BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 1999 pembagian pajak menurut wewenang pemungutan pajak dipisahkan menjadi Pajak Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yaitu terdiri dari pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai. Untuk pajak daerah dipungut oleh pemerintah daerah itu sendiri. Dasar pemungutan pajak daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Pajak yang dipungut oleh pajak daerah antara lain adalah Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Pendapatan daerah pasti berhubungan dengan pembangunan daerah tersebut. Mengacu pada pendapat Camarata, Jane (2006). Pendapatan Daerah sangat penting bagi masa depan daerah. Peramalan Pendapatan Daerah yang akurat dapat membantu aliran pendapatan daerah dalam jangka panjang maupun pendek, maka dari itu pajak daerah harus dihitung dengan baik, karena hal ini penting bagi pemerintah daerah untuk mengetahui apakah basis pendapatan pajak mereka menyusut atau meningkatkan agar dapat secara akurat merencana masa depan pengeluaran dan untuk memastikan keseimbangan anggaran tetap baik. Dari berbagai alternatif sumber penerimaan yang mungkin dipungut oleh daerah, yaitu Pajak dan Retribusi Daerah, menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari dalam daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Pendapatan Asli Daerah ditinjau dari tugas dan fungsi pemerintah daerah mempunyai arti yang srategis, karena disamping merupakan salah satu wujud nyata dari tingkat kemandirian daerah dalam melaksanakan otonominya, Pendapatan Asli Daerah tersebut juga berkaitan dengan tingkat kemampuan Pemerintah Daerah dalam memobilisasi sumber-sumber dana daerah untuk melaksanakan pembangunan daerah guna meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan ditandai antara lain dengan meningkatnya daya beli dan kemapuan membayar pajak dan 1 2 retribusi daerah. Dengan diberlakukanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah mendapat peluang menggali secara maksimal sumber dana yang ada didaerahnya, dengan tetap memperhatikan kondisi ekonomi dan sosial daerah serta unsur legalitas. Dalam Undang-undang tersebut pemerintah daerah diizinkan untuk memungut beberapa jenis pajak daerah (kecuali pajak provinsi) dan retribusi lainnya sesuai kriteria –kriteria tertentu yang ditetapkan dalam Undang-undang. Pendapatan Asli Daerah yang dirangkum dalam jurnal Riduansyah (2003) terkait dengan Pendapatan Asli Daerah, seorang pakar dari World Bank berpendapat bahwa batas 20% perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan batas minimum untuk menjalankan otonomi daerah. Sekiranya Pendapatan Asli (PAD) kurang dari angka 20%, maka daerah tersebut akan kehilangan kredibilitasnya sebagai kesatuan yang mandiri. Pajak daerah, sebagai salah satu komponen Pendapatan Asli Daerah, merupakan pajak yang dikenakan oleh pemerintah daerah kepada penduduk yang mendiami wilayah yurisdiksinya, tanpa langsung memperoleh kontraprestasi yang diberikan oleh pemerintah daerah yang memungut pajak daerah yang dibayarkannya. Retribusi daerah, komponen lain yang juga termasuk komponen Pendapatan Asli Daerah(PAD), merupakan penerimaan yang diterima oleh pemerintah daerah setelah memberikan pelayanan tertentu kepada penduduk mendiami wilayah yurisdiksinya. Perbedaan yang tegas antara Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terletak pada kontraprestasi yang diberikan oleh pemerintah daerah. Jika pada Pajak Daerah kontraprestasi tidak diberikan secara langsung, maka pada Retribusi Daerah kontribusi diberikan secara langsung oleh pemerintah daerah kepada penduduk yang membayar retribusi tersebut. Baik Pajak Daerah maupun Retribusi Daerah, keduanya diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan disetujui oleh lembaga perwakilan rakyat serta dipungut oleh lembaga yang berada di dalam struktur pemerintah daerah yang bersangkut. Pemerintah daerah diberi kewenangan yang luas untuk mengurus rumah tangganya sendiri dengan sedikit campur tangan pemerintah pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak dan kewajiban yang luas untuk menggunakan sumbersumber ekonomi dan keuangan yang dimiliki daerahnya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah 3 Pusat dan Daerah. Walaupun sudah diatur, pada kenyataannya kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan dan belanja daerah masih kecil. Sangat terlihat di tabel berikut ini bahwa pada tahun 2014 Pendapatan Asli Daerah hanya Rp 86.529.909.027 sedangkan jumlah pendapatan keseluruahan Rp926.708.741.761 kontribusi Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar 9,31%. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kota Kupang pada tahun 2014 dapat di lihat di tabel berikut: Tabel 1.1 Ringkasan APBD Pemerintah Kota Kupang 2014 Nomor Urut 1 4. 4.1. 4.1.1. 4.1.2. Uraian 2 PENDAPATAN Pendapatan Asli Daerah Hasil Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Jumlah 3 926.708.741.761,00 86.529.909.027,00 46.892.409.027,00 21.672.500.000,00 4.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 10.550.000.000,00 4.