ANALISIS PELAKSANAAN CLINICAL PATHWAY DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO Cicilia Paat*, Erwin Kristanto*, Flora P. Kalalo* *Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Clinical pathway merupakan bagian penting dari dokumen dan alat dalam mewujudkan good clinical governance di rumah sakit. Di Indonesia, dokumen ini juga menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit versi KARS 2012. Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou merupakan rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan untuk wilayah Indonesia Timur, berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan berstandar internasional; salah satu upayanya dengan mengimplementasikan clinical pathway. Pemilihan clinical pathway ditujukan pada penyakit-penyakit yang merupakan penyebab utama kematian, berisiko tinggi, dan biaya tinggi. Kendala penggunaan clinical pathway antara lain kurangnya kepatuhan dokter penanggung jawab pasien terhadap clinical pathway, kurangnya konsentrasi dalam pengisian pembentukan clinical pathway, serta kesulitan kepastian penggunaan clinical pathway. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan clinical pathway dan analisis terhadap kendala-kendalanya di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian ini juga memberikan kesempatan kepada peneliti untuk berinteraksi langsung dengan sumber data atau informan dalam bentuk in depth interview. Hasil studi menunjukkan bahwa pada tingkat manajerial telah tersedia kebijakan clinical pathway dan spesialisasinya yaitu dengue shock syndrome (DSS), penyakit ginjal kronik (PGK), preeklamsia berat, benign prostat hypertrophy (BPH), dan miokard cardiac infark (MCI) tanpa komplikasi. Simpulan: Clinical pathway telah diterapkan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou berdasarkan Permenkes Nomor 012 tahun 2012 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit. Kata Kunci: clinical pathway, Rumah Sakit ABSTRAK Clinical pathway is a significant administration document to achieve the good clinical governance in the hospital. In Indonesia, this document is one of the very critical requirements that should be provided by the hospital to fulfil the KARS 2012 policy. As the center of referral teaching hospital of East Indonesia, Professor Dr. R. D. Kandou General Hospital has committed to fulfil the international standard of care, inter alia implementation of the clinical pathways based on the main cause of death, high risk, and high cost. There are several obstacles concerning this implementation, such as the irresponsibility of the doctors due to overloaded work, lack of concentration in filling the formation of clinical pathway, and uncertainity in the usage of clinical pathway. This study was aimed to evaluate the implementation of the clinical pathway and its limitation in the hospital above. This is a qualitative study. This study also enable the researcher to directly interact with the data sources or informants in the form of “depth interview”. The results showed that the administrative policy of the clinical pathway had been provided by the top management leader with the specialization in dengue shock syndrome (DSS), chronic kidney disease (CKD), eclampsia, benign prostatic hypertrophy (BPH), and myocardial infarction(MCI) without complication. Conclusion: Clinical pathway was implemented at Prof. Dr. R.D. Kandou General Hospital according to the Minister Health Regulation No. 012 Year 2012 about Standard Accreditation for Hospital. Keywords: Clinical Pathway, Hospital 15 perangkat pelaksanaan langkah demi PENDAHULUAN Rumah sakit berkewajiban langkah termasuk clinical memberikan pelayanan kesehatan yang (Anonim, 2014). Clinical aman, bermutu, anti diskriminasi, dan merupakan efektif pathway pathway bagian penting dokumen dengan mengutamakan dan alat dalam mewujudkan pasien sesuai dengan clinical governance di rumah sakit. Di standar pelayanan rumah sakit. Tujuan Indonesia, dokumen ini juga menjadi yang paling utama dalam pelayanan salah satu syarat yang harus dipenuhi kesehatan ialah menghasilkan outcome dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit yang menguntungkan pasien, provider, versi KARS 2012. Menjadi pertanyaan dan masyarakat. Pencapaian outcome besar yang diinginkan pelayanan kesehatan di rumah-rumah kepentingan sangat bergantung dalam good penyelenggaraan dari mutu pelayanan kesehatan/rumah sakit di sakit (Hatta, 2010). Salah satu upaya agar clinical pathway dapat berperan penting secara optimal dalam kendali mutu yang dilakukan oleh Indonesia dan standar ini sektor serta bukan hanya sekedar dokumen peraturan kertas kesehatan Saat melengkapi perundang-undangannya dengan biaya bagaimana Kementrian Kesehatan ialah pembuatan pelayanan. kendali ialah yang di rumah menjadi sakit prasyarat akreditasi. Tantawi et al (2015) meneliti disahkannya Undang-Undang No. 29 tentang tahun traditionl care plan for caring post 2004 tentang Kedokteran. Di diperlukan penyusunan Nasional Praktik tingkat Pelayanan nasional clinical operative Pedoman children cardiothoracic Kedokteran pathway versus undergoing surgery. Hasil penelitiannya menunjukkan setelah (PNPK) yang berisi pernyataan yang dilakukan penerapan clinical pathway sistematis, mutakhir, terdapat dan evidence perbaikan yang nyata based untuk membantu dokter/pemberi terhadap pengetahuan dan kinerja dari jasa menangani hampir semua perawat. Para perawat pasien dengan kondisi tertentu. Karena dan dokter memperoleh pengetahuan sifatnya yang canggih dan mutakhir, yang baik tentang clinical pathway maka diterjemahkan dan tingkat kepuasan pasien meningkat. menjadi Panduan Praktik Klinis (PPK) Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou oleh masing-masing fasilitas pelayanan merupakan rumah kesehatan (fasyankes) sesuai dengan dan pusat rujukan keadaan setempat. PPK dapat disertai Indonesia Timur layanan lain dalam PNPK harus 16 sakit pendidikan untuk dan wilayah berkomitmen untuk meningkatkan berstandar pelayanan internasional. Salah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada satu bulan Oktober sampai dengan upaya untuk meningkatkan pelayanan Desember 2016. Pengumpulan data dan dilakukan keseragaman pelayanan yaitu dengan cara wawancara dengan mengimplementasikan clinical mendalam terhadap 7 informan yang pathway. Terdapat 5 clinical pathway terdiri dari: yang pertama kali diimplentasikan di pelayanan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, yaitu Peningkatan Mutu dan Keselamatan clinical pathway manajemen medik rawat inap, Komite dengue shock Pasien, dan perawat. Pemilihan sampel penyakit ginjal pada penelitian ini berdasarkan prinsip (PGK), preeklamsia berat, kesesuaian dan syndrome (DSS), kronik dokter, kecukupan. Validasi benign prostat hypertrophy (BPH), dan hasil penelitian dengan cara triangulasi miokard sumber dan triangulasi teknik. infark akut (MCI) tanpa komplikasi. Pemilihan clinical pathway ini dikarenakan penyakit - penyakit HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut Kebijakan Manajemen merupakan kematian, penyebab utama berisiko tinggi, dan biaya Kebijakan dari Departemen Kesehatan tinggi (Anonim, 2016). Berdasarkan bahwa pola pembiayaan kesehatan di latar belakang di atas, penulis ingin rumah mengkaji INADRG melalui implementasi clinical pathway di RSUP Menteri Kesehatan Prof. 568/Menkes/VII/2008. Agar