilan Tuhan,
dia melayani dan menerima panggilan Tuhan
kepadanya. Ketika saya menyaksikan dia menerima stola kependetaan, satu ayat muncul ke
dalam benak saya, “Yesus mengasihi kita dengan
kasih yang tidak berkesudahan…” (Yohanes
13:1b). Kasih Yesus adalah kasih yang kekal selama-lamanya. Kasih manusia adalah kasih yang
terbatas, hari ini bisa mengasihi, besok mungkin
tidak mengasihi lagi. Namun kasih Allah yang
telah mengasihi kita jauh sebelum kita dilahirkan
hingga sampai akhir Dia tetap mengasihi kita.
Meskipun kita mengecewakan Dia, meskipun kita
telah melakukan dosa dan kesalahan yang mendukakan Dia, Allah tetap mengasihi kita. Mr. Allen Chen
Demikian juga pada gembala mengasihi kita, di
dalam kelemahan dan kekurangan kita, mereka
tetap mengasihi kita, mereka tetap berdoa bagi
kita. Pada waktu kita berada dalam dukacita,
mereka membawa saudara-saudara seiman untuk
menghibur kita dan menguatkan kita. Maka sepatutnyalah kita bersyukur ke hadirat Tuhan untuk
hamba-hamba Tuhan yang diberikan bagi kita.
Sama seperti Tuhan dahulu sudah memanggil
hamba-hambaNya untuk menjadi gembala, sampai saat ini Tuhan juga memanggil hamba-hambaNya ini untuk menggembalakan
domba-dombaNya. Ini adalah satu panggilan dan
tanggung jawab dari Tuhan, satu jabatan yang
tidak boleh manusia sembarangan mencabutnya. Kita harus di tengah-tengah hamba Tuhan ini
menghargai , menghormati dan mencintai
mereka, yang dengan setia melayani dalam segala
keletihan, kelelahan dan air mata mereka yang
tidak pernah kita lihat.
Saya memberikan satu contoh, saya seringkali
menjumpai Pdt. Nico Ong di Hong Kong, biasanya setelah kebaktian selesai dia muncul di
tengah-tengah kami. Tetapi setiap selesai kebaktian kami makan bersama, dia tidak ikut makan
bersama. Seringkali saya mengatakan akan mempersiapkan penginapan di hotel untuk dia, karena
tahu pelayanannya di Cina ke beberapa kota
Guang Zhou, Shanghai dan beberapa kota lain,
pasti capai sekali, tetapi Pdt. Nico selalu mengatakan tidak perlu. Saya tidak pernah tahu kalau
Pdt. Nico dalam perjalanan pelayanan itu sebetulnya tinggal dimana. Kita mungkin berpikir selama ini dia tinggal di hotel berbintang berapa?
Suatu kali saya baru menemukan ternyata Pdt.
Nico tinggal di satu penginapan guesthouse yang
sangat sederhana sekali. Hati saya sangat terharu
sebab baru pada saat itu saya menyadari betapa besar pengorbanannya di dalam
pelayanan selama ini.
Inilah contoh dan teladan yang sekaligus
juga mengingatkan kita Tuhan kita Yesus
Kristus. Alkitab mengatakan, di dunia ini
Dia tidak ada tempat utuk tinggal, Dia tidak
ada tempat meletakkan kepalaNya untuk
tidur, Dia berjalan dari satu desa ke desa
lain untuk mengabarkan Injil.
Betapa kita sepatutnya mengasihi dan
mencintai Tuhan kita yang sudah berkorban
begitu besar bagi kita. Sebagai pengikut
Kristus kita pun dipanggil untuk memikul
salib, dengan setia kita mengikut Tuhan setiap hari.
Kita memohon kepada Bapa di Surga kiranya Dia memberikan kekuatan, hikmat
dan bijaksana dan yang terutama mencurahkan kasih Ilahi untuk memampukan mereka
mengasihi sesama. Sama seperti Tuhan Yesus
mengasihi orang-orang yang mengikut Dia dengan kasih yang tidak berkesudahan.
Puji Tuhan, saya sangat terharu sekali pada waktu
kita tadi menyanyikan lagu “Grace Alone” yang
mengatakan,
Grace alone which God supplies
Strength unknown He will provide
Christ in us, our Cornerstone
We will go forth in grace alone
Itulah hal yang terus saya renungkkan beberapa
waktu terakhir ini, yaitu semua adalah anugerah
Allah.
Beberapa waktu yang lalu seorang hamba Tuhan
yang agung, Pdt. Philip Teng kembali pulang ke
rumah Bapa di surga. Di dalam bukunya dia
menuliskan satu kalimat yang sangat indah sekali,
“Pada waktu menoleh ke belakang, semua adalah
anugerah Allah. Pada waktu melihat ke depan,
semua adalah anugerah Allah.”
Puji Tuhan, kita bersyukur kepada Allah yang
telah mengasihi kita yang sesungguhnya tidak
layak untuk dikasihi ini. Puji syukur bagi Tuhan,
haleluya!
