(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya, M.Pd Pamong Belajar SKB I. Pendahuluan Proses pembelajaran tidak terlepas dari proses pengajaran yang dilaksanakan oleh seorang pendidik terhadap peserta didik atau siswanya, sangat menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya (Munandir, 1992). Demikian pula halnya pengajaran pada mata pelajaran tertentu dimana tujuan sistem disini adalah untuk menimbulkan belajar (learning) yang komponen-komponen belajarnya, meliputi: peserta didik (siswa), pendidik, instruktur, guru, materi pengajaran, dan lingkungan pengajaran. Desain pembelajaran sebagai proses menurut Syaiful Sagala (2005:136) adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori pembelajaran unuk menjamin kualitas pembelajaran. Mengandung arti bahwa penyusunan perencanaan pembelajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pembelajaran yang dianut dalam kurikulum yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut desain pembelajaran juga d ikemukakan dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah yaitu: “Desain Pembelajaran, Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar I si. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.” Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran merupakan praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi sebagai alat bantu supaya dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara pendidik dan peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis media untuk membantu terjadinya transisi. Secara ideal proses ini berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara pedagogis dan dapat terjadi hanya pada peserta didik, dipandu oleh pendidik. 2 II. Desain Pembelajaran Desain pembelajaran pada mata pelajaran menguraikan keterkaitan antara Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan Tujuan Pembelajaran. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilai pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan standar pendidikan yang diharapkan dimiliki oleh semua peserta didik berdasarkan tingkatan pendidikannya, seperti SD/MI/PAket A, SMP/MTs/Paket B, SMA/MA/SMK/Paket C. SKL terdiri dari 3 ranah yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap mencakup 4 (empat) elemen yaitu proses, individu, sosial, dan alam. Ranah pengetahuan mencakup 3 (tiga) elemen yaitu proses, obyek, dan subyek, sedangkan ranah keterampilan terbagi 3 (tiga) elemen yaitu proses, abstrak, dan kongkrit. Setiap elemen digunakan kata-kata operasional yang berbeda. Selanjutnya SKL diterjemahkan kedalam Kompetensi Inti yang berada dibawahnya. Kompetensi inti (KI) merupakan standar penilaian yang harus dimiliki secara berbeda pada setiap tingkatan dan kelas. KI merupakan komponen penilaian yang akan dapat mengejahwantahkan/mewujudkan isi dari SKL. Isi KI harus mencerminkan harapan dari SKL. Kompetensi inti (KI) terdiri dari KI-1 sampai dengan KI-4. Rumusan setiap KI berbeda sesuai dengan aspeknya (lihat Bab III di atas). Untuk mencapai kemampuan yang terdapat di dalam Kompetensi inti (KI) perlu diterjemahkan kedalam Kompetensi Dasar (KD) yang sesuai dengan aspek pada setiap KI. Kompetensi dasar (KD) merupakan penjabaran dari komponen yang ada didalam Kompetensi Inti (KI), yang berisi berbagai materi pembelajaran yang secara langsung akan dapat diterapkan guru di sekolah. KD digunakan sebagai dasar untuk menyusun indikator dan tujuan pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Indikator dan tujuan pembelajaran merupakan komponen yang harus ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 3 Indikator adalah penanda perilaku (sikap, pengetahuan dan keterampilan) terkait isi yang akan digunakan guru sebagai landasan pembelajaran. Indikator dalam RPP harus dirumuskan dengan jelas dan disusun dalam urutan yang logis untuk mencapai penguasaan kompetensi. A. Kerangka Pembelajaran Pengembangan desain pembelajaran, harus memperhatikan prinsip-prinsip dan langkah pembuatan kerangka pembelajaran yang mengkaitkan prinsip penguasan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersifat holistik. Pembelajaran dimulai dari membangun interaksi proses penguasaan pengetahuan dan keterampilan secara interaktif yang berimplikasi pada tumbuhnya dampak pembelajaran yang bersifat afektif. Keterkaitan antar KD dalam KI-3 dan KI-4 bertujuan untuk menjamin terjadinya proses penguasaan kompetensi pengetahuan dan keterampilan secara utuh yakni pengetahuan yang berbuah keterampilan atau keterampilan yang menghasilkan pengetahuan sebagai wujud dari dampak pembelajaran. Interaksi KI-3 dan KI-4 ini dimaksudkan untuk melahirkan dampak pengiring tumbuhnya sikap spiritual dan sosial dalam diri peserta didik. Penguasaan pengetahuan diperoleh peserta didik secara langsung dan/atau tidak langsung. Pembelajaran langsung dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yaitu di dalam kelas dan di luar kelas. Jika pembelajaran langsung yang disampaikan di dalam kelas maka pembuatan kerangka pembelajaran harus memperhatikan keterkaitan antara KD dengan KI-3. Tujuannya agar peserta didik dapat memperoleh pemahaman pengetahuan secara faktual, konseptual, dan prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Dalamhal ini, peserta didik akan memiliki wawasan pengetahuan yang luas melalui paparan materi yang difasilitasi oleh pendidik di dalam kelas. B. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran yang memusatkan perhatian pada proses pembangunan pengetahuan, keterampilan, sikap spiritual dan sikap sosial melalui transformasi pengalaman empirik dan pemaknaan konseptual terhadap sumber nilai, instrumentasi serta fraksis nilai dan moral yang bersumber dari empat pilar kebangsaan. Untuk itu perlu 4 dikembangkan berbagai variasi kegiatan belajar dan pembelajaran yang menekankan pada hal-hal antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatkan rasa keingintahuan terkait hal-hal baik yang bersifat empirik maupun konseptual; 2. Meningkatkan keterampilan mengamati dalam konteks yang lebih luas, bukan hanya yang bersifat kasat mata tetapi juga yang syarat makna; 3. Melakukan analisis untuk mendapatkan keyakinan nilai dan moral yang berujung pada pemilikan karakter tertentu; dan 4. Berkomunikasi, baik yang bersifat intrapersonal (berkomunikasi dalam dirinya)/ kontemplasi maupun interpersonal mengenai hal yang terpikirkan maupun yang bersifat meta kognitif. Penerapan pendekatan pembelajaran berbasis proses keilmuan tersbut diatas secara operasional dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: No Kegiatan Guru 1. Pengamatan (Observing): Mengamati (Observing) : Guru merancang pembelajaran yang menuntut siswa melakukan pengamatan seperti: pergi ke tempattempat bersejarah, sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dari obyek yang diamati. Atau mengakses dokumen berbagai sumber dari berbagai cara. Dalam tahap ini guru mengarahkan siswa untuk dapat membuat pertanyaan atas obyek yang diamati dan sekaligus dapat membuat item wawancara. Melakukan pengamatan ke tempat-tempat bersejarah dengan observasi dan survey, atau mengakses dokumen berbagai sumber sehingga diperoleh data hasil pengamatan yang dapat merangsang anak untuk mengajukan pertanyaan. Menanya (Questioning) : Menanya (Questioning) : Guru memfasilitasi siswa agar berani dan mampu mengajukan berbagai pertanyaan tentang fokus pembelajaran dari berbagai sudut pandang yang berbeda Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dari yang faktual sampai hal yang bersifat hipotetik atas obyek pengamatannya. Pertanyaan tersebut digunakan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya. Pengumpulan Informasi (Experimenting): Mengumpulkan Informasi (Experimenting): 2. 