perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi organisasi, sedangkan Bustami dan Nurlela (2007: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kos (cost) adalah suatu sumber ekonomis yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa yang memberikan manfaat sekarang atau di masa yang akan datang. b. Klasifikasi Kos (Cost) Kos (cost) menurut Mulyadi (2003: 55) diklasifikasikan menjadi: 1) Kos langsung (direct cost) Kos langsung adalah kos yang dapat dibebankan secara langsung ke produk/jasa. Kos ini dibebankan sebagai kos produk/jasa melalui aktivitas yang yang menghasilkan produk/jasa yang bersangkutan. commit to user 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 Misalnya kos yang dikeluarkan untuk unit rawat inap dan rawat jalan baik berupa gaji, tenaga medis, obat-obatan, dan sebagainya. 2) Kos tidak langsung (indirect cost) Kos tidak langsung adalah kos yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke aktivitas. Kos ini dikelompokkan menjadi dua golongan: a) Kos langsung aktivitas Kos ini merupakan kos yang dapat dibebankan secara langsung ke aktivitas melalui direct tracing. b) Kos tidak langsung aktivitas Kos ini merupakan kos yang tidak dapat dibebankan secara langsung ke aktivitas. Kos ini dibebankan ke aktivitas melalui salah satu dari dua cara, yaitu driver tracing atau allocation. 2. Pengertian Biaya (Expense) Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa biaya (expense) adalah kos sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu, sedangkan menurut Suwardjono (1989), biaya (expense) secara semantik dalam bahasa Indonesia adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang atau yang negatif atau sesuatu yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir. Dalam suatu perusahaan, tujuan akhir (berupa pendapatan yaitu aliran masuk barang dan jasa) harus diperoleh dengan biaya (berupa aliran keluar atau penyerahan barang atau jasa). Biaya adalah jasa atau manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan dalam rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 usaha. Sesuai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya (expense) adalah manfaat suatu sumber ekonomi yang telah digunakan untuk mendapatkan tujuan tertentu. B. Activity Based Costing (ABC) System 1. Pengertian Activity Based Costing (ABC)System Activity Based Cost (ABC) system adalah pendekatan penentuan kos produk yang membebankan kos ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas (Blocher, et.al.,2000: 120). Dasar pemikiran pendekatan penentuan kos ini adalah bahwa produk atau jasa perusahaan dilakukan oleh aktivitas dan aktivitas yang dibutuhkan tersebut menggunakan sumber daya yang menyebabkan timbulnya kos. Sumber daya dibebankan ke aktivitas, kemudian aktivitas dibebankan ke objek kos berdasarkan penggunaannya. Activity Based Cost (ABC) memperkenalkan hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivitas. Kos overhead pabrik dalam Activity Based Cost (ABC) dibebankan ke objek kos seperti produk atau jasa dengan mengidentifikasikan sumber daya, aktivitas, dan kosnya serta kuantitas aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi output. Cost driver digunakan untuk menghitung kos sumber daya dari setiap unit aktivitas. Kemudian setiap kos sumber daya dibebankan ke produk atau jasa dengan mengalikan kos commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 setiap aktivitas dengan kuantitas setiap aktivitas yang dikonsumsi pada periode tertentu. 2. Konsep Dasar Metode Activity Based Costing Sistem Activity Based Costing dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa objek kos memerlukan aktivitas dan aktivitas mengkonsumsi sumber daya. Berdasarkan landasan pikiran ini dibangun keyakinan dasar baru bahwa kos ada penyebabnya dan penyebab kos dapat dikelola (Mulyadi, 2001: 34). Gambar 2.1 Hakikat Activity Based Cost System Objek Kos (Produk atau Jasa) Aktivitas Pengelolaan aktivitas (activity management) merupakan pengelolaan terhadap aktivitas penambah dan bukan penambah nilai dalam menghasilkan objek kos dengan mengkonsumsi sumber daya. commit to user Sumber Daya Kos merupakan ukuran sumber daya yang dikonsumsi untuk melaksanakan aktivitas dalam menghasilkan objek kos (produk/jasa). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 3. Perbedaan antara Activity Based Costing System dan Traditional Costing Menurut Suranta dan Ramadhan (2009: 42), perbedaan antara Activity Based Costing System dan Traditional Costing yaitu dalam ABC system: a. Kos produksi seperti halnya produksi, dapat dibebankan ke produk. b. Beberapa kos produksi mungkin dikeluarkan dari kos produk. c. Ada sejumlah pool kos overhead, setiap pool memiliki ukuran aktivitas. d. Basis alokasi sering berbeda dengan basis alokasi yang digunakan dalam traditional costing. e. Tarif aktivitas dapat didasarkan atas tingkat aktivitas pada kapasitas dibandingkan pada anggaran atau harapan tingkat aktivitas. Adapun dalam Traditional Costing: a. Semua kos produksi dibebankan ke produk, baik kos tersebut disebabkan oleh produk atau tidak. b. Kos nonproduksi tidak dibebankan ke produk walaupun kos tersebut disebabkan oleh produk c. Hanya memiliki satu pool kos overhead dan hanya memiliki satu ukuran aktivitas, misalnya jam tenaga kerja tidak langsung. d. Tarif BOP ditentukan di muka didasarkan atas estimasi kos pada anggaran atau harapan tingkat aktivitas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 4. Falsafah Activity Based Costing System Mulyadi (2003: 52) mengemukakan bahwa ada dua keyakinan dasar yang melandasi ABC system: a. Cost is caused Kos ada penyebabnya dan penyebab kos adalah aktivitas. Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya kos akan menempatkan personel perusahaan pada posisi yang dapat mempengaruhi kos. ABC system berangkat dari keyakinan dasar bahwa sumber daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya kos yang harus dialokasikan. b. The causes of cost can be managed Penyebab terjadinya kos (yaitu aktivitas) dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya kos, personel perusahaan dapat mempengaruhi kos. Pengelolaan terhadap aktivitas memerlukan berbagai informasi tentang aktivitas. 5. Manfaat, Kelebihan, dan Kelemahan Activity Based Costing System a. Manfaat Activity Based Costing System Activity Based Costing system menurut Mulyadi (2003:94) mempunyai berbagai manfaat yaitu sebagai berikut: 1) Menyediakan informasi berlimpah tentang aktivitas yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 2) Menyediakan fasilitas untuk menyusun dengan cepat anggaran berbasis aktivitas (activity based budget). 3) Menyediakan informasi kos untuk memantau implementasi rencana pengurangan kos. b. Kelebihan Activity Based Costing System Menurut Bustami dan Nurlela (2009: 29), kelebihan Activity Based Costing system yaitu: 1) ABC system menyajikan pengukuran yang lebih akurat tentang kos yang timbul karena dipicu oleh aktivitas, membantu manajemen untuk meningkatkan nilai produk dan nilai proses dengan membuat keputusan yang lebih baik tentang desain produk, mengendalikan kos secara lebih akurat, dan membantu perkembangan proyekproyek yang meningkatkan nilai. 2) Memperbaiki kualitas pengambilan keputusan Para manajemen puncak yang telah menerapkan Activity Based Costing percaya bahwa semakin akurat perhitungan kos atau jasa layanan yang digunakan Activity Based Costing, akan mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan. 3) Memungkinkan manajemen melakukan perbaikan secara terus menerus Dengan menggunakan Activity Based Costing system, kos yang dikeluarkan akan terlihat dengan jelas pada setiap aktivitas di mana commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 kos yang tidak mempunyai nilai tambah bagi pelanggan dapat dieliminasi lebih cepat. c. Kelemahan Activity Based Costing System Kelemahan Activity Based Costing system menurut Bastian dan Nurlela (2009: 30), yaitu: 1) ABC system membutuhkan berbagai ukuran aktivitas yang harus dikumpulkan, diperiksa, dan dimasukkan dalam sistem, mungkin kurang sebanding dengan tingkat keakuratan yang didapat yang pada akhirnya mengakibatkan kos yang tinggi. 2) Sulitnya mengubah kebiasaan manajer. Mengubah pola kebiasaan manajer membutuhkan waktu penyesuaian, karena para manajer sudah terbiasa menggunakan sistem kos tradisional dalam operasinya dan juga digunakan sebagai evaluasi kinerja, maka dengan perubahan pola ini kadang kala mendapat perlawanan dari para karyawan. Jika hal ini terjadi maka penerapan ABC system akan mengalami kegagalan. 3) Mudahnya data Activity Based Costing disalahartikan. Data ABC dengan mudah disalahartikan dan harus digunakan secara hati-hati ketika pengambilan keputusan. 4) Bentuk laporan kurang sesuai. Umumnya laporan yang disusun dengan menggunakan ABC system tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 Konsekuensi perusahaan yang menerapkan ABC harus menyusun laporan kos yang berlainan, satu untuk internal dan satu lagi untuk pelaporan eksternal sehingga membutuhkan waktu tambahan. 