pengaruh pesan peringatan bahaya merokok terhadap perokok

advertisement
PENGARUH LABEL VISUAL RESIKO MEROKOK
TERHADAP SIKAP PELAJAR
(Survey pada pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta
Jurusan Teknik Mesin )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
FebrianZulkarnain
08730050
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
ABSTRACT
EFFECT OF VISUAL COMMUNICATION OF RISK SMOKING
ATTITUDE OF STUDENTS
(Survey on the students of SMK Negeri 2 Yogyakarta
Department of Mechanical Engineering)
This research take from the phenomenon of increasing the number of
smokers in Indonesia, so in terms of cigarette consumption, Indonesia became the
second highest after East Timor. The more concern is the high consumer of
cigarettes include at which the students, aged students are of childbearing age
should not be contaminated by addictive substances contained in cigarettes. In this
case the government take a more assertive stance in order to overcome the
problem by issuing a warning about the dangers of smoking are listed in
Permenkes 28 of 2013 in which the manufacturer is required to include a warning
cigarette smoking risk in the form of visual images by 40% of the tobacco product
packaging. This study aims to determine how much influence the visual
communication of risk of smoking on student attitudes SMK N 2 Yogyakarta
Department of Technical Engineering
This study includes quantitative research, the survey method. The
sampling technique by census, using the whole population. Analysis of the data in
this study using linear regression analysis. Then the data were processed using the
software SPSS.20 for Windows computer operating system.
The results of this study indicate, there is a significant effect anatara
Visual Communication Risk Smoking on Student Attitudes SMK N 2 Yogyakarta.
Department of Mechanical Engineering. Based on the coefficients of
determination Test of Visual Communication Rsiko known that smoking has an
influence on the attitude of 33.2% Students of SMK Negeri 2 Yogyakarta
Department of Mechanical Engineering. Attitude of the three aspects studied, the
Cognitive aspects can be concluded that in general students understand Seala risk
due to smoking. On the Affective aspects can be concluded that the bulk of
students indifferent and others have pesaraan fear, dislike and uncomfortable
against cigarette warnings. In conative aspect can be concluded that students are
vulnerable and affected to try cigarettes or smoke again.
Keyword: Visual Communication, Attitude, Cigarette, Student
ii
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI VISUAL RESIKO MEROKOK
TERHADAP SIKAP PELAJAR
(Survey pada pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin )
Penelitian berikut ini berangkat dari fenomena semakin meningkatnya
jumlah perokok di Indonesia sehingga dalam hal konsumsi rokok, Indonesia
menjadi negara tertinggi kedua setelah Timor Leste. Tidak hanya itu, yang lebih
memprihatinkan adalah tingginya konsumen rokok tersebut mencakup pada
kalangan pelajar yang mana, usia pelajar adalah usia produktif yang sebaiknya
tidak terkontaminasi oleh zat adiktif yang terkandung di dalam rokok. Dalam hal
ini pemerintah mengambil sikap lebih tegas guna mengatasi masalah tersebut
dengan cara mengeluarkan pesan peringatan tentang bahaya merokok yang
tercantum dalam Permenkes No.28 tahun 2013 dimana produsen rokok wajib
mencantumkan peringatan resiko merokok berbentuk gambar visual sebesar 40%
dari kemasan produk rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh komunikasi visual resiko merokok terhadap sikap pelajar SMK
Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknis Mesin.
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan metode survey.
Teknik pengambilan sampel dengan cara sensus, menggunakan keseluruhan
populasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Regresi
linear. Kemudian data diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS.20
untuk sistem operasi komputer Windows.
Hasil dari penelitian ini menunjukan, terdapat pengaruh yang signifikan
anatara Komunikasi Visual Resiko Merokok terhadap Sikap Pelajar SMK Negeri
2 Yogyakarta. Jurusan Teknik Mesin. Berdasarkan Uji Koefisian Determinasi
diketahui bahwa Komunikasi Visual Rsiko Merokok memiliki pengaruh sebesar
33,2% pada sikap Pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Jurusan Teknik Mesin. Dari
tiga aspek Sikap yang diteliti, pada aspek Kognitif dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya pelajar memahami seala resiko akibat merokok. Pada aspek Afektif
dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar pelajar acuh tak acuh dan sebagian lain
memiliki pesaraan takut,tidak suka dan tidak nyaman terhadap peringatan rokok.
Pada Aspek Konatif dapat disimpulkan bahwa pelajar rentan terpengaruh untuk
mencoba rokok dan atau merokok kembali.
Keyword : Komunikasi Visual, Sikap, Rokok, Pelajar
iii
MOTTO
“THE WORLD IS A BOOK
AND THOSE WHO DO NOT TRAVEL
IS LIKE READ ONLY ONE PAGE”
~St.Augustine~
v
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirahiim....
Karya ini dipersembahkan untuk:
Keluarga besar Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN sunan Kalijaga Yogyakarta
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia
menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang PENGARUH PESAN
VISUAL PENYAKIT AKIBAT MEROKOK TERHADAP SIKAP PELAJAR.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penyusun mengucapkan rasa
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Kamsi, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Bono Setyo, M.Si dan selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi.
3. Bapak Drs. Siantari Rihartono, M.Si, selaku Sekretaris Prodi Ilmu
Komunikasi
4. Ibu Rika Lusri Virga selaku dosen pembimbing yang telah mengikhlaskan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan kepada penulis
dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Hj. Dra. Marfuah Sri Sanityastuti, M.Si. selaku dosen pembimbing
akademik.
6. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
7. Kedua Orang Tua yang sangat aku sayangi dan aku hormati, Bapak Wahid
Hasjim & Ibu Sri Suciati
vii
8. Kakak saya Fardan Perdana bererta keluarga
9. Mbak Murni, Mbak Imah, Mas Rifky dan seluruh keluarga Zaidi yang
telah merawat dan mengasuh saya selama menempuh studi di Yogyakarta
10. Arlan, Faiz, Bayu, Fajrul, Ninda, Linggar, Tomo, Wuwuh, dan terimakasih
untuk semuanya.
11. Teman-teman mahasiswa komunikasi 2005-2014 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, kalian semua istimewa
12. Teman-teman dari Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI)
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, Rasa kekeluargaan kita
semoga selalu melekat sampai kapanpun
13. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak mungkin disebutkan satu per satu. Kepada semua pihak tersebut
semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima disisi Allah SWT,
dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya, Amin.
Demikian yang dapat penulias sampaikan, semoga semua bisa bermanfaat
bagi semua pihak. Terimakasih.
Yogyakarta,
2015
Penyusun,
Febrian Zulkarnain
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
ABSTRACT .......................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latas Belakang Masalah ..........................................................................1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C.
Tujuan dan Manfaat ................................................................................ 6
D.
Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 7
E.
Landasan Teori....................................................................................... 9
F.
Kerangka Pemikiran................................................................................ 30
G.
Metodologi Penelitian ............................................................................. 30
H.
Hipotesa .................................................................................................. 40
ix
BAB II GAMBARAN UMUM
A.
Historisitas SMK Negeri 2 Yogyakarta .................................................. 41
B.
Visi dan Misi SMK Negeri 2 Yogyakarta............................................... 44
C.
Kompetensi Keahlian SMK Negeri 2 Yogyakarta.................................. 45
D.
Komunikasi Visual Resiko Merokok ...................................................... 46
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Karakteristik Responden......................................................... 53
B.
Uji Validitas ............................................................................................ 54
C.
Uji Reliabilitas ........................................................................................ 56
D.
Penyebaran data setiap variable .............................................................. 57
E.
Analisis Data ........................................................................................... 74
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan ............................................................................................. 79
B.
Saran ....................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 82
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kepala Sekolah SMK N 2 Yogyakarta .................................................... 43
Tabel 2 Jumlah siswa kelas X ............................................................................... 45
Tabel 3 Jumlah siswa kelas XI .............................................................................. 46
Tabel 4 Usia Responden........................................................................................ 53
Tabel 5 Mencoba Merokok ................................................................................... 53
Tabel 6 Uji Validitas ............................................................................................ 54
Tabel 7 Uji Reliabilitas Variabel X ....................................................................... 56
Tabel 8 Uji Reliabilitas Variabel Y ....................................................................... 56
Tabel 9 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 1 .................................................. 57
Tabel 10 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 2 ................................................ 58
Tabel 11 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 3 ................................................ 59
Tabel 12 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 4 ................................................ 60
Tabel 13 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 5 ................................................. 61
Tabel 14 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 6 ................................................. 62
Tabel 15 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 7 ................................................. 62
Tabel 16 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 8 ................................................. 63
Tabel 17 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 9 ................................................. 64
Tabel 18 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 10 ............................................... 65
Tabel 19 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 11 ............................................... 65
Tabel 20 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 12 ............................................... 66
Tabel 21 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 13 ............................................... 67
xi
Tabel 22 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 14 ............................................... 68
Tabel 23 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 15 ............................................... 68
Tabel 24 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 16 ............................................... 69
Tabel 25 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 17 ............................................... 70
Tabel 26 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 18 ............................................... 70
Tabel 27 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 29 ............................................... 71
Tabel 28 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 20 ............................................... 72
Tabel 29 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 21 ............................................... 72
Tabel 30 Rekap jawaban kuesioner pertanyaan 22 ............................................... 73
Tabel 31 Uji Normalitas ........................................................................................ 74
Tabel 32 Uji Lineritas ........................................................................................... 75
Tabel 33 Analisis Regresi ..................................................................................... 76
Tabel 34 Koefisien Determinasi ........................................................................... 77
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Perubahan Sikap .................................................................................. 11
Gambar 2 Peringatan bahaya merokok ................................................................. 22
Gambar 3 Peringatan bahaya merokok ................................................................. 22
Gambar 4 Peringatan bahaya merokok ................................................................. 22
Gambar 5 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 30
Gambar 6 Peringatan Bahaya Merokok ................................................................ 47
Gambar 7 Aturan Pencantuman Peringatan Bahaya Merokok ............................. 48
Gambar 8 Ukuran pencantuman Komunikasi Visual Rokok ................................ 49
Gambar 9 Ukuran pencantuman Komunikasi Visual Rokok ................................ 50
Gambar 10 Ukuran pencantuman Komunikasi Visual Rokok.............................. 51
Gambar 11 Ukuran pencantuman Komunikasi Visual Rokok .............................. 52
xiii
ABSTRACT
EFFECT OF VISUAL COMMUNICATION OF RISK SMOKING
ATTITUDE OF STUDENTS
(Survey on the students of SMK Negeri 2 Yogyakarta
Department of Mechanical Engineering)
This research take from the phenomenon of increasing the number of
smokers in Indonesia, so in terms of cigarette consumption, Indonesia became the
second highest after East Timor. Not only that, the more concern is the high
consumer of cigarettes include at which the students, aged students are of
childbearing age should not be contaminated by addictive substances contained in
cigarettes. In this case the government take a more assertive stance in order to
overcome the problem by issuing a warning about the dangers of smoking are
listed in Permenkes 28 of 2013 in which the manufacturer is required to include a
warning cigarette smoking risk in the form of visual images by 40% of the
tobacco product packaging. This study aims to determine how much influence the
visual communication of risk of smoking on student attitudes SMK N 2
Yogyakarta Department of Technical Engineering
This study includes quantitative research, the survey method. The
sampling technique by census, using the whole population. Analysis of the data in
this study using linear regression analysis. Then the data were processed using the
software SPSS.20 for Windows computer operating system.