lebih Dr. tujuan R. lanjutmengenai D. Kandou menganalisis pelaksanaan, dengan penyusunan, pengawasan dapat sakit menggunakan berjalan surat dengan sistem edaran Nomor hal ini baik, rumah serta sakit harus melaksanakan pelayanan evaluasi clinical pathway di RSUP sesuai dengan clinical pathway. Salah Prof. Dr. R. D. Kandou. satu elemen yang terkait ialah rumah sakit harus membuat perawatan METODE PENELITIAN Penelitian ini pasien sebelum pasien dengan dirawat yang merupakan integrasi dari menggunakan metode kualitatif yang berbagai standar medik, keperawatan, bertujuan farmasi, untuk informasi yang melalui dilakukan perencanaan lebih mendapatkan mendalam dan penunjang (clinical pathway). Penerapan clinical pathway analisis pelaksanaan clinical ini sangat memerlukan dukungan pathway di RSUP Prof. Dr. R. D. rumah sakit dalam bentuk kebijakan. Kandou. Penelitian ini dilakukan di Tanpa adanya 17 dukungan kebijakan dari manajemen maka clinical Praktik Klinis (PPK) yang ada. Prioritas pathway tidak akan bisa terlaksana pemilihan karena digunakan ialah high risk, high volume, kebijakan di sebuah rumah clinical high pelaksanaan suatu program (Devitra, (Wijayanti,2016). Hal 2011). dengan hasil penelitian yang dilakukan hasil wawancara dan yang sakit merupakan dasar hukum untuk Dari cost, pathway problem prone ini sejalan mendalam dan observasi dokumen di oleh RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou dapat bahwa penyusunan disimpulkan bahwa pihak manajemen bagi penyedia layanan terdapat pada sangat mendukung pelaksanaan clinical tingkat proses inti (dokter spesialis, pathway. perawat, terapis dan staf keperawatan). Hal ini tampak dari telah Romeyke dan Stummer (2012) clinical pathway adanya Surat Keputusan Direktur dan dalam pelaksanaannya sudah didukung Sosialisasi dengan kebijakan operasional berupa Manajemen Rumah Sakit prosedur tetap implementasi clinical Berdasarkan pathway. mendalam dengan beberapa informan Clinical Pathway hasil oleh wawancara didapatkan bahwa pihak RSUP Prof Dr. Penyusunan Clinical Pathway R. D. Kandou telah melakukan upaya Berdasarkan hasil penelitian di RSUP edukasi (pendidikan Prof Dr. R. D. Kandou, diketahui kepada staf dalam rangka penerapan bahwa format clinical pathway ini. clinical pathway telah sesuai dengan clinical pathway komponen harus tercakup dilaksanakan di saat menjelang proses sebagaimana definisi clinical pathway. akreditasi rumah sakit karena clinical Hal pathway merupakan salah satu unsur dalam ini yang sejalan penelitian yang Mihardjo (2015) menyusun penyusunan dengan temuan dilakukan bahwa format oleh dalam dalam pelatihan) Sosialisasi pada umumnya peningkatan keselamatan dan pasien mutu dan yang juga clinical pathway merupakan kriteria penilaian akreditasi dengan memperhatikan komponen yang rumah sakit. Bentuk sosialisasi clinical harus dicakup sebagaimana definisi pathway dilakukan secara gabungan dari clinical pathway. Tim penyusun antara clinical pathway di RSUP Prof. Dr. seperti R. pelaksana (DPJP), dokter ruangan, dan D. Kandou ialah dari masing- masing kelompok staf medis (KSM) perawat yang disesuaikan dalam dengan Pedoman 18 semua dokter yang waktu pihak yang terlibat penanggung jawab biasanya relatif dilakukan lama. Sejak dimulainya akreditasi rumah sakit, penggalangan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou tahun dan 2015 telah memulai membuat konsep pathway dengan clinical berkala oleh pathway. perkembangan dilakukan selanjutnya edukasi pelatihan di rumah mengadakan Dalam telah staf komitmen manajemen untuk penerapan clinical cara pihak pertemuan manajemen meskipun dalam dalam bentuk pertemuan tersebut awalnya sakit dilakukan menjelang akreditasi