pengaruh pemberian fish oil dan kurkumin

advertisement
0
PENGARUH PEMBERIAN FISH OIL DAN KURKUMIN TERHADAP
RESISTENSI INSULIN DAN ADIPONEKTIN MENCIT OBES
THE EFFECT OF FISH OIL AND CURCUMIN ON INSULIN RESISTANCE
AND ADIPONECTIN IN OBESE MICE
Mardiana, 1 Suryani As’ad,2 Agussalim Bukhari3
1
Bagian Gizi Klinis, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar,
Bagian Gizi Klinis, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar,
3
Bagian Gizi Klinis, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Alamat Korespondensi:
Mardiana
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
HP: 081242990468
Email: [email protected]
1
ABSTRACT
MARDIANA. The Effect of Fish Oil and Curcumin on Insulin Resistance and Adiponectin in
Obese Mice (Supervised by Suryani As’ad and Agussalim Bukhari)
Introduction: Insulin resistance is associated with obesity-induced inflammation. The effect of
fish oil or curcumin have been found to protect against the development of high-fat diet-induced
insulin resistance and to increase adiponectin. Objectives: In the present study, we examined the
mechanism by which fish oil and curcumin affect preexisting insulin resistance through improved
adiponectin. Method: Six groups of mice C57BL/6J were on Normal diet (ND) or High fat diet
(HFD) for 12 weeks. The mice were then treated for 8 wk as follows: 1) Normal diet, 2) high fat
diet(HFD) as negative control, 3) HFD with 3 g/100 g fish oil (HFD-FO), 4) HFD with
curcumin 3 g/kg diet (HFD-CUR) , 5) HFD with 3 g/100 g fish oil and curcumin 3 g/kg diet
(HFD-FO+CUR) and 6) HFD with Metformin 3 g/kg diet (HFD-MET) as positive control.
Result: Mice with HFD had signifcantly higher body weight compared to ND mice (p<0.01).
Glucose and Insulin tolerance test (GTT, ITT) revealed higher blood glucose levels in all groups
of HFD. Meanwhile, mice with HFD-FO+CUR have significant lower blood glucose level on
min 60 of GTT and ITT, lower trend of blood glucose level at all other time points compared by
both HFD-MET and ND. Compared with HFD-MET mice, serum count and expression of
adiponectin in epydidimal fat lower HFD-FO+CUR. Discussion: HFD-FO+CUR have improved
insulin resistance via increase serum and expression of adiponectin than positive control HFDMET but not via decrease body weight. We found that dietary interventions with fish oil and
curcumin have been found to
improve insulin resistance and increase serum count and
expression of adiponectin if compared to HFD-MET. Conclussion: These results support
evidence of protect against the development of high-fat diet-induced insulin resistance effects of
dietary fish oil and curcumin.
Keywords : Fish oil, curcumin, insulin resistance, adiponectin
2
ABSTRAK
MARDIANA. Pengaruh Pemberian Fish Oil dan Kurkumin terhadap Resistensi Insulin dan
Adiponektin Mencit Obes (dibimbing oleh Suryani As’ad dan Agussalim Bukhari )
Pendahuluan: Inflamasi yang dicetuskan oleh obesitas dapat menyebabkan terjadinya resistensi
insulin. Adiponektin menurun pada obesitas. Pemberian fish oil dan kurkumin dapat
meningkatkan adiponektin. Penelitian ini bertujuan melihat efek pemberian kombinasi fish oil
dan kurkumin terhadap perbaikan resistensi insulin melalui peningkatan kadar dan ekspresi gen
adiponektin dan penurunan berat badan. Metode Penelitian : 6 kelompok mencit jantan galur
C57BL/6J diberikan diet normal dan diet lemak tinggi selama 12 minggu. Mencit kemudian
dikelompokkan menjadi 6 kemudian diberi intervensi selama 8 minggu sebagai berikut: 1) diet
normal, 2) diet lemak tinggi sebagai kontrol negatif, 3) diet lemak tinggi dengan fish oil 3%, 4)
diet lemak tinggi -kurkumin 3 gr/kg diet, 5) diet lemak tinggi, fish oil dan kurkumin 6) diet
lemak tinggi-metformin 3 gr/kg diet sebagai kontrol positif. Hasil: berat badan setelah 12 minggu
pemberian diet lemak tinggi berbeda bermakna dibanding diet normal (p<0,01). Pemeriksaan tes
toleransi glukosa dan tes toleransi insulin, peningkatan kadar gula darah pada semua kelompok
diet lemak tinggi lebih tinggi bermakna dibanding diet normal. Diet kombinasi fish oil kurkumin
menurun sesuai dengan diet normal maupun diet lemak tinggi-metformin setelah menit ke-60
pada TTG dan TTI, menurun sampai akhir pemeriksaan.Dibanding diet lemak tinggi-metformin,
kadar dan ekspresi adiponektin di jaringan adiposa lebih rendah dibanding diet fish oil kurkumin
tapi lebih rendah jika dibanding diet normal. Diskusi: diet lemak tinggi-metformin-kurkumin
memperbaiki resistensi insulin melalui peningkatan kadar dan ekspresi adiponektin dibanding
kontrol positif.
