BAB 2 TINJAUAN UMUM DAN DATA 2.1. Tinjauan Umum Taman Kanak-Kanak 2.1.1. Definisi Taman Kanak-Kanak Pendidikan taman kanak-kanak merupakan salah satu pendidikan untuk anak usia dini yang berumur sekitar 4-6 tahun. Pendidikan TK memiliki peran yang sangat penting untuk pengembangan kepribadian anak, serta untuk mempersiapkan mereka untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya dimana anak-anak TK diberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan. Tugas utama TK adalah untuk mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap, perilaku, dengan cara yang menyenangkan.TK sebagai tempat bermain yang indah, nyaman, dan gembira bagi anak untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. Bermain merupakan peluang bagi pengembangan keterampilan dan pengetahuan anak yang sangat penting fungsinya. Bermain merupakan suatu kegiatan yang melekat pada anak. Bermain itu hal yang paling wajar disukai anak. (Fitria, 2013) 2.1.1.1. Tujuan Taman Kanak-Kanak - Membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Fitria, 2013) - Mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik - Membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. (Ichsan, 2009) 2.1.1.2. Prinsip Taman Kanak-Kanak Pelaksanaan pendidikan di TK menganut prinsip: ”Bermain sambil Belajar dan Belajar seraya Bermain”. Bermain merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi anak didik. Sebelum bersekolah, bermain merupakan cara alamiah untuk menemukan lingkungan, orang lain dan dirinya sendiri. (Ichsan, 2009) Melalui pendekatan bermain, anak-anak dapat mengembangkan aspek psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni. Pada prinsipnya bermain mengandung makna yang menyenangkan, mengasikkan, tanpa ada paksaan dari luar diri anak, dan lebih mementingkan proses mengeksplorasi potensi diri daripada hasil akhir. Pendekatan bermain sebagai metode pembelajaran di TK hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan kemampuan anak didik, yaitu secara berangsurangsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih dominan) menjadi belajar seraya bermain (unsur belajar mulai dominan). Dengan demikian anak didik tidak merasa canggung menghadapi pendekatan pembelajaran pada jenjang pendidikan selanjutnya. 1. Persyaratan Sarana dan Prasarana Taman Kanak-Kanak (Kemendikbud, 2013): • Luas lahan sekurang-kurangnya 300 m2. • Memiliki ruang bermain/ruang belajar dengan rasio sekurang-kurangnya 3 m2 per anak, baik di dalam ataupun di luar ruangan. • Memiliki ruang kepala sekolah, guru, layanan kesehatan/UKS, toilet dengan air bersih, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak. • Memiliki perabot, alat peragadan alat permainan di luar dan di dalam ruangan. • Memiliki tempat untuk memajang hasil karya anak yang ditata sejajar dengan pandangan anak, leluasa, tidak terlalu penuh dengan alat permainan (masih ada ruang kosong untuk gerak anak) • Penataan ruangan sesuai fungsinya, berikut perabot yang bersih dan terawat • Bangunan gedung, sekurang-kurangnya memiliki: No Jenis Ruang Jumlah Ukuran Luas Ruang Ruang Seluruhnya 1 Ruang Kelas 2 8 x 8 m2 64 m2 2 Ruang Kantor/Kepala TK 1 3 x 4 m2 12 m2 3 Ruang Dapur 1 3 x 3 m2 9 m2 4 Gudang 1 3 x 3 m2 9 m2 5 Toilet Guru 1 2 x 2 m2 4 m2 6 Toilet Anak 1 2 x 2 m2 4 m2 7 Ruang Guru 1 4 x 4 m2 16 m2 8 Usaha Kesehatan Sekolah 1 3 x 3 m2 9 m2 (UKS) Tabel 2.1 Persyaratan Sarana dan Prasarana Sekolah Taman Kanak-Kanak (Sumber: Kemendikbud, 2013) 2.1.1.3. Tinjauan Umum Ruang Kelas Ruang Kelas merupakan salah satu ruangan dalam bangunan sekolah, yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar (Edukasi, 2011). Furnitur yang terdapat dalam ruangan ini terdiri dari meja belajar siswa, kursi belajar siswa, meja guru, lemari kelas, papan tulis, serta aksesoris ruangan lainnya yang sesuai seperti rak buku, rak penyimpanan mainan, rak penyimpanan sepatu, rak penyimpanan tas, dan lain sebagainya. Ruang kelas memiliki syarat kelayakan dan standar tertentu, misalnya ukuran, pencahayaan alami, sirkulasi udara, dan persyaratan lainnya yang telah diberlakukan oleh pihak berwenang terkait. 