7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Minat a. Pengertian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1.
Minat
a.
Pengertian Minat
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang
untuk melakukan apa yang diinginkan bila orang tersebut diberi
kebebasan untuk memilih (Elisabeth B. Hurlock, 1999:114).
Menurut Bingham dan Mac Daniel (dalam Munandir, 1997: 146),
minat adalah kecenderungan orang untuk tertarik dalam suatu
pengalaman dan untuk terus demikian itu. Kecenderungan itu tetap
bertahan sekalipun seseorang sibuk mengerjakan hal lain. Kegiatan
yang diikuti seseorang karena kegiatan itu menarik baginya,
merupakan perwujudan minatnya.
Andi Mappiare (1994: 62) juga berpendapat bahwa minat
adalah suatu perangkat mental yang terdiri suatu campuran dari
perasaan,
harapan,
pendirian,
prasangka,
rasa
takut,
atau
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu.
Minat juga merupakan kecenderungan tingkah laku umum
seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu (Guilford
dalam Munandir, 1997: 146). Sedangkan menurut Abd. Rahman
Abror (1993: 112) minat mengandung unsur kognisi (logika), emosi
(perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur konasi dalam arti minat ini
7
didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang
dituju adalah minat tersebut. Unsur emosi terdapat karena dalam
partisipasi atau pengalaman tertentu (rasa senang), sedangkan unsur
konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur
diwujudkan
dalam
tersebut
yang
bentuk kemampuan dan hasrat untuk
melakukan sesuatu kegiatan.
Menurut Slameto (1995: 180), minat juga dapat diartikan
sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan sesuatu hubungan antara dir sendiri dengan sesuatu
di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin
besar pula minat. Minat dapat diekspresikan melalui suatu
pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu
hal dari pada hal lainnya, dapat pula ditunjukkan melalui partisipasi
dalam suatu aktivitas.
Menurut Whitherington (1985: 135), minat adalah kesadaran
seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu
situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Menurut Slameto
(1995: 57), minat adalah kecenderungan seseorang yang tetap
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang dan diperhatikan secara terus-menerus yang
disertai dengan rasa senang.
8
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
minat adalah suatu perasaan suka atau tertarik terhadap suatu objek
di luar diri individu yang diikuti dengan munculnya perhatian
terhadap objek tersebut yang mengakibatkan seseorang mempunyai
keinginan untuk terlibat atau berkecimpung dalam suatu objek
tersebut, karena dirasakan bermakna pada dirinya sehingga ada
harapan dari objek yang dituju.
b.
Ciri-ciri Minat
Minat yang terjadi dalam diri individu dipengaruhi dua faktor
yang menentukan yaitu faktor keinginan dari dalam diri individu
atau keinginan dari luar diri individu. Minat dari dalam individu
berupa keinginan atau senang pada perbuatan. Orang tersebut senang
melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri. Minat dari luar
individu berupa dorongan atau paksaan dari luar individu untuk
melakukan sesuatu perbuatan.
Menurut Siti Rahayu Hadinoto (1998: 189), ada dua faktor
yang mempengaruhi minat seseorang, yaitu:
1) Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu
perbuatan memang diinginkan karena seseorang senang
melakukannya. Di sini minat datang dari diri orang itu sendiri.
Orang tersebut senang melakukan perbuatan itu demi
perbuatan itu sendiri.
2) Faktor dari luar (ekstrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu
perbuatan dilakukan atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari
luar. Orang melakukan kegiatan ini karena ia didorong atau
dipaksa dari luar.
9
c.
Jenis-jenis Minat
Pengelompokkan jenis minat menurut Whiterington (1985:
136) adalah sebagai berikut:
1) Minat biologis atau minat primitif, yaitu minat yang timbul dari
kebutuhan-kebutuhan yang berkisar pada hal makan dan
kebebasan beraktivitas.
2) Minat sosial atau minat kultural, yaitu minat yang berasal dari
belajar yang lebih tinggi sifatnya, minat ini meliputi: kekayaan,
bahasa simbol, harga diri, atau prestise sosial, dan sebagainya.
d.
Cara Mengukur Minat
Menurut Super dan Crities (dalam John Killis, 1988: 23-24),
ada empat cara untuk menjaring minat dari subjek, yaitu:
1) Melalui pernyataan senang atau tidak senang terhadap aktivitas
(expressed interest) pada subjek yang diajukan sejumlah pilihan
yang menyangkut berbagai hal atau subjek yang bersangkutan
diminta menyatakan pilihan yang paling disukai dari sejumlah
pilihan.
