Hibiscus rosa sinensis L. - UPT Perpustakaan Universitas Ngudi

advertisement
THE EFFECTIVENESS TEST OF ETHANOL EXTRACT OF HIBISCUS LEAVES (Hibiscus
rosa sinensis L.) AS ANTIMICROBIAL IN Salmonella typhi BACTERIA IN IN VITRO AND
BIOAUTOGRAPHY
Suhardjono, Agitya Resti Erwiyani, Martina Nur Laeli
ABSTRACT
Hibiscus leaves contain flavonoid, saponin, and polyphenol that are expected to have an
antimicrobial activity against Salmonella typhi bacteria. The aim of this study is to determine the
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) of Salmonella typhi bacteria and to find out the class of
compound that has the activity as an antimicrobial.
It was a pure experimental of post-test control design. The sample was ethanol extract of
hibiscus (Hibiscus rosa sinensis L.) leaves. Antimicrobial effectiveness testing was conducted by
paper disc diffusion method with 7 treatment groups, the negative control given by 0.5% of CMC Na,
serial concentrations of extract of 3% w/v, 6% w / v, 12% w / v, 24% w / v, the positive control, and
the growth control. The obtained data were analyzed by using SPSS for windows version 19.
The result showed that the ethanol extract of hibiscus leaves could inhibit Salmonella typhi
bacteria growth at concentration of 6% w / v, 12% w / v and 24% w/v . The largest inhibition zone
was the concentration of 24% w / v. Bioautography results showed active saponin compound with Rf
value of 0.9 and Rf polyphenol of 0.91which could cause the clear zone and got of R 2 = 0.919 on
linear regression.
Keyword : hibiscus leaves (Hibiscus rosa sinensis L.), antimicrobial, Salmonella typhi, Bioautography
1
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa sinensis
L.) SEBAGAI ANTIMIKRBA TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi SECARA IN VITRO
DAN BIOAUTOGRAFI
Suhardjono, Agitya Resti Erwiyani, Martina Nur Laeli
INTISARI
Daun kembang sepatu mengandung flavonoid, saponin, dan polifenol yang diduga memiliki
aktivitas antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kadar Hambat Minimal (KHM) terhadap bakteri Salmonella typhi dan mengetahui golongan senyawa
yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba.
Penelitian ini merupakan eksperimental murni post test control design. Sampel menggunakan
ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.). Pengujian efektivitas antimikroba
dilakukan dengan metode difusi kertas cakram dengan 7 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif
CMC Na 0,5%, seri konsentrasi ekstrak 3% b/v, 6% b/v, 12% b/v, 24% b/v, kontrol positif, dan
kontrol pertumbuhan.Data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS for windows versi 19.0.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kembang sepatu dapat menghambat
pertumbuan bakteri Salmonella typhi pada konsentrasi 6% b/v, 12% b/v, dan 24% b/v dengan zona
hambat terbesar pada konsentrasi 24% b/v. Hasil bioautografi menunjukkan senyawa aktif saponin
dengan nilai Rf 0,9 dan polifenol Rf 0,91 yang dapat menimbulkan zona bening dan diperoleh nilai R2
= 0,919 pada regresi linear.
Kata kunci : Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.), antimikroba, Salmonella typhi,
Bioautografi
2
PENDAHULUAN
Demam tifoid merupakan penyakit prevalensi tinggi di Indonesia yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi. Pengobatan terhadap penyakit ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
antibiotik lini pertama. Namun, saat ini pemberian antibiotik lini pertama dinilai kurang efektif dan
menimbulkan banyak efek samping, sehingga diperlukan obat yang berasal dari tanaman tradisional
yang digunakan sebagai antibakteri salah satunya yaitu daun kembang sepatu.
Golongan senyawa kimia yang terdapat pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)
adalah flavonoid, saponin, dan polifenol. Telah dilakukan penelitian terhadap daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa sinensis L.) sebagai antibakteri dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) mempunyai aktivitas terhadap Staphylococcus
aureus dengan KBM 0,79% dan Staphylococcus aureus multiresisten dengan KHM 3% b/v.1
Berdasarkan penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan untuk menguji aktifitas
ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) terhadap Salmonella typhi dengan
metode difusi, dilanjutkan dengan pengujian secara kualitatif terhadap golongan senyawa dalam daun
kembang sepatu yang memiliki aktivitas terhadap antibakteri dengan metode Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) dan dianalisa secara statistik SPSS 19.0 for windows, regresi linear serta bioautografi. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai alternatif obat antibakteri yang cukup murah dan
mudah diperoleh di sekitar kita.
