M ewartakan I mandan K asih

advertisement
M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I
F E B R U A R I
KEGIATAN
DI BULAN
MARET

Misa Minggu II,
8 Maret 2015

Misa Minggu IV,
22 Maret 2015

Misa Minggu Palma,
29 Maret 2015
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd.
(Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Novius Handy
Randy Danurahardja
Yusup Yusup
Penasehat:
Rm. J. Juliwan M. SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
[email protected]
2 0 1 5 / N O . 2 7 3
W W W . U K I . C A
Pastor Pamong
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 896.5945
[email protected]
Deacon
Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Christine Budihardjo, (647) 895.7089
[email protected]
Wakil Koordinator
Albert Tee, (905) 824.1168
[email protected]
Sekretaris
Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801
[email protected]
Bendahara
Janto Solichin, (416) 587.2362
[email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900
[email protected]
Seksi Liturgi
Jeffrey Susilo, (416) 388.6169
[email protected]
Seksi Bina Iman
Esther Kurniadi, (416) 371-2593
[email protected]
Seksi Sosial
Damianus Indyarta (416) 284.4707
[email protected]
Seksi Rumah Tangga
Selvie Widjaja, (647) 896.6121
[email protected]
Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246
[email protected]
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765
[email protected]
Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
[email protected]
Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475
[email protected]
Seksi Sosial
Lucas Noegroho, (416) 859.0222
[email protected]
Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081
[email protected]
Usher
Joyo Sudardi, (905) 785.6379
[email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha
[email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected]
Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected]
Rekan-rekan UKI di Toronto dan sekitarnya,
Salam dan Kasih dalam Yesus Kristus bagi Anda semua!
Sebulan sudah kita lewati tahun 2015, tak terasa UKI memasuki usia ke-35
di bulan Februari, sebuah usia dewasa dan matang. Begitu juga harapan untuk
UKI, semakin mantap dalam ber-iman, makin tulus dan ikhlas dalam pelayanan,
dan makin berkembang dalam berkarya bagi sesama. UKI terus bertumbuh dan
berkembang, dan saya kira itulah HARAPAN kita bersama.
Rahmat Tuhan selalu kita rasakan selama 35 tahun perjalanan hidup UKI.
Banyak goncangan besar dan kecil yang terjadi namun kuasa Tuhan terlalu besar
untuk dilawan, Kasih-Nya yang melahirkan UKI, maka Kasih-Nya pula yang
selalu menyatukan, menjaga dan melindungi UKI. Di tiga tahun terakhir ini kita
mengalami pergantian Romo Pamong setiap tahun, suatu hal yang tidak terjadi
selama 8 tahun sebelumnya. Tuhan memberikan warna-warni kehidupan melalui
para romo SCJ yang pernah menjabat sebagai Pamong UKI. Tidak ada satupun
warna yang lebih indah dari warna lain di lukisan Tuhan, semua warna sama
cantiknya dan Tuhan mengguratkannya di canvas kehidupan UKI secara “lihai”
sehingga UKI dapat terus hidup dalam iman katolik menuju tahun ke-35.
Tumbuh kembang UKI juga bergantung pada volunteers atau para tenaga
sukarela, mereka adalah perpanjangan tangan dan kaki Tuhan. Tidak hanya di
saat UKI mengadakan acara para volunteer turut membantu, tetapi juga mereka
yang secara rutin mengantar para seniors ke misa UKI, acara Bible Study,
rekoleksi, retreat, dan lain-lain.
Mereka yang mengunjungi para seniors di
nursing homes, rumah sakit, dan seniors yang sudah tidak mungkin datang ke
acara UKI karena kondisi tua ataupun tidak ada yang mengantar. Masih akankah
UKI memiliki para volunteers di masa mendatang? Sebuah pertanyaan yang
harus mulai kita pikirkan.
Di usia ke-35 banyak harapan dan doa dilambungkan. Selain rasa syukur
kita telah melewati berbagai macam rintangan di tahun-tahun sebelumnya, UKI
juga memerlukan dorongan yang lebih kuat untuk mengayomi warga baik anakanak, mudika, keluarga-keluarga muda, maupun para senior. Harapan besar
membuat tugas bagi Romo Pamong dan Pengurus tidaklah mudah. Saya yakin
Tuhan tidak menghendaki satu atau dua tangan saja yang bekerja, Dia mau umatNya saling bergandengan bekerja di ladang-Nya.
Tigapuluh lima tahun telah kita jalani bersama, berapa tahun lagi yang ada
di depan kita? Apakah UKI akan menjadi sekedar tempat kita berkumpul dan
“kongkow-kongkow” atau tempat kita bersatu sebagai tubuh-Nya? Saya sendiri
tidak tahu apa yang ada di depan kita…tapi saya tahu pasti bahwa Kasih-Nya tak
akan pudar kepada UKI.
Learn to love without condition.
Talk without bad intention.
Give without any reason.
And most of all, Care for people without any expectation.
Dirgahayu ke-35 UKI!
Christine Budihardjo
Markham, Februari 2015
FEBRUARI
HALAMAN
2015/NO.273
3
Selamat Ulang
Tahun UKI
Tercinta
Memulai dan
meneruskan....
| Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ |
S
ebuah kerinduan...
