Daftar Isi 1 Kondisi Ekonomi Makro & Perbankan 3 2 Gambaran Umum Perusahaan 7 3 Keunggulan Kompetitif 10 4 Kinerja Keuangan 28 5 Unit Usaha Syariah 44 6 Strategi Bisnis Tahun 2013 46 7 Rating Bank BTN 53 2 1 KONDISI EKONOMI MAKRO & PERBANKAN 3 Perkembangan Ekonomi Indonesia Empat Paket Kebijakan Ekonomi Memperbaiki Neraca Transaksi Berjalan • Menurunkan impor migas dengan memperbesar biodiesel dalam solar. • Meningkatkan pajak barang mewah, dari rata-rata 75% menjadi 125%-150%. Menjaga Pertumbuhan Ekonomi • Memastikan defisit APBN-2013 tetap sebesar 2,38% dan pembiayaan aman. • Memberikan insentif kepada industri padat karya, termasuk keringanan pajak. Menjaga Daya Beli • Mengubah tata niaga daging sapi dan hortikultura, dari impor berbasis kuota menjadi harga. Mempercepat Investasi • Mengefektifkan sistem layanan terpadu satu pintu perizinan investasi. • Mempercepat revisi peraturan Daftar Negatif Investasi (DNI), mempercepat investasi di sektor berorientasi ekspor, serta percepatan renegosiasi kontrak karya pertambangan. Tantangan Domestik Inflasi • Tekanan inflasi mereda pada Bulan Oktober 2013, dan mencatat inflasi 0.09% (mtm), atau 8.32% (yoy). • Trend penurunan inflasi diharapkan dapat terus berlanjut pada Q4 2013. Inflasi 2013 diperkirakan pada kisaran 9.0%-9.8%. Defisit Neraca Transaksi Berjalan • Defisit Neraca Transaksi Berjalan pada Q2 2013 sebesar USD9,8 USD miliar atau 4.4% terhadap PDB. • Defisit Neraca Transaksi Berjalan pada Q3 2013 diharapkan dapat turun, mengingat neraca perdagangan di Agustus 2013 mencatat surplus. • Target Pemerintah menurunkan defisit Neraca Transaksi Berjalan tahun 2013 ke level 3.4% terhadap PDB. 4 Perkembangan Perbankan Indonesia Pertumbuhan kredit perbankan mulai menunjukkan perlambatan. Per September 2013, kredit meningkat 23,13% (yoy). Kenaikan suku bunga dana berpengaruh kepada Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan. Pertumbuhan DPK per September 2013 sebesar 15,61% (yoy). Rasio kecukupan modal (CAR) tetap tinggi mencapai 18,0%, jauh di atas ketentuan minimum 8%. Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga rendah sebesar 1,86%. Likuditas perbankan menjadi semakin ketat setelah kenaikan suku bunga, ditandai dengan Rasio Kredit terhadap DPK (Loan to Deposit Ratio - LDR) yang mencapai 89,3% per September 2013. Bank Indonesia merevisi ketentuan Giro Wajib Minimim (GWM)-LDR, dengan menyesuaikan rentang LDR dari 78% - 100% menjadi 78%-92%, serta menaikkan GWM Sekunder dari 2,5% menjadi 4,0%. 5 Ketentuan Kredit Pemilikan Rumah 1 Loan to Value (SE BI No 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013) Bank Indonesia berkeinginan memperlambat pertumbuhan kredit beragun properti (KPR/KPA) dengan memperketat syarat rasio kredit terhadap nilai agunan (Loan to Value – LTV). Ketentuan ini efektif per 30 September 2013. 2 Pemberian KPR Indent Untuk menyehatkan pasar dan pembiayan perumahan, Bank Indonesia akan mengeluarkan kebijakan larangan KPR Indent atau KPR yang disalurkan sebelum rumah yang diperjualbelikan selesai dibangun. Fasilitas Kredit/Pembiayaan Jenis Kredit & Tipe Agunan 1 2 3 dst Pembiayaan Kredit & Pembiayaan dengan Akad Murabahah dan Istishna KPR Tipe > 70m2 70% 60% 50% KPRS Tipe > 70m2 70% 60% 50% KPR Tipe 22 - 70m2 70% 60% KPRS Tipe 22 - 70m2 80% 70% 60% Tipe < 21m2 KPRS 70% 60% KP Ruko/Rukan 70% 60% Kredit & Pembiayaan dengan Akad MMQ & IMBT KPR Tipe > 70m2 80% 70% 60% KPRS Tipe > 70m2 80% 70% 60% KPR Tipe 22 - 70m2 80% 70% KPRS Tipe 22 - 70m2 90% 80% 70% Tipe < 21m2 KPRS 80% 70% KP Ruko/Rukan 80% 70% BI melarang Bank memberikan KPR Indent untuk pembelian rumah kedua dan seterusnya. 