6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian belajar Belajar dilakukan manusia sejak lahir sampai lanjut usia, di sadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari ,manusia banyak melakukan kegiatan yang merupakan gejala belajar. Menurut Sardiman (2003: 20) belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan dan menirukan.Belajar akan lebih baik kalau subjek belajar mengalami atau melakukan sendiri. Belajar adalah suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungan yang berwujud pribadi, fakta, konsep, atau teori. Dalam hal ini ,terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi tersebut adalah (1) proses internalisasi ke dalam diri yang belajar ; dan (2) dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indra yang ikut berperan. Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya, karena 6 Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 7 itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Menurut sudjana (2010: 28) belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreaksi, daya penerima, dan aspek lain yang ada pada individu. Pengertian belajar menurut Winkel (1999: 53) adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahanperubahan tersebut dapat berupa suatu hasil yang baru atau penyempurnaan terhadap hasil yang telah diperoleh dan terjadi selama jangka waktu tertentu, jadi belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu dalam merespon interaksi aktif dengan lingkungan melalui pengalaman yang didapatkan secara pribadi. Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan siswa untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke pengalaman yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 8 pengetahuan tetapi juga kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2000: 27) belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku pada diriseseorang ,tidak dapat dilihat, namun dapat ditentukan dengan cara membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran langsung. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan peneliti belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang berwujud pribadi, fakta, konsep, atau teori melalui pengalaman yang didapatkani ndividu secara pribadi, yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku atau penampilan pada diri seseorang. Perubahan dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti pengetahuan, sikap, tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kemampuan serta aspek lain yang ada pada individu. b. Prestasi belajar Menurut Arifin (2013: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 9 outcome).Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olahraga dan pendidikan, khususnya pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu(Hamdani, 2011:137). Menurut Winkel (2004 : 38) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai dalam setiap kegiatan belajar. Menurut Sutratinah (2001: 43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang sudah ditempuh peserta didik yang meliputi aspek pengetahuan. Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 10 Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sebagai berikut: 1) Prestasi belajar sebagai indicator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai “tendensi keinginandan merupakan kebutuhan umum manusia”. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan psikologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan. Indikator dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat 5) Prestasi belajar dapat dijadikan daya serap (kecerdasan) peserta didik, dalam proses pembelajaran peserta didik menjadi focus utama yang harus diperhatikan, peserta didik menjadi focus utama yang harus dipertahankan, karena peserta didik yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 11 c. Matematika Suwangsih dan Tiurlina (2006:3) mengatakan bahwa istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, mathematike yang berarti mempelajari. Pendapat para ahli mengenai istilah matematika menurut Suwangsih dan Tiurlina(2006:4) : 1) Resys dkk mengatakan bahwa matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. 2) Johnson dan Rising mengatakan bahwa matematika merupakan pola berpikir, polamengorganisasikan pembuktian logika, pengetahuan terstruktur yang terorganisasi memuat: sifat-sifat, teori-teori, dibuat secara deduktif berdasarkan unsure-unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya. 3) Kline mengatakan bahwa matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang mempelajari konsep, struktur konsep dan mencari hubungan antar konsep. Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 12 2. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) kesalahan merupakan kekeliruan, perbuatan yang salah (melanggar hukum dan sebagainya).Menurut Sukirman(dalam Wardoyo: 2013) kesalahan didefinisikan sebagai penyimpangan terhadap hal yang benar dan sifatnya sistematis, konsisten, maupun incidental pada daerah tertentu. Jadi kesalahan merupakan bentuk penyimpangan atas jawaban yang benar dan bersifat sistematis.Permasalahan muncul dari pertanyaan yang tidak terjawab. Menurut Shadiq (2004:10) suatu pertanyaan akan menjadi suatu masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan suatu tantangan (challenge) yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin(routin procedure) yang sudah diketahui si pelaku. Polya(1973: 154) membagi masalah menjadi 2 macam: a. Masalah untuk menemukan(problem to find) The aim of a problem to find is to find a certain object, the unknow of the problem. The principal parts of a problem to find are the unknow, the data, and the condition. b. Masalah untuk membuktikan(problem to prove) The aim of problem to prove is to sgow conclusively that a certain clearly started assertion is true, or else to show that is false. A problem to [rove is mathematical problem of the usual kind. Its principal parts are the hypothesis and the conclusion of the theorem which has to be proved nor disproved. Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 13 Pernyataan tersebut bermakna Bahwa tujuan dari masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukan secara meyakinkan bahwa pertanyaan tertentu benar.Masalah untuk membuktikan bagian utamanya adalah hipotesis dan kesimpulan dari teorema yang harus dibuktikan atau dibantah. Berdasarkan hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa suatu pertanyaan dapat menjadi masalah apabila pertanyaan tersebut tidak dipecahkan oleh suatu prosedur. Bentuk kesalahan menurut Soedjadi( Ulifa: 2014) dari keslahankesalahan yang dilakukan siswa antara lain: a. Kesalahan procedural yaitu dalam menggunakan algoritma. b. Kesalahan dalam mengorganisasikan data, misalnya kesalahan dalam menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dari soal. c. Kesalahan mengurutkan, mengelompokkan, dan menyajikan data. d. Kesalahan dalam pemanfaatan symbol, table, dan grafik yang memuat suatu informasi. e. Kesalahan dalam melakukan manipulasi secara matematis, sifat-sifat dalam menyelesaikan soal. f. Kesalahan dalam menarik kesimpulan. Aschlock (Keterrlin-Geller and Yovanoff: 2009) mengklasifikasikan kesalahan perhitungan dalam menyelesaikan soal matematika kedalam 3 kategori dasar, yaitu: a. Operasi yang salah, dimana menggunakan operasi yang tidak sesuai ketika mencoba memecahkan masalah matematika. Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 14 b. Salah komputasi atau fakta, dimana siswa menggunakan operasi yang sesuai tetapi memuat kesalahan yang melibatkan beberapa fakta dasar. c. Salah algoritma, dimana siswa menggunakan operasi yang tepat tetapi membuat kesalahan fakta dalam satu atau lebih langkah penerapan strategi atau memilih strategi yang salah. Menurut arya dan masriyah (2013) jenis kesalahan merupakan kesalahan yang berkaitan dengan objek matematika yaitu konsep, prinsip dan operasi. 1. Kesalahan konsep Kesalahan yang dibuat siswa dalam menggunakan konsep-konsep yang terkait dengan materi. 2. Kesalahan prinsip Kesalahan dalam menggunakan aturan aturan atau rumus-rumus matematika atau salah dalam menggunakan prinsip rinsip yang terkait dengan materi. 3. Kesalahan operasi Kesalahan dalam melakukan operasi atau perhitungan. Menurut uraian di atas, jenis kesalahan pada penelitian ini didasarkan pada kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan operasi disesuaikan dengan materi bangun ruang sisi datar. Indikator kesalahan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Indikator kesalahan konsep Siswa salah dalam menggunakan konsep Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 15 b. Indikator kesalahan prinsip Siswa salah dalam menggunakan rumus-rumus c. Indikator kesalahan operasi 1) Siswa salah dalam melakukan perhitungan 2) Siswa salah dalam memberikan satuan 3. Gaya kognitif a. Pengertian Gaya Kognitif Setiap individu memiliki ciri-ciri yang khas yang tidak dimiliki oleh individu lain, maka dari itu dapat dikatakan bahwa setiap individu berbeda dengan individu lainnya. Menurut Slameto (2010 : 160) Setiap orang juga memiliki cara-cara sendiri yang disukainya dalam menyusun apa yang dilihat, diingat dan dipikirkannya. Perbedaanperbedaan antar individu dalam cara menyusun dan mengolah informasi merupakan gaya kognitif. Gaya kognitif merupakan variabel penting yang mempengaruhi pilihan-pilihan siswa dalam bidang