PROSEDUR PENELITIAN
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
a. Bahan
Daun kembang sepatu, etanol 70%, CMC Na 0,5%, bakteri S.typhi, media MHA, media BHI,
media MCA, kapas steril, disc, disc antibiotik ciproflksasin 5μg/ml, metanol, H2SO4, aquadest,
HCl 10%, kloroform, pereaksi LB, FeCl3, eluen (kloroform : metanol (4:1), n-heksana : etil asetat
(1:4), etil asetat : metanol : asam formiat (60:30:10)), uap ammonia, pereaksi FeCl.
b. Alat
Blender, ayakan 30 mesh, waterbath, cawan penguap, kain flanel, batang pengaduk, cawan
petri, mikropipet, yellow tips, lampu bunsen, ose, autoklaf, oven, inkubator, jangka sorong, alatalat gelas steril, inkase, silika GF 254 nm, lampu UV, chamber, seperangkat alat penyemprot, pipa
kapiler, pinset.
CARA PENELITIAN
1. Determinasi Tanaman
Determinasi di lakukan di Laboratorium Ekologi dan Biosistematik Fakultas SAINS dan
Matematika Jurusan Biologi Universitas Diponegoro Semarang.
3
2. Penyiapan Bahan
Bahan baku daun kembang sepatu diperoleh dari daerah Banjarnegara. Daun kembang sepatu
dicuci dengan menggunakan air mengalir sampai bersih, kemudian dikeringkan di bawah sinar
matahari tidak langsung dengan ditutup kain hitam. Setelah kering daun dibuat serbuk dengan cara
diblender sampai halus dan diayak dengan ayakan nomor 30 mesh.
3. Pembuatan Ekstrak Daun Kembang Sepatu
Pembuatan ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) yaitu
menggunakan metode maserasi dan remaserasi (3:1), sebanyak 500 g serbuk simplisia dimasukkan
dalam panci kemudian diberi etanol 70% sebanyak 3750 ml. Maserasi dilakukan selama 5 hari,
sedangkan
remaserasi diberi etanol 70% sebanyak 1250 ml selama 2 hari, proses tersebut
dilakukan dalam ruangan yang terlindung dari cahaya matahari dan sering dilakukan pengadukan.2
4. Identifikasi senyawa flavonoid
1) Diambil 0,1 g sampel ditambahkan metanol sampai terendam lalu dipanaskan hasil filtratnya
ditambahkan H2SO4. Reaksi positif ditandai dengan adanya perubahan warna dari kuning
kehijauan menjadi warna merah
2) Diambil tiga tetes sampel dalam tabung reaksi ditambahkan 1 tetes FeCl3 1% kemudian warna
dicatat, hasil positif dari penambahan pereaksi ini menghasilkan warna hijau, merah, ungu,
hitam, dan biru.
5. Identifikasi senyawa saponin
1) Uji Busa
Diambil 0,1 g sampel dimasukkan dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 10 ml air
panas selama 5 menit, disaring dan dikocok vertical, diamkan 10 menit. Selanjutnya
ditambahkan dengan 1 ml HCl 10%. Hasil positif jika terdapat buih stabil.
2) Uji Warna
Diambil 0,5 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisikan
kloroform 10 ml, dipanaskan selama 5 menit dengan penangas air sambil dikocok. Kemudian
ditambahkan beberapa tetes pereaksi LB. Jika terbentuk cincin coklat atau violet maka
menunjukkan adanya saponin triterpen, sedangkan warna hijau atau biru, menunjukkan
adanya saponin steroid.
6. Identifikasi senyawa polifenol
Diambil 0,1 g sampel ditambah aquadest sampai terendam lalu dipanaskan. Kemudian
filtratnya ditmbahkan FeCl3, jika terjadi perubahan warna menjadi biru, hingga hitam
menunjukkan adanya senyawa polifenol.
7. Uji Penegasan
Lempeng alumunium silika gel GF 254 disiapkan dengan ukuran panjang 7 cm dan lebar 2
cm. Ekstrak kental yang sudah diencerkan dengan metanol ditotolkan pada garis tepi bawah
lempeng dan diangin-anginkan beberapa saat. Lempeng dimasukkan ke dalam masing-masing
chamber yang berisi eluen kloroform : metanol (4:1), n-heksana : etil asetat (1:4), dan etil asetat :
4
metanol : asam formiat (60:30:10). Lempeng yang telah dimasukkan dalam masing-masing
chamber dibiarkan terelusi hingga eluen merambat sampai garis batas tepi atas, lempeng diangkat
dan diangin-anginkan hingga kering. Pengamatan noda dibawah sinar UV 254 nm.
