BAB 3 ANALISIS PEMBELAJARAN YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Profile STAB Nalanda Asal muasal nama “Nalanda” merupakan sebuah sebuah nama Mahavira besar di India yang bertahan tidak kurang dari tujuh ratus tahun lamanya (abad ke-6–ke-12). Pada puncak kejayaannya, Mahavira Nalanda memiliki mahasiswa berjumlah 10.000 yang mengikuti baik pendidikan Agama Buddha, kedokteran dan ketabiban, sastra serta astronomi. Balaputra keturunan Raja Syailendra mendapat ijin dari Raja Dewapala untuk membangun sebuah Vihara di lingkungan Mahavira Nalanda (Prasasti Nalanda) +/- Tahun 856). Dengan cita–cita mulia itu Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda mendirikan Akademi Buddhis Nalanda untuk mendidik para guru agama Buddha disamping kegiatan memberikan bantuan keuangan kepada guru Agama Buddha yang tersebar di beberapa sekolah. Sejalan dengan perkembangan pendidikan nasional, ketika rancangan undang–undang pendidikan nasional, ketika rancangan undangundang pendidikan nasional sedang dibahas, dan bentuk akademi akan ditinggalkan dan digantikan program strata satu (S1), maka dengan dukungan Departemen Agama dikeluarkanlah peraturan menteri agama nomor 1 tahun 1989 yang memberikan landasan yuridis lembaga pendidikan tinggi agama buddha di lingkungan departemen agama. 77 Akademi Buddhis Nalanda pada tahun 1987 telah diubah dan ditingkatkan statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Buddha. Kegiatan ini mulai dilaksanakan sepenuhnya di Kampus “Ruko Nalanda” di Jalan Kramat Raya No. 64 Jakarta Pusat. Bangunan ini telah di beli oleh yayasan pada tahun 1986 sebagai ”Kampus STAB Nalanda” Pada Tahun 2004 ini STAB Nalanda memiliki kampus yang sesungguhnya sebagai sarana pendidikan yang seadanya selama ini berbasis sarana pendidikan berupa Gedung Ramayana berlantai empat dalam lingkungan kampus nalanda ini, pada tanggal 22 dan 23 februari 2004 oleh Paguyuban Widya Insani (Civitas Akademika) STAB Nalanda diselenggarakan lokakarya di Ciawi, Bogor. Lokakarya menghasilkan perumusan sebuah Rencana Induk Pengembangan (RIP) STAB Nalanda Sepuluh Tahun: 2004–2014 RIP sebagai sebuah rencana strategis disusun berdasarkan proses manajemen mutahir. Dengan rencana strategis ini diharapkan STAB Nalanda dapat mewujudkan transformasi proses pembelajaran Agama Buddha untuk menjadikan STAB Nalanda suatu lembaga pendidikan dan pusat sumber belajar berkualitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Rencana Strategis Program Studi telah berjalan 5 tahun (2004–2009). Beberapa tujuan strategis yang telah dilaksanakan dari empat strategi yang diajukan dan akan dilanjutkan rencana strategis berikutnya dari tahun (2009–2014). 78 Rencana strategis disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat (pengguna lulusan, dan masyarakat Buddhis pada khususnya). Beberapa rencana strategis baru akan kami laksanakan untuk periode 2009–2014 lebih pada peningkatan mutu pembelajaran dalam bentuk online class (E-Learning), menyediakan otonomi pendidikan sudah terakreditasi dan membuat pascasarjana yang sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan menjadi tenaga pemimpin sekolah ataupun tenaga pemimpin Buddhis yang profesional. STAB Nalanda juga akan memperluas kerjasama dengan luar negeri seperti IABU (International Association Buddhist Universities) dan ATBU (Association Theravadha Buddhist Universities) dalam hal kompetensi dosen. Segala kekurangan yang ada selama lima tahun dapat diatasi dan komitmen untuk melaksanakan Rencana Strategi (Renstra) Tahun 2014-2024 1. AKADEMI BUDDHIS NALANDA (1979 – 1987) Pada Bulan Mei 1979 dimulai kegiatan Pendidikan Tinggi Agama Buddha oleh Akademi Buddhis Nalanda. Lembaga pendidikan ini didirikan oleh Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda. Akademi Buddhis Nalanda bertujuan untuk mendidik guru Agama Buddha yang pada waktu itu belum banyak dimiliki oleh sekolah untuk membimbing para siswa yang beragama Buddha. Mr. V. Ram, M.Ed. yang pada waktu itu menjabat pimpinan Gandhi Memorial School di Jalan Pasar Baru Selatan, Jakarta, memberikan bantuan berupa ijin penggunaan ruangan kelas untuk kegiatan pembelajaran oleh Akademi Buddhis Nalanda. Tercatat lima orang mahasiswa yang mengikuti kegiatan kuliah awal yang 79 diselenggarakan pada sore/malam hari. Akademi buddhis nalanda juga didaftarkan ke Departemen Agama. Pimpinan akademi mengambil prakarsa untuk memilih para dosen serta menyusun kurikulum dan silabus. Para dosen akademi secara otodidak mengembangkan profesionalisme dalam proses pembelajaran. 2. STAB NALANDA (1987 – 2004) Peraturan Menteri Agama Nomor 1 tahun 1990 mengacu pada Undang–Undang Pendidikan Nasional Tahun 1989, sebelum dikeluarkannya peraturan pemerintah tahun 1991 tentang pendidikan tinggi. Untuk mengisi kurikulum dan silabus maka dengan kerjasama Departemen Agama dan STAB Nalanda disusunlah Garis-Garis besar pedoman Pendidikan (GBPP) Jurusan Dharma Acariya tahun 1990. Dengan berlandaskan GBPP tersebut STAB Nalanda menyelenggarakan kegiatan proses pembelajaran Agama Buddha melalui dua jurusan: (1) Dharma Acariya (2) Dharmaduta. Sejak tahun 1987 sampai dengan 2007, STAB Nalanda telah meluluskan sebanyak 163 Sarjana Pendidikan Buddha (S.Pd.B.) dan Sejumlah Lulusan program DII serta Program DIII. STAB Nalanda juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan Program penyetaraan guru agama Buddha yang diselenggarakan oleh departemen agama. Program penyetaraan tersebut melibatkan pendidikan tinggi universitas terbuka (UT) yang menerbitkan modul-modul mata kuliah agama buddha. Materi modul mata kuliah ini ditulis dengan melibatkan sejumlah dosen/pengajar STAB Nalanda, seperti: Cornelis 80 Wowor, M.A., Mulyadi Wahyono, S.H., M.Hum., Dr. Dharma K. Widya, Jo Priastana, S.Sos., M.Hum. dan Mettadewi Wong, S.H., M.Pd.B.. Lulusan STAB Nalanda selain mengisi birokrasi Direktorat Departemen Agama Buddha, guru agama Buddha pada perguruan tinggi swasta dan sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) juga menjadi dosen pada lingkungan STAB serta wiraswasta. Sebagian dosen STAB Nalanda sekarang ini dipercayakan diisi oleh alumninya. Senat mahasiswa/BEM STAB Nalanda terlibat dalam kegiatan kebaktian umum dan Sekolah Minggu Buddhis. Wadah alumni STAB Nalanda yang mulai terbentuk tanggal 25 januari 2004 diharapkan dapat memberikan kontribusi di dalam mewujudkan visi dan misi STAB Nalanda. Segala kekurangan yang ada selama dua puluh lima tahun ini diharapkan dapat diatasi dan komitmen untuk melaksanakan Rencana Strategi (Renstra) dapat dilaksanakan dengan secepat mungkin. 3. Program Studi Program Studi yang dibuka di Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda adalah Program Studi Dharma Acariya. Program ini pun merupakan program studi yang mencetak Sarjana Pendidikan Agama Buddha (S.Pd.B.) yang akan menjadi guru agama buddha di sekolah tingkat dasar sampai dengan menengah ke atas. Program ini dapat di tempuh selama 4 (empat) Tahun perkuliahan yaitu selama 8 (delapan) semester dengan menyelesaikan kurang lebih 148–154 sks. Termasuk di dalamnya penyusunan skripsi (6 sks). 81 3.1.1 Visi: Visi dan Misi STAB Nalanda Menjadikan Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda suatu lembaga pendidikan dan pusat sumber belajar berkualitas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa Misi: a. Meningkatkan citra dan kinerja kelembagaan b. Mengembangkan profesionalisme kependidikan c. Menghasilkan tenaga pendidik yang bermoral, bertanggung jawab dan bijaksana 3.1.2 Visi: Visi dan Misi Program Studi Dharma Acariya Menjadikan Program Studi Dharma Acariya STAB Nalanda sebagai program studi yang menghasilkan tenaga pendidik berkualitas dalam bidang agama Buddha. Misi: a. Melakukan pembinaan terhadap dosen dalam bentuk seminar dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran. b. Melakukan pembahasan bersama antar kelompok ilmu untuk meningkatkan kualitas materi perkuliahan. 82 c. Menyelenggarakan kegiatan seminar dan pelatihan bagi mahasisswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa. d. Mengadakan simulasi mengajar dan konseling untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam praktik mengajar dan praktik konseling. e. Menyelenggarakan pertemuan dengan pengguna lulusan dan alumni setiap semester sebagai sarana evaluasi untuk peningkatan kualitas pembelajaran. f. Menyelenggarakan pertemuan rutin antara penasehat akademik dengan mahasiswa tiga kali dalam satu semester untuk memotivasi semangat belajar mahasiswa. 3.1.3 Kurikulum Pendidikan di STAB Nalanda A. Kesesuaian dengan Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan Kurikulum yang dirancang di Jurusan Dharma Acariya mengacu pada Kurikulum dari Departemen Agama RI ditambah kurikulum muatan lokal. Kurikulum inti pendidikan tinggi Agama Buddha yang disesuaikan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Jurusan Dharma Acariya. Kurikulum lokal dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar yaitu menjadi pengajar agama Buddha yang handal, kreatif dan disertai kemampuan pendukung seperti ilmu manajemen, komputer, olah vokal, dan lain–lain. 83 B. Relevansi dengan Tuntutan dan Kebutuhan di Era Global Mata kuliah yang dimasukkan di dalam kurikulum, satu dengan yang lain saling melengkapi, sehingga mahasiswa diharapkan dapat memahami secara menyeluruh cara pengolahaan pengajaran Agama Buddha di kelas dengan berbagai variasi. C. Kompetensi dan Etika Lulusan yang diharapkan Secara umum kompetensi yang ingin dicapai melalui Jurusan Dharma Acariya, meliputi sebagai berikut yaitu personal, sosial, akademik, dan profesional di bidang pengajaran Agama Buddha sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Kompetensi tersebut selalu diidentifikasi dan disepakati, kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam seperangkat kurikulum, silabus dan Satuan Acuan Pembelajaran. D. Derajat Integritas Materi Pembelajaran Kekuatan kurikulum yang berada di jurusan Dharma Acariya sudah mengadopsi perkembangan metode pengajaran Agama Buddha dengan mengikutsertakan praktisi untuk memberikan masukan mengenai isi kurikulum yang akan diajarkan kepada mahasiswa yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah–sekolah Buddhis. 84 E. Struktur dan Isi Kurikulum Untuk mendapatkan pemahaman yang runtut di Jurusan Dharma Acariya, struktur dan isi kurikulum disusun berdasarkan kemampuan mahasiswa dalam mempelajari pengetahuan bidang Agama Buddha. Struktur dan isi perlu dilakukan secara berjenjang, karena mahasiswa yang diterima berasal dari latar belakang yang heterogen, dari berbagai daerah. Keluasan, kedalaman, dan kedekatan dalam penataan kurikulum dilakukan dengan memperhatikan latar belakang mahasiswa yang heterogen, dari berbagai daerah. Keluasan, kedalaman, dan kedekatan dalam penataan kurikulum dilakukan dengan memperhatikan latar belakang mahasiswa yang diterima di Jurusan Dharma Acariya. Pemahaman secara menyeluruh isi kurikulum oleh mahasiswa dapat membantu mahasiswa berkompeitisi di tingkat nasional maupun global. F. Skripsi/Tugas Akhir 1. Prosedur pengajuan skripsi a. Mahasiswa mengajukan judul dan rancangan skripsi b. Rancangan skripsi disusun berdasarkan format yang telah ditentukan c. Ketua Jurusan yang menentukan pembimbing dengan memperhatikan topik dan masalah yang dikaji 85 d. Pada saat mengajukan skripsi, mahasiswa yang bersangkutan telah menempuh minimal 144 SKS dan telah menuntaskan mata kuliah inti seperti kitab suci dan kependidikan 2. Pembimbing a. Kualifikasi dosen pembimbing adalah dosen yang sudah memberikan bimbingan yang ditentukan oleh Ketua Jurusan. b. Setiap skripsi akan akan dibimbing 2 orang pembimbing yaitu pembimbing materi dan metodologi. c. Penggantian pembimbing dapat dilakukan melalui Surat Keputusan Ketua STAB atas usulan ketua Jurusan. d. Masa bimbingan skripsi ditentukan selama 6 (enam) bukan 3. Persyaratan mengikuti Ujian Sidang Skripsi: a. Telah menyelesaikan seluruh mata kuliah b. Memiliki IPK minimal 2,5 G. Peluang Mahassiswa untuk Melanjutkan Studi Mahasiswa yang menyelesaikan kesarjanaannya dapat melanjutkan S2 ke luar negeri seperti Thailand, Mynmar, India, Hongkong, Srilanka, dengan beasiswa, nilai TOEFLnya minimal 500. STAB Nalanda telah menjadi anggota organisasi Perguruan Tinggi Buddhis Internasional Association Buddhis University (IABU). 86 3.1.4 Sarana dan Prasarana STAB Nalanda Sarana dan Prasarana yang dimilikki oleh STAB Nalanda antara lain: 1. Perpustakaan. Terdapat berbagai Buku pengetahuan dan Buku Agama Buddha yang dapat digunakan oleh semua mahasiswa STAB Nalanda. 2. Ruang Komputer. Ruang ini dimana para mahasiswa dapat mempelajari beberapa program software dan hardware. 3. Ruang Baca. Ruang ini dimana para mahasiswa dapat membaca buku–buku pengetahuan dan buku–buku Agama Buddha yang dapat menambah wawasan pengetahuan para mahasiswa/i. 4. Ruang Multimedia. Ruang ini dinamakan “Ruang Multimedia“karena dilengkapi dengan proyektor dan berbagai fasilitas Multimedia lainnya. 5. Aula. Aula digunakan untuk kegiatan kampus seperti Pekan Orientasi Mahasiswa dll 6. Cetya/Ruang Kebaktian (Dhammasala). Dhammasala merupakan ruang kebaktian dimana para Mahasiswa melakukan kebaktian serta mendengarkan Ceramah/Khotbah Dharma baik oleh Bhiksu maupun dari Romo/Pandita. 7. Lapangan Basket. Merupakan fasilitas yang dapat dipakai oleh mahasiswa untuk melakukan kegiatan olahraga basket. 8. Asrama. Asrama ini disediakan oleh para Mahasiswa yang datang dari luar daerah. Asrama terpisah antara Asrama Mahasiswa dan Mahasiswa. Asrama Mahasiswa berada didalam lingkungan STAB Nalanda sedangkan Asrama Mahasiswi berada tidak jauh dari lingkungan STAB Nalanda. 87 9. Ruang Microteaching. Ruangan ini dilengkapi dengan fasilitas komputer dengan sistem yang terkomputerisasi. Rencana ruang Microteaching ini akan dipakai setelah adanya program studi S2 Dharma Acariya. Asrama STAB Nalanda dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Asrama Biasa STAB Nalanda. Asrama ini merupakan asrama mahasiswa/i STAB Nalanda untuk seluruh mahasiswa yang mendaftar untuk mengikuti perkuliahan di STAB Nalanda. 