Kami menemukan bahwa pemberian fish oil kurkumin dapat memperbaiki
resistensi insulin melalui peningkatan ekspresi adiponektin dibanding kontrol positif.
Kesimpulan: hasil penelitian ini mendukung pemberian fish oil dan kurkumin untuk perbaikan
resistensi insulin karena obesitas.
Kata kunci: Fish oil, kurkumin, resistensi insulin, adiponektin
3
PENDAHULUAN
Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai dengan penimbunan
jaringan lemak secara berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Obesitas
telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan dinyatakan oleh Word Health Organization
(WHO) sebagai masalah kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa (Soegih R, 2009). Pada
tahun 2003 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan data bahwa 17,5% populasi Indonesia
dikategorikan over weight (kegemukan) dan 4,7% obesitas (Nugraha, 2009).
Penelitian telah membuktikan sel lemak (adiposa) mengsekresi berbagai macam protein
ke dalam sirkulasi. Protein ini secara kolektif disebut sebagai adipositokin, yang sekarang lebih
sering disebut sebagai adipokin, yaitu leptin, plasminogen activator inhibitor-1 (PAI-1), adipsin,
resistin, dan adiponektin. Tidak seperti yang lainnya, (Matsuzawa Y, 2004) adiponektin ternyata
unik oleh karena dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Adiponektin merupakan salah satu dari
banyak faktor spesifik jaringan adiposa. Adiponektin berperan memperbaiki sensitivitas insulin
dan menghambat peradangan vaskuler. Kadar adiponektin (Roberto B, 2004) di dalam plasma
secara bermakna menurun pada subyek yang mengalami obesitas, resistensi insulin, dan
pengidap diabetes melitus tipe 2. Kurkumin (Sharma S, 2007) sebagai zat aktif yang terdapat
pada ekstrak kurkuma diketahui mempunyai sifat antiinflamasi dengan cara menghambat
produksi IL-1, IL-6 dan TNF-α dan merangsang sekresi IL-10 pada hewan coba. Fish oil yang
banyak mengandung n-3 sebagai prekursor EPA dan DHA telah dibuktikan dalam beberapa
penelitian mempunyai efek anti-inflamasi. Penelitian (Neschen, 2006) melaporkan fish oil 27%
dalam diet binatang percobaan dapat memicu sekresi adiponektin secara tidak langsung, yaitu
melalui jalur PPAR-γ dan PPAR-α.
Kurkumin dan fish oil keduanya merupakan bahan alami yang berlimpah di tanah air kita,
pemanfaatan keduanya perlu dilakukan untuk memberi manfaat bagi kita semua. Dari beberapa
bukti diatas bahwa efek fish oil dan kurkumin sebagai antiinflamasi maka penelitian ini saya
anggap penting dilakukan sehingga nantinya keduanya dapat direkomendasikan sebagai
suplementasi bagi penderita obes.
Penelitian ini dilakukan pada mencit mengingat penelitian hewan perbedaan faktor
genetik dapat dikendalikan dan pengaruh rancu dari lingkungan dapat diminimalisasi sehingga
patomekanisme penyakit dapat menjadi lebih baik ditelusuri dibanding penelitian manusia.
4
Menurut pengetahuan kami, belum pernah ada penelitian untuk membandingkan efek
gabungan keduanya dengan melihat peningkatan sensitivitas insulin berdasarkan mekanisme
peningkatan kadar adiponektin dengan kontrol positif obat antidiabetes metformin pada mencit
obes maka kami anggap sebagai nilai novel penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
sejauh mana perbaikan resistensi insulin pada setiap kelompok diet lemak tinggi yang
diintervensi fish oil, kurkumin dan kombinasi keduanya dengan membandingkan diet kontrol dan
diet normal, resistensi insulin tersebut akan dihubungkan dengan
peningkatan kadar dan
ekspresi adiponektin.
