PENGARUH LABEL VISUAL RESIKO MEROKOK TERHADAP SIKAP PELAJAR (Survey pada pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin ) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : FebrianZulkarnain 08730050 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015 ABSTRACT EFFECT OF VISUAL COMMUNICATION OF RISK SMOKING ATTITUDE OF STUDENTS (Survey on the students of SMK Negeri 2 Yogyakarta Department of Mechanical Engineering) This research take from the phenomenon of increasing the number of smokers in Indonesia, so in terms of cigarette consumption, Indonesia became the second highest after East Timor. The more concern is the high consumer of cigarettes include at which the students, aged students are of childbearing age should not be contaminated by addictive substances contained in cigarettes. In this case the government take a more assertive stance in order to overcome the problem by issuing a warning about the dangers of smoking are listed in Permenkes 28 of 2013 in which the manufacturer is required to include a warning cigarette smoking risk in the form of visual images by 40% of the tobacco product packaging. This study aims to determine how much influence the visual communication of risk of smoking on student attitudes SMK N 2 Yogyakarta Department of Technical Engineering This study includes quantitative research, the survey method. The sampling technique by census, using the whole population. Analysis of the data in this study using linear regression analysis. Then the data were processed using the software SPSS.20 for Windows computer operating system. The results of this study indicate, there is a significant effect anatara Visual Communication Risk Smoking on Student Attitudes SMK N 2 Yogyakarta. Department of Mechanical Engineering. Based on the coefficients of determination Test of Visual Communication Rsiko known that smoking has an influence on the attitude of 33.2% Students of SMK Negeri 2 Yogyakarta Department of Mechanical Engineering. Attitude of the three aspects studied, the Cognitive aspects can be concluded that in general students understand Seala risk due to smoking. On the Affective aspects can be concluded that the bulk of students indifferent and others have pesaraan fear, dislike and uncomfortable against cigarette warnings. In conative aspect can be concluded that students are vulnerable and affected to try cigarettes or smoke again. Keyword: Visual Communication, Attitude, Cigarette, Student ii ABSTRAK PENGARUH KOMUNIKASI VISUAL RESIKO MEROKOK TERHADAP SIKAP PELAJAR (Survey pada pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin ) Penelitian berikut ini berangkat dari fenomena semakin meningkatnya jumlah perokok di Indonesia sehingga dalam hal konsumsi rokok, Indonesia menjadi negara tertinggi kedua setelah Timor Leste. Tidak hanya itu, yang lebih memprihatinkan adalah tingginya konsumen rokok tersebut mencakup pada kalangan pelajar yang mana, usia pelajar adalah usia produktif yang sebaiknya tidak terkontaminasi oleh zat adiktif yang terkandung di dalam rokok. Dalam hal ini pemerintah mengambil sikap lebih tegas guna mengatasi masalah tersebut dengan cara mengeluarkan pesan peringatan tentang bahaya merokok yang tercantum dalam Permenkes No.28 tahun 2013 dimana produsen rokok wajib mencantumkan peringatan resiko merokok berbentuk gambar visual sebesar 40% dari kemasan produk rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi visual resiko merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknis Mesin. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan metode survey. Teknik pengambilan sampel dengan cara sensus, menggunakan keseluruhan populasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Regresi linear. Kemudian data diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.20 untuk sistem operasi komputer Windows. Hasil dari penelitian ini menunjukan, terdapat pengaruh yang signifikan anatara Komunikasi Visual Resiko Merokok terhadap Sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta. Jurusan Teknik Mesin. Berdasarkan Uji Koefisian Determinasi diketahui bahwa Komunikasi Visual Rsiko Merokok memiliki pengaruh sebesar 33,2% pada sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin. Dari tiga aspek Sikap yang diteliti, pada aspek Kognitif dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pelajar memahami seala resiko akibat merokok. Pada aspek Afektif dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar pelajar acuh tak acuh dan sebagian lain memiliki pesaraan takut,tidak suka dan tidak nyaman terhadap peringatan rokok. Pada Aspek Konatif dapat disimpulkan bahwa pelajar rentan terpengaruh untuk mencoba rokok dan atau merokok kembali. Keyword : Komunikasi Visual, Sikap, Rokok, Pelajar iii MOTTO “THE WORLD IS A BOOK AND THOSE WHO DO NOT TRAVEL IS LIKE READ ONLY ONE PAGE” ~St.Augustine~ v PERSEMBAHAN Bismillahirrahmanirahiim.... Karya ini dipersembahkan untuk: Keluarga besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN sunan Kalijaga Yogyakarta vi KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang PENGARUH PESAN VISUAL PENYAKIT AKIBAT MEROKOK TERHADAP SIKAP PELAJAR. Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. H. Kamsi, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Bono Setyo, M.Si dan selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi. 3. Bapak Drs. Siantari Rihartono, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi 4. Ibu Rika Lusri Virga selaku dosen pembimbing yang telah mengikhlaskan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 5. Ibu Hj. Dra. Marfuah Sri Sanityastuti, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik. 6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 7. Kedua Orang Tua yang sangat aku sayangi dan aku hormati, Bapak Wahid Hasjim & Ibu Sri Suciati vii 8. Kakak saya Fardan Perdana bererta keluarga 9. Mbak Murni, Mbak Imah, Mas Rifky dan seluruh keluarga Zaidi yang telah merawat dan mengasuh saya selama menempuh studi di Yogyakarta 10. Arlan, Faiz, Bayu, Fajrul, Ninda, Linggar, Tomo, Wuwuh, dan terimakasih untuk semuanya. 11. Teman-teman mahasiswa komunikasi 2005-2014 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kalian semua istimewa 12. Teman-teman dari Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, Rasa kekeluargaan kita semoga selalu melekat sampai kapanpun 13. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Kepada semua pihak tersebut semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima disisi Allah SWT, dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya, Amin. Demikian yang dapat penulias sampaikan, semoga semua bisa bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih. Yogyakarta, 2015 Penyusun, Febrian Zulkarnain viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i SURAT PERNYATAAN .................................................................................... ii HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii ABSTRACT .......................................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latas Belakang Masalah ..........................................................................1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 6 D. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 7 E. Landasan Teori....................................................................................... 9 F. Kerangka Pemikiran................................................................................ 30 G. Metodologi Penelitian ............................................................................. 30 H. Hipotesa .................................................................................................. 40 ix BAB II GAMBARAN UMUM A. Historisitas SMK Negeri 2 Yogyakarta .................................................. 41 B. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Yogyakarta............................................... 44 C. Kompetensi Keahlian SMK Negeri 2 Yogyakarta.................................. 45 D. Komunikasi Visual Resiko Merokok ...................................................... 46 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Karakteristik Responden......................................................... 53 B. Uji Validitas ............................................................................................ 54 C. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 56 D. Penyebaran data setiap variable .............................................................. 57 E. Analisis Data ........................................................................................... 74 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................. 79 B. Saran ....................................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82 LAMPIRAN x DAFTAR TABEL Tabel 1 Kepala Sekolah SMK N 2 Yogyakarta .................................................... 43 Tabel 2 Jumlah siswa kelas X ............................................................................... 45 Tabel 3 Jumlah siswa kelas XI .............................................................................. 46 Tabel 4 Usia Responden........................................................................................ 53 Tabel 5 Mencoba Merokok ................................................................................... 53 Tabel 6 Uji Validitas ............................................................................................ 54 Tabel 7 Uji Reliabilitas Variabel X ....................................................................... 56 Tabel 8 Uji Reliabilitas Variabel Y ....................................................................... 56 Tabel 9 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 1 .................................................. 57 Tabel 10 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 2 ................................................ 