RECI SydnEy nEwSlEttER Vol 86, MAR - APR 2014 I EDIS S SU U H K B a c k t o GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBAKU B a s i c (JOHN 21: 15-19) Pdt. Dr. Peter Wongso Nama saya adalah Peter, maka ayat-ayat ini ada hubungannya dengan diri saya. Puji Tuhan! Saya bersyukur di hadapan Tuhan karena saya dilahirkan dari sebuah keluarga yang melayani Tuhan. Papa saya adalah seorang pendeta, mama saya juga seorang penginjil muda. Pada saat saya masih berada di dalam kandungan ibuku, orang tua saya berdoa supaya kelak anak ini akan menjadi seorang hamba Tuhan juga. Pada waktu saya berusia 1 tahun 3 bulan, papa saya kembali ke surga. Saya lalu dibesarkan oleh mama di dalam Tuhan. Mama saya selalu berkata, “Yesus mengasihimu.” Saya bertumbuh besar, saya melihat sendiri kehidupan seorang yang melayani Tuhan sangatlah susah dan dak menderita, maka saya mengatakan kepada mama, saya tidak mau menjadi hamba Tuhan. Saya akan bekerja dan mengumpulkan banyak uang, setelah itu saya akan berikan untuk menunjang kehidupan hamba-hamba Tuhan. Maka selama kira-kira 3 tahun saya ke Indonesia untuk bekerja dan berbisnis. Boleh dikatakan setiap hari saya tidur tidak lebih dari 3 jam, karena saya selalu berpikir bagaimana mencari dan mendapatkan uang lebih banyak. Tetapi puji syukur kepada Tuhan pada tahun 1951 Tuhan memanggil saya untuk menjadi hambaNya. Maka saya mempersembahkan hidup saya untuk menjadi seorang hamba Tuhan. Yesus bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku?” Petrus sudah mengikut Tuhan selama 3 tahun lebih. Ini adalah satu pertanyaan yang dilontarkan oleh Tuhan Yesus sesudah Ia bangkit. Petrus sendiri tahu bahwa Yesus tahu apa yang ada di dalam hati Petrus. Ada seorang pengamat Alkitab yang mengatakan pada waktu Yesus bertanya kepada Petrus, Petrus menjawab yang pertama meng- gunakan kata “agape,” dan yang kedua menggunakan kata “philia.” Tuhan menuntut Petrus mengasihiNya dengan kasih agape. Namun Injil Yohanes menggunakan dua kata ini secara sejajar, maka bagi saya Tuhan tidak menuntut kita untuk mengasihiNya dengan Pdt. Dr. Peter Wongso kasih agape belaka. Tuhan ingin kita mengasihiNya dengan kasih yang menggunakan rasio, namun sekaligus kita juga mengasihi Tuhan dengan kasih yang didorong oleh luapan emosi. Kalau kasih kita didasarkan kepada dua aspek ini maka bukan saja kita dapat mengasihi Tuhan Yesus, kita juga mengasihi orang-orang yang Tuhan kasihi. Karena Tuhan Yesus sendiri juga menggunakan dua macam kasih ini. Kalau kasih kita adalah kasih yang hanya bersifat rasio maka kasih kita adalah kasih yang sangat kaku dan dingin. Kasih yang berdasarkan rasio adalah kasih yang selalu menganalisa apakah sesuatu ini layak dikasihi maka kasih itu adalah kasih yang sangat kaku dan dingin. Namun kalau kasih kita adalah kasih yang hanya bersifat emosi saja, karena emosi seseorang sangat mudah berubahubah, maka kasihnya adalah kasih yang mudah berubah. Pada waktu dia melihat seseorang itu sangat menarik, maka dia akan mengasihinya, namun pada waktu orang itu sudah tidak ada daya tarik lagi, maka dia tidak lagi mengasihinya. Pada waktu kita menempatkan dua aspek ini di dalam kasih kita, kita memakai rasio kita untuk mengasihi, kita juga mengekspresikan kasih kita dengan emosi kita. Tetapi kalau kita hanya menggunakan emosi kita, maka rasio akan memberi keseimbangan supaya kita tidak hanya mengasihi dengan emosi belaka. Dalam Yohanes 13:1 dikatakan, “Sama seperti Yesus senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya…” Yesus mengasihi murid-murid sampai kepada akhirnya. Kasih Yesus adalah kasih yang mempunyai keseimbangan antara rasio dan emosiNya. Pada waktu Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus, “Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada semua ini?” Petrus menjawab, “Benar, Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi engkau.” Jawaban Petrus ini sangatlah tepat karena pertama-tama Petrus harus mengasihi Tuhan Yesus sebelum Petrus bisa mengasihi domba-dombaNya. Saya bersyukur kepada Tuhan saya boleh menerima panggilanNya dan masuk ke sekolah teologi. Pada waktu saya menerima Bersambung ke halaman 2.... 1 .....GEMbAlAkAnlAh doMbA-doMbAku...dARI hAl 1 anugerah keselamatan, hari itu saya mengabarkan Injil kepada rekan bisnisku. Saya heran tidak kurang dari setengah jam, orang ini mau menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya, tetapi saya tidak tahu bagaimana membimbing orang ini. Maka saya membawanya kepada pendeta saya, dan kemudian pendeta saya menjelaskan kepadanya bagaimana Tuhan Yesus menyelamatkan dan mengampuni dosadosanya. Saya mendengarkan dan mempelajari cara pendeta saya menjelaskan. Namun pada waktu saya mengabarkan Injil kepada ornag-orang yang lain, banyak pertanyaan diajukan kepada saya dan saya tidak tahu bagaimana menjawabnya. Saya kurang menguasai Alkitab. Maka saya menghabiskan waktu 1 bulan untuk membaca Alkitab sampai tuntas, namun banyak sekali hal yang saya kurang mengerti. Maka saya berdoa supaya Tuhan membukakan jalan supaya saya dapat ke sekolah teologi. Pada tahun 1952 Tuhan memimpin saya masuk ke SAAT. Kita yang menjadi mahasiswa didorong untuk mengabarkan Injil, maka setiap akhir semester saya pergi mengabarkan Injil. Itulah yang dilakukan SAAT selama 62 tahun ini, dimana banyak sekali murid-murid dipakai oleh Tuhan. Boleh dikatakan lulusan SAAT sudah membuka sekolah teologi dan banyak sekali murid-murid yang dilatih dan dididik. Maka murid sudah punya murid, bagaimana mereka memanggil saya? Akong. Puji Tuhan. Saya juga melihat mereka generasi demi generasi boleh melayani Tuhan, saya bersyukur kepada Tuhan. Kita sudah mendengarkan kesaksian pelayanan Pdt. Nico yang diceritakan oleh Bp. Allen, puji Tuhan. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan. Kiranya kita boleh lebih banyak berdoa bagi para pendeta dan hamba Tuhan. Kita juga banyak berdoa supaya anak-anak kita boleh mempersembahkan diri menjadi hamba-hamba Tuhan. Apakah sdr rela kalau anak sdr menjadi hamba Tuhan? Berdoa itu gampang, tetapi pada saat anak kita terpanggil menjadi hamba Tuhan kita bilang biar anak orang lain saja yang menjadi hamba Tuhan. Doa saya dan isteri didengar Tuhan. Kami memiliki tiga anak laki-laki, puji Tuhan, kalau saya punya anak perempuan kepala pasti pusing. Tuhan memanggil dua anak saya untuk mempersembahkan diri menjadi hamba Tuhan dan melayani. Kita perlu generasi lanjut yang siap melayani dan mengasihi jiwa-jiwa, dengan demikian kabar Injil bisa diberitakan sampai ke tempat-tempat yang jauh. Kita harus memikirkan generasi penerus. SAAT selalu berdoa untuk generasi penerus. Banyak alumni 1400 orang kita tambahkan dengan murid-murid yang mereka hasilkan untuk mengabarkan Injil Yesus Kristus, berapa jumlhnya kita tidak dapat hitung. Kita juga melihat di hadapan kita ada beberapa hamba Tuhan, terlalu sedikit. Dunia ini sudah 7.2 billion manusia, berapa hamba Tuhan yang dibutuhkan? Kurang lebih 10 juta orang, dimana mereka? Pada waktu kita bersama-sama menikmati acara peneguhan dan pentahbisan ini dan berdoa, ada satu hal lagi. Yang saya alami, sebagai seorang hamba Tuhan pada waktu menghadapi penderitaan ingatlah kita tidak seorang diri menghadapinya. Dalam Wahyu 1:9 rasul Yohanes mengatakan, “Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan…” companion in the suffering in Jesus. Kristus samasama menyertai kita di dalam penderitaan kita. Yesus melihat, Yesus mengetahui, Yesus sama dengan kita menderita. Ini adalah pengalaman saya selama puluhan tahun, banyak orang tidak tahu apa yang saya alami, tetapi Yesus tahu. Selama puluhan tahun melayani saya tidak bersandar kepada belas kasihan orang kepada saya. Perasaan orang kadang-kadang sangat berbahaya. Bagi orang yang ingin berbagian saya katakan terima kasih, tidak usah. Saya tidak memmperhatikan belas kasihan dari orang lain. Yesus tahu, itu sudah cukup bagiku. Segala yang kita kerjakan orang lain mungkin tidak tahu tetapi Yesus tahu, Yesus melihat, Puji Tuhan. Kita mengasihi Tuhan dan kita mengasihi domba-dombanya. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan! ----- 2 RESTU DAN NASIHAT Dari Mr. Allen Chen Chairman of Reformed Evangelical Ministry (REM) Hong Kong Saya percaya kepada TUHAN, Allah yang menciptakan langit dan bumi. Allah Pencipta langit dan bumi ini adalah Allah yang sudah mengorbankan diriNya, Allah yang inkarnasi menjadi manusia dan tinggal di dalam hati setiap kita. Ini merupakan suatu hal yang tidak mampu kita mengerti, selain kita tahu ini semua terjadi oleh karena kasih karunia dan anugerah Allah yang telah memanggil kita semua. Saudara-saudara yang hadir di tempat ini, kita semua terpanggil di dalam pan-ggilan yang sama, kita keluar dari dunia ini bukan karena kita adalah orang yang baik, bukan karena panggilan orang-orang di sekitar kita, bukan karena gereja ini yang memanggil kita. Tetapi karena Tuhan Allah Pencipta langit dan bumi ini yang memanggil kita dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib, untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah selama di dunia ini, untuk berjalan di dalam jalan kekekalan. Oleh karena karya keselamatan yang besar itu kita boleh bersyukur di hadapan Tuhan. Ini adalah anugerah yang begitu besar yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, suatu anugerah yang begitu luar biasa. Oleh karena dosa dan kesalahan kita, Yesus Kristus disalibkan bukan karena dosa dan kesalahan-Nya sendiri, melainkan oleh karena dosamu dan dosaku. Oleh karena anugerah penebusan-Nya kita boleh ada sebagaimana adanya. Hari ini saya melihat begitu banyak hamba Tuhan datang dan duduk di ruangan ini, khususnya Pdt. Peter Wongso hadir di tengah-tengah kita. Mereka sudah terpanggil, mereka sudah mempersembahkan diri sebagai hamba Tuhan sepenuhnya mengerjakan pekerjaan Tuhan seumur hidup mereka. Mereka ini adalah orangorang yang patut kita hormati dan hargai. Ini merupakan suatu pekerjaan yang mendapatkan pahala yang begitu besar di surga, suatu pekerjaan yang memiliki arti kekekalan. Kita, orangorang yang bekerja di kantor, orang-orang yang menjadi businessman, orang-orang yang berprofesi sebagai guru, pada usia tua kita harus pensiun dan berhenti dari pekerjaan kita. Namun menjadi seorang hamba Tuhan tidak pernah pensiun dan berhenti. Karena di hadapan Tuhan, semua hamba Tuhan dipanggil untuk menjaga dan memelihara domba-domba yang dipercayakan kepada mereka seumur hidup mereka. Pdt. Nico Ong sudah menerima panggilan Tuhan, dia melayani dan menerima panggilan Tuhan kepadanya. Ketika saya menyaksikan dia menerima stola kependetaan, satu ayat muncul ke dalam benak saya, “Yesus mengasihi kita dengan kasih yang tidak berkesudahan…” (Yohanes 13:1b). Kasih Yesus adalah kasih yang kekal selama-lamanya. Kasih manusia adalah kasih yang terbatas, hari ini bisa mengasihi, besok mungkin tidak mengasihi lagi. Namun kasih Allah yang telah