BAB II

advertisement
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK KELOMPOK B DENGAN
MENERAPKAN METODE BERMAIN PERAN DI PAUD IT SUNNAH BANDA ACEH
Neli Susanti1 dan Isthifa Kemal2
Abstrak
Metode bermain peran itu merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
anak. Metode bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan suatu pendapat,
mengungkapkan pikiran, perasaan keinginan dan sikap. Kemampuan berbicara anak dapat dilihat saat
anak menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat temannya saat kegiatan berlangsung. Namun
demikian, berdasarkan hasil observasi kemampuan anak dalam berbahasa masih kurang. Oleh karena
itu dengan adanya metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa anak. Metode yang digunakan adalah PTK. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan data dianalisis dengan
menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada gambaran observasi
aktivitas anak pada siklus I jumlah perolehan skor dengan kategori belum muncul 2,1 dengan skor
rata-rata sebesar 0,23 jumlah perolehan skor anak dengan kategori mulai muncul 2,4 dengan skor ratarata sebesar 0,26, tidak ada perolehan skor anak dengan kategori berkembang sesuai harapan, tidak
ada perolehan skor dengan kategori berkembang sangat baik. Sedangkan pada gambaran observasi
aktivitas anak pada siklus II tidak ada perolehan skor anak dengan kategori belum muncul, tidak ada
perolehan skor dengan mulai muncul, jumlah perolehan skor dengan kategori berkembang sesuai
harapan 0,6 dengan skor rata-rata sebesar 0,06, jumlah perolehan skor anak dengan kategori
berkembang sangat baik 2,46 dengan skor rata-rata sebesar 0,27. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
Kata Kunci: Kemampuan Berbahasa, Metode Bermain Peran
___________
1
Neli Susanti, Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, STKIP Bina Bangsa
Getsempena
2
Isthifa Kemal, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, STKIP Bina Bangsa
Getsempena, Email: [email protected]
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 48
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
PENDAHULUAN
Perkembangan
anak usia
merupakan pendidikan untuk anak usia 0-8
Taman Kanak-kanak atau Pra Sekolah juga
tahun. Anak usia tersebut dipandang memiliki
yang disebut dengan masa keemasan (golden
karakteristik yang berbeda dengan anak usia di
age) berkembang sangat pesat. Perkembangan
atasnya
intelektual anak sangat pesat terjadi pada
dikhususkan. Pendidikan Anak Usia Dini
kurun waktu usia nol sampai usia pra sekolah.
adalah investasi yang amat besar bagi keluarga
Masa usia Taman Kanak-Kanak itu dapat
dan bagi bangsa sekaligus merupakan infra
disebut sebagai masa peka belajar. Dalam
strukturbagi pendidikan selanjutnya. Anak-
masa-masa ini segala potensi kemampuan
anak itu adalah generasi
anak dapat dikembangkan secara optimal,
penerus keluarga sekaligus penerus bangsa
tentunya dari bantuan orang-orang yang
(Moeslichatoen, 2005: 67). Merekalah yang
berada di lingkungan anak-anak tersebut,
kelak membangun bangsa Indonesia menjadi
misalnya dengan bantuan orang tua dan guru.
bangsa yang maju, yang tidak ketinggalan dari
Salah satu kemampuan anak yang sedang
bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, masa
berkembang pesat saat usia taman kanak-
depan
kanak adalah kemampuan berbahasa.
pendidikan yang diberikan kepada anak-anak
Penguasaan
berpikir
bahasa
sangat
erat
kaitannya dengan kemampuan kognisi anak.
sehingga
bangsa
pendidikannya
sangat
ditentukan
perlu
oleh
kita.
