EFEK PENDIDIKAN KESEHATAN KOMUNITAS TERHADAP PENGETAHUAN, KETRAMPILAN DAN PENERIMAAN TENTANG PROGRAM DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI DESA REMPOA KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS. THE EFFECT OF COMMUNITY HEALTH EDUCATION ON CERVICAL CANCER EARLY DETECTION PROGRAM KNOWLEDGE IN REMPOA VILLAGE BATURADEN DISTRICT BANYUMAS Saryono dan Mekar Dwi Anggraeni Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT Cervix cancer is the common cancer from ten rank of caused dead in cancer women. On the other hand, 70% over case that go to hospital are prolonged stadium. The reseach aim was to know the effect of community health education to increase knowledge, skill and awareness to early detection of cervical cancer on fertile women in Rempoa village, Baturaden. The research method was pre-experiment. Reseacher giving cervical cancer material with discussion technique and than PAP SMEAR video exercise for early detection of cervical cancer. The program was preceded by pre test and post test in ended session. The test used to evaluate minimal capability and knowledge that reach. Cervical cancer exercise video used to evaluate psikomotor capacity. The processing data used to SPSS program with t test. The result of this research was low score in cervical cancer knowledge (mean = 4,9) before socialization and the mean made 6,5 after socialization. The t test showed that there was a different between before and after cervical cancer socialization significantly (p<0,005). The cervical cancer early detection health education program could increase responden knowledge for early detection. Keywords: community health education, early detection, cervical cancer PENDAHULUAN Angka harapan hidup perempuan waktu sama (Mansjoer, dkk., 2000). di Indonesia meningkat dari 40 tahun Dengan meningkatnya pada tahun 1930 menjadi 67 tahun pada hidup, maka semakin banyak pula tahun 1998, sedang laki-laki dari 38 perempuan dengan berbagai masalahnya. tahun menjadi 63 tahun dalam kurun Pergeseran 1 budaya usia harapan juga ikut 2 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm.1-7 mempengaruhi pola kehidupan dalam 1993-1997 sebanyak 710 kasus baru. menghormati perempuan sehingga tidak Sebesar 65 persen pasien datang pada dapat dipungkiri banyak perempuan stadium lanjut (IIB-IV). Data dari RSCM yang tidak mendapatkan perhatian dalam menyebutkan, bidang kesehatan secara semestinya. Hal ditemukan 250-300 kasus kanker serviks ini berkaitan dengan kultur di Indonesia, di tempat ini. Rumah Sakit Kanker terutama di daerah pedesaan yang masih Dharmais menyebut angka 200 untuk menganggap kasus baru kanker serviks (Soekardja, perempuan sebagai subordinat dari laki – laki termasuk Di dunia, setiap 2 menit, seorang pada wanita meninggal akibat kanker serviks, 1988 - 1990 yang dilakukan Departemen di Indonesia, setiap 1 jam (Ferlay J et al., Kesehatan RI bekerja sama dengan 2004). Sementara ketidaktahuan para Yayasan Kanker Indonesia dan Ikatan wanita akan ancaman kanker serviks Ahli diketahui juga turut membantu banyaknya wanita bahwa kanker serviks (kanker mulut yang meninggal akibat penyakit ini. rahim) menduduki peringkat pertama Menurut survei yang melibatkan 5.423 dari kematian wanita Asia dan dilakukan pada 9 perempuan akibat kanker. Penderita negara, termasuk Indonesia, terbukti kanker mulut rahim di Indonesia ternyata hanya 2 persen wanita yang mengetahui jumlahnya bahwa Patologi 10 penelitian tahunnya 2000). dalam hal kesehatan secara umum. Berdasarkan setiap Indonesia, besar sangat penyebab banyak. Menurut infeksi merupakan perkiraan Departemen Kesehatan saat ini penyebab ada sekitar 100 kasus