2.2. Anak 2.2.1. Metode Belajar Anak Metode belajar anak yang umum digunakan di Indonesia merupakan metode tradisional dimana anak murid cenderung mendengarkan guru yang menjelaskan pelajaran kepada anak murid. Metode ini disebut dengan metode Teacher Centered. Metode yang kerap digunakan pada sekolah-sekolah di Indonesia ini merupakan metode standar yang umum namun juga mempunyai kekurangan yaitu siswa cenderung cepat melupakan apa yang diajarkan oleh gurunya. Hal ini disebabkan siswa hanya berperan sebagai pendengar, bukan merupakan praktikan yang melakukan sendiri apa yang diterangkan oleh sang guru. Maka dari itu, seringkali tidak hanya siswa taman kanak-kanak, siswa perkuliahan pun seringkali melupakan hal yang diajarkan melalui metode mendengarkan tersebut. Hal ini telah terbukti dalam suatu penelitian yang menunjukkan bahwa dari seluruh waktu kuliah, mahasiswa kurang menaruh perhatian selama 40% waktunya. Metode belajar ini juga cenderung menyebabkan anak menjadi suatu pribadi yang hanya menunggu perintah dan tidak berinisiatif, anak menjadi pribadi yang pasif. Seorang anak seharusnya dapat meluapkan hasrat mereka untuk mengeksplorasi hal-hal yang mereka sukai, sehingga anak tersebut menjadi aktif dan kreatif. Ketika kegiatan belajar mengajar bersifat aktif, dimana murid tidak hanya mendengarkan guru saja, siswa dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Mereka akan mengupayakan sesuatu dalam menemukan suatu pemecahan masalah, mereka akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka, dan mencari cara dalam menyelesaikan tugas mereka. Proses belajar siswa merupakan proses yang mempunyai keterlibatan antar mental dan kerja siswa sendiri. Metode belajar yang pasif yang hanya menyediakan penjelasan dan peragaan tidak akan menstimulasi mental mereka untuk bekerja sama dengan pekerjaan mereka. Oleh sebab itu, metode belajar aktif lebih disarankan untuk diterapkan pada anak. Dengan metode belajar aktif, anak akan terus menggali dan mengeksplorasi keingintahuan mereka. Dengan mengeksplorasi hal yang menarik minat mereka, otomatis mereka akan belajar dengan sendirinya, dan ilmu yang siswa dapatkan dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan ilmu yang hanya didapat dari proses penjelasan serta peragaan. Hal ini dapat menstimulasi kreatifitas mereka sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi suatu pribadi yang lincah, aktif, serta cerdas. 2.2.2. Ergonomi Anak Gambar 2.1. Ergonomi Anak , Tinggi meja, dan dudukan kursi (sumber: Quality Environments for Children, 2013) 2.3. Psikologi Bentuk dan Warna 2.3.1. Psikologi Bentuk Bentuk merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembentukan serta pengembangan kreatifitas pada anak. Bentuk yang terdapat dalam ruang yang digunakan anak mempunyai pengaruh besar dalam suasana hati anak dalam melakukan kegiatan di ruang tersebut. (Ching, 2000) Bentuk bisa dibagi menjadi 2 macam yaitu: a. Bentuk Geometris Bentuk beraturan merupakan bentuk yang mempunyai suatu hubungan konsisten, bisa simetris atau tidak, antar satu bagian dengan bagian lainnya. Berikut adalah bentuk dasar dan karakternya: SEGITIGA Bentuk segitiga dapat memberikan kesan: - stabil - kokoh Wujud yang mudah ditangkap dan dipahami oleh pandangan visual seseorang adalah Wujud-wujud yang sederhana dan teratur. Semakin sederhana dan teraturnya suatu wujud, maka akan semakin mudah diterima dan dimengerti. Kualitas suatu garis juga sangat menentukan kualitas dari bentuk, karena pada dasarnya bentuk tercipta dari beberapa garis yang disatukan. SEGI EMPAT Bentuk segi empat memberikan kesan: - statis, kaku - seimbang, stabil - tetap, murni Segi empat merupakan bentuk dasar yang ideal yang umumnya digunakan dalam berbagai jenis kegiatan. LINGKARAN Bentuk lingkaran dapat memberikan kesan: -utuh - menyatu - stabil - lembut dan halus Contoh bentuk beraturan lainnya: kerucut, silinder, limas, dan kubus. Bentuk yang menyenangkan serta dapat menstimulasi tumbuh kembangnya kreatifitas anak adalah bentuk yang tidak terkesan kaku dan serius seperti segi empat maupun segitiga serta lingkaran. b. Bentuk tidak beraturan. Bentuk tidak beraturan merupukan bentuk yang tidak serupa, tidak konsisten serta tidak simetris antar satu bagian dengan bagian lainnya serta bersifat lebih dinamis dibanding dengan bentuk beraturan. 