Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK KELOMPOK B DENGAN MENERAPKAN METODE BERMAIN PERAN DI PAUD IT SUNNAH BANDA ACEH Neli Susanti1 dan Isthifa Kemal2 Abstrak Metode bermain peran itu merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Metode bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan suatu pendapat, mengungkapkan pikiran, perasaan keinginan dan sikap. Kemampuan berbicara anak dapat dilihat saat anak menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat temannya saat kegiatan berlangsung. Namun demikian, berdasarkan hasil observasi kemampuan anak dalam berbahasa masih kurang. Oleh karena itu dengan adanya metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa. Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Metode yang digunakan adalah PTK. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan data dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada gambaran observasi aktivitas anak pada siklus I jumlah perolehan skor dengan kategori belum muncul 2,1 dengan skor rata-rata sebesar 0,23 jumlah perolehan skor anak dengan kategori mulai muncul 2,4 dengan skor ratarata sebesar 0,26, tidak ada perolehan skor anak dengan kategori berkembang sesuai harapan, tidak ada perolehan skor dengan kategori berkembang sangat baik. Sedangkan pada gambaran observasi aktivitas anak pada siklus II tidak ada perolehan skor anak dengan kategori belum muncul, tidak ada perolehan skor dengan mulai muncul, jumlah perolehan skor dengan kategori berkembang sesuai harapan 0,6 dengan skor rata-rata sebesar 0,06, jumlah perolehan skor anak dengan kategori berkembang sangat baik 2,46 dengan skor rata-rata sebesar 0,27. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Kata Kunci: Kemampuan Berbahasa, Metode Bermain Peran ___________ 1 Neli Susanti, Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, STKIP Bina Bangsa Getsempena 2 Isthifa Kemal, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP Bina Bangsa Getsempena, Email: [email protected] ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 48 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) PENDAHULUAN Perkembangan anak usia merupakan pendidikan untuk anak usia 0-8 Taman Kanak-kanak atau Pra Sekolah juga tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki yang disebut dengan masa keemasan (golden karakteristik yang berbeda dengan anak usia di age) berkembang sangat pesat. Perkembangan atasnya intelektual anak sangat pesat terjadi pada dikhususkan. Pendidikan Anak Usia Dini kurun waktu usia nol sampai usia pra sekolah. adalah investasi yang amat besar bagi keluarga Masa usia Taman Kanak-Kanak itu dapat dan bagi bangsa sekaligus merupakan infra disebut sebagai masa peka belajar. Dalam strukturbagi pendidikan selanjutnya. Anak- masa-masa ini segala potensi kemampuan anak itu adalah generasi anak dapat dikembangkan secara optimal, penerus keluarga sekaligus penerus bangsa tentunya dari bantuan orang-orang yang (Moeslichatoen, 2005: 67). Merekalah yang berada di lingkungan anak-anak tersebut, kelak membangun bangsa Indonesia menjadi misalnya dengan bantuan orang tua dan guru. bangsa yang maju, yang tidak ketinggalan dari Salah satu kemampuan anak yang sedang bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, masa berkembang pesat saat usia taman kanak- depan kanak adalah kemampuan berbahasa. pendidikan yang diberikan kepada anak-anak Penguasaan berpikir bahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognisi anak. sehingga bangsa pendidikannya sangat ditentukan perlu oleh kita. Pendidikan anak usia dini Sistematika berbicara anak menggambarkan diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan sistematikanya dalam berpikir. Perkembangan dasar. Pendidikan anak usia dini dapat bahasa anak usia taman kanak-kanak memang diselenggarakan masih jauh dari sempurna, namun demikian formal, non formal, atau