6 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 7 Kilas Balik Bank BTN 2002 Ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pembiayaan rumah komersial 2009 Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) pertama di Indonesia BTN posisi 9 bank 1897 BTN berdiri dengan nama “Postspaarbank” pada masa pemerintahan Belanda 1994 Memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa 2009 Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan listing di Bursa Efek Indonesia terbesar dari Total Kredit BTN posisi 10 bank 1950 Perubahan nama menjadi “Bank Tabungan Pos” oleh Pemerintah RI terbesar dari Total Asset 1989 Memulai operasi sebagai bank komersial dan menerbitkan obligasi pertama 2012 Bank BTN Melakukan Right Issue BTN posisi 10 bank 1974 1963 Berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara Ditunjuk pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat menengah kebawah terbesar dari Total Dana 8 Komposisi Kepemilikan Saham Komposisi Kepemilikan Saham Publik Pemilik # Lembar Saham % Domestic Pemerintah 6.354.000.000 60.14% Publik 4.210.853.500 39.86% 1.501.621.979 2.709.231.521 35.66% 64.34% 10.564.853.500 100.00% - Domestik - Asing Total Asing 40.30% 61.25% 61.24% 63.37% 64.34% 38.75% 38.76% 36.63% 35.66% 31-Dec-11 31-Dec-12 30-Sep-12 30-Sep-13 59.70% 30-Sep-12 Rp.1.440 IPO 30-Sep-13 Rp.930 IPO BTN terdaftar di BEI pada 17 Des 2009 dengan harga Rp.800 per lembar saham. Rights Issue dilaksanakan pada bulan Nov 2012 dengan menerbitkan tambahan lembar saham sebanyak 1.512.857.500 Kapitalisasi Pasar pada 30 Sept 2013 adalah Rp.9,83 Triliun atau USD 0,85 Milyar 9 3 Keunggulan Kompetitif 10 Keunggulan Kompetitif Pemimpin Pasar KPR di Indonesia Fokus kepada segmen konsumen menengah ke bawah Kredit dijamin dengan agunan properti yang bernilai tinggi Jaringan distribusi yang luas dan unik Potensi pertumbuhan KPR yang tinggi Manajemen yang berpengalaman 11 Pemimpin Pasar KPR di Indonesia BTN merupakan pemimpin pasar dan fokus pada pembiayaan perumahan sejak tahun 1974 Kredit Pemilikan Rumah terdiri dari: (i) KPR Subsidi sebesar 42.59 % dari total KPR, dan (ii) KPR Non Subsidi sebesar 57.41 % dari total KPR (pada 30 September 2013) BTN sangat dominan pada pasar KPR Subsidi dengan pangsa pasar 94% dari total realisasi Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Kementerian Perumahan Rakyat pada posisi 30 Juni 2013 Pangsa Pasar KPR (Juni 2013) 23% Pangsa Pasar KPR (Juni 2013) 6% BNI 11% 4% 10% 7% FLPP Disbursement BTN 23% 27% BTN mendominasi 94% Realisasi FLPP tahun 2013 18% BRI BCA NIAGA 94% BTN MANDIRI Lainnya Others Lainnya Sumber : Laporan Perusahaan dan Bank Indonesia Sumber: BLU -FLPP Kemenpera 12 Program KPR Subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) KPR Bunga Tetap Selama Jangka Waktu Kredit (7.25% sampai maksimal 20 tahun) Sumber Pendanaan berasal dari Pemerintah dan Bank dengan komposisi 70%:30%. Dijamin oleh Asuransi all risks, sebesar 70% dari nilai kredit . Kriteria Calon Debitur FLPP Pembelian rumah pertama Penghasilan per bulan maksimal Rp. 3,5 Juta untuk rumah tapak dan Rp. 5,5 Juta untuk rumah susun NPWP dan SPT PPH atau