per 100 ribu pengetahuan penduduk atau 200 ribu kasus setiap penyebab kanker serviks masih sangat tahunnya. Selain itu, lebih dari 70 persen minim. kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan kanker HPV serviks. perempuan Jadi mengenai Hasil penelitian yang dilakukan stadium Bank Dunia mendukung pendapat bahwa lanjut. Berdasarkan data RS Kanker program penapisan kanker serviks tak Dharmais, pasien yang menderita kanker hanya menyelamatkan jiwa tapi juga serviks pada stadium lanjut pada tahun biaya yang dikeluarkan jadi murah. Saryono, Efek Pendidikan Kesehatan Komunitas Terhadap Pengetahuan...... Sebagai perbandingan, 3 program di wilayah Banyumas yang memberikan penapisan untuk satu orang untuk setiap penyuluhan maupun pelatihan mengenai lima tahun menghabiskan US$100 dan ancaman wanita tersebut masih dapat bekerja perempuan serta pentingnya Papsmear karena terhindar dari kanker serviks. sebagai Tapi di sisi lain, biaya pengobatan serviks. Peran tenaga kesehatan yang kanker US$2600 dan wanita tersebut tak bergerak pada berbagai bidang, terutama dapat bekerja, sehingga menjadi tidak bidang produktif lagi (Soekardja, 2000). penting Menurut Sutjipto, sekitar 70 kanker upaya serviks deteksi pendidikan sebagai masalah terhadap dini menjadi sumber kesehatan kanker sangat informasi terkini yang persen pasien kanker serviks datang ke merupakan wujud kepedulian terhadap rumah sakit berada pada kondisi stadium status kesehatan perempuan Indonesia lanjut. Penyebab keterlambatan penderita secara umum. Oleh karena itu perlu datang ke dokter ini, antara lain takut pemberdayaan perempuan sesuai dengan operasi, pengobatan tujuan kesehatan masyarakat, yaitu untuk tradisional atau paranormal dan faktor meningkatkan kemampuan masyarakat ekonomi atau ketiadaaan biaya. Semakin dalam menolong dirinya sendiri setelah cepat dapat dideteksi terjadi kanker, mendapatkan semakin kesehatan. percaya pada baik pula kesembuhannya. harapan Pemeriksaan Pap- Data informasi dari DKK dari tenaga Kabupaten Smear perlu disosialisasikan sebagai Banyumas menunjukan bahwa kanker upaya serviks menduduki peringkat pertama deteksi dini kanker serviks (Mansjoer dkk., 2000) Pemberian dalam 10 besar kematian akibat kanker, melalui dengan jumlah kasus sebanyak 174 atau media radio atau televisi sering tidak sebesar 11,53 per 100.000 penduduk dan tepat sasaran karena bersifat satu arah disusul oleh kanker payudara dengan dan menggunakan bahasa yang formal jumlah kasus sebanyak 384 atau sebesar dan baku. Masih sedikitnya kelompok- 25,44 per 100.000 penduduk (DKKS, kelompok kelompok 2002). Hasil survei yang dilaksanakan dukungan sosial yang ada di masyarakat pada bulan Maret 2006 di desa Rempoa, sosial informasi atau 4 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1, Januari 2010, hlm. 1-7 Baturaden, didapatkan data terdapat tinggi terhadap penyakit penderita kanker serviks di wilayah Penelitian setempat, namun jumlah penderita yang mengetahui efek pendidikan kesehatan masih hidup maupun sudah meninggal komunitas tidak terdata oleh Puskesmas. Jumlah ketrampilan dan penerimaan tentang penderita kanker serviks dapat semakin program deteksi dini kanker serviks di meningkat, hal ini dikarenakan kawasan desa Rempoa, Kecamatan Baturaden, Baturaden adalah kawasan dengan resiko Kabupaten Banyumas. ini tersebut. bertujuan terhadap untuk pengetahuan, METODE PENELITIAN Rancangan dalam penelitian ini adalah karena dilanjutkan dengan menonton video memberikan perlakuan kepada subjek pemeriksaan pap smear sebagai upaya penelitian untuk deteksi dini kanker serviks. Pre sampel pra eksperimen, kanker serviks disertai pemberian leaflet namun tidak