2.3.2. Psikologi Warna Warna merupakan salah satu faktor penting setelah bentuk yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya kecerdasan serta kreatifitas anak. (W.A., 2002) Berikut merupakan contoh beberapa warna yang mempunyai pengaruh besar terhadap anak: MERAH Warna merah dapat memberikan kesan: -berani -kegembiraan, kegirangan -meningkatkan nafsu makan -semangat PINK Warna pink pada umumnya memberikan kesan positif seperti: -feminin -manis -semangat BIRU Warna biru pada umumnya berkaitan dengan: -dingin -tenang -nyaman -bersih -mengurangi nafsu makan Biru muda: lembut, reflektif Biru tua: kuat, tegas HIJAU Warna hijau dapat memberikan kesan: -tenang -pertumbuhan -pembaruan -hangat (terhangat diantara semua warna dingin) -natural -warna yang tepat untuk membawa kesan “outdoor” ke dalam ruangan -fresh -damai -mengurangi respon alergi serta reaksi negatif terhadap makanan KUNING Warna kuning dapat memberikan kesan: -ceria -gembira -bijaksana -harapan -optimisme -kepercayaan diri UNGU Warna ungu dapat memberikan kesan: -misterius -berani -mewah -aristokratik ORANYE Warna oranye dapat memberikan kesan: -hangat -terang -gembira -ceria -kuat -teguh PUTIH Warna putih dapat memberikan kesan: -murni -suci -kelahiran -bersih -menguatkan HITAM Warna hitam dapat memberikan kesan: -kekuatan -kekuasaan COKELAT Warna cokelat dapat memberikan kesan: -berhubungan dengan rumah -nyaman -aman -melankolis -jika terlalu banyak, dapat memberikan kesan membosankan ABU-ABU Warna abu-abu dapat memberikan kesan: -teknologi -inteligensi SILVER Warna silver dapat memberikan kesan: -elegan 2.4. Furnitur 2.4.1. Tinjauan Umum Furnitur 1. Furnitur adalah sesuatu yang diperuntukkan berada di dalam suatu ruangan untuk memenuhi kebutuhan pengguna ruangan dan dapat memperindah ruangan tersebut. Kata furnitur berasal dari bahasa Prancis fourniture (1520-30 Masehi). Fourniture mempunyai asal kata fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun mebel dan furnitur punya arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi, lemari, dan seterusnya. (Al-Rasyid, 2012) 2. Klasifikasi Furnitur Klasifikasi berdasarkan Material: Kayu, logam, plastik, bambu, rotan, kain, kaca. -Kayu Material furnitur kayu dapat dibagi menjadi beberapa jenis: •Klasifikasi berdasarkan Struktur: Frame, Panel, Kombinasi, Bentwood, Folding •Klasifikasi bedasarkan teknik pengaplikasian: 1. Furniture Free Standing Furniture Free Standing adalah furnitur yang tidak permanen atau dengan kata lain dapat digeser dan dipindahkan. Yang termasuk jenis ini adalah sofa, kursi, coffee table, nakas, dan tempat tidur yang dibuat free standing. 2. Furniture Knockdown Furniture Knockdown merupakan furnitur yang mudah dibongkar pasang. Sifat yang fleksibel dan ringkas saat diangkut merupakan nilai lebih. Tetapi untuk furniture knockdown yang berukuran besar tetap membutuhkan tukang untuk membongkarnya, seperti lemari pakaian, rak buku, dan workstation atau office system. 3. Furniture Mobile Furniture Mobile yaitu furnitur yang dapat bergerak dan mudah dipindah-pindahkan. Furnitur ini biasanya menggunakan elemen pendukung, yaitu roda pada bagian bawahnya atau di bagian kaki-kakinya, seperti contohnya kursi kerja, meja computer set, meja the, dan lain-lain. (Claudia, Nidiawaty, Martha, & Syaquina, 2014) 2.4.2. Batasan Furnitur Anak Dalam merancang furnitur anak, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guna menjaga keamanan anak saat pemakaian, antara lain: - Menghindari sudut-sudut tajam - Menghindari material yang dapat menyakiti anak - Menggunakan material