surat keterangan penghasilan dari perusahaa 13 BTN Pelopor Sekuritisasi KPR Pertama di Indonesia BTN melakukan sekuritisasi KPR yang pertama di Indonesia dengan skema Kontrak Investasi Kolektif – Efek Beragun Aset (KIK EBA) pada Februari 2009 Bank BTN telah melakukan 5 kali Sekuritisasi KPR, 2 kali di tahun 2009, 1 kali di tahun 2010, 1 kali di tahun 2011, dan 1 kali di tahun 2012 Manfaat Sekuritisasi KPR bagi BTN : Diversifikasi Sumber Pendanaan & Fee Based Income Mitigasi risiko (asset-liability mismatch dan risiko konsentrasi kredit) Pengelolaan Modal dan peningkatan kapasitas pemberian kredit Memperkuat Neraca, Laba Rugi dan Rasio Keuangan (ROA, ROE and CAR) 14 Keunggulan Kompetitif Pemimpin Pasar KPR di Indonesia Fokus kepada segmen konsumen menengah ke bawah Kredit dijamin dengan agunan properti yang bernilai tinggi Jaringan distribusi yang luas dan unik Potensi pertumbuhan KPR yang tinggi Manajemen yang berpengalaman 15 Fokus Kepada Segmen Kelas Menengah ke Bawah Bank BTN sangat kuat pada KPR kelas menengah kebawah. Rata-rata nilai KPR BTN adalah Rp 100-200 Juta (USD 11.000-22.000) per unit Debitur KPR BTN adalah pembeli rumah pertama (First Time Home Buyer). “Populasi masyarakat kelas menengah diperkirakan dapat tumbuh 48% antara tahun 2012-2015” Indonesia Middle Class Population (mio) 57 62 49 Pertumbuhan segmen kelas menengah yang cepat merupakan peluang pasar yang besar untuk bisnis KPR Bank BTN. Penghasilan tahunan masyarakat kelas menengah antara Rp. 66 Juta (USD 6.000) s/d Rp. 330 Juta (USD 30.000) 33 2010 38 2011 42 12E 13E 14E 15E Sumber : JP Morgan Equity Research 16 Keunggulan Kompetitif Pemimpin Pasar KPR di Indonesia Fokus kepada segmen konsumen menengah ke bawah Kredit dijamin dengan agunan properti yang bernilai tinggi Jaringan distribusi yang luas dan unik Potensi pertumbuhan KPR yang tinggi Manajemen yang berpengalaman 17 Kredit Dijamin Dengan Agunan Properti Yang Bernilai Tinggi Kredit sepenuhnya dijamin oleh agunan properti (tanah dan bangunan) yang nilainya terus meningkat dari waktu ke waktu. Menurut statistik Bank Indonesia, indeks harga properti residensial Indonesia meningkat sebesar 12,11 % (yoy) pada Juni 2013 Rata-rata rasio kredit terhadap agunan (Loan to Value Ratio / LTV) sebesar 51,1% 18 Keunggulan Kompetitif Pemimpin Pasar KPR di Indonesia Fokus kepada segmen konsumen menengah ke bawah Kredit dijamin dengan agunan properti yang bernilai tinggi Jaringan distribusi yang luas dan unik Potensi pertumbuhan KPR yang tinggi Manajemen yang berpengalaman 19 Jaringan Kantor 20 Kerjasama dengan Pos Indonesia Kerjasama dengan Pos Indonesia merupakan bagian penting dari upaya meningkatkan dana pihak ketiga Pada Desember 2005, BTN menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pos Indonesia untuk implementasi sistem online antara kedua perusahaan Per 30 September 2013, terdapat 2.922 kantor pos di seluruh Indonesia yang sudah terhubung secara real-time online dengan BTN Dimulai bulan September 2011, BTN membuka outlet di Kantor Pos yang juga memberi pelayanan kredit 21 Keunggulan Kompetitif Pemimpin Pasar KPR di Indonesia Fokus kepada segmen konsumen menengah ke bawah Kredit dijamin dengan agunan properti yang bernilai tinggi Jaringan distribusi yang luas dan unik Potensi pertumbuhan KPR yang tinggi Manajemen yang berpengalaman 22 Bisnis KPR di Indonesia yang Sangat Menjanjikan Penetrasi pasar