proses pemilihan menggunakan simple dan post test dilakukn untuk mengetahui random sampling dan tidak terdapat kefektifan kelompok pada Instrumen penelitian yang digunakan penelitian ini adalah semua wanita usia pada penelitian ini adalah kuesioner subur yang tinggal di desa Rempoa, yang terdiri atas 50 pertanyaan pilihan Kecamatan ganda untuk mengukur pengetahuan kontrol. Populasi Baturraden, Kabupaten metode yang dilakukan. Banyumas yang berjumlah 986 wanita responden dan usia subur. Sampel pada penelitian ini teknik pemeriksaan pap-smear untuk berjumlah 100 orang yang ditetapkan deteksi dini kanker serviks yang dibuat menggunakan sendiri purposive sampling. oleh 5 soal esai mengenai peneliti dengan skore Kriteria inklusi dalam penelitian ini validitas 0,78 dan skore reliabilitas 0,39. adalah perempuan usia subur (18-45 Uji yang digunakan dalam penelitian ini tahun), bisa membaca dan menulis, adalah dependen t-test untuk mengukur Metode yang digunakan dalam dan menguji tingkat kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah responden sebelum pemberian pendidikan kesehatan tentang dilakukan pendidikan pengetahuan dan setelah kesehatan. Saryono, Efek Pendidikan Kesehatan Komunitas Terhadap Pengetahuan . ..... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi yang disampaikan sehat tidak akan terlepas dari kontribusi melalui kegiatan ini dapat diketahui perilaku dengan membagikan kuisoner pretest pelayanan dan posttest kepada peserta tentang menunjukkan keberhasilan bila tidak ada materi kanker payudara dan kanker perubahan perilaku. Walaupun didirikan serviks serta cara deteksi dini kedua institusi pelayanan kesehatan seperti kanker tersebut. Dari hasil uji t dependen posyandu, polindes dan sebagainya, jika antara pretest dan post test menunjukan tidak ada partisipasi dari masyarakat perbedaan dengan yang signifikan antara manusia. Demikian kesehatan, tidak memanfaatkan akan pelayanan pengetahuan peserta mengenai kanker kesehatan serviks sebelum dan sesudah dilakukan pelayanan kesehatan tersebut akan gagal. pendidikan yang ditunjukkan dengan Ketiadaan partisipasi dari masyarakat ini p=0,0027 mungkin menunjukkan kesehatan pengetahuan, (p<0,005). bahwa dapat Hal ini pendidikan meningkatkan ketrampilan dan tersebut, pula maka disebabkan adanya kesadaran, tersebut diakibatkan pengetahuan program karena dan tentang belum kesadaran belum manfaat adanya dari penerimaan tentang deteksi dini kanker penggunaan pelayanan kesehatan bagi serviks di desa Rempoa, Kecamatan peningkatan derajat kesehatan mereka. Baturaden, Kabupaten Banyumas. Usaha yang paling efektif dalam Menurut H.L.Blum ada empat faktor yang mempengaruhi mengubah perilaku, dari perilaku yang status merugikan kesehatan ke arah perilaku kesehatan masyarakat ataupun individu yang menguntungkan kesehatan adalah (Effendy, 1998). Faktor-faktor tersebut melalui adalah keturunan, pelayanan kesehatan, Pendidikan adalah usaha yang sengaja lingkungan dan perilaku. Jika kita (terencana, terkontrol, dengan sadar dan analisis, lingkungan sebagai salah satu dengan tara yang sistematis) diberikan faktor yang mempengaruhi kesehatan pada anak didik oleh pendidik agar dapat dikendalikan melalui perilaku individunya yang potensial itu lebih hidup yang baik. Terciptanya lingkungan berkembang pendidikan terarah kesehatan. kepada tujuan 6 Jurnal Kesmas Indonesia. Volume 3, Nomor 1,Januari 2010, hlm.1-7 tertentu (Notoatmodjo, Jadi, yang semakin baik diharapkan kebiasaan didalam pengertian pendidikan tersebut ini bisa berubah dan deteksi dini bisa harus dilakukan . terdapat 1993). unsur-unsur sebagai berikut : Adanya bentuk pendidikan itu Pemerintah begitu serius