serta finishing yang aman bagi anak, bukan finishing yang mengandung formaldehyde yang notabene tidak baik untuk kesehatan 2.4.3. Material Berikut berbagai jenis material kayu yang dapat digunakan untuk pembuatan furnitur: - Kayu Meranti Kuning Dalam bahasa botani/latin disebut Shorea, di beberapa wilayah/daerah orang menyebut kayu damar hitam, damar siput, damar tanduk, kepala tupai, ulu tupai, jerakat, lelanggai, pakit, potang kunyit. Pertumbuhan kayu Meranti kuning Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Pohon Meranti Kuning mempunyai ketinggian berkisar 20 hingga 60 meter, dengan panjang batang bebas cabang mencapai 10 meter hingga 45 meter dengan diameter 150 cm. Tekstur kayu meranti kuning agak kasar dan merata, lebih halus dari meranti merah dan meranti putih. Arah seratnya berpadu tetapi tidak begitu mencolok. Berat jenis beberapa kelompok kayu meranti kuning berkisar 0,37 hingga 0,86. Kelas kuat kayu meranti kuning adalah kelas kuat III hingga kelas kuat II. Kayu meranti kuning mempunyai penyusutan ke arah radial berkisar 0,9 % hingga 2,5 % dan ke arah tangensial berkisar 3,0 % hingga 7,5 %. Gambar 2.2 Permukaan Kayu Meranti Kuning Pengeringan kayu meranti kuning sangat mudah tanpa menimbulkan cacat yang berarti. Kayu dengan ketebalan 2,5 cm dikeringkan secara alami,untuk mencapai kadar air kering udara memerlukan waktu selama 90 hari. Sedangkan dengan pengering modern untuk mencapai kadar air 10 % hanya butuh waktu 7 hari dengan suhu pengeringan berkisar 57°C hingga 77°C dengan kelembaban nisbi berkisar 70 % hingga 30 %. Kegunaan kayu meranti kuning adalah untuk konstruksi perumahan,mebel murah dan untuk kayu lapis. (Sayogo, 2013) - Kayu Meranti Putih. Dalam Bahasa botani/latin disebut Shorea,di beberapa wilayah/daerah orang menyebut kayu damar cermin, damar kaca, meranti bodot, meranti marsega, damar murau, lara- lara, damar tenang putih, honi. Pertumbuhan pohon meranti putih tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Maluku. Ketinggian pohon meranti putih mencapai hingga 55 meter, panjang batang bebas cabang mencapai 37 meter dengan diameter mencapai 210 cm. Tekstur kayu meranti putih agak kasar dan merata dengan arah serat lurus,biasanya berpadu. Permukaan kayu agak licin dan agak mengkilap sampai mengkilap. Gambar 2.3 Permukaan Kayu Meranti Putih Berat jenis kayu meranti putih berkisar 0,42 hingga 0,91, dan termasuk golongan kelas kuat III hingga II. Penyusutan ke arah radial 1,7 % hingga 2,5 % dan penyusutan ke arah tangensial berkisar 2,2 % hingga 5,7 %. Kayu Meranti putih dapat dikeringkan dengan mudah dan cepat tanpa menimbulkan cacat yang berarti. Papan tebal 2,5 cm dikeringkan dengan cara alami dapat mencapai kadar air kering udara memerlukan waktu sekitar 90 hari. Sedangkan dengan pengering modern kayu tebal 2,5 cm bisa mencapai kadar air 12 % butuh waktu hanya sekitar 6 hari dengan suhu pengeringan berkisar 57 °C hingga 77°C dengan kelembaban nisbi antara 70 % hingga 30 %. Kegunaan kayu meranti putih adalah untuk konstruksi perumahan, kayu lapis, lantai, dan untuk mebel. (Sayogo, 2013) - Kayu Sungkai Dalam bahasa botani/latin disebut Peronema canescens, dibeberapa daerah orang menyebut sekai , sungke, sekih, lonkai, jati sabrang, sungke. Pertumbuhan kayu sonokembang tersebar di Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan. Ketinggian pohon mencapai 20 meter hingga 25 meter, panjang batang bebas cabang mencapai 15 meter dan diameter 60 cm. Tekstur kayu sonokembang kasar dan tidak merata, warnanya krem, atau kuning muda. Arah serat lusur kadang kadang agak bergelombang, permukaannya agak kasat dan agak mengkilap. Gambar 2.4 Permukaan Kayu Sungkai Berat jenis kayu sungkai berkisar 0,52 hingga 0,73, termasuk golongan kelas kuat III hingga II. Kegunaan kayu sungkai adalah untuk konstruksi atap, vinir, dan untuk mebel. (Sayogo, 2013) 2.5. Data Survey Sekolah Taman Kanak-Kanak 2.5.1. Sekolah TK Bina Kusuma 2.5.1.1.Profil Sekolah TK Bina Kusuma 1. Lokasi Gambar 2.5 Peta KB & TK Bina