Untitled - Graha Ilmu

advertisement
BENDAHARAWAN PEMERINTAH; Optimalisasi Tugas dan Peranannya Sebagai Pemotong/Pemungut Pajak,
oleh Drs. H. Soeradi, M.M.
Hak Cipta © 2015 pada penulis
GRAHA ILMU
Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283
Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail: [email protected]
Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memper­banyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku
ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan
teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
ISBN: 978-602-262-459-2
Cetakan Pertama, tahun 2015
Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini
KATA PENGANTAR
Dewasa ini Pemerintah Indonesia bertekad melakukan pembenahan dalam segala bidang,termasuk dalam
bidang Pembaharuan Perpajakan Nasional sebagai dampak harga minyak dan gas bumi yang mengalami
kemerosotan pada tahun 1980-an,padahal struktur keuangan negara (APBN) banyak mengandalkan pemasukan dari sektor ini.Menyadari akan hal tersebut maka pemerintah mencari alternatif pengganti pemasukan negara,dan pilihan jatuh pada pajak.Oleh karena itu,kebijakan yang diambil adalah dengan melakukan
langkah-langkah perombakan ketentuan perpajakan secara besar besaran.Langkah itu dimaksudkan antara
lain untuk memperkokoh kemandirian keuangan negara,dan juga sehubungan dengan tidak tercapainya
sasaran penerimaan pajak yang telah ditetapkan dalam APBN.Hal ini dapat dimengerti sebab selama ini
penerimaan dari sektor pajak hampir 78% lebih merupakan sumber pendapatan APBN yang saat ini mengalami penurunan. Program intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan pajak mulai ditingkatkan dengan
mencari sumber sumber wajib pajak baru maupun sumber sumber pajak konvensional yang selama ini
kurang tertangani antara lain pajak-pajak penghasilan yang pemotongan/pemungutannya dilakukan oleh
Bendaharawan.
Bendaharawan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah serta Lembaga-Lembaga Negara Non
Departemental semuanya memiliki peran strategis dalam membantu memasukan pajak ke Kas Negara.
Kewajiban mana dapat dilihat dari kewajiban para Bendaharawan untuk memotong dan memungut pajak
atas semua pembelanjaan yang dilakukan instansinya baik belanja barang,jasa maupun proyek pembangunan.Pemotongan dan pemungutan pajak yang dilakukan dengan benar pada gilirannya akan membantu
Direktorat Jenderal Pajak dalam menghimpun penerimaan negara sesuai dengan target yang telah ditetapkan akan bisa tercapai.Guna memperkecil tingkat kesalahan dan kekeliruan para Bendaharawan dalam
melakukan pemotongan dan pemungutan pajak yang menjadi tugas dan kewajibannya Direktorat Jenderal
Pajak telah mengeluarkan petunjuk dan pedoman bagi Bendaharawan sebagai pemungut pajak, yang harus
dipedomani dalam melakukan pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 21,Pasal 22,Pasal 23,Pas-
vi
Bendaharawan Pemerintah
al 26 dan pajak lainnya yang terkait dengan tugas kebendaharawan, telah banyak disebarkan melalui forum penyuluhan/pelatihan,sosialisasi/seminar-seminar dan bahkan lewat intenet yang dapat diakses kapan
saja,termasuk penulisan buku ini disusun dan diakses berdasarkan refrensi tersebut.
Buku ini membahas tentang “Optimalisasi Tugas Dan Peranan Bendaharawan Pemerintah Sebagai
Pemotong/Pemungutan Pajak” yang sekaligus dimaksudkan sebagai panduan praktis bagi Bendaharawan
dan fihak-fihak terkait dalam melakukan pemotongan/pemungutan pajak negara pada setiap pembayaran
atas belanja barang atau jasa maupun proyek-proyek pemerintah.
Memang patut diakui bahwa masih banyaknya temuan unit pengawas dan pemeriksa keuangan fungsional (BPK,BPKP ) berkaitan dengan tugas dan kewajiban perpajakan Bendaharawan merupakan indikator masih banyaknya kekeliruan dalam penerapan peraturan dibidang perpajakan.
Semoga dengan hadirnya buku ini bermanfaat dan dapat membantu meringankan tugas para Bendaharawan khususnya dan tak kalah pentingnya bagi praktisi maupun mahasiswa yang menekuni bidang
perpajakan pada umumnya.
Surabaya, Juli 2014
Penyusun
( DRS.H.SOERADI,MM)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
A.
B. BAB 2
A. B. C. D. BAB 3
A. B.
C. D.
E.
BAB 4
A. B. C.
v
vii
PENDAHULUAIN
1
Latar Belakang Falsafah Perpajakan Indonesia. 1
7
LANDASAN HUKUM PENUNJUKKAN BENDAHARAWAN
SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK NEGARA DAN PENGERTIAN
PAJAK PUSAT DAN PAJAK DAERAH
9
Definisi dan Pengertian Pajak. Landasan Hukum Penunjukan Bendaharawan sebagai Pemotong /Pemungut Pajak
Pengertian Pajak Pusat (Negara) dan Daerah. Keharusan Bendaharawan Memiliki NPWP 9
10
15
20
SISTEM DAN PENETAPAN TARIF PAJAK SERTA TATA CARA
PELUNASAN PAJAK
23
Sistem Pajak Penetapan Tarif Pajak
Tata Cara Pelunasan Pajak Beberapa Kelebihan Dan Kekurangan Dari Sistim Pemungutan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Beberapa kelemahan dari sistim pelunasan dalam tahun berjalan 23
25
26
30
31
OPTIMALISASI TUGAS DAN PERANAN BENDAHARAWAN PEMERINTAH
SEBAGAI PEMOTONG/PENGGUGAT PAJAK
33
Pendahuluan
Penerimaan Pajak Penghasilan Yang Meningkat
Ekstensifikasi Penerimaan Pajak 33
35
37
viii
Bendaharawan Pemerintah
D.