The results of this study indicate, there is a significant effect anatara
Visual Communication Risk Smoking on Student Attitudes SMK N 2 Yogyakarta.
Department of Mechanical Engineering. Based on the coefficients of
determination Test of Visual Communication Rsiko known that smoking has an
influence on the attitude of 33.2% Students of SMK Negeri 2 Yogyakarta
Department of Mechanical Engineering. Attitude of the three aspects studied, the
Cognitive aspects can be concluded that in general students understand Seala risk
due to smoking. On the Affective aspects can be concluded that the bulk of
students indifferent and others have pesaraan fear, dislike and uncomfortable
against cigarette warnings. In conative aspect can be concluded that students are
vulnerable and affected to try cigarettes or smoke again.
Keyword: Visual Communication, Attitude, Cigarette, Student
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Informasi seputar bahaya rokok bukan lagi merupakan sesuatu yang baru di
Indonesia. Mulai dari kampanye hingga berbagai penyuluhan kesehatan yang
mengulas tentang bahaya merokok sudah sering dilaksanakan, namun yang terjadi
hingga hari ini jumlah perokok yang ada di Indonesia masih tetap tinggi.
Sebagaimana terungkap dalam penelitian Institute for Health Metrics and
Evaluation University of Washington di Amerika Serikat yang mengkaji tingkat
perokok dari tahun 1980-2012 berdasarkan data dari 187 negara, Indonesia
merupakan negara dengan jumlah perokok tertinggi kedua setelah Timor Leste,
yaitu sebanyak 57 persen dari jumlah penduduknya. (www.radioaustralia.net.au/
/jumlah_perokok_di_Indonesia/diakses 12 April 2014).
Besarnya bahaya merokok sebenarnya bukan tidak disadari oleh kalangan
para perokok, melainkan kuatnya ketergantungan terhadap rokok membuat orang
tidak mau berhenti mengisapnya. Menurut penelitian, efek negatif dari rokok
tersebut bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan
menerima akibat negatif dari rokok tersebut. Justru efek yang diterima
oleh perokok pasif akan jauh lebih berbahaya dari pada perokok aktif. Berbagai
penyakit yang disebabkan oleh zat adiktif yang terkandung dalam rokok, mulai
dari gangguan alat pernafasan hingga organ tubuh lain seperti ginjal dan organ
intim perlahan akan menyerang para perokok. Ini artinya merokok merupakan
1
kebiasaan buruk yang sebaiknya ditinggalkan sejak dini. Namun, apa yang terjadi
saat ini kebiasaan merokok justru tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa
melainkan dikalangan remaja juga sudah mulai mengisap rokok. Fenomena
tersebut tersebut terjadi mengingat usia remaja merupakan masa peralihan menuju
kedewasaan dimana pada usia tersebut sesorang cenderung ingin selalu mencoba
hal-hal yang baru. Hampir semua orang mulai merokok dengan alasan yang
sedikit sekali kaitannya dengan kenikmatan. Dalam pikiran anak muda, rokok
merupakan lambang kedewasaan. Sebagai seorang remaja mereka menggunakan
berbagai macam cara untuk terlihat dewasa. Untuk membuktikannya, mereka
dengan
sadar
melakukan
kebiasaan
orang
dewasa,
yaitu
merokok
(Caldwell,2009:62). Selain itu faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang mulai terbiasa menghisap rokok. Sementara itu faktor lain
penyebab remaja menghisap rokok adalah karena terbius dengan iklan rokok,
dimana iklan rokok dibuat dengan sedemikian rupa untuk menimbulkan kesan
maskulin, superior, eksklusif, dan sebagainya yang membuat orang tertarik
dengan produk rokok. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik, terjadi
peningkatan jumlah perokok pemula berusia di bawah 10 tahun (tahun 2001 s/d
2004 dari 0,4 % menjadi 2,8 %), dan berdasarkan penelitian yang dilakukan The
Global Youth Tobacco Survey pada tahun 2006 , di Indonesia tercatat 37,3 persen
pelajar merokok, dan 3 dari 10 pelajar pertama kali merokok berumur 10 tahun.
(Laporan Outlook Badan Pusat Statistik, Prevelensi Jumlah Perokok Muda di
Indonesia Tahun 2006)
2
Guna menekan dampak negatif dari rokok, maka pemerintah mewajibkan
bagi produsen rokok untuk mencamtumkan peringatan mengenai bahaya merokok
pada setiap kemasan maupun iklan yang ditayangkan. Dengan mencantumkan
peringatan kesehatan berupa gambar atau tulisan pada bungkus rokok,hal tersebut
adalah salah satu bentuk pemenuhan hak-hak konsumen seperti tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
(www.poskotanews.com/rubrik_konsumen_berhak_atas_informasi_bahaya_mero
kok/diakses 12 april 2014).
Dari sini peneliti mengkaitkan dengan salah satu ayat di dalam Al-Qur’an
yaitu QS. Al Ahzab ayat 70 :
ّ ‫ياَي‬
‫ّهاالذين امنىااتّقىاهللا وقلىلىاقىالًسدي ًدا‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan katakanlah perkataan yang benar,”
Jadi, diharapkan iklan dalam
menawarkan produk tidak melakukan
penipuan, dan harus selalu menunjukkan kebenaran. Seperti larangan merokok
dan bahaya merokok yang dicantumkan pada iklan dan bungkus rokok. Sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan bahan
yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan, kini
pemerintah semakin tegas mengambil kebijakan mengenai rokok. Diantaranya
adalah selain wajib mencantumkan peringatan tentang bahaya rokok, Peringatan
itu mesti dicantumkan di bagian atas bungkus seluas masing-masing 40 persen
dari bungkus, baik di bagian depan maupun belakang. Peringatan yang sama juga
harus dicantumkan dalam iklan produk tembakau. Selain peringatan berupa
3
tulisan produsen rokok juga dianjurkan untuk mulai menggunakan peringatan
dalam bentuk gambar seperti yang telah dilakukan oleh produsen rokok di
beberapa negara lain, salah satunya Australia. Peringatan berbentuk gambar akan
memudahkan masyarakat memperoleh informasi tentang bahaya merokok karena
para konsumen tidak semuanya memiliki kemampuan baca tulis. Tidak hanya itu,
bahkan kini produsen juga dituntut untuk mulai mencantumkan peringatan dengan
huruf Braille, untuk membantu konsumen tuna netra. Dengan adanya batasanbatasan tersebut, membuat para kreator iklan rokok menjadi semakin kreatif,
mereka berusaha untuk tidak menyalahi aturan sekaligus berusaha agar pesan
yang ingin disampaikan dapat tetap diterima dengan baik oleh konsumen.
Biasanya iklan rokok digunakan untuk membentuk citra tentang merk rokok
tertentu. Pada setiap iklan rokok, peringatan bahaya merokok biasanya
ditampilkan di akhir iklan dan biasanya hanya beberapa detik saja, sehingga
kebanyakan yang ada di benak konsumen tentang rokok bukanlah peringatan
bahaya merokok tersebut, melainkan lebih pada slogan iklan rokoknya sendiri.
Keseriusan pemerintah dalam mengambil kebijakan tersebut mulai terlihat
dari peringatan mengenai bahaya merokok yang baru, dan terkesan lebih frontal.
Jika sebelumnya peringatan yang tercantum hanya sebatas redaksi untuk
menghindari bahaya merokok, kini melalui ketetapan peraturan menteri kesehatan
berkaitan dengan pengendalian prevelensi jumlah perokok sekaligus untuk
menekan angka kematian disebabkan berbagai penyakit kronis, mengharuskan
setiap perusahaan rokok, baik rokok “lentingan” (handmade product) maupun
rokok produksi industrial untuk mencantumkan tanda visual berupa gambar-
4
gambar penyakit kanker akibat terpapar racun dari setiap batang rokok. Ukuran
visualisasi bahaya merokok pun diantar oleh permenkes (peraturan menteri
kesehatan) yaitu, sepertiga dari total ukuran bungkus rokok. Adapun diantara
gambar (visual) adalah
seorang perokok
sedang menghembuskan asap dan
tengkorak sebagai latar belakangnya, kemudian juga dilengkapi dengan tanda
18+. Begitu pula pada kemasan rokok yang saat ini telah dicantumkan pesan
peringatan bergambar berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh konsumsi
rokok, seperti kanker paru-paru, tenggorokan, dan mulut.
Disisi lain ketika dipelajari secara lebih mendalam ada hal yang menarik
perhatian dari perubahan pesan peringatan bahaya merokok ini, yaitu pada gambar
pendukung pesan peringatan tersebut yang menampilkan seorang perokok sedang
mengepulkan asap. Meskipun ini adalah sebuah pesan peringatan, hal ini jelas
sekali bertolak belakang dengan Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 1999,
yang kemudian direvisi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2000
tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan. Dalam PP tersebut Pada pasal 18
menyebutkan materi iklan rokok salah satunya dilarang untuk menyarankan atau
merangsang orang untuk merokok, selanjutnya adalah memajang orang sedang
menghisap rokok.Dari perubahan peringatan mengenai bahaya rokok yang lebih
tegas dan terkesan lebih frontal dan uraian mengenai fenomena para perokok
yang masih berstatus pelajar inilah yang kemudian peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh pesan peringatan bahaya merokok pada
pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta. Peneliti memilih pelajar SMK sebagai objek
penelitian dikarenakan pada anak seusia ini masih dalam masa peralihan menuju
5
dewasa yang mana biasanya masih mudah terpengaruh dengan informasi baru
yang diterimanya. Selain itu, sehubungan dengan topik merokok pada remajadalam hal ini khususnya pada pelajar- Pfau menyebutkan ada tiga argumentasi
serangan paling umum, yaitu: Pertama, merokok itu”keren”; Kedua, mencoba
merokok tidak menyebabkan ketagihan; dan terakhir, merokok tidak akan
membahayakan saya (Severin,2008:196). Peneliti memilih SMK Negeri 2
Yogyakarta dengan pertimbangan bahwa di sekolah kejuruan ini memiliki lebih
banyak kompetensi keahlian diantara sekolah kejuruan lain, yaitu sebanyak
Sembilan kompetensi keahlian.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah “Seberapa besar pengaruh label visual resiko
merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta, Kelas XI jurusan
teknik mesin?”
