BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang yang sudah mengetahui bahwa Jack Lesmana merupakan salah satu tokoh dalam perkembangan musik Jazz di Indonesia. Kecenderungan surat kabar di Indonesia periode tahun 1970an - 1980an menggambar tentang sosok Jack Lesmana sebagai tokoh musik jazz di Indonesia. Sejumlah surat kabar yang terbit pada periode tersebut menjulukinya dengan nama Jazz Lesmana. Musik Jazz pada periode tersebut memang mulai digemari oleh penikmat musik di Indonesia.1 Jack Lesmana begitu tertarik terhadap musik Jazz. Tidak sedikit karya musik Jazz yang sudah diciptakannya. Surat kabar di Indonesia periode tahun 1970an – 1980an mengabarkan tentang pengalaman Jack Lesmana dalam mengenalkan musik Jazz kepada masyarakat perkotaan di indonesia, seperti: Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Selain itu, dikabarkan juga pemikiran Jack mengenai arah perkembangan musik Jazz di Indonesia, dan murid – murid Jack Lesmana yang berkarya di bidang musik Jazz. Beberapa muridnya ialah Chandra 1 Banyak ulasan mengenai sepak terjang Jack Lesmana di Harian Pelita, Kompas, Suara Karya, dan Berita Buana periode 1970-1980. 2 Darusman, Abadi Soesman, Indra Lesmana, Gilang Ramadhan, Dewa Budjana, Anto Hoed, dll.2 Jack Lesmana lahir 18 Oktober 1930 di Jember.3 Jack terlahir dengan nama Jack Lemmers. Nama ini merupakan pemberian orang tua Jack sejak kecil. Situasi politik pada tahun 1950an membuat Jack terpaksa mengubah namanya. Jack Lemmers mengganti namanya dengan nama Jack Lesmana. Penggantian nama Lemmers menjadi Lesmana setelah adanya anjuran Sukarno terkait dengan adanya Indonesianisasi nama. Nama “Lesmana” dianggap lebih mewakili Indonesia. Setelahnya, Jack Lemmers pun kemudian lebih dikenal dengan nama Jack Lesmana.4 Nama belakang Lemmers dianggap memiliki unsur-unsur kebaratbaratan. Pada saat itu Indonesia sedang dalam proses mencari identitas kulturalnya.5 Kebijakan Sukarno yang menekan peredaran musik Barat dapat ditarik dari sikap anti-kolonialisme dan anti-imperialisme. Dengan bergulirnya isu Irian 2 Indra Lesmana, “In Memory of Jack Lesmana 18 Oktober 1930-17 Juli 1988”, www.facebook.com/indralesmanaofficialrtistpage, diakses 18 Oktober 2011 pukul 21.55 WIB. 3 Denny Sakrie, et al, Musisiku, (Jakarta: Republika, 2007). hlm. 50. 4 Ibid. 5 Susan Piper dan Sawung Jabo, “Musik Indonesia dari 1950-an hingga 1980-an.” Prisma 16 no. 5, 1987 hlm. 08-19 menjelaskan bahwa muncul pandangan negatif terhadap kebudayaan barat yang dianggap sebagai budaya imperialis. Hal ini dapat dipahami karena Indonesia baru saja terlepas dari belenggu penjajahan Belanda. Rasa sentimen terhadap budaya barat berdampak pada bentuk pelarangan terhadap unsur barat dalam kebudayaan Indonesia. Budaya barat dianggap merusak moral generasi muda. 3 Barat dan cita-cita dekolonisasi, Sukarno semakin getol melawan kedua ideologi tersebut. Ia mengkampanyekan gerakan anti kolonialisme-imperialisme, mulai dari agenda politik internasional seperti Gerakan Asia Afrika hingga kampaye yang sama di dalam negeri. Di dalam negeri kampanye anti kolonialismeimperialisme ditunjukan dengan gerakan melawan kebudayaan Barat. Sementara Sukarno menggalakkan pencarian identitas kebudayaan nasional, ia juga mengkampanyekan agar unsur-unsur budaya Barat di tekan dan dilenyapkan. Indonesia harus berdiri dengan karakter budayanya sendiri dan bukannya berdiri bertopeng kebudayaan Barat. 