Kusuma (Sumber: Google Maps, 2014) Lokasi KB & TK Bina Kusuma ini berada di Citra 1 Ext Blok BI No.1-3, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. Lokasinya berada dekat dengan pintu gerbang Citra 1 Ext. Lokasi ini sangat strategis dan sesuai dengan target pasar yaitu anak – anak, karena terletak di daerah kompleks perumahan yang cukup ramai, dan juga akses yang mudah dicapai. Hal ini termasuk dalam salah satu syarat dari pendirian KB dan TK bahwa lokasi lebih baik berada di area yang tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga tidak sulit bagi orang tua untuk mengontrol anak, juga menghasilkan efisiensi waktu. 2. Tampak Bangunan Gambar 2.6 Tampak Depan Bangunan (Sumber: Yuliani, 2014) Sekolah ini terdiri dari tiga bangunan yang dipisahkan berdasarkan tingkatan akademik. Untuk KB dan TK berada di posisi tengah. Bangunan ini awalnya merupakan rumah tinggal yang kemudian dijadikan sekolah. Secara fisik bangunan, tidak banyak yang dimodifikasi, hanya pada bagian pagar saja yang dicat warna – warni sehingga lebih menarik perhatian. 3. Sejarah Bina Kusuma berdiri pada tahun 1990 dengan kantor pusat di Citra Garden 1, dengan bernaung di bawah Yayasan Bina Kusuma Mulia. Pendiri Bina Kusuma ini adalah Pandu Jaya Mulia. Setelah berkembang di Citra Garden 1, didirikan Bina Kusuma II dengan alamat Citra 2 Ext Blok BI 2 No. 1 – 3, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. Pada saat ini, Bina Kusuma berada di bawah pimpinan koordinator sekolah, Drs. Karyono, M.Pd. Sekolah Bina Kusuma berjenjang dari KB – TK – SD – SMP – SMA. 4. Motto, Visi dan Misi Motto : Potensi Anak Anda Kami Kembangkan. Visi : Membentuk manusia mandiri, kreatif, bertanggung jawab dan berbudi pekerti yang luhur. Misi : Mengembangkan dan mempertinggi mutu pendidikan, pengajaran dan kebudayaan dalam masyarakat serta membentuk manusia Indonesia berpancasila yang pandai, kreatif dan berbudi luhur. 5. Program Kelas 1. KBB (Nursery) • Bahasa Inggris • Matematika • Membaca (Alfabet) • Pra-menulis • Seni • Pendidikan Jasmani • Multimedia (Interaktif Guru) 2. KGA/TKA (Kindergarten 1) • Bahasa Inggris • Matematika • Mandarin • Membaca • Menulis (huruf, kata, & nama) • Bahasa • Keterampilan • Sains • Multimedia (Interaktif Guru) • Pendidikan Jasmani • Menari • Menggambar • Komputer • Agama 3. KGB/TKB (Kindergarten 2) • Bahasa Inggris • Matematika • Mandarin • Membaca (3 kata ke kalimat) • Menulis (kaa, kalimat ke cerita sederhana) • Mendengarkan • Berbicara • Tata Bahasa • Bahasa • Keterampilan • Sains • Multimedia (Interaktif Guru) • Pendidikan Jasmani • Menari • Menggambar • Komputer • Agama 4. Aktivitas di Luar Kelas • Fieldtrip • Event spesial • Intrakurikuler • Komputer • Kunjungan ke pabrik atau perusahaan 2.5.1.2.Sistem Sekolah Taman Kanak-Kanak Bina Kusuma 1. Struktur Organisasi Bagan 2.1 Struktur Organisasi Jumlah murid yang ada di KB adalah sebanyak 4 anak, dengan didampingi oleh dua guru. Jumlah murid yang ada di TKA sebanyak 17 anak, dengan didampingi oleh dua orang guru. Jumlah murid TKB adalah sebanyak 10 anak, yang didampingi oleh satu orang guru. Jumlah total guru sebanyak 3 orang, ditambah dengan 1 orang kepala sekolah. Jumlah karyawan ada 4 orang, yaitu 1 orang tata usaha, 2 orang guru, dan 1 orang kepala sekolah. 2. Jadwal Program Akademik 1. Waktu Belajar Hari : Senin – Jumat KBB : 10.45 – 13.00 TKA : 07.30 – 10.30 TKB : 07.30 – 11.30 2. Jadwal Pelajaran Waktu Senin 07.30- Bercakap- 08.00 cakap 08.00- Menyanyi Selasa Menggambar Mandarin Rabu Bahasa Indonesia Mandarin Kamis Jumat Menari Agama Mandarin Mandarin 08.30 08.3009.00 Mandarin Menulis Olah Raga Berhitung Keterampilan Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Membaca Berhitung Menyanyi Menulis IPA Menulis B. Inggris IPA B. Inggris Multimedia B. Bebas B. Bebas B. Bebas B. Bebas 09.3010.15 10.1510.40 10.4011.05 11.05- Bahasa 11.30 Inggris Tabel 2.1 Jadwal Pelajaran TKB 3. Jadwal Mata Pelajaran Khusus Kelas Hari Waktu KBB-TKB 2minggu/1x - Tabel 2.2 Jadwal