informal. Pendidikan potensinya anak usia dini pada jalur pendidikan formal dapat di rangsang lewat melalui pendidikan komunikasi yang aktif dengan menggunakan berbentuk bahasa yang baik dan benar. Kualitas bahasa Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang yang digunakan orang-orang yang dekat sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur dengan anak-anak akan mempengaruhi dalam pendidikan nonformal berbentuk Kelompok keterampilan berbicara dan berbahasa. Di Bermain (KB), Taman Penitipan anak (TPA), PAUD guru merupakan salah seorang yang atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak usia dini pada jalur pendidikan informal anak. Guru PAUD harus dapat mengupayakan berbentuk pendidikan berbagai strategi pembelajaran yang dapat pendidikan yang mengembangkan kemampuan berbahasa anak. lingkungan. ISSN 2338-0306 Taman jalur Kanak-kanak (TK), keluarga atau diselenggarakan oleh Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 49 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan teman sebayanya atau dengan orang lain mengembangkan seluruh potensi anak agar sangat minim sekali. Hal ini terlihat seperti kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang kurangnya keberanian untuk berpendapat, utuh sesuai falsafah suatu bangsa. Anak dapat sebagian dipandang sebagai individu yang baru mulai mendengarkan saja dan cenderung pasif. mengenal belum Apabila ada anak yang mau berbicara itupun mengetahui tata krama, sopan-santun, aturan, guru yang memulai bertanya terlebih dahulu. norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Ada pula anak yang belum mau menjawab Anak-anak belajar berkomunikasi dengan pertanyaan guru. Sejalan dengan itu maka orang lain dan belajar memahami orang lain. anak-anak perlu dilatih untuk berbicara dengan Anak perlu dibimbing agar mampu memahami baik menggunakan metode yang sesuai dengan berbagai hal tentang dunia dan isinya. Anak- aspek perkembangan yang ingin dicapai. dunia. Anak-anak anak juga perlu dibimbing agar memahami besar anak-anak hanya Berdasarkan hal tersebut di atas, berbagai fenomena alam dan dapat melakukan peneliti sebagai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan meningkatkan kemampuan berbahasa anak untuk hidup di masyarakat. Adapun aspek- PAUD IT Sunnah melalui metode bermain aspek perkembangan anak usia dini meliputi peran. Metode bermain peran itu merupakan fisikmotorik, intelektual, moral, emosional, metode bahasa, dan kreativitas. Perkembangan bahasa kemampuan berbahasa anak. Metode bermain mengikuti suatu urutan yang dapat diramalkan memberikan kesempatan kepada anak untuk secara umum sekalipun banyak variasinya di menyatakan suatu pendapat, mengungkapkan antara anak yang satu dengan yang lain, pikiran, dengan tujuan mengembangkan kemampuan Kemampuan berbicara anak dapat dilihat saat anak untuk berkomunikasi (Nuarca, 2009: 44). anak yang guru tepat perasaan menjawab bermaksud untuk keinginan pertanyaan, untuk meningkatkan dan sikap. menanggapi Pendidikan anak usia dini merupakan pendapat temannya saat kegiatan berlangsung. pendidikan yang sangat mendasar dan strategis Bagaimana anak menyusun kalimat dengan dalam pembangunan sumber daya manusia. benar dan bagaimana cara mengucapkannya Oleh karena itu, pengembangan bahasa sangat itupun dapat dilihat saat anak berbicara. Dalam perlu dikembangkan di keluarga maupun berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang pendidikan. Dalam kenyataan di penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa PAUD pengembangan bahasa sangat diperlukan untuk seseorang bekal anak. Berdasarkan pengamatan yang mengembangkan kemampuan bergaul (social dilakukan hari kamis tanggal 08-10-2015 pada skill) anak-anak di PAUD IT Sunnah, diperoleh data keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial bahwa kemampuan berbicara anak pada guru, dimulai ISSN 2338-0306 atau