3
GRACE
FOR A WELL-TIMED HELP
Ibrani 4:16
Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian
menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita
menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Let us then with confidence draw near to the
throne of grace, that we may receive mercy and
find grace to help in time of need (ESV)
Let us approach with boldness the throne of
grace that we might receive mercy and find grace
for a well-timed help (author's translation)
terburu-buru. Seperti yang Petrus katakan,
"Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun
ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian" (2 Pet 3:9).
Waktu-Nya Tuhan adalah dari sudut pandang
Tuhan yang berbeda dengan sudut pandang kita.
Tetapi sudut pandangNya adalah yang terbaik.
Penuh dengan anugerah yang limpah. Kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan akan hal tersebut.
Kita selalu membutuhkan pertolongan dalam
segala sesuatu. Karena "Allah yang memberikan
hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada
Terjemahan dari ayat ini
dalam bahasa aslinya secara literal adalah "grace
for a well-timed help".
Terjemahan tradisional
dalam versi bahasa Inggris adalah menekankan
kepada kebutuhan kita
sedangkan terjemahan secara literal menekankan
waktunya Allah - God's
timing".
Kita perlu fokus kepada
kasih karunia Allah
dalam waktu Allah
sendiri. Ketika kita
memiliki kebutuhan kita
selalu begitu ingin Allah
menolong kita pada saat
itu. Kita menginginkan
Dia bertindak sekarang. Ibrani 4:16 mengingatkan kita untuk mencari Allah bukan hanya
dalam bentuknya pertolongan Allah tetapi juga
kapan waktunya anugerah Allah tersebut kita butuhkan.
Pemahaman ini penting bagi kehidupan doa kita.
Waktunya Allah seringkali tidak seperti biasanya
dan tidak mengherankan "yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan
seribu tahun sama seperti satu hari" (2 Pet 3:8).
Tuhan berkuasa untuk melakukan pekerjaan yang
dikehendakiNya dengan waktu yang dibutuhkan
seribu tahun selesai dalam satu hari demikian
juga untuk pekerjaan yang membutuhkan waktu
satu hari dikerjakan seribu tahun. Tuhan tidak
berhutang waktu kepada kita dan juga Dia tidak
semua orang."(Kis 17:25). Kita membutuhkan
pertolongan Allah karena iman yang lemah. Kita
perlu mengobarkan kembali sumbu dari semangat yang mulai pudar nyalanya. Kita perlu pertolongan Tuhan untuk penginjilan yang berkuasa.
Kita perlu pertolongan Tuhan untuk ibadah yang
indah. Kita butuh pertolongannya untuk berani
hidup dengan benar. Kita butuh pertolongan
Tuhan untuk transformasi kehidupan anak remaja
kita untuk memilki hidup yang fokus kepada
Tuhan, rendah hati, dan menjalani hidup dengan
penuh kehormatan. Kita membutuhkan pertolongan Tuhan untuk perencanaan ke depan. waktu" (Daniel 2:21). Itu berarti semua yang terjadi dalam hidup kita, rumah kita, gereja kita ada
di tangan Tuhan. Tuhan yang mengatur segala
sesuatu di dalam waktuNya sehingga kita memuji
bijaksanaNya yang tertinggi. Allah memperhatikan kesabaran dalam iman lebih daripada
gratifikasi sekejab. WaktuNya Tuhan dan karyaNya penuh dengan
kasih karunia. Iman kita berlabuh pada Tuhan
yang memberikan anugerah dalam waktuNya
juga pemberianNya.
Undangan yang diberikan dalam Ibrani 4:16
adalah berharga bagi kita. Kita yang tidak layak
membutuhkan pertolongan Tuhan. Tetapi justru
Tuhan menyediakannya
karena takhtaNya adalah
takhta kasih karunia. Bagi
kita semua yang membutuhkan pertolongan
Tuhan, Tuhan memiliki
"kasih karunia untuk pertolongan yang tepat pada
waktuNya." Tugas kita
adalah dengan penuh keberanian menghampiriNya, "menemukan"
dan "menerima" dari
takhta kasih karuniaNya.
Kita memiliki pemahaman dan keyakinan
Tuhan akan mendengarkan kita dan menolong
kita dalam waktuNya. Mari kita datang dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karuniaNya untuk menerima
apa yang diperuntukkan bagi kita - rencanaNya
yang berdaulat dalam kasih karuniaNya dan
kedaulatan Tuhan dalam waktuNya yang diperuntukkan bagi kebaikan kita.(Pdt. Radjali Ramli)
Disadur dari buku John Piper, A Godward Life
120 Daily Readings - Multnomah Publishers Sisters, Oregon. Kita perlu memikirkan waktuNya Tuhan yang
berdaulat. Kitab Daniel memberikan pengajaran
kepada kita bahwa Tuhan "mengubah saat dan
4
Pencerahan dari Gereja Mula-Mula
Tuhan, Berilah Kami seBuah Teladan suci
Rev. John PiPeR
Kita kagum kepada semangat dari orang-orang
kudus yang begitu banyak dan tidak diketahui
nama-nama mereka pada abad pertama ketika
kekristenan menyebar dan menjalar di dalam kebudayaan yang kafir. Pada tahun 300M hampir
tidak ada bagian wilayah dari kekaisaran Romawi
yang tidak dipenetrasi oleh injil. Faktor apakah
yang telah Allah pakai untuk perluasan dan
penyebaran kekristenan ini? Di dalam buku History of Christian Mission, Stephen Neill (hal. 3943) memberikan enam point:
filosofis tetapi sebuah peristiwa yang telah terjadi.
Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau
mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima ... Sebab
yang sangat penting telah kusampaikan
kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri,
ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa
1. Pertama dan yang begitu penting adalah keyakinan yang menyala-nyala yang dimiliki oleh sejumlah besar orang Kristen. Sejarawan gereja
Eusebius of Caesarea (A.D. 260-340) memberikan gambaran bagaimana injil tersebar:
At that time [about the beginning of the second
century] many Christians felt their souls inspired
by the holy word with a passionate desire for perfection. Their action, in obedience to the instructions of the Savior, was to sell their goods and to
distribute them to the poor.
Then, leaving their homes, they set out to fulfill
the work of an evangelist, making it their ambition to preach the word of the faith to those who
as yet had heard nothing of it, and to commit to
them the books of the divine Gospels.
.
They were content simply to lay the foundations
of the faith among these foreign peoples: they
then appointed other pastors, and committed to
them the responsibility for building up those
whom they had merely brought to the faith.
Then they passed on to other countries and nations with the grace and help of God. (Ecclesiastical History, 3.37.2–3).
Pada permulaan abad kedua banyak orang Kristen yang jiwanya terinspirasi oleh kitab suci dengan satu hasrat untuk mencapai kesempurnaan.
Tindakan mereka yang taat kepada perintah Sang
Juruselamat, menjual barang yang dimiliki untuk
membantu orang-orang yang miskin.
Kemudian mereka meninggalkan rumah mereka,
dan pergi menjalankan tugas seorang pemberita
injil, menjadikan panggilan tersebut menjadi ambisi untuk memberitakan iman kepercayaan
mereka kepada orang-orang yang belum pernah
mendengarnya dan menyatakan komitmen mereka
kepada injil ilahi.
Mereka meletakkan fondasi iman di antara orangorang asing; lalu menyerahkan kepada para pendeta untuk tugas dan tanggungjawab membangun
iman orang-orang yang telah percaya.
Lalu mereka pergi ke tempat-tempat yang lain dan
negara yang lain dalam anugerah dan pertolongan Tuhan. (Ecclesiastical History, 3.37.2-3).
2. Berita historis yang solid dan akurat menjadi
satu berita yang unik dan menjadi pertimbangan
bagi banyak orang di antara begitu banyak agamaagama yang ada yang beredar. Bukan berita yang
kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah
dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan,
pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.
(1Kor 15:1-5).
3. Komunitas Kristen terkenal dan dikenal dengan satu kehidupan yang kudus. yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan
kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik. (Tit 2:14).
kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi
terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Gal
6:10). Pada permulaan abad keempat, Kaisar Romawi Julian menuliskan dirinya sangat menyesali
akiba progres dari kekristenan yang banyak
menarik orang-orang dari kepercayaan kepada
allah Romawi. Dia mengatakan, “Ateisme (dalam
hal ini iman Kristen!) menjadi begitu maju dengan cara memberi pertolongan kepada orangorang yang tidak mereka kenal dan juga
menolong menguburkan orang-orang yang telah
meninggal. Adalah sebuah skandal tidak ada seorang Yahudi yang menjadi pengemis dan orangorang Galilea yang tidak bertuhan itu mereka
bukan saja memperhatikan orang-orang miskin di
kalangan sendiri tetapi juga kalangan orang romawi; sementara kalangan kita saat membutuhkan pertolongan mereka sia-sia berharap dan
tidak mendapatkannya dari kita. “Atheism [i.e.,
Christian faith!] has been specially advanced
through the loving service rendered to strangers,
and through their care for the burial of the dead.
It is a scandal that there is not a single Jew who
is a beggar, and that the godless Galilaeans care
not only for their own poor but for ours as well;
while those who belong to us look in vain for the
help that we should render them.” (Stephen Neill,
A History of Christian Missions (Harmondsworth,
England: Penguin Books, 1964), 42.
6. Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen
dan kesediaan orang-orang Kristen untuk
menderita memberikan dampak yang dramatis
terhadap orang yang belum percaya. Milikilah
cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsabangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka
memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka
dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia
melawat mereka. (1Pe 2:12). Stephen Neill memberikan observas, “Di bawah kekaisaran Romawi
yang tidak memberikan hak secara hukum untuk
keberadaan orang-orang Kristen... Setiap orang
Kristen mengetahui cepat atau lambat mereka
harus bersaksi tentang iman mereka dan membayar harganya dengan nyawa mereka!
4. Komunitas Kristen ditandai dengan semangat
kebersamaan dan mengatasi perbedaan strata yang
bersifat antagonis. dalam hal ini tiada lagi orang
Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau
orang tak bersunat, orang Barbar atau orang
Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus
adalah semua dan di dalam segala sesuatu. (Col
3:11).