58 Tabel 11 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 3 ................................................ 59 Tabel 12 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 4 ................................................ 60 Tabel 13 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 5 ................................................. 61 Tabel 14 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 6 ................................................. 62 Tabel 15 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 7 ................................................. 62 Tabel 16 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 8 ................................................. 63 Tabel 17 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 9 ................................................. 64 Tabel 18 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 10 ............................................... 65 Tabel 19 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 11 ............................................... 65 Tabel 20 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 12 ............................................... 66 Tabel 21 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 13 ............................................... 67 xi Tabel 22 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 14 ............................................... 68 Tabel 23 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 15 ............................................... 68 Tabel 24 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 16 ............................................... 69 Tabel 25 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 17 ............................................... 70 Tabel 26 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 18 ............................................... 70 Tabel 27 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 29 ............................................... 71 Tabel 28 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 20 ............................................... 72 Tabel 29 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 21 ............................................... 72 Tabel 30 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 22 ............................................... 73 Tabel 31 Uji Normalitas ........................................................................................ 74 Tabel 32 Uji Lineritas ........................................................................................... 75 Tabel 33 Analisis Regresi ..................................................................................... 76 Tabel 34 Koefisien Determinasi ........................................................................... 77 xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Perubahan Sikap .................................................................................. 11 Gambar 2 Peringatan bahaya merokok ................................................................. 22 Gambar 3 Peringatan bahaya merokok ................................................................. 22 Gambar 4 Peringatan bahaya merokok ................................................................. 22 Gambar 5 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 30 Gambar 6 Peringatan Bahaya Merokok ................................................................ 47 Gambar 7 Aturan Pencantuman Peringatan Bahaya Merokok ............................. 48 Gambar 8 Ukuran pencantuman Komunikasi Visual Rokok ................................ 49 Gambar 9 Ukuran pencantuman Komunikasi Visual Rokok ................................ 50 Gambar 10 Ukuran pencantuman Komunikasi Visual Rokok.............................. 51 Gambar 11 Ukuran pencantuman Komunikasi Visual Rokok .............................. 52 xiii ABSTRACT EFFECT OF VISUAL COMMUNICATION OF RISK SMOKING ATTITUDE OF STUDENTS (Survey on the students of SMK Negeri 2 Yogyakarta Department of Mechanical Engineering) This research take from the phenomenon of increasing the number of smokers in Indonesia, so in terms of cigarette consumption, Indonesia became the second highest after East Timor. Not only that, the more concern is the high consumer of cigarettes include at which the students, aged students are of childbearing age should not be contaminated by addictive substances contained in cigarettes. In this case the government take a more assertive stance in order to overcome the problem by issuing a warning about the dangers of smoking are listed in Permenkes 28 of 2013 in which the manufacturer is required to include a warning cigarette smoking risk in the form of visual images by 40% of the tobacco product packaging. This study aims to determine how much influence the visual communication of risk of smoking on student attitudes SMK N 2 Yogyakarta Department of Technical Engineering This study includes quantitative research, the survey method. The sampling technique by census, using the whole population. Analysis of the data in this study using linear regression analysis. Then the data were processed using the software SPSS.20 for Windows computer operating system. The results of this study indicate, there is a significant effect anatara Visual Communication Risk Smoking on Student Attitudes SMK N 2 Yogyakarta. Department of Mechanical Engineering. Based on the coefficients of determination Test of Visual Communication Rsiko known that smoking has an influence on the attitude of 33.2% Students of SMK Negeri 2 Yogyakarta Department of Mechanical Engineering. Attitude of the three aspects studied, the Cognitive aspects can be concluded that in general students understand Seala risk due to smoking. On the Affective aspects can be concluded that the bulk of students indifferent and others have pesaraan fear, dislike and uncomfortable against cigarette warnings. In conative aspect can be concluded that students are vulnerable and affected to try cigarettes or smoke again. Keyword: Visual Communication, Attitude, Cigarette, Student xiv BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Informasi seputar bahaya rokok bukan lagi merupakan sesuatu yang baru di Indonesia. Mulai dari kampanye hingga berbagai penyuluhan kesehatan yang mengulas tentang bahaya merokok sudah sering dilaksanakan, namun yang terjadi hingga hari ini jumlah perokok yang ada di Indonesia masih tetap tinggi. Sebagaimana terungkap dalam penelitian Institute for Health Metrics and Evaluation University of Washington di Amerika Serikat yang mengkaji tingkat perokok dari tahun 1980-2012 berdasarkan data dari 187 negara, Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok tertinggi kedua setelah Timor Leste, yaitu sebanyak 57 persen dari jumlah penduduknya. (www.radioaustralia.net.au/ /jumlah_perokok_di_Indonesia/diakses 12 April 2014). Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak disadari oleh kalangan para perokok, melainkan kuatnya ketergantungan terhadap rokok membuat orang tidak mau berhenti mengisapnya. Menurut penelitian, efek negatif dari rokok tersebut bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima akibat negatif dari rokok tersebut. Justru efek yang diterima oleh perokok pasif akan jauh lebih berbahaya dari pada perokok aktif. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh zat adiktif yang terkandung dalam rokok, mulai dari gangguan alat pernafasan hingga organ tubuh lain seperti ginjal dan organ intim perlahan akan menyerang para perokok. Ini artinya merokok merupakan 1 kebiasaan buruk yang sebaiknya ditinggalkan sejak dini. Namun, apa yang terjadi saat ini kebiasaan merokok justru tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa melainkan dikalangan remaja juga sudah mulai mengisap rokok. Fenomena tersebut tersebut terjadi mengingat usia remaja merupakan masa peralihan menuju kedewasaan dimana pada usia tersebut sesorang cenderung ingin selalu mencoba hal-hal yang baru. Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang sedikit sekali kaitannya dengan kenikmatan. Dalam pikiran anak muda, rokok merupakan lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan berbagai macam cara untuk terlihat dewasa. Untuk membuktikannya, mereka dengan sadar melakukan kebiasaan orang dewasa, yaitu merokok (Caldwell,2009:62). Selain itu faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mulai terbiasa menghisap rokok. Sementara itu faktor lain penyebab remaja menghisap rokok adalah karena terbius dengan iklan rokok, dimana iklan rokok dibuat dengan sedemikian rupa untuk menimbulkan kesan maskulin, superior, eksklusif, dan sebagainya yang membuat orang tertarik dengan produk rokok. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik, terjadi peningkatan jumlah perokok pemula berusia di bawah 10 tahun (tahun 2001 s/d 2004 dari 0,4 % menjadi 2,8 %), dan berdasarkan penelitian yang dilakukan The Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2006 , di Indonesia tercatat 37,3 persen pelajar merokok, dan 3 dari 10 pelajar pertama kali merokok berumur 10 tahun. (Laporan Outlook Badan Pusat Statistik, Prevelensi Jumlah Perokok Muda di Indonesia Tahun 2006) 2 Guna menekan dampak negatif dari rokok, maka pemerintah mewajibkan bagi produsen rokok untuk mencamtumkan peringatan mengenai bahaya merokok pada setiap kemasan maupun iklan yang ditayangkan. Dengan mencantumkan peringatan kesehatan berupa gambar atau tulisan pada bungkus rokok,hal tersebut adalah salah satu bentuk pemenuhan hak-hak konsumen seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (www.poskotanews.com/rubrik_konsumen_berhak_atas_informasi_bahaya_mero kok/diakses 12 april 2014). Dari sini peneliti mengkaitkan dengan salah satu ayat di dalam Al-Qur’an yaitu QS. Al Ahzab ayat 70 : ّ ياَي ّهاالذين امنىااتّقىاهللا وقلىلىاقىالًسدي ًدا Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,” Jadi, diharapkan iklan dalam menawarkan produk tidak melakukan penipuan, dan harus selalu menunjukkan kebenaran. Seperti larangan merokok dan bahaya merokok yang dicantumkan pada iklan dan bungkus rokok. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan, kini pemerintah semakin tegas mengambil kebijakan mengenai rokok. Diantaranya adalah selain wajib mencantumkan peringatan tentang bahaya rokok, Peringatan itu mesti dicantumkan di bagian atas bungkus seluas masing-masing 40 persen dari bungkus, baik di bagian depan maupun belakang. Peringatan yang sama juga harus dicantumkan dalam iklan produk tembakau. Selain peringatan berupa 3 tulisan produsen rokok juga dianjurkan untuk mulai menggunakan peringatan dalam bentuk gambar seperti yang telah dilakukan oleh produsen rokok di beberapa negara lain, salah satunya Australia. Peringatan berbentuk gambar akan memudahkan masyarakat memperoleh informasi tentang bahaya merokok karena para konsumen tidak semuanya memiliki kemampuan baca tulis. Tidak hanya itu, bahkan kini produsen juga dituntut untuk mulai mencantumkan peringatan dengan huruf Braille, untuk membantu konsumen tuna netra. Dengan adanya batasanbatasan tersebut, membuat para kreator iklan rokok menjadi semakin kreatif, mereka berusaha untuk tidak menyalahi aturan sekaligus berusaha agar pesan yang ingin disampaikan dapat tetap diterima dengan baik oleh konsumen. Biasanya iklan rokok digunakan untuk membentuk citra tentang merk rokok tertentu. Pada setiap iklan rokok, peringatan bahaya merokok biasanya ditampilkan di akhir iklan dan biasanya hanya beberapa detik saja, sehingga kebanyakan yang ada di benak konsumen tentang rokok bukanlah peringatan bahaya merokok tersebut, melainkan lebih pada slogan iklan rokoknya sendiri. Keseriusan pemerintah dalam mengambil kebijakan tersebut mulai terlihat dari peringatan mengenai bahaya merokok yang baru, dan terkesan lebih frontal. Jika sebelumnya peringatan yang tercantum hanya sebatas redaksi untuk menghindari bahaya merokok, kini melalui ketetapan peraturan menteri kesehatan berkaitan dengan pengendalian prevelensi jumlah perokok sekaligus untuk menekan angka kematian disebabkan berbagai penyakit kronis, mengharuskan setiap perusahaan rokok, baik rokok “lentingan” (handmade product) maupun rokok produksi industrial untuk mencantumkan tanda visual berupa gambar- 4 gambar penyakit kanker akibat terpapar racun dari setiap batang rokok. Ukuran visualisasi bahaya merokok pun diantar oleh permenkes (peraturan menteri kesehatan) yaitu, sepertiga dari total ukuran bungkus rokok. Adapun diantara gambar (visual) adalah seorang perokok sedang menghembuskan asap dan tengkorak sebagai latar belakangnya, kemudian juga dilengkapi dengan tanda 18+. Begitu pula pada kemasan rokok yang saat ini telah dicantumkan pesan peringatan bergambar berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh konsumsi rokok, seperti kanker paru-paru, tenggorokan, dan mulut. Disisi lain ketika dipelajari secara lebih mendalam ada hal yang menarik perhatian dari perubahan pesan peringatan bahaya merokok ini, yaitu pada gambar pendukung pesan peringatan tersebut yang menampilkan seorang perokok sedang mengepulkan asap. Meskipun ini adalah sebuah pesan peringatan, hal ini jelas sekali bertolak belakang dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 1999, yang kemudian direvisi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Dalam PP tersebut Pada pasal 18 menyebutkan materi iklan rokok salah satunya dilarang untuk menyarankan atau merangsang orang untuk merokok, selanjutnya adalah memajang orang sedang menghisap rokok.Dari perubahan peringatan mengenai bahaya rokok yang lebih tegas dan terkesan lebih frontal dan uraian mengenai fenomena para perokok yang masih berstatus pelajar inilah yang kemudian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pesan peringatan bahaya merokok pada pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta. Peneliti memilih pelajar SMK sebagai objek penelitian dikarenakan pada anak seusia ini masih dalam masa peralihan menuju 5 dewasa yang mana biasanya masih mudah terpengaruh dengan informasi baru yang diterimanya. Selain itu, sehubungan dengan topik merokok pada remajadalam hal ini khususnya pada pelajar- Pfau menyebutkan ada tiga argumentasi serangan paling umum, yaitu: Pertama, merokok itu”keren”; Kedua, mencoba merokok tidak menyebabkan ketagihan; dan terakhir, merokok tidak akan membahayakan saya (Severin,2008:196). Peneliti memilih SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan pertimbangan bahwa di sekolah kejuruan ini memiliki lebih banyak kompetensi keahlian diantara sekolah kejuruan lain, yaitu sebanyak Sembilan kompetensi keahlian. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh label visual resiko merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta, Kelas XI jurusan teknik mesin?” C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1) Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dengan adanya penelitian ini yaitu untuk mengetahui besaran pengaruh label visual resiko merokok terhadap sikap pelajar Kelas XI Jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 2 Yogyakarta. 6 2) Manfaat Penelitian a. Manfaat akademik 1) Bagi pihak Program Studi Ilmu Komunikasi, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan penelitian di bidang disiplin Ilmu Komunikasi, khususnya yang berkaitan dengan Advertising. 2) Bagi pihak lain diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan komunikasi, khususnya Mahasiswa untuk dijadikan acuan dan rujukan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan dan memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Komunikasi khususnya Advertising. b. Manfaat Praktis Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap bisa mengetahui sejauh mana pengaruh label visual resiko merokok terhadap sikap pelajar Kelas XI Jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 2 Yogyakarta. Ditambahkan bahwa penelitian ini dapat berperan dalam meminimalisasi tingkat prevelensi jumlah perokok khususnya di kalangan pelajar kota Yogyakarta. D. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang iklan dan perilaku konsumen banyak dilakukan oleh berbagai khalayak, dari kalangan mahasiswa dan peneliti lainnya. Dari sekian banyak penelitian iklan, yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya sebagai 7 berikut: Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ary Aryo Tri Nugroho tahun 2011. Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh Iklan Testimoni Pada Shampo Pantene Terhadap Keputusan Membeli (Studi Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi 2008-2009 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta)”. Peneliti ingin meneliti sejauhmana iklan testimoni berpengaruh pada keputusan membeli. Persamaan dengan peneliti adalah melihat pengaruh iklan pada konsumen. Sedangkan perbedaannya dari iklan yang diteliti. Peneliti menggunakan iklan larangan merokok pada produk rokok itu sendiri, sedangkan Ary Aryo menggunakan iklan testimony pengguna, yang dikeluarkan oleh pengguna produk shampoo pantene. Sedangkan iklan larangan dan bahaya merokok dibuat oleh produsen rokok itu sendiri. Penelitian berikutnya adalah skripsi dari Adib Rozaqi Choiron tahun 2012, Program studi Desain Label visual, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang yang berjudul ” Studi Efektivitas Iklan Media Televisi Djarum76 Versi Pingin Sugih, Pingin Ganteng”. Pada penelitian tersebut peneliti menemukan bahwa untuk mendapatkan iklan yang efektif dan kemudian memiliki pengaruh yang signifkan terhadap masyarakat adalah dengan memperhatikan tiga variable utama yaitu endorser, pesan dalam iklan dan media iklan. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengenai efek iklan rokok, perbedaannya adalah pada visual iklan rokok, sedangkan peneliti lebih kepada pesan peringatan iklan rokok. Penelitian selanjutnya yang digunakan sebagai pembanding adalah skripsi dari Mahardika Putra. S , tahun 2011. Program studi Ilmu Komunikasi Fakultas 8 Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjudul “SIKAP MAHASISWA PEROKOK TERHADAP PERINGATAN BAHAYA MEROKOK (Study Deskriptif sikap Mahasiswa Perokok Terhadap Pesan Peringatan Bahaya Merokok Di UPN Surabaya) . Dalam penelitian tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana sikap mahasiswa perokok terhadap peringatan bahaya merokok yang tercantum.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Responden sebenarnya secara pengetahuan mereka memahami isi pesan peringatan bahaya merokok. Tetapi, mereka mengambil sikap untuk mengabaikan pesan larangan tersebut, untuk tetap merokok. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas mengenai pesan peringatan merokok. Perbedaannya adalah penelitian sebelumnya ingin mengetahui bagaimana sikap konsumen terhadap peringatan, sedangkan pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui lebih kepada efek yang ditimbulkan dari pesan peringatan merokok. E. LANDASAN TEORI 1) S-O-R (Stimulus Organism Response) Teori SOR (Stimulus Organism Response) merupakan model analisis yang menganggap bahwa organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Objek materialnya adalahmanusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Asumsi dasar dari model 9 teori ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi reaksi. Artinya model ini mengasumsi bahwa setiap kosakata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif;misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula Hovland dkk meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi persuasif. Dalam penelitiannya yang diadakan di Universitas Yale, ia mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan stimuli (yang biasanya dalam bentuk lisan) guna mengubah orang lain. Kemudian dipelajari pada berbagai karakteristik pesan yang disampaikan dengan memanipulasi berbagai aspek tipe komunikasi yang berlainan. Pada sisi lain riset tersebut meneliti berbagai variabel yang ada pada diri subjek penerima esan itu seperti 10 kemudahannya disugesti, sikap mereka sebelum diberi pesan, inteligensi, harga diri, kompleksitas kognitif, dan berbagai sifat kepribadian lainnya. Asumsi dasar yang melandasi studi Hovland dan kawan – kawannya adalah anggapan bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan, dipahami, dan diterima. Langkah-langkah Perubahan Sikap Menurut Hovland, Janis, & Kelley – 1953 : Gambar 1. Langkah Perubahan Sikap Stimulus Perhatian, Pengertian, Penerimaan Respon (Perubahan sikap) (Sumber : Azwar, 2003 : 63) Pada gambar subjek terhadap tersebut terlihat bahwa perhatian dan pemahaman komunikasi atau pesan yang disampaikan akan menentukkan apa yang akan di pelajari oleh subjek mengenai isi pesan tersebut, sedangkan proses – proses lain dianggap menentukan apakah isi yang dipelajari itu akan diterima atau diadopsi oleh subjek ataukah tidak. 