BAB 3 ANALISIS PEMBELAJARAN YANG SEDANG BERJALAN 3.1

advertisement
BAB 3
ANALISIS PEMBELAJARAN YANG SEDANG BERJALAN
3.1
Profile STAB Nalanda
Asal muasal nama “Nalanda” merupakan sebuah sebuah nama Mahavira besar
di India yang bertahan tidak kurang dari tujuh ratus tahun lamanya (abad ke-6–ke-12).
Pada puncak kejayaannya, Mahavira Nalanda memiliki mahasiswa berjumlah 10.000
yang mengikuti baik pendidikan Agama Buddha, kedokteran dan ketabiban, sastra
serta astronomi. Balaputra keturunan Raja Syailendra mendapat ijin dari Raja
Dewapala untuk membangun sebuah Vihara di lingkungan Mahavira Nalanda (Prasasti
Nalanda) +/- Tahun 856).
Dengan cita–cita mulia itu Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda
mendirikan Akademi Buddhis Nalanda untuk mendidik para guru agama Buddha
disamping kegiatan memberikan bantuan keuangan kepada guru Agama Buddha yang
tersebar di beberapa sekolah. Sejalan dengan perkembangan pendidikan nasional,
ketika rancangan undang–undang pendidikan nasional, ketika rancangan undangundang pendidikan nasional sedang dibahas, dan bentuk akademi akan ditinggalkan
dan digantikan program strata satu (S1), maka dengan dukungan Departemen Agama
dikeluarkanlah peraturan menteri agama nomor 1 tahun 1989 yang memberikan
landasan yuridis lembaga pendidikan tinggi agama buddha di lingkungan departemen
agama.
77
Akademi Buddhis Nalanda pada tahun 1987 telah diubah dan ditingkatkan
statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Buddha. Kegiatan ini mulai dilaksanakan
sepenuhnya di Kampus “Ruko Nalanda” di Jalan Kramat Raya No. 64 Jakarta Pusat.
Bangunan ini telah di beli oleh yayasan pada tahun 1986 sebagai ”Kampus STAB
Nalanda”
Pada Tahun 2004 ini STAB Nalanda memiliki kampus yang sesungguhnya
sebagai sarana pendidikan yang seadanya selama ini berbasis sarana pendidikan berupa
Gedung Ramayana berlantai empat dalam lingkungan kampus nalanda ini, pada
tanggal 22 dan 23 februari 2004 oleh Paguyuban Widya Insani (Civitas Akademika)
STAB Nalanda diselenggarakan lokakarya di Ciawi, Bogor. Lokakarya menghasilkan
perumusan sebuah Rencana Induk Pengembangan (RIP) STAB Nalanda Sepuluh
Tahun: 2004–2014 RIP sebagai sebuah rencana strategis disusun berdasarkan proses
manajemen mutahir.
Dengan rencana strategis ini diharapkan STAB Nalanda dapat mewujudkan
transformasi proses pembelajaran Agama Buddha untuk menjadikan STAB Nalanda
suatu lembaga pendidikan dan pusat sumber belajar berkualitas untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Rencana Strategis Program Studi telah berjalan 5 tahun (2004–2009). Beberapa
tujuan strategis yang telah dilaksanakan dari empat strategi yang diajukan dan akan
dilanjutkan rencana strategis berikutnya dari tahun (2009–2014).
78
Rencana strategis disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat (pengguna
lulusan, dan masyarakat Buddhis pada khususnya). Beberapa rencana strategis baru
akan kami laksanakan untuk periode 2009–2014 lebih pada peningkatan mutu
pembelajaran dalam bentuk online class (E-Learning), menyediakan otonomi
pendidikan sudah terakreditasi dan membuat pascasarjana yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna lulusan menjadi tenaga pemimpin sekolah ataupun tenaga
pemimpin Buddhis yang profesional. STAB Nalanda juga akan memperluas kerjasama
dengan luar negeri seperti IABU (International Association Buddhist Universities) dan
ATBU (Association Theravadha Buddhist Universities) dalam hal kompetensi dosen.
Segala kekurangan yang ada selama lima tahun dapat diatasi dan komitmen untuk
melaksanakan Rencana Strategi (Renstra) Tahun 2014-2024
1. AKADEMI BUDDHIS NALANDA (1979 – 1987)
Pada Bulan Mei 1979 dimulai kegiatan Pendidikan Tinggi Agama Buddha oleh
Akademi Buddhis Nalanda. Lembaga pendidikan ini didirikan oleh Yayasan Dana
Pendidikan Buddhis Nalanda. Akademi Buddhis Nalanda bertujuan untuk mendidik
guru Agama Buddha yang pada waktu itu belum banyak dimiliki oleh sekolah untuk
membimbing para siswa yang beragama Buddha.
Mr. V. Ram, M.Ed. yang pada waktu itu menjabat pimpinan Gandhi Memorial
School di Jalan Pasar Baru Selatan, Jakarta, memberikan bantuan berupa ijin
penggunaan ruangan kelas untuk kegiatan pembelajaran oleh Akademi Buddhis
Nalanda. Tercatat lima orang mahasiswa yang mengikuti kegiatan kuliah awal yang
79
diselenggarakan pada sore/malam hari. Akademi buddhis nalanda juga didaftarkan ke
Departemen Agama.
Pimpinan akademi mengambil prakarsa untuk memilih para dosen serta
menyusun
kurikulum
dan
silabus.
Para
dosen
akademi
secara
otodidak
mengembangkan profesionalisme dalam proses pembelajaran.
2. STAB NALANDA (1987 – 2004)
Peraturan Menteri Agama Nomor 1 tahun 1990 mengacu pada Undang–Undang
Pendidikan Nasional Tahun 1989, sebelum dikeluarkannya peraturan pemerintah tahun
1991 tentang pendidikan tinggi. Untuk mengisi kurikulum dan silabus maka dengan
kerjasama Departemen Agama dan STAB Nalanda disusunlah Garis-Garis besar
pedoman Pendidikan (GBPP) Jurusan Dharma Acariya tahun 1990.
Dengan berlandaskan GBPP tersebut STAB Nalanda menyelenggarakan
kegiatan proses pembelajaran Agama Buddha melalui dua jurusan: (1) Dharma
Acariya (2) Dharmaduta. Sejak tahun 1987 sampai dengan 2007, STAB Nalanda telah
meluluskan sebanyak 163 Sarjana Pendidikan Buddha (S.Pd.B.) dan Sejumlah Lulusan
program DII serta Program DIII.
STAB Nalanda juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan Program penyetaraan
guru agama Buddha yang diselenggarakan oleh departemen agama. Program
penyetaraan tersebut melibatkan pendidikan tinggi universitas terbuka (UT) yang
menerbitkan modul-modul mata kuliah agama buddha. Materi modul mata kuliah ini
ditulis dengan melibatkan sejumlah dosen/pengajar STAB Nalanda, seperti: Cornelis
80
Wowor, M.A., Mulyadi Wahyono, S.H., M.Hum., Dr. Dharma K. Widya, Jo Priastana,
S.Sos., M.Hum. dan Mettadewi Wong, S.H., M.Pd.B..
Lulusan STAB Nalanda selain mengisi birokrasi Direktorat Departemen
Agama Buddha, guru agama Buddha pada perguruan tinggi swasta dan sekolah (SD,
SMP, SMA, SMK) juga menjadi dosen pada lingkungan STAB serta wiraswasta.
Sebagian dosen STAB Nalanda sekarang ini dipercayakan diisi oleh alumninya. Senat
mahasiswa/BEM STAB Nalanda terlibat dalam kegiatan kebaktian umum dan Sekolah
Minggu Buddhis.
Wadah alumni STAB Nalanda yang mulai terbentuk tanggal 25 januari 2004
diharapkan dapat memberikan kontribusi di dalam mewujudkan visi dan misi STAB
Nalanda. Segala kekurangan yang ada selama dua puluh lima tahun ini diharapkan
dapat diatasi dan komitmen untuk melaksanakan Rencana Strategi (Renstra) dapat
dilaksanakan dengan secepat mungkin.
3. Program Studi
Program Studi yang dibuka di Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda adalah
Program Studi Dharma Acariya. Program ini pun merupakan program studi yang
mencetak Sarjana Pendidikan Agama Buddha (S.Pd.B.) yang akan menjadi guru agama
buddha di sekolah tingkat dasar sampai dengan menengah ke atas. Program ini dapat di
tempuh selama 4 (empat) Tahun perkuliahan yaitu selama 8 (delapan) semester dengan
menyelesaikan kurang lebih 148–154 sks. Termasuk di dalamnya penyusunan skripsi
(6 sks).
81
3.1.1
Visi:
Visi dan Misi STAB Nalanda
Menjadikan Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda suatu lembaga
pendidikan dan pusat sumber belajar berkualitas untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Misi:
a. Meningkatkan citra dan kinerja kelembagaan
b. Mengembangkan profesionalisme kependidikan
c. Menghasilkan tenaga pendidik yang bermoral, bertanggung jawab dan
bijaksana
3.1.2
Visi:
Visi dan Misi Program Studi Dharma Acariya
Menjadikan Program Studi Dharma Acariya STAB Nalanda sebagai program
studi yang menghasilkan tenaga pendidik berkualitas dalam bidang agama
Buddha.
Misi:
a. Melakukan pembinaan terhadap dosen dalam bentuk seminar dan pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran.
b. Melakukan pembahasan bersama antar kelompok ilmu untuk meningkatkan
kualitas materi perkuliahan.
82
c. Menyelenggarakan kegiatan seminar dan pelatihan bagi mahasisswa untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa.
d. Mengadakan simulasi mengajar dan konseling untuk meningkatkan kompetensi
mahasiswa dalam praktik mengajar dan praktik konseling.
e. Menyelenggarakan pertemuan dengan pengguna lulusan dan alumni setiap
semester sebagai sarana evaluasi untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
f. Menyelenggarakan pertemuan rutin antara penasehat akademik dengan
mahasiswa tiga kali dalam satu semester untuk memotivasi semangat belajar
mahasiswa.
3.1.3
Kurikulum Pendidikan di STAB Nalanda
A. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan
Kurikulum yang dirancang di Jurusan Dharma Acariya mengacu pada Kurikulum
dari Departemen Agama RI ditambah kurikulum muatan lokal. Kurikulum inti
pendidikan tinggi Agama Buddha yang disesuaikan dengan visi, misi, tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai oleh Jurusan Dharma Acariya. Kurikulum lokal
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar yaitu menjadi pengajar agama
Buddha yang handal, kreatif dan disertai kemampuan pendukung seperti ilmu
manajemen, komputer, olah vokal, dan lain–lain.
83
B. Relevansi dengan Tuntutan dan Kebutuhan di Era Global
Mata kuliah yang dimasukkan di dalam kurikulum, satu dengan yang lain saling
melengkapi,
sehingga
mahasiswa
diharapkan
dapat
memahami
secara
menyeluruh cara pengolahaan pengajaran Agama Buddha di kelas dengan
berbagai variasi.
C. Kompetensi dan Etika Lulusan yang diharapkan
Secara umum kompetensi yang ingin dicapai melalui Jurusan Dharma Acariya,
meliputi sebagai berikut yaitu personal, sosial, akademik, dan profesional di
bidang pengajaran Agama Buddha sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan
masyarakat. Kompetensi tersebut selalu diidentifikasi dan disepakati, kemudian
dijabarkan lebih lanjut ke dalam seperangkat kurikulum, silabus dan Satuan
Acuan Pembelajaran.
D. Derajat Integritas Materi Pembelajaran
Kekuatan kurikulum yang berada di jurusan Dharma Acariya sudah mengadopsi
perkembangan metode pengajaran Agama Buddha dengan mengikutsertakan
praktisi untuk memberikan masukan mengenai isi kurikulum yang akan diajarkan
kepada mahasiswa yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah–sekolah
Buddhis.
84
E. Struktur dan Isi Kurikulum
Untuk mendapatkan pemahaman yang runtut di Jurusan Dharma Acariya,
struktur dan isi kurikulum disusun berdasarkan kemampuan mahasiswa dalam
mempelajari pengetahuan bidang Agama Buddha. Struktur dan isi perlu
dilakukan secara berjenjang, karena mahasiswa yang diterima berasal dari latar
belakang yang heterogen, dari berbagai daerah.
Keluasan, kedalaman, dan kedekatan dalam penataan kurikulum dilakukan
dengan memperhatikan latar belakang mahasiswa yang heterogen, dari berbagai
daerah. Keluasan, kedalaman, dan kedekatan dalam penataan kurikulum
dilakukan dengan memperhatikan latar belakang mahasiswa yang diterima di
Jurusan Dharma Acariya. Pemahaman secara menyeluruh isi kurikulum oleh
mahasiswa dapat membantu mahasiswa berkompeitisi di tingkat nasional
maupun global.
F. Skripsi/Tugas Akhir
1. Prosedur pengajuan skripsi
a. Mahasiswa mengajukan judul dan rancangan skripsi
b. Rancangan skripsi disusun berdasarkan format yang telah ditentukan
c. Ketua Jurusan yang menentukan pembimbing dengan memperhatikan
topik dan masalah yang dikaji
85
d. Pada saat mengajukan skripsi, mahasiswa yang bersangkutan telah
menempuh minimal 144 SKS dan telah menuntaskan mata kuliah inti
seperti kitab suci dan kependidikan
2. Pembimbing
a. Kualifikasi dosen pembimbing adalah dosen yang sudah memberikan
bimbingan yang ditentukan oleh Ketua Jurusan.
b. Setiap skripsi akan akan dibimbing 2 orang pembimbing yaitu
pembimbing materi dan metodologi.
c. Penggantian pembimbing dapat dilakukan melalui Surat Keputusan
Ketua STAB atas usulan ketua Jurusan.
d. Masa bimbingan skripsi ditentukan selama 6 (enam) bukan
3. Persyaratan mengikuti Ujian Sidang Skripsi:
a. Telah menyelesaikan seluruh mata kuliah
b. Memiliki IPK minimal 2,5
G. Peluang Mahassiswa untuk Melanjutkan Studi
Mahasiswa yang menyelesaikan kesarjanaannya dapat melanjutkan S2 ke luar
negeri seperti Thailand, Mynmar, India, Hongkong, Srilanka, dengan beasiswa,
nilai TOEFLnya minimal 500. STAB Nalanda telah menjadi anggota organisasi
Perguruan Tinggi Buddhis Internasional Association Buddhis University
(IABU).
86
3.1.4 Sarana dan Prasarana STAB Nalanda
Sarana dan Prasarana yang dimilikki oleh STAB Nalanda antara lain:
1. Perpustakaan. Terdapat berbagai Buku pengetahuan dan Buku Agama Buddha
yang dapat digunakan oleh semua mahasiswa STAB Nalanda.
2. Ruang Komputer. Ruang ini dimana para mahasiswa dapat mempelajari
beberapa program software dan hardware.
3. Ruang Baca. Ruang ini dimana para mahasiswa dapat membaca buku–buku
pengetahuan dan buku–buku Agama Buddha yang dapat menambah wawasan
pengetahuan para mahasiswa/i.
4. Ruang Multimedia. Ruang ini dinamakan “Ruang Multimedia“karena
dilengkapi dengan proyektor dan berbagai fasilitas Multimedia lainnya.
5. Aula. Aula digunakan untuk kegiatan kampus seperti Pekan Orientasi
Mahasiswa dll
6. Cetya/Ruang Kebaktian (Dhammasala). Dhammasala merupakan ruang
kebaktian dimana para Mahasiswa melakukan kebaktian serta mendengarkan
Ceramah/Khotbah Dharma baik oleh Bhiksu maupun dari Romo/Pandita.
7. Lapangan Basket. Merupakan fasilitas yang dapat dipakai oleh mahasiswa
untuk melakukan kegiatan olahraga basket.