2. Asrama Beasiswa STAB Nalanda. Asrama mahasiswa/i ini dikhususkan untuk bagi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari orang tua asuh. 3.1.5 Ijin Operasi STAB Nalanda Berdasarkan pada: Surat Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha dengan Nomor D.J.V/23/SK/2003, tanggal 19 Febuari 2003 yang diperbaharui dengan: Surat Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Agama Buddha dengan Nomor: DJ/VI/190/SK/2008, tanggal 22 Febuari 2008. 3.1.6 Persyaratan Penerimaan Mahasiswa Persyaratan untuk dapat diterima mahasiswa pada jurusan Dharmacariya di Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda meliputi: 88 A. Persyaratan Akademik 1. Memiliki ijasah SMA/SMK atau sederajat 2. Lulus Ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa baru/psikotes 3. Mempunyai motivasi dan kesiapan belajar 4. Memilikki kemampuan akademik dan wawasan Agama Buddha dan kepedulian B. Persyaratan Administratif 1. Fotokopi STTB/Ijasah SMA/SMK yang telah dilegalisir 2. Fotokopi KTP 3. Pas foto ukuran 2 X 3 cm dan 4 X 6 cm (masing – masing 3 lembar) 4. Membayar uang pendaftaran C. Pendaftaran melalui online Melalui website STAB-Nalanda: www.nalanda.ac.id 1.1.7 Struktur Organisasi STAB Nalanda 89 Gambar 3.1: Struktur Organisasi STAB Nalanda Sumber: STAB Nalanda 1. Ketua STAB Nalanda Ketua mempunyai tugas sebagai berikut: a. Melaksanakan semua keputusan Yayasan dilingkungan STAB Nalanda. b. Ketua STAB Nalanda wajib melaksanakan tugas secara penuh dan menyediakan sebagian waktu kerjanya untuk pengembangan dan kemajuan STAB Nalanda. c. Ketua STAB Nalanda tidak boleh merangkap jabatan struktural pada Universitas, Akademi dan Perguruan Tinggi lainnya. d. Memegang wewenang tertinggi dan memikul tanggung-jawab serta memimpin seluruh kegiatan STAB Nalanda. 90 e. Melaksanakan fungsi manajemen yang mencakup bidang perencanaan, perngarahan, koordinasi, pengambilan keputusan, pengawasan serta penyempurnaan untuk mencapai tujuan STAB Nalanda. f. Menyelenggarakan hubungan keluar, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan STAB Nalanda serta peraturan perundangan yang berlaku. g. Menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja STAB Nalanda untuk dimintakan persetujuan dan pembiayaan kepada Yayasan serta membuat laporan penggunaan keuangan kepada yayasan setiap tahun takwim. h. Melaporkan dan menyerahkan semua perolehan dalam bentuk dana meupun peralatan kepada Yayasan. i. Melaporkan dan mengusulkan hal-hal penting kepada Yayasan. j. Mengangkat dan memberhentikan tenaga pengajar dan tenaga administrasi dengan sepengetahuan Yayasan. k. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pengembangan STAB Nalanda. l. Memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, serta hubungan dengan lingkungan. m. Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta dan masyarakat untuk memecahkan persoalan yang timbul, terutama yang menyangkut bidang tanggung jawab. 91 n. Apabila Ketua berhalangan, Ketua menunjuk Puket I sebagai pelaksana harian. 2. Pembantu Ketua (Puket) I Bidang Akademik Pembantu Ketua (Puket) I Bidang Akademik mempunyai tugas sebagai berikut: Tabel 3.1. Tabel Job Description Pembantu Ketua I Bidang Akademik Job Description PEMBANTU KETUA I BIDANG AKADEMIK SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA (STAB) NALANDA JAKARTA NAMA JABATAN : Pembantu I Ketua Bidang Akademik UNIT KERJA : Ketua STAB Nalanda Jakarta ATASAN Rumusan Tugas Pokok Membantu Ketua dalam memimpin pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Untuk menyelenggarakan hal tersebut, yang bersangkutan memegang fungsi penilik dan koordinator. No. 1. Rincian Tugas Perencanaan, pelaksanaan, Penjabaran a. Membantu Ketua STAB Nalanda evaluasi dan pengembangan dalam mengkoordinasi pendidikan dan pengajaran, pengimplementasian dan evaluasi penelitian serta pengabdian sistem masyarakat. bidang penjaminan mutu pendidikan pada dan 92 pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. b. Menyusun perencanaan kerja beserta proyeksi anggaran biayanya baik rencana jangka panjang (5 tahun), jangka menengah (3 tahun), maupun jangka pendek (tahunan) di bidang akademik sesuai dengan Rencana Strategis dan Rencana Induk Pengembangan (RIP) STAB NALANDA. c. Mengidentifikasi pengembangan strategi kurikulum dan silabus yang dikoordinasikan oleh Ketua Program Studi. d. Melaksanakan diberikan tugas atasan lain dalam yang rangka pelaksanaan tugas-tugas di dalam ruang lingkup pengembangan suasana akademik atau kegiatan institusi lainnya. e. Mewakili Ketua STAB NALANDA 93 untuk menghadiri berbagai kegiatan institusional, baik internal maupun eksternal, jika yang bersangkutan berhalangan hadir. f. Merumuskan kebijakan di bidang akademik yang dituangkan dalam berbagai pedoman atau panduan kegiatan akademik antara lain meliputi Panduan Akademik STAB NALANDA, SOP setiap kegiatan akademik di lingkungan STAB NALANDA, Kode Etik Dosen, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah/Skripsi, dan pedoman/panduan lainnya yang terkait. g. Memberikan tugas dan arahan kepada seluruh unit di bidang akademik (Program Studi, UPT Perpustakaan, dan UPT Laboratorium) dalam setiap pelaksanaan kegiatannya. 94 h. Mengkoordinasikan jurnal/ publikasi kegiatan baik penerbitan ilmiah pengabdian yang dan masyarakat bersifat bulanan, triwulan, semesteran, dan tahunan di lingkungan STAB NALANDA. i. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh kegiatan akademik, pelaksanaan baik yang dilaksanakan oleh Program Studi, UPT Perpustakaan, dan UPT Laboratorium. 2. Persiapan program pendidikan a. Menyusun Kalender Akademik baru dari berbagai tingkat dalam 1 (satu) semester perkuliahan maupun bidang. yang disinkronisasikan dengan kalender akademik dari masingmasing program studi di lingkungan STAB NALANDA. b. Mensosialisasikan Kalender Akademik kepada seluruh sivitas akademika STAB NALANDA dan pihak-pihak lain yang 95 berkepentingan (stakeholder) secara terbuka dan berkesinambungan. 3. Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama pendidikan a. Memperluas jaringan kerjasama dan STAB Nalanda dengan perguruan penelitian dengan lembaga- tinggi baik di dalam negeri maupun lembaga di dalam dan di luar di negeri. Instansi luar pemerintah negeri, dan non- pemerintah, Badan Usaha Milik Negara dan milik swasta, Lembaga keprofesian, Lembaga Keagamaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Masyarakat umum dan lain-lain. b. Mengkoordinasikan Pengesahan, Perintisan, Pelaksanaan, Monitoring dan evaluasi program kerjasama. 4. Pengolahan data yang a. Mengevaluasi dan menyangkut pendidikan dan pengisian Laporan pengajaran, penelitian serta Program Studi Berbasis Evaluasi pengabdian masyarakat. Diri (EPSBED) memvalidasi Evaluasi yang dikoordinasikan oleh Kaprodi dan Kepala BAAK pada setiap akhir 96 semester. b. Menyusun laporan akhir pelaksanaan kegiatan serta disampaikan yang akademik secara periodik dan berkelanjutan kepada Ketua STAB NALANDA. Indikator Kerja • Tersusunnya rencana kerja bidang akademik yang meliputi kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. • Tersusunnya rencana anggaran biaya bidang akademik. • Tersusunnya Kalender Akademik setiap tahun akademik. • Tersusunnya beberapa pedoman pelaksanaan, petunjuk teknis, dan panduan di bidang akademik. • Terselenggaranya Sistem Informasi Manajemen bidang akademik dengan optimal. • Berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan RI dan Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI) dalam bidang akademik. • Tersusunnya laporan pelaksanaan kegiatan akademik di setiap akhir semester. • Tersusunnya Laporan Akademik untuk bahan pidato Ketua dalam setiap Wisuda. 97 3. PUKET II Puket II membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi dan keuangan. Untuk menyelenggarakan hal tersebut, yang bersangkutan memagang fungsi pengawas dan pemelihara ketertiban serta mengkoordinasi kegiatankegiatan: a. Perencanaan, pengolahan laporan anggaran. b. Pengelolaan perlengkapan. c. Pengurusan kerumah-tanggaan. d. Pengurusan ketatausahaan. e. Penyelenggaraan dan pengolahan bidang administrasi umum dan keuangan. 4. PUKET III Puket III membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pembinaan mahasiswa dan alumni. Untuk menyelenggarakan hal tersebut, yang bersangkutan memegang fungsi pemilik serta koordinator kegiatan-kegiatan: a. Melaksanakan pembinaan mahasiswa oleh seluruh tenaga pengajar dalam menggembangkan sikap orientasi serta kegiatan mahasiswa antara lain dalam kerohanian, kuliah kerja nyata, seni budaya, dan olahraga sebagai bagian pembinaan sivitas akademika yang merupakan sebagian dari tugas pendidikan tinggi pada umumnya. b. Melaksanakan usaha kesejahteraan penyuluhan kepada mahasiswa. mahasiswa serta usaha bimbingan 98 c. Kerjasama dengan semua pihak dalam setiap usaha di bidang kemahasiswaan, pengabdian masyarakat serta usaha penunjangnya. d. Perencanaan kegiatan kemahasiswaan pada umumnya, termasuk hubungan dengan organisasi di luar STAB Nalanda dalam rangka usaha pembangunan yang tetap dilandasi oleh nilai-nilai tanggung jawab yang bersifat akademik. 5. Ketua Program Studi Dharma Acariya STAB Nalanda 1. Memimpin dan membimbing Program Studi Dharma Acariya. 2. Dalam pelaksanaan tugasnya ketua Program Studi bertanggung jawab kepada Ketua STAB Nalanda dan berkoordinasi dengan para Pembantu Ketua. 3. Menyusun rencana dan program kerja Program Studi sebagai pedoman kerja. 4. Membuat konsep rencana pengembangan Program Studi sebagai bahan masukan Ketua STAB Nalanda (studi lanjut, pelatihan staf/pengajar, laboran dan staf administrasi, pelatihan soft skill mahasiswa). 5. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan/akademik program sarjana dalam Program Studi. 6. Mengkoordinasikan pembuatan Silabus, Realisasi SAP dan SAP pengajaran, serta merancang usulan revisi kurikulum kepada Puket I. 7. Mengelola nilai yang masuk dari pada tenaga pengajar dan memasukkannya ke dalam daftar kumpulan nilai untuk dikirim kepada Kepala BAAK. 8. Menyusun/mengevaluasi beban tugas mengajar dosen setiap semester. 9. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan perkuliahan untuk meningkatkan mutu Program Studi. 99 10. Mengkoordinasikan pelaksanaan ujian dan pengumpulan soal ujian. 11. Mengkordinir pelaksanaan pertemuan Koordinator kelompok mata kuliah secara berkala. 12. Merancang dan menjadwalkan pembimbingan skripsi dan pelaksanaan ujian skripsi. 13. Mengajukan usul penugasan Dosen Wali atau Penasihat Akademik kepada Ketua STAB Nalanda. 14. Mengkoordinir pelaksanaan konsultasi mahasiswa dengan pembimbing akademis (PA). 15. Membimbing dan menilai kegiatan kemahasiswaan di lingkungan Program Studi melalui koordinasi dengan Puket III. 16. Melaksanakan pertemuan dengan pengguna lulusan dan alumni secara berkala. 17. Menyusun rencana biaya operasional program studi per tahun berdasarkan beban kerja program studi dan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran kegiatan perkuliahan. 18. Menyusun rencana kebutuhan dosen dan tenaga administrasi Program Studi. 19. Membuat usulan pemberian penghargaan, retensi (seminar/training) dan pemberhentian dosen kepada ketua STAB Nalanda. 20. Mengkoordinir dosen untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan beban tugas dan keahliannya. 100 21. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan Program Studi sesuai dengan hasil yang telah dicapai sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada Ketua STAB Nalanda. 6. Kepala Biro Administrasi Akademik (BAAK) a. Mengolah Nilai. b. Mengisi KHS. c. Menyiapkan Administrasi untuk persiapan Ujian tengah semester dan ujian akhir semester. d. Pengolahan Presensi/kehadiran Mahasiswa e. Menyiapkan Kelengkapan Administrasi ujian Skripsi dan ujian Negara f. Menyiapkan Transkrip Nilai dan Ijazah 7. Kepala Lab. Komputer a. Menyusun jadwal pratikum b. Memonitor kegiatan pratikum komputer c. Mengecek kelayakan software dan hardware d. Mengajukan rencana anggaran perbaikan dan pengadaan e. Mengevaluasi kinerja asisten lab. f. Menyusun tata tertib penggunaan lab. g. Menyusun pedoman pemakaian lab. komputer 8. Kepala Lab. Bahasa 101 a. Menyusun jadwal pratikum b. Memonitor kegiatan pratikum bahasa c. Mengecek kelayakan software dan hardware d. Mengajukan rencana anggaran perbaikan dan pengadaan e. Mengevaluasi kinerja asisten lab. f. Menyusun tata tertib penggunaan lab. g. Menyusun pedoman pemakaian lab. Bahasa 9. Kepala Perpustakaan a. Menyusun jadwal kunjungan b. Memonitor kegiatan pinjam-meminjam buku c. Mengecek jumlah persediaan buku d. Mengajukan rencana anggaran perbaikan dan pengadaan e. Menyusun tata tertib penggunaan perpustakaan f. Menyusun pedoman pemakaian perpustakaan 10. Penasehat Akademik a. Memberikan bimbingan mata kuliah dan jumlah sks yang akan diambil persemester b. Mengadakan konseling pada mahasiswa tentang masalah belajar, masalah pribadi dan masalah karier. c. Menyusun jadwal PA 102 d. Mengadakan kegiatan konseling kelompok terhadap mahasiswa yang bermasalah dalam belajar. 11. Layanan Bimbingan dan Konseling a. Memberikan pelayanan dan konseling bagi mahasiswa yang bermasalah baik dalam belajar, pribadi, maupun karier. b. Memberikan bimbingan kelompok rencana masa depan (karier) c. Menyusun jadwal konseling dan pertemuan kelompok 12. Tata Usaha Akademik a. Membantu layanan akademik baik dalam memasukkan data akademis, mata kuliah, jadwal mata kuliah, jadwal ujian dan lain-lain b. Membantu Ketua Program Studi Dharma Acariya dalam hal layanan akademik 103 1.2 Proses Bisnis Gambar 3.2: Proses Bisnis Calon Mahasiswa hingga lulus STAB Nalanda Sumber: STAB Nalanda Proses Bisnis STAB Nalanda adalah sebagai berikut: - Pendaftaran 104 Calon Mahasiswa STAB Nalanda melakukan pendaftaran dengan menggunakan Formulir Pendaftaran. Formulir Pendaftaran dapat diperoleh dari Vihara maupun Sekolah/SMP/SMA Buddhis. Calon Mahasiswa juga dapat mendaftar melalui website, Setelah itu Calon Mahasiswa mengikuti Ujian Saringan Masuk dan STAB Nalanda memberitahukan kelulusan kepada calon mahasiswa. - Perkuliahan Mahasiswa yang sudah diterima menjadi STAB Nalanda akan mendapatkan fasilitas tinggal di Asrama Mahasiswa. Mahasiswa mengikuti perkuliahan, mengikuti ujian ,dan lain sebagainya. Hasil ujian itu dikoreksi oleh Dosen kemudian diserahkan kepada TU Akademik untuk dimasukkan ke dalam sistem.Begitupula data penilaian dari dosen dimasukkan oleh TU Akademik kedalam Sistem. TU Akademik memberitahukan penilaian mahasiswa melalui papan pengumuman.Mahasiswa semester akhir diwajibkan membuat skripsi sebagai syarat kelulusan. Kemudian skripsi diserahkan kepada TU Akademik. TU Akademik memberikan jadwal sidang skripsi, kemudian mahasiswa mengikuti sidang skripsi melalui dosen penguji. Dosen penguji memberikan berkas kepada TU Akademik. Pada akhirnya TU Akademik memberitahukan kelulusan mahasiswa kepada mahasiswa yang bersangkutan.Pada akhirnya mahasiswa itu dapat lulus dari perkuliahan di STAB Nalanda. 