Pendidikan
anak
usia
dini
Sistematika berbicara anak menggambarkan
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
sistematikanya dalam berpikir. Perkembangan
dasar. Pendidikan anak usia dini dapat
bahasa anak usia taman kanak-kanak memang
diselenggarakan
masih jauh dari sempurna, namun demikian
formal, non formal, atau informal. Pendidikan
potensinya
anak usia dini pada jalur pendidikan formal
dapat
di
rangsang
lewat
melalui
pendidikan
komunikasi yang aktif dengan menggunakan
berbentuk
bahasa yang baik dan benar. Kualitas bahasa
Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
yang digunakan orang-orang yang dekat
sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur
dengan anak-anak akan mempengaruhi dalam
pendidikan nonformal berbentuk Kelompok
keterampilan berbicara dan berbahasa. Di
Bermain (KB), Taman Penitipan anak (TPA),
PAUD guru merupakan salah seorang yang
atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan
dapat mempengaruhi perkembangan bahasa
anak usia dini pada jalur pendidikan informal
anak. Guru PAUD harus dapat mengupayakan
berbentuk
pendidikan
berbagai strategi pembelajaran yang dapat
pendidikan
yang
mengembangkan kemampuan berbahasa anak.
lingkungan.
ISSN 2338-0306
Taman
jalur
Kanak-kanak
(TK),
keluarga
atau
diselenggarakan
oleh
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 49
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan
teman sebayanya atau dengan orang lain
mengembangkan seluruh potensi anak agar
sangat minim sekali. Hal ini terlihat seperti
kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang
kurangnya keberanian untuk berpendapat,
utuh sesuai falsafah suatu bangsa. Anak dapat
sebagian
dipandang sebagai individu yang baru mulai
mendengarkan saja dan cenderung pasif.
mengenal
belum
Apabila ada anak yang mau berbicara itupun
mengetahui tata krama, sopan-santun, aturan,
guru yang memulai bertanya terlebih dahulu.
norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia.
Ada pula anak yang belum mau menjawab
Anak-anak belajar berkomunikasi dengan
pertanyaan guru. Sejalan dengan itu maka
orang lain dan belajar memahami orang lain.
anak-anak perlu dilatih untuk berbicara dengan
Anak perlu dibimbing agar mampu memahami
baik menggunakan metode yang sesuai dengan
berbagai hal tentang dunia dan isinya. Anak-
aspek perkembangan yang ingin dicapai.
dunia.
Anak-anak
anak juga perlu dibimbing agar memahami
besar
anak-anak
hanya
Berdasarkan hal tersebut di atas,
berbagai fenomena alam dan dapat melakukan
peneliti
sebagai
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
meningkatkan kemampuan berbahasa anak
untuk hidup di masyarakat. Adapun aspek-
PAUD IT Sunnah melalui metode bermain
aspek perkembangan anak usia dini meliputi
peran. Metode bermain peran itu merupakan
fisikmotorik, intelektual, moral, emosional,
metode
bahasa, dan kreativitas. Perkembangan bahasa
kemampuan berbahasa anak. Metode bermain
mengikuti suatu urutan yang dapat diramalkan
memberikan kesempatan kepada anak untuk
secara umum sekalipun banyak variasinya di
menyatakan suatu pendapat, mengungkapkan
antara anak yang satu dengan yang lain,
pikiran,
dengan tujuan mengembangkan kemampuan
Kemampuan berbicara anak dapat dilihat saat
anak untuk berkomunikasi (Nuarca, 2009: 44).
anak
yang
guru
tepat
perasaan
menjawab
bermaksud
untuk
keinginan
pertanyaan,
untuk
meningkatkan
dan
sikap.
menanggapi
Pendidikan anak usia dini merupakan
pendapat temannya saat kegiatan berlangsung.
pendidikan yang sangat mendasar dan strategis
Bagaimana anak menyusun kalimat dengan
dalam pembangunan sumber daya manusia.
