BERITA U.K.I

advertisement
M e w a r t a k a n
I m a n
d a n
K a s i h
BERITA U.K.I
N O P E M B E R
2 0 1 5 / N O . 2 8 1
W W W . U K I . C A
KEGIATAN
DI BULAN
DESEMBER

Misa Minggu II,
13 Desember 2015

Misa & Perayaan
Natal, 25 Desember
2015

Misa Tutup Tahun
The New
Regional Council
SCJ of Canada
2015 & Perayaan
Tahun Baru 2016,
31 Desember 2015
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd.
(Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Novius Handy
Randy Danurahardja
Yusup Yusup
Penasehat:
Rm. J. Juliwan M. SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
[email protected]
Romo Aegidius Warsito SCJ, Fr John van den Hangel SCJ,
Fr Paul Tennyson SCJ, Fr. Richard Woodbury SCJ
epatnya pada tanggal 12 Oktober 2015
telah terpilih Fr John van den Hangel
SCJ sebagai Regional Superior of
Canada. Fr. John menggantikan Fr. Bill
Marrevee SCJ yang telah menyelesaikan
jabatannya dalam dua periode selama 6
tahun.
Bersamaan dengan pemilihan
pemimpin baru juga ditetapkan Dewan
Penasihat oleh General Superior di Roma
pada tanggal 4 Nopember 2015, dimana
Romo Aegidius Warsito SCJ telah dipilih
sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat
T
SCJ Canada untuk periode tiga tahun
mendatang 2015-2018.
Dengan penuh rasa bangga, kami
Umat Katolik Indonesia mengucapkan
Selamat kepada Romo Aegidius Warsito
SCJ, putra bangsa Indonesia, dalam
mengemban tugas dan tanggung jawab baru
untuk selalu dapat mewartakan sukacita,
berbagi kasih, dan melayani sesama sehingga
Kerajaan Hati Kudus Yesus bertambah
merajai hati semua orang.□ [AH/CB]
Pastor Pamong
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318
[email protected]
Deacon
Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Damianus Indyarta, (416) 284.4707
[email protected]
Sekretaris
Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801
[email protected]
Bendahara
Janto Solichin, (416) 587.2362
[email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900
[email protected]
Seksi Liturgi
Jeffrey Susilo,
(416) 388.6169
[email protected]
Seksi Bina Iman
Esther Kurniadi, (416) 371-2593
[email protected]
Seksi Sosial
Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga
Selvie Widjaja, (647) 896.6121
[email protected]
Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246
[email protected]
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765
[email protected]
Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja,
(905) 812.9491
[email protected]
Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475
[email protected]
Seksi Sosial
Lucas Noegroho, (416) 859.0222
[email protected]
Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081
[email protected]
Usher
Joyo Sudardi, (905) 785.6379
[email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha
[email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected]
Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
[email protected]
Kematian; Sebuah Tahapan Eskatologis
Pengantar
Sebagai orang Katolik, sudah umum memaklumi bulan Nopember sebagai bulan
yang didedikasikan untuk mengenang, mendoakan sanak saudari, kerabat dan siapapun
yang sudah meninggal. Diawali dengan hari raya semua orang kudus pada tanggal 1
Nopember, lalu peringatan arwah semua orang beriman pada tanggal 2 Nopember,
berlanjut dengan indulgensi yang diberikan oleh Paus bagi mereka yang berdoa bagi
arwah dan mengunjungi makam selama 9 hari berturut-turut. Itu semua hendak
menunjukkan bahwa praktek mengenang dan mendoakan arwah, bukanlah terjadi akhirakhir ini, bahkan terjadi sejak awal gereja. Pada abad ke-7 beberapa biara Monastik
menjadikan tanggal 2 Nopember sebagai hari untuk mendoakan arwah anggota biara yang
sudah meninggal dan para donator. Lalu di tahun 988, Abas Odilio pemimpin biara Kluni
Perancis memutuskan untuk meneruskan tradisi ini dengan kasih yang besar untuk
mendoakan mereka yang meninggal sejak permulaan dunia sampai akhir. Baru pada abad
14 tradisi mendoakan arwah ini menyebar ke seluruh Eropa dan secara umum diterima
oleh Gereja Katolik Latin.
~tradisi~
Meskipun diungkapkan bahwa sejak awal gereja, umat Katolik mendoakan orang
mati, tradisi tersebut sudah mengakar dalam dunia perjanjian lama. Penulis Kitab Makabe
misalnya, mengungkapkan sebuah tradisi yang sangat menarik berhadapan dengan
kematian sebagai berikut:
“Kemudian dikumpulkannya uang di tengah-tengah pasukan. Lebih
kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk
mempersembahkan korban penghapus dosa. Ini sungguh suatu
perbuatan yang sangat baik dan tepat, oleh karena Yudas memikirkan
kebangkitan.Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang
yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah
mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah
pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan
saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu
maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua
orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa
mereka.” (2Mak 12:43-45)
Dalam tradisi tersebut tidak didefinisikan paham tentang kematian, melainkan paham
tentang apa yang mesti dilakukan terhadap mereka yang sudah meninggal dan apa yang
terjadi sesudah kematian.