105 1.3 Analisis Kekuatan Porter Untuk mengetahui kondisi bisnis pada STAB Nalanda maka digunakan analisis Porter yang berfungsi untuk melihat apa saja yang menjadi ancaman terhadap lingkungan bisnis perusahaan, kekuatan tawar–menawar pemasok, kekuatan tawar– menawar konsumen, ancaman produk substitusi, dan persaingan antar perusahaan sejenis. Berikut analisisnya: 106 Potensi pengembangan produk pengganti 1. Kursus singkat 2. Institusi Pendidikan umum Daya tawar– menawar pemasok 1. 2. 3. Tenaga pengajar Sarana pengajaran Status Akreditasi Persaingan antarperusahaan saingan 1. Daya tawar–menawar konsumen 1. Siswa SMA/SMK Buddhis di Jakarta & luar kota 2. Siswa SMA negeri/swasta yang beragama Buddha di Jakarta & luar kota 3. Orang yang sudah bekerja yang beragama Buddha STAB Smaratungga 2. STAB Sriwijaya 3. STAB Maha Prajna Potensi masuknya pendatang baru 1. Indonesia Abhidhamma Institute (IABHI) 2. STAB Tathagatha Gambar 3.3: Analisis Kekuatan Porter Sumber: STAB Nalanda 107 1. Persaingan antarperusahaan saingan 1. STAB Smaratungga STAB Smaratungga merupakan pesaing tertinggi daripada STAB Nalanda dikarenakan STAB ini merupakan STAB yang mendapatkan akreditasi negeri pertama di bidang pendidikan Agama Buddha sedangkan STAB Nalanda baru mendapat akreditasi pada Desember 2011 ini. 2. STAB Sriwijaya STAB Sriwijaya merupakan pesaing STAB Nalanda dikarenakan jumlah mahasiswa yang banyak dibandingkan dengan STAB Nalanda. Selain itu STAB Sriwijaya berada di daerah yang strategis dan mudah terjangkau. 3. STAB Maha Prajna STAB Maha Prajna merupakan salah satu pesaing STAB Nalanda dikarenakan jumlah mahasiswa yang banyak apabila dibandingkan dengan STAB Nalanda. Selain itu jurusan di STAB Maha Prajna terdapat beberapa jurusan antara lain Jurusan Kebhiksuan Agama Buddha dan jurusan menjadi pandita atau penceramah Agama Buddha. 2. Daya Tawar–Menawar Pemasok Daya Tawar–Menawar Pemasok antara lain: 1. Tenaga Pengajar Dengan terdapatnya tenaga pengajar yaitu dosen yang profesional dan berpengalaman di masing–masing bidangnya menjadikan salah satu pemasok pada STAB Nalanda. 108 2. Sarana Pengajaran Sarana pengajaran seperti meja, papan tulis, kursi, proyektor, alat–alat perlengkapan kantor seperti kertas, alat tulis, penerbit buku cetak pelajaran. 3. Status Akreditasi STAB Nalanda merupakan satu–satunya Sekolah Tinggi Agama Buddha swasta yang sudah terakreditasi. STAB Nalanda mendapat Akreditasi “B”. Hal ini menjadi pemasok untuk menarik ketertarikan siswa/i SMA/SMP Buddhis mengikuti perkuliahan di STAB Nalanda. 3. Potensi masuknya pesaing baru 1. Indonesia Abhidhamma Institue (IABHI) IABHI menawarkan program studi strata satu (S1) dengan konsentrasi pada pengajaran Abhidhamma yang berafiliasi dengan STAB Smaratungga sebagai satu–satunya Perguruan Tinggi Negeri Buddhis yang sudah terakreditasi. Abhidhamma adalah ajaran filsafat dan psikologi Buddhis yang relevan untuk diterapkan di dunia modern sebagai wujud dari pengalaman meditatif Buddha. Sarana Pembelajaran Multimedia, Perpustakaan, Auditourium, Ruang Kelas, Ruang Pertemuan, dan Seminar. Selain ini dilengkapi dengan Gedung yang representatif memadai meliputi gedung perkuliahan dan perkantoran. Kampus ini terletak pada Gedung Prasadha Jinarakkhita di Jalan Kembangan Raya, Blok JJ Puri Indah Kembangan Selatan, Jakarta Barat 11610. Institusi ini baru 109 didirikan pada akhir Desember 2011 dan menjadi salah satu masukknya pendatang baru yang menjadi ancaman bagi STAB Nalanda. 2. STAB Tathagatha STAB Tathagatha didirikan dengan SK Dirjen Bimas Buddha No.62/SK/2009 yang terletak di Jalan Pakin 1, Komplek Mitra Bahari, Blok B No.17-19, Penjaringan, Jakarta Barat. STAB Tathagatha menggunakan silabus Pendidikan Tinggi Agama Buddha yang telah ditetapkan oleh Mentri Agama Republik Indonesia yang berlaku secara nasional, serta tambahan kurikulum Institusional termasuk Ilmu keagamaan dan ritual Buddha Mahayana dan Program tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan seperti Bahasa Inggris, Komputer, Akuntansi, Bahasa Mandarin, dan Kesenian. STAB Tathagatha terdapat 2 program studi yaitu Keguruan Ilmu Pendidikan Agama Buddha dan Kepanditaan Buddha Mahayana. STAB Tathagatha mempunya fasilitas asrama sendiri dan merupakan sebagai sekolah tinggi agama Buddha pendatang baru yang menjadi ancaman bagi STAB Nalanda. 4. Daya Tawar–Menawar Konsumen Konsumen utama dari STAB Nalanda adalah SMA atau SMK Buddhis yang ada di Jakarta dan luar kota. Selain itu konsumen lain daripada STAB Nalanda adalah SMA 110 swasta/negeri yang mempunyai murid-murid yang beragama Buddha baik dari dalam maupun luar kota. Hal yang harus dilakukan STAB Nalanda agar mendapatkan banyak mahasiswa yang mau berkuliah di STAB Nalanda, maka diperlukanlah promosi dengan memperkenalkan diri kepada SMA/SMK, memberikan pameran pendidikan, dan sebagainya. Konsumen lain bagi STAB Nalanda adalah orang yang sudah bekerja yang beragama Buddha. Seseorang yang sudah bekerja yang ingin mendalami Agama Buddha serta ingin menjadi dosen Agama Buddha, STAB Nalanda bisa menyediakan program studi seperti itu. STAB Nalanda membuka perkuliahan bagi orang yang bekerja dapat berkuliah pada waktu malam hari. 5. Potensi pengembangan produk pengganti Potensi pengembangan produk pengganti dari STAB Nalanda antara lain: 1. Kursus Singkat Agama Buddha Pada saat ini, Kursus Singkat Agama Buddha merupakan sebagai produk subtitusi. Hal ini disebabkan lebih banyak orang lebih memilih Kursus Singkat dikarenakan Kursus Singkat ini biasanya diadakan hari libur dan dalam waktu yang singkat pula dibandikan dengan perkuliahan. 2. Institusi Pendidikan Umum Kebanyakan daripada siswa/i SMP/SMK Buddhis melanjutkan kepada institusi pendidikan umum seperti jurusan ekonomi, bahasa, maupun kejuruan yang 111 lainnya. Sekarang ini, begitu banyak Institusi Pendidikan Umum yang ternama bisa menjadi ancaman produk subtitusi bagi STAB Nalanda. Selain itu dari STAB sendiri terdapat banyak STAB tersendiri yang menjanjikan lulusan bermutu dan berpengalaman. 3.4. Analisis SWOT STAB Nalanda Berikut ini adalah hasil analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity, Threat) pada STAB Nalanda: 1. Kekuatan (Strength) A. Sarana dan Prasarana 1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) STAB Nalanda mempunyai gedung yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar. Selain itu STAB Nalanda juga memiliki berbagai sarana dan prasarana antara lain ruang perpustakaan, ruang komputer, ruang baca, ruang multimedia, ruang microteaching, aula, lapangan basket dan ruang kebaktian. Semua fasilitas ini dapat digunakan mahasiswa dengan seoptimalnya dimana mendukung mahasiswa dalam kegiatan proses belajar mengajar. 112 2. Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2) STAB Nalanda memberikan sarana–sarana untuk mendukung pengembangan teknologi informasi seperti multimedia, jaringan internet dan LAN untuk mendukung kegiatan belajar mengajar mahasiswa untuk maju dan berkembang dalam teknologi informasi dan komunikasi sesuai tuntutan jaman. B. Sumber daya manusia 1. Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S4) STAB Nalanda telah menyediakan tenaga pendidik yaitu dosen yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing. Setiap dosen yang mengajar benar–benar mampu dan menguasai keseluruhan materi yang akan diberikan kepada mahasiswa. C. Kualitas Lulusan 1. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta (S4) 113 Lulusan dari STAB Nalanda merupakan lulusan yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari beberapa Alumni STAB Nalanda yang dapat dijadikan teladan yang telah menuaikan hasil. Setelah lulus dari STAB Nalanda. Alumni Nalanda sekarang antara lain: 1. Mengisi Jabatan dilingkungan Kementerian Agama, Pendidikan Formal dan non-Formal, dan lain-lain, 2. Menyebarkan Agama Buddha sebagai Guru/Dosen di jenjang pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SMK, Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta. 3. Menyebarkan Agama Buddha di Vihara Sebagai penceramah, Guru Sekolah Minggu. Hingga tahun 2009, STAB Nalanda telah meluluskan 234 orang Sarjana Agama Buddha, yang sebagian besar telah lulus Ujian Negara. Pada Sarjana Agama Buddha tersebut hingga saat ini telah mengabdikan diri di berbagai bidang profesi antara lain: 1. 36,9 % sebagai PNS–Pendidik 2. 33,3 % sebagai Swasta–Pendidik 3. 9,3 % sebagai PNS–Staff Departemen Agama RI 4. 7,8 % sebagai Swasta–Karyawan 5. 6,9 % sebagai Wiraswasta 114 6. 5,9 % sebagai PNS–Penyuluh Keagamaan Buddha Sumber: Survey STAB Nalanda pada tahun 2009 D. Mutu 1. Status STAB sudah terakreditasi (S5) Aspek yang dinilai dalam suatu akreditasi pada STAB Nalanda antara lain visi dan misi, tata pamong, kempimpinan, mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia, keuangan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta kurikulum. Tata pamong itu sendiri mencakup kepemimpinan dalam perguruan tinggi dan mekanisme kerja. STAB Nalanda mendapatkan akreditasi “B”. II. Kelemahan (Weakness) A. Sarana dan Prasarana 1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) Salah satu kelemahan STAB Nalanda yaitu buku–buku yang ada di perpustakaan STAB Nalanda kurang diperbarui. Hal ini menyebabkan menurunnya ketertarikan membaca melalui mahasiswa. Selain itu mereka hanya membaca buku–buku yang tahun terbitan lama dan kurangnya 115 penambahan buku baru. Hal ini membawa dampak kurangnya referensi baru dalam buku pada STAB Nalanda. B. Penelitian 1. Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) Dalam melakukan suatu penelitian, biasanya memerlukan dana yang cukup besar. Dari STAB Nalanda sendiri terdapat suatu budget untuk penelitian. Tapi dana itu kurang cukup, maka perlu dicarikannya sponsor untuk membiayai penelitian tersebut. Dalam hal ini, jumlah sponsor pun terbatas dan sulit mencari sponsor dikarenakan begitu banyaknya penelitian. Untuk itu diperlukannya suatu penelitian yang benar–benar berguna bagi banyak orang yang menarik minat sponsor untuk memberikan dana. C. Fasilitas 1. Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi (W3) Salah satu kelemahan pada STAB Nalanda adalah minimnya gaji dosen. Hal ini disebabkan biaya operasional STAB Nalanda yang pas-pasan dan menyebabkan gaji dosen pun juga kurang. Kebanyakan yang bekerja menjadi dosen di STAB Nalanda merupakan dosen–dosen yang senior dan kebanyakan 116 dosen senior itu sifatnya mengabdi karena sekaligus berbuat baik demi kemajuan pendidikan agama Buddha. D. Letak 1. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) Salah satu kelemahan STAB Nalanda adalah posisi/letak STAB Nalanda yang kurang strategis. Hal ini menyebabkan sulitnya orang menemukan letak STAB Nalanda. Selain itu letaknya berada di pedalaman suatu kompleks atau tidak berada di jalan utama. E. Teknologi Informasi 1. Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) Walaupun STAB Nalanda telah memilikki fasilitas wi–fi, namun fasilitas tersebut tidak digunakan secara maksimal untuk pendidikan. Sampai sekarang fasilitas hanya digunakan untuk membuka email, membuat jaringan sosial (seperti facebook, twitter, friendster, myspace, dsb). Dapat terlihat juga dari masih banyaknya penggunaan surat menyurat, pengumuman manual, atau pelaporan nilai secara manual. III. Peluang (Oppurtunities) A. Kerjasama Strategis 117 1. Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) STAB Nalanda berdiri didukung Yayasan Dana Pendidikan Buddhis STAB Nalanda. STAB Nalanda juga melakukan penggalangan dana demi mencukupi kebutuhan operasional dan meningkatkan gaji karyawan dan guru, untuk itu STAB Nalanda melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha dengan cara melakukan malam apresiasi kebudayaan, malam dana, membuat program orang tua asuh, dan sebagainya. 2. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) Untuk menjadikan STAB Nalanda sebagai universitas yang terbaik daripada universitas yang ada, maka diperlukan kerjasama yang baik, erat dan harmonis dengan organisasi Buddhis, Forum–Forum Perguruan Tinggi Agama Buddha serta SMA. Kerjasama yang terjalin bisa bermacam–macam antara lain bekerjasama dengan SMA agar murid yang telah lulus SMA dapat melanjutkan kuliah di STAB Nalanda dan lain sebagainya. Kerjasama yang dilakukan oleh STAB Nalanda antara lain dengan Forum PTABI (Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia), BPKBI (Badan Pendidikan Koordinator Buddhis Indonesia), IABU (International Association of 118 Buddhist Universities), ITBU (International Theravada Buddhist Universities) dan lain sebagainya. B. Peluang Pasar 1. Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) Peluang pasar yang muncul adalah cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta, hal ini dapat terlihat daripada lulusan STAB Nalanda yang cepat mendapatkan pekerjaan setelah lulus perkuliahan di STAB Nalanda. 2. Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas (O4) Peluang pasar yang muncul adalah penelitian dengan Litbang dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian program kurikulum, silabus, serta sistem dan proses pendidikan untuk menghasilkan pendidikan yang berkompeten. Selain itu STAB juga meneliti kelebihan, kelemahan daripada instansi baik dalam dan luar negeri agar dapat dipelajari dan diterapkan yang seoptimal mungkin pada STAB Nalanda. C. Trend TIK 1. Pengembangan multimedia (O5) Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan 119 Salah satu peluang yang muncul adalah dengan menggunakan multimedia. Salah satu yang akan diterapkan adalah dengan melalui sistem pembelajaran elearning, Diharapkan dengan adanya sistem pembelajaran e-learning agar menambah minat dan ketertarikan mahasiswa untuk dapat masuk ke dalam STAB Nalanda. Selain itu akan berguna bagi perkembangan agama Buddha. IV. Ancaman (Threats) A. Regulasi 1. Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) Faktor Ancaman bagi STAB Nalanda adalah keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2. Hal ini menjadi suatu ancaman tersendiri bagi STAB Nalanda dikarenakan banyak dosen STAB Nalanda masih berada di program Studi S1, bahkan ada yang hanya D3. Hal ini mengakibatkan Dosen yang masi berada di program Studi S1 dan D3 untuk menempuh pengajaran di program Studi S2. B. Mutu Pendidikan 1. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) 120 Salah satu ancaman bagi STAB Nalanda adalah perlu adanya integrasi atau penggabungan kurikulum antara pengembangan Iptek dengan nilai–nilai dasar agama Buddha dikarenakan Agama dan Iptek sangat sulit apabila digabungkan karena agama berdasarkan dengan keyakinan seseorang sedangkan Iptek berdasarkan dengan logika pengetahuan yang ada. Maka hal ini sulit untuk dilakukan integrasi kurikulum. C. Kondisi Pasar 1. Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) Faktor ancaman lain adalah rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. Kebanyakan dari mahasiswa ada yang memilih mengikuti pendidikan umum di universitas swasta maupun negeri. 2. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) Banyak perguruan tinggi dan PTAB termasuk yang baru berdiri menjadi salah satu ancaman bagi STAB Nalanda. Hal ini merupakan menjadi daya tarik tersendiri bagi calon mahasiswa. 121 D. Trend TIK 1. Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara realtime dan sulit untuk dilakukan. (T5) Dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin cepat, makin merubah segala sesuatu secara real–time. Hal ini menjadi satu ancaman tersendiri dikarenakan kurangnya bekal ilmu pengetahuan mengenai Teknologi Informasi yang membuat STAB Nalanda kurang maju dalam perkembangan teknologi. 122 3.5. Tahap Masukan 3.5.1. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Matriks EFE) Berikut ini adalah pembobotan Oppurnity dan Threat pada STAB Nalanda: Tabel 3.2. Pembobotan Faktor Eksternal Faktor Eksternal A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) B Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya Prioritas Bobot (A/B) (1-3) A 3 B 2 A 2 B 2 A 3 A 3 baik dalam maupun luar negeri (O2) A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) B Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) B Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) B Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) A Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) B Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) A Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) 123 B Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) A Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) B Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) A Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) B Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri A 2 A 1 B 2 B 2 B 3 A 1 B 3 B 2 terbuka luas.(O4) A Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) B Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) A Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) B Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) B Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) B Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) B Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) B Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) A Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha (O1) 124 B Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit B 1 A 2 B 3 B 2 B 3 A 1 B 3 untuk dilakukan. (T5) A Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) B Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) A Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) B Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) A Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) B Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) A Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) B Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) A Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) B Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) A Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) B Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) A Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) 125 B Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi A 1 B 2 B 3 B 2 A 2 A 1 B 2 B 1 (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) A Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) B Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) A Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) B Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) A Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) B Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) A Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) B Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) A Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) B Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) A Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) B Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) A Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) B Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik 126 semakin besar. (T4) A Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) B B 1 A 2 B 2 B 1 B 2 B 1 A 3 Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) A Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) B Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) A Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) B Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) A Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) B Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) A Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) B Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) A Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) B Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) A Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) B Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) A Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) 127 B Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama B 1 B 2 A 3 B 3 B 2 B 1 B 2 seperti STAB. (T3) A Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) B Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) A Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) B Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) A Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) B Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) A Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) B Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) A Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) B Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) A Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) B Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) 128 A Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) B A 3 B 1 Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) A Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) B Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) Tabel 3.3.Rangkuman Pembobotan Matriks EFE O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 O1 1 3 2 2 0,5 0,3 1 0,33 2 1 O2 0,3 1 3 3 2 0,5 3 0,5 3 1 O3 0,5 0,33 1 1 0,5 0,3 1 0,5 3 0,5 O4 0,5 0,33 1 1 0,5 0,5 1 0,5 1 1 O5 2 0,5 2 2 1 0,5 2 1 2 1 T1 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 T2 1 0,33 1 1 0,5 0,3 1 0,33 2 1 T3 3 2 2 2 1 1 3 1 2 3 T4 0,5 0,33 0,33 1 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 T5 1 1 2 1 1 0,3 1 0,33 1 1 Total 13 16 9,5 10,82 17,3 5,3 16,5 5,99 19 13,5 129 Tabel 3.4.Normalisasi Matrix EFE O1 O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 Total Bobot 0,1 0,277 0,12 0,1 0,05 0,1 0,06 0,06 0,1 0,07 1,00531 0,1005 O2 0 0,092 0,17 0,2 0,21 0,1 0,18 0,08 0,2 0,07 1,28052 0,1281 O3 0 0,03 0,06 0,1 0,05 0,1 0,06 0,08 0,2 0,04 0,64335 0,0643 O4 0 0,03 0,06 0,1 0,05 0,1 0,06 0,08 0,1 0,07 0,60707 0,0607 O5 0,2 0,046 0,12 0,1 0,11 0,1 0,12 0,17 0,1 0,07 1,10924 0,1109 T1 0,2 0,185 0,17 0,1 0,21 0,2 0,18 0,17 0,1 0,22 1,79152 0,1792 T2 0,1 T3 0,2 0,185 0,12 0,1 0,11 0,2 0,18 0,17 0,1 0,22 1,62856 0,1629 T4 T5 Total 0 0,03 0,03 0,06 0,1 0,05 0,1 0,06 0,06 0,1 0,07 0,63834 0,0638 0,02 0,1 0,05 0,1 0,03 0,08 0,1 0,07 0,53811 0,0538 0,1 0,092 0,12 0,1 0,11 0,1 0,06 0,06 0,1 0,07 0,75797 0,0758 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 130 Berdasarkan faktor – faktor eksternal di atas maka dapat dilakukan perhitungan matriks EFE sebagai berikut: Tabel 3.5.Matriks EFE STAB Nalanda Faktor - Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Skor Bobot Peluang: 1. Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan 0,1 2 0,2 0,13 4 0,52 0,06 2 0,12 0,06 3 0,18 0,11 2 0,22 0,18 4 0,72 0,07 2 0,14 Buddha (O1) 2. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan SMA,PTAB,dan Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) 3. Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) 4. Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) 5. Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan multimedia (O5) Ancaman: 1. Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) 2. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu 131 Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai – nilai dasar Agama Buddha (T2) 3. Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan 0,16 3 0,48 0,05 3 0,15 0,08 4 0,32 tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) 4. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) 5. Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real – time dan sulit untuk dilakukan. (T5) Total 1 Sumber: STAB Nalanda Kesimpulan Matrix EFE: Berdasarkan total nilai rata–rata tertimbangnya 3, 05 merupakan di atas rata–rata (titik tengah) 2, 5, sehingga STAB Nalanda dapat dikatakan lumayan berhasil dan mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghincari ancaman yang menghadang perusahaan. 3,05 132 3.5.2. Matriks Evaluasi Faktor Internal (Matriks IFE) Berikut ini adalah pembobotan Strength dan Weakness pada STAB Nalanda: Tabel 3.6.Pembobotan Faktor Internal Faktor Internal A Bobot (A/B) (1-3) A 3 A 2 B 1 B 2 A 3 A 1 Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) B Prioritas Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2) A Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) B Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S3) A Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) B Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4) A Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) B Status STAB sudah terakreditasi(S5) A Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2) B Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S3) A Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia , jaringan LAN , jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2) 133 B Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4) A Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2) B Status STAB sudah terakreditasi(S5) A Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S3) B Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4) A Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S3) B Status STAB sudah terakreditasi (S5) A Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4) B Status STAB sudah terakreditasi (S5) A Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) B A 2 B 1 B 2 B 2 B 3 B 2 B 2 A 2 Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) A Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) B Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) A Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) B Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi.(W3) A Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) 134 B Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) A Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) A Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2) B B 1 B 3 A 3 B 2 A 2 B 1 B 3 Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) A Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2) B Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) A Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2) B Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi.(W3) A Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2) B Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) A Telah tersedianya waktu kuliah di luar jam kerja, sehingga meningkatkan mahasiswa yang sudah bekerja dalam mengikuti perkuliahan(S2) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) A Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3) B Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) 135 A Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3) B B 1 B 2 A 2 B 2 B 2 B 2 B 3 Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) A Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3) B Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi.(W3) A Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3) B Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) A Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S3) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) A Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S4) B Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) A Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S4) B Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) A Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S4) B Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi.(W3) 136 A Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S4) B Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) A Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S4) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) A Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5) B Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar A 1 A 1 B 2 A 2 B 1 A 2 B 1 A 3 B 3 mengajar (W1) A Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5) B Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) A Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5) B Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi.(W3) A Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5) B Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) A Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S5) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) A Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) B Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) A Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) B Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan 137 sampingan dan mengabdi.(W3) A Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) B Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) A Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) A Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) B A 2 A 2 B 2 A 2 A 3 A 2 A 3 B 1 Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi.(W3) A Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) B Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) A Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) A Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi.(W3) B Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) A Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi.(W3) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) A Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) B Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) 138 Tabel 3.7.Rangkuman Pembobotan Matriks IFE S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 S1 1 3 2 1 0,5 0,33 0,5 0,5 2 1 S2 0,33 1 3 1 0,33 3 0,5 2 1 S3 0,5 0,33 1 1 0,5 0,33 1 0,5 2 0,5 S4 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0,33 1 1 S5 2 0,5 2 2 1 0,5 2 1 2 1 W1 3 3 3 2 2 1 3 0,33 2 2 W2 2 0,33 1 2 1 0,5 2 3 W3 2 2 2 3 1 3 2 1 2 3 W4 0,5 0,5 0,5 1 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1 W5 1 1 2 1 1 0,5 0,5 0,33 1 1 9,5 7,32 13,83 5,49 17 14,5 Total 13.33 12,66 17,5 15 2 0,5 0,33 Tabel 3.8.Normalisasi Matrix IFE S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 Total Bobot S1 0,08 0,24 0,11 0,07 0,05 0,05 0,04 0,09 0,12 0,07 0,9 0,09 S2 0,02 0,08 0,17 0,07 0,21 0,05 0,22 0,09 0,12 0,07 1,09 0,11 S3 0,04 0,03 0,06 0,07 0,05 0,05 0,07 0,09 0,12 0,03 0,6 0,06 139 S4 0,08 0,08 0,06 0,07 0,05 0,07 0,04 0,06 0,06 0,07 0,62 0,06 S5 0,15 0,04 0,11 0,13 0,11 0,07 0,14 0,18 0,12 0,07 1,12 0,11 W1 0,23 0,24 0,17 0,13 0,21 0,14 0,22 0,06 0,12 0,14 1,65 0,16 W2 0,15 0,03 0,06 0,13 0,05 0,05 0,07 0,09 0,12 0,21 0,95 0,1 W3 0,15 0,16 0,11 0,2 0,11 0,41 0,14 0,18 0,12 0,21 1,79 0,18 W4 0,04 0,04 0,03 0,07 0,05 0,07 0,04 0,09 0,06 0,07 0,55 0,05 W5 0,08 0,08 0,11 0,07 0,11 0,7 0,02 0,06 0,06 0,07 0,72 0,07 Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Berdasarkan faktor – faktor internal di atas maka dapat dilakukan perhitungan matriks IFE sebagai berikut: Tabel 3.9.Matriks IFE STAB Nalanda Faktor - Faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Skor Bobot Kekuatan: 1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai 0,09 4 0,36 0,11 4 0,44 dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) 2. Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia , jaringan LAN , jaringan internet) dalam 1 140 mendukung proses belajar mengajar (S2) 3. Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan 0,06 4 0,24 0,06 3 0,18 0,11 4 0,44 0,16 2 0,32 0,1 2 0,2 0,18 1 0,18 0,05 2 0,1 0,07 2 0,14 berpengalaman di bidangnya masing–masing (S3) 4. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta(S4) 5. Status STAB sudah terakreditasi(S5) Kelamahan: 1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar (W1) 2. Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa (W2) 3. Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi. (W3) 4. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) 5. Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) Total 1 2,6 141 Kesimpulan Matrix IFE: Berdasarkan total nilai rata–rata tertimbangnya 2, 6 merupakan di atas rata–rata (titik tengah) 2, 5, sehingga STAB Nalanda dapat dikatakan lumayan berhasil dalam mempunyai keunggulan dan dapat meminimalkan kelemahan yang ada. 3.6. Tahap Pencocokan 3.6.1. Matrix SWOT Berdasarkan data yang diambil pada saat melakukan penelitian, berikut ini merupakan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada STAB Nalanda adalah sebagai berikut: Tabel 3.10.Tabel SWOT STRENGTHS WEAKNESS Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana 1. Tersedianya gedung dan sarana lain 1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang yang memadai dalam mendukung lengkap dalam mendukung proses belajar kegiatan belajar mengajar mengajar 2. Tersedianya sarana teknologi informasi pengembangan Penelitian (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar 1. Terbatasnya sponsor untuk penelitian , baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa 142 Sumber Daya Manusia Fasilitas 1. Tersedianya tenaga pendidik yang 1. Minimnya gaji dosen, kebanyakan profesional dan berpengalaman di dosen disini bekerja karena dengan bidangnya masing–masing kerjaan sampingan dan mengabdi. Kualitas lulusan 1. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun Letak 1. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis swasta Penggunaan Teknologi Mutu 1. Penggunaan teknologi informasi yang 1. Status STAB yang sudah terakreditasi kurang maksimal B. OPPURTUNITIES Kerjasama strategis 1. Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan Buddha THREATS Regulasi 1. Keluarnya UU No.14 tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan 2. Menjalin kerjasama yang harmonis minimal S2 dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Mutu Pendidikan Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) 1. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan 143 Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Peluang Pasar Buddha 1. Cepatnya penyerapan lulusan dari Kondisi Pasar pemerintah dan swasta 2. Penelitian dengan Pelatihan dan 1. Rendahnya minat mahasiswa untuk Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam melanjutkan pendidikan tinggi di bidang dan negeri terbuka luas. agama seperti STAB. Trend TIK 2. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya 1. Pengembangan Agama Buddha melalui tarik semakin besar. pendidikan menggunakan multimedia Trend TIK 1. Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi secara real–time dan sulit untuk dilakukan. Berdasarkan pemetaan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diatas, maka dilakukan analisis untuk mencari strategi untuk menggunakan kekuatan yang ada untuk memanfaatkan peluang yang tersedia (Strategi S–O) serta memiliki kekuatan yang dimilikki untuk mengatasi ancaman yang ada (Strategi S–T). 144 Selain itu dianalisis pula strategi untuk mengurangi kelemahan yang dimilikki untuk mengurangi kelemahan yang dimilikki dalam meraih peluang yang ada (Strategi W–O) maupun mengatasi ancaman yang ada (Strategi W–T). Tabel 3.11.Strategi S–O STAB Nalanda Internal Strengths (S) Sarana dan Prasarana 1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar 2. Tersedianya sarana teknologi informasi pengembangan (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar Sumber Daya Manusia 1. Tersedianya profesional tenaga dan pendidik berpengalaman yang di bidangnya masing–masing Kualitas lulusan 1. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun 145 swasta Eksternal Mutu 1. Status STAB yang sudah terakreditasi B. Strategi S-O Oppurtunities (O) 1. Mengadakan kuliah khusus untuk Kerjasama strategis calon tenaga pengajar Agama Buddha. 1. Melakukan penggalangan dana dari 2. Menjalin kerjasama dengan lembaga berbagai unsur keagamaan Buddha agama Buddha maupun sekolah– 2. Menjalin kerjasama yang harmonis sekolah khususnya sekolah agama dengan SMA,PTAB,dan Organisasi Buddha untuk memperoleh calon Buddhis lainnya baik dalam maupun mahasiswa baru. luar negeri (O2) 3. Menjalin kerjasama dengan institusi nasional maupun internasional dalam Peluang Pasar melakukan 1. Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta 2. Penelitian dengan penelitian khususnya penelitian mengenai Agama Buddha. 4. Melakukan promosi tentang akademik Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi baik dalam dan negeri terbuka luas. melalui offline dan online. Melalui offline dengan cara melakukan promosi kepada SMA/SMK Buddhist 146 atau Non-Buddhist serta melakukan Trend TIK promosi melalui tempat ibadah agama 1. Pengembangan melalui pendidikan multimedia Buddha Buddha. Melalui online dengan cara menggunakan promosi di website, forum diskusi Agama Agama Buddha dan website tempat ibadah Agama Buddha. 5. Membuat proses pembelajaran jarak jauh menggunakan multimedia, khususnya bagi umat Buddha yang berada di daerah terpencil. 6. Menciptakan lulusan berkualitas melalui penguasaan komputer dengan membuat pusat pelatihan bagi dosen dan mahasiswa Tabel 3.12.Strategi S–T STAB Nalanda Internal Strengths (S) Sarana dan Prasarana 1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar 2. Tersedianya sarana pengembangan 147 teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar Sumber Daya Manusia 1. Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing Kualitas lulusan 1. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta Eksternal Mutu 1. Status STAB yang sudah terakreditasi B Threats (T) Strategi S-T 1. Membentuk komunitas online untuk Regulasi transfer pengetahuan dan diskusi 1. Keluarnya UU No.14 tahun 2005 yang mengenai mewajibkan guru dan pendidikan Agama dosen Buddha serta pengembangannya. 148 berpendidikan minimal S2 2. Melakukan pelatihan mengenai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk perguruan tinggi Mutu Pendidikan 3. Optimalisasi 1. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan koneksi internet (WAN) yang telah ada dalam dan melakukan publikasi potensi yang Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama dimiliki STAB dalam meningkatkan Buddha jumlah mahasiswa baru. pengembangan Ilmu Pengetahuan 4. Melakukan rekuitmen tenaga ahli dengan pendidikan khusus agama Buddha Kondisi Pasar melalui memasukkan pengajar dalam dan luar negeri. 1. Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. 2. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. Trend TIK 5. Membuat program pendidikan khusus (seperti kelas malam, kelas weekend, dll) yang berguna untuk meningkatkan pelayanan STAB. 6. Melakukan evaluasi kurikulum secara periodik dalam menyelesaikan kebutuhan tenaga kerja. 1. Teknologi yang semakin cepat sehingga 7. Menerapkan manajemen pengeolaan mendapat informasi secara real – time STAB dan sulit untuk dilakukan mengacu pada standart akreditasi. berbasis TIK dengan 149 Tabel 3.13.Strategi W – O STAB Nalanda Internal Weaknessess (W) Sarana dan Prasarana 1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar Penelitian 1. Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa Fasilitas 1. Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi Letak 1. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis 150 Penggunaan Teknologi 1. Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal Eksternal Metode Pembelajaran 1. Metode pembelajaran yang kurang menarik Strategi W–O Oppurtunities (O) 1. Menjalin kerjasama dan hubungan Kerjasama strategis yang baik dengan Bimbingan 1. Melakukan penggalangan dana dari Masyarakat (Bimas) Buddha maupun berbagai unsur keagamaan Buddha instansi terkait dalam memperkuat 2. Menjalin kerja sama yang harmonis posisi pendidikan Buddha di dengan SMA, PTAB, dan Organisasi Indonesia. Buddhis lainnya baik dalam maupun 2. Berkerjasama dengan instansi terkait luar negeri (O2) dalam membuat paket–paket kuliah murah Peluang Pasar yang dapat menjangkau masyarakat tidak mampu. 1. Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta 2. Penelitian dengan 3. Berkerjasama dengan Pemerintahan Daerah/PEMDA Pelatihan dan setempat dalam 151 Bimbingan (Litbang) dan instansi baik explorasi potensi–potensi dalam dan negeri terbuka luas. untuk dapat meningkatkan Anggaran Pendapatan Belanja daerah Daerah/APBD Trend TIK maupun daya tawar daerah di tingkat 1. Pengembangan melalui Agama pendidikan multimedia Buddha menggunakan nasional. 4. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah maupun industri dalam evaluasi kurikulum PTAB. 5. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah dalam penggalian sumber melakukan daya manusia potensial maupun dengan melalui job expo di daerah. 6. Menjalin kerjasama dengan SMA, baik SMA umum maupun SMA Buddhis dalam mensosialisasikan PTAB kepada calon mahasiswa. 7. Menjalin kerjasama dengan PTAB antara lain dalam melakukan sharing pengetahuan terkait perkembangan TIK di perguruan tinggi. 152 Tabel 3.14.Strategi W–T STAB Nalanda Internal Weaknessess (W) Sarana dan Prasarana 1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam mendukung proses belajar mengajar Penelitian 1. Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian dosen maupun untuk mahasiswa Fasilitas 1. Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi Letak 1. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis Penggunaan Teknologi Eksternal 153 1. Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal Strategi W–T Threats (T) 1. Menjalin kerjasama dan hubungan Regulasi yang baik dengan Bimbingan 1. Keluarnya UU No.14 tahun 2005 yang Masyarakat (Bimas) Buddha maupun mewajibkan guru dan dosen instansi terkait dalam memperkuat berpendidikan minimal S2 posisi pendidikan Buddha di Indonesia. Mutu Pendidikan 2. Berkerjasama dengan instansi terkait 1. Perlu adanya dengan integrasi kurikulum pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha dalam membuat paket–paket kuliah murah yang dapat menjangkau masyarakat tidak mampu. 