8. Asrama. Asrama ini disediakan oleh para Mahasiswa yang datang dari luar
daerah. Asrama terpisah antara Asrama Mahasiswa dan Mahasiswa. Asrama
Mahasiswa berada didalam lingkungan STAB Nalanda sedangkan Asrama
Mahasiswi berada tidak jauh dari lingkungan STAB Nalanda.
87
9. Ruang Microteaching. Ruangan ini dilengkapi dengan fasilitas komputer dengan
sistem yang terkomputerisasi. Rencana ruang Microteaching ini akan dipakai
setelah adanya program studi S2 Dharma Acariya.
Asrama STAB Nalanda dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Asrama Biasa STAB Nalanda. Asrama ini merupakan asrama mahasiswa/i
STAB Nalanda untuk seluruh mahasiswa yang mendaftar untuk mengikuti
perkuliahan di STAB Nalanda.
2. Asrama Beasiswa STAB Nalanda. Asrama mahasiswa/i ini dikhususkan
untuk bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari orang tua asuh.
3.1.5 Ijin Operasi STAB Nalanda
Berdasarkan pada: Surat Keputusan Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Hindu dan Buddha dengan Nomor D.J.V/23/SK/2003, tanggal 19
Febuari 2003 yang diperbaharui dengan: Surat Keputusan Direktur Jendral
Bimbingan Agama Buddha dengan Nomor: DJ/VI/190/SK/2008, tanggal 22
Febuari 2008.
3.1.6 Persyaratan Penerimaan Mahasiswa
Persyaratan untuk dapat diterima mahasiswa pada jurusan Dharmacariya di
Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda meliputi:
88
A. Persyaratan Akademik
1. Memiliki ijasah SMA/SMK atau sederajat
2. Lulus Ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa baru/psikotes
3. Mempunyai motivasi dan kesiapan belajar
4. Memilikki kemampuan akademik dan wawasan Agama Buddha dan
kepedulian
B. Persyaratan Administratif
1. Fotokopi STTB/Ijasah SMA/SMK yang telah dilegalisir
2. Fotokopi KTP
3. Pas foto ukuran 2 X 3 cm dan 4 X 6 cm (masing – masing 3 lembar)
4. Membayar uang pendaftaran
C. Pendaftaran melalui online
Melalui website STAB-Nalanda: www.nalanda.ac.id
1.1.7
Struktur Organisasi STAB Nalanda
89
Gambar 3.1: Struktur Organisasi STAB Nalanda
Sumber: STAB Nalanda
1. Ketua STAB Nalanda
Ketua mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan semua keputusan Yayasan dilingkungan STAB Nalanda.
b. Ketua STAB Nalanda wajib melaksanakan tugas secara penuh dan menyediakan
sebagian waktu kerjanya untuk pengembangan dan kemajuan STAB Nalanda.
c. Ketua STAB Nalanda tidak boleh merangkap jabatan struktural pada Universitas,
Akademi dan Perguruan Tinggi lainnya.
d. Memegang wewenang tertinggi dan memikul tanggung-jawab serta memimpin
seluruh kegiatan STAB Nalanda.
90
e. Melaksanakan fungsi manajemen yang mencakup bidang perencanaan,
perngarahan,
koordinasi,
pengambilan
keputusan,
pengawasan
serta
penyempurnaan untuk mencapai tujuan STAB Nalanda.
f. Menyelenggarakan hubungan keluar, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai
dengan Rencana Induk Pengembangan STAB Nalanda serta peraturan
perundangan yang berlaku.
g. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja STAB Nalanda untuk
dimintakan persetujuan dan pembiayaan kepada Yayasan serta membuat laporan
penggunaan keuangan kepada yayasan setiap tahun takwim.
h. Melaporkan dan menyerahkan semua perolehan dalam bentuk dana meupun
peralatan kepada Yayasan.
i. Melaporkan dan mengusulkan hal-hal penting kepada Yayasan.
j. Mengangkat dan memberhentikan tenaga pengajar dan tenaga administrasi
dengan sepengetahuan Yayasan.
k. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengembangan STAB
Nalanda.
l. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi,
serta hubungan dengan lingkungan.
m. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta dan
masyarakat untuk memecahkan persoalan yang timbul, terutama yang
menyangkut bidang tanggung jawab.
91
n. Apabila Ketua berhalangan, Ketua menunjuk Puket I sebagai pelaksana harian.
2. Pembantu Ketua (Puket) I Bidang Akademik
Pembantu Ketua (Puket) I Bidang Akademik mempunyai tugas sebagai berikut:
Tabel 3.1. Tabel Job Description Pembantu Ketua I Bidang Akademik
Job Description
PEMBANTU KETUA I BIDANG AKADEMIK
SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA (STAB) NALANDA JAKARTA
NAMA JABATAN
:
Pembantu I Ketua Bidang Akademik
UNIT KERJA
:
Ketua STAB Nalanda Jakarta
ATASAN
Rumusan Tugas Pokok
Membantu Ketua dalam memimpin pendidikan, pengajaran, penelitian, dan
pengabdian
masyarakat.
Untuk
menyelenggarakan
hal
tersebut,
yang
bersangkutan memegang fungsi penilik dan koordinator.
No.
1.
Rincian Tugas
Perencanaan,
pelaksanaan,
Penjabaran
a. Membantu Ketua STAB Nalanda
evaluasi dan pengembangan
dalam
mengkoordinasi
pendidikan dan pengajaran,
pengimplementasian dan evaluasi
penelitian serta pengabdian
sistem
masyarakat.
bidang
penjaminan
mutu
pendidikan
pada
dan
92
pengajaran, dan pengabdian kepada
masyarakat.
b. Menyusun
perencanaan
kerja
beserta proyeksi anggaran biayanya
baik rencana jangka panjang (5
tahun), jangka menengah (3 tahun),
maupun jangka pendek (tahunan) di
bidang akademik sesuai dengan
Rencana Strategis dan Rencana
Induk Pengembangan (RIP) STAB
NALANDA.
c. Mengidentifikasi
pengembangan
strategi kurikulum dan silabus yang
dikoordinasikan
oleh
Ketua
Program Studi.
d. Melaksanakan
diberikan
tugas
atasan
lain
dalam
yang
rangka
pelaksanaan tugas-tugas di dalam
ruang
lingkup
pengembangan
suasana akademik atau kegiatan
institusi lainnya.
e. Mewakili Ketua STAB NALANDA
93
untuk menghadiri berbagai kegiatan
institusional, baik internal maupun
eksternal, jika yang bersangkutan
berhalangan hadir.
f. Merumuskan kebijakan di bidang
akademik yang dituangkan dalam
berbagai pedoman atau panduan
kegiatan
akademik
antara
lain
meliputi Panduan Akademik STAB
NALANDA, SOP setiap kegiatan
akademik di lingkungan STAB
NALANDA, Kode Etik Dosen,
Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah/Skripsi,
dan
pedoman/panduan
lainnya
yang
terkait.
g. Memberikan
tugas
dan
arahan
kepada seluruh unit di bidang
akademik (Program Studi, UPT
Perpustakaan,
dan
UPT
Laboratorium)
dalam
setiap
pelaksanaan kegiatannya.
94
h. Mengkoordinasikan
jurnal/
publikasi
kegiatan
baik
penerbitan
ilmiah
pengabdian
yang
dan
masyarakat
bersifat
bulanan,
triwulan, semesteran, dan tahunan
di lingkungan STAB NALANDA.
i. Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap
seluruh
kegiatan
akademik,
pelaksanaan
baik
yang
dilaksanakan oleh Program Studi,
UPT
Perpustakaan,
dan
UPT
Laboratorium.
2.
Persiapan program pendidikan
a. Menyusun
Kalender
Akademik
baru dari berbagai tingkat
dalam 1 (satu) semester perkuliahan
maupun bidang.
yang
disinkronisasikan
dengan
kalender akademik dari masingmasing program studi di lingkungan
STAB NALANDA.
b. Mensosialisasikan
Kalender
Akademik kepada seluruh sivitas
akademika STAB NALANDA dan
pihak-pihak
lain
yang
95
berkepentingan (stakeholder) secara
terbuka dan berkesinambungan.
3.
Perencanaan dan pelaksanaan
kerjasama
pendidikan
a. Memperluas
jaringan
kerjasama
dan
STAB Nalanda dengan perguruan
penelitian dengan lembaga-
tinggi baik di dalam negeri maupun
lembaga di dalam dan di luar
di
negeri.
Instansi
luar
pemerintah
negeri,
dan
non-
pemerintah, Badan Usaha Milik
Negara dan milik swasta, Lembaga
keprofesian, Lembaga Keagamaan,
Lembaga
Swadaya
Masyarakat,
Masyarakat umum dan lain-lain.
b. Mengkoordinasikan
Pengesahan,
Perintisan,
Pelaksanaan,
Monitoring dan evaluasi program
kerjasama.
4.
Pengolahan
data
yang
a. Mengevaluasi
dan
menyangkut pendidikan dan
pengisian
Laporan
pengajaran, penelitian serta
Program Studi Berbasis Evaluasi
pengabdian masyarakat.
Diri
(EPSBED)
memvalidasi
Evaluasi
yang
dikoordinasikan oleh Kaprodi dan
Kepala BAAK pada setiap akhir
96
semester.
b. Menyusun
laporan
akhir
pelaksanaan
kegiatan
serta
disampaikan
yang
akademik
secara
periodik dan berkelanjutan kepada
Ketua STAB NALANDA.
Indikator Kerja
• Tersusunnya rencana kerja bidang akademik yang meliputi kegiatan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
• Tersusunnya rencana anggaran biaya bidang akademik.
• Tersusunnya Kalender Akademik setiap tahun akademik.
• Tersusunnya beberapa pedoman pelaksanaan, petunjuk teknis, dan panduan di
bidang akademik.
• Terselenggaranya Sistem Informasi Manajemen bidang akademik dengan
optimal.
• Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama
RI, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI dan Asosiasi Perguruan
Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI) dalam bidang akademik.
• Tersusunnya laporan pelaksanaan kegiatan akademik di setiap akhir semester.
• Tersusunnya Laporan Akademik untuk bahan pidato Ketua dalam setiap
Wisuda.
97
3. PUKET II
Puket II membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang
administrasi dan keuangan. Untuk menyelenggarakan hal tersebut, yang bersangkutan
memagang fungsi pengawas dan pemelihara ketertiban serta mengkoordinasi kegiatankegiatan:
a. Perencanaan, pengolahan laporan anggaran.
b. Pengelolaan perlengkapan.
c. Pengurusan kerumah-tanggaan.
d. Pengurusan ketatausahaan.
e. Penyelenggaraan dan pengolahan bidang administrasi umum dan keuangan.
4. PUKET III
Puket III membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pembinaan
mahasiswa dan alumni. Untuk menyelenggarakan hal tersebut, yang bersangkutan
memegang fungsi pemilik serta koordinator kegiatan-kegiatan:
a. Melaksanakan pembinaan mahasiswa oleh seluruh tenaga pengajar dalam
menggembangkan sikap orientasi serta kegiatan mahasiswa antara lain dalam
kerohanian, kuliah kerja nyata, seni budaya, dan olahraga sebagai bagian
pembinaan sivitas akademika yang merupakan sebagian dari tugas pendidikan
tinggi pada umumnya.
b. Melaksanakan
usaha
kesejahteraan
penyuluhan kepada mahasiswa.
mahasiswa
serta
usaha
bimbingan
98
c. Kerjasama dengan semua pihak dalam setiap usaha di bidang kemahasiswaan,
pengabdian masyarakat serta usaha penunjangnya.
d. Perencanaan kegiatan kemahasiswaan pada umumnya, termasuk hubungan
dengan organisasi di luar STAB Nalanda dalam rangka usaha pembangunan
yang tetap dilandasi oleh nilai-nilai tanggung jawab yang bersifat akademik.
5.
Ketua Program Studi Dharma Acariya STAB Nalanda
1. Memimpin dan membimbing Program Studi Dharma Acariya.
2. Dalam pelaksanaan tugasnya ketua Program Studi bertanggung jawab kepada
Ketua STAB Nalanda dan berkoordinasi dengan para Pembantu Ketua.
3. Menyusun rencana dan program kerja Program Studi sebagai pedoman kerja.
4. Membuat konsep rencana pengembangan Program Studi sebagai bahan masukan
Ketua STAB Nalanda (studi lanjut, pelatihan staf/pengajar, laboran dan staf
administrasi, pelatihan soft skill mahasiswa).
5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan/akademik program sarjana
dalam Program Studi.
6. Mengkoordinasikan pembuatan Silabus, Realisasi SAP dan SAP pengajaran,
serta merancang usulan revisi kurikulum kepada Puket I.
7. Mengelola nilai yang masuk dari pada tenaga pengajar dan memasukkannya ke
dalam daftar kumpulan nilai untuk dikirim kepada Kepala BAAK.
8. Menyusun/mengevaluasi beban tugas mengajar dosen setiap semester.
9. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan perkuliahan untuk meningkatkan
mutu Program Studi.
99
10. Mengkoordinasikan pelaksanaan ujian dan pengumpulan soal ujian.
11. Mengkordinir pelaksanaan pertemuan Koordinator kelompok mata kuliah secara
berkala.
12. Merancang dan menjadwalkan pembimbingan skripsi dan pelaksanaan ujian
skripsi.
13. Mengajukan usul penugasan Dosen Wali atau Penasihat Akademik kepada Ketua
STAB Nalanda.
14. Mengkoordinir pelaksanaan konsultasi mahasiswa dengan pembimbing akademis
(PA).
15. Membimbing dan menilai kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Program Studi
melalui koordinasi dengan Puket III.
16. Melaksanakan pertemuan dengan pengguna lulusan dan alumni secara berkala.
17. Menyusun rencana biaya operasional program studi per tahun berdasarkan beban
kerja program studi dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran kegiatan
perkuliahan.
18. Menyusun rencana kebutuhan dosen dan tenaga administrasi Program Studi.
19. Membuat usulan pemberian penghargaan, retensi (seminar/training) dan
pemberhentian dosen kepada ketua STAB Nalanda.
20. Mengkoordinir dosen untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan beban tugas dan keahliannya.
100
21. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Program Studi sesuai dengan hasil yang
telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada Ketua
STAB Nalanda.
6. Kepala Biro Administrasi Akademik (BAAK)
a. Mengolah Nilai.
b. Mengisi KHS.
c. Menyiapkan Administrasi untuk persiapan Ujian tengah semester dan ujian akhir
semester.
d. Pengolahan Presensi/kehadiran Mahasiswa
e. Menyiapkan Kelengkapan Administrasi ujian Skripsi dan ujian Negara
f. Menyiapkan Transkrip Nilai dan Ijazah
7. Kepala Lab. Komputer
a. Menyusun jadwal pratikum
b. Memonitor kegiatan pratikum komputer
c. Mengecek kelayakan software dan hardware
d. Mengajukan rencana anggaran perbaikan dan pengadaan
e. Mengevaluasi kinerja asisten lab.
f. Menyusun tata tertib penggunaan lab.
g. Menyusun pedoman pemakaian lab. komputer
8. Kepala Lab. Bahasa
101
a. Menyusun jadwal pratikum
b. Memonitor kegiatan pratikum bahasa
c. Mengecek kelayakan software dan hardware
d. Mengajukan rencana anggaran perbaikan dan pengadaan
e. Mengevaluasi kinerja asisten lab.
f. Menyusun tata tertib penggunaan lab.
g. Menyusun pedoman pemakaian lab. Bahasa
9. Kepala Perpustakaan
a. Menyusun jadwal kunjungan
b. Memonitor kegiatan pinjam-meminjam buku
c. Mengecek jumlah persediaan buku
d. Mengajukan rencana anggaran perbaikan dan pengadaan
e. Menyusun tata tertib penggunaan perpustakaan
f. Menyusun pedoman pemakaian perpustakaan
10. Penasehat Akademik
a. Memberikan bimbingan mata kuliah dan jumlah sks yang akan diambil
persemester
b. Mengadakan konseling pada mahasiswa tentang masalah belajar, masalah pribadi
dan masalah karier.
c. Menyusun jadwal PA
102
d. Mengadakan kegiatan konseling kelompok terhadap mahasiswa yang bermasalah
dalam belajar.
11. Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Memberikan pelayanan dan konseling bagi mahasiswa yang bermasalah baik
dalam belajar, pribadi, maupun karier.
b. Memberikan bimbingan kelompok rencana masa depan (karier)
c. Menyusun jadwal konseling dan pertemuan kelompok
12. Tata Usaha Akademik
a. Membantu layanan akademik baik dalam memasukkan data akademis, mata
kuliah, jadwal mata kuliah, jadwal ujian dan lain-lain
b. Membantu Ketua Program Studi Dharma Acariya dalam hal layanan akademik
103
1.2 Proses Bisnis
Gambar 3.2: Proses Bisnis Calon Mahasiswa hingga lulus STAB Nalanda
Sumber: STAB Nalanda
Proses Bisnis STAB Nalanda adalah sebagai berikut:
-
Pendaftaran
104
Calon Mahasiswa STAB Nalanda melakukan pendaftaran dengan menggunakan
Formulir Pendaftaran. Formulir Pendaftaran dapat diperoleh dari Vihara maupun
Sekolah/SMP/SMA Buddhis. Calon Mahasiswa juga dapat mendaftar melalui
website, Setelah itu Calon Mahasiswa mengikuti Ujian Saringan Masuk dan
STAB Nalanda memberitahukan kelulusan kepada calon mahasiswa.
-
Perkuliahan
Mahasiswa yang sudah diterima menjadi STAB Nalanda akan mendapatkan
fasilitas tinggal di Asrama Mahasiswa. Mahasiswa mengikuti perkuliahan,
mengikuti ujian ,dan lain sebagainya. Hasil ujian itu dikoreksi oleh Dosen
kemudian diserahkan kepada TU Akademik untuk dimasukkan ke dalam
sistem.Begitupula data penilaian dari dosen dimasukkan oleh TU Akademik
kedalam Sistem.
TU
Akademik
memberitahukan
penilaian
mahasiswa
melalui
papan
pengumuman.Mahasiswa semester akhir diwajibkan membuat skripsi sebagai
syarat kelulusan. Kemudian skripsi diserahkan kepada TU Akademik. TU
Akademik memberikan jadwal sidang skripsi, kemudian mahasiswa mengikuti
sidang skripsi melalui dosen penguji. Dosen penguji memberikan berkas kepada
TU Akademik. Pada akhirnya TU Akademik memberitahukan kelulusan
mahasiswa kepada mahasiswa yang bersangkutan.Pada akhirnya mahasiswa itu
dapat lulus dari perkuliahan di STAB Nalanda.
105
1.3 Analisis Kekuatan Porter
Untuk mengetahui kondisi bisnis pada STAB Nalanda maka digunakan analisis
Porter yang berfungsi untuk melihat apa saja yang menjadi ancaman terhadap
lingkungan bisnis perusahaan, kekuatan tawar–menawar pemasok, kekuatan tawar–
menawar konsumen, ancaman produk substitusi, dan persaingan antar perusahaan
sejenis. Berikut analisisnya:
106
Potensi pengembangan
produk pengganti
1. Kursus singkat
2. Institusi Pendidikan
umum
Daya tawar–
menawar pemasok
1.
2.
3.
Tenaga
pengajar
Sarana
pengajaran
Status
Akreditasi
Persaingan
antarperusahaan
saingan
1.
Daya tawar–menawar
konsumen
1.
Siswa SMA/SMK
Buddhis di Jakarta
& luar kota
2.
Siswa SMA
negeri/swasta yang
beragama Buddha
di Jakarta & luar
kota
3.
Orang yang sudah
bekerja yang
beragama Buddha
STAB
Smaratungga
2.
STAB Sriwijaya
3.
STAB Maha Prajna
Potensi masuknya
pendatang baru
1.
Indonesia
Abhidhamma
Institute (IABHI)
2.
STAB Tathagatha
Gambar 3.3: Analisis Kekuatan Porter
Sumber: STAB Nalanda
107
1. Persaingan antarperusahaan saingan
1. STAB Smaratungga
STAB Smaratungga merupakan pesaing tertinggi daripada STAB Nalanda
dikarenakan STAB ini merupakan STAB yang mendapatkan akreditasi negeri
pertama di bidang pendidikan Agama Buddha sedangkan STAB Nalanda baru
mendapat akreditasi pada Desember 2011 ini.
2. STAB Sriwijaya
STAB Sriwijaya merupakan pesaing STAB Nalanda dikarenakan jumlah
mahasiswa yang banyak dibandingkan dengan STAB Nalanda. Selain itu STAB
Sriwijaya berada di daerah yang strategis dan mudah terjangkau.
3. STAB Maha Prajna
STAB Maha Prajna merupakan salah satu pesaing STAB Nalanda dikarenakan
jumlah mahasiswa yang banyak apabila dibandingkan dengan STAB Nalanda.
Selain itu jurusan di STAB Maha Prajna terdapat beberapa jurusan antara lain
Jurusan Kebhiksuan Agama Buddha dan jurusan menjadi pandita atau
penceramah Agama Buddha.
2.
Daya Tawar–Menawar Pemasok
Daya Tawar–Menawar Pemasok antara lain:
1. Tenaga Pengajar
Dengan terdapatnya tenaga pengajar yaitu dosen yang profesional dan
berpengalaman di masing–masing bidangnya menjadikan salah satu pemasok
pada STAB Nalanda.
108
2. Sarana Pengajaran
Sarana pengajaran seperti meja, papan tulis, kursi, proyektor, alat–alat
perlengkapan kantor seperti kertas, alat tulis, penerbit buku cetak pelajaran.
3. Status Akreditasi
STAB Nalanda merupakan satu–satunya Sekolah Tinggi Agama Buddha
swasta yang sudah terakreditasi. STAB Nalanda mendapat Akreditasi “B”. Hal
ini menjadi pemasok untuk menarik ketertarikan siswa/i SMA/SMP Buddhis
mengikuti perkuliahan di STAB Nalanda.
3.
Potensi masuknya pesaing baru
1. Indonesia Abhidhamma Institue (IABHI)
IABHI menawarkan program studi strata satu (S1) dengan konsentrasi pada
pengajaran Abhidhamma yang berafiliasi dengan STAB Smaratungga sebagai
satu–satunya Perguruan Tinggi Negeri Buddhis yang sudah terakreditasi.
Abhidhamma adalah ajaran filsafat dan psikologi Buddhis yang relevan untuk
diterapkan di dunia modern sebagai wujud dari pengalaman meditatif Buddha.
Sarana Pembelajaran Multimedia, Perpustakaan, Auditourium, Ruang Kelas,
Ruang Pertemuan, dan Seminar. Selain ini dilengkapi dengan Gedung yang
representatif memadai meliputi gedung perkuliahan dan perkantoran. Kampus
ini terletak pada Gedung Prasadha Jinarakkhita di Jalan Kembangan Raya, Blok
JJ Puri Indah Kembangan Selatan, Jakarta Barat 11610.
Institusi ini baru
109
didirikan pada akhir Desember 2011 dan menjadi salah satu masukknya
pendatang baru yang menjadi ancaman bagi STAB Nalanda.
2. STAB Tathagatha
STAB Tathagatha didirikan dengan SK Dirjen Bimas Buddha No.62/SK/2009
yang terletak di Jalan Pakin 1, Komplek Mitra Bahari, Blok B No.17-19,
Penjaringan, Jakarta Barat. STAB Tathagatha menggunakan silabus Pendidikan
Tinggi Agama Buddha yang telah ditetapkan oleh Mentri Agama Republik
Indonesia yang berlaku secara nasional, serta tambahan kurikulum Institusional
termasuk Ilmu keagamaan dan ritual Buddha Mahayana dan Program tambahan
yang disesuaikan dengan kebutuhan seperti Bahasa Inggris, Komputer,
Akuntansi, Bahasa Mandarin, dan Kesenian. STAB Tathagatha terdapat 2
program studi yaitu Keguruan Ilmu Pendidikan Agama Buddha dan
Kepanditaan Buddha Mahayana.
STAB Tathagatha mempunya fasilitas asrama sendiri dan merupakan sebagai
sekolah tinggi agama Buddha pendatang baru yang menjadi ancaman bagi
STAB Nalanda.
4. Daya Tawar–Menawar Konsumen
Konsumen utama dari STAB Nalanda adalah SMA atau SMK Buddhis yang ada di
Jakarta dan luar kota. Selain itu konsumen lain daripada STAB Nalanda adalah SMA
110
swasta/negeri yang mempunyai murid-murid yang beragama Buddha baik dari dalam
maupun luar kota. Hal yang harus dilakukan STAB Nalanda agar mendapatkan banyak
mahasiswa yang mau berkuliah di STAB Nalanda, maka diperlukanlah promosi
dengan memperkenalkan diri kepada SMA/SMK, memberikan pameran pendidikan,
dan sebagainya.
Konsumen lain bagi STAB Nalanda adalah orang yang sudah bekerja yang beragama
Buddha. Seseorang yang sudah bekerja yang ingin mendalami Agama Buddha serta
ingin menjadi dosen Agama Buddha, STAB Nalanda bisa menyediakan program studi
seperti itu. STAB Nalanda membuka perkuliahan bagi orang yang bekerja dapat
berkuliah pada waktu malam hari.
5.
Potensi pengembangan produk pengganti
Potensi pengembangan produk pengganti dari STAB Nalanda antara lain:
1. Kursus Singkat Agama Buddha
Pada saat ini, Kursus Singkat Agama Buddha merupakan sebagai produk
subtitusi. Hal ini disebabkan lebih banyak orang lebih memilih Kursus Singkat
dikarenakan Kursus Singkat ini biasanya diadakan hari libur dan dalam waktu
yang singkat pula dibandikan dengan perkuliahan.
2. Institusi Pendidikan Umum
Kebanyakan daripada siswa/i SMP/SMK Buddhis melanjutkan kepada institusi
pendidikan umum seperti jurusan ekonomi, bahasa, maupun kejuruan yang
111
lainnya. Sekarang ini, begitu banyak Institusi Pendidikan Umum yang ternama
bisa menjadi ancaman produk subtitusi bagi STAB Nalanda. Selain itu dari
STAB sendiri terdapat banyak STAB tersendiri yang menjanjikan lulusan
bermutu dan berpengalaman.
3.4.
Analisis SWOT STAB Nalanda
Berikut ini adalah hasil analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity,
Threat) pada STAB Nalanda:
1. Kekuatan (Strength)
A. Sarana dan Prasarana
1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam
mendukung kegiatan belajar mengajar (S1)
STAB Nalanda mempunyai gedung yang memadai dalam mendukung
kegiatan belajar mengajar. Selain itu STAB Nalanda juga memiliki
berbagai sarana dan prasarana antara lain ruang perpustakaan, ruang
komputer, ruang baca, ruang multimedia, ruang microteaching, aula,
lapangan basket dan ruang kebaktian. Semua fasilitas ini dapat digunakan
mahasiswa dengan seoptimalnya dimana mendukung mahasiswa dalam
kegiatan proses belajar mengajar.
112
2. Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia,
jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar
mengajar (S2)
STAB
Nalanda
memberikan
sarana–sarana
untuk
mendukung
pengembangan teknologi informasi seperti multimedia, jaringan internet
dan LAN untuk mendukung kegiatan belajar mengajar mahasiswa untuk
maju dan berkembang dalam teknologi informasi dan komunikasi sesuai
tuntutan jaman.
B. Sumber daya manusia
1. Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di
bidangnya masing–masing (S4)
STAB Nalanda telah menyediakan tenaga pendidik yaitu dosen yang
profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing. Setiap
dosen yang mengajar benar–benar mampu dan menguasai keseluruhan
materi yang akan diberikan kepada mahasiswa.
C. Kualitas Lulusan
1. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil
maupun swasta (S4)
113
Lulusan dari STAB Nalanda merupakan lulusan yang berkualitas. Hal ini
dapat dilihat dari beberapa Alumni STAB Nalanda yang dapat dijadikan
teladan yang telah menuaikan hasil. Setelah lulus dari STAB Nalanda.
Alumni Nalanda sekarang antara lain:
1. Mengisi Jabatan dilingkungan Kementerian Agama, Pendidikan
Formal dan non-Formal, dan lain-lain,
2. Menyebarkan Agama Buddha sebagai Guru/Dosen di jenjang
pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SMK, Perguruan Tinggi Negeri dan
Swasta.
3. Menyebarkan Agama Buddha di Vihara Sebagai penceramah, Guru
Sekolah Minggu.
Hingga tahun 2009, STAB Nalanda telah meluluskan 234 orang Sarjana
Agama Buddha, yang sebagian besar telah lulus Ujian Negara. Pada
Sarjana Agama Buddha tersebut hingga saat ini telah mengabdikan diri di
berbagai bidang profesi antara lain:
1. 36,9 % sebagai PNS–Pendidik
2. 33,3 % sebagai Swasta–Pendidik
3. 9,3 % sebagai PNS–Staff Departemen Agama RI
4. 7,8 % sebagai Swasta–Karyawan
5. 6,9 % sebagai Wiraswasta
114
6. 5,9 % sebagai PNS–Penyuluh Keagamaan Buddha
Sumber: Survey STAB Nalanda pada tahun 2009
D. Mutu
1. Status STAB sudah terakreditasi (S5)
Aspek yang dinilai dalam suatu akreditasi pada STAB Nalanda antara
lain visi dan misi, tata pamong, kempimpinan, mahasiswa dan lulusan,
sumber
daya
manusia,
keuangan,
penelitian,
dan
pengabdian
masyarakat, serta kurikulum. Tata pamong itu sendiri mencakup
kepemimpinan dalam perguruan tinggi dan mekanisme kerja. STAB
Nalanda mendapatkan akreditasi “B”.
II. Kelemahan (Weakness)
A. Sarana dan Prasarana
1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung
proses belajar mengajar (W1)
Salah satu kelemahan STAB Nalanda yaitu buku–buku yang ada di
perpustakaan STAB Nalanda kurang diperbarui. Hal ini menyebabkan
menurunnya ketertarikan membaca melalui mahasiswa. Selain itu mereka
hanya membaca buku–buku yang tahun terbitan lama dan kurangnya
115
penambahan buku baru. Hal ini membawa dampak kurangnya referensi baru
dalam buku pada STAB Nalanda.
B. Penelitian
1. Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk
mahasiswa (W2)
Dalam melakukan suatu penelitian, biasanya memerlukan dana yang cukup
besar. Dari STAB Nalanda sendiri terdapat suatu budget untuk penelitian. Tapi
dana itu kurang cukup, maka perlu dicarikannya sponsor untuk membiayai
penelitian tersebut. Dalam hal ini, jumlah sponsor pun terbatas dan sulit
mencari sponsor dikarenakan begitu banyaknya penelitian. Untuk itu
diperlukannya suatu penelitian yang benar–benar berguna bagi banyak orang
yang menarik minat sponsor untuk memberikan dana.
C. Fasilitas
1. Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan
kerjaan sampingan dan mengabdi (W3)
Salah satu kelemahan pada STAB Nalanda adalah minimnya gaji dosen. Hal ini
disebabkan
biaya
operasional
STAB
Nalanda
yang
pas-pasan
dan
menyebabkan gaji dosen pun juga kurang. Kebanyakan yang bekerja menjadi
dosen di STAB Nalanda merupakan dosen–dosen yang senior dan kebanyakan
116
dosen senior itu sifatnya mengabdi karena sekaligus berbuat baik demi
kemajuan pendidikan agama Buddha.
D. Letak
1. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
Salah satu kelemahan STAB Nalanda adalah posisi/letak STAB Nalanda yang
kurang strategis. Hal ini menyebabkan sulitnya orang menemukan letak STAB
Nalanda. Selain itu letaknya berada di pedalaman suatu kompleks atau tidak
berada di jalan utama.
