PASAR MODAL Tinjauandari Aspek Yuridis KATIJO Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Pengantar Dasar hukum mengenai pasar modal di Indonesia sudah ada sejak tahun 1952, yaitu Undang-Undang nomor 51 tahun 1952 tentang penetapan UndangUndang Darurat tentang Bursa. Pasar modal di Indonesia mulai aktif sekitar 26 tahun yang lalu. Untuk kondisi sekarang ini, Undang-Undang tersebut tidak sesuai lagi dan sebagai penggantinya, dibentuk suatu Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang disyahkan tanggal 10 Nopember 1995 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1996. Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 ini terdiri dari 18 Bab dan seluruhnya 116 pasal. Tidak seluruh Bab pasal dari Undang-Undang ini akan dibahas, tetapi hanya menyangkut beberapa hal sesuai dengan keterbatasan kemampuan penulis. Pembahasan akan mencakup mengenai tanggung jawab para pelaku pasar modal, keterbukaan atau transparansi perusahaan publik, perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dan insiden trading. A. TANGGUNG JAWAB PARA PELAKU PASAR MODAL. Para pelaku pasar modal terdiri dari badan atau lembaga pemerintah, lembaga penunjang, propesi penunjang, perusahaan swasta dan publik serta para investor (masyarakat). Secara lebih rinci para pelaku pasar modal tersebut adalah : 1. Badan Pengawas Pasar modal (Bapepam) 2. Bursa Efek 3. Lembaga Kliring dan Penjamin serta Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian 4. Reksa dana 5. Profil Penunjang Pasar Modal seperti : Akuntan, Konsultan Hukum, Penilai, Notaris dan profesi lain yang ditetapkan dengan perturan Pemerintah. 6. Emiten dan Perusahaan Efek. 7. Perusahaan Publik. Bapepam bertanggung jawab atas pembinaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan Pasar Modal dengan tujuan untuk mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Penyelenggaraan perdagangan efek yang teratur wajar dan efisien merupakan tanggung jawab dari bursa efek, dan yang dapat mejadi pemegang saham Bursa Efek adalah perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha untuk melakukan kegiatan sebagai perantara Pedagang Efek. Selain itu Bursa Efek diwajibkan untuk memiliki satuan pemeriksa dan dilarang membuat ketentuan yang menghambat anggotanya menjadi Anggota Bursa Efek lain atau menghambat adanya persaingan yang sehat. Lembaga kliring dan Peminjaman bertujuan menyediakan jasa kliring dan peminjaman penyelesaian transaksi yang teratur, wajar dan efisien sedangkan ©2004 Digitized by USU digital library 1 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar dan efisien. Reksa dana dapat berbentuk perseroan atau kontrak ivestasi kolektif, yang dapat bersifat terbuka dan tertutup. Reksa dana dibebani banyak kewajiban disamping adanya larangan-larangan. Profesi penunjang pasar modal wajib terlebih dahulu terdaftar di Bapepam. Setiap profesi penunjang pasar modal wajib mentaati kode etik dan standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya dan wajib memberikan pendapat atau penilaian yang indenpenden. Emiten merupakan perusahaan yang melakukan penawaran umum yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif. Setiap perusahaan publik wajib menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam dan dalam hal ini Bapepam wajib memperhatikan kelengkapan, kecukupan, objektifitas, kemudahan utuk dimengerti, dan kejelasan dokumen Pernyataan Pendaftaran untuk memastikan bahwa Pernyataan Pendaftaran tersebut memenuhi prinsip keterbukaan. Perusahaan Efek atau Penasehat Investasi wajib mengetahui latar belakang, keadaan keuangan dan tujuan investasi nasabahnya, serta membuat dan menyimpan catatan dengan baik mengenai pesanan, transaksi dan kondisi keuangannya. Pelaku pasar modal cukup banyak apabila dipandang dari sudut hukum, masing-masing mempunyai tanggung jawab yang berlainan walaupun satu sama lain saling ada keterkaitan. Tanggung jawab hukum akan timbul bagi para pelaku pasar modal apabila padanya terdapat unsur kesalahan. Dalam hukum pidana kesalahan dapat berupa kejahatan dan pelanggaran sedangkan dalam hukum perdata, jika tanggung jawab