3. Berkerjasama dengan Pemerintahan Daerah/PEMDA Kondisi Pasar setempat dalam explorasi potensi–potensi daerah untuk 1. Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. 2. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. dapat meningkatkan Pendapatan Belanja Anggaran Daerah/APBD maupun daya tawar daerah di tingkat nasional. 4. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah maupun industri dalam evaluasi kurikulum PTAB. 154 5. Menjalin kerjasama dengan instansi Trend TIK pemerintah 1. Teknologi yang semakin penggalian cepat dalam sumber melakukan daya manusia sehingga mendapat informasi secara potensial maupun dengan melalui job real–time dan sulit untuk dilakukan. expo di daerah. 6. Menjalin kerjasama dengan SMA, baik SMA umum maupun SMA Buddhis dalam mensosialisasikan PTAB kepada calon mahasiswa. 7. Menjalin kerjasama dengan PTAB lain dalam melakukan sharing pengetahuan terkait perkembangan TIK di perguruan tinggi. Sehingga dari Strategi S-O, S-T, W-O, W-T, yang dianalisis dari tabel 3-3 sampai dengan tabel 3-6 diatas maka dihasilkan 23 strategi yang dibagi menjadi 8(delapan) kelompok strategi sebagai berikut: A. Produk/layanan baru 1. Mengadakan program pendidikan tenaga pengajar agama Buddha 2. Merancang program pembelajaran jarak jauh menggunakan multimedia, khususnya bagi umat Buddha yang berada didaerah terpencil. 3. Membuat program pendidikan khusus (seperti kelas malam, kelas weekend, dll) dalam meningkatkan layanan STAB 155 B. Kerjasama strategis 1. Menjalin kerjasama dengan lembaga–lembaga agama Buddha maupun sekolah–sekolah Buddha dalam mempromosikan STAB untuk memperoleh calon mahasiswa baru. 2. Menjalin kerjasama dengan instusi nasional maupun internasional dalam melakukan penelitian khususnya penelitian agama Buddha 3. Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan Bimas Buddha maupun dengan instansi terkait dalam memperkuat posisi pendidikan agama Buddha di Indonesia. 4. Berkerjasama dengan instansi terkait dalam membuat paket–paket kuliah murah yang dapat menjangkau masyarakat tidak mampu. 5. Berkerjasama dengan Pemerintahan Daerah/PEMDA setempat dalam explorasi potensi–potensi daerah untuk dapat meningkatkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah/APBD maupun daya tawar daerah di tingkat nasional. 6. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah maupun industri dalam evaluasi kurikulum PTAB. 7. Menjalin kerjasama dengan instansi pemerintah dalam melakukan penggalian sumber daya manusia potensial maupun dengan melalui job expo di daerah 8. Menjalin kerjasama dengan SMA, baik SMA umum maupun SMA Buddhis dalam mensosialisasikan PTAB kepada calon mahasiswa. 156 9. Menjalin kerjasama dengan PTAB lain dalam melakukan sharing pengetahuan terkait perkembangan TIK di perguruan tinggi. C. Marketing 1. Melakukan promosi tentang akademik melalui offline dan online. Melalui offline dengan cara melakukan promosi kepada SMA/SMK Buddhis atau Non-Buddhis serta melakukan promosi melalui tempat ibadah agama Buddha. Melalui online dengan cara promosi di website, forum diskusi Agama Buddha dan website tempat ibadah Agama Buddha. D. Sarana dan Prasarana 1. Menciptakan lulusan berkualitas melalui penguasaan komputer dengan membuat pusat pelatihan bagi dosen dan mahasiswa. 2. Melengkapi koleksi buku perpustakaan, baik buku yang berbentuk fisik maupun e-book sesuai kebutuhan STAB. 3. Membentuk komunitas online dalam transfer pengetahuan maupun diskusi tentang pendidikan agama Buddha dan perkembangannya. 4. Optimalisasi koneksi internet (WAN) yang telah ada dalam melakukan publikasi potensi yang dimiliki STAB dalam meningkatkan jumlah mahasiswa baru. E. Penelitian 1. Menumbuhkan motivasi meneliti bagi dosen dan mahasiswa. Penelitian ini dilakukan untuk menciptakan inovasi bagi STAB Nalanda. 157 2. Mempublikasikan hasil penelitian dosen dan mahasiswa kepada seluruh mahasiswa/i STAB Nalanda. Hal ini bertujuan untuk membekali mahasiswa/i STAB Nalanda suatu ilmu yang baru dari hasil penelitian dan menciptakan inovasi agar mahasiswa/i STAB Nalanda dapat berperan aktif serta memotivasi agar menciptakan penelitian yang lebih baik F. Peningkatan Mutu 1. Melakukan evaluasi kurikulum secara periodik dalam menyesuaikan kebutuhan tenaga kerja. G. Sumber daya Manusia 1. Melakukan rekuitmen tenaga ahli dengan pendidikan khusus agama Buddha memasukkan pengajar dalam dan luar negeri. 2. Melaksanakan training maupun workshop tentang perkembangan TIK khususnya perguruan tinggi. H. Organisasi 1. Menetapkan manajemen pengeolaan STAB berbasis TIK dengan mengacu pada standar akreditasi. 3.6.2 Matrix Internal Eksternal (Matrix IE) Berdasarkan hasil perhitungan pada tahap input yang menunjukkan total rata–rata tertimbang EFE=3, 05 dan IFE=2, 60, maka matrix IE pada tahap pencocokannya digambarkan sebagai berikut: 158 Matrix IFE Kuat Rata- Rata Lemah 3, 00–3, 99 2, 00–2, 99 1, 00– 1, 99 Kuat I II III IV V VI VII VIII IX 3, 00-3, 99 Rata-Rata 2, 00 – 2, 99 Lemah 1, 00 – 1,99 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa STAB Nalanda pada kuadran II yaitu pada posisi tumbuh dan membangun (growth and build). Strategi intensif yang digunakan oleh STAB Nalanda adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. 159 3.7. Tahap Keputusan 3.7.1.Matrix Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Tabel 3.15.Tabel Matrix Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Alternatif Strategi Faktor Kunci Bobot Penetrasi Pengembangan Pengembangan Pasar Produk/Jasa Pasar AS TS AS TS AS TS 0,09 3 0,27 3 0,27 3 0,27 0,11 3 0,33 3 0,33 2 0,22 0,06 2 0,12 3 0,18 3 0,18 Kekuatan: 1. Tersedianya gedung dan sarana lain yang memadai dalam mendukung kegiatan belajar mengajar (S1) 2. Tersedianya sarana pengembangan teknologi informasi (Multimedia, jaringan LAN, jaringan internet) dalam mendukung proses belajar mengajar (S2) 3. Tersedianya tenaga pendidik yang profesional dan berpengalaman di bidangnya masing–masing (S3) 160 4. Diterimanya lulusan STAB Nalanda sebagai pegawai 0,06 3 0,18 3 0,18 3 0,18 0,11 4 0,44 4 0,44 3 0,33 0,05 4 0,2 3 0,15 3 0,15 0,07 3 0,21 3 0,21 3 0,21 negeri sipil maupun swasta (S4) 5. Status STAB sudah terakreditasi (S5) Kelamahan: 1. Koleksi buku perpustakaan yang kurang lengkap dalam 0,16 mendukung proses belajar mengajar (W1) 2. Terbatasnya sponsor untuk penelitian, baik penelitian 0,1 dosen maupun untuk mahasiswa (W2) 3. Minimnya gaji dosen, kebanyakan dosen disini bekerja 0,18 karena dengan kerjaan sampingan dan mengabdi. (W3) 4. Letak STAB Nalanda yang kurang strategis (W4) 5. Penggunaan teknologi informasi yang kurang maksimal (W5) 1,00 Peluang: 1. Melakukan penggalangan dana dari berbagai unsur keagamaan 0,1 161 Buddha (O1) 2. Menjalin kerja sama yang harmonis dengan SMA,PTAB,dan 0,13 3 0,39 3 0,39 3 0,39 3. Cepatnya penyerapan lulusan dari pemerintah dan swasta (O3) 0,06 3 0,18 3 0,18 3 0,18 4. Penelitian dengan Pelatihan dan Bimbingan (Litbang) dan instansi 0,06 4 0,44 3 0,33 3 0,33 0,07 3 0,21 3 0,21 3 0,21 0,16 2 0,32 3 0,48 3 0,48 0,05 3 0,15 2 0,1 3 0,15 Organisasi Buddhis lainnya baik dalam maupun luar negeri (O2) baik dalam dan negeri terbuka luas.(O4) 5. Pengembangan Agama Buddha melaui pendidikan menggunakan 0,11 multimedia (O5) Ancaman: 1. Keluarnya UU No.14 Tahun 2005 yang mewajibkan guru 0,18 dan dosen berpendidikan minimal S2 (T1) 2. Perlu adanya integrasi kurikulum dengan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan nilai–nilai dasar Agama Buddha (T2) 3. Rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama seperti STAB. (T3) 4. Ada banyak perguruan tinggi dan PTAB (termasuk yang baru 162 berdiri) sehingga daya tarik semakin besar. (T4) 5. Teknologi yang semakin cepat sehingga mendapat informasi 0,08 3 0,24 3 0,24 3 0,24 secara real–time dan sulit untuk dilakukan. (T5) Total 1,00 3,68 3,69 3,52 Berdasarkan hasil pencocokan terhadap kedua strategi yang dipilih yaitu Strategi Penetrasi Pasar, Pengembangan Pasar, dan Pengembangan Produk/Jasa terhadap faktor–faktor eksternal dan internal didapat jumlah keseluruhan daya tarik total sebesar 3,68; 3, 69, dan 3, 52. Analisis tersebut mengindikasikan bahwa STAB Nalanda perlu melakukan pengembangan produk/jasa. Merukan hasil yang tepat dengan menggunakan pembuatan proses pembelajaran e-learning. 163 3.8. Analisis Kebutuhan 3.8.1. Analisis Kebutuhan E-Learning Dosen dan Mahasiswa berdasarkan hasil Kuisioner 3.8.1.1. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Kuisioner Dosen Berikut ini akan dibahas hasil kuisioner yang diberikan kepada 16 (enam belas) orang responden dari dosen yang aktif pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2011/2012 STAB Nalanda. Hasilnya sebagai berikut 1. Bagaimana situasi kegiatan belajar mengajar terhadap perkembangan mahasiswa di kelas selama ini? A. Sangat mendukung B. Mendukung C. Kurang mendukung D. Tidak mendukung Tabel 3.16.Situasi kegiatan belajar mengajar di kelas Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Mendukung 1 6,25 % Mendukung 14 87,50 % Kurang Mendukung 1 6,25 % 164 Tidak Mendukung 0 0% Total 16 100 % Ga mbar 3.4.Diagram Pie situasi belajar mengajar di kelas Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen, hanya ada 1 dosen (6, 25%) menjawab situasi kondisi belajar mengajar sangat mendukung 14 dosen (87, 50%) menjawab situasi kegiatan belajar mengajar di kelas mendukung. Sebanyak 1 dosen (6, 25%) menjawab suasana belajar mengajar di kelas kurang mendukung. Sedangkan tidak ada dosen yang menjawab kondisi suasana belajar mengajar di kelas tidak mendukung 2. Seberapa baik mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan? A. Sangat baik B. Baik C. Kurang baik D. Tidak Baik 165 Tabel 3.17.Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Baik 0 0% Baik 15 93,75 % Kurang Baik 1 6,25 % Tidak Baik 0 0% Total 16 100 % Gambar 3.5.Diagram Pie Mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen, terdapat 15 dosen (93, 75%) menjawab mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan baik dan sebanyak 1 dosen(6, 25%) menjawab mahasiswa mengikuti perkuliahan kurang baik. Tidak ada dosen yang menjawab mahasiswa mengikuti perkuliahan sangat baik dan tidak baik. 166 3. Apakah diperlukan waktu tambahan dalam menyampaikan materi perkuliahan untuk memberikan hasil yang maksimal bagi perkembangan mahasiswa? A. Sangat Perlu B. Perlu C. Kurang perlu D. Tidak perlu Tabel 3.18.Waktu tambahan dosen menyampaikan materi perkuliahan Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Perlu 1 6,25 % Perlu 10 62,50 % Kurang Perlu 0 0% Tidak Perlu 5 31,25 % Total 16 100 % 167 Gambar 3.6.Diagram Pie waktu tambahan dosen menyampaikan materi perkuliahan Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen, hanya ada 1 dosen (6, 25%) sangat perlu waktu tambahan dalam menyampaikan materi perkuliahan. Sedangkan sebanyak 10 dosen (62, 50%) menjawab perlu dalam menyampaikan materi perkuliahan. Sedangkan 5 dosen (31, 25%) menjawab tidak perlu dalam menyampaikan materi perkuliahan. 4. Apakah ada kesulitan dalam memeriksa dalam memberikan tugas yang diperlukan? A. Sangat sulit B. Sulit C. Cukup sulit D. Tidak sulit 168 Tabel 3.19.Kesulitan dosen memeriksa tugas yang diperlukan Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Sulit 0 0% Sulit 0 0% Cukup Sulit 3 18,75 % Tidak Sulit 13 81,25 % Total 16 100 % Gambar 3.7.Diagram Pie kesulitan dosen memeriksa tugas yang diperlukan Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen Sebanyak 3 dosen (18, 75%) mengalami cukup sulit dalam memeriksa tugas yang diperlukan. Terdapat 13 dosen (81, 25%) menjawab tidak sulit dalam memeriksa tugas yang diperlukan. 169 5. Apakah Anda sering melakukan diskusi dengan mahasiswa? A. Sangat sering B. Sering C. Cukup sering D. Tidak pernah Tabel 3.20.Dosen melakukan diskusi dengan mahasiswa Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Sering 2 12,5 % Sering 11 68,75 % Cukup Sering 3 18,75 % Tidak Pernah 0 0% Total 16 100 % 170 Gambar 3.8.Diagram Pie Dosen melakukan diskusi dengan mahasiswa Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen untuk pertanyaan untuk soal pertama. Sebanyak 2 dosen (12, 50 %) sangat sering melakukan diskusi dengan mahasiswa. Sebanyak 11 dosen (68, 75%) sering melakukan diskusi dengan mahasiswa. Sebanyak 3 dosen (18, 75%) cukup sering melakukan diskusi dengan mahasiswa. Tidak ada dosen STAB Nalanda yang tidak pernah melakukan diskusi dengan mahasiswa. 6. Apakah Anda sering menggunakan komputer atau laptop dalam mengajar? A. Sangat sering B. Sering C. Cukup sering D. Tidak pernah 171 Tabel 3.21.Penggunaan Laptop dalam dosen mengajar Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Sering 3 18,75 % Sering 3 18,75 % Cukup Sering 6 37,5 % Tidak Pernah 4 25 % Total 16 100 % Gambar 3.9.Diagram Pie Penggunaan Laptop dalam dosen mengajar Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen untuk pertanyaan untuk soal pertama. Sebanyak 3 dosen (18, 75%) sangat sering menggunakan laptop sebagai sarana dalam mengajar di kelas. Sebanyak 3 dosen (18, 75%) menjawab sering menggunakan laptop dan 6 dosen (37, 5%) menjawab cukup sering menggunakan laptop. Sedangkan 4 dosen (25%) menjawab tidak pernah menggunakan laptop dalam mengajar. 172 7. Seberapa sering Anda menggunakan Internet dalam menunjang tugas anda sebagai dosen dalam 1 hari? A. Sangat sering B. Sering C. Cukup sering D. Tidak pernah Tabel 3.22.Tabel Dosen menggunakan Internet dalam menunjang tugasnya Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Sering 0 0% Sering 5 31,25 % Cukup Sering 7 43,75 % Tidak Pernah 4 25 % Total 16 100 % 173 Gambar 3.10.Diagram Pie dosen menggunakan Internet dalam menunjang tugasnya Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen. Sebanyak 5 dosen (31, 25%) menjawab sering menggunakan Internet dalam menunjang tugasnya. Sebanyak 7 dosen (43, 75%) menjawab cukup sering menggunakan Internet dalam menunjang tugasnya. Sedangkan sebanyak 4 dosen (25%) menjawab tidak pernah menggunakan Internet dalam menunjang tugasnya. 