C.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1)
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dengan adanya penelitian ini
yaitu untuk mengetahui besaran pengaruh label visual resiko merokok
terhadap sikap pelajar Kelas XI Jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 2
Yogyakarta.
6
2)
Manfaat Penelitian
a.
Manfaat akademik
1) Bagi pihak Program Studi Ilmu Komunikasi, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan
penelitian di bidang disiplin Ilmu Komunikasi, khususnya yang
berkaitan dengan Advertising.
2) Bagi pihak lain diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi positif bagi perkembangan komunikasi, khususnya
Mahasiswa untuk dijadikan acuan dan rujukan penelitian sejenis
atau penelitian lanjutan dan memberikan sumbangan bagi
perkembangan Ilmu Komunikasi khususnya Advertising.
b.
Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap bisa mengetahui
sejauh mana pengaruh label visual resiko merokok terhadap sikap
pelajar Kelas XI Jurusan Teknik Mesin SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Ditambahkan
bahwa
penelitian
ini
dapat
berperan
dalam
meminimalisasi tingkat prevelensi jumlah perokok khususnya di
kalangan pelajar kota Yogyakarta.
D.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian tentang iklan dan perilaku konsumen banyak dilakukan oleh
berbagai khalayak, dari kalangan mahasiswa dan peneliti lainnya. Dari sekian
banyak penelitian iklan, yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya sebagai
7
berikut: Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ary Aryo Tri Nugroho tahun
2011. Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang berjudul “Pengaruh Iklan Testimoni Pada Shampo Pantene
Terhadap Keputusan Membeli (Studi Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi
2008-2009 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta)”. Peneliti ingin
meneliti sejauhmana iklan testimoni berpengaruh pada keputusan membeli.
Persamaan dengan peneliti adalah melihat pengaruh iklan pada konsumen.
Sedangkan perbedaannya dari iklan yang diteliti. Peneliti menggunakan iklan
larangan merokok pada produk rokok itu sendiri, sedangkan Ary Aryo
menggunakan iklan testimony pengguna, yang dikeluarkan oleh pengguna produk
shampoo pantene. Sedangkan iklan larangan dan bahaya merokok dibuat oleh
produsen rokok itu sendiri.
Penelitian berikutnya adalah skripsi dari Adib Rozaqi Choiron tahun 2012,
Program studi Desain Label visual, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
yang berjudul ” Studi Efektivitas Iklan Media Televisi Djarum76 Versi Pingin
Sugih, Pingin Ganteng”. Pada penelitian tersebut peneliti menemukan bahwa
untuk mendapatkan iklan yang efektif dan kemudian memiliki pengaruh yang
signifkan terhadap masyarakat adalah dengan memperhatikan tiga variable utama
yaitu endorser, pesan dalam iklan dan media iklan. Persamaan dengan penelitian
ini adalah sama-sama mengenai efek iklan rokok, perbedaannya adalah pada
visual iklan rokok, sedangkan peneliti lebih kepada pesan peringatan iklan rokok.
Penelitian selanjutnya yang digunakan sebagai pembanding adalah skripsi
dari Mahardika Putra. S , tahun 2011. Program studi Ilmu Komunikasi Fakultas
8
Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
yang berjudul “SIKAP MAHASISWA PEROKOK TERHADAP PERINGATAN
BAHAYA MEROKOK (Study Deskriptif sikap Mahasiswa Perokok Terhadap
Pesan Peringatan Bahaya Merokok Di UPN Surabaya) . Dalam penelitian
tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana sikap mahasiswa perokok terhadap
peringatan bahaya merokok yang tercantum.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Responden sebenarnya secara pengetahuan mereka memahami isi pesan
peringatan bahaya merokok. Tetapi, mereka mengambil sikap untuk mengabaikan
pesan larangan tersebut, untuk tetap merokok. Persamaan dengan penelitian ini
adalah sama-sama membahas mengenai pesan peringatan merokok. Perbedaannya
adalah penelitian sebelumnya ingin mengetahui bagaimana sikap konsumen
terhadap peringatan, sedangkan pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui lebih
kepada efek yang ditimbulkan dari pesan peringatan merokok.
E.
LANDASAN TEORI
1)
S-O-R (Stimulus Organism Response)
Teori SOR (Stimulus Organism Response) merupakan model analisis
yang menganggap bahwa organism menghasilkan perilaku tertentu jika ada
kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Objek
materialnya adalahmanusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen :
sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Asumsi dasar dari model
9
teori ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan
langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-R theory.
Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi reaksi.
Artinya model ini mengasumsi bahwa setiap kosakata verbal, isyarat non
verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan
respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif
atau negatif;misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini
merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan
muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian
mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic needle atau
teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan
model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek
yang kuat terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum
suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan
menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula
Hovland dkk meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
komunikasi persuasif. Dalam penelitiannya yang diadakan di Universitas
Yale, ia mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses yang digunakan
oleh komunikator untuk menyampaikan stimuli (yang biasanya dalam
bentuk lisan) guna mengubah orang lain. Kemudian dipelajari pada berbagai
karakteristik pesan yang disampaikan dengan memanipulasi berbagai aspek
tipe komunikasi yang berlainan. Pada sisi lain riset tersebut meneliti
berbagai variabel yang ada pada diri subjek penerima esan itu seperti
10
kemudahannya disugesti, sikap mereka sebelum diberi pesan, inteligensi,
harga diri, kompleksitas kognitif, dan berbagai sifat kepribadian lainnya.
Asumsi dasar yang melandasi studi Hovland dan kawan – kawannya adalah
anggapan bahwa efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan
sikap akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan,
dipahami, dan diterima. Langkah-langkah Perubahan Sikap Menurut
Hovland, Janis, & Kelley – 1953 :
Gambar 1.
Langkah Perubahan Sikap
Stimulus
Perhatian, Pengertian, Penerimaan
Respon (Perubahan sikap)
(Sumber : Azwar, 2003 : 63)
Pada gambar
subjek
terhadap
tersebut terlihat bahwa perhatian dan pemahaman
komunikasi
atau
pesan
yang
disampaikan
akan
menentukkan apa yang akan di pelajari oleh subjek mengenai isi pesan
tersebut, sedangkan proses – proses lain dianggap menentukan apakah isi
yang dipelajari itu akan diterima atau diadopsi oleh subjek ataukah tidak.
2)
Komunikasi visual
Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan bahasa
visual, di mana bahasa visual merupakan kekuatan paling utama yang dapat
dilihat dan dapat digunakan untuk menyampaikan
suatu pesan yang
11
memiliki arti, makna dan maksud tertentu. (Kusrianto, 2007 : 10). Dapat
dikatakan juga sebagai muatan nilai melalui penggunaan
bahasa
rupa
(visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain dengan
tujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target
audience sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Bahasa rupa yang dipakai
berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan
sebagainya yang disusun berdasarkan khaidah bahasa visual yang khas.
Dalam
label
visual
sendiri
terdapat
beberapa
kajian
yang
dikembangkan yaitu :
a.
Visual Intelligence/ Cogition/ Perception
b.
Visual Literation
c.
Graphic Design/ Aesthetics
d.
Visualization/ Creativity
e.
Visual Culture/ Visual Rhetoric/ Visual Semiotics
f.
Professional Performance : Photography/ Film/ Video/ Internet/
Mass Media/Advertising/PR. (Smith et al. (ed), 2005 : xx)
Label visual peringatan bahaya rokok merupakan merupakan pesan
yang ditujukan kepada masyarakat dan atau konsumen rokok untuk
menunjukan resiko yang dapat dialami akibat mengkonsumsi rokok.
Berkaitan mengenai penyampaian pesan melalui media visual maka peneliti
menggunakan kajian Visual Rhetoric dari Sonja K. Foss. Visual Rethoric
12
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan studi imajiner visual
dalam disiplin retorika. Sederhananya dalam Visual Rethoric adalah
menggunakan objek visual untuk berkomunikasi, baik objek dalam bentuk
dua dimensi atau tiga dimensi. Namun Menurut Sonja, tidak semua objek
visual sebagai sebuah Visual Rethoric. Ada beberapa syarat yang sebelum
sebuah objek visual dapat dikatakan sebagai Visual Rethoric, yaitu :
a. Symbolic Action, yaitu sebuah objek visual dipahami sebagai sebuah
tanda sebagai alat komunikasi.
b. Human Intervention, artinya objek visual dibuat oleh seseorang.
c. Presence of an audience, yaitu adanya audien, meskipun yang
menjadi audien adalah si pembuat objek visual itu sendiri.
3)
Iklan
Iklan senantiasa dibuat sedemikian rupa dengan maksud untuk
mempengaruhi secara menguntungkan pikiran maupun perasaan publik bagi
suatu usaha atau perusahaan Menurut Keppler, Iklan atau
advertising
berasal dari bahasa latin, ad-vere berarti “mengoperkan pikiran dan gagasan
kepada pihak yang lain, jika kita terima maka sebenarnya iklan tidak ada
bedanya dengan pengertian komunikasi satu arah” (Liliweri, 1992 : 17).
Iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya kurang lebih
adalah “menggiring orang pada gagasan”. Adapun pengertian iklan secara
komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan
mempromosikan ide, barang atau jasa secera non personal yang dibayar oleh
sponsor tertentu. Iklan merupakan uatu proses komunikasi yang bertujuan
13
untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang
menguntukngkan bagi pembuat iklan. Periklanan (advertising) yang
merupakan bauran promosi yang mudah dijumpai di berbagai media adalah
merupakan bentuk penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk,
merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Pada
iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya (pemasar).
Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen,
perasaan, pengetahuan, makna kepercayan, sikap, dan citra yang berkaitan
dengan produk dan merek. Advertising atau periklanan adalah semua bentuk
penyajian non personal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang
dibayar oleh suatu sponsor. Pihak pemberi dana tersebut berharap untuk
menginformasikan atau membujuk para anggota dari khalayak tertentu.
Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi secara massa (nonpersonal) yang
membutuhkan biaya dan didanai oleh pihak pembuat iklan yang bertujuan
untuk membujuk atau menggiring seseorang untuk mengambil tindakan
yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan (Durianto,2003:2). Menurut
Philip Kolter (dalam Durianto,2003:11) dalam pembuatan program
periklanan terdapat lima keputusan utama yang harus diambil yaitu
mengenai tujuan periklanan (mission), uang yang dapat dibelanjakan
(money), pesan yang disampaikan (message), media yang akan digunakan
(media) dan evaluasi hasil (measurement). Tujuan periklanan setiap
perusahaan adalah berbeda-beda tergantung dari kondisi intern dan ekstern
perusahaan itu sendiri. Pada dasarnya, periklanan merupakan bagian dari
14
komunikasi massa yang memiliki tujuan untuk memperkenalkan suatu
produk ataupun jasa. Iklan adalah media promosi produk tertentu, dengan
tujuan produk yang ditawarkan terjual laris. Untuk itu iklan dibuat
semenarik mungkin, sehingga terkadang dapat dinilai terlalu berlebihan,
serta mengabaikan sisi psikologis, sosiologis, ekologis, dan estetika
penonton atau sasaran produk yang diiklankan10. Secara sederhana,
Rhenald Kasali mendefinisikan iklan sebagai suatu pesan yang menawarkan
suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat. Sementara itu, menurut
masyarakat periklanan Indonesia, iklan adalah segala bentuk pesan tentang
suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian
atau seluruh masyarakat. David Oglivy mengungkap kalau tujuan utama
dari pembuatan iklan adalah untuk menjual produk. Salah satu kredo
periklanan Oglivy (Palupi dan Pambudi, 2006:16) yang banyak dikenal
adalah: “if it does’t sell, it is not creative.” Dari sinilah lahir konsepsi
mengenai iklan hard sell yang memiliki ciriciri: straight forward atau
langsung dan menjual produk apa adanya, menggunakan single message,
simpel, lugas, selalu fokus pada kebutuhan serta keinginan target pasar.
Tujuan pembuatan iklan menurut Uyung Sulaksana ada 3 macam, yakni
memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan. Namun, Uyung
mengingatkan bahwa tujuan iklan semestinya merupakan kelanjutan dari
penentuan pasar sasaran, positioning dan bauran pemasaran.
Pendapat lain yang hampir sama mengenai mengenai definisi iklan
salah satunya adalah menurut Morissan, Iklan atau advertising dapat
15
didefinisikan sebagai “any paid form of non personal communication about
an organizazion, product, service, or idea by an identified sponsor” (Setiap
bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, prosuk, servis,
atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui). (Morissan, 2010:
80). Menurut Monle Lee & Carla Johnson,Periklanan adalah komunikasi
komersil dan non personal tentang sebah organisasi dan produk-produknya
yang di transmisikan ke suatu khalayak terget melalui media bersifat massal
seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang, atau
kendaraan umum. (Monle Lee & Carla Johnson, 2007: 53). Jadi pada
dasarnya iklan adalah suatu bentuk penyampaian pesan secara non personal
dan bersifat massal kepada khalayak melalui media guna mengarahkan
khalayak pada tujuan-tujuan tertentu.
a)
Fungsi Iklan
Iklan sebagai tehnik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang
sifatnya non personal secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti
yang dimuat di media massa lainnya (Liliweri, 1992:47).
1) Fungsi Pemasaran adalah fungsi untuk memenuhi permintaan para
pemakai ataupun pembeli terhadap barang-barang ataupun jasa
serta gagasan yang diperlukannya.
2) Fungsi Komunikasi. Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan
memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari
komunikator kepada komunikan yang terdiri atas sekelompok
orang yang menjadi khalayaknya. Sebagai fungsi komunikasi, iklan
16
berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi
syarat-syarat pemberitaan.
3) Fungsi Pendidikan, Fungsi komunikasi adalah semua bentuk iklan
memang mengkomunikasikan melalui media berbagai pesan dari
komunikator kepada komunikan yang terdiri atas sekelompok
orang yang menjadi khalayaknya. Sebagai fungsi komunikasi, iklan
berisi cerita mengenai suatu produk sehingga harus memenuhi
syarat-syarat pemberitaan.
4) Fungsi Ekonomi, Iklan mengakibatkan orang semakin tahu tentang
produk-produk tertentu, bentuk pelayanan jasa, maupun kebutuhan
serta
memperluas
ide-ide
yang
mendatangkan
keuntungan
finansial.
5) Fungsi Sosial, Iklan juga mempunyai fungsi sosial membantu
menggerakkan suatu perubahan standar hidup yang ditentukan oleh
kebutuhan manusia di seluruh dunia. Misalnya melalui iklan dapat
digerakkan bantuan keuangan, bahan-bahan makanan. Melalui
publikasi iklan mampu menggugah pandangan orang tentang suatu
peristiwa, kemudian meningkatkan sikap, afeksi yang positif dan
diikuti tindakan pelaksanaan nyata atau tindakan sosial.
4)
Pesan Peringatan Bahaya Merokok
a.
Pesan
1) Definisi Pesan
Definisi Pesan menurut Laswell adalah seperangkat lambang
bermakna yang disampaikan oleh komunikator” (Effendy,1984:18).
17
Sedangkan Definisi pesan menurut Effendy adalah suatu komponen
dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan
seseorang yang sedang menggunakan lambang bahasa atau
lambang-lambang lainnya disampaikan kepada orang lain”
(Effendy,1993:224). Pesan dapat disampaikan secara langsung
melalui media komunikasi, isinya bisa berupa ilmu pengetahuan,
informasi, nasihat atau propaganda.Pesan yang disampaikan dalam
proses komunikasi harus mempertahankan faktor-faktor yang
menunjang keberhasilan pesan itu sendiri, diantaranya faktor isi
pesan, teknik pengelolaan pesan dan teknik penyampaian pesan.
2) Isi Pesan
Menurut Wilbur Schramm, jika kita menginginkan pesan kita
dapat membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki maka ada
kondisi yang harus dipenuhi atau disebut juga “the condition of
success in communication”, kondisi tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
a) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa,
sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
b) Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada
pengalaman yang sama dan komunikan, sehingga sama-sama
mengerti.
18
c) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan
tersebut.
d) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh
kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok di mana
komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan
tanggapan yang dikehendaki (Effendy, 1993:41)
3) Teknik Pengelolaan Pesan
Di dalam teknik pengelolaan terdapat penyusunan pesan.
Menurut Cassandra (Cangara, 2009:111) ada dua model dalam
penyusunan pesan, yakni :
a) Penyusunan pesan yang bersifat informatif.
b) Model penyusunan pesan yang bersifat informatif lebih banyak
ditujukan
pada perluasan wawasan dan kesadaran khalayak.
Prosesnya lebih banyak bersifat difusi atau penyebaran,
sederhana, jelas dan tidak banyak menggunakan jargon atau
istilah-istilah yang kurang populer di khalayak.Ada empat
macam penyusunan pesan yang bersifat informatif, yakni :
Pertama, Space Order ialah penyusunan pesan yang melihat
kondisi tempat atau ruang, seperti internasional, nasional dan
daerah.
Kedua,
Time
berdasarkan waktu
Order
ialah
atau periode
penyusunan
pesan
yang disusun secara
kronologis. Ketiga, Deductive Order ialah penyusunan pesan
19
mulai dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang khusus.
Serta terakhir Inductive Order ialah penyusunan pesan yang
dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang
bersifat umum.
c) Penyusunan pesan yang bersifat persuasif. Model penyusunan
pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah
persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Sebab itu penyusunan
pesan persuasif memiliki sebuah proposisi. Proposisi disini
ialah apa yang dikehendaki sumber terhadap penerima sebagai
hasil pesan yang disampaikannya, artinya setiap pesan yang
dibuat diinginkan adanya perubahan.Ada beberapa cara yang
dapat digunakan dalam penyusunan pesan yang memakai
teknik persuasi, antara lain Pertama, Fear appear ialah metode
penyususnan atau penyampaian pesan dengan menimbulkan
rasa ketakutan kepada khalayak. Kedua, Emotional appeal
ialah cara penyususnan atau penyampaian pesan dengan
berusaha menggugah emotional khalayak. Ketiga, Reward
appeal ialah cara penyusunan atau penyampaian pesan dengan
menawarkan
janji-janji
kepada
khalayak.
Keempat,
Motivational appeal ialah teknik penyusunan pesan yang
dibuat
bukan
karena
janji-janji,
tetapi
disusun
untuk
menumbuhkan internal psikologis khlayak sehingga mereka
dapat mengikuti pesan-pesan itu. Kelima, Humorious appeal
20
ialah teknik penyusunan pesan yang disertai humor, sehingga
dalam penerimaan pesan khlayak tidak merasa jenuh.
5)
Peringatan Bahaya Merokok
Rokok adalah suatu produk yang berbahaya bagi kesehatan, akan tetapi
untuk kepentingan penjualan, maka produsen tetap harus mencari cara untuk
memperkenalkan produknya kepada konsumennya, salah satu caranya yaitu
dengan beriklan. Namun dengan mempertimbangkan alasan kesehatan,
maka pemerintah mengharuskan setiap produsen rokok untuk menyertakan
peringatan tentang bahaya merokok dalam setiap iklan rokok yang
ditayangkan. Sebelumnya peringatan tersebut berbunyi: “ Merokok dapat
menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan
dan janin” namun mulai awal tahun 2014 sesuai dengan peraturan
pemerintah
maka
peringatan
tersebut
diganti
menjadi
“Rokok
Membunuhmu”. Perubahan ini menyusul berlakunya Peraturan Pemerintah
Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat
adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.
Gambar .2
Pesan peringatan bahaya merokok sebelum dirubah
Sumber : http://viracanya.wordpress.com/2011/07/26/rokok/
21
Gambar .3
Pesan peringatan bahaya merokok sesudah dirubah
Sumber : http://www.thecrowdvoice.com/post/peringatan-%E2%80%9Crokokmembunuhmu%E2%80%9D-173447336.html
Gambar .4
Sumber : http://warungasep.wordpress.com/2014/07/03/gambar-mengerikan-dibungkus-rokok-apa-efeknya-bagi-para-perokok/
6)
Sikap
Sikap merupakan suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam
merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2005 : 174). Secara spesifik,
Thurstone (Notoatmojo, 2005 : 52) memformulasikan sikap sebagai derajat
afek positif dan afek negative terhadap suatu obyek psikologis. LaPierre,
22
mendefinikan sikap sebagai suatu pola perilaku,tendensi,atau kesiapan
antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial,
atau cara sederhana.Sikap adalah respon terhadapstimuli sosial yang telah
terkondisikan. Sedangkan Secord dan Backman, mengartikansikap sebagai
keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek lingkungan
sekitarnya. Sikap dikatakan sebagai suatu respon evaluatif. Respon hanya
akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
mengkehendaki adanya reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya
didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan
dalam bentuk nilai baik-buruk, positif-negatif, menyenangkan-tidak
menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi sebagai
potensi reaksi terhadap objek sikap (Azwar,1998:46).Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Setelah seseorang
mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian
atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia
akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahuinya atau
disikapinya. Sikap terdiri atas tiga komponen penting, yakni: kepercayaan
(keyakinan), ide dan konsep terhadap objek; kehidupan emosional atau
evaluasi
orang
terhadap
objek
(penilaian
terhadap
objek);
dan
kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen tersebut secara
23
bersamaan membentuk sikap yang utuh (total attitude) (Notoatmodjo, 2005:
83).Dalam kaitannya dengan sikap ada tiga aspek yang mendasari di
dalamnya saling berkaitan satu sama lainya, saling mengisi, tak dapat
dipisahkan. Aspek tersebut adalah:
1) Aspek Kognitif, yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan
atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari
pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu
tentang obyek sikap tertentu.