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 7.415.000.000,00 4.2. 4.2.1. 4.2.2. 4.2.3. 4.3. 4.3.3. Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 680.540.130.805,00 20.295.859.805,00 598.804.801.000,00 61.439.470.000,00 159.638.701.929,00 32.847.956.929,00 4.3.4. 4.3.5. Dana Penyesuaian Dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau Pemerintah Daerah Lainnya 126.459.545.000,00 331.200.000,00 Jumlah Pendapatan 926.708.741.761,00 Sumber: Laporan RAPBD Kota Kupang Desember 2013 Pemerintah Kota Kupang, diakses 29 Oktober 2015 dari http://www.bappedakotakupang.info Suwarno dan Suhartiningsih (2008). Pada era Desentralisasi Fiskal dan Otonomi Daerah seperti sekarang ini, fungsi dan peran pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara terasa sangat penting. Oleh karena itu kemandirian daerah dalam mengelolah keuangan daerah akan semakin berperan dan semakin penting. Sedangkan kunci kemandirian daerah adalah Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pajak daerah adalah salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah 4 (PAD) di harapakan mampu memberikan kontribus yang besar bagi daerah itu sendiri. Otonomi Daerah memberikan kewenangan yang lebih luas bagi pemerintah daerah untuk mengatur dan mengelola sumber Pendapatan Asli Daerah secara maksimal. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan promosi parawisata yang efektif, memanfaatkan kebijakan otonomi daerah yang seluas-luasnya dengan menggunakan Sumber Daya Manusia yang memadai dan potensi wisata daerah Kota Kupang dalam pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian pemungutan Pajak Hotel dan Restoran, meningkatkan partisipasi Wajib Pajak dalam penyelenggaraan pemungutan Pajak Hotel dan Restoran. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009, terdapat penambahan empat jenis pajak daerah yang akan dipungut oleh Pemerintah Daerah yaitu, satu jenis Pajak Provinsi dan tiga jenis pajak kabupaten/kota. Dengan keseluruhan Pajak terdapat enam belas jenis Pajak Daerah, yaitu lima jenis pajak provinsi dan sebelas jenis pajak kabupaten. Jenis pajak Provinsi yang baru adalah Pajak Rokok, dan jenis pajak kabupaten/kota yang baru adalah Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Pajak Sarang Burung Walet, dan Pajak Air Tanah yang sebelumnya adalah Pajak Provinsi. Dari banyak komponen pajak daerah yang dikelola Kota Kupang yang menarik danakan menjadi objek penelitian adalah Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Dalam penerimaan Pendapatan Asli Daerah, pemerintah menetapkan suatu target sebagai acuan untuk pecapaian peningkatan penerimaan yang harus dicapai. Jika penerimaan melebihi target yang telah ditetapkan maka akan berdampak positif bagi penerimaan pendapatan daerah. Undang-undang Nomor. 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 22 dan 23, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan di restoran. Yang dimaksudkan adalah restoran adalah fasilitas penyediaan makanan dan atau minuman dengan dipungut bayaran yang mencangkup rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termaksud jasa boga/ catering. Melihat Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Provinsi dengan banyak kekayaan alam yang indah maka mempunyai potensi menjadi wilayah parawisata. Dengan pantai yang indah mampu menarik wisatawan untuk datang ke daerah tersebut, terutama di Kota Kupang adalah pusat kota dan pusat pemerintahan di daerah Nusa Tenggara Timur. Pemerintah juga akan berupaya untuk meningkatkan 5 kualitas dan kuantitas hotel dan restoran di Kota Kupang. Oleh karena itu potensi pendapatan dari pajak hotel dan restoran akan lebih berkontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah. Selain itu, sebagai puteri yang berasal dari NTT, dengan penelitian ini ingin memberikan peluang pengetahuan bagi pembaca baik yang ada di Kota Kupang khususnya masyarakat dari luar daerah Kota Kupang mengenai pendapatan daerah Kota Kupang yang berasal dari aspek pajak, terutama Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Berdasarkan pemikiran dan uraian diatas, maka menarik perhatian untuk diteliti dan bermaksud menuangkan dalam bentuk tugas akhir yang berjudul: “ANALISIS REALISASI DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PAJAK ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA KUPANG PERIODE 2012-2014”. Penelitian ini terispirasi dari penelitian sebelumnya yang di susun oleh Bona Fitri Apriliana (2013) yang menelit tentang Analisis Realisasi dan Kontribusi Pajak Restoran dalam meningkatkan Pendapatan Pajak Daerah pada Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta, Irwansyah (2014) tentang Efektivitas dan Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah, dan Aprilia Putri (2015) penelitian tentang Analisis Kontribusi Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Air Mineral Bukan Logam dan Batuan terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kota Pangkalpinang. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Peneliti sebelumnya meneliti di Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang dan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Pangkalpinang. Sedangkan dalam penelitian ini di Dinas Penadapatan dan Aset Daerah Kota Kupang. 2. Tahun periode penelitian ini pada tahun 2012-2014. Sedangkan penelitian sebelumnya pada periode 2009-2012, 2009-2013 dan 2011-2013. 1.2 Identifikasi Masalah Pendapatan Daerah sangat mempengaruhi keuangan daerah tersebut, Pajak Hotel dan Pajak Restoran termaksud Pendapatan Asli Daerah maka Pajak tersebut sangat mempengaruhi Pendapatan Daerah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini 6 ingin menganalisis tentang Realisasi dan Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Kota Kupang Periode 2012-2014. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka timbul perumusan masalah, sebagai berikut: 1. Bagaimana pertumbuhan target dan realisasi penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Kota Kupang terhadap Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014? 2. Berapa besar target penerimaan Pajak Hotel dan Restoran di Kota Kupang? Apakah target yang ditetapkan sudah terealisasi? dan seberapa besar kontribusi dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran pada Pendapatan Asli Daerah Kota Kupang pada 2012-2014? 3. Menganalisa upaya yang perlu dilakukan Pemerintah Kota Kupang dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah terutama Pajak Hotel dan Restoran? 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup yang digunakan untuk membatasi masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur sebagai daerah yang dijadikan studi kasus. 2. Data yang digunakan merupakan hasil dari penelitian Pajak Hotel dan Restoran secara keseluruhan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. 3. Periode yang digunakan untuk melakukan analisis Laporan Pajak Hotel dan Restoran adalah tahun 2012-2014. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menganalisa Pertumbuhan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Kota Kupang terhadap Penerimaan Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah dari 2012 sampai dengan 2014. 2. Mengetahui target yang dibuat apakah sudah terealisasi dengan baik. 7 3. Untuk mengetahui Kontribusi dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Penerimaan Pajak Daerah danPendapatan Asli Daerah tahun 2012 sampai dengan 2014. 4. Menganalisa upaya yang perlu dilakukan Pemerintah Daerah Kota Kupang dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari aspek Pajak Hotel dan Pajak Restoran. 1.4.2 Manfaat Penelitian Berikut manfaat penelitian yang diharapkan adalah: 1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi saya serta memahami betul mengenai Pajak Hotel dan Pajak Restoran bagi Pendapatan Daerah khususnya di Kota Kupang. Selain itu, peneliti juga dapat membandingkan teori yang di dapat dalam perkuliahan dengan penerapan keadaan yang sebenarnya. 2. Bagi Pembaca Menambah wawasan pembaca dalam bidang perpajakan, khususnya tentang Pajak Hotel dan Restoran dan agar Wajib Pajak dapat mengetahui Dasar Pengenaan Pajak dan Realisasi Pajak Hotel dan Restoran yang pemungutannya dilakukan oleh Dinas Pelayanan Pajak dan memudahkan Wajib Pajak menghitung beban pajak yang harus dilunasi. 3. Bagi Dispenda Kota Kupang Hasil Penelitian dapat digunakan oleh DispendaKota Kupang, NTT sebagai bahan masukan dalam mengelola sumber-sumber penerimaan daerah yang sangat potensial untuk dipungut, khususnya Pajak Hotel dan Restoran. 4. Bagi Universitas Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan membahas tentang pajak daerah dimasa yang akan datang. 1.5 Sistematika Penulisan 8 Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam pembuatan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini yang berjudul ANALISIS REALISASI DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PAJAK ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA KUPANG PERIODE 2012-2014” .yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian mengenai latar belakang penelitian, ruang lingkup, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan yang akan digunakan dalam penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian Pendapatan Asli Daerah, pengertian Pajak Daerah, jenis-jenis Pajak Daerah, Pendapatan Daerah. pembahasan juga mencangkup tentang Pajak Hotel dan Pajak Restoran, Subjek dan Objek Pajak Hotel dan Restoran serta Penelitian Terdahulu. BAB 3 OBJEK PENELITIAN Bab ini berisi tentang gambaran umum pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kupang yang terdiri dari: latar belakang, sejarah singkat Kota Kupang, visi dan misi, serta susunan organisasi, hasil wawancara. Dan juga berisi analisis pengambilan data. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab keempat menjelaskan mengenai pembahasan data-data yang akan dianalisa dan hasil yang diperoleh dari proses pengumpulan data. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab kelima berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan oleh peneliti. 9