SUBYEK DAN METODE
Metode Penelitian
Penelitian eksperimental dilakukan di animal laboratorium dan Laboratorium penelitian
Fakultas Kedokteran UNHAS
Makassar. Populasi yang digunakan adalah mencit sehat, jenis
kelamin jantan dengan galur C57BL/6J dari Animal Research Centre Australia. Sampel yang
diambil adalah mencit umur 5 minggu dengan berat badan 15-20 gram sebanyak 30 ekor. Diet
normal adalah 10 % lemak , diet tinggi lemak ( 45% kalori dari lemak) dari Research Diet
Amerika, Fish oil dari Menhaden Fish Oil dari Research Diet Amerika, Curcumin dari Sigma
Amerika.
Minyak ikan (fish oil) mengandung asam eicosapentanoat (EPA) (C20:5n-3) dan asam
docosa-heksanoat (DHA) (C22:6n-3) yang termasuk dalam kelompok asam lemak ω-3. Secara
lengkap kandungan Menhaden Fish oil yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 14:0 Myristic
acid, 6-9%, 16:0 Palmitic acid, 15-20%,16:1 Palmitoleic acid, 9-14%, 18:0 Stearic acid, 3-4%,
18:1 Oleic acid, 5-12%, 18:2 Linoleic acid, <3%, 18:3 Linolenic acid, <3%, 18:4
Octadecatetraenoic acid*, 2-4%, 20:4 Arachidonic acid, <3%, 20:5 Eicosapentaenoic acid 1015%, 22:6 Docosahexaenoic Acid 8-15%.
Seluruh mencit dikandangkan pada kondisi bebas patogen dan diadaptasikan pada kondisi
laboratorium selama 2 minggu dengan pemberian makanan normal dan diberi siklus penerangan
12 jam gelap, 12 jam terang. Sebanyak 25 ekor mencit diberi diet tinggi lemak selama 12
minggu. Mencit kemudian dibagi menjadi 6 kelompok menjadi 5-6 ekor masing-masing
kelompok (Federer, 1991), dan diberi intervensi selama 8 minggu, yaitu: (1) Kelompok I:
5
kelompok kontrol normal (Normal diet,ND), (2) Kelompok II: kelompok kontrol negatif (High
fat diet,HFD), (3) Kelompok III: kelompok intervensi fish oil (HFD-FO), (4) Kelompok IV:
kelompok intervensi kurkumin(HFD-CUR), (5) Kelompok V: kelompok intervensi fish
oil+kurkumin(HFD-FO-CUR), (6) Kelompok VI: kelompok kontrol positif (HFD-MET).Selama
perlakuan dilakukan menimbangan pellet dan pembersihkan kandang setiap 3 hari. Pencatatan
kenaikan berat badan mencit dilakukan setiap minggu. Pada akhir masa perlakuan dilakukan
pemeriksan TTG/TTI kemudian mencit akan dikorbankan dengan menggunakan anestesi lokal
intraperitoneum dengan bupivicaine (0.25%) dan jaringan lemak epididimis akan ditimbang lalu
diambil untuk pemeriksaan adiponektin.
Metode Pemeriksaan
Tes Toleransi Glukosa (TTG) adalah pemeriksaan untuk melihat sensitivitas insulin dengan cara
mencit dipuasakan selama 16 jam kemudian larutan glukosa diinjeksi secara intraperitonium
dengan dosis 2,5 gram/ kgbb. Kadar gula darah diukur dengan mengambil darah dari vena ekor
pada menit 0, 30, 60, 120 dengan menggunakan glukometer. Tes toleransi insulin (TTI) adalah
pemeriksaan untuk melihat sensitivitas insulin dengan cara mencit dipuasakan selama 4 jam
kemudian larutan insulin diinjeksi secara intraperitonium dengan dengan dosis 0,75 U/kgbb.
Kadar gula darah diukur dengan mengambil darah dari vena ekor pada menit 0, 15, 30, 45, 60,
75, 90
dengan menggunakan glukometer. Adiponektin adalah hormon yang didapatkan di
jaringan serum plasma mencit dan jaringan adiposa epididimis setelah 8 minggu intervensi,
diperiksa mengunakan teknik teknik Elisa dengan metode R & D system dan RT-PCR di
Laboratorium Penelitian, Fakultas Kedokteran, UNHAS Makassar.