E. Teknologi Informasi
1. Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
Walaupun STAB Nalanda telah memilikki fasilitas wi–fi, namun fasilitas tersebut
tidak digunakan secara maksimal untuk pendidikan. Sampai sekarang fasilitas
hanya digunakan untuk membuka email, membuat jaringan sosial (seperti
facebook, twitter, friendster, myspace, dsb). Dapat terlihat juga dari masih
banyaknya penggunaan surat menyurat, pengumuman manual, atau pelaporan nilai
secara manual.
III.
Peluang (Oppurtunities)
A. Kerjasama Strategis
117
1. Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha
(O1)
STAB Nalanda berdiri didukung Yayasan Dana Pendidikan Buddhis STAB
Nalanda. STAB Nalanda juga melakukan penggalangan dana demi mencukupi
kebutuhan operasional dan meningkatkan gaji karyawan dan guru, untuk itu
STAB Nalanda melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan
Buddha dengan cara melakukan malam apresiasi kebudayaan, malam dana,
membuat program orang tua asuh, dan sebagainya.
2. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi
Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2)
Untuk menjadikan STAB Nalanda sebagai universitas yang terbaik daripada
universitas yang ada, maka diperlukan kerjasama yang baik, erat dan harmonis
dengan organisasi Buddhis, Forum–Forum Perguruan Tinggi Agama Buddha
serta SMA. Kerjasama yang terjalin bisa bermacam–macam antara lain
bekerjasama dengan SMA agar murid yang telah lulus SMA dapat melanjutkan
kuliah di STAB Nalanda dan lain sebagainya.
Kerjasama yang dilakukan oleh STAB Nalanda antara lain dengan Forum
PTABI (Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia), BPKBI (Badan
Pendidikan Koordinator Buddhis Indonesia), IABU (International Association of
118
Buddhist Universities), ITBU (International Theravada Buddhist Universities)
dan lain sebagainya.
B. Peluang Pasar
1. Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
Peluang pasar yang muncul adalah cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah
dan swasta, hal ini dapat terlihat daripada lulusan STAB Nalanda yang cepat
mendapatkan pekerjaan setelah lulus perkuliahan di STAB Nalanda.
2. Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik
dalam dan negeri terbuka luas (O4)
Peluang pasar yang muncul adalah penelitian dengan Litbang dan instansi baik
dalam dan negeri terbuka luas. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian
program kurikulum, silabus, serta sistem dan proses pendidikan untuk
menghasilkan pendidikan yang berkompeten. Selain itu STAB juga meneliti
kelebihan, kelemahan daripada instansi baik dalam dan luar negeri agar dapat
dipelajari dan diterapkan yang seoptimal mungkin pada STAB Nalanda.
C. Trend TIK
1. Pengembangan
multimedia (O5)
Agama
Buddha
melaui
pendidikan
menggunakan
119
Salah satu peluang yang muncul adalah dengan menggunakan multimedia. Salah
satu yang akan diterapkan adalah dengan melalui sistem pembelajaran elearning, Diharapkan dengan adanya sistem pembelajaran e-learning agar
menambah minat dan ketertarikan mahasiswa untuk dapat masuk ke dalam
STAB Nalanda. Selain itu akan berguna bagi perkembangan agama Buddha.
IV. Ancaman (Threats)
A. Regulasi
1. Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen
berpendidikan minimal S2 (T1)
Faktor Ancaman bagi STAB Nalanda adalah keluarnya UU No.14 Tahun 2005
yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2. Hal ini menjadi
suatu ancaman tersendiri bagi STAB Nalanda dikarenakan banyak dosen STAB
Nalanda masih berada di program Studi S1, bahkan ada yang hanya D3. Hal ini
mengakibatkan Dosen yang masi berada di program Studi S1 dan D3 untuk
menempuh pengajaran di program Studi S2.
B. Mutu Pendidikan
1. Perlu
adanya
integrasi
kurikulum
dengan
pengembangan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha
(T2)
120
Salah satu ancaman bagi STAB Nalanda adalah perlu adanya integrasi atau
penggabungan kurikulum antara pengembangan Iptek dengan nilai–nilai dasar
agama Buddha dikarenakan Agama dan Iptek sangat sulit apabila digabungkan
karena agama berdasarkan dengan keyakinan seseorang sedangkan Iptek
berdasarkan dengan logika pengetahuan yang ada. Maka hal ini sulit untuk
dilakukan integrasi kurikulum.
C. Kondisi Pasar
1. Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di
bidang agama seperti STAB. (T3)
Faktor ancaman lain adalah rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan
pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. Kebanyakan dari mahasiswa
ada yang memilih mengikuti pendidikan umum di universitas swasta maupun
negeri.
2. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri)
sehingga daya tarik semakin besar. (T4)
Banyak perguruan tinggi dan PTAB termasuk yang baru berdiri menjadi salah
satu ancaman bagi STAB Nalanda. Hal ini merupakan menjadi daya tarik
tersendiri bagi calon mahasiswa.
121
D. Trend TIK
1. Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara realtime dan sulit untuk dilakukan. (T5)
Dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin cepat, makin merubah
segala sesuatu secara real–time. Hal ini menjadi satu ancaman tersendiri
dikarenakan kurangnya bekal ilmu pengetahuan mengenai Teknologi Informasi
yang membuat STAB Nalanda kurang maju dalam perkembangan teknologi.
122
3.5. Tahap Masukan
3.5.1. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE)
Berikut ini adalah pembobotan Oppurnity dan Threat pada STAB Nalanda:
Tabel 3.2. Pembobotan Faktor Eksternal
Faktor Eksternal
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
B
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
Prioritas
Bobot
(A/B)
(1-3)
A
3
B
2
A
2
B
2
A
3
A
3
baik dalam maupun luar negeri (O2)
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
B
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
B
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
terbuka luas.(O4)
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
B
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
A
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
baik dalam maupun luar negeri (O2)
B
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
A
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
baik dalam maupun luar negeri (O2)
123
B
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
terbuka luas.(O4)
A
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
baik dalam maupun luar negeri (O2)
B
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
A
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
B
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
A
2
A
1
B
2
B
2
B
3
A
1
B
3
B
2
terbuka luas.(O4)
A
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
B
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
A
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
terbuka luas.(O4)
B
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
B
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
B
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
B
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
seperti STAB. (T3)
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
B
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
semakin besar. (T4)
A
Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1)
124
B
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
B
1
A
2
B
3
B
2
B
3
A
1
B
3
untuk dilakukan. (T5)
A
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
baik dalam maupun luar negeri (O2)
B
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
A
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
baik dalam maupun luar negeri (O2)
B
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
A
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
baik dalam maupun luar negeri (O2)
B
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
seperti STAB. (T3)
A
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
baik dalam maupun luar negeri (O2)
B
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
semakin besar. (T4)
A
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya
baik dalam maupun luar negeri (O2)
B
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
untuk dilakukan. (T5)
A
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
B
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
A
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
125
B
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
A
1
B
2
B
3
B
2
A
2
A
1
B
2
B
1
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
A
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
B
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
seperti STAB. (T3)
A
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
B
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
semakin besar. (T4)
A
Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
B
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
untuk dilakukan. (T5)
A
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
terbuka luas.(O4)
B
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
A
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
terbuka luas.(O4)
B
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
A
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
terbuka luas.(O4)
B
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
seperti STAB. (T3)
A
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
terbuka luas.(O4)
B
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
126
semakin besar. (T4)
A
Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri
terbuka luas.(O4)
B
B
1
A
2
B
2
B
1
B
2
B
1
A
3
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
untuk dilakukan. (T5)
A
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
B
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
A
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
B
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
A
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
B
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
seperti STAB. (T3)
A
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
B
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
semakin besar. (T4)
A
Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5)
B
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
untuk dilakukan. (T5)
A
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
B
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
A
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
127
B
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
B
1
B
2
A
3
B
3
B
2
B
1
B
2
seperti STAB. (T3)
A
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
B
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
semakin besar. (T4)
A
Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
minimal S2 (T1)
B
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
untuk dilakukan. (T5)
A
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
B
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
seperti STAB. (T3)
A
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
B
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
semakin besar. (T4)
A
Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2)
B
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
untuk dilakukan. (T5)
A
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
seperti STAB. (T3)
B
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
semakin besar. (T4)
128
A
Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama
seperti STAB. (T3)
B
A
3
B
1
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
untuk dilakukan. (T5)
A
Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik
semakin besar. (T4)
B
Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit
untuk dilakukan. (T5)
Tabel 3.3.Rangkuman Pembobotan Matriks EFE
O1
O2
O3
O4
O5
T1
T2
T3
T4
T5
O1
1
3
2
2
0,5
0,3
1
0,33
2
1
O2
0,3
1
3
3
2
0,5
3
0,5
3
1
O3
0,5
0,33
1
1
0,5
0,3
1
0,5
3
0,5
O4
0,5
0,33
1
1
0,5
0,5
1
0,5
1
1
O5
2
0,5
2
2
1
0,5
2
1
2
1
T1
3
2
3
2
2
1
3
1
2
3
T2
1
0,33
1
1
0,5
0,3
1
0,33
2
1
T3
3
2
2
2
1
1
3
1
2
3
T4
0,5
0,33
0,33
1
0,5
0,5
0,5
0,5
1
1
T5
1
1
2
1
1
0,3
1
0,33
1
1
Total
13
16
9,5
10,82 17,3
5,3 16,5 5,99 19 13,5
129
Tabel 3.4.Normalisasi Matrix EFE
O1
O1
O2
O3
O4
O5
T1
T2
T3
T4
T5
Total
Bobot
0,1 0,277 0,12 0,1 0,05 0,1 0,06 0,06 0,1 0,07 1,00531 0,1005
O2
0
0,092 0,17 0,2 0,21 0,1 0,18 0,08 0,2 0,07 1,28052 0,1281
O3
0
0,03
0,06 0,1 0,05 0,1 0,06 0,08 0,2 0,04 0,64335 0,0643
O4
0
0,03
0,06 0,1 0,05 0,1 0,06 0,08 0,1 0,07 0,60707 0,0607
O5
0,2 0,046 0,12 0,1 0,11 0,1 0,12 0,17 0,1 0,07 1,10924 0,1109
T1
0,2 0,185 0,17 0,1 0,21 0,2 0,18 0,17 0,1 0,22 1,79152 0,1792
T2
0,1
T3
0,2 0,185 0,12 0,1 0,11 0,2 0,18 0,17 0,1 0,22 1,62856 0,1629
T4
T5
Total
0
0,03
0,03
0,06 0,1 0,05 0,1 0,06 0,06 0,1 0,07 0,63834 0,0638
0,02 0,1 0,05 0,1 0,03 0,08 0,1 0,07 0,53811 0,0538
0,1 0,092 0,12 0,1 0,11 0,1 0,06 0,06 0,1 0,07 0,75797 0,0758
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
1
130
Berdasarkan faktor – faktor eksternal di atas maka dapat dilakukan perhitungan matriks
EFE sebagai berikut:
Tabel 3.5.Matriks EFE STAB Nalanda
Faktor - Faktor Eksternal Kunci
Bobot
Peringkat
Skor
Bobot
Peluang:
1. Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan
0,1
2
0,2
0,13
4
0,52
0,06
2
0,12
0,06
3
0,18
0,11
2
0,22
0,18
4
0,72
0,07
2
0,14
Buddha (O1)
2. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA,PTAB,dan
Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2)
3. Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
4. Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan
instansi
baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4)
5. Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan
menggunakan
multimedia (O5)
Ancaman:
1. Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru
dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1)
2. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu
131
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai – nilai dasar Agama
Buddha (T2)
3. Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan
0,16
3
0,48
0,05
3
0,15
0,08
4
0,32
tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3)
4. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru
berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4)
5. Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi
secara real – time dan sulit untuk dilakukan. (T5)
Total
1
Sumber: STAB Nalanda
Kesimpulan Matrix EFE:
Berdasarkan total nilai rata–rata tertimbangnya 3, 05 merupakan di atas rata–rata (titik
tengah) 2, 5, sehingga STAB Nalanda dapat dikatakan lumayan berhasil dan mampu
menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghincari ancaman yang
menghadang perusahaan.
3,05
132
3.5.2. Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE)
Berikut ini adalah pembobotan Strength dan Weakness pada STAB Nalanda:
Tabel 3.6.Pembobotan Faktor Internal
Faktor Internal
A
Bobot
(A/B)
(1-3)
A
3
A
2
B
1
B
2
A
3
A
1
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
B
Prioritas
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan
LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2)
A
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
B
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S3)
A
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
B
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4)
A
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
B
Status STAB sudah terakreditasi(S5)
A
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan
LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2)
B
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S3)
A
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia , jaringan
LAN , jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2)
133
B
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4)
A
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan
LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2)
B
Status STAB sudah terakreditasi(S5)
A
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S3)
B
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4)
A
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S3)
B
Status STAB sudah terakreditasi (S5)
A
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4)
B
Status STAB sudah terakreditasi (S5)
A
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
B
A
2
B
1
B
2
B
2
B
3
B
2
B
2
A
2
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
mengajar (W1)
A
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
B
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
A
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
B
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
sampingan dan mengabdi.(W3)
A
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
134
B
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
A
Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar (S1)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
A
Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan
mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2)
B
B
1
B
3
A
3
B
2
A
2
B
1
B
3
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
mengajar (W1)
A
Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan
mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2)
B
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
A
Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan
mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2)
B
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
sampingan dan mengabdi.(W3)
A
Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan
mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2)
B
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
A
Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan
mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
A
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan
LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3)
B
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
mengajar (W1)
135
A
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan
LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3)
B
B
1
B
2
A
2
B
2
B
2
B
2
B
3
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
A
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan
LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3)
B
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
sampingan dan mengabdi.(W3)
A
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan
LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3)
B
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
A
Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan
LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
A
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S4)
B
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
mengajar (W1)
A
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S4)
B
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
A
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S4)
B
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
sampingan dan mengabdi.(W3)
136
A
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S4)
B
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
A
Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman
di bidangnya masing–masing (S4)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
A
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5)
B
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
A
1
A
1
B
2
A
2
B
1
A
2
B
1
A
3
B
3
mengajar (W1)
A
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5)
B
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
A
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5)
B
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
sampingan dan mengabdi.(W3)
A
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5)
B
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
A
Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
A
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
mengajar (W1)
B
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
A
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
mengajar (W1)
B
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
137
sampingan dan mengabdi.(W3)
A
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
mengajar (W1)
B
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
A
Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar
mengajar (W1)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
A
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
B
A
2
A
2
B
2
A
2
A
3
A
2
A
3
B
1
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
sampingan dan mengabdi.(W3)
A
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
B
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
A
Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun
untuk mahasiswa (W2)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
A
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
sampingan dan mengabdi.(W3)
B
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
A
Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan
sampingan dan mengabdi.(W3)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
A
Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
B
Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5)
138
Tabel 3.7.Rangkuman Pembobotan Matriks IFE
S1
S2
S3
S4
S5
W1
W2
W3
W4
W5
S1
1
3
2
1
0,5 0,33
0,5
0,5
2
1
S2
0,33
1
3
1
0,33
3
0,5
2
1
S3
0,5
0,33
1
1
0,5 0,33
1
0,5
2
0,5
S4
1
1
1
1
0,5
0,5
0,5
0,33
1
1
S5
2
0,5
2
2
1
0,5
2
1
2
1
W1
3
3
3
2
2
1
3
0,33
2
2
W2
2
0,33
1
2
1
0,5
2
3
W3
2
2
2
3
1
3
2
1
2
3
W4
0,5
0,5
0,5
1
0,5
0,5
0,5
0,5
1
1
W5
1
1
2
1
1
0,5
0,5
0,33
1
1
9,5 7,32 13,83 5,49
17
14,5
Total 13.33 12,66 17,5
15
2
0,5 0,33
Tabel 3.8.Normalisasi Matrix IFE
S1
S2
S3
S4
S5
W1
W2
W3
W4
W5
Total
Bobot
S1
0,08
0,24
0,11
0,07
0,05
0,05
0,04
0,09
0,12
0,07
0,9
0,09
S2
0,02
0,08
0,17
0,07
0,21
0,05
0,22
0,09
0,12
0,07
1,09
0,11
S3
0,04
0,03
0,06
0,07
0,05
0,05
0,07
0,09
0,12
0,03
0,6
0,06
139
S4
0,08
0,08
0,06
0,07
0,05
0,07
0,04
0,06
0,06
0,07
0,62
0,06
S5
0,15
0,04
0,11
0,13
0,11
0,07
0,14
0,18
0,12
0,07
1,12
0,11
W1
0,23
0,24
0,17
0,13
0,21
0,14
0,22
0,06
0,12
0,14
1,65
0,16
W2
0,15
0,03
0,06
0,13
0,05
0,05
0,07
0,09
0,12
0,21
0,95
0,1
W3
0,15
0,16
0,11
0,2
0,11
0,41
0,14
0,18
0,12
0,21
1,79
0,18
W4
0,04
0,04
0,03
0,07
0,05
0,07
0,04
0,09
0,06
0,07
0,55
0,05
W5
0,08
0,08
0,11
0,07
0,11
0,7
0,02
0,06
0,06
0,07
0,72
0,07
Total
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Berdasarkan faktor – faktor internal di atas maka dapat dilakukan perhitungan matriks
IFE sebagai berikut:
Tabel 3.9.Matriks IFE STAB Nalanda
Faktor - Faktor Internal Kunci
Bobot Peringkat
Skor
Bobot
Kekuatan:
1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai
0,09
4
0,36
0,11
4
0,44
dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1)
2. Tersedianya sarana pengembangan teknologi
informasi
(Multimedia , jaringan LAN , jaringan internet) dalam
1
140
mendukung proses belajar mengajar (S2)
3. Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan
0,06
4
0,24
0,06
3
0,18
0,11
4
0,44
0,16
2
0,32
0,1
2
0,2
0,18
1
0,18
0,05
2
0,1
0,07
2
0,14
berpengalaman di bidangnya masing–masing (S3)
4. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai
negeri sipil maupun swasta(S4)
5. Status STAB sudah terakreditasi(S5)
Kelamahan:
1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap
dalam
mendukung proses belajar mengajar (W1)
2. Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian
dosen maupun untuk mahasiswa (W2)
3. Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini
bekerja
karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi. (W3)
4. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
5. Penggunaan teknologi informasi yang kurang
maksimal (W5)
Total
1
2,6
141
Kesimpulan Matrix IFE:
Berdasarkan total nilai rata–rata tertimbangnya 2, 6 merupakan di atas rata–rata (titik
tengah) 2, 5, sehingga STAB Nalanda dapat dikatakan lumayan berhasil dalam
mempunyai keunggulan dan dapat meminimalkan kelemahan yang ada.
