1 I . PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki wilayah laut sangat luas 5,8 juta km2 yang merupakan tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Fakta fisik inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia. Selain peran geopolitik, wilayah laut kita juga memiliki peran geokonomi yang sangat penting dan strategis bagi kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, Indonesia diberkahi dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumberdaya alam terbarukan (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumputlaut, dan produk-produk bioteknologi); sumberdaya alam yang takterbarukan (seperti minyak dan gas bumi, emas, perak, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya); energi kelautan sepertipasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion); maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut. Berdasarkan berbagai sumberdaya yang terdapat di laut Indonesia, ada beberapa potensi yang dapat dikembangkan di bidang kelautan yaitu perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan dan perikanan, pengembangan pulau–pulau kecil, pemanfaatan benda berharga asal muatan kapal tenggelam, deep sea water, pengelolaan pasir laut, pengembangan kawasan industri perikanan terpadu, keanekaragaman hayati laut, industri garam rakyat dan industri penunjang. 2 Salah satu potensi yang sangat strategis untuk dikembangkan adalah industri garam rakyat. Industri garam dewasa ini merupakan sektor strategis yang patut dikembangkan mengingat Indonesia masih mengimpor garam dari negara luar meskipun memiliki potensi laut yang luar biasa luasnya pada 2004 s.d 2012, volume impor garam setiap tahun meningkat. Selain faktor cuaca buruk, keterbatasan modal dan pengetahuan para petani garam nasional, minimya peran serta pemerintah juga menjadi salah satu alasan mengapa negara yang sangat banyak memiliki garam justru terpaksa harus mengimpornya dari negara lain (Tribunnews, 2014.). Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang memiliki luas pesisir pantai terpanjang di dunia, namun kenyataannya untuk memenuhi kebutuhan garam nasional saja masih mengandalkan impor yang volumenya terus meningkat setiap tahun. Padahal, mengingat potensi yang ada di Indonesia rasanya bukan hal mustahil untuk berswasembada garam. Belum lama ini pemerintah kita dengan hasil produksi garam konsumsi nasional pada 2013 yang surplus 521.308 ton. Total produksi garam dari petambak dalam program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) dan non Pugar, serta PT Garam, pada 2013 mencapai 1,32 juta ton. Sementaraitu, sisa produksi garam 2012 mencapai 641.700 ton sehingga total pasokan garam konsumsi pada 2013 mencapai 1,96 juta ton. Pasokan garam ini bisa memenuhi kebutuhan garam konsumsi 2013 sebesar 1,44 juta ton. Artinya, sisa stok garam kosumsi yang belum terserap masih 0,52juta ton (Tribunnews, 2014.). 3 Untuktahun 2013 Indonesia mempunyai stok garam sebanyak 1,5 juta ton sampai 1,6 juta ton. Tingginya permintaan pasar dan meningkatnya kualitas produk memberi harapan bagi para petani garam kita. Sekarang dikabarkan harga garam terus mengalami kenaikan dari Rp 150,00 sampai Rp 200,00 per kilogram, kini menjadi Rp 600,00 per kilogram. Membaiknya kualitas garam rakyat juga membuat pemerintah menaikkan harga pokok penjualan (HPP) menjadi Rp 750,00 per kilogram, sementara untuk garam kualitas produksi 1 (KP1) Rp 550,00 per kilogram. Dengan keadaan seperti sekarang, gairah para petani garam yang sempat redup lambat laun bangkit kembali. Untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi, Indonesia relatif bisa memenuhi sendiri, namun untuk keperluan industri masih harus mengandalkan impor dari berbagai negara. Sangat disayangkan, Indonesia belum dapat memanfaatkan dengan benar potensi yang dimiliki. Padahal, tingkat salitasi perairan laut