2) Komunikasi visual Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa visual, di mana bahasa visual merupakan kekuatan paling utama yang dapat dilihat dan dapat digunakan untuk menyampaikan suatu pesan yang 11 memiliki arti, makna dan maksud tertentu. (Kusrianto, 2007 : 10). Dapat dikatakan juga sebagai muatan nilai melalui penggunaan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain dengan tujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya yang disusun berdasarkan khaidah bahasa visual yang khas. Dalam label visual sendiri terdapat beberapa kajian yang dikembangkan yaitu : a. Visual Intelligence/ Cogition/ Perception b. Visual Literation c. Graphic Design/ Aesthetics d. Visualization/ Creativity e. Visual Culture/ Visual Rhetoric/ Visual Semiotics f. Professional Performance : Photography/ Film/ Video/ Internet/ Mass Media/Advertising/PR. (Smith et al. (ed), 2005 : xx) Label visual peringatan bahaya rokok merupakan merupakan pesan yang ditujukan kepada masyarakat dan atau konsumen rokok untuk menunjukan resiko yang dapat dialami akibat mengkonsumsi rokok. Berkaitan mengenai penyampaian pesan melalui media visual maka peneliti menggunakan kajian Visual Rhetoric dari Sonja K. Foss. Visual Rethoric 12 adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan studi imajiner visual dalam disiplin retorika. Sederhananya dalam Visual Rethoric adalah menggunakan objek visual untuk berkomunikasi, baik objek dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Namun Menurut Sonja, tidak semua objek visual sebagai sebuah Visual Rethoric. Ada beberapa syarat yang sebelum sebuah objek visual dapat dikatakan sebagai Visual Rethoric, yaitu : a. Symbolic Action, yaitu sebuah objek visual dipahami sebagai sebuah tanda sebagai alat komunikasi. b. Human Intervention, artinya objek visual dibuat oleh seseorang. c. Presence of an audience, yaitu adanya audien, meskipun yang menjadi audien adalah si pembuat objek visual itu sendiri. 3) Iklan Iklan senantiasa dibuat sedemikian rupa dengan maksud untuk mempengaruhi secara menguntungkan pikiran maupun perasaan publik bagi suatu usaha atau perusahaan Menurut Keppler, Iklan atau advertising berasal dari bahasa latin, ad-vere berarti “mengoperkan pikiran dan gagasan kepada pihak yang lain, jika kita terima maka sebenarnya iklan tidak ada bedanya dengan pengertian komunikasi satu arah” (Liliweri, 1992 : 17). Iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih adalah “menggiring orang pada gagasan”. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secera non personal yang dibayar oleh sponsor tertentu. Iklan merupakan uatu proses komunikasi yang bertujuan 13 untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntukngkan bagi pembuat iklan. Periklanan (advertising) yang merupakan bauran promosi yang mudah dijumpai di berbagai media adalah merupakan bentuk penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya (pemasar). Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen, perasaan, pengetahuan, makna kepercayan, sikap, dan citra yang berkaitan dengan produk dan merek. Advertising atau periklanan adalah semua bentuk penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi secara massa (nonpersonal) yang membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat iklan yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto,2003:2). Menurut Philip Kolter (dalam Durianto,2003:11) dalam pembuatan program periklanan terdapat lima keputusan utama yang harus diambil yaitu mengenai tujuan periklanan (mission), uang yang dapat dibelanjakan (money), pesan yang disampaikan (message), media yang akan digunakan (media) dan evaluasi hasil (measurement). Tujuan periklanan setiap perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari kondisi intern dan ekstern perusahaan itu sendiri. Pada dasarnya, periklanan merupakan bagian dari 14 komunikasi massa yang memiliki tujuan untuk memperkenalkan suatu produk ataupun jasa. Iklan adalah media promosi produk tertentu, dengan tujuan produk yang ditawarkan terjual laris. Untuk itu iklan dibuat semenarik mungkin, sehingga terkadang dapat dinilai terlalu berlebihan, serta mengabaikan sisi psikologis, sosiologis, ekologis, dan estetika penonton atau sasaran produk yang diiklankan10. Secara sederhana, Rhenald Kasali mendefinisikan iklan sebagai suatu pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat. Sementara itu, menurut masyarakat periklanan Indonesia, iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. David Oglivy mengungkap kalau tujuan utama dari pembuatan iklan adalah untuk menjual produk. Salah satu kredo periklanan Oglivy (Palupi dan Pambudi, 2006:16) yang banyak dikenal adalah: “if it does’t sell, it is not creative.” Dari sinilah lahir konsepsi mengenai iklan hard sell yang memiliki ciriciri: straight forward atau langsung dan menjual produk apa adanya, menggunakan single message, simpel, lugas, selalu fokus pada kebutuhan serta keinginan target pasar. Tujuan pembuatan iklan menurut Uyung Sulaksana ada 3 macam, yakni memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan. Namun, Uyung mengingatkan bahwa tujuan iklan semestinya merupakan kelanjutan dari penentuan pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran. Pendapat lain yang hampir sama mengenai mengenai definisi iklan salah satunya adalah menurut Morissan, Iklan atau advertising dapat 15 didefinisikan sebagai “any paid form of non personal communication about an organizazion, product, service, or idea by an identified sponsor” (Setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, prosuk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). (Morissan, 2010: 80). Menurut Monle Lee & Carla Johnson,Periklanan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebah organisasi dan produk-produknya yang di transmisikan ke suatu khalayak terget melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau kendaraan umum. (Monle Lee & Carla Johnson, 2007: 53). Jadi pada dasarnya iklan adalah suatu bentuk penyampaian pesan secara non personal dan bersifat massal kepada khalayak melalui media guna mengarahkan khalayak pada tujuan-tujuan tertentu. a) Fungsi Iklan Iklan sebagai tehnik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang dimuat di media massa lainnya (Liliweri, 1992:47). 1) Fungsi Pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para pemakai ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa serta gagasan yang diperlukannya. 2) Fungsi Komunikasi. Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya. Sebagai fungsi komunikasi, iklan 16 berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan. 3) Fungsi Pendidikan, Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdiri atas sekelompok orang yang menjadi khalayaknya. Sebagai fungsi komunikasi, iklan berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi syarat-syarat pemberitaan. 4) Fungsi Ekonomi, Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang produk-produk tertentu, bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan serta memperluas ide-ide yang mendatangkan keuntungan finansial. 5) Fungsi Sosial, Iklan juga mempunyai fungsi sosial membantu menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh kebutuhan manusia di seluruh dunia. Misalnya melalui iklan dapat digerakkan bantuan keuangan, bahan-bahan makanan. Melalui publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang tentang suatu peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial. 4) Pesan Peringatan Bahaya Merokok a. Pesan 1) Definisi Pesan Definisi Pesan menurut Laswell adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator” (Effendy,1984:18). 17 Sedangkan Definisi pesan menurut Effendy adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan seseorang yang sedang menggunakan lambang bahasa atau lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain” (Effendy,1993:224). Pesan dapat disampaikan secara langsung melalui media komunikasi, isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, informasi, nasihat atau propaganda.Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi harus mempertahankan faktor-faktor yang menunjang keberhasilan pesan itu sendiri, diantaranya faktor isi pesan, teknik pengelolaan pesan dan teknik penyampaian pesan. 2) Isi Pesan Menurut Wilbur Schramm, jika kita menginginkan pesan kita dapat membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki maka ada kondisi yang harus dipenuhi atau disebut juga “the condition of success in communication”, kondisi tersebut dirumuskan sebagai berikut : a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. 