akademik, kelanjutan perkembangan akademik, bagaimana siswa belajar serta bagaimana siswa dan guru berinteraksi di dalam kelas. Slameto (2010 : 160) Dari sejumlah studi yang dilakukan, diketahui bahwa setiap orang memiliki cara-cara khusus dalam berfungsi, yang dinyatakan melalui aktivitas-aktivitas perceptual dan intelektual secara konsisten. Gaya kognitif dapat dikonsepsikan sebagai sikap, pilihan atau strategi yang secara stabil menetukan cara- Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 16 cara seseorang yang khas dalam menerima, mengingat, berfikir dan memecahkan masalah. Menurut Desmita (2009: 146) gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif (berfikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisasi dan memproses informasi dan seterusnya) yang sifatnya konsisten dan berlangsung lama. Jadi, setiap individu memiliki gaya kognitif yang berbeda dalam memproses informasi atau mengahadapi suatu tugas atau masalah. Woolfock & Nicolich (dalam Desmita : 2009) mengatakan bahwa gaya kognitif merupakan salah satu ide baru dalam kajian psikologi perkembangan dan pendidikan. Ide ini berkembang pada penelitian mengenai bagaimana individu menerima dan mengoragnisasikan informasi dari lingkungan sekitarnya. Hasil kajian ini menunjukan bahwa individu berbeda-beda dalam hal bagaimana mereka mendekati tugas eksperimental, tetapi variasi ini tidak mereflesikan tingkat intelegensi atau pola kemampuan khusus, bahkan mereka melakukannya dengan cara yang dipilih yang dimiliki individu berbeda untuk memproses dan mengorganisasikan informasi dan untuk merespon stimulant lingkungan. Menurut Uno (2010 : 185) gaya kognitif merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara penerimaan Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 17 dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, maupun kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar. Dalam pembelajaran matematika, cara siswa dalam memproses simbol, pesan , informasi dapat berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Cara siswa yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan penerimaan, pengolahan, informasi, sikap maupun yang berhubungan dalam belajar disebut gaya kognitif . Kefee ( dalam Oh dan Lim : 2005) Menurut Bassey (2009 : 21)cognitive style is the control process or style which is generated, transient, situationally determined concius activity that a learner uses to organize and to regulate, receive and transmite the information and ultimate behavior. Gaya kognitif adalah proses kontrol atau gaya yang merupakan manajemen diri sebagai perantara secara situasional untuk menetukan aktifitas sadar sehingga digunakan oleh pembelajar untuk mengorganisasi dan mengatur, menerima, dan menyebarkan informasi dan akhirnya menentukan perilaku dari pembelajar tersebut. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya kognitif merupakan karakteristik individu dalam berpikir, merasakan, mengingat, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Sejalan dengan itu, gaya kognitif dapat didefinisikan sebagai variasi individu dalam cara memandang, mengingat dan berpikir atau sebagai cara tersendiri dalam hal memahami, menyimpan, mentransformasi, dan menggunakan informasi. Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 18 b. Gaya Kognitif Field Dependent-Field Independent 1) Gaya kognitif field dependent Desmita (2009 : 148) mengatakan bahwa gaya kognitif field dependent adalah cara seseorang dalam menerima suatu pola sebagai keseluruhan, sulit memfokuskan pada satu aspek dari satu situasi, atau menganalisa pola menjadi bagia-bagian yang berbeda. Menemukan kesulitan dalam memproses, namun mudah mempersepsi apabila informasi dimanipulasi sesuai dengan konteksnya, dapat memisahkan stimuli dalam konteksnya tetapi persepsinya lemah ketika terjadi perubahan konteks. Witkin (dalam Nasution: 1984) mempresentasikan beberapa karakter pembelajaran siswa dengan gaya kognitif field dependent: a) Sangat dipengaruhi oleh lingkungan; b) Di didik untuk selalu memperhatikan orang lain; c) Mengingat hal-hal dalam konteks sosial; d) Mempunyai hubungan sosial yang luas; e) Memerlukan pertunjuk yang lebih banyak untuk memahami sesuatu; f) Perlu mendapat dorongan. Slameto (2010: 161) mengatakan gaya kognitif field dependent adalah cara seseorang dalam menerima sesuatu masih secara global dan mengalami kesulitan dalam memisahkan dari Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 19 keadaan sekitarnya, cenderung mengenalinya sebagai bagian dari suatu kelompok. Dalam orientasi sosial cenderung lebih persektif dan peka. Individu yang memiliki gaya kognitif field dependent cenderung baik hati, ramah, dan bijaksana sehingga lebih mampu untuk menjalin hubungan interpersonal dan mudah diterima orang lain, tetapi kurang dalam kemampuan menganlisis dan sulit untuk mengemukakan pendapat sendiri. Proses pembelajaran serial lebih menguntungkan untuk individu field dependent ,Brune dan wickens (dalam Liu Yuliang dan Dean Ginter: 1999). Pembelajaran serial dilakukan ketika pembelajaran sebelumnya sudah selesai, pembelajaran lebih rinci dan disertai ilustrasi sehingga meningkatkan pemahamn materi. 