2) Melalui pengamatan langsung kegiatan-kegiatan yang paling
sering
dilakukan
(manitest
interest),
cara
ini
disadari
mengandung kelemahan karena tidak semua kegiatan yang
sering
dilakukan
merupakan
kegiatan
yang
disenangi
sebagaimana kegiatan yang sering dilakukan mungkin karena
10
terpaksa untuk memenuhi kebutuhan atau maksud-maksud
tertentu.
3) Melalui pelaksanaan tes objektif (tested interest) dengan
coretan atau gambar yang dibuat.
4) Dengan menggunakan tes bidang minat yang lebih dipersiapkan
secara baku (inventory interest).
e.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Super dan
Cities (dalam John Killis, 1988: 25) adalah seperti faktor pekerjaan,
sosial ekonomi, bakat, jenis kelamin, pengalaman dan lingkungan.
Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi minat
seseorang adalah sebagai berikut:
1)
Rasa Senang atau Rasa Tertarik
Tertarik merupakan rasa suka atau senang setiap
individu, tetapi individu tersebut belum melakukan aktivitas
atau sesuatu hal yang menarik baginya. Jadi tertarik
merupakan sebuah awal dari individu dalam menaruh minat.
2)
Perhatian
Menurut Bimo Walgito (1997: 56), perhatian adalah
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu
yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Bila
individu mempunyai perhatian terhadap suatu objek, maka
11
timbul minat spontan dan secara otomatis terhadap objek
tersebut.
Perhatian merupakan keaktifan peningkatan kesadaran
seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya
kepada suatu barang yang ada di dalam maupun di luar diri
individu (Dakir, 1993: 144). Menurut Bimo Walgito (1997:
57-58), ditinjau dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat
dibedakan atas perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.
Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul dengan
sendirinya,
timbul
dengan
secara
spontan.
Sedangkan
perhatian tidak spontan yaitu perhatian yang ditimbulkan
dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk
menimbulkannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa perhatian merupakan pemusatan konsentrasi individu
kepada suatu objek baik di dalam maupun di luar diri individu
tersebut dengan mengesampingkan objek yang lainnya.
3)
Aktivitas
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 72), aktivitas
adalah banyak sedikitnya orang menyatakan diri, menjelmakan
perasaan-perasaannya, dan pikiran-pikirannya dalam tindakan
yang spontan. Aktivitas merupakan keaktifan atau partisipasi
langsung dari individu terhadap sesuatu hal. Jadi, aktivitas
12
merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan akan
membentuk
sebuah
kebiasaan
yang
akhirnya
akan
menumbuhkan rasa senang atau tertarik.
4) Peran Guru Pembimbing atau Pelatih
Pelatih adalah orang yang pekerjaannya melatih suatu
kegiatan tertentu. Menurut Suparlan (2006:9), guru dapat
diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik
spiritual, emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.
Jadi peran guru pembimbing atau pelatih adalah sesuatu yang
diharapkan dari seseorang agar bisa mengajar, mendidik, dan
mengarahkan suatu kegiatan tertentu.
5)
Alat dan Fasilitas
Menurut Agus Suryosubroto (2004 : 4) alat adalah
adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani, mudah dipindah bahkan dibawa oleh
pelakunya, yaitu siswa. Sedangkan fasilitas adalah segala
sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, bersifat permanenatau tidak dapat dipindahkan.
Dalam hai ini, alat dan fasilitas sangat berpengaruh terhadap
timbulnya minat siswa, jika alat dan fasilitasnya lengkap dan
memadai, ini akan membuat siswa lebih berantusias dan lebih
aktif dalam mengikutinya.
13
2.
Pengertian Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau
di luar sekolah untuk lebih memperluas atau meningkatkan kemampuan
dan penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari
dari berbagai mata pelajaran di bangku sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
diperuntukkan bagi siswa yang ingin mengembangkan bakat dan
kegemarannya.
Kegiatan
ekstrakurikuler
juga
merupakan
kegiatan
yang
diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan kajian dan
pelajaran dengan alokasi waktu yang diatur secara tersendiri berdasar
pada kebutuhan.