mengasihi kita jauh sebelum kita dilahirkan hingga sampai akhir Dia tetap mengasihi kita. Meskipun kita mengecewakan Dia, meskipun kita telah melakukan dosa dan kesalahan yang mendukakan Dia, Allah tetap mengasihi kita. Mr. Allen Chen Demikian juga pada gembala mengasihi kita, di dalam kelemahan dan kekurangan kita, mereka tetap mengasihi kita, mereka tetap berdoa bagi kita. Pada waktu kita berada dalam dukacita, mereka membawa saudara-saudara seiman untuk menghibur kita dan menguatkan kita. Maka sepatutnyalah kita bersyukur ke hadirat Tuhan untuk hamba-hamba Tuhan yang diberikan bagi kita. Sama seperti Tuhan dahulu sudah memanggil hamba-hambaNya untuk menjadi gembala, sampai saat ini Tuhan juga memanggil hamba-hambaNya ini untuk menggembalakan domba-dombaNya. Ini adalah satu panggilan dan tanggung jawab dari Tuhan, satu jabatan yang tidak boleh manusia sembarangan mencabutnya. Kita harus di tengah-tengah hamba Tuhan ini menghargai , menghormati dan mencintai mereka, yang dengan setia melayani dalam segala keletihan, kelelahan dan air mata mereka yang tidak pernah kita lihat. Saya memberikan satu contoh, saya seringkali menjumpai Pdt. Nico Ong di Hong Kong, biasanya setelah kebaktian selesai dia muncul di tengah-tengah kami. Tetapi setiap selesai kebaktian kami makan bersama, dia tidak ikut makan bersama. Seringkali saya mengatakan akan mempersiapkan penginapan di hotel untuk dia, karena tahu pelayanannya di Cina ke beberapa kota Guang Zhou, Shanghai dan beberapa kota lain, pasti capai sekali, tetapi Pdt. Nico selalu mengatakan tidak perlu. Saya tidak pernah tahu kalau Pdt. Nico dalam perjalanan pelayanan itu sebetulnya tinggal dimana. Kita mungkin berpikir selama ini dia tinggal di hotel berbintang berapa? Suatu kali saya baru menemukan ternyata Pdt. Nico tinggal di satu penginapan guesthouse yang sangat sederhana sekali. Hati saya sangat terharu sebab baru pada saat itu saya menyadari betapa besar pengorbanannya di dalam pelayanan selama ini. Inilah contoh dan teladan yang sekaligus juga mengingatkan kita Tuhan kita Yesus Kristus. Alkitab mengatakan, di dunia ini Dia tidak ada tempat utuk tinggal, Dia tidak ada tempat meletakkan kepalaNya untuk tidur, Dia berjalan dari satu desa ke desa lain untuk mengabarkan Injil. Betapa kita sepatutnya mengasihi dan mencintai Tuhan kita yang sudah berkorban begitu besar bagi kita. Sebagai pengikut Kristus kita pun dipanggil untuk memikul salib, dengan setia kita mengikut Tuhan setiap hari. Kita memohon kepada Bapa di Surga kiranya Dia memberikan kekuatan, hikmat dan bijaksana dan yang terutama mencurahkan kasih Ilahi untuk memampukan mereka mengasihi sesama. Sama seperti Tuhan Yesus mengasihi orang-orang yang mengikut Dia dengan kasih yang tidak berkesudahan. Puji Tuhan, saya sangat terharu sekali pada waktu kita tadi menyanyikan lagu “Grace Alone” yang mengatakan, Grace alone which God supplies Strength unknown He will provide Christ in us, our Cornerstone We will go forth in grace alone Itulah hal yang terus saya renungkkan beberapa waktu terakhir ini, yaitu semua adalah anugerah Allah. Beberapa waktu yang lalu seorang hamba Tuhan yang agung, Pdt. Philip Teng kembali pulang ke rumah Bapa di surga. Di dalam bukunya dia menuliskan satu kalimat yang sangat indah sekali, “Pada waktu menoleh ke belakang, semua adalah anugerah Allah. Pada waktu melihat ke depan, semua adalah anugerah Allah.” Puji Tuhan, kita bersyukur kepada Allah yang telah mengasihi kita yang sesungguhnya tidak layak untuk dikasihi ini. Puji syukur bagi Tuhan, haleluya! 3 GRACE FOR A WELL-TIMED HELP Ibrani 4:16 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Let us then with confidence draw near to the throne of grace, that we may receive mercy and find grace to help in time of need (ESV) Let us approach with boldness the throne of grace that we might receive mercy and find grace for a well-timed help (author's translation) terburu-buru. Seperti yang Petrus katakan, "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian" (2 Pet 3:9). Waktu-Nya Tuhan adalah dari sudut pandang Tuhan yang berbeda dengan sudut pandang kita. Tetapi sudut pandangNya adalah yang terbaik. Penuh dengan anugerah yang limpah. Kita percaya sepenuhnya kepada Tuhan akan hal tersebut. Kita selalu membutuhkan pertolongan dalam segala sesuatu. Karena "Allah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada Terjemahan dari ayat ini dalam bahasa aslinya secara literal adalah "grace for a well-timed help". Terjemahan tradisional dalam versi bahasa Inggris adalah menekankan kepada kebutuhan kita sedangkan terjemahan secara literal menekankan waktunya Allah - God's timing". Kita perlu fokus kepada kasih karunia Allah dalam waktu Allah sendiri. Ketika kita memiliki kebutuhan kita selalu begitu ingin Allah menolong kita pada saat itu. Kita menginginkan Dia bertindak sekarang. Ibrani 4:16 mengingatkan kita untuk mencari Allah bukan hanya dalam bentuknya pertolongan Allah tetapi juga kapan waktunya anugerah Allah tersebut kita butuhkan. Pemahaman ini penting bagi kehidupan doa kita. Waktunya Allah seringkali tidak seperti biasanya dan tidak mengherankan "yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari" (2 Pet 3:8). Tuhan berkuasa untuk melakukan pekerjaan yang dikehendakiNya dengan waktu yang dibutuhkan seribu tahun selesai dalam satu hari demikian juga untuk pekerjaan yang membutuhkan waktu satu hari dikerjakan seribu tahun. Tuhan tidak berhutang waktu kepada kita dan juga Dia tidak semua orang."