2) Gaya kognitif field Independent Desmita (2009 : 148) mengatakan bahwa gaya kognitif field Independent adalah cara seseorang dalam menerima suatu pola sebagai bagian-bagian yang terpisah dari pola menyeluruh, dan mampu menganalisa pola ke dalam komponen-komponennya, cenderung menggunakan faktor-faktor internal sebagai arahan dalam memproses informasi. Witkin (dalam Nasution: 1984) mempresentasikan beberapa karakter pembelajaran siswa dengan gaya kognitif field independent : Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 20 a) Kurang dipengaruhi oleh lingkungan; b) Tidak memerlukan petunjuk yang terperinci; c) Dapat menerima kritik demi perbaikan. Slameto (2010: 161) mengatakan gaya kognitif field independent adalah cara seseorang dalam menyatakan suatu gambaran lepas dari latar belakang gambaran tersebut, serta mampu membedakan objek-objek dari konteks sekitarnya dengan lebih mudah, memandang keadaan sekeliling lebih tugas-tugas yang memerlukan pembedaan-pembedaan dan analitis. Individu field independent tertarik pada desain materi pembelajaran yang member kebebasan untuk mengorganisasikan kembali materi pembelajaran, jadi materi pembelajaran tersebut tidak hanya diterima begitu saja, tetapi dianalisis dan disusun kembali dengan menggunakan bahasanya sendiri. B. Penelitian Relevan Beberapa penelitian yang relevan antara lain sebagai berikut : 1. Penelitian yang dilakukan Badi Rahmad Hidayat (2013) AnalisisKesalahan Siswa dalam MenyelesaikanSoal pada Materi Ruang Dimensi TigaDitinjau dari Gaya Kognitif Siswa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh siswa kelas X pada materi ruang dimensi empat terdiri dari kesalahan fakta, kesalahan konsep, kesalahan operasi dan kesalahan prinsip. Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 21 2. Penelitian yang dilakukan Yan (2011) Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Luas Permukaan serta Volume Bangun Ruang Sisi Datar di SMP. Berdasarkan hasil analisis data, hasil wawancara, dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: siswa melakukan kesalahan konsep, kesalahanprosedur, dan kesalahan kecerobohan. Yang menjadi faktor penyebab kesalahansiswaadalah kurangnya usaha yang dilakukan siswa dalammengerjakan soal, siswa kurangmenguasai materi, siswa kurang teliti dalammengerjakan soal, siswa kurang menguasaimaterimateri prasyarat serta siswa tidak memahami langkah dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, peneliti akan mendeskrisikan jenis kesalahan yang lakukan siswa yang meliputi kesalahan konsep, kesalahan prinsip dan kesalahan operasi berdasarkan gaya kognitiffield dependent dan field independent. C. Kerangka Pikir Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha yang sudah ditempuh peserta didik yang meliputi aspek pengetahuan, prestasi belajar dapat menjadi tolak ukur dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Sedangkan kegagalan dapat dilihat dari seberapa jauh siswa melakukan kesalahan. Setiap individu memiliki ciri-ciri yang khas yang tidak dimiliki oleh individu lain, maka dari itu dapat dikatakan bahwa setiap individu berbeda dengan individu lainnya. Menurut Slameto (2010 : 160) Setiap orang juga memiliki cara-cara sendiri yang disukainya dalam menyusun apa yang dilihat, Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016 22 diingat dan dipikirkannya. Perbedaan-perbedaan antar individu dalam cara menyusun dan mengolah informasi inilah yang kita sebut sebagai gaya kognitif. Gaya kognitif menujukkan adanya variasi antar individu dalam menyelesaikan suatu tugas dan membuat keputusan.Gaya kognitif berdasarkan psikologi ada gaya kognitif field dependent dan field independent. Dalam penelitian ini akan dianalisis kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar ditinjau dari 3 aspek yang meliputi: 1. Kesalahan konsep Kesalahan yang dibuat siswa dalam menggunakan konsep-konsep yang terkait dengan materi. 2. Kesalahan prinsip Kesalahan dalam menggunakan aturan aturan atau rumus-rumus matematika atau salah dalam menggunakan prinsip rinsip yang terkait dengan materi. 3. Kesalahan operasi Kesalahan dalam melakukan operasi atau perhitungan. Analisis Kesalahan Siswa…, Laela Caturrini, FKIP UMP, 2016