CONTENT MIRNA DANIATI

advertisement
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERYANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANK4N
Mirna Dianita
(Universitas Wdyatama Bandung)
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujzdan untuk menguji pengaruh mekanisme
corporate governance (CG) terhadap kinerja keuangan perbankan.
Sebagai industri yang teregulasi, penelitian ini ingin membuktikan
bahwa kinerja keuangan perbankan dapat dipengaruhi oleh mekanisme
CG-nya, bukan hanya sekedar pemenuhan ketentuan perbankan.
Sampel penelitian adalnh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) swasta di
J m a Barat. Kinerja keuangan BPR diukur dcngan rasio NPL, KP!d-il/i,
LDR, darr ROA. hfekanisme CG diproksi dengan kepemilihn
rnnnajeria!, proporsi outside directors, don jumlah board of directors
(BOD), dengan variabel konh.01 ukuran BPR dun umur BPI?. Hasil
penelitfan menemukan mekunisme CG secara simultan berpengaruh
.terhadap rasio NPL, KPMM, dan ROA. Secara parsial, kepemilikan
manajerial dan proporsi outside directors menunjukkan pengaruh
negatif terhadap rasio JJPL dan ROA, sedangkan jumlah BOD
berpengaruh negatifterhadap rasio LDR.
I
3
Jurnal llmiah Akuntansi
dan Humanika
JlNAH
~oiume4
Nomor 1
Singaraja.Desember 2014
ISSN 2089-3310
Kata kunci: mekanisme corporate governance, kinerja keuangan, BPR
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of corporate governance
mechanisms (CG) to the financial performance of banks. As a
regulated industry, this study wants to prove that the bank's financial
performance may be affected by its CG mechanism, not just a banking
regulatory compliance. Samples were rural banks (BPR) private in
West Java. Financial perfornzance is measured by the ratio of NPLs
RB, CAR, LDR, and ROA. Mechanism CG proxy for managerial
ownership, the proportion of outside directors, and the nunzber of
board of directors (BOD), the control variable size and age BPR BPR.
The results found CG mechanisms simultaneously aflect the NPL ratio,.
CAR, and ROA. Partially, managerial ownership and the proportion of
outside directors show a negative effect on the ratio of NPL and ROA,
while the number of BOD negative e f f c t on the LDR.
Keywords: corporate governance nzecharzisms, financial performance,
BPR
b
I. PENDAHULUAN
governance
Perekonomian Indonesia bertumpu
,
dapat
meningkatkan
kepercayaan investor (Tjager et al. 2003).
pada usaha mikro, kecil dan menengah
Mekanisme corporate governance
(UMKM). Pembangunan yang terfokus pada
(CG) sebagai upaya penegakan praktik CG
pemberdayaan UMKM merupakan salah
dalam
satu dasar penetapan strategi pemerintah
mengurangi konflik keagenan dan juga
dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
diharapkan marnpu untuk mengontrol biaya
Karakteristik khusus yang dimiliki BPR
keagenan (Iturriaga dan Sanz 1998 dalam
dalarn memberikan pelayanan perbankan
Suranta dan Machfoedz 2003). Menurut
kepada UMKM di daerah pedesaan dan
Walsh dan Seward (1990) dalam Arifin
pinggiran kota sangat diharapkan dapat lebih
(2005), mekanisme CG diarahkan untuk
melingkatkan
menjamin
peran
dan
kontribusinya
perusahaan
dan
diharapkan
mengawasi
dapat
berjalannya
dalam pengembangan UMKM. Untuk dapat
sistem governance dalarri sebuah organisasi.
memaksiinalkati
Sedangkan
menopang
peran
mckanisme
CG
menurut
Boediono (2005) adalah suatu sistem yang
persaingan di antara lembaga keuangan
mampu mengendalikan dan mengarahkan
lainnya, maka kinerja lteuangan BPR perlu
kegiatan operasional perusahaan serta pihak-
ditingkatkan. BPR sebagai lembaga di
pihak yang terlibat didalarnnya, sehingga
bawah pengawasan BI, diharuskan untuk
dapat digunakan untuk menekan terjadinya
menjaga kinerja keuangannya sesuai dengan
masalah
ketentuan yang berlaku jika ingin tetap
melakukan
beroperasi. Kondisi ini yang sering dianggap
pengaruh mekanisme CG (yang dilihat dari
menjadi pendorong utama bagi BPR untuk
jumlah direktur, proporsi dewan komisaris
menjaga kinerja keuangannya, baik BPR
independen, debt to equity ratio (DER) dan
berbasis swasta ataupun pemerintah, sebagai
kepemilikan institusional) terhadap kinerja
bentuk kepatuhan terhadap peraturan. Di sisi
perusahaan yang memperoleh hasil bahwa
lain, pelaksanaan corporate
governance
hanya variabel DER yang berpengaruh
perusahaan,
signifikan terhadap
meningkatkan
dan
dalam
menghadapi
dapat
UMKM
BPR
nilai
keagenan.
penelitian
Wulandari
(2006)
untuk
menguji
kinerja perusahaan.
dengan meningkatkan kinerja keuangan
Penelitian Siallagan dan Machfoedz (2006)
perusahaan,
yang
juga menyatakan bahwa variabel mekanisme
mungkin dilakukan oleh manajer dengan
CG (dalam ha1 ini kepemilikan manajerial
keputusan-keputusan yang menguntungkan
dan ukuran dewan) berpengaruh terhadap
diri
kinerja perusahaan dimana kepemilikan
sendiri
mengurangi
dan
risiko
urnumnya
corporate
manajerial menunjukkan pengaruh negatif
sedangkan ukuran dewan menunjukkan
nasional
pengaruh
kinerja
pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
perusahaan. Penelitian oleh Sam'ani (2008)
stabilitas nasional ke arah peningkatan
menemukan bukti empiris adanya pengamh
kesejahteraan rakyat banyak". Sedangkan
indikator mekanisme CG terhadap kinerja
bentuk badan hukum BPR dapat bempa
keuangan perbankan. Mengacu pada hasil-
Perusahaan
hasil penelitian tersebut maka penelitian ini
Perseroan Terbatas (PT) dan bentuk lain
bertujuan untuk menemukan bukti empiris
pang ditetapkan oleh pemerintah (Kasmir
pengaruh mekanisme CG terhadap kinerja
2007, 45). Kinerja keuangan adalah suatu
keuangan BPR, dengan obyek penelitian
hasil, prestasi atau keadaan yang te!ah
yaitu
dicapai oleh perusahaan selama periode atau
positif
terhadap
BPR swasta yang beroperasi di
dalam
rangka
Daerah
mer~ingkatkail
(PD),
Koperasi,
Propinsi Jawa Barat. Mekanisme CG akan
kurun
dilihat dari aspek kepemilikan manajzrial,
Menurut Ujiyantho dan Pramuka (2007)
proporsi outside directors dan jumlah board
penilaian terhadap kine rja suatu perusahaan
o f direcfors (BOD). Sedangkan kinerja
dapat dilakukan dengan nielakukan analisis
keuangan BPR akan .diukur
dari Non
terhadap laporan keuangannya. Laporan
Kewajiban
keuarigan tahunan yang disampaikan oleh
Penyediaan Modal Minimum (KPMM),
pihak BPR kepada BI dapat dijadikan
Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Return on
sebagai dasar untuk melakukan analisis
Assets (ROA).
mengenai baik buruknya kinerja keuangan
Pe)forming
Loan
(NPL),
waktu
tertentu
(Helfert
2008)
suatu BPR. Dalam penelitian ini kinerja
11. TINJAUAN PUSTAKA
keuangan BPP. diukur dengan rasio-rasio
Pengertian BPR menurut Undang-
keuangan sesuai dengan ketentuan PBI No.
Undang No. 7 Tahun 1992 yang telah
6/10/2004 tentang sistem penilaian tingkat
diubah dengan Undang-Undang No. 10
kesehatan bank.
Tahun 1998 adalah: "Bank Perkreditan
Ketidakseimbangan
penguasaan
Rakyat adalah bank yang melaksanakan
informasi dimana manajer sebagai pengelola
kegiatan usaha secara konvensional atau
perusahaan
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam
informasi internal dan prospek perusahaan
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
di masa yang akan datang dibandingkan
lalu lintas pembayaran". Tujuan umum BPR
pemilik (pemegang saharn) akan memicu
mengacu pada pasal 3 peraturan tersebut
munculnya suatu kondisi yang disebut
yaitu : "Perbankan Indonesia bertujuan
sebagai
menunjang
informasi antara manajemen (agent) dengan
pelaksanaan
pembangunan
1319
lebih
asimetri
banyak
informasi.
mengetahui
Asimetri
pemilik
(principal)
dapat
memberikan
kesempatan
kepada
manajer
melakukan
manajemen
laba
oleh pasar (market for corporate controo.
untuk
Pelaksanaan corporate governance dapat
(earnings
meningkatkan nilai perusahaan,
dengan
management) dalam rangka menyesatkan
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan,
pemilik
mengurangi risiko yang mungkin dilakukan
kinesja
(pemegang
perusahaan
Mekanisme
mengenai
(Richardson
1998).
diharapkan
dapat
yang
antara
umumnya
CG
mengurangi
manajer
saham)
konflik kepentingan
dan
pemegang
saham
oleh manajer dengan keputusan-keputusan
dan
menguntungkan
corporate
diri
sendiri dan
governance
dapat
nieningkatkan kepercayaan investor (Tjager
et al. 2003.
diharapkan mampu untuk mengontrol biaya
keagenan. Mekanisme CG didefinisiican
111. METODE PENELITIAN
sebagai suatu aturan main, prosedur dan
hubungan yang jelas antara pihak yang
Populasi dalam penelitian ini adalah
mengambil keputusan dengan pihak yang
Bank Perkreditan Rakyzt (BPR) swasta yang
melakukan
pengawasan
beroperasi di propinsi Jawa Barat menurut
terhadap keputusan tersebut (Arifin 2005).
Direktori Perbankan Indonesia 20 10. Teknik
Mekanisme governance diarahkan untulk
perlgarnbilan sampel yang digunakan dalam
menjamin
berjalannya
penelitian ini adalah purposive santpling
sistem governance dalam sebuah organisasi
dengan menetapkan kriteria-kriteria tertentu.
(Walsh dan Seward 1990 dalam Arifin 2005.
Dari 199 .BPR swasta yang terdaftar dalam -
kontrol
dan
Terdapat
atau
mengawasi
untuk
Direktori Perbankan Indonesia di wilayah
perbedaan
propinsi Jawa Barat pada tahun 20 12, 141
kepentingan antara manajer dan pemegang
BPR memenuhi persyaratan untuk menjadi
saham dalam rangka penerapan CG. Dua
sarnpel
membantu
mekanisme
dua
mekanisme
menyarnakan
tersebut
adalah
pengendalian
internal
mekanisme
pengendalian
mekanisme
perusahaan
demikian
dan
dalam
penelitian
sampel
ini.
penelitian
Dengan
tersebut
mewakili 70,85% dari populasi. Penelitian
eksternal
ini
menggunakan
data sekunder yang
berdasarkan pasar. Beiner et al. (2003)
diperoleh dari iaporan keuangan BPR swasta
mengemukakan bahwa indikator mekanisme
tahun 2009 yang bersifat kuantitatif dan
CG internal dalam perusahaan antara lain
dipublikasikan dalam Direktori Perbankan
proporsi direktur independen dan jumlah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
BOD. Sedangkan indikator mekanisme CG
Variabel dependen dalam penelitian ini
eksternal menurut Rezaee (2009) adalah
adaiah kinerja keuangan BPR. yang diukur
pengendalian perusahaan yang dilakukan
dari empat rasio keuangan sebagai berikut:
1320
I . Non Performing Loan (NPL), diukur dari
jumlah
kredit
yang
keseluruhan
bermasalah
jumlah
2. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
dari
(Belkhir,
3 . Jumlah board of directors (BOD), adalah
diberikan.
diukur
BOD
2008).
dibandingkan dengan total kredit yang
(KPMM),
jumlall
direksi dan komisaris
yang
dimiliki oleh perusahaan yang tertera
perbandingan
dalam laporan keuangan perusahaan pada
antara jumlah modal sendiri dengan
tahun penelitian.
D m a w a t i et al. (2004) menyatakan
aktiva tertimbang menurut risiko.
3. Loan to Debt Ratio (LDR) , diukur dari
pengaruh
ukuran
perusahaan
terhadap
dibagi
corporate governance masih belum jelas
dengan total dana pihak ketiga yang
arahnya. Perusahaan yang besar mungkin
berhasil dihimpun oleh BPR.
terdapat masalah keagenan yang besar,
total
kredit
yang
disalurkan
4. Return on Assets (ROA), diukur dari
sehingga
membutuhkan
corporate
perbandingan antara net incomeatau laba
governmce yang lebih baik. Sebaliknya
bersih sebelum pajak dengan total aset
perusahaan kecil dapat memiliki kesempatan
yang dimiliki oleh BPR.
bertumbuh
yang
tinggi,
sehingga
Data kinerja keuangan ini sudah tersedia
membutuhkan mekanisme yang lebih baik
dalam laporan keuangan BPR tahun 2009
untuk meningkatkan kinerja supaya dapat
yang
memperoleh
dipublikasikan
Perbankan
Bank
dalam
Indonesia.
Direktori
Dalam
dana.
penelitian
perusahaan
adalah
tiga
dari
investor
maupurl kreditor dalam ha1 pengumpulan
Sedangkan
variabel independen yang digunakan dalam
ini
kepercayaan
komponen
penelitian
dijadikan
ini
ukuran
sebagai
variabel
mekanisme corporate governance yaitu:
kontrol, dan diukur dengan logaritma natural
1. Kepemilikan manajerial, diukur dengan
dari total aset yang dimiliki oleh BPR
menjumlahkan total saham yang dimiliki
(Darmawati et al. 2004). Teknik analisis
oleh manajemen BPR (dalam ha1 ini
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
direksi dan komisaris) dibagi dengan total
statistik inferensia dengan menggunakan
keseluruhan saham BPR (Diyah dan
analisis regresi berganda, dengan persamaan
Widanar, 2009).
sebagai berikut:
KK= a + Dl MOWN+ P2 OUT + P3 BOD
2. Proporsi outside directors, diukur dari
jumlah direktur independen (dalam ha1
+ P4 SIZE + P5 AGE+ e
ini mencakup komisaris independen dan
Keterangan:
direktur
a: konstanta
independen)
dibagi
dengan
p: koefisien
1321
E:
directors tetapi berhubungan positif dengan
error
KK: Kinerja keuangan BPR
MOWN:
jurnlah BOD. Ini berarti makin tinggi
Prosentase
Kepemilikan
kepemilikan manajerial di BPR maka makin
Manajerial
sedikit jumlah outside directors narnun
OUT: Proporsi Outside Directors
makin banyak jumlah BOD. Hasil uji
BOD: Jumlah Board of Directors
korelasi untuk setiap variabel penelitian
SIZE: Ukuran Perusahaan
menujnunjukkan bahwa
AGE: Umur Perusahaan
antara rasio-rasio keuangan yang menjadi
ada
hubungan
ukuran kinerja keuangan BPR. Rasio NPL
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata
ditemukan berhubungan positif dengan rasio
kepemilikan manajerial
LDR dan berhubungan negatif dengan rasio
dalam BPR swasta di Jawa Barat sebesar
ROA. Ini berarti bahwa makin tinggi risiko
36,207%. Meski demikian. terdapat 41 BPR
kredit bermasalah yang dihadapi oleh BPR,
yang tidak ada kepemilikan manajerial alias
maka
sduruh kepemilikan BPR oleh pihak di luar
perusahaan namun makin rendah earnings
manajemen, namun sebaliknya ada 7 BPR
BPR.
dengan kepemilikan penuh oleh manajemen.
berhubungan negatif dengan jumlah BOD
Sedangkan untuk proporsi outside directors,
dan ukuran BPR, yaitu makin sedikit jumlah
rata-rata BPR swasta memiliki proporsi
BOD dan makin kecil ukuran BPR maka
outside directors yang cukup tinggi, yaitu
makin tinggi risiko kredit bekasalah BPR.
sebesar 69,89% atau sebesar tiga direktur
Sedangkan untuk rasio KPMM ditemukan
independen. Dari Tabel 2 juga dapat
berhubucgan negatif dengan ukuran BPR,
diketahui jumlah rerata BOD (dalam ha1 ini
dimana makin besar ukuran BPR maka
direksi dan komisaris) yaitu sebesar 4
makin rendah rasio kecukupan modal.
(empat) direktur. BPR swasta di Jawa Barat
minimumnya.
.rats-rata berumur 11 tahun, yang berarti
menunjukkan ada indikasi hubungan yang
BPR-BPR tersebut sudah cukup lama
erat
beroperasi.
governance dengan kinerja keuangan BPR.
.-
Kepemilikan manajerial memiliki
hubungan negatif dengan proporsi outside
akan
Selain
antara
makin
itu,
tinggi
rasio
Hasil -uji
mekanisme
likuiditas
NPL
korelasi
juga
ini
corporate
Tabel 1. Statistik Deskriptif
.
.
viabe1
NPL
KPMM
LDR
ROA
MOWN
OUT
BOD
SIZE
AGE
Min
141
0,03
5,39
141
50,22
141
141 -72,81
141
0
0
141
141
2
1
5
,11
141
,141
1
--
Mean
60,57
318
585,86
89,12
100
100
7
25,73
21
8,54
25,91
87,14
4,43
36,21
69,87
4,O1
23
11,38
.Std.
Dev.
10,42
28,26
45,83
11,33
36,29
25,77
0,85
1,11
4,5
Tadbel2
Korelasi
- Variabel
LDR
ROA MOWN
OUT
BOD
SIZE
AGE
.415
-336
-.012
.060
-.I65
-.166
.038
NPL
KPMM
1
.021
KPMM
.021
1
-.016
.012
.023
-.046
.042
-.280
LDR
-.06.1
-012
.023
1
-.077
-110
-.077
1
-.003
.I10
-003
MOWN
.415
-.336
-.012
-.015 -.I62
-.089 .065
-.707 .357
-.095
.I12
-.088
OUT
.060
.046
-.015
-.089
-.707
.1
-.309
.I56
ROD
-.I68
.042
-.I62
.
.065
.357
-.309
1
-065
-015
SIZE
-.I66
-.280
-.095
.I13
-.088
.I56
.065
1
AGE
-.038
-.026
-001
-021
.075
-.010 -.015
.202
1
Variabel
NPL
ROA
-
Max
'
1
.1
-
-026
.001
.021
.075
-.202
Tabel 2 menyajikan hasil statistik deskriptif
merupakan separuh dari total sampel dalam
data penelitian. Berdasarkan Tabel 2 dapat
penelitian ini. Hal ini dapat diartikan rata-
dilihat bahwa skcara umurn BPR swasta di
rata BPR swasta di Jawa Barat memiliki
Jawa Barat selama periode penelitian
tingkat risiko kredit berrnasalah yang tinggi.
memiliki kinej a keuangan rata-rata yang
Kondisi ini terjadi diduga sebagai darnpak
baik, kecuaii NPL. Rata-rata NPL . dari
kenaikan suku bunga . selama tahun 2009
sampel sebesar 8,54% yang menunjukkan
yang cukup tinggi. Sedangkan rata-rata
bahwa rasio NPL .tersebut melebihi batas
kinerja keuangan untuk KPMM, I;DR dan
maksimum yang disyaratkan oleh BI sebesar
ROA telah sesuai dengan ketentuan BI,
5%. BPR dengan rasio NPL lebih dari 5%
yaitu-
berjumlah 72 BPR dimana jumlah ini
-
.010
-
-
rata-rata KPMM lebih dari 8%, rata-rata
sebagaimana dikutip dalam Sam'ani (2008)
LDR berada di antara rentang 78%-loo%,
berpendapat bahwa tingkat regulasi yang
dan rata-rata ROA sebesar 4,44%.
tinggi merupakan salah satu faktor yang
Hasil penelitian ini konsisten dengan
menghambat berkembangnya mekanisme
hasil penelitian oleh Baysinger et al. (1991),
CG dalam industri .perbankan. Dalam
Godstein
penelitian ini tingkat regulasi yang tinggi
and
Boeker
(1991)
dalam
Wardhani (2006) yang membuktikan bahwa
dari
proporsi
directorsmemiliki
berpengaruhnya mekanisme CG terhadap
hubungan yang negatif dengan kinerja
kinerja keuangan BPR yang diukur dari
perusahaan. Hasil penelitian ini berlawanan
rasio KPMM. Dari data penelitian dapat
dengan pandangan Beasley (1996) dalam
diketahui bahwa serata rasio KPMM dari
Nasution
yang
BPR sampel adalah sebesar 25,9% dimana
menyatakan masuknya dewan yang berasal
nilai tersebut jauh melebihi rasio minimum
dari luar perusahan (outside directors)
yang ditetapkan oleh BI.
outside
dan
Setiawan
(2007)
BI
diduga
menyebabkan
tidak
dapat meningkatkan efektivitas BOD dalam
Variabel ukuran perusahaan yang
mengawasi rnanajemen untuk mencegah
merupakan variabel kontrol dalam penelitian
kecurangan laporan keuarigan. Meskipun
ini menunjukkan pengaruh yang signifikan
jumlah outside directors meningkat narnun
terhadap kinerja keuangan BPR swasta yang
akibat adanya intervensi dari pemegang
diukur dari rasio NPL, PMM dan ROA,
peran
namun ha1 tersebut tidak berlaku terhadap
outside directors dalam pengawasan pada
rasio LDR. Koefisien negatif variabel
manajemen menjadi lemah. Dengan kondisi
ukuran perusahaan terhadap rasio NPL dan
ini ada kemungkinan manajemen melakukan
koefisien positif variabel ukuran perusahaan
tindakan
saham
mayoritas
sendiri
yang
dengan
prudential
menyebabkan
menguntungkan
dirinya
terhadap rasio ROA mengindikasikan bahwa
mengabaikan
prinsip
semakin
kinerja
pengawasan yang dilakukan oleh pelaku
banking
sehingga
perusahaan menjadi turun.
Penelitian
besar
ukuran
perusahaan,
pasar juga meningkat yang mendorong
menemukan
perusahaan untuk mengelola perusahaan
bahwa secara menyeluruh mekanisme CG
dengan lebih baik. Koefisien negatif variabel
tidak ditemukan berpengaruh terhadap rasio
ukuran perusahaan terhadap rasio KPMM
KPMM. Ini berarti keberadaan mekanisme
menunjukkan
CG
di
kemampuan
BPR
ini juga
tidak
BPR
mempengaruhi
dalam
aspek
permodalannya. Caprio dan Levine (2002)
bahwa
perusahaan menjadikan
semakin
besar
struktur
modal
perusahaan lebih didominasi oleh dana dari
pihak ketiga dibandingkan dengan modal
dari rasio NPL, KPMM dan ROA. Namun
sendiri.
mekanisme CG tersebut secara simultan
Sedangkan variabel urnur perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
kinerja
yang juga merupakan variabel kontrol dalam
keuangan yang diukur dari rasio LDR. Hasil
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang
uji
signifikan terhadap rasio NPL dan ROA.
mekanisme
Koefisien negatif umur perusahaan terhadap
kepemilikan manajerial dan proporsi outside
rasio NPL mengindikasikan semakin lama
directors
perusahaan
akan
kinerja keuangan BPR yang diukur dari
menurunkan rasio kredit bermasalah karena
rasio NPL clan berpengaruh negatif terhadap
perusahaan
rasio ROA;
beroperasi
yang
maka
lebih
tua
dianggap
secara
parsial
CG
menemukan
yang
bahwa
diukur
dengan
positif
berpengaruh
terhadap
namun tidak berpengaruh
menguasai kondisi pasar dan dinamika yang
terhadap rasio KPMM dan LDR. Sedangkan
terjadi didalamnya. Penelitian ini juga
variabel
mencnlukan makin tua umur perusahaan,
berpenganlh
makin rendah kinerja profitabilitasnya. Hal
keuangan yang diukur dari rasio LDR. Hal
ini diduga terkait dengan siklus hidup suatu
ini dapat dimaknai bahwa mekanisme CG
perusahaan atau bisnis dimana makin lama
dalam BPR swasta memiliki.pengaruh yang
perusahaan
maka
bervariasi terhadap kinerja keuangan BPR
menjadikan
dan diduga disebabkan oleh tipe agency
sudah
perusahaan
beroperasi,
tersebut
jumlah
BOD
negatif
diternukan
terhadap
kinerja
profitabilitas bukan sebagai prioritas utama
problem
pencapaian kinerja perusahaan, narnun lebih
perbankan. Sehingga kinerja perusahaan
kepada keberlanjutan perusahaan di masa
dalam penelitian ini diduga juga dipengaruhi
yang
datang,
akan
misalnya
dengan
oleh
yang
usaha
muncul
dalarn
manajemen
dalam
BI
industri
rangka
meningkatkan aktivitas corporate social
pemenuhan
responsibility.
dibandingkan dengan efek dari mekanisme
aturan
yang
ketat
CG pada BPR. Penelitian ini memiliki
V. KESIMPULAN
keterbatasan yaitu periode pengamatan yang
Dari hasil uji regresi yang telah
dilakukan
dapat
diperoleh
kesimpulan
pendek dimana dalam penelitian ini hanya
satu periode saja. Penelitian ini juga
bahwa mekanisme CG yang diwakili oleh
mengabaikan
kepemilikan manajerial, proporsi outside
komisaris
directors, dan jurnlah BOD secara bersama-
mekanisme pasar (tingkat suku bunga). Oleh
sama
karena
berpengaruh
signifikan
terhadap
kinerja keuangan BPR swasta yang diukur
variabel
serta
aktivitas
mengabaikan
itu dihiapkan
dewan
variabel
pada penelitian
mendatang perlu untuk memperluas variabel
dengan
tingkat keaktifan dalam agenda rapat
memperhitungkan variabel aktivitas dewan
perusahaan, jika datanya memungkinkan
komisaris, dimana menurut Beiner et al.
tersedia.
(2003) dalam Sam'ani (2008), aktivitas
mendatang perlu untuk menambah periode
dewan komisaris adalah jumlah rapat dewan
pengamatan untuk dapat mcngetahui efek
komisaris perusahaan. Vafeas (2000) dalam
mekanisme CG terhadap perubahan kinerja
Sam'ani (2008) menilai fungsi monitoring
keuangan. Selain itu dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh dewan komisaris
ditemukan bahwa mekanisme CG tidak
dipengaruhi
dewan
memiliki pengaruh terhada~ rasio LDR,
juga
sehingga dalam penelitian mendatang perlu
bank
untuk menggunakan ukuran mekanisme CG
umum atau industri lainnya, serta melihat
yang lain dan memperhatikan variabel
karakteristik dan kualitas BOD dari tingkat
mekanisme
pendidikan, tingkat pengalaman kerja dan
mempengaruhi rasio LDR.
variabel
penelitian
oleh
aktivitas
komisaris.Penelitian
disarankan
yaitu
mendatang
menggunakan
sampel
itu
Selain
pasar
dalam
yang
penelitian
dinilai
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Anggono, A., dan Zaki Baridwan. 2003.
Pengaruh
Kebijakan
Pembagian
Bank Indonesia. 2006. Cetak Biru Bank
Perkreditan
Rakyat.
Direktorat
Deviden, Kualitas Akrual, dan Ukuran
Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat -
Perusahaan
Bank Indonesia, Jakarta.
Deviden,
Pada
Baysinger, B.D, Kosnik R.D, and Turk T.A.
Laba.Paper dipresentasikan pada acara
1991. Efect of Board and Ownership
Simposium ,Nasional Akuntansi VI,
Structure on Corporate Research and
Surabaya.
Development Strategy. Accounting and
2005.
Buku
Nilai
Nilai
Arifin.
Nilai
Relevansi
Peran
dan
Akuntan
dalam
Menegakkan Prinsip Good Corporate
Governance
pada
Indonesia
(Tinjauan
Keagenan)
Perusahaan
Di-unduh
September
http://eprints.undip.ac.id
,
di
Perspekif
tanggal
10
20 10,
Managerial Journal, 34 (1),205-214
Beiner, S., W. Drobetz, F. Schrnid and H.
Zirnmerrnann. 2003. Is Board Size An
Independent
Corporate
Mechanism?,National
Governance
Centre
of
Competence in Research Financial
Valuation
and
Risk
Management,
Working Paper No.
89. Diunduh
tanggal
25
Mei
2012,
Helfert, Eirich A. 2008. Analisis Laporan
Keuangan. Penerbit Erlangga, Jakarta.
http://www.econbiz.de/archiv1/2008/50
Jensen, M.C.,and W.H. Meckling. 1976.
074 boad size.pdf
Faizal. 2004. Analisis Agency Cost, Struktur
Kepemilikan
Corporate
dan
Mekunisme
Governance.
Paper
dipresentasikan pada acara Simposium
Nasional Akuntansi VII, Denpasar.
Farna, Eugene F. 1980. Agency Problems
and The Theory of The Firm. The
Journal of Political Economy, 88(2),
288-307.
Gujarati,
Damodar.2006.
Ekono-metrika.
Erlangga, Jakarta.
Jilid
Dasar-Dasar
2,
Penerbit
-
Theory of The Firm: Managerial
Behavior,
Agency
Costs
Ownership Structure.
and
Journal
of
Financial Economics, 3(4), 305-360.
Kasmir.
2007.
Bank
dan
Lembaga
Keuangan Lainnya. Edisi 6, PT. Raja
Grdindo Persada, Jakarta
'
Download