3.6. Tahap Pencocokan
3.6.1. Matrix SWOT
Berdasarkan data yang diambil pada saat melakukan penelitian, berikut ini merupakan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada STAB Nalanda adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.10.Tabel SWOT
STRENGTHS
WEAKNESS
Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana
1. Tersedianya gedung dan sarana lain
1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang
yang memadai dalam mendukung
lengkap dalam mendukung proses belajar
kegiatan belajar mengajar
mengajar
2. Tersedianya
sarana
teknologi
informasi
pengembangan
Penelitian
(Multimedia,
jaringan LAN, jaringan internet) dalam
mendukung proses belajar mengajar
1. Terbatasnya sponsor untuk penelitian , baik
penelitian dosen maupun untuk mahasiswa
142
Sumber Daya Manusia
Fasilitas
1. Tersedianya tenaga pendidik yang
1. Minimnya gaji dosen, kebanyakan
profesional dan berpengalaman di
dosen disini bekerja karena dengan
bidangnya masing–masing
kerjaan sampingan dan mengabdi.
Kualitas lulusan
1. Diterimanya lulusan STAB Nalanda
sebagai pegawai negeri sipil maupun
Letak
1. Letak STAB Nalanda yang kurang
strategis
swasta
Penggunaan Teknologi
Mutu
1. Penggunaan teknologi informasi yang
1. Status STAB yang sudah terakreditasi kurang maksimal
B.
OPPURTUNITIES
Kerjasama strategis
1. Melakukan penggalangan dana dari
berbagai unsur keagamaan Buddha
THREATS
Regulasi
1. Keluarnya UU No.14 tahun 2005 yang
mewajibkan guru dan dosen berpendidikan
2. Menjalin kerjasama yang harmonis minimal S2
dengan SMA, PTAB, dan Organisasi
Mutu Pendidikan
Buddhis lainnya baik dalam maupun
luar negeri (O2)
1. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan
pengembangan
Ilmu
Pengetahuan
dan
143
Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama
Peluang Pasar
Buddha
1. Cepatnya penyerapan lulusan dari
Kondisi Pasar
pemerintah dan swasta
2.
Penelitian
dengan
Pelatihan
dan
1. Rendahnya minat mahasiswa untuk
Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam
melanjutkan pendidikan tinggi di bidang
dan negeri terbuka luas.
agama seperti STAB.
Trend TIK
2. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB
(termasuk yang baru berdiri) sehingga daya
1. Pengembangan Agama Buddha melalui
tarik semakin besar.
pendidikan menggunakan multimedia
Trend TIK
1. Teknologi yang semakin cepat sehingga
mendapat informasi secara real–time dan
sulit untuk dilakukan.
Berdasarkan pemetaan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diatas,
maka dilakukan analisis untuk mencari strategi untuk menggunakan kekuatan yang ada
untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (Strategi S–O) serta memiliki kekuatan
yang dimilikki untuk mengatasi ancaman yang ada (Strategi S–T).
144
Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimilikki
untuk mengurangi kelemahan yang dimilikki dalam meraih peluang yang ada (Strategi
W–O) maupun mengatasi ancaman yang ada (Strategi W–T).
Tabel 3.11.Strategi S–O STAB Nalanda
Internal
Strengths (S)
Sarana dan Prasarana
1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang
memadai dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar
2. Tersedianya
sarana
teknologi
informasi
pengembangan
(Multimedia,
jaringan LAN, jaringan internet) dalam
mendukung proses belajar mengajar
Sumber Daya Manusia
1. Tersedianya
profesional
tenaga
dan
pendidik
berpengalaman
yang
di
bidangnya masing–masing
Kualitas lulusan
1. Diterimanya lulusan STAB Nalanda
sebagai pegawai negeri sipil maupun
145
swasta
Eksternal
Mutu
1. Status STAB yang sudah terakreditasi
B.
Strategi S-O
Oppurtunities (O)
1. Mengadakan kuliah khusus untuk
Kerjasama strategis
calon tenaga pengajar Agama Buddha.
1. Melakukan penggalangan dana dari
2. Menjalin kerjasama dengan lembaga
berbagai unsur keagamaan Buddha
agama
Buddha
maupun
sekolah–
2. Menjalin kerjasama yang harmonis
sekolah khususnya sekolah agama
dengan SMA,PTAB,dan Organisasi
Buddha
untuk
memperoleh
calon
Buddhis lainnya baik dalam maupun
mahasiswa baru.
luar negeri (O2)
3. Menjalin kerjasama dengan institusi
nasional maupun internasional dalam
Peluang Pasar
melakukan
1. Cepatnya penyerapan lulusan dari
pemerintah dan swasta
2. Penelitian
dengan
penelitian
khususnya
penelitian mengenai Agama Buddha.
4. Melakukan promosi tentang akademik
Pelatihan
dan
Bimbingan (Litbang) dan instansi baik
dalam dan negeri terbuka luas.
melalui offline dan online. Melalui
offline
dengan
cara
melakukan
promosi kepada SMA/SMK Buddhist
146
atau Non-Buddhist serta melakukan
Trend TIK
promosi melalui tempat ibadah agama
1. Pengembangan
melalui
pendidikan
multimedia
Buddha
Buddha. Melalui online dengan cara
menggunakan
promosi di website, forum diskusi
Agama
Agama Buddha dan website tempat
ibadah Agama Buddha.
5. Membuat proses pembelajaran jarak
jauh
menggunakan
multimedia,
khususnya bagi umat Buddha yang
berada di daerah terpencil.
6. Menciptakan
lulusan
berkualitas
melalui penguasaan komputer dengan
membuat pusat pelatihan bagi dosen
dan mahasiswa
Tabel 3.12.Strategi S–T STAB Nalanda
Internal
Strengths (S)
Sarana dan Prasarana
1. Tersedianya gedung dan sarana lain
yang memadai dalam mendukung
kegiatan belajar mengajar
2. Tersedianya sarana pengembangan
147
teknologi informasi (Multimedia,
jaringan LAN, jaringan internet)
dalam mendukung proses belajar
mengajar
Sumber Daya Manusia
1. Tersedianya tenaga pendidik yang
profesional dan berpengalaman di
bidangnya masing–masing
Kualitas lulusan
1. Diterimanya lulusan STAB Nalanda
sebagai
pegawai
negeri
sipil
maupun swasta
Eksternal
Mutu
1. Status
STAB
yang
sudah
terakreditasi B
Threats (T)
Strategi S-T
1. Membentuk komunitas online untuk
Regulasi
transfer pengetahuan dan diskusi
1. Keluarnya UU No.14 tahun 2005 yang
mengenai
mewajibkan
guru
dan
pendidikan
Agama
dosen
Buddha serta pengembangannya.
148
berpendidikan minimal S2
2. Melakukan
pelatihan
mengenai
kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi untuk perguruan tinggi
Mutu Pendidikan
3. Optimalisasi
1. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan
koneksi
internet
(WAN) yang telah ada dalam
dan
melakukan publikasi potensi yang
Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama
dimiliki STAB dalam meningkatkan
Buddha
jumlah mahasiswa baru.
pengembangan
Ilmu
Pengetahuan
4. Melakukan rekuitmen tenaga ahli
dengan pendidikan khusus agama
Buddha
Kondisi Pasar
melalui
memasukkan
pengajar dalam dan luar negeri.
1. Rendahnya
minat
mahasiswa
untuk
melanjutkan pendidikan tinggi di bidang
agama seperti STAB.
2. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB
(termasuk yang baru berdiri) sehingga
daya tarik semakin besar.
Trend TIK
5. Membuat
program
pendidikan
khusus (seperti kelas malam, kelas
weekend, dll) yang berguna untuk
meningkatkan pelayanan STAB.
6. Melakukan evaluasi kurikulum
secara periodik dalam
menyelesaikan kebutuhan tenaga
kerja.
1. Teknologi yang semakin cepat sehingga
7. Menerapkan manajemen pengeolaan
mendapat informasi secara real – time
STAB
dan sulit untuk dilakukan
mengacu pada standart akreditasi.
berbasis
TIK
dengan
149
Tabel 3.13.Strategi W – O STAB Nalanda
Internal
Weaknessess (W)
Sarana dan Prasarana
1. Koleksi
buku
perpustakaan
yang
kurang lengkap dalam mendukung
proses belajar mengajar
Penelitian
1. Terbatasnya sponsor untuk penelitian,
baik penelitian dosen maupun untuk
mahasiswa
Fasilitas
1. Minimnya gaji dosen, kebanyakan
dosen disini bekerja karena dengan
kerjaan sampingan dan mengabdi
Letak
1. Letak STAB Nalanda yang kurang
strategis
150
Penggunaan Teknologi
1. Penggunaan teknologi informasi yang
kurang maksimal
Eksternal
Metode Pembelajaran
1. Metode pembelajaran yang kurang
menarik
Strategi W–O
Oppurtunities (O)
1. Menjalin kerjasama dan hubungan
Kerjasama strategis
yang
baik
dengan
Bimbingan
1. Melakukan penggalangan dana dari
Masyarakat (Bimas) Buddha maupun
berbagai unsur keagamaan Buddha
instansi terkait dalam memperkuat
2. Menjalin kerja sama yang harmonis
posisi
pendidikan
Buddha
di
dengan SMA, PTAB, dan Organisasi
Indonesia.
Buddhis lainnya baik dalam maupun
2. Berkerjasama dengan instansi terkait
luar negeri (O2)
dalam membuat paket–paket kuliah
murah
Peluang Pasar
yang
dapat
menjangkau
masyarakat tidak mampu.
1. Cepatnya penyerapan lulusan dari
pemerintah dan swasta
2. Penelitian
dengan
3. Berkerjasama dengan Pemerintahan
Daerah/PEMDA
Pelatihan
dan
setempat
dalam
151
Bimbingan (Litbang) dan instansi baik
explorasi
potensi–potensi
dalam dan negeri terbuka luas.
untuk dapat meningkatkan Anggaran
Pendapatan
Belanja
daerah
Daerah/APBD
Trend TIK
maupun daya tawar daerah di tingkat
1. Pengembangan
melalui
Agama
pendidikan
multimedia
Buddha
menggunakan
nasional.
4. Menjalin kerjasama dengan instansi
pemerintah maupun industri dalam
evaluasi kurikulum PTAB.
5. Menjalin kerjasama dengan instansi
pemerintah
dalam
penggalian
sumber
melakukan
daya
manusia
potensial maupun dengan melalui job
expo di daerah.
6. Menjalin kerjasama dengan SMA,
baik SMA umum maupun SMA
Buddhis
dalam
mensosialisasikan
PTAB kepada calon mahasiswa.
7. Menjalin kerjasama dengan PTAB
antara lain dalam melakukan sharing
pengetahuan
terkait
perkembangan
TIK di perguruan tinggi.
152
Tabel 3.14.Strategi W–T STAB Nalanda
Internal
Weaknessess (W)
Sarana dan Prasarana
1. Koleksi
buku
perpustakaan
yang
kurang lengkap dalam mendukung
proses belajar mengajar
Penelitian
1. Terbatasnya sponsor untuk penelitian,
baik penelitian dosen maupun untuk
mahasiswa
Fasilitas
1. Minimnya gaji dosen, kebanyakan
dosen disini bekerja karena dengan
kerjaan sampingan dan mengabdi
Letak
1. Letak STAB Nalanda yang kurang
strategis
Penggunaan Teknologi
Eksternal
153
1. Penggunaan teknologi informasi yang
kurang maksimal
Strategi W–T
Threats (T)
1. Menjalin kerjasama dan hubungan
Regulasi
yang
baik
dengan
Bimbingan
1. Keluarnya UU No.14 tahun 2005 yang
Masyarakat (Bimas) Buddha maupun
mewajibkan
guru
dan
dosen
instansi terkait dalam memperkuat
berpendidikan minimal S2
posisi
pendidikan
Buddha
di
Indonesia.
Mutu Pendidikan
2. Berkerjasama dengan instansi terkait
1. Perlu
adanya
dengan
integrasi
kurikulum
pengembangan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
dan nilai–nilai dasar Agama Buddha
dalam membuat paket–paket kuliah
murah
yang
dapat
menjangkau
masyarakat tidak mampu.
3. Berkerjasama dengan Pemerintahan
Daerah/PEMDA
Kondisi Pasar
setempat
dalam
explorasi potensi–potensi daerah untuk
1. Rendahnya minat mahasiswa untuk
melanjutkan
pendidikan
tinggi
di
bidang agama seperti STAB.
2. Ada banyak perguruan tinggi dan
PTAB (termasuk yang baru berdiri)
sehingga daya tarik semakin besar.
dapat
meningkatkan
Pendapatan
Belanja
Anggaran
Daerah/APBD
maupun daya tawar daerah di tingkat
nasional.
4. Menjalin kerjasama dengan instansi
pemerintah maupun industri dalam
evaluasi kurikulum PTAB.