E. BAB 5
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
BAB 6
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
BAB 7
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I. J. K.
L.
Beberapa Hambatan Penyebab Melesetnya Target Pendapatan Pajak Tidak Tercapai. Langkah-Langkah Optimalisasi yang Perlu Dicermati 37
41
BENDAHARAWAN SEBAGAI PEMOTONG PEMUNGUT PPh PASAL 21/26
43
Landasan Hukum
Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 Penghasilan yang dipotong Pasal 21/26
Pergurangan Yang Diperbolehkan
Tarif Dan Cara Perhitungan PPh Pasal 21/26. Kewajiban Bendaharawan Sebagai Pemotong PPh Pasal 21/26. Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 21/26 43
44
44
45
47
51
51
BENDAHARAWAN SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 53
Pendahuluan Landasan Hukum Bendaharawan Sebagai Pemungut Pajak Pph Pasal 22
PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
Saat Pemungutan Pph Pasal 22 Tarif
Bukti Pemungutan
Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Tata Cara Pelaporan
53
54
54
55
55
55
55
56
BENDAHARAWAN SEBAGAI PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN
PASAL 23/26
57
Pendahuluan
Landasan Hukum
Pengertian
Pemotong Pajak Penghasilan Pph Pasal 23/26
Penghasilan Yang Dikenakan Pemotongan Pph Pasal 23/26
Tidak Dikenakan Pemotongan Pasal 23/26
Tarif Dan Dasar Pemotongan Pph Pasal 23/26 Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan Pph Pasal 23/26. Tata Cara Pemotongan
Tata Cara Penyetoran
Tata Cara Pelaporan
Lain-lain
57
57
58
58
58
60
61
63
64
64
65
65
Daftar Isi
BAB 8
A. B.
BAB 9
A.
B.
C.
D.
E.
F. G.
H. I. J.
BAB 10
A. B. C.
D. E.
F. G.
H. I. J.
ix
BENDAHARAWAN SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT
PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS
YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL
Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan dan Persewaan Tanah
dan/atau Bangunan
Bendaharawan Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan dari Jasa Konstruksi
dan Hadiah Undian 67
67
70
BENDAHARAWAN PEMERINTAH SEBAGAI PEMUNGUT
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA
DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
73
Pendahuluan
Pengertian
Pemungut PPN dan PPnBM
Kewajiban Bendaharawan Sebagai Pemungut PPN/PPnBM
Obyek Pemungutan Ppn dan PPnBM. Pembayaran yang tidak Dipungut PPN dan PPnBM
Tarif PPN Dan PPNBM
Saat Pemungutan PPN dan PPnBM
Dasar dan Tata Cara Pemungutan/Penyetoran dan Pelepasan PPh dan PPhBM Lain-Lain
73
74
75
76
76
76
79
79
79
81
PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS PELAKSANAAN
PROYEK PEMERINTAH YANG DIBIAYAI DENGAN HIBAH
ATAU DANA PINJAMAN LUAR NEGERI
83
Pendahuluan Landasan Hukum
Pengertian-Pengertian
Perlakuan Perpajakan Atas Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang Dibiayai
dengan Hibah Atau Dana Pinjaman Luar Negeri .
Tata Cara Pemberian Fasilitas Tidak Dipungut PPN dan PPnBM dan PPh
Ditanggung oleh Pemerintah. Tata Cara Penarikan
Tata Cara Pembebasan Bea Masuk (BM) dan Bea Masuk Tambahan (BMT) Penyelesaian PPN dan PPh yang Terutang atas SPK/SPB Tagihan yang Pembayarannya
melalui UYHD Bendaharawan. Pemotongan PPh Pasal 21 atas Honorarium, Lembur dan lain-lain Penulisan Nilai Kontrak dan Berita Acara Pembayar (BAP) untuk Proyek Pemerintah
yang dibiayai dengan dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PHLN) 83
84
85
87
87
90
90
92
92
93
x
Bendaharawan Pemerintah
BAB 11
A. B. C.
D. E. MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN PEMUNGUTAN
DAN PENYETORAN PAJAK YANG DILAKUKAN OLEH BENDAHARAWAN
PENGELUARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH/KUASA
BENDAHARAWAN UMUM DAERAH
Pendahuluan Pengertian-Pengertian Essensi Ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
No. 64/PMK. 05/2013 Tgl 15 Maret 2013, antara lain meliputi:
Pemotongan/Pemungutan dan Penyetoran Pajak atas Belanja Daerah Pengujian Kebenaran Perhitungan/Penyetoran Pajak dan Konfirmasi
Setoran Penerimaan Pajak atas Belanja Daerah. 125
125
126
128
128
130
DAFTAR PUSTAKA
135
LAMPIRAN-LAMPIRAN
139
-oo0oo-
Download