benar dan bagaimana cara mengucapkannya
Oleh karena itu, pengembangan bahasa sangat
itupun dapat dilihat saat anak berbicara. Dalam
perlu dikembangkan di keluarga maupun
berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang
pendidikan. Dalam kenyataan di
penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa
PAUD
pengembangan bahasa sangat diperlukan untuk
seseorang
bekal anak. Berdasarkan pengamatan yang
mengembangkan kemampuan bergaul (social
dilakukan hari kamis tanggal 08-10-2015 pada
skill)
anak-anak di PAUD IT Sunnah, diperoleh data
keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial
bahwa kemampuan berbicara anak pada guru,
dimulai
ISSN 2338-0306
atau
dengan
dengan
anak
orang
lain.
penguasaan
akan
dapat
Penguasaan
kemampuan
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 50
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan
penulis ingin melakukan penelitian dengan
dapat berkomunikasi dengan orang lain.
judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Anak
dapat
mengekspresikan
Berbahasa
Anak
Kelompok
B
dengan
pikirannya menggunakan bahasa sehingga
Menerapkan Metode Bermain Peran di PAUD
orang lain dapat
IT Sunnah Banda Aceh”.
menangkap
apa
yang
dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak
METODE PENELITIAN
dapat terjalin dengan baik dengan bahasa
Jenis penelitian yang digunakan dalam
sehingga anak dapat membangun hubungan
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa
(classroom
dianggap
indikator
tindakan kelas merupakan suatu penelitian
kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap
yang bersifat refleksi dengan menggunakan
banyak
tindakan-tindakan
sebagai
salah
berbicara,
satu
kadang
merupakan
action
research).
tertentu
Penelitian
agar
dapat
cerminan anak yang cerdas. Bahasa dapat
memperbaiki atau meningkatkan praktek-
dimaknai sebagai suatu sistem tanda, baik
praktek pembelajaran di kelas secara lebih
lisan
sistem
professional (Evendi, 2006: 27). Pelaksanaan
komunikasi antar manusia. Bahasa mencakup
tindakan akan dilakukan dalam empat tahap
komunikasi non verbal dan komunikasi verbal
berupa
serta dapat dipelajari secara
menggunakan model PTK Kemmis S. Dan Mc
teratur tergantung pada kematangan serta
Taggart (2005: 19). Dalam empat tahap terdiri
kesempatan belajar yang dimiliki seseorang,
dari perencanaan, tindakan, observasi, dan
demikian juga bahasa merupakan landasan
refleksi, yang keempatnya merupakan satu
seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain.
siklus (Evendi, 2006: 30). Siklus tindakan
Berdasarkan dari permasalahan di atas, maka
digambarkan seperti gambar berikut:
maupun
ISSN 2338-0306
tulisan
merupakan
proses
pengkajian
berdaur
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 51
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
Permasalahan
Siklus I
Siklus II
Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Refleksi I
Pengamatan I
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Refleksi II
Pengamatan II
?
Bagan 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Data
penelitian
dikumpulkan
dan
(Miles Mathew B dan Huberman A, Michel,
disusun melalui teknik pengumpulan data yang
2005: 15). Dalam penelitian
dilakukan melalui observasi adalah kegiatan
ini, data dianalisis menggunakan rumus:
mengamati aktivitas anak untuk memperoleh
(Sudijono, 2006: 40).
data tentang upaya meningkatkan kemampuan
berbahasa anak PAUD dengan menerapkan
metode
bermain
peran.
Instrumen
Keterangan: P = Angka persentase
F = Frekuensi aktivitas guru
yang
N = Jumlah aktivitas
digunakan adalah lembar observasi.
Teknik analisis data adalah sebagai
100%= Bilangan konstanta.
upaya mengolah data menjadi informasi,
sehingga
karakteristik atau sifat-sifat data
Kriteria
persentase
menggunakan
tersebut dapat dengan mudah dipahami dan
kriteria yang dikemukakan oleh (Sudijono,
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah
2006: 4), sebagaimana digambarkan pada tabel
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian
berikut ini:
Tabel 1 Kriteria Persentase Aktivitas Guru
No.