Kiranya Tuhan membangkitkan lagi orang-orang
Kristen dan komunitas Kristen pada jaman ini
untuk memiliki hasrat dan kerinduan yang seperti
ini. Mari kita taat kepada seruan dari Ibrani 6:12:
agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi
penurut-penurut mereka yang oleh iman dan
kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah - Hebrews 6:12 so that you may not
be sluggish, but imitators of those who through
faith and patience inherit the promises.
5. Komunitas Kristen dikenal sebagai pemerhati
satu sama lain yang mengembangkan perbuatan
kebajikan dalam persekutuan mereka. Karena itu,
selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah
Disadur dari buku John Piper, A Godward life :
Savoring the supremacy of God in all life Sisters,
Oregon: Multnomah Publishers.
5
LIPUTAN PERISTIWA
Kebaktian Peneguhan Dan Pentahbisan
Foto bersama dengan hamba-hamba Tuhan, pengurus dan keluarga
“Karena
nari
Pdt.
itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh
Alkitab Asia Tenggara (SAAT – Malang) dan
Radjali Ramli adalah Pdt. Jusuf Tjitra, pendeta
kawanan, karena kamulah yang ditetapkan
seorang hamba Tuhan senior yang sangat di-
senior emeritus dari Gereja Kristen Kalam
Roh Kudus menjadi penilik untuk menggem-
hormati dan dihargai di kalangan Gereja-gereja
Kudus (GKKK Indonesia), Rev. Dr. Edwin
balakan jemaat Allah yang diperolehNya den-
berbahasa Mandarin dan Gereja-gereja di In-
Kwok, assistant minister dari GracePoint Chi-
gan darah AnakNya sendiri” (Kisah Rasul
donesia untuk memimpin acara ini. Kita sangat
nese Presbyterian Church, Lidcombe, Pdt. Joni
20:28).
bersyukur dan berterima kasih untuk kasih,
Stephen dan Pdt. Joe Mock, hamba-hamba
dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh
Tuhan gereja sahabat dari Indonesian Presby-
“Keep watch over yourselves and all the flock
Pdt. DR. Peter Wongso, khususnya di dalam
terian Church (IPC Randwick), Pdt. Effendi
of which the Holy Spirit has made you over-
mempersiapkan acara Kebaktian Peneguhan
Susanto dari RECI dan Pdt. Nico Ong dari
seers. Be shepherds of the church of God,
dan Pentahbisan ini, kiranya Tuhan yang mem-
ERC.
which He bought with His own blood” (Acts
balaskan berkat dan rahmat kepada hambaNya
20:28)
yang setia. Acara kebaktian berlangsung dengan khidmat,
Demikian juga kita sangat bersyukur untuk ke-
diawali dengan panggilan berbakti dari Maz-
Puji Syukur ke hadirat Allah yang Maha
hadiran hamba-hamba Tuhan dan tamu serta
mur 95:1,2,7 “Marilah kita bersorak-sorai
Tinggi, pada hari Sabtu, 1 Maret 2014 Re-
sahabat di dalam Kristus yang menyatakan
untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi Gunung
formed Evangelical Church of Indonesia di
dukungan dan perhatian serta berkenan berba-
Batu Keselamatan kita. Biarlah kita meng-
Sydney mengadakan Kebaktian Peneguhan
gian di dalam acara pentahbisan ini. hadap wajahNya dengan nyanyian syukur,
dan Pentahbisan dengan mengundang Pdt. DR.
Hamba-hamba Tuhan yang turut
bersorak-sorak bagiNya dengan nyanyian maz-
Peter Wongso, Rektor Kehormatan dari Semi-
menumpangkan tangan di dalam pentahbisan
mur. Sebab TUHAN adalah Allah yang besar
6
.....GlIPutAn PERIStIwA kEbAktIAn .....dARI hAl 6
dan Raja yang besar men-
maat RECI secara
gatasi segala allah. Dialah
resmi dan bulat hati
Allah kita dan kitalah
menerima Pdt. Ef-
umat gembalaanNya dan
fendi Susanto sebagai
kawanan domba tuntunan
Gembala Sidang. Ke-
tanganNya.” mudian Pengurus
meminta Pdt. Peter
“Come, let us sing for joy
Wongso untuk mem-
to the LORD, let us shout
berikan stola kepen-
aloud to the Rock of our
detaan RECI kepada
salvation.
Pdt. Effendi Susanto
Let us come before Him
dan memberikan doa
with thanksgiving and
dan restu beliau.
extol Him with music and
song. Pdt. Dr. Peter Wongso Meneguhkan Pdt Effendi Susanto sebagai Gembala Sidang RECI Sydney dan RECI Brisbane
Pada saat yang sama
For the LORD is the Great
Evangelical Reformed
God, the Great King
Church Taiwan juga
above all gods.
melaksanakan upacara
He is our God and we are
Peneguhan/Induksi
the people of His pasture,
Pdt. Nico Ong sebagai
the flock under His care.”
