6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar

advertisement
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar Matematika
a. Pengertian belajar
Belajar dilakukan manusia sejak lahir sampai lanjut usia, di
sadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari ,manusia banyak
melakukan kegiatan yang merupakan gejala belajar. Menurut Sardiman
(2003: 20) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan dan menirukan.Belajar akan lebih baik kalau subjek
belajar mengalami atau melakukan sendiri. Belajar adalah suatu proses
interaksi antara diri manusia dengan lingkungan yang berwujud
pribadi, fakta, konsep, atau teori. Dalam hal ini ,terkandung suatu
maksud bahwa proses interaksi tersebut adalah (1) proses internalisasi
ke dalam diri yang belajar ; dan (2) dilakukan secara aktif, dengan
segenap panca indra yang ikut berperan.
Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya, karena
6
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
7
itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar.
Menurut sudjana (2010: 28) belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan dan
kemampuan, daya kreaksi, daya penerima, dan aspek lain yang ada
pada individu.
Pengertian belajar menurut Winkel (1999: 53) adalah suatu
aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahanperubahan tersebut dapat berupa suatu hasil yang baru atau
penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh dan terjadi selama
jangka waktu tertentu, jadi belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku individu dalam merespon interaksi aktif dengan
lingkungan melalui pengalaman yang didapatkan secara pribadi.
Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan siswa untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan
atau pengalaman-pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke
pengalaman yang lain akan menyebabkan proses perubahan.
Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
8
pengetahuan tetapi juga kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian,
harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.
Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2000: 27) belajar
adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu
mengalami. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan
tingkah laku pada diriseseorang ,tidak dapat dilihat, namun dapat
ditentukan dengan cara membandingkan kondisi sebelum dan sesudah
proses pembelajaran langsung.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan peneliti
belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang berwujud pribadi, fakta,
konsep, atau teori melalui pengalaman yang didapatkani ndividu secara
pribadi, yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku atau
penampilan pada diri seseorang. Perubahan dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk, seperti pengetahuan, sikap, tingkah laku, ketrampilan,
kecakapan, kemampuan serta aspek lain yang ada pada individu.
b. Prestasi belajar
Menurut Arifin (2013: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa
Belanda yaitu “prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi
“prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah prestasi belajar
(achievement)
berbeda
dengan
hasil
belajar
(learning
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
9
outcome).Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai
bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga dan
pendidikan, khususnya pembelajaran.
Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa
yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah
mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah
hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam
bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu(Hamdani,
2011:137).
Menurut Winkel (2004 : 38) menyatakan bahwa prestasi belajar
adalah hasil belajar yang dicapai dalam setiap kegiatan belajar.
Menurut Sutratinah (2001: 43) prestasi belajar adalah penilaian hasil
usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf,
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah hasil usaha yang sudah ditempuh peserta didik
yang meliputi aspek pengetahuan.
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
10
Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar mempunyai
beberapa fungsi utama, antara lain sebagai berikut:
1) Prestasi
belajar
sebagai
indicator
kualitas
dan
kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para
ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai “tendensi
keinginandan merupakan kebutuhan umum manusia”.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi
peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan psikologi,
dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator dalam arti bahwa prestasi belajar
dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi
pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan
pula dengan kebutuhan masyarakat
5) Prestasi belajar dapat dijadikan daya serap (kecerdasan) peserta
didik, dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi focus
utama yang harus diperhatikan, peserta didik menjadi focus utama
yang harus dipertahankan, karena peserta didik yang diharapkan
dapat menyerap seluruh materi pelajaran
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
11
c. Matematika
Suwangsih dan Tiurlina (2006:3) mengatakan bahwa istilah
matematika berasal dari bahasa Yunani, mathematike yang berarti
mempelajari.