3. Guru merancang kegiatan mengumpulkan data atas obyek pengamatannya berupa benda, Kegiatan Siswa Siswa melakukan pengumpulan data dari sumber berupa benda, dokumen, buku, atau melakukan uji coba dalam konteks tertentu. Pengumpulan data tesebut dilakukan secara 5 No 4. 5. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa dokumen, buku, atau melakukan uji coba yang dapat memantu siswa selama proses pembelajaran. individul atau kelompok di dalam atau di luar kelas yang dimaksudkan untuk rangsangan dalam melakukan proses penalaran. Pengasosiasian (Associating): Mengasosiasi (Associating) : Guru merancang situasi dan kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan oleh peserta didik dalam melakukan kegiatan berbagai proses penalaran dalam rangka menarik kesimpulan dari tingkat sederhana sampai tingkat yang kompleks (pre struktural sampai tingkat abstrak yang diperluas) Siswa melakukan berbagai kegiatan penalaran yang terkait obyek penalaran dengan cara membangun argumen yang jelas berdasarkan data yang diperolehnya dengan penuh tanggungjawab. Dengan difasilitasi guru dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia, siswa berusaha untuk mengembangkan pemikiran yang optimal sebagai landasan untuk mengomunikasikan gagasannya dalam konteks yang lebih luas Mengomunikasikan (Communicating): Mengomunikasikan (Communicating): Melakukan pembuatan laporan hasil Guru merancang agar siswa dapat konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, menyampaikan hasil konseptualisasi diagram, bagan, gambar atau media lainnya dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya C. Strategi dan Metode Pembelajaran Dalam proses pembelajaran perlu dipahami hubungan konseptual dan fungsional strategi serta metode pembelajaran dengan pendekatan dan model pembelajaran. Pendekatan dimaknai sebagai cara menyikapi/melihat. Strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuan dengan sukses. Metode adalah cara menangani sesuatu. Sedangkan teknik dimaknai sebagai cara memperlakukan sesuatu. Di lain pihak model adalah kerangka yang berisikan langkah- langkah/urut-urutan kegiatan/sintakmatik yang secara operasional perlu dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. D. Rancangan Pembelajaran Rancangan pembelajaran harus mengkaitkan antara KI, KD, Indikator, dan tujuan pembelajaran sehingga akan menghasilkan rancangan pembelajaran yang integratif. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, 6 perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. 1. Silabus Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat: a. Identitas mata pelajaran; b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; c. Kompetensi inti d. Kompetensi dasar e. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi; f. Pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan; g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik; h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendid ikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. a. Komponen RPP terdiri atas: 1) identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan 2) identitas matapelajaran atau tema/sub tema; 7 3) kelas/semester; 4) materi pembelajaran; 5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; 6) kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; 7) deskripsi materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; 8) Kegiatan Pembelajaran 9) Penilaian 10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; 11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; b. Prinsip Penyusunan RPP Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut. 1) Setiap RPP harus memuat secara utuh memuat kompetensi sikap spiritual (KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan (KD dari KI-4). 2) Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali atau lebih dari sati kali pertemuan. 3) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. 4) Berpusat pada peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. 5) Mengembangkan budaya belajar sepanjang hayat 8 Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kege maran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. 6) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedial. 7) Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 8) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. III. Kesimpulan Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan mempunyai ide- ide yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju. Potensi yang ada pada diri manusia akan berkembang menjadi pribadi yang baik, apabila dia manfaat kan dengan sebaik mungkin kearah yang positif. Kurikulum terus berubah karena potensi siswa, kondisi pendidikan, persaingan global, persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada lembaga pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut harus mampu: (a) Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. (b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar. (c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran. (d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e) Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber. (f) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar. (g) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan pembelajarannya. (h) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif. Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain 9 pembelajaran membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Daftar Pustaka Munandir. 1992. Rancangan Sistem Pengajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta: P2LPTK. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 22 Tahun 2016. Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Permenpan dan RB No. 15 Tahun 2010. Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Pamong Belajar. Jakarta Sagala Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. 10