Gembala Sidang
(Ps. 95:1,2,7)
Evangelical Reformed
Church (ERC) Tai-
Jemaat dengan sepenuh
wan, beserta cabang-
hati menyanyikan pujian
cabang di Cina dan
“Tuhan Allah Hadir dalam
Jakarta. Bp. Stanley
Rumah Ini” dan pujian
Peter Hartanto
“Grace Alone” mewakili
mewakili Pengurus
suara hati yang terdalam
ERC membacakan
mengakui hanya anugerah
Allah semata yang
Pdt. Dr. Peter Wongso Meneguhkan Pdt Nico Ong sebagai Gembala Sidang ERC (Evangelical Reformed Church) Taiwan & Cina
surat keputusan yang
menyatakan Pdt. Nico
memampukan kita
Ong sebagai Gembala
melayani dan dipakai oleh
Sidang ERC Taiwan,
Tuhan.
beserta cabang-cabang di Cina dan
Setelah itu upacara
Jakarta. Kemudian
Peneguhan/Induksi Pdt.
Bp. Stanley meminta
Effendi Susanto sebagai
Pdt. Peter Wongso
Gembala Sidang Re-
untuk memberikan
formed Evangelical Chuch
stola kependetaan
of Indonesia Sydney dan
ERC kepada Pdt.
Brisbane dilaksanakan.
Nico Ong dan mem-
Dimulai dengan pemba-
berikan doa dan restu
caan surat keputusan dari
beliau.
Pengurus RECI yang di-
Setelah dua upacara
wakili oleh Bp. Patrick
Tan yang menyatakan je-
Pdt. Dr. Peter Wongso beserta hamba-hamba Tuhan menumpangkan tangan
kepada Ev. Radjali Ramli sebagai Pendeta Misi RECI
ini, Mr. Allen Chen
mewakili Reformed
7
.....lIPutAn PERIStIwA kEbAktIAn .....dARI hAl 7
Evangelical Ministry (REM) Hong Kong
21:15-19. Tuhan Yesus sebagai Gembala
Saatnya kemudian acara Pentahbisan Kepen-
memberikan sambutan dan dorongan bagi
Agung sungguh memperhatikan pelayanan dan
detaan Ev. Radjali Ramli. Pertama-tama Pdt.
hamba-hamba Tuhan ini. Bapak Allen Chen
memanggil gembala-gembala untuk melayani
Effendi Susanto sebagai Gembala Sidang
mengingatkan kita akan anugerah Allah yang
dengan rasio dan emosi segenap totalitas. Itu
RECI membacakan Surat Keputusan dari
tak terkatakan yang menjadi sumber dan
sebab, melalui renungan firman ini, Pdt Peter
Badan Pengurus perihal Pentahbisan Kepende-
dorongan bagi setiap hal yang kita kerjakan
Wongso, mendesak jemaat yang hadir untuk
taan Ev. Radjali Ramli sebagai Pendeta Misi
Pdt. Radjali Ramli dan istri berserta dengan Pdt. senior emeritus Jusuf Tjitra dari Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK Indonesia),
Pdt Effendi Susanto (RECI Sydney & Brisbane), Pdt Nico Ong (ERC Taiwan & China), Pdt. Dr. Peter Wongso (Rektor Kehormatan dari Seminari Alkitab Asia
Tenggara (SAAT – Malang), Pdt. Joni Stephen dan Pdt. Joe Mock dari Indonesian Presbyterian Church (IPC Randwick), Rev. Dr. Edwin Kwok, assistant minister dari GracePoint Chinese Presbyterian Church, Lidcombe
dan layani. Adalah panggilan Tuhan Yesus
memberi perhatian besar bagi pelayanan den-
RECI. Kemudian Ev. Radjali Ramli dan isteri
yang empu-Nya domba-domba kepada para
gan banyak berdoa bagi para pendeta. Dan
tampil ke muka untuk menjawab beberapa per-
hamba-hamba Tuhan untuk melayani. Sama
juga berdoa agar Tuhan terus membangkitkan
tanyaan dari Pdt. Effendi Susanto disaksikan
seperti Tuhan dahulu sudah memanggil
generasi-generasi penerus, dan dengan berani
oleh jemaat yang hadir.
hamba-hambaNya untuk menjadi gembala,
mendoakan bahwa generasi-generasi penerus
Setelah itu Ev. Radjali Ramli dan isteri maju
sampai saat ini Tuhan juga memanggil hamba-
itu adalah anak-anak kita sendiri. Dalam pen-
ke depan dan berlutut, kemudian Pdt. DR.
hambaNya ini untuk menggembalakan domba-
galaman pelayanan pendeta Peter Wongso ter-
Peter Wongso beserta hamba-hamba Tuhan
dombaNya. Ini adalah satu panggilan dan
lalu banyak hal yang dialami, tetapi dia
yang akan menumpangkan tangan maju ke
tanggung jawab dari Tuhan, satu jabatan yang
memberikan dorongan pada saat hamba-hamba
depan. Pdt. DR. Peter Wongso memberikan
tidak boleh manusia sembarangan mencabut-
Tuhan menghadapi penderitaan, ingatlah selalu
stola kependetaan RECI kepada Pdt. Radjali
nya, demikianlah bapak Allen Chen tekankan
bahwa kita tidak seorang diri. Firman Tuhan di
Ramli dan kemudian memberi berkat dan restu
panggilan mulia Allah ini.