1
2
3
4
5
ISSN 2338-0306
Persentase
Kategori Penilaian
81% - 100%
Sangat Baik
61% - 80%
Baik
41% - 60%
Cukup
21% - 40%
Kurang
0% - 20%
Sangat Kurang
Sumber: Sudijono, (2006: 4)
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 52
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
Batas
kelulusan
hasil
penilaian
kriteria tertentu (Nana Sudjana, 2010: 106).
mempunyai kaitan erat dengan kedua sistem
Nilai rata-ratanya adalah 80%.
penilaian.
HASIL PENELITIAN
Dengan
demikian,
ada
batas
kelulusan yang berorientasi kepada penilaian
Penelitian ini dilakukan di PAUD IT
acuan norma, yakni batas lulus aktual dan
Sunnah Banda Aceh pada Tanggal 14 Januari
batas
tersebut
dan 16 Januari 2016. Pelaksanaan penelitian
mengisaratkan penggunaan nilai rata-rata kelas
ini diawali dengan menjumpai kepala sekolah
dan simpangan baku. Di samping itu ada pula
untuk mendapatkan izin penelitian sekaligus
batas kelulusan yang berorientasi kepada
meminta izin untuk mengenal anak kelompok
sistem penilaian acuan patokan, yakni batas
B yang akan menjadi subjek penelitian.
lulus
ideal.
Batas
lulus
lulus purposif atau ditentukan berdasarkan
Tabel 2. Gambaran Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I
BM
No.
Indikator
1
Memperkenalkan diri dalam
kegiatan bermain peran
Menjelaskan perannya dalam
kegiatan bermain peran
Dapat menyampaikan informasi
tentang aturan dalam kegiatan
bermain peran
Mengerti beberapa perintah secara
bersamaan dalam bermain peran
Mengulang kalimat yang lebih
kompleks dalam bermain peran
Jumlah
Rata-rata
2
3
4
5
f
%
f
MM
%
BSH
f
%
BSB
F %
5
0,5
4
0,4
-
-
-
-
3
0,3
6
0,6
-
-
-
-
4
0,4
5
0,5
-
-
-
-
7
0,7
2
0,2
-
-
-
-
2
0,2
7
0,7
-
-
-
-
21
2,3
2,1
0,23
24
2,66
2,4
0,26
-
-
-
-
Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I
Tabel 3. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I
No.
1
BM
Indikator
Memperkenalkan diri dalam
kegiatan bermain peran
Diri
Kegiatan Bermain Peran
ISSN 2338-0306
BSH
BSB
f
%
f
%
f
%
F
%
3
0,3
6
0,6
-
-
-
-
Berdasarkan hasil penelitian yang
Pembahasan Siklus I Pertemuan I
1. Memperkenalkan
MM
dalam
dilakukan pada siklus I, di sini dapat kita lihat
bahwa pada siklus I upaya meningkatkan
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 53
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
kemampuan
berbahasa
dengan
sebesar 0,3, jumlah perolehan skor anak
menerapkan metode bermain peran masih
dengan kategori mulai muncul 6 dengan skor
sangat
indikator
rata-rata sebesar 0,6, tidak ada perolehan skor
memperkenalkan diri dalam kegiatan bermain
anak dengan kategori berkembang sesuai
peran, yaitu jumlah perolehan skor dengan
harapan, tidak ada perolehan skor dengan
kategori belum muncul 3 dengan skor rata-rata
kategori berkembang sangat baik.
rendah.
anak
Pada
Tabel 4. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I
No.
2
BM
Indikator
Menjelaskan perannya dalam
kegiatan bermain peran
2. Menjelaskan
Perannya
f
%
MM
f
%
2
0,2
7
0,7
BSH
f
%
BSB
F %
-
-
-
-
jumlah perolehan skor anak dengan kategori
dalam
Kegiatan Bermain Peran
mulai muncul 7 dengan skor rata-rata sebesar
Dari penelitian yang telah dilakukan
0,7, tidak ada perolehan skor anak dengan
dari siklus I pada indikator menjelaskan
kategori berkembang sesuai harapan, tidak ada
perannya dalam kegiatan bermain peran, yaitu
perolehan skor dengan kategori berkembang
jumlah perolehan skor dengan kategori belum
sangat baik.
muncul 2 dengan skor rata-rata sebesar 0,2,
Tabel 5. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I
No.
