xiii INTISARI Outcome klinis pasien di rumah sakit masih berbeda

advertisement
INTISARI
Outcome klinis pasien di rumah sakit masih berbeda walaupun diagnosis
sama. Katarak senilis merupakan salah satu penyakit tersering penyebab kebutaan
dengan prevalensi tinggi. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa penerapan
clinical pathway di rumah sakit dapat memperbaiki outcome klinis. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh penerapan clinical pathway terhadap outcome
pasien katarak senilis pasca operasi fakoemulsifikasi di RSI Sultan Agung
Semarang.
Studi observasional analitik dengan rancangan cohort retrospective ini
dilakukan pada 160 pasien katarak senilis yang menjalani operasi fakoemulsifikasi
di RSI Sultan Agung Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Sampel dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok sebelum dan sesudah
penerapan clincal pathway dengan pembagian 80 sampel setiap kelompok. Data
penerapan clincal pathway dilihat dari formulir clinical pathway, data hasil visus
dibedakan antar kedua mata yang diperoleh dari catatan rekam medis. Data
penelitian dianalisis dengan uji Chi Square.
Hasil visus sebelum penerapan clinical pathway pada mata kanan dengan
outcome baik sebanyak 31 mata, outcome sedang 49 mata. Pada mata kiri outcome
baik 49 mata, outcome sedang 49 mata. Sesudah penerapan clinical pathway hasil
visus mata kanan dengan outcome baik 73 mata, outcome sedang 7 mata. Pada
mata kiri outcome baik 75 mata, outcome sedang 5 mata. Hasil uji Chi Square
menunjukkan terdapat pengaruh bermakna antara penerapan clinical pathway
terhadap outcome pasien katarak senilis pasca operasi fakoemulsifikasi dengan
nilai p=0,000 (p<0,05).
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan
clinical pathway terhadap outcome pasien katarak senilis pasca operasi
fakoemulsifikasi di RSI Sultan Agung Semarang.
Kata kunci : Clinical pathway, Katarak Senilis, Outcome, Visus
xiii
Download