BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Minat a. Pengertian Minat Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan bila orang tersebut diberi kebebasan untuk memilih (Elisabeth B. Hurlock, 1999:114). Menurut Bingham dan Mac Daniel (dalam Munandir, 1997: 146), minat adalah kecenderungan orang untuk tertarik dalam suatu pengalaman dan untuk terus demikian itu. Kecenderungan itu tetap bertahan sekalipun seseorang sibuk mengerjakan hal lain. Kegiatan yang diikuti seseorang karena kegiatan itu menarik baginya, merupakan perwujudan minatnya. Andi Mappiare (1994: 62) juga berpendapat bahwa minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Minat juga merupakan kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu (Guilford dalam Munandir, 1997: 146). Sedangkan menurut Abd. Rahman Abror (1993: 112) minat mengandung unsur kognisi (logika), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur konasi dalam arti minat ini 7 didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju adalah minat tersebut. Unsur emosi terdapat karena dalam partisipasi atau pengalaman tertentu (rasa senang), sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur diwujudkan dalam tersebut yang bentuk kemampuan dan hasrat untuk melakukan sesuatu kegiatan. Menurut Slameto (1995: 180), minat juga dapat diartikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara dir sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minat. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula ditunjukkan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Menurut Whitherington (1985: 135), minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Menurut Slameto (1995: 57), minat adalah kecenderungan seseorang yang tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang dan diperhatikan secara terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. 8 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu perasaan suka atau tertarik terhadap suatu objek di luar diri individu yang diikuti dengan munculnya perhatian terhadap objek tersebut yang mengakibatkan seseorang mempunyai keinginan untuk terlibat atau berkecimpung dalam suatu objek tersebut, karena dirasakan bermakna pada dirinya sehingga ada harapan dari objek yang dituju. b. Ciri-ciri Minat Minat yang terjadi dalam diri individu dipengaruhi dua faktor yang menentukan yaitu faktor keinginan dari dalam diri individu atau keinginan dari luar diri individu. Minat dari dalam individu berupa keinginan atau senang pada perbuatan. Orang tersebut senang melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri. Minat dari luar individu berupa dorongan atau paksaan dari luar individu untuk melakukan sesuatu perbuatan. Menurut Siti Rahayu Hadinoto (1998: 189), ada dua faktor yang mempengaruhi minat seseorang, yaitu: 1) Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan memang diinginkan karena seseorang senang melakukannya. Di sini minat datang dari diri orang itu sendiri. Orang tersebut senang melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri. 2) Faktor dari luar (ekstrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan dilakukan atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari luar. Orang melakukan kegiatan ini karena ia didorong atau dipaksa dari luar. 9 c. Jenis-jenis Minat Pengelompokkan jenis minat menurut Whiterington (1985: 136) adalah sebagai berikut: 1) Minat biologis atau minat primitif, yaitu minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan yang berkisar pada hal makan dan kebebasan beraktivitas. 2) Minat sosial atau minat kultural, yaitu minat yang berasal dari belajar yang lebih tinggi sifatnya, minat ini meliputi: kekayaan, bahasa simbol, harga diri, atau prestise sosial, dan sebagainya. d. Cara Mengukur Minat Menurut Super dan Crities (dalam John Killis, 1988: 23-24), ada empat cara untuk menjaring minat dari subjek, yaitu: 1) Melalui pernyataan senang atau tidak senang terhadap aktivitas (expressed interest) pada subjek yang diajukan sejumlah pilihan yang menyangkut berbagai hal atau subjek yang bersangkutan diminta menyatakan pilihan yang paling disukai dari sejumlah pilihan. 2) Melalui pengamatan langsung kegiatan-kegiatan yang paling sering dilakukan (manitest interest), cara ini disadari mengandung kelemahan karena tidak semua kegiatan yang sering dilakukan merupakan kegiatan yang disenangi sebagaimana kegiatan yang sering dilakukan mungkin karena 10 terpaksa untuk memenuhi kebutuhan atau maksud-maksud tertentu. 3) Melalui pelaksanaan tes objektif (tested interest) dengan coretan atau gambar yang dibuat. 4) Dengan menggunakan tes bidang minat yang lebih dipersiapkan secara baku (inventory interest). e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Super dan Cities (dalam John Killis, 1988: 25) adalah seperti faktor pekerjaan, sosial ekonomi, bakat, jenis kelamin, pengalaman dan lingkungan. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang adalah sebagai berikut: 1) Rasa Senang atau Rasa Tertarik Tertarik merupakan rasa suka atau senang setiap individu, tetapi individu tersebut belum melakukan aktivitas atau sesuatu hal yang menarik baginya. Jadi tertarik merupakan sebuah awal dari individu dalam menaruh minat. 2) Perhatian Menurut Bimo Walgito (1997: 56), perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Bila individu mempunyai perhatian terhadap suatu objek, maka 11 timbul minat spontan dan secara otomatis terhadap objek tersebut. Perhatian merupakan keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada suatu barang yang ada di dalam maupun di luar diri individu (Dakir, 1993: 144). Menurut Bimo Walgito (1997: 57-58), ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan atas perhatian spontan dan perhatian tidak spontan. Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara spontan. Sedangkan perhatian tidak spontan yaitu perhatian yang ditimbulkan dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk menimbulkannya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian merupakan pemusatan konsentrasi individu kepada suatu objek baik di dalam maupun di luar diri individu tersebut dengan mengesampingkan objek yang lainnya. 3) Aktivitas Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 72), aktivitas adalah banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan-perasaannya, dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Aktivitas merupakan keaktifan atau partisipasi langsung dari individu terhadap sesuatu hal. Jadi, aktivitas 12 merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan akan membentuk sebuah kebiasaan yang akhirnya akan menumbuhkan rasa senang atau tertarik. 4) Peran Guru Pembimbing atau Pelatih Pelatih adalah orang yang pekerjaannya melatih suatu kegiatan tertentu. Menurut Suparlan (2006:9), guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual, emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Jadi peran guru pembimbing atau pelatih adalah sesuatu yang diharapkan dari seseorang agar bisa mengajar, mendidik, dan mengarahkan suatu kegiatan tertentu. 5) Alat dan Fasilitas Menurut Agus Suryosubroto (2004 : 4) alat adalah adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, mudah dipindah bahkan dibawa oleh pelakunya, yaitu siswa. Sedangkan fasilitas adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, bersifat permanenatau tidak dapat dipindahkan. Dalam hai ini, alat dan fasilitas sangat berpengaruh terhadap timbulnya minat siswa, jika alat dan fasilitasnya lengkap dan memadai, ini akan membuat siswa lebih berantusias dan lebih aktif dalam mengikutinya. 13 2. Pengertian Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk lebih memperluas atau meningkatkan kemampuan dan penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran di bangku sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler diperuntukkan bagi siswa yang ingin mengembangkan bakat dan kegemarannya. Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan kajian dan pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur secara tersendiri berdasar pada kebutuhan. Menurut Agus Suryosubroto (2002: 270), kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, kepramukaan, dan berbagai macam keterampilan yang diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa. Dari beberapa ekstrakurikuler adalah pengertian tempat di atau atas, wahana disimpulkan bagi siswa bahwa untuk menampung, menyalurkan dan pembinaan minat, bakat serta kegemaran siswa. Kegiatan ekstrakurikuler tidak diatur dalam kurikulum, artinya kegiatan ini fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran, 14 termasuk hari libur yang ditujukan untuk menambah keterampilan dan pengembangan bakat. Menurut Depdikbud (1995: 3), tujuan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut: a. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, serta melengkapi upaya pambinaan manusia seutuhnya. b. Lebih memantapkan pendidikan dan kepribadian serta untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Jadi, kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah keterampilan, pengetahuan lain di luar akademik dan mengurangi berbagai hal yang bersifat negatif dari siswa. 3. Pengertian Sepakbola Menurut Arma Abdullah (1981: 409), sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh orang termasuk penjaga gawang, dimana masing-masing regu bertujuan memasukkan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan dan berusaha sekuat tenaga agar gawangnya terhindar dari kemasukan gol oleh lawan. Sedangkan menurut Sukatamsi (2000: 3), sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh anggota badan kecuali dengan lengan dan tangan. Hampir seluruh 15 permainan dilakukan dengan keterampilan tungkai dan kaki kecuali penjaga gawang, dalam memainkan bola penjaga gawang bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki, tungkai maupun dengan tangan. Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa permainan sepakbola adalah sebuah permainan beregu yang bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan dengan jumlah masing-masing regu sebelas orang termasuk penjaga gawang. Permainan sepakbola sangat membutuhkan pemain yang mempunyai teknik fisik, taktik dan mental yang baik. Kesebelasan yang mempunyai pemain dengan kelebihan dalam empat hal tersebut dari lawannya, maka kemungkinan besar akan memenangkan pertandingan. Menurut Sardjono (1982: 16), teknik sepakbola dikategorikan menjadi dua macam, yaitu: a. Teknik gerakan tanpa bola, terdiri atas: 1) Melompat dan meloncat; 2) Bertumpu tanpa bola atau gerak menipu; 3) Lari dan mengubah arah. b. Teknik gerakan dengan bola, terdiri atas: 1) Menendang bola; 2) Menerima atau mengontrol bola; 3) Menyundul bola; 4) Gerak tipu dengan bola; 16 5) Merampas bola atau merebut bola; 6) Teknik untuk penjaga gawang; 7) Menggiring bola. Dalam permainan sepakbola, agar pemain dapat bemain dengan baik, pemain harus dibekali dengan teknik bermain sepakbola yang baik pula. Sejak usia dini para pemain harus menguasai teknik permainan sepakbola. Beberapa teknik dasar yang perlu dikuasai oleh seorang pemain adalah menendang, menghentikan, dan menggiring bola (Sukatamsi, 2000: 60-101). a. Menendang Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang memiliki dan menguasai teknik menendang bola yang baik, akan dapat bermain dengan efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk memberikan operan bola kepada teman, memberikan umpan dan menembakkan bola ke gawang, dan membersihkan serta menyapu bola di daerah pertahanan. Perkenaan atau penggunaan kaki pada waktu menendang dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu: dengan kaki bagian dalam, kura-kura kaki penuh, kura-kura kaki bagian luar, ujung jari, kura-kura kaki bagian dalam, serta dengan tumit . 17 b. Menghentikan dan Mengontrol Bola Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola adalah untuk mengontrol bola, termasuk di dalamnya mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk pasing atau mengumpan. Dilihat dari perkenaan bola, bagian badan yang sering digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki bagian dalam dan luar, punggung kaki, serta telapak kaki. Menurut Engkos Kosasih (1985: 216), dalam menghentikan dan mengontrol bola terdapat beberapa cara yaitu menghentikan bola dengan kaki muka penuh, untuk bola yang masih melambung di udara, dengan kaki bagian dalam, dengan perut, dengan kepala dan dengan paha, menghentikan dan mengontrol bola dengan telapak kaki untuk bola yang jatuh ke tanah, dan mengontrol bola dengan dada. c. Menggiring Bola Menggiring bola adalah menendang terputus – putus atau pelan-pelan. Oleh karena itu, bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. 18 4. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Terdapat ahli yang mengelompokkan tingkat perkembangan anak berdasarkan atas pedagogis yaitu J.J. Rousseau (dalam Rumini, dkk., 1993: 26), yaitu sebagai berikut: a. Masa asuhan, umur 0;0 - 2;0 b. Masa pendidikan jasmani, dan latihan pancaindera, umur 2;0 – 12;0 c. Masa pendidikan akal, umur 12;0 – 15;0 d. Masa pembentukan watak dan pendidikan agama, umur 12;0 – 20;0 Dari pengelompokan tersebut dapat diketahui bahwa usia anak SD berada pada kelompok yang ke dua yaitu kelompok masa pendidikan jasmani, latihan pancaindera. Maka dari itu, pada usia anak SD sangat penting dalam pengembangan ketangkasan dan keterampilan dalam bidang olahraga. Menurut Sukintaka (1992: 42), karakteristik siswa kelas atas sekolah dasar adalah sebagai berikut: a. Perbaikan koordinasi dan keterampilan gerak. b. Daya tahan berkembang. c. Pengembangan lebar otot-otot besar dan penyesuaian dari otot-otot yang kecil memerlukan latihan tertentu. d. Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak baik. e. Kesenangan pada pernainan dengan bola makin bertambah. f. Mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa. Menurut Annarino dan Cowel (dalam Sukintaka, 1992: 43), bahwa anak kelas V dan VI, kira-kira berumur antara 11 sampai 12 tahun, mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Karakteristik secara Jasmani 1. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah. 2. Adanya kesadaran mengenai dirinya. 19 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar. Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak baik. Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan. Waktu reaksi makin baik. Perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata. Koordinasi makin baik. Badan lebih sehat dan kuat. Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang kuat dan bila dibanding dengan anggota badan atas. 11. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan kekuatan otot dan keterampilan antara laki-laki dan perempuan. b. Karakteristik secara Psikis atau Mental 1. Kesenangan permainan pada bola semakin bertambah. 2. Menaruh perhatian kepada permainan yang terorganisasi. 3. Sifat kepahlawanan kuat. 4. Belum mengetahui problem kesehatan masyarakat. 5. Perhatian pada teman sekelompok makin kuat. 6. Perhatian kepada bentuk makin bertambah. 7. Beberapa anak mudah menjadi putus asa dan akan berusaha bangkit bila tidak sukses. 8. Mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa. 9. Berusaha untuk mendapatkan guru yang dapat membenarkan. 10. Mulai mengerti tentang waktu, dan menghendaki segala sesuatu selesai pada waktunya. 11. Kemampuan membaca mulai berbeda, tetapi anak mulai tertarik pada kenyataan yang diperoleh lawan. c. Karakteristik secara Sosial Emosional 1. Pengantaran emosional tidak tetap dalam proses kematangan jasmani. 2. Menginginkan masuk ke dalam kelompok sebaya. 3. Mudah dibangkitkan. 4. Putri menaruh perhatian terhadap anak laki-laki. 5. Ledakan emosi biasa saja. 6. Rasa kasih sayang seperti orang dewasa. 7. Senang sekali memuji dan mengagungkan. 8. Suka mengkritik tindakan orang dewasa. 9. Laki-laki membenci putri, sedang putri membenci lakilaki yang lebih tua. 10. Rasa bangga berkembang. 11. Ingin mengetahui segalanya. 12. Mau mengerjakan pekerjaan bila didorong oleh orang dewasa. 20 13. Merasa sangat puas bila menyelesaikan, mengatasi dan mempertahankan sesuatu, atau tidak berbuat kesalahan. 14. Kerja sama meningkat, terutama sesama anak laki-laki. Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (1983: 119-120), bahwa pada usia anak 9/10 tahun sampai dengan 13 tahun memiliki sifat khas sebagai berikut: a. Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit. Hal ini membawa kecenderungan untuk membantu pekerjaan praktis. b. Amat realistis, ingin tahu, dan ingin belajar. c. Menjelang akhir masa-masa ini telah ada minat terhadap halhal dan mata pelajaran khusus. d. Umur 11 tahun anak membutuhkan bantuan orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. e. Memandang nilai raport (angka raport) adalah ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah. f. Pada masa-masa ini gemar membentuk kolega sebaya, biasanya bermain bersama-sama. 5. Faktor-faktor Penentuan Bahan Memberikan pelajaran pendidikan olahraga kepada anak-anak memerlukan pemikiran dan perhatian yang lebih seksama. Oleh karena itu guru pendidikan olahraga hendaknya dapat memilih dan menyajikan bahan-bahan pelajaran itu dengan latihan-latihan yang menarik bagi anakanak. Menurut Depdikbud (1982:47), pemilihan bahan pelajaran hendaknya yang dapat dilakukan oleh semua anak dengan tidak terlalu sukar, tidak memberikan perasaan takut, serta tidak menimbulkan kejemuan bagi anak. Guru harus ingat bahwa tidak semua anak dalam 21 melakukan gerakan-gerakan itu dengan cara yang sama. Hal ini bergantung dari bakat, umur, jenis kelamin, dan lingkungan hidupnya. Dalam penyusunan bahan pelajaran guru harus dapat memperhatikan faktor-faktor penentuan bahan pelajaran pendidikan olahraga. Faktor-faktor tersebut diantaranya : 1. Keadaan cuaca 2. Kemampuan anak 3. Alat-alat yang digunakan (Sarana dan prasarana) 4. Waktu 5. Lingkungan 6. Pikiran anak 7. Susunan kelas 8. Penyusunan alat B. Kerangka Berpikir Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat diminati di dunia, termasuk di Indonesia. Peminatnya mulai dari anak-anak hingga dewasa, termasuk siswa sekolah dasar. Penyaluran bakat atau hobi siswa yang dilakukan di mengembangkan sekolah bakat masih kurang tersebut, memenuhi sehingga kebutuhan sekolah-sekolah untuk sering mengadakan ekstrakurikuler olahraga, termasuk permainan sepakbola. Teknik sepakbola memerlukan gerakan yang lugas dan benar, agar resiko cedera dapat diminimalisasi. 22 Aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani perlu adanya minat. Minat akan menimbulkan rasa tertarik dan senang untuk melakukan aktivitas pembelajaran dan siswa akan mempunyai dayatarik untuk mengikuti ekstrakurikuler. Pembinaan minat olahraga di sekolah dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler, dimana kegiatan ekstrakurikuler diperuntukkan bagi siswa yang ingin mengembangkan bakat dan kegemarannya dalam cabang olahraga tertentu yang arahnya pada pencapaian prestasi. Faktor yang memperngaruhi minat siswa dalam mengikuti kegiatan ektrakurikuler yang diadakan di sekolah masing-masing sangat bervariasi. Secara garis besar faktor itu dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) Faktor internal, yaitu merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa, di antaranya yaitu rasa senang, perhatian, dan aktivitas. (2) Faktor eksternal, yaitu merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yang berasal luar diri siswa, di antaranya yaitu peran guru pembimbing atau pelatih, serta alat dan fasilitas. 23