Menurut
Agus
Suryosubroto
(2002:
270),
kegiatan
ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang
pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga,
kesenian, kepramukaan, dan berbagai macam keterampilan yang
diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa.
Dari
beberapa
ekstrakurikuler
adalah
pengertian
tempat
di
atau
atas,
wahana
disimpulkan
bagi
siswa
bahwa
untuk
menampung, menyalurkan dan pembinaan minat, bakat serta kegemaran
siswa. Kegiatan ekstrakurikuler tidak diatur dalam kurikulum, artinya
kegiatan ini fleksibel dan disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran,
14
termasuk hari libur yang ditujukan untuk menambah keterampilan dan
pengembangan bakat.
Menurut Depdikbud (1995: 3), tujuan ekstrakurikuler adalah
sebagai berikut:
a. Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal
hubungan antar berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat, serta
melengkapi upaya pambinaan manusia seutuhnya.
b. Lebih memantapkan pendidikan dan kepribadian serta untuk lebih
mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program
kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
Jadi, kegiatan ekstrakurikuler dapat menambah keterampilan,
pengetahuan lain di luar akademik dan mengurangi berbagai hal yang
bersifat negatif dari siswa.
3.
Pengertian Sepakbola
Menurut Arma Abdullah (1981: 409), sepakbola adalah
permainan beregu yang dimainkan oleh orang termasuk penjaga gawang,
dimana masing-masing regu bertujuan memasukkan bola sebanyak
mungkin ke gawang lawan dan berusaha sekuat tenaga agar gawangnya
terhindar dari kemasukan gol oleh lawan. Sedangkan menurut Sukatamsi
(2000: 3), sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua
regu dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain
termasuk penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh
anggota badan kecuali dengan lengan dan tangan. Hampir seluruh
15
permainan dilakukan dengan keterampilan tungkai dan kaki kecuali
penjaga gawang, dalam memainkan bola penjaga gawang bebas
menggunakan anggota badannya, dengan kaki, tungkai maupun dengan
tangan.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
permainan sepakbola adalah sebuah permainan beregu yang bertujuan
untuk memasukkan bola ke gawang lawan dengan jumlah masing-masing
regu sebelas orang termasuk penjaga gawang.
Permainan
sepakbola
sangat
membutuhkan
pemain
yang
mempunyai teknik fisik, taktik dan mental yang baik. Kesebelasan yang
mempunyai pemain dengan kelebihan dalam empat hal tersebut dari
lawannya, maka kemungkinan besar akan memenangkan pertandingan.
Menurut Sardjono (1982: 16), teknik sepakbola dikategorikan menjadi
dua macam, yaitu:
a. Teknik gerakan tanpa bola, terdiri atas:
1) Melompat dan meloncat;
2) Bertumpu tanpa bola atau gerak menipu;
3) Lari dan mengubah arah.
b. Teknik gerakan dengan bola, terdiri atas:
1) Menendang bola;
2) Menerima atau mengontrol bola;
3) Menyundul bola;
4) Gerak tipu dengan bola;
16
5) Merampas bola atau merebut bola;
6) Teknik untuk penjaga gawang;
7) Menggiring bola.
Dalam permainan sepakbola, agar pemain dapat bemain dengan
baik, pemain harus dibekali dengan teknik bermain sepakbola yang baik
pula. Sejak usia dini para pemain harus menguasai teknik permainan
sepakbola. Beberapa teknik dasar yang perlu dikuasai oleh seorang
pemain adalah menendang, menghentikan, dan menggiring bola
(Sukatamsi, 2000: 60-101).
a. Menendang
Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola
yang paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Seorang
pemain sepakbola yang memiliki dan menguasai teknik menendang
bola yang baik, akan dapat bermain dengan efisien. Tujuan
menendang bola adalah untuk memberikan operan bola kepada
teman, memberikan umpan dan menembakkan bola ke gawang, dan
membersihkan serta menyapu bola di daerah pertahanan. Perkenaan
atau penggunaan kaki pada waktu menendang dapat dibagi menjadi
enam bagian, yaitu: dengan kaki bagian dalam, kura-kura kaki
penuh, kura-kura kaki bagian luar, ujung jari, kura-kura kaki bagian
dalam, serta dengan tumit
.
17
b. Menghentikan dan Mengontrol Bola
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam
permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik
menendang
bola.