KPR Indonesia merupakan yang terendah di kawasan Asia, berkisar 2,7% dari Produk Domestik Bruto. Penetrasi KPR diproyeksikan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan GDP per kapita, perbaikan ekonomi dan pertumbuhan populasi Indonesia. KPR terhadap PDB MORTGAGE LOAN AS % OF TOTAL GDP 50 40 44 42 36 31 30 20 29 27 15 10 10 5 2,7 2 0 Sumber: Central Bank of each country, Goldman Sachs Research Estimates Sumber: KEN, Proyeksi Ekonomi Indonesia 2011– 2045 23 Indonesia Masih Kekurangan Penawaran Rumah Sesuai perkiraan Kementerian Perumahan Rakyat jumlah permintaan rumah mencapai 800.000 rumah baru tiap tahun, sedangkan penawaran rumah hanya mencapai 400.000 rumah baru tiap tahun. Akumulasi kekurangan rumah mencapai 15 juta rumah sampai dengan tahun 2014 (sumber dari BPS). Suplai 400,000 rumah baru per tahun Kebutuhan 800,000 rumah baru per tahun Kekurangan 400,000 rumah per tahun AKUMULASI KEKURANGAN 15 JUTA RUMAH DEMAND SUPPLY SHORTFALL Sumber: Perkiraan Kementerian Perumahan Rakyat 24 24 Keunggulan Kompetitif Pemimpin Pasar KPR di Indonesia Fokus kepada segmen konsumen menengah ke bawah Kredit dijamin dengan agunan properti yang bernilai tinggi Jaringan distribusi yang luas dan unik Potensi pertumbuhan KPR yang tinggi Manajemen yang berpengalaman 25 Direksi Maryono Direktur Utama Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mutiara, Jakarta Network Group Head di Bank Mandiri dan Head of Regional I Medan di Bank Mandiri Evi Firmansyah Irman A. Zahiruddin Direktur Direktur Lebih dari 5 tahun sebagai Direktur Bank BTN. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bank Ekspor Indonesia, Direktur BNI Sekuritas, Komisaris Bank Bumiputera dan Direktur Eksekutif Danareksa Lebih dari 5 tahun sebagai Direktur Bank BTN. Pernah menjabat sebagai Direktur Consumer Group di Bank Permata, Direktur GE Capital, Direktur GE Astra Finance dan Direktur Card Area di Citibank NA – East Indonesia Saut Pardede Mansyur S Nasution Direktur Direktur Lebih dari 5 tahun sebagai Direktur Bank BTN . Masa kerja lebih dari 26 tahun di Bank BTN, dengan jabatan sebelumnya sebagai Kepala Treasury Division Pernah menjabat sebagai Executive Vice President Coordinator Consumer Finance Bank Mandiri dan Corporate Secretary Group Head Bank Mandiri Poernomo Mas Guntur Dwi S Direktur Direktur Lebih dari 26 Tahun di Bank BTN. Pernah menjabat sebagai Regional Office Head dan Kepala Kantor Cabang Semarang di Bank BTN Lebih dari 27 Tahun di Bank BTN. Pernah sebagai Kepala Internal Audit Division dan Kepala Sharia Division di Bank BTN * Penunjukan Mas Guntur Dwi S dan Poernomo sebagai Direktur berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia atas penilaian kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test) 26 Dewan Komisaris Mardiasmo Komisaris Utama Saat ini sebagai Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pernah sebagai Direktur Jendral Departemen Keuangan Republik Indonesia dan Komisaris Utama PT Jasa Raharja (Persero) Dwijanti Tjahjaningsih Komisaris Saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur Kementerian BUMN. Pernah sebagai Asisten Deputi Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol Komisaris - Independen Agung Kuswandono Komisaris Pernah sebagai Staf Ahli Kebijakan Publik Kementrian BUMN dan Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi Kementerian BUMN Saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. Pernah sebagai Direktur Fasilitas Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Amanah Abdulkadir Komisaris - Independen Maulana Ibrahim Komisaris - Independen Saat ini sebagai anggota Komite Informasi dan Risiko Lembaga Penjamin Simpanan, Dekan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIMA) Kosgoro, Pernah menjabat sebagai Komisaris Independen PT Wijaya Karya Tbk Pernah menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia dan Wakil Ketua di Badan Penyehatan Perbankan Nasional * Penunjukan Mardiasmo sebagai Komisaris Utama, Sahala Lumban Gaol dan Maulana Ibrahim sebagai Komisaris Independent berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan Bank Indonesia atas penilaian kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test). 27 4 KINERJA KEUANGAN 28 Ikhtisar Keuangan 29 Neraca Singkat 30 Komposisi Aset Total Aset ( Rp. T ) Komposisi Aset ( % ) Aset Produktif Lainnya Surat Berharga Kredit & Pembiayaan Term Deposit pada BI 111.75 89.12 123.32 0.25% 98.76 13.14% 68.39 Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 0.63% 9.64% 0.76% 8.36% 78.09% 80.18% 11.64% 10.70% 0.60% 9.40% 1.12% 9.55% 85.29% 85.96% 4.70% 3.37% Sept 12 Sept 13 Sept13 Komposisi Aset Posisi 30 Sept 2013 Surat Berharga, 9.55% Aset Produktif Lainnya, 1.12% Kredit & Pembiayaan 85.96% Term Deposit pada BI, 3.37% 83.38% 3.23% Des 10 Des 11 Des 12 31 Komposisi Kredit Total Kredit (Rp. T) Kredit Perumahan & Non-Perumahan Kredit Non-Perumahan 51.550 Dec10 63.564 Dec11 63.56 76.566 Dec12 Sept12 Keterangan : Angka termasuk Syariah Kredit Perumahan 9.39% 12.21% 13.74% 13.68% 13.88% 96.539 90.61% 87.79% 86.26% 86.31% 86.12% Sept13 Des 10 Des 11 Des 12 Sept 12 Sept 13 32 Pertumbuhan KPR Total KPR ( Rp. M ) Komposisi KPR (%) KPR Non-subsidi KPR Subsidi 65,280 54,692 52,036 41.60% 41.90% 58.40% 58.10% Des 10 Des 11 53.26% 50.70% 57.41% 46.74% 49.30% 42.59% Des 12 Sept 12 Sept 13 44,415 37,580 Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 KPR Subsidi ( Rp. M ) 25,804 25,562 25,652 KPR Non-Subsidi ( Rp. M ) 37,475 27,805 29,129 21,945 15,635 Dec10 Dec11 Dec12 Catatan : Angka termasuk pembiayaan syariah Sept12 Sept13 Dec10 26,384 18,611 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 33 Total Realisasi Kredit dan Pembiayaan Baru Dalam Rp. T 12.12 11.66 10.93 9.95 9.75 9.20 8.63 6.91 5.63 6.03 5.15 4.554.52 Q1 Q2 2010 Catatan : Angka termasuk pembiayaan syariah 5.99 5.74 Q3 2011 2012 2013 Q4 Dalam Rp. M 34 Kualitas Kredit (1/2) NPL Gross 3.26% Dec10 4.92% 4.63% 4.09% NPL Net 5.21% 4.88% 2010 Jun-13 2011 Jun-13 Jul-13 4.12% 3.81% 2.23% 2.75% Dec12 3.87% 3.12% 2.66% Dec11 3.65% Jul-13 Aug-13 Sep-13 2012 Dec10 Dec11 2013 Dec12 2010 2011 2012 Aug-13 Sep-13 2013 4.88% 4.77% 4.63% 4.35% 4.12% 4.04% 3.98% 3.81% 3.83% 3.65% 4.22% 4.18% 4.09% 3.43% 3.39% 3.27% 3.48% 3.46% 3.12% 3.68% 3.46% 3.22% 3.26% 2.66% 2.75% 2.51% 2.42% 2.22% Mar Jun Sep Dec Mar 2.23% Jun Sep Dec 35 Kualitas Kredit (2/2) 36 Komposisi Liabilitas Total Liabilitas ( Rp. T ) 101.47 81.80 Komposisi Liabilitas ( Rp. T ) 112.27 90.64 Dana Pihak Ketiga Surat Berharga yang diterbitkan Penempatan dari Bank lain Surat Berharga yang dibeli dengan janji dibeli kembali Pinjaman 7.09 2.79 61.94 6.73 2.34 7.14 8.84 0.74 6.48 3.34 Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 5.69 Sept13 4.45 5.44 Komposisi Liabilitas Posisi 30 Sept 2013 Surat