8. Apakah yang anda lakukan dalam mengakses Internet? [Jawaban bisa lebih dari satu] A. Browsing B. Chatting C. Email D. Game E. Download 174 Tabel 3.23.Tabel Akses Internet oleh Dosen Pilihan Jawaban Total Presentase Browsing 9 34,62 % Chatting 1 3,85 % Email 9 34,62 % Game 3 11,53 % Download 4 15,38 % Total 26 100% Gambar 3.11.Diagram Pie akses Internet oleh Dosen Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen, terdapat 26 jawaban dosen dikarenakan setiap dosen diperbolehkan menjawab lebih dari 1 jawaban. Terdapat 9 pernyataan (34, 175 62%) menyatakan suka browsing, 1 pernyataan (3,85 %) menyatakan suka chatting , 9 pernyataan (34,62%) menyatakan hanya menggunakan akses Internet membuka e-mail , 3 pernyataan (11,53%) menyatakan suka game/permainan online dan 4 pernyataan (15,38%) menyatakan suka download. Inilah yang dilakukan Dosen STAB Nalanda dalam melakukan akses Internet. 9. Apakah anda tahu tentang pembelajaran secara online e-learning? A. Sangat tahu B. Tahu C. Cukup tahu D. Kurang tahu Tabel 3.24.Tabel Dosen mengetahui pembelajaran e-learning Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Tahu 2 12,50 % Tahu 6 37,5% Cukup Tahu 4 31,25 % Kurang Tahu 4 31,25 % Total 16 100% 176 Gambar 3.12.Diagram Pie Dosen mengetahui pembelajaran e-learning Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen. Terdapat 2 dosen (12, 50%) sangat tahu mengenai pembelajaran e-learning, 6 dosen (37,50%) tahu mengenai pembelajaran elearning dan 4 dosen (12,50%) cukup tahu mengenai pembelajaran e-learning. Terdapat 4 dosen (31, 25%) kurang tahu mengenai pembelajaran e-learning. 10. Apakah anda setuju jika di Sekolah Tinggi Agama Buddha menggunakan elearning? A. Sangat setuju B. Setuju C. Kurang setuju D. Tidak setuju 177 Tabel 3.25.Tabel STAB Nalanda dalam menggunakan pembelajaran e-learning Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat Setuju 5 31,25 % Setuju 10 62,5% Kurang Setuju 1 6,25 % Tidak Setuju 0 0% Total 16 100% Gambar 3.13.Diagram Pie STAB Nalanda dalam menggunakan pembelajaran elearning Dari kuisioner yang dibagikan kepada 18 dosen. Terdapat 5 dosen (31, 25%) sangat setuju STAB Nalanda dalam menggunakan sistem pembelajaran e-learning, 10 dosen 178 (62, 50%) setuju STAB Nalanda dalam menggunakan sistem pembelajaran e-learning. Terdapat 1 dosen (6, 25%) kurang setuju STAB Nalanda dalam menggunakan sistem pembelajaran e-learning. Kesimpulan Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Kuisioner Dosen: • Situasi kegiatan belajar mengajar di kelas mendukung proses pembelajaran • Dosen memerlukan waktu tambahan sebagai pengganti materi perkuliahan dosen yang tidak sempat disampaikan di dalam kelas. • Dosen tidak mengalami kesulitan dalam memeriksa tugas yang ada. • Dosen cukup sering menggunakan komputer serta Akses Internet dalam menunjang tugas nya dan sebagai referensi tambahan dalam mengajar. Mereka suka membuka email dan browsing dalam mencari referensi tambahan dalam proses belajar mengajar. • Dosen setuju STAB Nalanda menerapkan sistem pembelajaran e-learning. 3.8.1.2 Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Kuisioner Mahasiswa Dibawah ini akan dibahas hasil kuisioner yang diberikan kepada 60 (enam puluh) responden dari seluruh mahasiswa yang berkuliah di STAB Nalanda. Hasilnya sebagai berikut: 1. Apakah yang membuat Anda sulit untuk mempelajari atau menyerap tiap mata kuliah yang disampaikan dosen di kelas? ( jawaban boleh lebih dari satu) 179 A. Penjelasan dosen terlampau cepat B. Waktu yang ada untuk belajar di kelas terbatas C. Suasana kelas kurang mendukung Tabel 3.26.Penyebab Mahasiswa sulit menyerap mata kuliah di kelas Pilihan Jawaban Penjelasan dosen terlampau Total Presentase 28 36,37% 22 28,57% 27 35,06% 77 100 % cepat Waktu yang ada untuk belajar di kelas terbatas Suasana kelas kurang mendukung Total Gambar 3.14.Diagram Pie Penyebab Mahasiswa sulit menyerap mata kuliah di kelas 180 Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 77 pernyataan jawaban dikarena setiap mahasiswa dapat menjawab lebih dari 1 pernyataan. Hasilnya adalah 28 pernyataan mahasiswa (36,37%) menjawab penjelasan dosen terlampau cepat, 22 pernyataan (28,57%) menjawab waktu yang ada untuk belajar di kelas terbatas , dan 27 pernyataan (35,06%) menjawab suasana kelas kurang mendukung yang mengakibatkan mahasiswa sulit menyerap mata kuliah yang ada di kelas. 2. Dalam belajar, metode apa yang paling anda sukai? A. Membaca buku atau tekstual B. Eksperimen atau praktikum C. Bimbingan dari dosen D. Memakai media elektronik Tabel 3.27.Metode yang disukai Mahasiswa dalam belajar Pilihan Jawaban Total Presentase 8 9,87 % Ekperimen atau praktikum 29 35,81 % Bimbingan dari dosen 20 24,69 % Memakai media elektronik 24 29,63 % Total 60 100 % Membaca buku atau tekstual 181 Gambar 3.15.Diagram panah Metode yang disukai Mahasiswa dalam belajar Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 8 mahasiswa (9,87 %) menyukai metode membaca buku, 29 mahasiswa (35,81%) menyukai metode experimen, 20 mahasiswa (24,69%) menyukai metode bimbingan dari dosen, dan 24 mahasiswa (29,63%) menyukai metode media elektronik dalam proses belajar. 3. Seberapa seringkah Anda menggunakan komputer dalam sehari? A. Kurang dari 1 jam B. Antara 1–2 jam C. Lebih dari 2 jam Tabel 3.28.Tabel Mahasiswa menggunakan komputer dalam sehari Pilihan Jawaban Total Presentase Kurang dari 1 19 31,67 % 182 jam Antara 1 – 2 jam 16 26, 67 % Lebih dari 2 jam 25 41, 66 % Total 60 100 % Gambar 3.16.Diagram Pie Mahasiswa menggunakan komputer dalam sehari Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 19 mahasiswa (31, 67%) kurang dari 1 jam menggunakan komputer dalam sehari, 16 mahasiswa (26, 67 %) menggunakan komputer antara 1-2 jam, dan 25 mahasiswa (41,66 %) menggunakan komputer lebih dari 2 jam. 4. Seberapa seringkah Anda mengakses internet dalam sehari? A. Kurang dari 1 jam B. Antara 1-2 jam C. Lebih dari 2 jam 183 Tabel 3.29.Tabel Mahasiswa mengakses internet dalam sehari Pilihan Jawaban Total Presentase Kurang dari 1 29 48,33 % Antara 1 – 2 jam 19 31,67 % Lebih dari 2 jam 12 20 % Total 60 100 % jam Gambar 3.17.Diagram Pie Mahasiswa mengakses internet dalam sehari Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 29 mahasiswa (48, 33%) kurang dari 1 jam menggunakan komputer dalam sehari, 19 mahasiswa (31, 67 %) menggunakan komputer antara 1-2 jam, dan 12 mahasiswa (20 %) menggunakan komputer lebih dari 2 jam. 184 5. Dimana tempat Anda biasa mengakses internet? A. Rumah/asrama sendiri B. Warung internet (warnet) C. Kampus D. Tempat kerja Tabel 3.30.Tabel Mahasiswa mengakses internet Pilihan Jawaban Total Presentase Rumah / Asrama sendiri 16 26,67 % Warung Internet (Warnet) 10 16,67 % Kampus 33 55 % Tempat Kerja 1 1,66 % Total 60 100 % Gambar 3.18.Diagram Pie Mahasiswa mengakses internet 185 Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 16 mahasiswa (26, 67%) mengakses Internet melalui rumah atau asrama sendiri, 10 mahasiswa (16,67%) mengakses internet melalui warung internet (warnet), 33 mahasiswa (55%) mengakses internet melalui kampus dan 1 orang mahasiswa mengakses internet melalui tempat kerja (1,66%). 6. Apakah anda pernah mendengar aplikasi pembelajaran yang disebut E-Learning? A. Sangat tahu B. Tahu C. Kurang tahu Tabel 3.31.Tabel Mahasiswa mendengar sistem pembelajaran e-learning Pilihan Total Presentase Sangat Tahu 4 6,67 % Tahu 21 35 % Kurang Tahu 35 58,33 % Total 60 100 % Jawaban 186 Gambar 3.19.Diagram Pie Mahasiswa mendengar sistem pembelajaran e-learning Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 4 mahasiswa (6,67%) pernah mendengar mengenai sistem pembelajaran e-learning, 21 mahasiswa (35%) tahu mengenai sistem pembelajaran e-learning dan 35 mahasiswa (58,33%) kurang tahu mengenai sistem pembelajaran e-learning. 7. Apakah anda setuju jika di Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda diterapkan pembelajaran online? A. Sangat setuju B. Kurang setuju C. Tidak setuju Tabel 3.32.Tabel persetujuan mahasiswa dalam penerapan pembelajaran online pada STAB Nalanda 187 Pilihan Total Presentase Sangat setuju 34 56,67 % Kurang setuju 20 33, 33 % Tidak Setuju 6 10 % Total 60 100 % Jawaban Gambar 3.20.Diagram Pie persetujuan mahasiswa dalam penerapan pembelajaran online pada STAB Nalanda Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 34 mahasiswa (56, 67%) sangat setuju apabila di STAB Nalanda diterapkan pembelajaran online , 20 mahasiswa (33,33 %) kurang setuju apabila di STAB Nalanda diterapkan pembelajaran online, dan 6 mahasiswa (10%) tidak setuju apabila di STAB Nalanda diterapkan pembelajaran online. 188 8. Kemudahan apa yang anda ingin harapkan dari pembelajaran online? (jawaban boleh lebih dari 1 jawaban) A. Kemudahan dalam belajar dimana saja dan kapan saja B. Kemudahan beriteraksi dengan mahasiswa lain ketika anda belajar dari tempat yang berbeda C. Kemudahan melihat materi perkuliahan, terdapat contoh langsung, referensi, ataupun soal latihan D. Kemudahan akses nilai, pengumuman, jadwal pelajaran, jadwal ujian, pengumpulan tugas Tabel 3.33.Tabel Kemudahan dari harapan mahasiswa dalam pembelajaran online Pilihan Jawaban Total Presentase A 24 20 % B 26 21,67 % C 37 30,83 % D 33 27,50 % Total 120 100 % 189 Gambar 3.21.Diagram Pie Kemudahan dari harapan mahasiswa dalam pembelajaran online Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Dikarenakan setiap mahasiswa boleh menjawab lebih dari 1 pernyataan, maka total keseluruhan adalah 120 pernyataan dari mahasiswa. Terdapat 24 pernyataan mahasiswa (20%) mengharapkan kemudahan dalam belajar dimana saja dan kapan saja, 26 pernyataan mahasiswa (21, 67%) mengharapkan kemudahan beriteraksi dengan mahasiswa lain ketika anda belajar dari tempat yang berbeda. Terdapat 37 pernyataan mahasiswa (30, 83%) mengharapkan kemudahan melihat materi perkuliahan, terdapat beberapa contoh langsung, referensi, ataupun soal latihan, sedangkan 33 pernyataan mahasiswa (27,50%) mengharapkan kemudahan akses nilai, pengumuman, jadwal pelajaran, jadwal ujian, pengumpulan tugas. 9. Menurut Anda, fitur apakah yang perlu ada dalam sistem pembelajaran elearning tersebut? (silakan pilih salah satu dari jawaban ini) 190 A. Adanya materi pembelajaran (setuju/tidak setuju) Tabel 3.34.Tabel Mahasiswa terhadap fitur materi pembelajaran dalam elearning Pilihan Jawaban Total Presentase Setuju 50 83,33 % Tidak Setuju 10 16,67 % Total 60 100 % Gambar 3.22.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur materi pembelajaran dalam e-learning Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 50 mahasiswa (83, 33%) setuju terhadap fitur materi pembelajaran dalam e-learning sedangkan 10 mahasiswa (16, 67%) tidak setuju terhadap fitur materi pembelajaran dalam elearning. 191 B. Adanya soal–soal latihan (setuju/tidak setuju) Tabel 3.35.Tabel Mahasiswa terhadap fitur adanya soal–soal latihan dalam e-learning Pilihan Total Presentase Setuju 47 78,33 % Tidak Setuju 13 21,67 % Total 60 100 % Jawaban Gambar 3.23.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur adanya soal–soal latihan dalam e-learning Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 47 mahasiswa (78, 33%) setuju terhadap fitur adanya soal–soal latihan dalam e-learning sedangkan 13 mahasiswa (21, 67%) tidak setuju terhadap fitur adanya soal–soal latihan dalam e-learning. 192 C. Adanya sarana forum diskusi (setuju/tidak setuju) Tabel 3.36.Tabel Mahasiswa terhadap fitur forum diskusi dalam e-learning Pilihan Total Presentase Setuju 48 80 % Tidak Setuju 12 20 % Total 60 100 % Jawaban Gambar 3.24.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur forum diskusi dalam e-learning Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 48 mahasiswa (80%) setuju terhadap fitur forum diskusi dalam e-learning sedangkan 12 mahasiswa (20%) tidak setuju terhadap fitur forum diskusi dalam e-learning. 193 D. Adanya materi pembelajaran atau soal yang dapat diambil dari situs/download (setuju/ tidak setuju) Tabel 3.37.Tabel Mahasiswa terhadap fitur adanya materi pembelajaran atau soal yang dapat diambil dari situs/download dalam e-learning Pilihan Total Presentase Setuju 47 78,33 % Tidak Setuju 13 21,67 % Total 60 100 % Jawaban Gambar 3.25.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur adanya materi pembelajaran atau soal yang dapat diambil dari situs/download dalam elearning 194 Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 47 mahasiswa (78, 33%) setuju terhadap fitur adanya materi pembelajaran atau soal yang dapat diambil dari situs/download dalam e-learning sedangkan 13 mahasiswa (21, 67%) tidak setuju terhadap fitur adanya materi pembelajaran atau soal yang dapat diambil dari situs/download dalam e-learning. E. Adanya fitur untuk melihat informasi mahasiswa (setuju/tidak setuju) Tabel 3.38.Tabel Mahasiswa terhadap fitur untuk melihat informasi mahasiswa dalam e-learning Pilihan Total Presentase Setuju 51 85 % Tidak Setuju 9 15 % Total 60 100 % Jawaban 195 Gambar 3.26.Diagram Pie Mahasiswa terhadap fitur untuk melihat informasi mahasiswa dalam e-learning Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 51 mahasiswa (85%) setuju terhadap fitur untuk melihat informasi mahasiswa dalam e-learning sedangkan 9 mahasiswa (15%) tidak setuju terhadap untuk melihat informasi mahasiswa dalam e-learning 10. Menurut Anda aplikasi yang telah disebutkan diatas apakah bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Tinggi? A. Sangat bermanfaat B. Bermanfaat C. Kurang bermanfaat D. Tidak bermanfaat Tabel 3.39.Tabel Kegunaan aplikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tinggi Pilihan Jawaban Total Presentase Sangat bermanfaat 23 38,33 % Bermanfaat 37 61,67% Kurang 0 0% bermanfaat 196 Tidak bermanfaat 0 0% Total 60 100 % Gambar 3.27.Diagram Pie Kegunaan aplikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tinggi Dari kuisioner yang dibagikan kepada 60 mahasiswa. Terdapat 23 mahasiswa (38, 33%) menjawab Aplikasi yang telah disebutkan diatas sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tinggi sedangkan 37 mahasiswa (61, 67%) menjawab Aplikasi yang telah disebutkan diatas bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah tinggi. Kesimpulan Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Kuisioner Mahasiswa sebagai berikut: 197 • Dalam mengikuti perkuliahan di STAB Nalanda, mahasiswa STAB Nalanda sulit menyerap tiap mata kuliah yang disampaikan dosen di kelas dikarenakan dosen menjelaskan materi perkuliahan terlampau cepat. • Mahasiswa STAB Nalanda lebih menyukai metode pembelajaran eksperimen/praktikum dan memakai media elektronik • Mahasiswa STAB Nalanda sering menggunakan komputer dalam proses pembelajaran yaitu lebih dari 2 jam dan kurang dari 1 jam dalam mengakses Internet dalam sehari. • Mahasiswa mengakses Internet biasa dilakukan di kampus dan di asrama. • Mahasiswa STAB Nalanda sangat setuju apabila di kampusnya di terapkan pembelajaran online. Mereka tidak tahu proses pembelajaran elearning itu seperti apa. Mereka mengharapkan dari pembelajaran online dapat kemudahan melihat materi perkuliahan, terdapat contoh langsung, referensi, ataupun soal latihan yang dapat diambil dari situs/download serta adanya fitur dalam melihat informasi mahasiswa. • Dengan aplikasi pembelajaran e-learning tentu bermanfaat meningkatkan kualitas pendidikan di STAB Nalanda. 