6 Situasi politik yang sarat dengan realisasi ide dan cita-cita Sukarno tersebut yang mempengaruhi karir Jack. Dalam hal ini, posisi Jack sebagai musisi Jazz berada pada situasi sulit. Jack harus menerima kenyataan bahwa musik Jazz berinduk dari kebudayaan Barat. Musik jazz yang mulanya lahir di AS kemudian masuk ke Indonesia dan populer di kalangan orang Eropa. Sejak saat itu, musik Jazz dianggap sebagai musik Barat. Berpijak pada latarbelakang musik Jazz tersebut menyebabkan musik jazz akhirnya juga dilarang. Segala kebudayaan yang mendapat pengaruh Barat dilarang, musik Jazz pun demikian. Pada tahun 1960an Jack Lesmana bersama Irama Record merilis album Mari Bersuka Cita Bersama Irama Lenso. Album ini dinyanyikan oleh Bing Slamet, Titik Puspa, Lilis Suryani, dan Nien Lesmana. Jack memainkan musik 6 Rhoma Dwi Aria Yulianti dan Muhidin M. Dahlan, Lekra Tak Membakar Buku, (Yogyakarta: Merah Kesumba, 2008), hlm. 416-420. 4 Lenso atas anjuran presiden Sukarno.7 Musik ini berasal dari daerah Maluku. Sukarno bermaksud membentuk karakter kebudayaan Indonesia dengan memopulerkan kesenian daerah.8 Selain merilis album Mari Bersuka Cita Bersama Irama Lenso, Jack Lesmana banyak memproduksi album Jazz pada periode tahun 1970an – 1980an. Album tersebut direkam dalam bentuk kaset pita dan piringan hitam (PH). Selain itu, Jack Lesmana mengadakan pementasan musik Jazz di Taman Ismail Marzuki (TIM) dan beberapa universitas di Jakarta dan Bandung. Pementasan tersebut menginspirasi pemuda pada tahun 1970an – 1980an untuk bermain musik Jazz. B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian ini mengkaji lebih mendalam tentang eksistensi Jack Lesmana dalam industri musik Jazz di Indonesia. Fokus penelitian dirinci dalam pertanyaan penelitian: 1. seperti apa kehidupan masa kecil Jack Lesmana, sehingga berpengaruh terhadap hasrat untuk belajar musik? 7 8 Denny Sakrie, et al, loc.cit. Jeniffer Lindsay, Heirs to World Culture Being Indonesian 1950-1965, (Leiden: KITLV, 2012), hlm. 191-222. 5 2. bagaimana Jack Lesmana membentuk karakter musik Jazz-nya, sehingga karya-karyanya dapat diterima dalam industri musik Jazz tahun 1960an – 1970an? 3. seperti apa interaksi Jack Lesmana dengan pecinta musik jazz? Penelitian yang dilakukan ini mengambil batasan temporal tahun 19671979. Tahun 1967 menjadi batasan awal penelitian. Pada tahun itu Jack Lesmana membentuk grup musik dengan nama Indonesian All Star. Grup ini merupakan grup Etnik Jazz yang menjadi awal keseriusan karir Jack Lesmana dalam memproduksi musik jazz. Tahun 1979 menjadi batasan akhir penelitian mengingat pada saat itu Jack Lesmana pindah ke Australia, sehingga dia menghentikan pementasannya di Indonesia. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan sifat-sifat keteladanan dalam bermusik dari sosok Jack Lesmana. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman Jack Lesmana sebagai pemusik musik Jazz. Selanjutnya, penelitian ini memberikan kontribusi bagi kajian perkembangan musik Jazz di Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi referensi dilakukan penelitian biografis lainnya untuk memperkaya historiografi musik di Indonesia. 6 D. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian sejarah. Metode ini melalui beberapa tahapan penelitian, yaitu: Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi.9 Secara metodologis, tulisan ini mengkaji sejarah musik. Selain itu, tulisan ini tidak dapat terlepas dari hukum obyektifitas. Heuristik atau Pengumpulan sumber-sumber (data) menjadi tahapan awal dalam proses penelitian ini. Tanpa sumber (data), sejarah tidak dapat berbicara. Oleh sebab itu, proses pengumpulan sumber-sumber ini menjadi sangat penting. Sumber tertulis yang terkumpul ialah surat kabar. Surat kabar pada tahun 1950an – 1980an banyak mengabadikan pertunjukan musik Jazz (baik event itu sendiri, maupun kehidupan musisi Jazz) dalam bentuk artikel berita dan opini - opini dari para kritikus musik yang membahas tentang musik Jazz. Terdapat beberapa sumber surat kabar yang ditemukan berupa hasil wawancara wartawan terhadap Jack Lesmana dan rekan-rekan lainnya. Pengumpulan surat kabar ini dilakukan di Jogja Library Center, P.D.S. H.B. Jassin, Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Perpustakaan Nasional. Pengumpulan sumber sekunder (buku-buku dan hasil penelitian yang mengkaji musik di Indonesia) pun dilakukan sebagai pelengkap untuk 9 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI-Press, 1969), hlm. 27-35. Lihat juga: Helius Syamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2007), hlm. 17. 7 mempertajam kerangka berfikir dan sebagai prior knowledge. Selain itu, dikumpulkan juga buku-buku biografi kritis dan biografi populer sebagai bahanbahan pertimbangan dalam penulisan biografi Jack Lesmana. Pengumpulan Sumber sekunder ini dilakukan di beberapa perpustakaan, diantaranya: Perpustakaan Nasional, ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), Perpustakaan FIB UGM, UPT UGM, perpustakaan ISI Yogyakarta, Kolese Ignatius, P.D.S. H.B. Jassin. Selain itu, beberapa tesis tentang musik jazz diperoleh di PDII-LIPI. Setelah itu, dilakukan seleksi dan kritik sumber atau Verifikasi. Sumbersumber tersebut diseleksi sesuai dengan relevansi tema penelitian. Tingkat kekeritisan pun diuji saat menyeleksi mana sumber yang relevan dan tidak relevan. Selain itu, kredibilitas sumber (data) juga diuji. Tahap selanjutnya merupakan Interpretasi dan analisis untuk mendapatkan fakta sejarah yang kemudian disusun secara kronologis. Pada hakikatnya fakta merupakan wujud subyektifitas dari penelitinya dalam memverifikasi sumber (data). Fakta menjadi dasar sebuah konstruksi historiografi. Tahapan terakhir ialah proses penulisan sejarah atau historiografi. E. Tinjauan Pustaka Untuk mendapatkan kerangka berfikir dalam pengerjaan penelitian, dilakukan telaah terhadap kajian-kajian penelitian yang memiliki relevansi dengan tema penelitian. Tinjauan pustaka ini merupakan rintisan awal dalam menggali wawasan yang mendukung tema penelitian. 8 Tinjauan pustaka pertama berjudul “Antara Seni dan Komersialitas: Perkembangan Musik Jazz di Indonesia Tahun 1920-an hingga 1990-an”.10 Tahun 1920an ditetapkan sebagai batasan awal penelitian. Pradipto Niwandhono melihat bahwa kedatangan musik Jazz ke Indonesia dibawa oleh musisi Belanda yang datang dari Amerika. Skripsi ini berupaya menggambarkan bahwa perkembangan musik Jazz di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan musik Jazz di luar negeri, khususnya di Amerika. Dalam beberapa bab didalamnya dibahas secara khusus mengenai perkembangan musik Jazz di Amerika Serikat. Penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang sudah dilakukan yaitu memiliki kesamaan obyek kajian mengenai dinamika musik Jazz di indonesia. Adapun yang membedakan ialah skripsi ini membahas perkembangan musik jazz di Indonesia dalam ruang lingkup temporal yang sangat panjang yaitu tahun 20-an hingga 90an, sedangkan penelitian dilakukan membahas tentang perjalanan musik Jack