dalam (apakah berbentuk usaha, pertolongan, mencanangkan perilaku sehat ini hingga bantuan, bimbingan, pelayanan atau juga tertuang dalam visi pembangunan pembinaan); adanya pelaku pendidikan kesehatan, dengan demikian deteksi (orang dewasa, pendidik, orang tua, sejak pemuka agama, pemuka masyarakat, penting. Jika kanker serviks ditemukan ataupun pimpinan organisasi); adanya dalam tahap pra kanker, maka masih sasaran pendidikan (orang yang belum terdapat potensi untuk kesembuhan. Tes dewasa, anak didik, peserta didik); yang bisa dilakukan untuk mengetahui adanya sifat pelaksanaan pendidikan kemungkinan kanker serviks adalah (dengan sadar, dengan sengaja, dengan dengan sistematis, secara (mengambil lendir dari serviks untuk terencana); adanya tujuan yang ingin dites di laboratorium), atau tes IVA (tes dicapai (manusia susila, kedewasaan, menggunakan asam asetat 3-5 persen, manusia yang patriot atau warga negara murah dan bisa dilakukan dengan tenaga yang bertanggung jawab). kesehatan siapa pun yang terlatih) dengan Pendidikan meningkatkan atau kesehatan pengetahuan dapat dini kanker melakukan serviks Pap amatlah Smear (Wiknjosastro, 2005). sehingga Meningkatnya prevalensi kanker diharapkan dapat merubah perilaku. serviks tidak terlepas dari perilaku hidup Pengetahuan yang baik tentang kanker yang tidak sehat (Sukardja, 2000). serviks akan mengubah perilaku individu Perilaku yang tidak sehat misalnya suka untuk senantiasa menghindari faktor bergonta ganti pasangan (partner seksual risiko terjadinya kanker serviks maupun lebih dari satu), wanita yang menikah melakukan upaya deteksi dini. Sebagian muda (di bawah 20 tahun), infeksi besar penderita kanker serviks umumnya menular seksual, merokok dan defisiensi datang berobat sudah pada stadium vitamin A, C, dan E (Lowdermilk et al., lanjut, sehingga dengan pemahaman 2000). Perilaku hidup tidak sehat ini Saryono, Efek Pendidikan Kesehatan Komunitas Terhadap Pengetahuan . setidaknya bisa diubah menjadi perilaku ..... 7 maupun factor risiko kanker serviks. hidup yang sehat setelah memahami efek SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan metode yang efektif digunakan untuk 1. Tingkat pengetahuan perempuan pendidikan kesehatan mengenai kanker serviks sebelum terhadap peningkatan perlakuan menunjukkan rata-rata pengetahuan perempuan tentang skor 4,9 sedangkan setelah deteksi dini kanker serviks di pemberian perlakuan berupa desa b. Saran skor rata-rata 6,5. 2. Pendidikan kesehatan komunitas kombinasi metode ceramah, pemberian leaflet dan menonton video Kecamatan Baturaden, Kabupaten banyumas. pendidikan kesehatan diperoleh melalui Rempoah, merupakan Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap aspek kognitif namun juga motorik, dimana keterampilan ibu evaluasi dalam dalam melakukan sadari DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Pemerintah Kabupaten Banyumas. (2002). Profil kesehatan kabupaten banyumas. Purwokerto. Effendy, N. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, EGC, Jakarta. Ferlay J, Bray F, Pisani P, Parkin DM. 2004. GLOBOCAN 2002: Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide. (IARC Cancer Base No. 5 Version 2.0), Lyon, IARC. Lowdermilk, L.D., Perry, S.E. & Bobak, I. 2000. Maternity & women’s health care. 7th ed. St Louis Missouri. Mosby Year Book. Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.I. & Setiowulan, W. 2000. Kapita selekta kedokteran. (ed.3). Jakarta.Media Aesculapius. Notoatmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset Yogyakarta. Sukardja, I.D.G. 2000. Onkologi klinik (ed.2). Surabaya. Airlangga University Press Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.