~sekelumit ajaran Gereja tetntang kematian~
Kendati demikian, paham atau pandangan Gereja Katolik tentang kematian bisa
kita lihat, misalnya dalam Katekismus Gereja Katolik no 1006-1009, sebagai berikut;
“Di hadapan mautlah teka-teki kenyataan manusia mencapai
puncaknya" (GS 18). Dalam arti tertentu kematian badani itu sifatnya
alami; tetapi untuk iman, itu adalah "upah dosa" (Rm 6:23) Bdk. Kej
2:17.. Dan untuk mereka yang mati dalam rahmat Kristus, kematian
adalah "keikut-sertaan" dalam kematian Kristus, supaya dapat juga
mengambil bagian dalam kebangkitan-Nya Bdk. Rm 6:3-9; Flp 3:10-11.
(No. 1006)
Kematian adalah akhir kehidupan duniawi. Kehidupan kita berlangsung
selama waktu tertentu, dan di dalam peredarannya kita berubah dan
menjadi tua. Kematian kita, seperti pada semua makhluk hidup di dunia
ini, adalah berakhirnya kehidupan alami. Aspek kematian ini memberi
kepada kehidupan kita sesuatu yang mendesak: keyakinan akan
kefanaan dapat mengingatkan kita bahwa untuk menjalankan kehidupan
kita, hanya tersedia bagi kita suatu jangka waktu terbatas. "Ingatlah
akan Penciptamu pada masa mudamu sebelum debu kembali menjadi
tanah seperti semula, dan napas kembali kepada Allah, yang
mengaruniakannya" (Pkh 12:1.7). (No. 1007)
Kematian adalah akibat dosa. Sebagai penafsir otentik atas pernyataan
Bersambung ke halaman 9
NOPEMBER
2015/NO.281
HALAMAN
3
“...kebangkitan badan, kehidupan kekal...”
Mempersiapkan diri bagi kehidupan abadi...
| Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ |
Pengakuan iman ... Credo ...
Judul dari tulisan ini merupakan
bagian dalam Credo, yakni Syahadat
iman kita. Inilah bagian terakhir dari
Credo kita itu, ”kebangkitan badan dan
kehidupan kekal. Amin”. Kalimat terakhir
ini menutup satu rangkai Credo kita yang
merupakan satu rangkaian pengakuan
iman Katolik. Inilah ungkapan iman kita,
bahwa kita percaya dan mengakui adanya
kebangkitan badan dan kehidupan kekal.
Dengan
mengakui
adanya
kebangkitan badan berarti kita semua
yakin bahwa badan kita yang adalah diri
kita sendiri akan bangkit. Tentu saja
seluruh diri kita itu maksudnya dalah jiwa
dan roh kita, hidup kita seutuhnya yang
akan bangkit. Kebangkitan berarti
kemuliaan, hidup dalam persatuan dengan
Allah di Surga. Tubuh jasmani kita akan
hancur, namun tubuh rohani kita akan
terus
hidup
dalam
kemuliaan.
Sebagaimana Tuhan Yesus yang bangkit
mulia, begitu pula kita akan bersatu
dengan Dia dalam kebangkitan dan
kemuliaan.
Begitu pula dengan kehidupan
kekal, ini berarti bahwa hidup kita yang
berasal dari Allah akan kembali kepada
Allah. Hidup kita bersifat kekal, oleh
sebab itu kematian merupakan peralihan
dari hidup di dunia menuju hidup abadi.
Jelas tujuan hidup abadi dan kekal, yakni
untuk selamanya itu adalah dalam
kehidupan di Kerajaan Surga. Inilah
kebahagiaan sejati dan kepenuhan
keselamatan yang telah Tuhan sediakan
bagi kita semua yang mengikutiNya. Jika
kita
menerima
dan
menghidupi
kehidupan yang berasal dari Tuhan ini
dengan setia sampai akhir, maka
kehidupan abadi telah disediakan bagi
kita.
Pengakuan iman ini berarti
sungguh menjadi kehidupan kita dan kita
hidupi dengan setia. Jika kita tidak setia
dan menolak Rahmat dari Tuhan, maka
berarti kita menolak kebangkitan dan
kehidupan kekal. Penolakan inilah yang
mengakibatkan manusia akan memasuki
‘kematian kekal’ yang bertentangan
dengan kehidupan kekal. Sebenarnya
kematian kekal ini juga hidup kekal
namun dalam terpisah dari Tuhan Sang
Sumber hidup, yakni yang kita sebut
sebagai neraka.
Tentu kita semua berharap akan
memasuki kehidupan kekal sebagi anakanak Allah, maka baiklah kita menekuni
panggilan kita. Kehidupan kekal sudah
disediakan bagi kita, maka marilah kita
melangkah menuju ke sana. Ada banyak
tawaran yang sangat menarik di dunia
kita sekarang ini, maka kita perlu
waspada supaya tidak tersesat dan masuk
ke dalam perangkap neraka.