Perpustakaan 4. Kurikulum Kurikulum di sekolah Bina Kusuma ini mengikuti kurikulum nasional berdasarkan acuan dari Permendiknas. Kurikulum PAUD disiapkan oleh satuan PAUD yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan anak dengan mengacu pada dalam Peremendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD. Setiap anak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-masing. Pendidik bertugas membantu, jika anak membutuhkan. Kurikulum PAUD terdiri dari seperangkat bahan pembelajaran yang mencakup lingkup perkembangan, yaitu perkembangan moral & agama, fisikmotorik,kognitif, bahasa, dan sosial emosional.Setiap Lembaga PAUD dapat mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri sesuai dengan ciri lembaga masing-masing dengan memenuhi prinsip dan capain perkembangan minimal yang tertera dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang PAUD, sebagai acuan. Kemampuan anak yang tercantum Standar dalam Permendiknas tersebut adalah kemampuan anak pada umumnya, sehingga pada kenyataannya capaian anak-anak dapat melampaui atau dibawah usianya. Hal ini harus dianggap wajar. 5. Fasilitas • Lingkungan yang terawat, dan ruang kelas yang lengkap • Area bermain • Ruang multimedia • Perpustakaan • Ruang komputer 6. Skema Aktivitas Ruang kelas Belajar Datang/ Lobby Pulang Menunggu Toilet Istirahat Bermain Bagan 2.2 Skema Aktivitas Murid Bagan 2.3 Skema Aktivitas Guru Bagan 2.4 Skema Aktivitas Orang Tua / Pengunjung 7. Analisa Ruang Gambar 2.7 Ruang Kelas KBB & TKA (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.8 Ruang Kelas TKB (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.9 Perpustakaan (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.10 Ruang Multimedia (Sumber: Yuliani, 2014) Terbatasnya ruangan yang hanya tersedia 2 ruang, membuat kegiatan di sekolah ini agak terhambat sehingga jam belajar kelas KBB dan TKA-TKB harus bergantian. Furnitur yang ada di ruang perpustakaan dinilai kurang memadai dan kurang memenuhi kebutuhan pengguna. 2.5.2. Sekolah TK Bunda Hati Kudus 2.5.2.1.Profil Sekolah TK Bunda Hati Kudus 1. Lokasi Gambar 2.11 Peta TK Bunda Hati Kudus (Sumber: Google Maps, 2014) Lokasi TK Bunda Hati Kudus ini berada di Jalan Rahayu nomor 22, Jelambar, Jakarta Barat. Lokasi ini sangat strategis dan sesuai dengan target pasar yaitu anak – anak, karena lokasi sekolah ini mudah ditemukan dengan akses yang mudah dicapai. Hal ini termasuk dalam salah satu syarat dari pendirian KB dan TK bahwa lokasi lebih baik berada di area yang tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga tidak sulit bagi orang tua untuk mengontrol anak, juga menghasilkan efisiensi waktu. 2. Tampak Bangunan Gambar 2.12 Tampak Bangunan TK Bunda Hati Kudus (Sumber: Yuliani, 2014) Sekolah ini terdiri dari tiga bangunan yang dipisahkan berdasarkan tingkatan akademik. Untuk KB dan TK berada di posisi depan, terletak dekat gerbang pintu masuk. Pagar masuk TK dicat warna-warni sehingga mengindikasikan bahwa pintu masuk tersebut merupakan pintu masuk gedung TK. 3. Sejarah Sekolah TK Bunda Hati Kudus memulai pelajaran pertamanya pada tanggal 5 Agustus 1963 di rumah keluarga Bapak Tumiwa di daerah Makaliwe. Pendirinya adalah tiga pioneer PBHK yaitu Sr. M. Veronica, Sr. M. Yosee dan Sr. M. Petronella. Pada tahun 1963/1964, Suster PBHK mulai menerima pendaftaran murid di rumah Keluarga Bapak V.W. Budiman di daerah Makaliwe. Sekolah yang sampai sekarang masih berdiri kokoh tersebut berletak di Jalan Rahayu no. 22, Jelambar, Jakarta Barat. 