154
5. Menjalin kerjasama dengan instansi
Trend TIK
pemerintah
1. Teknologi
yang
semakin
penggalian
cepat
dalam
sumber
melakukan
daya
manusia
sehingga mendapat informasi secara
potensial maupun dengan melalui job
real–time dan sulit untuk dilakukan.
expo di daerah.
6. Menjalin kerjasama dengan SMA, baik
SMA umum maupun SMA Buddhis
dalam
mensosialisasikan
PTAB
kepada calon mahasiswa.
7. Menjalin kerjasama dengan PTAB lain
dalam melakukan sharing pengetahuan
terkait
perkembangan
TIK
di
perguruan tinggi.
Sehingga dari Strategi S-O, S-T, W-O, W-T, yang dianalisis dari tabel 3-3 sampai
dengan tabel 3-6 diatas maka dihasilkan 23 strategi yang dibagi menjadi 8(delapan)
kelompok strategi sebagai berikut:
A. Produk/layanan baru
1. Mengadakan program pendidikan tenaga pengajar agama Buddha
2. Merancang program pembelajaran jarak jauh menggunakan multimedia,
khususnya bagi umat Buddha yang berada didaerah terpencil.
3. Membuat program pendidikan khusus (seperti kelas malam, kelas weekend,
dll) dalam meningkatkan layanan STAB
155
B. Kerjasama strategis
1. Menjalin kerjasama dengan lembaga–lembaga agama Buddha maupun
sekolah–sekolah Buddha dalam mempromosikan STAB untuk memperoleh
calon mahasiswa baru.
2. Menjalin kerjasama dengan instusi nasional maupun internasional dalam
melakukan penelitian khususnya penelitian agama Buddha
3. Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan Bimas Buddha maupun
dengan instansi terkait dalam memperkuat posisi pendidikan agama Buddha
di Indonesia.
4. Berkerjasama dengan instansi terkait dalam membuat paket–paket kuliah
murah yang dapat menjangkau masyarakat tidak mampu.
5. Berkerjasama dengan Pemerintahan Daerah/PEMDA setempat dalam
explorasi potensi–potensi daerah untuk dapat meningkatkan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah/APBD maupun daya tawar daerah di tingkat
nasional.
6. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah maupun industri dalam
evaluasi kurikulum PTAB.
7. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah dalam melakukan penggalian
sumber daya manusia potensial maupun dengan melalui job expo di daerah
8. Menjalin kerjasama dengan SMA, baik SMA umum maupun SMA Buddhis
dalam mensosialisasikan PTAB kepada calon mahasiswa.
156
9. Menjalin kerjasama dengan PTAB lain dalam melakukan sharing
pengetahuan terkait perkembangan TIK di perguruan tinggi.
C. Marketing
1. Melakukan promosi tentang akademik melalui offline dan online. Melalui
offline dengan cara melakukan promosi kepada SMA/SMK Buddhis atau
Non-Buddhis serta melakukan promosi melalui tempat ibadah agama
Buddha. Melalui online dengan cara promosi di website, forum diskusi
Agama Buddha dan website tempat ibadah Agama Buddha.
D. Sarana dan Prasarana
1. Menciptakan lulusan berkualitas melalui penguasaan komputer dengan
membuat pusat pelatihan bagi dosen dan mahasiswa.
2. Melengkapi koleksi buku perpustakaan, baik buku yang berbentuk fisik
maupun e-book sesuai kebutuhan STAB.
3. Membentuk komunitas online dalam transfer pengetahuan maupun diskusi
tentang pendidikan agama Buddha dan perkembangannya.
4. Optimalisasi koneksi internet (WAN) yang telah ada dalam melakukan
publikasi potensi yang dimiliki STAB dalam meningkatkan jumlah
mahasiswa baru.
E. Penelitian
1. Menumbuhkan motivasi meneliti bagi dosen dan mahasiswa. Penelitian ini
dilakukan untuk menciptakan inovasi bagi STAB Nalanda.
157
2. Mempublikasikan hasil penelitian dosen dan mahasiswa kepada seluruh
mahasiswa/i STAB Nalanda. Hal ini bertujuan untuk membekali mahasiswa/i
STAB Nalanda suatu ilmu yang baru dari hasil penelitian dan menciptakan
inovasi agar mahasiswa/i STAB Nalanda dapat berperan aktif serta
memotivasi agar menciptakan penelitian yang lebih baik
F. Peningkatan Mutu
1. Melakukan evaluasi kurikulum secara periodik dalam menyesuaikan
kebutuhan tenaga kerja.
G. Sumber daya Manusia
1. Melakukan rekuitmen tenaga ahli dengan pendidikan khusus agama Buddha
memasukkan pengajar dalam dan luar negeri.
2. Melaksanakan training maupun workshop tentang perkembangan TIK
khususnya perguruan tinggi.
H. Organisasi
1. Menetapkan manajemen pengeolaan STAB berbasis TIK dengan mengacu
pada standar akreditasi.
3.6.2
Matrix Internal Eksternal (Matrix IE)
Berdasarkan hasil perhitungan pada tahap input yang menunjukkan total rata–rata
tertimbang EFE=3, 05 dan IFE=2, 60, maka matrix IE pada tahap pencocokannya
digambarkan sebagai berikut:
158
Matrix IFE
Kuat
Rata- Rata
Lemah
3, 00–3, 99
2, 00–2, 99
1, 00– 1, 99
Kuat
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3, 00-3, 99
Rata-Rata
2, 00 – 2, 99
Lemah
1, 00 – 1,99
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa STAB Nalanda pada kuadran II yaitu pada
posisi tumbuh dan membangun (growth and build). Strategi intensif yang digunakan
oleh STAB Nalanda adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk.
159
3.7. Tahap Keputusan
3.7.1.Matrix Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Tabel 3.15.Tabel Matrix Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Alternatif Strategi
Faktor Kunci
Bobot
Penetrasi
Pengembangan
Pengembangan
Pasar
Produk/Jasa
Pasar
AS
TS
AS
TS
AS
TS
0,09
3
0,27
3
0,27
3
0,27
0,11
3
0,33
3
0,33
2
0,22
0,06
2
0,12
3
0,18
3
0,18
Kekuatan:
1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai
dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1)
2. Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi
(Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam
mendukung proses belajar mengajar (S2)
3. Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan
berpengalaman di bidangnya masing–masing (S3)
160
4. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai
0,06
3
0,18
3
0,18
3
0,18
0,11
4
0,44
4
0,44
3
0,33
0,05
4
0,2
3
0,15
3
0,15
0,07
3
0,21
3
0,21
3
0,21
negeri sipil maupun swasta (S4)
5. Status STAB sudah terakreditasi (S5)
Kelamahan:
1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam
0,16
mendukung proses belajar mengajar (W1)
2. Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian
0,1
dosen maupun untuk mahasiswa (W2)
3. Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja
0,18
karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi. (W3)
4. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4)
5. Penggunaan teknologi informasi yang kurang
maksimal (W5)
1,00
Peluang:
1. Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan
0,1
161
Buddha (O1)
2. Menjalin kerja sama yang harmonis dengan SMA,PTAB,dan
0,13
3
0,39
3
0,39
3
0,39
3. Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3)
0,06
3
0,18
3
0,18
3
0,18
4. Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi
0,06
4
0,44
3
0,33
3
0,33
0,07
3
0,21
3
0,21
3
0,21
0,16
2
0,32
3
0,48
3
0,48
0,05
3
0,15
2
0,1
3
0,15
Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2)
baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4)
5. Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan
0,11
multimedia (O5)
Ancaman:
1. Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru
0,18
dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1)
2. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama
Buddha (T2)
3. Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan
tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3)
4. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru
162
berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4)
5. Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi
0,08
3
0,24
3
0,24
3
0,24
secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5)
Total
1,00
3,68
3,69
3,52
Berdasarkan hasil pencocokan terhadap kedua strategi yang dipilih yaitu Strategi Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, dan
Pengembangan Produk/Jasa terhadap faktor–faktor eksternal dan internal didapat jumlah keseluruhan daya tarik total sebesar 3,68; 3,
69, dan 3, 52. Analisis tersebut mengindikasikan bahwa STAB Nalanda perlu melakukan pengembangan produk/jasa. Merukan hasil
yang tepat dengan menggunakan pembuatan proses pembelajaran e-learning.
163
3.8. Analisis Kebutuhan
3.8.1. Analisis Kebutuhan E-Learning Dosen dan Mahasiswa berdasarkan hasil
Kuisioner
3.8.1.1. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Kuisioner Dosen
Berikut ini akan dibahas hasil kuisioner yang diberikan kepada 16 (enam belas) orang
responden dari dosen yang aktif pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012 STAB
Nalanda. Hasilnya sebagai berikut
1. Bagaimana situasi kegiatan belajar mengajar terhadap perkembangan mahasiswa
di kelas selama ini?
A. Sangat mendukung
B. Mendukung
C. Kurang mendukung
D. Tidak mendukung
Tabel 3.16.Situasi kegiatan belajar mengajar di kelas
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Mendukung
1
6,25 %
Mendukung
14
87,50 %
Kurang Mendukung
1
6,25 %
164
Tidak Mendukung
0
0%
Total
16
100 %
Ga
mbar 3.4.Diagram Pie situasi belajar mengajar di kelas
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen, hanya ada 1 dosen (6, 25%) menjawab
situasi kondisi belajar mengajar sangat mendukung 14 dosen (87, 50%) menjawab
situasi kegiatan belajar mengajar di kelas mendukung. Sebanyak 1 dosen (6, 25%)
menjawab suasana belajar mengajar di kelas kurang mendukung. Sedangkan tidak ada
dosen yang menjawab kondisi suasana belajar mengajar di kelas tidak mendukung
2. Seberapa baik mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan?
A. Sangat baik
B. Baik
C. Kurang baik
D. Tidak Baik
165
Tabel 3.17.Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Baik
0
0%
Baik
15
93,75 %
Kurang Baik
1
6,25 %
Tidak Baik
0
0%
Total
16
100 %
Gambar 3.5.Diagram Pie Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen, terdapat 15 dosen (93, 75%) menjawab
mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan baik dan sebanyak 1 dosen(6, 25%) menjawab
mahasiswa mengikuti perkuliahan kurang baik. Tidak ada dosen yang menjawab
mahasiswa mengikuti perkuliahan sangat baik dan tidak baik.
166
3. Apakah diperlukan waktu tambahan dalam menyampaikan materi perkuliahan
untuk memberikan hasil yang maksimal bagi perkembangan mahasiswa?
A. Sangat Perlu
B. Perlu
C. Kurang perlu
D. Tidak perlu
Tabel 3.18.Waktu tambahan dosen menyampaikan materi perkuliahan
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Perlu
1
6,25 %
Perlu
10
62,50 %
Kurang Perlu
0
0%
Tidak Perlu
5
31,25 %
Total
16
100 %
167
Gambar 3.6.Diagram Pie waktu tambahan dosen menyampaikan materi
perkuliahan
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen, hanya ada 1 dosen (6, 25%) sangat
perlu waktu tambahan dalam menyampaikan materi perkuliahan. Sedangkan sebanyak
10 dosen (62, 50%) menjawab perlu dalam menyampaikan materi perkuliahan.
Sedangkan 5 dosen (31, 25%) menjawab tidak perlu dalam menyampaikan materi
perkuliahan.
4. Apakah ada kesulitan dalam memeriksa dalam memberikan tugas yang
diperlukan?
A. Sangat sulit
B. Sulit
C. Cukup sulit
D. Tidak sulit
168
Tabel 3.19.Kesulitan dosen memeriksa tugas yang diperlukan
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Sulit
0
0%
Sulit
0
0%
Cukup Sulit
3
18,75 %
Tidak Sulit
13
81,25 %
Total
16
100 %
Gambar 3.7.Diagram Pie kesulitan dosen memeriksa tugas yang diperlukan
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen Sebanyak 3 dosen (18, 75%) mengalami
cukup sulit dalam memeriksa tugas yang diperlukan. Terdapat 13 dosen (81, 25%)
menjawab tidak sulit dalam memeriksa tugas yang diperlukan.
169
5. Apakah Anda sering melakukan diskusi dengan mahasiswa?
A. Sangat sering
B. Sering
C. Cukup sering
D. Tidak pernah
Tabel 3.20.Dosen melakukan diskusi dengan mahasiswa
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Sering
2
12,5 %
Sering
11
68,75 %
Cukup Sering
3
18,75 %
Tidak Pernah
0
0%
Total
16
100 %
170
Gambar 3.8.Diagram Pie Dosen melakukan diskusi dengan mahasiswa
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen untuk pertanyaan untuk soal pertama.
Sebanyak 2 dosen (12, 50 %) sangat sering melakukan diskusi dengan mahasiswa.
Sebanyak 11 dosen (68, 75%) sering melakukan diskusi dengan mahasiswa. Sebanyak 3
dosen (18, 75%) cukup sering melakukan diskusi dengan mahasiswa. Tidak ada dosen
STAB Nalanda yang tidak pernah melakukan diskusi dengan mahasiswa.
6. Apakah Anda sering menggunakan komputer atau laptop dalam mengajar?
A. Sangat sering
B. Sering
C. Cukup sering
D. Tidak pernah
171
Tabel 3.21.Penggunaan Laptop dalam dosen mengajar
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Sering
3
18,75 %
Sering
3
18,75 %
Cukup Sering
6
37,5 %
Tidak Pernah
4
25 %
Total
16
100 %
Gambar 3.9.Diagram Pie Penggunaan Laptop dalam dosen mengajar
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen untuk pertanyaan untuk soal pertama.
Sebanyak 3 dosen (18, 75%) sangat sering menggunakan laptop sebagai sarana dalam
mengajar di kelas. Sebanyak 3 dosen (18, 75%) menjawab sering menggunakan laptop
dan 6 dosen (37, 5%) menjawab cukup sering menggunakan laptop. Sedangkan 4 dosen
(25%) menjawab tidak pernah menggunakan laptop dalam mengajar.
172
7. Seberapa sering Anda menggunakan Internet dalam menunjang tugas anda
sebagai dosen dalam 1 hari?
A. Sangat sering
B. Sering
C. Cukup sering
D. Tidak pernah
Tabel 3.22.Tabel Dosen menggunakan Internet dalam menunjang tugasnya
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Sering
0
0%
Sering
5
31,25 %
Cukup Sering
7
43,75 %
Tidak Pernah
4
25 %
Total
16
100 %
173
Gambar 3.10.Diagram Pie dosen menggunakan Internet dalam menunjang
tugasnya
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen. Sebanyak 5 dosen (31, 25%) menjawab
sering menggunakan Internet dalam menunjang tugasnya. Sebanyak 7 dosen (43, 75%)
menjawab cukup sering menggunakan Internet dalam menunjang tugasnya. Sedangkan
sebanyak 4 dosen (25%) menjawab tidak pernah menggunakan Internet dalam
menunjang tugasnya.
8. Apakah yang anda lakukan dalam mengakses Internet? [Jawaban bisa lebih dari satu]
A. Browsing
B. Chatting
C. Email
D. Game
E. Download
174
Tabel 3.23.Tabel Akses Internet oleh Dosen
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Browsing
9
34,62 %
Chatting
1
3,85 %
Email
9
34,62 %
Game
3
11,53 %
Download
4
15,38 %
Total
26
100%
Gambar 3.11.Diagram Pie akses Internet oleh Dosen
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen, terdapat 26 jawaban dosen dikarenakan
setiap dosen diperbolehkan menjawab lebih dari 1 jawaban. Terdapat 9 pernyataan (34,
175
62%) menyatakan suka browsing, 1 pernyataan (3,85 %) menyatakan suka chatting , 9
pernyataan (34,62%) menyatakan hanya menggunakan akses Internet membuka e-mail ,
3 pernyataan (11,53%) menyatakan suka game/permainan online dan 4 pernyataan
(15,38%) menyatakan suka download. Inilah yang dilakukan Dosen STAB Nalanda
dalam melakukan akses Internet.