(Kis 17:25). Kita membutuhkan pertolongan Allah karena iman yang lemah. Kita perlu mengobarkan kembali sumbu dari semangat yang mulai pudar nyalanya. Kita perlu pertolongan Tuhan untuk penginjilan yang berkuasa. Kita perlu pertolongan Tuhan untuk ibadah yang indah. Kita butuh pertolongannya untuk berani hidup dengan benar. Kita butuh pertolongan Tuhan untuk transformasi kehidupan anak remaja kita untuk memilki hidup yang fokus kepada Tuhan, rendah hati, dan menjalani hidup dengan penuh kehormatan. Kita membutuhkan pertolongan Tuhan untuk perencanaan ke depan. waktu" (Daniel 2:21). Itu berarti semua yang terjadi dalam hidup kita, rumah kita, gereja kita ada di tangan Tuhan. Tuhan yang mengatur segala sesuatu di dalam waktuNya sehingga kita memuji bijaksanaNya yang tertinggi. Allah memperhatikan kesabaran dalam iman lebih daripada gratifikasi sekejab. WaktuNya Tuhan dan karyaNya penuh dengan kasih karunia. Iman kita berlabuh pada Tuhan yang memberikan anugerah dalam waktuNya juga pemberianNya. Undangan yang diberikan dalam Ibrani 4:16 adalah berharga bagi kita. Kita yang tidak layak membutuhkan pertolongan Tuhan. Tetapi justru Tuhan menyediakannya karena takhtaNya adalah takhta kasih karunia. Bagi kita semua yang membutuhkan pertolongan Tuhan, Tuhan memiliki "kasih karunia untuk pertolongan yang tepat pada waktuNya." Tugas kita adalah dengan penuh keberanian menghampiriNya, "menemukan" dan "menerima" dari takhta kasih karuniaNya. Kita memiliki pemahaman dan keyakinan Tuhan akan mendengarkan kita dan menolong kita dalam waktuNya. Mari kita datang dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karuniaNya untuk menerima apa yang diperuntukkan bagi kita - rencanaNya yang berdaulat dalam kasih karuniaNya dan kedaulatan Tuhan dalam waktuNya yang diperuntukkan bagi kebaikan kita.(Pdt. Radjali Ramli) Disadur dari buku John Piper, A Godward Life 120 Daily Readings - Multnomah Publishers Sisters, Oregon. Kita perlu memikirkan waktuNya Tuhan yang berdaulat. Kitab Daniel memberikan pengajaran kepada kita bahwa Tuhan "mengubah saat dan 4 Pencerahan dari Gereja Mula-Mula Tuhan, Berilah Kami seBuah Teladan suci Rev. John PiPeR Kita kagum kepada semangat dari orang-orang kudus yang begitu banyak dan tidak diketahui nama-nama mereka pada abad pertama ketika kekristenan menyebar dan menjalar di dalam kebudayaan yang kafir. Pada tahun 300M hampir tidak ada bagian wilayah dari kekaisaran Romawi yang tidak dipenetrasi oleh injil. Faktor apakah yang telah Allah pakai untuk perluasan dan penyebaran kekristenan ini? Di dalam buku History of Christian Mission, Stephen Neill (hal. 3943) memberikan enam point: filosofis tetapi sebuah peristiwa yang telah terjadi. Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima ... Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa 1. Pertama dan yang begitu penting adalah keyakinan yang menyala-nyala yang dimiliki oleh sejumlah besar orang Kristen. Sejarawan gereja Eusebius of Caesarea (A.D. 260-340) memberikan gambaran bagaimana injil tersebar: At that time [about the beginning of the second century] many Christians felt their souls inspired by the holy word with a passionate desire for perfection. Their action, in obedience to the instructions of the Savior, was to sell their goods and to distribute them to the poor. Then, leaving their homes, they set out to fulfill the work of an evangelist, making it their ambition to preach the word of the faith to those who as yet had heard nothing of it, and to commit to them the books of the divine Gospels. . They were content simply to lay the foundations of the faith among these foreign peoples: they then appointed other pastors, and committed to them the responsibility for building up those whom they had merely brought to the faith. Then they passed on to other countries and nations with the grace and help of God. (Ecclesiastical History, 3.37.2–3). Pada permulaan abad kedua banyak orang Kristen yang jiwanya terinspirasi oleh kitab suci dengan satu hasrat untuk mencapai kesempurnaan. Tindakan mereka yang taat kepada perintah Sang Juruselamat, menjual barang yang dimiliki untuk membantu orang-orang yang miskin. Kemudian mereka meninggalkan rumah mereka, dan pergi menjalankan tugas seorang pemberita injil, menjadikan panggilan tersebut menjadi ambisi untuk memberitakan iman kepercayaan mereka kepada orang-orang yang belum pernah mendengarnya dan menyatakan komitmen mereka kepada injil ilahi. Mereka meletakkan fondasi iman di antara orangorang asing; lalu menyerahkan kepada para pendeta untuk tugas dan tanggungjawab membangun iman orang-orang yang telah percaya. Lalu mereka pergi ke tempat-tempat yang lain dan negara yang lain dalam anugerah dan pertolongan Tuhan. (Ecclesiastical History, 3.37.2-3). 2. Berita historis yang solid dan akurat menjadi satu berita yang unik dan menjadi pertimbangan bagi banyak orang di antara begitu banyak agamaagama yang ada yang beredar. Bukan berita yang kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci. (1Kor 15:1-5). 