Pendapat para ahli mengenai istilah matematika menurut
Suwangsih dan Tiurlina(2006:4) :
1) Resys dkk mengatakan bahwa matematika merupakan telaah
tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu
seni, suatu bahasa, dan suatu alat.
2) Johnson dan Rising mengatakan bahwa matematika merupakan
pola
berpikir,
polamengorganisasikan
pembuktian
logika,
pengetahuan terstruktur yang terorganisasi memuat: sifat-sifat,
teori-teori, dibuat secara deduktif berdasarkan unsure-unsur yang
tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan
kebenarannya.
3) Kline mengatakan bahwa matematika itu bukan pengetahuan
menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam
Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa matematika
merupakan ilmu yang mempelajari konsep, struktur konsep dan
mencari hubungan antar konsep.
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
12
2. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kesalahan
merupakan kekeliruan, perbuatan yang salah (melanggar hukum dan
sebagainya).Menurut
Sukirman(dalam
Wardoyo:
2013)
kesalahan
didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap hal yang benar dan sifatnya
sistematis, konsisten, maupun incidental pada daerah tertentu.
Jadi kesalahan merupakan bentuk penyimpangan atas jawaban
yang benar dan bersifat sistematis.Permasalahan muncul dari pertanyaan
yang tidak terjawab. Menurut Shadiq (2004:10) suatu pertanyaan akan
menjadi suatu masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan suatu
tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur
rutin(routin procedure) yang sudah diketahui si pelaku.
Polya(1973: 154) membagi masalah menjadi 2 macam:
a. Masalah untuk menemukan(problem to find)
The aim of a problem to find is to find a certain object, the unknow of
the problem. The principal parts of a problem to find are the unknow,
the data, and the condition.
b. Masalah untuk membuktikan(problem to prove)
The aim of problem to prove is to sgow conclusively that a certain
clearly started assertion is true, or else to show that is false.
A
problem to [rove is mathematical problem of the usual kind. Its
principal parts are the hypothesis and the conclusion of the theorem
which has to be proved nor disproved.
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
13
Pernyataan tersebut bermakna
Bahwa tujuan dari masalah untuk membuktikan adalah untuk
menunjukan
secara
meyakinkan
bahwa
pertanyaan
tertentu
benar.Masalah untuk membuktikan bagian utamanya adalah hipotesis
dan kesimpulan dari teorema yang harus dibuktikan atau dibantah.
Berdasarkan hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa suatu
pertanyaan dapat menjadi masalah apabila pertanyaan tersebut tidak
dipecahkan oleh suatu prosedur.
Bentuk kesalahan menurut Soedjadi( Ulifa: 2014) dari keslahankesalahan yang dilakukan siswa antara lain:
a. Kesalahan procedural yaitu dalam menggunakan algoritma.
b. Kesalahan dalam mengorganisasikan data, misalnya kesalahan dalam
menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dari soal.
c. Kesalahan mengurutkan, mengelompokkan, dan menyajikan data.
d. Kesalahan dalam pemanfaatan symbol, table, dan grafik yang memuat
suatu informasi.
e. Kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis, sifat-sifat
dalam menyelesaikan soal.
f. Kesalahan dalam menarik kesimpulan.
Aschlock
(Keterrlin-Geller
and
Yovanoff:
2009)
mengklasifikasikan kesalahan perhitungan dalam menyelesaikan soal
matematika kedalam 3 kategori dasar, yaitu:
a. Operasi yang salah, dimana menggunakan operasi yang tidak sesuai
ketika mencoba memecahkan masalah matematika.
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
14
b. Salah komputasi atau fakta, dimana siswa menggunakan operasi yang
sesuai tetapi memuat kesalahan yang melibatkan beberapa fakta dasar.
c. Salah algoritma, dimana siswa menggunakan operasi yang tepat tetapi
membuat kesalahan fakta dalam satu atau lebih langkah penerapan
strategi atau memilih strategi yang salah.