4. Visi dan Misi Visi: Pribadi yang berkembang dalam potensi, kepedulian, sikap mandiri, gembira, kreatif dan imajinatif berdasarkan pada spiritualitas hati. Misi: Menciptakan suasana bermain sambil belajar yang menyenangkan, dalam mendidik tunas-tunas muda agar berkembang menjadi pribadi yang berkualitas dan hidup sesuai dengan nilai-nilai: - Compassion : Kasih, Jujur, dan Senang Berbagi - Care : Sikap Peduli dan Sayang Lingkungan - Competent : Kritis, Disiplin, dan Keteladanan - Change : Kreatif, Imajinatif, dan Gembira 5. Program Kelas - KGA/TKA (Kindergarten 1) • Bahasa Inggris • Matematika • Mandarin • Membaca • Menulis (huruf, kata, & nama) • Bahasa • Keterampilan • Sains • Multimedia (Interaktif Guru) • Pendidikan Jasmani • Menari • Menggambar • Komputer • Agama - KGB/TKB (Kindergarten 2) • Bahasa Inggris • Matematika • Mandarin • Membaca (3 kata ke kalimat) • Menulis (kaa, kalimat ke cerita sederhana) • Mendengarkan • Berbicara • Tata Bahasa • Bahasa • Keterampilan • Sains • Multimedia (Interaktif Guru) • Pendidikan Jasmani • Menari • Menggambar • Komputer • Agama - Aktivitas di Luar Kelas • Fieldtrip • Event spesial • Intrakurikuler • Komputer • Kunjungan ke pabrik atau perusahaan 2.5.2.2.Sistem Sekolah Taman Kanak-Kanak Bunda Hati Kudus 1. Struktur Organisasi Bagan 2.5 Struktur Organisasi 2. Jadwal Program Akademik - Waktu Belajar Hari : Senin – Jumat TKA : 07.00 – 10.00 TKB : 10.00 – 12.45 - Jadwal Pelajaran Waktu Senin 07.00- Bercakap- 08.00 cakap 08.0008.30 08.3009.00 09.3010.00 Selasa Rabu Kamis Jumat Menggambar B. Indonesia B. Inggris Agama Menyanyi B. Inggris Mandarin Mandarin Menari Mandarin Agama Olah Raga Agama Keterampilan Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Tabel 2.3 Jadwal Pelajaran TKA - Jadwal Mata Pelajaran Khusus Kelas Hari Waktu TKA-TKB 2minggu/1x - Tabel 2.4 Jadwal Perpustakaan 3. Kurikulum Kurikulum di sekolah Bunda Hati Kudus ini mengikuti kurikulum nasional berdasarkan acuan dari Permendiknas. Kurikulum PAUD disiapkan oleh satuan PAUD yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan anak dengan mengacu pada dalam Peremendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD. Setiap anak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-masing. Pendidik bertugas membantu, jika anak membutuhkan. Kurikulum PAUD terdiri dari seperangkat bahan pembelajaran yang mencakup lingkup perkembangan, yaitu perkembangan moral & agama, fisikmotorik,kognitif, bahasa, dan sosial emosional.Setiap Lembaga PAUD dapat mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri sesuai dengan ciri lembaga masing-masing dengan memenuhi prinsip dan capain perkembangan minimal yang tertera dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang PAUD, sebagai acuan. Kemampuan anak yang tercantum Standar dalam Permendiknas tersebut adalah kemampuan anak pada umumnya, sehingga pada kenyataannya capaian anak-anak dapat melampaui atau dibawah usianya. Hal ini harus dianggap wajar. 4. Fasilitas • Lingkungan yang terawat, dan ruang kelas yang lengkap • Area bermain • Ruang multimedia • Perpustakaan • Ruang komputer • Kolam renang • UKS 5. Analisa Ruang Gambar 2.13 Ruang Kelas TKA (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.14 Ruang Kelas KBB (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.15 Kolam Renang (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.16 Ruang Kelas TKB (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.17 Ruang UKS (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.18 Ruang Perpustakaan (Sumber: Yuliani, 2014) Ruang Kelas TKA dan TKB mempunyai ruang yang identik sedangkan ruang kelas KBB mempunyai ruang yang lebih besar dengan adanya area permainan indoor di dalam kelas. 2.5.3. Sekolah KB-TK Santo Kristoforus I 2.5.3.1.Profil Sekolah KB-TK Santo Kristoforus I 1. Lokasi Gambar 2.19 Peta KB-TK Santo Kristoforus I (Sumber: Google Maps, 2014) Lokasi KB-TK Santo Kristoforus I ini berada di Jalan Satria IV nomor 54-55, Jelambar, Jakarta Barat. Lokasi ini sangat strategis dan sesuai dengan target pasar yaitu anak – anak, karena lokasi sekolah ini mudah ditemukan dengan akses yang mudah dicapai. Hal ini termasuk dalam salah satu syarat dari pendirian KB dan TK bahwa lokasi lebih baik berada di area yang tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga tidak sulit bagi orang tua untuk mengontrol anak, juga menghasilkan efisiensi waktu. 