Diawali
dengan
sebuah
perjumpaan antara beberapa orang
Katolik Indonesia dengan seorang
Romo Canada yang fasih berbahasa
Indonesia, maka tumbuhlah sebuah
kerinduan untuk berjumpa dan
berkumpul sebagai satu saudara
seiman. Perjumpaan dan kerinduan
itu akhirnya terwujud, sehingga
berkumpullah beberapa umat Katolik
Indonesia dalam berbagai pertemuan
doa dan juga Ekaristi bersama,
diawali di rumah-rumah. Sebuah awal
yang
sungguh
indah
dan
membahagiakan sehingga semakin
banyaklah umat Katolik Indonesia
yang tinggal di Toronto, berkumpul
melalui kontak satu dengan yang lain.
Kerinduan para domba ini ditanggapi
dengan penuh sukacita oleh sang
gembala, sehingga pintu gereja pun
terbuka untuk merayakan Ekaristi
bersama sebagai pusat dan puncak
kehidupan umat Katolik.
Setelah berbagai perjumpaan
doa dan Ekaristi terjadi, maka
semakin
berkembanglah
Umat
Katolik Indonesia yang ada di kota
Toronto, Canada. Pada tanggal 3
Februari 1980 menjadi moment
bersejarah, karena pada tanggal itu
secara resmi dirayakanlah Perayaan
Ekaristi bagi Umat Katolik Indonesia
(UKI) di Gereja St. Joan Of Arc
dengan Romo Wayne Jenkins SCJ
sebagai Romo Pamong pertama.
Komunitas UKI ini mengambil
pelindung St. Joseph dan berada di
bawah Keuskupan Agung Toronto.
Komunitas UKI ini juga bisa dilihat
sebagai sebuah Paroki walaupun tidak
mempunyai gedung gereja sendiri,
karena warga UKI adalah sekaligus
menjadi warga Paroki di tempat
mereka tinggal masing-masing. Sejak
saat itu sampai hari ini UKI kita
tercinta ini berkembang terus. Ada
banyak umat yang telah memberikan
dirinya bagi perkembangan UKI ini
juga para romo yang secara khusus
diutus dari Indonesia untuk melayani
UKI.
Ternyata kerinduan yang
datang dari umat menjadi dasar
lahirnya UKI yang sampai sekarang
sudah berusia 35 tahun. Jelas bahwa
Tuhan telah membuka hati para
pendahulu
UKI
ini
untuk
mewujudkan iman mereka dalam
kebersamaan sebagai orang yang
berada di perantauan. Iman Katolik
dan kesadaran diri sebagai orang
Indonesia inilah yang membuahkan
perjuangan untuk melahirkan UKI
kita sekarang ini. Kerinduan ini
muncul dari bawah, yakni dari umat
dan disambut dengan penuh sukacita
dari banyak umat lainnya, yang juga
mempunyai kerinduan yang sama.
Kerinduan
ini
menunjukkan
kedalaman iman dan kecintaan akan
saudara sebahasa dan dengan budaya
yang sama. Hal inilah yang
seharusnya terus diperjuangkan dan
dipertahankan sampai saat ini, yakni
kerinduan dan kecintaan untuk
berkumpul bersama dalam iman.
Bersyukur sambil berjuang
Kita sungguh bersyukur dapat
memasuki tahun ke 35 dalam
perjalanan sebagai UKI. Semuanya
itu
hanya
mungkin
karena
pendampingan Tuhan dan kesediaan
kita semua untuk didampingi oleh
Tuhan sendiri. Sebuah realita bahwa
dalam perjalanan waktu selama ini
sudah banyak pengalaman yang
FEBRUARI
2015/NO.273
HALAMAN
4
terjadi yang telah mendewasakan Iman Katolik dan di bawah payung memperkaya dan membantu satu
UKI. Berbagai pengalaman yang UKI, seperti PD, KTM, Mudika/ sama lain. Semua kelompok yang ada
membahagiakan namun juga yang OMK, Kelompok Koor, Kelompok di dalam UKI itu menunjukkan
menyakitkan telah terjadi. Namun itu Rosario dan lainnya. Walaupun kekayaan kita yang sungguh indah.
semua
telah
membentuk
dan sebagian kelompok itu lahir dari Ibarat kebun bunga yang berisi
menempa UKI menjadi sebuah inisiatif pribadi atau beberapa warga berbagai jenis bunga sehingga
keluarga yang teruji. Jika memang Katolik Indonesia, tetaplah semuanya semakin indah, namun tetap di dalam
iman
kepada
Tuhan
menjadi itu berada di bawah kebersamaan satu kebun yang sama.
dasarnya, maka UKI akan terus sebagai UKI. Ini semua menunjukkan
Tentu saja syukur kita ini
melangkah di tengah arus jaman kekayaan
kita
yang
sungguh juga karena kita mampu melewati
sampai kapan pun.