3
Dapat menyampaikan informasi
tentang aturan dalam kegiatan
bermain peran
f
%
f
MM
%
4
0,4
5
0,5
BSH
f
%
BSB
F %
-
-
-
-
Informasi
perolehan skor anak dengan kategori mulai
tentang Aturan dalam Kegiatan
muncul 5 dengan skor rata-rata sebesar 0,5,
Bermain Peran
tidak ada perolehan skor anak dengan kategori
Dari penelitian yang telah dilakukan
berkembang
3. Dapat
dari
BM
Indikator
siklus
Menyampaikan
I
pada
indikator
dapat
menyampaikan informasi tentang aturan dalam
kegiatan
bermain
peran,
yaitu
sesuai
harapan,
tidak
ada
perolehan skor dengan kategori berkembang
sangat baik.
jumlah
perolehan skor dengan kategori belum muncul
4 dengan skor rata-rata sebesar 0,4, jumlah
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 54
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
Tabel 6. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I
No.
Indikator
4
Mengerti beberapa perintah secara
bersamaan dalam bermain peran
BM
f
%
MM
f
%
5
0,5
4
0,4
BSH
f
%
BSB
F %
-
-
-
-
4. Mengerti Beberapa Perintah secara
sebesar 0,5, jumlah perolehan skor anak
Bersamaan dalam Bermain Peran
dengan kategori mulai muncul 4 dengan skor
Dari penelitian yang telah dilakukan
rata-rata sebesar 0,4, tidak ada perolehan skor
dari siklus I pada indikator mengerti beberapa
anak dengan kategori berkembang sesuai
perintah secara bersamaan dalam bermain
harapan, tidak ada perolehan skor dengan
peran, yaitu jumlah perolehan skor dengan
kategori berkembang sangat baik.
kategori belum muncul 5 dengan skor rata-rata
Tabel 7. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I
No.
5
Indikator
Mengulang kalimat yang lebih
kompleks dalam bermain peran
5. Mengulang Kalimat yang Lebih
f
BM
%
f
MM
%
3
0,3
6
0,6
kemampuan
BSH
F %
BSB
F %
-
-
-
berbahasa
-
anak
dengan
Kompleks dalam Bermain Peran
menerapkan metode bermain peran pada
Dari penelitian yang telah dilakukan
pertemuan berikutnya. Setelah melakukan
dari siklus I pada indikator mengulang kalimat
refleksi, peneliti bekerjasama dengan guru
yang lebih kompleks dalam bermain peran,
kelas merancang pembelajaran yang akan
yaitu jumlah perolehan skor dengan kategori
diberikan kepada anak dalam pertemuan
belum muncul 3 dengan skor rata-rata sebesar
berikutnya. Rata-rata yang diperoleh anak
0,3, jumlah perolehan skor anak dengan
masih
kategori mulai muncul 6 dengan skor rata-rata
kemampuan anak yang ada pada indikator dan
sebesar 0,6, tidak ada perolehan skor anak
tidak hanya terpaku pada satu kemampuan
dengan kategori berkembang sesuai harapan,
saja. Pada upaya meningkatkan kemampuan
tidak ada perolehan skor dengan kategori
berbahasa anak dengan menerapkan metode
berkembang sangat baik.
bermain
d.
memberikan hasil yang diharapkan. Melihat
Refleksi
tergolong
peran
rendah
pada
dalam
siklus
I
setiap
belum
Pada refleksi ini, peneliti mereview
kondisi demikian peneliti akan mencoba
kembali tindakan apa saja yang telah diberikan
melakukan perbaikan pada siklus berikutnya
selama pertemuan pertama, hasil apa saja yang
yaitu siklus II.
telah diperoleh dan upaya meningkatkan
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 55
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
Tabel 8. Gambaran Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II
No.