rumah dengan workshop maupun kenyataannya hanya sakit. Penelitian Nurfaida dengan mengirim petugas mengikuti tentang penerapan clinical pathway pelatihan dan seminar clinical pathway melalui studi kasus di Instalasi Gawat yang diadakan Kementrian Kesehatan. Darurat Dalam penerapan edukasi pada tingkat Saiful Anwar Malang Jawa Timur operasional telah dilakukan di bagian menyimpulkan bahwa belum adanya SMF komitmen masing-masing mengupdate pathway dengan perkembangan clinical ini. Bagian sudah mulai klinis berapa Sakit Umum dokter, klinis, dan keperawatan menghitung Rumah Dr. kepemimpinan dukungan manajemen merupakan menghambat (2009) hal yang penerapan clinical sumber daya bahan habis pakai yang pathway. digunakan penyatuan persepsi dan kesepakatan, pasien dalam penerapan clinical pathway ini. Jadi pihak Komitmen adalah upaya serta tekad bersama untuk mencapai manjemen dan staf telah menyadari sebuah pentingnya edukasi bagi staf untuk Pembentukan komitmen clinical pathway ini. Hal ini sesuai sangat diperlukan dalam penerapan dengan teori yang menyatakan bahwa clinical pathway edukasi dan komunikasi yang intensif (Cheah,2000). dibutuhkan untuk menjamin pathway dapat tujuan (Devitra,2011). di organisasi rumah sakit clinical berjalan dengan baik Penerapan Clinical Pathway (Cheah,2000). Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan diketahui Penggalangan Komitmen bahwa dan mendalam pathway telah diterapkan di RSUP Prof Dr. R. D. Kepatuhan Berdasarkan clinical hasil dengan wawancara Kandou. Salah satu manfaat penting informan penyelenggaraan clinical pathway ialah didapatkan bahwa di RSUP Prof Dr. mutu R. lebih baik, adanya kepastian rencana D. Kandou telah dilakukan 19 pelayanan kesehatan menjadi untuk tata laksana pasien, mengurangi Hambatan length of stay pasien, dan mengontrol Pathway biaya. Secara umum hal itu berarti Pelaksanaan clinical pathway di RSUP mengurangi beban biaya rumah sakit Kandou maupun membuka peluang bagi pasien menghadapi lain untuk masuk ke rumah sakit. berarti, baik secara personal (dokter) Turn over yang cepat dengan length of maupun stay yang relatif rendah akan dengan manajemen dan sistem yang berlaku di sendirinya membuka akses luas bagi RSUP Prof Dr R.D. Kandou. Pada penerima manfaat layanan kesehatan kenyataan dalam pelaksanaan clinical lainnya. Seperti disebutkan oleh Zhang pathway (2012), Milne et al (2013), dan Frei et kelengkapan di rekam medik. Sebagai al (2011) bahwa penggunaan clinical contoh, pathway dapat meningkatkan efisiensi catatan dan kualitas, biaya terintegrasi kadangkala tidak ada atau pelayanan kesehatan, serta mengurangi tidak sesuai dengan clinical pathway komplikasi dan inap. yang ada padahal hal tersebut terkait Selanjutnya hasil penelitian dari Huang kepatuhan pengisian berkas di rekam et al (2015) menunjukkan manfaat medik. penerapan yaitu rekam medik cenderung menunjukkan dapat mengurangi rerata lama rawat hasil audit yang lengkap sudah dengan inap, mengurangi data clinical pathway. Hal ini terjadi mengontrol lama clinical rawat pathway pengeluaran rawat Penerapan secara Clinical umum hambatan hambatan; dukungan terkait dari dengan pengisian tidak pengisian lembar lain perkembangan Namun, di pasien laporan rekapitulasi inap, meningkatkan kepuasan pasien, ketika dan meningkatkan kualitas pelayanan pelaksanaan clinical pathway, petugas dalam Temuan rekam medik yang bertanggung-jawab dilakukan memanggil dokter yang bersangkutan (2012) untuk melengkapi clinical pathway di manajemen stroke. penelitian yang pernah Romeyke and Stummer menunjukkan indikasi bahwa dan dengan cara rekam perencanaan dalam segi proses medik. Kendala clinical pathway pemeriksaan penerapan