berbagai tantangan dan kesulitan yang
Kita
melanda
bersyukur karena
UKI
di
Tuhan senantiasa
waktu yang
mendampingi
silam,
perjalanan hidup
namun juga
UKI, yang berarti
di
waktu
pula setiap pribadi
sekarang
yang
ada
di
ini. Karena
dalamnya. Sudah
UKI lahir
banyak warga UKI
yang
dihantar
untuk memasuki
kehidupan abadi di
Rumah Bapa di Surga,
berdasarkan
meninggal dalam iman
iman
akan
yang tetap teguh. Sudah
Tuhan Yesus
banyak pula warga baru
Kristus, maka
yang masuk dalam UKI
kekuatan
dan dipersatukan dalam
itulah
yang
iman yang sama akan
menjadi
Foto dari kiri; Indra (MC), Ben Dijong– Ketua Wilayah West, Anita-Sekretaris,
Tuhan Yesus Kristus. Ini
pegangan
Christine-Koordinator, Rm Juliwan Maslim SCJ, Bishop Vincent, Deacon Val,
Albert-Wakil Koordinator, Janto—Bendahara, Fr. Peter McKenna SCJ
semua menunjukkan begitu
senantiasa.
besar kuasa Tuhan yang telah membahagiakan. Tentu saja yang Sambil bersyukur, kita juga terus
mendampingi kita semua. Sebagian perlu kita sadari baik-baik, walaupun berjuang karena tantangan tidak akan
keluarga juga dipertemukan di dalam ada berbagai kelompok itu, semuanya pernah selesai dihadapi. Dalam realita
UKI sehingga lahirlah keluarga- tetaplah satu yakni UKI. Tetap perlu sekarang ini, kita menyadari dan
keluarga Katolik yang baru. Jika kita diwaspadai kemungkinan munculnya mengalami sendiri bahwa kerinduan
menyadari semuanya itu, maka kita ekslusivitas dalam kelompok tertentu dan kecintaan yang melandasi
pasti akan bersyukur dan semakin yang seolah berdiri sendiri dan lahirnya UKI ini, terkadang kurang
mencintai UKI ini.
menjadi saingan bagi kelompok yang begitu menggema lagi. Ada berbagai
Dengan
semakin lain. Santo Paulus pernah mengatakan alasan yang bisa disampaikan untuk
bertambahnya warga UKI, maka bahwa tidak ada kelompok Paulus, mulai agak menjauh dari kerinduan
sudah beberapa waktu lalu dibentuk Petrus,
Apolos
atau
lainnya. dan
kecintaan
terhadap
UKI.
pula berbagai kelompok Pendalaman Semuanya itu satu saja, yakni Keinginan untuk berkumpul dan
Iman atau Bible Study serta berbagai berdasar pada Tuhan Yesus Kristus, bersama masih tetap ada, namun
kelompok lain yang semua lahir dari sedangkan semua kelompok itu saling mengembangkan sisi iman yang
Bersambung ke halaman 8,
FEBRUARI
2015/NO.273
HALAMAN
5
HALAMAN
6
apal Ferry dengan nama
lambung Jadrolinija (yang
kami pakai) secara perlahan
tetapi pasti meninggalkan
pelabuhan Bari sekitar jam 8
malam menuju pelabuhan Dubrovnik
(Croatia). Kapal
ini
sendiri
pernah dipakai
oleh Paus John
Paul II untuk
mengunjungi
Crosia
dan
Medjugorje.
Kondisi kapal
Ferry
ini
memang tidak
sebagus
kapal
Louis
Olympia
Cruse,
walaupun
demikian kapal ini
dilengkapi
dengan
fasilitas kapel untuk
orang
berdoa.
Perjalanan
cukup
lancar dengan ombak yang
tidak terlalu tinggi sehingga
kami semua bisa tertidur
dengan
nyenyak
dan
terbangun saat jam untuk
makan pagi tiba. Kapal ini
mendarat
di
pelabuhan
Dubrovnik jam 6 pagi dan
proses bongkar muat barang
dan penumpang memakan
waktu sekitar 1 jam,
sehingga
jam 7
pagi
rombongan Pilgrimage UKIToronto dapat meninggalkan pelabuhan
ini dengan menaiki bus yang datang
langsung dari Medjugorje.
Dari
pelabuhan
Dubrovnik
rombongan dibawa oleh sang sopir bus
menuju ke kota tua yang ada di kota ini
dan memakan waktu hanya 30 menit.
Kota tua ini dibangun di dalam benteng
seluas 2 km dengan ketinggian benteng 6
meter. Di dalam benteng ini kita
menjumpai perumahan, istana, pasar,
biara Dominikan, beberapa gedung gereja
termasuk di dalamnya Katedral yang
K
bergaya Baroque yang di dalamnya
tersimpan relikwi St. Blaise dan dibangun
abad ke 18 serta Basilika St. Blaise yang
juga dibangun abad ke 18 sebagai
penghormatan kepada St. Blaise yang
menjadi pelindung kota Dubrovnik. Kota
dalam
keindahan kota dalam benteng ini. Pada
saat kami mengadakan Misa hujan deras
turun kembali sampai Misa selesai dan
saat rombongan akan meninggalkan
gereja hujan sudah berhenti sehingga
kami semua masih punya waktu untuk
mengagumi keindahan kota ini sambil
mencari lunch masing-masing. Saat
waktu kami harus meninggalkan kota ini
untuk menuju ke Medjugorje kembali
hujan deras turun menyertai perjalanan
kami. Bukankah ini suatu berkat
istemewa yang berasal dari Tuhan, walau
mungkin orang lain bisa mengatakan itu
hanya sebuah kebetulan. Akan tetapi bagi
saya pribadi ini bukan kebetulan akan
tetapi Tuhan campur tangan dalam
perjalanan Pilgrimage ini.