3.8.2. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Wawancara 3.8.2.1. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Wawancara dengan Ketua STAB Nalanda, Bapak Liaw Acep 198 1. Menurut Bapak, Apakah akreditasi daripada STAB Nalanda dan apa saja aspek yang dinilai dalam suatu akreditasi? Persiapan Akreditasi STAB Nalanda sudah dimulai sejak 09 Agustus 2008. Setelah satu tahun melakukan pengisian pedoman/petunjuk akreditasi dan evaluasi diri, usaha tim akreditasi terkendala dengan adanya perubahan standar dengan pedoman. Pada tahun 2009 pengisian pedoman dan evaluasi diri sesuai dengan standar yang baru. Berkat kerja keras tim akreditasi pada tanggal 27 Juli 2011 pedoman dan evaluasi diri Program Studi Dharma Acariya STAB Nalanda diserahkan ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN–PT). Setelah menunggu 2 bulan, akhirnya pada tanggal 01–03 Oktober 2012 STAB Nalanda divisitasi oleh Tim Asesor yang telah ditunjuk oleh BAN–PT. Aspek yang dinilai dalam suatu akreditasi antara lain visi dan misi, tata pamong, kempimpinan, mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia, keuangan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta kurikulum. Tata pamong itu sendiri mencakup kepemimpinan dalam perguruan tinggi dan mekanisme kerja. 2. Prestasi apa sajakah yang sudah diraih oleh STAB Nalanda? Sangat baik, untuk saat ini STAB Nalanda sudah dapat membimbing mahasiswanya baik hingga dapat meraih prestasi yang sangat baik. Untuk saat ini, bisa dikatakan STAB Nalanda merupakan STAB yang dapat memberikan 199 mutu pengajaran pendidikan yang berkualitas, dapat terlihat dari Lulusan dari STAB Nalanda. Untuk Bidang non–akademik, STAB Nalanda menjadi juara 1 lomba voli putra Pekan Olahraga Seni dari Pemuda Theravada Indonesia, salah satu organisasi Buddhis yang diikuti se-Jabodetabek. 3. Kegiatan apa sajakah yang sudah dilakukan oleh STAB Nalanda selama ini? STAB Nalanda sudah banyak sekali melakukan kegiatan–kegiatan baik kegiatan akademik keagamaan dan non–akademik. Kegiatan Akademik keagamaan antara lain melakukan perkuliahan umum mengenai RUU Pornografi, mendatangkan pembicara dari luar negeri seperti Dr.Peter Carey, Sekretaris Jendral Perguruan Tinggi Buddhis Internasional Association Buddhis University (IABU), Ven Khammai Dhammasami, Ph.D, Kegiatan Orientasi Mahasiswa. STAB Nalanda juga melakukan kegiatan non–akademik antara lain komunitas pecinta alam di Gunung Gede Sukabumi, perlombaan 17 Agustus. Selain itu STAB Nalanda sudah 2 kali mengikuti konferensi yang diadakan IABU di Thailand. 4. Selama ini, apa saja yang menjadi lulusan daripada STAB Nalanda? Hingga tahun 2009, STAB Nalanda telah meluluskan 234 orang Sarjana Agama Buddha, yang sebagian besar telah lulus Ujian Negara. Pada Sarjana Agama 200 Buddha tersebut hingga saat ini telah mengabdikan diri di berbagai bidang profesi antara lain: 7. 36,9 % sebagai PNS–Pendidik 8. 33,3 % sebagai Swasta–Pendidik 9. 9,3 % sebagai PNS–Staff Departemen Agama RI 10. 7,8 % sebagai Swasta– Karyawan 11. 6,9 % sebagai Wiraswasta 12. 5,9 % sebagai PNS–Penyuluh Keagamaan Buddha 5. Bagaimana tanggapan Bapak mengenai STAB Nalanda apabila dibandingkan dengan STAB lainnya? Menurut saya STAB Nalanda bisa dikatakan STAB yang bagus, baik dalam mutu pendidikan dan pengajaran, yaitu menyediakan dosen yang berkompeten di bidangnya sebagai salah satu keunggulan STAB Nalanda dibandingkan dengan STAB lainnya. Selain itu staff pengajar dan karyawan di STAB Nalanda lebih mempunyai sifat “mengabdi”, itulah keunikan di STAB Nalanda, memilikki rasa solidaritas yang tinggi. 6. Apakah yang menjadi syarat penerimaan mahasiswa baru di STAB Nalanda? Persyaratan penerimaan mahasiswa baru di STAB Nalanda adalah mempunyai tolak ukur yaitu persyaratan akademik dan persyaratan administratif. STAB 201 Nalanda juga mengadakan ujian seleksi penerimaan mahasiswa dalam menerima calon mahasiswa yang akan menempuh perkuliahan di STAB Nalanda. 7. Sejauh manakah teknologi dan sistem informasi yang sudah diterapkan dalam STAB Nalanda? Sejauh ini STAB Nalanda sudah menggunakan proyektor, sebagian pengajar sudah menggunakan slide power point dalam memberikan pengajaran dan adapula dosen yang memberikan tugas dan mengirimkan via email. Sebagian dosen ada yang tertarik menggunakan teknologi informasi, adapula yang kurang setuju dengan penggunaan teknologi informasi. 8. Menurut pandangan Bapak, apakah yang bisa menjadi peluang bagi STAB Nalanda baik pada masa kini dan masa yang akan datang? Pada saat ini, STAB Nalanda merupakan STAB yang cukup bagus dalam melakukan jalinan kerjasama antara lain dengan Badan Pendidikan Koordinator Buddhis Indonesia, Forum–forum Buddhis baik dalam dan luar negeri antara lain Perguruan Tinggi Buddhis Internasional Association Buddhis University (IABU), International Theravada Buddhist Universities (ITBU) Diharapkan pada masa mendatang, akan lebih baik dalam menjalin kerjasama. Selain itu diharapkan agar STAB Nalanda dengan akreditasi akan menjadi lebih baik dan sistem pengajaran berbasis e-learning. 202 9. Faktor apa saja yang merupakan ancaman terbesar bagi STAB Nalanda? Faktor yang menjadi ancaman terbesar bagi STAB Nalanda adalah rendahnya minat mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang agama dan kurangnya tenaga ahli pengajar dalam bidang Agama Buddha. Selain itu banyaknya pesaing–pesaing STAB sendiri antara lain STAB Kertajasa dan STAB Sriwijaya merupakan perguruan tinggi negeri yang mendapat fasilitas dari pemerintah. Selain itu, pesaing yang lain antara lain STAB Samaratungga yang sudah mendapat akreditasi. 10. Sejauh ini, apakah kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah memilikki dampak bagi STAB Nalanda? Kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah adalah Ujian Negara, sampai tahun lalu seluruh lulusan Nalanda berhasil mengikuti Ujian Negara dan untuk tahun ajaran 2011–2012 ditiadakannya Ujian Negara. Segala keputusan berada di tangan STAB Nalanda. Kebijakan lainnya adalah Keluarnya UU No.14 tahun 2005 yang mewajibkan guru dan dosen berpendidikan minimal S1, Hal ini merupakan suatu hal yang harus kita pikirkan bersama, sebagaian dosen Nalanda yang lulusan D3 atau SMA sudah mengambil pendidikan S1. 203 3.8.2.2. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Wawancara dengan Program Studi Dharma Acariya, Ibu Yeni Harianto 1. Menurut Ibu, bagaimana proses penyampaian materi perkuliahan yang dilakukan di kelas dan melalui cara apa saja proses penyampaian dosen terhadap materi perkuliahan? Proses penyampaian materi perkuliahan yang dilakukan di kelas masih bergantung sepenuhnya pada dosen. Penyampaian masih kurang optimal dikarenakan semua bergantung pada dosen. Mahasiswa terkadang masih kurang aktif dalam proses pembelajaran. Terkadang mahasiswa merasa bosan dengan metode penyampaian yang dilakukan dosen. Proses penyampaian dosen terhadap materi perkuliahan bermacam–macam antara lain ada yang menggunakan power point, ada yang hanya membaca sambil menerangkan, adapula yang hanya meminta mahasiswa presentasi saja. Bermacam–macam sekali sesuai dengan kesesuaian dosen itu masing–masing. 2. Menurut pendapat Ibu, Dosen–dosen STAB Nalanda menggunakan sistem proses pembelajaran seperti apa? Sebagian besar proses pembelajaran yang dilakukan dosen–dosen STAB Nalanda dikelas tidak bisa terlepas dari penggunaan sistem text-book, sedikit kurang baik sebetulnya dikarenakan hal ini mahasiswa hanya berfokus pada buku yang ada saja dan tidak mencari referensi dari luar. Adapula dosen yang 204 menggunakan pembelajaran melalui media film. Sangat diharapkan kedepannya, dengan menggunakan program e-learning diharapkan mahasiswa dapat turut aktif mencari data, berdiskusi pada forum diskusi dan lain sebagainya. 3. Menurut pendapat ibu, apakah ada peluang menggunakan proses pembelajaran student centric? Menurut Ibu, Ibu sangat setuju sekali dengan proses pembelajaran studentcentric. Banyak hal yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita, terutama pendidikan Agama Buddha ini tersendiri, agar tidak ketinggalan dengan sekolah tinggi maupun universitas lainnya. Selain itu yang harus dilakukan adalah menarik minat mahasiswa dalam pengembangan diri agar turut berperan aktif dalam mencari referensi lain 4. Menurut Ibu, apakah perlu adanya sistem yang memfasilitasi mahasiswa dalam pembelajaran mandiri dengan memanfaatkan banyaknya peluang sumber pengetahuan dan internet? Menurut saya, perlu sekali sistem seperti itu. Selain memfasilitasi mahasiswa dalam pembelajaran mandiri, selain itu juga membantu mereka turut aktif dalam kemajuan teknologi. Kami sebagai dosen pun turut terbantu dengan adanya sistem seperti ini akan banyak membantu kami memberikan materi perkuliahan yang tidak tersampaikan di kelas. 205 5. Menurut pandangan Ibu, bagaimana sebaiknya sistem ini dapat memfasilitasi mahasiswa? Menurut pandangan saya, sebaiknya sistem yang dibuat simple dan menarik yang dapat membuat mahasiswa terpacu untuk lebih semangat melakukan kegiatan di dunia maya. Mahasiswa yang malu menyalurkan pendapatnya di kelas dapat mengeluarkan pendapatnya di forum diskusi, selain itu para dosen juga tidak perlu repot membawa materi, namun dapat membantu mahasiswa turut berperan aktif dengan melalui sistem mendownload materi perkuliahan. Hal ini benar– benar membantu mahasiswa agar lebih terampil dan siap dalam mendengarkan materi perkuliahan. Jadi mahasiswa dapat membaca dahulu materi pembelajaran yang besok akan diterangkan dosen. Hal ini akan menjadi lebih efektif dan efisien. 3.8.2.2. Analisis Kebutuhan E-Learning berdasarkan hasil Wawancara dengan salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa di STAB Nalanda 1. Apa yang membuat kamu memilih masuk STAB Nalanda jika dibandingkan dengan STAB lainnya? Apakah ada pilihan lain universitas lain selain STAB Nalanda? Saya memilih masuk STAB Nalanda dikarenakan saya ingin menjadi guru agama Buddha. Menurut referensi yang saya dengar mengenai STAB Nalanda, 206 STAB Nalanda memilikki pendidikan agama Buddha yang bagus baik mutu, sistem pengajaran, maupun lulusan dari STAB Nalanda pasti berkualitas. Saya sebelum masuk STAB Nalanda, banyak pilihan yang di benak saya antara lain STAB Sriwijaya, STAB Maha Prajna. Akhirnya saya memutuskan masuk kedalam STAB Nalanda. Karena mendapat referensi juga dari kepala sekolah saya bahwa STAB Nalanda merupakan STAB yang berkompeten dan berkualitas. Selain itu saya mendapat beasiswa untuk berkuliah di STAB Nalanda. 2. Beasiswa apakah yang kamu dapat dan fasilitas apakah yang kamu dapat dari program beasiswa itu? Saya mendapatkan beasiswa orang tua asuh. Jadi saya berkuliah ada yang membiayai sampai saya lulus. Setelah saya lulus saya harus mengajar di sekolah Beliau sebagai tanda terima kasih saya kepada Beliau yang telah membiayai saya. Fasilitas yang saya dapatkan adalah asrama yang berbeda dari asrama STAB Nalanda biasanya. Yang membedakan di dalam nya terdapat komputer yang bisa saya pakai selama perkuliahan, biaya uang saku untuk kebutuhan saya, dan fasilitas AC. Ini pun menjadi tanggung jawab moral saya untuk serius mengikuti perkuliahan di STAB. 207 3. Apa yang kamu harapkan jika nanti kamu lulus dari STAB Nalanda dan pekerjaan apa yang ingin kamu tekuni? Saya berharap saya lulus dari STAB Nalanda, saya berguna bagi orang tua, bangsa, dan negara. Saya dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk orang tua saya. Saya ingin menjadi guru Agama Buddha. Selain membantu diri saya sendiri, saya juga turut membantu agama saya, khususnya dalam bidang pendidikan. 4. Menurut kamu, bagaimana kondisi belajar mengajar di dalam kelas? Menurut saya, kondisi belajar di kelas sangat nyaman dan kondusif. Dosen pun mengajar dengan penuh semangat mengajar mahasiswanya. Dosen benar–benar siap dan menguasi materi perkuliahan sepenuhnya. 5. Menurut kamu, bagaimana proses belajar mengajar di dalam kelas? Proses belajar mengajar di dalam kelas bermacam–macam. Ada dosen yang menerangkan melalui text-book, ada yang melalui ceramah, ada yang melalui diskusi kelompok antar teman, dan ada yang melalui media film dan lain–lain. 6. Menurut pendapat kamu, apakah kamu siap jika STAB Nalanda menggunakan sistem yang terkomputerisasi? 208 Saya akan selalu siap apabila suatu saat STAB Nalanda menggunakan sistem terkomputerisasi, asal ada pembekalan terlebih dahulu atau materi perkuliahan tambahan, dikarenakan dengan adanya sistem terkomputerisasi agar dapat memudahkan mahasiswa dalam proses pembelajarannya. 7. Menurut harapan kamu, sistem pembelajaran seperti apakah yang kamu harapkan? Saya berharap agar kedepannya, kita bisa belajar melalui dunia maya seperti di universitas swasta lainnya. Ya, mungkin agak susah tapi apa salahnya dicoba. Saya ingin belajar diskusi melalui forum diskusi online. Saya juga berharap bisa mendapat materi perkuliahan sebelum diterangkan agar kita lebih siap sewaktu membahas materi tersebut didalam kelas. Hal ini tentunya memudahkan mahasiswa dan dosen dalam melakukan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.