18 c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki (Effendy, 1993:41) 3) Teknik Pengelolaan Pesan Di dalam teknik pengelolaan terdapat penyusunan pesan. Menurut Cassandra (Cangara, 2009:111) ada dua model dalam penyusunan pesan, yakni : a) Penyusunan pesan yang bersifat informatif. b) Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak ditujukan pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak. Prosesnya lebih banyak bersifat difusi atau penyebaran, sederhana, jelas dan tidak banyak menggunakan jargon atau istilah-istilah yang kurang populer di khalayak.Ada empat macam penyusunan pesan yang bersifat informatif, yakni : Pertama, Space Order ialah penyusunan pesan yang melihat kondisi tempat atau ruang, seperti internasional, nasional dan daerah. Kedua, Time berdasarkan waktu Order ialah atau periode penyusunan pesan yang disusun secara kronologis. Ketiga, Deductive Order ialah penyusunan pesan 19 mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus. Serta terakhir Inductive Order ialah penyusunan pesan yang dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum. c) Penyusunan pesan yang bersifat persuasif. Model penyusunan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Sebab itu penyusunan pesan persuasif memiliki sebuah proposisi. Proposisi disini ialah apa yang dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan yang dibuat diinginkan adanya perubahan.Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai teknik persuasi, antara lain Pertama, Fear appear ialah metode penyususnan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan kepada khalayak. Kedua, Emotional appeal ialah cara penyususnan atau penyampaian pesan dengan berusaha menggugah emotional khalayak. Ketiga, Reward appeal ialah cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan menawarkan janji-janji kepada khalayak. Keempat, Motivational appeal ialah teknik penyusunan pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, tetapi disusun untuk menumbuhkan internal psikologis khlayak sehingga mereka dapat mengikuti pesan-pesan itu. Kelima, Humorious appeal 20 ialah teknik penyusunan pesan yang disertai humor, sehingga dalam penerimaan pesan khlayak tidak merasa jenuh. 5) Peringatan Bahaya Merokok Rokok adalah suatu produk yang berbahaya bagi kesehatan, akan tetapi untuk kepentingan penjualan, maka produsen tetap harus mencari cara untuk memperkenalkan produknya kepada konsumennya, salah satu caranya yaitu dengan beriklan. Namun dengan mempertimbangkan alasan kesehatan, maka pemerintah mengharuskan setiap produsen rokok untuk menyertakan peringatan tentang bahaya merokok dalam setiap iklan rokok yang ditayangkan. Sebelumnya peringatan tersebut berbunyi: “ Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin” namun mulai awal tahun 2014 sesuai dengan peraturan pemerintah maka peringatan tersebut diganti menjadi “Rokok Membunuhmu”. Perubahan ini menyusul berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Gambar .2 Pesan peringatan bahaya merokok sebelum dirubah Sumber : http://viracanya.wordpress.com/2011/07/26/rokok/ 21 Gambar .3 Pesan peringatan bahaya merokok sesudah dirubah Sumber : http://www.thecrowdvoice.com/post/peringatan-%E2%80%9Crokokmembunuhmu%E2%80%9D-173447336.html Gambar .4 Sumber : http://warungasep.wordpress.com/2014/07/03/gambar-mengerikan-dibungkus-rokok-apa-efeknya-bagi-para-perokok/ 6) Sikap Sikap merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005 : 174). Secara spesifik, Thurstone (Notoatmojo, 2005 : 52) memformulasikan sikap sebagai derajat afek positif dan afek negative terhadap suatu obyek psikologis. LaPierre, 22 mendefinikan sikap sebagai suatu pola perilaku,tendensi,atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial, atau cara sederhana.Sikap adalah respon terhadapstimuli sosial yang telah terkondisikan. Sedangkan Secord dan Backman, mengartikansikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan sekitarnya. Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang mengkehendaki adanya reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar,1998:46).Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahuinya atau disikapinya. Sikap terdiri atas tiga komponen penting, yakni: kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap objek; kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek (penilaian terhadap objek); dan kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen tersebut secara 23 bersamaan membentuk sikap yang utuh (total attitude) (Notoatmodjo, 2005: 83).Dalam kaitannya dengan sikap ada tiga aspek yang mendasari di dalamnya saling berkaitan satu sama lainya, saling mengisi, tak dapat dipisahkan. Aspek tersebut adalah: 1) Aspek Kognitif, yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tertentu. 2) Aspek Afektif, yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang, jadi sifa tafektif berhubungan eratdengan nilai- nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya. 3) Aspek Konatif, yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Sedangkan Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap pada setiap individu, Menurut Azwar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap: 1) Pengalaman pribadi merupakan apa yang telah dan sedang dialami ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatannya terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek. Penghayatan tersebut akan membentuk sikap positif atau negatif di kemudian hari. 24 2) Pengaruh Orang Lain merupakan komponen sosial yang penting yang mempengaruhi sikap. 3) Media Massa, berfungsi sebagai sarana komunikasi yang mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individu secara langsung, namun dalam pembentukan sikap, media massa juga berperan karena merupakan satu bentuk informasi sugestif. 4) Faktor Emosi, berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. a. Proses Pembentukan Sikap Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau terjadi begitu saja. Pembentukannya selalu berhubungan dengan interaksi social baik yang terjadi di dalam maupun diluar kelompok, baik berjalan secara alamiah maupun dengan bantuan teknologi informasi. Pada dasarnya proses pembentukan sikap berawal dari lingkungan keluarga, kemudian interaksi dengan lingkungan masyarakat dan tentu saja berhubungan dengan lingkungan pendidikan, baik formal maupun informal. Selain itu sikap juga berhubungan dengan perbedaan bakat, minat, intensitas perasaan. Secara umum pembentukan dan perubahan sikap dengan terjadi melalui empat cara, masing-masing; 25 1) Adaptasi,yaitu kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang 2) Deferensiasi, yaitu sikap yang terbentuk karena perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman dan lain-lain. 3) Integrasi, dimana pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalamanyang berhubungan dengan satu hal tertentu sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut. 4) Trauma, yaitu pengalaman yang biasanya meniggalkan kesan tiba-tiba mengejutkan dan mendalam pada jiwa orang bersangkutan, sehingga pada akhirnya membentuk sikap tertentu. b. Sikap Terhadap Iklan Rokok Sebagaimana telah diungkapkan diawal bahwa sikap merupakan kombinasi reaksi kognitif, afektif, dan perilaku, terhadap suatu subyek. Dengan demikian, sikap terhadap iklan bungkus rokok bergambar dapat diartikan sebagai kombinasi reaksi kognitif, afektif, dan perilaku, terhadap cara produk rokok memperkenalkan dirinya kepada masyarakat melalui proses pencitraan sehingga memperoleh dukungan komersial dari kalangan masyarakat. Sikap initentunya akansangat dipengaruhi olehkualitas berpendidikan tinggi, pendidikan seseorang. makaiadapat memosisikan Jikaseorang diri sebagai konsumen selektif, artinya mampu menempatkan posisi diri serta menentukan sikap terhadap produk rokok yang membahayakan tubuh, 26 sedangkan masyarakat berpendidikan rendah, umumnya sedikit memiliki preferensi terhadap produk berbahaya, seperti rokok sehingga tidak menutup kemungkinan sikap yang terbentuk adalah sikap pro terhadap produk rokok. Masyarakat pun kini telah terinternalisasi berbagai iklan rokok yang “di kemas” melalui pencitraan bahwa rokok adalah “jantan”, “lelaki sejati”, hingga “persahabatan”, muatan nilai yang berbanding terbalik dengan produk rokok akan menciptakan sikap kontradiktif (berlawanan), padahal sesungguhnya rokok salah satu produk adiktif, yang dalam proses pemasarananya harus melalui pengawasan ketat dan menyeluruh. 7) AIDDA ( Attention, Interest, Desire, Decision, Action) Pada proses kreatif pembuatan pesan harus diperhatikan elemen yang dikenal dengan rumus AIDDA : 1) Attention (Perhatian). Pesan harus menarik perhatian konsumen sasaran, karena pesan yang penarik perhatian akan udah dilihat oleh khalayak. 2) Interest (Minat). Setelah perhatian konsumen berhasil direbut, pesan harus dapat menimbulkan minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara rinci didalam diri konsumen. 3) Desire (Keinginan). Pesan yang baik harus dapat membimbing keinginan konsumen untuk menikmati prosuk yang ditampilkan pada pesan. 27 4) Decision (Keputusan). Pesan yang baik harus dapat menolong konsumen untuk memutuskan sesuatu. 5) Action (Tindakan). Upaya akhir yang dilakukan atau membujuk konsumen agar sesegera mungkin melakukan suatu tindakan (berperilaku) (Kasali,1998:82) Melihat model AIDDA diatas maka sudah jelas bahwa pesan peringatan harus diperhatian, karena hal ini yang dapat menarik perhatian konsumen. Dan diharapkan akhirnya perpengaruh terhadap tindakan atau perubahan perilaku pada konsumen. Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah pesan peringatan bahaya merokok pada iklan luar luang atau media televisi, dimana pesan peringatan tersebut telah dirubah menggunakan kalimat yang lebih tegas dari sebelumnya yaitu “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin” menjadi “Rokok Membunuhmu”. Pesan yang terkesan lebih tegas dan frontal ini diharapkan mampu menarik perhatian konsumen mengenai bahaya merokok. 8) Perokok Definisi perokok sekarang menurut WHO dalam Departemen Kesehatan tahun 2004 adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya masih merokok saat survey dilakukan.Lebih lanjut, menurut Dariyo dapat dikatakan bahwa tipe perokok itu ada dua jenis, yaitu perokok aktif (Active Smooker) dan perokok pasif (Pasive Smooker), 28 a) Perokok aktif (Active Smooker) ialah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi kebiasaan hidupnya sehingga rasanyatidak enak kalau sehari tidak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya. b) Perokok pasif (Pasive Smooker) ialah individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembuskan orang lain yang kebetulan di dekatnya. Dalam keseharian, mereka tak berniat dan tak mempunyai kebiasaan merokok. Kalau tak merokok mereka tak apa-apa dan tidak terganggu aktivitasnya. Jadi, perokok pasif dianggap sebagai korban dari perokok aktif. 