PEMERINTAH SAHKAN KETENTUAN TENTANG

advertisement
PEMERINTAH SAHKAN KETENTUAN TENTANG AKSES INFORMASI
KEUANGAN UNTUK KEPENTINGAN PERPAJAKAN
tempo.co
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan, tidak ada lagi tempat bagi
wajib pajak baik domestik maupun luar negeri untuk melakukan penghindaran pajak.
Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani pada saat Konferensi Pers mengenai akses
informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan yang berlangsung di Aula Mezzanine,
Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan. "Kerjasama perpajakan internasional
menghilangkan ruangan, atau tempat bagi pembayar pajak yang melakukan penghindaran
pajak, dalam hal ini tax heaven," kata Sri Mulyani.
Turut memdampingi dalam acara tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Darmin Nasution, Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, dan
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad.
Sri Mulyani menuturkan, awal mula komitmen Indonesia ikut dalam
mengimplementasikan Automatic Exchange of Information (AEoI) diawali dari
kesepakatan dunia dalam rangka menekan laju penghindaran pembayaran pajak. "Karena
banyak tempat atau yuridiksi oleh wajib pajak untuk menghindari perpajakan," tambah Sri
Mulyani.
Dengan demikian, Indonesia berkomitmen untuk mengikuti kesepakatan di level
internasional untuk mengimplementasikan AEoI. Salah satu awal implementasi dengan
menerbitkan Perpu Nomor 1 Tahun 2017.
Sri Mulyani menyebutkan, setidaknya ada 100 negara atau yuridiksi yang
berkomitmen untuk ikut serta dalam implementasi keterbukaan informasi. Tahap awal, ada
50 negara menerapkan keterbukaan pada tahun 2017 dengan catatan seluruh aturan
penunjangnya harus selesai di tahun 2016. Sedangkan Indonesia, masuk ke dalam
golongan kedua atau mengimplementasikannya pada tahun 2018, yang mana harus
menyelesaikan aturan Undang-Undang (UU) pada Juni tahun 2017.
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
2017
"Karena waktu yang ditetapkan di level internasional, untuk ikut based kedua harus
menyelesaikan UU sebelum 30 Juni 2017, kondisi mendesak dan konsekuensi untuk
menjaga basis pajak di Indonesia dalam mengumpulkan penerimaan pajak, maka perlu
menerbitkan Perpu Nomor 1 Tahun 2017," jelasnya.
Selama ini, Direktorat Jenderal Pajak memiliki keterbatasan akses untuk mendapat
informasi keuangan dari perbankan, pasar modal, perasuransian, dan lembaga jasa
keuangan lain terkait pemeriksaan. Kendala ini mengakibatkan potensi penerimaan pajak
tak maksimal.
Dalam ketentuan ini, Lembaga jasa keuangan wajib menyampaikan laporan
informasi keuangan untuk setiap rekening yang teridentifikasi sebagai rekening wajib
dilaporkan dan laporan untuk kepentingan perpajakan. Sistem pelaporan ini berlaku selama
satu tahun kalender. Adapun informasi yang dilaporkan yaitu identitas pemegang rekening,
nomor rekening, identitas lembaga jasa keuangan, saldo atau nilai rekening, serta
penghasilan terkait rekening. Konsekuensi bagi pemegang rekening yang menolak
verifikasi identifikasi dari lembaga jasa keuangan, tak berhak melakukan pembukaan
rekening dan melakukan transaksi baru.
Sedangkan untuk pelaporan non elektronik disampaikan kepada Direktur Jenderal
Pajak paling lama 4 bulan setelah akhir tahun kalender. Terkait sanksi, pegawai atau
pimpinan lembaga jasa keuangan yang tak memenuhi laporan yang dibutuhkan, terancam
dipidana kurungan paling lama 1 tahun atau denda maksimal Rp1 miliar. Sementara
lembaganya akan dikenakan denda maksimal Rp1 miliar.