Menurut arya dan masriyah (2013) jenis kesalahan merupakan
kesalahan yang berkaitan dengan objek matematika yaitu konsep, prinsip
dan operasi.
1. Kesalahan konsep
Kesalahan yang dibuat siswa dalam menggunakan konsep-konsep
yang terkait dengan materi.
2. Kesalahan prinsip
Kesalahan dalam menggunakan aturan aturan atau rumus-rumus
matematika atau salah dalam menggunakan prinsip rinsip yang terkait
dengan materi.
3. Kesalahan operasi
Kesalahan dalam melakukan operasi atau perhitungan.
Menurut uraian di atas, jenis kesalahan pada penelitian ini
didasarkan pada kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan
operasi disesuaikan dengan materi bangun ruang sisi datar.
Indikator kesalahan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Indikator kesalahan konsep
Siswa salah dalam menggunakan konsep
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
15
b. Indikator kesalahan prinsip
Siswa salah dalam menggunakan rumus-rumus
c. Indikator kesalahan operasi
1) Siswa salah dalam melakukan perhitungan
2) Siswa salah dalam memberikan satuan
3. Gaya kognitif
a. Pengertian Gaya Kognitif
Setiap individu memiliki ciri-ciri yang khas yang tidak dimiliki
oleh individu lain, maka dari itu dapat dikatakan bahwa setiap individu
berbeda dengan individu lainnya. Menurut Slameto (2010 : 160) Setiap
orang juga memiliki cara-cara sendiri yang disukainya dalam
menyusun apa yang dilihat, diingat dan dipikirkannya. Perbedaanperbedaan antar individu dalam cara menyusun dan mengolah
informasi merupakan gaya kognitif. Gaya kognitif merupakan variabel
penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan siswa dalam bidang
akademik, kelanjutan perkembangan akademik, bagaimana siswa
belajar serta bagaimana siswa dan guru berinteraksi di dalam kelas.
Slameto (2010 : 160) Dari sejumlah studi yang dilakukan,
diketahui bahwa setiap orang memiliki cara-cara khusus dalam
berfungsi, yang dinyatakan melalui aktivitas-aktivitas perceptual dan
intelektual secara konsisten. Gaya kognitif dapat dikonsepsikan
sebagai sikap, pilihan atau strategi yang secara stabil menetukan cara-
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
16
cara seseorang yang khas dalam menerima, mengingat, berfikir dan
memecahkan masalah.
Menurut
Desmita
(2009:
146)
gaya
kognitif
adalah
karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif (berfikir,
mengingat,
memecahkan
masalah,
membuat
keputusan,
mengorganisasi dan memproses informasi dan seterusnya) yang
sifatnya konsisten dan berlangsung lama. Jadi, setiap individu
memiliki gaya kognitif yang berbeda dalam memproses informasi atau
mengahadapi suatu tugas atau masalah.
Woolfock & Nicolich (dalam Desmita : 2009) mengatakan
bahwa gaya kognitif merupakan salah satu ide baru dalam kajian
psikologi perkembangan dan pendidikan. Ide ini berkembang pada
penelitian
mengenai
bagaimana
individu
menerima
dan
mengoragnisasikan informasi dari lingkungan sekitarnya. Hasil kajian
ini menunjukan bahwa individu berbeda-beda dalam hal bagaimana
mereka mendekati
tugas eksperimental, tetapi variasi ini tidak
mereflesikan tingkat intelegensi atau pola kemampuan khusus, bahkan
mereka melakukannya dengan cara yang dipilih yang dimiliki individu
berbeda untuk memproses dan mengorganisasikan informasi dan untuk
merespon stimulant lingkungan.
Menurut Uno (2010 : 185) gaya kognitif merupakan cara siswa
yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
17
dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, maupun
kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar.