Metode Statistik
Data yang dikumpul diolah menggunakan analisis statistik dengan menggunakan SPSS 17.
Untuk melihat perbandingan hasil terapi di antara keenam kelompok digunakan Uji ANOVA
dengan batas kemaknaan 5% (p<0,05).
HASIL
Selama 12 minggu pemeliharaan telah didapatkan 2 kelompok mencit dengan berat badan
yang signifikan berbeda antara kelompok diet normal dan kelompok diet lemak tinggi.
6
Peningkatan berat badan setelah 12 minggu pemberian diet lemak tinggi adalah 29% dari berat
badan normal. Jumlah kalori diet normal adalah 3, 87 kkal/gram, dan diet lemak tinggi adalah
4,7 kkal/gram. Hasil perhitungan total energi yang dikomsumsi pada semua kelompok diet
lemak tinggi menunjukkan diberikan diet kalori tinggi disamping diet lemak tinggi, dibanding
kelompok diet normal.
Pada akhir intervensi dengan fish oil, kurkumin, kombinasi fish oil dan kurkumin, serta
kontrol posistif metformin, tidak didapatkan perbedaan bermakna pada berat badan.Pemeriksaan
resistensi insulin melalui tes toleransi glukosa dan tes toleransi insulin, didapatkan pola
penurunan glukosa darah pada kedua pemeriksaan ini terjadi menit ke 60 dan menurun
mengikuti pola yang diperlihatkan oleh kontrol normal dan kontrol positif metformin. Hasil ini
menunjukkan peningkatan kadar glukosa darah pada kelompok diet lemak tinggi, maka
kelompok fish oil kurkumin dapat menurunkan glukosa darah.
Pada akhir intervensi dengan fish oil kurkumin didapatkan peningkatan kadar dan
ekspresi adiponektin cenderung lebih tinggi dibanding metformin, walaupun peningkatan ini
tidak dapat menyamai kadar dan ekspresi adiponektin pada kelompok diet normal.
DISKUSI
Setelah 12 minggu diberi diet tinggi lemak yang mengandung 45% lemak dari total
kalori, didapatkan peningkatan berat badan berbeda 29% dari diet nomal yang mengandung 10%
lemak dari total kalori. Perbedaan ini signifikan dengan nilai p<0.01 yang artinya mencit yang
telah diberi diet tinggi lemak selama 12 minggu, mengalami obesitas.
Tinjauan diet normal dan diet lemak.tinggi
Pemeriksaan tes toleransi glukosa, diet lemak tinggi dibanding diet normal menunjukkan
perbedaan bermakna dibanding diet normal mulai pada glukosa darah puasa (menit-0) sampai
menit ke-120 setelah penyuntikan glukosa intraperitoneal. Pemeriksaan tes toleransi insulin,
perbedaan bermakna antara diet tinggi lemak dibanding diet normal didapatkan pada menit ke-60
sampai menit ke-90. Sehingga dapat disimpulkan terjadi resistensi insulin mencit yang diet tinggi
lemak yang telah mengalami obesitas.
Tidak sama dengan teori yang menyebutkan pada obesitas didapatkan penurunan kadar
adiponektin, pada pemeriksaan ini didapatkan penurunan kadar adiponektin pada diet tinggi
7
lemak dibanding diet normal, begitu juga ekspresi adiponektin didapatkan penurunan dibanding
diet normal.
Adiponektin merupakan sitokin yang disekresi oleh sel lemak yang berfungsi
meningkatkan efek insulin. Kadar dan ekspresi adiponektin yang menurun pada semua kelompok
mencit dengan diet tinggi lemak, hal ini merupakan sebagian penyebab resistensi insulin pada
mencit obes ini. Sirkulasi adiponektin dalam darah berupa low molecular weight (LMW), middle
molecular weight (MMW), dan high molecular weight (HMW). Penelitian baru-baru ini
menunjukkan bahwa adiponektin bentuk HMW adiponektin memperlihatkan korelasi yang lebih
kuat dengan toleransi glukosa dibanding kadar total adiponektin. (Chandran M, 2003)
Penelitian ini mendapatkan kadar dan ekspresi gen adiponektin lebih tinggi pada diet
tinggi lemak dibanding jika diberi intervensi fish oil, kurkumin, fish oil dan kurkumin atau
metformin. Penelitian ini hanya melihat total adiponektin yang terdapat dalam serum dan
ekspresinya dalam jaringan lemak epididimis.