3. Komunitas Kristen terkenal dan dikenal dengan satu kehidupan yang kudus. yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaanNya sendiri, yang rajin berbuat baik. (Tit 2:14). kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Gal 6:10). Pada permulaan abad keempat, Kaisar Romawi Julian menuliskan dirinya sangat menyesali akiba progres dari kekristenan yang banyak menarik orang-orang dari kepercayaan kepada allah Romawi. Dia mengatakan, “Ateisme (dalam hal ini iman Kristen!) menjadi begitu maju dengan cara memberi pertolongan kepada orangorang yang tidak mereka kenal dan juga menolong menguburkan orang-orang yang telah meninggal. Adalah sebuah skandal tidak ada seorang Yahudi yang menjadi pengemis dan orangorang Galilea yang tidak bertuhan itu mereka bukan saja memperhatikan orang-orang miskin di kalangan sendiri tetapi juga kalangan orang romawi; sementara kalangan kita saat membutuhkan pertolongan mereka sia-sia berharap dan tidak mendapatkannya dari kita. “Atheism [i.e., Christian faith!] has been specially advanced through the loving service rendered to strangers, and through their care for the burial of the dead. It is a scandal that there is not a single Jew who is a beggar, and that the godless Galilaeans care not only for their own poor but for ours as well; while those who belong to us look in vain for the help that we should render them.” (Stephen Neill, A History of Christian Missions (Harmondsworth, England: Penguin Books, 1964), 42. 6. Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen dan kesediaan orang-orang Kristen untuk menderita memberikan dampak yang dramatis terhadap orang yang belum percaya. Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsabangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. (1Pe 2:12). Stephen Neill memberikan observas, “Di bawah kekaisaran Romawi yang tidak memberikan hak secara hukum untuk keberadaan orang-orang Kristen... Setiap orang Kristen mengetahui cepat atau lambat mereka harus bersaksi tentang iman mereka dan membayar harganya dengan nyawa mereka! 4. Komunitas Kristen ditandai dengan semangat kebersamaan dan mengatasi perbedaan strata yang bersifat antagonis. dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. (Col 3:11). Kiranya Tuhan membangkitkan lagi orang-orang Kristen dan komunitas Kristen pada jaman ini untuk memiliki hasrat dan kerinduan yang seperti ini. Mari kita taat kepada seruan dari Ibrani 6:12: agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah - Hebrews 6:12 so that you may not be sluggish, but imitators of those who through faith and patience inherit the promises. 5. Komunitas Kristen dikenal sebagai pemerhati satu sama lain yang mengembangkan perbuatan kebajikan dalam persekutuan mereka. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah Disadur dari buku John Piper, A Godward life : Savoring the supremacy of God in all life Sisters, Oregon: Multnomah Publishers. 5 LIPUTAN PERISTIWA Kebaktian Peneguhan Dan Pentahbisan Foto bersama dengan hamba-hamba Tuhan, pengurus dan keluarga “Karena nari Pdt. itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh Alkitab Asia Tenggara (SAAT – Malang) dan Radjali Ramli adalah Pdt. Jusuf Tjitra, pendeta kawanan, karena kamulah yang ditetapkan seorang hamba Tuhan senior yang sangat di- senior emeritus dari Gereja Kristen Kalam Roh Kudus menjadi penilik untuk menggem- hormati dan dihargai di kalangan Gereja-gereja Kudus (GKKK Indonesia), Rev. Dr. Edwin balakan jemaat Allah yang diperolehNya den- berbahasa Mandarin dan Gereja-gereja di In- Kwok, assistant minister dari GracePoint Chi- gan darah AnakNya sendiri” (Kisah Rasul donesia untuk memimpin acara ini. Kita sangat nese Presbyterian Church, Lidcombe, Pdt. Joni 20:28). bersyukur dan berterima kasih untuk kasih, Stephen dan Pdt. Joe Mock, hamba-hamba dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh Tuhan gereja sahabat dari Indonesian Presby- “Keep watch over yourselves and all the flock Pdt. DR. Peter Wongso, khususnya di dalam terian Church (IPC Randwick), Pdt. Effendi of which the Holy Spirit has made you over- mempersiapkan acara Kebaktian Peneguhan Susanto dari RECI dan Pdt. Nico Ong dari seers. Be shepherds of the church of God, dan Pentahbisan ini, kiranya Tuhan yang mem- ERC. which He bought with His own blood” (Acts balaskan berkat dan rahmat kepada hambaNya 20:28) yang setia. Acara kebaktian berlangsung dengan khidmat, Demikian juga kita sangat bersyukur untuk ke- diawali dengan panggilan berbakti dari Maz- Puji Syukur ke hadirat Allah yang Maha hadiran hamba-hamba Tuhan dan tamu serta mur 95:1,2,7 “Marilah kita bersorak-sorai Tinggi, pada hari Sabtu, 1 Maret 2014 Re- sahabat di dalam Kristus yang menyatakan untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi Gunung formed Evangelical Church of Indonesia di dukungan dan perhatian serta berkenan berba- Batu Keselamatan kita. Biarlah kita meng- Sydney mengadakan Kebaktian Peneguhan gian di dalam acara pentahbisan ini. hadap wajahNya dengan nyanyian syukur, dan Pentahbisan dengan mengundang Pdt. DR. Hamba-hamba Tuhan yang turut bersorak-sorak bagiNya dengan nyanyian maz- Peter Wongso, Rektor Kehormatan dari Semi- menumpangkan tangan di dalam pentahbisan mur. Sebab TUHAN adalah Allah yang besar 6 .....GlIPutAn PERIStIwA kEbAktIAn .....dARI hAl 6 dan Raja yang besar men- maat RECI secara gatasi segala allah. Dialah resmi dan bulat hati Allah kita dan kitalah menerima Pdt. Ef- umat gembalaanNya dan fendi Susanto sebagai kawanan domba tuntunan Gembala Sidang. Ke- tanganNya.” mudian Pengurus meminta Pdt. Peter “Come, let us sing for joy Wongso untuk mem- to the LORD, let us shout berikan stola kepen- aloud to the Rock of our detaan RECI kepada salvation. Pdt. Effendi Susanto Let us come before Him dan memberikan doa with