2) Aspek Afektif, yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak
senang, jadi sifa tafektif berhubungan eratdengan nilai- nilai
kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
3) Aspek Konatif, yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah
laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya.
Sedangkan Faktor-Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap pada
setiap individu, Menurut Azwar, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap:
1) Pengalaman pribadi merupakan apa yang telah dan sedang dialami ikut
membentuk dan mempengaruhi penghayatannya terhadap stimulus
sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.
Untuk dapat mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek.
Penghayatan tersebut akan membentuk sikap positif atau negatif di
kemudian hari.
24
2) Pengaruh Orang Lain merupakan komponen sosial yang penting yang
mempengaruhi sikap.
3) Media Massa, berfungsi sebagai sarana komunikasi yang mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi
individu secara langsung, namun dalam pembentukan sikap, media
massa juga berperan karena merupakan satu bentuk informasi sugestif.
4) Faktor Emosi, berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan
sikap sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan
tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan
lama.
a.
Proses Pembentukan Sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau terjadi
begitu saja. Pembentukannya selalu berhubungan dengan interaksi
social baik yang terjadi di dalam maupun diluar kelompok, baik
berjalan secara alamiah maupun dengan bantuan teknologi informasi.
Pada dasarnya proses pembentukan sikap berawal dari lingkungan
keluarga, kemudian interaksi dengan lingkungan masyarakat dan tentu
saja berhubungan dengan lingkungan pendidikan, baik formal maupun
informal. Selain itu sikap juga berhubungan dengan perbedaan bakat,
minat, intensitas perasaan. Secara umum pembentukan dan perubahan
sikap dengan terjadi melalui empat cara, masing-masing;
25
1) Adaptasi,yaitu kejadian-kejadian yang terjadi berulang-ulang
2) Deferensiasi, yaitu sikap yang terbentuk karena perkembangan
intelegensi, bertambahnya pengalaman dan lain-lain.
3) Integrasi, dimana pembentukan sikap di sini terjadi secara
bertahap, dimulai dengan berbagai pengalamanyang berhubungan
dengan satu hal tertentu
sehingga akhirnya terbentuk sikap
mengenai hal tersebut.
4) Trauma, yaitu pengalaman yang
biasanya
meniggalkan
kesan
tiba-tiba mengejutkan dan
mendalam
pada
jiwa
orang
bersangkutan, sehingga pada akhirnya membentuk sikap tertentu.
b.
Sikap Terhadap Iklan Rokok
Sebagaimana telah diungkapkan diawal bahwa sikap merupakan
kombinasi reaksi kognitif, afektif, dan perilaku, terhadap suatu subyek.
Dengan demikian, sikap terhadap iklan bungkus rokok bergambar dapat
diartikan sebagai kombinasi reaksi kognitif, afektif, dan perilaku,
terhadap
cara
produk
rokok
memperkenalkan
dirinya
kepada
masyarakat melalui proses pencitraan sehingga memperoleh dukungan
komersial dari kalangan masyarakat. Sikap initentunya akansangat
dipengaruhi
olehkualitas
berpendidikan tinggi,
pendidikan
seseorang.
makaiadapat memosisikan
Jikaseorang
diri sebagai
konsumen selektif, artinya mampu menempatkan posisi diri serta
menentukan sikap terhadap produk rokok yang membahayakan tubuh,
26
sedangkan masyarakat berpendidikan rendah, umumnya sedikit
memiliki preferensi terhadap produk berbahaya, seperti rokok sehingga
tidak menutup kemungkinan sikap yang terbentuk adalah sikap pro
terhadap produk rokok. Masyarakat pun kini telah terinternalisasi
berbagai iklan rokok yang “di kemas” melalui pencitraan bahwa rokok
adalah “jantan”, “lelaki sejati”, hingga “persahabatan”, muatan nilai
yang berbanding terbalik dengan produk rokok akan menciptakan sikap
kontradiktif (berlawanan), padahal sesungguhnya rokok salah satu
produk adiktif, yang dalam proses pemasarananya harus melalui
pengawasan ketat dan menyeluruh.
7)
AIDDA ( Attention, Interest, Desire, Decision, Action)
Pada proses kreatif pembuatan pesan harus diperhatikan elemen yang
dikenal dengan rumus AIDDA :
1) Attention (Perhatian). Pesan harus menarik perhatian konsumen
sasaran, karena pesan yang penarik perhatian akan udah dilihat oleh
khalayak.
2) Interest (Minat). Setelah perhatian konsumen berhasil direbut, pesan
harus dapat menimbulkan minat sehingga timbul rasa ingin tahu secara
rinci didalam diri konsumen.
3) Desire (Keinginan). Pesan yang baik harus dapat membimbing
keinginan konsumen untuk menikmati prosuk yang ditampilkan pada
pesan.
27
4) Decision (Keputusan). Pesan yang baik harus dapat menolong
konsumen untuk memutuskan sesuatu.
5) Action (Tindakan). Upaya akhir yang dilakukan atau membujuk
konsumen
agar
sesegera
mungkin
melakukan
suatu
tindakan
(berperilaku) (Kasali,1998:82)
Melihat model AIDDA diatas maka sudah jelas bahwa pesan
peringatan harus diperhatian, karena hal ini yang dapat menarik perhatian
konsumen. Dan diharapkan akhirnya perpengaruh terhadap tindakan atau
perubahan perilaku pada konsumen. Dalam penelitian ini yang dimaksud
adalah pesan peringatan bahaya merokok pada iklan luar luang atau media
televisi, dimana pesan peringatan tersebut telah dirubah menggunakan
kalimat yang lebih tegas dari
sebelumnya yaitu “Merokok dapat
menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan
dan janin” menjadi “Rokok Membunuhmu”. Pesan yang terkesan lebih
tegas dan frontal ini diharapkan mampu menarik perhatian konsumen
mengenai bahaya merokok.
8)
Perokok
Definisi perokok sekarang menurut WHO dalam
Departemen
Kesehatan tahun 2004 adalah mereka yang merokok setiap hari untuk
jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya masih merokok saat survey
dilakukan.Lebih lanjut, menurut Dariyo dapat dikatakan bahwa tipe perokok
itu ada dua jenis, yaitu perokok aktif (Active Smooker) dan perokok pasif
(Pasive Smooker),
28
a)
Perokok aktif (Active Smooker) ialah individu yang benar-benar
memiliki kebiasaan merokok. Merokok sudah menjadi kebiasaan
hidupnya sehingga rasanyatidak enak kalau sehari tidak merokok. Oleh
karena itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya.
b) Perokok pasif (Pasive Smooker) ialah individu yang tidak memiliki
kebiasaan merokok, namun terpaksa harus menghisap asap rokok yang
dihembuskan orang lain yang kebetulan di dekatnya. Dalam keseharian,
mereka tak berniat dan tak mempunyai kebiasaan merokok. Kalau tak
merokok mereka tak apa-apa dan tidak terganggu aktivitasnya. Jadi,
perokok pasif dianggap sebagai korban dari perokok aktif.
29
F.
KERANGKA PEMIKIRAN
-Indonesia Negara tertinggi
tingkat konsumsi rokok
- peraturan tentang
produksi rokok semakin
diperteas dengan
perubahan Peringatan
rokok bergambar.
- Kasus remaja/Pelajar
merokok di Indonesia
Semakin tinggi
Label visual resiko
merokok
Audience (Pelajar Kelas XI Jurusan
Teknik Mesin SMK Negeri 2
Yogyakarta)
-Symbolic Action
-Human Intervention
Sikap :
- Kognitif
- Afektif
- Konatif
-Presence of an audience
Sumber : Olahan Peneliti
G.
METODE PENELITIAN
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metodologi kuantitatif
analisis
atau
menjelaskan
suatu
masalah
yang
hasilnya
dapat
digeneralisasikan. Metodologi ini mempunyai prinsip objectivist. Prinsip ini
30
mengangap bahwa terdapat keteraturan atau hukum-hukum yang dapat
digeneralisasikan
dalam
fenomena sosial.
Dengan
demikian
tidak
mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan
aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap sebagai hasil
representasi dari seluruh populasi. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah survey, yaitu meneliti populasi yang relatif luas dengan cara
menentukan sampel yang mewakili (representatif) dari populasi yang
diteliti. Metode survey ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner/angket,
dokumentasi, dan wawancara.
2.
Variabel Penelitian
Variable penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2009:38).
a.
Variabel Independen
Variabel Independen (Variabel bebas) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya
variabel dependen. (Sugiyono, 2009:39). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
X = Label visual Resiko Merokok
31
b. Variabel Dependen
Variabel Dependen (varibel terikat) adalah variabel yang terpengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono,
2009:38)
Y = Sikap Pelajar Kelas XI Jurusan Teknik Mesin SMKN 2
Yogyakarta
3.
Definisi Konseptual
a.
Label visual Resiko Merokok
Label visual resiko merokok merupakan merupakan pesan
yang
ditujukan kepada masyarakat dan atau konsumen rokok untuk menunjukan
resiko yang dapat dialami akibat mengkonsumsi rokok. Berkaitan mengenai
penyampaian pesan melalui media visual maka peneliti menggunakan kajian
Visual Rhetoric dari Sonja K. Foss. Visual Rethoric adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan studi imajiner visual dalam disiplin
retorika. Sederhananya dalam Visual Rethoric adalah menggunakan objek
visual untuk berkomunikasi, baik objek dalam bentuk dua dimensi atau tiga
dimensi. Namun Menurut Sonja, tidak semua objek visual sebagai sebuah
Visual Rethoric.
Ada beberapa syarat yang sebelum sebuah objek visual
dapat dikatakan sebagai Visual Rethoric, yaitu :
1. Symbolic Action, yaitu sebuah objek visual dipahami sebagai sebuah
tanda sebagai alat komunikasi.