Mungkin
bagi
sebagian orang di
kota ini, nama
Indonesia
tidak
begitu asing karena
| Oleh Rm Aegidius Warsito SCJ |
pada
tgl
18
Oktober
2013
Noorman Widjaja, seorang
musisi Indonesia, tampil
memimpin
Dubrovnik
Symphony Orchesta di
kota ini. Tentu saja semua
rombongan UKI merasa
bangga ada putra Indonesia
bisa
menampilkan
talentanya di kota yang
indah ini. Secara pribadi
saya
memang
sangat
terkesan dengan keindahan
kota ini, maka boleh dong
benteng ini dibangun demikian kokohnya kalau saya juga menganjurkan siapa saja
pada abad ke 16 dan masih bisa bertahan yang kebetulan melintasi negara Croatia
sampai sekarang.
atau ke Medjugorje jangan lupa kota ini
Rombongan UKI mendapatkan disinggahi. Kota ini ditetapkan oleh
ijin untuk mengadakan Misa di Basilika UNESCO sebagai World Heritage Sites
St. Blaise dan juga mengadakan ritus pada th. 1979.
berkat kesembuhan di tenggorakan yang
Dari kota ini rombongan
menjadi berkat khusus dari St. Blaise. melanjutkan perjalanan ke Medjugorje
Selama kita di tempat ini, saya merasakan dan harus melintasi daerah perbatasan
betapa Tuhan menyertai dan memberkati negara
Bosnia
Herzegovina
rombongan UKI. Pada saat kami masuk (sebelumnya
Croatia,
Bosnia
–
ke benteng ini hujan baru saja berhenti Herzegovina
adalah
satu
negara:
sehingga kami semua bisa enjoy melihat Yugoslavia). Saat kita ada di perbatasan,
DUBROVNIK
Bersambung ke halaman 11,
FEBRUARI
HALAMAN
2015/NO.273
7
Menyongsong Keselamatan
dengan berbenah diri...
| Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ |
Memasuki Masa Prapaska
Masa Retret Agung
erjalanan kita sebagai umat
Katolik sekarang memasuki
masa yang penuh berkat, yakni
Masa Prapaskah. Kita semua tentu
sudah mengenal dengan baik masa
yang khusus ini karena sudah menjadi
bagian kehidupan kita sebagai Umat
Katolik. Puncak dan Pusat iman kita
ada pada Pribadi Yesus Kristus yang
telah memberikan diriNya bagi
keselamatan kita dalam Misteri
Paskah. Satu rangkaian yang sangat
indah dalam iman kita, yakni
rangkaian
‘Sengsara-WafatKebangkitan’ Tuhan Yesus Kristus
yang disebut sebagai Misteri Paskah.
Untuk merayakan Perayaan Agung
Misteri Paskah itulah diperlukan
sebuah persiapan khusus. Masa
persiapan itulah yang kita sebut
sebagai Masa Retret Agung, yang
berlangsung selama 40 hari, yang
disebut pula Masa Prapaskah.
Dari
namanya
Masa
Prapaskah, sudah bisa dilihat bahwa
inilah masa persiapan Paskah. Selama
masa ini kita semua diajak untuk
masuk ke dalam Karya Keselamatan
Allah bagi kita manusia yang
terwujud dalam diri Yesus Kristus.
Karena dosa, maka keselamatan
manusia terhambat. Masa Retret
Agung ini menjadi masa untuk
melihat ke dalam diri masing-masing
akan semua yang menghambat
keselamatan itu terjadi. Oleh sebab
itulah fokus kita pada keselamatan
P
Tuhan dan kedosaan manusia.
Dengan rendah hati kita ingin
membuka diri dan menyadari
kedosaan kita dan memohonkan belas
kasih Allah supaya keselamatan itu
terjadi di dalam diri kita masingmasing.
Masa
Retret
Agung
Prapaskah ini terus berulang setiap
tahun, ini mengingatkan kita bahwa
Allah
selalu
membuka
pintu
keselamatan dan pengampunanNya.
Hal ini menyadarkan kita pula bahwa
kedosaan selalu menghambat langkah
kita untuk menuju ke keselamatan.
Manusia begitu mudah jatuh ke dalam
dosa, maka diperlukan pertobatan
terus-menerus. Oleh sebab itu, masa
yang disediakan oleh Gereja ini
jangan sampai disia-siakan, karena
semuanya itu dilakukan untuk
keselamatan kita.
Abu sebagai tanda penyadaran
diri
Untuk menandai Masa Retret
Agung ini, setiap orang akan
menerima tanda salib abu yang
dibuat dari abu daun palma dari
Perayaan Minggu Palma tahun
sebelumnya. Abu menjadi tanda
bahwa manusia dari debu yang sangat
lemah
sekaligus
menandakan
pertobatan manusia. Semuanya itu
menghantarkan kita sampai pada
kesadaran bahwa kita memang hanya
debu di hadapan Tuhan. Namun
demikian
Tuhan
ingin
tetap
menyelamatkan kita sesuai dengan
Rencana Keselamatan Allah bagi
manusia sejak semula.