menurut hasil pengembangan prosedur terkait, penelitian dari Zannini et al (2012) clinical pathway membantu dokter, ialah clinical pathway meningkatkan perawat, dan terapis sebagai alat beban kerja birokrasi dan masalah untuk sosialisasi dan evaluasi proses dapat timbul dalam hubungan antara pengobatan. dokter dan otoritas kesehatan daerah. Aspek 20 manajerial harus dipertimbangkan dengan hati-hati maupun sistem yang belum dibangun.Di dalam rangka memperkenalkan clinical RSUP pathway evaluasi di praktek umum dan Prof dan kelangsungannya harus dijamin untuk pelaksanaan meningkatkan dilakukan kepatuhan dan komitmen dokter. Dr. R. D. Kandou pengawasan clinical secara berkelanjutan. dalam pathway berkala Setiap dan awal tahun dilakukan evaluasi pelaksanaan clinical Evaluasi / Pengawasan pathway Clinical dalam rapat-rapat Pathway melibatkan Pengawasan clinical pathway di RSUP (KSM), komite Prof Dr R. D. Kandou dilakukan rumah oleh Komite Peningkatan Mutu dan penelitian dari Romeyke dan Stummer Keselamatan (2012) menyatakan Pasien dalam proses (PMKP) akreditasi bertanggung yang kelompok sakit PMKP medis serta yang berkaitan. bahwa staf Hasil untuk dianggap manajemen bisnis dari rumah sakit, terhadap clinical pathway menyajikan instrumen jawab pelaksanaan dan pengawasan clinical manajemen strategis pathway di berfungsi sejalan dengan rumah sakit. staf yang Hal ini yang juga sebagai instrumen untuk penelitian yang terus-menerus pengendalian biaya dan dilakukan oleh Chew et al (2007) dapat berkontribusi untuk transparansi bahwa clinical dalam penyediaan layanan. mendasari pathway terpadu proses rehabilitasi secara dan digunakan sebagai keseluruhan KESIMPULAN rencana perawatan interdisipliner untuk Dari hasil penelitian dan pembahasan seluruh dapat disimpulkan bahwa: tim pelaksanaan clinical merupakan seluruh rehabilitasi; jadi, pathway 1. tanggung jawab bersama tim clinical pathway secara teknis ialah dari masing-masing Dalam kelompok staf medis (KSM) yang beberapa kajian mengenai pelaksanaan disesuaikan dengan Pedoman Praktik evaluasi dari clinical pathway Klinis (PPK) yang ada dan dikoordinasi memang tidak terlalu banyak pembahasan rehabilitasi. Penyusunan yang oleh menyangkut komite pemilihan berdasarkan berfungsinya banyak (high risiko tinggi medik dalam melaksanakan tugasnya dibidang ini bisa disebabkan keterbatasan tenaga 21 Prioritas clinical tanggung-jawab komite medik. Tidak komite medik. pathway jumlah kasus yang volume), mempunyai (high risk) serta cenderung memerlukan biaya sehingga terdapat pengendalian mutu tinggi/banyak sumber daya (high cost). dan 2. Clinical pathway telah diterapkan dioptimalkan peran tim mutu Komite di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Medik dalam mendukung pelaksanaan Manado clinical pathway. sejak tahun 2015 biaya. itu, 2. sakit berdasarkan Permenkes Nomor diharapkan dapat melakukan penelitian 12 lanjutan tentang rumah 2012 tentang sakit. akreditasi Clinical pathway Institusi perlu sebagaimana standar akreditasi rumah tahun Untuk Selain Pendidikan: analisis dampak di penggunaan clinical pathway terhadap RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou terdiri biaya perawatan apakah sesuai dengan dari 5 jenis yaitu tarif INA-CBGs. clinical pathway Dengue Shock Syndrome (DSS) pada bagian anak, Penyakit Dalam dengan DAFTAR PUSTAKA Penyakit Anonimous. Ginjal Obstetri Kronik (PGK), Ginekologi Preeklampsia Berat, Bedah 2014. Pedoman dengan Penyusunan Standar Pelayanan dengan Kedokteran. Jakarta: Konsorsium penyakit Benign Prostat Hipertrophy Upaya (BPH) dengan Jendral Bina Upaya Kesehatan Miokard Infark Akut (MCI) tanpa Kementrian Kesehatan Republik komplikasi. Indonesia. dan Kardiologi Kesehatan Direktorat 3. Pengawasan pelaksanaan clinical Anonimous. 