RIP = Requiescat In Pace =
Rest In Peace
Tulisan RIP ini selalu akan
menghiasi salib yang diletakkan di batu
nisan setiap orang Katolik yang telah
meninggal. Arti tulisan dalam bahasa
Latinnya: Semoga ia beristirahat dalam
damai, sementara dari bahasa Inggris
berarti: Beristirahat dalam damai. Inilah
ungkapan harapan bagi semua orang yang
telah meninggal, agar mereka semua
memasuki kedamaian. Damai adalah
buah dari kehidupan bahagia dalam
persatuan dengan Tuhan. Inilah yang kita
harapkan dan yang sekarang sedang kita
persiapkan dalam kehidupan di dunia ini,
yakni hidup bersatu dengan Bapa di
Surga.
Kehidupan
kekal
adalah
kehidupan abadi dan bahagia di Surga.
Tentu kita semua tahu dan berjuang untuk
sampai dalam persatuan dengan Bapa itu.
Oleh sebab itulah perjuangan selalu perlu
kita usahakan. Memang persatuan dengan
Bapa kita sudah kita mulai sejak di dunia
ini, ketika kita dibaptis. Baptisan ini
mengawali perjalanan peziarahan kita di
dunia ini menuju Kerajaan Surga.
Perjuangan kita ini bertujuan agar
keselamatan
yang
telah
Tuhan
anugerahkan kepada kita itu tidak akan
disia-siakan. Tentu saja yang namanya
perjuangan selalu disertai dengan
pengorbanan, itulah bagian yang tidak
terpisahkan bagi kita semua yang sedang
berziarah ini
Akhir yang membahagiakan
Gambaran perjalanan kita di
dunia ini seperti sebauh pertandingan.
Maka Santo Paulus mengatakan bahwa
kita harus memenangkan pertandingan
ini dan meraih kebahagiaan abadi di
Surga.
Bertanding
tentu
saja
dimaksudkan adalah berjuang dalam
mengatasi berbagai tawaran yang bisa
menggagalkan perjalanan kita untuk
sampai ke tujuan kita. Dalam hal inilah
diperlukan ketekunan dan kesetiaan agar
karunia keselamatan yang Tuhan berikan
tetap terjaga dengan kuat.
Akhir perjalanan di dunia
merupakan awal kehidupan abadi di
Surga. Oleh sebab itulah hidup kita tidak
akan terputus melainkan diubah, dari
hidup duniawi menjadi hidup surgawi
yang akan berlangsung selamanya. St.
Paulus mengatakan bahwa sengsara
jaman ini tidak sebanding dengan
kemuliaan yang akan kita terima. Oleh
sebab itulah kita diajak untuk terus
berjuang dan tidak mengeluh, melainkan
melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Dalam
kenyataannya
tidak
semua orang dapat mencapai akhir yang
membahagiakan. Ini terjadi karena
mereka tidak sungguh berjuang dan
bahkan
menyia-nyiakan
karunia
keselamatan dari Tuhan. Segala sesuatu
bisa terjadi di dalam perjalanan kita, oleh
sebab itulah diperlukan kewaspadaan
senantiasa.
Mari mempersiapkan diri...
menuju ke Rumah Bapa
Tuhan
Yesus
sering
mengingatkan agar kita selalu berjaga
karena kita tidak tahu kapan pertandingan
kita akan selesai dan waktu akhir kita
akan tiba. Ketika kita tidak tahu persis,
maka kita semakin akan berusaha dan
berjuang. Semuanya ini dilandasi oleh
harapan yang telah ditanamkan di dalam
Bersambung ke halaman 11,
HALAMAN
4
UKI Senior’s Appreciation Day
auh-jauh hari sudah
diumumkan, bahwa 9th Annual
UKI Seniors Appreciation Day
akan diadakan pada tanggal 31 Oktober
2015 bertempat di St. Thomas More
Parish. Tempat ini sungguh cocok buat
para Senior karena letak gedung gereja
dan Hall ada di lantai dasar, maka para
Senior tidak perlu turun-naik tangga.
Lagi pula St. Thomas More Parish
dilayani oleh para Imam SCJ (Hati
Kudus Yesus) jadi sama dengan para
Imam yang menjadi Pamong di UKI.
Tema perayaan Senior Day tahun ini
yalah "Aloha from Hawaii" jadi para
hadirin diharapkan datang dengan
atribut yang mendukung suasana The
Land where the Palm Trees sway.; ada
yang memakai kalung bunga-bunga ala
Hawaii; ada yang memakai baju
J
bermotif kembang; ada yang
memakai sarung warna-warni; ada yang
memakai topi berhiaskan bunga
(plastik); pokoknya semua serba
meriah ! Pintar juga Ketua Panitia telah
memilih Tema "Hawaii".
Acara akan dimulai pk. 10.00 pagi
dengan Misa Kudus.
Sesampai di dalam Gereja, . ada yang
memberitahu : "Para Senior harap
duduk di tengah !"
Ada beberapa Senior yang masuk
bersama-sama kami, menjawab :
"Maaf, saya duduk di pinggir; di sini
saja, sebab harus sering ke washroom !"