Lesmana dalam industri musik Jazz Indonesia. Tinjauan pustaka selanjutnya berjudul “Industri Musik Nasional (Pop, Jazz, dan Rock) tahun 1960-1990”.11 Tesis ini secara fokus membahas perkembangan industri musik di indonesia yang mulai berkembang pada tahun 1950an. Industri yang dimaksud adalah industri panggung, industri rekaman, dan media yang menjadi wahana sosialisasi bagi penyebarluasan musik ke berbagai 10 Pradipto Niwandhono, “Antara Seni dan Komersialitas: Perkembangan Musik Jazz di Indonesia Tahun 1920-an hingga 1990-an”, Skripsi S-1, Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada, 2004. 11 Muhammad Mulyadi, “Industri Musik Nasional (Pop, Jazz, dan Rock) tahun 1960-1990”, Tesis S-2, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia, 2004. 9 daerah di Indonesia. Tanpa adanya industri yang menopang, musik tidak memiliki nilai ekonomis. Musik hanya sebatas ekspresi estetika. Oleh karena itu, Muhammad Mulyadi melihat pentingnya sektor industri musik yang didalamnya tercipta keselarasan antara pemusik dengan penikmat musik yang saling membutuhkan. Tesis ini memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan. Pembahasan tentang industri musik dapat menjadi kerangka penulisan eksistensi Jack Lesmana sebagai pemusik jazz. Tinjauan pustaka selanjutnya berjudul, “Musik Indonesia dari 1950-an hingga 1980-an”.12 Artikel ini mengkaji tentang perkembangan musik di Indonesia. Secara garis besar lebih banyak membicarakan perkembangan musik populer dalam industri musik. Setelah industri musik mulai hadir pada tahun 1950an, musik pop langsung diterima oleh masyarakat luas. Pada tahun 1950an, digelar festival pemilihan bintang radio RRI. Banyak penyanyi yang terkenal dari ajang pencarian talenta musik. Salah satunya adalah Titik Puspa. Penyanyi yang menyanyikan lagu pop banyak mendapat apresiasi dari hasil penjualan rekaman dalam bentuk kaset pita. Musik pop menjadi genre paling populer di Indonesia. Musik Jazz menjadi musik segmentasi. Pada awalnya tidak semua orang dapat mendengarkan dan menikmati musik Jazz. Hal inilah yang menyebabkan musik Jazz jarang mendapat apresiasi dari industri musik. Pada tahun 1970an geliat akan musik Jazz mulai mendapat apresiasi. Hal ini atas upaya pemusik Jazz 12 Susan Piper dan Sawung Jabo, “Musik Indonesia dari 1950-an hingga 1980-an.” Prisma, edisi 16 no. 5, 1987. 10 dengan menghadirkan musik Jazz yang easy listening jadi tidak njelimet seperti musik jazz mainstream. Bubi Chen banyak menggubah lagu pop ke dalam irama musik Jazz. Selain itu, aliran Bossanova sangat disenangi oleh remaja. Hal ini yang menjadi angin segar bagi musisi Jazz dalam industri musik Indonesia. Artikel yang ditulis oleh Susan dan Jabo ini memberi gambaran perkembangan musik pada tahun 1950an. Hal ini memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka selanjutnya berjudul “Musisiku”.13 Buku ini merupakan kumpulan daftar riwayat hidup musisi yang dianggap berpengaruh di Indonesia. Dari buku ini diketahui banyak musisi dari berbagai genre, yaitu Jazz, Rock, Pop. Salah satu kajian tokoh yang memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan ini ialah bahasan tentang Jack Lesmana, Indra Lesmana, dan Bing Slamet. Walaupun Jack Lesmana sudah dibahas dalam buku ini gambaran kehidupan Jack Lesmana belum tergambarkan secara utuh. Pembahasan mengenai Indra Lesmana pun sangat penting. Hal ini mengingat bahwa Indra merupakan anak dari Jack Lesmana yang meneruskan karir ayahnya sebagai seorang musisi jazz profesional. Selain itu, pembahasan mengenai Bing slamet juga dirasa penting. Hal ini mengingat bahwa Bing Slamet merupakan salah satu rekan dari Jack Lesmana dalam bermusik. 