Sumber berita:
1. finance.detik.com, Sri Mulyani: Tak Ada Tempat Lagi untuk Penghindaran Pajak,
Kamis 18 Mei 2017.
2. bisnis.tempo.co, Perppu AEoI Terbit, Ditjen Pajak Berhak Akses Data Keuangan,
Rabu, 17 Mei 2017.
Catatan:
 Automatic Exchange of Information (AeoI) atau pertukaran informasi secara otomatis
untuk kepentingan perpajakan mulai mengemuka pada tahun 2010 ketika pemerintah
Amerika Serikat (AS) mengeluarkan kebijakan Foreign Account Tax Compliance Act
(FATCA). FATCA mewajibkan Foreign Financial Institution (FFI), yaitu lembaga
keuangan yang berada di luar AS, untuk melakukan pelaporan kepada pemerintah AS
mengenai informasi terkait akun keuangan yang dimiliki oleh penduduk AS atau
entitas lain dimana penduduk AS memegang kepemilikan yang cukup signifikan.
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
2017
Era keterbukaan informasi yang dipelopori oleh AS dalam bentuk kebijakan FATCA
tersebut kemudian direspon oleh negara-negara lain untuk melakukan hal yang serupa.
Pada tahun 2013, Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral dari negara-negara
anggota G20 dan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)
memberikan dukungan atas pertukaran informasi secara otomatis sebagai suatu standar
pertukaran informasi global untuk tujuan perpajakan. Lebih lanjut, pada tahun 2014
negara-negara anggota G20 dan OECD menyetujui untuk memformulasikan kebijakan
semacam FATCA melalui Common Reporting Standard (CRS) untuk menjadi dasar
dalam pertukaran informasi secara global.
(sumber: siaran pers Kementerian Keuangan Nomor 25/KLI/2016 tanggal 2 Mei 2016)
 Salah satu pertimbangan Perpu Nomor 1 Tahun 2017 disahkan oleh pemerintah pada
tanggal 8 Mei 2017 adalah bahwa Indonesia telah mengikatkan diri pada perjanjian
internasional di bidang perpajakan yang berkewajiban untuk memenuhi komitmen
keikutsertaan dalam mengimplementasikan pertukaran informasi keuangan secara
otomatis (Automatic Exchange of Financial Account Information) dan harus segera
membentuk peraturan perundang-undangan setingkat undang-undang mengenai akses
informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan sebelum tanggal 30 Juni 2017.
 Ruang lingkup yang diatur dalam Perpu Nomor 1 Tahun 2017 adalah akses informasi
keuangan untuk kepentingan perpajakan yang meliputi akses untuk menerima dan
memperoleh informasi keuangan dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan dan pelaksanaan perjanjian internasional di
bidang perpajakan. Yang dimaksud dengan “perjanjian internasional di bidang
perpajakan” adalah perjanjian, dalam bentuk dan nama tertentu, yang diatur dalam
hukum internasional, antara lain Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda,
Persetujuan untuk Pertukaran Informasi Berkenaan dengan Keperluan Perpajakan (Tax
Information Exchange Agreement), Konvensi tentang Bantuan Administratif Bersama
di Bidang Perpajakan (Convention on Mutual Administrative Assistance in Tax
Matters), termasuk perjanjian yang bersifat teknis atau merupakan pelaksanaan teknis
atas suatu perjanjian induk, antara lain Persetujuan Bilateral/Multilateral Antar-Pejabat
yang Berwenang dalam Rangka Pertukaran Informasi Rekening Keuangan Secara
Otomatis (Bilateral/Multilateral Competent Authority Agreement on Automatic
Exchange of Financial Account Information) dan Persetujuan Antar-Pemerintah Untuk
Mengimplementasikan Undang-Undang Kepatuhan Perpajakan Rekening Keuangan
Asing (Intergovernmental Agreement for Foreign Account Tax Compliance
Act/FATCA) yang berlaku efektif sebelum, sejak, atau setelah Perpu Nomor 1 Tahun
2017 ini berlaku.
Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum
2017
Download