Dalam pembelajaran matematika, cara siswa dalam memproses
simbol, pesan , informasi dapat berbeda-beda antara individu yang satu
dengan individu lainnya. Cara siswa yang khas dalam belajar, baik
yang berkaitan dengan penerimaan, pengolahan, informasi, sikap
maupun yang berhubungan dalam belajar disebut gaya kognitif . Kefee
( dalam Oh dan Lim : 2005)
Menurut Bassey (2009 : 21)cognitive style is the control
process or style which is generated, transient, situationally
determined concius activity that a learner uses to organize and
to regulate, receive and transmite the information and ultimate
behavior.
Gaya kognitif adalah proses kontrol atau gaya yang merupakan
manajemen diri sebagai perantara secara situasional untuk menetukan
aktifitas
sadar
sehingga
digunakan
oleh
pembelajar
untuk
mengorganisasi dan mengatur, menerima, dan menyebarkan informasi
dan akhirnya menentukan perilaku dari pembelajar tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya
kognitif merupakan karakteristik individu dalam berpikir, merasakan,
mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Sejalan
dengan itu, gaya kognitif dapat didefinisikan sebagai variasi individu
dalam cara memandang, mengingat dan berpikir atau sebagai cara
tersendiri dalam hal memahami, menyimpan, mentransformasi, dan
menggunakan informasi.
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
18
b. Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent
1) Gaya kognitif field dependent
Desmita (2009 : 148) mengatakan bahwa gaya kognitif field
dependent adalah cara seseorang dalam menerima suatu pola
sebagai keseluruhan, sulit memfokuskan pada satu aspek dari satu
situasi, atau menganalisa pola menjadi bagia-bagian yang berbeda.
Menemukan
kesulitan
dalam
memproses,
namun
mudah
mempersepsi apabila informasi dimanipulasi sesuai dengan
konteksnya, dapat memisahkan stimuli dalam konteksnya tetapi
persepsinya lemah ketika terjadi perubahan konteks.
Witkin
(dalam
Nasution:
1984)
mempresentasikan
beberapa karakter pembelajaran siswa dengan gaya kognitif field
dependent:
a) Sangat dipengaruhi oleh lingkungan;
b) Di didik untuk selalu memperhatikan orang lain;
c) Mengingat hal-hal dalam konteks sosial;
d) Mempunyai hubungan sosial yang luas;
e) Memerlukan pertunjuk yang lebih banyak untuk memahami
sesuatu;
f) Perlu mendapat dorongan.
Slameto (2010: 161) mengatakan gaya kognitif field
dependent adalah cara seseorang dalam menerima sesuatu masih
secara global dan mengalami kesulitan dalam memisahkan dari
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
19
keadaan sekitarnya, cenderung mengenalinya sebagai bagian dari
suatu kelompok. Dalam orientasi sosial cenderung lebih persektif
dan peka.
Individu yang memiliki gaya kognitif field dependent
cenderung baik hati, ramah, dan bijaksana sehingga lebih mampu
untuk menjalin hubungan interpersonal dan mudah diterima orang
lain, tetapi kurang dalam kemampuan menganlisis dan sulit untuk
mengemukakan pendapat sendiri.
Proses pembelajaran serial lebih menguntungkan untuk
individu field dependent ,Brune dan wickens (dalam Liu Yuliang
dan Dean Ginter: 1999). Pembelajaran serial dilakukan ketika
pembelajaran sebelumnya sudah selesai, pembelajaran lebih rinci
dan disertai ilustrasi sehingga meningkatkan pemahamn materi.
2) Gaya kognitif field Independent
Desmita (2009 : 148) mengatakan bahwa gaya kognitif field
Independent adalah cara seseorang dalam menerima suatu pola
sebagai bagian-bagian yang terpisah dari pola menyeluruh, dan
mampu menganalisa pola ke dalam komponen-komponennya,
cenderung menggunakan faktor-faktor internal sebagai arahan
dalam memproses informasi.