Wahyu 1:9 mengingatkan kita tentang “…
dengan penumpangan tangan bersama-sama
companion in the suffering in Jesus” bahwa
dengan enam pendeta yang hadir. Ditutup den-
Kemudian Pdt. DR. Peter Wongso menyam-
Yesus melihat, Yesus mengetahui dan Ia
gan penandatangan Piagam Pentahbisan oleh
paikan firman Tuhan dengan tema “Gembal-
bersama-sama di dalam penderitaan itu.
hamba-hamba Tuhan yang memberikan
akanlah Domba-dombaKu” dari Yohanes
penumpangan tangan.
8
.....LIPUTAN PERISTIWA KEBAKTIAN .....dARI hAL 8
Acara pentahbisan yang khidmat ini kemudian
disambut dengan lagu pujian dari Paduan Suara
“Kau Terima Kuasa” karya Jerry Kirk yang begitu
indah.
Kau t’rima kuasa kala Roh Kudus turun atasmu
Kau ‘kan menjadi saksiKu di dunia hingga ke
ujung bumi
Yerusalem, Yudea, Samaria, hingga ujung bumi!
“YE SHALL BE WITNESSES” – Jerry Kirk
Ye shall receive power when the Holy Spirit
comes upon you
And ye shall be My witnesses unto the ends of the
earth
Jerusalem, Judea, Samaria, and the ends of the
earth!
Soli Deo Gloria! Segala mulia dan hormat hanya
Mr. Allen Chen (Chairman of Reformed Evangelical Ministry - REM, Hong Kong)
memberikan restu & nasihat dalam bahasa mandarin yg di terjemahkan oleh
Pdt. Nico Ong ke dalam bahasa Indonesia
bagi Allah saja!
Pdt. Nico Ong beserta keluarga
Makan malam bersama setelah upacara pentahbisan & peneguhan selesai.
9
Saudaraku,
KITA BUKAN PROFESIONAL
“Saudaraku, Kita bukan Profesional” demikianlah
saya terjemahkan judul buku pendeta John Piper,
“Brothers, We are Not Professionals.” Sebagai seorang pendeta senior, Piper memohon melalui
buku ini, kepada para pelayan, khususnya pendeta untuk menghidupi jabatan ini sebagai panggilan ilahi dan bukan profesionalisme duniawi.
Terlebih dahulu Piper mengutip kalimat E. M.
Bounds demikian, “Pengkhotbah… bukan seorang profesional;
pelayanannya bukan
suatu profesi; itu
adalah suatu institusi
rohani, sebuah devosi
rohani.” Jika anda
melihat pelayanan
kependetaan sebagai
profesi, maka anda
akan menyamakan
sukses jabatan di
gereja besar sebagai
berkat kuasa Tuhan.
Piper berkata bahwa
mentalitas profesionalisme akan membunuh pelayanan
pastoral seorang pendeta. Mengapa?
Sebab profesionalisme tidak mengenal
mentalitas budak
Kristus. Profesionalisme
hanya mengakui
mentalitas “tuan” sukses mengatur dan mengontrol orang dan situasi.
“Saudaraku, kita bukan profesional.” Tatkala kita
terima dedikasi hidup bagi pelayanan maka bisnis
kita yang pertama-tama adalah rindu akan Tuhan
di dalam doa yang berserah. Bisnis kita adalah
menangisi dosa kita dan meratapi dosa orangorang yang belum kenal Tuhan. Pernahkah anda
melihat profesional sukses sebab ia menangis
dengan penuh beban bagi bisnisnya? Umumnya
kaum profesional tertawa karena dengan sukses
membuat banyak orang menangis hancur karena
ulahnya. “Saudaraku, kita bukan profesional.”
Sebagai pendeta, kita jangan mabuk kesuksesan
dan gila kehormatan, lantas kita tergoda merasa
diri sebagai barang antik langka satu-satunya. Kita bukan profesional, sebab kita adalah bejana
tanah liat bagi pelayanan-Nya. Kita bersiap hati
untuk hidup lapar dan dahaga. Kita memberkati
saat dianiaya, kita sabar tatkala dilecehkan. Kita
bersedia dipandang bodoh bagi Kristus. Jika
demikian gaya hidup kaum profesional, adakah
mereka dipandang sukses oleh orang-orang di
sekitarnya?
“Saudaraku, kita bukan profesional.” Tidak ada
jabatan dan status seperti ini sebagai sebutan kita
yang dipakai dalam Alkitab. Kita disebut pendatang dan orang asing dalam dunia ini. Kewarganegaraan kita adalah di dalam surga, itu berarti
agenda pelayanan kita adalah rohani dan kekal.
Sebagai pendeta yang melayani, marilah kita
ingat bahwa kita dipanggil Allah menjadi manusia rohani. Kita digentarkan oleh kesucian dan
kuasa Kristus. Kita tidak menakut-nakuti orang
dengan kehebatan gelar akademis dan mengentarkan orang karena besarnya kuasa jabatan kita.