Begitulah kendala para Senior ! Ada
beberapa orang yang memakai Walker;
dan ada agak banyak pula yang
memakai tongkat. Kami sangat
menghargai semangat teman-teman
yang
mau
meluangkan waktu dan berkenan
hadir memenuhi undangan para
Pengurus !
Sayang, ada beberapa Senior yang
"takut" keluar rumah. Para anggota
pengurus
berusaha
menilpon
/
mengajak semua Senior untuk ikut
serta berkumpul, bergembira dan
berjumpa dengan sesama Senior yang
lain ! Beberapa di antara yang takut
datang itu menjawab : "Apa katanya
nanti ! Kalau saya sehat pagi itu,
semoga saya bisa ikut !" Memang sukar
bagi para Senior untuk membuat janji
jauh di muka karena keadaan kesehatan
mereka tidak menentu ! Hari ini sehat,
tapi besok bisa tidak enak badan.
Syukurlah pada hari itu cukup
banyak Senior yang hadir, sekitar . . .
.orang, belum termasuk para Medior
dan para volunteer yang mendukung
jalannya perayaan : penjemputan;
Bersambung ke halaman 10,
“Kubersyukur....”
NOPEMBER
2015/NO.281
HALAMAN
5
Setelah
mendapa
Kabar dari M tkan
alaekat
Gabriel, Bunda
Maria
bersyukur
dan
menyanyikan
Pujian
kepada
Tuhan.
Ia
bersyukur karena
Tu
telah memilih di han
a dan
Pengantar
diberi Rahmat
untuk
menjadi
Seorang ibu sangat
keselamatan. W
ala
t
bagi
se
ala
dih melihat anakny
yang berusia 3 tah
a menanggung beba upun Bunda Maria harus
un
ter
ke
n
na
ya
kanker di selaput bersy
ng berat, namun
matanya. Ia haru
ukur.
ia tetap
s
radiasi, namun ak menjalani pengobatan dengan
Bunda Maria be
hirnya dalam jan
rsyukur dengan
gka setahun, dirinya
anaknya menjadi
seba
selu
bu
memandang Bund ta. Dalam doanya, ibu itu bahwa ba gai seorang hamba Tuhan. Ia men ruh
a Maria yang se
yadari
hw
a
Rahmat Tuhan
dang
Puteranya Yesus
yang mati di sa menatap juga berguna untuk keselamata yang diterimanya itu
sedihnya. Mata ibu
lib dengan Maria ikut
n semua orang. Bu
itu terbuka bahwa
Bunda Maria semua, m memikirkan keselamatan manusia, nda
lebih menderita da
ak
n
lebih menderita da masih banyak anak lain yang ringan itu a dia menerima tawaran Tuhan yang kita
ri pada anaknya. Da
dengan kerendahan
tidak
ibu itu mendengar
hati.
lam doanya,
suara Bunda Maria,
merawat anakmu”.
“Aku akan
Kubersyukur .....
Oleh sebab itulah kita bersyukur...
berumur 23 tahun, Sekarang anak ibu itu sudah
kita pun, khususny
ia
a sebagai
walaupun ia buta. berhasil meraih gelar doktor senior, perlu selalu untuk:
Sang anak begitu
Be
rsyukur dan memuj
Bunda Maria da
m
en
cin
tai
n ia tetap bersy
i Tuhan dalam hidu
Bersyukur karena
ukur dalam
penderitaannya.
p kita.
kita sadar akan
belaskasih,
Rahmat dan peng
hiburan Tuhan yang
Santo Paulus bersyu
tercurah bagi kita.
selalu
ku
r..
Paulus selalu bers
Kebaikan
yu
Tu
ku
r
ha
at
n
as
belaskas
in
penghiburan yang
yang
memberi
pengharapan ba ilah
diterimanya dari Tu ih dan
gi kita walaupu
memberikan
ha
n
da
n
n kita
m
kekuatan
en
de
rit
a,
sa
kit da
baginya
menghadapi berbag
dalam
masalah kehidupa n mempunyai berbagai
ai penderitaan. Se
n.
menjadi sabar dalam
hingga ia
bersyukur karena Tu Kita tetap yakin dan
han selalu bersama
menghibur sesam penderitaan bahkan mampu
M
ak
a marilah
kita.
anya yang juga
menderita.
sedang menyadarkan ki kita melihat kebaikan Tuhan yang
ta untuk selalu be
Pengalaman akan
rsyukur dan tidak
mengeluh ketik
Tuhan itulah ya belaskasih dan penghiburan senior meman a mengalami penderitaan. Men
jadi
ng kemudian m
g sering mengalam
pengharapan kare
ela
i
na percaya kepa hirkan permasalahan dan tantangan lainn berbagai penyakit,
da Allah inilah saat un
yang berbelaskasih
tuk selalu bersyukur ya. Namun demikian
. Pa
mengeluh dalam m ulus tidak putus asa dan supaya hidup
da
kita semakin bahagi n bukan mengeluh
enghadapi tantanga
hidupnya, bahkan
a
n
dan sehat.
da
lam
ia berani mati dem
i iman dan
cintanya kepada Tu
Tu
han memberkati.
han.