tersebut berasal dari perbuatan melawan hukum atau malpraktek, maka wujutnya dapat beruapa perbuatan dengan unsur kesengajaan atau kurang hati-hati atau karena ingkar janji, kesalahan moral dalam mematuhi kode etik profesi. Kalau terjadi kesalahan dalam bidang keuangan, maka akuntan publik ikut bertanggungjawab, dan kalau dalam bidang hukum, konsultan hukum yang layak bertanggungjawag. Tanggungjawab profesi penunjang juga terbatas karena pada dasarnya hanya mempunyai tanggung jawab beramsumsi atau tanggung jawab diatas kertas. Bapepam sebagai suatu badan pengawas tidak dapat di lepaskan dari tanggung jawab hokum. Bapepam salah kerena adanya unsur kesengajaan atau keteledoran, dia tidak dapat melepaskan tanggung jawab walaupun ada kewajiban menempatkan kalimat dalam pprospektus yang berbunyi Bapepam tidak memberikan pernyatan menyetujui dan seterusnya. Diantara seluruh pelaku pasar modal, maka tanggung jawab terbesar terletak pada Emiten. Emiten yang sering diajukan ke pengadilan, hal ini wajar mengingat etmen lah sebagai pemilik kegiatan dan banyak memungut hasil dari listing tersebut. B. KETERBUKAAN (TRANSPARANSI) PERUSAHAAN PUBLIK Setiap pihak yang melakukan penawaran tender untuk pembelian efek Emiten atau peruhaan pablik wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran, dan pelapran yang ditetapkan oleh Bapepam. Prinsip keterbukaan (full discklosure) meliput dua fase, yaitu masa sebelum listing dan masa sesudah listing. Fase sebelum listing di mulai pada saat perusahaan ingin melakukan go publik, dan proses go publik itu sendiri sudah mengharuskan emiten terbuka. Keterbukaan masa sebelum listing umumnya tercermin dari prospektusnya. Keterbukaan padamasa setelah listing tercermin dalam laporan berkala yang wajib disampaikan oleh ©2004 Digitized by USU digital library 2 perusahaan publik kepada Bapepam dan mengumumkan laporan tersebut kepada masyarakat. Disamping itu perusahaan publik juga wajib menyampaikan laporan secara insidentil kasus demi kasus kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat tentang adanya peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek selambat lambatnya pada akhir kerja kedua setelah terjadinya peristiwa tersebut. Jadi setiap perusahaan publik memang harus membuat laporannya. Walaupun demikian, terdapat kecualian mengenai keterbukaan ini yaitu: (1) jatuhnya laba perusahan yang diyakini hanya bersifat sementara dantidak dignifikan, (2) informasi yang diduga keras dapat misleading, (3) kontrak yang oleh pihak mitra kontrak mensyaratkan ketertutupan untuk priode tertentu. Beberapa cirri atau karakteristik dari prinsip keterbukaan (trasparansi) adalah: (1). Prinsip kitinggian derajat akurasi informasi, (2). Prinsip kelengkapan informasi, (3). Prinsip keseimbangan antara factor positif dan fakti negatif. Prinsip-pronsip tersebut belum mendapat komitmen yang tegas dari Bapepam, sehingga muncul banyak lubang unuk diselewengkan oleh emiten. Prospektus bukan lagi merupakan sarana trasparansi, tetapi lebih merupakan ajang untuk promosi, yang kecenderungan memperindah informasi. Dipandang dari sudut format pengungkapan, yang seharusnya dilarang secara tegas adalah : (1). Kererangan yang salah, (2). Keterangan setengah benar, dan (3). Sama sekali diam terhadap fakta mateial. Sedangkan yang dilarang dalam undang-undang Pasar Modal pada umumnya adalah pemalsuan dan penipuan, pernyataan tidak benar atau menyembunyikan fakta, manipulasi pasar, insider traiding, dan larangan yang bersangkutan dengan Reksa Dana. Kita harus mengakui bahwa prinsip keterbukaan (trasparasi) banyak mendapat benturan dengan budaya kita. Baik budaya yang tidak memberikan landasan yang kuat bagi keterbukaan, ataupun budaya korporasi Indonesia yang umumnya merupakan perusahan tertutup yang dimiliki antara bapak dan anak, adik beradik dan mertua menantu yang biasanya anti keterbukaan. C. PERLINDUNGAN TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS Perlindungan terhadap pemegang saham minoritas merupakan titik krusial dalam hubungannya dengan pasar modal. Dalam hal ini kepentingan mereka mendapat posisi yang lebih