Indikator
1
Memperkenalkan diri dalam
kegiatan bermain peran
2
Menjelaskan perannya dalam
kegiatan bermain peran
3
Dapat menyampaikan informasi
tentang aturan dalam kegiatan
bermain peran
4
Mengerti beberapa perintah secara
bersamaan dalam bermain peran
5
Mengulang kalimat yang lebih
kompleks dalam bermain peran
Jumlah
Rata-rata
Hasil Penelitian Siklus II
BM
F %
MM
f
%
BSH
f
%
BSB
F
%
-
-
-
-
1
0,1
8
0,8
-
-
-
-
1
0,1
8
0,8
-
-
-
-
2
0,2
7
0,7
-
-
-
-
1
0,1
8
0,8
-
-
-
-
1
0,1
8
0,8
-
-
-
-
6
0,6
0,6
0,06
2,9
-
2,46
0,27
Tabel 9. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II
No.
1
Indikator
Memperkenalkan diri dalam
kegiatan bermain peran
BM
F %
MM
f
%
f
%
BSB
F
%
-
-
1
0,1
8
-
-
BSH
0,8
Siklus II
dengan kategori belum muncul, tidak ada
Pembahasan Siklus I Pertemuan II
jumlah perolehan skor anak dengan kategori
1. Memperkenalkan
Diri
mulai muncul, jumlah perolehan skor anak
dalam
Kegiatan Bermain Peran
dengan kategori berkembang sesuai harapan 1
Berdasarkan hasil penelitian yang
dengan skor rata-rata sebesar 0,1, jumlah
dilakukan pada siklus II, pada indikator
perolehan skor dengan kategori berkembang
memperkenalkan diri dalam kegiatan bermain
sangat baik 8 dengan skor rata-rata sebesar
peran, yaitu tidak ada jumlah perolehan skor
0,8.
Tabel 10. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II
No.
2
BM
Indikator
Menjelaskan perannya dalam
kegiatan bermain peran
2. Menjelaskan
Perannya
dalam
F
%
f
-
-
-
MM
%
-
BSH
F %
BSB
F %
1
8
0,1
0,8
perannya dalam kegiatan bermain peran, yaitu
Kegiatan Bermain Peran
yaitu tidak ada jumlah perolehan skor dengan
Dari penelitian yang telah dilakukan
kategori belum muncul, tidak ada jumlah
dari siklus II pada indikator menjelaskan
perolehan skor anak dengan kategori mulai
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 56
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
muncul, jumlah perolehan skor anak dengan
skor dengan kategori berkembang sangat baik
kategori berkembang sesuai harapan 1 dengan
8 dengan skor rata-rata sebesar 0,8.
skor rata-rata sebesar 0,1, jumlah perolehan
Tabel 11. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II
No.
3
Dapat menyampaikan informasi
tentang aturan dalam kegiatan
bermain peran
F
%
-
-
MM
f
%
BSH
f
%
BSB
F %
-
2
7
-
0,2
0,7
Informasi
kategori mulai muncul, jumlah perolehan skor
tentang Aturan dalam Kegiatan
anak dengan kategori berkembang sesuai
Bermain Peran
harapan 2 dengan skor rata-rata sebesar 0,2,
Dari penelitian yang telah dilakukan
jumlah
3. Dapat
dari
BM
Indikator
siklus
Menyampaikan
II
pada
indikator
dapat
perolehan
skor
dengan
kategori
berkembang sangat baik 7 dengan skor rata-
menyampaikan informasi tentang aturan dalam
rata sebesar 0,7.
kegiatan bermain peran, yaitu tidak ada jumlah
perolehan skor dengan kategori belum muncul,
tidak ada jumlah perolehan skor anak dengan
Tabel 12.Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II
No.