2. Human Intervention, artinya objek visual dibuat oleh seseorang.
32
3. Presence of an audience, yaitu adanya audien dan ditujukan untuk
audien tertentu, meskipun yang menjadi audien adalah si pembuat
objek visual itu sendiri.
b. Sikap Perokok.
1) Aspek Kognitif, yaitu komponen yang tersusun atas dasar
pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek
sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu
keyakinan tertentu tentang obyek sikap tertentu.
2) Aspek Afektif, yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan
tidak senang, jadi sifat afektif berhubungan erat dengan nilai-nilai
kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya.
3) Aspek Konatif, yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk
bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya.
4.
Definisi Operasional
a.
Label visual resiko merokok
1. Symbolic Action, yaitu sebuah objek visual dipahami sebagai
sebuah tanda sebagai alat komunikasi. Berkaitan dengan tanda
sebagai alat komunikasi yang dimaksud disini adalah seperti foto
penyakit, ikon,gambar, ilustrasi, dan lambang. (Koss, dalam Smith
et al. 2005:144)
33
2. Human Intervention, yaitu objek visual dibuat oleh seseorang dan
terdapat kepentingan dari si pembuat. Sebagai operasional dari
konsep ini yaitu mengenai aturan pencantuman label sebesar 40%
bungkus rokok, sesuai dengan permenkes. Mencamtumkan foto
penyakit yang ditimbulkan akibat rokok.
3. Presence of an audience, yaitu adanya audien dan ditujukan untuk
audien tertentu. Dalam hal ini peringatan bahaya merokok dibuat
memang ditujukan untuk konsumen rokok.
b. Sikap Perokok
1.
Aspek Kognitif, yaitu pernyataan keyakinan terhadap label visual
resiko merokok pada bungkus rokok
2.
Aspek Afektif, yaitu pernyataan perasaan responden terhadap label
visual penyakit resiko merokok, reaksi fisiologis responden
terhadap label visual resiko merokok.
3.
5.
Aspek Konatif, yaitu pernyataan intensi perikaku responden.
Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi sebagai keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti.
Populasi generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
periset untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulan (Kriyantono
2008:149). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dengan kriteria
adalah sebagai berikut:
34
1) Pelajar SMK Negeri 2
Yogyakarta Kelas XI Jurusan Teknik
Mesin. Jumlah sampel penelitian ini didasarkan pada total seluruh
siswa Kelas XI Jurusan Teknik Mesin yang terdiri dari 4 kelas,
yaitu 123 siswa.
2) Pernah melihat pesan peringatan bahaya rokok dalam iklan dan
kemasan
b.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau fenomena
yang akan diamati (Kriyantono 2008:149). Untuk menentukan sampel
penilitian, peneliti menggunakan sampling dan sensus. Sensus pada
dasarnya sebuah riset survey dimana periset mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden. (Kriyantono 2008:154). Unit sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 2 kota Yogyakarta,
baik itu yang merokok maupun tidak merokok dan pernah melihat
pesan peringatan bahaya merokok dalam iklan baik iklan luar ruang
maupun iklan televisi. Teknik penarikan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling, yaitu mengambil seluruh anggota
populasi sebagai responden. Teknik sensus dapat dilakukan bila:
1. Anggota populasi tidak terlalu besar dan variabilitas karakteristik
anggota populasi yang tinggi atau heterogenitasnya tinggi.
2. Sensus lebih tepat dilakukan jika riset bermaksud untuk menjelaskan
karakteristik setiap anggota populasi(Kriyantono, 2008: 160)
Maka dari itu sampel dalam penelitian ini berjumlah 123 responden.
35
6.
Teknik dan Instrumen pengumpulan data
a.
Jenis data
4) Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama.
Data-data primer ini menggunakan data cross section, yaitu
sekumpulan data untuk meriset fenomena tertentu dalam satu kurun
waktu saja. Data primer dalam penelitian ini adalah rekapan dari
hasil kuesioner yang telah diisi oleh siswa SMK Negeri 2
Yogyakarta Kelas XI Jurusan Teknik Mesin yang dijadikan
responden. Setelah data kuesioner terkumpul, kemudian data
tersebut dianalisa secara statistik. Cara penghitungan data yang
menggunakan komputer dengan bantuan program software SPSS.
5) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumberkedua
atau sumber sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah
kepustakaan: buku, artikel, jurnal, dan internet.
c.
Instrumen pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti
dalam memperoleh data dari lapangan. Instrument pengumpulan data
yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Kuisioner (Angket)
Menurut Arikunto (1993:194), angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan informasi
36
dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal
yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:145),
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jenis angket yang
digunakan peneliti angket tertutup sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang sudah disediakan. Dan metode alat
pengukuran pada angket ini menggunakan skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang
sesuatu objek sikap. Penilain skala interval dengan jawaban
pertanyaan menggunakan skor 1-5 dengan keterangan 1 = sangat
tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju, 5 = sangat
setuju.
2) Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010 : 201), dalam pelaksanaan metode
dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian, dan sebagainya. Peneliti menggunakan
metode dokumentasi guna mencari data berupa statistik dari
jumlah SMK Negeri 2 Yogyakarta.
37
7.
Metode analisis data
a.
Uji Validitas
Menurut Arikunto (1993:219), validitas adalah keadaan yang
menggambarkan
tingkat
instrumen
yang
bersangkutan
mampu
mengukur apa yang akan diukur. Ada dua jenis validitas untuk
instrumen penelitian yaitu validitas logis dan empiris. Instrumen
dikatakan logis apabila secara analisis data akal sudah sesuai dengan isi,
sedangkan instrumen yang sudah mempunyai aspek yang diukur sudah
memiliki validitas konsturksi. Untuk menguji setiap validitas setiap
butir, maka skor-skor yang ada pada butir dikorelasikan dengan skor
total. Skor butir dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang
sebagai nilai Y. Rumus korelasi yang digunakan adalah yang
dikemukakan oleh peason yang dikenal dengan rumus korelasi product
moment.
rxy 
n( XY )  ( X )( Y )
n( X
2
)  (  X ) 2 n(  Y 2 )  (  Y ) 2

Keterangan :
r(x)
: Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total
N
: Jumlah subjek uji coba
Σx
: Jumlah skor butir (x)
Σx²
: Jumlah skor butir kuadrat (x)
Σy
: Jumlah skor total (y)
Σy²
: Jumlah skor total kuadrat (y)
38
Σxy
b.
: Jumlah perkalian skor butir dengan skor total
Uji reliabilitas
Pada
penelitian
uji
realibilitas
yang
digunakan
yaitu
menggunakan alat ukur dengan teknik Alpha Cronbach dari Arikunto
(2002:171) dan dikatakan reliable jika nilainya > 0,6.
8.
Teknik analisis data
Penelitian ini menggunakan analsis
regresi
linear sederhana
dilandaskan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel
dependen (Sugiyono, 2009:243). Persamaan umum regresi linear sederhana
adalah:
Y = a+bX
Keterangan :
Y =
Subjek dalam variabel dependen
a =
Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b =
Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang 42
didasarkan pada varibel indenpen. Bila b (+) maka naik, dan bila
(-) maka terjadi penurunan.
X=
Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.
39
H.
HIPOTESA
Berdasarkan pada kerangka pemikiran dan
latar belakang yang telah
dijabarkan sebelumnya maka diambil rumusan hipotesis untuk menjawab
perumusan masalah yang telah dirumuskan dan kesimpulan sementara dalam
member jawaban yang masih diuji dan dibuktikan kebenarannya. Ada dua jenis
hipotesis yang dilakukan dalam penelitian(Arikunto,1993:70) :
i.
Hipotesis Kerja (Ha), terdapat pengaruh label visual resiko merokok
terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI Jurusan Teknik
Mesin.
ii.
Hipotesis Nol (Ho), Tidak terdapat besaran pengaruh label visual akibat
merokok terhadap sikap pelajar SMK Negeri 2 Yogyakarta Kelas XI
Jurusan Teknik Mesin.
40
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis pengaruh Label visual
resiko merokok bagi perubahan sikap siswa SMKN 2 Yogyakarta jurusan
teknik mesin. Beragam indikator untuk mengukur tingkat perubahan sikap,
diantaranya adalah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek konatif. Berdasakan
hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan peneliltian maka didapat hasil bahwa, terdapat pengaruh
yang signifikan antara Label visual Resiko merokok terhadap Sikap Pelajar
SMK Negeri 2 Yogyakarta jurusan Teknik mesin.
2. Berdasarkan jawaban pada kuesioner penelitian menunjukan bahwa 52,8%
pelajar SMK Negeri 2 Kelas XI jurusan teknik mesin pernah mencoba
merokok. Dan sebagian dari mereka merokok dan atau mencoba rokok pada
usia 17-18tahun.
3. Berdasarkan Uji Koefisien Determinasi dapat diketahui bahwa Label visual
resiko merokok memiliki pengaruh sebesar 33,2% pada sikap pelajar.
4. Pada aspek kognitif (pengetahuan) berdasarkan hasil penelitian ,apabila
diambil nilai rata-rata maka sebanyak 50 siswa menjawab setuju dan 49
siswa menjawab sangat setuju pada daftar pertanyaan aspek Kognitif. Yang
mana dapat diartikan bahwa pada umumnya siswa memahami bahwa
penyakit kanker dan resiko kematian
sesuai pada Label visual resiko
79
merokok
pada bungkus rokok tersebut dapat dialami oleh orang yang
merokok .
5. Pada aspek Afektif (Perasaan) berdasarkan hasil penelitian , apabila diambil
nilai rata-rata maka sebanyak 58 siswa menjawab Netral dan sebanyak 51
siswa menjawab setuju pada daftar pertanyaan aspek Afektif. Yang mana
dapat diartikan sebagian siswa merasa acuh tak acuh terhadap peringatan
bergambar pada bungkus rokok dan sebagian lain memiliki perasaan takut,
tidak suka dan tidak nyaman dengan peringatan bergambar tersebut.
6. Pada aspek Konatif (Tindakan)
berdasarkan hasil penelitian , apabila
diambil nilai rata-rata maka sebanyak 57 siswa menjawab Netral, 23 siswa
menjawab Setuju dan sebanyak 37 siswa menjawab Sangat setuju pada
daftar pertanyaan aspek konatif. Yang mana dapat diartikan sebagian siswa
masih rentan untuk mencoba dan atau merokok kembali, dimana pada usia
pelajar tingkat atas antara 16-19 tahun cenderung selalu ingin mencoba halhal baru dan rentan dipengarui, mengingat berdasarkan Uji Koefisien
Determinasi bahwa Label visual resiko merokok hanya memiliki pengaruh
sebesar 33,2% pada sikap pelajar.
80
B.