Berharga yang diterbitkan 8.19% Penempatan dari Bank lain 0.56% Pinjaman 6.58% Dana Pihak Ketiga 82.08% 0.61 0.93 7.14 0.808 3.40 3.46 4.14 Surat Berharga yang dibeli dengan janji dibeli kembali 2.59% 0.56 88.54 80.69 69.33 61.97 47.55 Des 10 Des 11 Des 12 Sept 12 Sept 13 37 Dana Pihak Ketiga Total Dana Pihak Ketiga (Rp. T) Dana Pihak Ketiga (Rp. M) 88.54 80.69 69.33 61.97 47.68 45.88 47.55 39.92 34.01 CASA (%) Deposito 31.50 14.82 22.88 21.54 17.90 66.26% 10.87 13.15 5.18 Des 10 Giro Des 11 13.27 11.51 Des 12 Tabungan CASA Deposito 56.86% 57.58% 53.86% 45.12% 43.14% 42.42% 46.14% Des 11 Des 12 Sept 12 Sept 13 17.98 Sept 13 33.74% Total Dana Pihak Ketiga Des 10 Sept 12 54.88% 38 Ekuitas dalam Rp. Milyar Total Ekuitas ( Rp. T ) 11.05 10.28 6.45 Dec10 8.12 7.32 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 CAR Tier-1 16.95% 15.83% 15.26% 14.40% 14.20% Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 *) CAR formula : Tier 1/(ATMR Resiko Kredit + Pasar) **) CAR formula : Tier 1/(ATMR Resiko Kredit + Pasar + Operasional) 39 Laba Rugi 40 Rasio Keuangan (1/3) Net Interest Margin Net Income (Rp M) 6.00% 5.99% 1,364 5.83% 5.76% 1,119 1,021 1,057 Sept12 Sept13 916 5.45% Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 Dec10 Dec11 Dec12 BOPO Cost to Income Ratio 83.29% 83.29% 58.98% 58.34% 81.75% 57.34% 80.74% 56.43% 80.26% 55.77% Des 10 Des 11 Des 12 Sept 12 Sept 13 Des 10 Des 11 Des 12 Sept 12 Sept 13 41 Rasio Keuangan (2/3) ROA1– Sebelum Pajak 2.05% Dec10 2.03% Dec11 ROA2 – Setelah Pajak 2.01% 1.94% Dec12 1.50% 1.49% 1.63% Sept12 Sept13 Dec10 Dec11 1.47% 1.42% Dec12 19.06% 16.56% Sept12 18.23% 16.77% 14.52% 14.07% 15.28% 12.75% 13.27% Dec10 Dec11 Dec12 Sept13 ROE4 – Modal Neraca ROE3 – Modal tier 1 17.65% 1.20% Sept12 Sept13 Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 * 1Dihitung berdasarkan laba sebeleum pajak (termasuk manfaat pajak dan pos luar biasa)/ rata-rata total aset sesuai ketentuan Bank Indonesia berdasarkan laba bersih / rata-rata total aset 3Dihitung berdasarkan laba bersih / rata-rata modal Tier 1 sesuai ketentuan Bank Indonesia 4Dihitung berdasarkan laba bersih / total ekuitas pemegang saham 2Dihitung 42 Rasio Keuangan (3/3) Loan-to-Funding Ratio Loan-to-Deposit Ratio 110.44% 89.50% 109.04% 108.42% 83.38% 102.56% 81.11% 100.90% Dec10 87.79% 87.21% Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 Loan to Funding Ratio memperhitungkan seluruh sumber dana (DPK, Obligasi, Pinjaman, Repo) masih dibawah 90%. 43 5 UNIT USAHA SYARIAH 44 Unit Usaha Syariah Aset Syariah ( Rp. M ) Laba Bersih UUS ( Rp. M ) 8,859 150.27 140.02 7,664 6,153 96.07 5,056 76.86 3,402 35.34 Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 Dec10 Pembiayaan Syariah ( Rp. M ) Dec11 Dec12 Sept12 Simpanan Syariah ( Rp. M ) 6,655 7,443 5,757 6,000 5,322 4,366 3,817 4,226 2,847 Dec10 Sept13 2,405 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 Dec10 Dec11 Dec12 Sept12 Sept13 45 6 STRATEGI BISNIS TAHUN 2013 46 ROAD MAP TRANSFORMASI BANK BTN Business Transformation Akan Datang Memperkuat Posisi KPR Growth Engine Baru Aliansi Strategis BUMN Value Chain Property Portal Peningkatan Pendanaan Holistic Transformation Sekarang Foundations Transformation Culture Transformation Peningkatan Sistem IT SDM Berkompetensi Tinggi Peningkatan Proses Operasional POLA PRIMA Membangun Program External The Leading Property Bank in Indonesia