Tujuan
menghentikan
bola
adalah
untuk
mengontrol bola, termasuk di dalamnya mengatur tempo permainan,
mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk pasing atau
mengumpan. Dilihat dari perkenaan bola, bagian badan yang sering
digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada.
Bagian kaki yang biasa digunakan untuk menghentikan bola adalah
kaki bagian dalam dan luar, punggung kaki, serta telapak kaki.
Menurut Engkos Kosasih (1985: 216), dalam menghentikan
dan mengontrol bola terdapat beberapa cara yaitu menghentikan bola
dengan kaki muka penuh, untuk bola yang masih melambung di
udara, dengan kaki bagian dalam, dengan perut, dengan kepala dan
dengan paha, menghentikan dan mengontrol bola dengan telapak
kaki untuk bola yang jatuh ke tanah, dan mengontrol bola dengan
dada.
c. Menggiring Bola
Menggiring bola adalah menendang terputus – putus atau
pelan-pelan. Oleh karena itu, bagian kaki yang dipergunakan dalam
menggiring bola sama dengan kaki yang digunakan untuk
menendang bola. Menggiring bola bertujuan untuk mendekati jarak
ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.
18
4.
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Terdapat ahli yang mengelompokkan tingkat perkembangan
anak berdasarkan atas pedagogis yaitu J.J. Rousseau (dalam Rumini,
dkk., 1993: 26), yaitu sebagai berikut:
a. Masa asuhan, umur 0;0 - 2;0
b. Masa pendidikan jasmani, dan latihan pancaindera, umur 2;0
– 12;0
c. Masa pendidikan akal, umur 12;0 – 15;0
d. Masa pembentukan watak dan pendidikan agama, umur 12;0
– 20;0
Dari pengelompokan tersebut dapat diketahui bahwa usia anak
SD berada pada kelompok yang ke dua yaitu kelompok masa pendidikan
jasmani, latihan pancaindera. Maka dari itu, pada usia anak SD sangat
penting dalam pengembangan ketangkasan dan keterampilan dalam
bidang olahraga.
Menurut Sukintaka (1992: 42), karakteristik siswa kelas atas
sekolah dasar adalah sebagai berikut:
a. Perbaikan koordinasi dan keterampilan gerak.
b. Daya tahan berkembang.
c. Pengembangan lebar otot-otot besar dan penyesuaian dari otot-otot
yang kecil memerlukan latihan tertentu.
d. Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak baik.
e. Kesenangan pada pernainan dengan bola makin bertambah.
f. Mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa.
Menurut Annarino dan Cowel (dalam Sukintaka, 1992: 43),
bahwa anak kelas V dan VI, kira-kira berumur antara 11 sampai 12
tahun, mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Karakteristik secara Jasmani
1. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai makin bertambah.
2. Adanya kesadaran mengenai dirinya.
19
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar.
Pertumbuhan tinggi dan berat badan tidak baik.
Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan.
Waktu reaksi makin baik.
Perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata.
Koordinasi makin baik.
Badan lebih sehat dan kuat.
Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang kuat dan
bila dibanding dengan anggota badan atas.
11. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan kekuatan otot dan
keterampilan antara laki-laki dan perempuan.
b. Karakteristik secara Psikis atau Mental
1. Kesenangan permainan pada bola semakin bertambah.
2. Menaruh perhatian kepada permainan yang terorganisasi.
3. Sifat kepahlawanan kuat.
4. Belum mengetahui problem kesehatan masyarakat.
5. Perhatian pada teman sekelompok makin kuat.
6. Perhatian kepada bentuk makin bertambah.
7. Beberapa anak mudah menjadi putus asa dan akan
berusaha bangkit bila tidak sukses.
8. Mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa.
9. Berusaha untuk mendapatkan guru yang dapat
membenarkan.
10. Mulai mengerti tentang waktu, dan menghendaki segala
sesuatu selesai pada waktunya.
11. Kemampuan membaca mulai berbeda, tetapi anak mulai
tertarik pada kenyataan yang diperoleh lawan.
c. Karakteristik secara Sosial Emosional
1. Pengantaran emosional tidak tetap dalam proses
kematangan jasmani.
2. Menginginkan masuk ke dalam kelompok sebaya.
3. Mudah dibangkitkan.
4. Putri menaruh perhatian terhadap anak laki-laki.
5. Ledakan emosi biasa saja.
6. Rasa kasih sayang seperti orang dewasa.
7. Senang sekali memuji dan mengagungkan.
8. Suka mengkritik tindakan orang dewasa.
9. Laki-laki membenci putri, sedang putri membenci lakilaki yang lebih tua.
10. Rasa bangga berkembang.
11. Ingin mengetahui segalanya.
12. Mau mengerjakan pekerjaan bila didorong oleh orang
dewasa.