Saran
Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Bagi pihak pemerintah yang berwenang mengatur regulasi produk
tembakau, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
bahwa terdapat pengaruh antara peringatan bergambar pada bungkus
rokok terhadap sikap pelajar maka sebaiknya lebih diperketat lagi aturan
mengenai penjualan produk tembakau guna meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat sebagai konsumen khususnya pada generasi muda.
2. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dilakukan penelitian pada objek
yang sama namun dengan menggunakan faktor-faktor dan variabel ayng
berbeda yang cakupannya lebih luas sehingga dapat digunakan untuk
mengetahui pengaruh Label visual dan hasil penelitian yang dapat
digeneralisasikan
81
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Dan Terjemahannya, Surabaya : CV. Karya Utama
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Azwar, Saifuddin. 1998. Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Caldwell, Ernest. 2009. Berhenti Merokok. Yogyakarta : Putaka Populer
Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Dariyo, Agus. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Grasindo
Durianto, 2003. Inovasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Dimensi Komunikasi, Bandung : Remaja
Rosdakarya
_____________________ 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi, Bandung :
PT Citra Aditya Bakti
_____________________1984. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung :
Remadja Karya
Gumilang Ady,dkk. 2010. Gado-gado Pelanggaran Iklan. Yogyakarta : Kreasi
Wacana
Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting dan
Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Kriyantono, Rachmat, S.Sos., M.Si. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi,
Jakarta: Kencana
Lee, Monle & Carla Watson. 2007. Prinsip-prinsip Pokok Periklanan Dalam
Persepektif Global (Haris Munandar, Dudi Priatna. Terjemahan).
Jakarta : Kencana.
Liliweri, Alo. 1992. Dasar-dasar Komunikasi Periklanan. Bandung : Citra Aditya
Bakti
82
Morrisan. 2010. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada
Media
Notoatmojo, 2005. Prinsip Dasar Konstruksi Sosial dalam
Kontemporer, Jakarta. Kencana Prenada Media Group
Dinamika
Palupi dan Pambudi, 2006. Advertising That Sells. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Smith, Ken et al. (ed). 2005. Handbook af Visual Communication : Theory,
Methods, and Media. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates
Severin, Rokok dan masyarakat Kosmopolitan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono, Prof.,Dr. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Bandung: Alfabeta
Skripsi
Nugroho, Ary Aryo Tri. 2011. Pengaruh Iklan Testimoni Pada Shampo Pantene
Terhadap Keputusan Membeli (Studi Pada Mahasiswa Prodi Ilmu
Komunikasi 2008-2009 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Putra, Mahardika S . 2011. SIKAP MAHASISWA PEROKOK TERHADAP
PERINGATAN BAHAYA MEROKOK (Study Deskriptif sikap
Mahasiswa Perokok Terhadap Pesan Peringatan Bahaya Merokok Di
UPN Surabaya. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjudul
Satriya, Jimy. 2011. Efektifitas Iklan Media Televisi Djarum Super My Great
Adventure Menggunakan EPIC Model. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijawa, Malang
Smith, Ken et al. (ed). 2005. Handbook of Visual Communication: Theory,
Method, and Media. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates
Internet
www.radioaustralia.net.au/indonesian/2014-01-08/jumlah-perokok-di-indonesiasemakin-meningkat/1244776. Jumlah perokok di Indonesia (Diakses
12 april 2014 pukul 14.45)
www.poskotanews.com/2014/04/03/konsumen-berhak-atas-informasi-yang-benarterkait-bahaya-rokok/. Konsumen Berhak atas informasi (Diakses 12
April 2014 Pukul 15.00)
83
www.smk2-yk.sch.id (diakses 12 desember 2014 pukul 19.00)
Aturan dan Regulasi
Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan
Kesehatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau
84
Res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
5
4
5
5
3
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
5
4
5
5
3
4
5
4
VAR. X : Komunikasi visual resiko merokok
Symbolic Action
Human Intervention
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
5
3
4
3
5
4
3
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
3
3
3
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
3
4
4
4
5
5
4
5
5
4
3
3
3
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
3
3
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
5
3
4
3
5
4
3
5
5
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
3
3
3
4
5
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
3
4
4
4
5
5
4
5
5
4
3
3
3
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
3
VAR. Y : SIKAP PELAJAR
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
3
5
3
3
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
3
5
3
3
5
5
4
5
5
4
5
5
4
5
5
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
5
3
5
5
3
4
4
5
4
5
5
4
4
3
5
5
5
4
5
5
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
5
3
5
5
3
5
5
4
3
4
3
4
5
4
4
5
3
4
4
3
4
4
3
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
3
4
3
4
5
4
4
5
3
4
4
3
4
4
3
5
5
4
4
4
3
3
4
3
5
4
4
5
5
4
3
5
4
5
5
3
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
3
3
4
3
5
4
4
5
5
4
3
5
4
5
5
3
5
5
4
5
5
3
3
4
3
5
4
4
5
5
4
3
5
4
5
4
3
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
3
3
4
3
5
4
4
5
5
4
3
5
4
5
4
3
5
5
4
Kognitif
4
4
3
3
4
3
5
4
4
5
5
4
3
5
5
5
4
3
5
5
4
4
4
5
5
5
3
5
5
5
4
4
4
3
3
4
3
5
4
4
5
5
4
3
5
5
5
4
3
5
5
4
4
5
3
3
3
2
3
4
4
5
5
4
3
5
4
5
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
3
4
5
3
3
3
2
3
4
4
5
5
4
3
5
4
5
3
3
5
5
4
5
4
4
3
4
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
3
4
4
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
5
3
3
3
4
3
2
4
5
5
3
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
5
3
3
3
4
3
2
4
5
5
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
2
3
4
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
2
3
4
4
4
afektif
4
4
2
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
5
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
2
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
5
4
4
3
3
3
4
4
konatif
4
4
2
3
3
3
4
3
3
4
5
3
3
3
3
4
4
3
5
5
3
3
4
4
3
4
3
2
4
3
3
4
4
2
3
3
3
4
3
3
4
5
3
3
3
3
4
4
3
5
5
3
5
5
3
4
3
4
4
3
3
5
4
3
3
5
4
3
3
1
5
5
5
4
3
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
3
4
3
4
4
3
3
5
4
3
3
5
4
3
3
1
5
5
5
5
5
3
3
3
3
4
3
3
5
4
3
3
3
3
4
3
1
5
5
3
4
3
3
5
5
3
3
3
3
3
5
5
3
3
3
3
4
3
3
5
4
3
3
3
3
4
3
1
5
5
3
5
4
4
3
3
3
4
4
3
5
4
4
3
3
3
3
4
1
5
5
3
4
4
3
5
5
3
3
3
3
3
5
4
4
3
3
3
4
4
3
5
4
4
3
3
3
3
4
1
5
5
3
5
5
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
1
5
5
3
4
4
3
5
5
4
5
3
5
3
5
5
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
1
5
5
3
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
4
5
5
3
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
4
3
4
5
4
5
5
3
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
4
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
3
5
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
3
4
4
4
3
5
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
3
5
4
4
4
4
3
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
4
5
3
5
5
3
4
4
5
5
5
4
5
5
5
3
5
4
3
3
4
4
3
5
4
3
4
4
4
4
5
3
5
5
3
4
4
5
5
5
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
3
4
4
4
5
5
5
5
5
5
3
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
4
5
4
5
5
3
4
4
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
3
5
3
3
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
5
4
5
5
4
4
3
4
3
4
4
5
3
5
5
3
4
4
5
4
5
5
4
4
3
5
5
5
4
5
5
3
4
3
4
3
4
3
4
4
5
3
5
5
3
4
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
4
4
3
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
3
4
3
4
4
5
3
4
4
3
4
4
3
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
3
5
4
5
5
3
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
4
4
3
3
4
3
5
5
5
4
3
5
4
5
5
3
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
4
5
5
5
3
5
4
5
4
3
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
3
3
4
3
5
5
5
4
3
5
4
5
4
3
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
4
4
5
5
5
3
5
5
5
3
5
5
5
4
3
5
5
4
4
4
5
5
5
3
5
5
5
4
4
4
3
3
4
3
5
5
5
4
3
5
5
5
4
3
5
5
4
4
4
5
5
5
3
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
3
5
4
5
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
3
4
5
3
3
3
2
3
5
5
4
3
5
4
5
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
3
4
4
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
5
3
3
4
3
2
4
5
5
3
4
4
4
4
4
4
4
3
5
4
4
4
3
3
4
4
4
4
5
3
3
3
4
3
2
4
5
5
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
2
3
4
3
4
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
2
3
4
3
4
4
2
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
2
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
5
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
2
3
3
3
4
4
4
4
3
5
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
2
4
3
3
3
3
4
4
3
5
5
3
3
4
4
3
4
3
2
4
3
3
4
4
2
3
3
3
4
4
5
3
3
3
3
4
4
3
5
5
3
3
4
4
3
4
3
2
4
3
5
5
5
5
5
5
5
3
5
4
3
3
1
5
5
5
4
3
5
5
5
5
5
5
5
3
5
5
3
4
3
4
4
5
4
3
3
5
4
3
3
1
5
5
5
4
3
5
5
5
5
5
4
3
3
5
5
3
3
3
3
3
3
3
4
3
1
5
5
3
4
3
3
5
5
3
3
3
3
3
5
5
3
3
3
3
4
5
4
3
3
3
3
4
3
1
5
5
3
4
3
3
5
5
3
3
4
4
3
5
5
3
3
3
3
3
3
3
3
4
1
5
5
3
4
4
3
5
5
3
3
3
3
3
5
4
4
3
3
3
4
5
4
4
3
3
3
3
4
1
5
5
3
4
4
3
5
5
3
3
4
4
3
5
5
4
5
3
5
3
3
3
3
3
1
5
5
3
4
4
3
5
5
4
5
3
5
3
5
5
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
1
5
5
3
4
4
3
5
5
4
5
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
5
5
4
5
4
5
5
3
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
3
5
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
5
3
5
5
3
4
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
4
5
5
3
4
4
4
5
5
5
5
5
5
3
3
5
5
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
4
3
4
3
4
4
5
3
5
5
3
4
4
5
4
5
5
4
5
4
4
3
4
4
3
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
3
5
4
5
5
3
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
3
5
4
5
4
3
5
5
4
4
4
5
5
5
4
5
5
3
5
5
5
4
3
5
5
4
4
4
5
5
5
3
5
5
3
5
4
5
3
3
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
3
5
3
3
4
3
2
4
5
5
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
5
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
5
5
3
3
4
4
3
4
3
5
5
3
5
4
3
3
1
5
5
5
4
3
5
5
5
5
3
3
3
3
3
4
3
1
5
5
3
4
3
3
5
5
3
3
3
3
3
3
3
4
1
5
5
3
4
4
3
5
5
3
3
5
3
3
3
3
3
1
5
5
3
4
4
3
5
5
4
UJI VALIDITAS Variabel X &Y
Item-Total Statistics
Scale
Corrected Cronbach's
Scale Mean
if Item
Variance if Item-Total
Alpha if
Deleted
Item
Correlation
Item
Deleted
Deleted
VAR00001
30,8667
9,844
0,729
0,815
VAR00002
30,4
11,421
0,462
0,846
VAR00003
30,7
10,01
0,643
0,826
VAR00004
30,9
10,369
0,676
0,824
VAR00005
31
9,241
0,76
0,809
VAR00006
30,7
11,252
0,435
0,849
VAR00007
30,5333
10,395
0,558
0,836
VAR00008
31,0667
10,34
0,478
0,849
Item-Total Statistics
Scale
Corrected Cronbach's
Scale Mean
if Item
Variance if Item-Total
Alpha if
Deleted
Item
Correlation
Item
Deleted
Deleted
VAR00001
50,4333
58,392
0,677
0,924
VAR00002
50,2667
56,754
0,761
0,921
VAR00003
50,2333
55,22
0,898
0,917
VAR00004
50,3
56,355
0,758
0,921
VAR00005
50,5667
56,323
0,714
0,922
VAR00006
50
59,931
0,643
0,925
VAR00007
50,8
59,89
0,487
0,929
VAR00008
51,2667
59,444
0,602
0,926
VAR00009
51,0333
60,861
0,474
0,929
VAR00010
51,1
58,369
0,585
0,926
VAR00011
50,5
53,983
0,703
0,923
VAR00012
51,0333
54,033
0,764
0,92
VAR00013
50,9333
56,547
0,609
0,926
VAR00014
50,9
53,886
0,756
0,921
UJI RELIABILITAS VARIABEL X
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,850
8
Case Processing Summary
N
%
30
100,0
Excluded
0
,0
Total
30
100,0
Valid
a
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
UJI RELIABILITAS VARIABEL Y
Case Processing Summary
N
%
30
100,0
Excluded
0
,0
Total
30
100,0
Valid
Cases
a
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
,929
14
Assalamulaikum Wr. Wb.