Dari pihak Allah sudah jelas
bahwa pintu keselamatan sudah
terbuka. Sekarang bagaimana dari
pihak manusia dalam menanggapinya.
Kelemahan manusia yang sering jatuh
ke dalam dosa, membuat Allah selalu
membuka pintu pengampunan melalui
rahmat pertobatan. Dengan menyadari
kelemahannya, seperti abu itu,
manusia seharusnya bangkit dan
menata dirinya kembali. Kelemahan
dan dosa bukan untuk disesali semata,
namun diperbaiki dan dibenahi
supaya tidak terus terulang kembali.
Maka setiap kali kita
menerima salib abu, dikatakan kepada
kita ‘bertobatlah’ atau ‘ kamu berasal
dari abu’. Maka kita jawab di dalam
hati, ‘Tuhan, beri aku RahmatMu
untuk bangkit dari kelemahanku ini’.
Dengan bantuan Rahmat Tuhan, dosa
akan
dihancurkan
dan
kita
diselamatkan.
Tiga
Pilar
pertobatan
sebagai
tanda
Perjalanan pertobatan kita di
Masa Retret Agung ini ditandai oleh 3
pilar pertobatan, yang sekaligus
sebagai bantuan untuk bertobat.
Ketiga pilar itu adalah: Doa-PuasaDerma. Ketiga pilar inilah yang
menyangga perjalanan pertobatan kita
di Masa Prapaskah ini. Doa menjadi
bagian penting dalam Masa Retret
Agung ini karena kita ingin semakin
menyatukan hati dengan Tuhan. Kita
Bersambung ke halaman 8,
FEBRUARI
2015/NO.273
Sambungan dari halaman 4, Selamat Ulang Tahun …
menjadi dasarnya, dirasakan perlu dihidupkan kembali. Inilah tantangan
kita di jaman ini, apalagi iman sudah mulai memudar di negara yang liberal
ini. Semuanya harus dikembalikan kepada diri kita masing-masing dan
sebagai UKI untuk dapat menjaga dan mengembangkan iman Katolik kita.
Menatap dengan harapan
Tiga pilar dasar kita adalah Iman-Harapan-Cinta, itulah yang
harus kita kembangkan dalam melangkah ke depan, juga sebagai UKI. Iman
yang telah mendasari lahirnya UKI ini perlu terus dikembangkan sebagai
bentuk harapan kita untuk masa depan yang masih terus akan dijalankan.
Semuanya itu hanya mungkin terjadi jika kita tetap mencintai UKI ini.
Semuanya itu jelas akan terjadi jika tiap pribadi dalam UKI sungguh
mengenal siapa UKI itu. Bukankah semua Umat Katolik Indonesia yang
berada di Keuskupan Agung Toronto ini ada di bawah keluarga dan payung
UKI? Hal inilah yang selalu harus disadari oleh kita semua. UKI adalah
rumah kita dan kita semua, maka mari kita kembangkan bersama. Iman kita
akan Tuhan Yesus Kristus tampak jelas dalam kebersamaan dan kecintaan
kita kepada UKI. Dengan keyakinan itulah, maka kita akan melangkah
dengan penuh harapan dalam menyongsong masa depan kita semua sebagai
UKI.
Apa yang akan terjadi di kemudian hari, semuanya itu tergantung
pada saat ini. Maka penting sekali untuk sungguh menatap ke depan dengan
melihat keadaan kita sekarang ini. Sejauh mana kita sudah sungguh
memberikan diri sebagai bagian dari UKI selama ini? Ada yang merasa,
apakah UKI ini akan terus lestari karena generasi penerus sudah menurun
dan orang muda UKI sudah semakin menjauh dari kebudayaan Indonesia.
Semuanya itu tergantung bagaimana kita menanamkan kekayaan sejarah ini
kepada para penerus kita. Jika kita tidak mengenalkan dan membiasakan
orang muda kita, maka jelas orang muda kita akan menjadi asing dengan
keluarganya sendiri. Istilah yang muncul ‘lost generation’! Generasi yang
hilang, hilang dari berbagai dimensinya, termasuk dimensi yang paling
dasar, yakni iman Katolik! Hilang juga dari budaya orang tuanya, termasuk
kebiasaan dan bahasa. Tentu saja tinggal di Canada perlu beradaptasi dan
menyesuaikan diri. Namun ada dimensi yang tetap perlu terus dijaga dan
dipegang dengan setia, yakni iman Katolik. Selain pula dimensi lainnya,
seperti moral dan bahasa. Sebenarnya ketika kita mempertahankan,
meneruskan dan mengembangkan semua dimensi itu, maka semakin
kayalah diri kita dan orang muda kita. Akankah kita membiarkan semuanya
itu hilang? Tentu kita tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok dan
seterusnya, baik bagi diri kita sendiri, orang muda kita maupun bagi UKI
tercinta ini. Yang kita tahu adalah bagaimana saat ini kita hadir dan
memberikan diri kita kepada Tuhan dalam iman Katolik di dalam Keluarga
UKI ini, termasuk keluarga kita masing-masing yang ada di dalamnya.
Jawaban kita ini akan menentukan pula perjalanan Iman Katolik kita dan
perjalanan UKI tercinta ini.
Selamat Ulang Tahun bagi kita semua dan Dirgahayu UKI!