20
13. Merasa sangat puas bila menyelesaikan, mengatasi dan
mempertahankan sesuatu, atau tidak berbuat kesalahan.
14. Kerja sama meningkat, terutama sesama anak laki-laki.
Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata (1983: 119-120), bahwa
pada usia anak 9/10 tahun sampai dengan 13 tahun memiliki sifat khas
sebagai berikut:
a. Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari yang
kongkrit. Hal ini membawa kecenderungan untuk membantu
pekerjaan praktis.
b. Amat realistis, ingin tahu, dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa-masa ini telah ada minat terhadap halhal dan mata pelajaran khusus.
d. Umur 11 tahun anak membutuhkan bantuan orang dewasa
lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi
keinginannya.
e. Memandang nilai raport (angka raport) adalah ukuran yang
tepat mengenai prestasi sekolah.
f. Pada masa-masa ini gemar membentuk kolega sebaya,
biasanya bermain bersama-sama.
5.
Faktor-faktor Penentuan Bahan
Memberikan pelajaran pendidikan olahraga kepada anak-anak
memerlukan pemikiran dan perhatian yang lebih seksama. Oleh karena itu
guru pendidikan olahraga hendaknya dapat memilih dan menyajikan
bahan-bahan pelajaran itu dengan latihan-latihan yang menarik bagi anakanak.
Menurut
Depdikbud (1982:47), pemilihan bahan pelajaran
hendaknya yang dapat dilakukan oleh semua anak dengan tidak terlalu
sukar, tidak memberikan perasaan takut, serta tidak menimbulkan
kejemuan bagi anak. Guru harus ingat bahwa tidak semua anak dalam
21
melakukan gerakan-gerakan itu dengan cara yang sama. Hal ini
bergantung dari bakat, umur, jenis kelamin, dan lingkungan hidupnya.
Dalam
penyusunan
bahan
pelajaran
guru
harus
dapat
memperhatikan faktor-faktor penentuan bahan pelajaran pendidikan
olahraga. Faktor-faktor tersebut diantaranya :
1.
Keadaan cuaca
2.
Kemampuan anak
3.
Alat-alat yang digunakan (Sarana dan prasarana)
4.
Waktu
5.
Lingkungan
6.
Pikiran anak
7.
Susunan kelas
8.
Penyusunan alat
B. Kerangka Berpikir
Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat diminati di dunia,
termasuk di Indonesia. Peminatnya mulai dari anak-anak hingga dewasa,
termasuk siswa sekolah dasar. Penyaluran bakat atau hobi siswa yang
dilakukan
di
mengembangkan
sekolah
bakat
masih
kurang
tersebut,
memenuhi
sehingga
kebutuhan
sekolah-sekolah
untuk
sering
mengadakan ekstrakurikuler olahraga, termasuk permainan sepakbola. Teknik
sepakbola memerlukan gerakan yang lugas dan benar, agar resiko cedera
dapat diminimalisasi.
22
Aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani perlu adanya minat. Minat
akan menimbulkan rasa tertarik dan senang untuk melakukan aktivitas
pembelajaran dan siswa akan mempunyai dayatarik untuk mengikuti
ekstrakurikuler. Pembinaan minat olahraga di sekolah dilaksanakan melalui
kegiatan ekstrakurikuler, dimana kegiatan ekstrakurikuler diperuntukkan bagi
siswa yang ingin mengembangkan bakat dan kegemarannya dalam cabang
olahraga tertentu yang arahnya pada pencapaian prestasi. Faktor yang
memperngaruhi minat siswa dalam mengikuti kegiatan ektrakurikuler yang
diadakan di sekolah masing-masing sangat bervariasi. Secara garis besar
faktor itu dapat dibagi menjadi dua yaitu, (1) Faktor internal, yaitu
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yang
berasal dari dalam diri siswa, di antaranya yaitu rasa senang, perhatian, dan
aktivitas. (2) Faktor eksternal, yaitu merupakan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa yang berasal luar diri siswa, di antaranya yaitu
peran guru pembimbing atau pelatih, serta alat dan fasilitas.
23
Download