Tinjauan diet tinggi lemak dan metformin.
Pemberian diet tinggi lemak yang dikombinasikan dengan metformin 3 gr/kg diet pada
penelitian ini didapatkan berat badan setelah minggu ke delapan lebih rendah dibanding
kelompok diet tinggi lemak lainnya, walaupun tidak signifikan. Penelitian oleh Matsui dkk, 2010
mendapatkan penurunan berat badan mencit yang diberi intervensi metformin 300mg/kg diet
selama 2 hari.
Sedangkan pada pemeriksaan tes toleransi glukosa dan toleransi insulin memperlihatkan
area bawah kurva mendekati pola yang diperlihatkan oleh oleh diet normal. Ini menunjukkan
sebagai kontrol positif, metformin dapat dijadikan patokan untuk melihat adanya peningkatan
sensitivitas insulin.
Meskipun kadar dan ekspresi adiponektin berbeda sangat bermakna (p<0,01) dibanding
diet normal, ini disebabkan efek peningkatan sensitivitas insulin pada metformin tidak secara
langsung pada gen adiponektin tetapi melalui ekspresi AMPkinase (Li Zhang, 2007) dan
GLUT4(Shang, 2004). Penelitian lain menunjukkan metformin tidak dapat meningkatkan serum
dan ekspresi adiponektin (Tiikkainen M, 2004).
8
Tinjauan diet tinggi lemak dan fish oil.
Walaupun penelitian oleh Mory T dkk, 2007 mendapatkan penurunan berat badan setelah
intervensi fish oil 8gram/100 gram diet selama 2 minngu tapi pada penelitian ini tidak
mendapatkan penurunan berat badan setelah intervensi fish oil 3gr/100 gram diet selama 8
minggu.
Pada tes toleransi glukosa dan toleransi insulin, diet tinggi lemak juga menyebabkan
kadar gula darah yang lebih tinggi pada kelompok mencit tinggi lemak dibandingkan dengan
mencit dengan diet normal. Dibandingkan dengan kontrol mencit dengan diet tinggi lemak saja,
diet tinggi lemak dengan fish oil justru memiliki kadar gula darah yang cenderung lebih tinggi
bahkan dengan kelompok diet tinggi lemak lainnya. Hal ini sejalan dengan laporan sebelumnya
bahwa diet fish oil dapat mengganggu toleransi glukosa dan cenderung meningkatkan kadar gula
darah (Mostad IL, 2008) meskipun laporan lainnya menyebutkan tidak ada peningkatan gula
darah dengan diet fish oil (Galgani JE, 2008).
Pemberian fish oil pada penelitian ini .memperlihatkan kadar dan ekspresi adiponektin
tidak meningkat. Penelitian sebelumnya oleh Neschen dkk,2006 menunjukkan pemberian diet
tinggi lemak dengan fish oil dapat meningkatkan kadar adiponektin dengan 8% fish oil dalam 15
hari, sedangkan penelitian ini menggunakan 3% fish oil mungkin dengan alasan rendahnya dosis
sehingga hasil tidak seperti penelitian sebelumnya.
Tinjauan diet tinggi lemak dan kurkumin.
Meskipun kurkumin dilaporkan menurunkan berat badan menurut Weisberg dkk,2008
namun pada penelitian ini tidak ada perbedaan bermakna dengan mencit diet tinggi lemak
(HFD). Pada penelitian Weisberg dkk tersebut, menggunakan dosis 60 kali lebih tinggi.
Penelitian lain oleh Ejaz dkk, 2009 dengan dosis yang sama pada penelitian ini menemukan berat
badan lebih rendah pada kelompok kurkumin namun pemberian kurkumin dilakukan bersamaan
dengan mulai pemberian diet tinggi lemak dan sebelum mencit menjadi gemuk. Shao dkk, 2012
menemukan terjadi penurunan berat badan pada mencit setelah pemberian 4 gr/kg diet selama 28
minggu bersamaan diet tinggi lemak yang diberikan setiap dua hari.
Hasil ini membuktikan bahwa diperlukan dosis yang jauh lebih tinggi untuk menurunkan
berat badan jika sudah terjadi obesitas.
Kami menemukan tidak ada efek perbaikan pada
9
kelompok mencit dengan diet tinggi lemak dan kurkumin meskipun memiliki kadar gula darah
yang sedikit lebih rendah namun tidak signifikan.
Penelitian ini memperlihatkan diet tinggi lemak ditambah kurkumin tidak meningkatkan
kadar dan ekspresi adiponektin, sedangkan penelitian sebelumnya oleh Weisberg dkk, 2008
menunjukkan peningkatan kadar adiponektin dengan dosis 3gr/100 gr diet jauh lebih tinggi
dibanding dosis 3 gr/kg diet yang dipakai pada penelitian ini.
Tinjauan diet tinggi lemak dengan kombinasi fish oil dan kurkumin.
Pemberian diet tinggi lemak dan intervensi fish oil dan kurkumin tidak memperlihatkan
perbedaan berat badan yang signifikan dengan diet metformin. Penelitian dengan dosis yang
lebih rendah seperti yang digunakan pada penelitian ini dan yang sering dikonsumsi oleh
manusia mungkin akan memberikan efek positif jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Pada pemeriksaan tes toleransi glukosa, kombinasi fish oil dan kurkumin menurunkan
kadar gula darah yang konsisten dan signifikan pada menit ke-60 dan lebih rendah dibanding
kontrol positif metformin sampai menit ke-90. Pada pemeriksaan tes toleransi insulin pada menit
ke-15 menunjukkan pola yang hampir sama dengan diet normal dan selanjutnya menit ke-30
memperlihatkan pola diet kombinasi ini berada diatas diet normal dan diet metformin tapi tidak
berbeda signifikan dengan diet normal. Sehingga dapat disimpulkan diet kombinasi fish oil dan
kurkumin dapat memperbaiki resistensi insulin.
. Pemeriksaan kadar dan ekspresi adiponektin lebih tinggi dibanding diet tinggi lemak
dan metformin meskipun tidak signifikan, atau dengan kata lain diet kombinasi fish oil dan
kurkumin mampu meningkatkan kadar adiponektin dibanding kontrol positif tapi dalam hal ini
efek kerja metformin tidak pada adiponektin.
Maka dari itu efek fish oil dan kurkumin dibandingkan dengan kontrol normal,
memperlihatkan fish oil dan kurkumin tidak dapat meningkatkan kadar dan ekspresi gen
adiponektin. Tapi pada pemeriksaan ekspresi gen adiponektin, diet kombinasi ini mempunyai
mempunyai nilai p< 0,05 dibanding dengan diet intervensi fish oil saja atau kurkumin saja atau
metformin dengan p<0.01, artinya ada kecendrungan perbaikan ekspresi gen adiponektin.
10
KESIMPULAN
Pemberian fish oil 3% dan kurkumin 0,3% sebagai antiinflamasi dalam hubungannya
dengan obesitas dalam waktu 8 minggu sudah dapat memperbaiki resistensi insulin sama baiknya
dengan metformin setelah terjadi obesitas. Perbaikan resistensi insulin yang terjadi dibandingkan
dengan metformin, akibat peningkatan kadar dan ekspresi adiponektin. Penelitian ini dilakukan
pada binatang coba maka disarankan untuk dilakukan pada manusia dengan pemberian
kombinasi fish oil dan kurkumin. Penelitian ini hanya memeriksa total adiponektin, disarankan
untuk memeriksa high moleculer weight adiponectin
DAFTAR PUSTAKA
Chandran M.,(2003). Adiponectin: More Than Just Another Fat Cell Hormone? Diabetes care ,
2442-2450.
Ejaz A.,(2009). Curcumin Inhibits Adipogenesis in 3T3-L1 Adipocytes and Angiogenesis and
Obesity in C57/BL Mice. Journal of Nutrition , 919-925.
Federer W.,(1991). Statistics and society: data collection and interpretation. 2nd ed. New York:
Marcel Dekker.
Galgani JE.,(2008). Effect of the dietary fat quality on Insulin Sensitivity. Br J Nutr.
2008;100:471–9.
Gotera W.,(2006). Hubungan antara obesitas sentral dengan adiponektin pada pasien geriatri
dengan penyakit jantung koroner. J Peny Dalam , 102-107.
Leu TH.,(2002). The molecular mechanisms for the antitumorigenic effect of curcumin. Curr
Med Chem Anticancer Agents , 357-370.