Responden yang terhormat,
Saya adalah mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Advertising UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta yang sedang melaksanakan kegiatan penelitian mengenai Pengaruh Komunikasi visual
resiko merokok terhadap sikap pelajar. Saya memohon kesediaan anda sebagai responden sekalian
untuk mengisi kuesioner ini. Terimakasih atas waktu perhatian anda untuk mengisi Kuesioner ini.
Peneliti,
Febrian Zulkarnain
Koesioner
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan
2. Isilah kolom jawaban yang masih kosong
3. Berikan penilaian anda terhadap setiap pernyataan dan pernyataan dibawah
ini dengan cara memberikan tanda silang (X) untuk setiap jawaban.
4. Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
SS : Sangat Setuju
N
: Netral
PROFIL RESPONDEN
1. Nama
...................................................................................................................
2. Umur
...................................................................................................................
PERTANYAAN KHUSUS
Apakah anda merokok?
(a) . Ya
No.
(b). Tidak
Pertanyaan
Komunikasi Visual Resiko Merokok
(Symbolic Action)
1.
Gambar orang merokok dengan latar belakang tengkorak
menunjukan bahwa merokok berbahaya dan beresiko pada
kematian
2.
Gambar Seorang lelaki merokok di dekat anak-anak untuk
menunjukkan tindakan yang salah dan beresiko bagi
kesehatan anak.
3.
Pencantuman foto penyakit kanker mulut, kanker
tenggorokan dan kanker paru paru pada kemasan rokok
bertujuan untuk menunjukan penyakit tersebut dapat diderita
oleh orang yang mengkonsumsi rokok
4
Pencantuman peringatan bergambar bahaya merokok pada
kemasan rokok sebesar 40% dari ukuran kemasan adalah
agar dapat dilihat dengan jelas oleh Audien
(Human Intervention)
1
Peringatan bergambar pada kemasan rokok dibuat
berdasarkan Permenkes no 28 tahun 2013 untuk menekan
resiko rokok pada masyarakat
2
Permenkes no 28 tahun 2013 dibuat untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat
(Presence of an Audience)
1
Peringatan bergambar resiko akibat merokok ditujukan
untuk seluruh masyarakat
2
Peringatan bergambar resiko akibat merokok ditujukan
konsumen rokok
STS
TS
N
S
SS
No.
Pertanyaan
Variabel Sikap Kognitif
1.
Anda mengetahui bahwa gambar visual pada bungkus rokok
dapat diderita apabila mengisap rokok dalam jangka
panjang.
2.
Anda paham bahwa merokok dapat menyebabkan kanker
paru-paru (Sesuai pesan visual pada bungkus rokok).
3.
Anda paham bahwa merokok dapat menyebabkan kanker
mulut (Sesuai pesan visual pada bungkus rokok).
4.
Anda paham bahwa merokok dapat menyebabkan kanker
tenggorokan (Sesuai pesan visual pada bungkus rokok).
5.
Anda paham bahwa merokok dapat menyebabkan kematian
(Sesuai pesan visual pada bungkus rokok).
6.
Anda paham bahwa merokok dapat membahayakan
kesehatan anak-anak (Sesuai pesan visual pada bungkus
rokok).
7.
Anda percaya bahwa gambar penyakit pada kemasan rokok
disebabkan karena mengkonsumsi rokok
Variabel Sikap Afektif
1.
Anda tidak suka dengan pesan peringatan rokok versi
gambar penyakit
2.
Anda merasa takut melihat pesan peringatan rokok dengan
gambar penyakit
3.
Anda merasa tidak nyaman melihat pesan peringatan rokok
versi gambar punyakit
Variabel Sikap Konatif
1.
Pesan Visual (gambar) pada bungkus rokok membuat saya
tidak ingin merokok
2.
Pesan Visual (gambar) pada bungkus rokok membuat saya
ingin berhenti merokok maupun mencoba merokok
3.
Pesan Visual (gambar) pada bungkus rokok membuat saya
ingin mengurangi konsumsi rokok
4.
Pesan Visual (gambar) pada bungkus membuat saya tidak
ingin membeli produk rokok
STS
TS
N
S
SS
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
Agama : ISLAM
Status : BELUM MENIKAH
Kewarganegaraan : INDONESIA
Hobby
FOTOGRAFI, TRAVELLING
C U R R I C U L U M
V I T A E
FEBRIAN ZULKARNAIN
Dilahirkan di Boyolali, sejak
12 Februari 1991
Alamat : Bandung RT 02/ RW 01,
Beji, Tulung, Klaten, Jawa Tengah
Contact Person : 0857 4330 7303
[email protected]
B I A S A D I P A N G G I L “ I A N ”
Pojok Prestasi
Meraih 'Gold' dalam
festival iklan kategori BaskaraPINASTHIKA 2012
~
Juara 2 Gala Photo Contest
”Beauty of Indonesia” ,
Super Food Expo #5
Jogja Expo Center Yogyakarta
Pengalaman Organisasi
Divisi Kreatif ”KOSTRAD” Advertising Community
FISHUM UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ketua NEON Photography UIN Sunan Kaijaga Yogyakarta
Kabid Minat & Bakat, Pengurus Pusat Ikatan
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI)
Divisi expo ”Welcoming Expo-Communicologi Week 2010”
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga
Ketua Panitia ”Talk Show Fotografi bersama Rio
Paraoh-Violet Eyes Photography” Welcoming Expo
Communicologi Week 2012 Fakultas ilmu Sosial
dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga
Keterampilan Lain
Apa saja yang mampu dikerjakan oleh Febrian Zulkarnain?
FOTOGRAFI | Familier dengan
Program Corel Draw, Adobe Photoshop,
Lightroom. | Mampu mengoperasikan
komputer
Windows/Mac dengan
program Office | Mampu bekerja secara
personal maupun Team | Berbahasa
Inggris Aktif-Pasif.
Potret Diri. Febrian Zulkarnain pernah meraih juara 2 dalam Gala photo contest Beauty of Indonesia : Super Food Expo #5 Jogja Expo Center
Yogyakarta
Pendidikan Akademik
~ Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
.....................................................................................................2008-2015
~ SMA Negeri 3 Boyolali .........................................................2005-2008
~ SMP Negeri 2 Boyolali ...........................................................2002-2005
~ SD Sekayu 1, Semarang ..........................................................2000-2002
~ SD Kadireso 1, Boyolali .........................................................1996-2000
Pendidikan/Pelatihan Non-Akademik
One day design conference and charity “DESIGN THAT CHANGE” with keynote :
Dik Doank, Glenn Marsalim, Wahyu Aditya, Sumbo Tinarbuko & Taring Padi
Seminar Festival Iklan Pinasthika 2010
Seminar Nasional Multimedia “Prospek Kerja Pelaku Multimedia” FSMR ISI Yogyakarta
Seminar Nasional “Generasi Kreatif di Era
Konvergensi Media” MMTC Yogyakarta
Workshop Foto & Video Jurnalistik FSMR ISI Yogyakarta, keynote:
Rasdian A. Vadin (jurnas) & Wisnu Wardhana (MetroTV)
Workshop fotografi “Visualisasi Kreatif Foto Jurnalistik”
keynote: Yuyung Abdi (Fotografer Jurnalis Senior Jawa Pos)
Workshop “Digital Photography Workflow”, with Keynote Kristupa
Saragih (Founder Fotografer.net)
Sekilas Portofolio
www.potraitur.blogspot.com
BELAJAR MANDIRI
Pengalaman Kerja
Kolom Sosial Media
Magang sebagai wartawan foto LKBN
ANTARA Biro Yogyakarta.
Blog
: febrianzulkarnain.tumblr.com
facebook : Febrian Zulkarnain(ian)
twitter
: @zulkarnain_f
instagram : zulkarnain_f
Tenaga pengajar ekstrakurikuler
jurnalistik di Madrasah Aliyah
Sunan Pandanaran Yogyakarta.
Petugas survey untuk lembaga survey
“Charta Politica”
Asisten Lab. fotografi program studi
Ilmu Komunikasi UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Freelance Foto dan Video dokumentasi
pada program CSR PT.Putra Manunggal
Perkasa, Sorong Selatan, Papua Barat.
Disivisi lomba “Pesta Sepeda Djarum
76" tahun 2011; 2012; 2013, Klaten,
Jawa tengah.
Tim produksi event “Pesta Rakyat
bersama Baterai Everady” Bantul, DIY.
Tim produksi event “Palmia Gerebeg
Pasar” Area Solo-Jogja.
“The World is a book, and
those who do not travel is
read only one page”
-St. Augustine-
Download