Indikator
4
Mengerti beberapa perintah secara
bersamaan dalam bermain peran
BM
F
%
-
-
MM
f
%
BSH
f
%
BSB
F %
-
1
8
-
0,1
0,8
4. Mengerti Beberapa Perintah secara
jumlah perolehan skor anak dengan kategori
Bersamaan dalam Bermain Peran
mulai muncul, jumlah perolehan skor anak
Dari penelitian yang telah dilakukan
dengan kategori berkembang sesuai harapan 1
dari siklus II pada indikator mengerti beberapa
dengan skor rata-rata sebesar 0,1, jumlah
perintah secara bersamaan dalam bermain
perolehan skor dengan kategori berkembang
peran, yaitu tidak ada jumlah perolehan skor
sangat baik 8 dengan skor rata-rata sebesar
dengan kategori belum muncul, tidak ada
0,8.
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 57
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
Tabel 13. Gambaran Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus II
No.
BM
Indikator
5
F
%
-
-
Mengulang kalimat yang lebih
kompleks dalam bermain peran
MM
f
%
BSH
F %
BSB
F %
-
1
8
-
0,1
0,8
berikutnya. Setelah melakukan refleksi, pada
5. Mengulang Kalimat yang Lebih
Kompleks dalam Bermain Peran
kenyataannya
pada
siklus
II
upaya
Dari penelitian yang telah dilakukan
meningkatkan kemampuan berbahasa anak
dari siklus II pada indikator mengulang
dengan menerapkan metode bermain peran
kalimat yang lebih kompleks dalam bermain
sudah lebih meningkat. Sehingga peneliti
peran, yaitu tidak ada jumlah perolehan skor
memutuskan bahwa peningkatan pada siklus II
dengan kategori belum muncul, tidak ada
sudah berkembang sangat baik.
jumlah perolehan skor anak dengan kategori
PEMBAHASAN
mulai muncul, jumlah perolehan skor anak
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian
dengan kategori berkembang sesuai harapan 1
dan deskripsi tindakan pada siklus I dan siklus
dengan skor rata-rata sebesar 0,1, jumlah
II, maka hasil penelitian seluruh siklus adalah
perolehan skor dengan kategori berkembang
sebagai berikut:
sangat baik 8 dengan skor rata-rata sebesar
1. Pembahasan Gambaran Observasi
0,8.
Aktivitas Anak
Observasi aktivitas anak dalam mengikuti
d. Refleksi
Pada refleksi ini, peneliti mereview kembali
pembelajaran dengan menerapkan metode
tindakan apa saja yang telah diberikan selama
bermain peran dengan menggunakan lembar
pertemuan pertama dan kedua, hasil apa saja
observasi anak. Rekapitulasi rata-rata skor
yang telah diperoleh dan upaya meningkatkan
pengamatan aktivitas anak berdasarkan hasil
kemampuan berbahasa anak pada pertemuan
observasi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 14. Rekapitulasi Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I dan II
Siklus I
No.
1
2
Indikator
Memperk
enalkan
diri dalam
kegiatan
bermain
peran
Menjelask
an
ISSN 2338-0306
BM
Siklus II
MM
BSH
BSB
BM
MM
BS
B
% F %
BSH
f
%
f
%
F
%
F
%
f
%
F
%
f
5
0,
5
4
0,
4
-
-
-
-
-
-
-
-
1
0,
1
0
8 ,
8
3
0,
3
6
0,
6
-
-
-
-
-
-
-
-
1
0,
1
8
0
,
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 58
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
3
4
5
perannya
dalam
kegiatan
bermain
peran
Dapat
menyamp
aikan
informasi
tentang
aturan
dalam
kegiatan
bermain
peran
Mengerti
beberapa
perintah
secara
bersamaa
n dalam
bermain
peran
Mengulan
g kalimat
yang
lebih
kompleks
dalam
bermain
peran
Jumlah
8
4
0,
4
7
0,
7
0
7 ,
7
1
0,
1
0
8 ,
8
1
0,
1
0
8 ,
8
-
6
0,
6
-
0,
6
0,
0
6
5
-
-
-
-
-
-
-
-
2
0,
2
-
-
-
-
-
-
-
-
2
0,
2
7
0,
7
2
1
2,
1
2
4
2,
4
2,
3
0,
2
3
2,
6
6
0,
2
6
Rata-rata
2. Pembahasan
2
0,
2
0,
5
Gambaran
-
-
-
Hasil
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3 ,
9 4
6
0
4
,
,
2
3
7
bermain peran dengan menggunakan lembar
Penelitian
tes kegiatan bermain peran. Rekapitulasi rata-
Hasil penelitian anak dalam mengikuti
rata skor hasil penelitian anak pada siklus I
pembelajaran dengan menerapkan metode
ISSN 2338-0306
dan
II
dilihat
sebagai
berikut:
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 59
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
Tabel 15. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Anak pada Siklus I dan II
No.