8. Metode difusi kertas cakram
Uji aktivitas antimikroba dengan metode difusi dilakukan dengan cara kertas cakram direndam
semalam dalam ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) dengan seri
konsentrasi 3% (b/v), 6% (b/v), 12% (b/v), dan 24% (b/v). Kertas cakram diangkat dan ditiriskan
kemudian diletakkan di atas cawan petri yang berisi media MHA yang telah diinokulasi dengan
bakteri uji. Kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Setelah itu, dimati dan diukur
zona hambat yang terbentuk sehingga diperoleh KHM.
9. Bioautografi Kontak
Lempeng KLT hasil elusi diletakkan di atas media yang telah diinokulasi dengan suspensi
bakteri Salmonella typhi sebanyak 100 μl selama 30 menit, kemudian lempeng kromatogram
diangkat dari media dan cawan petri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Pengamatan
dilakukan dengan melihat zona bening yang terbentuk sebagai daerah yang tidak ditumbuhi
bakteri.
10. Analisis Data
Data dianalisis menggunakan SPSS 19,0 for windows. Normalitas data diketahui dengan
menggunakan uji Shapiro wilk karena jumlah sampel <50. Homogenitas data diketahui dengan
menggunakan uji leavene test, karena data yang dihasilkan tidak terdistribusi normal dan homogen
kemudian data dianalisis menggunakan uji non parametik Kruskal-Wallis, dan dilanjutkan uji
Mann-Whitney.3 Selanjutnya, data dianalisis dengan regresi linear dan korelasi.
HASIL
Hasil determinasi tanaman dalam penelitian ini yaitu :1b – 2b – 3b – 4b – 6b – 7b – 9b – 10b –
11b – 12b – 13b – 14a – 15a – (Golongan 8) – 109b – 119b – 120b – 128b – 129a – 130b – 132b –
133b – 135b – 136b – 139b – 140b – 142b – 143a – 144a – (Famili 75 Malvaceae) – 1a – 2b – 3b (Genus 5. Hibiscus) – 1b – 2a – 3a – (Hibiscus tiliaceus).
Tabel I. Hasil uji pendahuluan kandugan senyawa pada ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa sinensis L.) dengan hasil sbb:
Ekstrak daun kembang sepatu
Sampel+metanol+H2SO4
Sampel+FeCl3
Sampel+aquadest+HCl
Sampel+klroform+LB
Sampel+aquadest+FeCl3
Hasil pengujian
Warna merah
Warna hitam
Busa stabil
Cincin coklat
Warna hitam
5
Senyawa
+ flavonoid
+ flavonoid
+ saponin
+ saponin triterpen
+ polifenol
Tabel II. Hasil Pengamatan Diameter Zona Hambat Pada Bakteri Salmonella typhi
Kelompok Perlakuan
Kontrol negatif
3% b/v
6% b/v
12% b/v
24% b/v
Replikasi
5
5
5
5
5
Mean (mm)
0
0
9
15,2
19,6
SD
0,00
0,00
1,22
2,49
0,89
Tabel III. Uji KLT Terhadap Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa
sinensis L.) kadar 24% b/v Menggunakan Eluen kloroform : metanol (4:1)
Pengujian ekstrak
Nilai Rf
Warna yang terbentuk
Ekstrak daun kembang
0,9
Hijau kebiruan
sepatu konsentrasi 24% b/v
0, 97
Hijau kebiruan
Tabel IV. Uji KLT Terhadap Ekstrak Etanol Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa
sinensis L.) kadar 24% b/v Meggunakan Eluen n-heksana : etil asetat (1:4)
Pengujian ekstrak
Nilai Rf
Warna yang terbentuk
Ekstrak daun kembang
0,5
Kuning
sepatu konsentrasi 24% b/v
0, 92
Kuning
Tabel V. Uji KLT terhadap ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis
L.) kadar 24% b/v menggunakan eluen etil asetat : metanol : asam formiat
(60:30:10)
Pengujian ekstrak
Ekstrak
daun
Nilai Rf
kembang
sepatu 0,91
Warna yang terbentuk
Hijau kehitam-hitaman
konsentrasi 24% b/v
Uji bioautografi kontak dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang memiliki
aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi, dengan hasil sebagai berikut :
Rf 0,9
Rf 0,91
Saponin
Polifenol
Hasil Bioautografi Kontak
6
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) tarhadap bakteri
Salmonella typhi dan mengetahui golongan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba.
Berdasarkan tabel III menunjukkan ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)
dengan konsentrasi 24% b/v ditotolkan pada lempeng Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan
eluen kloroform : metanol (4:1) diperoleh dua bercak dengan warna hijau kebiruan. Harga Rf yang
diperoleh yaitu 0,9 dan 0,97.
