Holografi dan pandangan stereoskopik Holografi: teknik untuk membuat rekaman (= hologram) yang menampilkan citra tiga dimensi Stereoskopi: teknik untuk membuat rekaman yang memperlihatkan kedalaman (pembedaan obyek yang jauh dan dekat) “Film tiga dimensi” sebenarnya tidak menghasilkan citra 3-dimensi tetapi citra stereoskopik. HOLOGRAFI Andrianto Handojo Teknik Fisika ITB 2 Efek stereoskopik Tayangan stereoskopik Efek stereoskopik: kesan kedalaman yang diperoleh karena pandangan mata kanan sedikit berbeda dengan pandangan mata kiri citra kiri citra kanan 3 Tayangan stereoskopik: dua citra sekaligus, satu khusus untuk mata kanan dan satu lagi khusus untuk mata kiri. Citra kanan dan citra kiri dipisahkan dengan cara: - pemisahan ruang - penapisan warna - polarisasi cahaya. 4 1 Pemisahan citra stereoskopik (1) dum Pemisahan citra stereoskopik (2) pemisahan ruang dum penapisan warna polarisasi cahaya s p s p warna merah dan warna hijau saling “bermusuhan” 5 Pembuatan gambar stereoskopik 6 Stereogram Penggunaan dua kamera, masing2 memotret citra kanan dan kiri: Stereogram: - gambar yg dibangkitkan oleh komputer - terdiri atas pola yang berulang-ulang - jika dilihat dengan cara tertentu → memunculkan citra stereoskopik Kunci pengamatan efek stereoskopik: cara pemfokusan mata pada saat mengamati setereogram. obyek 7 8 2 Citra tiga dimensi dum Fungsi gelombang Pengertian citra tiga dimensi: seolah obyeknya hadir secara utuh, jadi memperlihatkan - kedalaman - perspektif Kedalaman: z1 (ditentukan oleh jarak perambatan gelombang) z2 Fungsi gelombang: l U = A exp (jϕ) = A exp [j(2π/λ)l] l = x cos θ + y sin θ y U = A exp [j(2π/λ).(x cosθ + y sinθ)] θ x lokasi pengamat Jadi : fungsi gelombang membawa informasi mengenai kedalaman obyek dan perspektif pandangan Perspektif: (ditentukan oleh arah perambatan gelombang) θ 9 Holografi dum 10 Pemotretan biasa dan perekaman hologram Holografi: teknik perekaman yang menghasilkan citra tiga dimensi - perekaman pada media dua dimensi (film datar) - memanfaatkan sifat fungsi gelombang Pemotretan biasa: “holos” = total “grafis” = representasi dari suatu obyek, penggambaran obyek Perekaman hologram: lensa kamera film obyek Uo (berkas obyek) Ditemukan oleh Dennis Gabor pada th 1948 Dennis Gabor dianugerahi hadiah Nobel pada th 1971. film Ur (berkas referensi) dum 11 12 3 dum Perekaman hologram berkas obyek Pada film terdapat: Uo Uf = Uo + Ur Tetapi film hanya merekam intensitas: film I = Uf Ur Hologram disinari hanya oleh U r (sekarang disebut berkas rekonstruksi) ? Di belakang film terdapat: 2 * = U o + U r + U r .U o + U r .U o Ur 2 2 2 I II III 2 * berkas rekonstruksi ~ U o .U r + U r .U r + U r .U o + U r .U o 424 3 1 424 3 1 424 3 1 424 3 1 IV * Setelah dikembangkan, faktor transmisi(-amplitudo) film: τ = α + β.I dengan α, β konstanta. Suku I dan II: - amplitudo kira2 konstan (suku II) dan hanya mengandung informasi 2 dimensi dari obyek (suku I) - fasa sama dengan berkas rekonstruksi. 13 Rekonstruksi hologram (2) dum Suku III: - amplitudo sebanding dgn berkas obyek semula - fasa sama dengan berkas obyek semula U r .τ hologram Ur . τ 2 2 berkas referensi dum Rekonstruksi hologram (1) 14 Hasil rekonstruksi (1) ini adalah rekonstruksi yg dikehendaki dum Memperlihatkan kedalaman: I + II III citra tiga dimensi Ur hologram 15 16 4 dum Hasil rekonstruksi (2) dum Citra konjuget (1) Memperlihatkan perspektif: Suku keempat pada intensitas yg direkam mengandung konjuget dari berkas obyek: 2 2 * I = U o + U r + U r .U o + U r .U o Berkas obyek: U o = Ao exp (jϕo) = Ao exp [j(2π/λ)lo] Konjuget: * U o = Ao exp (−jϕo) = Ao exp [−j(2π/λ)lo] exp [(2π/λ)lo] berarti berangkat dari obyek 17 Rekonstruksi: Tetapi: exp [−(2π/λ)lo] berarti menuju obyek / citra 18 dum Citra konjuget (2) * 2 2 2 I II III 2 * U r . τ ~ U o .U r + U r .U r + U r . U o + U r . U o 424 3 1 424 3 1 424 3 1 424 3 1 IV * 2 * U r . τ ~ ...... ..... ............ + U r . U o 1424 3 IV Ur * citra konjuget hologram 19 5