HALAMAN
Sambungan dari halaman 7, Menyongsong ...
8
menyediakan
kesempatan
untuk
mendengarkan SuaraNya dan berbicara
dengan Dia. Selanjutnya Puasa yang
merupakan
bentuk
nyata
dalam
pertobatan, yakni berani meninggalkan
kebiasaan yang kurang baik. Puasa bukan
hanya menyangkut makanan dan
minuman, melainkan terutama sikap
pribadi yang mendasari perbuatan dosa
kita. Selanjutnya Derma, yakni bentuk
nyata dalam berbagi kasih kepada sesama
kita. Dengan memberikan sebagian dari
milik kita kepada orang lain, terutama
yang membutuhkan, kita telah berbagi
kasih. Tentu saja derma dilakukan
dengan ketulusan hati dan dari yang
dimiliki pribadi.
Dengan bantuan ketiga pilar
Masa Prapaskah ini, kita akan semakin
mampu untuk menata diri kita masingmasing. Doa yang tekun akan tampak
dalam sikap Puasa, yakni kesediaan
untuk membatasi dan mengekang diri
terhadap semua yang menyenangkan.
Kesempatan ini pula menjadi saat untuk
berbagi dari yang kita miliki kepada
mereka yang membutuhkannya.
Tabir Keselamatan terbuka,
dosa dihancurkan
Marilah kita memasuki Masa
Retret Agung ini dengan penuh sukacita
karena tabir Keselamatan telah dibuka
bagi kita semua. Inilah saat bagi kita
untuk meninggalkan semua yang
menghambat Keselamatan terwujud bagi
kita dan semua orang lainnya. Jika kita
berada bersama Tuhan, semua kuasa
jahat akan dikalahkan, termasuk dosa
kita.
Saatnya telah tiba dan janganlah kita
masih berdiam dan bertegar hati. Jika kita
tidak mulai pada saat ini, maka kita akan
terlambat!
Selamat memasuki Masa Retret
Agung Masa Prapaskah.
Tuhan memberkati.
FEBRUARI
HALAMAN
2015/NO.273
9
“Melangkah Bersama Di dalam Kristus”
Foto dari kiri ke kanan; Ps Soedi Antonie,
Rm Johanes Juliwan Maslim SCJ,
Ps Hendry Suhady, Ps Ferdy Tjahjadi, Ps Frans
Wirayadi, Ps Joe Sudirgo, Ps Agus B
mat Kristirani di Greater Toronto
Area mengawali tahun baru 2015
dengan acara perayaan tahun baru
bersama bertempat di KJRI Toronto pada
tanggal 17 Januari 2015. Paduan yang
sempurna antara tujuh hamba Tuhan,
saling mengisi secara berkesinambungan
menyampaikan firman Tuhan dalam tema
“Melangkah
Bersama
Di
Dalam
Kristus” . Pertemuan para hamba Tuhan
dari berbagai gereja Kristen sangat
menarik bukan hanya karena kemampuan
mereka untuk memberikan siraman
rohani, namun yang luar biasa dirasakan
karena adanya kasih dan kehadiran Tuhan
Yesus yang mempersatukan mereka
dalam acara ini. Perayaan tahun baru
bersama ini diselenggarakan oleh Badan
Kerjasama Seluruh Gereja Indonesia.
Pastor Ferdy Tjahjadi mengawali
acara siraman rohani dengan mengatakan
cara para hamba Tuhan membawakan
firmat saat ini akan dipadu seperti acara
talk
show
atau
dalam
Bahasa
Indonesianya sarasehan. Dibuka oleh
Pastor Frans Wirayadi dengan mengupas
rasa kawatir, rasa takut menghadapi
sesuatu yang baru. Hal ini wajar karena
Maria, Yusup dan para gembala juga
mengalami rasa yang sama. Memasuki
tahun 2015 janganlah kita takut sebab
Tuhan berkata “Aku akan mendampingi
engkau”. Pesan Tuhan sangat jelas, Ia
mengatkan pada setiap kesempatan dan
peluang. Tugas kita bukan menjadi orang
Kristen yang takut, tetapi menjadi orang
U
yang taat berdoa dan terus berjaga,
waspada maka hikmat Tuhan akan selalu
melimpah dalam kehidupan ini.
Pastor
Hendry
Suhady
menjelaskan lebih lanjut akan tema yang
dipilih tahun ini. Melangkah bersama
dalam Kristus, berjalan bersama di dalam
Kristus, melangkah bukan hanya berarti
berjalan tapi lebih berarti bertindak di
dalam kehendakNya dan berada dalam
pimpinan rohNya. Kita harus bertindak di
dalam iman kepercayaan kita. Tahun
2015 diingatkan supaya kita melangkah
dalam tindakan iman yang lebih kuat dari
tahun tahun sebelumnya. Bagaimana
caranya yaitu dengan menjalaninya sesuai
dengan sumber untuk segalanya yaitu
Yesus Kristus.
Ibrani 12: 1-2, Tuhan Yesus datang ke
dunia bukan hanya menebus dosa kita,
Dia datang untuk memperagakan
bagaimana
menjadi
anak
Tuhan,
mengajarkan bagaimana mengikuti Ia dan
mengikuti jejakNya. Tahun 2015 baiklah
kita lakukan untuk mengikuti jejak Tuhan
mengikuti bagaimana aku bertindak
sesuai dengan rencana dan keinginanNya,
bagaimana gaya hidupku, supaya dalam
tahun yang baru ini kita sungguh
mengikuti jejak dan kebenaran yang
diberikan oleh Tuhan untuk mengikuti
kehendakNya. Galatia 5:25 Jikalau kita
hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga
dipimpin oleh Roh, kita percaya akan
Tuhan dan menerimaNya sebagai juru
selamat kita. Kita telah mempercayaiNya,
persoalannya bagaimana kita mau
berjalan, melangkah dan mengikuti
jejakNya?. Berjalan berarti seiring,
seirama dengan Tuhan dan iman. Mau
menjadi lebih baik dari tahun 2014
sehingga kita dapat menjadi lebih yakin.
Bersekutu berarti mengeratkan hubungan
dengan
Tuhan
dengan
cara
mendisiplinkan
hidup
kita
untuk
melangkah lebih dekat melalui hidup doa,
hidup
meditasi.
Pastor
Hendry
menegaskan kembali ikuti kehendak
Tuhan siang dan malam, miliki waktu
persekutuan yang lebih intim dan lebih
dalam dengan mendisiplinkan diri. Pastor
Ferdy
sempat
berkomentar
lucu
menanggapi apa yang dikatakan Pastor
Hendry ..“jangan kita membuat hari
Minggu tobat, hari Senin sampai Sabtu
kumat..!!”.
Sebelum
beranjak
pada
pembicara berikutnya, Pastor Soedi
Antonie melengkapi firman Tuhan
dengan mengamininya dalam lagu Kasih.
Persekutuan para hamba Tuhan
belum terasa lengkap tanpa kehadiran
Pastor Joe Sudirgo. Pada kesempatan ini
beliau memberikan pengalaman hidup
bersama dengan pasangan hidupnya – Ibu
Hanna Sudirgo. Mereka telah mengarungi
bahtera rumah tangga dan hidup bersama
di dalam perkawinan yang berlandaskan
dalam kasih Tuhan selama 40 tahun.
Dengan demikian tema yang dibawakan
adalah dari sisi kehidupan berkeluarga.
Secara terbuka dan tidak ragu Pastor Joe
Bersambung ke halaman 10,
FEBRUARI
2015/NO.273
dan Ibu Hanna berbagi
pengalaman hidupnya, sebagai
dua insan yang dipersatukan
dalam berbagai perbedaan,
kepribadian, untuk dapat lebih
setia, lebih menerima, lebih
memberi dan menghargai satu
sama lain. Ibu Hanna secara
terbuka mengatakan mereka
pun bukan pasangan yang
sempurna. Perbedaan dan
benturan di awal ada saja, Ibu Hanna
mengatakan jangan berpikir kita yang
paling benar, kekurangan yang dimiliki
oleh pasangan kita jangan kita meminta
untuk mengubah pasangan.
Dalam
melangkah bersama dalam keluarga, kita
harus melangkah bersama sama dalam
Tuhan, yakini Tuhan yang ada dalam diri
kita, Ia yang akan bermanifestasi dalam
hidup kita. Ijinkan Ia hadir agar Tuhan
nyata dalam hidup ini.
Sebagai pembicara terakhir,
Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ
merangkumnya dengan memberikan
pemahaman yang lebih mendalam akan
tema tahun baru 2015. “Melangkah
Bersama Di Dalam Kristus” . Kata dalam
menunjukkan suatu keterikatan, satu
kesatuan kata yang tidak terpisahkan,
disitu dikatakan dalam Kristus, yang
berarti jangan merenggang karena bisa
membahayakan perjalanan kita.
Yohanes 15:5 “Akulah pokok
anggur
dan
kamulah
rantingrantingnya”. Barang siapa tinggal di
dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu
tidak dapat berbuat apa-apa. Injil ini
menjelaskan kalau kita ini terikat dengan
Tuhan. Kalau terpisah maka semuanya
akan tersia-sia. Mungkin dalam tahun
2015 banyak orang yang membuat
prediksi dan lain sebagainya. Sebagai
orang Kristen kita tidak perlu mengikuti
atau mengetahui berbagai macam prediksi
untuk tahun yang baru. Ketika kita mau
melangkah di tahun 2015, satu hal
penting yang perlu kita miliki adalah
bagaimana kita terikat dengan Kristus
yang sudah kita terima ketika kita
dibaptis. Disitu kita dipersatukan dengan
HALAMAN
10
Foto Panitia Perayaan Tahun Baru bersama Konjen RI Julang Pujianto dan Ibu Sarinah
Kristus sekali untuk
selamanya.
Dengan
demikian kita tdak
perlu ragu sama sekali
ketika
melangkah,
Tuhan selalu setia,
yang
menjadi
permasalahan adalah Team Line Dancing UKI tampil memeriahkan acara Tahun Baru Bersama 2015
ketika kita sebagai pribadi yang mendalam denganNya.
Kristus tidak
terkadang menjauh dari Tuhan. Perlu berubah, kemarin - besok adalah sama. Ia
disadari sekali lagi, Tuhan tidak pernah hidup sampai hari ini dan hadir saat ini di
menjauh dan meninggalkan kita, yang antara kita. Yang menarik pada saat ini
perlu kita pertanyakan adalah mengapa adalah yang membuat kita bersatu, kita
saya menjauh? Hal ini bukan baru, tapi semua di sini bersatu dalam Kristus, bukan
perlu kita perbaharui. Hari esok dimulai perbedaan yang ada tapi apa yang
sekarang, bukan besok. Contoh seorang mempersatukan kita, di situ ada salib, bila kita
mahasiswa, ketika dia mulai kuliah dia memandang salib, kita melihat dosa kita di
harus mempersipakan ujian, bukan paku dan keselamatan mengalir dari salib, ini
yang memperkuat perjalanan hidup kita.
menunggu ketika hari ujian tiba, sehingga
Yesus dalam injil Yohanes 17: 11 dan 21:
terjadilah cara belajar “ wayangan” … “kesatuan Yesus dan Bapa dan semoga semua
belajar semalam suntuk. Ada buku yang muridNya bersatu…”. Aku dan Bapa adalah
berjudul “Waktu esok tidak pernah tiba, satu dan persatuan Bapa dan Aku diharapkan
kalau tidak dimulai hari ini. Jangan terjadi pula pada murid-muridNya, karena Yesus
menunggu hari esok bila kita mau tahu murid-muridNya yang dua belas ini labil,
berubah, lakukan sekarang juga Dalam mempunyai sifat yang berbeda, latar belakang
Kristus, mulailah hari ini dan dibawa yang berbeda , semua ini sungguh terjadi,
namun Yesus terus berdoa bagi para
dalam Kristus.
muridNya supaya seperti Ia dengan Bapa yang
Kata berjalan sangat penting dan
selalu bersatu. Kalau Yesus saja berdoa bagi
begitu mendalam, bila kita mau berjalan kita, kita semestinya juga berdoa bagi diri kita
tidak tahu arah maka kita bisa tersesat. dan juga untuk persatuan kita dengan Bapa.
Contoh sederhana, saya tinggal di high Ini yang menjadi keyakinan dan kekuatan kita
park, ketika saya pulang lampu mobil untuk melangkah, tidak ada yang dapat
tidak dapat menyinari sampai ke high memisahkan kita dari kasih Kristus, itu harus
park, tapi hanya menyinari beberapa kita yakini walaupun penderitaan tantangan
meter saja, namun saya tetap berjalan, sedang terjadi. Putus asa tidak ada sebagai
dan berjalan bersama Tuhan akan terus orang Kristiani, ini terjadi karena kita
diarahkan sampai tujuan. Bagi kita umat berjalan sendiri. Sejak awal Tuhan sudah
Kristiani tujuan hidup kita adalah masuk menjadi bagian hidup kita, kita adalah Co
-worker dengan Tuhan. Mujizat terjadi
surga.
Dengan demikian hidup dalam setiap hari, bersyukurlah pada Tuhan
Tuhan diperlukan adanya persatuan yang setiap saat. □
[Dirangkum oleh Angelina Hanapie]
HALAMAN
11
Sambungan dari halaman 6,
saya pribadi agak terkejut karena gerbang perbatasan antar dua negara ini sangat
sederhana sekali (ada kesan, paling tidak saya pribadi, negara Bosnia – Herzegovina
kurang makmur dibandingkan dengan Croatia). Suasana juga agak menegangkan
karena tentara yang menjaga kurang begitu ramah, akan tetapi sopir bus kami (orang
Croatia) cukup pandai berdiplomasi sehingga kami tidak jadi disuruh turun untuk
diperiksa dan sebagai ucapan terimakasih sang sopir memberikan minuman apa saja
yang mereka minta (mungkin uang juga, saya tidak tahu karena tidak kelihatan).
Setelah kami bisa melewati perbatasan kami semua lega dan sang sopir bus juga
kelihatan lega urusan tidak bertele-tele. Dari tempat ini kami dibawa ke HotelRestaurant Orka (wilayah Bosnia). Tempat dan pemandangannya sangat bagus,
walau soal makanan bagi lidah orang Indonesia kurang begitu memuaskan.
Setelah kurang lebih 2 jam beristirahat di tempat ini, bus melanjutkan
perjalanan ke Medjugorje selama 2 jam sehingga kami sampai di tempat
peziarahan yang cukup terkenal ini pada jam 5.30 pm dan rombongan menginap
di hotel Pansion No.1 berseberangan dengan lokasi peziarahan. Pada jam 6.30
rombongan makan malam bersama di hotel dan setelah itu acara diatur
sendiri-sendiri ( ada yang ikut doa bersama pilgrimage yang lainnya, ada
yang survey lokasi tempat peziarahan, ada yang mulai mencari souvenir
yang mungkin bisa dibeli sebagai
kenang-kenangan dan oleh-oleh).
Terimakasih Tuhan, kami boleh
mengalami
perjalanan
yang
menyenangkan,
menegangkan,
dan
terlebih
melihat
dan
merasakan kasih pernyertaan Mu
di dalam perjalanan ini.□
[Rm. Aegidius Warsito SCJ]
WARGA UKI DAN INDONESIA HUBUNGI GREG ATAU SONELA HOXA
TELEPHONE # 905-695-1745
Download