Indonesia, terutama di wilayah perairan pesisir pantai, sangat ideal untuk menghasilkan garam dengan kualitas super mengandung zat yodium tinggi yang sangat baik bagi kesehatan manusia. Bali sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang dikelilingi oleh lautan, memiliki banyak potensi untuk pengembangan usaha garam rakyat. Potensi garam di Bali masih dimanfaatkan oleh masyarakat setempat dengan skala kecil, dan memproduksinya secara tradisional. Karena itu, untuk meningkatkan produksi maka perlu dilaksanakan pelatihan peningkatan kapasitas, kebutuhan pembiayaan sarana dan prasarana, serta pembiayaan untuk meningkatkan kapasitas SDM atau kelembagaan. 4 Anggota Komisi IV DPR Anak Agung Bagus Jelantik Sanjaya antara 17/6/2013 ANTARANEWS mengatakan potensi produk garam di Bali, khususnya di tiga kabupaten yaitu Karangasem, Klungkung dan Buleleng belum digarap secara maksimal karena kurang sentuhan teknologi. Potensi produksi garam di Bali belum digarap optimal karena pengerjaannya masih secara tradisional, kurang sentuhan teknologi. Karenanya itu pemerintah kabupaten dan kelompok warga perlu didorong menggarap potensi itu. Potensi produksi garam di beberapa daerah di Bali cukup tinggi. Seperti di Kabupaten Karangasem, produksi garam sudah mencapai 920 ton per tahun di lahan seluas delapan hektare. Di Buleleng produksi garam mencapai 5.855 ton per tahun di atas lahan 149 hektare. Di Kabupaten Klungkung potensi tinggi, namun produksi garam yang dihasilkan warga masih kecil karena belum digarap secara serius. SDM (sumberdaya manusia), petani garam rendah kebanyakan tingkat pendidikan para petani sangat rendah hanya mengenyam pendidikan sampai jenjang sekolah dasar (SD) ini perlu untuk diberdayakan oleh sebab itu perlu usaha pemberdayaan petani garam agar bisa mengembangkan wawasan dengan baik. Klungkung merupakan salah satu kabupaten di Bali yang rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani. Sektor pertanian menyumbang porsi paling besar dalam Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Klungkung, sebagaimana ditampilkan pada grafik di bawah ini. 5 35 30 25 20 15 10 5 0 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : BPS Kab. Klungkung, 2014 Gambar 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Klungkung Sektor Pertanian dari tahun ke tahun menyumbang rata-rata sebanyak 30% dari total PDRB pada struktur perekonomian Kabupaten Klungkung yang diikuti oleh sektor Pajak Hotel dan Restoran serta sektor jasa-jasa lainnya. Tiga Sektor tersebut merupakan sektor-sektor yang berpotensi meningkatkan perekonomian rakyat di Kabupaten Klungkung dan layak untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan PendapatanAsli Daerah. Sektor Pertanian juga menampung 26,45% penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja. Jika diperhatikan pada table di bawah, tenaga kerja pada sektor pertanian cenderung mengalami penurunan. Sementara sektor tersier (PHR, Angkutan, Keuangan dan Jasa) mengalami trend peningkatan. 6 Tabel 1.1 Profil Pencari Kerja di Kabupaten Klungkung dari tahun 2011 s.d 2013 Uraian Penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja (orang) 2011 2012 2013 96.421 98.834 100.703 29,30 26,01 26,45 29,02 25,04 24,44 41,68 48,95 49,11 Bekerja di sektor (%) a. Primer (pertanian) b. Sekunder (pertambangan, industri, listrik gas air) c. Tersier (PHR, angkutan, keuangan, jasa) Sumber : BPS Kabupaten Klungkung, 2014 Penduduk Kabupaten Klungkung yang memiliki mata pencaharian di sektor pertanian melakukan berbagai aktivitas di bidang pertanian salah satunya adalah mengolah lahan garam. Petani garam di Kabupaten Klungkung tersebar di beberapa wilayah pesisir pantai seperti. Desa Kusamba, Pesinggahan, dan sedikit di Nusa Penida. Dilihat dari sudut geografis, Klungkung memiliki banyak wilayah laut karena memiliki beberapa pulau-pulau