29 F. KERANGKA PEMIKIRAN -Indonesia Negara tertinggi tingkat konsumsi rokok - peraturan tentang produksi rokok semakin diperteas dengan perubahan Peringatan rokok bergambar. - Kasus remaja/Pelajar merokok di Indonesia Semakin tinggi Label visual resiko merokok Audience (Pelajar Kelas XI Jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 2 Yogyakarta) -Symbolic Action -Human Intervention Sikap : - Kognitif - Afektif - Konatif -Presence of an audience Sumber : Olahan Peneliti G. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metodologi kuantitatif analisis atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Metodologi ini mempunyai prinsip objectivist. Prinsip ini 30 mengangap bahwa terdapat keteraturan atau hukum-hukum yang dapat digeneralisasikan dalam fenomena sosial. Dengan demikian tidak mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap sebagai hasil representasi dari seluruh populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey, yaitu meneliti populasi yang relatif luas dengan cara menentukan sampel yang mewakili (representatif) dari populasi yang diteliti. Metode survey ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner/angket, dokumentasi, dan wawancara. 2. Variabel Penelitian Variable penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2009:38). a. Variabel Independen Variabel Independen (Variabel bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen. (Sugiyono, 2009:39). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: X = Label visual Resiko Merokok 31 b. Variabel Dependen Variabel Dependen (varibel terikat) adalah variabel yang terpengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2009:38) Y = Sikap Pelajar Kelas XI Jurusan Teknik Mesin SMKN 2 Yogyakarta 3. Definisi Konseptual a. Label visual Resiko Merokok Label visual resiko merokok merupakan merupakan pesan yang ditujukan kepada masyarakat dan atau konsumen rokok untuk menunjukan resiko yang dapat dialami akibat mengkonsumsi rokok. Berkaitan mengenai penyampaian pesan melalui media visual maka peneliti menggunakan kajian Visual Rhetoric dari Sonja K. Foss. Visual Rethoric adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan studi imajiner visual dalam disiplin retorika. Sederhananya dalam Visual Rethoric adalah menggunakan objek visual untuk berkomunikasi, baik objek dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Namun Menurut Sonja, tidak semua objek visual sebagai sebuah Visual Rethoric. Ada beberapa syarat yang sebelum sebuah objek visual dapat dikatakan sebagai Visual Rethoric, yaitu : 1. Symbolic Action, yaitu sebuah objek visual dipahami sebagai sebuah tanda sebagai alat komunikasi. 2. Human Intervention, artinya objek visual dibuat oleh seseorang. 32 3. Presence of an audience, yaitu adanya audien dan ditujukan untuk audien tertentu, meskipun yang menjadi audien adalah si pembuat objek visual itu sendiri. b. Sikap Perokok. 1) Aspek Kognitif, yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tertentu. 2) Aspek Afektif, yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang, jadi sifat afektif berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya. 3) Aspek Konatif, yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. 4. Definisi Operasional a. Label visual resiko merokok 1. Symbolic Action, yaitu sebuah objek visual dipahami sebagai sebuah tanda sebagai alat komunikasi. Berkaitan dengan tanda sebagai alat komunikasi yang dimaksud disini adalah seperti foto penyakit, ikon,gambar, ilustrasi, dan lambang. (Koss, dalam Smith et al. 2005:144) 33 2. Human Intervention, yaitu objek visual dibuat oleh seseorang dan terdapat kepentingan dari si pembuat. Sebagai operasional dari konsep ini yaitu mengenai aturan pencantuman label sebesar 40% bungkus rokok, sesuai dengan permenkes. Mencamtumkan foto penyakit yang ditimbulkan akibat rokok. 3. Presence of an audience, yaitu adanya audien dan ditujukan untuk audien tertentu. Dalam hal ini peringatan bahaya merokok dibuat memang ditujukan untuk konsumen rokok. b. Sikap Perokok 1. Aspek Kognitif, yaitu pernyataan keyakinan terhadap label visual resiko merokok pada bungkus rokok 2. Aspek Afektif, yaitu pernyataan perasaan responden terhadap label visual penyakit resiko merokok, reaksi fisiologis responden terhadap label visual resiko merokok. 3. 5. Aspek Konatif, yaitu pernyataan intensi perikaku responden. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi sebagai keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti. Populasi generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan (Kriyantono 2008:149). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dengan kriteria adalah sebagai berikut: 34 1) Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI Jurusan Teknik Mesin. Jumlah sampel penelitian ini didasarkan pada total seluruh siswa Kelas XI Jurusan Teknik Mesin yang terdiri dari 4 kelas, yaitu 123 siswa. 2) Pernah melihat pesan peringatan bahaya rokok dalam iklan dan kemasan b. Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena yang akan diamati (Kriyantono 2008:149). Untuk menentukan sampel penilitian, peneliti menggunakan sampling dan sensus. Sensus pada dasarnya sebuah riset survey dimana periset mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden. (Kriyantono 2008:154). Unit sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 2 kota Yogyakarta, baik itu yang merokok maupun tidak merokok dan pernah melihat pesan peringatan bahaya merokok dalam iklan baik iklan luar ruang maupun iklan televisi. Teknik penarikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden. Teknik sensus dapat dilakukan bila: 1. Anggota populasi tidak terlalu besar dan variabilitas karakteristik anggota populasi yang tinggi atau heterogenitasnya tinggi. 2. Sensus lebih tepat dilakukan jika riset bermaksud untuk menjelaskan karakteristik setiap anggota populasi(Kriyantono, 2008: 160) Maka dari itu sampel dalam penelitian ini berjumlah 123 responden. 35 6. Teknik dan Instrumen pengumpulan data a. Jenis data 4) Data primer Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama. Data-data primer ini menggunakan data cross section, yaitu sekumpulan data untuk meriset fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja. Data primer dalam penelitian ini adalah rekapan dari hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa SMK Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI Jurusan Teknik Mesin yang dijadikan responden. Setelah data kuesioner terkumpul, kemudian data tersebut dianalisa secara statistik. Cara penghitungan data yang menggunakan komputer dengan bantuan program software SPSS. 5) Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumberkedua atau sumber sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah kepustakaan: buku, artikel, jurnal, dan internet. c. Instrumen pengumpulan data Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti dalam memperoleh data dari lapangan. Instrument pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Kuisioner (Angket) Menurut Arikunto (1993:194), angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi 36 dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:145), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jenis angket yang digunakan peneliti angket tertutup sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan. Dan metode alat pengukuran pada angket ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu objek sikap. Penilain skala interval dengan jawaban pertanyaan menggunakan skor 1-5 dengan keterangan 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. 2) Dokumentasi Menurut Arikunto (2010 : 201), dalam pelaksanaan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Peneliti menggunakan metode dokumentasi guna mencari data berupa statistik dari jumlah SMK Negeri 2 Yogyakarta. 37 7. Metode analisis data a. Uji Validitas Menurut Arikunto (1993:219), validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Ada dua jenis validitas untuk instrumen penelitian yaitu validitas logis dan empiris. Instrumen dikatakan logis apabila secara analisis data akal sudah sesuai dengan isi, sedangkan instrumen yang sudah mempunyai aspek yang diukur sudah memiliki validitas konsturksi. Untuk menguji setiap validitas setiap butir, maka skor-skor yang ada pada butir dikorelasikan dengan skor total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y. Rumus korelasi yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh peason yang dikenal dengan rumus korelasi product moment. rxy n( XY ) ( X )( Y ) n( X 2 ) ( X ) 2 n( Y 2 ) ( Y ) 2 Keterangan : r(x) : Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total N : Jumlah subjek uji coba Σx : Jumlah skor butir (x) Σx² : Jumlah skor butir kuadrat (x) Σy : Jumlah skor total (y) Σy² : Jumlah skor total kuadrat (y) 38 Σxy b. : Jumlah perkalian skor butir dengan skor total Uji reliabilitas Pada penelitian uji realibilitas yang digunakan yaitu menggunakan alat ukur dengan teknik Alpha Cronbach dari Arikunto (2002:171) dan dikatakan reliable jika nilainya > 0,6. 