tinggi dengan menyamakannya dengan kepentingan publik. Karena menurut praktek dipasar modal sekarang, pemegang saham publik umumnya merupakan pemegang saham minoritas, sedangkan saham pendiri atau pemilik merupakan saham mayoritas. Disamping itu, pemegang saham minoritas mendapat pengukuhan yang lebih berkonotasi bisnis sebagai “ investor “, maka dikenal istilah “ investor publik “. Dalam konteks ini, merupakan kewajiban bagi para perumus hukum untuk mengejawantahkan kembali prinsip fellow entrepreneur antara pemegang saham mayoritas dengan invetor publik, sehingga investor publik akan akan diberlakukan sebagai sejawat dalam usaha oleh pemegang saham mayoritas, bukan semata- mata investor. Tampaknya kewajiban tersebut diatas masih dilupakan oleh para perumus dan pelaksana hukum. Sebagai akibatnya, investor publik atau pemegan saham minoritas sangat rawan eksploitasi yang menjadi sapi perahan bagi pemegang saham mayoritas. Sebagai salah satu pilar dalam pirlindungan pemegang saham minoritas adalah keseharusan yang full dan fair atau layak. Untuk mencapai hal tersebut peran otoritas Bapepam sangat menentukan.Pengaturan izin prospektus dan kewajiban membuat laporan baik tahunan, semesteran maupun insidentil terhadap fakta-fakta yang penting telah diatur peraturan pasar modal tetapi belum cukup komprehensif. Fungsi keterbukaan dalam prospektus belum sepenuhnya terwujud. ©2004 Digitized by USU digital library 3 D. INSIDER TRAIDING Orang dalam dari emitmen atau perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam dilaramng melakukan pembilian atau penjualan atas Efek : a. Emiten atau perusahaan publik dimaksud, atau b. Perusahaan laun yang melakukan trassaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang besangkautan. Orang dalam tersebut diatas juga dilarang : a. Mempengaruhi orang lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek dimaksud, atau b. Memberi informasi orang dalam kepada Pihak manapun yang patut diduganya dapat mengunakan informasi dimaksud untuk melakukan pmbelian dan penjualan atas Efek. Perusahaan Efek yang memiliki informasi orang dalam mengenai Emiten atau perusahaan publikdilarang melakukan transaksi Efek Emiten Perusahaan Publik tersebut, kecuali apabila : a. Transaksi tersebut dilakukan bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi ats perintah nasabahnya, dan b. Perusahaan efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasbahnya mengenai Efek yang bersangkutan. Larangan insider trading antara lain bertujuan agar tercipta pasar modal yang sehat melalui penetapan harga pasar yang wajar. Dengan insider trading berarti terjadi pembocoran informasi oleh orang dalam perusahaan yang belum di disclosure (diungkapkan) kepada publik. Insider trading dilarang karena dapat membahayakan dan menimbulkan kerugian terhadap pihak-pihak tertentu, antara lain berbahaya bagi mekanisme pasar yang efisien dan fair. Pasar yang fair merupakan pasar dimana semua anggota pasar diparlakukan sama dan adil. Dipasar modal, semua pelaku pasar berhak atas informasi yang sama. Dengan adanya insider trading, seseorang atau sekelompok orang tertentu mempunyai informasi yang jauh lebih banyak dari lainya. Ini jelas tidak adil. Insider trading akan berdampak negatif, yaitu menimbulkan trauma bagi pelaku pasar modal, mereka akan semakin menjauhi pasar yang berakibat menganggu kelangsungan hidup pasar modal. selain itu insider trading akan merugikan emiten itu sendiri karena akan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan itu sendiri. Selanjutnya insuder trading akan merugikan invesor itu sendiri karena dikelabui oleh orang-orang dalam selama masa nondislosure ada pengungkapan. Dalam aturan pasar modal tidak mengatur masalah kematangan atau elemen non disclosure dari suatu inomasi. DAFTAR BACAAN Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal Mustafa A Siregar, Kapita Selekta Pengetahuan Hukum Dagang : Penerbit IND-HILLCO, Jakarta,1990 Munir Fuady, Hukum Bisnis, Buku Kesatu, Penerbit PT. Cipta Aditya Bakti, Bandung, 1990 ©2004 Digitized by USU digital library 4 ©2004 Digitized by USU digital library 5