2. Tampak Bangunan Gambar 2.20 Tampak Bangunan Sekolah KB-TK Santo Kristoforus I (Sumber: Yuliani, 2014) Sekolah KB-TK Santo Kristoforus ini mempunyai gedung tersendiri yang terpisah dengan sekolah SD-SMA nya. Meskipun terletak di dalam gang, namun KB-TK ini mempunyai façade yang cukup mengindikasikan letak gedungnya. 3. Sejarah Sekolah KB-TK Santo Kristoforus I didirikan pada 20 April 1986. Awalnya, gedung KB-TK Santo Kristoforus I digabung dengan gedung SDSMA, namun padah tahun 2013 Yayasan Diananda membuka gedung tersendiri untuk KB-TK Santo Kristoforus I. 4. Visi dan Misi Visi: Menyelenggarakan pendidikan berkualitas yang berdasarkan nilainilai kekristenan Misi: Menjadi sekolah katolik terkemuka, mandiri, yang mengembangkan potensi siswa dan karyawan secara optimal, berbudi pekerti luhur dan mampu berperan aktif dalam masyarakat global. 5. Program Kelas - KGA/TKA (Kindergarten 1) • Bahasa Inggris • Matematika • Mandarin • Membaca • Menulis (huruf, kata, & nama) • Bahasa • Keterampilan • Sains • Multimedia (Interaktif Guru) • Pendidikan Jasmani • Menari • Menggambar • Komputer • Agama - KGB/TKB (Kindergarten 2) • Bahasa Inggris • Matematika • Mandarin • Membaca (3 kata ke kalimat) • Menulis (kaa, kalimat ke cerita sederhana) • Mendengarkan • Berbicara • Tata Bahasa • Bahasa • Keterampilan • Sains • Multimedia (Interaktif Guru) • Pendidikan Jasmani • Menari • Menggambar • Komputer • Agama - Aktivitas di Luar Kelas • Fieldtrip • Event spesial • Intrakurikuler • Komputer • Kunjungan ke pabrik atau perusahaan 2.5.3.2.Sistem Sekolah KB-TK Santo Kristoforus I 1. Struktur Organisasi Bagan 2.5 Struktur Organisasi 2. Jadwal Program Akademik - Waktu Belajar Hari : Senin – Jumat TKA : 07.00 – 10.00 TKB : 10.00 – 13.00 - Jadwal Pelajaran Waktu 07.0008.00 08.0008.30 08.3009.00 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Mewarnai Menggambar B. Indonesia B. Inggris Agama Menari B. Inggris Mandarin Mandarin Menari Mandarin Melukis Berenang Agama Keterampilan 09.3010.00 Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Tabel 2.5 Jadwal Pelajaran TKA - Jadwal Mata Pelajaran Khusus Kelas Hari Waktu KBB-TKB 2minggu/1x - Tabel 2.6 Jadwal Perpustakaan 3. Kurikulum Kurikulum di sekolah Bunda Hati Kudus ini mengikuti kurikulum nasional berdasarkan acuan dari Permendiknas. Kurikulum PAUD disiapkan oleh satuan PAUD yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan anak dengan mengacu pada dalam Peremendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar PAUD. Setiap anak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri sesuai potensi masing-masing. Pendidik bertugas membantu, jika anak membutuhkan. Kurikulum PAUD terdiri dari seperangkat bahan pembelajaran yang mencakup lingkup perkembangan, yaitu perkembangan moral & agama, fisikmotorik,kognitif, bahasa, dan sosial emosional.Setiap Lembaga PAUD dapat mengembangkan kurikulum sendiri-sendiri sesuai dengan ciri lembaga masing-masing dengan memenuhi prinsip dan capain perkembangan minimal yang tertera dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang PAUD, sebagai acuan. Kemampuan anak yang tercantum Standar dalam Permendiknas tersebut adalah kemampuan anak pada umumnya, sehingga pada kenyataannya capaian anak-anak dapat melampaui atau dibawah usianya. Hal ini harus dianggap wajar. 4. Fasilitas • Lingkungan yang terawat, dan ruang kelas yang lengkap • Area bermain • Ruang multimedia • Perpustakaan • Ruang komputer • Kolam renang 5. Analisa Ruang Gambar 2.21 Area Bermain Outdoor dan Upacara (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.22 Kolam Renang (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.23 Ruang Kelas TKA (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.24 Ruang Komputer (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.25 Ruang Perpustakaan (Sumber: Yuliani, 2014) Gambar 2.26 Aula (Sumber: Yuliani, 2014) Ruang kelas TKA dan TKB mempunyai ruang yang identik. Ruang perpustakaan dinilai kurang mempunyai furnitur yang memadai karena tidak adanya meja dan kursi sebagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan anak dalam membaca.