with World Class Service Quality Persiapan Platform Transformasi Persiapan program, sistem, organisasi & infrastruktur Penetrasi pasar segmen menengah 47 Goal - Visi Bank BTN … Hasil akhir yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun yang akan datang sebagai bagian dari perjalanan transformasi jangka panjang … 2017 Key Indicators • Aset : - Tumbuh berkisar 25% - 30% - Peringkat # 7 secara Nasional • Kredit : - Tumbuh berkisar 25% - 30% - Market share KPR tetap # 1 • DPK : 2013 - Tumbuh berkisar 25% - 30% - Growth Tabungan > 35% 48 Strategi Bisnis Tahun 2013 (1/4) Kredit • Pertumbuhan Kredit yang berkualitas dengan fokus pada pembiayaan perumahan • Komposisi Kredit Non-Perumahan maksimum 15% terhadap total kredit • Pertumbuhan komposisi portofolio KPR Platinum, home equity Loan & small micro loan • Pemberian kredit berdasarkan sektor unggulan wilayahnya Dana • Peningkatan Dana Pihak Ketiga dengan perimbangan wholesale funding (obligasi, bilateral loan & Sekuritisasi KPR) • Pertumbuhan DPK fokus pada Tabungan • Peningkatan rasio CASA terhadap DPK Fee based Income Service Quality Operational excellence • Pertumbuhan komposisi pendapatan operasional • fokus pada aktivitas treasuri, bisnis kartu, dan electronic banking . • Peningkatan customer experience dengan service excellence • Peningkatan top of mind melalui peningkatan brand image • SDM yang kompeten • Pengembangan IT untuk mendukung pertumbuhan bisnis melalui otomasi proses 49 Strategi Bisnis Tahun 2013 (2/4) Proyeksi Keuangan Indikator 2013 Pertumbuhan y.o.y Total Aset 15% - 20% Kredit dan Pembiayaan 20% - 25% Dana Pihak Ketiga 20% - 25% Laba Bersih 10% - 15% 50 Strategi Bisnis Tahun 2013 (3/4) Target Rasio Keuangan Indikator Proyeksi 2013 ROA 1,7% - 2,0% ROE 14% - 17% NIM 5,3% - 5,7% CAR 15% - 17% BOPO 80% - 85% LDR 99% - 104% NPL 3% - 4% 51 Strategi Bisnis Tahun 2013 (4/4) Program Inisiatif Strategis 2013 Pengembangan jaringan dengan membuka 64 Outlet Kantor Kas, 6 Outlet BTN Prioritas, dan menambah 95 Mesin ATM. Optimalisasi kerja sama dengan mitra strategis untuk mengembangkan produk & jasa baru antara lain : Telkom, Asuransi Generali, ACA, Sinar Mas, Danareksa Sekuritas, Pupuk Indonesia, Ciputra, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, dan Jamsostek. Perluasan penggunaan produk & jasa Bank BTN di luar negeri, melalui kerjasama dengan Bank Simpanan Nasional – Malaysia. Penyempurnaan struktur organisasi yang bertujuan mempercepat bisnis dan operasional bank serta meningkatkan kontribusi fee based income. Pengembangan unit collection menjadi 2 (dua) divisi, yaitu Consumer Collection & Remedial serta Asset Management, untuk mempercepat proses perbaikan kualitas kredit. Peningkatan dana wholesale dengan melakukan transaksi refinancing KPR dengan SMF sebesar Rp.500 Miliar. 52 7 RATING BANK BTN 53 Rating Bank BTN Lembaga Pemeringkat Kategori Penilaian Rating Sekarang Corporate Rating Bonds idAA idAA Stabil National long term Bonds AA (idn) AA (idn) Stabil Bank Deposits – domestic currency Bank Financial Strength Baseline Credit Assesment Baa3/P-3 DBa3 Stabil Outlook 54 TERIMA KASIH Investor Relations PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Menara BTN 20th Fl Jl Gajah Mada No. 1 Jakarta 10130 Investor Relations Telp : +62 21 63870142 / +62 21 63870107 Facs: +62 21 63870104 Email : investor_ [email protected] Website : www.btn.co.id 55