Pada tabel IV menunjukkan ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) dengan
konsentrasi 24% b/v ditotolkan pada lempeng Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan eluen nheksana : etil asetat (1:4) diperoleh dua bercak dengan warna kuning. Harga Rf yang diperoleh yaitu
0,5 dan 0,92.
Pada tabel V menunjukkan ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) dengan
konsentrasi 24% b/v ditotolkan pada lempeng Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan eluen
etil asetat : metanol : asam formiat (60:30:10) diperoleh satu bercak dengan warna hijau kehitaman.
Harga Rf yang diperoleh yaitu 0,91.
Berdasarkan hasil bioautografi kontak menunjukkan bahwa terdapat zona bening pada Rf 0,9
berwarna kuning kehijauan yang berarti senyawa saponin dan Rf 0,91 berwarna hijau kehitam-hitaman
yang berarti senyawa polifenol.
Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa kontrol negatif dan ekstrak daun kembang
sepatu konsentrasi 3% b/v mempunyai nilai signifikasi p = 1,000 (p>0,05), menunjukkan bahwa pada
kedua kelompok tersebut memberikan efek yang tidak berbeda terhadap bakteri Salmonella typhi yang
ditandai dengan tidak adanya zona hambat yang terbentuk.
Ekstrak daun kembang sepatu dengan konsentrasi 6% b/v, 12% b/v, dan 24% b/v memiliki
efek yang tidak berbeda dalam menghambat bakteri Salmonella typhi, ditandai dengan adanya zona
hambat yang terbentuk.
Uji untuk mengetahui hubungan antara dosis respon data dianalisis menggunakan regresi
linear dan korelasi. Hasil menunjukkan tidak terdapat hubungan antara peningkatan dosis dengan
respon dengan nilai p = 0,183 (>0,05) dan nilai R2 = 0.919 (>0,878) yang berarti data akurat.
Berbagai penelitian tentang daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) telah dilakukan
sebagai antimikroba. Penelitian yang dilakukan oleh (Listiyaningsih, 2013) tentang efektivitas daun
kembang sepatu sebagai antibakteri terhadap bakteri S.aureus multiresisten menunjukkan nilai KHM
3% b/v. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun kembang sepatu dapat sebagai antibakteri pada
Gram positif yaitu S. aureus multiresisten.
Penelitian lain menyebutkan bahwa bunga belimbing wuluh dengan kandungan flavonoid,
saponin, dan polifenol dapat menghambat bakteri S.typhi (KHM) pada konsentrasi 10% dan dapat
membunuh (KBM) pada konsentrasi 12,5%.4 Daun kembang sepatu juga memiliki golongan senyawa
aktif yang sama dengan bunga belimbing wuluh, sehingga dapat disimpulkan daun kembang sepatu
7
dan bunga belimbing wuluh memiliki aktivitas antibakteri yang sama terhadap bakteri Salmonella
typhi.
KESIMPULAN
1. Ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) memiliki efektivitas antimikroba
terhadap bakteri Salmonella typhi.
2. Ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) dengan konsentrasi 3% b/v tidak
dapat menghambat bakteri S.typhi karena tidak terbentuk zona hambat, sedangkan konsentrasi 6%
b/v,12% b/v, dan 24% b/v dikatakan menghambat karena terbentuk zona hambat dan zona hambat
terbesar pada konsentrasi 24% b/v.
3. Ekstrak etanol daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) memiliki golongan senyawa aktif
sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi yaitu saponin dengan Rf = 0,9 dan
polifenol dengan nilai Rf = 0,91.
4. Diperoleh nilai R2 = 0,919 (>0,878) yang berarti data yang diperoleh akurat dan tidak terdapat
korelasi antara peningkatan dosis (konsentrasi) terhadap respon (zona hambat) yang terbentuk
dengan nilai p = 0, 183(>0,05).
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian tentang antimikroba dari ekstrak daun kembang sepatu (Hibiscus rosa
sinensis L.) terhadap bakteri Salmonella typhi secara in vivo.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan variasi konsentrasi ekstrak daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa sinensis L.) sebagai antimikroba terhadap bakteri Salmonella typhi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Kepada tim peneliti dan seluruh staff Program Studi Farmasi STIKES Ngudi Waluyo yang
telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Listiyaningsih, R., 2013, Uji Efektivitas Antibakteri dan Bioautografi Ekstrak Etanol Daun
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) terhadap Staphylococcus aureus Multiresisten,
Skripsi, Program Studi Farmasi, STIKES Ngudi Waluyo, Ungaran
2. Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, cetakan ke 9, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
3. Dahlan, S., 2011, Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta.
4. Ardananurdin, A., Winarsih, S., dan Widayat, M., 2004, Uji Efektifitas Dekok Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbi) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Salmonella typhi Secara In Vitro,
J.Kedokteran, 20(1), Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang.
8
Download