9. Apakah anda tahu tentang pembelajaran secara online e-learning?
A. Sangat tahu
B. Tahu
C. Cukup tahu
D. Kurang tahu
Tabel 3.24.Tabel Dosen mengetahui pembelajaran e-learning
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Tahu
2
12,50 %
Tahu
6
37,5%
Cukup Tahu
4
31,25 %
Kurang Tahu
4
31,25 %
Total
16
100%
176
Gambar 3.12.Diagram Pie Dosen mengetahui pembelajaran e-learning
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen. Terdapat 2 dosen (12, 50%) sangat tahu
mengenai pembelajaran e-learning, 6 dosen (37,50%) tahu mengenai pembelajaran elearning dan 4 dosen (12,50%) cukup tahu mengenai pembelajaran e-learning. Terdapat
4 dosen (31, 25%) kurang tahu mengenai pembelajaran e-learning.
10. Apakah anda setuju jika di Sekolah Tinggi Agama Buddha menggunakan elearning?
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Kurang setuju
D. Tidak setuju
177
Tabel 3.25.Tabel STAB Nalanda dalam menggunakan pembelajaran e-learning
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat Setuju
5
31,25 %
Setuju
10
62,5%
Kurang Setuju
1
6,25 %
Tidak Setuju
0
0%
Total
16
100%
Gambar 3.13.Diagram Pie STAB Nalanda dalam menggunakan pembelajaran elearning
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen. Terdapat 5 dosen (31, 25%) sangat
setuju STAB Nalanda dalam menggunakan sistem pembelajaran e-learning, 10 dosen
178
(62, 50%) setuju STAB Nalanda dalam menggunakan sistem pembelajaran e-learning.
Terdapat 1 dosen (6, 25%) kurang setuju STAB Nalanda dalam menggunakan sistem
pembelajaran e-learning.
Kesimpulan Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Kuisioner Dosen:
•
Situasi kegiatan belajar mengajar di kelas mendukung proses pembelajaran
•
Dosen memerlukan waktu tambahan sebagai pengganti materi perkuliahan dosen
yang tidak sempat disampaikan di dalam kelas.
•
Dosen tidak mengalami kesulitan dalam memeriksa tugas yang ada.
•
Dosen cukup sering menggunakan komputer serta Akses Internet dalam
menunjang tugas nya dan sebagai referensi tambahan dalam mengajar. Mereka
suka membuka email dan browsing dalam mencari referensi tambahan dalam
proses belajar mengajar.
•
Dosen setuju STAB Nalanda menerapkan sistem pembelajaran e-learning.
3.8.1.2 Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Kuisioner Mahasiswa
Dibawah ini akan dibahas hasil kuisioner yang diberikan kepada 60 (enam
puluh) responden dari seluruh mahasiswa yang berkuliah di STAB Nalanda. Hasilnya
sebagai berikut:
1. Apakah yang membuat Anda sulit untuk mempelajari atau menyerap tiap mata
kuliah yang disampaikan dosen di kelas? ( jawaban boleh lebih dari satu)
179
A. Penjelasan dosen terlampau cepat
B. Waktu yang ada untuk belajar di kelas terbatas
C. Suasana kelas kurang mendukung
Tabel 3.26.Penyebab Mahasiswa sulit menyerap mata kuliah di kelas
Pilihan Jawaban
Penjelasan dosen terlampau
Total
Presentase
28
36,37%
22
28,57%
27
35,06%
77
100 %
cepat
Waktu yang ada untuk
belajar di kelas terbatas
Suasana kelas kurang
mendukung
Total
Gambar 3.14.Diagram Pie Penyebab Mahasiswa sulit menyerap mata kuliah di
kelas
180
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 77 pernyataan jawaban
dikarena setiap mahasiswa dapat menjawab lebih dari 1 pernyataan. Hasilnya adalah 28
pernyataan mahasiswa (36,37%) menjawab penjelasan dosen terlampau cepat, 22
pernyataan (28,57%) menjawab waktu yang ada untuk belajar di kelas terbatas , dan 27
pernyataan (35,06%) menjawab suasana kelas kurang mendukung yang mengakibatkan
mahasiswa sulit menyerap mata kuliah yang ada di kelas.
2. Dalam belajar, metode apa yang paling anda sukai?
A. Membaca buku atau tekstual
B. Eksperimen atau praktikum
C. Bimbingan dari dosen
D. Memakai media elektronik
Tabel 3.27.Metode yang disukai Mahasiswa dalam belajar
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
8
9,87 %
Ekperimen atau praktikum
29
35,81 %
Bimbingan dari dosen
20
24,69 %
Memakai media elektronik
24
29,63 %
Total
60
100 %
Membaca buku atau
tekstual
181
Gambar 3.15.Diagram panah Metode yang disukai Mahasiswa dalam belajar
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 8 mahasiswa (9,87 %)
menyukai metode membaca buku, 29 mahasiswa (35,81%) menyukai metode
experimen, 20 mahasiswa (24,69%) menyukai metode bimbingan dari dosen, dan 24
mahasiswa (29,63%) menyukai metode media elektronik dalam proses belajar.
3. Seberapa seringkah Anda menggunakan komputer dalam sehari?
A. Kurang dari 1 jam
B. Antara 1–2 jam
C. Lebih dari 2 jam
Tabel 3.28.Tabel Mahasiswa menggunakan komputer dalam sehari
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Kurang dari 1
19
31,67 %
182
jam
Antara 1 – 2 jam
16
26, 67 %
Lebih dari 2 jam
25
41, 66 %
Total
60
100 %
Gambar 3.16.Diagram Pie Mahasiswa menggunakan komputer dalam sehari
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 19 mahasiswa (31, 67%)
kurang dari 1 jam menggunakan komputer dalam sehari, 16 mahasiswa (26, 67 %)
menggunakan komputer antara 1-2 jam, dan 25 mahasiswa (41,66 %) menggunakan
komputer lebih dari 2 jam.
4. Seberapa seringkah Anda mengakses internet dalam sehari?
A. Kurang dari 1 jam
B. Antara 1-2 jam
C. Lebih dari 2 jam
183
Tabel 3.29.Tabel Mahasiswa mengakses internet dalam sehari
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Kurang dari 1
29
48,33 %
Antara 1 – 2 jam
19
31,67 %
Lebih dari 2 jam
12
20 %
Total
60
100 %
jam
Gambar 3.17.Diagram Pie Mahasiswa mengakses internet dalam sehari
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 29 mahasiswa (48, 33%)
kurang dari 1 jam menggunakan komputer dalam sehari, 19 mahasiswa (31, 67 %)
menggunakan komputer antara 1-2 jam, dan 12 mahasiswa (20 %) menggunakan
komputer lebih dari 2 jam.
184
5. Dimana tempat Anda biasa mengakses internet?
A. Rumah/asrama sendiri
B. Warung internet (warnet)
C. Kampus
D. Tempat kerja
Tabel 3.30.Tabel Mahasiswa mengakses internet
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Rumah / Asrama sendiri
16
26,67 %
Warung Internet (Warnet)
10
16,67 %
Kampus
33
55 %
Tempat Kerja
1
1,66 %
Total
60
100 %
Gambar 3.18.Diagram Pie Mahasiswa mengakses internet
185
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 16 mahasiswa (26, 67%)
mengakses Internet melalui rumah atau asrama sendiri, 10 mahasiswa (16,67%)
mengakses internet melalui warung internet (warnet), 33 mahasiswa (55%) mengakses
internet melalui kampus dan 1 orang mahasiswa mengakses internet melalui tempat
kerja (1,66%).
6. Apakah anda pernah mendengar aplikasi pembelajaran yang disebut E-Learning?
A. Sangat tahu
B. Tahu
C. Kurang tahu
Tabel 3.31.Tabel Mahasiswa mendengar sistem pembelajaran e-learning
Pilihan
Total
Presentase
Sangat Tahu
4
6,67 %
Tahu
21
35 %
Kurang Tahu
35
58,33 %
Total
60
100 %
Jawaban
186
Gambar 3.19.Diagram Pie Mahasiswa mendengar sistem pembelajaran e-learning
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 4 mahasiswa (6,67%)
pernah mendengar mengenai sistem pembelajaran e-learning, 21 mahasiswa (35%) tahu
mengenai sistem pembelajaran e-learning dan 35 mahasiswa (58,33%) kurang tahu
mengenai sistem pembelajaran e-learning.
7. Apakah anda setuju jika di Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda diterapkan
pembelajaran online?
A. Sangat setuju
B. Kurang setuju
C. Tidak setuju
Tabel 3.32.Tabel persetujuan mahasiswa dalam penerapan pembelajaran online
pada STAB Nalanda
187
Pilihan
Total
Presentase
Sangat setuju
34
56,67 %
Kurang setuju
20
33, 33 %
Tidak Setuju
6
10 %
Total
60
100 %
Jawaban
Gambar 3.20.Diagram Pie persetujuan mahasiswa dalam penerapan pembelajaran
online pada STAB Nalanda
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 34 mahasiswa (56, 67%)
sangat setuju apabila di STAB Nalanda diterapkan pembelajaran online , 20 mahasiswa
(33,33 %) kurang setuju apabila di STAB Nalanda diterapkan pembelajaran online, dan
6 mahasiswa (10%) tidak setuju apabila di STAB Nalanda diterapkan pembelajaran
online.
188
8. Kemudahan apa yang anda ingin harapkan dari pembelajaran online? (jawaban
boleh lebih dari 1 jawaban)
A. Kemudahan dalam belajar dimana saja dan kapan saja
B. Kemudahan beriteraksi dengan mahasiswa lain ketika anda belajar dari
tempat yang berbeda
C. Kemudahan melihat materi perkuliahan, terdapat contoh langsung, referensi,
ataupun soal latihan
D. Kemudahan akses nilai, pengumuman, jadwal pelajaran, jadwal ujian,
pengumpulan tugas
Tabel 3.33.Tabel Kemudahan dari harapan mahasiswa dalam pembelajaran
online
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
A
24
20 %
B
26
21,67 %
C
37
30,83 %
D
33
27,50 %
Total
120
100 %
189
Gambar 3.21.Diagram Pie Kemudahan dari harapan mahasiswa dalam
pembelajaran online
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Dikarenakan setiap mahasiswa
boleh menjawab lebih dari 1 pernyataan, maka total keseluruhan adalah 120 pernyataan
dari mahasiswa. Terdapat 24 pernyataan mahasiswa (20%) mengharapkan kemudahan
dalam belajar dimana saja dan kapan saja, 26 pernyataan mahasiswa (21, 67%)
mengharapkan kemudahan beriteraksi dengan mahasiswa lain ketika anda belajar dari
tempat yang berbeda. Terdapat 37 pernyataan mahasiswa (30, 83%) mengharapkan
kemudahan melihat materi perkuliahan, terdapat beberapa contoh langsung, referensi,
ataupun soal latihan, sedangkan 33 pernyataan mahasiswa (27,50%) mengharapkan
kemudahan akses nilai, pengumuman, jadwal pelajaran, jadwal ujian, pengumpulan
tugas.
9. Menurut Anda, fitur apakah yang perlu ada dalam sistem pembelajaran elearning tersebut? (silakan pilih salah satu dari jawaban ini)
190
A. Adanya materi pembelajaran (setuju/tidak setuju)
Tabel 3.34.Tabel Mahasiswa terhadap fitur materi pembelajaran dalam elearning
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Setuju
50
83,33 %
Tidak Setuju
10
16,67 %
Total
60
100 %
Gambar 3.22.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur materi pembelajaran
dalam e-learning
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 50 mahasiswa
(83, 33%) setuju terhadap fitur materi pembelajaran dalam e-learning sedangkan
10 mahasiswa (16, 67%) tidak setuju terhadap fitur materi pembelajaran dalam elearning.
191
B. Adanya soal–soal latihan (setuju/tidak setuju)
Tabel 3.35.Tabel Mahasiswa terhadap fitur adanya soal–soal latihan dalam
e-learning
Pilihan
Total
Presentase
Setuju
47
78,33 %
Tidak Setuju
13
21,67 %
Total
60
100 %
Jawaban
Gambar 3.23.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur adanya soal–soal
latihan dalam e-learning
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 47 mahasiswa
(78, 33%) setuju terhadap fitur adanya soal–soal latihan dalam e-learning
sedangkan 13 mahasiswa (21, 67%) tidak setuju terhadap fitur adanya soal–soal
latihan dalam e-learning.
192
C. Adanya sarana forum diskusi (setuju/tidak setuju)
Tabel 3.36.Tabel Mahasiswa terhadap fitur forum diskusi dalam e-learning
Pilihan
Total
Presentase
Setuju
48
80 %
Tidak Setuju
12
20 %
Total
60
100 %
Jawaban
Gambar 3.24.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur forum diskusi dalam
e-learning
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 48 mahasiswa
(80%) setuju terhadap fitur forum diskusi dalam e-learning sedangkan 12
mahasiswa (20%) tidak setuju terhadap fitur forum diskusi dalam e-learning.
193
D. Adanya
materi
pembelajaran
atau
soal
yang
dapat
diambil
dari
situs/download (setuju/ tidak setuju)
Tabel 3.37.Tabel Mahasiswa terhadap fitur adanya materi pembelajaran
atau soal yang dapat diambil dari situs/download dalam e-learning
Pilihan
Total
Presentase
Setuju
47
78,33 %
Tidak Setuju
13
21,67 %
Total
60
100 %
Jawaban
Gambar 3.25.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur adanya materi
pembelajaran atau soal yang dapat diambil dari situs/download dalam elearning
194
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 47 mahasiswa
(78, 33%) setuju terhadap fitur adanya materi pembelajaran atau soal yang dapat
diambil dari situs/download dalam e-learning sedangkan 13 mahasiswa (21,
67%) tidak setuju terhadap fitur adanya materi pembelajaran atau soal yang dapat
diambil dari situs/download dalam e-learning.
E. Adanya fitur untuk melihat informasi mahasiswa (setuju/tidak setuju)
Tabel 3.38.Tabel Mahasiswa terhadap fitur untuk melihat informasi
mahasiswa dalam e-learning
Pilihan
Total
Presentase
Setuju
51
85 %
Tidak Setuju
9
15 %
Total
60
100 %
Jawaban
195
Gambar 3.26.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur untuk melihat
informasi mahasiswa dalam e-learning
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 51 mahasiswa
(85%) setuju terhadap fitur untuk melihat informasi mahasiswa dalam e-learning
sedangkan 9 mahasiswa (15%) tidak setuju terhadap untuk melihat informasi
mahasiswa dalam e-learning
10. Menurut Anda aplikasi yang telah disebutkan diatas apakah bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Tinggi?
A. Sangat bermanfaat
B. Bermanfaat
C. Kurang bermanfaat
D. Tidak bermanfaat
Tabel 3.39.Tabel Kegunaan aplikasi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah tinggi
Pilihan Jawaban
Total
Presentase
Sangat bermanfaat
23
38,33 %
Bermanfaat
37
61,67%
Kurang
0
0%
bermanfaat
196
Tidak bermanfaat
0
0%
Total
60
100 %
Gambar 3.27.Diagram Pie Kegunaan aplikasi untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah tinggi
Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 23 mahasiswa
(38, 33%) menjawab Aplikasi yang telah disebutkan diatas sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tinggi sedangkan 37
mahasiswa (61, 67%) menjawab Aplikasi yang telah disebutkan diatas
bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tinggi.
Kesimpulan Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Kuisioner
Mahasiswa sebagai berikut:
197
•
Dalam mengikuti perkuliahan di STAB Nalanda, mahasiswa STAB
Nalanda sulit menyerap tiap mata kuliah yang disampaikan dosen di kelas
dikarenakan dosen menjelaskan materi perkuliahan terlampau cepat.
•
Mahasiswa STAB Nalanda lebih menyukai metode pembelajaran
eksperimen/praktikum dan memakai media elektronik
•
Mahasiswa STAB Nalanda sering menggunakan komputer dalam proses
pembelajaran yaitu lebih dari 2 jam dan kurang dari 1 jam dalam
mengakses Internet dalam sehari.