Bunda Maria bers
Rm. Juliwan SC
yukur...
J | Homili Senior Da
y 2015
UKI Senior Day 2015
HALAMAN
8
Berdoa dalam Nyanyian,
Bernyanyi Dalam Doa (Ibadat Taizé)
(Sumber: http://www.st-yohanesbosco.org.
Disadur oleh Ina Tedja dan Christine Budihardjo )
Alm. Paus Yohanes Paulus II ketika
berkunjung ke Taizé bulan Oktober 1986
mengatakan, "Seseorang yang singgah ke
Taizé bagaikan mendekati sumber mata air.
Di sini seorang peziarah berhenti, melepaskan
dahaganya sebentar, sebelum melanjutkan
perjalanannya".
APAKAH ITU TAIZÉ?
Taizé (baca: Teisee) adalah sebuah nama
komunitas kecil di desa yang terletak sekitar
350 km di sebelah selatan Paris, Perancis yang
didirikan atas dasar cinta kasih dan
persaudaraan eukumenis dengan anggota yang
berasal dari berbagai latar belakang. Inspirasi
ini muncul setelah Perang Dunia II yang
mengerikan, dimana bangsa-bangsa Eropa
terpecah belah, termasuk perpecahan hebat
dalam agama Kristen sendiri (Katolik,
Protestan,
Ortodoks,
Anglikan
dan
sebagainya). Dari keprihatinan itu Bruder
Roger Louis Schuts bersama para biarawan
Taizé saat itu menjalankan pola hidup
persaudaraan intensif dengan selalu berlaku
sabar, lemah lembut, rendah hati, saling
membantu dan damai (Ef 4: 2-3) dalam hidup
sehari-hari mereka. Dari hari ke hari
komunitas berkembang; bila pada awalnya
para biarawan berasal dari Gereja Kristen
Protestan, perlahan-lahan biarawan Katolik
mulai bergabung dan sekarang komunitas
dihuni oleh kurang lebih seratus bruder dari
berbagai tradisi Kristen dan kebangsaan yang
berbeda. Demikianlah sampai saat ini,
sepanjang tahun, ribuan peziarah dari seluruh
dunia datang ke Taizé untuk beristirahat,
merenung, berdoa, bernyanyi bahkan bekerja,
bersama para biarawan dan penduduk sekitar.
Di sana mereka keluar sejenak dari kehidupan
sehari-harinya dan saling membagi perhatian,
persaudaraan, persahabatan serta cinta kasih
dengan sesamanya.
Di Indonesia doa Taizé dikembangkan oleh
kelompok biarawati Ursulin, bersama dengan
banyak kelompok biarawan/biarawati lain,
seminari, sekolah, gereja bahkan oleh
kelompok-kelompok awam dan kaum muda di
berbagai daerah.
BERNYANYI DAN BERDOA
Nyanyian Taizé berupa kalimat-kalimat
pendek yang sederhana yang diambil dari ayat
-ayat kitab suci, dilantunkan terus-menerus
sambil menjaga suasana keheningan dan
kekhidmatan doa. Melalui lagu dicari dan
diperoleh suasana hati yang mendalam, dan
meditatif. Nyanyian yang sederhana namun
membawa suasana sakral itu telah menjelma
menjadi doa itu sendiri. Saat itulah misteri
Tuhan terwujud melalui simbol sederhana
yang indah dan tidak tenggelam oleh kata-kata
yang berlebihan. Contoh lagu-lagu Taizé yang
sudah sering kita nyanyikan dalam misa UKI:
Dalam Tuhan Aku Bersyukur, Magnificat,
Laudate Omnes Gentes, Jesus Remember Me,
Veni Sancte Spiritu, Jesus Lé Christ, Pujilah
Tuhan (Bless the Lord My Soul), dsb.
Ibadat Taizé tersusun serupa Liturgi.
Kerangka inti ibadat adalah Pembukaan,
Bacaan (satu atau lebih) yang diawali
Mazmur, dilanjutkan Hening, Renungan, Doa
Permohonan dan Pujian, Doa Bapa Kami, dan
diakhiri dengan lagu penutup. Suasana
ruangan yang redup, dengan nyala api dari
beberapa lilin dapat membantu terciptanya
suasana yang baik. Posisi berdoa dapat diatur
menghadap ke salib yang agak besar sebagai
pusat atau, jika jumlah peserta hanya sedikit
maka dapat diatur posisi duduk bersila
mengelilingi salib.
Tentu saja nyanyian doa Taizé dapat juga
digunakan untuk ibadat lain, mulai dari
renungan atau doa pribadi sampai perayaan
Ekaristi. Bahkan nyanyian sederhana ini juga
dapat menjadi jalan untuk berdoa sendiri pada
waktu senggang atau pada waktu malam,
maupun dalam keheningan hati ketika sedang
bekerja.