Li Zhang H.,(2007). Metformin and phenformin activate AMP-activated protein kinase in the
heart by increasing cytosolic AMP concentration. American journal of physiology .
Tiikkainen M. (2004). Effects of Rosiglitazone and Metformin on Liver Fat Content, Hepatic
Insulin Resistance, Insulin Clearance, and in Patients With Type 2 Diabetes. Diabetes ,
2169-2175.
Matsui Y.,(2010). Metformin Reduces Body Weight Gain and Improves Glucose Intolerance in
High-Fat Diet-Fed C57BL/6J Mice. Biol. Pharm. Bull , 963—970.
11
Matsuzawa Y.,(2004). Adiponectin and metabolic syndrome. Arterioscler Thromb Vasc Biol ,
29-33.
Mori T.,(2007). Dietary Fish Oil Upregulates Intestinal Lipid Metabolism and Reduces Body
Weight Gain in C57BL/6J Mice. The Journal of Nutrition , 2629-2634.
Mostad IL., (2008). Effects of marine n-3 fatty acid supplementation on lipoprotein subclasses
measured by nuclear magnetic resonance in subjects with type II diabetes. 62.
Neschen S.,(2006). Fish Oil Regulates Adiponectin Secretion by a Peroxisome Proliferator
Activated Receptor Dependent Mechanism in Mice. Diabetes J , 55: 924-928.
Nugraha I.,(2009). Etiologi dan patofisiologi obesitas. Obesitas,Permasalahan dan Terapi Praktis.
Jakarta.
Roberto B.,(2004). Adiponectin Relationship with Lipid Metabolism Is Independent of Body Fat
Mass: Evidence from Both Cross-Sectional and Intervention Studies. J Clin Endocrinol
Metab , 2665-2671.
Shang J., (2004). Metformin-stimulated mannose transport in dermal fibroblasts. J. Biol. Chem .
Shao W., (2012). Curcumin Prevents High Fat Diet Induced Insulin Resistance and Obesity via
Attenuating. PLoS ONE .
Sharma S.,(2007). Resveratrol and curcumin suppress immune response through CD28/CTLA-4
and CD80 co-stimulatory pathway. Clin Exp Immunol , 155-163.
Smith J., (2006). Leptin and adiponectin in relation to body fat percentage, waist to hip ratio and
the apoB/apoA1 ratio in Asian Indian and Caucasian men and women. Nutrition &
Metabolism , 18:1-8.
Soegih R.,(2009). Tren obesitas dulu,sekarang dan yang akan datang.Obesitas,Permasalahan dan
Terapi Praktis. Jakarta.
Weisberg
SP.,(2008).
Dietary
Curcumin
Significantly
Improves
Obesity-Associated
Inflammation and Diabetes in Mouse Models of Diabesity. Endocrinology , 3549-3558.
12
LAMPIRAN
Tabel 1. Komposisi diet normal dan diet lemak tinggi
Komposisi
Diet Normal
Diet Lemak Tinggi
Gram
Kkal
gram
kkal
Protein
19.2
20.0
24
20
Karbohidrat
67.3
70.0
41
35
Lemak
4.3
10.0
24
45
Total
90.8
100.0
89
100.0
kkal/gram
3.85
4.7
Gambar 1. Total asupan energi masing- masing kelompok.
13
Gambar 2. Perubahan berat badan mencit mulai minggu pertama (BBawal), 12 minggu setelah
pemberiat diet tinggi lemak (BBpre), setiap minggu selama 8 minngu saat intervensi (I-VIII).
Efek resistensi insulin setelah intervensi
Gambar 3. Kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah menit ke-30 sampai menit ke120 setelah penyuntikan glukosa intraperitoneal. (HFD-MET). (n = 5-6 mencit. *p<0.05 )
14
**
Gambar 4. Kadar glukosa darah puasa dan kadar glukosa darah menit ke-15 sampai menit ke-90
setelah penyuntikan insulin intraperitoneal (n = 5-6 mencit. ND vs HFD-FO **p<0.01)
Ekspresi dan Kadar Adiponektin
A
*
**
**
**
15
B
Gambar 5. A. Ekspresi adiponektin di jaringan lemak intraabdomen (epididimis) (ND vs HFDFO-Cur *p<0,05, ND vs HFD-Cur, ND vs HFD-MET **p<0.01). B. Kadar adiponektin serum
.(n = 5-6 mencit. HFD vs HFD-MET *p<0.05)
Download