•
Mahasiswa mengakses Internet biasa dilakukan di kampus dan di asrama.
•
Mahasiswa STAB Nalanda sangat setuju apabila di kampusnya di
terapkan pembelajaran online. Mereka tidak tahu proses pembelajaran elearning itu seperti apa. Mereka mengharapkan dari pembelajaran online
dapat kemudahan melihat materi perkuliahan, terdapat contoh langsung,
referensi, ataupun soal latihan yang dapat diambil dari situs/download
serta adanya fitur dalam melihat informasi mahasiswa.
•
Dengan aplikasi pembelajaran e-learning tentu bermanfaat meningkatkan
kualitas pendidikan di STAB Nalanda.
3.8.2. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Wawancara
3.8.2.1. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Wawancara dengan
Ketua STAB Nalanda, Bapak Liaw Acep
198
1. Menurut Bapak, Apakah akreditasi daripada STAB Nalanda dan apa saja aspek
yang dinilai dalam suatu akreditasi?
Persiapan Akreditasi STAB Nalanda sudah dimulai sejak 09 Agustus 2008.
Setelah satu tahun melakukan pengisian pedoman/petunjuk akreditasi dan
evaluasi diri, usaha tim akreditasi terkendala dengan adanya perubahan standar
dengan pedoman. Pada tahun 2009 pengisian pedoman dan evaluasi diri sesuai
dengan standar yang baru.
Berkat kerja keras tim akreditasi pada tanggal 27 Juli 2011 pedoman dan
evaluasi diri Program Studi Dharma Acariya STAB Nalanda diserahkan ke
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN–PT). Setelah menunggu 2
bulan, akhirnya pada tanggal 01–03 Oktober 2012 STAB Nalanda divisitasi
oleh Tim Asesor yang telah ditunjuk oleh BAN–PT.
Aspek yang dinilai dalam suatu akreditasi antara lain visi dan misi, tata
pamong, kempimpinan, mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia,
keuangan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta kurikulum. Tata
pamong itu sendiri mencakup kepemimpinan dalam perguruan tinggi dan
mekanisme kerja.
2. Prestasi apa sajakah yang sudah diraih oleh STAB Nalanda?
Sangat baik, untuk saat ini STAB Nalanda sudah dapat membimbing
mahasiswanya baik hingga dapat meraih prestasi yang sangat baik. Untuk saat
ini, bisa dikatakan STAB Nalanda merupakan STAB yang dapat memberikan
199
mutu pengajaran pendidikan yang berkualitas, dapat terlihat dari Lulusan dari
STAB Nalanda. Untuk Bidang non–akademik, STAB Nalanda menjadi juara 1
lomba voli putra Pekan Olahraga Seni dari Pemuda Theravada Indonesia, salah
satu organisasi Buddhis yang diikuti se-Jabodetabek.
3. Kegiatan apa sajakah yang sudah dilakukan oleh STAB Nalanda selama ini?
STAB Nalanda sudah banyak sekali melakukan kegiatan–kegiatan baik kegiatan
akademik keagamaan dan non–akademik. Kegiatan Akademik keagamaan antara
lain melakukan perkuliahan umum mengenai RUU Pornografi, mendatangkan
pembicara dari luar negeri seperti Dr.Peter Carey, Sekretaris Jendral Perguruan
Tinggi Buddhis Internasional Association Buddhis University (IABU), Ven
Khammai Dhammasami, Ph.D, Kegiatan Orientasi Mahasiswa.
STAB Nalanda juga melakukan kegiatan non–akademik antara lain komunitas
pecinta alam di Gunung Gede Sukabumi, perlombaan 17 Agustus. Selain itu
STAB Nalanda sudah 2 kali mengikuti konferensi yang diadakan IABU di
Thailand.
4. Selama ini, apa saja yang menjadi lulusan daripada STAB Nalanda?
Hingga tahun 2009, STAB Nalanda telah meluluskan 234 orang Sarjana Agama
Buddha, yang sebagian besar telah lulus Ujian Negara. Pada Sarjana Agama
200
Buddha tersebut hingga saat ini telah mengabdikan diri di berbagai bidang
profesi antara lain:
7. 36,9 % sebagai PNS–Pendidik
8. 33,3 % sebagai Swasta–Pendidik
9. 9,3 % sebagai PNS–Staff Departemen Agama RI
10. 7,8 % sebagai Swasta– Karyawan
11. 6,9 % sebagai Wiraswasta
12. 5,9 % sebagai PNS–Penyuluh Keagamaan Buddha
5. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai STAB Nalanda apabila dibandingkan
dengan STAB lainnya?
Menurut saya STAB Nalanda bisa dikatakan STAB yang bagus, baik dalam
mutu pendidikan dan pengajaran, yaitu menyediakan dosen yang berkompeten di
bidangnya sebagai salah satu keunggulan STAB Nalanda dibandingkan dengan
STAB lainnya. Selain itu staff pengajar dan karyawan di STAB Nalanda lebih
mempunyai sifat “mengabdi”, itulah keunikan di STAB Nalanda, memilikki rasa
solidaritas yang tinggi.
6. Apakah yang menjadi syarat penerimaan mahasiswa baru di STAB Nalanda?
Persyaratan penerimaan mahasiswa baru di STAB Nalanda adalah mempunyai
tolak ukur yaitu persyaratan akademik dan persyaratan administratif. STAB
201
Nalanda juga mengadakan ujian seleksi penerimaan mahasiswa dalam menerima
calon mahasiswa yang akan menempuh perkuliahan di STAB Nalanda.
7. Sejauh manakah teknologi dan sistem informasi yang sudah diterapkan dalam
STAB Nalanda?
Sejauh ini STAB Nalanda sudah menggunakan proyektor, sebagian pengajar
sudah menggunakan slide power point dalam memberikan pengajaran dan
adapula dosen yang memberikan tugas dan mengirimkan via email. Sebagian
dosen ada yang tertarik menggunakan teknologi informasi, adapula yang kurang
setuju dengan penggunaan teknologi informasi.
8. Menurut pandangan Bapak, apakah yang bisa menjadi peluang bagi STAB
Nalanda baik pada masa kini dan masa yang akan datang?
Pada saat ini, STAB Nalanda merupakan STAB yang cukup bagus dalam
melakukan jalinan kerjasama antara lain dengan Badan Pendidikan Koordinator
Buddhis Indonesia, Forum–forum Buddhis baik dalam dan luar negeri antara lain
Perguruan Tinggi Buddhis Internasional Association Buddhis University
(IABU), International Theravada Buddhist Universities (ITBU)
Diharapkan pada masa mendatang, akan lebih baik dalam menjalin kerjasama.
Selain itu diharapkan agar STAB Nalanda dengan akreditasi akan menjadi lebih
baik dan sistem pengajaran berbasis e-learning.
202
9. Faktor apa saja yang merupakan ancaman terbesar bagi STAB Nalanda?
Faktor yang menjadi ancaman terbesar bagi STAB Nalanda adalah rendahnya
minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama dan
kurangnya tenaga ahli pengajar dalam bidang Agama Buddha. Selain itu
banyaknya pesaing–pesaing STAB sendiri antara lain STAB Kertajasa dan
STAB Sriwijaya merupakan perguruan tinggi negeri yang mendapat fasilitas dari
pemerintah. Selain itu, pesaing yang lain antara lain STAB Samaratungga yang
sudah mendapat akreditasi.
10. Sejauh ini, apakah kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah
memilikki dampak bagi STAB Nalanda?
Kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah adalah Ujian Negara,
sampai tahun lalu seluruh lulusan Nalanda berhasil mengikuti Ujian Negara dan
untuk tahun ajaran 2011–2012 ditiadakannya Ujian Negara. Segala keputusan
berada di tangan STAB Nalanda.
Kebijakan lainnya adalah Keluarnya UU No.14 tahun 2005 yang mewajibkan
guru dan dosen berpendidikan minimal S1, Hal ini merupakan suatu hal yang
harus kita pikirkan bersama, sebagaian dosen Nalanda yang lulusan D3 atau
SMA sudah mengambil pendidikan S1.
203
3.8.2.2. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Wawancara dengan
Program Studi Dharma Acariya, Ibu Yeni Harianto
1. Menurut Ibu, bagaimana proses penyampaian materi perkuliahan yang dilakukan
di kelas dan melalui cara apa saja proses penyampaian dosen terhadap materi
perkuliahan?
Proses penyampaian materi perkuliahan yang dilakukan di kelas masih
bergantung sepenuhnya pada dosen. Penyampaian masih kurang optimal
dikarenakan semua bergantung pada dosen. Mahasiswa terkadang masih kurang
aktif dalam proses pembelajaran. Terkadang mahasiswa merasa bosan dengan
metode penyampaian yang dilakukan dosen.
Proses penyampaian dosen terhadap materi perkuliahan bermacam–macam
antara lain ada yang menggunakan power point, ada yang hanya membaca
sambil menerangkan, adapula yang hanya meminta mahasiswa presentasi saja.
Bermacam–macam sekali sesuai dengan kesesuaian dosen itu masing–masing.
2. Menurut pendapat Ibu, Dosen–dosen STAB Nalanda menggunakan sistem proses
pembelajaran seperti apa?
Sebagian besar proses pembelajaran yang dilakukan dosen–dosen STAB
Nalanda dikelas tidak bisa terlepas dari penggunaan sistem text-book, sedikit
kurang baik sebetulnya dikarenakan hal ini mahasiswa hanya berfokus pada buku
yang ada saja dan tidak mencari referensi dari luar. Adapula dosen yang
204
menggunakan pembelajaran melalui media film. Sangat diharapkan kedepannya,
dengan menggunakan program e-learning diharapkan mahasiswa dapat turut
aktif mencari data, berdiskusi pada forum diskusi dan lain sebagainya.
3. Menurut pendapat ibu, apakah ada peluang menggunakan proses pembelajaran
student centric?
Menurut Ibu, Ibu sangat setuju sekali dengan proses pembelajaran studentcentric. Banyak hal yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita, terutama
pendidikan Agama Buddha ini tersendiri, agar tidak ketinggalan dengan sekolah
tinggi maupun universitas lainnya. Selain itu yang harus dilakukan adalah
menarik minat mahasiswa dalam pengembangan diri agar turut berperan aktif
dalam mencari referensi lain
4. Menurut Ibu, apakah perlu adanya sistem yang memfasilitasi mahasiswa dalam
pembelajaran mandiri dengan memanfaatkan banyaknya peluang sumber
pengetahuan dan internet?
Menurut saya, perlu sekali sistem seperti itu. Selain memfasilitasi mahasiswa
dalam pembelajaran mandiri, selain itu juga membantu mereka turut aktif dalam
kemajuan teknologi. Kami sebagai dosen pun turut terbantu dengan adanya
sistem seperti ini akan banyak membantu kami memberikan materi perkuliahan
yang tidak tersampaikan di kelas.
205
5. Menurut pandangan Ibu, bagaimana sebaiknya sistem ini dapat memfasilitasi
mahasiswa?
Menurut pandangan saya, sebaiknya sistem yang dibuat simple dan menarik yang
dapat membuat mahasiswa terpacu untuk lebih semangat melakukan kegiatan di
dunia maya. Mahasiswa yang malu menyalurkan pendapatnya di kelas dapat
mengeluarkan pendapatnya di forum diskusi, selain itu para dosen juga tidak
perlu repot membawa materi, namun dapat membantu mahasiswa turut berperan
aktif dengan melalui sistem mendownload materi perkuliahan. Hal ini benar–
benar membantu mahasiswa agar lebih terampil dan siap dalam mendengarkan
materi perkuliahan. Jadi mahasiswa dapat membaca dahulu materi pembelajaran
yang besok akan diterangkan dosen. Hal ini akan menjadi lebih efektif dan
efisien.
3.8.2.2. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Wawancara dengan
salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di STAB Nalanda
1. Apa yang membuat kamu memilih masuk STAB Nalanda jika dibandingkan
dengan STAB lainnya? Apakah ada pilihan lain universitas lain selain STAB
Nalanda?
Saya memilih masuk STAB Nalanda dikarenakan saya ingin menjadi guru
agama Buddha. Menurut referensi yang saya dengar mengenai STAB Nalanda,
206
STAB Nalanda memilikki pendidikan agama Buddha yang bagus baik mutu,
sistem pengajaran, maupun lulusan dari STAB Nalanda pasti berkualitas.
Saya sebelum masuk STAB Nalanda, banyak pilihan yang di benak saya antara
lain STAB Sriwijaya, STAB Maha Prajna. Akhirnya saya memutuskan masuk
kedalam STAB Nalanda. Karena mendapat referensi juga dari kepala sekolah
saya bahwa STAB Nalanda merupakan STAB yang berkompeten dan
berkualitas. Selain itu saya mendapat beasiswa untuk berkuliah di STAB
Nalanda.
2. Beasiswa apakah yang kamu dapat dan fasilitas apakah yang kamu dapat dari
program beasiswa itu?
Saya mendapatkan beasiswa orang tua asuh. Jadi saya berkuliah ada yang
membiayai sampai saya lulus. Setelah saya lulus saya harus mengajar di sekolah
Beliau sebagai tanda terima kasih saya kepada Beliau yang telah membiayai
saya.
Fasilitas yang saya dapatkan adalah asrama yang berbeda dari asrama STAB
Nalanda biasanya. Yang membedakan di dalam nya terdapat komputer yang bisa
saya pakai selama perkuliahan, biaya uang saku untuk kebutuhan saya, dan
fasilitas AC. Ini pun menjadi tanggung jawab moral saya untuk serius mengikuti
perkuliahan di STAB.
207
3. Apa yang kamu harapkan jika nanti kamu lulus dari STAB Nalanda dan
pekerjaan apa yang ingin kamu tekuni?
Saya berharap saya lulus dari STAB Nalanda, saya berguna bagi orang tua,
bangsa, dan negara. Saya dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk
orang tua saya. Saya ingin menjadi guru Agama Buddha. Selain membantu diri
saya sendiri, saya juga turut membantu agama saya, khususnya dalam bidang
pendidikan.
4. Menurut kamu, bagaimana kondisi belajar mengajar di dalam kelas?
Menurut saya, kondisi belajar di kelas sangat nyaman dan kondusif. Dosen pun
mengajar dengan penuh semangat mengajar mahasiswanya. Dosen benar–benar
siap dan menguasi materi perkuliahan sepenuhnya.
5. Menurut kamu, bagaimana proses belajar mengajar di dalam kelas?
Proses belajar mengajar di dalam kelas bermacam–macam. Ada dosen yang
menerangkan melalui text-book, ada yang melalui ceramah, ada yang melalui
diskusi kelompok antar teman, dan ada yang melalui media film dan lain–lain.
6. Menurut pendapat kamu, apakah kamu siap jika STAB Nalanda menggunakan
sistem yang terkomputerisasi?
208
Saya akan selalu siap apabila suatu saat STAB Nalanda menggunakan sistem
terkomputerisasi, asal ada pembekalan terlebih dahulu atau materi perkuliahan
tambahan, dikarenakan dengan adanya sistem terkomputerisasi agar dapat
memudahkan mahasiswa dalam proses pembelajarannya.
7. Menurut harapan kamu, sistem pembelajaran seperti apakah yang kamu
harapkan?
Saya berharap agar kedepannya, kita bisa belajar melalui dunia maya seperti di
universitas swasta lainnya. Ya, mungkin agak susah tapi apa salahnya dicoba.
Saya ingin belajar diskusi melalui forum diskusi online. Saya juga berharap bisa
mendapat materi perkuliahan sebelum diterangkan agar kita lebih siap sewaktu
membahas materi tersebut didalam kelas. Hal ini tentunya memudahkan
mahasiswa dan dosen dalam melakukan proses belajar mengajar secara efektif
dan efisien.
Download