thanksgiving and dan restu beliau. extol Him with music and song. Pdt. Dr. Peter Wongso Meneguhkan Pdt Effendi Susanto sebagai Gembala Sidang RECI Sydney dan RECI Brisbane Pada saat yang sama For the LORD is the Great Evangelical Reformed God, the Great King Church Taiwan juga above all gods. melaksanakan upacara He is our God and we are Peneguhan/Induksi the people of His pasture, Pdt. Nico Ong sebagai the flock under His care.” Gembala Sidang (Ps. 95:1,2,7) Evangelical Reformed Church (ERC) Tai- Jemaat dengan sepenuh wan, beserta cabang- hati menyanyikan pujian cabang di Cina dan “Tuhan Allah Hadir dalam Jakarta. Bp. Stanley Rumah Ini” dan pujian Peter Hartanto “Grace Alone” mewakili mewakili Pengurus suara hati yang terdalam ERC membacakan mengakui hanya anugerah Allah semata yang Pdt. Dr. Peter Wongso Meneguhkan Pdt Nico Ong sebagai Gembala Sidang ERC (Evangelical Reformed Church) Taiwan & Cina surat keputusan yang menyatakan Pdt. Nico memampukan kita Ong sebagai Gembala melayani dan dipakai oleh Sidang ERC Taiwan, Tuhan. beserta cabang-cabang di Cina dan Setelah itu upacara Jakarta. Kemudian Peneguhan/Induksi Pdt. Bp. Stanley meminta Effendi Susanto sebagai Pdt. Peter Wongso Gembala Sidang Re- untuk memberikan formed Evangelical Chuch stola kependetaan of Indonesia Sydney dan ERC kepada Pdt. Brisbane dilaksanakan. Nico Ong dan mem- Dimulai dengan pemba- berikan doa dan restu caan surat keputusan dari beliau. Pengurus RECI yang di- Setelah dua upacara wakili oleh Bp. Patrick Tan yang menyatakan je- Pdt. Dr. Peter Wongso beserta hamba-hamba Tuhan menumpangkan tangan kepada Ev. Radjali Ramli sebagai Pendeta Misi RECI ini, Mr. Allen Chen mewakili Reformed 7 .....lIPutAn PERIStIwA kEbAktIAn .....dARI hAl 7 Evangelical Ministry (REM) Hong Kong 21:15-19. Tuhan Yesus sebagai Gembala Saatnya kemudian acara Pentahbisan Kepen- memberikan sambutan dan dorongan bagi Agung sungguh memperhatikan pelayanan dan detaan Ev. Radjali Ramli. Pertama-tama Pdt. hamba-hamba Tuhan ini. Bapak Allen Chen memanggil gembala-gembala untuk melayani Effendi Susanto sebagai Gembala Sidang mengingatkan kita akan anugerah Allah yang dengan rasio dan emosi segenap totalitas. Itu RECI membacakan Surat Keputusan dari tak terkatakan yang menjadi sumber dan sebab, melalui renungan firman ini, Pdt Peter Badan Pengurus perihal Pentahbisan Kepende- dorongan bagi setiap hal yang kita kerjakan Wongso, mendesak jemaat yang hadir untuk taan Ev. Radjali Ramli sebagai Pendeta Misi Pdt. Radjali Ramli dan istri berserta dengan Pdt. senior emeritus Jusuf Tjitra dari Gereja Kristen Kalam Kudus (GKKK Indonesia), Pdt Effendi Susanto (RECI Sydney & Brisbane), Pdt Nico Ong (ERC Taiwan & China), Pdt. Dr. Peter Wongso (Rektor Kehormatan dari Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT – Malang), Pdt. Joni Stephen dan Pdt. Joe Mock dari Indonesian Presbyterian Church (IPC Randwick), Rev. Dr. Edwin Kwok, assistant minister dari GracePoint Chinese Presbyterian Church, Lidcombe dan layani. Adalah panggilan Tuhan Yesus memberi perhatian besar bagi pelayanan den- RECI. Kemudian Ev. Radjali Ramli dan isteri yang empu-Nya domba-domba kepada para gan banyak berdoa bagi para pendeta. Dan tampil ke muka untuk menjawab beberapa per- hamba-hamba Tuhan untuk melayani. Sama juga berdoa agar Tuhan terus membangkitkan tanyaan dari Pdt. Effendi Susanto disaksikan seperti Tuhan dahulu sudah memanggil generasi-generasi penerus, dan dengan berani oleh jemaat yang hadir. hamba-hambaNya untuk menjadi gembala, mendoakan bahwa generasi-generasi penerus Setelah itu Ev. Radjali Ramli dan isteri maju sampai saat ini Tuhan juga memanggil hamba- itu adalah anak-anak kita sendiri. Dalam pen- ke depan dan berlutut, kemudian Pdt. DR. hambaNya ini untuk menggembalakan domba- galaman pelayanan pendeta Peter Wongso ter- Peter Wongso beserta hamba-hamba Tuhan dombaNya. Ini adalah satu panggilan dan lalu banyak hal yang dialami, tetapi dia yang akan menumpangkan tangan maju ke tanggung jawab dari Tuhan, satu jabatan yang memberikan dorongan pada saat hamba-hamba depan. Pdt. DR. Peter Wongso memberikan tidak boleh manusia sembarangan mencabut- Tuhan menghadapi penderitaan, ingatlah selalu stola kependetaan RECI kepada Pdt. Radjali nya, demikianlah bapak Allen Chen tekankan bahwa kita tidak seorang diri. Firman Tuhan di Ramli dan kemudian memberi berkat dan restu panggilan mulia Allah ini. Wahyu 1:9 mengingatkan kita tentang “… dengan penumpangan tangan bersama-sama companion in the suffering in Jesus” bahwa dengan enam pendeta yang hadir. Ditutup den- Kemudian Pdt. DR. Peter Wongso menyam- Yesus melihat, Yesus mengetahui dan Ia gan penandatangan Piagam Pentahbisan oleh paikan firman Tuhan dengan tema “Gembal- bersama-sama di dalam penderitaan itu. hamba-hamba Tuhan yang memberikan akanlah Domba-dombaKu” dari Yohanes penumpangan tangan. 8 .....LIPUTAN PERISTIWA KEBAKTIAN .....dARI hAL 8 Acara pentahbisan yang khidmat ini kemudian disambut dengan lagu pujian dari Paduan Suara “Kau Terima Kuasa” karya Jerry Kirk yang begitu indah. Kau t’rima kuasa kala Roh Kudus turun atasmu Kau ‘kan menjadi saksiKu di dunia hingga ke ujung bumi Yerusalem, Yudea, Samaria, hingga ujung bumi! “YE SHALL BE WITNESSES” – Jerry Kirk Ye shall receive power when the Holy Spirit comes upon you And ye shall be My witnesses unto the ends of the earth Jerusalem, Judea, Samaria, and the ends of the earth! Soli Deo Gloria! Segala mulia dan hormat hanya Mr. Allen Chen (Chairman of Reformed Evangelical Ministry - REM, Hong Kong) memberikan restu & nasihat dalam bahasa mandarin yg di terjemahkan oleh Pdt. Nico Ong ke dalam bahasa Indonesia bagi Allah saja! Pdt. Nico Ong beserta keluarga Makan malam bersama setelah upacara pentahbisan & peneguhan selesai. 