Witkin
(dalam
Nasution:
1984)
mempresentasikan
beberapa karakter pembelajaran siswa dengan gaya kognitif field
independent :
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
20
a) Kurang dipengaruhi oleh lingkungan;
b) Tidak memerlukan petunjuk yang terperinci;
c) Dapat menerima kritik demi perbaikan.
Slameto (2010: 161) mengatakan gaya kognitif field
independent adalah cara seseorang dalam menyatakan suatu
gambaran lepas dari latar belakang gambaran tersebut, serta mampu
membedakan objek-objek dari konteks sekitarnya dengan lebih
mudah, memandang keadaan sekeliling lebih tugas-tugas yang
memerlukan pembedaan-pembedaan dan analitis.
Individu field independent tertarik pada desain materi
pembelajaran yang member kebebasan untuk mengorganisasikan
kembali materi pembelajaran, jadi materi pembelajaran tersebut
tidak hanya diterima begitu saja, tetapi dianalisis dan disusun
kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri.
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan antara lain sebagai berikut :
1. Penelitian
yang
dilakukan
Badi
Rahmad
Hidayat
(2013)
AnalisisKesalahan Siswa dalam MenyelesaikanSoal pada Materi Ruang
Dimensi TigaDitinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa
kelas X pada materi ruang dimensi empat terdiri dari kesalahan fakta,
kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan prinsip.
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
21
2. Penelitian yang dilakukan Yan (2011) Analisis Kesalahan dalam
Menyelesaikan Soal Luas Permukaan serta Volume Bangun Ruang Sisi
Datar di SMP. Berdasarkan hasil analisis data, hasil wawancara, dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan: siswa melakukan kesalahan
konsep, kesalahanprosedur, dan kesalahan kecerobohan. Yang menjadi
faktor penyebab kesalahansiswaadalah kurangnya usaha yang dilakukan
siswa dalammengerjakan soal, siswa kurangmenguasai materi, siswa
kurang teliti dalammengerjakan soal, siswa kurang menguasaimaterimateri
prasyarat
serta
siswa
tidak
memahami
langkah
dalam
menyelesaikan soal.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, peneliti akan mendeskrisikan
jenis kesalahan yang lakukan siswa yang meliputi kesalahan konsep,
kesalahan prinsip dan kesalahan operasi berdasarkan gaya kognitiffield
dependent dan field independent.
C. Kerangka Pikir
Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang sudah ditempuh
peserta didik yang meliputi aspek pengetahuan, prestasi belajar dapat menjadi
tolak ukur dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Sedangkan kegagalan
dapat dilihat dari seberapa jauh siswa melakukan kesalahan.
Setiap individu memiliki ciri-ciri yang khas yang tidak dimiliki oleh
individu lain, maka dari itu dapat dikatakan bahwa setiap individu berbeda
dengan individu lainnya. Menurut Slameto (2010 : 160) Setiap orang juga
memiliki cara-cara sendiri yang disukainya dalam menyusun apa yang dilihat,
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
22
diingat dan dipikirkannya. Perbedaan-perbedaan antar individu dalam cara
menyusun dan mengolah informasi inilah yang kita sebut sebagai gaya
kognitif. Gaya kognitif menujukkan adanya variasi antar individu dalam
menyelesaikan suatu tugas dan membuat keputusan.Gaya kognitif berdasarkan
psikologi ada gaya kognitif field dependent dan field independent.
Dalam penelitian ini akan dianalisis kesalahan-kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar ditinjau dari 3 aspek yang
meliputi:
1. Kesalahan konsep
Kesalahan yang dibuat siswa dalam menggunakan konsep-konsep yang
terkait dengan materi.
2. Kesalahan prinsip
Kesalahan dalam menggunakan aturan aturan atau rumus-rumus
matematika atau salah dalam menggunakan prinsip rinsip yang terkait
dengan materi.
3. Kesalahan operasi
Kesalahan dalam melakukan operasi atau perhitungan.
Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016
Download