dengan dengan anak orang lain. penguasaan akan dapat Penguasaan kemampuan Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 50 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan penulis ingin melakukan penelitian dengan dapat berkomunikasi dengan orang lain. judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Anak dapat mengekspresikan Berbahasa Anak Kelompok B dengan pikirannya menggunakan bahasa sehingga Menerapkan Metode Bermain Peran di PAUD orang lain dapat IT Sunnah Banda Aceh”. menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak METODE PENELITIAN dapat terjalin dengan baik dengan bahasa Jenis penelitian yang digunakan dalam sehingga anak dapat membangun hubungan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa (classroom dianggap indikator tindakan kelas merupakan suatu penelitian kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap yang bersifat refleksi dengan menggunakan banyak tindakan-tindakan sebagai salah berbicara, satu kadang merupakan action research). tertentu Penelitian agar dapat cerminan anak yang cerdas. Bahasa dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek- dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik praktek pembelajaran di kelas secara lebih lisan sistem professional (Evendi, 2006: 27). Pelaksanaan komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup tindakan akan dilakukan dalam empat tahap komunikasi non verbal dan komunikasi verbal berupa serta dapat dipelajari secara menggunakan model PTK Kemmis S. Dan Mc teratur tergantung pada kematangan serta Taggart (2005: 19). Dalam empat tahap terdiri kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, dari perencanaan, tindakan, observasi, dan demikian juga bahasa merupakan landasan refleksi, yang keempatnya merupakan satu seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. siklus (Evendi, 2006: 30). Siklus tindakan Berdasarkan dari permasalahan di atas, maka digambarkan seperti gambar berikut: maupun ISSN 2338-0306 tulisan merupakan proses pengkajian berdaur Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 51 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… Permasalahan Siklus I Siklus II Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Refleksi I Pengamatan I Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Refleksi II Pengamatan II ? Bagan 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Data penelitian dikumpulkan dan (Miles Mathew B dan Huberman A, Michel, disusun melalui teknik pengumpulan data yang 2005: 15). Dalam penelitian dilakukan melalui observasi adalah kegiatan ini, data dianalisis menggunakan rumus: mengamati aktivitas anak untuk memperoleh (Sudijono, 2006: 40). data tentang upaya meningkatkan kemampuan berbahasa anak PAUD dengan menerapkan metode bermain peran. Instrumen Keterangan: P = Angka persentase F = Frekuensi aktivitas guru yang N = Jumlah aktivitas digunakan adalah lembar observasi. Teknik analisis data adalah sebagai 100%= Bilangan konstanta. upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data Kriteria persentase menggunakan tersebut dapat dengan mudah dipahami dan kriteria yang dikemukakan oleh (Sudijono, bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah 2006: 4), sebagaimana digambarkan pada tabel yang berkaitan dengan kegiatan penelitian berikut ini: Tabel 1 Kriteria Persentase Aktivitas Guru No. 1 2 3 4 5 ISSN 2338-0306 Persentase Kategori Penilaian 81% - 100% Sangat Baik 61% - 80% Baik 41% - 60% Cukup 21% - 40% Kurang 0% - 20% Sangat Kurang Sumber: Sudijono, (2006: 4) Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 52 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… Batas kelulusan hasil penilaian kriteria tertentu (Nana Sudjana, 2010: 106). mempunyai kaitan erat dengan kedua sistem Nilai rata-ratanya adalah 80%. penilaian. HASIL PENELITIAN Dengan demikian, ada batas kelulusan yang berorientasi kepada