KELOMPOK DOA TAIZE UKI—EAST
Pertemuan perdana kelompok doa Taize
UKI—East terjadi di bulan Juli 2015 dengan
bimbingan Romo Juliwan, SCJ. Anggota inti
Taize UKI—East adalah para mantan anggota
Koor East, yang dimotori oleh Ina Tedja dan
Lala Budiono. Setelah berkarya dan malangmelintang di pelayanan koor UKI selama
kurang lebih dari 10 tahun, mereka
memutuskan untuk “memanfaatkan hobby
menyanyi mereka dalam bentuk doa”. Usulan
untuk membentuk kelompok doa taize
disambut dengan semangat sekali oleh Romo
Juliwan, yang pernah tinggal di komunitas
Taize, Perancis di saat beliau menuntut ilmu di
sana.
Di saat ini kami masih berencana untuk
bertemu tiap 2 bulan sekali. Pertemuan kedua
telah dilakukan di bulan September lalu, dan
yang ketiga akan dilaksanakan pada tanggal
20 November. Bagi Anda yang berdomisili di
Wilayah UKI East dan ingin bergabung,
ataupun Anda tertarik untuk membentuk
kelompok doa Taize bersama komunitas Anda
sendiri dan memerlukan informasi lebih lanjut,
silakan
menghubungi
Ina
Tedja:
[email protected]
Keep Calm and Go to TAIZE. Prayer and
Music.
Ina Tedja dan Christine Budihardjo
NOPEMBER
2015/NO.281
Sambungan dari halaman 2
Kitab Suci Bdk. Kej 2:17; 3:3; 3:19; Keb 1:13;
Rm 5:12; 6:23. dan tradisi, magisterium
Gereja mengajarkan bahwa kematian telah
masuk ke dalam dunia, karena manusia telah
berdosa Bdk. DS 1511.. Walaupun manusia
mempunyai kodrat yang dapat mati, namun
Pencipta menentukan supaya ia tidak mati.
Dengan demikian kematian bertentangan
dengan keputusan Allah Pencipta. Kematian
masuk ke dunia sebagai akibat dosa Bdk. Keb
2:23-24. "Kematian badan, yang dapat
dihindari
seandainya
manusia
tidak
berdosa" (GS 18), adalah "musuh terakhir"
manusia yang harus dikalahkan Bdk. 1 Kor
15:26. (No. 1008)
Kematian telah diubah Kristus. Juga Yesus,
Putera Allah, telah mengalami kematian, yang
termasuk bagian dari eksistensi manusia.
Walaupun Ia merasa takut akan maut Bdk.
Mrk 14:33-34; Ibr 5:7-8, namun Ia
menerimanya dalam ketaatan bebas kepada
kehendak Bapa-Nya. Ketaatan Yesus telah
mengubah kutukan kematian menjadi berkat
Bdk. Rm 5:19-21. (No. 1009)
Sementara itu, Mgr. Joseph Pohle dalam bukunya, The
Catholic Doctrine of the Last Things, menjabarkan bahwa
kehidupan manusia terdiri dari tiga hal, yakni kehidupan fisik,
kehidupan spiritual dan kehidupan kekal. Paralel dengannya,
kematianpun sama terdiri dari tiga hal; kematian badan,
kematian spiritual dan kematian kekal. Kematian badan adalah
proses berpisahnya antara jiwa dan badan. Kematian spiritual
merupakan hilangnya rahmat kesucian akibat dosa asal maupun
dosa berat, dan kematian kekal dipahami sebagai kehancuran
yang oleh Yohanes disebut sebagai kematian kedua, sedangkan
Paulus menyebutnya sebagai hukuman kekal (2Tes, 1:9).
Menurutnya, realitas kematian hanyalah bagian kecil tema besar
yakni, eskatologi. Eskatologi merupakan mahkota teologi
dogmatic, yang didefinisikan sebagai doktrin tentang akhir
segala sesuatu; tentang segala ciptaan “dipanggil” dan diarahkan
keadaan supernatural oleh Allah. Seperti disebut dalam Rm
11:36 “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia,
dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selamalamanya!” Maka eskatologi sesungguhnya lebih antropologis
dan kosmologis daripada teologis, karena membahas tentang
Tuhan sebagai sang Akhir (Consummator) dan Hakim Semesta
yang objeknya adalah alam semesta; manusia dan kosmos.
Akhir dunia, akan berhadapan dengan Allah sebagai
hakim, yang akan membedakan dan memisahkan antara
kebaikan dan kejahatan. Kebaikan akan mengarah ke surga dan
kejahatan akan masuk ke dalam neraka selama-lamanya.
Kemudian Allah akan menunjukan keadilan, yang didahului
dengan menunjukan kasih dan kerahimanNya. Dengan hanya
berbicara tentang kebaikan dan kejahatan, Dia pada saat yang
sama menunjukan kemahakuasaan, kesucian dan kekudusan.
Dengan demikian eskatologi kembali menuntun kita ke prinsip
teologis bahwa alam semesta dalam setiap tahapnya memuji dan
memuliakan Tuhan. Akhir dunia merupakan sebuah proses (in
HALAMAN
9
fieri), atau juga, sebagai fakta yang telah terjadi (in facto esse).