8. Teknik analisis data Penelitian ini menggunakan analsis regresi linear sederhana dilandaskan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen (Sugiyono, 2009:243). Persamaan umum regresi linear sederhana adalah: Y = a+bX Keterangan : Y = Subjek dalam variabel dependen a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang 42 didasarkan pada varibel indenpen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan. X= Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu. 39 H. HIPOTESA Berdasarkan pada kerangka pemikiran dan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya maka diambil rumusan hipotesis untuk menjawab perumusan masalah yang telah dirumuskan dan kesimpulan sementara dalam member jawaban yang masih diuji dan dibuktikan kebenarannya. Ada dua jenis hipotesis yang dilakukan dalam penelitian(Arikunto,1993:70) : i. Hipotesis Kerja (Ha), terdapat pengaruh label visual resiko merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI Jurusan Teknik Mesin. ii. Hipotesis Nol (Ho), Tidak terdapat besaran pengaruh label visual akibat merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI Jurusan Teknik Mesin. 40 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis pengaruh Label visual resiko merokok bagi perubahan sikap siswa SMKN 2 Yogyakarta jurusan teknik mesin. Beragam indikator untuk mengukur tingkat perubahan sikap, diantaranya adalah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Berdasakan hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Setelah dilakukan peneliltian maka didapat hasil bahwa, terdapat pengaruh yang signifikan antara Label visual Resiko merokok terhadap Sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta jurusan Teknik mesin. 2. Berdasarkan jawaban pada kuesioner penelitian menunjukan bahwa 52,8% pelajar SMK Negeri 2 Kelas XI jurusan teknik mesin pernah mencoba merokok. Dan sebagian dari mereka merokok dan atau mencoba rokok pada usia 17-18tahun. 3. Berdasarkan Uji Koefisien Determinasi dapat diketahui bahwa Label visual resiko merokok memiliki pengaruh sebesar 33,2% pada sikap pelajar. 4. Pada aspek kognitif (pengetahuan) berdasarkan hasil penelitian ,apabila diambil nilai rata-rata maka sebanyak 50 siswa menjawab setuju dan 49 siswa menjawab sangat setuju pada daftar pertanyaan aspek Kognitif. Yang mana dapat diartikan bahwa pada umumnya siswa memahami bahwa penyakit kanker dan resiko kematian sesuai pada Label visual resiko 79 merokok pada bungkus rokok tersebut dapat dialami oleh orang yang merokok . 5. Pada aspek Afektif (Perasaan) berdasarkan hasil penelitian , apabila diambil nilai rata-rata maka sebanyak 58 siswa menjawab Netral dan sebanyak 51 siswa menjawab setuju pada daftar pertanyaan aspek Afektif. Yang mana dapat diartikan sebagian siswa merasa acuh tak acuh terhadap peringatan bergambar pada bungkus rokok dan sebagian lain memiliki perasaan takut, tidak suka dan tidak nyaman dengan peringatan bergambar tersebut. 6. Pada aspek Konatif (Tindakan) berdasarkan hasil penelitian , apabila diambil nilai rata-rata maka sebanyak 57 siswa menjawab Netral, 23 siswa menjawab Setuju dan sebanyak 37 siswa menjawab Sangat setuju pada daftar pertanyaan aspek konatif. Yang mana dapat diartikan sebagian siswa masih rentan untuk mencoba dan atau merokok kembali, dimana pada usia pelajar tingkat atas antara 16-19 tahun cenderung selalu ingin mencoba halhal baru dan rentan dipengarui, mengingat berdasarkan Uji Koefisien Determinasi bahwa Label visual resiko merokok hanya memiliki pengaruh sebesar 33,2% pada sikap pelajar. 80 B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Bagi pihak pemerintah yang berwenang mengatur regulasi produk tembakau, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa terdapat pengaruh antara peringatan bergambar pada bungkus rokok terhadap sikap pelajar maka sebaiknya lebih diperketat lagi aturan mengenai penjualan produk tembakau guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat sebagai konsumen khususnya pada generasi muda. 2. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dilakukan penelitian pada objek yang sama namun dengan menggunakan faktor-faktor dan variabel ayng berbeda yang cakupannya lebih luas sehingga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh Label visual dan hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan 81 DAFTAR PUSTAKA Al-Quran Dan Terjemahannya, Surabaya : CV. Karya Utama Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Caldwell, Ernest. 2009. Berhenti Merokok. Yogyakarta : Putaka Populer Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dariyo, Agus. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Grasindo Durianto, 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Effendy, Onong Uchjana. 1993. Dimensi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya _____________________ 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung : PT Citra Aditya Bakti _____________________1984. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung : Remadja Karya Gumilang Ady,dkk. 2010. Gado-gado Pelanggaran Iklan. Yogyakarta : Kreasi Wacana Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kriyantono, Rachmat, S.Sos., M.Si. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Lee, Monle & Carla Watson. 2007. Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam Persepektif Global (Haris Munandar, Dudi Priatna. Terjemahan). Jakarta : Kencana. Liliweri, Alo. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung : Citra Aditya Bakti 82 Morrisan. 2010. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media Notoatmojo, 2005. Prinsip Dasar Konstruksi Sosial dalam Kontemporer, Jakarta. Kencana Prenada Media Group Dinamika Palupi dan Pambudi, 2006. Advertising That Sells. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Smith, Ken et al. (ed). 2005. Handbook af Visual Communication : Theory, Methods, and Media. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates Severin, Rokok dan masyarakat Kosmopolitan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Sugiyono, Prof.,Dr. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta Skripsi Nugroho, Ary Aryo Tri. 2011. Pengaruh Iklan Testimoni Pada Shampo Pantene Terhadap Keputusan Membeli (Studi Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi 2008-2009 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Putra, Mahardika S . 2011. SIKAP MAHASISWA PEROKOK TERHADAP PERINGATAN BAHAYA MEROKOK (Study Deskriptif sikap Mahasiswa Perokok Terhadap Pesan Peringatan Bahaya Merokok Di UPN Surabaya. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjudul Satriya, Jimy. 2011. Efektifitas Iklan Media Televisi Djarum Super My Great Adventure Menggunakan EPIC Model. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Brawijawa, Malang Smith, Ken et al. (ed). 2005. Handbook of Visual Communication: Theory, Method, and Media. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates Internet www.radioaustralia.net.au/indonesian/2014-01-08/jumlah-perokok-di-indonesiasemakin-meningkat/1244776. Jumlah perokok di Indonesia (Diakses 12 april 2014 pukul 14.45) www.poskotanews.com/2014/04/03/konsumen-berhak-atas-informasi-yang-benarterkait-bahaya-rokok/. Konsumen Berhak atas informasi (Diakses 12 April 2014 Pukul 15.00) 83 www.smk2-yk.sch.id (diakses 12 desember 2014 pukul 19.00) Aturan dan Regulasi Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau 84 Res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 5 5 3 4 5 4 VAR. X : Komunikasi visual resiko merokok Symbolic Action Human Intervention 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5 4 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 3 3 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 5 4 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 3 3 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 VAR. Y : SIKAP PELAJAR 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 3 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 3 5 5 3 5 5 4 3 4 3 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 5 4 3 5 4 5 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 5 4 3 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 3 3 4 3 5 4 4 5 5 4 3 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 3 4 3 5 4 4 5 5 4 3 5 4 5 4 3 5 5 4 Kognitif 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 5 4 3 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 5 4 3 5 5 5 4 3 5 5 4 4 5 3 3 3 2 3 4 4 5 5 4 3 5 4 5 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 3 3 3 2 3 4 4 5 5 4 3 5 4 5 3 3 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 3 2 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 3 2 4 5 5 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 afektif 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 3 3 3 4 4 konatif 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 5 3 3 3 3 4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 5 3 3 3 3 4 4 3 5 5 3 5 5 3 4 3 4 4 3 3 5 4 3 3 5 4 3 3 1 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 3 4 4 3 3 5 4 3 3 5 4 3 3 1 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 3 5 4 3 3 3 3 4 3 1 5 5 3 4 3 3 5 5 3 3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 4 3 3 5 4 3 3 3 3 4 3 1 5 5 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 5 4 4 3 3 3 3 4 1 5 5 3 4 4 3 5 5 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 5 4 4 3 3 3 3 4 1 5 5 3 5 5 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 5 5 3 4 4 3 5 5 4 5 3 5 3 5 5 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 5 5 3 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 3 3 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 3 4 4 5 3 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 3 4 3 4 3 4 3 4 4 5 3 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 3 4 3 4 4 5 3 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 5 5 5 4 3 5 4 5 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 3 3 4 3 5 5 5 4 3 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 3 3 4 3 5 5 5 4 3 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 5 4 5 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 3 3 3 2 3 5 5 4 3 5 4 5 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 3 4 3 2 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 3 3 3 4 3 2 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 5 3 3 3 3 4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 4 3 2 4 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 3 3 1 