9 Saudaraku, KITA BUKAN PROFESIONAL “Saudaraku, Kita bukan Profesional” demikianlah saya terjemahkan judul buku pendeta John Piper, “Brothers, We are Not Professionals.” Sebagai seorang pendeta senior, Piper memohon melalui buku ini, kepada para pelayan, khususnya pendeta untuk menghidupi jabatan ini sebagai panggilan ilahi dan bukan profesionalisme duniawi. Terlebih dahulu Piper mengutip kalimat E. M. Bounds demikian, “Pengkhotbah… bukan seorang profesional; pelayanannya bukan suatu profesi; itu adalah suatu institusi rohani, sebuah devosi rohani.” Jika anda melihat pelayanan kependetaan sebagai profesi, maka anda akan menyamakan sukses jabatan di gereja besar sebagai berkat kuasa Tuhan. Piper berkata bahwa mentalitas profesionalisme akan membunuh pelayanan pastoral seorang pendeta. Mengapa? Sebab profesionalisme tidak mengenal mentalitas budak Kristus. Profesionalisme hanya mengakui mentalitas “tuan” sukses mengatur dan mengontrol orang dan situasi. “Saudaraku, kita bukan profesional.” Tatkala kita terima dedikasi hidup bagi pelayanan maka bisnis kita yang pertama-tama adalah rindu akan Tuhan di dalam doa yang berserah. Bisnis kita adalah menangisi dosa kita dan meratapi dosa orangorang yang belum kenal Tuhan. Pernahkah anda melihat profesional sukses sebab ia menangis dengan penuh beban bagi bisnisnya? Umumnya kaum profesional tertawa karena dengan sukses membuat banyak orang menangis hancur karena ulahnya. “Saudaraku, kita bukan profesional.” Sebagai pendeta, kita jangan mabuk kesuksesan dan gila kehormatan, lantas kita tergoda merasa diri sebagai barang antik langka satu-satunya. Kita bukan profesional, sebab kita adalah bejana tanah liat bagi pelayanan-Nya. Kita bersiap hati untuk hidup lapar dan dahaga. Kita memberkati saat dianiaya, kita sabar tatkala dilecehkan. Kita bersedia dipandang bodoh bagi Kristus. Jika demikian gaya hidup kaum profesional, adakah mereka dipandang sukses oleh orang-orang di sekitarnya? “Saudaraku, kita bukan profesional.” Tidak ada jabatan dan status seperti ini sebagai sebutan kita yang dipakai dalam Alkitab. Kita disebut pendatang dan orang asing dalam dunia ini. Kewarganegaraan kita adalah di dalam surga, itu berarti agenda pelayanan kita adalah rohani dan kekal. Sebagai pendeta yang melayani, marilah kita ingat bahwa kita dipanggil Allah menjadi manusia rohani. Kita digentarkan oleh kesucian dan kuasa Kristus. Kita tidak menakut-nakuti orang dengan kehebatan gelar akademis dan mengentarkan orang karena besarnya kuasa jabatan kita. Alkiatb menyebut kita sebagai manusia Allah. Seorang pengkhotbah yang membawa kehidupan adalah seorang manusia Allah, yang hatinya haus akan Allah, yang jiwanya mencari perkenaan Tuhan, yang matanya lurus tertuju kepada Allah, dan dalam kuasa Roh Kudus telah menyalibkan daging dan dunia, akibatnya pelayanan manusia Allah ini akan seperti aliran sungai yang membawa kehidupan yang penuh melimpah. Di awal pelayanannya, Pdt. John Piper membaca buku E. M. Bounds, Power through Prayer, yang mempengaruhi seluruh hidup pelayanannya. E. M. Bounds berdoa, “Tuhan, bebaskan kami dari mentalitas profesionalisasi! Dari cara-cara berpikir yang rendah, bermanuver, mengatur tanpa ketulusan.” Dan setelah lebih dari 32 tahun pelayanan, Piper mengangkat doa ini, dan semoga juga menjadi doa kita, “Ya Tuhan, singkirkanlah jiwa profesionalisme dari tengah-tengah kami, dan berilah hidup berdoa yang penuh beban, kemiskinan dalam roh, dahaga akan Tuhan, penghayatan akan hal-hal yang suci, tidak peduli dengan keuntungan materi, dan berjuang menyelamatkan yang terhilang, menyempurnakan orang-orang kudus, dan memuliakan Tuhan yang berdaulat. Amin.” Mang Bijak 10 RESEnSI buku GOD’S OUTRAGEOUS CLAIMS ( PENGARANG: LEE STROBEL ) Adakah Yesus satu-satunya jalan hidup – buku ini mengingatkan kita kepada Allah? Apa perbedaan men- akan kecukupana Alkitab dan me- dasar Kekristenan disbanding dengan nunjukkan bahwa tidak ada bagian agama-agama lain? dari hidup anda dimana Alkitab Saya beriman kepada Tuhan, namun tidak memiliki prinsip dan petunjuk mengapa saya kadang memiliki baginya. banyak keraguan? Apa ini berarti saya belum memiliki iman yang benar? Dalam salah satu bab, Lee Strobel Jika Allah telah mengampuni dosaku, mendiskusikan tentang apa artinya mengapa saya masih belum bisa? Da- bagi orang Kristen menjadi garam patkah saya sepenuhnya bisa dan terang. Kadang dengan tidak mengampuni diri sendiri? bermaksud apa-apa, namun keingi- Dalam dunia modern seperti nan kita membuat orang tertarik sekarang, kita sudah tidak dapat kepada Tuhan malah membuat kita bersandar kepada pandangan Alkitab cenderung menjadi “garam yang mengenai relasi seksual, betul bukan? menyengat dan terang yang menyi- Mengapa melakukan tindakan ke- laukan,” semacam hidup Kristiani baikan secara acak belumlah cukup? yang justru mendorong orang men- Bukankah setiap orang Kristen dim- jauh dari Kerajaan Allah. Perny- inta melakukan hal ini, yaitu berbuat ataan-pernyataan dalam Alkitab baik kepada orang lain? yang nampaknya outrageous dan astonishing, namun sesungguh benar Demikianlah pertanyaan-pertanyaan dan indah, harus dihidupi secara yang dijawab oleh Alkitab dengan otentik sehingga setiap orang per- pernyataan-pernyataan yang caya akan dapat membuat sebuah menakjubkan bagi orang-orang Kris- perbedaan nyata dalam masyarakat. ten dan yang membangkitkan emosi bagi orang-orang non-Kristen. Menakjubkan sebab bagi orang-orang Kristen adakah klaimklaim dan tuntutan standar Alkitab ini dapat dipenuhi? Outrageous sebab pernyataan Alkitab yang begitu otoritatif dan eksklusif yang menggelitik telinga bagi non-Kristen, khususnya kaum atheis. Namun sebelum bereaksi dengan emosi dan tidak mau menggubris buku ini, ada baiknya buku ini dapat membangkitkan rasa ingin tahu jika anda mengetahui bahwa penulisnya adalah seorang mantas skeptis Atheis yang akhirnya menemukan Yesus Kristus sebagai Tuhan yaitu Lee Strobel. Buku ini mengingatkan kita selalu akan keutamaan Alkitab yang menuntun prinsip hidup dan kelakuan. Banyak orang Kristen tidak mengalami persoalan dalam mempercayai ketidakbersalahan Garam orang Kristen menjadi cita rasa yang menarik dan terang yang menuntun sehingga perjalanan hidup mereka yan otentik menarik orang-orang skeptis seperti diri penulis menjadi orang percaya. (JJ) Alkitab – yaitu bahwa Firman Allah yang otoritatif ini sepenuhnya benar dan tidak mengandung kesalahan. Di tengah dunia modern sekarang, orang-orang merasa telah berpendidikan, mudah terjebak berpikir bahwa mereka lebih mengerti dari Allah atau dari Alkitab yang sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi bisa diterapkan dalam 11 RESEnSI buku LIFE AS A VAPOR ( PENGARANG: JOHN PIPER ) John Piper adalah pendeta di gereja Betlehem Baptist Church di Minneapolis, Amerika Serikat sampai dengan 31 Maret 2013. Beliau merupakan seorang pengkhotbah yang sangat baik dan penulis buku. Beberapa bukunya telah memberi pengaruh yang besar, seperti Desiring God, Don’t Waste Your Life, Suffering and the Sovereignty of God. Saya akan memberikan refleksi atas buku Piper yang lain yaitu Buku Life as a Vapor (Hidup Bagai Uap). Sebuah buku perenungan rohani yang ditulis dalam bentuk 31 renungan untuk dibaca setiap kali. Buku ini mengingatkan kita akan perkataan firman dalam Yakobus 4 : 14, “Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” Itulah hidup kita: ada masa kita belum ada, kemudian dilahirkan dan meninggal, lalu hidup selanjutnya akan ditentukan apakah kita bersama-sama dengan Tuhan Allah sebagai sahabat atau dijauhkan dari hadapanNya sebagai musuh yang menerima keadilan-Nya. Mana yang akan terjadi dibuktikan dalam kehidupan ini: hidup itu bagai uap, seperti kata Mazmur 103: 15-16, “Adapun manusia, hariharinya seperti rumput, seperti bunga di padang, apabila angina melintasinya, maka ia tidak ada lagi” ataukah hidup itu bertaut dengan Yesus Kristus, Anak Allah yang adalah realitas nyata yang tidak memiliki permulaan dan tanpa akhir. Ia tetap sama kemarin, hari ini dan selamanya. Dalam uap kehidupan-Nya selama 33 tahun dalam dunia yang cepat berlalu ini, Yesus telah lakukan: menanggung murka Allah dan memba- Namun kita harus menjalani kehidupan musafir ini dengan bahagia sebab “penderitaan-penderitaan pada masa sekarang ini tidak ada artinya dibanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Roma 8:18). Tetapi kebahagiaan sukacita kita adalah sukacita dalam kehancuran hati karena begitu banyak orang diseluruh dunia belum mendengar kabar baik bahwa “Kristus Yesus datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa” (1 Timotius 1:15). Dan sukacita kita adalah sukacita kehancuran hati karena budaya manusia dalam setiap masyarakat- tidak menghormati Kristus, bermegah dalam kehinaannya, dan menuju kepada kehancuran diri. Hidup itu bagai uap. Hidup kita singkat dalam dunia ini. Hidup mereka juga. Kita tidak boleh lambat dalam membawa mereka kepada Kristus. yar penalti dosa dan bangkit dengan penuh kemenangan atas kematian. Itulah pegangan kokoh kita sebagai anak-anak-Nya, “Seluruh umat manusia seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi Firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya” Yesaya 40 : 7-8. Banyak renungan yang disampaikan John Piper dalam buku ini untuk mengingatkan kita bagaimana mengerti dengan sungguh bahwa hidup itu bagai uap dan menata dan menjalani hidup itu seturut dengan kesadaran ini. Akhir kata, doa John Piper kepada kita semua “Doa saya adalah agar renungan-renungan Firman Allah ini akan menghubungkan anda dengan sukacita kekal, dan menjadikan uap kehidupan anda sebagai aroma pujian yang abadi untuk kemuliaan Kristus” (MPD) Hidup itu bagai uap. Kita adalah para pendatang dan musafir dalam hidup ini. Firman Tuhan ingatkan, “Kewarganegaraan kita adalah di dalam surga, dan dari sana kita menantikan seorang Juruselamat, Tuhan Yesus kristus” (Filipi 3: 20). reformed eVANGeLICAL CHUrCH of INdoNesIA, sYdNeY Gembala Sidang: Pdt. Effendi Susanto S.Th. Ph. (61-2) 9482 5220 Mob: 0411 234 678 Sekretariat: Unit 13 / 20 - 22 College Crescent, Hornsby, NSW 2077 Kebaktian Umum: Minggu jam 9.30 pagi Kebaktian Kaum Muda: Minggu jam 16.30 sore Persekutuan Remaja dan Sekolah Minggu: Minggu jam 9.30 pagi Persekutuan Doa: Minggu jam 9.00 pagi Tempat Kebaktian: University Technology of Sydney (UTS) Building 2, Main Hall Level 4 (Street Level), 1 Broadway St, Broadway, Sydney Website: www.recisydney.org Penanggung Jawab: Pdt Effendi Susanto Sth • tim Redaksi: Albert K, Putra, Mark, Monica Puspita Dwika & Jessica Jap Email: [email protected] 12