kecil yang dikelilingi lautan. Luas Kabupaten Klungkung adalah 315 km2 atah 31.500 hektar. Sebagian wilayah Kabupaten Klungkung terletak di Pulau Bali dengan luas 112,16 km2 dan sisanya seluas 202,84 km2 terletak di daerah kepulauan yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Dibandingkan dengan luas kabupaten/kota di Bali maka Kabupaten Klungkung memiliki luas wilayah terkecil. Sebagai daerah yang memiliki wilayah kepulauan, maka Kabupaten Klungkung memiliki pantai 7 dengan panjang sekitar 97,6 km terdiri dari 14,10 km terdapat di Klungkung daratan dan sisanya 83,50 km di Kepulauan Nusa Penida. Mengingat kondisi geografis Kabupaten Klungkung yang memiliki wilayah kepulauan, Kabupaten ini memiliki potensi dalam pengembangan usaha garam rakyat. Namun kenyataan di lapangan, Kabupaten Klungkung yang memiliki sentra pemindangan sebagai pengguna garam, masih sangat tergantung pada pasokan garam dari luar Bali. Produksi garam di Kabupaten Klungkung hanya cukup untuk memenuhi keperluan garam untuk konsumsi masyarakat saja, dan belum dapat memenuhi kebutuhan usaha pemindangan ikan yang banyak memerlukan garam. Belum optimalnya produksi garam oleh petani garam di Kabupaten Klungkung disebabkan oleh beberapa permasalahan sebagai berikut. 1. Terdesaknya petani garam tradisional Desa Kusamba karena garam dari luar ini disebabkan oleh persaingan antara penjualan garam yang lebih murah yang menyebabkan petani garam tradisional tidak bisa menentukan harga. 2. Penghasilan tidak sesuai dengan harapan petani garam penghasilan yang mereka peroleh sangat tidak mencukupi kebutuhan karena pekerjaan disektor pertanian garam ini sangat mengandalkan cuaca yang tidak menentu. 3. Sistem penjualan dan harga, tergantung pada pasar dan candak kulak dalam penjualan hasil produksi garam petani tidak bisa mematok harga yang diinginkan disebabkan harga sangat ditentukan oleh pasar dan candak kulak. 8 Tabel 1.2 Harga Garam di Klungkung 2013 Tahun Harga per kg (Rp) Perkembangan harga (%) 2008 2009 2010 2011 2012 3000,00 2500,00 2500,00 4000,00 3000,00 -16,7 0 60 -25 Rata-rata 4,5 Sumber : Badan Pusat Statistik Klungkung. Berdasarkan Tabel 1.3 dilihat bahwa harga garam dari tahun 2008 s.d 2012 mengalami fluktuasi, harga tertinggi bisa dilihat pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 4.000,00/kg, bisa dikatakan telah mengalami peningkatan sebesar 60% dari tahun sebelumnya. Harga garam dari tahun ke tahun rata-rata mengalami peningkatan sebesar 4,5%. Berarti tidak ada kepastian akan harga untuk memotivasi petani agar berkerja lebih optimal karena petani tidak bisa menentukan harga. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraiaan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana potensi usaha garam yang dimiliki petani garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung ? 2. Bagaimana proses pemberdayaan petani garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung ? 9 1.3 Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam peneleitian ini sebagai berikut. 1. Mendata potensi usaha garam yang di miliki petani garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. 2. Menganalisis proses pemberdayaan petani garam di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. 1.3 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dari dua segi, yaitu segi teoritis dan segi praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah kepustakaan yang ada. Sedangkan dari segi praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan penting bagi Pemerintah Kabupaten Klungkung sebagai informasi tambahan dalam memberdayakan petani garam yang semakin berkurang keberadaannya. Manfaat lain adalah menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan penulis dan diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi peneliti lain yang berminat dengan penelitian yang sejenis.