Maka bicara tentang akhir segala sesuatu berarti berbicara
tentang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Akhir segala
sesuatu dari manusia adalah; kematian, penghakiman, surga (api
pencucian) dan neraka. Dan akhir segala sesuatu dari alam
semesta adalah; akhir jaman, kebangkitan badan, penghakiman
terakhir yang disertai berakhirnya dunia.
~refleksi~
Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di
Korintus mengungkapkan;
“Hati kami senantiasa tabah, meskipun kami
sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh
ini, kami masih jauh dari Tuhan, sebab hidup
kami ini adalah hidup karena percaya, bukan
karena melihat tetapi hati kami tabah, dan
terlebih suka kami beralih dari tubuh ini
untuk menetap pada Tuhan. Sebab itu juga
kami berusaha, baik kami diam di dalam
tubuh ini, maupun kami diam di luarnya,
supaya kami berkenan kepada-Nya ( 2Kor
5:6-9).”
Dalam surat tersebut, Paulus tidak hanya memberikan pelajaran
tentang kematian. Lebih dari itu, ia mensharingkan penghayatan
imannya. Bahwa hidup di dunia, dimana jiwa masih bersatu
dengan badan, kelemahan dan kerapuhan disadari. Sembari
mengarahkan pandangan mata iman kepada Tuhan, berjuang
untuk membuat DIA berkenan diupayakan. Maka tidak heran ia
sampai mengatakan kepada jemaat di Filipi bahwa baginya
hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp 1:21).
Artinya, hidup yang ia miliki disadari bukanlah miliknya. Ia
membiarkan Kristus hidup didalam dirinya, sehinga
kehidupannya berbuah. Dan bila mati, itupun merupakan keuntungan, karena boleh kembali kepada Sang Abadi, tempat jiwa
menanti.
Dan bagi kita, PR selalu ada. Menabur kebaikan dalam
kehidupan. Menebar kasih dan kerahiman. Itu tidak berarti, bahwa segala sesuatu berakhir indah di dunia. Karna sekali lagi,
kematian sudah masuk ke dunia karena dosa. Ketika itu terjadi,
manifestasinya menjadi sangat kentara dalam tindakan manusia,
baik dosa-dosa pribadi maupun komunal, seperti kekerasan,
arogansi, lenyapnya budaya “welas asih”, yang menyebabkan
keluhuran hidup dan nyawa manusia seperti tidak ada harganya.
Penembakan dan bom yang terjadi di Paris, Perancis, yang menyebabkan ratusan orang meninggal akhir akhir ini, dan juga
menjadi bukti nyata.
Lalu akhirnya kita “menundukkan kepala” terhadap
misteri misteri kehidupan, dan mencoba untuk memerankan
peran kita secantik dan seciamik mungkin, seturut iman kita,
seturut kehendakNya. Sehingga, yang menjadi focus tidak lagi
kematian yang kerap menakutkan, melainkan mewarnai kehidupan yang terus harus diperjuangkan. Karena, sebagaimana
kematian merupakan bagian proses eskatologis, demikianpun
kehidupan, menjadi bagian darinya.
Ottawa, Canada - 14 Nopember 2015
Antonius Purwono
Sambungan dari halaman 4,
pengatur ruangan; dekorasi; atraksi ;
penyediaan makanan dan jangan lupa
para petugas yang mempersiapkan
Perayaan Ekaristi dan Paduan Suara !
Sebagai Lektor telah diminta kesediaan
seorang Oma Senior yang memang
menjabat sebagai Lektor di Parokinya.
Bagus juga pk. 10.00 dimulai
dengan Doa Rosario sebagai penutupan
bulan Maria, bulan Rosario !
Intensi Doa Rosario dan Misa Kudus
yaitu untuk mengucap syukur dan
khususnya
diperuntukkan
bagi
Kesejahteraan Para Senior .Diawali
dengan Doa Rosario maka beberapa
orang yang datang lewat pk. 10.00
masih belum terlambat ikut Misa
Kudus.
Perayaan
Ekaristi
dipersembahkan oleh tiga Imam
yaitu :Romo Juliwan SCJ sebagai,
prisider dan didampingi oleh Romo
Aegi SCJ dan seorang Imam tamu yaitu
Pater Peter Pitol CS dari St. Pascal
Baylon Parish.
Sesudah
Misa,
para
hadirin
dipersilakan masuk ke Hall dengan
seruan "Aloha !!!" .
Ruangan telah ditata seperti "disco"
lampu agak redup dan ada seorang D J
yang memutarkan lagu-lagu yang
mengalunkan Hawaian Songs ! Setelah
Pembawa
Acara
sekedar
menyampaikan Selamat Datang, maka
Acara dimulai dengan Toast : untuk
mengucap syukur pada Tuhan dan
untuk kesejahteraan para Senior !
Kemudian disusul dengan Hawaian
Dance oleh siapa saja yang mau terjun
ke tengah ruangan. Setelah suasana
agak "lepas" kemudian Pembawa Acara
mohon perhatian untuk beberapa
pengumuman a.l. susunan acara hari
itu ! Mustahil orang mau mendengarkan
pengumuman ! Mereka asyik sekali
ngobrol karena berjumpa dengan teman
-teman yang telah lama tak bersua !
