PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG

advertisement
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG
NOMOR 14 TAHUN 2000
TENTANG
PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KLUNGKUNG,
Menimbang : bahwa sesuai ketentuan pasal 3 ayat (3) pada keputusan menteri dalam
negeri Nomor 65 tahun 1999 tentang pedoman umum pengaturan
pembentukan perlu menetapkan peraturan daerah kabupaten klungkung
tentang pembentukan, penghapusan dan penggabungan Kelurahan.
Mengingat : 1
2
3
4
5
6
7
Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 1655);
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3839);
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan
Undang-undang Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan
Keputusan Presiden;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang
pencabutan beberapa peraturan menteri dalam negeri mengenai
pelaksanaan undang-undang nomor 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintah desa;
Keputusan menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 1988 tentang
prosedur penetapan produk-produk hukum di lingkungan
departemen Dalam negeri;
Keputusan menteri Dalam Negeri Nomor 65 tahun 1999 tentang
pedoman umumpengaturan mengenai Pembentukan kelurahan.
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG TENTANG
PEMBENTUAKN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN
KELURAHAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
(1)
Kelurahan adalah wilayah kerja Lurah sebagai Perangkat daerah Kabupaten di
bawah kecamatan;
(2)
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional yang
berada di Daerah Kabupaten;
(3) Kawasan pedesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termaksud pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai
tempat pemungkiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.
(4)
Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan
pertanian sengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemutian perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi.
(5)
Camat adalah kepala kecamatan sebagai perangkat Daerah kabupaten;
(6)
Lurah adalah Kepala Kelurahan sebagai Perangkat daerah Kabupaten di bawah
camat;
(7)
Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat Daerah otomom yang
lain sebagai badan esekutif daerah;
(8) Dewan Perwakilan Rakyat daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Badan
Legislatif Daerah kabupaten klungkung;
(9) Pemerintah desa adalah kepala Desa dan Perangkat Desa;
(10) Badan Perwakilan desa yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat di desa yang
berfungsi menganyomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan
menalurkan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa.
BAB II
PEMBENTUKAN KELURAHAN
Pasal 2
Pembentukan kelurahan terjadi karena pembentukan kelurahan baru sebagai akibat
pemecahan, penggabungan dan atau perudahan Desa.
Pasal 3
(1)
Kelurahan di bentuk dengan memperhatikan persyaratan luas wilayah, jumlah
penduduk, potensi dan kondisi sosial budaya masyarakat.
(2) Kelurahan kondisi masyarakat dan wilayah nya tidak lagi memenuhi persyaratan,
dapat di hapus dan / atau di gabung setelah di wusyawatkan dengan tokoh-tokoh
masyarakat.
Pasal 4
(1)
Desa-desa di wilayah kabupaten yang memenuhi persyaratan sebagaimana di
maksud pada pasal 3 dapat di bentuk menjadi kelurahan atas prakarsa masyarakat.
(2) Perubahan desa menjadi kelurahan sebagaimana di maksud pada ayat (1) di usulkan
oleh pemerintah desa atas persetujuan daban perwakilan desa kepada bupati dengan
tembusan kepala camat.
(3) Atas persetujuan dewan perwakilan rakyat daerah, bupati menetapkan peraturan
daerah mengenai perubahan status desa menjadi kelurahan.
Pasal 5
Dengan di tetapkannya status desa menjadi kelurahan sebagaimana di maksud pada pasal
4, kewenangan menjadi satu kesatuan masyarakat hukum yang berhak mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berudah menjadi kewenangan wilayah kerja
lurah sebagai perangkat daerah kabupaten di bawah kecamatan.
Pasal 6
(1) Kepala desa dan perangkat desa serta anggota BPD Dari desa-desa yang di tetapkan
menjadi kelurahan yang memenuhi persyaratan dapat di angkat menjadi pegawai
negeri sipil dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah kabupaten.
(2) Bagi kepala desa dan perangkat desa serta anggota BPD sebagaimana di maksud
pada ayat (1) yang tidak memenuhi persyaratan di berhentikan dari jabatannya dan di
berikan penghargaan sesuia dengan kemampuan keuangan daerah kabupaten.
Pasal 7
(1) Seluruh kekayaan dan sumber – sumber pendapatan yang menjadi milik pemerintah
desa dengan perubahan nya status desa menjadi kelurahan di serahkan dan menjadi
milik pemerintah daerah kabupaten.
(2) Kekayaan dan sumber pendapatan sebagaimana di maksud pada ayat (1) di kelola
melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten dengan memperhatikan
kepentingan kelurahan yang bersangkutan.
BAB III
PERYARATAN PEMBENTUKAN KELURAHAN
Pasal 8
Kelurahan dapat di bentuk apabila telah terpenuhi syarat-syarat sebagi berikut :
a. Jumlah penduduk minimal 1.500 jiwa atau 300 kepala Keluarga;
b. Luas wilyah minimal 2 (dua) Km2
c. Sebagian besar penduduk bermata pencarian di luar sektor pertanian dalam arti luas.
d. Terdapat sasaran dan prasarana perekonomian dan atau perdagangan.
e. Tersedia sarana dan prasana pemerintah.
f.
Tercipta suasana yang memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup umat
beragama dan kerukunan hidup masyarakat dalam hubungannya dengan adat istiadat.
BAB IV
BATAS WILAYAH
Pasal 9
Batas wilayah kelurahan harus mengutamakan batas alam dan atau batas buatan..
BAB V
MEKANISME PEMBENTUKAN
Pasal 10
(1) Pembbentuakn, penghapusan dan atau penggabungan kelurahan di usulkan oleh
Lurah melalui Camat kepada Bupati.
(2) Usul Lurah sebagimana di maksud pada ayat (1) oleh Bupati di mintakan persetujuan
DPRD.
(3) Atas persetujuan DPRD dan Bupatti menetapkan Preturan daertah mengenai
pembentukan dan atau penghapusan kelurahan
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
(1) Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.
(2) Agar supaya setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan
peraturan daerah ini dan penempatannya dalam lembaran daerah.
Disahkan di Semarapura
Pada tanggal 12 Desember 2000
BUPATI KLUNGKUNG
TJOKORDA GDE NGURAH
Diundangkan di Semarapura
Pada tanggal 12 Desember 2000
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG
Drs. I DEWA GDE PURNAMA
Pembina Utama Muda
NIP. 600 001 950
LEMBARAN DAERAH KAB. KLUNGKUNG
NOMOR 26 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 18
Download