Alkiatb menyebut kita sebagai manusia Allah. Seorang pengkhotbah yang membawa kehidupan
adalah seorang manusia Allah, yang hatinya haus
akan Allah, yang jiwanya mencari perkenaan
Tuhan, yang matanya lurus tertuju kepada Allah,
dan dalam kuasa Roh Kudus telah menyalibkan
daging dan dunia, akibatnya pelayanan manusia
Allah ini akan seperti aliran sungai yang membawa kehidupan yang penuh melimpah.
Di awal pelayanannya, Pdt. John Piper
membaca buku E. M.
Bounds, Power
through Prayer, yang
mempengaruhi seluruh hidup pelayanannya. E. M. Bounds
berdoa, “Tuhan, bebaskan kami dari
mentalitas profesionalisasi! Dari cara-cara
berpikir yang rendah,
bermanuver, mengatur tanpa ketulusan.” Dan setelah
lebih dari 32 tahun
pelayanan, Piper
mengangkat doa ini,
dan semoga juga
menjadi doa kita, “Ya
Tuhan, singkirkanlah
jiwa profesionalisme
dari tengah-tengah
kami, dan berilah
hidup berdoa yang penuh beban, kemiskinan
dalam roh, dahaga akan Tuhan, penghayatan akan
hal-hal yang suci, tidak peduli dengan keuntungan materi, dan berjuang menyelamatkan yang
terhilang, menyempurnakan orang-orang kudus,
dan memuliakan Tuhan yang berdaulat. Amin.”
Mang Bijak
10
RESEnSI buku
GOD’S OUTRAGEOUS CLAIMS
( PENGARANG: LEE STROBEL )
Adakah Yesus satu-satunya jalan
hidup – buku ini mengingatkan kita
kepada Allah? Apa perbedaan men-
akan kecukupana Alkitab dan me-
dasar Kekristenan disbanding dengan
nunjukkan bahwa tidak ada bagian
agama-agama lain?
dari hidup anda dimana Alkitab
Saya beriman kepada Tuhan, namun
tidak memiliki prinsip dan petunjuk
mengapa saya kadang memiliki
baginya.
banyak keraguan? Apa ini berarti saya
belum memiliki iman yang benar?
Dalam salah satu bab, Lee Strobel
Jika Allah telah mengampuni dosaku,
mendiskusikan tentang apa artinya
mengapa saya masih belum bisa? Da-
bagi orang Kristen menjadi garam
patkah saya sepenuhnya bisa
dan terang. Kadang dengan tidak
mengampuni diri sendiri?
bermaksud apa-apa, namun keingi-
Dalam dunia modern seperti
nan kita membuat orang tertarik
sekarang, kita sudah tidak dapat
kepada Tuhan malah membuat kita
bersandar kepada pandangan Alkitab
cenderung menjadi “garam yang
mengenai relasi seksual, betul bukan?
menyengat dan terang yang menyi-
Mengapa melakukan tindakan ke-
laukan,” semacam hidup Kristiani
baikan secara acak belumlah cukup?
yang justru mendorong orang men-
Bukankah setiap orang Kristen dim-
jauh dari Kerajaan Allah. Perny-
inta melakukan hal ini, yaitu berbuat
ataan-pernyataan dalam Alkitab
baik kepada orang lain?
yang nampaknya outrageous dan astonishing, namun sesungguh benar
Demikianlah pertanyaan-pertanyaan
dan indah, harus dihidupi secara
yang dijawab oleh Alkitab dengan
otentik sehingga setiap orang per-
pernyataan-pernyataan yang
caya akan dapat membuat sebuah
menakjubkan bagi orang-orang Kris-
perbedaan nyata dalam masyarakat.
ten dan yang membangkitkan emosi
bagi orang-orang non-Kristen. Menakjubkan
sebab bagi orang-orang Kristen adakah klaimklaim dan tuntutan standar Alkitab ini dapat
dipenuhi? Outrageous sebab pernyataan Alkitab
yang begitu otoritatif dan eksklusif yang
menggelitik telinga bagi non-Kristen, khususnya
kaum atheis. Namun sebelum bereaksi dengan
emosi dan tidak mau menggubris buku ini, ada
baiknya buku ini dapat membangkitkan rasa ingin
tahu jika anda mengetahui bahwa penulisnya
adalah seorang mantas skeptis Atheis yang
akhirnya menemukan Yesus Kristus sebagai
Tuhan yaitu Lee Strobel.