2012. Standar Akreditasi pathway dilakukan oleh penanggung Rumah Sakit. Jakarta: Kementrian jawab/manajemen Kesehatan Republik Indonesia. Komite PMKP rumah sakit (Peningkatan dan Mutu Anonimous. 2004. Undang-Undang dan Keselamatan Pasien). Pengawasan Republik Indonesia Nomor 29 dilakukan Tahun 2004 Tentang Praktik secara berkala dan berkelanjutan setiap 3 bulan. Kedokteran. Jakarta. Cheah, J. 2000. Development and SARAN Implementation of a Clinical 1. Untuk RSUP Prof. Dr. R. D. Pathway Kandou: Clinical pathway yang telah Acute dibuat Singapore. sebagaimana Peraturan Programme General in an Hospital in International Pemerintah dan standar Akreditasi Journal for Quality in Health Rumah diteruskan Care. Vol. 12(4): 403-12. dan Sakit hendaknya dievaluasi untuk diperbaiki 22 Chew, D., D. Brook., K. Sheridan., and Mihardjo, Y. W. 2015. Evaluasi H. Silvagni. 2007. Evaluation of a Implementasi Jaminan Kesehatan Generic Integrated Care Pathway Nasional For Australian Warehouse Tarif Rumah Sakit Journal Of Advanced Nursing. dan Tarif Indonesian- Care Based Vol.25(2):62-69. Groups. Universitas Atma Jaya Rehabilitation. Devitra A. 2011. Analisis Implementasi INA-CBGs dari Data Yogyakarta. Clinical Pathway Kasus Stroke Berdasarkan Ditinjau Milne, T., J. Rogers., E. Kinnear., H. di Martin., P. Lazzarini., T. Rumah Sakit Stroke Nasional Quinton., and F. Boyle. 2013. Bukit Tinggi. Universitas Andalas Developing an Evidence Based Sumatera. Clinical Frei, C. R., A. M. Bell., K. A. Traugott., Pathway Assesment, for the Diagnosis and T. C. Jaso., K. R. Daniels., E.M. Management of Acute Charcot Mortensen., M. I. Restrepo., C. U. Neuro-Arthropathy. Journal of Oramasionwu., A. D. Ruiz., W. R. Foot Mylchreest., V. Sikirica., M. R. Vol.6(1):10. DOI:10.1186/1757- Raut., A. Fisher., and J. R. 1146-6-S1-P10. Schein. 2011. A Clinical Pathway for an Ankle Research. Nurfaida, S. 2009. Peranan Budaya Community-Acquired Pneumonia: and Observational Organisasi dalam Kesiapan Penerapan Clinical Pathway. Cohort Study. BioMed Central Malang. htttp://Jurnal Manajemen Infectious Pelayanan Kesehatan.2010. Disease. Vol.11:88. DOI:10.1186/1471-2334-11-188. Romeyke, T., and H. Stummer. 2012. High Quality at Low Cost – How Hatta, G. R. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Can Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Contribute Towards Reconciling – Press. This Huang, D., X. Song., J. Tian., Q. Cui., a Clinical Apparent Contradiction?.IOSR Journal of and K. Yang. 2015. Effects of Pharmacy. Clinical ISSN: 2250-3013. Pathways in Pathway Stroke Vol.2(6): 10-20. Management : A Meta-Analysis. _________ 2012. Clinical Pathway as Neurology Asia. Vol.20(4): 335- Instruments for Risk and Cost 342. Management in Hospitals. Global Journal 23 of Health Science. Vol.4(2). DOI: 10.5539/gjhs.v4n2p50. Tantawi, H. R., I. Lotfy., A. Abdallh., and B. N. Sadek. 2015. Clinical Pathway Versus Traditionl Care Plan for Caring Post Operative Children Undergoing Cardio Thoracic Surgery. Life Science Journal. Vol.12(7): 41-62. Wijayanti, F.E.R., R. Lamsudin., dan F. Wajdi. 2016. Analisis Clinical Pathway Dengan BPJS Antara RS Negeri dan Universitas RS Swasta. Muhammadiyah Surakarta. Zannini, L., C. Cattaneo., P. Peduzzi., S. Lopiccoli., and F. Auxilia.2012. Experimenting Clinical Pathway in General Practice : a Focus Group Investigation with Italian General Practitioners. Journal of Public Health Research. Vol.1(30):192-198. Zhang, M. 2012. The Application and Practice of the Electronic Clinical Pathway. Journal of Translational Medicine. Vol.10(2): A57. DOI:10.1186/1479-5876-10-S2A57. 24