6. Pengertian Aktivitas, Sumber Daya, Cost Driver, Cost Pool, dan Objek Kos Aktivitas merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk menggunakan waktu dan sumber dayanya untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas adalah proses yang mengkonsumsi sumber daya secara subtansial untuk memproduksi output (Brimson dan Antos, 1994: 62). Sumber daya sendiri merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan aktivitas (Blocher, et.al., 2000: 120). Cost driver menurut Blocher, et.al. (2000: 120) adalah faktorfaktor yang menyebabkan perubahan kos aktivitas, cost driver merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan kos ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk, atau jasa. Kos terjadi jika sumber daya digunakan untuk tujuan tertentu. Kadang-kadang kos tersebut dikumpulkan ke dalam kelompok tertentu yang disebut cost pool (Blocher, et.al., 2000: 72). Sementara itu, objek kos adalah produk, jasa, atau unit organisasi dimana kos dibebankan untuk beberapa tujuan manajemen. Produk atau jasa umumnya merupakan objek kos, sementara departemen produksi bisa diperlakukan sebagai cost pool atau objek kos tergantung pada fokus manajemen pada kos untuk produk atau departemen produksi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 7. Prosedur Perancangan ABC System Tahap-tahap dalam perancangan ABC system meliputi: a. Tahap pertama - mengidentifikasi kos sumber daya dan aktivitas. Tahap pertama dalam merancang sistem ABC adalah mengidentifikasi kos sumber daya dan melakukan analisis aktivitas. Kos sumber daya adalah kos yang dikeluarkan untuk melakukan berbagai aktivitas. Sebagian besar kos sumber daya ada dalam subrekening buku besar, seperti bahan, supplies, pembelian, penanganan bahan, pergudangan, ruang kantor, mebel dan peralatan lain, bangunan, peralatan pabrik, utilitas,gaji, dan tunjangan, teknik dan akuntansi. Analisis aktivitas adalah identifikasi dan deskripsi aktivitas dalam organisasi. Data aktivitas akan dikumpulkan dan didaftar dalam empat kategori aktivitas: 1) Aktivitas berlevel unit (unit level activity) Aktivitas berlevel unit adalah jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa berdasarkan unit yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Contoh aktivitas berlevel unit adalah pemakaian bahan, pemakaian jam kerja langsung, inspeksi setiap unit, dan aktivitas menjalankan mesin. 2) Aktivitas berlevel batch (batch related activity) Aktivitas berlevel batch adalah jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa berdasarkan jumlah batch produk yang diproduksi. Batch adalah sekelompok produk atau jasa yang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 diproduksi dalam satu kali proses. Contoh aktivitas berlevel batch adalah setup mesin, pemesanan pembelian, penjadwalan produksi, inspeksi untuk setiap batch, dan penanganan bahan. 3) Aktivitas berlevel produk (product sustaining activity) Aktivitas berlevel produk adalah jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa berdasarkan jenis produk yang dihasilkan oleh aktivitas tersebut. Contoh aktivitas untuk mendukung produk antara lain merancang produk dan administrasi suku cadang. 4) Aktivitas berlevel fasilitas (facility sustaining activity) Aktivitas berlevel fasilitas adalah jenis aktivitas yang dikonsumsi oleh produk atau jasa berdasarkan fasilitas yang dinikmati oleh produk yang diproduksi. Fasilitas adalah sekelompok sarana dan prasarana yang dimanfaatkan untuk proses pembuatan produk atau penyerahan jasa. Contoh aktivitas berlevel aktivitas adalah keamanan, keselamatan kerja, pemeliharaan, manajemen pabrik, dan depresiasi pabrik. b. Tahap kedua – membebankan kos sumber daya ke aktivitas Aktivitas menimbulkan kos sumber daya. Cost driver digunakan untuk membebankan kos sumber daya ke aktivitas. Cost driver dalam ABC system diidentifikasi dengan menggunakan analisis aktivitas dan deskripsi yang rinci dari aktivitas yang spesifik yang dilakukan dalam operasi perusahaan. Deskripsi tersebut meliputi setiap tahap dalam proses pembuatan produk atau penyediaan jasa. Setiap pemicu kos commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 aktivitas dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana kos berubah jika terjadi perubahan dalam aktivitas. Berikut aktivitas lengkap dengan pemicu kosnya (cost driver): Tabel 2.1 Cost Driver Aktivitas 1. Aktivitas Pembelian bahan Cost Driver Biaya bahan 2. Tenaga kerja langsung Biaya tenaga langsung 3. Operasi mesin Jam mesin 4. Setup mesin Jam setup 5. Pesanan produksi Jumlah pesanan 6. Penanganan bahan Jumlah muatan 7. Administrasi suku cadang Jumlah suku cadang 8. Administrasi dan umum Jumlah nilai tambah c. Tahap ketiga – membebankan kos aktivitas ke objek kos Jika kos aktivitas sudah diketahui, selanjutnya diukur kos aktivitas per tindakan. Hal ini dilakukan dengan cara mengukur kos per tindakan yang dihasilkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 Tabel 2.2 Tahapan Pembebanan Kos Aktivitas ke Produk Jasa Aktivitas Unit level Penggajian pegawai Batch level Pemakaian bahan habis pakai Unit level Pemakaian listrik Batch level Pemakaian ATK Facility level Pemakaian jasa kebersihan Facility level Penyusutan gedung Facility level Penyusutan aktiva ruangan Cost Pool Gaji pegawai Cost Driver Objek Kos Jam kerja langsung Pemeriksaan Bahan habis pakai Jumlah tindakan Pencabutan Listrik Jumlah daya ATK Jumlah tindakan Kebersihan Luas lantai Pengobatan pulpa Penambalan Penyusutan gedung Luas lantai Penyusutan aktiva ruangan Jumlah tindakan Scalling commit to user