Buku ini mengingatkan kita selalu akan keutamaan Alkitab yang menuntun prinsip hidup dan
kelakuan. Banyak orang Kristen tidak mengalami
persoalan dalam mempercayai ketidakbersalahan
Garam orang Kristen menjadi cita
rasa yang menarik dan terang yang menuntun sehingga perjalanan hidup mereka yan otentik
menarik orang-orang skeptis seperti diri penulis
menjadi orang percaya. (JJ)
Alkitab – yaitu bahwa Firman Allah yang otoritatif ini sepenuhnya benar dan tidak mengandung
kesalahan. Di tengah dunia modern sekarang,
orang-orang merasa telah berpendidikan, mudah
terjebak berpikir bahwa mereka lebih mengerti
dari Allah atau dari Alkitab yang sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi bisa diterapkan dalam
11
RESEnSI buku
LIFE AS A VAPOR
( PENGARANG: JOHN PIPER )
John Piper adalah pendeta di gereja Betlehem Baptist Church di Minneapolis,
Amerika Serikat sampai dengan 31 Maret
2013. Beliau merupakan seorang
pengkhotbah yang sangat baik dan penulis
buku. Beberapa bukunya telah memberi
pengaruh yang besar, seperti Desiring
God, Don’t Waste Your Life, Suffering and
the Sovereignty of God. Saya akan memberikan refleksi atas buku Piper yang lain
yaitu Buku Life as a Vapor (Hidup Bagai
Uap). Sebuah buku perenungan rohani
yang ditulis dalam bentuk 31 renungan
untuk dibaca setiap kali.
Buku ini mengingatkan kita akan
perkataan firman dalam Yakobus 4 : 14,
“Sedang kamu tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Apakah arti hidupmu?
Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Itulah hidup
kita: ada masa kita belum ada, kemudian
dilahirkan dan meninggal, lalu hidup selanjutnya akan ditentukan apakah kita
bersama-sama dengan Tuhan Allah sebagai sahabat atau dijauhkan dari hadapanNya sebagai musuh yang menerima
keadilan-Nya. Mana yang akan terjadi dibuktikan
dalam kehidupan ini: hidup itu bagai uap, seperti
kata Mazmur 103: 15-16, “Adapun manusia, hariharinya seperti rumput, seperti bunga di padang,
apabila angina melintasinya, maka ia tidak ada
lagi” ataukah hidup itu bertaut dengan Yesus
Kristus, Anak Allah yang adalah realitas nyata
yang tidak memiliki permulaan dan tanpa akhir.
Ia tetap sama kemarin, hari ini dan selamanya.
Dalam uap kehidupan-Nya selama 33 tahun
dalam dunia yang cepat berlalu ini, Yesus telah
lakukan: menanggung murka Allah dan memba-
Namun kita harus menjalani kehidupan
musafir ini dengan bahagia sebab “penderitaan-penderitaan pada masa sekarang ini
tidak ada artinya dibanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita”
(Roma 8:18). Tetapi kebahagiaan sukacita
kita adalah sukacita dalam kehancuran hati
karena begitu banyak orang diseluruh
dunia belum mendengar kabar baik bahwa
“Kristus Yesus datang ke dalam dunia
untuk menyelamatkan orang-orang
berdosa” (1 Timotius 1:15). Dan sukacita
kita adalah sukacita kehancuran hati
karena budaya manusia dalam setiap
masyarakat- tidak menghormati Kristus,
bermegah dalam kehinaannya, dan menuju
kepada kehancuran diri. Hidup itu bagai
uap. Hidup kita singkat dalam dunia ini.
Hidup mereka juga. Kita tidak boleh lambat dalam membawa mereka kepada Kristus.
yar penalti dosa dan bangkit dengan penuh kemenangan atas kematian. Itulah pegangan kokoh
kita sebagai anak-anak-Nya, “Seluruh umat
manusia seperti rumput. Rumput menjadi kering,
bunga menjadi layu, tetapi Firman Allah kita
tetap untuk selama-lamanya” Yesaya 40 : 7-8.
Banyak renungan yang disampaikan John
Piper dalam buku ini untuk mengingatkan
kita bagaimana mengerti dengan sungguh
bahwa hidup itu bagai uap dan menata dan
menjalani hidup itu seturut dengan kesadaran ini. Akhir kata, doa John Piper kepada
kita semua “Doa saya adalah agar renungan-renungan Firman Allah ini akan menghubungkan
anda dengan sukacita kekal, dan menjadikan uap
kehidupan anda sebagai aroma pujian yang abadi
untuk kemuliaan Kristus” (MPD)
Hidup itu bagai uap. Kita adalah para pendatang
dan musafir dalam hidup ini. Firman Tuhan ingatkan, “Kewarganegaraan kita adalah di dalam
surga, dan dari sana kita menantikan seorang Juruselamat, Tuhan Yesus kristus” (Filipi 3: 20).
reformed eVANGeLICAL CHUrCH of INdoNesIA, sYdNeY
Gembala Sidang: Pdt. Effendi Susanto S.Th. Ph. (61-2) 9482 5220 Mob: 0411 234 678
Sekretariat: Unit 13 / 20 - 22 College Crescent, Hornsby, NSW 2077
Kebaktian Umum: Minggu jam 9.30 pagi
Kebaktian Kaum Muda: Minggu jam 16.30 sore
Persekutuan Remaja dan Sekolah Minggu: Minggu jam 9.30 pagi
Persekutuan Doa: Minggu jam 9.00 pagi
Tempat Kebaktian: University Technology of Sydney (UTS) Building 2,
Main Hall Level 4 (Street Level), 1 Broadway St, Broadway, Sydney
Website: www.recisydney.org
Penanggung Jawab: Pdt Effendi Susanto Sth • tim Redaksi: Albert K, Putra, Mark, Monica Puspita Dwika & Jessica Jap
Email: [email protected]
12
Download