Syukurlah segera ada Kelompok Senior
West yang menyumbangkan acara
dengan sebuah nyanyian dengan melodi
"Burung Kakatua" diganti dengan katakata yang intinya " Kami para Lansia
masih suka gaya ! Walau sudah tua,
jiwanya tetap muda."
Setelah Senior West selesai menyanyi,
ada terdengar seruan : "East; sekarang
mana Senior East . . .?
Kelompok Bible Group Senior
East
sebetulnya
telah
mengirimkan lagu-lagu tua,
kepada Panitia, tetapi ternyata
D J tidak bisa menemukan
lagu-lagu tersebut di dalam
kumpulan "Karaoke" yang ia
miliki; oleh karena itu maka
acara Senior East menjadi
gugur !
Announcer menawarkan
kalau-kalau ada hadirin yang
ingin
menyumbangkan
acara . . . .yang disambut
oleh seorang Opa Senior
yang menyanyikan dua lagu
"antik" yaitu "Waktu Hujan
Turun" dan "Mijn Sari Marijs"
lagu-lagunya sangat kuno / tua
sehingga D J tidak bisa
menemukan
iringannya.
Jadinya Opa menyanyi solo
tanpa iringan !
Akhirnya sampailah pada
acara makan siang yang dibuka
dengan Doa oleh Romo
Juliwan SCJ.
Makan siang berupa Nasi
Kuning yang dihidangkan ditata
pada sebuah piring + krupuk
udang dan sambal
bajak ;
semuanya sedap dan porsinya
tidak terlalu besar; cukup buat
Opa-Oma yang perutnya sudah
menyusut. Bagi yang ingin
menambah; disediakan nasi
kuning extra. Banyak volunteer
yang membantu menghidangkan
makanan, mengambilkan air minum
buat para Senior. Pendek kata, kami
sangat dimanja !
Setelah makan, ada sumbangan
beberapa nyanyian dari Kelompok "The
Golden" dan ada beberapa penyanyi
yang sungguh merdu suaranya !.Yang
sangat menarik yaitu Kelompok "Line
Dancing" yang dengan lemah gemulai
menarikan beberapa Hawaian Dance !
Cocok sekali lagu-lagu yang diputarkan
oleh D J untuk mengiringinya.
Masih ada acara surprise yaitu bagi
beberapa orang yang merayakan HUT
dalam bulan Oktober ini, maka telah
disiapkan kue Ulang Tahun yang
sekalian dipotong dan dihidangkan
sebagai dessert.
Sebagai penutup, telah dipilih seorang
hadirin yang dandanannya sangat mendekati
kriteria Hawaii : celana panjang bercorak
bunga-bunga; baju putih dengan renda-renda;
memakai kalung bunga dan ada sekuntum
bunga putih di rambutnya pula !
Boleh dikata semua hadirin merasa puas.
bahkan banyak yang menyatakan perayaan
tahun ini jauh lebih meriah dari pada tahun
lalu ! Dengan ini pula atas nama para Senior,
saya dengan tulus ingin menyampaikan terima
kasih atas appreciation , perhatian dan cinta
kasih yang diberikan kepada kami para Senior
UKI.
Kiriman dari seorang Senior.
Sambungan dari halaman 3,
diri kita, bahwa kebahagiaan abadi telah
menanti kita. Harapan ini dilandasi oleh
iman yang kuat tentunya, yang telah
ditanamkan di dalam hati kita semua.
Iman inilah yang selalu perlu dijaga dan
dikembangkan melalui tindakan nyata
dalam kehidupan kita semua.
Tujuan kita sudah jelas, yakni
Rumah Bapa kita semua, yang terdapat
banyak tempat bagi kita semua. Kita tidak
perlu kawatir bahwa tidak mendapat
tempat, semua sudah disiapkan karena
kita adalah anakNya. Oleh sebab itulah,
jangan kita sia-siakan yang telah Bapa
siapkan untuk kita itu. Kita semua adalah
citra Allah dan yang sangat dicintaiNya,
maka kita harus menghidupi citra kita ini
dengan sebaik mungkin, jangan sampai
merusaknya. Memang sudah banyak
manusia yang rusak dan berarti merusak
pula citra Allah itu. Untuk itulah, marilah
kita menjadi anak-anak Bapa yang
berusaha mempertahankan citra itu.
Janganlah kita menambah penderitaan
Bapa kita dengan sikap hidup yang
merusak citra Allah yang indah di dalam
diri kita ini.
Kinilah saatnya kita bersiap diri
dan selalu bersiap tanpa lelah. Marilah
kita menyambut Kasih Bapa dengan
mengasihiNya pula melalui kehidupan
harian kita. Mari kita siapkan kehidupan
kekal kita melalui kehidupan sementara
saat ini. Kita sambut undangan Tuhan
Yesus dalam perjalanan kita menuju
Rumah
Bapa,
“Marilah
datang
kepadaKu, kamu semua yang letih dan
berbeban berat, Aku akan memberikan
kelegaan kepadamu”.□
*********
Rm. Johanes Juliwan Maslim, SCJ
Download