Indikator
f
1
2
3
4
5
BM
%
Siklus I
Siklus II
MM
BSH
BSB
BM
MM
BSH
f
% F % F % f % f % f
%
Memperkenalkan
diri dalam
3
0,3
6
0,6
kegiatan bermain
peran
Menjelaskan
perannya dalam
2
0,2
7
0,7
kegiatan bermain
peran
Dapat
menyampaikan
informasi
4
0,4
5
0,5
tentang aturan
dalam kegiatan
bermain peran
Mengerti
beberapa
perintah secara
5
0,5
4
0,4
bersamaan dalam
bermain peran
Mengulang
kalimat yang
lebih kompleks
3
0,3
6
0,6
dalam bermain
peran
Jumlah
17 1,7 28 2,8
Rata-rata
1,8 18,8 3,1 31,1
BSB
%
-
-
-
-
-
-
-
-
1
0,1
8
0,8
-
-
-
-
-
-
-
-
1
0,1
8
0,8
-
-
-
-
-
-
-
-
2
0,2
7
0,7
-
-
-
-
-
-
-
-
1
0,1
8
0,8
-
-
-
-
-
-
-
-
1
0,1
8
0,8
-
-
-
-
-
-
-
-
SIMPULAN DAN SARAN
aktivitas
A. Simpulan
pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian yang
F
yang
telah
proses
6
0,6 39 2,46
0,6 0,06 4,3 0,27
dilaksanakan
pembelajaran
agar
dengan
meningkatkan kemampuan berbahasa anak
telah dilakukan pada anak kelompok B di
dengan menerapkan metode bermain peran.
PAUD
B.
IT
Sunnah
Banda
Aceh
untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa anak
Saran
Berdasarkan
hasil
penelitian
dengan menerapkan bermain peran, maka
kesimpulan di atas, maka disarankan:
dapat disimpulkan bahwa metode bermain
1.
peran
dapat
meningkatkan
kemampuan
dan
Diharapkan kepada guru dalam setiap
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
berbahasa anak, hal ini dapat dilihat adanya
khususnya untuk upaya meningkatkan
peningkatan baik dari hasil penelitian bermain
kemampuan berbahasa anak akan lebih
peran maupun observasi aktivitas anak. Oleh
baik jika
karena itu, yang perlu diperhatikan adalah
bermain peran sesuai dengan kebutuhan
memaksimalkan
anak.
ISSN 2338-0306
dan
mempertahankan
guru
menerapkan
metode
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 60
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
2.
Diharapkan kepada kepala sekolah untuk
anak dengan menerapkan metode bermain
mendukung upaya guru dalam, upaya
peran khususnya pada PAUD IT Sunnah
meningkatkan
Banda Aceh.
ISSN 2338-0306
kemampuan
berbahasa
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 61
Neli Susanti dan Isthifa Kemal, Upaya Meningkatkan Kemampuan…
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Evendi. (2006). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika. Surabaya: IKIP.
Ketut Nuarca. (2009). Paud Sebagai Kebutuhan Mendasar. Denpasar: Udayana University Press.
Nana Sudjana. (2010). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
R. Moeslichatoen. (2005). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka.
ISSN 2338-0306
Volume IV Nomor 1 Januari-Juni 2016 | 62
Download