penilaian Penelitian ini dilakukan di PAUD IT acuan norma, yakni batas lulus aktual dan Sunnah Banda Aceh pada Tanggal 14 Januari batas tersebut dan 16 Januari 2016. Pelaksanaan penelitian mengisaratkan penggunaan nilai rata-rata kelas ini diawali dengan menjumpai kepala sekolah dan simpangan baku. Di samping itu ada pula untuk mendapatkan izin penelitian sekaligus batas kelulusan yang berorientasi kepada meminta izin untuk mengenal anak kelompok sistem penilaian acuan patokan, yakni batas B yang akan menjadi subjek penelitian. lulus ideal. Batas lulus lulus purposif atau ditentukan berdasarkan Tabel 2. Gambaran Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I BM No. Indikator 1 Memperkenalkan diri dalam kegiatan bermain peran Menjelaskan perannya dalam kegiatan bermain peran Dapat menyampaikan informasi tentang aturan dalam kegiatan bermain peran Mengerti beberapa perintah secara bersamaan dalam bermain peran Mengulang kalimat yang lebih kompleks dalam bermain peran Jumlah Rata-rata 2 3 4 5 f % f MM % BSH f % BSB F % 5 0,5 4 0,4 - - - - 3 0,3 6 0,6 - - - - 4 0,4 5 0,5 - - - - 7 0,7 2 0,2 - - - - 2 0,2 7 0,7 - - - - 21 2,3 2,1 0,23 24 2,66 2,4 0,26 - - - - Hasil Penelitian Siklus I Siklus I Tabel 3. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I No. 1 BM Indikator Memperkenalkan diri dalam kegiatan bermain peran Diri Kegiatan Bermain Peran ISSN 2338-0306 BSH BSB f % f % f % F % 3 0,3 6 0,6 - - - - Berdasarkan hasil penelitian yang Pembahasan Siklus I Pertemuan I 1. Memperkenalkan MM dalam dilakukan pada siklus I, di sini dapat kita lihat bahwa pada siklus I upaya meningkatkan Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 53 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… kemampuan berbahasa dengan sebesar 0,3, jumlah perolehan skor anak menerapkan metode bermain peran masih dengan kategori mulai muncul 6 dengan skor sangat indikator rata-rata sebesar 0,6, tidak ada perolehan skor memperkenalkan diri dalam kegiatan bermain anak dengan kategori berkembang sesuai peran, yaitu jumlah perolehan skor dengan harapan, tidak ada perolehan skor dengan kategori belum muncul 3 dengan skor rata-rata kategori berkembang sangat baik. rendah. anak Pada Tabel 4. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I No. 2 BM Indikator Menjelaskan perannya dalam kegiatan bermain peran 2. Menjelaskan Perannya f % MM f % 2 0,2 7 0,7 BSH f % BSB F % - - - - jumlah perolehan skor anak dengan kategori dalam Kegiatan Bermain Peran mulai muncul 7 dengan skor rata-rata sebesar Dari penelitian yang telah dilakukan 0,7, tidak ada perolehan skor anak dengan dari siklus I pada indikator menjelaskan kategori berkembang sesuai harapan, tidak ada perannya dalam kegiatan bermain peran, yaitu perolehan skor dengan kategori berkembang jumlah perolehan skor dengan kategori belum sangat baik. muncul 2 dengan skor rata-rata sebesar 0,2, Tabel 5. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I No. 3 Dapat menyampaikan informasi tentang aturan dalam kegiatan bermain peran f % f MM % 4 0,4 5 0,5 BSH f % BSB F % - - - - Informasi perolehan skor anak dengan kategori mulai tentang Aturan dalam Kegiatan muncul 5 dengan skor rata-rata sebesar 0,5, Bermain Peran tidak ada perolehan skor anak dengan kategori Dari penelitian yang telah dilakukan berkembang 3. Dapat dari BM Indikator siklus Menyampaikan I pada indikator dapat menyampaikan informasi tentang aturan dalam kegiatan bermain peran, yaitu sesuai harapan, tidak ada perolehan skor dengan kategori berkembang sangat baik. jumlah perolehan skor dengan kategori belum muncul 4 dengan skor rata-rata sebesar 0,4, jumlah ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 54 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… Tabel 6. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I No. Indikator 4 Mengerti beberapa perintah secara bersamaan dalam bermain peran BM f % MM f % 5 0,5 4 0,4 BSH f % BSB F % - - - - 4. Mengerti Beberapa Perintah secara sebesar 0,5, jumlah perolehan skor anak Bersamaan dalam Bermain Peran dengan kategori mulai muncul 4 dengan skor Dari penelitian yang telah dilakukan rata-rata sebesar 0,4, tidak ada perolehan skor dari siklus I pada indikator mengerti beberapa anak dengan kategori berkembang sesuai perintah secara bersamaan dalam bermain harapan, tidak ada perolehan skor dengan peran, yaitu jumlah perolehan skor dengan kategori berkembang sangat baik. kategori belum muncul 5 dengan skor rata-rata Tabel 7. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I No. 5 Indikator Mengulang kalimat yang lebih kompleks dalam bermain peran 5. Mengulang Kalimat yang Lebih f BM % f MM % 3 0,3 6 0,6 kemampuan BSH F % BSB F % - - - berbahasa - anak dengan Kompleks dalam Bermain Peran menerapkan metode bermain peran pada Dari penelitian yang telah dilakukan pertemuan berikutnya. Setelah melakukan dari siklus I pada indikator mengulang kalimat refleksi, peneliti bekerjasama dengan guru yang lebih kompleks dalam bermain peran, kelas merancang pembelajaran yang akan yaitu jumlah perolehan skor dengan kategori diberikan kepada anak dalam pertemuan belum muncul 3 dengan skor rata-rata sebesar berikutnya. Rata-rata yang diperoleh anak 0,3, jumlah perolehan skor anak dengan masih kategori mulai muncul 6 dengan skor rata-rata kemampuan anak yang ada pada indikator dan sebesar 0,6, tidak ada perolehan skor anak tidak hanya terpaku pada satu kemampuan dengan kategori berkembang sesuai harapan, saja. Pada upaya meningkatkan kemampuan tidak ada perolehan skor dengan kategori berbahasa anak dengan menerapkan metode berkembang sangat baik. bermain d. memberikan hasil yang diharapkan. Melihat Refleksi tergolong peran rendah pada dalam siklus I setiap belum Pada refleksi ini, peneliti mereview kondisi demikian peneliti akan mencoba kembali tindakan apa saja yang telah diberikan melakukan perbaikan pada siklus berikutnya selama pertemuan pertama, hasil apa saja yang yaitu siklus II. telah diperoleh dan upaya meningkatkan ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 55 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… Tabel 8. Gambaran Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II No. Indikator 1 Memperkenalkan diri dalam kegiatan bermain peran 2 Menjelaskan perannya dalam kegiatan bermain peran 3 Dapat menyampaikan informasi tentang aturan dalam kegiatan bermain peran 4 Mengerti beberapa perintah secara bersamaan dalam bermain peran 5 Mengulang kalimat yang lebih kompleks dalam bermain peran Jumlah Rata-rata Hasil Penelitian Siklus II BM F % MM f % BSH f % BSB F % - - - - 1 0,1 8 0,8 - - - - 1 0,1 8 0,8 - - - - 2 0,2 7 0,7 - - - - 1 0,1 8 0,8 - - - - 1 0,1 8 0,8 - - - - 6 0,6 0,6 0,06 2,9 - 2,46 0,27 Tabel 9. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II No. 1 Indikator Memperkenalkan diri dalam kegiatan bermain peran BM F % MM f % f % BSB F % - - 1 0,1 8 - - BSH 0,8 Siklus II dengan kategori belum muncul, tidak ada Pembahasan Siklus I Pertemuan II jumlah perolehan skor anak dengan kategori 1. Memperkenalkan Diri mulai muncul, jumlah perolehan skor anak dalam Kegiatan Bermain Peran dengan kategori berkembang sesuai harapan 1 Berdasarkan hasil penelitian yang dengan skor rata-rata sebesar 0,1, jumlah dilakukan pada siklus II, pada indikator perolehan skor dengan kategori berkembang memperkenalkan diri dalam kegiatan bermain sangat baik 8 dengan skor rata-rata sebesar peran, yaitu tidak ada jumlah perolehan skor 0,8. Tabel 10. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II No. 2 BM Indikator Menjelaskan perannya dalam kegiatan bermain peran 2. Menjelaskan Perannya dalam F % f - - - MM % - BSH F % BSB F % 1 8 0,1 0,8 perannya dalam kegiatan bermain peran, yaitu Kegiatan Bermain Peran yaitu tidak ada jumlah perolehan skor dengan Dari penelitian yang telah dilakukan kategori belum muncul, tidak ada jumlah dari siklus II pada indikator menjelaskan perolehan skor anak dengan kategori mulai ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 56 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… muncul, jumlah perolehan skor anak dengan skor dengan kategori berkembang sangat baik kategori berkembang sesuai harapan 1 dengan 8 dengan skor rata-rata sebesar 0,8. skor rata-rata sebesar 0,1, jumlah perolehan Tabel 11. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II No. 3 Dapat menyampaikan informasi tentang aturan dalam kegiatan bermain peran F % - - MM f % BSH f % BSB F % - 2 7 - 0,2 0,7 Informasi kategori mulai muncul, jumlah perolehan skor tentang Aturan dalam Kegiatan anak dengan kategori berkembang sesuai Bermain Peran harapan 2 dengan skor rata-rata sebesar 0,2, Dari penelitian yang telah dilakukan jumlah 3. Dapat dari BM Indikator siklus Menyampaikan II pada indikator dapat perolehan skor dengan kategori berkembang sangat baik 7 dengan skor rata- menyampaikan informasi tentang aturan dalam rata sebesar 0,7. kegiatan bermain peran, yaitu tidak ada jumlah perolehan skor dengan kategori belum muncul, tidak ada jumlah perolehan skor anak dengan Tabel 12.Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II No. Indikator 4 Mengerti beberapa perintah secara bersamaan dalam bermain peran BM F % - - MM f % BSH f % BSB F % - 1 8 - 0,1 0,8 4. Mengerti Beberapa Perintah secara jumlah perolehan skor anak dengan kategori Bersamaan dalam Bermain Peran mulai muncul, jumlah perolehan skor anak Dari penelitian yang telah dilakukan dengan kategori berkembang sesuai harapan 1 dari siklus II pada indikator mengerti beberapa dengan skor rata-rata sebesar 0,1, jumlah perintah secara bersamaan dalam bermain perolehan skor dengan kategori berkembang peran, yaitu tidak ada jumlah perolehan skor sangat baik 8 dengan skor rata-rata sebesar dengan kategori belum muncul, tidak ada 0,8. ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 57 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… Tabel 13. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II No. BM Indikator 5 F % - - Mengulang kalimat yang lebih kompleks dalam bermain peran MM f % BSH F % BSB F % - 1 8 - 0,1 0,8 berikutnya. Setelah melakukan refleksi, pada 5. Mengulang Kalimat yang Lebih Kompleks dalam Bermain Peran kenyataannya pada siklus II upaya Dari penelitian yang telah dilakukan meningkatkan kemampuan berbahasa anak dari siklus II pada indikator mengulang dengan menerapkan metode bermain peran kalimat yang lebih kompleks dalam bermain sudah lebih meningkat. Sehingga peneliti peran, yaitu tidak ada jumlah perolehan skor memutuskan bahwa peningkatan pada siklus II dengan kategori belum muncul, tidak ada sudah berkembang sangat baik. jumlah perolehan skor anak dengan kategori PEMBAHASAN mulai muncul, jumlah perolehan skor anak Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dengan kategori berkembang sesuai harapan 1 dan deskripsi tindakan pada siklus I dan siklus dengan skor rata-rata sebesar 0,1, jumlah II, maka hasil penelitian seluruh siklus adalah perolehan skor dengan kategori berkembang sebagai berikut: sangat baik 8 dengan skor rata-rata sebesar 1. Pembahasan Gambaran Observasi 0,8. Aktivitas Anak Observasi aktivitas anak dalam mengikuti d. Refleksi Pada refleksi ini, peneliti mereview kembali pembelajaran dengan menerapkan metode tindakan apa saja yang telah diberikan selama bermain peran dengan menggunakan lembar pertemuan pertama dan kedua, hasil apa saja observasi anak. Rekapitulasi rata-rata skor yang telah diperoleh dan upaya meningkatkan pengamatan aktivitas anak berdasarkan hasil kemampuan berbahasa anak pada pertemuan observasi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 14. Rekapitulasi Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I dan II Siklus I No. 1 2 Indikator Memperk enalkan diri dalam kegiatan bermain peran Menjelask an ISSN 2338-0306 BM Siklus II MM BSH BSB BM MM BS B % F % BSH f % f % F % F % f % F % f 5 0, 5 4 0, 4 - - - - - - - - 1 0, 1 0 8 , 8 3 0, 3 6 0, 6 - - - - - - - - 1 0, 1 8 0 , Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 58 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… 3 4 5 perannya dalam kegiatan bermain peran Dapat menyamp aikan informasi tentang aturan dalam kegiatan bermain peran Mengerti beberapa perintah secara bersamaa n dalam bermain peran Mengulan g kalimat yang lebih kompleks dalam bermain peran Jumlah 8 4 0, 4 7 0, 7 0 7 , 7 1 0, 1 0 8 , 8 1 0, 1 0 8 , 8 - 6 0, 6 - 0, 6 0, 0 6 5 - - - - - - - - 2 0, 2 - - - - - - - - 2 0, 2 7 0, 7 2 1 2, 1 2 4 2, 4 2, 3 0, 2 3 2, 6 6 0, 2 6 Rata-rata 2. Pembahasan 2 0, 2 0, 5 Gambaran - - - Hasil - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2 3 , 9 4 6 0 4 , , 2 3 7 bermain peran dengan menggunakan lembar Penelitian tes kegiatan bermain peran. Rekapitulasi rata- Hasil penelitian anak dalam mengikuti rata skor hasil penelitian anak pada siklus I pembelajaran dengan menerapkan metode ISSN 2338-0306 dan II dilihat sebagai berikut: Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 59 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I dan II No. Indikator f 1 2 3 4 5 BM % Siklus I Siklus II MM BSH BSB BM MM BSH f % F % F % f % f % f % Memperkenalkan diri dalam 3 0,3 6 0,6 kegiatan bermain peran Menjelaskan perannya dalam 2 0,2 7 0,7 kegiatan bermain peran Dapat menyampaikan informasi 4 0,4 5 0,5 tentang aturan dalam kegiatan bermain peran Mengerti beberapa perintah secara 5 0,5 4 0,4 bersamaan dalam bermain peran Mengulang kalimat yang lebih kompleks 3 0,3 6 0,6 dalam bermain peran Jumlah 17 1,7 28 2,8 Rata-rata 1,8 18,8 3,1 31,1 BSB % - - - - - - - - 1 0,1 8 0,8 - - - - - - - - 1 0,1 8 0,8 - - - - - - - - 2 0,2 7 0,7 - - - - - - - - 1 0,1 8 0,8 - - - - - - - - 1 0,1 8 0,8 - - - - - - - - SIMPULAN DAN SARAN aktivitas A. Simpulan pelaksanaan Berdasarkan hasil penelitian yang F yang telah proses 6 0,6 39 2,46 0,6 0,06 4,3 0,27 dilaksanakan pembelajaran agar dengan meningkatkan kemampuan berbahasa anak telah dilakukan pada anak kelompok B di dengan menerapkan metode bermain peran. PAUD B. IT Sunnah Banda Aceh untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak Saran Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan bermain peran, maka kesimpulan di atas, maka disarankan: dapat disimpulkan bahwa metode bermain 1. peran dapat meningkatkan kemampuan dan Diharapkan kepada guru dalam setiap melaksanakan kegiatan pembelajaran berbahasa anak, hal ini dapat dilihat adanya khususnya untuk upaya meningkatkan peningkatan baik dari hasil penelitian bermain kemampuan berbahasa anak akan lebih peran maupun observasi aktivitas anak. Oleh baik jika karena itu, yang perlu diperhatikan adalah bermain peran sesuai dengan kebutuhan memaksimalkan anak. ISSN 2338-0306 dan mempertahankan guru menerapkan metode Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 60 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… 2. Diharapkan kepada kepala sekolah untuk anak dengan menerapkan metode bermain mendukung upaya guru dalam, upaya peran khususnya pada PAUD IT Sunnah meningkatkan Banda Aceh. ISSN 2338-0306 kemampuan berbahasa Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 61 Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan… DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Evendi. (2006). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika. Surabaya: IKIP. Ketut Nuarca. (2009). Paud Sebagai Kebutuhan Mendasar. Denpasar: Udayana University Press. Nana Sudjana. (2010). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. R. Moeslichatoen. (2005). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka. ISSN 2338-0306 Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 62