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 3 4 4 5 4 3 3 5 4 3 3 1 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 5 5 3 4 3 3 5 5 3 3 3 3 3 5 5 3 3 3 3 4 5 4 3 3 3 3 4 3 1 5 5 3 4 3 3 5 5 3 3 4 4 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 5 5 3 4 4 3 5 5 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 3 4 5 4 4 3 3 3 3 4 1 5 5 3 4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 5 5 4 5 3 5 3 3 3 3 3 1 5 5 3 4 4 3 5 5 4 5 3 5 3 5 5 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 1 5 5 3 4 4 3 5 5 4 5 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 5 5 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 3 5 5 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 3 4 4 5 3 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 3 5 4 5 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 5 3 3 4 3 2 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 5 5 3 3 4 4 3 4 3 5 5 3 5 4 3 3 1 5 5 5 4 3 5 5 5 5 3 3 3 3 3 4 3 1 5 5 3 4 3 3 5 5 3 3 3 3 3 3 3 4 1 5 5 3 4 4 3 5 5 3 3 5 3 3 3 3 3 1 5 5 3 4 4 3 5 5 4 UJI VALIDITAS Variabel X &Y Item-Total Statistics Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Item Variance if Item-Total Alpha if Deleted Item Correlation Item Deleted Deleted VAR00001 30,8667 9,844 0,729 0,815 VAR00002 30,4 11,421 0,462 0,846 VAR00003 30,7 10,01 0,643 0,826 VAR00004 30,9 10,369 0,676 0,824 VAR00005 31 9,241 0,76 0,809 VAR00006 30,7 11,252 0,435 0,849 VAR00007 30,5333 10,395 0,558 0,836 VAR00008 31,0667 10,34 0,478 0,849 Item-Total Statistics Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Item Variance if Item-Total Alpha if Deleted Item Correlation Item Deleted Deleted VAR00001 50,4333 58,392 0,677 0,924 VAR00002 50,2667 56,754 0,761 0,921 VAR00003 50,2333 55,22 0,898 0,917 VAR00004 50,3 56,355 0,758 0,921 VAR00005 50,5667 56,323 0,714 0,922 VAR00006 50 59,931 0,643 0,925 VAR00007 50,8 59,89 0,487 0,929 VAR00008 51,2667 59,444 0,602 0,926 VAR00009 51,0333 60,861 0,474 0,929 VAR00010 51,1 58,369 0,585 0,926 VAR00011 50,5 53,983 0,703 0,923 VAR00012 51,0333 54,033 0,764 0,92 VAR00013 50,9333 56,547 0,609 0,926 VAR00014 50,9 53,886 0,756 0,921 UJI RELIABILITAS VARIABEL X Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,850 8 Case Processing Summary N % 30 100,0 Excluded 0 ,0 Total 30 100,0 Valid a Cases a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. UJI RELIABILITAS VARIABEL Y Case Processing Summary N % 30 100,0 Excluded 0 ,0 Total 30 100,0 Valid Cases a a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha ,929 14 Assalamulaikum Wr. Wb. Responden yang terhormat, Saya adalah mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Advertising UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sedang melaksanakan kegiatan penelitian mengenai Pengaruh Komunikasi visual resiko merokok terhadap sikap pelajar. Saya memohon kesediaan anda sebagai responden sekalian untuk mengisi kuesioner ini. Terimakasih atas waktu perhatian anda untuk mengisi Kuesioner ini. Peneliti, Febrian Zulkarnain Koesioner PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan 2. Isilah kolom jawaban yang masih kosong 3. Berikan penilaian anda terhadap setiap pernyataan dan pernyataan dibawah ini dengan cara memberikan tanda silang (X) untuk setiap jawaban. 4. Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju TS : Tidak setuju SS : Sangat Setuju N : Netral PROFIL RESPONDEN 1. Nama ................................................................................................................... 2. Umur ................................................................................................................... PERTANYAAN KHUSUS Apakah anda merokok? (a) . Ya No. (b). Tidak Pertanyaan Komunikasi Visual Resiko Merokok (Symbolic Action) 1. Gambar orang merokok dengan latar belakang tengkorak menunjukan bahwa merokok berbahaya dan beresiko pada kematian 2. Gambar Seorang lelaki merokok di dekat anak-anak untuk menunjukkan tindakan yang salah dan beresiko bagi kesehatan anak. 3. Pencantuman foto penyakit kanker mulut, kanker tenggorokan dan kanker paru paru pada kemasan rokok bertujuan untuk menunjukan penyakit tersebut dapat diderita oleh orang yang mengkonsumsi rokok 4 Pencantuman peringatan bergambar bahaya merokok pada kemasan rokok sebesar 40% dari ukuran kemasan adalah agar dapat dilihat dengan jelas oleh Audien (Human Intervention) 1 Peringatan bergambar pada kemasan rokok dibuat berdasarkan Permenkes no 28 tahun 2013 untuk menekan resiko rokok pada masyarakat 2 Permenkes no 28 tahun 2013 dibuat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat (Presence of an Audience) 1 Peringatan bergambar resiko akibat merokok ditujukan untuk seluruh masyarakat 2 Peringatan bergambar resiko akibat merokok ditujukan konsumen rokok STS TS N S SS No. Pertanyaan Variabel Sikap Kognitif 1. Anda mengetahui bahwa gambar visual pada bungkus rokok dapat diderita apabila mengisap rokok dalam jangka panjang. 2. Anda paham bahwa merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru (Sesuai pesan visual pada bungkus rokok). 3. Anda paham bahwa merokok dapat menyebabkan kanker mulut (Sesuai pesan visual pada bungkus rokok). 4. Anda paham bahwa merokok dapat menyebabkan kanker tenggorokan (Sesuai pesan visual pada bungkus rokok). 5. Anda paham bahwa merokok dapat menyebabkan kematian (Sesuai pesan visual pada bungkus rokok). 6. Anda paham bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan anak-anak (Sesuai pesan visual pada bungkus rokok). 7. Anda percaya bahwa gambar penyakit pada kemasan rokok disebabkan karena mengkonsumsi rokok Variabel Sikap Afektif 1. Anda tidak suka dengan pesan peringatan rokok versi gambar penyakit 2. Anda merasa takut melihat pesan peringatan rokok dengan gambar penyakit 3. Anda merasa tidak nyaman melihat pesan peringatan rokok versi gambar punyakit Variabel Sikap Konatif 1. Pesan Visual (gambar) pada bungkus rokok membuat saya tidak ingin merokok 2. Pesan Visual (gambar) pada bungkus rokok membuat saya ingin berhenti merokok maupun mencoba merokok 3. Pesan Visual (gambar) pada bungkus rokok membuat saya ingin mengurangi konsumsi rokok 4. Pesan Visual (gambar) pada bungkus membuat saya tidak ingin membeli produk rokok STS TS N S SS Jenis Kelamin : LAKI-LAKI Agama : ISLAM Status : BELUM MENIKAH Kewarganegaraan : INDONESIA Hobby FOTOGRAFI, TRAVELLING C U R R I C U L U M V I T A E FEBRIAN ZULKARNAIN Dilahirkan di Boyolali, sejak 12 Februari 1991 Alamat : Bandung RT 02/ RW 01, Beji, Tulung, Klaten, Jawa Tengah Contact Person : 0857 4330 7303 [email protected] B I A S A D I P A N G G I L “ I A N ” Pojok Prestasi Meraih 'Gold' dalam festival iklan kategori BaskaraPINASTHIKA 2012 ~ Juara 2 Gala Photo Contest ”Beauty of Indonesia” , Super Food Expo #5 Jogja Expo Center Yogyakarta Pengalaman Organisasi Divisi Kreatif ”KOSTRAD” Advertising Community FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ketua NEON Photography UIN Sunan Kaijaga Yogyakarta Kabid Minat & Bakat, Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) Divisi expo ”Welcoming Expo-Communicologi Week 2010” Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Ketua Panitia ”Talk Show Fotografi bersama Rio Paraoh-Violet Eyes Photography” Welcoming Expo Communicologi Week 2012 Fakultas ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Keterampilan Lain Apa saja yang mampu dikerjakan oleh Febrian Zulkarnain? FOTOGRAFI | Familier dengan Program Corel Draw, Adobe Photoshop, Lightroom. | Mampu mengoperasikan komputer Windows/Mac dengan program Office | Mampu bekerja secara personal maupun Team | Berbahasa Inggris Aktif-Pasif. Potret Diri. Febrian Zulkarnain pernah meraih juara 2 dalam Gala photo contest Beauty of Indonesia : Super Food Expo #5 Jogja Expo Center Yogyakarta Pendidikan Akademik ~ Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta .....................................................................................................2008-2015 ~ SMA Negeri 3 Boyolali .........................................................2005-2008 ~ SMP Negeri 2 Boyolali ...........................................................2002-2005 ~ SD Sekayu 1, Semarang ..........................................................2000-2002 ~ SD Kadireso 1, Boyolali .........................................................1996-2000 Pendidikan/Pelatihan Non-Akademik One day design conference and charity “DESIGN THAT CHANGE” with keynote : Dik Doank, Glenn Marsalim, Wahyu Aditya, Sumbo Tinarbuko & Taring Padi Seminar Festival Iklan Pinasthika 2010 Seminar Nasional Multimedia “Prospek Kerja Pelaku Multimedia” FSMR ISI Yogyakarta Seminar Nasional “Generasi Kreatif di Era Konvergensi Media” MMTC Yogyakarta Workshop Foto & Video Jurnalistik FSMR ISI Yogyakarta, keynote: Rasdian A. Vadin (jurnas) & Wisnu Wardhana (MetroTV) Workshop fotografi “Visualisasi Kreatif Foto Jurnalistik” keynote: Yuyung Abdi (Fotografer Jurnalis Senior Jawa Pos) Workshop “Digital Photography Workflow”, with Keynote Kristupa Saragih (Founder Fotografer.net) Sekilas Portofolio www.potraitur.blogspot.com BELAJAR MANDIRI Pengalaman Kerja Kolom Sosial Media Magang sebagai wartawan foto LKBN ANTARA Biro Yogyakarta. Blog : febrianzulkarnain.tumblr.com facebook : Febrian Zulkarnain(ian) twitter : @zulkarnain_f instagram : zulkarnain_f Tenaga pengajar ekstrakurikuler jurnalistik di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran Yogyakarta. Petugas survey untuk lembaga survey “Charta Politica” Asisten Lab. fotografi program studi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Freelance Foto dan Video dokumentasi pada program CSR PT.Putra Manunggal Perkasa, Sorong Selatan, Papua Barat. Disivisi lomba “Pesta Sepeda Djarum 76" tahun 2011; 2012; 2013, Klaten, Jawa tengah. Tim produksi event “Pesta Rakyat bersama Baterai Everady” Bantul, DIY. Tim produksi event “Palmia Gerebeg Pasar” Area Solo-Jogja. “The World is a book, and those who do not travel is read only one page” -St. Augustine-