13 Denny Sakrie, et al. Musisiku. (Jakarta: Republika, 2007). 11 Dari beberapa tinjauan pustaka ini, diperoleh gambaran mengenai perkembangan musik Jazz, industri musik, dan musisi yang berpengaruh di Indonesia. Literatur ini memiliki relevansi dengan tema penelitian, namun masih terdapat beberapa kelemahan dalam hal substansial maupun pendekatan metodologisnya. F. Sistematika Penulisan Penulisan hasil penelitian tentang perjalanan musik Jack Lesmana dan perkembangan musik Jazz di Indonesia tahun 1967 – 1979 ini dibagi kedalam empat bab. Bab I menguraikan tentang latar belakang dari topik yang dibahas, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab I secara garis besar menggambarkan bahwa penelitian ini layak untuk dilakukan. Dalam tinjuan pustaka dapat dilihat pula bahwa penelitian dengan tema serupa pernah dilakukan oleh peneliti lain, terutama dalam bentuk kumpulan riwayat hidup. Dengan berdasarkan pada hasil penelitian-penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki celah atau mendapat ruang yang belum dikaji oleh penelitian sebelumnya. Bab II berjudul “awal karir Jack Lesmana sebagai musisi Jazz”. Bab ini menguraikan tentang perkenalan Jack Lesmana dengan musik Jazz. Kehidupan masa kecil dan latar belakang keluarga telah membentuk karakter jiwa seninya. Jack Lesmana tumbuh dewasa dari lingkungan keluarga seniman. Kecintaan terhadap seni musik menjadi titik awal perkenalan Jack Lesmana dengan musik 12 Jazz. Eksistensi Jack Lesmana sebagai musisi profesional ditandai dengan Hijrah ke Jakarta pada tahun 1960-an. Dalam bab ini dijelaskan tentang konsep musik Jazz mulai dari unsur pembentuknya, ragam musik Jazz, dan komposisi band Jazz. Selain itu, dijelaskan juga awal perkembangan musik Jazz Indonesia yang dimulai sejak masa Kolonial Belanda awal abad 20. Bab III berjudul ”Jack Lesmana dalam industri panggung musik Jazz Indonesia”. Bab ini menceritakan tentang eksistensi Jack Lesmana dalam industri panggung musik Jazz di Indonesia. Dalam bab ini dijelaskan tentang industri musik Jazz Indonesia dan pementasan musik Jack Lesmana. Berbagai upaya dilakukan Jack Lesmana untuk mengenalkan musik Jazz kepada penikmat musik di Indonesia. Melalui grup Indonesian All Stars, Jack Lesmana mengenalkan konsep musik Etnik Jazz Indonesia. Grup Indonesian All Stars menjadi gebrakan awal eksistensi Jack Lesmana dalam industri panggung musik Jazz Indonesia. Pada tahun 1970-an, Jack Lesmana mengadakan berbagai pementasan musik Jazz di Taman Ismail Marzuki (TIM). Selain itu, dalam bab ini dijelaskan juga lahirnya kelas sosial pecinta musik Jazz di Indonesia pada tahun 1970-an. 3Masyarakat pecinta musik Jazz ini lahir sebagai dampak dari populernya musik Jazz di Indonesia pada tahun 1970-an dan kerja keras Jack Lesmana dalam mengenalkan ragam musik Jazz pada setiap pementasannya. Pada tahun 1979 terbentuk komunitas Pondok Jazz Bandung. Komunitas ini menjadi wadah bagi pemusik dan penikmat musik yang ingin memperdalam wawasan dan kemampuan bermusik Jazz. Pondok Jazz bandung sering mengadakan sarasehan pengenalan ragam bentuk musik Jazz. Jack 13 Lesmana berkesempatan membagi pengalaman dan teori musik Jazz kepada anggota komunitas ini. Bab IV merupakan kesimpulan yang berisi jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian.