KEAMANAN PANGAN Oleh: Drh. Yoni Darmawan SUgiri, MVPH (BP3HK Cikole, DInas Peternakan Provinsi Jawa Barat) Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga menyangkut kepentingan dan kepedulian individual. Jaminan akan keamananan pangan adalah merupakan hak azasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat esensial dalam kehidupan manusia. Walaupun makanan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya, jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali. Sudut perhatian utama konsumen atas keamanan pangan meliputi penyakit yang terkandung dalam makanan (kontaminasi mikroorganisma seperti bakteri, jamur, virus dan parasit), kontaminasi pestisida, kontaminasi lingkungan (logam berat) dan residu obat ternak dalam makanan termasuk keraguan pada keamanan pangan atau bahan tambahan pangan. Keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan , baik nasional maupun internasional. Di seluruh dunia, kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia. LATAR BELAKANG Apakah yang dimaksud dengan pangan, pangan memiliki pengertian seperti di bawah ini : 1. Menurut Undang-Undang NKRI No. 7 Tahun 1996 tentang pangan : “segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahann lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman” Pada dasarnya bahan makanan yang akan dikonsumsi oleh manusia harus memenuhi kriteria aman dan layak untuk dikonsumsi, sedangkan untuk pangan asal hewan pemerintah mensyaratkan kriteria Aman, Sehat, Utuh dan untuk Negara muslim (yang mayoritas penduduknya beragama islam) disyaratkan untuk memenuhi kriteria Halal. Apakah pengertian dari Halal, Aman, Utuh, dan Sehat (HAUS) tersebut: Halal :Berasal dari sumber atau hewan yang dipotong dan ditangani sesuai syariat Islam dan tidak mengandung atau kontak langsung maupun tidak langsung dengan bahan atau zat yang diharamkan. Aman : tidak mengandung agen penyebab penyakit dan bahan berbahaya (bahaya biologis, Kimia dan fisik). Utuh : tidak ditambahkan atau dikurangi sesuatu apapun yang sifatnya bisa merugikan kesehatan konsumen yang mengkonsumsi pangan tersebut. Sehat : mengandung zat gizi (protein, lemak, vitamin dll) dalam jumlah yang cukup dan seimbang. KEAMANAN PANGAN Apakah yang dimaksud dengan keamanan pangan?, keamanan pangan (food safety) mengandung pengertian seperti di bawah ini : 1. Menurut UU No.7 tahun 1996 tentang Pangan, Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang bisa mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. 2. Menurut Codex Alimentarius Commission (1997), Food Safety are : assurance that food will not cause harm to the consumer when it is prepared and/ or eaten according to its intended use. Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang maupun peraturan-perturan yang mengatur tentang keamanan pangan menjamin tentang hak-hak konsumen untuk mendapatkan atau mengkonsumsi pangan yang Halal, Aman, Utuh dan Sehat (HAUS), beberapa Undang-Undang atau Peraturan yang mengatur hal ini adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang No 7 tahun 1996 tentang Pangan dan UU No 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, kedua Undang-Undang tersebut mengatur hak-hak konsumen yang berkaitan dengan keamanan pangan. 2. Undang-Undang No.6 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Peternakan dan Pemerintah No.22 Kesehatan tahun Hewan 1983 dan Peraturan tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET), yang intinya mengatur tentang Pengawasan Keamanan Pangan Asal Hewan. 3. Undang-Undang No.18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Keamanan pangan merupakan isu yang paling penting dalam industry pangan sehingga keamanan pangan harus menjadi prioritas utama dalam industri. Keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan industri pangan sehingga diperlukan sinergitas dan kerjasama yang kondusif antara keduanya untuk menjamin tercapainya pangan yang aman bagi konsumen dalam bentuk keterlibatan serta peran pemerintah dan industry pangan dan konsumen dalam pengawasan dan penerapannya. Konsep Keamanan Pangan Dalam pelaksaannya keamanan pangan memilki beberapa konsep yang harus dilaksanakan dan diawasi serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari baik untuk industry pangan ataupun konsumen, diantaranya adalah : 1. Sanitasi Pangan Harus diperhatikan sarana dan prasarana serta proses produksi pangan, seperti : semua sarana dan prasarana produksi pangan harus memenuhi persyaratan dasar tentang sanitasi, harus adanya prosedur pengawasan terhadap program sanitasi, pengawasan pemenuhan persyaratan dasar, dan yang paling terpenting adanya kewenangan pemerintah dalam penetapan persyaratan sanitasi bagi produsen pangan. 2. Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) Dilarang menggunakan BTP yang dinyatakan dilarang atau bahan kimia berbahaya atau melampaui batas BTP yang diijinkan. Kewenangan pemerintah (Badan Pengawsan Obat dan Makanan) menetapkan jenis dan dosis BTP. Memeriksa keamanan BTP bila belum diketahui dampaknya bagi manusia 3. Rekayasa Genetika Pangan Hasil Rekayasa Genetika (Genetically Modified Organism) harus memenuhi keamanan hayati dan keamanan pangan dan sebelum beredar harus ada persetujuan dari Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). 4. Iradiasi Pangan Untuk pangan yang menggunakan irradiasi (sterilisasi pangan menggunakan kesehatan radiasi) yang wajib disyaratkan memenuhi oleh persyaratan pemerintah. Harus diperhatikan juga pengolahan dan pembuangan limbahnya serta penanggulangan bahaya yang diikuti dengan system penjaminan keselamatan pangan , pekerja dan lingkungan sekitarnya. 5. Kemasan Pangan Diwajibkan untuk menggunakan kemasan yang tidak dilarang dan tidak berbahaya (beracun) dalam mengemas pangan, BPOM telah menetapkan jenis-jenis kemasan apa saja yang diperbolehkan dan dilarang digunakan untuk pengemasan pangan, dan adanya peraturan tentang pelarangan pembukaan kemasan pangan untuk dilakukan pengemasan ulang (repackaging) apabila tidak memiliki ijin. 6. Jaminan Mutu Pangan Untuk industry atau produsen pangan diwajibkan memiliki suatu system keamanan jaminan pangan mutu (seperti yang GMP, menjamin HACCP, tentang NKV dll), pemerintah dalam hal ini instansi yang berkaitan dengan produk pangan untuk menetapkan persyaratn untuk diuji terlebih dahulu di laboratorium pengujian pangan yang telah terakreditasi atau ditunjuk oleh diedarkan ke masyarakat/ konsumen. pemerintah sebelum 7. Pangan Tercemar Dalam hal peredaran mengeluarkan pangan yang pangan, pemerintah peraturan tentang pelarangan tercemar seperti beracun, telah pengedar berbahaya, merugikan atau membahayakan bagi kesehatan konsumen. Dilarang untuk mengedarkan pangan yang tercemar oleh bahan pencemar yang melebihi standar batas yang ditetapkan oleh pemerintah. Dilarang mengedarkan pangan yang mengandung bahan yang dilarang peredarannya. Dilarang mengedarkan pangan yang kotor, tengik, busuk, terurai, bahan berpenyakit, berasal dari bangkai yang bisa merugikan dan membahayakan kesehatan konsumen. 8. Pangan Kadaluwarsa Produsen pangan diwajibkan untuk mencnatumkan dan menetapkan tanggal kadaluwarsa pada kemasan pangan, dan diwajibkan untuk menarik produk dari ditemukan pangan yang sudah kadaluwarsa. pasar apabila KERACUNAN MAKANAN DAN KESAKITAN YANG BERASAL DARI MAKANAN (FOODBORNE ILLNESS/ INTOXICATION AND DISEASES) Keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang tercemar oleh bahan/zat atau mikroorganisme yang tergolong dalam bahaya biologis, kimia dan fisik. Dikatakan terjadi wabah apabila terjadi kasus lebih dari 2 (dua) kasus penyakit yang sama setelah mengkonsumsi makanan yang sama. Faktor-faktor penyebab utama kejadian Penyakit Akibat Mengkonsumsi pangan / makanan : 1. Suhu dan waktu pengolahan dan penyimpanan pangan yang tidak memadai 2. Praktek hygiene personal yang buruk 3. Kontaminasi (pencemaran) silang Berikut ini data dari Surveillance for Foodborne Diseases Outbreaks in USA 1988-1992. NO FAKTOR PENYEBAB PROSENTASE 1 Penggunaan sisa bahan makanan 4% 2 Pembersihan yang tidak sempurna 7% 3 Pencemaran silang 7% 4 Bahan baku tercemar 11% 5 Pemanasan ulang yang tak sempurna 12% 6 Penyimpanan panas yang tidak tepat 16% 7 Pemasakan yang tidak sempurna 16% 8 Pencemaran dari Pekerja 20% 9 Waktu jeda antara penyiapan dan 21% penyajian 10 Pendinginan yang tidak tepat 40% Beberapa jenis penyakit yang ditularkan melalui Pangan atau Makanan (foodborne illness) Infeksi Makanan disebabkan (Food karena Infection), mengkonsumsi Penyakit yang makanan yang mengandung mikroba pathogen. Keracunan Makanan (food intoxication), Penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang mengandung racun (toxin) yang dihasilkan oleh mikroba atau sumber lainnya (zat beracun). Ada beberapa kriteria konsumen yang memilki resiko tinggi (High Risk Consument) terhadap penyakit yang ditularkan oleh makanan (Foodborne Illness) dikenal dengan istilah YOPI : 1. Y Young : Balita (bayi dan anak-anak). 2. O Old : Orang Tua. 3. P Pregnant : ibu yang sedang hamil. 4. I Immunocompromised : gangguan kekebalan tubuh (AIDS, cancer, dll). Bahaya-bahaya yang bisa terkandung dalam makanan atau pangan : 1. Bahaya – bahaya Biologis (mikroorganisme seperti bakteri, kapang/ khamir, parasit yang bersifat pathogen dan Virus). 2. Bahaya-bahaya Kimiawi (seperti zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan (melamine, formalin, borax, pewarna tekstil, siklamat, gula buatan dll), residu obat ternak (hormone, antibiotika, pestisida, dll). 3. Bahaya - bahaya Fisik (batu, logam, pasir, kayu, isi stapler, rambut, pecahan gelas, serpihan tulang dll). Grafik di atas menunjukkan prosentase penyebab pencemaran makanan, data menunjukkan bahwa penyebab terbanyak pencemaran makanan yang bisa mengakibatkan kesakitan pada yang mengkonsumsi pangan tercemar adalah Bakteri. A. BAHAYA BIOLOGIS Secara umum penyebab utama kesakitan akibat mengkonsumsi pangan adalah mikroba/ kuman pathogen seperti bakteri, virus, jamur (kapang/khamir) dan parasit. Virus Virus merupakan organisme yang sangat kecil, lebih kecil daripada bakteri, kapang khamir dan parasit. Virus hanya dapat berkembang biak dalam sel hidup pada tubuh inangnya dan tidak bisa berkembang biak pada pangan. Tapi, beberapa strain virus tetap bersifat infeksius di lingkungan dan dapat ditularkan/ menginfeksi melalui pangan/ makanan Virus yang menyebabkan foodborne diseases mempunyai karakter dapat berkembang biak di saluran pencernaan dan dapat mencemari lingkungan melalui feces (kotoran), lebih dari 100 jenis strain virus yang merupakan virus saluran pencernaan, tapi hanya sedikit yang bisa bersifat infeksius seperti Rotavirus, Hepatitis-A, Norwalk virus, adenovirus dan lainnya). Virus tidak menyebabkan keracunan makanan, tapi hanya menyebabkan infeksi saja. Kejadian foodborne diseases akibat virus jarang sekali dilaporkan (datanya sedikit), hal ini akibat susahnya mendeteksi virus pada pangan, dan biasanya pangan dapat tercemar virus akibat terkontaminasi dari orang yang terinfeksi yang tidak menerapkan hygiene personal atau ketika pangan bersentuhan langsung dengan wadah/ tempat yang terkontaminasi virus. Bakteri Bakteri merupakan mikroba sel tunggal yang memilki dinding sel, ukurannya tidak terlalu kecil sehingga bisa diamati dengan mikroskop biasa. Bakteri berkembang biak melalui pembelahan sel, tidak seperti virus atau parasit, bakteri bisa bermultiplikasi (berkembang biak) denagn cepat pada pangan/ makanan pada kondisi (suhu, kelembaban, dan kadar air) yang optimum. Waktu pertum- Jumlah sel buhan (menit) 0 1 10 2 20 4 30 8 40 16 50 32 60 64 120 4096 180 262144 Log10 jumlah sel 0.0000 0.3010 0.6021 0.9031 1.2041 1.5051 1.8062 3.6123 5.4186 Jumlah pembelahan sel 1 2 3 4 5 6 12 18 Beberapa bakteri pathogen seperti Bacillus cereus, Clostridium botulinum, dan Clostridium perfringens membentuk spora yang dapat mencegah keruskan sel dari pengaruh lingkungan. Mikroba pembentuk spora sangat bersifat pathogen, Karen pada saat mengkontaminasi pangan/ makanan spora tidak bisa dimusnahkan atau dibunuh. Bakteri pathogen dapat menyebabkan kesakitan dan keracunan akibat mengkonsumsi makanan tercemar bakteri tersebut. Bakteri Salmonella merupakan salah satu strain bakteri yang sangat pathogen, karena hanya cukup dengan satu (1) sel bakteri Salmonella, sanggup untuk menyebabkan kesakitan pada manusia. Sedangkan jenis bakteri yang sering menyebabkan keracunan makanan (makanan dalam kaleng, susu, sayuran, daging susu dan telur) adalah Bacillus cereus, Clostridium botulinum, staphylococcus aureus. Kapang/ khamir/ jamur Secara umum kapang/ khamir/ jamur adalah mikroorganisme multi sel dan ukurannya cukup besar sehingga bisa dilihat secara kasat mata (mata telanjang). Kebanyakan kasus yang ditimbulkan adalah kasus keracunan makanan (food intoxication) akibat makanan/ pangan tercemar oleh kapang/ jamur/ khamir. Jamur bisa menghasilkan racun, terutama racun syaraf (neurotoxin), tapi ada juga jamur yang bisa dikonsumsi seperti jamur tiram, jamur kuping dan jamur konsumsi lainnya, hal ini tergantung pada konsumen bagaimana bisa membedakan antara jamur yang beracun dengan yang bisa dikonsumsi. Kebanyakan jamur jenis kapang menghasilkan mikotoxin (racun) yang sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan dan berakibat yang sangat fatal apabila termakan oleh manusia. Contohnya adalah : aflatoxin (toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus/ Deoksinivalenol, fumigates), Zearalenon, ergotamine, Okhratoxin, Patulin, Sterigmatosistin, Muskarin dan Phalin. Parasit Parasit adalah organism sel tunggal (protozoa) maupun multi sel (insect dan Helmint) yang hidupnya sangat tergantung pada inang (hidup dengan cara berparasit) dan merugikan inangnya. Parasit hanya dapat menyebabkan Kesakitan/ Infeksi melalui pangan, tapi tidak menyebabkan keracunan makanan dan serupa dengan virus , parasit tidak dapat berkembang biak dalam pangan/ makanan, tapi dapat hidup (selamat) pada lingkungan dan dapat ditularkan melalui makanan/ pangan. Contoh parasit yang dapat ditularkan lewat makanan adalah : Giardia Lamblia, Entamoeba histolytica, Toxoplasma gondii, Criptosporidium, Trchinella spiralis, Taenia saginata, Taenia solium, dan diphyllobothrium. Penggolongan Mikroorganisme dan Parasit Berdasarkan Tingkat Bahaya yang Disebabkannya 1. Sangat Berbahaya : Clostridium botulinum tipe A B E F Shigella dysenteria Salmonella thypi, S. paratyphi A B Hepatitis A, E Brucella abortus, B. suis Vibrio cholera 01, V. vulnificus Taenia solium Trichinella spiralis 2. Bahaya sedang, penyebaran cepat Listeria monocytogenes Salmonella spp Shigella spp Escherichia coli Streptococcus pyogenes Rota virus Norwalk virus Entamoeba hystolitica Diphyllobothrium latum Ascaris lumbricoides Cryptosporidium latum 3. Bahaya sedang, penyebaran terbatas Bacillus cereus Camphylobacter jejuni Clostridium perfringens Staphylococcus aureus Vibrio cholera non-01 V. parahaemolyticus Yersinia enterocolitica Giardia lamblia Taenia saginata B. BAHAYA KIMIA Secara umum bahaya kimia dibagi atas 2 jenis : 1. Bahaya kimia yang terjadi secara alami Mikotoxin (racun atau toxin dari kapang) Skombrotoxin (histamine) Siguatoxin Jamur beracun Paralytic shellfish poisoning (PSP), kerang Diarrhetic shelfish poisoning (DSP) Neurotic Shellfish Poisoning (NSP) Amnesic Shellfish Poisoning (ASP) Toxin dari tanaman 2. Bahaya kimia yang ditambahkan Pestisida Fungisida Insektisida Antibiotika Growth hormone Polychlorinated biphenyls (PCB) Kimia dari industry Logam berat Bahan tambahan pangan (BTP) selain hal tersebut di atas, pencemaran/ bahaya kimia lainnya adalah Nitrat (neurotoxin), limbah pembakaran dan berbagai proses industry dan secara luas terdapat di lingkungan sekitar seperti Dioxin, komponen dari bahan pengemas pangan (plasticizer dan monomer), vinyl chloride, styrene dan bahan kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan manusia. C. BAHAYA FISIK Bahaya fisik disebabkan dari lingkungan sekitar (mulai dari sarana dan prasarana produksi pangan, pekerja pengolah pangan, transportasi pangan dan pemasaran pangan). Contoh dari bahaya fisik adalah : pecahan gelas, serpihan kayu (tusuk gigi, meja/ gelas dll), kerikil/ batu, serpihan logam (stapler, kawat, kabel, dll), serpihan tulang, plastic, dan benda-benda lainnya seperti perhiasan, potongan kuku dll. PENGENDALIAN BAHAYA-BAHAYA DALAM PANGAN Ada beberapa cara atau langkah untuk pengendalian dan pencegahan bahaya-bahaya dalam pangan, diantaranya adalah : 1. Penerapan Praktek higienis mulai dari pertanian/ peternakan sampai meja makan, melalui penerapan Good Agriculture Parctices (GAP)/ Good Farming Practices (GFP), Good Slaughtering Practices,good slaughtering practices, Good distribution Parctices, Good Manufacturing Practices (GMP). 2. Penerapan Sistem jaminan mutu pada perusahaan atau industry pengolahan pangan, seperti Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), GMP, NKV, ISO dll. Berikut ini penjelasan cara-cara pengendalian bahaya-bahaya dalam pangan : a. Good Farming/ Agriculture Practices Dimulai dengan pengendalian penyakit hewan dan penyakit yang bisa ditularkan kepada manusia (zoonosis) di tingkat peternakan. Pengendalian dan penggunaan secara bijak obatobatan hewan seperti antibiotika dan hormone. Lokasi, desain, tata letak, fisik bangunan, karyawan, pengendalian hama dan program sanitasi yang jelas dan baik. b. Good Slaughtering Practices Memenuhi persayaratan dasar bangunan RPH, sanitasi dan hygiene. Melakukan pemeriksaan hewan (antemortem), pengistirahatan hewan dan pemuasaaan hewan sebelum dilakukan penyembelihan. Melakukan urutan proses peneyembelihan yang memenuhi kriteria halal dan higienis. Melakukan pemeriksaan kesehatan daging (post mortem). Penerapan system rantai dingin selama alur produksi dan pemasaran, dan jangan lupa penerapan hygiene personal bagi petugas dan pekerja yang langsung bersentuhan/ kontak dengan produk daging. c. Penanganan Pangan Asal Hewan yang Higienis Penerapan system rantai dingin, pemenuhan persyaratan alat transportasi dan bangunan, hygiene personal. Untuk bahan pangan asal hewan berasal dari hewan atau ternak yang sehat (diawasi oleh petugas kesehatan hewan), selalu menerapkan rantai dingin, menggunakan peralatan yang terjaha sanitasi dan kebersihannya (terbuat dari bahan yang tidak mencemari bahan makanan seperti stainless stell), menggunakan air yang memenuhi syarat air minum, menggunakan kemasan yang bersih, higienis dan tidak terbuat dari bahan yang dapat mencemari bahan pangan, memisahkan antara daging dengan jeroan, memisahkan antara bahan pangan segar dengan bahan pangan lain yang sudah matang (sudah dimasak). d. Sistem Rantai Dingin Melalui penerapan Cold Chain System (system rantai dingin), selama produksi pangan, penyimpanan dan transportasi/ distribusi pangan asal hewan (harus selalu disimpan dalam suhu < 5 C, hal ini bertujuan untuk mencegah dan menghambat pertumbuhan mikroorganisma/ kuman pada bahan pangan/ makanan. Bakteri mati 100oC karena panas 65oC DANGER ZONE 0oC Sedikit atau tidak ada pertumbuhan bakteri 400 C 370 C 150 C 4oC ZZ Z e. Hygiene Personal Untuk menjamin bahwa orang yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan bahan pangan tidak mecemari bahan makanan melalui : Senantiasa menjaga kebersihan diri Berperilaku sesuai dengan pekerjaan adan aturan yang berlaku Tidak memperkerjakan pegawai yang sedang sakit untuk menangani langsung bahan pangan/ makanan Memakai pakaian kerja, penutup kepala, sepatu, masker hidung dan mulut yang bersih Menutup luka yang ada dipermukaan tubuh terutama di tangan Kerap mencuci tangan apabila akan kontak langsung dengan produk pangan Kuku pendek dan bersih Meninggalkan kebiasaan yang jelek ketika menangani pangan, seperti : merokok, meludah, menguyah makanan/ makan, bersin dan batuk di hadapan produk pangan, memegang/ menyentuh mulut, hidung, telinga dan rambut Selama bekerja disarankan untuk melepas seluruh aksesoris/ perhiasan yang menempel di badan, seperti : jam tangan, bros, cincin, gelang, kalung, peniti dll) Organisasi Kesehatan se-Dunia (WHO) telah menetapkan Lima Kunci untuk Keamanan Pangan Yaitu : 1. Jagalah Kebersihan Cucilah tangan sebelum mengolah pangan dan sesering mungkin selama pengolahan pangan Cucilah tangan sesudah dari toilet Cuci dan sanitasi seluruh permukaan yang kontak dengan pangan dan alat untuk pengolahan pangan Jagalah area dapur dan pangan dari serangga, hama dan binatang lainnya Mengapa hal di atas harus dilakukan, walaupun kebanyakan mikroba tidak menyebabkan gangguan kesehatan, namun mikroba pathogen tersebar luas di tanah, air, hewan, manusia. Mikroba ini terbawa oleh pangan, serbet, dan peralatan terutama pada talenan yang dapat mencemari pangan dan menyebabkan penyakit. 2. Pisahkan Pangan Mentah dari Pangan Matang Pisahkan daging sapi, unggas dan seafood dari pangan lain Gunakan peralatan yang terpisah, seperti pisau, talenan untuk mengolah pangan mentah Simpan pangan dalam wadah untuk menghindari kontak antara pangan mentah dan pangan matang Pangan mentah, terutama daging sapi, unggas dan seafodd dan mengandung cairan yang mikroba ditimbulkannya pathogen yang dapat dapat mencemari pangan lainnya selama pengolahan dan penyimpanannya. 3. Masaklah dengan Benar Masaklah pangan dengan benar terutama daging sapi, unggas, telur dan seafood Rebuslah pangan, seperti sup sampai mendidih dan usahakan agar suhu internalnya mencapainya 70C. untuk daging, ushakan cairannya bening, tidak berwarna merah muda. Agar lebih yakin gunakan thermometer Panaskan kembali pangan secara benar Memasak pangan dengan tepat dapat membunuh mikroba pathogen. Pangan yang dimasak dengan suhu internal 70C dapat memberi kepastian pangan aman untuk dikonsumsi. Pangan yang benar-benar harus diperhatikan adalah daging, terutama daging cincang, daging panggang utuh, dan potongan daging yang berukuran besar. 4. Jagalah Pangan pada Suhu Aman Jangan membiarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam Simpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin (dibawah suhu 5C) Pertahankan suhu makanan lebih dari suhu 60C sebelum disajikan Jangan menyimpan makanan terlalu lama dalam lemari es Jangan biakan makanan beku mencair pada suhu ruang Mikroba dapat berkembang cepat pada suhu ruang. Dengan menjaga suhu di bawah 5C atau di atas 60C, pertumbuhan mkroba lebih lambat atau terhenti. Beberapa mikroba pathogen dapat tumbuh pada suhu di bawah 5C. 5. Gunakan Air dan Bahan Baku yang Aman Gunakan air yang aman atau beri perlakuan agar air aman Pilihlah pangan segar dan bermutu Pilihlah cara pengolahan yang menghasilkan pangan aman, seperti susu pasteurisasi Cucilah buah-buahan atau sayuran, teutama yang dimakan mentah Jangan mengkonsumsi pangan yang sudah es dapat kadaluwarsa Bahan baku, termasuk air dan terkontaminasi oleh mikroba pathogen dan bahan kimia berbahaya. Racun dapat terbentuk dari pangan yang rusak dan berjamur. Memilih bahan baku dan perlakuan sederhana seperti mencuci dan mengupas kulitnya dapat mengurangi resiko.